i
(Studi kasus pada nasabah PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Pembantu Magelang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
TIARA
NIM 21313112
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
iii
DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN
NASABAH MENABUNG DI BANK SYARIAH
(Studi kasus pada nasabah PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Pembantu Magelang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
TIARA
NIM 21313112
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
vii
Berusahalah kalian dan masing-masing akan dimudahkan
menurut apa yang telah ditakdirkan baginya
(HR Bukhori dan Muslim)
“Jadi diri sendiri, Cari jati diri, dan dapatkan hidup yang
mandiri”
“Optimis, Karena hidup terus mengalir dan kehidupa
n terus
berputar”
“Sesekali melihat ke belakang untuk melanjutkan perjalanan
yang tiada berujung”
viii
atas segala rahmat, Hidayat dan berkah-Nya, dengan peuh
rasa sayang dan cinta skripsi ini saya persembahkan kepada :
Allah SWT yang selalu memberikan berkah berupa kemudahan
disaat datang sebagai ujian
Ibuku Mustaniroh terimakasih atas nasihat, dukungan, kasih
sayang, serta selalu memanjatkan doa disetiap sujudnya agar
saya selalu dibekahi Allah SWT
Bapakku Sumiyarto terimakasih atas perhatian, doa, dan
pengorbananya
Nenekku Sutiyar terimakasih atas nasihat, kasih sayang, serta
selalu memanjatkan doa disetiap sujudnya agar saya selalu
diberikan kemudahan, kelancaran Allah SWT
Kakaku Bahtiar Arto Saputro dan Heni dan ponakanku Fikar
Satya Arrisky
Adikku Hanna Shavira yang selalu setia mendampingi dalam
ix
Para dosen yang telah mengajarkan banyak hal
x
hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Analisis Pengaruh Religiusitas, Pengetahuan Nasabah, Pendapatan
Nasabah, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Nasabah Menabung Di
Bank Syariah(Studi Kasus Pada Nasabah Pt Bank Rakyat Indonesia
SyariahKantor Cabang Pembantu Magelang) dengan lancar tanpa kendala yang
berarti. Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman .
Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar
sarjana strata satu (S1) dalam Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis ucapkan
kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan
dalam berbagai bentuk. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M,Si. Selaku Dekan Fakultas Bisnis dan
Ekonomi Islam.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1-Perbankan
xi
5. Bapak Benny Ridwan, M.Hum selaku dosen pembimbing akademik
6. seluruh Dosen Program Studi S1- Perbankan Syari’ah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan
wawasan kepada penulis selama perkuliahan.
7. Seluruh Staf dan karyawan akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga atas pelayanannya.
8. Kedua Orang tuaku tercinta Sumiyarto dan Mustaniroh, yang telah memberikan dorongan do’a, moril dan materil kepada penulis.
9. Kakakku dan Adikku Bahtiar dan Hanna Shavira yang selalu menemani
dan memberikan support.
10.Pihak Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang Pembantu Magelang serta
segenap karyawan dan nasabah yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11.Teman teman Magang tergokil ( istriyani, zidin, neni, siti,della)
terimaksih untuk 2 bulan yang mengesankan
12.Keluarga besar Kos Gang Buntu (eka,nurul,alvi,havni) yang sudah
menemani selama 4 tahun.
13.Keluarga besar Bapak Nasri dan Ibu Sriyati yang sudah seperti Keluarga
kandung, menerima kehadiranku sampai proses pengerjaan skripsi selesai.
xii 16.Keluarga besar SSC IAIN Salatiga
17. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan dan penuh kekurangan, oleh karena itu dengan segenap kerendahan
hati penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebanyak-banyaknya, serta
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Amiin.
Salatiga, 4 September 2017 Penulis
Tiara
xiii
Nasabah Menabung di Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Pembantu Magelang). Dosen Pembimbing: Qi Mangku Bahjatullah, Lc., M.Si
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat religiusitas, pengetahuan nasabah, pendapatan nasabah dan kualitas pelayanan terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang Pembantu Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data dengan quistonare atau menyebar angket. Populasi penelitian ini adalah 15170 nasabah Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang Pembantu Magelang. Teknik pengambilan sample penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling sebanyak 155 responden. Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan uji instrumen (uji validitas, uji reliabilitas) uji statistik ( uji t, uji f dan uji R) dan uji asumsi klasik (multicolonieritas, heterokidastisitas, normalitas dan uji linieritas). Analisis data dibantu dengan menggunakan SPSS Versi 21.
Dari hasil pengolahan data tersebut menunjukkan bahwa secara simultan, variabel religiusitas, pengetahuan, pendapatan dan kualitas pelayanan secara bersama-sama mempengaruhi keputusan nasabah menabung di bank syariah. Sedangkan secara parsial variabel religiusitas (X1) berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam menabung di bank syariah dengan nilai sig 0,012. Variabel pengetahuan (X2) berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam menabung di bank syariah dengan nilai sig 0,000. Variabel pendapatan (X3) berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah dalam menabung di bank syariah dengan nilai sig 0,007. Dan variabel kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam menabung di bank syariah dengan nilai sig 0,108. Sedangkan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,369 artinya bahwa kontribusi variabel independen menjelaskan/mempengaruhi variabel dependen sebesar 36,9% sedangkan sisanya sebesar 63,1% dipengaruhi oleh variabel yang lain diluar model.
xiv
SAMPUL... i
LEMBAR BERLOGO... ii
HALAMAN JUDUL... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv
PENGESAHAN KELULUSAN... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... vii
MOTTO... viii
PERSEMBAHAN... ix
KATA PENGANTAR... xi
ABSTRAK... xiv
DAFTAR ISI... xv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 12
B. Rumusan Masalah... 12
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian... 12
D. Sistematika Penulisan... 15
BAB II LANDASAN TEORI... 19
A. Telaah Pustaka……….. 19
B. Kerangka Teori……….. 35
1. Religiusitas... 35
2. Pengetahuan Nasabah... 44
3. Pendapatan Nasabah... 45
xv
D. Hipotesis Penelitian………... 73
BAB III METODE PENELITIAN... 80
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 80
B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 80
C. Populasi dan Sampel... 80
D. Tekhnik Pengumpulan Data... 82
E. Skala Pengukuran... 85
F. Definisi Konsep dan Operasional... 86
G. Instrumen Penelitian... 89
H. Uji Instrumen Penelitian... 92
I. Alat Analisis... 93
BAB IV ANALISIS DATA... 101
A. Deskripsi Obyek Penelitian... 101
1. Gambaran Umum BRI Syariah KCP Magelang……… 101
2. Visi, Misi dan Budaya Kerja BRI Syariah KCP Magelang... 102
3. Struktur Organisasi... 104
B. Analisis Data... 108
1. Hasil Uji Instrumen Penelitian... 108
a. Hasil Uji Reliabilitas... 108
b. Hasil Uji Validitas... 109
2. Hasil Uji Statistik... 110
xvi
4. Hasil Uji Asumsi Klasik... 117
a. Hasil Uji Multikolineritas... 117
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas... 118
c. Hasil Uji Normalitas... 119
d. Uji Linieritas... 121
C. Uji Hipotesis... 123
BAB V PENUTUP... 128
A. Kesimpulan... 128
B. Saran... 129
DAFTAR PUSTAKA... 131
DAFTAR TABEL... 136
DAFTAR GAMBAR... 137
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank Islam muncul pertama kalinya pada tahun 1940 dengan
gagasan mengenai perbankan yang berdasarkan bagi hasil yang berawal
dari pemikiran Qureshi (1946), Siddiqi (1948), dan Ahmad (1952). Usaha
mendirikan bank tanpa bunga dimulai di pakistan yang mengelola dana
haji, tetapi usaha ini tidak berhasil. Setelah itu pada tahun 1963, Bank
syariah muncul pertama kali di mesir, lembaga dengan nama Mit Ghamr
Bank binaan Ahmad Najjar tersebut hanya beroperasi dipedesaan mesir
dan berskala kecil, namun institusi tersebut mampu menjadi pemicu yang
sangat berarti bagi perkembangan sistem finansial dan ekonomi islam.
