• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh Tahun 2015 IKHTISAR EKSEKUTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh Tahun 2015 IKHTISAR EKSEKUTIF"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

IKHTISAR EKSEKUTIF

aporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh Tahun 2015 ini merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh Tahun 2012 – 2017 dan Rencana Kinerja Tahun 2015 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2015. Penyusunan LAKIP Tahun 2015 ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas dan responsibilitas terhadap kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2015. Hal ini mengingat pelaporan akuntabilitas kinerja merupakan suatu keharusan manajemen pemerintahan negara dan implementasi berbagai kebijakan negara yang menitikberatkan pada upaya peningkatan kepercayaan publik dan perwujudan

kepemrintahan yang baik (good governance), sebagaimana termuat dalam Tap MPR

No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang ditindaklanjuti dengan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Seiring dengan upaya merealisasikan good governance, Badan Pemberdayaan

Masyarakat Aceh telah melaksanakan berbagai kegiatan dan program, untuk mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran, serta visi dan misi yang secara sistematis telah dituangkan dalam Renstra BPM Aceh Tahun 2012 – 2017. Visi tersebut yakni “Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Nanggore Aceh Darussalam”. Untuk mewujudkan visi tersebut diatas perlu dirumuskan sejumlah misi yaitu :

1. Pemantapan Penyelenggaraan Pemerintahan Mukim, Gampong dan Kelurahan;

2. Peningkatan Keswadayaan Masyarakat;

3. Pemantapan Nilai-nilai Sosial Budaya Masyarakat dan Pemberdayaan Keluarga

yang Islami;

4. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat;

5. Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Berwawasan Lingkungan;

6. Pemberdayagunaan Teknologi Tepat Guna Sesuai Kebutuhan Masyarakat;

7. Penanggulangan Kemiskinan.

(3)

Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja selama tahun 2015 ditetapkan berdasarkan

4 (empat) sasaran strategis tersebutnya selanjutnya diukur dengan mengaplikasi 4 (empat) indikator kinerja. Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari empat

sasaran strategis yang ditetapkan dalam Penetapan/Perjanjian Kinerja Tahun 2015 menunjukan 4 (empat) sasaran strategis telah dilaksanakan secara baik namun masih ada beberapa indikator sasaran strategis yang masih memerlukan upaya untuk dapat ditingkatkan. Rincian capaian kinerja masing-masing indikator tiap sasaran strategis tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut :

LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR RENSTRA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ACEH TAHUN 2015

SASARAN STRATEGIS 1:

Meningkatnya Mutu Gizi Anak Usia Dini

Melalui Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS)

INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN 2015

1 Jumlah siswa yang mendapat

perbaikan gizi melalui makanan tambahan bergizi (PMT-AS)

3.571 siswa 3.571 siswa 100%

SASARAN STRATEGIS 2:

Meningkatnya Pengetahuan dan Kesadaran Masyarakat Terhadap Teknologi Tepat Guna (TTG)

INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN 2015

1 Jumlah peserta yang berhasil

menjadi juara Pekan Inovasi

Perkembangan Desa/Teknologi

Tepat Guna (TTG) Nasional XVII Tahun 2015

6 Inventor 6 Inventor 100%

SASARAN STRATEGIS 3:

Meningkatnya Kualitas Pelayanan

Kepada Masyarakat di Kemukiman dan Gampong

INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN 2015

1 Jumlah Gampong Berprestasi yang

(4)

SASARAN STRATEGIS 4:

Meningkatnya Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Dan Gampong

INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN 2015

1 Jumlah Gampong yang Berhasil

Mengelola Dana Bantuan Keuangan Peumakmu Gampong (BKPG)

6.464 Gampong

6.464

Gampong 100%

Banda Aceh, Februari 2016

KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ACEH

Ir. HELVIZAR IBRAHIM

PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 19620611 199203 1 004

(5)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR IKHTISAR EKSEKUTIF BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. . LATAR BELAKANG ... 2

B. TUGAS FUNGSI DAN SUMBER DAYA APARATUR ... 2

C. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI ... 7

D.. PERMASALAHAN UTAMA (STRATEGIC ISSUED) ... 9

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN LAKIP ... 11

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 14

A. . RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2012 – 2017 ... 14

1. VISI ... 15

2. MISI ... 16

B. TUJUAN DAN SASARAN ... 16

C. STRATEGI DAN KEBIJAKAN ... 20

D.RENCANA KINERJA TAHUN 2015 ... 22

E. PENETAPAN KINERJA ... 26

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 27

A. . CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ... 27

1. PERBANDINGAN TARGET DAN REALISASI KINERJA BPM TAHUN 2015 ... 29

2. PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN 2012-2015 ... 33

3. PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN 2015 DAN TARGET RENSTRA 2012-2017 ... 37

(6)

4. ANALISIS KEBERHASILAN DAN HAMBATAN SERTA ALTERNATIF

SOLUSI ... 41

5. ANALISIS ATAS EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBERDAYA ... 43

6. ANALISIS PROGRAM/KEGIATAN YANG MENUNJANG KEBERHASILAN ATAUPUN KEGAGALAN PENCAPAIAN KINERJA .... 48

B. REALISASI ANGGARAN TAHUN 2015 ... 49

1. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN... 50

2. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR ... 54

3. PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR ... 57

4. PROGRAM PENINGKATAN KEBERDAYAAN MASYARAKAT GAMPONG ... 59

5. PROGRAM PENGEMBANGAN LEMBAGA EKONOMI GAMPONG ... 80

6. PROGRAM PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEMBANGUN GAMPONG ... 85

7. PROGRAMPENINGKATAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAHAN GAMPONG ... 99

8. PROGRAM PENINGKATAN IMUM MUKIM DAN KELEMBAGAAN ... 101

BAB IV PENUTUP ... 103

A. . KESIMPULAN ... 103

B. RENCANA TINDAK LANJUT ... 103 DAFTAR LAMPIRAN :

1. PERJANJIAN KINERJA TAHUN

2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

3. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

4. RENCANA/TARGET KINERJA DAN CAPAIAN KINERJA

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1A.1 Struktur Organisasi BPM ACEH ... 4

Gambar 1A. 2 Grafik Pegawai Berdasarkan Golongan ... 5

Gambar 1A.3 Grafik Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin ... 6

Gambar 1A.4 Grafik Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 6

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3A.1 Pengukuran Kinerja Berdasarkan Indikator dan Sasaran Strategis ... 29

Tabel 3A.2 Perbandingan Pengukuran Kinerja Berdasarkan Indikator dan Sasaran Strategis Tahun 2015 ... 33

Tabel 3A.3 Realisasi Kinerja Sesuai dengan Renstra Tahun 2015 ... 36

Tabel 3A.4 Tingkat Efisiensi Anggaran ... 43

Tabel 3A.5 Persentase Efisiensi Anggaran ... 44

Tabel 3B.1 Pagu dan Realisasi Anggaran BPM APBA Tahun 2015 ... 47

Tabel 3B.2 Urutan Anggaran Belanja BPM Aceh Berdasarkan Program ... 48

Tabel 3B.2 Peserta Pameran PIN Desa/Kelurahan Nasional dan Gelar TTG Nasional XVI Tahun 2015 ... 56

Tabel 3B.4 Juara Stand Provinsi Terbaik Tingkat Nasional ... 58

Tabel 3B.5 Juara Stand Partisipan Kementerian/Lembaga Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2015 dan Gelar TTG ... 58

Tabel 3B.6 Juara Kategori TTG Unggulan Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2015 dan Gelar TTG ... 58

Tabel 3B.7 Juara Poyantek Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2015 ... 59

Tabel 3B.8 Juara Inovator TTG Terbaik Tingkat Nasional Tahun 2015 ... 59

Tabel 3B.9 Juara Gelar TTG Se Aceh X Kategori Inventor Tahun 2015 ... 60

Tabel 3B.10 Juara Gelar TTG Se Aceh X Kategori Stand Terbaik Tahun 2015 ... 60

Tabel 3B.11 Dana PMT-AS Untuk 75 TK/RA ... 63

Tabel 3B.12 Bansos Renovasi Rumah dalam Rangka Bedah Rumah Dhuafa TP.PKK Aceh pada BPM Aceh Tahun 2015 ... 66

