• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Prosedur Penelitian - UPAYA MENINGKATKAN SAINS MELALUI METODE DEMOKS DENGAN KEGIATAN MEMBUAT JAMU PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B TK BUSTANUL ATFHAL PURBALINGG A KECAMATA N PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Prosedur Penelitian - UPAYA MENINGKATKAN SAINS MELALUI METODE DEMOKS DENGAN KEGIATAN MEMBUAT JAMU PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B TK BUSTANUL ATFHAL PURBALINGG A KECAMATA N PURBALINGGA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PEL"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Desain dan Prosedur Penelitian

Desain peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas (PTK), menurut Kemmis (1998) (dalam Wina Sanjaya, 2009: 24), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif

dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka.

Adapun menurut Hasley (1972) (dalam Wina Sanjaya, 2009: 24-25), seperti dikutip Cohen (1994) penelitian tindakan adalah intervensi dalam dunia nyata serta pemeriksaan terhadap pengaruh yang timbul dari intervensi

tersebut. Menurut Elliot (1982), penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui

proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkannya.

Definisi lainnya menyebutkan bahwa penelitian tindakan adalah

penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan kelompok sasaran.

(2)

mengatakan, “The fundamental aim of action research is to improve

practice rather than to produce knowledge”.

Definisi Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Menurut Hopkins (1993 : 15), menyebutkan penelitian tindakan kelas sebagai studi yang sistematis (penelitian) yang dilakukan oleh pelaku

pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran melalui tindakan yang terencana dan dampak dari tindakan (aksi) yang telah dilakukan. Pelaku utama dalam hal ini adalah guru, dimana dengan peranannya pada proses

pembelajaran akan menentukan pencapaian hasil belajar. Peran guru dipandang sebagai perpaduan yang baik dalam merencanakan tindakan dan sebagai

pelaku penelitian.

Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2006: 11, (Mulyasa, 2009 : 10-11), menjelaskan PTK dengan memisahkan kata – kata yang tergabung di

dalanya, yakni : Penelitian Tindakan Kelas, dengan paparan sebagai berikut : 1. Penelitian, menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi

(3)

2. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk

rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik.

3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi

dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelopok peserta didik dalam waktu

sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Berdasarkan pemahaman terhadap tiga kata kunci tersebut, dapat

disimpulkan bahwa : penelitian tindakan kelas erupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut

dilakukan oleh guru, oleh peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Arikunto, 2009: 16, (dalam Dimyati, 2013: 124), memberi penjelasan bahwa para ahli mengemukakan model penelitian tindakan kelas pada garis besarnya terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yakni :

1. Perencanaan (planning). 2. Pelaksanaan (acting).

(4)

Selanjutnya perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Menyusun rencana tindakan/perencanaan (planning).

Pada tahap pertama, peneliti menyusun rencana kerja penelitian

dengan memberi penjelasan tentang apa, mengapa, kapan dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Peneliti tindakan yang ideal mestinya harus ada koordinasi antara peneliti dengan

pihak yang dipercaya untuk melakukan pengamatan (obsever). Kolaborasi ini sangat dianjurkan bagi guru yang belum pernah atau

masih sedikit pengalaman dalam melakukan kegiatan penelitian. Pada penelitian kolaborasi, pohak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri (guru kelas), sedangkan yang diminta melakukan

pengalaman terhadap proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan, atau bisa sebaliknya. Kolaborasi

juga dapat dilakukan oleh dua orang guru, yaitu dengan cara bergantian mengamati proses tindakan yang dilakukan masing – masing. Ketika sedang mengajar, ia berstatus sebagai guru, ketika

sedang mengamati, ia sebagai seorang peneliti. 2. Melakukan tindakan (action).

Pada tahap kedua ini, peneliti melakukan kagiatan penelitian sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Hal penting yang perlu diingat dalam tahap pelaksanaan ini ialah guru harus berusaha

(5)

direncanakan, dengan catatan guru harus tetap bersikap wajar, jangan dibuat – buat.

3. Pengamatan (observing).

Pada tahap ketiga, yakni melakukan pengamatan oleh peneliti

terhadap proses tindakan yang sedang dilakukan guru. Guru yang sedang melakukan tindakan disebut sebagai guru pelaksana, dan pengamatan yang mengadakan observasi terhadap proses tindakan

disebut peneliti. Sebaiknya guru pelaksana pada saat yang berbeda melakukan pengamatan sendiri terhadap kinerjanya. Pada saat yang

bersamaan pelaksana melakukan pengamatan balik terhadap dirinya agar dapat memperoleh data yang lebih akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