Lalu bank syariah berkembang di negara islam seperti Pakistan, Kuwait,
Bahrain, Uni Emirat Arab, Malaysia, Iran. Berkembangnya bank-bank
syariah dinegara islam berpengaruh ke indonesia (www.ojk.go.id).
Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal 1990-an
dengan berdirinya bank Muamalat indonesia. Secara perlahan bank syariah
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang menghendaki layanan jasa
perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah islam yang dianutnya,
khususnya yang berkaitan dengan pelarangan praktik riba, kegiatan yang
bersifat spekulatif yang nonproduktif yang serupa dengan perjudian,
2
keharusan penyaluran pembiayaan dan investasi pada kegiatan usaha yang
etis dan halal secara syariah (Rivai, 2007: 733)
Sejak tahun 1992, indonesia memperkenalkan dual banking system
(sistem perbankan ganda), yaitu suatu sistem ketika bank konvensional
dan bank syariah diizinkan beroperasi berdampingan. Pada tahun yang
sama, berdiri bank syariah yang pertama, yaitu Bank Muamalat Indonesia
(BMI). Namun demikian, sistem perbankan ganda baru benar-benar baru
diterapkan sejak 1998 pada saat dikeluarkannya perubahan
Undang-Undang perbankan dengan UU No.10/1998. Undang-Undang-undang ini selain
memberikan landasan hukum yang kuat bagi bank syariah, juga
memberikan kesempatan bagi investor untuk mendirikan bank syariah
baru maupun membuka unit usaha syariah bagi bank konvensioanl.
Pemerintah dan Bank Indonesia memberikan komitmen besar dan
menempuh berbagai kebijakan untuk mengembangkan bank syariah.
Bank syariah merupakan lembaga intermediasi dan penyedia jasa
keuanganyang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai islam, khususnya
yang bebas dan bunga (Riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang
nonproduktif seperti perjudian (maysir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan sering dipersamakan dengan bank tanpa bunga. Bank tanpa bunga
merupakan konsep yang lebih selain menghindari bunga, juga secara aktif
turut berpartisipasi dalam mencapai sasaran dan tujuan dari ekonomi
3
Menurut UU No 21 tahun 2008 bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat
syariah.
Bank syariah yang dimaksud disini adalah bank islam, bank yang
melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip islam. Sehingga
perbedaan antara bank islam (syariah) dengan bank konvensional terletak
pada prinsip dasar operasi yang digunakan. Bank konvensioanl beroperasi
berlandasakan bunga, bank syariah beroperasi berlandaskan bagi hasil,
ditambah dengan jual beli dan sewa. Hal ini didasarkan pada keyakinan
bahwa bunga mengandung unsur riba yang dilarang oleh agama islam
(rivai 2007:758).
Tindakan yang dilakukan bank syariah untuk merealisasikan
larangan riba sejalan dengan firman Allah SWT yang tercantum dalam
Q.S. Al-Baqarah (2:278-279)
(
)
“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada allah dan
4
jika kamu bertobat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu;
kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”
Menurut Antonio (2001) Bank syariah mempunyai prinsip yang
berbeda dengan bank konvensional. Perbedaan yang paling mendasar
adalah pada bagaimana memperoleh keuntungan, dimana pada bank
konvensional dikenal dengan dengan perangkat bunga, sedangkan pada
bank syariah melarang adanya bunga yaitu dengan menggunakan prinsip
bagi hasil. Perbedaan prinsip tersebut juga berpengaruh pada banyaknya
masyarakat yang masih menggunakan jasa perbankan. Baik perbankan
syariah maupun konvensioanl. Banyak masyarakat yang masih
menggunakan perbankan konvensional dibanding perbankan syariah
dikarenakan telah terbiasa dengan perbankan konvensional yang
menggunakan sistem bunga tidak dengan sistem bagi hasil yang relatif
baru dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai sistem bagi hasil.
Sedangkan jaringan kantor bank konvensional sudah tersebar luas
dibandingkan bank syariah.
Perkembangan bank syariah diindonesia cukup berkembang pesat,
walaupun demikian jumlah bank maupun kantor bank yang sudah cukup
banyak namun jumlah aset bank syariah masih kecil dibandingkan bank
konvensional. Dengan adanya bank syariah yang masih berumur muda,
maka dituntut untuk bersaing dengan perbankan konvensional yang
menggerakkan roda perekonomian bangsa sebagaimana perbankan yang
5
juga dituntut untuk memainkan peranan yang sangat vital yaitu dengan
menggerakkan roda perekonomian yang sudah dikuasai oleh perbankan
konvensional.
Berdasarkan deskripsi diatas dapat ditunjukkan bahwa
perkembangan bank syariah dari tahun 2009 sampai 2015 menghasilkan
perbedaan perkembangan dan kenaikan yang signifikan seperti pada tabel
berikut;
Tabel 1.1
Perkembangan Bank Syariah Indonesia Tahun 2009-2015
Kekompok
Bank 2009 2010 2011 2012 2013 2014
2015 (Juni)
BUS 6 11 11 11 11 12 12
UUS 25 23 24 24 23 22 22
BPRS 138 150 155 158 163 163 161
Sumber: Statistik Perbankan Syariah per juni 2015
Berdasarkan pada Tabel 1.1 tentang perkembangan bank syariah di
indonesia, menunjukkan bahwa perkembangan bank syariah diindonesia
dari tahun 2009 hingga 2014 mengalami perkembangan sangat pesat.
Perkembangan bank syariah ini diharapkan bisa membantu perkembangan
nasional. Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang menghimpun
dana masyarakat serta menyalurkannya dengan mekanisme tertentu.
