• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 232008210 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 232008210 Full text"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERSEPSI FUNGSI AUDIT INTERNAL

PADA PT PUHAN INDONESIA

Oleh :

YOSIANDANA ANDIKAWESTI NIM : 232008210

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)
(4)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan dibawah ini :

N a m a : Yosiandana Andikawesti N I M : 232008210

Program Studi : Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,

Judul : Persepsi Fungsi Audit Internal pada PT Puhan

Indonesia

Pembimbing : Dr. Suzy Noviyanti, MM., CPA

Tanggal di uji : 21 Juni 2013

adalah benar-benar hasil karya saya.

Didalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangakaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, 21 Juni 2013 Yang memberi pernyataan,

Yosiandana Andikawesti

(5)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Masa depan kita tergantung dari apa yang kita lakukan saat ini.

Mahatma Gandhi

Aku tidak bermimpi tentan masa depan, tapi aku menciptakannya.

Tony Stark Iron Man I

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.

Thomas Alva Edison

Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang

harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka

menyukainya atau tidak.

(6)

iv ABSTRACT

At this time the development of Internal Audit is growing up rapidly the role of internal auditors are expected to assist management in improving organizational performance, especially in the aspect of control. PT Puhan Indonesia is one of the organizations that need internal audit as one of the techniques in controlling activities by establishing a control system internal. In carrying out his duties the internal audit profession needs to understand the behavior of a high standard in order to take their responsibilities effectively and implementation reliable job.

This study aims to determine the implementation of the internal audit function in PT Puhan Indonesia on compliance with Professional Standards, Internal Audit by Internal Audit Consortium of Professional Associations.

From the analysis of the internal audit function at PT Puhan Indonesia, it can be concluded that in general the application of the internal audit function at PT Puhan Indonesia in appropriate with the Professional Standards Internal Audit by Internal Audit Consortium of Professional Associations. Although basically in charge of internal auditors PT Puhan not a senior auditor, but any existing internal audit activities in the company is able to handle well.

(7)

v ABSTRAK

Pada saat ini perkembangan audit internal sangatlah pesat, peranan auditor internal diharapkan mampu membantu manajemen dalam meningkatkan kinerja organisasi terutama dalam aspek pengendalian. PT Puhan Indonesia merupakan salah satu organisasi yang membutuhkan audit internal sebagai salah satu teknik dalam mengendalikan aktivitas-aktivitas dengan membentuk sistem pengendalian internal. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, profesi auditor internal perlu memahami standar perilaku yang tinggi agar dapat mengemban tanggung jawab secara efektif serta pelaksanaan pekerjaan yang handal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan fungsi audit internal pada PT Puhan Indonesia atas kesesuaiannya terhadap Standar Profesi Audit Internal menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal.

Dari hasil analisis mengenai fungsi audit internal pada PT Puhan Indonesia, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar penerapan fungsi audit internal pada PT Puhan Indonesia telah sesuai dengan Standar Profesi Audit Internal menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. Meskipun pada dasarnya penanggungjawab fungsi auditor internal PT Puhan bukan merupakan auditor senior, namun setiap kegiatan audit internal yang ada pada perusahaan ini mampu ditangani dengan baik.

(8)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis penjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

rahmat, berkat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

kertas kerja yang berjudul “Persepsi Fungsi Audit Internal pada PT Puhan Indonesia”. Penulisan kertas kerja ini bertujuan untuk memenuhi salah satu

syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga. Pada kesempatan ini, penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan kertas kerja ini.

Tujuan dari penelitian ini memberikan deskripsi mengenai fungsi audit

internal pada perusahaan manufaktur atas keterkaitanya dengan Standar Profesi

Audit Internal yang disusun oleh Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal,

akan diperoleh gambaran mengenai kesesuaian pelaksanaan audit internal pada PT

Puhan Indonesia terhadap standar tersebut.

Kertas kerja ini disusun berdasarkan wawancara kepada penanggungjawab

fungsi audit internal pada PT Puhan Indonesia. Penulis menyadari bahwa dalam

penulisan kertas kerja ini masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga penulis

mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun dari pembaca

(9)

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapakan puji syukur kepada Allah SWT, atas berkat dan

penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan kertas kerja ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak dan Ibuku serta kakakku tercinta yang selalu mendoakan, memberi

semangat dan motivasi dalam mengerjakan kertas kerja ini.

2. Ibu DR. Suzy Noviyanti, MM., CPA, selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktu dan pikirannya untuk memberikan masukan dan saran yang sangat

bermanfaat bagi penulis dari awal sampai akhir penulisan kertas kerja ini

dengan penuh dukungan dan kesabaran.

3. Bapak Hari Sunarto, SE, MBA., Ph.D. , selaku Dekan Fakultas Ekonomika

dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

4. Bapak Petrus Wijayanto, SE selaku wali studi yang telah membimbing dan

memberikan saran kepada penulis selama menempuh pendidikan di UKSW

Salatiga.

5. Ibu Endah, selaku karyawan dan penanggungjawab fungsi audit Internal PT

Puhan Indonesia, yang telah meluangkan waktu dalam membantu penulis

selama melakukan penelitian.

6. Staff pengajar yang telah memberikan bekal ilmu selama masa kuliah dan juga

staff TU yang telah membantu kelancaran dalam studi.

7. Sahabat-sahabatku : Hani, Kris, Lia, Dewi, Desy, Asti, Rhya, Risa, Nyonyo,

Sendy, Ian, Rio yang selalu memberikan semangat dan yang selalu menghibur

penulis.

8. Kekasih tercinta, terima kasih atas dukungan dan semangat yang selalu

diberikan hingga kini.

(10)

viii

Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang

telah banyak membantu penulis sampai akhir penulisan kertas kerja ini. Akhir

kata, penulis berharap semoga kertas kerja ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Salatiga, Juni 2013

(11)
(12)

x

Keterbatasan Penelitian...

Daftar Pustaka...

Daftar Riwayat Hidup... 47

48

(13)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Persepsi Standar Atribut dan Standar Kinerja Audit Internal pada PT

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian……….

Lampiran 2 Struktur Organisasi..……….

Lampiran 3 Daftar Pertanyaan Audit..……….

Lampiran 4 Laporan Ketidaksesuaian…..………

Lampiran 5 Laporan Observasi / Saran.………...

Lampiran 6 Laporan Assessment....………..

Lampiran 7 Laporan Hasil Audit Internal..………..

50

51

52

53

54

55

56

(15)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan jaman, ketidakstabilan perekonomian serta

persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat membuat perusahaan terdorong

untuk tetap mempertahankan eksistensinya. Audit internal merupakan salah satu

teknik yang dapat menunjang efektivitas pengendalian internal suatu organisasi.

Auditor internal sering kali berfokus pada ketaatan terhadap kebijakan dan

peraturan serta upaya meningkatkan efisiensi operasi (M Guy, 2003:408).

Audit internal merupakan suatu teknik guna mengatasi risiko yang

meningkat akibat semakin pesatnya laju perkembangan dunia usaha yang semakin

dinamis pada era globalisasi ini. Sumber informasi yang sifatnya tradisional dan

informal sudah tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan pihak manajemen yang

bertanggung jawab atas hal-hal yang tidak teramati secara langsung. Hasil dari

audit internal diharapkan dapat meningkatkan reliabilitas informasi tentang

keadaan dalam unit-unit yang diawasinya (Hery, 2004:24).

