• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasus Penyerangan Novel Baswedan, Polisi Sudah Periksa 16 Saksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kasus Penyerangan Novel Baswedan, Polisi Sudah Periksa 16 Saksi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 Lampiran

Kasus Penyerangan Novel Baswedan, Polisi Sudah Periksa 16 Saksi

FACHRI FACHRUDIN

Kompas.com - 15/04/2017, 18:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian masih berupaya mengungkap pelaku penyiraman cairan jenis asam sulfat terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul menyampaikan, hingga saat ini tim gabungan Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya telah memeriksa sejumlah saksi.

"Ada 16 saksi yang diperiksa.Mereka pastinya orang yang mengetahui dan mendengar peristiwa itu," ujar Martinus usai menghadiri diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (15/4/2017).

(Baca: Dukungan untuk Novel Baswedan dari Pelajar Indonesia di Belanda)

Menurut Martinus, masih ada sejumlah orang yang akan diperiksa sebagai saksi. Bahkan, penyidik juga akan meminta keterangan dari Novel.

Penggalian keterangan akan dilakukan setelah Novel pulih. Novel saat ini masih menjalani perawatan di Singapura.

"Kami butuh keterangan tambahan dari Novel, tapi yang bersangkutan masih berobat di Singapura.Kami upayakan kesembuhan dulu," kata dia.

Martinus melanjutkan, selain memeriksa saksi, penyidik juga masih menganalisis CCTV yang ada di rumah Novel.

(2)

2 "CCTV di rumah Novel ada satu kami analisis?.Selain itu kami juga lakukan analisis IT, yakni analisis terhadap beberapa pembicaraan di wilayah tersebut," kata dia.

Martinus mengatakan, nantinya seluruh hasil analisis itu dikumpulkan guna mendapat rangkaian utuh dari peristiwa tersebut.

"Yang jelas kami terus bekerja profesional, kami butuh waktu," ujarnya.

(Baca: Polisi Kantongi Foto Orang Mencurigakan yang Pernah Datangi Rumah Novel) Novel sebelumnya diserang dua orang tak dikenal dengan menggunakan cairan yang diduga merupakan air keras.

Peristiwa itu terjadi usai Novel usai menunaikan ibadah shalat subuh di masjid dekat kediamannya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Kedua orang tersebut langsung melarikan diri menggunakan sepeda motor setelah menyerang Novel.

Novel Baswedan: Harapan Orang yang Menyerang Saya Sia-sia, Tak Ada

Gunanya

AMBARANIE NADIA KEMALA MOVANITA Kompas.com - 25/07/2017, 13:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menegaskan bahwa kejadian yang menimpa dirinya tak akan berpengaruh pada upaya pemberantasan korupsi.

Hal itu disampaikan melalui video yang direkam oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak.Video tersebut diambil saat Dahnil mengunjungi Novel di Singapura.

(3)

3 "Begitu juga dengan harapan orang-orang yang berupaya menyerang saya dan hentikan langkah korupsi, saya ingin menunjukkan bahwa harapan orang-orang itu akan sia-sia.Tidak akan ada gunanya," ujar Novel dalam video yang diterima Kompas.com pada Selasa

(25/7/2017).

Akibat penyiraman air keras itu, Novel yang merupakan kepala satgas penyidikan kasus dugaan korupsi e-KTP itu harus vakum sementara waktu. Namun, ia meyakini proses penyidikan di KPK tidak akan terpengaruh dengan kasus tersebut.

(Baca: Novel Baswedan Ungkap Ada Jenderal Polisi Terlibat Teror Terhadapnya) "Saya tegaskan bahwa itu tidak akan bisa sebagaimana yang mereka harapkan," kata Novel. Novel mengatakan, apa yang terjadi pada dirinya harus menjadi penyemangat bagi penyidik maupun pihak-pihak yang pro pemberantasan korupsi.

"Dengan ini kita harap ke depan kita semakin kuat dan perhatian dengan kepentingan negara dan bangsa dan kepentingan orang banyak," kata Novel.

Hingga lebih dari 100 hari pasca kejadian itu, polisi belum juga menetapkan satupun tersangka.Diduga pelaku terdiri dari dua orang yang berboncengan mengendarai sepeda motor.Akibatnya, air keras itu mengenai mata dan mencederai mata kirinya.

Saat ini, mata kanan Novel bisa membaca deret angka, namun masih kurang jelas karena lensa yang sering bergeser. Sedangkan, mata kirinya baru sebatas bisa melihat jari.

