IKHTISAR EKSEKUTIF
aporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh Tahun 2015 ini merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh Tahun 2012 – 2017 dan Rencana Kinerja Tahun 2015 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2015. Penyusunan LAKIP Tahun 2015 ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas dan responsibilitas terhadap kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2015. Hal ini mengingat pelaporan akuntabilitas kinerja merupakan suatu keharusan manajemen pemerintahan negara dan implementasi berbagai kebijakan negara yang menitikberatkan pada upaya peningkatan kepercayaan publik dan perwujudan
kepemrintahan yang baik (good governance), sebagaimana termuat dalam Tap MPR
No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang ditindaklanjuti dengan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Seiring dengan upaya merealisasikan good governance, Badan Pemberdayaan
Masyarakat Aceh telah melaksanakan berbagai kegiatan dan program, untuk mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran, serta visi dan misi yang secara sistematis telah dituangkan dalam Renstra BPM Aceh Tahun 2012 – 2017. Visi tersebut yakni “Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Nanggore Aceh Darussalam”. Untuk mewujudkan visi tersebut diatas perlu dirumuskan sejumlah misi yaitu :
1. Pemantapan Penyelenggaraan Pemerintahan Mukim, Gampong dan Kelurahan;
2. Peningkatan Keswadayaan Masyarakat;
3. Pemantapan Nilai-nilai Sosial Budaya Masyarakat dan Pemberdayaan Keluarga
yang Islami;
4. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat;
5. Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Berwawasan Lingkungan;
6. Pemberdayagunaan Teknologi Tepat Guna Sesuai Kebutuhan Masyarakat;
7. Penanggulangan Kemiskinan.
Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja selama tahun 2015 ditetapkan berdasarkan
4 (empat) sasaran strategis tersebutnya selanjutnya diukur dengan mengaplikasi 4 (empat) indikator kinerja. Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari empat
sasaran strategis yang ditetapkan dalam Penetapan/Perjanjian Kinerja Tahun 2015 menunjukan 4 (empat) sasaran strategis telah dilaksanakan secara baik namun masih ada beberapa indikator sasaran strategis yang masih memerlukan upaya untuk dapat ditingkatkan. Rincian capaian kinerja masing-masing indikator tiap sasaran strategis tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut :
LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR RENSTRA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ACEH TAHUN 2015
SASARAN STRATEGIS 1:
Meningkatnya Mutu Gizi Anak Usia Dini
Melalui Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS)
INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN 2015
1 Jumlah siswa yang mendapat
perbaikan gizi melalui makanan tambahan bergizi (PMT-AS)
3.571 siswa 3.571 siswa 100%
SASARAN STRATEGIS 2:
Meningkatnya Pengetahuan dan Kesadaran Masyarakat Terhadap Teknologi Tepat Guna (TTG)
INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN 2015
1 Jumlah peserta yang berhasil
menjadi juara Pekan Inovasi
Perkembangan Desa/Teknologi
Tepat Guna (TTG) Nasional XVII Tahun 2015
6 Inventor 6 Inventor 100%
SASARAN STRATEGIS 3:
Meningkatnya Kualitas Pelayanan
Kepada Masyarakat di Kemukiman dan Gampong
INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN 2015
1 Jumlah Gampong Berprestasi yang
SASARAN STRATEGIS 4:
Meningkatnya Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Dan Gampong
INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN 2015
1 Jumlah Gampong yang Berhasil
Mengelola Dana Bantuan Keuangan Peumakmu Gampong (BKPG)
6.464 Gampong
6.464
Gampong 100%
Banda Aceh, Februari 2016
KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ACEH
Ir. HELVIZAR IBRAHIM
PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 19620611 199203 1 004
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR IKHTISAR EKSEKUTIF BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. . LATAR BELAKANG ... 2
B. TUGAS FUNGSI DAN SUMBER DAYA APARATUR ... 2
C. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI ... 7
D.. PERMASALAHAN UTAMA (STRATEGIC ISSUED) ... 9
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN LAKIP ... 11
BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 14
A. . RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2012 – 2017 ... 14
1. VISI ... 15
2. MISI ... 16
B. TUJUAN DAN SASARAN ... 16
C. STRATEGI DAN KEBIJAKAN ... 20
D.RENCANA KINERJA TAHUN 2015 ... 22
E. PENETAPAN KINERJA ... 26
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 27
A. . CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ... 27
1. PERBANDINGAN TARGET DAN REALISASI KINERJA BPM TAHUN 2015 ... 29
2. PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN 2012-2015 ... 33
3. PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN 2015 DAN TARGET RENSTRA 2012-2017 ... 37
4. ANALISIS KEBERHASILAN DAN HAMBATAN SERTA ALTERNATIF
SOLUSI ... 41
5. ANALISIS ATAS EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBERDAYA ... 43
6. ANALISIS PROGRAM/KEGIATAN YANG MENUNJANG KEBERHASILAN ATAUPUN KEGAGALAN PENCAPAIAN KINERJA .... 48
B. REALISASI ANGGARAN TAHUN 2015 ... 49
1. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN... 50
2. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR ... 54
3. PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR ... 57
4. PROGRAM PENINGKATAN KEBERDAYAAN MASYARAKAT GAMPONG ... 59
5. PROGRAM PENGEMBANGAN LEMBAGA EKONOMI GAMPONG ... 80
6. PROGRAM PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEMBANGUN GAMPONG ... 85
7. PROGRAMPENINGKATAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAHAN GAMPONG ... 99
8. PROGRAM PENINGKATAN IMUM MUKIM DAN KELEMBAGAAN ... 101
BAB IV PENUTUP ... 103
A. . KESIMPULAN ... 103
B. RENCANA TINDAK LANJUT ... 103 DAFTAR LAMPIRAN :
1. PERJANJIAN KINERJA TAHUN
2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
3. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
4. RENCANA/TARGET KINERJA DAN CAPAIAN KINERJA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1A.1 Struktur Organisasi BPM ACEH ... 4
Gambar 1A. 2 Grafik Pegawai Berdasarkan Golongan ... 5
Gambar 1A.3 Grafik Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin ... 6
Gambar 1A.4 Grafik Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 6
DAFTAR TABEL
Tabel 3A.1 Pengukuran Kinerja Berdasarkan Indikator dan Sasaran Strategis ... 29
Tabel 3A.2 Perbandingan Pengukuran Kinerja Berdasarkan Indikator dan Sasaran Strategis Tahun 2015 ... 33
Tabel 3A.3 Realisasi Kinerja Sesuai dengan Renstra Tahun 2015 ... 36
Tabel 3A.4 Tingkat Efisiensi Anggaran ... 43
Tabel 3A.5 Persentase Efisiensi Anggaran ... 44
Tabel 3B.1 Pagu dan Realisasi Anggaran BPM APBA Tahun 2015 ... 47
Tabel 3B.2 Urutan Anggaran Belanja BPM Aceh Berdasarkan Program ... 48
Tabel 3B.2 Peserta Pameran PIN Desa/Kelurahan Nasional dan Gelar TTG Nasional XVI Tahun 2015 ... 56