Penghimpun dana dilakukan melalui simpanan dan investasi seperti giro
wadiah, tabungan dan deposito berjangka. Sedangkan penyaluran dana
dilakukan dengan beberapa macam akad seperti: Pembiayaan Murobahah,
6
Pada saat ini keberadaan bank syariah seolah-olah hanya dinikmati
oleh kalangan tertentu saja, dikarenakan bahwa perbankan syariah lebih
tahan kritis dan mempromosikan stabilitas keuangan dimana seharusnya
perbankan syariah diindonesia disalurkan ke sektor usaha mikro, kecil, dan
menengah. Menurut Audytra (2014), ini berarti potensi pengembangannya
masih besar dengan keberpihakan kepada masyarakat kelas menengah ke
bawah. Undang-undang No. 7 tahun 1992 dan undang-undang No.10 tahun
1998 merupakan landasan hukum untuk mengembangkan perbankan
syariah di indonesia. Menurut Martono (2002 : 95) pengembangan bank
syariah di indonesia dipandang penting untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang menghendaki layanan jasa perbankan yang sesuai dengan
prinsip syariah, meningkatkan mobilisasi dana masyarakat yang belum
terserap sistem perbankan yang ada, meningkatkan ketahanan sistem
perbankan nasional, dan menyediakan sarana bagi investor internasional
untuk melaksanakan pembiayaan dan transaksi keuangan dengan prinsip
7
Tabel 1.2
Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah No Perbankan Konvensional Perbankan Syariah
1. Investasi yang halal dan haram Melakukan investasi-investasi yang halal saja
2. Memakai perangkat bunga Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, dan sewa
3. Profit oriented Profit dan falah oriented 4. Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan kreditor debitor
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan 5. Tidak terdapat dewan sejenis Penghimpunan dan penyaluran dana
sesuai dengan fatwa DPS Sumber : Antonio (2001 : 34 )
Menurut Susanto (2008:24) pembentukan dan pendirian perbankan
syariah tentu mempunyai tujuan dan manfaat yang ingin dicapai, terutama
dalam membangun perekonomian umat. Dengan mengacu pada Al-quran,
tujuan yang utama dari mendirikan Bank Syariah secara umum terbagi
menjadi dua, yaitu menghindari praktik riba dan mengamalkan
prinsip-prinsip syariah dalam perbankan untuk tujuan kemashlahatan.
Dengan berkembangnya perbankan syariah di Indonesia, pangsa
pasar perbankan syariah pun juga luas yang diperkirakan pada akhir tahun
2015 sebesar 15% dengan total asset perbankan syariah diperkirakan
optimis mencapai 211,92 Triliun, total DPK mencapai 232,82 Triliun dan
total pembiayaan sekitar 239,54 Triliun (Departemen Keuangan, 2014).
Hal tersebut membuktikan adanya pertumbuhan dan perkembangan
perbankan syariah di Indonesia menjadi salah satu keberhasilan penerapan
syariah islam dalam bermuamalah. Pesatnya perkembangan industri
perkembangan industri perbankan di Indonesia pun mengakibatkan
8
mereka lebih selektif dalam memilih bank-bank yang menjamur di
Indonesia saat ini. Perbankan syariah sebagai sebuah bank yang didirikan
sebagai tujuan untuk bisa bermuamalat dalam bidang ekonomi yang
sesuai dengan syariah islam juga harus mampu bersaing dalam merebut
nasabah. Persaingan tersebut sangatlah kompleks, dikarenakan masyarakat
Indonesia sebagai target nasabah sudah terlalu lama bersentuhan dengan
perbankan konvensional sehingga mengakibatkan sampai saat ini
perbankan syariah belum menjadi pilihan utama dalam menabung.
Menurut Rokeach dan Bank dalam Sahlan (2011) mengartikan
keberagaman atau religiusitas merupakan suatu sikap atau kesadaran yang
muncul yang didasarkan atas keyakinan atau kepercayaan seseorang
terhadap suatu agama. Menurut Jalaludidin (2010) Sikap keagaman
merupakan suatu keadaan yang ada pada diri seseorang yang
mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya
terhadap agama. Pengertian Religiusitas menurut harun nasution
pengertian agama yaitu pengertian agama berasal dari kata, yaitu: al-Din, religi (relgere,religare) dan agama. Al-Din berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa arab, kata ini mengandung arti
menguasai menundukkan, patuh, utang, balasan dan membaca. Sedangkan
9
Selain itu faktor yang mempengaruhi nasabah dalam menabung
adalah penegtahuan nasabah. Pemahaman yang rendah mengenai lembaga
keuagan salah satunya diakibatkan kurang dan masih parsialnya sosialisasi
yang dilakukan terhadap prinsip dan sistem ekonomi islam. menurut
Jalaludin (2013) pengertian pengetahuan adalah produk tahu diri, yakni
mengerti sesudah melihat, menyaksikan dan mengalami. Dalam jurnal
ilmiah oleh lestari (2015), sebelum calon nasabah menggunakan jasa
perbankan, maka diperlukan beberapa informasi atau pengetahuan akan
suatu bank, agar nantinya tidak ada pihak yang merasa merugikan dan
dirugikan.
Selain pengetahuan, pendapatan Nasabah juga merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah menabung. Menurut Samuelson
(1999) dalam jurnal kajian ekonomi (persaulian et al, 2013: 5) menyatakan
bahwa faktor-faktor utama yang mempengaruhi dan menentukan jumlah
pengeluaran untuk konsumsi adalah pendapatan disposibel. Pendekatan
pendapatan permanen dan pendekatan daur hidup mengansumsikan bahwa
rumah tangga membagi konsumsinya antara masa sekarang dan masa yang
akan datang berdasarkan perkiraan kemampuan konsumsi dalam jangka
panjang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendapatan adalah hasil
kerja (usaha atau sebagainya). Menurut Kurniawan (2017) Pada
perkembangannya, pengertian pendapatan memiliki penafsiran yang
berbeda-beda tergantung dari latar belakang disiplin ilmuyang digunakan
10
ilmu yang pertama adalah Ilmu Ekonomi mengatakan pendapatan
merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi seorang dalam suatu
periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode
seperti keadaan semula. Sedangkan yang kedua adalah disiplin Ilmu
Akuntansi mengatakan jumlah harta kekayaan awal periode ditambah
keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang
dikonsumsi.
Menurut Christopher Pass dan Bryan Lowes (1994) pendapatan
(income) adalah uang yang diterima seseorang dalam perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga, laba dan lain sebagainya, bersama dengan
tunjangan pengangguran, uang pensiun dan lain sebagainya. Menurut
Samuelson tahun 1999 dalam jurnal kajian ekonomi (Persaulian et al,
2013:5) menyatakan bahwa faktor-faktor utama yang mempengaruhi dan
menentukan jumlah pengeluaran untuk konsumsi adalah pendapatan
disposibel sebagai faktor utama, pendapatan permanen dan pendapatan
menurut daur hidup, kekayaan serta faktor permanen lainnya seperti faktor
sosial dan harapan tentang kondisi ekonomi dimasa datang. Pendekatan
pendapatan permanen dan pendekatan daur hidup mengasumsikan bahwa
rumah tangga membagi konsumsinya antara masa sekarang dan masa yang
akan datang berdasarkan perkiraan kemampuan konsumsi dalam jangka
panjang. Rumah tangga mencoba untuk mempertahankan konsumsi
dengan menyimpan sebagian pendapatannya untuk masa pensiun.
11
tercermin pada jumlah uang kuasi yang ada sektor perbankan. Selain itu
rumah tangga memilih tingkat konsumsinya berdasarkan atas kekayaan
yang dimiliki.
Masalah utama yang dihadapi lembaga keuangan syariah adalah
bagaimana perusahaan menarik pelanggan dan mempertahankannya agar
perusahaan dapat bertahan dan berkembang. Salah satunya adalah dengan
kualtas pelayanan yang diberikan pihak bank kepada nasabah, sehinnga
nasabah merasakan kepuasan tersendiri. Pengertian kualitas pelayanan
dapat diartikan sebagai penilaian pelanggan atas keistimewaan produk
suatu produk atau layanan secara menyeluruh. Kualitas pelayanan
merupakan suatu proses evaluasi menyeluruh nasabah mengenai
kesempurnaan kinerja layanan. Menurut Assauri (2007) pelayanan yang
baik akan memberikan dampak positif bagi setiap anggota maupun calon
anggota sehingga dapat menarik mereka untuk menggunakan produk dan
jasa yang ditawarkan.