Tabel 3B.13 Dana Hibah Barang Kepada Kelompok Masyarakat ... 67

Tabel 3B.14 Juara Gelar TTG Se Aceh Kategori Inventor Tahun 2015 ... 76

Tabel 3B.15 Juara Gelar TTG Se Aceh X Kategori Stand Terbaik Tahun 2015 ... 77

Tabel 3B.16 Jumlah Peserta workshop Lingkup Tugas dan Tanggung jawab ketua dan UPK PNPM MP Tahun 2015 ... 78

Tabel 3B.17 Jumlah Peserta workshop Lingkup Tugas dan Tanggung jawab ketua dan Bendahara UPK PNPM MP Tahun 2015 ... 79

(9)

Tabel 3B.18 Lokasi dan Alokasi BKPG TA. 2009 s.d 2015 ... 80 Tabel 3B.19 Penetapan Pagu dan Pelaksanaan Distributor Raskin di Kab/Kota

Wilayah Aceh Tahun 2015 ... 81 Tabel 3B.20 Hasil Seleksi Tahap I ... 83 Tabel 3B.21 Pembangunan/ Rehab Kantor Keuchik/ Datok Penghulu/ Mukim/

Tuha Peut/ Tempat Wudhuk Meunasah, Pagar Kantor Mukim, Rehab Ruang Tuha Peut Dan Penataan Halaman Kantor Keuchik/

Pemasangan Paving Block Dalam Wilayah Aceh Yang Bersumber Dari Dana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Aceh (Apba) Dan Migas Kab/Kota Tahun Anggaran 2015 ... 87 Tabel 3B.22 Lokasi Gampong dan Mukim Penerima Bantuan Komputer, Printer

dan Meubileur di wilayah Aceh Bersumber dari dana APBA Tahun Anggaran 2015 ... 90 Tabel 3B.23 Lokasi Penerima Bantuan Komputer, LCD dan Wireless bersumber

dari dana APBA-P wilayah Aceh Bersumber dari dana APBA Tahun Anggaran 2015 ... 93 Tabel 3B.24 Jadwal dan Jumlah Peserta Pelatihan Pratugas Bagi Keuchik

Definitif ... 95 Tabel 3B.25 Biaya Operasional Imum Mukim ... 97

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme menyatakan Akuntabilitas sebagai salah satu asas umum dalam penyelenggaraan negara. Azas akuntabilitas ini menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kewajiban Instansi pemerintah untuk berakuntabilitas kinerja secara Internal telah diamanatkan dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Berdasarkan amanat tersebut, seluruh instansi pemerintah di tingkat pusat dan daerah, dari entitas tertinggi (instansi) hingga unit kerja setingkat eselon II, setiap tahun menyampaikan laporan informasi kinerjanya kepada unit kerja yang berada pada tingkat lebih tinggi secara berjenjang. Laporan Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh merupakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik dalam memberikan gambaran kondisi yang obyektif mengenai perencanaan strategis, target dan capaian kinerja, evaluasi pencapaian kinerja berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam RENSTRA 2012 – 2017. Disamping itu penyusunan LAKIP dapat dijadikan sebagai masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat menjaga kepercayaan masyarakat terhadap eksistensi suatu lembaga.

(11)

B. TUGAS, FUNGSI DAN SUMBER DAYA APARATUR

Secara kelembagaan Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh adalah perangkat daerah sebagai unsur penunjang Pemerintah Daerah Provinsi Aceh. Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh dibentuk beradasarkan Qanun Aceh Nomor 5 tahun 2007 tentang susunan organisasi dan tata kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Badan Pemberdayaan

Masyarakat Aceh mempunyai tugas untuk “Melaksanakan Tugas Umum

Pemerintahan dan Pembangunan di bidang pemberdayaan masyarakat”.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Badan;

2. Penyusunan program kerja tahunan jangka menengah dan jangka panjang;

3. Penyelengaraan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat, termasuk pelayanan

umum lintas Kabupaten/Kota;

4. Pelaksanaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan

tugas di bidang pemerintahan mukim dan gampong serta pemberdayaan masyarakat;

5. Perumusan kebijakan teknis dalam lingkup pembedayaan masyarakat;

6. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB).

Dalam melaksanakan fungsinya sebagaimana tersebut di atas, Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh mempunyai kewenangan:

1. Merumuskan dan menyiapkan kebijakan pelaksanaan pemerintahan dan

kelembagaan mukim dan gampong;

2. Merumuskan dan menyiapkan kebijakan dibidang ketahanan masyarakat;

3. Merumuskan dan menyiapkan kebijakan dibidang pemanfaatan teknologi tepat

guna dan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan;

4. Merumuskan dan menyiapkan kebijakan dibidang pemberdayaan ekonomi

(12)

5. Merumuskan dan menyiapkan kebijakan program dan koordinasi litbang serta penyusunan perencanaan dan pelaporan dibidang pemberdayaan masyarakat; dan

6. Melaksanakan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana serta

rumah tangga.

Di dalam pelaksanaan tugas dan fungsi maka susunan organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh, terdiri dari :

1. Kepala Badan;

2. Sekretaris;

3. Bidang Kelembagaan, Sarana dan Prasarana Perdesaan;

4. Bidang Ketahanan Masyarakat Mukim dan Gampong;

5. Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat;

6. Bidang Pengembangan Teknologi Perdesaan;

7. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa.

Didalam penyusunan dan pembagian struktur organisasi berdasarkan esselon III dan IV adalah sebagai berikut :

1. Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Laksana;

c. Sub Bagian Keuangan.

2. Bidang Kelembagaan, Sarana dan Prasarana Perdesaan, terdiri dari :

a. Sub Bidang Pengembangan Sarana dan Prasarana Perdesaan;

b. Sub Bidang Penguatan Kelembagaan Masyarakat Mukim dan Gampong.

3. Bidang Ketahanan Masyarakat Mukim dan Gampong, terdiri dari :

a. Sub Bidang Motivasi dan Swadaya;

b. Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya, Tradisi dan Budaya.

(13)

4. Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, terdiri dari :

a. Sub Bidang Penanggulangan Kemiskinan;

b. Sub Bidang Bimbingan Usaha Ekonomi.

5. Bidang Pengembangan Teknologi Perdesaan, terdiri dari :

a. Sub Bidang Teknologi Tepat Guna;

b. Sub Bidang Bimbingan dan Penyuluhan.

6. Unit Pelaksana Kegiatan (UPTB), terdiri dari :

a. Sub Bagian Tata Usaha;

b. Seksi Penyiapan dan Penyelenggaraan Pelatihan;

c. Seksi Sarana dan Prasarana Pelatihan.

(14)

0 10 20 30 40 50 60 70

GOLONGAN II III IV TENAGA

KONTRAK

Series1 21 67 17 44

GRAFIK BERDASARKAN GOLONGAN

Dalam menjalankan tugas dan kewajiban urusan pemerintahan bidang pemberdayaan masyarakat sepantasnya Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh di dukung oleh sumber daya manusia/aparatur yang memadai baik dari segi jumlah, pendidikan maupun tingkat pangkat/golongan, dengan harapan tugas-tugas serta urusan bidang pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan dengan baik. Disamping itu, dengan adanya sumber daya aparatur yang memadai dan berkompetensi, program dan kegiatan dalam rangka menjalankan urusan

pemberdayaan dapat dilaksanakan dengan lancar dan efektif.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, BPM Aceh didukung oleh 149 orang pegawai yaitu PNS sebanyak 105 dan tenaga kontrak sebanyak 44 orang. Gambaran komposisi pegawai yang ada saat ini sampai akhir bulan Desember 2015 :

- Menurut golongan :

a. Golongan IV = 17 orang

b. Golongan III = 67 orang

c. Golongan II = 21 orang

d. Tenaga Kontrak = 44 orang

(15)

- Menurut jenis kelamin:

a. Laki-laki = 96 orang

b. Perempuan = 53 orang

Gambar 1A.3 Grafik Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

- Menurut tingkat pendidikan sebagai berikut:

a. Pasca Sarjana (S-2) = 20 orang

b. Sarjana (S-1) = 72 orang

c. Diploma III (D-III) = 7 orang

d. Diploma I (D-I) = 1 orang

e. SLTA Sederajat = 48 orang

f. SLTP Sederajat = 1 orang

(16)