Audit internal merupakan suatu penilaian, yang dilakukan oleh pegawai

perusahaan yang terlatih mengenai ketelitian, dapat dipercayai, efisiensi,

kegunaan catatan-catatan (akuntansi), serta pengendalian intern yang terdapat

dalam perusahaan. Tujuannya adalah untuk membantu pimpinan perusahaan

(manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan

analisis, penilaian, saran, dan komentar mengenai kegiatan yang diaudit

(Tugiman, 1997). Menurut Institute of Internal Auditor (IIA), definisi resmi

(16)

2

untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal

diharapkan mampu membantu organisasi dalam mencapai tujuannya secara

sistematis melalui pendekatan secara disiplin untuk mengevaluasi dan

meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian intern, dan proses tata

kelola.

Mengingat semakin berkembangnya sistem usaha, maka peranan audit

internal menjadi semakin penting dalam suatu perusahaan. Independensi sangat

diperlukan oleh auditor internal dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam

rangka menciptakan kinerja dan eksistensi perusahaan yang baik, maka diperlukan

seorang auditor internal yang handal dan bertanggung jawab meskipun pada

masing-masing perusahaan memiliki kriteria auditor internal yang berbeda-beda.

Semakin tinggi kompleksitas atas transaksi suatu perusahaan, maka diperlukan

auditor internal yang lebih berkompeten agar mampu mendeteksi segala bentuk

kecurangan, pemborosan maupun kekeliruan sekecil apapun jumlahnya selama

dalam batas materialitas yang telah ditetapkan.

Salah satu faktor utama yang menjadi tolok ukur kesuksesan suatu

organisasi adalah tercapainya laba yang optimal. Akses penuh terhadap data dan

informasi yang berhubungan dengan seluruh kegiatan operasional perusahaan

sangat diperlukan demi tercapainya pekerjaan audit yang maksimal. Institute of

Internal Auditors (IIA) menyatakan tujuan audit internal adalah untuk membantu

anggota organisasi dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif.

PT Puhan Indonesia berawal dari sebuah usaha distribusi produk cat.

(17)

3

berkembang dan selalu berupaya untuk peningkatan kualitas di berbagai lini dan

fungsi, hingga kini produk-produknya telah tersebar di beberapa wilayah di

Indonesia. Di dalam struktur organisasinya PT Puhan tidak memiliki auditor

internal. Namun dalam setiap kegiatan audit internal yang dilakukan,

penanggungjawab fungsi audit internal ditangani oleh beberapa orang yang

tergabung dalam sebuah tim yang menurut pandangan manajemen dianggap

berkompeten dalam bidang audit internal.

Menurut Boynton (2003: 6-7) dijelaskan bahwa terdapat tiga tipe audit,

yaitu : 1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit), 2. Audit

Kepatuhan (Compliance Audit), 3. Audit Operasional (Operational Audit) atau

sering juga disebut dengan Audit Manajemen atau Audit Kinerja. Dalam

penelitian ini, hanya terdapat satu tipe audit yang dilakukan oleh auditor internal

pada PT Puhan yaitu audit operasional. Audit kepatuhan belum diterapkan oleh

auditor internal perusahaan ini karena sepenuhnya masih ditangani oleh pihak

HRD dengan kepala bagian terkait, sedangkan audit laporan keuangan

dilaksanakan oleh auditor eksternal. Pelaksanaan audit internal pada PT Puhan

dapat dilaksanakan beberapa kali dalam setahun sesuai kebutuhan serta dilakukan

tanpa pemberitahuan sama sekali berdasarkan rencana audit serta pertimbangan

dewan direksi.

Menurut Tugiman (2002) dalam penelitiannya menyatakan bahwa jasa

audit internal yang berkualitas akan berpengaruh secara nyata terhadap kinerja

perusahaan. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa audit internal

(18)

4

yang positif terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Hal-hal tersebut yang

memotivasi penulis untuk melakukan penelitian mengenai fungsi audit internal di

PT Puhan. Bahwa pelaksanaan audit internal perusahaan sudah dilaksanakan

dengan menjalankan fungsinya dalam menilai hasil pekerjaan fungsi-fungsi yang

lain dalam organisasi dan telah memastikan bahwa seluruh elemen serta aktivitas

perusahaan telah mencerminkan dipatuhinya ketentuan manajemen yang berlaku.

Kontribusi auditor internal menjadi semakin penting mengingat semakin

kompleksnya lingkup usaha pada suatu perusahaan. Peran auditor internal dalam

hubungannya dengan pengendalian internal perusahaan berkepentingan demi

tercapainya efisiensi, efektivitas dan ketaatan dalam pelaksanaan operasional

perusahaan, serta berperan dalam pemberian rekomendasi serta saran-saran

perbaikan kepada manajemen. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang persepsi fungsi audit internal yang pada penelitian ini dilakukan

pada perusahaan manufaktur dengan mengambil judul “Persepsi fungsi audit

internal pada PT Puhan Indonesia.”

Persoalan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya,

maka yang menjadi persoalan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan fungsi audit internal pada PT Puhan Indonesia terhadap

Standar Profesi Audit Internal?

(19)

5

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi fungsi audit

internal pada PT Puhan Indonesia atas kesesuaiannya terhadap Standar Profesi

Audit Internal.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan, untuk dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan

fungsi audit internal yang diterapkan pada PT Puhan Indonesia.

2. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam menerapkan

beberapa teori yang diperoleh dalam kegiatan perkuliahan.

3. Bagi pihak lain yang berkepetingan, untuk memberikan informasi yang

berkenaan dengan peran atau fungsi audit internal dalam suatu perusahaan.

TELAAH TEORITIS

Audit Internal

Audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen

dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan

kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai

tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk

mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan

(20)

6

Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang

diterapkan dalam suatu organisasi yang berfungsi untuk menguji dan

mengevaluasi kegiatan organisasi sebagai jasa yang diberikan kepada organisasi

tersebut (Munawir, 1995 : 14).

Audit Internal adalah kegiatan pemastian dan konsultasi yang independen

dan objektif yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi

organisasi. Audit internal membantu organisasi mencapai tujuannya melalui

pendekatan yang sistematik dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan

efektivitas proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan tata kelola (The Institute

of Internal Auditors, 2009).

Fungsi Audit Internal

Fungsi audit internal merupakan sebuah departemen, bagian, divisi, satuan,

tim konsultan atau pihak lain yang memberikan jasa assurance dan jasa konsultasi

secara objektif dan independen, yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan

meningkatkan operasi organisasi (Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal,

2004 : 27). Kegiatan audit dilakukan dengan cara menyediakan jasa dalam

menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi, dan komentar-komentar penting

terhadap kegiatan manajemen. Audit internal berhubungan dengan semua tahap

kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada audit sebagai catatan

akuntansi (Mulyadi, 2002 : 211).

Jenis-jenis Audit

(21)

7

a. Audit laporan keuangan (financial statement audit)

Berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang

laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat

apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan

kriteria yang telah ditetapkan yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum (GAAP).

b. Audit kepatuhan (compliance audit)

Berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk

menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai

dengan persyaratan, ketentuan, atau peraturan tertentu.

c. Audit Operasional (operational audit)

Berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang

efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan

pencapaian tujuan tertentu.

Standar Profesi Audit Internal menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, profesi auditor internal perlu

memahami standar perilaku yang tinggi agar dapat mengemban tanggung jawab

secara efektif serta pelaksanaan pekerjaan yang handal. Standar Profesi Audit

Internal merupakan awal dari serangkaian Pedoman Praktik Audit Internal (PPAI)

yang diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam praktek pelaksanaan audit

internal. Standar Profesi Audit Internal ini merupakan adaptasi dari The Code of

(22)

8

perkembangan di Indonesia melalui serangkaian proses review oleh tim yang

mewakili Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. Sebagai acuan untuk

menilai efektivitas peranan auditor internal dalam melaksanakan tugasnya, maka

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal yang merupakan gabungan

organisasi profesi yang berkaitan dengan audit di Indonesia menerbitkan Standar

Profesi Audit Internal (SPAI).