Tabel 3B.4 Juara Stand Provinsi Terbaik Tingkat Nasional ... 58
Tabel 3B.5 Juara Stand Partisipan Kementerian/Lembaga Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2015 dan Gelar TTG ... 58
Tabel 3B.6 Juara Kategori TTG Unggulan Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2015 dan Gelar TTG ... 58
Tabel 3B.7 Juara Poyantek Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2015 ... 59
Tabel 3B.8 Juara Inovator TTG Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2015 ... 59
Tabel 3B.9 Juara Gelar TTG Se Aceh X Kategori Inventor Tahun 2015 ... 60
Tabel 3B.10 Juara Gelar TTG Se Aceh X Kategori Stand Terbaik Tahun 2015 ... 60
Tabel 3B.11 Dana PMT-AS Untuk 75 TK/RA ... 63
Tabel 3B.12 Bansos Renovasi Rumah dalam Rangka Bedah Rumah Dhuafa TP.PKK Aceh pada BPM Aceh Tahun 2015 ... 66
Tabel 3B.13 Dana Hibah Barang Kepada Kelompok Masyarakat ... 67
Tabel 3B.14 Juara Gelar TTG Se Aceh Kategori Inventor Tahun 2015 ... 76
Tabel 3B.15 Juara Gelar TTG Se Aceh X Kategori Stand Terbaik Tahun 2015 ... 77
Tabel 3B.16 Jumlah Peserta workshop Lingkup Tugas dan Tanggung jawab ketua dan UPK PNPM MP Tahun 2015 ... 78
Tabel 3B.17 Jumlah Peserta workshop Lingkup Tugas dan Tanggung jawab ketua dan Bendahara UPK PNPM MP Tahun 2015 ... 79
Tabel 3B.18 Lokasi dan Alokasi BKPG TA. 2009 s.d 2015 ... 80 Tabel 3B.19 Penetapan Pagu dan Pelaksanaan Distributor Raskin di Kab/Kota
Wilayah Aceh Tahun 2015 ... 81 Tabel 3B.20 Hasil Seleksi Tahap I ... 83 Tabel 3B.21 Pembangunan/ Rehab Kantor Keuchik/ Datok Penghulu/ Mukim/
Tuha Peut/ Tempat Wudhuk Meunasah, Pagar Kantor Mukim, Rehab Ruang Tuha Peut Dan Penataan Halaman Kantor Keuchik/
Pemasangan Paving Block Dalam Wilayah Aceh Yang Bersumber Dari Dana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Aceh (Apba) Dan Migas Kab/Kota Tahun Anggaran 2015 ... 87 Tabel 3B.22 Lokasi Gampong dan Mukim Penerima Bantuan Komputer, Printer
dan Meubileur di wilayah Aceh Bersumber dari dana APBA Tahun Anggaran 2015 ... 90 Tabel 3B.23 Lokasi Penerima Bantuan Komputer, LCD dan Wireless bersumber
dari dana APBA-P wilayah Aceh Bersumber dari dana APBA Tahun Anggaran 2015 ... 93 Tabel 3B.24 Jadwal dan Jumlah Peserta Pelatihan Pratugas Bagi Keuchik
Definitif ... 95 Tabel 3B.25 Biaya Operasional Imum Mukim ... 97
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme menyatakan Akuntabilitas sebagai salah satu asas umum dalam penyelenggaraan negara. Azas akuntabilitas ini menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kewajiban Instansi pemerintah untuk berakuntabilitas kinerja secara Internal telah diamanatkan dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Berdasarkan amanat tersebut, seluruh instansi pemerintah di tingkat pusat dan daerah, dari entitas tertinggi (instansi) hingga unit kerja setingkat eselon II, setiap tahun menyampaikan laporan informasi kinerjanya kepada unit kerja yang berada pada tingkat lebih tinggi secara berjenjang. Laporan Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh merupakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik dalam memberikan gambaran kondisi yang obyektif mengenai perencanaan strategis, target dan capaian kinerja, evaluasi pencapaian kinerja berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam RENSTRA 2012 – 2017. Disamping itu penyusunan LAKIP dapat dijadikan sebagai masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat menjaga kepercayaan masyarakat terhadap eksistensi suatu lembaga.
B. TUGAS, FUNGSI DAN SUMBER DAYA APARATUR
Secara kelembagaan Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh adalah perangkat daerah sebagai unsur penunjang Pemerintah Daerah Provinsi Aceh. Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh dibentuk beradasarkan Qanun Aceh Nomor 5 tahun 2007 tentang susunan organisasi dan tata kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Badan Pemberdayaan
Masyarakat Aceh mempunyai tugas untuk “Melaksanakan Tugas Umum
Pemerintahan dan Pembangunan di bidang pemberdayaan masyarakat”.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh mempunyai fungsi :
1. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Badan;
2. Penyusunan program kerja tahunan jangka menengah dan jangka panjang;
3. Penyelengaraan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat, termasuk pelayanan
umum lintas Kabupaten/Kota;
4. Pelaksanaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan
tugas di bidang pemerintahan mukim dan gampong serta pemberdayaan masyarakat;
5. Perumusan kebijakan teknis dalam lingkup pembedayaan masyarakat;
6. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB).
Dalam melaksanakan fungsinya sebagaimana tersebut di atas, Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh mempunyai kewenangan:
1. Merumuskan dan menyiapkan kebijakan pelaksanaan pemerintahan dan
kelembagaan mukim dan gampong;
2. Merumuskan dan menyiapkan kebijakan dibidang ketahanan masyarakat;
3. Merumuskan dan menyiapkan kebijakan dibidang pemanfaatan teknologi tepat
guna dan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan;
4. Merumuskan dan menyiapkan kebijakan dibidang pemberdayaan ekonomi
5. Merumuskan dan menyiapkan kebijakan program dan koordinasi litbang serta penyusunan perencanaan dan pelaporan dibidang pemberdayaan masyarakat; dan
6. Melaksanakan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana serta
rumah tangga.
Di dalam pelaksanaan tugas dan fungsi maka susunan organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh, terdiri dari :
1. Kepala Badan;
2. Sekretaris;
3. Bidang Kelembagaan, Sarana dan Prasarana Perdesaan;
4. Bidang Ketahanan Masyarakat Mukim dan Gampong;
5. Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat;
6. Bidang Pengembangan Teknologi Perdesaan;
7. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa.
Didalam penyusunan dan pembagian struktur organisasi berdasarkan esselon III dan IV adalah sebagai berikut :
1. Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum;
b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Laksana;
c. Sub Bagian Keuangan.
2. Bidang Kelembagaan, Sarana dan Prasarana Perdesaan, terdiri dari :
a. Sub Bidang Pengembangan Sarana dan Prasarana Perdesaan;
b. Sub Bidang Penguatan Kelembagaan Masyarakat Mukim dan Gampong.
3. Bidang Ketahanan Masyarakat Mukim dan Gampong, terdiri dari :
a. Sub Bidang Motivasi dan Swadaya;
b. Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya, Tradisi dan Budaya.
4. Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, terdiri dari :
a. Sub Bidang Penanggulangan Kemiskinan;
b. Sub Bidang Bimbingan Usaha Ekonomi.
5. Bidang Pengembangan Teknologi Perdesaan, terdiri dari :
a. Sub Bidang Teknologi Tepat Guna;
b. Sub Bidang Bimbingan dan Penyuluhan.
6. Unit Pelaksana Kegiatan (UPTB), terdiri dari :
a. Sub Bagian Tata Usaha;
b. Seksi Penyiapan dan Penyelenggaraan Pelatihan;
c. Seksi Sarana dan Prasarana Pelatihan.
