• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN PKN MATERI MEMAHAMI KEBEBASAN BERORGANISASI MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS V MI KLUMPIT KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN PKN MATERI MEMAHAMI KEBEBASAN BERORGANISASI MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS V MI KLUMPIT KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan I"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

DALAM MATA PELAJARAN PKN MATERI MEMAHAMI

KEBEBASAN BERORGANISASI MELALUI METODE

CARD SORT

PADA SISWA KELAS V MI KLUMPIT

KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014 /

2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

WILDAN SETIA MA’ARIF NIM 11510005

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

DALAM MATA PELAJARAN PKN MATERI MEMAHAMI

KEBEBASAN BERORGANISASI MELALUI METODE

CARD SORT

PADA SISWA KELAS V MI KLUMPIT

KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014 /

2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

WILDAN SETIA MA’ARIF

NIM 11510005

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(4)

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721

Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:administrasi@stainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama : Wildan Setia Ma’arif

NIM : 11510005 Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN PKN MATERI MEMAHAMI KEBEBASAN BERORGANISASI MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS V MI KLUMPIT KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

(5)

v SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN PKN MATERI

MEMAHAMI KEBEBASAN BERORGANISASI MELALUI METODE CARD SORT

PADA SISWA KELAS V MI KLUMPIT KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN

PELAJARAN 2014 / 2015

DISUSUN OLEH

WILDAN SETIA MA’ARIF

NIM : 11510005

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini Nama : Wildan Setia Ma’arif Nim : 11510005

Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

(7)

vii MOTTO

“Hadiah pertama bagi yang melakukan kebaikan

adalah kebaikan”

-Mario Teguh-

PERSEMBAHAN

Untuk keluarga besar tercinta yang selalu menyemangati selesainya

skripsi, khususnya Ibu dan Bapak

Sahabat-sahabat dan teman PGMI angkatan 2010 yang selalu

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :

―Peningkatan Prestasi Belajar Dalam Mata Pelajaran PKn Materi Memahami Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Card Sort Pada Siswa Kelas V Mi Klumpit Karanggede Boyolali Tahun Pelajaran 2014 / 2015‖

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi serta memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak.

Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada:

1. Bapak Dr Rahmat Hariyadi M.Pd. selaku Ketua STAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti M. Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

(9)

ix

4. Bapak Jaka Siswanta M. Pd, sebagai dosen pembimbing yang telah tulus, ikhlas

dan senantiasa berkenan memberikan sumbangsih pikiran, serta waktunya untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan program studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta, kakak dan adik tersayang.

7. Kepala MI Klumpit, guru dan karyawan serta semua siswa-siswi yang telah

berkenan membantu dan memberikan data kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu

penulisan skripsi ini.

Semoga amal baik dan jasa-jasanya di terima oleh Allah SWT dan mendapatkan imbalan yang layak dari-Nya.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna, maka dari itu apabila pembaca menemukan kekurangan, mohon dengan hormat demi kesempurnaannya sudilah memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.

(10)

x

ABSTRAK

Ma’arif Wildan Setia. 2014. Peningkatan Prestasi Belajar Dalam Mata Pelajaran PKn

Materi Memahami Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Card Sort Pada Siswa Kelas V Mi Klumpit Karanggede Boyolali Tahun Pelajaran 2014 / 2015. Skripsi. Jurusan Tarbiah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Jaka Siswanta, M.Pd

Kata kunci : Prestasi belajar PKn dan metode Card Sort.

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kenyataan bahwa masih rendahnya prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas V MI Klumpit, Karanggede, Boyolali. Oleh karena itu guru di harapkan untuk mencoba suatu metode yang efektif dan menyenangkan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode pembelajaran yang memungkinkan dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa adalah metode Card Sort. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi yang di peroleh peserta didik setelah di terapkannya metode Card Sort serta faham pembelajaran pendidikan kewarganegaraan pada siswa kelas V MI Klumpit, Karanggede, Boyolali. Masalah utama yang ingin di jawab dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan metode Card Sort dapat meningkatkan prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan pada siswa kelas V MI Klumpit, Karanggede, Boyolali?.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode Card Sort. Subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas V MI Klumpit, Kec. Karanggede, Kab. Boyolali. Data penelitian ini di ambil melalui pemberian tes formatif untuk mengetahui prestasi belajar siswa, dengan materi pokok memahami kebebasan berorganisasi.

(11)

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vii

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DARTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

(12)

xii A. Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 15

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 15

2. Fungsi Utama Prestasi Belajar ... 17

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 17

4. Prinsip-prinsip Belajar ... 22

B. Karakteristik Pelajaran PKn ... 23

1. Pengertian PKn... 23

2. Latar Belakang ... 24

C. Materi Kebebasan Berorganisasi ... 28

1. Memahami Organisasi... ... 28

2. Organisasi yang ada di sekitar kita ... 30

3. Membentuk Organisasi Kelas ... 32

D. Metode Card Sort ... 32

6. Pengertian Metode Pembelajaran ... 35

7. Keefektifan penggugaan metode pembelajaran ... 35

8. Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode ... 36

(13)

xiii

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian... 40

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 42

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 46

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Observasi Pada Tahap Pra Siklus ... 54

B. Hasil Penelitian ... 56

1. Siklus I ... 56

2. Siklus II ... 58

3. Siklus III ... 60

C. Pembahasan ... 63

1. Hasil Rekapitulasi ... 63

2. Kondisi Awal ... 64

3. Kondisi Akhir ... 64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Daftar Guru MI Klumpit ... 40

Tabel 3. 2 Daftar Siswa MI Klumpit ... 41

Tabel 4. 3 Nilai Siswa Pra Siklus ... 54

Tabel 4. 4 Hasil Tes Formatif Pada Siklus I ... 56

Tabel 4. 5 Hasil Tes Formatif Pada Siklus II ... 58

Tabel 4. 6 Hasil Tes Formatif Pada Siklus III ... 60

Tabel 4. 7 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus ... 63

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I

Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II

Lampiran 3 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III

Lampiran 4 Dokumentasi

Lampiran 5 Lembar konsultasi skripsi

Lampiran 6 Surat permohonan ijin penelitian

Lampiran 7 Surat keterangan telah mengadakan penelitian

Lampiran 8 Nilai SKK mahasiswa

Lampiran 9 Alat peraga

Lampiran 10 Lembar pengamatan guru

Lampiran 11 Lembar pengamatan siswa

Lampiran 12 Silabus

Lampiran 13 Hasil rekapitulasi nilai siswa

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran

yang dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), karena dalam

mata pelajaran PKn terdapat materi tentang nilai moral yang penting untuk

kemajuan SDM. PKn sendiri adalah mata pelajaran yang di gunakan sebagai wahana

untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada

budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral ini di harapkan dapat di wujutkan

dalam bentuk perilaku kehidupan siswa sehari-hari, baik sebagai individu maupun

anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan

usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar

berkenaan dengan hubungan antar warga dengan negara serta pendidikan

pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara (Ahmad Susanto, 2013 : 225).