4. Refleksi (reflecting).

Pada tahap keempat, merupakan kesempatan untuk mengemukakan

potret atau gambaran secara utuh jalannya tindakan pada siklus yang telah dilaksanakan. Istilah refleksi berasal dari bahasa Inggris reflection, yang berarti pemantulan. Kegiatan refleksi dilaksanakan

setelah selesai pelaksanaan observasi. Pada kegiatan refleksi pengamat membeberkan segala hal yang berkaitan dengan jalannya

tindakan pada pertemuan yang telah dilaksanakan. Demikian seterusnya, setiap melakukan tindakan dan telah diadakan observasi maka data yang diperoleh direfleksikan dalam forum resmi yang

(6)

Model penelitian tindakan kelas ini seperti tampak pada gambar berikut ini :

Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Tindakan Kelas

Rincian prosedur penelitian setiap siklus sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk menentukan langkah – langkah pengembangan meliputi:

a) Menetapkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran sains

digunakan kegiatan membuat jamu.

b) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH).

c) Membuat dan melengkapi alat media pembelajaran.

d) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas anak didik, aktivitas guru dan kegiatan pembelajaran.

Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

(7)

e) Mendesain alat evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan

Pada tahap ini, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai

yang telah direncanakan. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknik (tambahan teknik) pembelajaran yang telah ditetapkan bersama pengembang.

Kegiatan pembelajaran pada penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari 3

pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari 2jam 30menit. Waktu tersebut terbagi dalam 4 bagian kegiatan meliputi kegiatan awal 30menit, kegiatan inti 60menit, istirahat 30menit, dan kegiatan akhir

30menit. Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan atau kegiatan yang sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH).

Adapun pelaksanaan tindakan selengkapnya sebagai berikut: a. Siklus I

1) Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 1

Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 1

No Waktu Kegiatan Langkah – langkah Kegiatan 1. Kegiatan awal selama +

30 menit.

1. Peneliti memotivasi anak atau mengkondisikan anak sebelum kegiatan dimulai.

2. Peneliti memberikan apersepsi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan bersama.

2. Kegiatan inti selama + 60 menit.

(8)

2. Peneliti menunjukkan tanaman (kencur), menjelaskan ciri – ciri dan manfaatnya.

3. Kemudian anak membuat jamu beras kencur, peneliti membawa jamu kunyit asam, lalu memberi perintah kepada anak untuk membedakan warna dan rasa jamu kunyit asam dan jamu beras kencur.

4. Anak menceritakan proses pembuatan jamu beras kencur dari awal hingga akhir.

3. Kegiatan istirahat + 30 menit.

1. Bermain.

2. Cuci tangan, berdo’a sebelum dan

sesudah makan. 4. Kegiatan akhir + 30

menit.

1. Mengulas kegiatan yang telah dilakukan.

2. Evaluasi hasil karya anak.

3. Berdo’a, salam, pulang.

2) Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 2

Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 2

No Waktu Kegiatan Langkah – langkah Kegiatan 1. Kegiatan awal selama +

30 menit.

1. Peneliti memotivasi anak atau mengkondisikan anak sebelum kegiatan dimulai.

2. Peneliti memberikan apersepsi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan bersama.

2. Kegiatan inti selama + 60 menit.

1. Peneliti kembali mengulas tanya jawab tentang benda – benda di lingkungan sekitar (tanaman jamu : kencur, kunyit, sirih).

2. Peneliti menunjukkan tanaman (kunyit), menjelaskan ciri – ciri dan manfaatnya.

(9)

4. Anak menceritakan proses pembuatan jamu kunyit asam dari awal hingga akhir.

3. Kegiatan istirahat + 30 menit.

1. Bermain.

2. Cuci tangan, berdo’a sebelum dan

sesudah makan. 4. Kegiatan akhir + 30

menit.

1. Mengulas kegiatan yang telah dilakukan.

2. Evaluasi hasil karya anak.

3. Berdo’a, salam, pulang.

3) Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 3

Tabel 3.4 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 3

No Waktu Kegiatan Langkah – langkah Kegiatan 1. Kegiatan awal selama +

30 menit.

1. Peneliti memotivasi anak atau mengkondisikan anak sebelum kegiatan dimulai.

2. Peneliti memberikan apersepsi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan bersama.

2. Kegiatan inti selama + 60 menit.

1. Peneliti tanya jawab tentang benda – benda di lingkungan sekitar (tanaman jamu : kencur, kunyit, sirih).

2. Peneliti menunjukkan tanaman (kencur dan kunyit), menjelaskan ciri – ciri dan manfaatnya.

3. Kemudian anak membuat jamu beras kencur dan jamu kunyit asam, lalu memberi perintah kepada anak untuk membedakan warna dan rasa jamu kunyit asam dan jamu beras kencur.

4. Anak menceritakan proses pembuatan jamu beras kencur dan jamu kunyit asam dari awal hingga akhir.

(10)

menit. 2. Cuci tangan, berdo’a sebelum dan sesudah makan.