Pemilihan objek penelitian nasabah yang dilakukan di BRI Syariah
karena BRI Syariah merupakan salah satu lembaga keuangan islam, dan
juga beroperasi menjalankan kegiatannya dengan tuntutan syariat islam.
Sebagai masyarakat muslim tentunya kita dianjurkan untuk melakukan
transaksi menggunakan layanan lembaga keuangan yang berbasis islam
dan jauh dari riba. Lembaga keuangan yang menggunakan sistem bagi
12
Berdasarkan uraian diatas maka penulis bermaksud melakukan penelitian kembali dengan judul “ Analisis Pengaruh Tingkat Religiusitas,
, Pengetahuan Nasabah, Pendapatan Nasabah Dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Keputusan Nasabah Menabung Di Bank Syariah ( Studi Kasus
Nasabah PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Pembantu Magelang )”.
13 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh tingkat religiusitas nasabah dalam
menentukan keputusan menabung di bank BRI Syariah Kantor
Cabang Pembantu Magelang?
2. Bagaimanakah pengaruh tingkat pengetahuan nasabah dalam
menentukan keputusan menabung di bank BRI Syariah Kantor
Cabang Pembantu Magelang?
3. Bagaimanakah pengaruh tingkat pendapatan nasabah menentukan keputusan dalam menabung di bank BRI Syariah Kantor Cabang
Pembantu Magelang?
4. Bagaimanakah pengaruh tingkat kualitas pelayanan dalam menentukan keputusan menabung nasabah di bank BRI Syariah
Kantor Cabang Pembantu Magelang?
C. Tujuan Masalah dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah
a. Menjelaskan pengaruh tingkat religiusitas nasabah dalam
menabung di BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Magelang.
b. Menjelaskan pengaruh tingkat pengetahuan nasabah dalam
14
c. Menjelaskan pengaruh tingkat pendapatan nasabah dalam
menabung di BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Magelang.
d. Menjelaskan pengaruh tingkat kualitas pelayanan nasabah dalam
menabung di BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Magelang.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara
ilmiah maupun praktis, adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat ilmiah (teoritis)
a. Penelitian ini diharapkan menambah ilmu pengetahuan terutama
tentang perbankan syariah dan dunia pendidikan, khususnya di
perguruan tinggi dan masyarakat pada umumnya.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sarana
latihan dari kenyataan yang ada di lapangan yang sangat berharga
untuk diaplikasikan dengan pengetahuan yang diperoleh peneliti
selama berada di dunia kuliah.
c. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain yang
membutuhkannya sebagai referensi atau sebagai sarana untuk
15 2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
1) Menambah pengetahuan tentang adanya pengaruh tingkat
religiusitas terhadap minat menabung nasabah.
2) Menambah pengetahuan mengenai adanya pengaruh jumlah
pendapatan terhadap minat menabung nasabah.
3) Memperdalam ilmu tentang minat nasabah terhadap perbankan
syariah.
4) Sebagai sarana potensial untuk mengembangkan wacana dan
pemikiran dalam menerapkan teori yang ada dengan keadaan
yang sebenarnya.
b. Bagi Lembaga Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis IAIN
Salatiga
Sebagai sarana informasi untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi pengaruh tingkat religiusitas, pengetahuan Nasabah,
pendapatan Nasabah, dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan
16 D. Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun ke dalam lima bab dengan sistematika
pembahasan sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi uraian mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
Berisi tentang telaah pustaka yaitu jabaran tentang penelitian
terdahulu, landasan teori yang berisi deskripsi mengenai variabel dan
hubungan antar variabel, kerangka penelitian, dan hipotesis penelitian.
BAB III. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian, berisi tentang jenis dan sumber data,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan
pengukuran, teknik analisis data.
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Analisis data berisi hasil penelitian berupa gambaran umum obyek
penelitian, deskripsi data penelitian dan responden, uji validitas dan
reliabilitas, uji statistik, uji asumsi klasik, analisis data penelitian dan
pembahasan.
17
Kesimpulan menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan
disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang disajikan
secara singkat dan jelas. Sedangkan saran merupakan himbauan kepada
pembaca atau instansi terkait agar saran yang dipaparkan dapat memberi
pengetahuan dan manfaat serta dapat dikembangkan menjadi bahan kajian
18 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengaruh Religiusitas terhadap Keputusan Nasabah Menabung di Bank Syariah
Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian
ini antara lain:
Menurut Penelitian Abdullah dan Majid (2003) yang berjudul “
The Influence Of Religiosity, Income and Consumtion on Saving Behavior (The Case of International Islamic University Malaysia) dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa religiusitas dan
variabel lainnya memiliki dampak yang signifikan pada perilaku
menabung siswa IIUM.
Menurut Penelitian Fatmawati (2015) yang berjudul
“Pengaruh Pendapatan, Religiusitas, dan informasi Terhadap Intensi
Menabung di Bank Syariah Pada Kalangan Santri Mahasiswa PP.
Wahid Hasyim Sleman” hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa
pendapatan tidak berpengaruh terhadap intensi menabung di bank
syariah pada kalangan santri mahasiswa PP. Wahid Hasyim, Sleman.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0,845. Sehingga
santri yang mempunyai pendapatan (uang saku) dalam kategori sangat
19
berintensi menabung di bank syariah pada kalangan santri PP. Wahid
Hasyim, Sleman.
Menurut Penelitian Maesur (2015) dengan judul “Pengaruh
Prinsip Bagi Hasil, Tingkat Pendapatan, Religiusitas dan Kualitas Pelayanan Terhadap keputusan menabung nasabah pada Bank
Syariah di Banda Aceh” menyimpulkan bahwa tingkat religiusitas
nasabah yang menabung di bank syariah memberi pengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan menabung nasabah di bank syariah.
didapatkan t hitung= 1,694 > t tabel= 1,660 dan signifikan t hitung= 0,093 < α = 0,10.
Menurut Penelitian Lestari (2015) yang berjudul “Pengaruh Religiusitas, Produk Bank, Kepercayaan, Pengetahuan, dan Pelayanan terhadap Preferensi Menabung pada Perbankan Syariah”
yang menjelaskan bahwa Pengaruh Religiusitas terhadap preferensi
utama menabung Mahasiswa Fakultas ekonomi bisnis universitas
Brawijaya Malang pada Perbankan Syariah karena kepatuhan agama
serta berpengaruh positif dan signifikan.
Menurut Penelitian Abhimantra, et al, (2013) dengan judul
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah (Mahasiswa)
dalam Memilih Menabung di Bank Syariah” menyatakan bahwa variabel religiusitas berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap keputusan memilih menabung di bank syariah, dibuktikan
20
Selain itu Penelitian menurut Priaji (2011) yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Menabung di
Bank Syariah” menyimpulkan bahwa Faktor religiusitas tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi menabung terhadap intensi
menabung di bank syariah.
2. Pengaruh Pengetahuan Nasabah terhadap keputusan Nasabah
Menabung di Bank Syariah
Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian
ini antara lain:
Menurut Penelitian Yuliawan (2011) dengan judul “Pengaruh
Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Pada PT. Bank Syariah Cabang
Bandung” bahwa pengetahuan konsumen dengan indikator
pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk atau jasa, faktor
yang melekat secara tidak langsung pada produk atau jasa, dan
pengetahuan manfaat produk atau jasa (manfaat fungsional, manfaat
psikisional) berada dalam kategori mengetahui secara baik.
