• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA ANTARA SISWA DENGAN SISWI KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mempe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA ANTARA SISWA DENGAN SISWI KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mempe"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Lucia Nurcahyaningsih NIM : 051114007

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Lucia Nurcahyaningsih NIM : 051114007

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

“Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji,

ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barang siapa yang mengasihi Dia”.

(Yakobus 1 : 12)

Skripsi ini dipersembahkan untuk :

1. Ibu yang telah memberikan doa, dukungan, semangat dan materi untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. St. Aris Widarto yang telah memberikan dukungan, semangat, perhatian dan doa selama ini.

3. Dunia pendidikan yang telah mendidik dan membimbingku selama menuntut ilmu.

(6)

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 Januari 2011 Penulis

(7)

vi

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:

Nama : Lucia Nurcahyaningsih Nomor Mahasiswa : 051114007

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul :

“PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA ANTARA SISWA DENGAN SISWI KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 21 Januari 2011

Yang menyatakan,

(8)

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

Lucia Nurcahyaningsih 051114007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Masalah pertama yang diteliti adalah “Apakah ada perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010?” Masalah yang kedua adalah “Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai sebagai implikasi dari hasil penelitian?”.

Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang berjumlah 152 siswa. Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket motivasi belajar matematika. Angket ini terdiri atas 8 aspek motivasi belajar matematika yaitu kesenangan dan kenikmatan belajar, orientasi terhadap penguasaan materi, hasrat ingin tahu, keuletan dalam mengerjakan tugas, keterlibatan yang tinggi pada tugas, orientasi terhadap tugas-tugas yang menantang/sulit dan baru, memperhatikan waktu dalam penyelesaian tugas serta menetapkan tujuan yang realistis. Validitas yang diperiksa adalah validitas konstruk. Validitas konstruk adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat ukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat ukur. Uji reliabilitas yang digunakan metode belah dua, kemudian penghitungan korelasi reliabilitas digunakan teknik Product-Moment dan Spearman-Brown. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t.

(9)

viii

SUBJECT BETWEEN THE VII GRADE MALE AND FEMALE STUDENTS IN TAMAN DEWASA JUNIOR HIGH SCHOOL JETIS YOGYAKARTA

ACADEMIC PERIOD OF 2009/2010 AND ITS IMPLEMENTATION TOWARDS THE PROPOSAL ON COUNSELING TOPICS

Lucia Nurchayaningsih 051114007

This research is aimed to know about the difference of learning motivation of mathematic subject between the VII grade male and female students in Taman Dewasa Junior High School Jetis Yogyakarta in academic period of 2009/2010. The first problem studied was “whether there any difference of learning motivation of mathematic subject between the VII grade male and female students in Taman Dewasa Junior High School Jetis Yogyakarta in academic period of 2009/2010?” The second problem is “Which are the counseling topics appropriate as the implication of the study result?”

The subject of this research was the seventh graders grade students in Taman Dewasa Junior High School Jetis Yogyakarta, in total of152 students. The instrument used in this research was the questionnaire on motivation of mathematic learning. This questionnaire comprised of 8 aspects of mathematic learning motivation, i.e. favorable and enjoyable of doing task, high involvement in task, orientation towards the new and challenging/ difficult tasks, considering the time in complaint task as well as determine the realistic purpose. The validity examined was construct validity. Construct validity is a validity showing what extent to a content of test or measurement tool. The reliability test used was multiple methods, and then the calculation of reliability correlation used the Product-Moment and Spearman-Brown correlation. The technique of data analysis used was the t-test.

The result of this research showed there is no difference of learning motivation of mathematic subject between the VII grade male and female students in Taman Dewasa Junior High School Jetis Yogyakarta in academic period of 2009/2010. The result of tis research gained, (tcount value= 1,56; significance level of

5% by dk = 28, ttale value = 2,048). Based on the result of this research, it is proposed

(10)

Puji dan syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Diucapkan terima kasih pula kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan, dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih ditujukan kepada :

1. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

2. Dra. M. J. Retno Priyani, M. Si., sebagai dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati telah memberikan bimbingan, petunjuk, saran, dan dorongan selama menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai dosen penguji yang dengan penuh kesabaran memberikan petunjuk, saran selama menyelesaikan skripsi ini. 4. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., M.A., sebagai dosen penguji yang dengan

penuh kesabaran memberikan petunjuk, saran selama menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah banyak memberikan bekal dan bantuan selama menjalani tugas studi.

(11)

x

8. Ibu Gregoria Sumarjani, yang selalu memberikan cinta kasih, dukungan, doa, semangat dan materi.

9. St. Aris Widarto yang telah memberikan cinta, doa, dukungan, semangat, perhatian selama menyelesaikan skripsi ini.

10.Sahabat penulis: Ardi, Hendra, Beatrik, Rini, Andre, Dian, dan semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling. Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini diterima dengan senang hati.

Yogyakarta, 21Januari 2011

(12)

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……….. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………... vi

ABSTRAK ……….... vii

ABSTRACT ………. viii

KATA PENGANTAR ……….. ix

DAFTAR ISI ………. x

DAFTAR TABEL ………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………... xv

BAB I. PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ………. 4

C. Tujuan Penelitian ……….. 4

D. Manfaat Penelitian ………... 5

E. Batasan Istilah ………. 5

BAB II. KAJIAN TEORI ………. 6

A. Motivasi Belajar ………. 6

1. Pengertian Motivasi Belajar ………. 6

2. Macam-macam Motivasi Belajar ………. 8

(13)

xii

2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Matematika ……….. 16

C. Aspek-aspek Motivasi Belajar Matematika ……….. 17

D. Motivasi Belajar Matematika pada Laki-laki dan Perempuan ………. 20

1. Motivasi Belajar Matematika pada Laki-laki ………. 20

2. Motivasi Belajar Matematika pada Perempuan ……….. 21

3. Perbedaan Motivasi Belajar Matematika pada Laki-laki dan Perempuan ……… 23

E. Peranan Guru Pembimbing dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ……… 24

F. Hipotesis ………... 27

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……….. 28

A. Jenis Penelitian ………. 28

B. Subjek Penelitian ……….. 28

C. Alat Pengumpul Data ……… 29

1. Angket Motivasi Belajar Matematika ………... 29

2. Uji Coba Penelitian ………. 30

3. Menentukan Validitas dan Reliabilitas ………... 31

a. Validitas ………... 31

b. Reliabilitas ………... 32

D. Pengumpulan Data ……… 34

(14)

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 42

BAB V. USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN YANG SESUAI UNTUK SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SEBAGAI IMPLIKASI HASIL PENELITIAN………. 45

BAB VI. PENUTUP ……… 64

A. Kesimpulan ……… 64

B. Saran ……….. 64

DAFTAR PUSTAKA ………. 66

(15)

xiv

Tabel 1 : Rincian Aspek dan Nomer-nomer Item untuk Uji Coba Penelitian … 30 Tabel 2 : Rincian Aspek dan Nomer-nomer Item untuk Penelitian……….. 31 Tabel 3 : Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas suatu Tes ……... 33 Tabel 4 : Jadwal Pengumpulan Data Penelitian ………... 34 Tabel 5 : Motivasi Belajar Matematika Siswa Berdasarkan Aspek-aspek …….. 39 Tabel 6 : Usulan Topik-Topik Bimbingan yang Sesuai Untuk Siswa Kelas

VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Sebagai Implikasi dari

Hasil Penelitian ……… 45

(16)