4. Kegiatan akhir + 30 menit.

1. Mengulas kegiatan yang telah dilakukan.

2. Evaluasi hasil karya anak.

3. Berdo’a, salam, pulang.

b. Siklus II

1) Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 1

Tabel 3.5 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 1

No Waktu Kegiatan Langkah – langkah Kegiatan 1. Kegiatan awal selama +

30 menit.

1. Peneliti memotivasi anak atau mengkondisikan anak sebelum kegiatan dimulai.

2. Peneliti memberikan apersepsi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan bersama.

2. Kegiatan inti selama + 60 menit.

1. Peneliti kembali mengulas tanya jawab tentang benda – benda di lingkungan sekitar (tanaman jamu : kencur, kunyit, sirih).

2. Peneliti menunjukkan tanaman (kencur), menjelaskan ciri – ciri dan manfaatnya.

3. Kemudian anak membuat jamu beras kencur, peneliti membawa jamu kunyit asam, lalu memberi perintah kepada anak untuk membedakan warna dan rasa jamu kunyit asam dan jamu beras kencur.

4. Anak menceritakan proses pembuatan jamu beras kencur dari awal hingga akhir.Peneliti kembali bercakap – cakap tentang tanaman jamu beserta ciri – ciri dan manfaatnya.

3. Kegiatan istirahat + 30 menit.

1. Bermain.

2. Cuci tangan, berdo’a sebelum dan

sesudah makan. 4. Kegiatan akhir + 30

menit.

1. Mengulas kegiatan yang telah dilakukan.

2. Evaluasi hasil karya anak.

(11)

2) Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 2

Tabel 3.6 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 2

No Waktu Kegiatan Langkah – langkah Kegiatan 1. Kegiatan awal selama +

30 menit.

1. Peneliti memotivasi anak atau mengkondisikan anak sebelum kegiatan dimulai.

2. Peneliti memberikan apersepsi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan bersama.

2. Kegiatan inti selama + 60 menit.

1. Peneliti kembali mengulas tanya jawab tentang benda – benda di lingkungan sekitar (tanaman jamu : kencur, kunyit, sirih).

2. Peneliti menunjukkan tanaman (kunyit), menjelaskan ciri – ciri dan manfaatnya.

3. Kemudian anak membuat jamu kunyit asam, peneliti membawa jamu beras kencur, lalu memberi perintah kepada anak untuk membedakan warna dan rasa jamu kunyit asam dan jamu beras kencur.

4. Anak menceritakan proses pembuatan jamu kunyit asam dari awal hingga akhir.

3. Kegiatan istirahat + 30 menit.

1. Bermain.

2. Cuci tangan, berdo’a sebelum dan

sesudah makan. 4. Kegiatan akhir + 30

menit.

1. Mengulas kegiatan yang telah dilakukan.

2. Evaluasi hasil karya anak.

(12)

3) Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 3

Tabel 3.7 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 3

No Waktu Kegiatan Langkah – langkah Kegiatan 1. Kegiatan awal selama +

30 menit.

1. Peneliti memotivasi anak atau mengkondisikan anak sebelum kegiatan dimulai.

2. Peneliti memberikan apersepsi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan bersama.

2. Kegiatan inti selama + 60 menit.

1. Peneliti tanya jawab tentang benda – benda di lingkungan sekitar (tanaman jamu : kencur, kunyit, sirih).

2. Peneliti menunjukkan tanaman (kencur dan kunyit), menjelaskan ciri – ciri dan manfaatnya.

3. Kemudian anak membuat jamu beras kencur dan jamu kunyit asam, lalu memberi perintah kepada anak untuk membedakan warna dan rasa jamu kunyit asam dan jamu beras kencur.

4. Anak menceritakan proses pembuatan jamu beras kencur dan jamu kunyit asam dari awal hingga akhir.

3. Kegiatan istirahat + 30 menit.

1. Bermain.

2. Cuci tangan, berdo’a sebelum

dan sesudah makan. 4. Kegiatan akhir + 30

menit.

1. Mengulas kegiatan yang telah dilakukan.

2. Evaluasi hasil karya anak.

3. Berdo’a, salam, pulang.

3. Melakukan Pengamatan

Pada tahap ini pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas

(13)

langsung kepada anak didik untuk mengetahui perkembangan sains melalui kegiatan membuat jamu selama kegiatan berlangsung.

4. Refleksi

Dari hasil masukan observer pada siklus I, peneliti memperbaiki

untuk rencana tindakan siklus II. Pada siklus II ini, anak terlihat senang, merespon dengan aktif dan paham tentang sains melalui Kegiatan Membuat Jamu. Dengan demikian maka hasil akhir sudah menunjukkan

ada peningkatan sehingga perbaikan pembelajaran cukup pada siklus II. B.Ruang Lingkup Penelitian

1. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah anak didik TK Bustanul Athfal Purbalingga Kidul dengan jumlah 20 anak terdiri dari 11 laki –

laki dan 9 perempuan.

2. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Bustanul Athfal Purbalingga Kidul yang beralamatkan di Jl. Komisaris Noto Sumar Sono

Purbalingga Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga. b. Waktu Penelitian

(14)

Siklus I yang dilaksanakan selama 3 hari dilaksanakan pada: tanggal 21, 22, 23 April 2015.

Siklus II yang dilaksanakan selama 3 hari akan dilaksanakan pada: tanggal 4, 5, 6 Mei 2015.

Siklus I : tanggal 21, 22, 23 April 2015 Siklus II : tanggal 4, 5, 6 Mei 2015

Tabel 3.8 Jadwal Penelitian

No Uraian

Waktu Februari

2015

Maret 2015

April 2015

Mei 2015

Juni 2015 1. Perencanaan

2. Observasi 3. Pelaksanaan 5. Penulisan PTK

C.Sumber Data

1. Pengertian Sumber Data

Dimyati (2013: 39), mengatakan bahwa sumber data adalah. Apabila peneliti di dalam mengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, maka

sumber data disebut responden. Jadi pengertian sumber data ialah subjek atau objek penelitian di mana darinya akan diperoleh data.

Menurut Riduwan (2007: 24), sumber data adalah pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti disebut sumber data primer sedangkan

apabila melalui tangan kedua disebut sumber data sekunder.

(15)

menggunakan kuosioner atau wawancara dalam pengumpulan datanyam maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab

pertanyaan – pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa

berupa benda, gerak, atau proses sesuatu. Peneliti yang mengamati tumbuhan jagung, sumber data nya adalah jagung, sedangkan objek penelitiannya adalah pertumbuhan jagung. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka

dokumen atau catatatan yang menjadi sumber data, sedang isi catatan subjek penelitiannya atau variabel penelitiannya. Secara garis besar sumber data

menurut Arikunto adalah dibedakan menjadi dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

Dari pengertian sumber data diatas, dapat disimpulkan bahwa sumber

data adalah dari mana data itu diperoleh. Data itu diperoleh dari subjek dan objek dari suatu penelitian.

2. Jenis – jenis Sumber Data a. Data Primer

Sumber data primer (dalam Dimyati, 2013: 39-40), ialah sumber data

yang pertama. Dari subjek atau objek penelitianlah data penelitian langsung diambil.

Data primer dari penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian, yaitu siswa kelompok B TK Bustanul Athfal Purbalingga. Data primer ini berupa observasi, hasil wawancara atau tanya

(16)

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder (dalam Dimyati, 2013: 40), ialah sumber data

yang bisa diambil dari pihak mana saja yang bisa memberikan tambahan data guna melengkapi kekurangan dari data yang diperoleh melalui sumber data

primer.

Data sekunder dari penelitian ini adalah data yang tidak diambil secara langsung dari subjek penelitian, melainkan diperoleh dari dokumen – dokumen

terkait seperti profil TK, data anak didik, dan buku laporan perkembangan. 3. Sumber Data Penelitian

a. Sumber data primer / pokok : sumber data primer yaitu, peserta didik TK Bustanul Athfal Purbalingga Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga yang berjumlah 20 anak.

b. Sumber data sekunder/pelengkap, dapat diambil dari pihak mana saja yang bisa memberikan tambahan data guna melengkapi kekurangan dari

data yang diperoleh dari data primer, yaitu profil TK, biodata anak, riwayat hasil belajar anak dan lainnya.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui

sumber data primer, yaitu data yang secara langsung diperoleh dari subjek penelitian yaitu anak didik Kelompok B TK Bustanul Athfal Purbalingga

Semester Genap Tahun Ajaran 2014-2015. Dari data primer ini berupa data tentang kemampuan siswa dalam merespon terhadap suatu pertanyaan. Data tersebut diperoleh dari observasi yang dilakukan guru Kelompok B TK

(17)

D.Variabel Penelitian

1. Pengertian Variabel Penelitian

Sarwono (2006: 53) mendefiniskan variabel penelitian adalah sesuatu yang berbeda atau bervariasi, penekanan kata sesuatu diperjelas dalam definisi

kedua simbol atau konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai – nilai. Sutrisno Hadi (dalam Arikunto, 2010: 159), mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi. Gejala merupakan objek penelitian, sehingga

variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Variabel dapat dibedakan atas yang kuantitatif dan kualitatif.