Haris Azhar: Kapolri Harus Berani Mengungkap Kasus Novel Baswedan

AMBARANIE NADIA KEMALA MOVANITA Kompas.com - 26/07/2017, 19:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar meminta Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian bertindak

(4)

4 profesional dalam penanganan kasus penyiraman penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Di balik pengusutan kasus ini ditengarai sarat kepentingan di internal Polri.

"Saya mau kasih semangat ke Kapolri, Anda harus berani.Karena Kapolri cuma satu, dia aja.Dia harusnya berani dan bisa," ujar Haris di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (26/7/2017).

Haris mengatakan, barang bukti dan keterangan saksi seharusnya cukup bagi penyidik untuk menemukan pelakunya.Teknologi yang dimiliki Polri sudah mumpuni untuk mengolah barang bukti.

Dengam demikian, kata dia, semestinya tak ada alasan bagi Polri untuk kesulitan menangani kasus ini karena banyak kasus yang lebih besar yang bisa terungkap dalam waktu singkat. (Baca: Novel Baswedan: Harapan Orang yang Menyerang Saya Sia-sia, Tak Ada Gunanya)

"Ini soal si Kapolrinya, mau, berani apa enggak.Bahwa nanti orang yg esisten dengan kasus Novel, yang tidak suka Novel, yang berkepentingan agar kasus ini tidak dibuka, dia

terganggu kalau Kapolri buka kasusnya," kata Haris.

Jika nantinya ada perlawanan balik dari pihak luar maupun dari oknum polisi, Tito tidak perlu takut.

"Saya pikir masyarakat akan semakin mendukung Polri kalau pak Tito berani bongkar ini," lanjut dia.

Berdasarkan informasi yang Haris himpun, ada tarik menarik kepentingan di internal Polri.Novel pun sudah mengungkap bahwa ada keterlibatan perwira tinggi Polri dalam kejadian itu.Namun, korps Bhayangkara memilih menutupinya demi melindungi citra Polri. (Baca: 100 Hari Penyerangan, Istri Novel Baswedan Sampaikan Tiga Pesan)

"Kalau bilang tidak ada yang terlibat, itu sopan santun membela korpsnya aja," kata Haris. "Kalau ada tarik menarik kepentingan dan memainkan kasus Novel, saya rasa sejumlah penyidik tahu soal ini. Termasuk Kapolri," lanjut dia.

Haris melihat banyak kepentingan di tubuh kepolisian yang memengaruhi proses penyidikan yang menyebabkan politik saling "sandera" di internal. Haris meyakini sebenarnya Polri mampu mengungkap kasus Novel berbekal barang bukti dan informasi yang cukup banyak dihimpun.

"Namun, kemampuan pengungkapan terhadap kasus Novel justru terhadang oleh kepentingan beberapa kelompok di internal kepolisian," kata Haris.

(5)

5

Presiden Dinilai Lamban dalam Merespons Teror terhadap Novel

Baswedan

ESTU SURYOWATI

Kompas.com - 31/07/2017, 14:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Agus Hermanto menilai Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) lamban dalam merespons serangan teror terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Lebih dari 100 hari serangan teror terhadap Novel, hingga detik ini pelaku penyerangan tersebut masih misteri. Agus mengatakan, sejak awal dirinya sudah meminta Presiden untuk membentuk tim pencari fakta (TPF). Sayangnya, masukan itu tidak didengar.

"Persoalan ini susah dan menyita waktu begitu lama.Sampai saat ini belum ada kejelasannya, karena pemerintah dalam hal ini Presiden tidak secepatnya mengantisipasi ini," kata Agus ditemui di Gedung DPR-RI, Jakarta, Senin (31/7/2017).

Menurut politisi Partai Demokrat itu, keberadaan TPF penting untuk mempercepat

penanganan kasus Novel yang rumit. Adanya TPF akan sangat membantu karena terdiri dari para intelijen yang hebat.

(Baca: Polri dan KPK Bentuk Tim Gabungan Semi-Independen Ungkap Kasus Novel) "Bukan kami mengecilkan arti kepolisian.Kepolisian sudah bekerja dengan bagus.Tetapi ini kan kompleks persoalannya, sehingga harus ditangani komprehensif," ucap Agus.

Dia pun berharap usai pertemuan Jokowi dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, TPF bisa segera dibentuk.

"Kalau enggak ada, rasanya makin lama lagi.Mau sampai kapan bisa terungkap?" kata Agus. "Sekali lagi kami menganjurkan, kami berpendapat yang terbaik Presiden secepatnya

(6)

6

KPK Tagih Tindak Lanjut Polisi dalam Kasus Novel Baswedan

ABBA GABRILLIN

Kompas.com - 10/10/2017, 14:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menagih tindak lanjut kepolisian dalam penyelesaian kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

Rencananya, Pimpinan KPK akan kembali mendatangi Polri.

