PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI BEKERJA SAMA DENGAN TETANGGA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE DENGAN MEDIA GAMBAR
PADA SISWA KELAS II MI GUPPI AT TAQWA WALED KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
DWI ZUNIFAH LAILATUNI’MAH
NIM: 115 14 062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI BEKERJA SAMA DENGAN TETANGGA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE DENGAN MEDIA GAMBAR
PADA SISWA KELAS II MI GUPPI AT TAQWA WALED KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
DWI ZUNIFAH LAILATUNI’MAH
NIM: 115 14 062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI BEKERJA SAMA DENGAN TETANGGA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE DENGAN MEDIA GAMBAR
PADA SISWA KELAS II MI GUPPI AT TAQWA WALED KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
DWI ZUNIFAH LAILATUNI’MAH
NIM: 115 14 062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
MOTTO
Karunia Allah yang paling lengkap adalah
kehidupan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan
(Ali Bin Abi Thalib)
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibubapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, ibnu
sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini Penulis persembahkan untuk:
1. Ibunda (Amin Fiatun) yang telah membesarkan, merawat, mendidik,
membimbing hingga saat ini, serta selalu mendengarkan keluh kesahku dalam
segala hal dan selalu memberikan kasih sayang, do’a, semangat tiada henti.
2. Ayahanda (Sudiyono) yang selalu sabar memberikan nasehat, do’a dan semangat
untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Kakakku (Irfan Asro Fakhrurozi) yang menjadi motivasi untuk menyelesaikan
skripsi.
4. Teman dekatku AFN yang selalu memberikan semangat, do’a dan motivasi untuk
menyelesaikan skripsi.
5. Saudara-saudaraku yang telah memberikan semangat, do’a serta dan dukungan
untuk kuliah dan menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.
6. Dosen Pembimbingku, Drs. Sumarno Widjadipa M. Pd. yang selalu sabar
membimbing hingga memberikan semangat sampai skripsi ini terselesaikan.
7. Kakak perempuan Nabiela Maulida, Novia Fajar Masyitoh yang memberikan
motivasi dan ilmunya.
8. Teman-temanku Hana, Halim, Ratna, Lia, Hida, Ulinnuha terimakasih atas
motivasi dan semangatnya.
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحرلا الله مسب
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam kita
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi penganut serta
memberikan ilmu keislaman maupun pengetahuan sehingga dapat menjadi bekal di
dunia maupun akhirat kelak.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan
dari berbagai pihak sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi Bekerja Sama Dengan Tetangga Melalui Pembelajaran Example Non-Example Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas II MI Guppi At Taqwa Waled Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018” dapat terselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu, penulis sampaikan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3. Ibu Peni Susapti, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga.
4. Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd., selaku dosen Pembimbing Akademik.
5. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing atas
semua waktu, arahan, petunjuk, saran, kesabaran serta keikhlasan untuk
memberikan bimbingan dalam proses penulisan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan
kepada penulis.
7. Ibu Nur Rochmah, S. Pd. M. Si. selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Guppi At
Taqwa Waled, Kec. Kemiri, Kab. Purworejo yang telah mengijinkan penulis
untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Amin Fiatun, S. Pd. I., selaku Guru Kelas II MI Guppi At Taqwa Waled,
Kec. Kemiri, Kab. Purworejo yang telah membantu dalam proses penelitian
tindakan kelas yang telah dilakukan.
9. Siswa- siswi kelas II MI Guppi At Taqwa Waled, Kec. Kemiri, Kab.
Purworejo yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikuti
jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.
10.Kedua orangtua, kakak dan saudara selaku pemompa semangat dalam
penyelesaian skripsi sini.
ABSTRAK
Lailatuni’mah, Dwi Zunifah, 2018. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi Bekerja Sama Dengan Tetangga Melalui Model Pembelajaran Example Non-Example Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas II MI Guppi At Taqwa Waled Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo
Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar IPS, Media Gambar dan Model Pembelajaran Example Non-Example
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan Pembelajaran Example Non-Example dan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi bekerja sama dengan tetangga pada siswa kelas II MI Guppi At Taqwa Waled tahun pelajaran 2017/2018. Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas dan siswa kelas II MI Guppi At Taqwa yang dilakukan terhadap 20 siswa yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 5 siswa laki-laki.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan pembelajaran Example Non-Example dengan Media Gambar. Penelitian tindakan kelas terdiri mencakup 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian dievaluasi dalam refleksi untuk menyusun perbaikan dalam tindakan siklus selanjutnya. Untuk mengumpulkan data diperlukan observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes formatif untuk melihat ada tidaknya peningkatan hasil belajar.
DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
HALAMAN BERLOGO ... ii
JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Hipotesis Tindakan ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Definisi Operasional ... 8
1. Hasil Belajar ... 8
2. IPS ... 9
3. Bekerja Sama dengan Tetangga... 9
G. Metode Penelitian ... 12
1. Rancangan Penelitian ... 12
2. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian ... 14
3. Langkah-langkah Penelitian ... 14
4. Instrumen Penilaian ... 16
5. Pengumpulan Data ... 17
6. Analisis Data ... 18
H. Kriteria Keberhasilan ... 20
I. Sistematika Penulisan ... 20
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 22
1. Hasil Belajar ... 22
2. Pembelajaran IPS ... 32
3. Materi Bekerja Sama dengan Tetangga ... 37
4. Model Pembelajaran Example Non-Example... 45
5. Media Gambar ... 48
6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)... 50
B. Kajian Pustaka ... 56
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Guppi At Taqwa Waled ... 59
1. Fasilitas Sarana dan Prasarana ... 59
2. Guru dan Staf ... 60
3. Subjek Penelitian dan Karakteristik Objek Penelitian ... 60
B. Pelaksanaan Penelitian ... 62
C. Deskripsi Siklus I ... 62
1. Perencanaan... 62
4. Refleksi ... 68
D. Deskripsi Siklus II ... 68
1. Perencanaan... 68
2. Tindakan ... 70
3. Observasi (Pengamatan)... 72
4. Refleksi ... 75
E. Deskripsi Siklus III ... 75
1. Perencanaan... 75
2. Tindakan ... 76
3. Observasi (Pengamatan)... 79
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 82
1. Analisis Kegiatan Pra Siklus ... 82
2. Analisis Kegiatan Siklus I ... 85
3. Analisis Kegiatan Siklus II ... 88
4. Analisis Kegiatan Siklus III ... 91
B. Pembahasan ... 94
1. Analisis Kegiatan Pra Siklus ... 94
2. Analisis Kegiatan Siklus I ... 96
3. Analisis Kegiatan Siklus II ... 97
4. Analisis Kegiatan Siklus III ... 98
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 103
B. Saran ... 104
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perbatasan MI Guppi At Taqwa Waled ... 59
Tabel 3.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Guppi At Taqwa Waled ... 59
Tabel 3.3 Guru dan Staf MI Guppi At Taqwa Waled ... 60
Tabel 3.4 Daftar Siswa kelas II MI Guppi At Taqwa Waled ... 60
Tabel 3.5 Lembar Pengamatan Siklus I ... 66
Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Siklus II ... 73
Tabel 3.7 Lembar Pengamatan Siklus III ... 79
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 83
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 85
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 89
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 92
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Langkah-langkah PTK ... 13
Gambar 4.1 Rata-rata Hasil Belajar ... 109
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
Lampiran 4 Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 5 Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 6 Aktivitas Belajar Siswa Siklus III
Lampiran 7 Observasi Terhadap Guru Siklus I
Lampiran 8 Observasi Terhadap Guru Siklus II
Lampiran 9 Observasi Terhadap Guru Siklus III
Lampiran 10 Dokumentasi
Lampiran 11 Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 13 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 15 Daftar Nilai SKK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komponen suatu pendidikan terdiri dari tujuan pendidikan, siswa,
guru, isi pendidikan, metode pendidikan, alat pendidikan, dan lingkungan
pendidikan. Komponen tersebut saling berkaitan dan akan mempengaruhi
hasil sebuah pendidikan. Jika komponen diatas berjalan dengan baik, akan
mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan tujuan yang di inginkan.
Namun, jika salah satu komponen tidak berjalan dengan baik, hasil tidak akan
sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
Kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran, persiapan yang perlu
dilakukan sehubungan dengan tahap perencanaan dalam pengelolaan
pembelajaran meliputi; analisis program pendidikan dan pelatihan, analisis
keterkaitan materi pembelajaran, penyusunan program, sistem penjadwalan,
bahan ajar, media pembelajaran (Daryanto dan Rahardjo, 2012: 147).
Dalam arti luas, pendidikan adalah suatu proses upaya membuat
manusia lebih baik, dalam arti kehidupannya menjadi lebih berkembang.