Lebih lanjut menurut Hadari Nawawi (1953: 56-58), (dalam Dimyati, 2013: 41-43), mengemukakan ada lima jenis variabel penelitian. Kelima jenis variabel penelitian tersebut :

a. Variabel bebas

Variabel bebas adalah sejumlah faktor atau unsur yang menentukan

atau memengaruhi adanya atau munculnya faktor lain. Tanpa adanya variabel bebas tidak mungkin kita akan muncul adanya variabel terikat. Bila variabel bebas berubah, maka akan memunculkan adanya variabel terikat yang lain, dan

atau bahkan mungkin tidak muncul adanya pengaruh variabel bebas terhadap faktor lain yang diperkirakan akan muncul akibat dari variabel bebas tersebut.

b. Variabel terikat

Variabel terikat adalah gejala atau faktor atau unsur yang muncul karena adanya pengaruh dari variabel bebas. Muncul atau tidaknya variabel

(18)

c. Variabel kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang ada di sekitar gejala yang akan

diteliti tetapi diupayakan agar tidak ikut memengaruhi terhadap gejala variabel terikat yang akan muncul dari adanya pengaruh variabel bebas. Variabel ini

dengan sengaja dikendalikan agar tidak memengaruhi kemurnian variabel bebas memengaruhi munculnya variabel terikat. Usaha untuk mengendalikan variabel kontrol ini dengan tetap memperhitungkan pengaruhnya terhadap

variabel terikat, sehingga akan diperoleh adanya variabel antara. d. Variabel antara

Variabel antara merupakan variabel yang ada di sekitar gejala variabel terikat, tetapi tidak dapat dikendalikan pengaruhnya terhadap variabel terikat tersebut. Oleh karena variabel antara ini berpengaruh terhadap variabel terikat,

berarti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak murni. e. Variabel ekstrane

Variabel ekstrane merupakan variabel yang ada di sekitar gejala yang diteliti tetapi tidak dikontrol dan tidak dapat diperhitungkan, serta tidak dapat dieliminasi atau ditiadakan.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang variabel penelitian, dapat disimpulkan variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi

objek penelitian. Dalam penelitian yang mempelajari pengaruh suatu treatment terdapat penyebab (X) atau variabel bebas, dan variabel akibat (Y) atau variabel terikat.

(19)

a. Variabel bebas

Menurut Sarwono (2006: 54), mendefiniskan variabel bebas adalah

merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang variabel nya diukur, dimanipulasi,

atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.

Menurut Dimyati (2013: 50), mengatakan bahwa variabel bebas adalah

variabel penelitian yang dalam posisi netral, yang akan dijadikan sebagai faktor peubah yang akan diuji pengaruhnya terhadap faktor yang lain.

Lebih lanjut menurut Hadari Nawawi (1983: 56-58), (dalam Dimyati, 2013:14), mengatakan bahwa variabel bebas adalah sejumlah faktor atau unsur yang menentukan atau memengaruhi adanya atau munculnya faktor yang lain.

Tanpa adanya varibel bebas tidak mungkin akan muncul adanya variabel terikat. Apabila variabel bebas berubah, maka akan memunculkan adnya

variabel terikat yang lain, dan atau bahkan mungkin tidak muncul adanya variabel terikat sama sekali, karena tidak terjadi adanya pengaruh variabel bebas terhadap faktor lain yang diperkirakan akan muncul akibat dari variabel

bebas tersebut.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan

variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya dapat memengaruhi variabel yang lain pada suatu penelitian. Apabila variabel bebas berubah, maka akan memunculkan adnya variabel terikat yang lain, dan atau bahkan mungkin

(20)

pengaruh variabel bebas terhadap faktor lain yang diperkirakan akan muncul akibat dari variabel bebas tersebut.

b. Variabel terikat

Menurut Azwar (2007: 62), mengatakan bahwa variabel terikat adalah

variabel yang tergantung dengan variabel lainnya, variabel ini diukur untuk mengetahui besarnya efek ataupun pengaruh variabel lainnya.

Menurut Hadari Nawawi (1983: 56-58), (dalam Dimyati, 2013: 41-42),

variabel terikat adalah gejala atau faktor atau unsur yang muncul karena adanya pengaruh dari variabel bebas. Munculnya atau tidak munculnya

variabel terikat sangat tergantung kepada ada atau tidaknya variabel bebas. Lebih lanjut menurut Sarwono (2006: 54), mendefinisikan variabel terikat merupakan variabel yang memberikan reaksi atau respon jika

dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel dari variabel terikat ini diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.

Dari beberapa pendapat tentang variabel terikat diatas, maka dapat diambil kesimpulan variabel terikat adalah suatu variabel yang akan dikenai atau mendapatkan pengaruh dari variabel bebas.

3. Variabel dalam penelitian

Variabel dalam penelitian ini, yaitu :

a. Variabel bebas (X)

Melalui penelitian ini variabel bebas adalah Kegiatan Membuat Jamu.

b. Variabel terikat

(21)

E.Metode Pengumpulan Data

1. Pengertian Metode Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2005: 100), mengatakan bahwa metode pengumpulan data adalah cara – cara untuk mengumpulkan data. Cara

menunjukkan pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujdukan dalam benda yang kasat mata, tetapi dapat dipertontonkan penggunanya. Menurut Arikunto, metode pengumpulan data dapat dieroleh dari angket, wawancara, obseravsi,

ujian atau tes, dokumentasi, dan lainnya.

