• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar matematika tentang pengurangan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada siswa kelas 1 SD Negeri Kalisari Magelang - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar matematika tentang pengurangan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada siswa kelas 1 SD Negeri Kalisari Magelang - USD Repository"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG PENGURANGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS I

SD NEGERI KALISARI MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi pendidikan Guru Sekolah Dasar

DISUSUN OLEH :

NAMA : TITIK SUMARTI

NIM : 101132053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Tentang Pengurangan Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Pada Siswa Kelas I SD Negeri Kalisari Magelang”, oleh :

NAMA : TITIK SUMARTI NIM : 101132053

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Prodi PGSD Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Yogyakarta, 13 September 2012

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENGURANGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS I

SD NEGERI KALISARI MAGELANG

Disusun oleh : Nama : Titik Sumarti NIM : 101132053

Telah disetujui oleh :

Yogyakarta,, 26 Agustus 2012 Pembimbing I

Drs. YB.Adimassana ,MA

Mengetahui

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan

(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan tulus, karya ini saya persembahkan untuk : 1. Suamiku tercinta

(5)

MOTTO

Sebetulnya kemudahan itu selalu disertai kesukaran, maka ketika kamu telah menyelesaikan satu urusan, segeralah kamu mengerjakan urusan yang lainnya.

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama : Titik Sumarti

NIM : 101132053

Program Studi : S1 PGSD

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Tentang Pengurangan Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Pada Siswa Kelas I SD

Negeri Kalisari Magelang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan pekerjaan saya sendiri, bukan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau hasil pemikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 26 Agustus 2012 Yang membuat pernyataan

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEGIATAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : TITIK SUMARTI

NIM : 101132053

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“ Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Tentang Pengurangan Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Pada Siswa Kelas I SD Negeri Kalisari Magelang Tahun 2011/2012 “

Demikian saya memberitahukan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 13 September 2012

Yang menyatakan

(8)

ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENGURANGAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS I

SD NEGERI KALISARI MAGELANG

Titik Sumarti NIM. 101132053 Universitas Sanata Dharma

2012

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas I semester 2 SD Negeri Kalisari tahun pelajaran 2011/2012 yang berkaitan dengan materi tentang pengurangan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas I SD Negeri Kalisari tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 23 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah test tertulis dalam bentuk soal pilihan isian dan uraian. Validitas instrumen diuji melalui expert judgement (konsultasi ahli).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika kompetensi dasar pemecahan masalah yang berkaitan dengan pengurangan pada siswa kelas I SD Negeri Kalisari semester II tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan ini ditunjukkan dengan peningkatan hasil rata-rata dalam pra siklus dari rata-rata 68 menjadi 74,3 dalam siklus I dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 79,8. Jumlah siswa yang tuntaspun meningkat dari 8 siswa pada pra siklus menjadi 14 siswa pada siklus I dan 20 siswa tuntas dalam siklus II.

(9)

ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF STUDYING VALUE OF MATHEMATIC ABOUT REDUCING TROUGH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) APPROACH IN THE FIRST GRADE OF SD NEGERI KALISARI

The purpose of the research was to understanding what the lesson by using Contextual Teaching and Leaning (CTL) can increase study result of mathematic among the first grade students semester 2 of SD Negeri Kalisari Magelang in academic year 2011/2012 which corelated with reducing matery.

this research is classroom action research were devided into 2 cycle. every cycle devided from 2 meeting. Subjects of this research is 23 first grade students semester 2 of SD Negeri Kalisari Magelang in academic year 2011/2012. Instrument were used in this research is writing test . Validity of instrument is tested by expert judgement (consult with specialist).

Results of the research indicates that a learning by using Contextual Teaching and Learning (CTL) approach can improve studying value mathematic lesson were corelated with reducing concepts among the first grade students of SD Negeri Kalisari 2nd semestre in academic year 2011/2012. This increase can indicated by increasing average of result before implementation from 68 to 74,3 in the first cycle and in the second cycle increased to 79,8. Students were graduated is increased to , from 8 students in the pre cycle to 14 students in 1st cycle Iand 20 students in 2nd cycle.

(10)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Dalam Penulisan Skripsi ini, tentu saja ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenakanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, S.J.,S.S.,BST selaku Kepala Program Studi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini.

3. Bapak Drs.Y.B.Adimassana, M.A. selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan dalam penelitian ini. 4. Bapak Ant. Sunoto, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Kalisari yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini.

5. Bapak dan Ibu Guru SDN Kalisari yang banyak memberi bantuan dan dorongan.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu hingga terselesainya penulisan Skripsi ini.

(11)

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya. Pada akhirnya penulis mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 13 September 2012

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

ABSTRAK ... ix

BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 7

1. Dasar Teoritis penelitian Tindaka Kelas ... 7

(13)

3. Tujuan Mata Pelajaran Matematika ... 9

4. Teori Belajar Dalam Pembelajaran Matematika ... 10

5. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) 14 B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 17

C. Kerangka Berpikir ... 18

D. Hipotesis Tindakan ... 19

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 20

B. Setting Penelitian ... 21

C. Rencana Tindakan ... 24

D. Pengumpulan dan Instrumen Data ... 42

E. Analisis Data ... 43

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tindakan Tiap siklus... 45

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 86

C. Rekomendasi ... 87

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Persentase Ketuntasan Pra Siklus ... 3

Tabel 2 : Jadwal Kegiatan PTK ... 23

Tabel 3 : Daftar Nilai Tes Formatif Pra Siklus ... 70

Tabel 4 : Daftar Nilai Tes Formatif Siklus I ... 72

Tabel 5 : Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I 74 Tabel 6 : Daftar Nilai Formatif Siklus II ... 77