- Jumlah PNS yang menduduki eselon:

a. Eselon II-a = 1 orang

b. Eselon III-a = 6 orang

c. Eselon IV-a = 14 orang

Gambar 1A.5 Grafik Pegawai Menurut Eselon

C. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI

Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh didalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya memiliki strategi pemberdayaan masyarakat dengan mengacu pada RPJMA Tahun 2012 – 2017 dengan memperhatikan kebutuhan dan perkembangan situasi pemberdayaan masyarakat baik secara lokal, nasional dan global. Strategi dan kebijakan yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh adalah :

1. Pemantapan pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Mukim dan Gampong

sesuai dengan kaidah yang berlaku;

2. Peningkatan peranan kelembagaan masyarakat Gampong dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya;

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan sosial dan

(17)

masyarakat terhadap masalah sosial dan ekonomi melalui pembinaan dan stimulan dalam rangka penanggulangan kemiskinan agar dapat meningkatkan kesejahteraan;

4. Penanggulangan kemiskinan sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun

2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, dilaksanakan berdasarkan pembagian 4 klaster/kelompok yaitu :

a. Klaster I bantuan dan Perlindungan Sosial berbasis keluarga bertujuan untuk

melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, dan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin;

b. Klaster II Pemberdayaan Masyarakat bertujuan untuk mengembangkan

potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat;

c. Klaster III Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil bertujuan untuk memberikan

akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil;

d. Klaster IV Program murah untuk rakyat untuk memberikan ”sesuatu” dengan

harga sangat murah dengan sebagian dibantu pemerintah.

5. Melanjutkan dan mendukung Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Perdesaan;

6. Memfungsikan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) sebagai lembaga

pengembangan perekonomian masyarakat Gampong;

7. Mengupayakan bantuan stimulan bagi masing-masing Gampong secara

proporsional dalam bentuk program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong atau nama lain serta program-program pemberdayaan lainnya sesuai dengan potensi dan kondisi yang dimiliki oleh masing-masing Gampong;

8. Meningkatkan kapasitas aparatur Pemerintahan dan kelembagaan Mukim/

Gampong, pengurus Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) dan pelaku program melalui berbagai pelatihan dan field training guna meningkatkan pengetahuan sehingga diharapkan menjadi tenaga profesional pada bidang tugasnya;

(18)

9. Pengembangan Kelompok Masyarakat Pengelola Industri Kecil dan Rumah Tangga serta meningkatnya kemampuan usaha UKM;

10. Pengembangan TTG untuk perdesaan sebagai upaya peningkatan akses

kelompok masyarakat miskin terhadap TTG untuk peningkatan produktifitas;

11. Menumbuh kembangkan keswadayaan, gotong royong masyarakat dan

partisipasi masyarakat dalam membangun Gampong;

12. Memberdayakan keluarga guna meningkatkan kesejahteraan keluarga,

kesetaraan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan di Gampong maupun diperkotaan melalui 10 program pokok PKK.

13. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi bagi perempuan dan peningkatan gizi

anak sekolah sehingga akan tercipta suasana yang mendukung kecerdasan dan aktifitas anak.

14. Mendukung kegiatan posyandu dalam rangka peningkatan kualitas kesehatan

masyarakat Gampong;

15. Meningkatkan kualitas pendidikan guna mendukung kegiatan Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) dan mendukung Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat;

D. PERMASALAHAN UTAMA (STRATEGIC ISSUED)

Berdasarkan analisis tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarkat Aceh, maka peran sebagai regulator merupakan tantangan utama yang perlu disikapi untuk pengembangan pelayanan Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh masih terdapat tantangan lainnya seperti :

1. Organisasi dan tata kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh belum

memenuhi prinsip-prinsip organisasi yang bersifat “right size” sesuai dengan cakupan dan fungsi organisasi maka perlu adanya bidang program dan pelaporan pada BPM Aceh dalam rangka sinergitas perencanaan, penganggaran dan evaluasi program permberdayaan masyarakat;

(19)

2. Lemahnya kompetensi aparatur yang dimiliki BPM Aceh belum sepenuhnya professional dan memiliki kompetensi khususnya dalam penyelenggaraan tugas-tugas teknis pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat;

3. Dukungan kebijakan baik bersifat politik dan kepastian hukum terhadap

pelaksanaan program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat belum maksimal;

4. Sinkronisasi program antara pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupaten/kota perlu ditingkatkan sehingga program yang direncanakan pemerintah provinsi mampu mendukung program prioritas pemerintah Kab/Kota, tidak tumpang tindih dan tidak “over laping” dengan kebijakan pemerintah Kab/Kota;

5. Masih lemahnya kapasitas Pemerintah Gampong dalam menerapkan

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan gampong serta

pemberdayaan masyarakat;

6. Ketidakberdayaan masyarakat yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti

ketidakmampuan secara ekonomis maupun kurangnya akses untuk memperoleh berbagai pelayanan dalam peningkatan kemampuan dan ketrampilan mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam meningkatkan pendapatannya;

7. Penyediaan berbagai informasi desiminasi teknologi tepat guna yang dibutuhkan

masyarakat dalam rangka peningkatan produktivitas sumber daya alam yang dikelola gampong dan masyarakat perlu ditingkatkan;

8. Penyediaan sarana dan prasarana penunjang kapasitas pemerintahan gampong

dan sarana pendukung bagi peningkatan perekonomian masyarakat gampong masih minim;

9. Ketersediaan akses perekonomian gampong perlu ditingkatkan melalui berbagai

pelaksanaan/pembangunan berbagai pasar desa dan peningkatan kapasitas pengelolaan BUMG belum maksimal.

(20)

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN LAKIP

Lakip Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemetih (LAKIP) ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2004 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi.

Kinerja Instansi Pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penanggungjawab dari visi, misi. Misi dan strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku

kepentingan (stakeholder) terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah

ditetapkan melalui Perencanaan Strategis.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah salah satu komponen dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang dirancang untuk mencapai tujuan manajemen kinerja yaitu perencanaan, penetapan kinerja dan pengukuran kinerja, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.

Keberhasilan pencapaian sasaran/target kinerja telah diukur menggunakan indikator

hasil (outcome) yaitu ukuran yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari

kegiatan-kegiatan dalam satu program atau indikator keluaran (output) yaitu ukuran

barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.

Sasaran/target kinerja instansi yang tertera dalam perencanaan strategis (RENSTRA) untuk menentukan masa depan organisasi. Penanggungjawaban Renstra secara tahunan tertera dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang berisikan informasi target tahunan secara rinci. Rencana Kinerja Tahunan ini disusun sebelum ada alokasi anggaran.

(21)

Target tahunan yang dirinci dalam Rencana Kinerja Tahunan akan menjadi dasar penyusunan dokumen Penetapan Kinerja (PK) yang merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai oleh para pejabat di setiap instansi pemerintah. Dengan demikian, penetapan kinerja ini menjadi kontrak kinerja yang harus diwujudkan oleh para pejabat tersebut sebagai penerima amanah dan pada akhir tahun nanti akan dijadikan sebagai dasar evaluasi kinerja dan penilaian terhadap pejabat tersebut. Dengan penetapan kinerja ini, diharapkan para pimpinan instansi tidak hanya pandai mendapatkan dan menghabiskan anggaran saja, tetapi juga harus mampu menunjukkan serta mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada pimpinannya dan kepada masyarakat. Penetapan Kinerja sebagai bagian tidak terpisahkan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) ini merupakan upaya dalam membangun manajemen pemerintahan yang transparan, partisipatif, akuntabel dan berorientasi hasil, yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat.

Sehingga didalam penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh tahun 2015 memiliki sistematika penulisan sebagai berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF

Menguraikan ringkasan secara menyeluruh LAKIP Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh;

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan

kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic

issued) yang sedang dihadapi organisasi. BAB II PERENCANAAN KINERJA

Pada Bab ini disajikan gambaran singkat mengenai rencana strategis serta penetapan kinerja. Pada awal bab ini disajikan gambaran secara singkat sasaran yang ingin diraih instansi pada tahun yang bersangkutan serta kaitannya dengan capaian visi dan misi Badan Pembedayaan Masyarakat Aceh.