Menurut Penelitian Gampu, Lotje Kawet, et. Al, (2015) yang berjudul “Analisis Motivasi, Peresepsi dan Pengetahuan terhadap
keputusan Nasabah memilih PT. Bank Sulutigo cabang utama
Manado” bahwa Berdasarkan hasil pengujian regresi lineier berganda
21
pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah memilih
bank syariah.
Menurut Penelitian Abhimantra, et al, (2013) yang berjudul
“Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah (Mahasiswa)
dalam memilih Menabung di Bank Syariah” bahwa Variabel
Pengetahuan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
keputusan memilih menabung di bank syariah, dibuktikan dengan
nilai adjusted R Square sebesar 45,5% .
Penelitian lain Menurut Dewi (2015) yang berjudul “Pengaruh
pengetahuan produk tabungan dan nisbah bagi hasil terhadap keputusan menjadi Nasabah di BTM MENTARI Ngunut
Tulungagung” bahwa Pengetahuan Produk Tabungan berpengaruh
positif dan signifikan pada BTM mentari Ngunut Tulungagung . Menurut Penelitian Sari (2016) yang berjudul “Faktor-faktor
yang mempengaruhi kurangnya minat Masyarakat Masyarakat
Muslim menabung di bank syariah” bahwa Berdasarkan analisis yang
dilakukan variabel pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kurangnya minat masyarakat muslim di Kabupaten Bantul
menabung di bank syariah.
Sedangkan Menurut Penelitian Eri Besra dan Sari Surya (2014)
dengan judul “Pengaruh Fatwa MUI tentang Bunga Bank haram
terhadap Keputusan Mahasiswa fak Ekonomi Universitas Andalas
22
hubungan yang signifikan antara pengetahuan responden tentang bank
syariah dan sikap responden terhadap fatwa MUI dengan keputusan
untuk memilih/menggunakan jasa bank syariah.
3. Pengaruh Pendapatan Nasabah terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Syariah
Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian
ini antara lain:
Menurut Penelitian Maisur (2015) yang berjudul “Pengaruh
Prinsip Bagi Hasil, Tingkat Pendapatan, Religiusitas dan Kualitas Pelayanan Terhadap keputusan menabung nasabah pada Bank Syariah di Banda Aceh”menyimpulkan bahwa tingkat pendapatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan menabung
nasabah karena nilai signifikannya di bawah 0,10., dari hasil analisis
didapatkan t hitung = 2,356 > t tabel = 1,660 dan signifikan thitung = 0,008 < α = 0,10. Ini berarti bahwa semakin tinggi income
masyarakat, semakin tinggi probabilitas bahwa masyarakat akan
berhubungan dengan bank syariah. Namun pada penelitian secara
deskriptif bahwa tingkat pendapatan nasabah yang menabung dananya
dibank syariah adalah kalangan menengah ke bawah. Walaupun dari
kalangan menengah ke bawah, namun hal itu berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan menabung nasabah di bank syariah.
Menurut Penelitian Supriyanto (2012) yang berjudul
23
Tingkat Pendapatan Nasabah berpengaruh secara signifikan terhadap
motivasi menjadi nasabah.
Menurut Penelitian Baginda Persaulian, Hasdi Aimon, et.al
(2013) yang berjudul “Analisis Konsumsi Masyarakat di Indonesia”
bahwa Secara parsial pendapatan disposible berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap intensi Menabung Masyarakat di
Indonesia.
Penelitian lain menurut Abdullah, Irsyad Lubis (2014) yang
berjudul “Analisis Minat Menabung pada bank syariah di kalangan
siswa SMA di Kota Medan (studi kasus Siswa MAN) “ bahwa Variabel pendapatan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
keputusan menabung siswa MAN di bank Syariah.
Sedangkan menurut Penelitian Fatmawati (2015) denan judul
“Pengaruh Pendapatan,Religiusitas, dan Informasi Terhadap Intensi
Menabung di Bank Syariah pada Kalangan santri Mahasiswa
PP.Wahid Hasyim di Sleman” bahwa Pendapatan tidak berpengaruh
terhadap intensi menabung di kalangan santri mahasiswa PP.Wahid
Hasyim di Sleman.
4. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Syariah
Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian
ini antara lain:
Menurut Penelitian Bari’ah (2015) yang berjudul “Pengaruh
24
Cabang Ungaran” bahwa variabel kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menabung di PT BRI Cabang
Ungaran, dilihat dari Hasil analisis regresi penelitian menunjukkan R
Square sebesar 0,715 artinya kualitas layanan memiliki sumbangan
efektif sebesar 71,5 % terhadap minat menabung nasabah PT. BRI
Kantor Cabang Ungaran.
Menurut Penelitian Cahyani, Saryadi, et.al, (2013) dengan judul
“Pengaruh peresepsi bunga dan kualitas pelayanan terhadap minat
menabung pada bank BNI Syariah di kota Semarang” bahwa Kualitas
pelayanan secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
minat menabung pada Bank BNI Syariah di Kota Semarang.
Menurut Penelitian Astuti (2013) yang berjudul “Pengaruh
Persepsi Nasabah tentang tingkat suku bunga, promosi dan kualitas pelayanan terhadap minat menabung nasabah (studi kasus pada BRI
Cabang Sleman) “ bahwa Peresepsi nasabah tentang kualitas
pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat
menabung Nasabah.
Menurut Penelitian Aisyah (2013) yang berjudul “Pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat nasabah untuk menabung (studi
kasus pada PT.Bank Mega Syariah Cabanag Semarag)” bahwa Hasil
uji hipotesa uji t untuk variabel pelayanan isami karyawan diperoleh t
hitung sebesar 8,146 dengan tingkat signifikansi 0,000 sehingga dapat
25
pengaruh signifikan terhadap variabel minat nasabah menabung di
26
2 Pengaruh Prinsip Bagi Hasil, Bank Syariah di Banda Aceh
27 preferensi
menabung pada perbankan syariah
Minat Menabung Fakultas
ekonomi bisnis 4 Analisis
faktor-faktor yang Abhimantra, et al, (2013) Square sebesar 45,5%
5 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Menabung
di Bank Syariah
Independent (X)
Vita Widyan Priaji (2011)
28
utama Manado mempunyai
pengaruh 7. Analisis
faktor-faktor yang Abhimantra, et al, (2013) Square sebesar 45,5%
8. Pengaruh pengetahuan produk tabungan dan nisbah bagi hasil terhadap
29
(2016) analisis yang dilakukan Memilih Bank di kota Padang
Eri Besra dan Sari Surya (2014)
30 Nasabah 3. Motivasi
Dependent (Y) Motivasi menjadi Nasabah 5. Income Taxes and Inflation Dependent (Y) Konsumsi Masyarakat
Baginda Persaulian, Hasdi Aimon, et.al (2013)
14. Analisis Minat Menabung pada bank syariah di kalangan siswa
31 Kualitas Pelayanan (X4)
16. Pengaruh bank BNI Syariah di kota Semarang
Independent (X)
Asih Fitri Cahyani, Saryadi, et.al, Syariah di Kota Semarang. Sehingga apabila BNI Syariah di Kota Semarang terus Syariah di Kota Semarang akan meningkat. 17. Pengaruh Kualitas
Layanan
32 18. Pengaruh Persepsi
Nasabah tentang kasus pada BRI Cabang Sleman)
Tri Astuti (2013) Peresepsi nasabah 0,503 serta uji signifikansi parsial (uji t) yang
menghasilkan nilai t hitung sebesar 5,755 1,980
19. Pengaruh kualitas pelayanan
33
pelayanan secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel minat nasabah menabung di Bank Mega Syariah Semarang
Sumber: Penelitian terdahulu yang diolah, 2017
Perbedaaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak
pada objek maupun variabel-variabel penelitian, variabel-variabel tersebut
ditambah atau dikurangi dari masing-masing penelitian. Penelitian sebelumnya
yang di lakukan Khafifah (2016) menggunakan berbagai variabel yang
mempengaruhi minat nasabah menabung, diantaranya penelitian yang berjudul
Analisis Pengaruh Pendapatan, Pengetahuan, dan Religiusitas Terhadap minat
menjadi nasabah di bank BTN Syariah Semarang . penelitian yang dilakukan
Purwanto (2016) menggunakan variabel yang mempengaruhi minat nasabah
menabung yang berjudul Pengaruh Pengetahuan, Religiusitas dan tingkat
Pendapatan terhadap minat masyarakat menabung di bank syariah Boyolali.