Dalam Al-Quran surat Al Mujaadilah ayat 11 telah dijelaskan betapa

pentingnya pendidikan bagi kehiduan sehari-hari agar kita manusia selalu

bersyukur kepada Allah SWT, yang berbunyi:

ِق اَذِإَو ْمُكَل َُّللَّا ِحَسْفَ ي اوُحَسْفاَف ِسِلاَجَمْلا ِفِ اوُحَّسَفَ ت ْمُكَل َليِق اَذِإ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي

َلي

ْعَ ت اَِبِ َُّللَّاَو ٍتاَجَرَد َمْلِعْلا اوُتوُأ َنيِذَّلاَو ْمُكْنِم اوُنَمآ َنيِذَّلا َُّللَّا ِعَفْرَ ي اوُزُشْناَف اوُزُشْنا

َم

(17)

2

Artinya : “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,

niscaya Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui

apa yang kamu kerjakan‖ (QS Al Mujaadilah : 11)

Dari penjelasan ayat tersebut dapat kita ambil sebagai dasar untuk menuntut

ilmu. Dan Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna di

dunia karena manusia di ciptakan sebagai kholifah di bumi.

Melalui survei yang dilakukan di kelas V MI Klumpit Karanggede Boyolali,

ditemukan bahwa kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran PKn

tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari kriteria ketuntasan mengajar yang di

terapakan untuk mata pelajaran PKn adalah 75. Dari hasil survei diketahui bahwa

dari sejumlah 18 siswa, 6 siswa memperoleh nilai sesuai KKM dan 12 siswa yang

lain belum memenuhi KKM yang ditentukan. Penyebab rendahnya kemampuan

dalam pembelajaran PKn adalah faktor dari siswa sendiri dan faktor guru kelas.

Faktor penyebab dari siswa adalah siswa cenderung kurang dapat mempertahankan

daya ingatnya dalam jangka panjang. Sedangkan faktor penyebab rendahnya

kemampuan siswa dari faktor guru kelas adalah kurangnya kreativitas guru dalam

menggunakan metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Masih banyak guru

yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan

(18)

3

seorang guru. Metode yang monoton itu contohnya seperti metode ceramah. Metode

ceramah adalah cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau

penjelasan langsung kepada kelompok siswa (Sanjaya, 2006 : 147). Dari penjelasan

di atas dapat di simpulkan bahwa metode ceramah merupkan metode yang

menjadikan siswa cenderung pasif karena siswa hanya mendengarkan penjelasan

dari guru. Hal ini berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa khususnya pada

materi memahami kebebasan berorganisasi. Dampak ini dapat diatasi dengan

pemilihan metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan di sampaikan.

Menurut penulis metode yang tepat untuk mata pelajaran PKn khususnya

materi memahami kebebasan berorganisasi adalah dengan metode Card Sort.

Metode Card Sort adalah suatu kegiatan kolaboratif yang bisa di gunakan untuk

mengajar konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang obyek atau mereview

informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu

mendinamisir kelas yang jenuh atau bosan (Hisyam,2002 : 50). Dengan metode

tersebut siswa dituntut untuk lebih aktif, berfikir cepat dan tepat.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menyusun penelitian

tindakan kelas dengan judul ‖PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DALAM

MATA PELAJARAN PKN MATERI MEMAHAMI KEBEBASAN

BERORGANISASI MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS V

(19)

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut: ―Apakah penggunaan metode Card Sort dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn materi memahami kebebasan

berorganisasi pada siswa kelas V MI Klumpit Karanggede Boyolali Tahun

Pelajaran 2014/2015 ?‖

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang di kemukakan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah : untuk meningkatkan prestasi belajar PKn melalui metode

Card Sort pada siswa kelas V MI Klumpit Karanggede Boyolali Tahun Pelajaran

2014/2015.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis tindakan

Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara

teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya

(Basrowi, 2008: 170).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ―metode Card Sort dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn materi

memahami kebebasan berorganisasi pada siswa kelas V MI Klumpit

(20)

5

2. Indikator keberhasilan

Penerapan metode Card Sort ini dikatakan efektif apabila indikator yang

diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis adalah

sebagai berikut:

a. Siswa telah melampaui batas minimal dari nilai ketuntasan minimal yang

telah ditentukan peneliti yakni dengan nilai ≥ 75 dalam pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan.

b. Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dalam pelajaran PKn minimal 85%

dari total siswa.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi sekolah

Dengan hasil penelitian ini diharapkan MI Klumpit Karanggede Boyolali

dapat lebih meningkatkan pemberdayaan metode pembelajaran agar prestasi

belajar siswa lebih baik.

3. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan

dikelasnya.

4. Bagi siswa

a) Menumbuhkan minat siswa untuk berperan aktif sebagai pelaku utama

(21)

6

b) Meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.

c) Mempermudah siswa menangkap ilmu yang diajarkan.

F. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan

pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahan pemahaman terhadap judul di atas

maka di jelaskan di bawah ini :

1. Prestasi belajar

Prestasi Belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia

melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah

(http://belajarpsikologi.com/pengertian-prestasi-belajar/).

Prestasi belajar sebagai tolak ukur keberhasilan dalam proses belajar

mengajar. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran siswa,

guru melakukan suatu penilaian. Penentuan KKM sangatlah penting karena

penentuan KKM berguna sebagai acuan bagi seorang guru untuk menilai

kompetensi peserta didik sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) suatu mata

pelajaran atau Standar Kompetensi (SK). Dan juga sebagai target pencapaian

penguasaan materi suatu mata pelajaran. Bagi siswa tentunya dengan adanya

penilaian, secara tidak langsung berguna untuk mengetahui kemampuan atau

posisinya di dalam kelas. Bagi seorang guru kegiatan penilaian sekaligus

bertujuan mengetahui seberapa jauh keberhasilan proses belajar mengajar di

(22)

7

2. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang di gunakan sebagai

wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang

berakar pada budaya bangsa Indonesia (Ahmad Susanto, 2013 : 225).