(22)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pada bab ini diuraikan akuntabilitas kinerja, diutamakan pada pencapaian sasaran organisasi. Didalamnya disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja termasuk didalamnya

menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan,

hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target-target kinerja yang telah ditetapkan serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil untuk perbaikan dan peningkatan kinerja organisasi di tahun berikutnya secara berkelanjutan.

BAB IV PENUTUP BAB V LAMPIRAN

(23)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Kinerja ataupun performance dari organisasi adalah gambaran mengenai

tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan organisasi sebagai penjabaran dari visi, misi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Konsep-konsep pengukuran kinerja

organisasi (key performance indicators) telah berkembang sejalan dengan semangat

perubahan untuk memperbaiki kinerja organisasi. Semangat perubahan dimaksud

adalah pola orientasi manajemen dari pola berorientasi masukan (input) kepada pola

yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output, outcomes dan benefit).

Rencana kinerja merupakan penggalan dari suatu perencanaan strategis dalam waktu satu tahun.

A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2012 - 2017

Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh tahun 2012-2017 merupakan dokumen perencanaan jangka menengah Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh untuk periode 5 (lima) tahun, terhitung sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2017, yang disusun sesuai dengan arah kebijakan pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) Tahun 2012‐2017, sebagai bagian dari agenda Rencana Pembangunan dan Rencana Strategis pemerintah Aceh Tahun 2012‐2017.

Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh Tahun 2012‐2017 disusun sebagai komitmen perencanaan jangka menengah dalam menjalankan

kebijakan Strategis pemerintah Aceh yang merupakan implementasi RPJMA Tahun

2012‐2017, serta menjadi landasan dan acuan pelaksanaan kegiatan seluruh unit kerja di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh .

Isi dalam Dokumen Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh menjabarkan tentang kebijakan yang dilakukan secara komprehensif dengan memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis yang ingin dicapai selama periode lima tahun kedepan, yang disesuaikan dengan dinamika tuntutan perubahan dalam masyarakat,

(24)

serta sinkronisasi perencanaan pembangunan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam mendukung kebijakan pemerintah Aceh khususnya dan kebijakan pembangunan nasional pada umumnya selama periode lima tahun kedepan.

1. V I S I

Berdasarkan peran dan mandat Pemerintah Aceh yang dijabarkan pada tugas pokok dan fungsi, visi Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh adalah :

“Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam”.

Visi tersebut mencerminkan suatu keinginan atau cita-cita dalam rangka perubahan menuju masyarakat Aceh yang lebih mandiri melalui pemberdayaan masyarakat dan sebagai motor penggerak perubahan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Mukim dan Gampong serta cerminan komitmen Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh sebagai elemen penggerak dan motivator untuk menjadi yang lebih baik lagi, yang harus disinergikan dengan elemen penggerak lainnya dalam suatu kesisteman yang utuh.

a. Keberdayaan masyarakat, merupakan upaya mengembangkan kemampuan

dan kemandirian masyarakat dalam seluruh aspek kehidupan meliputi aspek pemberdayaan ekonomi masyarakat, keswadayaan masyarakat, sosial budaya masyarakat, pemanfaatan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan, pendayagunaan tehnologi tepat guna dan penanggulangan kemiskinan, sehingga diharapkan masyarakat Aceh secara bertahap akan mampu membangun diri dan lingkungannya serta berperan aktif dalam proses pembangunan.

b. Penyelenggaraan Pemerintahan Mukim dan Gampong, merupakan salah satu

tujuan yang akan dicapai demi terwujudnya suatu tatanan Pemantapan Kerangka Acuan/Regulasi, Pemantapan Kelembagaan Pemerintahan Mukim dan Gampong, Pemantapan Pengelolaan Keuangan Gampong, Pementapan Adaministrasi Pemerintahan Mukim dan Gampong, Peningkatan Kapasitas

(25)

Pemerintahan Mukim dan Gampong, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Mukim dan Gampong.

2. MISI

Sebagai penjabaran lebih lanjut dari visi, maka misi Badan Pemberdayaan

Masyarakat Aceh adalah sebagai berikut :

1. Pemantapan Penyelenggaraan Pemerintahan Mukim, Gampong dan

Kelurahan;

2. Peningkatan Keswadayaan Masyarakat;

3. Pemantapan Nilai-nilai Sosial Budaya Masyarakat dan Pemberdayaan

Keluarga yang Islami;

4. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat;

5. Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Berwawasan Lingkungan;

6. Pemberdayagunaan Teknologi Tepat Guna Sesuai Kebutuhan Masyarakat;

7. Penanggulangan Kemiskinan.

B. TUJUAN DAN SASARAN

Sebagai penjabaran atau penerapan dari pernyataan visi dan misi tersebut di atas, Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh menetapkan tujuan strategis yaitu :

1. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan pemerintah mukim dan gampong.

2. Berfungsinya Lembaga-lembaga gampong dalam rangka penguatan

kelembagaan gampong.

3. Meningkatnya partisipasi dan peran aktif masyarakat dalam membangun

gampong.

4. Meningkatnya motivasi masyarakat untuk memelihara dan mengembangkan

budaya dan tradisi sesuai dengan kearifan lokal.

5. Terwujudnya keluarga yang sejahtera melalui peningkatan taraf hidup yang

lebih layak.

6. Meningkatnya produktivitas usaha masyarakat dan pembangunan gampong.

7. Terwujudnya pengelolaan sumber daya alam oleh masyarakat gampong

(26)

8. Mendorong berkembangnya inovasi desiminasi informasi/teknologi tepat guna dalam rangka peningkatan produktifitas dan mutu produksi pemanfaatan sumber daya alam secara bertanggung jawab menuju keunggulan yang kompetitif.

9. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan program pemberdayaan dan

kapasitas SDM aparatur lingkup Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh

10. Meningkatnya kualitas dan implikasinya secara optimal perencanaan, agenda

strategis, program legislasi, transparansi pengelolaan program serta sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh.

Lebih lanjut Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh menetapkan sasaran strategis sebagai turunan dari setiap tujuan strategis yang hendak dicapai dalam jangka waktu 2012 - 2017, yaitu :

1.Untuk mewujudkan Tujuan Pertama, ditetapkan sasaran sebagai berikut :

a. terpenuhinya sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan

pemerintahan mukim dan gampong;

b. Meningkatnya kualitas aparatur pemerintahan gampong;

c. Terciptanya data profil gampong yang mampu memberi kontribusi

terhadap pembangunan gampong;

d. Memaksimalkan manajemen administrasi mukim dan gampong.

2.Untuk mewujudkan Tujuan Kedua, ditetapkan sasaran sebagai berikut :

a. meningkatnya kapasitas sumber daya manusia pengelola lembaga mukim

dan gampong;

b. Meningkatanya peran serta lembaga gampong dalam rangka

pembangunan gampong dan mukim;

c. berfungsinya Badan Usaha Milik gampong;

d. Memaksimalkan fungsi dan kewenangan imum mukim sebagai kepala

(27)

3.Untuk mewujudkan Tujuan Ketiga, ditetapkan sasaran sebagai berikut :

a. Pembentukan/meningkatkan kualitas sumber daya kader pemberdayaan

gampong sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam rangka pembangunan gampong;

b. Dukungan pengentasan daerah tertinggal melalui pemantapan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan;

4.Untuk mewujudkan Tujuan Keempat, ditetapkan sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya kepedulian dan peran aktif masyarakat berdasarkan

semangat kebersamaan kekeluargaan dan kegotong- royongan;

b. Terbentuknya gampong percontohan yang mengembangkan kearifan

lokal;

c. Terwujudnya database gampong adat se Aceh.

5.Untuk mewujudkan Tujuan Kelima, ditetapkan sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya asupan gizi anak usia sekolah gampong Se-Aceh;

b. Terbentuknya Kader Pokjanal Posyandu Plus di tingkat gampong dalam

wilayah Aceh;

c. Meningkatnya peran aktif tim PKK Kabupaten/Kota, Kecamatan dan

gampong.