Standar Profesi Audit Internal terdiri atas Standar Atribut dan Standar

Kinerja. Standar Atribut berkenaan dengan karakteristik organisasi, individu, dan

pihak-pihak yang melakukan kegiatan audit internal. Standar Kinerja menjelaskan

sifat dari kegiatan audit internal dan merupakan ukuran kualitas pekerjaan audit.

Berikut ini Standar Profesi Audit Internal menurut Konsorsium Organisasi Profesi

Audit Internal :

Standar Profesi Audit Internal Standar Atribut

1000 Tujuan, Kewenangan, dan Tanggung jawab

Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab fungsi audit internal harus

dinyatakan secara formal dalam Charter Audit Internal, konsisten dengan

Standar Profesi Audit Internal (SPAI), dan mendapat persetujuan dengan

Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi.

1100 Independensi dan Objektivitas

Fungsi audit internal harus independen, dan auditor internal harus objektif

(23)

9 1110 Independensi Organisasi

Fungsi audit internal harus detempatkan pada posisi yang

memungkinkan fungsi tersebut memenuhi tanggung jawabnya.

Independensi akan meningkat jika fungsi audit internal memiliki

akses komunikasi yang memadai terhadap Pimpinan dan Dewan

Pengawas Organisasi.

1120 Objektivitas Auditor Internal

Auditor internal harus memiliki sikap mental yang objektif, tidak

memihak dan menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan

kepentingan (conflict of interest).

1130 Kendala terhadap Prinsip Independensi dan Objektivitas Jika prinsip independensi dan objektivitas tidak dapat dicapai baik

secara fakta maupun kesan, hal ini harus diungkapkan kepada pihak

yang berwenang. Teknis dan rincian pengungkapan ini tergantung

kepada alasan tidak terpenuhinya prinsip indepensi dan objektivitas

tersebut.

1200 Keahlian dan Kecermatan Profesional

Penugasan harus dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan

kecermatan profesional.

1210 Keahlian

Auditor Internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan

kompetensi lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung

(24)

10

memiliki atau memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan

kompetensi lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung

jawabnya.

1210.1 – Penanggungjawab Fungsi Audit Internal harus

memperoleh saran dan asistensi dari pihak yang kompeten jika

pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi dari staf auditor

internal tidak memadai untuk pelaksanaan sebagian atau seluruh

penugasannya.

1210.2 – Auditor Internal harus memiliki pengetahuan yang

memadai untuk dapat mengenali, meneliti, dan menguji adanya

indikasi kecurangan.

1210.3 – Fungsi Audit Internal secara kolektif harus memiliki

pengetahuan tentang resiko dan pengendalian yang penting dalam

bidang teknologi informasi dan teknik-teknik audit berbasis

teknologi informasi yang tersedia.

1220 Kecermatan Profesional

Auditor Internal harus menerapkan kecermatan dan keterampilan

yang layaknya dilakukan oleh seorang auditor internal yang

prudent dan kompeten.

1220.1 – Dalam menerapkan kecermatan profesional auditor

internal perlu mempertimbangkan:

a. Ruang lingkup penugasan.

(25)

11

c. Kecukupan dan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan

proses governance.

d. Biaya dan manfaat penggunaan sumber daya dalam penugasan.

e. Penggunaan teknik-teknik audit berbantuan komputer dan

teknik-teknik analisis lainnya.

1230 Pengembangan Profesional yang Berkelanjutan (PPL)

Auditor Internal harus meningkatkan pengetahuan, keterampilan,

dan kompetensinya melalui Pengembangan Profesional yang

Berkelanjutan.

1330 Program Quality Assurance Fungsi Audit Internal

Penanggungjawab Fungsi Audit Internal harus mengembangkan dan

memelihara program quality assurance, yang mencakup seluruh aspek dari

fungsi audit internal dan secara terus menerus memonitor efektivitasnya.

Program ini mencakup penilaian kualitas internal dan eksternal secara

periodik serta pemantauan internal yang berkelanjutan. Program ini harus

dirancang untuk membantu fungsi audit internal dalam menambah nilai

dan meningkatkan operasi perusahaan serta memberikan jaminan bahwa

fungsi audit internal telah sesuai dengan Standar dan Kode Etik Audit

Internal.

1310 Penilaian terhadap Program Quality Assurance

Fungsi audit internal harus menyelenggarakan suatu proses untuk

(26)

12

secara keseluruhan. Proses ini harus mencakup penilaian

(assessment) internal maupun eksternal.

1310.1 – Penilaian Internal. Fungsi audit internal harus melakukan

penilaian internal yang mencakup:

a. Reviu yang berkesinambungan atas kegiatan dan kinerja fungsi

audit internal, dan

b. Reviu berkala yang dilakukan melalui Self Assessment atau oleh

pihak lain dari dalam organisasi yang memiliki pengetahuan

tentang standar dan praktik audit internal.

1310.2 – Penilaian Eksternal. Penilaian Eksternal harus dilakukan

sekurang- kurangnya sekali dalam tiga tahun oleh pihak luar

perusahaan yang independen dan kompeten.

1320 Pelaporan Program Quality Assurance

Penanggungjawab fungsi audit internal harus melaporkan hasil

reviu dari pihak eksternal kepada Pimpinan dan Dewan Pengawas

Organisasi.

1330 Pernyataan Kesesuaian dengan SPAI

Dalam laporan kegiatan periodiknya, auditor internal harus

memuat pernyataan bahwa aktivitasnya „dilaksanakan sesuai

dengan Standar Profesi Audit Internal‟. Pernyataan ini harus

didukung dengan hasil penilaian program quality assurance.

(27)

13

Dalam hal terdapat ketidak-patuhan terhadap SPAI dan Kode Etik

yang mempengaruhi ruang lingkup dan aktivitas fungsi audit

internal secara signifikan, maka hal ini harus diungkapkan kepada

Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi.

Standar Kinerja

2000 Pengelolaan Fungsi Audit Internal

Penanggungjawab fungsi audit internal harus mengelola fungsi audit

internal secara efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan

fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi Organisasi.

2010 Perencanaan

Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun

perencanaan yang berbasis risiko (risk-based plan) untuk

menetapkan prioritas kegiatan audit internal, konsisten dengan

tujuan organisasi.

2010.1 – Rencana penugasan audit internal harus berdasarkan

penilaian risiko yang dilakukan paling sedikit setahun sekali.

Masukan dari Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi serta

perkembangan terkini harus juga dipertimbangkan dalam proses

ini. Rencana penugasan audit internal harus mempertimbangkan

potensi untuk meningkatkan pengelolaan risiko, memberikan nilai

tambah dan meningkatkan kegiatan organisasi.

(28)

14

Penanggungjawab fungsi audit internal harus mengkomunikasikan

rencana kegiatan audit, dan kebutuhan sumber daya kepada

Pimpinan dan Dewan Organisasi untuk mendapat persetujuan.

Penanggungjawab fungsi audit internal juga harus

mengkomunikasikan dampak yang mungkin timbul karena adanya

keterbatasan sumber daya.

2030 Pengelolaan Sumberdaya

Penanggungjawab fungsi audit internal harus memastikan bahwa

sumberdaya fungsi audit internal sesuai, memadai, dan dapat

digunakan secara efektif untuk mencapai rencana-rencana yang

telah disetujui.

2040 Kebijakan Prosedur

Penanggungjawab fungsi audit internal harus menetapkan

kebijakan dan prosedur sebagai pedoman bagi pelaksanaan

kegiatan fungsi audit internal.

2050 Koordinasi

Penanggungjawab fungsi audit internal harus berkoordinasi dengan

pihak internal dan eksternal organisasi yang melakukan pekerjaan

audit untuk memastikan bahwa lingkup seluruh penugasan tersebut

sudah memadai dan meminimalkan duplikasi.