0 10 20 30 40 50 60 70
GOLONGAN II III IV TENAGA
KONTRAK
Series1 21 67 17 44
GRAFIK BERDASARKAN GOLONGAN
Dalam menjalankan tugas dan kewajiban urusan pemerintahan bidang pemberdayaan masyarakat sepantasnya Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh di dukung oleh sumber daya manusia/aparatur yang memadai baik dari segi jumlah, pendidikan maupun tingkat pangkat/golongan, dengan harapan tugas-tugas serta urusan bidang pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan dengan baik. Disamping itu, dengan adanya sumber daya aparatur yang memadai dan berkompetensi, program dan kegiatan dalam rangka menjalankan urusan
pemberdayaan dapat dilaksanakan dengan lancar dan efektif.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, BPM Aceh didukung oleh 149 orang pegawai yaitu PNS sebanyak 105 dan tenaga kontrak sebanyak 44 orang. Gambaran komposisi pegawai yang ada saat ini sampai akhir bulan Desember 2015 :
- Menurut golongan :
a. Golongan IV = 17 orang
b. Golongan III = 67 orang
c. Golongan II = 21 orang
d. Tenaga Kontrak = 44 orang
- Menurut jenis kelamin:
a. Laki-laki = 96 orang
b. Perempuan = 53 orang
Gambar 1A.3 Grafik Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
- Menurut tingkat pendidikan sebagai berikut:
a. Pasca Sarjana (S-2) = 20 orang
b. Sarjana (S-1) = 72 orang
c. Diploma III (D-III) = 7 orang
d. Diploma I (D-I) = 1 orang
e. SLTA Sederajat = 48 orang
f. SLTP Sederajat = 1 orang
- Jumlah PNS yang menduduki eselon:
a. Eselon II-a = 1 orang
b. Eselon III-a = 6 orang
c. Eselon IV-a = 14 orang
Gambar 1A.5 Grafik Pegawai Menurut Eselon
C. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI
Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh didalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya memiliki strategi pemberdayaan masyarakat dengan mengacu pada RPJMA Tahun 2012 – 2017 dengan memperhatikan kebutuhan dan perkembangan situasi pemberdayaan masyarakat baik secara lokal, nasional dan global. Strategi dan kebijakan yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh adalah :
1. Pemantapan pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Mukim dan Gampong
sesuai dengan kaidah yang berlaku;
2. Peningkatan peranan kelembagaan masyarakat Gampong dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya;
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan sosial dan
masyarakat terhadap masalah sosial dan ekonomi melalui pembinaan dan stimulan dalam rangka penanggulangan kemiskinan agar dapat meningkatkan kesejahteraan;
4. Penanggulangan kemiskinan sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun
2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, dilaksanakan berdasarkan pembagian 4 klaster/kelompok yaitu :
a. Klaster I bantuan dan Perlindungan Sosial berbasis keluarga bertujuan untuk
melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, dan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin;
b. Klaster II Pemberdayaan Masyarakat bertujuan untuk mengembangkan
potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat;
c. Klaster III Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil bertujuan untuk memberikan
akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil;
d. Klaster IV Program murah untuk rakyat untuk memberikan ”sesuatu” dengan
harga sangat murah dengan sebagian dibantu pemerintah.
5. Melanjutkan dan mendukung Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perdesaan;
6. Memfungsikan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) sebagai lembaga
pengembangan perekonomian masyarakat Gampong;
7. Mengupayakan bantuan stimulan bagi masing-masing Gampong secara
proporsional dalam bentuk program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong atau nama lain serta program-program pemberdayaan lainnya sesuai dengan potensi dan kondisi yang dimiliki oleh masing-masing Gampong;
8. Meningkatkan kapasitas aparatur Pemerintahan dan kelembagaan Mukim/
Gampong, pengurus Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) dan pelaku program melalui berbagai pelatihan dan field training guna meningkatkan pengetahuan sehingga diharapkan menjadi tenaga profesional pada bidang tugasnya;
9. Pengembangan Kelompok Masyarakat Pengelola Industri Kecil dan Rumah Tangga serta meningkatnya kemampuan usaha UKM;
10. Pengembangan TTG untuk perdesaan sebagai upaya peningkatan akses
kelompok masyarakat miskin terhadap TTG untuk peningkatan produktifitas;
11. Menumbuh kembangkan keswadayaan, gotong royong masyarakat dan
partisipasi masyarakat dalam membangun Gampong;
12. Memberdayakan keluarga guna meningkatkan kesejahteraan keluarga,
kesetaraan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan di Gampong maupun diperkotaan melalui 10 program pokok PKK.
13. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi bagi perempuan dan peningkatan gizi
anak sekolah sehingga akan tercipta suasana yang mendukung kecerdasan dan aktifitas anak.
14. Mendukung kegiatan posyandu dalam rangka peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat Gampong;
15. Meningkatkan kualitas pendidikan guna mendukung kegiatan Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) dan mendukung Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat;
D. PERMASALAHAN UTAMA (STRATEGIC ISSUED)
Berdasarkan analisis tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarkat Aceh, maka peran sebagai regulator merupakan tantangan utama yang perlu disikapi untuk pengembangan pelayanan Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh masih terdapat tantangan lainnya seperti :
1. Organisasi dan tata kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh belum
memenuhi prinsip-prinsip organisasi yang bersifat “right size” sesuai dengan cakupan dan fungsi organisasi maka perlu adanya bidang program dan pelaporan pada BPM Aceh dalam rangka sinergitas perencanaan, penganggaran dan evaluasi program permberdayaan masyarakat;
2. Lemahnya kompetensi aparatur yang dimiliki BPM Aceh belum sepenuhnya professional dan memiliki kompetensi khususnya dalam penyelenggaraan tugas-tugas teknis pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat;
3. Dukungan kebijakan baik bersifat politik dan kepastian hukum terhadap
pelaksanaan program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat belum maksimal;
4. Sinkronisasi program antara pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota perlu ditingkatkan sehingga program yang direncanakan pemerintah provinsi mampu mendukung program prioritas pemerintah Kab/Kota, tidak tumpang tindih dan tidak “over laping” dengan kebijakan pemerintah Kab/Kota;
5. Masih lemahnya kapasitas Pemerintah Gampong dalam menerapkan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan gampong serta
pemberdayaan masyarakat;
6. Ketidakberdayaan masyarakat yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
ketidakmampuan secara ekonomis maupun kurangnya akses untuk memperoleh berbagai pelayanan dalam peningkatan kemampuan dan ketrampilan mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam meningkatkan pendapatannya;
7. Penyediaan berbagai informasi desiminasi teknologi tepat guna yang dibutuhkan
masyarakat dalam rangka peningkatan produktivitas sumber daya alam yang dikelola gampong dan masyarakat perlu ditingkatkan;
8. Penyediaan sarana dan prasarana penunjang kapasitas pemerintahan gampong
dan sarana pendukung bagi peningkatan perekonomian masyarakat gampong masih minim;
9. Ketersediaan akses perekonomian gampong perlu ditingkatkan melalui berbagai
pelaksanaan/pembangunan berbagai pasar desa dan peningkatan kapasitas pengelolaan BUMG belum maksimal.
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN LAKIP
Lakip Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemetih (LAKIP) ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2004 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi.
Kinerja Instansi Pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penanggungjawab dari visi, misi. Misi dan strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku
kepentingan (stakeholder) terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah
ditetapkan melalui Perencanaan Strategis.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah salah satu komponen dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang dirancang untuk mencapai tujuan manajemen kinerja yaitu perencanaan, penetapan kinerja dan pengukuran kinerja, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.
Keberhasilan pencapaian sasaran/target kinerja telah diukur menggunakan indikator
hasil (outcome) yaitu ukuran yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari
kegiatan-kegiatan dalam satu program atau indikator keluaran (output) yaitu ukuran
barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.
Sasaran/target kinerja instansi yang tertera dalam perencanaan strategis (RENSTRA) untuk menentukan masa depan organisasi. Penanggungjawaban Renstra secara tahunan tertera dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang berisikan informasi target tahunan secara rinci. Rencana Kinerja Tahunan ini disusun sebelum ada alokasi anggaran.
Target tahunan yang dirinci dalam Rencana Kinerja Tahunan akan menjadi dasar penyusunan dokumen Penetapan Kinerja (PK) yang merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai oleh para pejabat di setiap instansi pemerintah. Dengan demikian, penetapan kinerja ini menjadi kontrak kinerja yang harus diwujudkan oleh para pejabat tersebut sebagai penerima amanah dan pada akhir tahun nanti akan dijadikan sebagai dasar evaluasi kinerja dan penilaian terhadap pejabat tersebut. Dengan penetapan kinerja ini, diharapkan para pimpinan instansi tidak hanya pandai mendapatkan dan menghabiskan anggaran saja, tetapi juga harus mampu menunjukkan serta mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada pimpinannya dan kepada masyarakat. Penetapan Kinerja sebagai bagian tidak terpisahkan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) ini merupakan upaya dalam membangun manajemen pemerintahan yang transparan, partisipatif, akuntabel dan berorientasi hasil, yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat.