6.Untuk mewujudkan Tujuan Keenam, ditetapkan sasaran sebagai berikut :

a. Pemberian dana bantuan stimulant yang bersumber Pemerintah Aceh

dalam bentuk program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG)/bantuan prioritas lainnya kepada masyarakat melalui Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) dalam berbagai bentuk kegiatan bantuan modal usaha kepada masyarakat.

b. Meningkatnya taraf hidup masyarakat Gampong;

7.Untuk mewujudkan Tujuan Ketujuh, ditetapkan sasaran sebagai berikut :

a. Pembinaan dan bantuan dana pengembangan usaha pengelolaan potensi

lokal;

b. peningkatan sarana dan prasarana pendukung dalam rangka pengelolaan

(28)

c. Terbentuknya database pengembangan pengelolaan sumber daya alam yang inovatif dan memiliki kontribusi bagi lingkungan hidup.

8.Untuk mewujudkan Tujuan Kedelapan, ditetapkan sasaran sebagai berikut :

a. Penguatan lembaga pelayanan pengembangan teknologi tepat Guna;

b. Meningkatnya pengembangan pemantapan teknologi tepat guna

9.Untuk mewujudkan Tujuan kesembilan, ditetapkan sasaran sebagai berikut :

a. Tersedianya kader aparatur pemberdayaan masyarakat yang professional

dan berkualitas;

b. Meningkatnya kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi aparatur dalam

penyelenggaraan pemerintahan serta meningkatnya transparansi dan akuntabilitas;

c. Terselengaranya reformasi birokrasi dan organisasi Badan Pemberdayaan

Masyarakat Aceh;

d. Meningkatnya kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi aparatur dalam

penyelenggaraan program pemberdayaan masyarakat aceh.

10.Untuk mewujudkan Tujuan Kesepuluh, ditetapkan sasaran sebagai berikut :

a. Tersedianya dokumen perencanaan, monitoring ,evaluasi dan pelaporan

agenda strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat;

b. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung kerja Badan Pemberdayaan

Masyarakat Aceh secara berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan;

c. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian sebagai bahan rekomendasi

(29)

C. STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Mengacu pada visi, misi, tujuan dan sasaran Badan Pemberdayaan masyarakat Aceh Tahun 2012–2017, secara konsisten diarahkan pada upaya–upaya mendukung lingkup tugas Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan Aceh di bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Upaya dan langkah strategis yang ditempuh adalah :

1. Pemantapan pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Mukim dan

Gampong sesuai dengan kaidah yang berlaku;

2. Peningkatan peranan kelembagaan masyarakat Gampong dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya;

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan sosial dan

memantapkan manajemen pemerataan keadilan serta peningkatan kepedulian masyarakat terhadap masalah sosial dan ekonomi melalui pembinaan dan stimulan dalam rangka penanggulangan kemiskinan agar dapat meningkatkan kesejahteraan;

4. Penanggulangan kemiskinan sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 15

Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, dilaksanakan berdasarkan pembagian 4 klaster/kelompok yaitu :

a. Klaster I bantuan dan Perlindungan Sosial berbasis keluarga bertujuan

untuk melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, dan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin;

b. Klaster II Pemberdayaan Masyarakat bertujuan untuk mengembangkan

potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat;

c. Klaster III Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil bertujuan untuk

memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil;

(30)

d. Klaster IV Program murah untuk rakyat untuk memberikan ”sesuatu” dengan harga sangat murah dengan sebagian dibantu pemerintah.

5. Melanjutkan dan mendukung Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Perdesaan;

6. Memfungsikan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) sebagai lembaga

pengembangan perekonomian masyarakat Gampong;

7. Mengupayakan bantuan stimulan bagi masing-masing Gampong secara

proporsional dalam bentuk program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong atau nama lain serta program-program pemberdayaan lainnya sesuai dengan potensi dan kondisi yang dimiliki oleh masing-masing Gampong;

8. Meningkatkan kapasitas aparatur Pemerintahan dan kelembagaan Mukim/

Gampong, pengurus Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) dan pelaku program melalui berbagai pelatihan dan field training guna meningkatkan pengetahuan sehingga diharapkan menjadi tenaga profesional pada bidang tugasnya;

9. Pengembangan Kelompok Masyarakat Pengelola Industri Kecil dan Rumah

Tangga serta meningkatnya kemampuan usaha UKM;

10. Pengembangan TTG untuk perdesaan sebagai upaya peningkatan akses

kelompok masyarakat miskin terhadap TTG untuk peningkatan produktifitas;

11. Menumbuh kembangkan keswadayaan, gotong royong masyarakat dan

partisipasi masyarakat dalam membangun Gampong;

12. Memberdayakan keluarga guna meningkatkan kesejahteraan keluarga,

kesetaraan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan di Gampong maupun diperkotaan melalui 10 program pokok PKK.

(31)

13. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi bagi perempuan dan peningkatan gizi anak sekolah sehingga akan tercipta suasana yang mendukung kecerdasan dan aktifitas anak.

14. Mendukung kegiatan posyandu dalam rangka peningkatan kualitas

kesehatan masyarakat Gampong;

15. Meningkatkan kualitas pendidikan guna mendukung kegiatan Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD) dan mendukung Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat;

D. RENCANA KINERJA TAHUN 2015

Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis (Renstra) BPM Aceh 2012-2017 yang akan dilaksanakan melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana kinerja BPM Aceh Tahun 2015 dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran serta merupakan komitmen bagi BPM Aceh untuk mencapainya dalam tahun 2015. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan PP 6 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Rencana Kinerja Tahunan ini disebut Rencana Kerja SKPD disingkat Renja SKPD. Dokumen rencana kinerja BPM Aceh tahun 2015 memuat informasi tentang:

a. sasaran yang ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan;

b. indikator kinerja sasaran dan rencana capaiannya;

(32)

SASARAN/STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Meningkatnya Peran Aktif Masyarakat Melalui

Kegiatan Gotong-royong, Penyediaan Makanan

Tambahan Anak Sekolah, Peran Aktif pokjanal Posyandu Provinsi dan Kabupaten /Kota serta Meningkatnya peran PKK dalam Pemberdayaan Masyarakat.

1 Jumlah peserta Rakorda Pokjanal

Posyandu Se-Aceh

51 Orang

2 Jumlah peserta Rakor TP PKK Aceh 192 Orang

3 Jumlah Peserta Sosialisasi Dan

Pembekalan Bagi Tenaga Pendamping PMT-AS

46 Orang

4 Jumlah Peserta Rapat Kerja PMT – AS Se

Aceh

103 Orang

5 Jumlah Peserta Pencanangan BBGRM XII

dan HKG PKK ke 43

1000 Orang

6 Jumlah Siswa yang mendapat perbaikan

gizi melalui PMT-AS

3571 Siswa

7 Jumlah Peserta Pelatihan Sistem

Informasi Posyandu Bagi Tenaga

Pengumpul Data Posyandu Kab/Kota Se Aceh

49 Orang

8 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi

Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKKS)

54 Orang

9 Jumlah Peserta Penguatan Team Work

PKK

50 Orang

10 Jumlah peserta Penguatan Kapasitas

Kader di bbidang Keagamaan Bagi Pengurus TP PKK

30 Orang

11 Jumlah Peserta Pelatihan Pembentukan

Posyandu Terintegrasi.