Pendidkan berlangsung sepanjang zaman. Pendidikan berlangsung disetiap
tempat, waktu kehidupan manusia. Objek utama pendidikan adalah
Dalam arti sempit, pendidikan adalah seluruh kegiatan belajar yang
direncanakan, dengan materi yang telah tersusun, dilaksanakan terjadwal, di
evaluasi sesuai tujuan awal sebuah pembelajaran.Oleh karena itu, pendidikan
dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang terorganisasi, berencana dan
berlangsung secara terus menerus sepanjang hayat untuk menjamin
kelangsungan hidup, membina anak didik menjadi manusia dewasa yang
bermartabat dan mampu berinteraksi dengan sesamanya.
Ilmu sosial dapat secara langsung dipelajari di lingkungan masyarakat,
sehingga mampu dipahami dan diketahui secara utuh.Dari mengetahui secara
langsung, diharapkan mampu mendapatkan pengalaman secara langsung dan
timbal balik yang mempengaruhi antara kehidupan individu maupun
bermasyarakat.
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu pengetahuan yang sangat
menarik untuk di pelajari. Materi-materi yang di kemas didalamnya sangat
berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Proses kehidupan manusia selalu
berhubungan dengan sesama manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal ini
disebabkan karena manusia pada hakekatnya sebagai makhluk sosial.Ips
sebagai program pendidikan tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial
semata, melainkan juga harus diarahkan membina siswa menjadi warga
masyarakat dan warga Negara yang memiliki tanggung jawab atas
memiliki kesadaran dan tanggung jawab tinggi terhadap kesejahteraan
masyarakat, bangsa dan Negara (Rasimin, 2012:38).
Dengan demikian materi IPS sangat mudah untuk diterapkan,
dimengerti, dicerna, dipahami dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik, khususnya peserta didik kelas II MI Guppi At Taqwa Kec.
Kemiri, Kab. Purworejo. Namun kenyataannya melihat kondisi saat ini mata
pelajaran IPS merupakan pelajaran yang kurang diminati siswa, hal itu
disebabkan oleh pandangan siswa yang menganggap IPS merupakan pelajaran
menghafal. Apalagi guru yang menyampaikan materi selalu menggunakan
metode ceramah tanpa adanya variasi dalam mengajar dan mengakibatkan
peserta didik kurang memperhatikan dan semangat belajarnya menurun yang
akhirnya hasil belajar semakin menurun.
Proses pembelajaran yang dilakukan guru cenderung membelajarkan
siswa secara tekstual dengan buku-buku LKS yang bisa didapatkan dengan
mudah, memberikan pekerjaan rumah kepada siswa, dan cenderung
mengabaikan aspek konkrit pembelajaran yang merupakan hal yang paling
penting untuk siswa menghadapi lingkungan nyata.
Hasil evaluasi yang dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2018 data
yang didapatkan dari guru kelas menunjukkan bahwa dari 20 siswa yang telah
mencapai KKM sebanyak 8 siswa atau 40% dan yang belum mencapai KKM
masih di bawah standar KKM kelas yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti
memahami dan ingin memecahkan masalah yang telah terjadi.
Setelah penulis melakukan observasi awal di MI Guppi At Taqwa
Kec. Kemiri, Kab. Purworejo, ada beberapa faktor yang menyebabkan
rendahnya nilai mata pelajaran IPS pada kelas II yaitu: 1) Media pembelajaran
yang terbatas, 2) Kurangnya minat belajar siswa, 3) Kurangnya variasi metode
dalam pembelajaran.
Permasalahan yang dihadapi guru dalam menyampaikan materi
membuat siswa tidak berkonsentrasi karena siswa sering bermain sendiri dan
tidak memperhatikan guru saat menerangkan, guru tidak menggunakan media
dalam proses belajar mengajar sehingga siswa sulit menerima pelajaran. Usia
siswa kelas II yang masih sulit untuk diarahkan dan masih suka bermain
sendiri seharusnya guru memberikan variasi dalam pembelajaran. Namun,
minat guru untuk mempelajari media, model, metode yang baru masih kurang.
Guru tidak dapat mengoperasikan media dengan baik sehingga menggunakan
metode ceramah, tidak menggunakan metode atau pendekatan yang sesuai
dengan materi dan dapat mempermudah siswa dalam menerima materi
pembelajaran.
Dengan adanya permasalahan di MI Guppi At Taqwa Kec. Kemiri,
Kab. Purworejo, penulis mencoba memberikan solusi dengan menggunakan
Dalam model pembelajaran Example Non Example menggunakan media
gambar yang dapat menarik perhatian siswa untuk fokus terhadap
pembelajaran.