Sehingga didalam penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh tahun 2015 memiliki sistematika penulisan sebagai berikut :
IKHTISAR EKSEKUTIF
Menguraikan ringkasan secara menyeluruh LAKIP Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh;
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic
issued) yang sedang dihadapi organisasi. BAB II PERENCANAAN KINERJA
Pada Bab ini disajikan gambaran singkat mengenai rencana strategis serta penetapan kinerja. Pada awal bab ini disajikan gambaran secara singkat sasaran yang ingin diraih instansi pada tahun yang bersangkutan serta kaitannya dengan capaian visi dan misi Badan Pembedayaan Masyarakat Aceh.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pada bab ini diuraikan akuntabilitas kinerja, diutamakan pada pencapaian sasaran organisasi. Didalamnya disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja termasuk didalamnya
menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan,
hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target-target kinerja yang telah ditetapkan serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil untuk perbaikan dan peningkatan kinerja organisasi di tahun berikutnya secara berkelanjutan.
BAB IV PENUTUP BAB V LAMPIRAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Kinerja ataupun performance dari organisasi adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan organisasi sebagai penjabaran dari visi, misi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Konsep-konsep pengukuran kinerja
organisasi (key performance indicators) telah berkembang sejalan dengan semangat
perubahan untuk memperbaiki kinerja organisasi. Semangat perubahan dimaksud
adalah pola orientasi manajemen dari pola berorientasi masukan (input) kepada pola
yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output, outcomes dan benefit).
Rencana kinerja merupakan penggalan dari suatu perencanaan strategis dalam waktu satu tahun.
A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2012 - 2017
Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh tahun 2012-2017 merupakan dokumen perencanaan jangka menengah Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh untuk periode 5 (lima) tahun, terhitung sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2017, yang disusun sesuai dengan arah kebijakan pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) Tahun 2012‐2017, sebagai bagian dari agenda Rencana Pembangunan dan Rencana Strategis pemerintah Aceh Tahun 2012‐2017.
Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh Tahun 2012‐2017 disusun sebagai komitmen perencanaan jangka menengah dalam menjalankan
kebijakan Strategis pemerintah Aceh yang merupakan implementasi RPJMA Tahun
2012‐2017, serta menjadi landasan dan acuan pelaksanaan kegiatan seluruh unit kerja di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh .
Isi dalam Dokumen Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh menjabarkan tentang kebijakan yang dilakukan secara komprehensif dengan memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis yang ingin dicapai selama periode lima tahun kedepan, yang disesuaikan dengan dinamika tuntutan perubahan dalam masyarakat,
serta sinkronisasi perencanaan pembangunan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam mendukung kebijakan pemerintah Aceh khususnya dan kebijakan pembangunan nasional pada umumnya selama periode lima tahun kedepan.
1. V I S I
Berdasarkan peran dan mandat Pemerintah Aceh yang dijabarkan pada tugas pokok dan fungsi, visi Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh adalah :
“Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam”.
Visi tersebut mencerminkan suatu keinginan atau cita-cita dalam rangka perubahan menuju masyarakat Aceh yang lebih mandiri melalui pemberdayaan masyarakat dan sebagai motor penggerak perubahan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Mukim dan Gampong serta cerminan komitmen Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh sebagai elemen penggerak dan motivator untuk menjadi yang lebih baik lagi, yang harus disinergikan dengan elemen penggerak lainnya dalam suatu kesisteman yang utuh.
a. Keberdayaan masyarakat, merupakan upaya mengembangkan kemampuan
dan kemandirian masyarakat dalam seluruh aspek kehidupan meliputi aspek pemberdayaan ekonomi masyarakat, keswadayaan masyarakat, sosial budaya masyarakat, pemanfaatan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan, pendayagunaan tehnologi tepat guna dan penanggulangan kemiskinan, sehingga diharapkan masyarakat Aceh secara bertahap akan mampu membangun diri dan lingkungannya serta berperan aktif dalam proses pembangunan.
b. Penyelenggaraan Pemerintahan Mukim dan Gampong, merupakan salah satu
tujuan yang akan dicapai demi terwujudnya suatu tatanan Pemantapan Kerangka Acuan/Regulasi, Pemantapan Kelembagaan Pemerintahan Mukim dan Gampong, Pemantapan Pengelolaan Keuangan Gampong, Pementapan Adaministrasi Pemerintahan Mukim dan Gampong, Peningkatan Kapasitas
Pemerintahan Mukim dan Gampong, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Mukim dan Gampong.
2. MISI
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari visi, maka misi Badan Pemberdayaan
Masyarakat Aceh adalah sebagai berikut :
1. Pemantapan Penyelenggaraan Pemerintahan Mukim, Gampong dan
Kelurahan;
2. Peningkatan Keswadayaan Masyarakat;
3. Pemantapan Nilai-nilai Sosial Budaya Masyarakat dan Pemberdayaan
Keluarga yang Islami;
4. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat;
5. Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Berwawasan Lingkungan;
6. Pemberdayagunaan Teknologi Tepat Guna Sesuai Kebutuhan Masyarakat;
7. Penanggulangan Kemiskinan.
B. TUJUAN DAN SASARAN
Sebagai penjabaran atau penerapan dari pernyataan visi dan misi tersebut di atas, Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh menetapkan tujuan strategis yaitu :
1. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan pemerintah mukim dan gampong.
2. Berfungsinya Lembaga-lembaga gampong dalam rangka penguatan
kelembagaan gampong.
3. Meningkatnya partisipasi dan peran aktif masyarakat dalam membangun
gampong.
4. Meningkatnya motivasi masyarakat untuk memelihara dan mengembangkan
budaya dan tradisi sesuai dengan kearifan lokal.
5. Terwujudnya keluarga yang sejahtera melalui peningkatan taraf hidup yang
lebih layak.
6. Meningkatnya produktivitas usaha masyarakat dan pembangunan gampong.
7. Terwujudnya pengelolaan sumber daya alam oleh masyarakat gampong
8. Mendorong berkembangnya inovasi desiminasi informasi/teknologi tepat guna dalam rangka peningkatan produktifitas dan mutu produksi pemanfaatan sumber daya alam secara bertanggung jawab menuju keunggulan yang kompetitif.
9. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan program pemberdayaan dan
kapasitas SDM aparatur lingkup Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh
10. Meningkatnya kualitas dan implikasinya secara optimal perencanaan, agenda
strategis, program legislasi, transparansi pengelolaan program serta sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh.
Lebih lanjut Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh menetapkan sasaran strategis sebagai turunan dari setiap tujuan strategis yang hendak dicapai dalam jangka waktu 2012 - 2017, yaitu :
1.Untuk mewujudkan Tujuan Pertama, ditetapkan sasaran sebagai berikut :
a. terpenuhinya sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan
pemerintahan mukim dan gampong;
b. Meningkatnya kualitas aparatur pemerintahan gampong;
c. Terciptanya data profil gampong yang mampu memberi kontribusi
terhadap pembangunan gampong;
d. Memaksimalkan manajemen administrasi mukim dan gampong.
2.Untuk mewujudkan Tujuan Kedua, ditetapkan sasaran sebagai berikut :
a. meningkatnya kapasitas sumber daya manusia pengelola lembaga mukim
dan gampong;
b. Meningkatanya peran serta lembaga gampong dalam rangka
pembangunan gampong dan mukim;
c. berfungsinya Badan Usaha Milik gampong;
d. Memaksimalkan fungsi dan kewenangan imum mukim sebagai kepala
3.Untuk mewujudkan Tujuan Ketiga, ditetapkan sasaran sebagai berikut :
a. Pembentukan/meningkatkan kualitas sumber daya kader pemberdayaan
gampong sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam rangka pembangunan gampong;
b. Dukungan pengentasan daerah tertinggal melalui pemantapan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan;
4.Untuk mewujudkan Tujuan Keempat, ditetapkan sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya kepedulian dan peran aktif masyarakat berdasarkan
semangat kebersamaan kekeluargaan dan kegotong- royongan;
b. Terbentuknya gampong percontohan yang mengembangkan kearifan
lokal;
c. Terwujudnya database gampong adat se Aceh.