"Nanti kami lihat kembali, mungkin kami akan datang ke sana lagi untuk menanyakan

kembali bagaimana perkembangannya," ujar Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan, di Gedung KPK Jakarta, Selasa (10/10/2017).

Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mempertanyakan belum terungkapnya kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.

Baca: Polri: Semoga Novel Baswedan Bisa Kembali Perangi Korupsi

Peristiwa penyerangan sudah berlalu 180 hari.Namun, pihak kepolisian belum menemukan satu pun tersangka pelaku penyerangan.

Bahkan, hingga kondisi mata Novel semakin baik, kepolisian belum juga menemukan titik terang atas kasus penyerangannya.

Dahnil justru menganggap kasus penyerangan Novel ini makin kusut dan kabur.Sebab, belakangan justru muncul upaya kriminalisasi terhadap Novel.

Direktur Penyidikan KPK Brigjen Aris Budiman sebelumnya melaporkan Novel Baswedan ke polisi. Dia menuding Novel telah mencemarkan nama baiknya melalui surat elektronik.

(7)

7 Rabu 12 April 2017, 18:08 WIB

Novel Baswedan Diteror

Wakapolri: Sudah 16 Saksi Diperiksa Terkait Teror Novel

Bahtiar Rifa'i –

Serang - Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan 16 orang saksi sudah diperiksa

kepolisian terkait teror air keras ke penyidik KPK Novel Baswedan. Belum diketahui 16 saksi yang diperiksa dari pihak mana saja.

"Sudah ditangani.Sudah 16 saksi yang sedang diperiksa," kata Syafruddin kepada wartawan usai berkunjung ke Mapolda Banten, Jl. Syekh Nawawi Albantani, Kota Serang, Rabu (12/4/2017).

Wakapolri juga berjanji, serangan terhadap penyidik senior KPK tersebut akan diungkap sejelas-jelasnya. Ia berjanji, dalam waktu dekat kepolisian akan mengungkap pelaku penerangan Novel Baswedan.

"Mudah-mudahan cepat terungkap.Akan kita ungkap," kata Syafruddin menegaskan.

Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal setelah menunaikan salat subuh di Masjid Al-Ihsan, Selasa (11/4).Lokasi masjid itu sekitar 4 rumah dari kediaman Novel di Jalan Deposito T Nomor 8, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Polisi juga sudah menyita beberapa barang bukti dari lokasi kejadian, yakni cairan yang digunakan penyerang, cangkir, dan kamera CCTV milik Novel untuk melihat rekaman saat penyerangan terjadi.

(8)

8 Selasa 25 Juli 2017, 10:34 WIB

Novel: Mereka Serang Saya untuk Setop Perang Lawan Korupsi, Sia-sia Dhani Irawan

Novel Baswedan menyebut upaya penyerangnya menyiramkan air keras ke wajahnya bertujuan menghentikan perang melawan korupsi.Namun Novel memastikan harapan penyerangnya itu sia-sia belaka.

"Begitu juga dengan harapan orang-orang yang telah berupaya untuk menyerang saya, untuk memendam, untuk menghentikan langkah-langkah pemberantasan korupsi, saya ingin menunjukkan bahwa harapan orang-orang itu akan sia-sia, tidak ada gunanya," ujar Novel dalam video yang diunggah PP Pemuda Muhammadiyah di laman resmi Facebook-nya, Selasa (25/7/2017).

Baca juga: Dari Singapura, Novel Kirim Pesan Penyemangat Lawan Koruptor

"Saya tegaskan bahwa itu tidak akan bisa sebagaimana yang mereka harapkan," ucap Novel. Novel menyampaikan pesan itu dalam video yang direkam Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak.Dia memang menjenguk Novel ke Singapura dan merekam video tersebut.

Novel juga sempat menyampaikan terima kasih atas dukungan berbagai pihak

kepadanya.Terakhir, pada Kamis, 20 Juli lalu, KPK pun menggelar acara mendoakan kesembuhan Novel tepat di hari ke-100 sejak Novel diserang.

Baca juga: 100 Hari Teror ke Novel, Pimpinan KPK Gelar Doa Bersama

"Pada kesempatan ini, saya mau sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua rekan-rekan yang telah mendoakan, yang telah memberikan perhatian dan dukungan tentunya, khususnya dalam hal ini adalah dari rekan Pemuda Muhammadiyah dan Kokam (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah), dan rekan-rekan lain

(9)

9 yang tentunya tidak bisa saya sebutkan satu per satu," kata Novel.