Tabel 7 : Rata – Rata Nilai Tiap Siklus ... 80

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Alur Siklus PTK ... 20

Gambar 2 : Diagram Nilai Formatif Pra Siklus ... 71

Gambar 3 : Diagram Persentase Ketuntasan Pra Siklus ... 72

Gambar 4 : Diagram Nilai Formatif Siklus I ... 73

Gambar 5 : Diagram Persentase Ketuntasan Siklus I... 74

Gambar 6 : Diagram Ketuntasan Pra siklus dan Siklus I ... 75

Gambar 7 : Diagram Nilai Formatif Siklus II ... 78

Gambar 8 : Diagram Ketentasan Siklus II ... 79

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : RPP Siklus I ... 89

Lembar Evaluasi Siklus I ... 99

Kunci Jawaban test Formatif Siklus I ... 100

RPP Siklus II ... 101

Lembar Evaluasi Siklus II ... 111

Kunci Jawaban test Formatif Siklus II ... 112

Lampiran 2 : LKS 1 Siklus I ... 113

LKS 1 Siklus II ... 115

Lampiran 3 : Hasil Wawancara untuk Guru ... 117

Lembar Pengamatan Guru Siklus I ... 119

Lembar Pengamatan Guru Siklus II ... 119

Pengamatan Siklus I dan Siklus II ... 141

Foto – foto Siklus I dan Siklus II ... 143

Surat Izin dari Sekolah ... 148

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini akan membahas Latar Belakang, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Pemecahan Masalah, Batasan Pengertian, Tujuan Penelitian, Analisis Masalah dan Manfaat Penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah. KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah dibawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan. Penyusunan KTSP berpedoman pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2006).

(18)

spiritual, dan kinestik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Dalam kerangka dasar kurikulum terdapat kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu mata pelajaran yang termasuk kelompok ini adalah matematika. Dalam KTSP matematika mempunyai alokasi waktu yang lebih banyak jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain baik di kelas tinggi maupun kelas rendah.

Dalam standar isi dijelaskan bahwa matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (BSNP, 2006).

(19)

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SD Negeri Kalisari, siswa telah tuntas belajar matematika apabila telah mencapai nilai minimal 75. Sedangkan pembelajaran dikatakan telah tuntas jika 85 % atau lebih siswa telah mencapai KKM. Menurut ketentuan tersebut maka pembelajaran matematika kompetensi dasar pemecahan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung pengurangan yang dilaksanakan di kelas I SD Negeri Kalisari semester II tahun pelajaran 2011 / 2012 belum berhasil. Dari hasil tes formatif mata pelajaran matematika tersebut 15 siswa dari 23 siswa atau 65% belum mencapai KKM yaitu 75 dan hanya 8 siswa atau 35% siswa yang telah mencapai nilai 75 atau lebih. Hasil tes formatif tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Persentase ketuntasan pra siklus

No. Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan

1. ≥ 75 8 35 % Tuntas

2. ≤ 75 15 65 % Belum Tuntas

Hal tersebut apabila tidak segera diatasi akan menimbulkan dampak yang lebih besar yaitu motivasi siswa untuk belajar matematika rendah dan nilai rapor mata pelajaran matematika sebagian siswa akan di bawah KKM sehingga menyebabkan tidak naik kelas.

(20)

untuk membantu siswa menemukan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan.

B. Pembatasan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini dibatasi pada Upaya peningkatan prestasi belajar matematika tentang pengurangan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning pada siswa kelas I SD Negeri Kalisari semester genap tahun pelajaran 2011/2012

C. Perumusan Masalah

Penelitian tindakan ini akan mengungkap seberapa efektif pendekatan Contextual Teaching and Learning ( CTL ) dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar pemecahan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung pengurangan. Rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Apakah pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam mata

pelajaran matematika kompetensi dasar pemecahan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung pengurangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas I di SD Negeri Kalisari tahun pelajaran 2011/2012 ?“

D. Pemecahan masalah

(21)

pendekatan Contextual Teaching and Learning pada siswa kelas I SD Negeri Kalisari semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

E. Batasan Pengertian

Penelitian ini dibatasi hanya dalam peningkatan prestasi belajar siswa tentang materi pengurangan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada siswa kelas I SD Negeri Kalisari semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning prestasi belajar siswa kelas I di SD Negeri

Kalisari tahun pelajaran 2011/2012 dalam mata pelajaran matematika kompetensi dasar pemecahan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung pengurangan dapat meningkat.

G. Analisis Masalah

Dari permasalahan yang sudah diidentifikasi serta masukan dari teman sejawat dapat diketahui faktor-faktor penyebab terjadinya permasalahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran Matematika:

1. Penjelasan guru terlalu cepat

(22)

3. Kurangnya media pembelajaran

4. Siswa belum dilibatkan dalam penggunaan media 5. Kurangnya pemberian motivasi kepada siswa 6. Penggunaan metode kurang bervariasi

H. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

Prestasi belajar siswa meningkat. 2. Bagi guru

Kemampuan guru meningkat dalam mengelola pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

3. Bagi sekolah

a. Prestasi belajar siswa meningkat.

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam Bab Landasan Teori dibahas Kajian Pustaka berisi : teori-teori yang relevan dengan masalah yang akan diteliti, Kerangka Berpikir, dan Hipotesis Tindakan

A. Kajian Pustaka

1. Dasar Teoritis Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas yang membedakannya dengan jenis penelitian lain adalah :

a. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktek pembelajaran yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan.

b. Self-reflective inquiry (Penelitian melalui refleksi diri)

c. Ini merupakan ciri PTK yang paling esensial. PTK mempersyaratkan guru mengumpulkan data dari praktiknya sendiri melaui refleksi diri.

d. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran.

(24)

penelitian dilakukan. Dalam PTK terdapat siklus pelaksanaan berupa pola : perencanaan – pelaksanaan – observasi – refleksi – revisi (perencanaan ulang) ( Wardani, 2006).

PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan. Penelitian ini sangat bermanfaat sebagai upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran. Jadi penelitian tindakan sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif, kolaboratif dan spiral, yang bertujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi (Suharsimi, 2008).

Daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

2. Hakikat Matematika

Matematika adalah ilmu tentang logika, bilangan, dan keruangan, berikut prosedur operasional yang menghubungkan antara logika, bilangan, dan keruangan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

(25)

satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri (Ruseffendi, 1996:42).

Reys dkk dalam bukunya yang dikutip oleh Ruseffendi menjelaskan bahwa matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat (Ruseffendi, 1996:44).

Dalam Standar Isi dijelaskan bahwa matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analistis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini ( Standar Isi, 2006).

Untuk dapat mencapai esensi matematika seperti pada penjelasan di atas maka peneliti perlu memahami tujuan pelajaran matematika.

3. Tujuan Mata Pelajaran Matematika

Mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

(26)

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbul, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Standar Isi,2006).