3. Metode Card Sort

Metode Card Sort (sortir kartu) merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa di

gunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang

obyek atau mereview informasi (Hisyam, 2008 : 50).

G. Metode Penelitian 1. Rencana Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat

mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari

pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencoba suatu gagasan perbaikan

dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya

itu (Rochiati, 2008 : 13). Jadi secara garis besarnya penelitian tindakan kelas

adalah jenis penelitian yang di lakukan oleh guru secara nyata untuk

meningkatkan mutu pembelajaran secara bertahap dan terus menerus.

Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas karena

melalui penelitian ini seorang peneliti terjun langsung dan ikut berperan

langsung dalam proses penelitian. Dalam penelitian ini kelas dijadikan

(23)

8

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini di lakukan di MI Klumpit, Kecamatan Karanggede,

Kabupaten Boyolali. Subjek pada penelitian ini adalah : Siswa kelas V

Madrasah Ibtidaiyah Klumpit dengan jumlah 18 siswa, siswa laki-laki

sebanyak 13 dan siswa Perempuan sebanyak 5 orang.

Alasan peneliti memilih kelas V menjadi subjek penelitian karena

prestasi belajar mata pelajaran PKn yang belum mencapai KKM.

3. Langkah-langkah Penelitian

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan proses yang akan dilakukan untuk

mengurangi masalah yang ada di kelas. Perencanaan disusun agar dalam

pelaksanaannya memiliki panduan dan dapat terarah. Adapun kegiatan

yang akan dilakukan adalah :

1) Mengadakan pertemuan dengan guru pelaksana tindakan

2) Menyiapkan materi

3) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

4) Menyiapkan lembar soal

5) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam penelitian ini melaksanakan apa yang sudah

direncanakan, yaitu melakukan penelitian tindakan di kelas. dalam

(24)

9

c. Pengamatan

Dalam tahap pengamatan, peneliti mengumpulkan data yang

berkaitan dengan perubahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar

dikelas. Pengamatan dilakukan guna mengetahui sejauh mana

keberhasilan yang sudah dicapai dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa.

d. Refleksi

Refleksi merupakankegiatan mengulas secara kritis (reflective)

tentang perubahan yang terjadi (a) pada siswa, (b) suasana kelas, (c) guru

(Supardi, 2008 :133). Adapun gambaran tahap penelitian menurut

Arikunto, (2008 : 16) adalah sebagai berikut :

(25)

10

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang di gunakan peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih

baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis agar lebih mudah di

olah. instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Pedoman observasi

Pedoman observasi ini berupa aspek-aspek yang akan dilakukan

oleh guru yang nantinya digunakan untuk menggali data guru ketika

pelaksanaan tindakan kelas berlangsung.

1) Lembar observasi guru, di gunakan untuk mengamati secara

langsung kegiatan guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan.

2) Lembar observasi siswa, di gunakan untuk mengamati secara

langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

b. Lembar soal tes

Lembar soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa

setelah mengikuti pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Card

Sort. Soal tes ini berisi pertanyaan baik lisan maupun tertulis yang

berhubungan dengan mata pelajaran PKn materi Kebebasan

(26)

11

c. Pedoman dokumentasi

Pedoman ini berupa dokumen-dokumen yang meliputi Silabus

dan RPP. Yang disusun sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

5. Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini metode yang akan digunakan dalam

mengumpulkan data yaitu observasi, tes dan dokumentasi.

a. Observasi

Metode ini akan dipandu menggunakan lembar pengamatan yang

dilakukan dengan bantuan guru lain dalam mengumpulkan datanya.

Lembar observasi ini disusun untuk mencatat perkembangan

pembelajaran selama penelitian tindakan kelas berlangsung.

b. Tes

Dalam mengumpulkan data peneliti membuat soal dan

menggunakan lembar tertulis guna mengetahui sejauh mana siswa

menguasai materi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang di gunakan dalam penelitian ini bersumber

dari : Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hasil tes

belajar siswa, lembar pengamatan terhadap guru dan siswa, lembar soal,

serta buku buku yang ada kaitannya dengan masalah yang akan di teliti,

yang kemudian di jadikan sebagai landasan teori yaitu masalah metode

(27)

12

6. Analisis Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunnakan maka analisis data

dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya

berdasarkan hasil penelitian yang terekam dalam tes dan format pengamatan

lainnya. Analisis reflektif dilakukan peneliti bersama guru kelas V MI Klumpit

Karanggede Boyolali, sebagai pijakan untuk menemukan program aksi pada

siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah

mencapai tujuannya. Peneliti ini menggunakan analisis deskriptif. Untuk

memperoleh nilai rata-rata tes formatif maka dapat dirumuskan:

M =

Keterangan:

M = Nilai rata-rata

∑X = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa

(Djamarah, 2005 : 302)

Peneliti mengharapkan siswa dapat memperoleh nilai rata-rata 75. Sedangkan

untuk memperoleh atau menghitung presentase ketuntasan belajar siswa,

digunakan rumus sebagai berikut:

(28)

13 N = Jumlah siswa

(Djamarah, 2005: 264)

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis menyusun

dengan sistematikan sebagai berikut:

1. Bagian awal meliputi : Halaman sampul, lembar logo, halaman judul,

persetujuan pembimbing, pengesahan, deklarasi, motto dan persembahan,

kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar

lampiran.

2. Bagian inti meliputi :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

B. Rumusan masalah

C. Tujuan penelitian

D. Hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan

E. Manfaat penelitian

F. Definisi operasional

G. Metode penelitian

H. Sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

(29)

14

B. Karakteristik pelajaran PKn

C. Materi kebebasan berorganisasi

D. Metode Card Sort.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek penelitian

B. Deskripsi pelaksanaan siklus I

C. Deskripsi pelaksanaan siklus II

D. Deskripsi pelaksanaan siklus III.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil observasi pada tahap pra siklus

B. Hasil penelitian

C. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran.

C. Bagian Akhir

3.Daftar Pustaka

Lampiran-Lampiran

(30)

15

BAB II Kajian Pustaka

A. Prestasi belajar PKn

1. Pengertian prestasi belajar

Belajar dapat di pahami sebagai tahapan perubahan tingkah laku individu

yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Muhibbin Syah, 2010 : 68).