Novel mengalami penyerangan setelah melaksanakan salat subuh di masjid di dekat

rumahnya pada 11 April 2017. Saat itu, 2 orang menggunakan sepeda motor menyiramkan air keras ke wajah Novel.

Hingga saat ini, kepolisian masih mengusut pelaku penyerangan itu.Polisi sudah membuat 3 sketsa wajah pelaku dari saksi mata yang melihat kejadian itu.

(dhn/fjp)

Senin 31 Juli 2017, 23:00 WIB

KPK: Presiden Beri Sinyal Baik Penuntasan Teror ke Novel

Nur Indah Fatmawati

Jakarta

-Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar mempercepat penuntasan kasus teror terhadap Novel Baswedan.KPK merespons instruksi Jokowi sebagai sinyal positif.

"Terkait dengan perhatian Presiden terhadap kasus ini, kami melihatnya sebagai sinyal baik agar peneror tersebut tidak lagi dibiarkan berlama-lama bebas di luar," kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah saat dimintai konfirmasi, Senin (31/7/2017).

Febri menyebut teror bisa saja berlanjut terhadap orang lain bila pelaku penyerangan Novel belum tertangkap. Risiko ini juga ditanggung para aktivis pro-pemberantasan korupsi.

"Karena risiko tentu tidak hanya pada Novel atau pegawai KPK lainnya, tetapi juga pada pihak-pihak yang berperan aktif dalam pemberantasan korupsi," ujar Febri.

(10)

10 Novel. Soal isi pertemuan Kapolri dengan Jokowi, KPK akan mempelajarinya.

"Kami pelajari terlebih dahulu perkembangan dari hasil pertemuan Kapolri dan Presiden hari ini.Posisi KPK tentu kita berharap pelaku penyerangan segera ditemukan, baik itu pelaku lapangan ataupun aktor intelektual penyerangan tersebut," ucap Febri.

Dalam pertemuan di Istana Kepresidenan siang tadi, Presiden Jokowi meminta Kapolri mempercepat penyelesaian kasus Novel.Namun Tito menyampaikan ada kendala yang ditemui dalam penanganan kasus.

"Beliau (Jokowi) memerintahkan agar menuntaskan sesegera mungkin," kata Tito. (nif/fdn)

Selasa 01 Agustus 2017, 11:09 WIB

Jokowi: Kasus Penyerangan Novel Harus Segera Dituntaskan!

Gibran Maulana Ibrahim

Jakarta - Presiden Joko Widodo bicara soal kasus teror penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.Jokowi ingin kasus itu segera dituntaskan. "Kasus yang menimpa Pak Novel Baswedan harus segera dituntaskan," kata Jokowi. Hal tersebut disampaikan Jokowi lewat akun Twitter resminya, @jokowi, Selasa (1/8/2017).Jokowi juga bicara soal perkembangan pengusutan teror air keras tersebut.

(11)

11 Cuitan Jokowi pun mendapat respons dari para pengikutnya di Twitter. Banyak yang

mendukung kasus Novel segera diungkap.

"Mantap Pak, Harus diusut sampai tuntas demi keadilan buat Pak Novel Baswedan," balas pengguna Twitter dengan akun @chairul_mh.

Sebelumnya, Jokowi memanggil Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait kasus teror air keras terhadap Novel Baswedan. Tito menghadap Jokowi untuk melaporkan perkembangan kasus yang menimpa Novel.

Dalam jumpa pers seusai pertemuan, Tito mengatakan sketsa wajah terduga penyerangan Novel sudah didapatkan.Sketsa diperoleh berdasarkan keterangan saksi yang ada di lokasi kejadian.

Saksi melihat terduga pelaku berdiri mencurigakan di dekat masjid tempat Novel menunaikan salat subuh berjemaah.Terduga penyerang Novel itu memiliki ciri-ciri bertubuh ramping, tinggi 167-170 cm, kulit agak hitam, dan rambut keriting.

"Ini adalah dari saksi yang sangat penting karena 5 menit sebelum kejadian ada di dekat masjid. Dia mencurigakan yang kami duga dia pengendara sepeda motor," kata Tito dalam konferensi pers seusai pertemuan di kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (31/7).

Saksi yang dimaksud Tito tak bersedia diungkap namanya.Tetapi saksi tersebut dinilai sangat penting oleh kepolisian. Pihaknya juga bekerja sama dengan kepolisian Australia (AFP) untuk mengungkap kasus ini.