Sedangkan variabel yang dipilih dalam penelitian ini menggabungkan
Religiusitas, Pendapatan dan Pengetahuan, menambah Kualitas Layanan.
34 B. Kerangka Teori
1. Religiusitas
a. Pengertian Religiusitas
Menurut Harun Nasution yang dikutip Jalaluddin (2012:12)
pengertian agama berasal dari kata, yaitu: al-Din,religi (relegere,
religare) dan agama. Al-Din (semit) berarti undang-undang atau
hukum. Kemudian dalam bahasa arab, kata ini mengandung arti
menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan.
Sedangkan dari kata religi (latin) atau relegere berarti
mengumpulkan dan membaca. Kemudian menurut Masruroh
(2015) religare berarti mengikat. Adapun kata agama terdiri dari (
a= tidak; gam= pergi ) mengandung arti tidak pergi, tetap ditempat
atau diwarisi turun-temurun. Religius menurut Islam adalah
menjalankan ajaran agama secara menyeluruh. Allah berfirman
dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 208:
Artinya:“hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu”.
b. Pandangan Ahli Tentang Religiusitas
Menurut Nourcholis Majid, agama bukanlah sekedar
tindakan-tindakan ritual seperti shalat dan membaca do’a. Agama
35
yang dilakukan demi memperoleh ridla atau perkenan Allah
(Sahlan, 2012:42).
Menurut Anshori dalam Ghufron & Risnawita (2010:168)
agama menunjuk pada aspek-aspek formal yang berkaitan dengan
aturan dan kewajiban, sedangkan religiusitas menunjuk pada aspek
agama yang telah dihayati oleh seseorang dalam hati. Ghufron &
Risnawita menegaskan lebih lanjut, bahwa religiusitas merupakan
tingkat keterikatan individu terhadap agamanya. Apabila individu
telah menghayati dan menginternalisasikan ajaran agamanya, maka
ajaran agama akan berpengaruh dalam segala tindakan dan
pandangan hidupnya.
Herbert Spencer, sosiolog dari Inggris dalam bukunya, “Principles of Sociologi” berpendapat bahwa faktor utama dalam
agama adalah iman akan adanya kekuasaan tak terbatas, atau
kekuasaan yang tidak bisa digambarkan batas waktu atau
tempatnya.
James Redfield, dalam satu bukunya mengenai pengantar
sejarah agama mengatakan bahwa keberagamaman adalah
pengarahan manusia agar tingkah lakunya sesuai dengan perasaan
tentang adanya hubungan antara jiwanya dan jiwa yang
tersembunyi, yang diakui kekuasaannya atas dirinya dan atas
dirinya dan atas sekalian alam, dan dia rela merasa berhubungan
36 c. Dimensi Religiusitas
Menurut Glock & Stark dalam (Ancok, 2008:77-78)
mengatakan bahwa terdapat lima dimensi dalam religiusitas, yaitu:
a) Dimensi keyakinan atau Ideologis
Dimensi keyakinan adalah tingkatan sejauh mana
seseorang menerima hal-hal yang dogmatik dalam
agamanya, misalnya kepercayaan kepada Tuhan, malaikat,
surga dan neraka. Pada dasarnya setiap agama juga
menginginkan adanya unsur ketaatan bagi setiap
pengikutnya. Adapun dalam agama yang dianut oleh
seseorang, makna yang terpenting adalah kemauan untuk
mematuhi aturan yang berlaku dalam ajaran agama yang
dianutnya. Jadi dimensi keyakinan lebih bersifat doktriner
yang harus ditaati oleh penganut agama. Dengan sendirinya
dimensi keyakinan ini menuntut dilakukannya
praktek-praktek peribadatan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
b) Dimensi praktik agama atau ritualistik
Dimensi praktik agama yaitu tingkatan sejauh mana
seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam
agamanya. Unsur yang ada dalam dimensi ini mencakup
pemujaan, ketaatan, serta hal-hal yang lebih menunjukkan
komitmen seseorang dalam agama yang dianutnya. Wujud
37
tertentu dalam menjalankan ritus-ritus yang berkaitan dengan
agama. Dimensi praktek dalam agama Islam dapat dilakukan
dengan menjalankan ibadah shalat, puasa, zakat, haji ataupun
praktek muamalah lainnya.
c) Dimensi pengalaman atau eksperiensial
Dimensi pengalaman adalah perasaan-perasaan atau
pengalaman yang pernah dialami dan dirasakan. Misalnya
merasa dekat dengan Tuhan, merasa takut berbuat dosa,
merasa doanya dikabulkan, diselamatkan oleh Tuhan, dan
sebagainya.
d) Dimensi pengetahuan agama atau intelektual
Dimensi pengetahuan agama adalah dimensi yang
menerangkan seberapa jauh seseorang mengetahui tentang
ajaran-ajaran agamanya, terutama yang ada di dalam kitab
suci manapun yang lainnya. Paling tidak seseorang yang
beragama harus mengetahui hal-hal pokok mengenai
dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi. Dimensi
ini dalam Islam meliputi Pengetahuan tentang isi Al-Quran,
pokok-pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan,
hukum Islam dan pemahaman terhadap kaidah-kaidah
keilmuan ekonomi Islam/perbankan syariah.
38
Yaitu dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku
seseorang dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya dalam
kehidupan sosial, misalnya apakah ia mengunjungi
tetangganya sakit, menolong orang yang kesulitan,
mendermakan hartanya, dan sebagainya. Penelitian
Kementerian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
(1987) dalam skripsi Nikmah (2013:14-16) juga
menunjukkan persamaan dengan dimensi yang diungkapkan
oleh Glock dan Stark, yakni:
1. Dimensi Iman
Dimensi iman mencakup kepercayaan manusia
dengan tuhan, malaikat, kitab-kitab, nabi, mukjizat, hari
akhir dan adanya bangsa ghaib, serta takdir baik dan buruk.
2. Dimensi Islam
Sejauh mana tingkat frekuensi, intensitas dan
pelaksanaan ibadah seseorang. Dimensi ini mencakup
pelaksanaan shalat, zakat, puasa dan haji. Seperti yang
dijelaskan dalam Islam dalam Al-Qur’an surat Al-Dzariyat
ayat 56:
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku“.
Dalam waktu yang sama, ibadah-ibadah tersebut
39
menghadapi kehidupan nyata dengan segala problem dan
rintangannya, di samping merupakan daya penggerak untuk
merealisasikan kebaikan bagi dirinya dan masyarakatnya.