Media gambar dan model pembelajaran Example Non Example
mempermudah guru dalam menyampaikan materi yang akan mudah diterima
siswa karena siswa dituntut aktif dan kreatif dalam pembelajaran dan berfikir
kritis dengan menganalisis gambar sehingga pengetahuan siswa dan kualitas
pembelajaran dapat meningkat.
Maka dari itu, penulis ingin menciptakan pembelajaran yang mudah
dipahami dan tidak membosankan, mudah diserap siswa sehingga penulis
menawarkan dengan media gambar dan model pembelajaran Example Non
Example dalam pembelajaran IPS materi Bekerja Sama dengan Tetangga yang
memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Setelah dilakukan pengamatan, penulis melakukan tindakan melalui
kegiatan penilaian tindakan kelas (PTK) sebagai skripsi dengan judul
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian
ini adalah:
1. Apakah model pembelajaran Example Non-Example dan media gambar
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi
Bekerja Sama Dengan Tetangga pada siswa kelas II MI Guppi At Taqwa
Waled Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran
2017/2018?
2. Apakah penggunaan model pembelajaran Example Non-Example dan
media gambar dalam mata pelajaran IPS materi Bekerja Sama Dengan
Tetangga dapat mencapai target KKM pada siswa kelas II MI Guppi At
Taqwa Waled Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran
2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPS materi
Bekerja Sama Dengan Tetangga pada siswa kelas II MI Guppi At Taqwa
Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018
melalui media gambar dan model pembelajaran Example Non-Example.
Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018
melalui media gambar dan model pembelajaran Example Non-Example.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan tindakan yang diduga akan dapat
memecahkan masalah yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan PTK
(Hamzah B. Uno, 2011: 81).
Hipotesis tindakan adalah sebagai salah satu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian melalui data yang terkumpul.
Dengan demikian hipotesis penelitian yang akan dilaksanakan adalah: ”Jika
penggunaan media gambar dan model pembelajaran Example Non-Example
diterapkan dengan baik, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS materi Bekerja Sama Dengan Tetangga kelas II MI Guppi At
Taqwa, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo tahun ajaran 2017/2018.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis yaitu:
a. Memberikan masukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang
b. Memberikan solusi sebagai upaya perbaikan mutu proses pendidikan
khususnya mata pelajaran IPS.
2. Manfaat praktis yang disampaikan penulis yaitu:
a. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa, memberikan
pengalaman baru, serta meningkatkan hasil belajar siswa terutama
dalam mata pelajaran IPS materi Bekerja Sama Dengan Tetangga.
b. Bagi Guru
Dapat memberikan arahan dalam proses pembelajaran dan
memberikan solusi untuk mengajarkan mata pelajaran IPS materi
Bekerja Sama Dengan Tetangga sesuai dengan situasi di kelas.
c. Bagi Sekolah
Dapat menumbuhkan kerja sama antar guru yang berdampak positif
pada hasil belajar di sekolah serta dapat memberikan kontribusi yang
lebih baik untuk perbaikan pembelajaran.
F. Definisi Operasional 1. Hasil Belajar
Bloom (1956) dalam Daryanto dan Rahardjo (2012)
mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan
evaluasi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara
keeluruhan baik yang menyangkut segi kognitif, afektif maupun
psikomotor. Proses perubahan dapat terjadi dari yang paling sederhana
sampai pada yang paling kompleks yang bersifat pemecahan masalah, dan
pentingnya peranan kepribadian dalam proses serta hasil belajar.
2. IPS
Sapriya (2009) dalam Ikhda (2013) menyatakan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS adalah
sebuah mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi dan
Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Ciri khas IPS sebagai
mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sifat
terpadu (integrated) dari sejumlah mata pelajaran dengan tujuan agar mata
pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik.
3. Bekerja Sama dengan Tetangga
Bekerja sama berarti melakukan (melaksanakan) suatu kegiatan
atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang. Tetangga adalah orang
yang rumahnya berdekatan. Jadi, bekerja sama dengan tetangga adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang yang rumahnya
Bekerja sama dengan tetangga ada dua jenis yaitu bekerja sama
yang baik dan bekerja sama yang tidak baik serta dapat dikatakan sebagai
tolong menolong sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al Maidah: 2 sebagai
berikut:
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya.
4. Media Gambar
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa)
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa)
untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai (Basyiruddin Usman, 2002: 11).