5.Untuk mewujudkan Tujuan Kelima, ditetapkan sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya asupan gizi anak usia sekolah gampong Se-Aceh;
b. Terbentuknya Kader Pokjanal Posyandu Plus di tingkat gampong dalam
wilayah Aceh;
c. Meningkatnya peran aktif tim PKK Kabupaten/Kota, Kecamatan dan
gampong.
6.Untuk mewujudkan Tujuan Keenam, ditetapkan sasaran sebagai berikut :
a. Pemberian dana bantuan stimulant yang bersumber Pemerintah Aceh
dalam bentuk program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG)/bantuan prioritas lainnya kepada masyarakat melalui Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) dalam berbagai bentuk kegiatan bantuan modal usaha kepada masyarakat.
b. Meningkatnya taraf hidup masyarakat Gampong;
7.Untuk mewujudkan Tujuan Ketujuh, ditetapkan sasaran sebagai berikut :
a. Pembinaan dan bantuan dana pengembangan usaha pengelolaan potensi
lokal;
b. peningkatan sarana dan prasarana pendukung dalam rangka pengelolaan
c. Terbentuknya database pengembangan pengelolaan sumber daya alam yang inovatif dan memiliki kontribusi bagi lingkungan hidup.
8.Untuk mewujudkan Tujuan Kedelapan, ditetapkan sasaran sebagai berikut :
a. Penguatan lembaga pelayanan pengembangan teknologi tepat Guna;
b. Meningkatnya pengembangan pemantapan teknologi tepat guna
9.Untuk mewujudkan Tujuan kesembilan, ditetapkan sasaran sebagai berikut :
a. Tersedianya kader aparatur pemberdayaan masyarakat yang professional
dan berkualitas;
b. Meningkatnya kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi aparatur dalam
penyelenggaraan pemerintahan serta meningkatnya transparansi dan akuntabilitas;
c. Terselengaranya reformasi birokrasi dan organisasi Badan Pemberdayaan
Masyarakat Aceh;
d. Meningkatnya kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi aparatur dalam
penyelenggaraan program pemberdayaan masyarakat aceh.
10.Untuk mewujudkan Tujuan Kesepuluh, ditetapkan sasaran sebagai berikut :
a. Tersedianya dokumen perencanaan, monitoring ,evaluasi dan pelaporan
agenda strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat;
b. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung kerja Badan Pemberdayaan
Masyarakat Aceh secara berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan;
c. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian sebagai bahan rekomendasi
C. STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Mengacu pada visi, misi, tujuan dan sasaran Badan Pemberdayaan masyarakat Aceh Tahun 2012–2017, secara konsisten diarahkan pada upaya–upaya mendukung lingkup tugas Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan Aceh di bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Upaya dan langkah strategis yang ditempuh adalah :
1. Pemantapan pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Mukim dan
Gampong sesuai dengan kaidah yang berlaku;
2. Peningkatan peranan kelembagaan masyarakat Gampong dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya;
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan sosial dan
memantapkan manajemen pemerataan keadilan serta peningkatan kepedulian masyarakat terhadap masalah sosial dan ekonomi melalui pembinaan dan stimulan dalam rangka penanggulangan kemiskinan agar dapat meningkatkan kesejahteraan;
4. Penanggulangan kemiskinan sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 15
Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, dilaksanakan berdasarkan pembagian 4 klaster/kelompok yaitu :
a. Klaster I bantuan dan Perlindungan Sosial berbasis keluarga bertujuan
untuk melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, dan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin;
b. Klaster II Pemberdayaan Masyarakat bertujuan untuk mengembangkan
potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat;
c. Klaster III Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil bertujuan untuk
memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil;
d. Klaster IV Program murah untuk rakyat untuk memberikan ”sesuatu” dengan harga sangat murah dengan sebagian dibantu pemerintah.
5. Melanjutkan dan mendukung Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perdesaan;
6. Memfungsikan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) sebagai lembaga
pengembangan perekonomian masyarakat Gampong;
7. Mengupayakan bantuan stimulan bagi masing-masing Gampong secara
proporsional dalam bentuk program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong atau nama lain serta program-program pemberdayaan lainnya sesuai dengan potensi dan kondisi yang dimiliki oleh masing-masing Gampong;
8. Meningkatkan kapasitas aparatur Pemerintahan dan kelembagaan Mukim/
Gampong, pengurus Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) dan pelaku program melalui berbagai pelatihan dan field training guna meningkatkan pengetahuan sehingga diharapkan menjadi tenaga profesional pada bidang tugasnya;
9. Pengembangan Kelompok Masyarakat Pengelola Industri Kecil dan Rumah
Tangga serta meningkatnya kemampuan usaha UKM;
10. Pengembangan TTG untuk perdesaan sebagai upaya peningkatan akses
kelompok masyarakat miskin terhadap TTG untuk peningkatan produktifitas;
11. Menumbuh kembangkan keswadayaan, gotong royong masyarakat dan
partisipasi masyarakat dalam membangun Gampong;
12. Memberdayakan keluarga guna meningkatkan kesejahteraan keluarga,
kesetaraan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan di Gampong maupun diperkotaan melalui 10 program pokok PKK.
13. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi bagi perempuan dan peningkatan gizi anak sekolah sehingga akan tercipta suasana yang mendukung kecerdasan dan aktifitas anak.
14. Mendukung kegiatan posyandu dalam rangka peningkatan kualitas
kesehatan masyarakat Gampong;
15. Meningkatkan kualitas pendidikan guna mendukung kegiatan Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) dan mendukung Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat;
D. RENCANA KINERJA TAHUN 2015
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis (Renstra) BPM Aceh 2012-2017 yang akan dilaksanakan melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana kinerja BPM Aceh Tahun 2015 dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran serta merupakan komitmen bagi BPM Aceh untuk mencapainya dalam tahun 2015. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan PP 6 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Rencana Kinerja Tahunan ini disebut Rencana Kerja SKPD disingkat Renja SKPD. Dokumen rencana kinerja BPM Aceh tahun 2015 memuat informasi tentang:
a. sasaran yang ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan;
b. indikator kinerja sasaran dan rencana capaiannya;
SASARAN/STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
Meningkatnya Peran Aktif Masyarakat Melalui
Kegiatan Gotong-royong, Penyediaan Makanan
Tambahan Anak Sekolah, Peran Aktif pokjanal Posyandu Provinsi dan Kabupaten /Kota serta Meningkatnya peran PKK dalam Pemberdayaan Masyarakat.
1 Jumlah peserta Rakorda Pokjanal
Posyandu Se-Aceh
51 Orang
2 Jumlah peserta Rakor TP PKK Aceh 192 Orang
3 Jumlah Peserta Sosialisasi Dan
Pembekalan Bagi Tenaga Pendamping PMT-AS
46 Orang
4 Jumlah Peserta Rapat Kerja PMT – AS Se
Aceh
103 Orang
5 Jumlah Peserta Pencanangan BBGRM XII
dan HKG PKK ke 43
1000 Orang
6 Jumlah Siswa yang mendapat perbaikan
gizi melalui PMT-AS
3571 Siswa
7 Jumlah Peserta Pelatihan Sistem
Informasi Posyandu Bagi Tenaga
Pengumpul Data Posyandu Kab/Kota Se Aceh
49 Orang
8 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi
Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKKS)
54 Orang
9 Jumlah Peserta Penguatan Team Work
PKK
50 Orang
10 Jumlah peserta Penguatan Kapasitas
Kader di bbidang Keagamaan Bagi Pengurus TP PKK
30 Orang
11 Jumlah Peserta Pelatihan Pembentukan
Posyandu Terintegrasi.