Agar bisa mewujudkan tujuan mata pelajaran matematika di atas secara optimal, maka guru perlu mengkaji teori belajar dalam pembelajaran matematika.

4. Teori Belajar Dalam Pembelajaran Matematika

(27)

Jerome Bruner dalam teorinya yang dikutip oleh Tim PPPPTK Matematika menyatakan bahwa untuk memahami pengetahuan matematika baru, maka diperlukan tahapan-tahapan yang runtut sebagai berikut :

a. Tahap enaktif, yaitu tahap belajar dengan memanipulasi benda atau objek yang konkret.

b. Tahap ikonik, yaitu tahap belajar dengan menggunakan gambar. Pada tahap ini benda-benda konkret dapat diganti dengan gambar-gambar.

c. Tahap simbolik, yaitu tahap belajar melalui manipulasi lambang atau simbol. Pada tahap ini siswa sudah tidak memerlukan benda-benda atau gambar-gambar. (Tim PPPPTK Matematika, 2007).

Jean Piaget dengan teori berpikir kognitifnya yang dikutip oleh Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih menerangkan bahwa anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret dengan ciri-ciri : pola berpikir dalam memahami konsep yang abstrak masih terikat pada benda konkret, jika diberikan permasalahan belum mampu memikirkan segala alternatif pemecahannya, pemahaman terhadap konsep berurutan melalui tahap demi tahap, belum mampu menyelesaikan masalah yang melibatkan kombinasi urutan operasi pada maslah yang kompleks, mampu mengelompokkan objek berdasar kesamaan sifat tertentu, dapat mengurutkan kejadian, dapat memahami ruang dan waktu, dan dapat menunjukkan pemikiran yang abstrak (Mulyani , Syaodih, 2007 : 1.15).

Gatot Muhsetyo menyatakan bahwa dalam menanamkan konsep matematika dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu :

(28)

b. Tahap pengenalan konsep secara semi konkret atau semi abstrak. c. Tahap pengenalan konsep secara abstrak. (Muhsetyo,2007:1.11).

Pembelajaran berbasis konstruktivisme merupakan belajar artikulasi. Belajar artikulasi adalah proses mengartikulasikan ide, pikiran, dan solusi. Belajar tidak hanya mengkonstruksikan makna dan mengembangkan pikiran, namun juga memperdalam proses-proses pemaknaan tersebut melalui pengekspresian ide-ide (Suprijono, 2009).

Implikasi konstruktivisme dalam pembelajaran terdiri dari :

a. Orientasi merupakan fase untuk memberi kesempatan kepada peserta didik memperhatikan dan mengembangkan motivasi terhadap topik materi pembelajaran.

b. Elicitasi merupakan fase untuk membantu peserta didik menggali ide-ide yang dimulikinya dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mendiskusikan atau menggambarkan pengetahuan dasar atau ide mereka melalui poster, tulisan yang dipresentasikan kepada seluruh peserta didik. c. Restrukturisasi ide, dalam hal ini peserta didik melakukan klarifikasi ide

dengan cara mengontraskan ide-idenya dengan ide orang lain melalui diskusi sehingga terbentuk ide baru.

d. Aplikasi ide, dalam langkah ini ide atau pengetahuan yang telah dibentuk diaplikasikan pada bermacam-macam situasi.

(29)

dengan menambah suatu keterangan atau dengan cara mengubahnya sehingga lebih lengkap.

Prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam pengembangan pembelajaran konstruktivisme adalah :

a. Prior Knowledge / Previous Experience

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar adalah apa yang telah diketahui oleh peserta didik.

b. Conseptual Change Process

Proses perubahan konseptual merupakan proses pemikiran yang terjadi pada diri peserta didik ketika peta konsep yang dimilikinya dihadapkan pada situasi nyata. Dalam proses ini peserta didik melakukan analisis, sintesia, beragumentasi, mengambil keputusan, dan menarik kesimpulan.

Cobern menyatakan konstruktivisme bersifat Kontekstual. Berdasarkan pemikiran-pemikiran itu, maka pembelajaran harus diciptakan semirip mungkin dengan situasi dunia nyata. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran kontekstual (Suprijono, 2009).

5. Pengurangan

Pengurangan adalah sebuah proses , cara, perbuatan mengurangi atau mengurangkan ( Kamus Besar Bahasa Indonesia 3).

(30)

6. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

Contextual Teaching and Learning adalah sebuah proses pendidikan

yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka (Elaine. 2009:67).

Pendekatan CTL berhasil karena sistem ini meminta siswa untuk bertindak dengan cara yang alami. Cara itu sesuai dengan fungsi otak, psikologi dasar manusia, dan tiga prinsip alam semesta yang ditemukan para fisikawan dan ahli biologi modern. Prinsip-prinsip tersebut adalah kesalingbergantungan, diferensiasi, dan pengaturan diri sendiri (Elaine. 2009:62).

Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang diilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masayarakat. Pembelajaran kontekstual merupakan prosedur pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masayarakat ( Supriyono, 2009:79)

(31)

a. Belajar yang baik adalah jika peserta didik terlibat secara pribadi dalam pengalaman belajarnya.

b. Pengetahuan harus ditemukan peserta didik sendiri agar mereka memiliki arti atau dapat membuat distingsi berbagai perilaku yang mereka pelajari. c. Peserta didik harus memiliki komitmen terhadap belajar dalam keadaan

paling tinggi dan berusaha secara aktif untuk mencapainya dalam kerangka kerja tertentu ( Supriyono, 2009:80 )

Pendekatan CTL mencakup delapan komponen, yaitu : a. Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna.

b. Melakukan pekerjaan yang berarti.

c. Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri. d. Bekerja sama.

e. Berpikir kritis dan kreatif.

f. Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang. g. Mencapai standar yang tinggi.

h. Menggunakan penilaian autentik.

Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan pendekatan lainnya yaitu :

a. Modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh).

(32)

c. Learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, mencoba, mengerjakan).

d. Inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, generalisasi, menemukan).

e. Constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis).

f. Reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut).

g. Authentic assesment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran). (Suyatno. 2009:57).