Menurut Sugiyono (2013: 224-225), mendefinisikan tentang metode

pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber, dan berbagai cara. Bila

dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah, pada laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah dengan responden, pada

suatu seminar, diskusi, dijalan, dan lain – lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer (sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data) dan sumber sekunder

(sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalkan melewati orang lain atau dokumen). Selanjutnya bila dilihat dari segi

(22)

Lebih lanjut Kerlinger (dalam Suharsimi Arikunto, 2006: 177), (dalam Dimyati, 2013: 69-70), mengatakan bahwa metode atau kegiatan pengumpulan

data bukan hanya melihat objek. Agar data bisa dikumpulkan secara baik dan benar, maka langkah berikutnya yang harus dilakukan oleh seorang peneliti

adalah menyusun instrumen sebagai alat bantu dalam kegiatan pengumpulan data.

Dari beberapa pengertian tentang metode pengumpulan data diatas,

dapat disimpulkan bahwa metode pengumpulan data adalah metode yang dapat digunakan sebagai cara melakukan kegiatan penelitian terhadap masalah yang

akan diteliti. Metode pengumpulan data data yang dapat digunakan dalam pengumpulan data bisa dengan cara observasi, interview atau wawancara, angket/kuosioner, metode tes, dan dokumentasi.

2. Jenis – jenis Metode Pengumpulan Data

Untuk dapat memperoleh data, ada beberapa cara atau teknik atau

metode pengumpulan data. Antara lain, yaitu : a. Tes

Menurut Riduwan (2011: 30), mengatakan bahwa tes adalah

instrumen pengumpul data yang berisi serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan,

(23)

Kerlinger (1986), (dalam Sukardi, 2003: 138), tes merupakan prosedur sistematik dimana individual yang di tes dipresentasikan dengan

suatu set stimuli jawaban mereka yang dapat menunjukkan ke dalam angka. Subjek dalam hal ini, harus bersedia mengisi item – item dalam

tes yang sudah direncanakan sesuai dengan pilihan hati dan pikiran guna menggambarkan respons subjek terhadap item yang diberikan. Respons yang telah diberikan oleh subjek, kemudian diolah oleh si peneliti atau

tester secara sistematis menuju arah kesimpulan yang menggambarkan tingkah laku subjek tersebut. Sesuai jenis penelitian yang hendak

digunakan, respons subjek pada umumnya melalui angka untuk penelitian kuantitatif, dan tidak melalui angka jika pilihan melalui penelitian kualitatif. Macam tes menurut Kerlinger, yaitu tes psikologi,

tes prestasi, dan tes inteligensi.

Lebih lanjut menurut Arikunto (2010: 193-194), mengatakan tes

adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Macam – macam jenis

tes menurut Arikunto, yaitu tes kepribadian, tes bakat, tes inteligensi, tes sikap, teknik proyeksi, tes minat, dan tes prestasi.

b. Angket atau Kuosioner

(24)

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal – hal yang ia ketahui.

Menurut Sugiyono (2013: 142), mengatakan bahwa kuosioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Teknik atau metode pengumpulan data ini merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneiti tahu

dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Menurut Riduwan (2007: 25-26), angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan dari penyebaran angket adalah

mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak

sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. c. Wawancara atau interview

Menurut J.Moleong (2007: 186), mengatakan wawancara adalah

percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaannya itu.

Menurut Arikunto (2010: 198), wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari

(25)

keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.

Lebih lanjut menurut Sugiyono (2013: 138), mengatakan bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit atau kecil. d. Observasi

Menurut Arikunto (2010: 199-200), mengatakan bahwa observasi adalah suatu aktivitas yang dilakukan menggunakan panca indra (mata), di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan

pengamatan, meliputi kegiatan permuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh indra. Jadi observasi dapat dilakukan

melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba,dan pengecap. Sutrisno Hadi (1986), (dalam Sugiyono,2013: 145) mengatakan observasi adalah merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses – proses pengamatan dan ingatan.

(26)

penelitian tersebut bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam, proses kerja, dan penggunaan responden kecil.

e. Dokumentasi

Menurut Riduwan (2013: 31), mengatakan bahwa dokumentasi

adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku – buku yang relevan, peraturan – peraturan, laporan kegiatan, foto – foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.

Menurut Arikunto (2010: 201), berpendapat bahwa dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang – barang tertulis. Di

dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda – benda tertulis seperti buku – buku, majalah, dokumen, peraturan – peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.