Sedangkan menurut Sutikno (2014 : 180) Belajar adalah suatu proses usaha

yang di lakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar secara psikologis merupakan suatu proses perubahan yaitu prubahan

tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 1991 : 2)

Dari ketiga definisi di atas dapat di simpulkan bahwa belajar itu

senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar akan lebih baik jika

subjek belajar itu mengalami atau melakukannya. Belajar sebagai kegiatan

individu yang di kirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian

terjadinya kegiatan belajar yang di lakukan oleh seorang individu dapat di

(31)

16

Kata ―Prestasi‖ berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian

dalam bahasa Indonesia menjadi ―Prestasi‖ yang berarti ―hasil usaha‖.

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam

sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia

selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

(Arifin, 1998 : 2)

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang di peroleh atau di capai

oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam kurun waktu

tertentu. Bentuk konkrit dalam prestasi belajar adalah dalam bentuk skor

akhir dari evaluasi yang di masukkan dalam nilai raport. Untuk mengetahui

prestasi belajar siswa di lakukan evaluasi.

Prestasi belajar merupakan wujud yang menggambarkan usaha belajar

yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa, ataupun orang lain dan

lingkungannya. Dari pengertian ini dapat di katakan bahwa prestasi belajar

adalah hasil yang di capai siswa setelah melalui proses belajar yang di

tunjukkan dalam bentuk angka, huruf ataupun tindakan yang mencerminkan

prestasi anak dalam prestasi tertentu.

Prestasi berhubungan erat dengan penguasaan seseorang mengenai

sesuatu hal yang mencerminkan berhasil atau gagal dalam sering di gunakan

istilah prestasi. Prestasi biasanya di lambangkan dalam bentuk nilai yang

(32)

17

2. Fungsi utama prestasi belajar menurut Zainal Arifin (1988 : 3)

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah di kuasai anak didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan.

e. Prestasi belajar dapat di jadikan indikator terhadap daya serap

(kecerdasan) anak didik.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Belajar merupakan proses menimbulkan terjadinya perubahan atau

pembaharuan dalam tingkahlaku. Jadi berhasil tidaknya seseorang dalam

proses belajar tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Menurut Muhibbin Syah (2010 :145-157) dalam bukunya Psikologi Belajar

mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa

dapat di bedakan menajadi tiga macam, yaitu faktor internal, faktor

eksternal dan faktor pendekatan belajar.

a. Faktor internal siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua

aspek yaitu : aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek

(33)

18

1) Aspek fisiologis (faktor jasmaniah)

Kondisi umum jasmaniah dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan

sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa

dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa,

seprti tingkat kesehatan indera pendengaran dan indera

penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam

menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang di sajikan

di kelas.

2) Faktor psikologis

Faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya di

pandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut : 1) tingkat

kecerdasan/ intelegensi siswa, 2) sikap siswa, 3) bakat siswa, 4)

minat siswa, 5) motivasi siswa.

a) Tingkat kecerdasan/ intelegensi siswa

Tingkat kecerdasan/ intelegensi (IQ) siswa tak dapat di

ragukan lagi, sangat menentukan keberhasilan belajar siswa.

Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang

siswa maka semakin besar untuk meraih sukses. Sebaliknya,

semakin rendah tingkat intelegensi seorang siswa maka

(34)

19

b) Sikap siswa

Sikap adalah segala internal yang berdimensi efektif

berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons

dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang,

dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

c) Bakat siswa

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang di

miliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa

yang akan datang (Chaplin dalam Syah, 2010 hal 151).

Dengan demikian, sebetulnya setiap orang parsti memiliki

bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai

ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

d) Minat siswa

Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu.

e) Motivasi siswa

Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal

organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya

untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini motivasi berarti

pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman

(35)

20

b. Faktor eksternal siswa

Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri

atas dua macam, yakni : faktor lingkungan sosial dan faktor

lingkungan non sosial.

1) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf

administrasi, dan teman-teman sekelasnya dapat mempengaruhi

semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu

menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan

memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya

dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat

menajadikan daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar

siswa.

Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa

adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan

di sekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat di

lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak

pengangguran, misalnya, akan sangat mempengaruhi aktifitas

belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan menemukan

kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau

meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum di

(36)

21

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi

kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.

Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan

keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat

memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar

dan hasil yang di capai oleh siswa.

2) Lingkungan nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah

gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga

siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu

belajar yang di gunakan siswa. Faktor-faktor ini di pandang turut

tingkat keberhasilan belajar siswa.

Rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan

yang terlalu padat dan tak memiliki sarana umum untuk kegiatan

remaja akan mandorong siswa untuk berkeliaran ke

tempat-tempat yang sebenarnya tak pantas di kunjungi. Kondisi rumah

dan pekampungan seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap

kegiatan belajar siswa.

c. Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar dapat di pahami sebagai segala cara atau

strategi yang di gunakan siswa dalam manunjang keefektifan dan

(37)

22

belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar

siswa tersebut.

4. Prinsip-prinsip belajar

Menurut Slameto (1991 : 29) prinsip-prinsip belajar ada beberapa macam

yaitu sebagai berikut :

a. Dalam belajar setiap siswa harus di usahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional.

b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,

penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap

pengertiannya.

c. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat

pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

d. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya.

e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.

f. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan

tujuan instruksional yang harus di capainya.

g. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar

(38)

23

h. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan

efektif.

i. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

j. Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian yang satu

dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang di

harapkan. Stimulus yang di berikan menimbulkan response yang di

harapkan.

k. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

B. Karakteristik pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

PKn adalah nama dari suatu mata pelajaran yang terdapat dalam

kurikulum sekolah. PKn berusaha membina perkembangan moral anak didik

sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, agar dapat mencapai perkembangan

secara optimal dan dapat mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari

(Daryono, 1998 : 1). Sedangkan menurut Ahmad Susanto (2013 : 225)

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang di gunakan

sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan

moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Berdasarkan

(39)

24

Kewarganegaraan adalah pendidikan untuk mengarahkan pembentukan

moral yang di wujudkan dalam perilaku sehari-hari dan membekali

pengetahuan serta kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar

warga negara dengan negara serta pendahuluan bela negara. Melalui

Pendidikan Kewarganegaraan ini para siswa di harapkan mampu

mengembangkan potensinya baik sebagai pribadi, anggota masyarakat,

bangsa dan negara, namun sebagai anggota masyarakat dunia.