Berdasarkan Center for Occupational Research and Development (CORD) penerapan strategi pembelajaran kontekstual digambarkan sebagai berikut :

a. Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata. b. Experiencing, belajar adalah kegiatan mengalami peserta didik berproses

secara aktif dengan hal yang dipelajari dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji, berusaha menemukan dan menciptakan hal baru dari apa yang dipelajarinya.

c. Applying, belajar menekankan pada proses mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki dalam konteks dan pemanfaatannya.

d. Cooperating, belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif melalui belajar berkelompok, komunikasi interpersonal atau hubungan intersubjektif. e. Transferring, belajar menekankan pada terwujudnya kemampuan

(33)

B. Penelitian terdahulu yang relevan

1. Penelitian 1

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Erine Roosi Yuliana yang berjudul “Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Kompetensi Dasar

Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Penjumlahan Dan Pengurangan Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning Siswa Kelas I SD Negeri Podosugih 01 Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011” menghasilkan

kesimpulan sebagai berikut :

a. Pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning hasil belajar baik yang berupa hasil kuantitatif maupun kualitatif meningkat.

c. Pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning membantu siswa memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat.

2. Penelitian 2

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Erine Roosi Yuliana yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Tentang

(34)

Soroyudan Tahun Pelajaran 2009 / 2010” menghasilkan kesimpulan sebagai

berikut :

a. Penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dalam mata pelajaran IPS di kelas II dalam pokok bahasan kerjasama di lingkungan tetangga dan dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa tidak mudah cepat bosan. Hal ini ditandai dengan peningkatan nilai siswa Selain itu, siswa menjadi lebih berantusias dalam mengikuti pelajaran dan rasa percaya diri siswa mulai tumbuh.

b. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan kreativitas siswa. Hal ini terlihat dari hasil observasi dan pengamatan bahwa siswa semakin memiliki keberanian mengemukakan pendapat dalam setiap pembelajaran dan pada setiap siklus menunjukkan nilai rerata yang makin meningkat

c. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dalam mempresentasikan media gambar yang disajikan guru.

C. Kerangka Berpikir

(35)

Hal tersebut disebabkan pembelajaran matematika terpisah dari kondisi nyata yang dihadapi siswa. Pembelajaran matematika hanya sebatas menghitung angka-angka di atas kertas.

Berdasar teori belajar di atas maka pembelajaran matematika diberikan dengan mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata sehingga mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning ( CTL ).

Pendekatan ini dalam pelaksanaannya adalah mengaitkan materi pelajaran matematika dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian siswa terlibat lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih mudah memahami materi pelajaran. Selain itu pengetahuan yang didapatkan akan lebih bermakna karena bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, diduga melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

D. Hipotesis Tindakan

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab Metode Penelitian dibahas : Jenis Penelitian, Setting Penelitian, Rencana Tindakan, Pengumpulan dan Instrumen Data, Analisis Data

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model spiral yang telah dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1998). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observasi), dan refleksi (reflection).

(37)

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas I SD Negeri Kalisari Kecamatan Mertoyudan. SD Negeri Kalisari berada di tengah Kecamatan Mertoyudan tepatnya berada di Dusun Dampit Kecamatan Mertoyudan. Letaknya sangat strategis berada di jalan yang tidak begitu besar dan ramai tetapi juga tidak jauh dari jalur utama Magelang Yogyakarta.

Siswanya sebagian besar berasal dari luar Dusun Dampit dengan latar belakang keluarga yang beragam. Dari keluarga kurang mampu, menengah, sampai menengah atas.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri Kalisari yang berjumlah 23 anak. Terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

3. Objek Penelitian

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika tentang pengurangan melalui pendekatan Contextual Teaching And Learning pada siswa kelas I SD Negeri Kalisari Kecamatan Mertoyudan semester II tahun pelajaran 2011/2012

(38)
(39)
(40)

C. Rencana Tindakan

1. Persiapan

Hasil belajar siswa kelas I SD Negeri Kalisari terhadap mata pelajaran matematika Kompetensi Dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengurangan hasilnya rendah atau tidak mencapai tingkat ketuntasan klasikal. Oleh sebab itu penulis melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang telah menyebabkan prestasi belajar siswa rendah. Dan dari hasil refleksi diketahui bahwa siswa kurang termotivasi belajar karena guru kurang dapat membuat suasana belajar yang menarik dan menyenangkan. Pembelajaran berpusat pada guru. Metode pembelajaran yang digunakan tidak variatif. Siswa tidak diberi kesempatan mencoba dan menemukan sendiri. Pada saat pembelajaran berlangsung sebagian siswa bermain sendiri. Suasana belajar yang demikian sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa.

Berdasar hal tersebut di atas maka metode yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Banyaknya tindakan yang dilakukan minimal dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

(41)

dengan tujuan agar antara penulis dan pengamat mempunyai persepsi yang sama tentang tindakan yang dilakukan.

2. Rencana Tindakan Tiap Siklus a. Siklus I

1) Perencanaan Tindakan

Berdasar hasil refleksi pada pembelajaran prasiklus yang dilaksanakan pada bulan April 2012 yang menjadi inti permasalahan adalah pengelolaan pembelajaran yang kurang kondusif, maka perbaikan pembelajaran pada siklus I ini dititikberatkan pada penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning ( CTL ). Siklus I akan dilaksanakan dalam 2 pertemuan.

Pada tahap perencanaan ini penulis sebagai pelaksana melakukan kegiatan sebagai berikut :

a) Menyusun Silabus dan RPP dengan KD menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengurangan

b) Menyiapkan alat peraga berupa benda-benda konkret seperti lidi dan karet.

c) Menyusun Lembar Kerja Siswa d) Menyusun alat tes.

(42)

2) Pelaksanaan Tindakan.

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari sesuai jadwal pelajaran. Pada siklus I Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 19 April 2012. Sedangkan siklus I pertemuan ke dua dilaksanakan pada tanggal 26 April 2012. Guru mengadakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Cotextual Teaching and Learning.

Selama proses penelitian berlangsung, pengamat melakukan observasi dan mencatat hal-hal yang penting dan unik yang terjadi selama proses perbaikan pembelajaran. Observasi dilakukan berdasarkan pada instrumen yang telah disiapkan.

Langkah-langkah perbaikan pembelajaran matematika terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan.