(29)

15

Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyampaikan

laporan secara berkala kepada pimpinan dan dewan pengawas

mengenai perbandingan rencana dan realisasi yang mencakup

sasaran, wewenang, tanggung jawab, dan kinerja fungsi audit

internal. Laporan ini harus memuat permasalahan mengenai risiko,

pengendalian, proses governance, dan hal lainnya yang dibutuhkan

atau diminta oleh pimpinan dan dewan pengawas.

2100 Lingkup Penugasan

Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi

terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan

governanc, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur dan

menyeluruh.

2110 Pengelolaan Risiko

Fungsi audit internal harus membantu organisasi dengan cara

mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan

memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko

dan sistem pengendalian intern.

2120 Pengendalian

Fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam memelihara

pengendalianintern yang efektif dengan cara mengevaluasi

kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian tersebut, serta

mendorong peningkatan pengendalian intern secara

(30)

16

2120.1 – Berdasarkan hasil penilaian risiko, fungsi audit internal

harus mengevaluasi kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian

intern, yang mencakup governance, kegiatan operasi dan sistem

informasi organisasi. Evaluasi sistem pengendalian intern harus

mencakup:

a. Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi.

b. Keandalan dan integritas informasi.

c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

d. Pengamanan aset organisasi.

2120.2 – Fungsi audit internal harus memastikan sampai sejauh

mana sasaran dan tujuan program serta kegiatan operasi telah

ditetapkan dan sejalan dengan sasaran dan tujuan organisasi.

2120.3 – Auditor internal harus mereviu kegiatan operasi dan

program untuk memastikan sampai sejauh mana hasil-hasil yang

diperoleh konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan.

2120.4 – Untuk mengevaluasi sistem pengendalian intern

diperlukan kriteria yang memadai.

2130 Proses Governance

Fungsi audit internal harus menilai dan memberikan rekomendasi

yang sesuai untuk meningkatkan proses governance dalam

(31)

17

a. Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai di dalam

organisasi.

b. Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan

akuntabilitas.

c. Secara efektif mengkomunikasikan risiko dan pengendalian

kepada unit-unit yang tepat di dalam organisasi.

d. Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan dari, dan

mengkomunikasi informasi di antara, pimpinan, dewan

pengawas, auditor internal dan eksternal serta manajemen.

2130.1 – Fungsi audit internal harus mengevaluasi rancangan,

implementasi dan efektivitas dari kegiatan, program dan sasaran

organisasi yang berhubungan dengan etika organisasi.

2200 Perencanaa Penugasan

Auditor internal harus mengembangkan dan mendokumentasikan rencana

untuk setiap penugasan yang mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu dan

alokasi sumberdaya.

2200.1 – Pertimbangan Perencanaan

Dalam merencanakan penugasan, auditor internal harus

mempertimbangkan:

a. Sasaran dari kegiatan yang sedang direviu dan mekanisme yang

digunakan kegiatan tersebut dalam mengendalikan kinerjanya.

b. Risiko signifikan atas kegiatan, sasaran, sumberdaya, dan

(32)

18

menekan dampak risiko ke tingkat yang dapat diterima oleh

organisasi.

c. Kecukupan dan efektivitas pengelolaan risiko dan sistem

pengendalian intern.

d. Peluang yang signifikan untuk meningkatkan pengelolaan risiko

dan sistem pengendalian intern.

2210 Sasaran Penugasan

Sasaran untuk setiap penugasan harus ditetapkan.

2220 Ruang Lingkup Penugasan

Agar sasaran penugasan tercapai maka Fungsi Audit Internal harus

menentukan ruang lingkup penugasan yang memadai.

2230 Alokasi Sumberdaya Penugasan

Auditor internal harus menentukan sumberdaya yang sesuai untuk

mencapai sasaran penugasan. Penugasan staf harus didasarkan pada

evaluasi atas sifat dan kompleksitas penugasan, keterbatasan

waktu, dan ketersediaan sumberdaya.

2240 Program Kerja Penugasan

Auditor internal harus menyusun dan mendokumentasikan program

kerja dalam rangka mencapai sasaran penugasan.

2240.1 – Program kerja harus menetapkan prosedur untuk

mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan

mendokumentasikan informasi selama penugasan. Program kerja

(33)

19

Perubahan atau penyesuaian atas program kerja harus segera

mendapat persetujuan.

2300 Pelaksanaan Penugasan

Dalam melaksanakan audit, auditor internal harus mengidentifikasi,

menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi yang

memadai untuk mencapai tujuan penugasan.

2310 Mengidentifikasi Informasi

Auditor Internal harus mengidentifikasi informasi yang memadai,

handal, relevan, dan berguna untuk mencapai sasaran penugasan.

2320 Analisis dan Evaluasi

Auditor internal harus mendasarkan kesimpulan dan hasil

penugasan pada analisis dan evaluasi yang tepat.

2330 Dokumentasi Informasi

Auditor internal harus mendokumentasikan informasi yang relevan

untuk mendukung kesimpulan dan hasil penugasan.

2340 Supervisi Penugasan

Setiap penugasan harus disupervisi dengan tepat untuk memastikan

tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas, dan meningkatnya

kemampuan staf.

2400 Komunikasi Hasil Penugasan

Auditor internal harus mengkomunikasikan hasil penugasannya secara

tepat waktu.

(34)

20

Komunikasi harus mencakup sasaran dan lingkup penugasan,

simpulan, rekomendasi, dan rencana tindak lanjutnya.

2410.1 – Komunikasi akhir hasil penugasan, bila memungkinkan

memuat opini keseluruhan dan kesimpulan auditor internal.

2410.2 – Auditor internal perlu memberikan apresiasi, dalam

komunikasi hasil penugasan, terhadap kinerja yang memuaskan

dari kegiatan yang direviu.

2410.3 – Bilamana hasil penugasan disampaikan kepada pihak di

luar organisasi, maka pihak yang berwenang harus menetapkan

pembatasan dalam distribusi dan penggunaannya.

2420 Kualitas Komunikasi

Komunikasi yang disampaikan baik tertulis maupun lisan harus

akurat, objektif, jelas, ringkas, konstruktif, lengkap, dan tepat

waktu.

2420.1 – Kesalahan dan Kealpaan

Jika komunikasi final mengandung kesalahan dan kealpaan,

penanggungjawab fungsi audit internal harus mengkomunikasikan

informasi yang telah dikoreksi kepada semua pihak yang telah

menerima komunikasi sebelumnya.

2430 Pengungkapan atas Ketidakpatuhan terhadap Standar

Dalam hal terdapat ketidakpatuhan terhadap standar yang

mempengaruhi penugasan tertentu, komunikasi hasil-hasil

(35)

21 a. Standar yang tidak dipatuhi

b. Alasan ketidakpatuhan

c. Dampak dari ketidakpatuhan terhadap penugasan

2440 Penyampaian Hasil-hasil Penugasan

Penanggungjawab fungsi audit internal harus mengkomunikasikan

hasil penugasan kepada pihak yang berhak.

2500 Pemantauan Tindak Lanjut

Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun dan menjaga

sistem untuk memantau tindak-lanjut hasil penugasan yang telah

dikomunikasikan kepada manajemen.

2510 Penyusunan Prosedur Tindak Lanjut

Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun prosedur

tindak lanjut untuk memantau dan memastikan bahwa manajemen

telah melaksanakan tindak-lanjut secara efektif, atau menanggung

risiko karena tidak melakukan tindak-lanjut.