Lebih lanjut pengertian dokumentasi menurut Dimyati (2013: 97-98), merupakan teknik pengumpulan data penelitian mengenai hal – hal

(27)

3. Metode Pengumpulan Data Penelitian

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1) Observasi

Pada saat penelitian dilakukan peneliti melakukan observasi pada pelaksanaan kegiatan Membuat Jamu di TK Bustanul Atfhal Purbalingga Kidul dilakukan untuk mengungkap dan mengkuantitatifkan proses pelaksanaan

kegiatan Membuat Jamu sebagai salah satu cara meningkatkan kemampuan sains pada anak didik saat terjadinya perlakuan dengan menggunakan alat ukur

(28)

Lembar observasi yang dibuat oleh peneliti ada 3 yaitu :

a. Lembar observasi siswa, yaitu untuk mengukur kemampuan sains

Nama :

Tanggal : Kelompok :

Tabel 3.9 Lembar Observasi Kemampuan Sains Anak

No Indikator

Hasil Observasi

1. Anak dapat menyebutkan tiga macam tanaman dan ciri – ciri warna tanaman tersebut (kencur-putih, kunyit-kuning, sirih-hijau).

2. Anak dapat menyebutkan tiga macam rasa yang terdapat dalam jamu (manis, pahit, asam).

3. Anak dapat mengenal dua macam warna dalam jamu yang dibuatnya (beras kencur (coklat), kunyit asam (kuning)).

4. Anak mampu memecahkan masalah sederhana dalam membuat dua macam jamu (melakukan percobaan tanaman (kencur dan kunyit) diubah menjadi minuman (jamu).

Keterangan :

: Anak yang belum berkembang (BB). : Anak yang sudah mulai berkembang (MB).

(29)
(30)

Tabel 3.11 Kriteria penilaian perkembangan dalam penelitian

No Kriteria Pencapaian

penilaian Keterangan

1

 Ketika anak mencapai pada 4 indikator.

 Ketika anak mencapai pada 3 indikator dari 4 indikator.

 Ketika anak mencapai pada 2 indikator dan pada 2 indikator lainnya.

2

 Ketika anak mencapai pada 4 indikator.

 Ketika anak mencapai pada 3 indikator dari 4 indikator.

 Ketika anak mencapai pada 2 indikator dan pada 2 indikator lainnya.

3

 Ketika anak mencapai pada 4 indikator.

 Ketika anak mencapai pada 3 indikator dari 4 indikator.

 Ketika anak mencapai pada 2 indikator dan pada 2 indikator lainnya.

4

 Ketika anak mencapai pada 4 indikator.  Ketika anak mencapai pada 3 indikator dari

4 indikator. Keterangan :

: Anak yang belum berkembang (BB). : Anak yang sudah mulai berkembang (MB).

(31)

b. Lembar observasi siswa dikelas yaitu untuk mengukur keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran Membuat Jamu.

Nama :

Tanggal : Kelompok :

Tabel 3.12 Lembar Observasi Keterlibatan Anak

No. Aspek yang diamati Ya Tidak

1. Anak mampu mengikuti instruksi guru selama kegiatan pembelajaran.

2. Anak mampu mendengarkan guru selama proses pembelajaran.

3. Keterlibatan anak selama proses pembelajaran. 4. Keaktifan anak selama proses pembelajaran. 5. Perhatian/ ketertarikan anak selama proses

pembelajaran.

Keterangan : Berilah tanda Chek (√) apabila anak mengikuti dan

(32)

c. Lembar observasi guru, untuk mengukur seberapa baik guru dalam menyampaikan dan melakukan pembelajaran Mambuat Jamu.

Tabel 3.13 Lembar Observasi Kinerja Guru

No Aspek Sikap Yang Diamati Keterangan

Ya Tidak 1. Guru membuat rencana pembelajaran hari ini.

2. Guru telah menyiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan untuk pembelajaran hari ini sebelum pembelajaran dimulai.

3. Guru menyiapkan peralatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan lengkap.

4. Guru menyampaikan salam sebelum pembelajaran.

5. Guru memimpin doa sebelum pelajaran dimulai. 6. Guru menyampaikan program pembelajaran pada

hari ini saat pembukaan.

7. Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan tema dan rencana pembelajaran.

8. Guru mengajar dengan suara yang nyaring.

9. Guru melakukan pengamatan dengan kinerja anak didik.

10. Guru mampu melibatkan semua anak dalam pembelajaran.

11. Guru mengadakan pengawasan saat istirahat, makan dan bermain.

12. Guru memberikan motivasi pada untuk berusaha. 13. Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang

telah dilakukan hari ini.

14. Guru membimbing anak dan mengamati anak saat doa selesai belajar.

15. Guru mengamati anak setelah selesai pembelajaran hari ini dan saat pulang.

Keterangan : Berilah tanda Chek (√) pada sikap yang dilakukan oleh

guru. 2) Dokumentasi

(33)

karya anak melalui lembar kerja yang diselesaikan tentang kegiatan membuat jamu dan foto kegiatan selama kegiatan pembelajaran membuat jamu

berlangsung.