Kegiatan awal ( 10 menit ) a) Pendahuluan

- Guru mengucapkan salam pembuka

- Guru melakukan aktifitas rutin ( mengecek kebersihan kelas, kesiapan kelas, kesiapan siswa dan mengecek kehadiran siswa) - Guru mengajak siswa untuk berdoa

(43)

- Guru menanyakan kepada siswa tentang kegiatan jual beli yang dilakukan siswa dirumah.

c) Orientasi

- Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari kepada siswa. d) Motivasi

- Guru memberikan semangat kepada siswa dengan menyanyikan sebuah lagu “ Satu Ditambah Satu ‘

Kegiatan Inti ( 50 menit ) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi:

a) Guru memberikan penjelasan tentang operasi hitung pengurangan bilangan 2 angka dengan 1 angka cara bersusun pendek.

b) Guru memberikan contoh kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan pengurangan

c) Guru membimbing siswa untuk melakukan pengurangan dengan media ikatan lidi.

d) Guru membimbing siswa yang belum memahami operasi hitung pengurangan.

e) Guru memberikan latihan-latihan dengan mengerjakan LKS.

Elaborasi

(44)

a) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.

b) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.

c) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.

d) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.

e) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.

f) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisanmaupun tertulis, secara individual maupun kelompok.

g) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi :

a) Guru memberi penguatan terhadap hasil kerja siswa

(45)

c) Guru bertanya jawab tentang operasi hitung pengurangan yang belum diketahui oleh siswa.

d) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau hadiah terhadap keberhasilan siswa.

Kegiatan Akhir ( 10 Menit ) Dalam kegiatan akhir :

a) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi pelajaran.

b) Guru memberikan penilaian hasil kerja siswa baik secara tertulis, lisan maupun perbuatan yang telah dilakukan siswa.

c) Guru memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR) berupa pengerjaan LKS.

Pertemuan 2

Kegiatan awal ( 10 menit ) a) Pendahuluan

- Guru mengucapkan salam pembuka

- Guru melakukan aktifitas rutin ( mengecek kebersihan kelas, kesiapan kelas, kesiapan siswa dan mengecek kehadiran siswa) - Guru mengajak siswa untuk berdoa

(46)

- Guru menanyakan kepada siswa tentang kegiatan jual beli yang dilakukan siswa dirumah.

c) Orientasi

- Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari kepada siswa.

d) Motivasi

- Guru memberikan semangat kepada siswa dengan

menyanyikan sebuah lagu “ Satu Ditambah Satu ‘

Kegiatan Inti ( 50 menit ) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a) Memberikan penjelasan tentang operasi hitung pengurangan. b) Memberikan contoh kehidupan sehari-hari yang berhubungan

dengan pengurangan

c) Membimbing siswa untuk melakukan pengurangan dengan media ikatan lidi.

d) Membimbing siswa yang belum memahami operasi hitung pengurangan.

e) Memberikan latihan-latihan berupa LKS

Elaborasi

(47)

a) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.

b) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.

c) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.

d) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.

e) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.

f) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisanmaupun tertulis, secara individual maupun kelompok.

g) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a) Guru memberi penguatan terhadap hasil kerja siswa

(48)

c) Guru bertanya jawab tentang operasi hitung pengurangan yang belum diketahui oleh siswa.

d) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau hadiah terhadap keberhasilan siswa.

Kegiatan Akhir ( 10 Menit ) Dalam kegiatan akhir:

a) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi pelajaran.

b) Guru memberikan penilaian hasil kerja siswa baik secara tertulis, lisan maupun perbuatan yang telah dilakukan siswa.

c) Guru memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR) berupa pengerjaan LKS.

3) Observasi

(49)

Dalam pelaksanaannya pengamat mengamati semua kejadian yang berlangsung dalam proses pembelajaran. Baik aktifitas yang dilakukan siswa maupun guru. Pengamat mencatat semua kejadian di kelas dan mengisi lembar pengamatan yang telah dipersiapkan.

Pada tahap pengumpulan data, peneliti mengumpulkan seluruh data yang telah diperoleh berdasarkan instrumen penelitian. Selanjutnya mengadakan diskusi dengan pengamat segera setelah tindakan perbaikan berakhir. Dalam kegiatan ini peneliti dan pengamat berbagi informasi, mengiterpretasikan informasi, serta mengambil tindakan lebih lanjut.

4) Refleksi

Refleksi dilakukan bersama antara peneliti dan pengamat untuk mengetahui sejauh mana tujuan penelitian tercapai. Pelaksanaannya mengacu pada pedoman yang telah disusun.

(50)

Dari data yang diperoleh selama perbaikan pembelajaran dan refleksi bersama dengan pengamat dijadikan dasar untuk menentukan langkah-langkah pada siklus II. Hal-hal yang telah baik dipertahankan sedangkan hal-hal yang kurang diperbaiki.

b. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II

Berdasar hasil siklus I peneliti merencanakan untuk melanjutkan pada siklus II. Pelaksanaannya seperti pada siklus I namun ditambah dengan beberapa hal yang dapat lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengurangan.. Hal-hal yang sudah baik pada siklus I dipertahankan, sedangkan yang kurang diperbaiki.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat untuk lebih menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan. Kegiatan diskusi ditambah dengan kegiatan motorik dan juga siswa diajak keluar ruang kelas untuk menemukan masalah yang berkaitan dengan pengurangan di lingkungan sekitar sekolah. Siklus II akan dilaksanakan dalam 2 pertemuan.

1) Perencanaan

(51)

yang lebih menyenangkan serta memberi kegiatan yang lebih menantang. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut :

a) Menyusun RPP dengan KD menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengurangan.

b) Menyiapkan alat peraga berupa benda-benda konkret berupa ikatan-ikatan lidi

c) Menyusun Lembar Kerja Siswa d) Menyusun alat tes.

2) Pelaksanaan

Kegiatan Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Mei 2012 untuk pertemuan pertama, Sedangkan untuk pertemuan kedua dilaksanakan pada tannggal 24 Mei 2012. Langkah-langkah pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada siklus II :

Pertemuan 1

(52)

a) Merapikan siswa, berbaris, berdoa, kemudian mengisi daftar hadir siswa.

b) Guru memberikan pengantar tentang operasi hitung perkalian.