2. Latar belakang PKn

Pendidikan secara formal dilakukan oleh suatu lembaga yang disebut

dengan sekolah. Dalam proses pendidikan di sekolah melibatkan banyak

komponen diantaranya guru, siswa, bahan ajar, sarana dan prasarana,

sumber belajar, media pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor

yang terlibat dalam proses pembelajaran itu mempunyai fungsi yang

berbeda satu dengan yang lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling

mendukung.

Menurut Pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

(Sisdiknas) Tahun 2003, tujuan Pendidikan Nasional adalah

mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggungjawab. Melalui pendidikan nasional diharapkan dapat

(40)

25

Indonesia. Untuk itu, pendidikan nasional diharapkan menghasilkan

manusia terdidik yang beriman, berbudi pekerti luhur, berpengetahuan,

berketerampilan, dan memiliki rasa tanggungjawab.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan

mata pelajaran yang di dalamnya memuat rumpun hukum, politik dan

moral. PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di jenjang

pendidikan Sekolah Dasar (SD). Mata Pelajaran PKn merupakan mata

pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang

memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter

seperti yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006).

Menurut Permendiknas No. 23 Tahun 2006 mata pelajaran PKn di

SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta

anti-korupsi.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

(41)

26

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi. Dari tujuan ini kemudian di kembangkan paradigma

baru pendidikan kewarganegaraan. Paradigma baru ini tidak hanya

menekankan pada aspek pengetahuan (knowledge) saja melainkan juga

aspek keterampilan (skills) dan nilai (values) berupa watak

kewarganegaraan.

Dengan melihat tujuan pembelajaran PKn di Sekolah Dasar yang

erat kaitannya dengan perkembangan lingkungan sekitarnya, maka sumber

belajar untuk proses pembelajaran di Sekolah Dasar tidak akan cukup

dengan hanya mengandalkan ketersediaan buku teks yang ada. Sumber

belajar PKn di Sekolah Dasar akan lebih optimal jika didukung dengan

sumber belajar yang berasal dari lingkungan tempat tinggal siswa, atau

lingkungan dimana sekolah itu berada.

Apalagi dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) sekarang ini. Pembelajaran akan lebih bermakna jika

dikaitkan dengan lingkungan yang dekat dengan siswa. Siswa akan lebih

mudah menerima materi pelajaran jika memanfaatkan sumber belajar yang

ada di sekitarnya.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun

2006 tanggal 23 mei 2006 kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan

(42)

27

yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai

melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan,

bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.

Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dalam

Permendiknas no 23 tahun 2006 meliputi:

a. SD/MI/SDLB/Paket A;

b. SMP/MTs./SMPLB/Paket B;

c. SMA/MA/SMALB/Paket C;

d. SMK/MAK.

Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP)

dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni:

a. Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan

SMP/MTs./SMPLB/Paket B bertujuan: Meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

b. Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C

bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut

c. Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan:

(43)

28

serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

lanjut sesuai dengan kejuruannya

Adapun Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP)

untuk Kewarganegaraan dan Kepribadian SD/MI/SDLB adalah :

a. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan

tanah air Indonesia

b. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya

c. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial

ekonomi di lingkungan sekitarnya

d. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan

e. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri

f. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya

g. Berkomunikasi secara santun

h. Menunjukkan kegemaran membaca

i. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan

memanfaatkan waktu luang

(http://ardianzahnur.blogspot.com/2012/08/implementasi-permendiknas-no-23-tahun_1470.html/).

C. Materi Kebebasan Berorganisasi 1. Memahami organisasi

Organisasi adalah perkumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama

(44)

29

organisasi, untuk dapat disebut sebagai organisasi kumpulan orang tersebut

harus memiliki tujuan. Suatu organisasi mempunyai tujuan yang sama, serta

bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Banyak hal

yang harus ada di dalam organisasi.

Jadi, dalam setiap organisasi mesti ada tujuan bersama. Dari

pengertian tersebut, kita dapat mengetahui ciri-ciri organisasi. Ciri-ciri

tersebut harus ada pada sebuah organisasi. Semua ciri-ciri tersebut adalah : a.

Kumpulan manusia, b. Tujuan bersama, c. Kerjasama, d. Pengetahuan.

Kumpulan manusia merupakan cikal bakal sekaligus ciri pertama

organisasi. Karena berupa kumpulan, sebuah organisasi tidak mungkin terdiri

atas satu orang saja. Sebuah organisasi pastilah terdiri atas dua orang atau

lebih.

Sekumpulan manusia saja belum dapat di sebut sebuah organisasi.

Untuk dapat di sebut sebagai organisasi, sekumpulan manusia haruslah

memiliki tujuan bersama. Sebuah organisasi yang memiliki tujuan

sendiri-sendiri bukanlah sebuah organisasi. Perhatikan keadaan sekeliling kalian

sewaktu berangkat sekolah. Kalian akan menjumpai serombongan orang

sedang menunggu bus. Ada juga serombongan orang sedang berangkat ke

tempat kerja masing-masing. Rombongan atau kumpulan manusia itu tidak

dapat di anggap sebagai organisasi. Alasannya, setiap orang di dalam

(45)

30

Sekelompok manusia yang mempunyai tujuan bersama, namun di

kerjakan sendiri, belum bisa di sebut organisasi. Untuk dapat dapat di sebut

organisasi, tujuan bersama harus di capai bersama. Kerja sama tersebut harus

melibatkan semua orang di dalam kelompok tersebut. Jadi, semua orang

dalam kelompok tersebut harus bersepakat untuk bekerja sama. Semua orang

dalam kelompok tersebut harus berusaha mencapai tujuan bersama. Bila salah

satu tidak turut serta mengusahakannya, organisasi menjadi macet.

2. Organisasi-organisasi yang ada di sekitar kita

a. Organisasi sekolah

Sekolah juga dapat di sebut sebagai organisasi. Di sekolah ada

kepala sekolah, wakil kepala sekolah, bendahara, dan lain-lain. mereka

semua memiliki peran penting dalam sekolah adapun peran warga

sekolah atau murit.

Selain sebagai sebuah organisasi, sekolah juga terdiri atas

organisasi-organisasi lainnya. Organisasi-organisasi sekolah anara lain

pramuka, koperasi sekolah, uks, dan sebagainya.