44 Orang

12 Jumlah Peserta Jambore Kader PKK 345 Orang

13 Jumlah Peserta Pelatihan workshop

penguatan Kapasitas Pokjanal Posyandu Se Aceh

79 Orang

14 Jumlah Peserta Rapat Persiapan dan

Pemantapan Acara Puncak BBGRM XI dan HKG PKK ke 42 tingkat provinsi

50 Orang

Meningkatnya Pengetahuan dan Kesadaran

Masyarakat Terhadap Teknologi Tepat Guna (TTG)

1 Jumlah Peserta Pembekalan dan

Pemantapan Gelar TTG Nasional XVII

106 Orang

2 Jumlah peserta Rapat Koordinasi TTG

Tingkat Provinsi Aceh

87 Orang

3 Jumlah Peserta Lomba Inovasi TTG Se

Aceh

37 Orang / 6 Inventor

4 Jumlah yang Ikut serta dalam Gelar TTG

Se Aceh

23 Kab / Kota

5 Jumlah yang ikut serta dalam Gelar TTG

Nasional

34 Provinsi

Tercapainya Program/Kegiatan Pemberdayaan Adat Dan Budaya Aceh Secara Efektif dan Efesien serta

Terkoordinasinya dan Sinerginya Pelaksanaan

Program/Kegiatan Provinsi Dan Kab/Kota

1 Jumlah Peserta Sosialisasi Peradilan Adat

Gampong

29 Orang

2 Jumlah Peserta Rakor Pemberdayaan

Adat dan Budaya Aceh

56 Orang

3 Jumlah Peserta Rapat Penyusunan Draft

Pergub Pelestarian Adat dan Budaya Aceh

(33)

SASARAN/STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Meningkatkan kapasitas dan tanggungjawab pengelola dana bergulir PNPM Mandiri Perdesaan, sebagai sarana penyampaian informasi dan kebijakan terkait dengan pengelolaan dana bergulir, dan memberikan pemahaman tentang bagaimana pengelolaan dana bergulir PNPM Mandiri Perdesaan pasca berakhirnya PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2015 serta meningkatkan kapasitas tenaga pendamping program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG)

1 Jumlah Peserta Workshop Lingkup Tugas

dan Tanggungjawab Ketua Badan

Kerjasama Antar Desa (BKAD) dan Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM Mandiri Perdesaan Se Aceh

514 Orang

2 Jumlah peserta Workshop Lingkup Tugas

dan Tanggungjawab Tenaga Pendamping Program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG).

663 Orang

Meningkatnya Peran, Fungsi dan kewenangan dalam penyelenggaraan pemerintahan

1 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi

persiapan perlombaan gampong tingkat provinsi

23 Orang

2 Jumlah Gampong yang terpilih sebagai

peserta dalam perlombaan gampong tingkat provinsi

18 Gampong

3 Jumlah Gampong berprestasi yang

mendapat biaya pembinaan

6 gampong

Meningkatkan Unit pengaduan Masyarakat 1 Jumlah Peserta Rapat Tim Koordinasi

Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Rapat Koordinasi dengan Kab/Kota bersama Instansi terkait

40 Orang

Terbinanya Kelompok Masyarakat Pembangunan 1 Jumlah Peserta Workshop menggali

potensi petani dan nelayan se Aceh

32 Orang

Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan

Lembaga Kemasyarakat dalam perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan

gampong dan pemberdayaan masyarakat.

1 Jumlah peserta pelatihan peningkatan

kapasitas LPMG/Tuhan Lapan Gampong

150 Orang

2 Meningkatnya pengetahuan,

keterampilan dan kapasitas aparatur

pemerintahan dalam pengelolaan

manajemen pemerintahan gampong.

510 Orang

Tersedianya Sarana dan Prasarana Perdesaan di seluruh Aceh

1 Jumlah Bantuan Komputer untuk Kantor

Keuchik Kab Simeulu

10 Unit

2 Jumlah Bantuan Komputer untuk Kantor

Keuchik Kab Aceh Tamiang

7 Unit

3 Jumlah Bantuan Komputer untuk Kantor

Keuchik Kab Aceh Utara

42 Unit

4 Jumlah Bantuan Komputer untuk Kantor

Keuchik Kab se Kecamatan Seulimum Kab. Aceh Besar

1 Paket

5 Jumlah Bantuan Printer untuk Kantor

Keuchik Kab se Kecamatan Seulimum Kab. Aceh Besar

1 Paket

6 Jumlah Bantuan Komputer untuk Kantor

Keuchik Kab Aceh Barat

1 Paket

7 Jumlah Bantuan Mobiler untuk kantor

keuchik Kabupaten Aceh Utara

42 Paket

8 Jumlah Bantuan Mobiler untuk Kantor

Keuchik di Aceh

15 Paket

9 Jumlah Pembangunan Kantor

Keuchik/mukim Swakelola Masyarakat

74 Unit

10 Jumlah rehab Kantor Keuchik Swakelola

Masyarakat

2 Unit

11 Jumlah Pembangunan pagar mukim 1 Unit

(34)

13 Jumlah peserta pembekalan bagi Tim Pelaksana Kegiatan (TPK), Bendahara dan pendamping Kab/Kota pembangunan kantor keuchik/datok penghulu mukim dan prasarana lain/

171 Orang

14 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi dan

evaluasi pembangunan kantor

keuchik/datok penghulu mukim dan prasarana lain

171 Unit

Meningkatnya Peran dan Fungsi Imum Mukim dalam penyelenggaraan Pemerintahan dan Penataan Pembangunan.

1 Jumlah Imum Mukim yang memperoleh

biaya operasional (BOP) Mukim

783 Mukim

2 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi Forum

Mukim Se Aceh

46 Orang Meningkatnya Pengetahuan dan Kesadaran

Masyarakat dalam Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (POSYANTEK)

1 Jumlah Kelompok yang terbantu dalam

kegiatan POSYANTEK

(35)

E. PENETAPAN KINERJA

Penetapan Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai dan disepakati antara pihak yang menerima amanah/pegemban tugas dan penanggung jawab kinerja dengan pihak yang memberikan amanah/tugas dan tanggung jawab kinerja. Tujuan Perjanjian Kinerja:

1. Peningkatan kualitas pelayanan publik

2. Peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan sumber daya

3. Percepatan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang

efektif,transparan, dan akuntabel

4. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur

5. Mendorong komitmen penerima amanah untuk melaksanakan amanah yang

diterimanya dan terus meningkatkan kinerjanya

6. Menciptakan alat pengendalian manajemen yang praktis bagi pemberi

amanah

7. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur

8. Untuk dapat menilai keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran

organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan (reward) atau sanksi (Punishment).

Adapun ringkasan penetapan kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh Tahun 2015 dapat diilustrasikan dalam tabel berikut;

SASARAN/STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Meningkatnya Mutu Gizi Anak Usia Dini Melalui Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)

Jumlah siswa yang mendapat perbaikan gizi

melalui makan tambahan bergizi (PMT-AS) 3.571 Siswa

Meningkatnya Pengetahuan dan Kesadaran

Masyarakat Terhadap Teknologi Tepat Guna (TTG)

Jumlah peserta yang berhasil menjadi juara Pekan Inovasi Perkembangan Desa/Teknologi Tepat Guna (TTG) Nasional XVII Tahun 2015

6 Inventor Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kepada Masyarakat

di kemukiman dan Gampong

Jumlah Gampong berprestasi yang mendapat

dana pembinaan 6 Gampong

Meningkatnya Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Gampong

Jumlah Gampong yang berhasil mengelola dana bantuan keuangan Peumakmu Gampong (BKPG)

6.464 Gampong

Program : Anggaran

1. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Gampong Rp. 27.214.634.000

2. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Gampong Rp. 9.741.675.000

(36)
(37)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam upaya mencapai visi, misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja dalam mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik melalui alat pertanggungwaban secara periodik. Kinerja instansi pemerintah adalah gambaran mengenai pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Sistem Pengukuran Kinerja merupakan sistem yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan membandingkan secara sistematis dan berkesinambungan atas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menghitung pencapaian kinerja kegiatan dan sasaran dengan cara membandingkan antara rencana pencapaiannya yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dengan realisasi pencapaiannya. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya. Hal tersebut dilakukan dengan membandingkan tingkat kinerja yang dapat dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Sistem akuntabilitas kinerja ini berpedoman pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan PK dan Pelaporan AKIP. Dalam regulasi ini, antara lain juga mengatur tentang kriteria yang dipergunakan dalam penilaian kinerja LAKIP.

(38)

Dalam rangka pengukuran dan evaluasi kinerja, maka perlu membandingkan antara rencana dengan realisasi. Untuk itu telah digunakan dua rumus sesuai kondisi sebagai berikut :

1. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukan semakin tingginya kinerja atau

semakin rendah relisasinya menunjukan semakin rendahnya kinerja. Untuk itu digunakan rumus :

2. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukan semakin rendahnya kinerja atau

semakin rendah realisasi menunjukan semakin tingginya kinerja. Untuk itu digunakan rumus :

Atau

Selanjutnya untuk membuat simpulan hasil evaluasi, skala pengukuran kinerja yang digunakan adalah sebagai berikut :

NO TARGET INDIKATOR KERJA KATEGORI

1 85-100 Sangat berhasil

2 70-84 Berhasil

3 55-69 Cukup Berhasil

4 Kurang dari 55 Kurang

Rencana - ( Realisasi –Rencana )

Capaian Indikator Kinerja = X 100%

Rencana

Rencana (Rp.)