Kegiatan Inti ( 50 menit ) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a) Memberikan penjelasan tentang operasi hitung pengurangan. b) Memberikan contoh kehidupan sehari-hari yang berhubungan

dengan pengurangan

c) Membimbing siswa untuk melakukan pengurangan dengan media ikatan lidi.

d) Membimbing siswa yang belum memahami operasi hitung pengurangan.

e) Memberikan latihan-latihan

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

(53)

b) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.

c) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.

d) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.

e) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.

f) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisanmaupun tertulis, secara individual maupun kelompok.

g) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.

.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a) Guru bertanya jawab tentang operasi hitung pengurangan yang belum diketahui oleh siswa.

(54)

Kegiatan Akhir ( 10 Menit ) Dalam kegiatan akhir, guru:

a) Memberikan penilaian hasil kerja siswa baik secara tertulis, lisan maupun perbuatan yang telah dilakukan siswa.

b) Memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR.

Pertemuan 2

Kegiatan awal ( 10 menit ) Apresepsi/Motivasi:

a) Merapikan siswa, berbaris, berdoa, kemudian mengisi daftar hadir siswa.

b) Guru memberikan pengantar tentang operasi hitung perkalian.

Kegiatan Inti ( 50 menit ) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a) Memberikan penjelasan tentang operasi hitung pengurangan. b) Memberikan contoh kehidupan sehari-hari yang berhubungan

dengan pengurangan

(55)

d) Membimbing siswa yang belum memahami operasi hitung pengurangan.

e) Memberikan latihan-latihan soal cerita yang berhubungan dengan pengurangan

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.

b) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.

c) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.

d) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.

e) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.

f) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisanmaupun tertulis, secara individual maupun kelompok.

(56)

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a) Guru bertanya jawab tentang operasi hitung pengurangan yang belum diketahui oleh siswa.

b) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau hadiah terhadap keberhasilan siswa.

Kegiatan Akhir ( 10 Menit ) Dalam kegiatan akhir, guru:

a) Memberikan penilaian hasil kerja siswa baik secara tertulis, lisan maupun perbuatan yang telah dilakukan siswa.

b) Memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR).

3) Pengamatan

(57)

Dalam pelaksanaannya pengamat mengamati semua kejadian yang berlangsung dalam proses perbaikan pembelajaran baik yang dilakukan siswa maupun guru. Pengamat mencatat semua kejadian di kelas dan mengisi lembar pengamatan yang telah dipersiapkan. Sedangkan instrumen yang digunakan sama dengan yang digunakan pada siklus I.

Dari kegiatan pengamatan ini akan diperoleh data tentang aktifitas siswa maupun guru. Data tersebut digunakan untuk mengukur sejauh mana tujuan penelitian tercapai.

Pada tahap pengumpulan data, peneliti mengumpulkan seluruh data yang telah diperoleh berdasarkan instrumen penelitian. Selanjutnya mengadakan diskusi dengan pengamat segera setelah tindakan perbaikan berakhir. Dalam kegiatan ini peneliti dan pengamat berbagi informasi, mengiterpretasikan informasi, serta mengambil tindakan lebih lanjut.

4) Refleksi

Refleksi dilakukan bersama dengan pengamat untuk mengetahui sejauh mana tujuan penelitian tercapai. Pelaksanaannya mengacu pada pedoman yang telah disusun secara bersama-sama.

(58)

dibandingkan dengan hasil pada siklus I. Untuk data kualitatif dianalisis sesuai dengan pedoman yang telah disusun kemudian dibandingkan dengan hasil pada siklus I. Sedangkan catatan pengamat tentang semua kejadian atau aktifitas siswa dan guru dikaji bersama-sama sehingga didapatkan persepsi yang sama tentang jalannya perbaikan pembelajaran.

Dari data yang diperoleh selama perbaikan pembelajaran dan refleksi bersama dengan pengamat dijadikan dasar untuk tindak lanjut penelitian.

h) Pengumpulan dan Instrument Data

a. Sumber data penelitian ini berasal dari :

a. Subjek penelitian yaitu siswa yang berupa nilai proses selama mengikuti pembelajaran dan nilai tes formatif.

b. Hasil pengamatan yang dilakukan teman sejawat.

b. Teknik dan Alat Pengumpulan Data a. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berbentuk tes maupun non tes. Untuk tes menggunakan tes tertulis sedangkan non tes menggunakan pengamatan.

(59)

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan butir soal tes

No Peubah Indikator Kondisi

Awal mengerjakan soal ulangan tentang pengurangan bilangan dua angka

68,0 70 75

(60)

Salah : 0

2. Menghitung jumlah skor setiap siswa dengan rumus : Skor setiap siswa = nilai x 100

Jumlah soal

3. Menghitung skor rata-rata kelas dengan rumus :

Skor rata-rata = Jumlah skor seluruh siswa Jumlah siswa

(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini dipaparkan Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian.

A. Tindakan Tiap Siklus

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). PTK ini dimaksudkan untuk meningkatkan penggunaan metode yang memungkinkan diperolehnya keefektifan pembelajaran. Hasil yang diharapkan adalah mendorong para guru melakukan perubahan dalam praktik pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode inkuiri. Penelitian ini juga dilakukan terhadap keaktifan siswa untuk belajar selama proses belajar mengajar.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan Refleksi.

Perencanaan, sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengadakan persiapan dengan beberapa kegiatan antara lain menyusun RPP yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, metode, langkah pembelajaran, penilaian, media dan sumber.

(62)

dipersiapkan. Pengamatan selama proses belajar mengajar berlangsung dilakukan pengamatan oleh teman sejawat dengan mengisi lembar pengamatan aktifitas siswa. Guru dan teman sejawat mengamati keaktifan siswa untuk melihat dan mendengarkan bagaimana siswa bekerja.

Evaluasi, setelah proses belajar mengajar berlangsung dilakukan evaluasi oleh teman sejawat dengan memeriksa hasil kerja siswa untuk mengetahui perolehan hasil yang dicapai siswa juga melaksanakan evaluasi guna memantau kemajuan belajar siswa sesuai dengan kompetensi dasar yang tercermin dalam indikator-indikator yang harus tercapai dalam pembelajaran. Kegiatan ini dilanjutkan dengan penilaian dengan memberikan skor pada tiap-tiap siswa.