Gambar merupakan media reproduksi bentuk asli dalam dua
dimensi. Gambar merupakan alat visual yang efektif karena dapat
divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan
karena hasil yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui gambar
yang diperlihatkan kepada anak, dan hasil yang diterima oleh
anak-anak akan sama (Basyiruddin Usman, 2002: 47).
Gambar yang digunakan hendaklah menunjukkan hal yang sedang
dibicarakan atau sedang dilakukan. Gambar juga harus dinamis yaitu
menunjukkan aktivitas tertentu misalnya kegiatan kerja bakti lingkungan,
anak-anak mengangkat pasir atau gambar orang yang sedang bekerja.
Gambar juga sebaiknya berwarna yang umumnya menarik perhatian. Oleh
karena itu, gambar dapat digunakan sebagai media pendidikan yang
mempunyai nilai-nilai pendidikan bagi anak-anak dan memungkinkan
belajar secara efisien di sekolah.
5. Model Pembelajaran Example Non-Example
Menurut Soekamto (dalam Nurulwati, 2000: 10) mengemukakan
maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.Hal ini berarti model
pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru mengajar
(Shoimin, 2014: 23).
di sekitarnya melalui analisis contoh-contoh berupa gambar-gambar, foto,
dan kasus yang bermuatan masalah (Shoimin, 2014: 73).
Jadi, model pembelajaran Example Non Example adalah model
pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh dengan media gambar
dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara menganalisa
gambar-gambar yang telah disediakan guru yang berkaitan dengan materi
pelajaran yang sedang dipelajari. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa
mampu berpikir lebih kritis sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan
melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan
pembelajaran (Arikunto dkk, 2008: 105).
Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu
penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai
peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi)
dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan
secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau
yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di
kelas.
PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam
siklus berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap siklus yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dapat di gambarkan
sebagai berikut (Arikunto dkk, 2006:74).
Gambar 1.1 Bagan Langkah-langkah PTK Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pelaksanaan Refleksi SIKLUS I
Pengamatan
SIKLUS II
Pengamatan
?
Perencanaan
Perencanaan
SIKLUS III
Pengamatan
2. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian di MI Guppi At Taqwa Waled Kecamatan Kemiri
Kabupaten Purworejo.
b. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II di MI Guppi At Taqwa
Waled Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo yang berjumlah 20
anak, 5 laki-laki dan 15 Perempuan pada tahun 2017/2018.
c. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada tahun ajaran 2017/2018
yaitu Pada 6 April sampai dengan selesai.
3. Langkah-langkah Penelitian
Secara garis besar ada empat tahapan dalam model penelitian
tindakan yaitu: 1) Perencanaan; 2) Pelaksanaan atau tindakan; 3)
Pengamatan; 4) Refleksi (Arikunto dkk, 2006:75).
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini peneliti menyiapkan beberapa hal yang dapat
mendukung proses perbaikan pembelajaran, diantaranya:
1) Menyiapkan materi sesuai dengan kurikulum yang dijadikan
2) Menemukan masalah dalam materi yang dijadikan sebagai bahan
untuk melaksanakan media gambar dan model pembelajaran
Example Non-Example.
3) Menyiapkan perangkat pembelajaran media gambar dan model
pembelajaran Example Non-Example.
4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan
mengajar guru dan aktivitas siswa.
5) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis.
b. Pelaksanaan (Acting)
Penelitian ini dilaksanakan dengan melaksanakan perencanaan
yang telah dibuat sebelumnya yakni melaksanakan pembelajaran
melalui media gambar dan model pembelajaran Example
Non-Example. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam tiga siklus,
dimana setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Siklus pertama
dilaksanakan pembelajaran IPS dalam materi Bekerja Sama Dengan
Tetangga terlampir di RPP. Diharapkan kelemahan dan kekurangan
siklus I dapat diperbaiki dan ditingkatkan pada proses pembelajaran
siklus II, demikian pula selanjutnya jika ada kelemahan dan
kekurangan pada siklus II dapat diperbaiki dan ditingkatkan pada
c. Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan untuk media
gambar dan model pembelajaran Example Non-Example mengajar
dengan menggunakan lembar observasi. Demi menjaga keabsahan
data yang akan diperoleh, dalam melakukan kegiatan ini peneliti
dibantu oleh guru kelas.
d. Refleksi (Reflecting)
Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan
penelitian, tahap refleksi meliputi:
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran
2) Evaluasi hasil observasi
3) Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I
untuk dilakukan perbaikan pada siklus II. Demikian selanjutnya
memperbaiki kelemahan siklus II untuk dilaukan perbaikan pada
siklus III.