Capaian Indikator Kinerja = ______________ X 100%

Realisasi (Rp.)

( 2 X Rencana ) - Realisasi

Capaian Indikator Kinerja = X 100%

(39)

Selanjutnya kegiatan pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level program dan sasaran. Pengukuran indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukan secara langsung keterkaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya. Hal demikian dilakukan dalam upaya memperjelas keberhasilan setiap sasaran, disamping untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator‐indikator outcome yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan atau minimal indikator output. Untuk indikator kinerja lebih dari satu, maka capaian kinerja menggunakan indikator kinerja ultimate outcome yang merupakan indikator kinerja outcome pada hirarkhi yang tertinggi.

Target pencapaian kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh Tahun 2015 yang tertuang dalam Penetapan Kinerja (PK) merupakan tolok ukur dalam melaksanakan program dan kegiatan Tahun 2015. Penetapan kinerja (PK) disusun sebagai dasar penilaian dalam melaksanakan evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun. Penyusunan PK dilakukan dengan membandingkan antara :

1. PERBANDINGAN TARGET DAN REALISASI KINERJA BADAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT TAHUN 2015

Adapun perbandingan target dan realisasi kinerja dapat diukur berdasarkan indikator dan sasaran strategis Badan Pemberdayaan yang dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 3A.1

Pengukuran Kinerja berdasarkan Indikator dan sasaran strategis Tahun 2015

SASARAN/STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN PERSENTASE CAPAIAN

(%) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap Teknologi Tepat Guna

1 Jumlah Peserta Pembekalan Dan Pemantapan Gelar TTG Nasional XVII

106 Orang 106 Orang 100

2 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi

TTG Tingkat Provinsi Aceh 87 Orang 87 Orang 100

3 Jumlah Peserta Lomba Inovasi TTG

Se-Aceh 6 Inventor 6 Inventor 100

4 Jumlah Yang Ikut Serta Dalam Gelar

(40)

5 Jumlah Yang Ikut Serta Dalam Gelar

TTG Nasional 34 Provinsi 34 Provinsi 100

Meningkatnya Peran Aktif Masyarakat Melalui Kegiatan Gotong-royong, Penyediaan Makanan Tambahan Anak

Sekolah, Peran Aktif pokjanal Posyandu Prov dan Kab /Kota serta Meningkatnya peran PKK dalam Pemberdayaan Masyarakat.

1 Jumlah Peserta Rakorda Pokjanal

Posyandu Se-Aceh 51 Orang 51 Orang 100

2 Jumlah Sekolah Penerima Bantuan

PMT-AS 75 Sekolah 75 Sekolah 100

3 Jumlah Peserta Rakon TP PKK Aceh 192 Orang 192 Orang 100

4 Jumlah Peserta Sosialisasi Dan

Pembekalan Bagi Tenaga

Pendamping PMT-AS

46 Orang 46 Orang 100

5. Jumlah Peserta Rapat Kerja PMT-AS

Se-Aceh 103 Orang 103 Orang 100

6 Jumlah Peserta Pencanangan

BBRGM XII Dan HKG PKK Ke-43 1000 Orang 1012 Orang 101,2

7 Jumlah Peserta Pelatihan Sistem Informasi Posyandu Bagi Tenaga

Pengumpul Data Posyandu

Kab/Kota Se-Aceh

49 Orang 49 Orang 100

4 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat Dan Sejahtera (P2WKKS)

54 Orang 54 Orang 100

6 Jumlah Peserta Penguatan “Team

Work” PKK 50 Orang 50 Orang 100

7 Jumlah Pseserta Penguatan

Kapasitas Kader Di Bidang Keagamaan Bagi Pengurus TP PKK

30 orang 30 orang 100

8 Jumlah Peserta Pelatihan

Pembentukan Posyandu

Terintegrasi

44 orang 44 orang 100

9 Jumlah Peserta Jambore Kader PKK 345 orang 345 orang 100

10 Jumlah Peserta Pelatihan Workshop Penguatan Kapasitas Pokjanal Posyandu Se-Aceh

79 Orang 79 Orang 100

11 Jumlah Peserta Rapat Persiapan dan Pemantapan Acara Puncak BBGRM XI dan HKG PKK ke 42 Tingkat Provinsi. 50 Orang 50 Orang 100 Tercapainya Program/Kegiatan Pemberdayaan Adat Dan Budaya Aceh Secara Efektif dan

Efesien serta

Terkoordinasinya dan Sinerginya

Pelaksanaan Program/Kegiatan Provinsi Dan Kab/Kota

1 Jumlah Peserta Sosialisasi Peradilan

Adat Gampong 29 Orang 29 Orang 100

2 Jumlah Peserta Rakor

Pemberdayaan Adat dan Budaya Aceh

56 orang 56 orang 100

3 Jumlah Peserta Rapat Penyusunan Draft Pergub Pelestarian Adat Dan Budaya Aceh

15 orang 15 orang 100

Meningkatkan

kapasitas dan

tanggungjawab

1 Jumlah Peserta Workshop Lingkup Tugas dan Tanggungjawab Ketua Badan Kerjasama Antar Desa

(41)

bergulir PNPM Mandiri Perdesaan, sebagai sarana penyampaian informasi dan kebijakan terkait dengan pengelolaan dana bergulir, dan memberikan pemahaman tentang bagaimana pengelolaan dana bergulir PNPM Mandiri Perdesaan pasca berakhirnya PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2015 serta meningkatkan kapasitas tenaga pendamping program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG)

Kegiatan (UPK) PNPM Mandiri Perdesaan se-Aceh.

2 Jumlah peserta Workshop Lingkup Tugas dan Tanggungjawab Tenaga Pendamping Program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG).

663 Orang 663 Orang 100

Meningkatnya Unit

pengaduan Masyarakat 1 Jumlah Koordinasi Penanganan Pengaduan Peserta Rapat Tim Masyarakat dan Rapat Koordinasi dengan Kab/Kota bersama Instansi terkait

40 Orang 40 Orang 100

Terbinanya Kelompok Masyarakat

Pembangunan

1 Jumlah Peserta Workshop Menggali

potensi petani dan nelayan se-Aceh 32 Orang 32 Orang 100

Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Lembaga Kemasyarakatan dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Gampong dan Pemberdayaan Masayarakat. 1

Jumlah Peserta Pelatihan

Peningkatan Kapasitas LPMG/Tuha Lapan Gampong

150 Orang 150 Orang 100

2 Meningkatkan Pengetahuan,

Keterampilan dan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Dalam

Pengelolaan Manajemen Pemerintahan Gampong . 510 Orang 510 Orang 100 Meningkatnya Peran, Fungsi dan Kewenangan dalam Penyelenggaran Pemerintahan

1 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi persiapan Perlombaan Gampong Tingkat Provinsi

23 Orang 23 Orang 100

2 Jumlah Gampong yang terpilih sebagai peserta dalam perlombaan Gampong Tingkat Provinsi

18

Gampong 18 Gampong 100

3 Jumlah Gampong yang mendapat

bantuan biaya pembinaan 10 Gampong 10 Gampong 100

Tersedianya Sarana

dan Prasarana

Perdesaan di seluruh Aceh

1 Jumlah Bantuan Komputer untuk

Kantor Keuchik Kab. Simeulue 10 unit 10 unit 100

2 Jumlah Bantuan Komputer untuk

Kantor Keuchik Kab. Aceh Tamiang 7 unit 7 unit 100

3 Jumlah Bantuan Komputer untuk

Kantor Keuchik Kab. Aceh Utara 42 unit 42 unit 100

4 Jumlah Bantuan Komputer untuk Kantor Keuchik se Kecamatan Seulimuem Kab Aceh besar

1 Paket 1 Paket 100

5 Jumlah Bantuan Printer untuk Kantor Keuchik se Kecamatan Seulimuem Kab Aceh besar

1 Paket 1 Paket 100

6 Jumlah Bantuan Komputer untuk

Kantor Keuchik Kab Aceh Barat 1 Paket 1 Paket 100

7 Jumlah Bantuan Mobiler untuk

(42)

8 Jumlah Bantuan Mobiler untuk

Kantor Keuchik di Aceh. 15 Paket 15 Paket 100

9 Jumlah Pembangunan Kantor

Keuchik/Mukm swakelola

Masyarakat

74 Unit 74 Unit 100

10 Jumlah rehab Kantor Keuchik

Swakelola Masyarakat 2 Unit 2 Unit 100

11 Jumlah Pembangunan Pagar Mukim 1 Unit 1 Unit 100

12 Jumlah Rehab Tempat Wudhu 1 Unit 1 Unit 100

13 Jumlah Peserta Pembekalan bagi Tim Pelaksana Kegiatan (TPK),

Bendahara dan Pendamping

Kab/Kota Pembangunan Kantor Keuchik/Datok Penghulu /Mukim dan Prasarana Lain

171 Orang 171 Orang 100

14 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pembangunan Kantor Keuchik/Datok Penghulu /Mukim dan Prasarana Lain

171 Orang 171 Orang 100

Meningkatnya Peran dan Fungsi Imum

Mukim dalam

penyelenggaraan Pemerintahan dan Penataan

Pembangunan.