Lampiran 1 : Angket Motivasi Belajar Matematika ………. 69

Lampiran 2 : Tabulasi Data Uji Coba ………... 74

Lampiran 3 : Data Uji Coba Validitas Angket ………. 80

Lampiran 4 : Reliability Analysis ………. 85

Lampiran 5 : Tabel Persiapan Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta ……… 87

Lampiran 6 : Perhitungan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Mata Pelajaran Matematika ……… 89

Lampiran 7 : Tabulasi Data Penelitian ………... 90

Lampiran 8 : Hasil Perhitungan Uji-t Secara Keseluruhan ………. 98

Lampiran 9 : Surat Keterangan Ijin Uji Coba Penelitian ………... 102

Lampiran 10: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Uji Coba ………. 103

Lampiran 11: Surat Keterangan Ijin Penelitian ……… 104

(17)

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang. Belajar dapat dilakukan dimana saja baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam kegiatan belajar di sekolah maupun di luar sekolah, siswa membutuhkan adanya motivasi dalam belajar. Motivasi mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Motivasi sangat penting, karena motivasi merupakan konsep yang menjelaskan alasan seseorang berperilaku. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal (Hamalik, 2007). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa apabila siswa tidak memiliki motivasi dalam belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri siswa. Ada dua macam motivasi yang mempengaruhi siswa untuk belajar, yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri siswa (intrinsik) dan dorongan dari luar (ekstrinsik). Apabila motivasi siswa itu rendah, maka dapat dikatakan bahwa prestasi yang bersangkutan akan rendah dan besar kemungkinan siswa tidak akan mencapai tujuan belajar. Bila hal ini tidak diperhatikan, tidak dibantu, maka siswa gagal dalam belajar (Anni, 2004:112).

(18)

belajar adalah hal yang sangat penting bagi mereka dan untuk masa depan mereka sendiri.

Apabila ada siswa yang mengalami penurunan dalam motivasi belajar, khususnya mata pelajaran matematika yang dianggap sulit oleh siswa, berarti siswa cenderung tidak belajar sungguh-sungguh, antara lain: kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran, lupa mengerjakan tugas/PR, kurang persiapan dalam ujian, kurangnya minat untuk membaca, tidak mau bertanya apabila mengalami kesulitan atau tidak jelas dengan materi pelajaran.

Belajar matematika selama ini masih kurang diminati oleh para siswa, bahkan belajar matematika seakan menakutkan bagi siswa. Beberapa para ahli matematika seperti Ruseffendi (1984:15), mengatakan bahwa kelemahan matematika pada siswa Indonesia, disebabkan karena pelajaran matematika di sekolah ditakuti bahkan dibenci oleh siswa. Menurut Sriyanto (2004) sikap negatif seperti ini muncul karena adanya persepsi bahwa pelajaran matematika dianggap sulit. Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran yang sulit, diantaranya disebabkan karena karakteristik materi matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang membingungkan.

(19)

sederhana dan bersifat kerumah tanggaan, tertarik pada penampilan fisik, dan kurang tertarik pada masalah akademik.

Berdasarkan hasil penelitian Maccoby dan Jacklin (Santrock, 2007), laki-laki memiliki kemampuan keruangan visual dan matematika yang lebih baik dibandingkan perempuan, sementara perempuan memiliki kemampuan verbal yang lebih baik dibandingkan laki-laki. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Guilford (Akbar, 2010), menyatakan bahwa otak kanan pada laki-laki lebih berkembang baik dalam kemampuan matematika dan sains, dan sebaliknya otak kiri perempuan lebih berkembang baik dalam kemampuan verbal.

Laki-laki biasanya mempunyai otak yang lebih besar 10 sampai 15 persen daripada otak perempuan Ankey (Jensen, 2008). Pada umumnya perempuan, memiliki komisura anterior (kumpulan serat antarbelahan otak) lebih besar daripada laki-laki. Kelebihan ini memungkinkan perempuan untuk mengingat informasi verbal dan nonverbal dengan lebih efisien Allen dan Gorski (Jensen, 2008).

Para ahli perkembangan neuro-anatomi meyakini bahwa laki-laki melebih perempuan dalam tugas-tugas spasial, dan perempuan melebihi laki-laki dalam keterampilan verbal dan membaca (Jensen, 2008). Hal ini membuktikan bahwa memang ada perbedaan jenis kelamin di dalam kemampuan penalaran matematika dan sains, dimana yang lebih unggul adalah laki-laki daripada perempuan.

(20)

matematika dengan meningkatkan pelayanan bimbingan di sekolah melalui usulan topik-topik bimbingan yang sesuai sebagai implikasi.

Penelitian ini diadakan untuk memperoleh gambaran mengenai perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta. Hasil dari penelitian akan digunakan untuk mengusulkan topik-topik bimbingan yang sesuai.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan pokok dalam penilaian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara

siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun Ajaran 2009/2010?

2. Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai sebagai implikasi dari hasil penelitian?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Memperoleh gambaran mengenai perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun Ajaran 2009/2010.

(21)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat pada beberapa pihak sebagai berikut:

1. Guru Pembimbing.

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun Pelajaran 2009/2010, guru pembimbing dapat mengembangkan topik-topik bimbingan pengembangan motivasi belajar yang sesuai melalui pelayanan bimbingan klasikal di sekolah.

2. Peneliti.

Dapat mengetahui gambaran mengenai perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun Pelajaran 2009/2010.

E. Batasan Istilah

1. Motivasi belajar matematika adalah suatu dorongan dari dalam diri untuk mempelajari matematika.

2. SMP Taman Dewasa Jetis berada di jalan A. M. Sangaji No. 39 Yogyakarta. Sekolah ini merupakan sekolah Swasta milik Yayasan Taman Siswa.

(22)

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk melakukan suatu tindakan sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2002). Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu (Uno, 2008).

Mc. Donald dalam Hamalik (2007), mengartikan motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Begitu pula motivasi siswa, energi dalam diri (pribadi) siswa tersebut dapat berupa semangat, sehingga perilakunya mengarah pada kegiatan yang disukai, atau minat yang disukai, mungkin juga dalam motivasi belajar.

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan, motivasi adalah suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan karena ingin mencapai tujuan tertentu dalam kehidupannya.

(23)

Dalam pengertian yang luas, motivasi belajar adalah suatu nilai dan suatu dorongan untuk belajar.

Winkel (1983:27) mengemukakan pengertian motivasi belajar sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan belajar yang dikehendaki oleh siswa, yakni proses belajar yang baik, dapat tercapai. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa.

(24)

dalam proses pembelajaran, dan tentunya motivasi yang tinggi dalam belajar akan meningkatkan prestasi siswa.

Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan di sebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi belajar sehinga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuannya yang rendah, tetapi mungkin disebabkan oleh tidak ada dorongan atau motivasi. Peranan guru sangat penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di dalam kelas. Guru membantu siswa untuk mencapai kebutuhan dengan menciptakan suasana kelas yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Dari pengertian motivasi belajar yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan, bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan dari dalam maupun dari luar diri siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, sehingga nantinya siswa dapat belajar dengan baik.

2. Macam-macam motivasi belajar

(25)

a) Motivasi Belajar Intrinsik

Motivasi belajar intrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di dalam belajar (Kock, 1981). Siswa belajar karena di dorong oleh keinginan untuk mengetahui sesuatu.

Sardiman (2008) berpendapat bahwa, motivasi belajar intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya, seorang siswa melakukan kegiatan belajar, karena ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain. Apabila siswa telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.