1) Pramuka

Pramuka merupakan salah satu organisasi yang peling

menyenangkan dan juga banyak manfaatnya. Selain mengajarkan

(46)

31

2) Koperasi sekolah

Koperasi sekolah adalah koperasi yang di dirikan di lingkungan

sekolah. Anggotanya terdiri dari siswa sekolah. Koperasi seolah

dapat di dirikan di semua jenjang pendidikan.

b.Organisasi masyarakat

1) Organisasi kemasyarakatan

Salah satu organisasi yang paling banyak jenisnya adalah

organisasi kemasyarakatan. Oleh karena itu organisasi

kemasyarakatan mudah kita temukan. Contohnya ibu-ibu PKK,

organisasi pemuda karang taruna, organisasi kesenian dan lain-lain,

2) Organisasi pemerintahan

Organisasi pemerintah lebih rumit di banding organisasi

kemasyarakatan. Sebab, selain mengurus pemerintahan, organisasi

pemerintahan juga mengurus masalah kemasyarakatan

3) Organisasi politik

Organisasi politik tebentuk untuk meraih tujuan. Tujuan tersebut

adalah menempatkan anggotanya di organisasi pemerintahan.

Contoh dari organisasi politik adalah partai politik.

4) Organisasi ekonomi

Organisasi ekonomi adalah orgaisasi yang memiliki tujuan untuk

(47)

32

3. Membentuk organisasi kelas

Sebagai organisasi, kelas juga harus memiliki ciri-ciri organisasi.

Kelas merupakan kumpulan beberapa siswa. Mereka belajar bersama-sama.

Itulah tujuan semua anggota kelas. Dalam belajar, mereka juga bekerja

sama. Mereka saling membantu dan menolong. Dalam belajar, mereka juga

memakai aturan-aturan.

Organisasi ini di pimpin oleh siswa terpilih. Ia di pilih oleh semua

anggota kelas. Jabatannya adalah ketua kelas. Ketua kelas brtugas sebagai

pemimpin anggota kelasnya. Ia di bantu oleh sekretasis dan bendahara.

Itulah organisasi, semua anggota saling membantu untuk meringankan

tugas.

D. Metode Card Sort

1. Konsep Metode Card Sort

Metode Card Sort sebagai salah satu cara yang menyenangkan dan

mengaktifkan siswa untuk meninjau ulang materi yang telah di sampaikan

sebelumnya. Dalam buku Sobary Sutikno (2014 : 130-131) Metode

mensortir kartu ini (Card Sort) di gunakan oleh peserta didik dengan maksud

mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui

klasifikasi materi yang di bahas dalam pembelajaran. Tujuan dari metode

mensortir kartu ini adalah untuk mengungkapkan daya ingat terhadap materi

(48)

33

2. Karakter Metode Card Sort

Salah satu karakter dalam metode Card Sort yaitu pendidik lebih banyak

bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu di bahas atau

materi yang belum di mengerti siswa setelah presentasi selesai. Sehingga

materi yang telah di pelajari benar-benar di pahami dan di mengerti oleh

siswa. Karakter khas dari pembelajaran aktif metode Card Sort ini adalah

siswa mencari bahan sendiri atau materi yang sesuai dengan kategori

kelompok yang di perolehnya dan siswa mengelompok sesuai dengan kartu

indeks yang di perolehnya. Gerakan fisik yang dominan dapat membantu

mendinamisir kelas yang kelelahan. Dengan demikian siswa menjadi aktif

dan termotivasi dalam proses belajar mengajar.

3. Langkah-langkah Metode Card Sort

Adapun langkah-langkah dalam penerapannya sebagai berikut :

a. Bagi kelas ke dalam beberapa kelompok.

b. Bagikan kertas plano yang telah di beri tulisan kata kunci atau informasi

tertentu atau kategori tertentu secara acak kepada setiap kelompok. Pada

tempat yang terpisah, letakkan kartu warna-warni yang berisi

jawaban/informasi yang tepat untuk masing-masing kata kunci. Buatlah

kartu-kartu itu tercapmur aduk.

c. Mintalah setiap kelompok mencari kartu yang cocok dengan kata kunci

tersebut. Jelaskan kepada setiap kelompok bahwa kegiatan ini merupakan

(49)

34

d. Setelah mereka menemukan kartu yang cocok, mintalah mereka

menempelkan ke lembar kata kunci sehingga menjadi sebuah informasi.

e. Pendidik memberi tanggapan terhadap jawaban peserta didik.

f. Simpulkan.

Ada beberapa perlengkapan yang harus di siapkan guru sebelum

pelaksanaan pembelajaran, di antaranya adalah : potongan kertas karton

berbentuk kartu berukuran ± 10 cm x 15 sebanyak jumlah peserta didik di

kelas. Alat perekat (berupa isolasi kertas atau lem kertas).

4. Kelebihan Metode Card Sort

a. Mudah dilaksanakan.

b. Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya banyak.

c. Mudah menyiapkannya.

d. Guru mudah menerangkan dengan baik.

e. Siswa lebih mudah mengerti tentang materi yang diajarkan daripada

dengan menggunakan metode ceramah.

f. Siswa lebih antusias dalam pembelajaran.

g. Sosialisasi antara siswa lebih terbangun yakni antara siswa dengan siswa

lebih akrab.

5. Kekurangan Metode Card Sort

a. Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode Card Sort.

b. Banyak menyita waktu karena menyiapkan model pembelajaran terlebih

(50)

35

6. Pengertian metode pembelajaaran

Metode adalah cara atau jalan yang harus di lalui untuk mencapai suatu

tujuan tertentu (Slameto, 1991 : 84). Metode secara harfiah berarti ―cara‖.

Dalam pemakaian yang umum, metode di artikan sebagai suatu cara atau

prosedur yang di pakai untuk mencapai tujuan tertentu. Kata ―pembelajaran‖

berarti segala upaya yang di lakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar

pada diri peserta didik. Jadi, metode pembelajaran adalah cara-cara

menyajikan materi pelajaran yang di lakukan oleh pendidik agar terjadi

proses belajar pada diri peserta didik dalam upaya untuk mencapai tujuan

(Sutikno, 2014 : 34). Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan

bahawa pemilihan metode berpengaruh pada cara pembelajaran yang melatih

siswa dalam mencapai keberhasilan kegiatan pembelajaran. Ketepatan dalam

pemilihan metode ini dapat berpengaruh terhadap prestasi akademik siswa.

