Bimbingan
lbadah
Haji
Itiba'
Rasul
Semakin
Marak
di
Muhammadiyah
Bimbingan lbadah Haji yang dilakukan keluarga Muhammadiyah maupun Aisyiyah semakin marak saja. Terus saja bermunculan Bimbingan Haji yang baru hingga saat ini. Ada yang baru coba-coba tetapi lebih banyak yang mencoba untuk profesional. Ada yang malu-malu untuk menarik biaya sampai yang betul-betul komersial. Semuanya ada di keluarga Muhammadiyah. Tak jarang, munculnya bimbingan haji di suatu daerah, selain dinanti-nanti juga diserang sebagai mengkomersialkan ibadah.
Beberapa yang termasuk baru, antara lain Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Arafah milik Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Klaten yang dilaporkan dalam Suplemen nomor lalu. Sedangkan yang termasuk perintis di Muhammadiyah adalah Lembaga Bimbingan Haji Aisyiyah Jakarta yang mulai beroperasi tahun 1988 yang dilaporkan dalam suplemen kali ini. KBIH yang baru, seperti Arafah, masih sering mendapat kendala dan suara minir dari keluarga Muhammadiyah sendiri yang menilai sebagai pengomersialan ibadah haji. Sedangkan yang sudah lama berdiri semakin mantap saja dalam hal pembimbingan jamaab.
Bimbingan Haji yang termasuk malu-malu untuk menarik dana dari jamaah adalah Lembaga Bimbingan Manasik Haji (LBMH) Muhammadiyah Kota Semarang. Bahkan Bimbingan Haji yang mulai operasional tahun 1996 ini sampai saat sekarang enggan untuk menarik biaya untuk pembimbingan di tanah air. Narnun demikian LBMH Muhammadiyah Kota Semarang dengan wajah PT Mentari Sunny Persada sudah tidak segan-segan lagi menarik dana kepada jamaah lewat Program Haji Khusus (atau dulu dikenal dengan ONH Plus) dan Umroh Ramadhannya. Ini semua tentu menambah warna-warni bentuk bimbingan ibadah haji yang dilakukan keluarga Muhammadiyah. Sehingga umat Islam pada umumnya dan warga Muhammadiyah pada khususnya memperoleh banyak pilihan jika ingin mendapat bimbingan haji dari Lembaga Bimbingan Ibadah Haji yang dikelola Keluarga Muhammadiyah.
Narnun dari kesemuanya itu, ada satu tujuan yang sama dalam pelaksanaan bimbingan haji yang dilakukan keluarga Muhammadiyah. Mereka berangkat dari keprihatinan, bahwa ibadah haji yang dilakukan oleh jamaah haji Indonesia masih kurang sesuai dengan ajaran Rasulullah Muhammad SAW dan bahkan dalam melakukan ibadahnya masih ada yang menjurus ke tindakan syirik. Tindakan yang termasuk dosa besar yang dilarang oleh Allah SWT. Ini tentu perlu perhatian kita semua, termasuk keluarga Muhammadiyah. Mengingat biaya yang dikeluarkan untuk ibadah haji ini relatif besar dan kadang dilakukan dengan menjual tanah.
seperti yang dikelola Aisyiyah Jakarta, Aisyiyah Yogyakaita dan Aisyiyah Solo juga mendapat perhatian umat.
Ini tentu menggembirakan. Temyata apa yang dilakukan keluarga Muhammadiyah bagaikan gayung bersambut oleh masyarakat. Sepertinya nama Muhammadiyah, nama Aisyiyah dalam hal pembimbingan sudah menjadi nama yang dapat dipercaya sebagaimana amal-amal usaha yang lain yang dikelola keluarga Muhammadiyah. Bagaimana kiat-kiat mereka dan perkembangan mereka dalam melakukan pembimbingan, simak saja tulisan-tulisan dalam suplemen kali ini. Diantaranya ditampilkan Bimbingan Haji yang dikelola keluarga Muhammadiyah yang ada di Jakarta, Bandung, Semarang dan Yogyakarta. Semoga mereka yang mengikuti bimbingan haji yang dilakukan keluarga Muhammadiyah memperoleh haji yang mabrur, yang diridloi Allah SWT. Amin. (elf).