Refleksi, kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa skor yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat. Hasil refleksi ini nantinya digunakan untuk perbaikan perencanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

1. Pra Tindakan

(63)

KKM SD Negeri Kalisari untuk mata pelajaran matematika adalah 75. Dan tingkat ketuntasan adalah 85 % atau lebih siswa telah mencapai KKM. Pada pembelajaran matematika Kompetensi Dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengurangan di kelas I pada tanggal 3 April 2012 diperoleh rata-rata nilai 68. Sedangkan 65,2 % siswa atau 15 dari 23 siswa belum mencapai tingkat ketuntasan. Dan hanya 34,8 % siswa atau 8 dari 23 siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan.

Dalam pembelajaran matematika guru kurang dapat membuat suasana belajar yang menarik dan menyenangkan. Pembelajaran berpusat pada guru. Metode pembelajaran yang digunakan tidak variatif. Siswa tidak diberi kesempatan mencoba dan menemukan sendiri. Pada saat pembelajaran berlangsung sebagian siswa bermain sendiri. Sehingga banyak siswa yang tidak memahami masalah yang harus diselesaikan. Selain itu juga banyak siswa yang tidak dapat mengubah kalimat cerita ke dalam kalimat matematika. Akhirnya prestasi belajar siswa rendah.

Jika hal tersebut tidak segera diatasi akan menimbulkan dampak yang negatif terhadap pembelajaran matematika di kelas I. Untuk itu penulis sebagai peneliti merencanakan mengadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning.

2. Siklus I

(64)

Pada tahap awal perencanaan penulis melakukan refleksi tentang pembelajaran matematika di kelas I. Dari sini penulis mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang menyebabkan prestasi siswa mata pelajaran matematika rendah.

Langkah berikutnya penulis menyusun proposal penelitian tindakan kelas dan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran. Selain itu juga menyiapkan instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data.

Selanjutnya penulis menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja siswa, lembar pengamatan, tes formatif, dan lembar penilaian pribadi. Selain itu juga menyiapkan alat peraga berupa lidi dan karet pengikat.

Lembar Kerja Siswa penulis susun dengan langkah-langkah yang jelas dan sederhana agar siswa mudah memahami dan memungkinkan siswa bekerja sama dengan temannya. Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan siswa dapat menemukan cara menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengurangan. Selain itu diharapkan siswa juga dapat menggunakan cara tersebut untuk memecahkan masalah sehari-hari yang dihadapi yang berkaitan dengan pengurangan.

Agar semua bisa berjalan lancar, penulis mengadakan simulasi dengan pengamat tentang skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data. Berikut ini adalah skenario pembelajaran yang telah disusun.

(65)

2) Siswa berdiskusi menemukan cara menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pengurangan dan menemukan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan pengurangan serta cara pemecahannya.

3) Guru sebagai fasilitator dan memberi bimbingan. 4) Siswa menyampaikan hasil diskusi.

5) Siswa bersama guru membahas hasil diskusi. 6) Siswa mengerjakan soal-soal latihan.

7) Guru dan siswa melakukan tanya jawab untuk menguatkan pemahaman siswa dan memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.

Setelah semua siap peneliti meminta izin kepada Kepala SD Negeri Kalisari untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas di kelas I. Kepala SD Negeri Kalisari memberi izin dan sangat mendukung dengan menyediakan fasilitas yang diperlukan.

Simulasi dilakukan untuk mengetahui apakah semua persiapan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak. Dalam pelaksanaan simulasi ini ternyata semua dapat berjalan sesuai dengan rencana.

b. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1

(66)

Kegiatan awal ( 10 menit ) 1) Pendahuluan

- Guru mengucapkan salam pembuka

- Guru melakukan aktifitas rutin ( mengecek kebersihan kelas, kesiapan kelas, kesiapan siswa dan mengecek kehadiran siswa)

- Guru mengajak siswa untuk berdoa 2) Apersepsi

- Guru menanyakan kepada siswa tentang kegiatan jual beli yang dilakukan siswa dirumah.

3) Orientasi

- Guru menyempaiakam materi yang akan dipelajari kepada siswa. 4) Motivasi

- Guru memberikan semangat kepada siswa dengan menyanyikan sebuah lagu “

Satu Ditambah Satu ‘

Kegiatan Inti ( 50 menit ) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi:

1) Guru memberikan penjelasan tentang operasi hitung pengurangan bilangan 2 angka dengan 1 angka cara bersusun pendek.

(67)

3) Guru membimbing siswa untuk melakukan pengurangan dengan media ikatan lidi.

4) Guru membimbing siswa yang belum memahami operasi hitung pengurangan. 5) Guru memberikan latihan-latihan dengan mengerjakan LKS.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi :

1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.

2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.

3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.

4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. 5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar.

6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisanmaupun tertulis, secara individual maupun kelompok.

7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi :

(68)

2) Guru memberi penjelasan lebih lanjut terhadap hal-hal yang belum jelas. 3) Guru bertanya jawab tentang operasi hitung pengurangan yang belum diketahui

oleh siswa.

4) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau hadiah terhadap keberhasilan siswa.

Kegiatan Akhir ( 10 Menit ) Dalam kegiatan akhir :

1) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi pelajaran.

2) Guru memberikan penilaian hasil kerja siswa baik secara tertulis, lisan maupun perbuatan yang telah dilakukan siswa.

3) Guru memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR) berupa pengerjaan LKS.

Pertemuan 2

Pertemuan 2 siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 April 2012.

Kegiatan awal ( 10 menit ) 1) Pendahuluan

- Guru mengucapkan salam pembuka

- Guru melakukan aktifitas rutin ( mengecek kebersihan kelas, kesiapan kelas, kesiapan siswa dan mengecek kehadiran siswa)

(69)

2) Apersepsi

- Guru menanyakan kepada siswa tentang kegiatan jual beli yang dilakukan siswa dirumah.

3) Orientasi

- Guru menyempaiakam materi yang akan dipelajari kepada siswa. 4) Motivasi

- Guru memberikan semangat kepada siswa dengan menyanyikan sebuah lagu “

Satu Ditambah Satu ‘

Kegiatan Inti ( 50 menit ) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi:

1) Guru memberikan penjelasan tentang operasi hitung pengurangan bilangan 2 angka dengan 1 angka cara bersusun pendek.

2) Guru memberikan contoh kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan pengurangan

3) Guru membimbing siswa untuk melakukan pengurangan dengan media ikatan lidi.