7. Keefektifan penggunaan metode pembelajaran

Tidak semua guru memiliki karakter yang sama dalam memilih dan

menguasai metode pembelajaran agar dapat menghasilkan keberhasilan

kegiatan pembelajaran. Banyak metode yang dapat di gunakan guru dalam

menyampaikan materi pelajaran. Namun perlu di ingat bahwa tidak semua

metode cocok di gunakan dalam sebuah pelajaran. Ketepatan dalam memilih

metode terletak pada ketepatan dalam memilih metode dengan tuntutan

pembelajaran. Berdasarkan pengalaman membuktikan bahwa kegagalan

(51)

36

tepat. Keaktifan dan kreatifitas siswa dapat berkurang di karenakan

penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat materi, dan tidak sesuai

dengan tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran siswa tidak dapat di pilih

dengan asal-asalan, karena berpengaruh besar terhadap prestasi belajar

siswa, tetapi pemilihan metode ini sebaiknya melalui seleksi yang sesuai

dengan perumusan tujuan pembelajaran. Penggunaan metode yang tidak

sesuai akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Keefektifan penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara

metode dengan semua komponen pembelajaran yang telah di programkan

dalam satuan pelajaran. Makin tepat metode yang di gunakan oleh guru

dalam pembelajaran, di harapkan makin efektif pula pencapaian tujuan

pembelajaran.

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran

Menurut Sobary Sutikno (2014 : 36 - 39) mengatakan bahwa, pemilihan

dan penentuan metode di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Tujuan yang hendak di capai

Tujuan adalah sarana yang di tuju dari setiap kegiatan

pembelajaran. Tujuan menjadi pedoman arah dan sekaligus sebagai

suasana yang akan di capai dalam kegiiatan pembelajaran. Kepastian

proses pembelajaran berpangkal tolak dari jelas tidaknya tujuan

(52)

37

maka semakin mudah dalam menentukan metode mencapainya, dan

sebaliknya.

b. Materi pelajaran

Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak di sampaikan

oleh guru untuk bisa di pelajarai dan di kuasai oleh siswa.

c. Peserta didik

Peserta didik sebagai subyek belajar memiliki karakteristik yang

berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan, motifasi, situasi sosial,

lingkungan keluarga maupun harapan terhadap masa depannya.

Perbedaaan anak dari aspek psikologi seperti sifat pendidam, super aktif,

tertutup, terbuka, periang, pemurung bahkan ada yang menunjukkan

perilaku-perilaku yang sulit untuk di kenal. Semua perbedaaan tersebut

akan berpengaruh terhadap pemilihan metode pembelajaran.

Perbedaan-perbedaan inilah yang wajib di kelola, di organisir guru untuk mencapai

proses pembelajaran yang optimal. Apabila guru tidak memiliki

kecermatan dan keterampilan-keterampilan dalam mengelola berbagai

perbedaan peserta didik, maka proses pembelajaran sulit mencapai

tujuan. Guru harus menyadari bahwa perbedaaan potensi bawaan peserta

didik mmerupakan kekuatan hebat untuk mengorganisasi pembelajaran

yang idea. Keragaman merupakan keserasian yang harmonis dan

(53)

38

d. Situasi

Situasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan

pembelajaran yang dinamis. Guru harus teliti dalam memilih situasi.

Pada waktu-waktu tertentu guru perlu melakaukan proses pembelajaran

di luar kelas atau di alam terbuka.

e. Fasilitas

Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode.

Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu pemilihan

metode yang tepat, seperti tidak adanya laboratorium untuk praktek, jelas

kurang mendukung penggunaan metode demonstrasi atau eksperimen.

f. Guru

Setiap guru memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan

dan pengalaman membelajarkan yang berbeda-beda. Kompetensi

membelajarkan biasanya di pengaruhi oleh latar belakang pendidikan.

Guru yang berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih

terampil dalam pemilihan metode, dan tepat dalam menerapkannya.

Sedangkan guru yang latar belakang pendidikannya kurang relevan,

selkalipun tepat dalam menentukan metode, namun sering mengalami

hambatan dalam penerapannya. Jadi, untuk menjadi guru yang intinya

harus memiliki jiwa yang profesional, agar dalam menyampaikan materi

(54)

39

E. Metode Card Sort dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pembelajaran di sekolah yang melibatkan siswa dengan guru akan

melahirkan nilai yang akan terbawa dan tercermin terus dalam kehidupan

bermasyarakat. Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam

kelompok secara bergotong royong akan menimbulkan suasana belajar

partisipaif dan menjadi lebih hidup. Metode Card Sort dalam mata pelajaran

PKn dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan dapat

meningkatkan kreativitas siswa.

Jika pelaksanaan prosedur pembelajaran dengan metode Card Sort ini

benar, akan memungkinkan untuk dapat mengaktifkan siswa sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Sudah saatnya para pengajar mengevaluasi

cara mengajarnya dan menyadari dampaknya terhadap anak didik. Untuk

menghasilkan manusia yang bisa berdamai dan bekerja sama dengan sesamanya

dalam pembelajaran di sekolah, metode pembelajaran Card Sort perlu lebih

sering di gunakan karna suasana yang positif akan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mencintai pelajaran sekolah atau guru. Selain itu, siswa akan

(55)

40

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

1. Gambaran umum MI Klumpit Kelas V, Kec.

Karanggede, Kab. Boyolali

a. Lokasi Penelitian:

Alamat penelitian : MI Klumpit, Kec. Karanggede, Kab. Boyolali

Mata pelajaran : PKn

Materi pokok : Memahami Kebebasan Berorganisasi

Kelas/semester : V/II

b. Keadaan guru MI Klumpit , Kec, Karanggede,

Kab. Boyolali

Tabel 3.1 Daftar GuruMI Klumpit, Karanggede, Boyolali

No Nama Guru Jabatan Pendidikan

(56)

41

7. PrihUtami, S.Pd.I Guru Kelas S.1

8. Istiqomah Guru Kelas SMA

9. AnniKistiwinasih, S.Pd.I Guru Kelas S.1

c. Keadaan Siswa

Kondisi siswa Madrasah Ibtidaiyah Klumpit Kec. Karanggede Kab.

Boyolali adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas VMI Klumpit Karanggede Boyolali

No Nama

Keterangan Laki-laki Perempuan

1. Akbar Maulana 

2. Adinda Puspitasari 

3. Agus Risqi Maulana 

4. Ahmad Ariyadi 

5. Adika Fajar Prasetyo 

6. Fahma Isdiyanto 

7. Fauqurrozaq 

8. Heni Saputri 

9. Ibnu Imam Fauzi 

10. Irfa Dika Prasetya 

11. Muhammad Irfan 

(57)

42

13. Nur Amalia Fajra 

14. Muhamad Nur Hidayat 

15. Popy Maya Iriani Choirunnisa 

16. Ratna Ika Pratiwi 

17. Risang Farisqi 

18. Hanif Putranto 

d. Pelaksanaan penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan semester I tahun ajaran 2014/2015. Penelitian

dilaksanakan dalam 3 siklus. Penelitian tersebut menggunakan jam

mata pelajaran PKn sesuai dengan jadwal pelajaran PKn kelas V MI

Klumpit.