44 Orang
12 Jumlah Peserta Jambore Kader PKK 345 Orang
13 Jumlah Peserta Pelatihan workshop
penguatan Kapasitas Pokjanal Posyandu Se Aceh
79 Orang
14 Jumlah Peserta Rapat Persiapan dan
Pemantapan Acara Puncak BBGRM XI dan HKG PKK ke 42 tingkat provinsi
50 Orang
Meningkatnya Pengetahuan dan Kesadaran
Masyarakat Terhadap Teknologi Tepat Guna (TTG)
1 Jumlah Peserta Pembekalan dan
Pemantapan Gelar TTG Nasional XVII
106 Orang
2 Jumlah peserta Rapat Koordinasi TTG
Tingkat Provinsi Aceh
87 Orang
3 Jumlah Peserta Lomba Inovasi TTG Se
Aceh
37 Orang / 6 Inventor
4 Jumlah yang Ikut serta dalam Gelar TTG
Se Aceh
23 Kab / Kota
5 Jumlah yang ikut serta dalam Gelar TTG
Nasional
34 Provinsi
Tercapainya Program/Kegiatan Pemberdayaan Adat Dan Budaya Aceh Secara Efektif dan Efesien serta
Terkoordinasinya dan Sinerginya Pelaksanaan
Program/Kegiatan Provinsi Dan Kab/Kota
1 Jumlah Peserta Sosialisasi Peradilan Adat
Gampong
29 Orang
2 Jumlah Peserta Rakor Pemberdayaan
Adat dan Budaya Aceh
56 Orang
3 Jumlah Peserta Rapat Penyusunan Draft
Pergub Pelestarian Adat dan Budaya Aceh
SASARAN/STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
Meningkatkan kapasitas dan tanggungjawab pengelola dana bergulir PNPM Mandiri Perdesaan, sebagai sarana penyampaian informasi dan kebijakan terkait dengan pengelolaan dana bergulir, dan memberikan pemahaman tentang bagaimana pengelolaan dana bergulir PNPM Mandiri Perdesaan pasca berakhirnya PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2015 serta meningkatkan kapasitas tenaga pendamping program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG)
1 Jumlah Peserta Workshop Lingkup Tugas
dan Tanggungjawab Ketua Badan
Kerjasama Antar Desa (BKAD) dan Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM Mandiri Perdesaan Se Aceh
514 Orang
2 Jumlah peserta Workshop Lingkup Tugas
dan Tanggungjawab Tenaga Pendamping Program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG).
663 Orang
Meningkatnya Peran, Fungsi dan kewenangan dalam penyelenggaraan pemerintahan
1 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi
persiapan perlombaan gampong tingkat provinsi
23 Orang
2 Jumlah Gampong yang terpilih sebagai
peserta dalam perlombaan gampong tingkat provinsi
18 Gampong
3 Jumlah Gampong berprestasi yang
mendapat biaya pembinaan
6 gampong
Meningkatkan Unit pengaduan Masyarakat 1 Jumlah Peserta Rapat Tim Koordinasi
Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Rapat Koordinasi dengan Kab/Kota bersama Instansi terkait
40 Orang
Terbinanya Kelompok Masyarakat Pembangunan 1 Jumlah Peserta Workshop menggali
potensi petani dan nelayan se Aceh
32 Orang
Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan
Lembaga Kemasyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian pembangunan
gampong dan pemberdayaan masyarakat.
1 Jumlah peserta pelatihan peningkatan
kapasitas LPMG/Tuhan Lapan Gampong
150 Orang
2 Meningkatnya pengetahuan,
keterampilan dan kapasitas aparatur
pemerintahan dalam pengelolaan
manajemen pemerintahan gampong.
510 Orang
Tersedianya Sarana dan Prasarana Perdesaan di seluruh Aceh
1 Jumlah Bantuan Komputer untuk Kantor
Keuchik Kab Simeulu
10 Unit
2 Jumlah Bantuan Komputer untuk Kantor
Keuchik Kab Aceh Tamiang
7 Unit
3 Jumlah Bantuan Komputer untuk Kantor
Keuchik Kab Aceh Utara
42 Unit
4 Jumlah Bantuan Komputer untuk Kantor
Keuchik Kab se Kecamatan Seulimum Kab. Aceh Besar
1 Paket
5 Jumlah Bantuan Printer untuk Kantor
Keuchik Kab se Kecamatan Seulimum Kab. Aceh Besar
1 Paket
6 Jumlah Bantuan Komputer untuk Kantor
Keuchik Kab Aceh Barat
1 Paket
7 Jumlah Bantuan Mobiler untuk kantor
keuchik Kabupaten Aceh Utara
42 Paket
8 Jumlah Bantuan Mobiler untuk Kantor
Keuchik di Aceh
15 Paket
9 Jumlah Pembangunan Kantor
Keuchik/mukim Swakelola Masyarakat
74 Unit
10 Jumlah rehab Kantor Keuchik Swakelola
Masyarakat
2 Unit
11 Jumlah Pembangunan pagar mukim 1 Unit
13 Jumlah peserta pembekalan bagi Tim Pelaksana Kegiatan (TPK), Bendahara dan pendamping Kab/Kota pembangunan kantor keuchik/datok penghulu mukim dan prasarana lain/
171 Orang
14 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi dan
evaluasi pembangunan kantor
keuchik/datok penghulu mukim dan prasarana lain
171 Unit
Meningkatnya Peran dan Fungsi Imum Mukim dalam penyelenggaraan Pemerintahan dan Penataan Pembangunan.
1 Jumlah Imum Mukim yang memperoleh
biaya operasional (BOP) Mukim
783 Mukim
2 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi Forum
Mukim Se Aceh
46 Orang Meningkatnya Pengetahuan dan Kesadaran
Masyarakat dalam Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (POSYANTEK)
1 Jumlah Kelompok yang terbantu dalam
kegiatan POSYANTEK
E. PENETAPAN KINERJA
Penetapan Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai dan disepakati antara pihak yang menerima amanah/pegemban tugas dan penanggung jawab kinerja dengan pihak yang memberikan amanah/tugas dan tanggung jawab kinerja. Tujuan Perjanjian Kinerja:
1. Peningkatan kualitas pelayanan publik
2. Peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan sumber daya
3. Percepatan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang
efektif,transparan, dan akuntabel
4. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur
5. Mendorong komitmen penerima amanah untuk melaksanakan amanah yang
diterimanya dan terus meningkatkan kinerjanya
6. Menciptakan alat pengendalian manajemen yang praktis bagi pemberi
amanah
7. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur
8. Untuk dapat menilai keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan (reward) atau sanksi (Punishment).
Adapun ringkasan penetapan kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh Tahun 2015 dapat diilustrasikan dalam tabel berikut;
SASARAN/STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
Meningkatnya Mutu Gizi Anak Usia Dini Melalui Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)
Jumlah siswa yang mendapat perbaikan gizi
melalui makan tambahan bergizi (PMT-AS) 3.571 Siswa
Meningkatnya Pengetahuan dan Kesadaran
Masyarakat Terhadap Teknologi Tepat Guna (TTG)
Jumlah peserta yang berhasil menjadi juara Pekan Inovasi Perkembangan Desa/Teknologi Tepat Guna (TTG) Nasional XVII Tahun 2015
6 Inventor Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kepada Masyarakat
di kemukiman dan Gampong
Jumlah Gampong berprestasi yang mendapat
dana pembinaan 6 Gampong
Meningkatnya Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Gampong
Jumlah Gampong yang berhasil mengelola dana bantuan keuangan Peumakmu Gampong (BKPG)
6.464 Gampong
Program : Anggaran
1. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Gampong Rp. 27.214.634.000
2. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Gampong Rp. 9.741.675.000
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam upaya mencapai visi, misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja dalam mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik melalui alat pertanggungwaban secara periodik. Kinerja instansi pemerintah adalah gambaran mengenai pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Sistem Pengukuran Kinerja merupakan sistem yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan membandingkan secara sistematis dan berkesinambungan atas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menghitung pencapaian kinerja kegiatan dan sasaran dengan cara membandingkan antara rencana pencapaiannya yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dengan realisasi pencapaiannya. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya. Hal tersebut dilakukan dengan membandingkan tingkat kinerja yang dapat dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Sistem akuntabilitas kinerja ini berpedoman pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan PK dan Pelaporan AKIP. Dalam regulasi ini, antara lain juga mengatur tentang kriteria yang dipergunakan dalam penilaian kinerja LAKIP.