(26)

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa motivasi belajar intrinsik adalah suatu dorongan untuk mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. b) Motivasi Belajar Ekstrinsik

Motivasi belajar ekstrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di luar perbuatan belajar (Kock, 1981). Siswa belajar

Menurut Sardiman (2008) motivasi belajar ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh, seorang siswa itu belajar, dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh guru, orang tua atau teman-temanya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah.

Motivasi belajar ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak baik dalam pendidikan. Motivasi belajar ekstrinsik diperlukan agar siswa mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat siswa dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi belajar ekstrinsik dan menggunakannya dalam rangka menunjang proses interaksi belajar mengajar di kelas (Djamarah, 2008).

(27)

belajar mengajar, motivasi belajar ekstrinsik sangat perlu dan tetap dibutuhkan, karena keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga perlu motivasi belajar ekstrinsik.

Motivasi belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik berfungsi sebagai pendorong, penggerak sikap yang terwujud dalam suatu perbuatan yaitu belajar. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat mencapai prestasi yang baik.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Siswa yang melakukan kegiatan belajar mengalami suatu proses yang menghasilkan perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, sehingga pada akhirnya diperoleh prestasi belajar yang baik. Perubahan-perubahan yang terjadi tergantung pada bermacam-macam faktor. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Faktor-faktor tesebut adalah:

a.Minat

(28)

Siswa yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara terus-menerus dengan rasa senang. Jika siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajarinya. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Proses belajar akan berjalan lancar apabila disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa dalam rentang waktu tertentu.

b.Hasrat untuk Belajar

Djamarah (2008) mengemukakan, hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan pada diri siswa, sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Siswa yang memiliki hasrat untuk belajar akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang tidak memiliki hasrat untuk belajar.

c.Ingin Memperoleh Nilai

(29)

topik pelajaran mana yang akan keluar saat ujian, kuis, atau tes-tes yang lain, sehingga cara belajar mereka cenderung menghafal, bukan benar-benar memahami topik pelajaran. Kebanyakan siswa yang melakukan kegiatan belajar memiliki tujuan hanya mengejar nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport dengan angka baik saja. Angka-angka yang baik itu bagi siswa merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang bermakna, karena siswa belum menemukan tujuan utamanya dalam belajar, yaitu memahami bahan yang dipelajarinya, supaya dapat berguna bagi kehidupannya.

d.Kemampuan Belajar

Slameto (2010) mengemukakan, dalam belajar dibutuhkan beberapa kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat pada diri siswa, misalnya pengamatan, ingatan, daya pikir, fantasi.

Orang belajar dimulai dengan mengamati bahan yang dipelajari. Pengamatan dilakukan dengan mengfungsikan panca indera. Makin baik pengamatan seseorang, makin jelas tanggapan yang terekan dalam dirinya, dan makin mudah memproduksi atau mengingat dan mengolahnya dengan berpikir, sehingga memperoleh sesuatu yang baru. Daya fantasi juga sangat berpengaruh terhadap perolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

(30)

memperoleh sukses, sehingga kesuksesan ini memperkuat motivasinya dalam belajar.

e.Metode Mengajar Guru

Menurut Slameto (2010), metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Sikap dan cara guru mengajar merupakan faktor yang penting dalam menentukan hasil belajar siswa. Metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi misalnya guru kurang persiapan, kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa, atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.

Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja, menyebabkan siswa bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif, berani mencoba metode-metode baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

f. Lingkungan Belajar yang Kondusif

(31)

manusia yang turut mempengaruhi kegiatan belajar seseorang. Proses belajar yang dilakukan seseorang sangat dipengaruhi oleh hubungan dengan sesama manusia dilihat melalui hubungan siswa di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat atau pergaulannya. Di dalam lingkungan keluarga dibutuhkan hubungan yang harmonis antara siswa dengan anggota keluarga (ayah, ibu, adik, kakak, dll) yang dapat menumbuhkan semangat belajar bagi siswa. Untuk mengembangkan hubungan siswa di dalam lingkungan sekolah, dapat ditunjukkan dengan adanya kedekatan antara guru dan teman-teman sekolah, sehingga terjalin hubungan yang baik dan akrab, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam hubungan siswa dengan masyarakat, dibutuhkan bentuk pergaulan yang dapat memberikan nilai lebih tersendiri dalam mengembangkan kemajuan belajar maupun pengembangan wawasan siswa, sehingga siswa akan memiliki motivasi belajar yang lebih pula.

B. Mata Pelajaran Matematika

1. Pengertian Mata Pelajaran Matematika

(32)

pendidikan sesuai dengan tingkat pencapaian hasil belajar (Nurhadi, 2004).

2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Matematika

Fungsi mata pelajaran matematika adalah mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar, dan trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel (Nurhadi, 2004).

Tujuan pelajaran matematika menurut Nurhadi (2004) adalah sebagai berikut :

1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen. 2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,

dan penemuan dengan mengembangkan rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

(33)

SMP dikelompokkan ke dalam 13 standar kompetensi yang tercakup pada 4 aspek matematika (bilangan, geometri dan pengukuran, peluang dan statistika, aljabar).

Tiga belas standar kompetensi tersebut menurut Depdiknas (2003) sebagai berikut:

a. Melakukan operasi hitung bilangan serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah.

b. Memahami dan dapat melakukan operasi bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variable, himpunan serta dapat menggunakan dalam pemecahan masalah.

c. Mengidentifikasi garis, sudut, dan bangunan datar serta dapat menentukan besaran-besaran yang ada di dalamnya.

d. Memahami dan melakukan operasi, fungsi, persamaan garis, dan system persamaan, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.

e. Menentukan panjang suatu garis dalam segi tiga serta dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah.

f. Mengidentifikasi lingkaran serta menentukan besaran-besaran yang terkain di dalamnya.

g. Mengidentifikasi bangun ruang sisi lengkung (BRSL) serta menentukan besaran-besarannya.

h. Memahami kesebangunan bagun datar.

i. Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran di dalamnya.

j. Melakukan kegiatan statistika.

k. Melakukan operasi pangkat tak sebenarnya dan logaritma.

l. Menentukan pola, deret bilangan dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

m. Memahami dan menggunakan persamaan kuadrat dalam pemecahan masalah.

C. Aspek-aspek Motivasi Belajar Matematika.

Menurut Gottried dalam Sudjana (2006:60), mengemukakan bahwa motivasi belajar matematika yang tinggi terdiri dari beberapa aspek, yaitu : a. Kesenangan kenikmatan untuk belajar.

(34)

matematika yang diberikan oleh guru di sekolah. Menurut Slameto (2010), minat adalah suatu rasa keterikatan dan suka pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Belajar pada bidang-bidang yang diminati dan didukung dengan bakat serta talenta yang sesuai, akan membawa gairah dan memberi kenikmatan dalam mempelajari atau menjalaninya. Siswa yang memiliki minat terhadap matematika cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pelajaran matematika. Minat belajar matematika yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi dalam pelajaran matematika.

b. Orientasi terhadap penguasaan materi.

Suatu kemampuan yang diperoleh siswa dengan menguasai materi-materi matematika yang disajikan di sekolah. Penggunaan materi-materi matematika yang sudah diberikan oleh guru atau yang sudah dipelajari mampu diterima dan diingat lebih mudah oleh siswa. Siswa dapat meningkatkan pemahaman dan menanamkan suatu pengharapan pada diri siswa, bahwa yang sedang dipelajarinya sekarang juga berhubungan dengan pelajaran yang akan datang.

c. Hasrat ingin tahu.

(35)

d. Keuletan dalam mengerjakan tugas.