3. Dimensi Ihsan
Mencakup pengalaman dan perasaan tentang
kehadiran tuhan dalam kehidupan, ketenangan hidup, takut
melanggar perintah tuhan, keyakinan menerima balasan,
perasaan dekat dengan tuhan dan dorongan untuk
melaksanakan perintah agama.
4. Dimensi Ilmu
Seberapa jauh pengetahuan seseorang tentang
agamanya, misalnya pengetahuan tentang tauhid, fiqh, dan
lain-lain.
5. Dimensi Amal
Meliputi bagaimana pengamalan keempat dimensi
di atas yang ditunjukkan dalam perilaku seseorang.
Dimensi ini menyangkut hubungan manusia dengan
lingkungannya. Seperti dalam surat Saba’ ayat 37:
40
mengerjakan amal-amal (saleh, mereka Itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam syurga).”
Secara garis besar, agama Islam mencakup tiga hal,
yaitu keyakinan (aqidah), norma atau hukum (syariah),
dan perilaku (akhlak). Oleh karena itu pengertian
religiusitas Islam adalah tingkat internalisasi beragama
seseorang yang dilihat dari penghayatan aqidah, syariah,
dan akhlak seseorang. Menurut Djamaludin Ancok
(2008:80), rumusan Glock & Stark mempunyai kesesuaian
dengan Islam, yaitu:
1. Dimensi keyakinan atau akidah Islam menunjuk pada
seberapa tingkat keyakinan Muslim terhadap
kebenaran ajaran-ajaran agamanya. Di dalam
keberislaman, isi dimensi keimanan menyangkut
keyakinan tentang Allah, surga dan neraka, serta
qadha dan qadar.
2. Dimensi peribadatan (atau praktek agama) atau
syariah menunjuk pada seberapa tingkat kepatuhan
Muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual
sebagaimana yang disuruh dan dianjurkan oleh
agamanya. Dalam keberislaman menyangkut
41
3. Dimensi pengalaman atau akhlak menunjuk pada
seberapa besar tingkatan muslim berperilaku
dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu
bagaimana individu berelasi dengan dunianya,
terutama dengan manusia lain. Dalam keberislaman,
dimensi ini meliputi perilaku tolong menolong,
bekerjasama, berderma, berlaku jujur, memaafkan dan
sebagainya.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Religiusitas
Thouless (1995:34), membedakan faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap keagamaan menjadi empat macam, yaitu:
a.) Pengaruh pendidikan atau pengajaran dan berbagai tekanan
sosial
Faktor ini mencakup semua pengaruh sosial dalam
perkembangan keagamaan itu, termasuk pendidikan dari orang
tua, tradisi-tradisi sosial, tekanan dari lingkungan sosial untuk
menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat dan sikap yang
disepakati oleh lingkungan itu.
b.) Faktor pengalaman
Berkaitan dengan berbagai jenis pengalaman yang
membentuk sikap keagamaan. Terutama pengalaman mengenai
42
keagamaan. Faktor ini umumnya berupa pengalaman spiritual
yang secara cepat dapat mempengaruhi perilaku individu.
c.) Faktor kehidupan
Kebutuhan-kebutuhan ini secara garis besar dapat menjadi
empat, yaitu: (a) kebutuhan akan keamanan atau keselamatan,
(b) kebutuhan akan cinta kasih, (c) kebutuhan untuk
memperoleh harga diri, dan (d) kebutuhan yang timbul karena
adanya ancaman kematian.
d.) Faktor intelektual
Berkaitan dengan berbagai proses penalaran verbal atau
rasionalisasi. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulan
bahwa setiap individu berbeda-beda tingkat religiusitasnya dan
dipengaruhi oleh dua macam faktor secara garis besarnya yaitu
internal dan eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi
religiusitas seperti adanya pengalaman-pengalaman emosional
keagamaan, kebutuhan individu yang mendesak untuk dipenuhi
seperti kebutuhan akan rasa aman, harga diri, cinta kasih dan
sebagainya. Sedangkan pengaruh eksternalnya seperti
pendidikan formal, pendidikan agama dalam keluarga,
tradisi-tradisi sosial yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan,
tekanan-tekanan lingkungan sosial dalam kehidupan individu. Dari
berbagai teori tentang religiusitas yang telah diuraikanpenelitian
43
bahwa terdapat lima dimensi dalam religiusitas, yaitu ideologi,
intelektual,ritualis,pengalaman keagamaan, dan konsekuensi
perilaku.
2. Pengetahuan Nasabah
Pengetahuan nasabah adalah semua informasi yang dimiliki
konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta
pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan
informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
Menurut Damos Sihombing (1999) membagi pengetahuan menjadi 3
jenis pengetahuan produk yaitu :
a. Pengetahuan tentang atribut produk atau jasa yaitu Pengetahuan
konsumen berdasarkan pada seperangkat karakteristik atau ciri
(atribut) suatu produk/jasa.
b. Pengetahuan tentang manfaat produk yaitu pengetahuan tentang
manfaat yang diterima konsumen baik itu manfaat fungsional
maupun manfaat psikososial pada saat atau ketika akan
mengkonsumsi produk/jasa
c. Pengetahuan tentang nilai kepuasan produk yaitu Pengetahuan
tentang nilai pribadi yang dapat dipenuhi/dipuaskan oleh suatu
produk/jasa Lembaga keuangan syariah mendorong untuk lebih
berorientasi kepada konsumen atau nasabah. Untuk mendukung
upaya tersebut diperlukan pengetahuan mengenai konsumen
44
perilaku konsumen perlu dipahami. Pertama, dengan memahami
konsumen akan menuntun pemasar kepada kebijakan pemasaran
yang tepat dan efisien. Kedua, diharapkan dengan berorientasi
kepada konsumen, pemasar dapat melakukan strategi yang baik
dalam mensiasati kelebihan penawaran dari pada permintaan di
dunia bisnis.
Menurut Lina Salim dalam Muhammad (2002:26) menjelaskan : “Perilaku konsumen adalah studi tentang unit pembelian dan proses
pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan
barang/jasa, pengalaman serta ide-ide”. Dalam mengkonsumsi suatu
produk, konsumen cenderung memilih produk yang memberikan nilai
atau manfaat yang lebih dibandingkan dengan produk lainnya.
3. Pendapatan Nasabah
a. Pengertian pendapatan Nasabah
Pendapatan konsumen adalah pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan
selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Fakta fundamental mengenai perilaku menabung bahwa menabung
sangat bergantung pada penghasilan. Sedangakan menurut
Hendriksen dalam Masruruoh (1993:163) pendapatan merupakan
arus masuk aktiva atau aktiva bersih ke dalam perusahaan sebagai
hasil penjualan barang atau jasa .Seperti yang telah dijelaskan
45
atau penghasilan adalah jumlah dari konsumsi dan tabungan, atau
diformulasikan: Y = C + S. Dimana Y merupakan symbol dari total
penghasilan, C merupakan symbol dari konsumsi, S merupakan
symbol dari saving atau tabungan.
Menurut Collins dalam Masruroh (1991) Penelitianya
berjudul Saving behavior in 10 development countries, menunjukan bahwa meningkatnya standar hidup merupakan alasan mengapa
jumlah tabungan meningkat.penghasilan riil di beberapa Negara
telah meningkat secara drastic, salah satunya yaitu Korea.