2600 Resolusi Penerimaan Risiko oleh Manajemen

Apabila manajemen senior telah memutuskan untuk menanggung risiko

residual yang sebenarnya tidak dapat diterima oleh organisasi,

penanggungjawab fungsi audit internal harus mendiskusikan masalah ini

dengan manajemen senior. Jika diskusi tersebut tidak menghasilkan

keputusan yang memuaskan, maka penanggungjawab fungsi audit internal

dan manajemen senior harus melaporkan hal tersebut kepada pimpinan dan

(36)

22 METODE PENELITIAN

Unit analisis dan unit observasi

Dalam penelitian ini fungsi audit internal pada PT Puhan akan menjadi

unit analisis. Sedangkan yang dijadikan sebagai unit observasi yaitu auditor

internal PT Puhan.

Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan metode wawancara terhadap pihak yang ditunjuk oleh manajemen

dalam memegang kendali atas kegiatan audit internal perusahaan. Penelitian ini

bersifat menggambarkan dan menjelaskan permasalahan yang diteliti, maka

penelitian ini berupa penelitian deskriptif.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Yang termasuk dalam data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

hasil wawancara mengenai fungsi audit internal pada PT Puhan. Sedangkan data

sekunder pada penelitian ini berupa dokumen pendukung yang diperoleh dari PT

Puhan. Data tersebut antara lain struktur organisasi, gambaran umum perusahaan,

contoh konsep pelaksanaan audit dan data lain yang relevan.

Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang menyeluruh metode pengumpulan data yang

akan dilakukan melalui metode :

(37)

23

Melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait dalam

penyediaan informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini pihak yang

diwawancara yaitu pihak yang berkompeten yang ditunjuk oleh

manajemen dalam melakukan audit internal yang secara struktur organisasi

berada pada posisi HRD.

Dokumentasi

Mengambil data yang diperoleh dari dokumen-dokumen pada PT Puhan.

Meliputi struktur organisasi, visi-misi dan gambaran umum perusahaan,

serta konsep prosedur pelaksanaan proses audit internal antara lain : daftar

pertanyaan audit; laporan ketidaksesuaian; observasi / saran; laporan

assesment; serta laporan hasil audit internal.

Teknik dan Langkah-langkah Analisis

Teknik analisis yang digunakan di dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif. Dengan menguraikan hasil penelitian kemudian dideskripsikan

berdasarkan landasan teori yang telah disusun. Hal ini digunakan untuk

mengetahui fungsi audit internal yang diterapkan oleh perusahaan berdasarkan

Standar Profesi Audit Internal, sehingga dapat diketahui kelemahan dalam fungsi

audit internal pada PT Puhan Indonesia.

Langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan gambaran umum obyek melalui data-data yang diperoleh

(38)

24

2. Memahami isi dari Standar Profesi Audit Internal menurut Konsorsium

Organisasi Profesi Audit Internal.

3. Memahami fungsi audit internal pada PT Puhan melalui wawancara dan

observasi. Hal ini untuk memberikan pengetahuan yang memadahi mengenai

pelaksanaan audit internal pada PT Puhan Indonesia.

4. Melakukan analisis dengan membandingkan pelaksanaan audit internal PT

Puhan Indonesia dengan Standar Profesi Audit Internal untuk menentukan

apakah fungsi audit internal PT Puhan sudah memadai atau belum.

5. Mentukan kelemahan dari fungsi audit internal pada PT Puhan Indonesia

yang telah diterapkan selama ini.

6. Menarik kesimpulan dari hasil analisis atas fungsi audit internal pada PT

Puhan Indonesia apakah telah sesuai dengan Standar Profesi Audit Internal.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

PT Puhan indonesia memulai usaha pabrikan sejak tahun 2000 dan

menempati areal pabrik seluar 3,2 ha yang terletak di Jl. Abimayu No.1,

Klampeyan, Noborejo, Salatiga. Perusahaan ini pada awal berdirinya tumbuh dari

sebuah usaha distribusi cat kemudian berkembang menjadi perusahaan yang

menjawab tantangan kebutuhan pasar pada operasional proses produksi yang

optimal dalam penyediaan segala macam bahan bangunan yang lebih

(39)

25 Visi dan Misi Perusahaan

PT Puhan mempunyai visi yaitu memberikan sumbangsih bagi masyarakat

dan negara dengan menciptakan kesempatan kerja bagi ribuan masyarakat pencari

kerja melalui suatu bentuk usaha yang berkembang dan menguntungkan.

Untuk mewujudkan visi di atas, maka misi PT Puhan antara lain :

1. Menjadikan perusahaan besar yang abadi dengan standart kualitas produksi

dan sumber daya manusia yang tinggi.

2. Menghasilkan produk yang diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

3. Memperhatikan kelestarian lingkungan dengan penggunaan bahan baku yang

ramah lingkungan.

Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi yang diterapkan oleh PT Puhan Indonesia dalam

mengatur manajemennya adalah struktur organisasi garis yang menunjukkan suatu

kekuasaan tertinggi terletak pada pimpinan perusahaan, yang mengkoordinir

seluruh aktivitas perusahaan, menentukan kebijaksanaan perusahaan dan

mengawasi perusahaan serta di dukung dengan adanya staff yang berkewajiban

memberi usulan, saran, dan masukan kepada pimpinan.

Kegiatan audit internal telah dilakukan pada PT Puhan Indonesia, namun

pada struktur organisasinya posisi audit internal tidak tercantum secara teknis

dikarenakan kegiatan audit internal perusahaan masih dilakukan secara manual

dan kegiatan audit internalnya tidak ditangani oleh seseorang yang mempunyai

(40)

26

mempercayakan pelaksanaan audit internal kepada orang-orang yang terbentuk

dalam suatu tim audit internal yang ditunjuk oleh manajemen yang dianggap

berkompeten dalam bidang audit internal. Namun demikian segala bentuk

tanggung jawab auditor internal langsung berada di bawah dewan direksi.

Kedudukan Audit Internal Dalam Perusahaan

Dalam rangka menjaga dan mengawasi jalannya kegiatan usaha agar

terhindar dari kecurangan dan kesalahan, PT Puhan Indonesia mempunyai satuan

pengawas baik dari pihak internal maupun pihak eksternal. Pengawasan dari pihak

eksternal berasal dari Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk oleh perusahaan.

Sedangkan pengawasan internal perusahaan ditangani oleh pihak-pihak yang

menurut manajemen dianggap berkompeten dalam menangani kegiatan audit

internal yang terbentuk dalam suatu tim meskipun tidak tercantum secara teknis

dalam struktur organisasi perusahaan dan lebih tepat disebut sebagai satgas.

Pelaksanaan audit internal yang dilakukan pada PT Puhan Indonesia dapat

dilaksanakan beberapa kali dalam setahun sesuai kebutuhan perusahaan.

Pelaksanaan audit tersebut dilakukan tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu

berdasarkan rencana audit serta pertimbangan Dewan Direksi.

Pelaksanaan Pekerjaan Audit Internal pada PT Puhan 1. Perencanaan audit

Perencanaan audit (audit planning) merupakan langkah pertama yang

dilakukan oleh auditor internal PT Puhan sebelum melakukan pekerjaan

(41)

27

Dewan Direksi sebelum dilakukan pengesahan. Rencana audit yang telah

disahkan ini akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan audit. Dalam

hal ini, rencana audit harus memperhatikan kepentingan dan tujuan yang akan

dicapai oleh perusahaan.

2. Pelaksanaan Audit

Pelaksanaan audit internal pada PT Puhan dapat dilakukan lebih dari

satu kali dalam setahun sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Biasanya audit

akan dilaksanakan secara mendadak pada waktu yang tidak terduga.

Pelaksanaan audit internal pada PT Puhan lebih menitikberatkan pada sistem

dan kegiatan operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan audit atas

kepatuhan belum diterapkan pada perusahaan ini dan sepenuhnya masih

berada di bawah tanggung jawab HRD.

Pengujian dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan audit untuk

memperoleh informasi yang ada untuk selanjutnya dievaluasi apakah kinerja

dari objek yang direvieu sudah berjalan sesuai prosedur yang seharusnya.