F. Metode Analisis Data

1. Pengertian Metode Analisis Data

Menurut Bogdan & Biklen, 1982, (dalam Moleong, 2005: 248), analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah – milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Menurut Supardi (2006: 131) analisis data adalah pengumpulan data

sesudah tahapan telah dikumpulkan lengkap dan valid. Jika peneliti tidak mampu mengenalisisnya maka data tidak akan memiliki nilai ilmiah yang

dapat digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

Winata (2009 : 106), menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai

informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian formal, biasanya analisis

diarahakan untuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya hubungan, perbedaan atau pengaruh variabel satu atau variabel X terhadap variabel yang lain atau variabel Y dalam taraf signifikansi tertentu. Dalam PTK, sesuai dengan ciri dan

(34)

dan menemukan upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.

2. Jenis – jenis Metode Analisis Data

Menurut Dimyati (2013:105), membedakan jenis analisis data ada dua

jenis yakni data kualitatif dan data kuantitatif. Data penelitian kualitatif adalah data penelitian yang berbentuk kualitas atau mutu dari sesuatu. Data kuantitatif merupakan data penelitian yang diwujudkan dalam bentuk jumlah atau

angka-angka dari hasil suatu pengukuran.

Menurut Arikunto (2006:131) ada dua jenis data yang dapat

dikumpulkan peneliti yaitu :

a. Data kuantitatif, data yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif.

b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat

pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (efektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam

belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif.

Lebih lanjut menurut Sanjaya (2012:117) membedakan analisis data menjadi dua jenis yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses

(35)

data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada dua jenis metode analisis data yakni data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif

merupakan data hasil pengukuran yang diteliti berdasarkan kualitas atau mutunya, informasi dalam data ini diinformasikan dalam bentuk kalimat. Data kuantitatif adalah data yang diwujudkan dalam bentuk jumlah atau angka -

angka dari hasil suatu pengukuran.

3. Metode Analisis Data Yang Digunakan

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik analisis diskriptif. Teknik ini digunakan untuk mengolah data yang bersifat kualitatif, baik yang berhubungan dengan keberhasilan

proses maupun hasil pembelajaran. Analisis data dilakukan pada saat proses pengumpulan data sedang berlangsung dan saat data telah terkumpul

seluruhnya. Bersamaan pengumpulan data, dilakukan pula analisis data yang didapatkan. Proses ini dilakukan dengan maksud mempertajam fokus atau pokok persoalan.

Dalam analisis data peneliti menggunakan perhitungan prosentase ketuntasan siswa berkisar 75%-80%. Sudjana (dalam Dimyati, 2013: 105)

menyebutkan bahwa biasanya keberhasilan siswa ditentukan kriterianya, yakni berkisar 75%-80%. Artinya siswa dikatakan berhasil apabila ia menguasai atau dapat mencapai sekitar 75%-80% dari tujuan atau nilai yang seharusnya

(36)

belum berhasil. Prosentase ini dilakukan untuk mempertegas peningkatan kemampuan penjumlahan dalam kondisi awal. Siklus I dan Siklus II.

Selanjutnya ketuntasan atau keberhasilan siswa pada setiap siklusnya dideskripsikan melalui kata – kata atau kalimat secara menyeluruh pada subjek

Gambar

Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Tindakan Kelas
Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 1
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 2
Tabel 3.4 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Reguler periode LXI tahun 2016/2017 yang kami laksanakan di Pedukuhan Pongangan, Desa Sentolo, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo,

Jangka waktu pemakaian perlu menjadi pertimbangan dalam memilih alat kontrasepsi demi kenyamanan pemakai alat kontrasepsi tersebut.Ada sebagian orang yang tidak

Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan, penelitian tentang perbedaan pengaruh ceramah dan pemberian leaflet mengenai pencegahan kanker serviks dan papsmear terhadap

Dari data percobaan pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pengujian saklar RFID. terhadap keluaran berupa hazard dan buzzer berjalan sesuai dengan perancangan

Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan normal tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif serta membuat keluarga sadar akan

SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG TIDAK MELAPORKAN SELURUH PENGHASILANNYA YANG MEMPUNYAI PEKERJAAN BEBAS SEBAGAI PEDAGANG ECERAN..

Daya dukung tiang pancang atau kapasitas ijin tiang dihitung menggunakan Persamaan 2.3 dengan variasi dimensi dapat diperoleh hasil pada Tabel 1 berikut.. D-37

Seperti kewajiban dalam hal pemotong sebagai dasar perhitungan, penyetoran dan pelaporan hutang pajak sesuai dengan ketentuan perundang- undangan perpajakan, maka