Siswa tekun atau rajin dan memusatkan perhatian sepenuhnya untuk menyelesaikan tugas matematika yang diberikan oleh guru dan tidak mudah menyerah atau putus asa apabila menghadapi kesulitan dalam memecahkan suatu masalah atau soal.

e. Keterlibatan yang tinggi pada tugas.

Siswa aktif dalam mengerjakan tugas matematika, mampu berkonsentrasi dan memusatkan pikiran pada tugas matematika yang diberikan oleh guru, serta mau memanfaatkan waktu luang untuk belajar setelah pulang sekolah tanpa disuruh.

f. Orientasi terhadap tugas-tugas yang menantang, sulit dan baru.

Siswa termotivasi untuk menyelesaikan dan mengerjakan tugas-tugas matematika yang menantang, sulit ataupun baru dipelajari daripada tugas-tugas yang mudah.

g. Memperhatikan waktu dalam penyelesaian tugas.

Siswa akan berusaha untuk menyelesaikan setiap tugas matematika yang diberikan oleh guru dengan tepat waktu tanpa ditunda-tunda. h. Menetapkan tujuan yang realistis.

(36)

D. Motivasi Belajar Matematika pada Laki-laki dan Perempuan. 1. Motivasi Belajar Matematika pada Laki-laki

Akbar (2010), menyatakan bahwa ketika memasuki masa remaja, kemampuan keruangan visual, matematik, dan sains anak laki-laki menjadi lebih menonjol dibanding anak perempuan.

Maccoby dan Jacklin (Santrock, 2007), menyimpulkan bahwa laki-laki memiliki keterampilan matematika dan pengenalan ruang yang lebih baik dari pada anak perempuan. Guilford dalam Akbar (2010), menyatakan bahwa otak kanan pada laki-laki lebih berkembang baik dari pada perempuan.

Gollmick dan Sadker (Prayitno, 1989) mengatakan bahwa anak laki-laki dalam kemampuan belajar lebih kreatif, mandiri, berprestasi tinggi, gigih, percaya diri dan berkemampuan memecahkan masalah.

Goldstein dan Kimura (Santrock, 2007), mengatakan bahwa ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam aktivitas otak. Perbedaan dalam aktivitas otak pada laki-laki sebagai berikut : bagian hipotalamus pada laki-laki lebih besar yang berperan aktif dalam perilaku seksual; cenderung lebih besar pada laki-laki di area lobus parietal yang berfungsi dalam keterampilan visuospasial.

(37)

dan perempuan melebihi laki-laki dalam keterampilan verbal dan membaca.

Menurut Jensen (2008), laki-laki biasanya lebih unggul daripada perempuan dalam keterampilan atau tugas-tugas sebagai berikut :

1. Terampil dalam menentukan target  2. Mengolah perbendaharaan kata  3. Konsentrasi dan fokus yang lebih luas 

4. Kemampuan matematis dan penyelesaian masalah  5. Terampil dalam bentuk-bentuk geometris ruang  6. Terampil dalam tugas spasial  

 

Eccles (Santrock, 2007), mengatakan bahwa laki-laki mempunyai bakat matematika yang lebih dari pada perempuan, dan dipandang bahwa laki-laki yang paling cocok untuk berkarir dalam pekerjaan yang berkaitan dengan matematika sehingga motivasi belajar matematika laki-laki lebih tinggi dari perempuan.

Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa anak laki-laki memiliki kemampuan dan keterampilan dalam matematika, pengenalan ruang, sains dan spasial daripada anak perempuan. Dari kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki maka, laki-laki dituntut untuk bersikap aktif, berani, tangguh menghadapi kesulitan, tidak boleh cepat menyerah, dan dalam bekerja lebih menggunakan otak, sehingga anak laki-laki akan lebih termotivasi dalam belajar matematika.

 

2. Motivasi Belajar Matematika pada Perempuan

(38)

verbal di masa remaja anak perempuan tampak semakin mengungguli anak laki-laki.

Menurut Guilford (Akbar, 2010), otak kiri perempuan lebih berkembang baik daripada laki-laki. Pada umumnya perempuan, memiliki komisura anterior (kumpulan serat antarbelahan otak) lebih besar daripada laki-laki. Kelebihan ini memungkinkan perempuan untuk mengingat informasi verbal dan nonverbal dengan lebih efisien Allen dan Gorski (Jensen, 2008).

Gollmick dan Sadker (Prayitno, 1989) mengatakan bahwa anak perempuan dalam kemampuan belajar lebih pasif, tergantung pada guru (tidak mandiri), takut, kurang bersemangat, tertarik dengan masalah-masalah yang sederhana dan bersifat kerumah tanggaan, tertarik pada penampilan fisik, dan kurang tertarik pada masalah akademis.

Menurut Jensen (2008), perempuan biasanya lebih unggul daripada laki-laki dalam keterampilan atau tugas-tugas sebagai berikut ;

1. Keterampilan motorik yang baik dan mampu menggerakkan jari jemari dengan cepat dalam kesatuan.

2. Mampu bekerja dalam berbagai tugas dalam satu waktu 3. Mampu mengingat posisi objek dalam satu susunan 4. Fasih dalam mengolah kata-kata

5. Mampu mengingat petunjuk di sepanjang rute perjalanan

6. Terampil menggunakan memori verbal (memproses bahasa dengan lebih cepat dan akurat)

7. Memiliki sensitivitas yang lebih besar pada sentuhan

8. Terampil membaca ekspresi bahasa tubuh atau mimik wajah

(39)

akademis, dan berpartisipasi di kelas dibandingkan laki-laki DeZolt dan Hull (Santrock, 2007).

Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa anak perempuan memiliki keterampilan dalam bidang memori verbal dan memproses bahasa dengan lebih cepat dan lebih akurat. Dari kelebihan yang dimiliki oleh anak perempuan, maka dituntut untuk cepat menyesuaikan diri dengan anak laki-laki dalam bidang matematika, sains, dan pengenalan ruang atau spasial, sehingga nantinya anak perempuan akan lebih termotivasi dalam belajar matematika.

3. Perbedaan Motivasi Belajar Matematika pada Laki-laki dan Perempuan

Pada umumnya anak laki-laki menunjukkan sedikit kelebihan dalam pelajaran matematika daripada anak perempuan. Dikatakan bahwa laki-laki mempunyai bakat matematika yang lebih daripada perempuan dan disebutkan bahwa laki-laki yang paling cocok untuk berkarir dalam pekerjaan yang berkaitan dengan matematika sehingga motivasi belajar matematika laki-laki lebih tinggi dari perempuan Eccles (Santrock, 2007). Perempuan memiliki kemampuan verbal dan memproses bahasa yang lebih baik dibandingkan laki-laki Allen dan Gorski (Jensen, 2008).

(40)

kemampuan belajar yang dimiliki oleh laki-laki diharapkan laki-laki lebih termotivasi dalam belajar matematika.

Perempuan memiliki keterampilan dalam bidang memori verbal dan memproses bahasa dengan lebih cepat dan lebih akurat. Dari kelebihan yang dimiliki oleh anak perempuan, maka dituntut untuk cepat menyesuaikan diri dengan anak laki-laki dalam bidang matematika, sains, dan pengenalan ruang atau spasial, sehingga nantinya anak perempuan akan lebih termotivasi dalam belajar matematika.

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan motivasi belajar matematika laki-laki dan perempuan dapat terlihat dari kemampuan belajar, keterampilan, dan kemampuan otak.