4) Guru membimbing siswa yang belum memahami operasi hitung pengurangan. 5) Guru memberikan latihan-latihan dengan mengerjakan LKS.

Elaborasi

(70)

1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.

2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.

3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.

4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. 5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar.

6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisanmaupun tertulis, secara individual maupun kelompok.

7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi :

1) Guru memberi penguatan terhadap hasil kerja siswa

2) Guru member penjelasan lebih lanjut terhadap hal-hal yang belum jelas.

(71)

4) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau hadiah terhadap keberhasilan siswa.

Kegiatan Akhir ( 10 Menit ) Dalam kegiatan akhir :

1) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi pelajaran.

2) Guru memberikan penilaian hasil kerja siswa baik secara tertulis, lisan maupun perbuatan yang telah dilakukan siswa.

3) Guru memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR) berupa pengerjaan LKS.

c. Hasil Pengamatan

Pelaksanaan pengamatan sesuai dengan kesepakatan bersama antara peneliti dan pengamat. Pengamat mencatat semua kejadian selama proses perbaikan pembelajaran berlangsung. Selain itu juga mengisi lembar pengamatan yang telah dipersiapkan.

Berikut ini adalah hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh pengamat.

1) Siswa terlihat aktif mengikuti pembelajaran.

2) Saat berdiskusi sebagian siswa masih bermain sendiri dan bercerita dengan temannya.

(72)

5) Keberanian siswa mengungkapkan ide dan gagasan meningkat.

6) Ada satu siswa yang meminta izin ke belakang sampai tiga kali, dan guru belum mengingatkan.

7) Pemberian motivasi dari guru masih kurang. 8) Pemberian pertanyaan kurang merata.

9) Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya masih kurang.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan bersama antara peneliti dan pengamat untuk mengetahui sejauh mana tujuan penelitian tercapai. Pelaksanaannya mengacu pada pedoman yang telah disusun. Hasil refleksi menunjukkan adanya perubahan baik dari pihak guru maupun siswa.

Berdasar hasil refleksi terdapat temuan-temuan yang menunjukkan keberhasilan dan kekurangan sebagai berikut :

Keberhasilan

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sudah baik sesuai dengan kurikulum. 2) Guru sudah memberi apersepsi dengan baik. Sudah mampu menggali

pengetahuan awal siswa terhadap materi pelajaran.

3) Guru sudah mengaitkan pembelajaran dengan realitas kehidupan sehari-hari. 4) Penjelasan materi cukup jelas tidak terlalu cepat sehingga dapat dipahami

siswa.

(73)

6) Guru sudah berperan sebagai fasilitator dengan baik. Guru sudah menyiapkan keperluan yang dibutuhkan siswa.

7) Siswa sudah berdiskusi dengan baik. 8) Hasil belajar siswa meningkat.

9) Bahasa yang digunakan guru sudah baik.

10)Siswa dengan bimbingan guru dapat membuat kesimpulan pelajaran.

11)Guru sudah memberi tes formatif dengan baik. Lembar soal sudah dipersiapkan sehingga pelaksanaan tes berjalan efisien.

12)Guru sudah memberi penilaian oetentik.

13)Guru telah melatih siswa membuat penilaian terhadap dirinya sendiri.

Kekurangan

1) Guru kurang memberi motivasi.

2) Pengelolaan kelas masih perlu dioptimalkan. 3) Pemberian pertanyaan dari guru kurang merata.

4) Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

5) Guru kurang memberi bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan. 6) Saat berdiskusi sebagian siswa masih bermain dan bicara dengan temannya. 7) Masih ada siswa yang sering keluar dengan alasan ke belakang.

8) Permasalahan yang ditemukan siswa sangat sederhana sehingga mudah sekali dikerjakan.

(74)

10)Beberapa siswa tidak memberi penilaian terhadap dirinya sendiri sesuai dengan kenyataan.

11)Hasil tes formatif belum mencapai tingkat ketuntasan klasikal.

Berdasar pengamatan, guru sudah dapat mengelola pembelajaran dengan baik. Namun demikian masih ada beberapa kelemahan yaitu guru kurang memberi motivasi pada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan ide serta gagasan. Sehingga keaktifan siswa masih perlu ditingkatkan lagi. Selain itu guru juga kurang memberi bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan karena jumlah siswa cukup banyak. Sebagian siswa memberi bantuan kepada teman-temannya yang belum memahami.

Berdasar hal di atas pembelajaran masih perlu diperbaiki lagi. Karena tingkat ketuntasan belum mencapai KKM SD Negeri Kalisari yaitu pembelajaran dianggap tuntas jika 85 % siswa atau lebih telah mencapai KKM yaitu 75. Selain itu siswa masih dapat diaktifkan lagi dengan kegiatan yang lebih menarik dan menantang. Oleh sebab itu penulis akan melanjutkan perbaikan pembelajaran pada siklus II.

3. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Gambar

Tabel 1 : Persentase Ketuntasan Pra Siklus  .................................
Tabel 1. Persentase ketuntasan pra siklus
gambar. (Tim PPPPTK Matematika, 2007).
Gambar 1. Alur Siklus PTK
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pelayanan data pelanggan yang saat ini sudah berjalan di PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang dilakukan secara komputerisasi dengan aplikasi yang sudah di

Praktikum kali ini adalah Penentuan Titik Beku larutan yang mempunyai tujuan untuk menghitung tetapan penurunan titik beku molal pelarut serta menghitung

Dengan menggunakan text box , posisi gambar atau tabel dapat diatur dengan mudah tanpa menimbulkan ruang kosong yang signifikan pada karya ilmiah. Pemberian

Arahan dalam mengumpulkan data perlu ditambah kalimat “ untuk membantu dalam perancangan prosedur percobaan dan pemilihan alat dan bahan” agar siswa lebih memahami

Berikut ini adalah Algoritma untuk menyisipkan I TEM ke dalam list, tepat sesudah simpul A, atau jika LOC = NULL, maka I TEM disisipkan sebagai simpul pertama dari list.. Misalkan

Kawasan Berikat adalah suatu banguan, tempat, atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang didalamya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan barang dan bahan, kegiatan

Penulis mengangkat permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yang mendasari pada latar belakang masalah adalah: Mengukur kualitas layanan website Dinas

yang telah ditetapkan dalam rencana pengelolaan sumber daya air wilayah