Dalam hal ini kompetensi, objektivitas, dan integritas auditor sangat

menentukan sejauh mana laporan audit dapat membantu perusahaan dalam

menemukan kecurangan serta tingkat efektivitas dan efisiensi atas kegiatan

operasi untuk meningkatkan kualitas perusahaan. Meskipun tim audit internal

yang ada pada PT Puhan bukan merupakan auditor senior, namun mereka

selalu berusaha meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan audit

(42)

28

kriteria yang diharapkan perusahaan dan sejauh ini belum pernah terjadi

kesalahan yang berarti yang dapat merugikan perusahaan itu sendiri.

Posisi auditor internal PT Puhan tidak terstruktur dalam organisasi

perusahaan. Namun tanggung jawab mereka berada langsung di bawah

Dewan Direksi dan bersifat independen. Kegiatan audit yang dilakukan hanya

terbatas pada tingkat manajemen di bawah Dewan Direksi, dan tim audit

tidak mempunyai wewenang yang cukup untuk melaksanakan audit pada

tingkat Direksi.

3. Pelaporan dan Tindak Lanjut

Setelah pelaksanaan audit maka auditor internal menyusun laporan

audit untuk diserahkan kepada Dewan Direksi. Hasil dari laporan audit

internal pada PT Puhan dicetak dalam bentuk dokumen dan dilaporkan

langsung kepada Dewan Direksi. Laporan yang diserahkan antara lain :

a. Laporan Ketidaksesuaian

Laporan ini berisi mengenai uraian ketidaksesuaian yang terjadi pada

objek yang telah diaudit dan mencantumkan tindakan koreksi atau

pencegahan yang dapat dilakukan sebagai saran perbaikan dan pencegahan

atas ketidaksesuaian tersebut.

b. Laporan observasi / saran

Laporan ini berisi tentang uraian observasi atas kegiatan operasional yang

telah dilakukan oleh suatu bagian yang telah di audit pada perusahaan.

(43)

29

Pada laporan ini auditor internal akan mencantumkan rangkuman hasil

assessment atau penilaian atas hasil audit serta memberikan rekomendasi

dan kesimpulan dari hasil assessment tersebut.

d. Laporan Hasil Audit Internal

Laporan terakhir yang disampaikan kepada Dewan Direksi yaitu laporan

hasil audit yang berisi hasil akhir dari audit internal yang telah dilakukan

beserta rekomendasinya. Tanggung jawab auditor internal pada PT Puhan

hanya terbatas sampai penyampaian rekomendasi atas hasil audit.

Sedangkan tindak lanjut atas hasil dari kegiatan audit sepenuhnya

ditangani oleh Dewan Direksi.

Analisis Audit Internal Berdasarkan Standar Profesi Audit Internal

Analisis audit internal PT Puhan Indonesia berdasarkan standar atribut dan

standar kinerja yang terangkum dalam Standar Profesi Audit Internal adalah

sebagai berikut:

Tabel 1

Persepsi terhadap Standar Atribut dan Standar Kinerja Audit Internal Pada PT Puhan Indonesia

Standar Atribut Ya Tidak

1. Tujuan, Kewenangan, dan Tanggung jawab dinyatakan

secara formal 

2. Independen dan Objektivitas

- Independensi Organisasi atas fungsi audit internal 

- Objektivitas Auditor Internal 

(44)

30 - Keahlian

 Penanggungjawaban Fungsi Audit Internal memperoleh saran dan asisten dari pihak yang kompeten.

 Auditor Internal memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat mengenali, meneliti dan menguji adanya indikasi kecurangan.

 Fungsi Audit Internal secara kolektif memiliki pengetahuan tentang resiko dan pengendalian yang penting dalam bidang teknologi informasi dan teknik-teknik audit berbasis teknologi informasi yang tersedia.

- Kecermatan Profesional

 Dalam menerapkan kecermatan profesional auditor internal mempertimbangkan

a. Ruang lingkup penugasan 

b. Kompleksitas dan materialitas yang dicakup

dalam penugasan 

c. Kecukupan dan efektivitas manajemen resiko,

pengendalian dan proses governance  d. Biaya dan manfaat penggunaan sumber daya

dalam penugasan 

e. Penggunaan teknik-teknik audit berbantuan

komputer dan teknik-teknik analisis lainnya. 

- Pengembangan Profesional yang Berkelanjutan (PPL) dilakukan oleh auditor internal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan profesinya.

4. Program Quality Assurance Fungsi Audit Internal - Penilaian terhadap Program Quality Assurance

dilakukan untuk menilai efektivitas yang mencakup :  Penilaian Internal yang dalam prosesnya

melakukan:

 Reviu yang berkesinambungan atas kegiatan dan kinerja fungsi audit internal   Reviu berkala yang dilakukan melalui self

assesment atau pihak lain dalam organisasi yang memiliki pengetahuan tentang standar dan praktik audit internal

 Penilaian Eksternal yang dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam tiga tahun oleh pihak luar perusahaan yang independen dan kompeten

- Pelaporan Quality Assurance.

Penanggung jawab fungsi audit internal melaporkan hasil reviu dari pihak eksternal kepada pimpinan dan Dewan

(45)

31 Pengawas Organisasi

- Pernyataan Kesesuaian dengan SPAI.

Auditor internal memuat pernyataan bahwa aktivitasnya dilaksanakan sesuai dengan Standar Profesi Audit Internal

- Pengungkapan atas ketidakpatuhan.

Adanya pengungkapan kepada Pimpinan dan Dewan pengawas organisasi atas adanya ketidakpatuhan terhadap SPAI dan Kode Etik yang mempengaruhi aktivitas fungsi audit secara signifikan

STANDAR KINERJA Ya Tidak

5. Pengelolaan Fungsi Audit Internal

- Perencanaan 

- Komunikasi dan Persetujuan 

- Pengelolaan Sumberdaya 

- Kebijakan dan prosedur 

- Koordinasi 

- Laporan Kepala Pimpinan dan Dewan Pengawas  6. Lingkup Penugasan

- Pengelolaan Resiko 

- Pengendalian

 Evaluasi sistem pengendalian intern harus mencakup

a. Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi  b. Keandalan dan integritas informasi  c. Kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku 

d. Pengamanan aset organisasi 

 Fungsi audit internal memastikan sampai sejauh mana tujuan program telah sejalan dengan sasaran dan tujuan organisasi

 Auditor internal mereviu kegiatan operasi dan program untuk memastikan sampai sejauh mana hasil-hasil yang diperoleh konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

 Untuk mengevaluasi sistem pengendalian intern

diperlukan kriteria yang memadai  - Proses governance

Fungsi audit internal menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk mencapai tujuan berikut:

a. Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai

dalam organisasi 

(46)

32 efektif dan akintabilitas

c. Secara efektif mengkomunikasikan risiko dan pengendalian kepada unit-unit yang tepat di dalam organisasi

d. Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan dari, dan mengkomunikasikan informasi di antara, pimpinan, dewan pengawas, auditor internal dan eksternal serta manajemen

 Fungsi audit internal mengevaluasi rancangan, implementasi dan efektivitas dari kegiatan, program dan sasaran organisasi yang berhubungan dengan etika organisasi.

7. Perencanaan Penugasan

- Pertimbangan perencanaan. Auditor internal mempertimbangkan:

a. Sasaran dari kegiatan yang sedang direviu dan mekanisme yang digunakan kegiatan tersebut dalam mengendalikan kinerjanya

b. Risiko signifikan atas kegiatan, sasaran, sumber daya, dan operasi yang direviu serta pengendalian yang diperlukan untuk menekan dampak risiko ke tingkat yang dapat diterima organisasi

c. Kecukupan dan efektivitas pengelolaan risiko dan

sistem pengendalian intern 

d. Peluang yang signifikan untuk meningkatkan

pengelolaan risiko dan sistem pengendalian intern  - Sasaran Penugasan ditetapkan oleh auditor internal  - Ruang Lingkup Penugasan yang memadai  - Alokasi Sumberdaya Penugasan ditentukan untuk

mencapai sasaran penugasan 

- Program Kerja Penugasan dilakukan dengan menetapkan prosedur untuk mengidentifikasi,

menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi selama penugasan.