E. Peranan Guru Pembimbing dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika

Bimbingan berfungsi memberikan bantuan kepada siswa untuk mengenali dan memahami dirinya dalam semua aspek, baik pribadi, belajar, sosial, dan karier. Bimbingan juga mempunyai tujuan agar para siswa dapat bertanggung jawab untuk menilai kemampuannya sendiri, menyiapkan kehidupan yang efektif, dan berkembang secara optimal (Hamalik, 2007).

(41)

membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya; menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya (Slameto, 2010). Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun siswa dalam perkembangannya dengan cara memberikan lingkungan dan arah yang sesuai agar tercipta perkembangan yang optimal. Guru pembimbing ikut berperan dalam membantu memecahkan persoalan-persoalan atau kesulitan yang dihadapi oleh siswa, sehingga diharapkan dapat menciptakan perkembangan yang lebih baik pada diri siswa, baik perkembangan fisik maupun mental. Guru mengharapkan adanya interaksi belajar antara dirinya dan siswanya, melalui interaksi akan terlihat suatu komunikasi yang baik sehingga dengan komunikasi tersebut siswa dapat menyampaikan segala masalah yang dihadapi, misalnya mengenai suatu mata pelajaran.

Guru pembimbing haruslah peka terhadap masalah yang dihadapi oleh siswa. Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh siswa adalah kurangnya motivasi belajar khususnya dalam mata pelajaran matematika. Seorang guru pembimbing perlu membantu siswa untuk lebih menyadari perbedaan tentang jenis kelamin berpengaruh tidak baik dalam sikap, atau tingkah laku dan cara berpikir siswa, maka dibutuhkan adanya pelayan bimbingan. Salah satunya melalui pelayanan bimbingan belajar agar siswa dapat mencapai tujuan belajar.

(42)

belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dan mencapai perkembangan yang optimal.

Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991), tujuan pelayanan bimbingan belajar dapat di rinci sebagai berikut :

a. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi siswa. b. Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuai dan menggunakan

buku pelajaran.

c. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ujian.

d. Memilih suatu bidang belajar sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik atau kesehatan.

e. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang belajar tertentu.

f. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajar. g. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan

pelajaran di sekolah maupun untuk pengembangan bakat.

Di dalam kegiatan belajar, guru pembimbing mempunyai peranan dalam meningkatkan motivasi belajar khususnya terhadap mata pelajaran matematika. Menurut Hudojo (1988), cara untuk meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa sebagai berikut :

a. Memberikan rasa puas kepada siswa dalam memahami materi matematika, agar siswa dapat berhasil mencapai tujuan belajar. b. Membuat suasana kelas yang menyenangkan, agar siswa

(43)

c. Mengusahakan pengaturan kelas yang bervariasi sehingga rasa bosan menjadi berkurang dan perhatian siswa meningkat terhadap pelajaran matematika.

d. Menimbulkan minat siswa terhadap materi matematika yang dipelajari oleh siswa.

e. Memberikan komentar kepada hasil-hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar matematika.

f. Memberikan kepada siswa kesempatan untuk berkompetisi.

F. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah :

(44)

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Menurut Furchan (1982:415), penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai perbedaan motivasi belajar terhadap mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun Ajaran 2009/2010.

B. Subjek Penelitian

(45)

C. Alat Pengumpul Data

1. Angket Motivasi Belajar Matematika

Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data berupa angket, dengan menggunakan skala motivasi belajar matematika, dimana item-item yang digunakan pada skala motivasi belajar matematika berdasarkan aspek-aspek motivasi belajar matematika yang dikemukakan oleh Gottried (Sudjana, 2006) yaitu kesenangan dan kenikmatan belajar, orientasi terhadap penguasaan materi, hasrat ingin tahu, keuletan dalam mengerjakan tugas, keterlibatan yang tinggi pada tugas, orientasi terhadap tugas-tugas yang menantang/sulit dan baru, memperhatikan waktu dalam penyelesaian tugas dan yang terakhir menetapkan tujuan yang realistis. Angket terdiri dari dua bagian yaitu : (1) bagian penjelasan dan petunjuk pengisian, dan (2) isi angket motivasi belajar matematika .

Masing-masing item dilengkapi 4 kemungkinan jawaban: sangat sering, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Pada saat mengisi angket, siswa diminta memilih satu dari ke-empat alternatif pilihan jawaban untuk tiap item. Setiap alternatif jawaban diberi skor yang besarnya berbeda-beda berdasarkan sifat item.

Favorabel : Unfavorabel :

Sangat Sering = 4 Sangat Sering = 1

Sering = 3 Sering = 2

Kadang-kadang = 2 Kadang-kadang = 3

(46)

Tabel 1. Rincian Aspek dan Nomer-nomer Item untuk Uji Coba penelitian.

Kesenangan kenikmatan untuk belajar. Keterlibatan yang tinggi pada tugas. Keuletan dalam mengerjakan tugas. Orientasi terhadap penguasaan materi. Hasrat ingin tahu.

Orientasi terhadap tugas-tugas yang menantang, sulit dan baru.

Memperhatikan waktu dalam penyelesaian tugas.

Menetapkan tujuan yang realistis.

1,2,3,4

2. Uji Coba Penelitian

(47)

Tabel 2 : Rincian Aspek dan Nomer-nomer Item untuk Penelitan.

Kesenangan kenikmatan untuk belajar. Keterlibatan yang tinggi pada tugas. Keuletan dalam mengerjakan tugas. Orientasi terhadap penguasaan materi. Hasrat ingin tahu.

Orientasi terhadap tugas-tugas yang menantang, sulit dan baru.

Memperhatikan waktu dalam penyelesaian tugas.

Menetapkan tujuan yang realistis.

1,2,3,4

3. Menentukan Validitas dan Realibilitas a. Validitas

Validitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan validitas konstruksi atau konsep. Validitas konstruksi adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat pengukur tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunya tes atau alat pengukur tersebut (Masidjo, 1995:244).

(48)

For Social Science) versi 12,0 for windows agar lebih efektif dan efisien.

Penentuan validitas item-item menggunakan patokan koefisien korelasi minimum 0,30. Dengan demikian item yang koefisien korelasinya lebih kecil dari 0,30 dinyatakan gugur sehingga tidak dapat digunakan sebagai item pengumpul data. Koefisien korelasi yang lebih besar atau sama dengan 0,30 dinyatakan valid, sehingga dapat digunakan sebagai item pengumpulan data (Azwar,1999: 65). Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap 64 item pada angket motivasi belajar mata pelajaran matematika dinyatakan 3 gugur.

b. Reliabilitas

Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu alat ukur mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukuran yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995:209).

(49)

Langkah I : Menghitung koefisien korelasi skor item ganjil dan skor item genap dengan teknik korelasi Product-Moment dari Pearson dengan rumus :

Langkah II : Menghitung reliabilitas skor item ganjil dan skor item genap dengan rumus Spearman-Brown sebagai berikut :

2xrgg

rtt = 1+rgg

Keterangan :

rtt = Koefisien reliabilitas

rgg = Koefisien korelasi ganjil-genap

Tabel 3 : Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas suatu Tes

Koefisien korelasi Klasifikasi

± 0,91 - ± 1,00 Sangat Tinggi

± 0,71 - ± 0,90 Tinggi

± 0,41 - ± 0,70 Cukup

± 0,21 - ± 0,40 Rendah

Negatif - ± 0,20 Sangat Rendah

Sumber : Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.