(gbr/van)

Rabu 11 Oktober 2017, 20:00 WIB

WP KPK: Jika Kasus Novel Tak Diungkap, Kami Sasaran Selanjutnya

(12)

12 Jakarta - Perwakilan pengurus Wadah Pegawai (WP) KPK, Aulia, ingin agar pelaku teror terhadap Novel Baswedan segera diungkap. Aulia menyebut sasaran teror selanjutnya adalah seluruh pegawai KPK apabila kasus itu tak kunjung selesai.

"Seandainya kasus Novel tidak diungkap, kita semua pegawai KPK bersiap saja menunggu serangan selanjutnya.Karena pelaku masih berkeliaran.Apa pun bentuknya, kita serahkan bagaimana prosesnya, yang penting pelaku diungkap," kata Aulia di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (11/10/2017).

Hal itu disampaikan Aulia bersama Koalisi Masyarakat Antikorupsi, bertepatan dengan 6 bulan sejak peristiwa teror menimpa Novel pada 11 April 2017.Salah satu rekan Novel yang juga hadir, Dahnil Anzar Simanjuntak, sempat berkomunikasi dengan Novel melalui video call.

Dahnil menyebut Novel akan menjalani operasi tahap kedua untuk mata kirinya pada bulan ini. Setelahnya, Novel direncanakan kembali ke Jakarta dan bekerja kembali di KPK.Dahnil pun berharap KPK tetap mendukung Novel.

"Maka jangan sampai ada upaya misalnya mencampakkan Novel dalam peran-perannya sebagai penyidik KPK.Misalnya ada upaya memindahkan Novel ke mana supaya peran orang ini tidak signifikan lagi di KPK agar orang ini tidak punya magnitude lagi di KPK.Ini yang harus dihentikan," kata Dahnil.

Di tempat yang sama, Kabiro Humas KPK Febri Diansyah menyebut penyerangan terhadap Novel itu bukanlah pada seorang individu, tetapi pada KPK sebagai lembaga. Oleh sebab itu, KPK ingin pelaku penyerangan segera diungkap.

"Sikap KPK melihat penyerangan tersebut, tentu saja KPK melihat sejak awal penyerangan Novel bukan penyerangan individu.Tapi kami pandang sebagai serangan terhadap kerja-kerja KPK.Oleh karena itu, komitmen KPK, seluruh jajaran ingin pelaku penyerangan ini segera diungkap," kata Febri.

Pimpinan KPK Harus Tentukan Sikap Tegas terkait Teror pada Novel

Dahnil juga mendesak pimpinan KPK tegas dalam bersikap.Dahnil menyebut pimpinan KPK seharusnya selalu hadir dan bersuara lantang untuk melindungi seluruh pegawainya dari ancaman teror.

"Saya mendesak pimpinan KPK terang bersikap. Sampai detik ini, orang yang nalarnya sehat, apalagi mereka yang paham, proses penyelidikan harusnya bisa tuntas dengan mudah," Dahnil.

Novel mengalami teror penyiraman air keras pada 11 April 2017 seusai menunaikan salat subuh di masjid dekat rumahnya di Jakarta Utara.Kedua mata Novel terpapar air keras, mata kirinya yang paling parah harus dioperasi.

Pada akhir bulan Oktober ini, Novel akan menjalani operasi tahap kedua pada mata kirinya. Setelah itu, Novel disebut akan kembali ke Jakarta untuk bertugas lagi di KPK.

Gambar

ABBA GABRILLIN

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen sebagai proses memiliki suatu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan yang telah

Laporan keuangan terdiri atas laporan posisi keuangan (Neraca), laporan sisa hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami perlindungan hukum bagi penulis buku atas karya ciptanya berdasarkan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2014

• Dan pada 1989, formasi International Council of Chemical Association (ICCA), badan dunia industri kimia yang mewakili produsen kimia dari seluruh dunia, tengah memimpin

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui berapa kebutuhan air sawah untuk tanaman padi yang dibutuhkan pada daerah sekitar daerah Panei Tengah Kabupaten

Uji keragaman bobot dilakukan dengan syarat bahwa tidak boleh terdapat lebih dari dua suppositoria yang bobotnya menyimpang yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih

Berdasarkan dari beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, maka dalam penelitian ini akan dikembangkan media pembelajaran tembang macapat Mijil

Tujuan penelitian ini adalah memetakan lokasi dan kapasitas dari informasi inventarisasi mata air di Kecamatan Cidahu, mengkaji variasi dari data deret waktu mata air yang