8. Pelaksanaan Penugasan

- Mengidentifikasi Informasi 

- Analisis dan Evaluasi 

- Dokumentasi Informasi 

- Supervisi Penugasan 

9. Komunikasi Hasil Penugasan - Kriteria Komunikasi

 Komunikasi akhir hasil penugasan, bila

memungkinkan memuat opini keseluruhan dan kesimpulan auditor internal

(47)

33

 Auditor internal memberikan apresiasi dalam komunikasi hasil penugasan terhadap kinerja yang memuaskan dari kegiatan yang direviu

 Bilamana hasil penugasan disampaikan kepada pihak luar organisasi, maka pihak yang berwenang menetapkan pembatasan dalam distribusi dan penggunaannya

- Kualitas Komunikasi

 Jika komunikasi final mengandung kesalahan dan kealpaan, penanggungjawab fungsi audit internal mengkomunikasikan informasi yang telah dikoreksi kepada semua pihak yang telah menerima

komunikasi sebelumnya

- Pengungkapan atas Ketidakpatuhan terhadap Standar. Komunikasi hasil-hasil penugasan mengungkapkan :

a. Standar yang tidak dipatuhi 

b. Alasan ketidakpatuhan 

c. Dampak dari ketidakpatuhan terhadap penugasan  - Penyampaian hasil-hasil Penugasan  10. Pemantauan Tindak Lanjut

- Penyusunan Prosedur Tindak Lanjut 

11. Resolusi Penerimaan Resiko oleh Manajemen 

1. Standar Atribut

a. Tujuan, Kewenangan, dan Tanggung Jawab

Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab fungsi audit internal di PT

Puhan Indonesia belum dinyatakan secara formal dalam Charter Audit

Internal, dan belum konsisten dengan Standar Profesi Audit Internal

(SPAI), namun telah mendapat persetujuan dari pimpinan dan Dewan

Pengawas Organisasi. Hal tersebut dikarenakan PT Puhan Indonesia

mempunyai standar perusahaan tersendiri dimana prosesnya masih

dilakukan secara manual.

(48)

34 1) Independensi Organisasi

Fungsi audit internal PT Puhan telah berada pada posisi yang

memungkinkan fungsi tersebut dapat memenuhi tanggungjawabnya.

Meskipun tim auditor internal pada PT Puhan merupakan gabungan

dari beberapa jabatan pada perusahaan, namun independensi dan

profesionalitas sangat dijaga dan diutamakan termasuk dalam kegiatan

audit internalnya.

2) Objektivitas

Auditor internal PT Puhan telah memiliki sikap mental yang objektif,

tidak memihak dan menghindari kemungkinan timbulnya

pertentangan kepentingan (conflict of interest).

3) Kendala terhadap Prinsip Independensi dan Objektivitas

Apabila prinsip independensi dan objektivitas tidak dapat dicapai baik

secara fakta maupun kesan, maka hal ini akan diungkapkan kepada

pihak yang berwenang. Meskipun selama audit internal diterapkan

pada PT Puhan kendala tersebut belum pernah ditemui.

c. Keahlian dan Kecermatan Profesional

Penugasan harus dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan

kecermatan profesional.

1) Keahlian

- Penanggungjawab fungsi audit internal pada PT Puhan telah

memperoleh saran dan asistensi dari pihak yang kompeten jika

(49)

35

internal tidak memadai untuk pelaksanaan sebagian atau seluruh

penugasannya. Hal ini mengingat bahwa pada dasarnya auditor

internal PT Puhan bukan berasal dari latar belakang audit

melainkan berasal karyawan yang dianggap berkompeten dan

dipercaya oleh dewan direksi.

- Auditor internal PT Puhan telah memiliki pengetahuan yang

memadai untuk dapat mengenali, meneliti dan menguji adanya

indikasi kecurangan.

- Fungsi audit internal secara kolektif belum memiliki pengetahuan

tentang resiko dan pengendalian yang penting dalam bidang

teknologi informasi dan teknik-teknik audit berbasis teknologi

informasi yang tersedia.

2) Kecermatan Profesional

Dalam menerapkan kecermatan profesional auditor internal PT Puhan

telah mempertimbangkan ruang lingkup penugasan; kompleksitas dan

materialitas yang dicakup dalam penugasan; kecukupan dan

efektivitas manajemen resiko, pengendalian dan proses governance;

biaya dan manfaat penggunaan sumber daya dalam penugasan.

Kompetensi auditor yang masih belum dikembangkan oleh PT Puhan

adalah penggunaan teknik-teknik audit berbantuan komputer dan

teknik-teknik analisis lainnya.

(50)

36

Auditor internal pada PT Puhan meningkatkan pengetahuan,

keterampilan, dan kompetensinya melalui Pengembangan Profesional

yang Berkelanjutan.

d. Program Quality Assurance Fungsi Audit Internal

1) Penilaian terhadap program Quality Assurance

Fungsi audit internal PT Puhan telah menyelenggarakan suatu proses

untuk memonitor dan menilai efektivitas program Quality Assurance

secara keseluruhan mencakup penilaian (assessment) internal maupun

eksternal.

- Penilaian internal PT Puhan yang mencakup reviu yang

berkesinambungan atas kegiatan dan kinerja fungsi audit internal;

dan reviu berkala yang dilakukan melalui Self Assessment atau oleh

pihak lain dari dalam organisasi yang memiliki pengetahuan

tentang standar dan praktik audit internal.

- Penilaian eksternal PT Puhan dilakukan minimal sekali dalam

setahun oleh pihak luar perusahaan yang independen dan

kompeten.

2) Pelaporan Program Quality Assurance

Penanggungjawab fungsi audit internal PT Puhan melaporkan hasil

reviu dari pihak eksternal kepada pimpinan dan Dewan Pengawas

Organisasi.

(51)

37

Audit internal yang dilakukan oleh PT Puhan tidak mengacu pada

SPAI. Sehingga dalam laporan kegiatan periodiknya tidak terdapat

pernyataan bahwa aktivitasnya dilaksanakan sesuai dengan Standar

Profesi Audit Internal.

4) Pengungkapan atas Ketidakpatuhan

Dalam hal ketidakpatuhan terhadap Kode Etik yang mempengaruhi

ruang lingkup dan aktivitas fungsi audit internal secara signifikan,

maka hal ini akan diungkapkan kepada pimpinan dan Dewan Direksi.

2. Standar Kinerja

a. Pengelolaan Fungsi Audit Internal

Pengelolaan fungsi audit internal pada PT Puhan meliputi :

1) Perencanaan

Penanggungjawab fungsi audit internal pada PT Puhan menyusun

perencanaan dalam menetapkan proritas kegiatan audit internal, dan

konsisten dengan tujuan organisasi.

2) Komunikasi dan Persetujuan

Penanggungjawab fungsi audit internal pada PT Puhan

mengkomunikasikan rencana kegiatan audit, dan kebutuhan sumber

daya kepada Dewan Direksi untuk mendapat persetujuan. Selain itu

penanggungjawab fungsi audit internal juga mengkomunikasikan

dampak yang mungkin timbul karena adanya keterbatasan sumber

daya.

(52)

38

Penanggungjawab fungsi audit internal pada PT Puhan memastikan

bahwa sumber daya fungsi audit internal telah sesuai, memadai, dan

dapat digunakan secara efektif untuk mencapai rencana organisasi.