(50)

Dalam penelitian ini, perhitungan korelasi belahan ganjil-genap uji coba angket motivasi belajar matematika, atas dasar taraf signifikansi 5 % untuk N = 84 dituntut rxy = 0,82. Koefisien reliabilitas yang diperoleh rxy = 0,90 (dibulatkan dua angka dibelakang koma). Jadi taraf reliabilitas uji coba termasuk dalam klasifikasi tinggi. (dalam lampiran 6)

D. Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan

Sebelum penelitian dilaksanakan, koordinator BK SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta dihubungi untuk dimintai ijin mengadakan penelitian, dengan tujuan untuk memperoleh informasi dan waktu (jadwal) yang tepat untuk penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta, pada tanggal 14 – 15 Juni 2010. Subjek penelitian ini berasal dari 5 kelas dengan jumlah 152 responden. Pengisian angket ini berlangsung kurang lebih 30 menit per kelas dengan didampingi oleh Ibu Giri Musi Astiti, S.Pd.

Tabel 4. Jadwal Pengumpulan Data Penelitian

Kelas Tanggal Waktu Jumlah Siswa Total Siswa yang tidak hadir L P

(51)

E. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji t. Uji t digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel mandiri (Sugiyono, 2007:119). Sebelum menguji hipotesis maka peneliti harus menempuh langkah – langkah sebagai berikut :

Langkah 1 : Rumus Mean ∑X

Mean = N

Keterangan :

∑X = Jumlah keseluruhan total skor

N = Jumlah seluruh subjek Langkah 2 : Rumus standart deviasi 1

Standart deviasi = N∑X2 – (∑X)2 N

Keterangan :

N : Jumlah sampel ∑X : Jumlah skor keseluruhan ∑X2 : Jumlah skor dikuadratkan

Langkah 3 : Untuk menentukan rumus uji t, yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis, maka perlu diuji dulu varians ke dua sampel homogen atau tidak. Pengujian homogenitas varians menggunakan uji F dengan rumus:

Varian terbesar F =

(52)

Kemudian hasil uji F hitung, dibandingkan dengan F tabel ( Sugiyono, 2007:136).

Langkah 4 : Menghitung derajat kebebasan dengan rumus : db = N1 – N2 –2

Langkah 5 : Menghitung uji t dengan rumus : X 1 − X 2

t =

(N1 – 1)S12 + (N2 – 1)S22 1 1

N1 + N2 – 2 N1 N2

Keterangan : X 12 : Mean

S12 : Simpangan baku sampel

S122 : Jumlah skor simpangan yang dikuadratkan

N : Jumlah Sampel

Hasil dari uji-t secara keseluruhan adalah 1,59 ( dibulatkan dua angka dibelakang koma ). Hasil tersebut selengkapnya dapat dilihat pada lembar lampiran 8.

Hipotesis penelitian :

Ada perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun Ajaran 2009/2010.

Hipotesis nol :

Tidak adanya perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun Ajaran 2009/2010.

(53)

dan hipotesis penelitian ditolak. Berarti tidak ada perbedaan motivasi

belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun Ajaran 2009/2010.

(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian guna untuk menjawab rumusan masalah yaitu “Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun Ajaran 2009/2010?”.

A. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun Ajaran 2009/2010, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dan siswi. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu, nilai t hitung = 1,59 taraf signifikan 5 % dengan dk = 28, nilai t tabel = 2,048 (dapat dilihat di lembar lampiran 8).

(55)

Penggolongan motivasi belajar matematika siswa berdasarkan aspek-aspek dapat disajikan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 5. Motivasi Belajar Matematika Siswa Berdasarkan Aspek-aspek

Jenis

6 Orientasi terhadap tugas-tugas yang menantang, sulit dan baru.

47 (52%) 44 (48%) 91 (100%) 

7 Memperhatikan waktu dalam

penyelesaian tugas.

6 Orientasi terhadap tugas-tugas yang menantang, sulit dan baru.

32 (53%) 29 (47%) 61 (100%) 

7 Memperhatikan waktu dalam

penyelesaian tugas.

43 (71%) 18 (29%) 61 (100%) 

8 Menetapkan tujuan yang realistis. 36 (59%) 25 (41%) 61 (100%) 

Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

(56)

b. Dikalangan siswa laki-laki terdapat 53 (58%) lebih tinggi daripada siswa laki-laki 38 (42%) yang lebih rendah, pada aspek keterlibatan yang tinggi pada tugas.

c. Dikalangan siswa laki-laki terdapat 50 (55%) lebih tinggi daripada siswa laki-laki 41 (45%) yang lebih rendah, pada aspek keuletan dalam mengerjakan tugas.

d. Dikalangan siswa laki-laki terdapat 64 (70%) lebih tinggi daripada siswa laki-laki 27 (30%) yang lebih rendah, pada aspek orientasi terhadap penguasaan materi.

e. Dikalangan siswa laki-laki terdapat 57 (63%) lebih tinggi daripada siswa laki-laki 34 (37%) yang lebih rendah,pada aspek hasrat ingin tahu. f. Dikalangan siswa laki-laki terdapat 47 (52%) lebih tinggi daripada siswa

laki-laki 44 (48%) yang lebih rendah, pada aspek orientasi terhadap tugas-tugas yang menantang.

g. Dikalangan siswa laki-laki terdapat 47 (52%) lebih tinggi daripada siswa laki-laki 44 (48%) yang lebih rendah, pada aspek memperhatikan waktu dalam penyelesaian tugas.

h. Dikalangan siswa laki-laki terdapat 39 (43%) lebih rendah daripada siswa laki-laki 52 (57%) yang lebih tinggi, pada aspek menetapkan tujuan yang realistis.

(57)

j. Dikalangan siswa perempuan terdapat 32 (53%) lebih tinggi daripada siswa perempuan 29 (47%) yang lebih rendah, pada aspek keterlibatan yang tinggi pada tugas.

k. Dikalangan siswa perempuan terdapat 40 (66%) lebih tinggi daripada siswa perempuan 21 (34%) yang lebih rendah, pada aspek keuletan dalam mengerjakan tugas.

l. Dikalangan siswa perempuan terdapat 42 (69%) lebih tinggi daripada siswa perempuan 19 (31%) yang lebih rendah, pada aspek orientasi terhadap penguasaan materi.

m. Dikalangan siswa perempuan terdapat 46 (75%) lebih tinggi daripada siswa perempuan 15 (25%) yang lebih rendah,pada aspek hasrat ingin tahu.

n. Dikalangan siswa perempuan terdapat 32 (53%) lebih tinggi daripada siswa perempuan 29 (47%) yang lebih rendah, pada aspek orientasi terhadap tugas-tugas yang menantang.

o. Dikalangan siswa perempuan terdapat 43 (71%) lebih tinggi daripada siswa perempuan 18 (29%) yang lebih rendah, pada aspek memperhatikan waktu dalam penyelesaian tugas.

p. Dikalangan siswa perempuan terdapat 36 (59%) lebih tinggi daripada siswa perempuan 25 (41%) yang lebih rendah, pada aspek menetapkan tujuan yang realistis.

(58)

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun Ajaran 2009/2010. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Pertama, adanya minat siswa laki-laki dan perempuan terhadap pelajaran matematika. Dengan adanya minat, maka siswa akan cenderung lebih memperhatikan dan tertarik dalam belajar matematika. Hal ini sejalan dengan Slameto (2010), yang mengatakan bahwa minat adalah suatu keterikatan atau ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Jadi siswa yang berminat pada mata pelajaran matematika, akan termotivasi dan memperhatikan aktivitas belajar matematika secara terus-menerus dengan rasa senang.

(59)

berusaha lebih keras dalam menyelesaikan tugas-tugas akademis, dan berpartisipasi di kelas DeZolt dan Hull (Santrock, 2007). Jadi, siswa yang memiliki kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses, sehingga kesuksesan ini memperkuat motivasinya dalam belajar.