Waktu pelaksanaan sebagai berikut:

1) Kegiatan siklus I, tanggal 24 November 2014

2) Kegiatan siklus II, tanggal 26 November 2014

3) Kegiatan siklus III, tanggal 29 November 2014

B. Deskripsi Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I di laksanakan pada semester I, pada

tanggal 24 November 2014. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program

(58)

43

kompetensi ―Memahami Kebebasan Berorganisasi‖, dengan kompetensi dasar

mendeskripsikan pengertian organisasi.

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini di lakukan dalam 4 (empat) tahapan,

yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting),

observasi dan interpretensi (observing), dan refleksi (reflekting), secara garis besar

pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan :

1) Guru menyiapkan Rencana Program Pembelajaran PKn pokok bahasan

memahami kebebasan berorganisasi dengan penerapan metode Card Sort.

2) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Card Sort dengan lebih baik.

3) Mempersiapkan soal-soal PKn bahasan mendiskripsikan pengertian

berorganisasi sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa.

4) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui atau

mendapatkan data perubahan dan perkembangan tentang penerapan

metode Card Sort.

5) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui

pelaksanaan metode Card Sort dalam pembelajaran di kelas.

b. Tindakan

1. Kegiatan awal

a) Guru memberi salam.

(59)

44

c) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama-sama sebelum

pelajaran di mulai.

d) Guru kolaborator menyiapkan peralatan pembelajaran Card Sort.

e) Guru memberi penjelasan tentang jalannya metode pembelajaran Card

Sort.

2. Kegiatan Inti

a) Eksplorasi

(1) Guru menjelaskan kepada siswa pengetian organisasi.

(2) Guru menjelaskan ciri-ciri organisasi kepada siswa.

(3) Guru menjelaskan tujuan organisasi, anggota organisasi, struktur

organisasi dan tat tertib organisasi kepada siswa.

(4) Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan.

(5) Guru menjelaskan permainan Card Sort kepada siswa.

b) Elaborasi

(1) Guru membagi potongan kertas berisi materi yang di sampaikan

kepada siswa.

(2) Guru menyuruh siswa mencari pasangan yang sesuai dengan

materi yang di sampaikan.

(3) Jika sudah ada yang ketemu pasangannya, siswa membentuk satu

kelompok.

(4) Guru meminta semua kelompok untuk mempresentasikan hasilnya

(60)

45

c) Konfirmasi

(1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum di ketahui siswa

(2) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah di

sampaikan.

3. Kegiatan akhir

a) Guru memberi evaluasi kepada siswa.

b) Guru memberikan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah

di laksanakan secara konsisten dan terprogram.

c) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran.

d) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama.

e) Guru mengucapkan salam.

c. Pengamatan

Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap

pelaksanaan pembelajaran berlangsung, dan pemberian soal tes formatif saat

pembelajaran telah selesai.

d. Refleksi

Hasil observasi di lapangan di jadikan bahan refleksi untuk perbaikan

rencana pada siklus berikutnya. Pada siklus I ini, masih banyak

kelemahan-kelamahan, di antaranya sebagai berikut, guru kurang keras dalam

mengucapkan salam, guru kurang jelas dalam memberikan instruksi terhadap

(61)

46

yang belum selesai mempresentasikan materi waktu sudah habis.Dari

aktivitas belajar siswa, siswa kurang serius dalam memperhatikan guru, siswa

masih malu-malu bersama kelompoknya menempel kartu dalam

pembelajaran, siswa belum banyak berpartisipasi dalam diskusi kelompok.

Dari hasil belajar siswa, terjadi peningkatan kemempuan pemahaman.

Hal ini di lihat dari nilai tes formatif siswa. Dari 18 siswa, sebanyak 10 siswa

atau 55,6% dari siswa tuntas dalam pembelajaran, dan 8 siswa atau 44,4%

tidak tuntas dalam pembelajaran. Nilai rata-rata pada siklus I hanya 71,66.

C. Diskripsi Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II di laksanakan pada semester I, pada

tanggal 26 November 2014. pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program

semester mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas V Semester I, standar

kompetensi ―Memahami Kebebasan Berorganisasi‖, dengan kompetensi dasar

menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini di lakukan dalam 4 (empat) tahapan,

yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting),

observasi dan interpretensi (observing), dan refleksi (reflekting), secara garis besar

pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Gambar

Gambar 1.1 tahap penelitian (Arikunto, 2008: 16)
Tabel 3.1 Daftar GuruMI Klumpit, Karanggede, Boyolali
Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas VMI Klumpit Karanggede Boyolali
Table 4.3 Nilai Siswa Pra Siklus
+7

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO.43/PUU-XIII/2015 TENTANG PROSES REKRUTMEN HAKIM TINGKAT PERTAMA.. TANPA MELIBATKAN

Berdasarkan analisis Fourier Transform-Infra Red ( FT-IR ) dan Nuclear Magnetic Resonance ( NMR ), gugus sulfonat menempel pada posisi para dari benzen. Dengan posisi gugus

Selain dilakukan uji pakar media dan uji pakar materi. Maka dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan angket untuk mengetahui respon dari guru dan siswa

Kantor Urusan Agama Merupakan ujung tombak dari struktur kementerian agama yang berhubungan langsung dengan masyarakat dalam satu wilayah kecamatan. Sebagai ujung tombak

Bagian ini tercermin dari kehidupan masyarakat suku Melayu Belitung yang mampu hidup damai dan berdampingan dengan suku lain di satu daerah yang sama dan bahkan dapat hidup

Pengaruh Aktivitas Fisik Jalan Pagi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Stadium I Di Posyandu Lansia Desa Makamhaji.. Retrieved from

Google Maps adalah suatu peta dunia yang dapat kita. gunakan untuk melihat suatu

Pengukuran efisiensi sel surya dilakukan dengan memberi cahaya pada sambungan P-I-N dengan cahaya lampu dengan daya 100 mW/cm 2 Diukur tegangan maksimum dan arus maksimum,