4) Kebijakan Prosedur

Kebijakan dan prosedur pada PT Puhan ditetapkan oleh

penanggungjawab fungsi audit internal sebagai pedoman bagi

pelaksanaan kegiatan fungsi audit internal.

5) Koordinasi

Koordinasi antar unit kerja pada PT Puhan telah dilakukan dengan

baik dengan didasari profesionalitas dengan pihak internal maupun

eksternal organisasi yang melakukan pekerjaan audit untuk

memastikan bahwa lingkup seluruh penugasan tersebut sudah

memadai dan meminimalkan duplikasi.

6) Laporan kepada Pimpinan dan Dewan Pengawas

Auditor internal PT Puhan menyampaikan laporan secara berkala

kepada Dewan Direksi mengenai perbandingan rencana dan realisasi

yang mencakup sasaran, wewenang, tanggung jawab, dan kinerja

fungsi audit internal. Laporan tersebut memuat hal-hal yang

dibutuhkan atau diminta oleh Pimpinan maupun Dewan Direksi.

b. Lingkup Penugasan

Auditor internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap

peningkatan proses pengelolaan resiko, pengendalian, dan governance,

(53)

39 1) Pengelolaan Resiko

Fungsi audit internal pada PT Puhan membantu organiasi dengan cara

mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko signifikan dan memberikan

kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan resiko dan sistem

pengendalian intern.

2) Pengendalian

Fungsi audit internal pada PT Puhan mengevaluasi kecukupan dan

efektivitas sistem pengendalain intern yang mencakup efektivitas dan

efisiensi kegiatan operasi, keandalan dan integritas informasi,

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku,

serta pengamanan aset organisasi. Selain itu fungsi audit internal PT

Puhan juga memastikan sampai sejauh mana tujuan program telah

sejalan dengan sasaran dan tujuan organisasi. Penanggungjawab

fungsi audit internal PT Puhan akan mereviu kegiatan operasi dan

program untuk memastikan sampai sejauh mana hasil yang diperoleh

konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kriteria

yang memadai juga sangat diperlukan dalam mengevaluasi sistem

pengendalian intern organisasi.

3) Proses Governance

Fungsi audit internal pada PT Puhan menilai dan memberikan

rekomendasi yang sesuai dalam mencapai tujuan organisasi antara

(54)

40

- Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai dalam

organisasi.

- Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan

akuntabilitas.

- Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan dari, dan

mengkomunikasikan informasi di antara pimpinan, dewan

pengawas, auditor internal dan eksternal serta manajemen.

Sehubungan dengan lingkup pengendalian, penanggungjawab fungsi

audit internal PT Puhan melakukan evalusi atas rancangan,

implementasi dan efektivitas dari kegiatan, program dan sasaran

organisasi yang berhubungan dengan etika organisasi.

c. Perencanaa Penugasan

Dalam merencanakan penugasan, auditor internal PT Puhan

mempertimbangkan :

- Sasaran dari kegiatan yang sedang direviu.

- Resiko signifikan atas kegiatan, sasaran, sumber daya, dan operasi yang

direviu.

- Kecukupan dan efektivitas pengelolaan resiko dan sistem pengendalain

intern.

- Peluang signifikan untuk meningkatkan pengelolaan resiko dan sistem

pengendalian intern.

Penanggungjawab fungsi audit internal PT Puhan menetapkan sasaran

(55)

41

ditetapkan pula ruang lingkup penugasan yang memadai dan penentuan

sumber daya yang sesuai. Selain itu juga terdapat penyusunan dan

pendokumentasian program kerja penugasan yang di dalamnya harus

menetapkan prosedur untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi,

dan mendokumentasikan informasi selama penugasan. Program kerja ini

harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Dewan Direksi

sebelum dilaksanakan.

d. Pelaksanaan Penugasan

Dalam melaksanakan audit, auditor internal PT Puhan akan

mengidentifikasi informasi yang memadai, handal, relevan dan berguna

untuk mencapai sasaran penugasan. Kesimpulan dan hasil penugasan

didasarkan pada analisis dan evaluasi yang tepat. Dalam mendukung

kesimpulan dan hasil penugasan tersebut maka auditor internal PT Puhan

akan mendokumentasikan informasi yang relevan. Untuk memastikan

tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kemampuan

staf maka pada setiap penugasan dilakukan disupervisi dengan tepat.

e. Komunikasi Hasil Penugasan 1) Kriteria komunikasi

- Penanggungjawab fungsi audit internal pada PT Puhan melakukan

komunikasi akhir hasil penugasan yang di dalamnya memuat opini

dan kesimpulan hasil audit.

- Penanggungjawab fungsi audit internal pada PT Puhan tidak

(56)

42

terhadap kinerja yang memuaskan dari kegiatan yang direviu. Hal

ini dikarenakan kinerja yang baik sudah merupakan tanggung

jawab dari setiap komponen dalam organisasi.

- Penanggungjawab fungsi audit internal pada PT Puhan tidak pernah

menyampaikan hasil penugasan kepada pihak luar organisasi.

Penyampaian hasil penugasan kepada pihak luar hanya akan

dilakukan apabila diperlukan sehubungan dengan kepentingan

hukum maupun alasan profesional mengingat prinsip kerahasiaan

audit internal.

2) Kualitas Komunikasi

Komunikasi yang disampaikan oleh auditor internal PT Puhan kepada

Dewan Direksi berupa komunikasi lisan maupun tertulis yang bersifat

akurat, obyektif, jelas, ringkas, konstruktif, lengkap, dan tepat waktu.

Apabila komunikasi final mengandung kesalahan dan kealpaan, maka

penanggungjawab fungsi audit internal pada PT Puhan akan

mengkomunikasikan informasi yang telah dikoreksi kepada semua

pihak yang telah menerima komunikasi sebelumnya.

3) Pengungkapan atas Ketidakpatuhan terhadap Standar

Apabila terdapat ketidakpatuhan terhadap standar yang mempengaruhi

penugasan tertentu pada PT Puhan, maka dalam komunikasi

hasil-hasil penugasan akan mengungkapkan mengenai standar yang tidak

dipatuhi, alasan ketidakpatuhan, serta dampak dari ketidakpatuhan

Gambar

Tabel 1 Persepsi Standar Atribut dan Standar Kinerja Audit Internal pada PT
Tabel 1 Persepsi terhadap Standar Atribut dan Standar Kinerja Audit Internal

Referensi

Dokumen terkait

(perilaku ibu dalam memenuhi gizi dengan status gizi ibu), yaitu untuk tingkat pengetahuan baik jika jawaban benar ≥75%, cukup jika 60-75%, kurang jika < 60%;

Penggunaan metode tersebut untuk mencari tegangan kerja dioda pada rangkaian dioda, selain penggunaan jenis metode yang dipakai, solusi akhir dari tegangan kerja dioda yang

Tidak ada perbedaan rerata persentase asupan gizi menurut tingkat pendidikan, kemungkinan karena setiap pasien mendapatkan makanan yang sama dari rumah sakit dan mendengarkan

This finding was in line with the motivational study by Liu (2007) on Chinese stu dents‟ motivation to learn English at the college level where she found that the

Petugas filing rawat jalan RSUD Kota Semarang adalah 6 petugas yang bertugas menyediakan DRM untuk pemeriksaan poliklinik, menyimpan DRM, melayani peminjaman DRM

Sehingga yang sering menjadi masalah pada deteksi koheren adalah bagaimana mendapatkan informasi tentang frekuensi dan fasa asli sinyal pembawa menggunakan sinyal

PUBLIC WORK, ENERGY AND MINERAL RESOURCES DEPARTMENT OF CILACAP REGENCY

FBS, which is usually added to culture medium, with human serum or lysed or activated PRP was reported to give better results in supporting proliferation and differentiation