1 Jumlah Imum Mukim yang

memperoleh Biaya Operasional (BOP) Mukim

783 Mukim 783 Mukim 100

2 Jumlah Peserta Rapat Koordinasi

Forum Mukim se Aceh 46 Orang 46 Orang 100

Meningkatnya

Pengetahuan dan

Kesadaran masyarakat dalam Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (POSYANTEK)

1 Jumlah kelompok yang terbantu

dalam kegiatan POSYANTEK 9 Kelompok 9 Kelompok 100

Berdasarkan tabel capaian pengukuran kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh tahun 2015, dapat dikatakan bahwa Capaian Kinerja Badan

Pemberdayaan masyarakat SANGAT BAIK, yaitu dengan nilai capaian rata-rata

sebesar 100% . Hal tersebut menggambarkan bahwa Badan Pemberdayaan Masyarakat Aceh telah mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai aparatur Pemerintah Aceh di bidang Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) BPM Aceh tahun 2012-2017.

(43)

2. PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN 2012-2015

Adapun perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3A.2

Pengukuran Kinerja berdasarkan Indikator dan sasaran strategis Tahun 2015

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TAHUN

2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015

REALISASI REALISASI REALISASI TARGET REALISASI

Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran

masyarakat terhadap Teknologi Tepat Guna

Jumlah Peserta Pembekalan Dan Pemantapan Gelar TTG Nasional XVII - - - 106 Orang 106 Orang Jumlah Peserta Rapat Koordinasi TTG Tingkat Provinsi Aceh

23 Kab/Kota 23 Kab/Kota 23 Kab/Kota 23

Kab/Kota 23 Kab/Kota Jumlah Peserta Lomba Inovasi TTG Se-Aceh 61 Orang/6 Inventor Juara - 47 Orang/6 Inventor Juara 37 Orang/6 Inventor Juara 37 Orang/6 Inventor Juara Jumlah Yang Ikut

Serta Dalam Gelar TTG Se-Aceh

23 Kab/Kota 23 Kab/Kota 23 Kab/Kota 23

Kab/Kota 23 Kab/Kota Jumlah Yang Ikut

Serta Dalam Gelar TTG Nasional

34 Provinsi 34 Provinsi 34 Provinsi 34 Provinsi 34 Provinsi

Meningkatnya Peran Aktif Masyarakat Melalui Kegiatan Gotong-royong, Penyediaan Makanan Tambahan Anak

Sekolah, Peran Aktif pokjanal Posyandu Prov dan Kab /Kota serta Meningkatnya peran PKK dalam Pemberdayaan Masyarakat. Jumlah Peserta Rakorda Pokjanal Posyandu Se-Aceh

102 Orang 56 orang 56 orang 51 Orang 51 Orang

Jumlah Peserta Rakon TP PKK Aceh

175 Orang 162 Orang 180 orang 192 Orang 192 Orang

Jumlah Peserta Rapat Kerja PMT-AS Se-Aceh

50 Orang 125 Orang 126 Orang 103 Orang 103 Orang

Jumlah yang ikut

serta dalan

BBGRM Tingkat Nasional

34 Provinsi 34 Provinsi 34 Provinsi 34 Provinsi 34 Provinsi

Jumlah Penerima Bantuan Bedah Rumah

- - 15 Orang 29 Orang 29 Orang

Jumlah Peserta Pelatihan Sistem Informasi Posyandu Bagi Tenaga Pengumpul Data Posyandu Kab/Kota Se-Aceh

- - 79 Orang 49 Orang 49 Orang

Jumlah yang ikut serta dalam Acara BBGRM Tingkat Provinsi Aceh

23 kab/Kota 23 kab/Kota 23 kab/Kota 23

kab/Kota

(44)

Jumlah Sekolah Penerima Bantuan PMT-AS

23 Sekolah 74 Sekolah 74 Sekolah 75 Sekolah 75 Sekolah

Tercapainya Program/Kegiatan Pemberdayaan Adat Dan Budaya Aceh Secara Efektif dan

Efesien serta Terkoordinasinya dan Sinerginya Pelaksanaan Program/Kegiatan Provinsi Dan Kab/Kota Jumlah Peserta Rakor Pemberdayaan Adat dan Budaya Aceh

43 Orang 40 Orang 56 orang 56 orang 56 orang

Meningkatkan kapasitas dan tanggungjawab pengelola dana bergulir PNPM Mandiri Perdesaan, sebagai sarana penyampaian informasi dan kebijakan terkait dengan pengelolaan dana bergulir, dan memberikan pemahaman tentang bagaimana pengelolaan dana bergulir PNPM Mandiri Perdesaan pasca berakhirnya PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2015 serta meningkatkan kapasitas tenaga pendamping program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG)

Jumlah desa yang melaksanakan pengelolaan Dana BKPG

6450 Desa 6464 desa 6464 desa 6464 desa 6464 desa

Jumlah peserta Workshop Lingkup Tugas dan Tanggungjawab Tenaga Pendamping Program Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG).

- - 666 Orang 663 Orang 663 Orang

Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Lembaga Kemasyarakatan dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Gampong dan Pemberdayaan Masayarakat. Jumlah Peserta Pelatihan Peningkatan Kapasitas LPMG/Tuha Lapan Gampong

- - 170 Orang 150 Orang 150 Orang

Meningkatkan Pengetahuan, Keterampilan dan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Dalam Pengelolaan Manajemen Pemerintahan Gampong .

- - 150 Orang 510 Orang 510 Orang

Meningkatnya Peran, Fungsi dan Kewenangan dalam Penyelenggaran Pemerintahan Jumlah Peserta Rapat Koordinasi persiapan Perlombaan Gampong Tingkat Provinsi

Gambar

Gambar 1A.1 Struktur Organiasi Badan Pemberdayaan Masyarakat
GRAFIK BERDASARKAN GOLONGAN
Gambar 1A.4  Grafik Pegawai Berdasarkan  Tingkat Pendidikan
Gambar 1A.5  Grafik Pegawai Menurut Eselon
+2

Referensi

Dokumen terkait

Keluhan utama masuk : Pasien masuk melalui IGD RSUP Dr. keluhan utama yang dirasakan sesak napas, Sesak napas meningkat 1 hari sebelum masuk rumah sakit, sesak

3 Setelah menyaksikan promosi Sawangan Golf, Anda ingin tahu lebih jauh mengenai Sawangan Golf. 4 Promosi Sawangan Golf dengan jelas memaparkan pesan yang

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Kasih-Nya, penulis dapat melaksanakan penelitian engenai Kampung Adat Cireundeu, dan menyelesaikan proposal tugas akhir

Jadi dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian, unsur-unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama

Bagian sebelumnya memperlihatkan daftar aktivitas perusahaan dan biaya yang terkait serta aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah bagi perusahaan, untuk itu,

Karenanya dalam melakukan kewajiban di sini, seorang dokter harus memperhitungkan faktor kepentingan yang berhubungan dengan masyarakat

Sumber Daya Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena sumber daya manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya

Kami juga ingin melakukan hal yang kami bisa untuk berbagi kepada orang yang membutuhkan.” Pengemudi bajaj bernama John juga berharap, “Kita tidak bisa selamanya menjadi orang