Seseorang dengan usia yang lebih tua cenderung mendapatkan
penghasilan yang lebih tinggi, sehingga mempengaruhi perilaku
mereka dalam menabung. Cronqvist and siegel dalam Masruroh
(2010) Penelitiannya berjudul The origins of saving behavior, juga menemukan fakta bahwa “perilaku menabung berkorelasi dengan
beberapa variable salah satunya yaitu income growth (pertumbuhan penghasilan)”.
a.) Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi adalah suatu persamaan matematik atau
suatu grafik yang menunjukkan hubungan diantara tingkat
konsumsi rumah tangga dengan pendapatan disposebel atau
pendapatan nasional (Sukirno,2005:97).
Menurut teori konsumsi Keynes, konsumsi yang dilakukan
46
Jika pendapatan disposible meningkat, maka konsumsi juga akan
meningkat. Selanjutnya menurut Keynes ada batas konsumsi
minimal yang tidak tergantung pada pendapatan. Artinya tingkat
konsumsi itu harus dipenuhi, walaupun tingkat pendapatan
samadengan nol. Itulah yang disebut dengan konsumsi otonomus
(Raharja dan Manurung, 2008:63). Apabila dihubungkan dengan
pendapatan disposebel fungsi konsumsi biasanya dinyatakan
dengan menggunakan persamaan berikut:
Dimana:
a adalah konsumsi otonom,
b adalah kecondongan konsumsi maginal dan
Yd adalah pendapatan disposebel
Yang perlu diperhatikan dalam fungsi konsumsi Keynes
adalah:
1. Merupakan variabel riil/nyata, yaitu bahwa fungsi konsumsi
menunjukkan hubungan antara pendapatan dengan pengeluaran
konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan menggunakan
tingkat harga konstan, bukan hubungan antara pendapatan
47
2. Merupakan pendapatan yang terjadi, bukan pendapatan yang
diperoleh sebelumnya, danbukan pendapatan yang diperkirakan
terjadi di masa datang.
3. Merupakan pendapatan absolut, bukan pendapatan relatif atau
pendapatan permanen, sebagaimana dikemukakan oleh ahli
ekonomi lainnya.
b.) Hubungan antara pendapatan dan konsumsi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi.
Diantaranya Keynes menyatakan bahwa konsumsi dipengaruhi
oleh pendapatan disposibel. Pendapatan disposibel yang
digunakan untuk menabung merupakan pendapatan yang tersisa
karena tidak habis digunakan untuk konsumsi. Secara tidak
langsung tabungan masyarakat ditentukan oleh besarnya
pendapatan dan juga besarnya konsumsi (Ernita,et.al, 2013:179).
Hubungan diantara pendapatan, konsumsi, dan tabungan dapat
dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut:
Dimana: Yd adalah pendapatan disposebel,
C adalah konsumsi rumah tangga dan
S adalah tabungan rumah tangga
48
Menurut Keynes (Sharaswati,et.al, 2013:158), tabungan
masyarakat dipengaruhi oleh pendapatan. Secara matematika teori
tabungan Keynes dapat dituliskan sebagai berikut:
Dimana: S : saving (tabungan),
Y : Pendapatan,
C : Pengeluaran.
Secara teori hubungan antara tabungan dengan pendapatan
adalah positif. Peningkatan pendapatan akan meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menabung. Jika tingkat
pendapatan meningkat maka tingkat tabungan juga akan
meningkat, dan sebaliknya.
d.) Pengaruh Pendapatan terhadap Minat Menabung
Keynes berpendapat bahwa tabungan adalah bagian dari
pendapatan yang tidak dikonsumsi pada periode yang sama.
Karenanya tabungan merupakan fungsi tingkat pendapatan [dapat
ditulis dengan S = f (Y)] yang siap dibelanjakan (disposible
income).
Menurut Keynes dalam Disertasi Muhclis (2011:30) tidak
semua pendapatan yang diperoleh masyarakat dibelanjakan untuk
barang dan jasa, tetapi sebagian akan ditabungkan. Tingginya
49
yang siap dibelanjakan. Oleh karena itu hasrat menabung akan
meningkat sesuai dengan tingkat pendapatan. Sehingga besar
kecilnya tabungan dipengaruhi secara positif oleh besar kecilnya
pendapatan.
4. Kualitas Pelayanan
a. Pengertian Kualitas Layanan
Kualitas merupakan suatu kondisi yang dinamis, dari suatu
tingkat kesempurnaan yang diharapkan dari suatu produk atau jasa
dalam upaya untuk memenuhi keinginan pelanggan. Islam mengajarkan
bila ingin memberikan hasil usaha baik berupa barang maupun
pelayanan atau jasa, hendaknya memberikan yang berkualitas jangan
memberikan yang buruk atau berkualitas kepada orang lain.
Menurut Philip Crosby dalam Tjiptono (2000:19)
mendefinisikan kualitas sebagai sama atau sesuai dengan persyaratan.
Pakar kualitas William E. Deming dalam Tjiptono (2000:20)
menyatakan bahwa kualitas merupakan suatu tingkat yang dapat
diprediksi dari keseragaman dan ketergantungan pada biaya yang
rendah dan sesuai dengan pasar. Sedangkan definisi yang cakupannya
lebih luas adalah yang dinyatakan oleh Goetsh dan Davis dalam
Tjiptono (2000:20) kualitas merupakan suatu kondisi yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan. Jadi pengertian kualitas tidak terbatas pada
50
setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada
pihak lain dan pada dasarnya tidak berujud serta tidak menghasilkan
sesuatu (Kotler, 1998:126).
Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan
dari satu pihak ke pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan
tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat atau tidak
dapat dikaitkan dengan produk fisik (Nasution,2006:121).
Pelayanan dalam islam dalam berbisnis dilandasi oleh dua hal
pokok yaitu kepribadian yang amanah dan terpercaya, serta mengetahui
dan ketrampilan yang bagus. Dua hal ini amanah dan ilmu.(Afifudin,
2003: 56) Kedua hal tersebut merupakan pesan moral yang bersifat
universal. Adapun prinsip-prinsip pelayanan dalam islam yaitu:
a.) Shidiq yaitu benar dan jujur, tidak pernah berdusta dalam
melakukan berbagai macam transaksi bisnis. Larangan
berdusta, menipu, mengurangi takaran timbangan dan
mempermainkan kualitas akan menyebabkan kerugian yang
sesungguhnya.
b.) Kreatif, berani, dan percaya diri. Ketiga hal itu mencerminkan
kemauan berusaha untuk mencari dan menemukan
peluang-peluang bisnis yang baru, prospektif, dan berwawasan masa
depan, namun tidak mengabaikan prinsip kekinian.
c.) Amanah dan fathonah yang sering diterjemahkan dalam
51
tepat waktu, memiliki manajemen bervisi, manajer dan
pemimpin yang cerdas, sadar produk dan jasa, secara
berkelanjutan.
d.) Tablig, yaitu mampu berkomunikasi dengan baik, istilah ini juga
diterjemahkan dalam bahasa manajemen sebagai supel, cerdas,
deskripsi tugas, delegasi wewenang, kerja tim, cepat tanggap,
koordinasi, kendali, dan supervisi.
e.) Istiqomah, yaitu secara konsisten menampilkan dan
mengimplementasikan nilai-nilai diatas walau mendapatkan
godaan dan tantangan. Hanya dengan Istiqomah dan mujahadah,
peluang-peluang bisnis yang prospektif dan menguntungkan