Dalam rangka pengukuran dan evaluasi kinerja, maka perlu membandingkan antara rencana dengan realisasi. Untuk itu telah digunakan dua rumus sesuai kondisi sebagai berikut :
1. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukan semakin tingginya kinerja atau
semakin rendah relisasinya menunjukan semakin rendahnya kinerja. Untuk itu digunakan rumus :
2. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukan semakin rendahnya kinerja atau
semakin rendah realisasi menunjukan semakin tingginya kinerja. Untuk itu digunakan rumus :
Atau
Selanjutnya untuk membuat simpulan hasil evaluasi, skala pengukuran kinerja yang digunakan adalah sebagai berikut :
NO TARGET INDIKATOR KERJA KATEGORI
1 85-100 Sangat berhasil
2 70-84 Berhasil
3 55-69 Cukup Berhasil
4 Kurang dari 55 Kurang
Rencana - ( Realisasi –Rencana )
Capaian Indikator Kinerja = X 100%
Rencana
Rencana (Rp.)
Capaian Indikator Kinerja = ______________ X 100%
Realisasi (Rp.)
( 2 X Rencana ) - Realisasi
Capaian Indikator Kinerja = X 100%
Selanjutnya kegiatan pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level program dan sasaran. Pengukuran indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukan secara langsung keterkaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya. Hal demikian dilakukan dalam upaya memperjelas keberhasilan setiap sasaran, disamping untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator‐indikator outcome yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan atau minimal indikator output. Untuk indikator kinerja lebih dari satu, maka capaian kinerja menggunakan indikator kinerja ultimate outcome yang merupakan indikator kinerja outcome pada hirarkhi yang tertinggi.
Target pencapaian kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh Tahun 2015 yang tertuang dalam Penetapan Kinerja (PK) merupakan tolok ukur dalam melaksanakan program dan kegiatan Tahun 2015. Penetapan kinerja (PK) disusun sebagai dasar penilaian dalam melaksanakan evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun. Penyusunan PK dilakukan dengan membandingkan antara :
1. PERBANDINGAN TARGET DAN REALISASI KINERJA BADAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT TAHUN 2015
Adapun perbandingan target dan realisasi kinerja dapat diukur berdasarkan indikator dan sasaran strategis Badan Pemberdayaan yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 3A.1
Pengukuran Kinerja berdasarkan Indikator dan sasaran strategis Tahun 2015
SASARAN/STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN PERSENTASE CAPAIAN
(%) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap Teknologi Tepat Guna
1 Jumlah Peserta Pembekalan Dan Pemantapan Gelar TTG Nasional XVII
106 Orang 106 Orang 100
2 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi
TTG Tingkat Provinsi Aceh 87 Orang 87 Orang 100
3 Jumlah Peserta Lomba Inovasi TTG
Se-Aceh 6 Inventor 6 Inventor 100
4 Jumlah Yang Ikut Serta Dalam Gelar
5 Jumlah Yang Ikut Serta Dalam Gelar
TTG Nasional 34 Provinsi 34 Provinsi 100
Meningkatnya Peran Aktif Masyarakat Melalui Kegiatan Gotong-royong, Penyediaan Makanan Tambahan Anak
Sekolah, Peran Aktif pokjanal Posyandu Prov dan Kab /Kota serta Meningkatnya peran PKK dalam Pemberdayaan Masyarakat.
1 Jumlah Peserta Rakorda Pokjanal
Posyandu Se-Aceh 51 Orang 51 Orang 100
2 Jumlah Sekolah Penerima Bantuan
PMT-AS 75 Sekolah 75 Sekolah 100
3 Jumlah Peserta Rakon TP PKK Aceh 192 Orang 192 Orang 100
4 Jumlah Peserta Sosialisasi Dan
Pembekalan Bagi Tenaga
Pendamping PMT-AS
46 Orang 46 Orang 100
5. Jumlah Peserta Rapat Kerja PMT-AS
Se-Aceh 103 Orang 103 Orang 100
6 Jumlah Peserta Pencanangan
BBRGM XII Dan HKG PKK Ke-43 1000 Orang 1012 Orang 101,2
7 Jumlah Peserta Pelatihan Sistem Informasi Posyandu Bagi Tenaga
Pengumpul Data Posyandu
Kab/Kota Se-Aceh
49 Orang 49 Orang 100
4 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat Dan Sejahtera (P2WKKS)
54 Orang 54 Orang 100
6 Jumlah Peserta Penguatan “Team
Work” PKK 50 Orang 50 Orang 100
7 Jumlah Pseserta Penguatan
Kapasitas Kader Di Bidang Keagamaan Bagi Pengurus TP PKK
30 orang 30 orang 100
8 Jumlah Peserta Pelatihan
Pembentukan Posyandu
Terintegrasi
44 orang 44 orang 100
9 Jumlah Peserta Jambore Kader PKK 345 orang 345 orang 100
10 Jumlah Peserta Pelatihan Workshop Penguatan Kapasitas Pokjanal Posyandu Se-Aceh
79 Orang 79 Orang 100
11 Jumlah Peserta Rapat Persiapan dan Pemantapan Acara Puncak BBGRM XI dan HKG PKK ke 42 Tingkat Provinsi. 50 Orang 50 Orang 100 Tercapainya Program/Kegiatan Pemberdayaan Adat Dan Budaya Aceh Secara Efektif dan
Efesien serta
Terkoordinasinya dan Sinerginya
Pelaksanaan Program/Kegiatan Provinsi Dan Kab/Kota
1 Jumlah Peserta Sosialisasi Peradilan
Adat Gampong 29 Orang 29 Orang 100
2 Jumlah Peserta Rakor
Pemberdayaan Adat dan Budaya Aceh
56 orang 56 orang 100
3 Jumlah Peserta Rapat Penyusunan Draft Pergub Pelestarian Adat Dan Budaya Aceh
15 orang 15 orang 100
Meningkatkan
kapasitas dan
tanggungjawab
1 Jumlah Peserta Workshop Lingkup Tugas dan Tanggungjawab Ketua Badan Kerjasama Antar Desa
bergulir PNPM Mandiri Perdesaan, sebagai sarana penyampaian informasi dan kebijakan terkait dengan pengelolaan dana bergulir, dan memberikan pemahaman tentang bagaimana pengelolaan dana bergulir PNPM Mandiri Perdesaan pasca berakhirnya PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2015 serta meningkatkan kapasitas tenaga pendamping program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG)
Kegiatan (UPK) PNPM Mandiri Perdesaan se-Aceh.
2 Jumlah peserta Workshop Lingkup Tugas dan Tanggungjawab Tenaga Pendamping Program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG).