Ketiga, adanya minat terhadap pelajaran matematika. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Menurut Slameto (2010), siswa yang berminat pada mata pelajaran matematika akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Proses belajar akan berjalan lancar apabila disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa dalam rentang waktu tertentu. Keempat, metode mengajar guru yang menyenangkan. Menurut Slameto (2010), Guru yang progresif adalah guru yang berani mencoba metode-metode baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Hal ini sejalan dengan Purwanto (2002), yang mengatakan bahwa sikap dan kepribadian serta pengetahuan yang dimiliki oleh guru, turut menentukan keberhasilan siswa dalam belajar, sehingga siswa akan termotivasi dalam belajarnya.

(60)

keluarga dibutuhkan hubungan yang harmonis antara siswa dengan anggota keluarga (ayah, ibu, adik, kakak, dll) yang dapat menumbuhkan semangat belajar bagi siswa. Untuk mengembangkan hubungan siswa di dalam lingkungan sekolah, dapat ditunjukkan dengan adanya kedekatan antara guru dan teman-teman sekolah, sehingga terjalin hubungan yang baik dan akrab, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam hubungan siswa dengan masyarakat, dibutuhkan bentuk pergaulan yang dapat memberikan nilai lebih tersendiri dalam mengembangkan kemajuan belajar maupun pengembangan wawasan siswa, sehingga siswa akan memiliki motivasi belajar yang lebih pula.

(61)

BAB V

USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PENGEMBANGAN MOTIVASI BELAJAR YANG SESUAI UNTUK SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/20010 SEBAGAI

IMPLIKASI HASIL PENELITIAN

Pada bab ini, memuat implikasi hasil penelitian terhadap usulan topik-topik bimbingan antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta. Topik-topik untuk siswa dan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang diusulkan berikut ini, didasarkan pada jumlah nilai dari masing-masing aspek-aspek motivasi belajar matematika yang rendah, seperti yang disajikan pada tabel 5. Usulan topik-topik bimbingan pengembangan motivasi belajar matematika yang sejalan dengan landasan teori yaitu : faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dan aspek-aspek motivasi belajar matematika, sebagai implikasi dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

No. Aspek-aspek motivasi belajar matematika Topik 1. Memperhatikan waktu dalam penyelesaian

tugas.

Tanggung jawab dalam penyelesaian tugas matematika. 2. Orientasi terhadap tugas-tugas yang

menantang, sulit dan baru.

Cara belajar matematika yang efektif dan efisien.

3 Menetapkan tujuan yang realistis. Kemampuan belajar matematika.

(62)

Tabel 6. Usulan Topik-Topik Bimbingan yang Sesuai untuk Siswa Kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Sebagai Implikasi dari Hasil Penelitian

NO TUJUAN

1. Siswa menyadari bahwa hanya

1. Pentingnya tanggung jawab dalam

-Depdiknas. 2003. Draf Kurikulum Standar

Kompetensi Mata

Pelajaran Matematika

Sekolah Menengah

Pertama. Jakarta.

-Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar.

(63)

 

(64)

matematika.

(65)

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN

A. Topik/pokok bahasan : Tanggung jawab dalam penyelesaian tugas matematika.

B. Bidang bimbingan : Pribadi-Sosial. C. Jenis layanan : Pemberian Informasi.

D. Fungsi layanan : Pemahaman, Pengembangan.

E. Tujuan Umum : Agar siswa menyadari bahwa hanya

dengan tanggung jawab yang besar, persoalan matematika yang sulit dapat dipecahkan dan memahami bahwa hanya dengan kerja keras, tekun dalam mengerjakan PR setiap hari, mengerjakan soal-soal yang diberikan guru, dan banyak berlatih terus-menerus siswa akan semakin pandai matematika.

F. Tujuan Khusus : Setelah mengikuti kegiatan ini siswa dapat menjelaskan :

1. Pentingnya tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas-tugas matematika. 2. Membuat keputusan sendiri dan

melaksanakannya.

G. Tujuan global : Siswa dapat menyebutkan manfaat yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan ini. H. Sasaran pelayanan bimbingan : Kelas VII SMP

I. Materi pelayanan : Tanggung jawab dalam penyelesaian tugas matematika.

(66)

K. Kegiatan dan langkah-langkah

No Intrakurikuler Kokurikuler

Guru pembimbing Siswa Siswa

merefleksikan

1. Pembimbing memberikan pengantar singkat dan menjelaskan tujuan.

Siswa

mendengarkan

dengan seksama penjelasan dari guru pembimbing. 2. Pembimbing meminta siswa untuk

mensharingkan secara kelompok tenatang tanggung jawab dalam penyelesaian tugas.

Siswa

mensharingkan bersama kelompok.

3. Guru pembimbing menarik

kesimpulan dan memberi penenguhan.

L. Tempat penyelenggaraan : Ruang kelas VII SMP

M. Waktu : 45 menit

N. Penyelenggara pelayanan : Lucia Nurcahyaningsih

O. Pihak-pihak yang disertakan dalam penyelenggaraan pelayanan dan perannya

masing-masing : -

P. Alat : -

Q. Evaluasi

R. 1. Spesifik : Jelaskan pentingnya tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas tugas matematika!.

2.Global : Tuliskan manfaat setelah mengikuti kegiatan ini!. S. Rencana tindak lanjut : -

T. Catatan khusus : -

U. Sumber :

- Depdiknas. 2003. Draf Kurikulum Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama. Jakarta.

- Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

(67)

PENTINGNYA TANGGUNG JAWAB DALAM MENYELESAIKAN TUGAS-TUGAS MATEMATIKA

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang bersifat abstrak. Matematika juga berfungsi, untuk mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel. Belajar matematika membutuhkan konsentrasi yang tinggi agar materi yang dipelajari dapat ditangkap dengan baik.

Dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas, siswa dituntut untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh guru. Apabila guru memberi tugas atau soal-soal matematika baik itu pekerjaan rumah maupun pekerjaan sekolah, siswa diwajibkan untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan tepat waktu.

(68)

Pengembangan Nilai Tanggung Jawab

Tugasku Tanggung Jawabku

Sita, Dina, dan Adit adalah siswa kelas VII SMP. Pada waktu pelajaran matematika di kelas, guru matematika memberikan soal-soal yang harus dikerjakan oleh semua siswa. Sita sangat bersemangat sekali mengerjakan soal matematika yang diberikan oleh guru. Semua soal dikerjakan dengan baik dan tepat waktu, sehingga Sita selalu mendapatkan pujian dari guru. Sedangkan Dina, walaupun dia tidak begitu suka dengan pelajaran matematika, dina tetap berusaha mengerjakan soal matematika semampunya dan tepat waktu. Hal ini jauh berbeda dengan Adit, yang selalu menunda-nunda tugas yang diberikan oleh guru. Soal-soal yang diberikan oleh guru terkadang banyak yang masih belum dikerjakan dengan baik, sehingga membuat Adit selalu tertinggal dalam memahami materi yang akan dipelajari selanjutnya.

Setelah membaca cerita di atas, siswa mengerjakan pertanyaan di bawah ini bersama kelompok.

1. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri siswa yang bertanggung jawab dalam menyelasaikan tugas! ………... ……… 2. Sudahkah kamu memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas-tugas

(69)

Lembar Tugas

Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan ini, yaitu:

1. Saya………

(70)

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN

A. Topik/pokok bahasan : Cara Belajar Matematika yang Efektif dan Efisien.

B. Bidang bimbingan : Belajar

C. Jenis layanan : Pemberian Informasi

D. Fungsi layanan : Pemahaman, Pengembangan.

E. Tujuan Umum : Agar siswa mampu belajar secara efektif dan efisien serta mampu mengatasi kesukaran-kesukaran dalam belajar matematika.

F. Tujuan Khusus : Setelah mengikuti kegiatan ini siswa,

1. Siswa dapat memilih cara belajar matematika yang efektif dan efisien. 2. Siswa dapat mengatasi kesukaran

dalam belajar matematika.

G. Tujuan global : Siswa dapat menyebutkan dan menerapkan manfaat yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan ini dalam belajar matematika. H. Sasaran pelayanan bimbingan : Kelas VII SMP

I. Materi pelayanan : Cara belajar matematika yang efektif dan efisien.

(71)

K. Kegiatan dan langkah-langkah

No Intrakurikuler Kokurikuler

Guru pembimbing Siswa Siswa

merefleksikan

1. Pembimbing memberikan pengantar singkat dan

2. Pembimbing meminta siswa untuk mensharingkan cara belajar matematika yang efektif dan efisien serta mengisi lembar tugas.

Siswa mensharingkan bersama kelompok dan mengisi lembar tugas.

3. Guru pembimbing menarik kesimpulan dan memberi penenguhan.

L. Tempat penyelenggaraan : Ruang kelas VII SMP

M. Waktu : 45 menit

N. Penyelenggara pelayanan : Lucia Nurcahyaningsih

O. Pihak-pihak yang disertakan dalam penyelenggaraan pelayanan dan perannya

masing-masing : -

P. Alat : -

Q. Evaluasi

1. Spesifik : Jelaskan cara belajar matematika yang efektif dan efisien!. 2. Global : a. Jelaskan seperti apa gaya belajarmu? Sudah cukup efektif dan

efisienkah?

b. Tuliskan manfaat dari mengikuti kegiatan ini!. R. Rencana tindak lanjut : -

S. Catatan khusus : -

T. Sumber : Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan

Konseling (Studi dan Karier). Yogyakarta: Andi Offset.

(72)

HANDOUT

CARA BELAJAR MATEMATIKA YANG EFEKTIF DAN EFISIEN

Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam belajar matematika yaitu:

1. Lebih dahulu kamu harus merasa senang terhadap pelajaran matematika dan guru yang memberikan pelajaran matematika. Dengan menyenangi matematika, maka akan timbul kemauan untuk mempelajari matematika. 2. Tekun dan rajin hadir di kelas, dengarkan dan perhatikan dengan baik

pembahasan pelajaran matematika. Hal tersebut menjadi modal penting untuk memahami materi pelajaran matematika selanjutnya.

3. Biasakan untuk selalu melaksanakan rencana belajar atau jadwal belajar yang sudah ditetapkan sebelumnya.

4. Belajar secara bersama pada umumnya lebih efektif dibandingkan dengan belajar sendiri, karena kita dapat berbagi pengetahuan.

5. Belajar secara teratur dan terjadwal serta memiliki target. Jadikanlah belajar sebagai kebiasaan, belajar sedikit tapi sering akan lebih efektif jika dibandingkan belajar banyak tetapi hanya sekali, dengan mempunyai target perolehan nilai atau prestasi akan memotivasi semangat belajar. 6. Pahamilah materi pelajaran matematika secara menyeluruh dengan

mengerti keterkaitan antara satu pokok bahasan dengan pokok bahasan lain.

(73)

8. Yakinkan diri bahwa kamu telah memahami konsep-konsep dasar matematika. Bertanyalah jika kamu belum mengerti materi yang diberikan.

9. Buatlah catatan atau ringkasan yang rapi, menarik, dan

teratur sehingga memudahkan untuk memahami serta mengingat materi dengan baik.

10. Mengulang kembali catatan atau ringkasan yang telah dibuat dengan melatih diri mengerjakan soal-soal sebanyak mungkin.

Cara mengatasi kesukaran dalam mempelajari matematika yaitu:

a. Belajar secara sistematis dengan menyediakan waktu yang cukup. b. Belajar berdasarkan pemahaman.

c. Mengerjakan latihan-latihan soal secara rutin.

(74)

Lembar Tugas

Coba jelaskan seperti apa gaya belajarmu? Sudah cukup efektif dan efisienkah?

Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan ini, yaitu:

1. Saya………

2. Saya………

(75)

SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN

A. Topik/pokok bahasan : Kemampuan Belajar Matematika. B. Bidang bimbingan : Belajar

C. Jenis layanan : Pemberian Informasi

D. Fungsi layanan : Pemahaman, Pengembangan.

E. Tujuan Umum : Agar siswa mampu belajar matematika secara mendalam.

F. Tujuan Khusus : Setelah mengikuti kegiatan ini siswa dapat 1. Menjelaskan kemampuan belajar

matematika yang baik.

2. Berkonsentrasi terhadap setiap langkah untuk mencapai belajar matematika yang baik.

G. Tujuan global : Siswa dapat menyebutkan manfaat yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan ini. H. Sasaran pelayanan bimbingan : Kelas VII SMP

I. Materi pelayanan : Pengelolaan Waktu

J. Prosedur/Metode : Pengantar singkat, tanya jawab, diskusi kelompok, lembar kerja.

K. Kegiatan dan langkah-langkah

No Intrakurikuler Kokurikuler

Guru pembimbing Siswa Siswa

merefleksikan 1. Pembimbing memberikan pengantar

singkat dan menjelaskan tujuan.

Siswa mendengarkan dengan seksama penjelasan dari guru pembimbing.

2. Pembimbing meminta siswa untuk mensharingkan secara kelompok kemampuan belajar matmatika yang dimilikinya.

3. Guru pembimbing menarik

Gambar

Tabel 1. Rincian Aspek dan Nomer-nomer Item untuk Uji Coba penelitian.
Tabel 2 : Rincian Aspek dan Nomer-nomer Item untuk Penelitan.
Tabel 3 : Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas suatu Tes
tabel  =  2,048 ( t hitung < dari t tabel ). Jadi hipotesis nol diterima
+3

Referensi

Dokumen terkait

Diklat Fungsional Penjenjangan Pranata Komputer adalah diklat yang diwajibkan bagi PNS yang akan memangku Jabatan Fungsional Pranata Komputer pada jenjang tertentu, kecuali

Karena fitur keamanan yang ada pada standar 802.11 tidak menyediakan integritas pesan yang kuat, bentuk lain dari serangan aktif yang membobol integritas sistem sangat

Untuk menjelaskan Tugas Pokok dan Fungsi tersebut di atas, Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung dilengkapi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai dengan Peraturan

Nilai odds ratio (OR) pekerjaan menunjukkan bahwa pekerjaan nelayan/ bertani/berkebun memiliki peluang 3,800 kali lebih besar menderita filariasis dibandingkan

Menimbang, bahwa selanjutnya setelah memperhatikan dengan seksama Memori banding selebihnya yang diajukan oleh pihak Tergugat/Pembanding dan surat Kontra memori

Apabila dalam Pasal 2 ayat (4) undang-undang a quo haruslah ditafsirkan sebagai berikut, “Dirjen Pajak tidak lagi berwenang untuk meneruskan proses pengukuhan PKP

Provission for Loan Losses (PLL) pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Tbk Samarinda dari tahun 2010 sampai dengan 2014 mengalami penurunan atau mempunyai

Investasi Jangka Panjang adalah penanaman modal yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk saham, obligasi, atau surat berharga lainnya dengan tujuan untuk digunakan