663 Orang 663 Orang 100
Meningkatnya Unit
pengaduan Masyarakat 1 Jumlah Koordinasi Penanganan Pengaduan Peserta Rapat Tim Masyarakat dan Rapat Koordinasi dengan Kab/Kota bersama Instansi terkait
40 Orang 40 Orang 100
Terbinanya Kelompok Masyarakat
Pembangunan
1 Jumlah Peserta Workshop Menggali
potensi petani dan nelayan se-Aceh 32 Orang 32 Orang 100
Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Lembaga Kemasyarakatan dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Gampong dan Pemberdayaan Masayarakat. 1
Jumlah Peserta Pelatihan
Peningkatan Kapasitas LPMG/Tuha Lapan Gampong
150 Orang 150 Orang 100
2 Meningkatkan Pengetahuan,
Keterampilan dan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Dalam
Pengelolaan Manajemen Pemerintahan Gampong . 510 Orang 510 Orang 100 Meningkatnya Peran, Fungsi dan Kewenangan dalam Penyelenggaran Pemerintahan
1 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi persiapan Perlombaan Gampong Tingkat Provinsi
23 Orang 23 Orang 100
2 Jumlah Gampong yang terpilih sebagai peserta dalam perlombaan Gampong Tingkat Provinsi
18
Gampong 18 Gampong 100
3 Jumlah Gampong yang mendapat
bantuan biaya pembinaan 10 Gampong 10 Gampong 100
Tersedianya Sarana
dan Prasarana
Perdesaan di seluruh Aceh
1 Jumlah Bantuan Komputer untuk
Kantor Keuchik Kab. Simeulue 10 unit 10 unit 100
2 Jumlah Bantuan Komputer untuk
Kantor Keuchik Kab. Aceh Tamiang 7 unit 7 unit 100
3 Jumlah Bantuan Komputer untuk
Kantor Keuchik Kab. Aceh Utara 42 unit 42 unit 100
4 Jumlah Bantuan Komputer untuk Kantor Keuchik se Kecamatan Seulimuem Kab Aceh besar
1 Paket 1 Paket 100
5 Jumlah Bantuan Printer untuk Kantor Keuchik se Kecamatan Seulimuem Kab Aceh besar
1 Paket 1 Paket 100
6 Jumlah Bantuan Komputer untuk
Kantor Keuchik Kab Aceh Barat 1 Paket 1 Paket 100
7 Jumlah Bantuan Mobiler untuk
8 Jumlah Bantuan Mobiler untuk
Kantor Keuchik di Aceh. 15 Paket 15 Paket 100
9 Jumlah Pembangunan Kantor
Keuchik/Mukm swakelola
Masyarakat
74 Unit 74 Unit 100
10 Jumlah rehab Kantor Keuchik
Swakelola Masyarakat 2 Unit 2 Unit 100
11 Jumlah Pembangunan Pagar Mukim 1 Unit 1 Unit 100
12 Jumlah Rehab Tempat Wudhu 1 Unit 1 Unit 100
13 Jumlah Peserta Pembekalan bagi Tim Pelaksana Kegiatan (TPK),
Bendahara dan Pendamping
Kab/Kota Pembangunan Kantor Keuchik/Datok Penghulu /Mukim dan Prasarana Lain
171 Orang 171 Orang 100
14 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pembangunan Kantor Keuchik/Datok Penghulu /Mukim dan Prasarana Lain
171 Orang 171 Orang 100
Meningkatnya Peran dan Fungsi Imum
Mukim dalam
penyelenggaraan Pemerintahan dan Penataan
Pembangunan.
1 Jumlah Imum Mukim yang
memperoleh Biaya Operasional (BOP) Mukim
783 Mukim 783 Mukim 100
2 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi
Forum Mukim se Aceh 46 Orang 46 Orang 100
Meningkatnya
Pengetahuan dan
Kesadaran masyarakat dalam Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (POSYANTEK)
1 Jumlah kelompok yang terbantu
dalam kegiatan POSYANTEK 9 Kelompok 9 Kelompok 100
Berdasarkan tabel capaian pengukuran kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh tahun 2015, dapat dikatakan bahwa Capaian Kinerja Badan
Pemberdayaan masyarakat SANGAT BAIK, yaitu dengan nilai capaian rata-rata
sebesar 100% . Hal tersebut menggambarkan bahwa Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh telah mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai aparatur Pemerintah Aceh di bidang Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) BPM Aceh tahun 2012-2017.
2. PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN 2012-2015
Adapun perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3A.2
Pengukuran Kinerja berdasarkan Indikator dan sasaran strategis Tahun 2015
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TAHUN
2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015
REALISASI REALISASI REALISASI TARGET REALISASI
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terhadap Teknologi Tepat Guna
Jumlah Peserta Pembekalan Dan Pemantapan Gelar TTG Nasional XVII - - - 106 Orang 106 Orang Jumlah Peserta Rapat Koordinasi TTG Tingkat Provinsi Aceh
23 Kab/Kota 23 Kab/Kota 23 Kab/Kota 23
Kab/Kota 23 Kab/Kota Jumlah Peserta Lomba Inovasi TTG Se-Aceh 61 Orang/6 Inventor Juara - 47 Orang/6 Inventor Juara 37 Orang/6 Inventor Juara 37 Orang/6 Inventor Juara Jumlah Yang Ikut
Serta Dalam Gelar TTG Se-Aceh
23 Kab/Kota 23 Kab/Kota 23 Kab/Kota 23
Kab/Kota 23 Kab/Kota Jumlah Yang Ikut
Serta Dalam Gelar TTG Nasional
34 Provinsi 34 Provinsi 34 Provinsi 34 Provinsi 34 Provinsi
Meningkatnya Peran Aktif Masyarakat Melalui Kegiatan Gotong-royong, Penyediaan Makanan Tambahan Anak
Sekolah, Peran Aktif pokjanal Posyandu Prov dan Kab /Kota serta Meningkatnya peran PKK dalam Pemberdayaan Masyarakat. Jumlah Peserta Rakorda Pokjanal Posyandu Se-Aceh
102 Orang 56 orang 56 orang 51 Orang 51 Orang
Jumlah Peserta Rakon TP PKK Aceh
175 Orang 162 Orang 180 orang 192 Orang 192 Orang
Jumlah Peserta Rapat Kerja PMT-AS Se-Aceh
50 Orang 125 Orang 126 Orang 103 Orang 103 Orang
Jumlah yang ikut
serta dalan
BBGRM Tingkat Nasional
34 Provinsi 34 Provinsi 34 Provinsi 34 Provinsi 34 Provinsi
Jumlah Penerima Bantuan Bedah Rumah
- - 15 Orang 29 Orang 29 Orang
Jumlah Peserta Pelatihan Sistem Informasi Posyandu Bagi Tenaga Pengumpul Data Posyandu Kab/Kota Se-Aceh
- - 79 Orang 49 Orang 49 Orang
Jumlah yang ikut serta dalam Acara BBGRM Tingkat Provinsi Aceh
23 kab/Kota 23 kab/Kota 23 kab/Kota 23
kab/Kota
Jumlah Sekolah Penerima Bantuan PMT-AS
23 Sekolah 74 Sekolah 74 Sekolah 75 Sekolah 75 Sekolah
Tercapainya Program/Kegiatan Pemberdayaan Adat Dan Budaya Aceh Secara Efektif dan
Efesien serta Terkoordinasinya dan Sinerginya Pelaksanaan Program/Kegiatan Provinsi Dan Kab/Kota Jumlah Peserta Rakor Pemberdayaan Adat dan Budaya Aceh
43 Orang 40 Orang 56 orang 56 orang 56 orang
Meningkatkan kapasitas dan tanggungjawab pengelola dana bergulir PNPM Mandiri Perdesaan, sebagai sarana penyampaian informasi dan kebijakan terkait dengan pengelolaan dana bergulir, dan memberikan pemahaman tentang bagaimana pengelolaan dana bergulir PNPM Mandiri Perdesaan pasca berakhirnya PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2015 serta meningkatkan kapasitas tenaga pendamping program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG)
Jumlah desa yang melaksanakan pengelolaan Dana BKPG
6450 Desa 6464 desa 6464 desa 6464 desa 6464 desa
Jumlah peserta Workshop Lingkup Tugas dan Tanggungjawab Tenaga Pendamping Program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG).
- - 666 Orang 663 Orang 663 Orang
Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Lembaga Kemasyarakatan dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Gampong dan Pemberdayaan Masayarakat. Jumlah Peserta Pelatihan Peningkatan Kapasitas LPMG/Tuha Lapan Gampong
- - 170 Orang 150 Orang 150 Orang
Meningkatkan Pengetahuan, Keterampilan dan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Dalam Pengelolaan Manajemen Pemerintahan Gampong .
- - 150 Orang 510 Orang 510 Orang
Meningkatnya Peran, Fungsi dan Kewenangan dalam Penyelenggaran Pemerintahan Jumlah Peserta Rapat Koordinasi persiapan Perlombaan Gampong Tingkat Provinsi