4. Instrumen Penilaian
Bentuk instrumen yang dipakai penulis untuk mendapatkan data adalah:
a. Pedoman atau lembar pengamatan (observasi bagi siswa digunakan
untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran IPS melalui media gambar dan model
b. Ujian tertulis/soal tes, digunakan sebagai materi kegiatan siswa untuk
mengukur hasil belajar IPS materi Bekerja Sama Dengan Tetangga.
c. Pedoman dokumentasi digunakan untuk mendapatkan gambaran
kegiatan dalam proses pembelajaran melalui media gambar dan model
pembelajaran Example Non-Example.
5. Pengumpulan Data
a. Pengamatan atau observasi
Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengumpulan data
melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis. Pengamatan
atau observasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kelemahan dan
kelebihan dalam pembelajaran berkaitan dengan proses kegiatan
belajar mengajar oleh guru dan siswa untuk meningkatkan prestasi
belajar melalui hasil belajar siswa mata pelajaran IPS materi Bekerja
Sama Dengan Tetangga.
b. Soal Tes
Peneliti menggunakan tes formatif berupa tes tertulis yang
berkaitan dengan materi ajar. Tes ini diberikan pada akhir
pembelajaran untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran.
c. Dokumentasi
digunakan, nilai siswa sebelum dan sesudah penelitian, foto, dan lain
sebagainya yang dianggap penting. Dokumentasi dalam penelitian ini
digunakan untuk bukti bahwa peneliti telah melakukan penelitian dan
untuk melihat kembali kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan selama
kegiatan berlangsung.
6. Analisis Data
Analisis data dilakukan sesuai dengan rancangan penelitian yakni
dengan menggunakan analisis dan refleksi pada setiap siklus yang
dilakukan. Analisis ini berdasarkan pada observasi dilapangan yang
tercatat dan format dari observasi lainnya. Analisis berupa refleksi
dilakukan oleh peneliti bersama guru selaku kolaborator, untuk
menentukan program pada siklus berikutnya sekaligus mendeteksi
pencapaian tujuan pada siklus yang telah dilakukan. Semua data yang kita
peroleh dan kita kumpulkan pada dasarnya untuk menguji atau
membuktikan kebenaran hipotesis. Benar atau tidaknya dugaan itu akan
dibuktikan melalui data yang kita peroleh dari lapangan. Oleh sebab itu,
pada tahap ini data sebagaimana adanya harus dianalisa, diolah, dan
disusun sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk membuktikan
a. Penilaian rata-rata
Penilaian rata-rata digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
∑x = Jumlah semua nilai siswa
∑N = Jumlah siswa
b. Persentase
Penghitungan persentase digunakan untuk mengetahui pencapaian
KKM siswa. Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan:
P = Presentase
X = Jumlah siswa yang tuntas belajar
X1 = Jumlah siswa
∑ ∑ x 100%
H. Kriteria Keberhasilan
Penggunaan Media Gambar dan Model Pembelajaran Example
Non-Example dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.
Adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah :
1. Secara Individu
Siswa dapat mencapai skor ≥ 70 pada materi beragam pekerjaan dalam
masyarakat.
2. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila 85% dari total anak didik dalam satu kelas
mendapat nilai ≥ 70.
I. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian awal,
bagian isi dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari sampul, persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar
dan daftar lampiran. Sedangkan bagian isi dalam skripsi terdiri dari lima bab,
yaitu:
BAB I Berisi pendahuluan yang menggambarkan secara global
tentang bab berikutnya yang meliputi latar belakang masalah, rumusan
BAB II Berisi landasan teori dan kajian teori yang mencakup
pembahasan hasil belajar, pembelajaran IPS, materi bekerja sama dengan
tetangga, media gambar, model pembelajaran Example Non-Example, Kriteria
ketuntasan minimalserta kajian pustaka dari penelitian terdahulu.
BAB III Pelaksanaan penelitian berisi tentang gambaran umum lokasi,
subjek penelitian, penyajian data, dan deskripsi pelaksanaan siklus.
BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang Analisis
pelaksanaan kegiatan siklus serta pembahasan pelaksanaan kegiatan siklus.
BAB V Penutup yang berisi temuan pokok atau kesimpulan serta
saran-saran dari peneliti setelah melakukan penelitian di MI Guppi At Taqwa
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan dalam diri
seseorang untuk menjadi lebih baik. Belajar merupakan hal yang
tidak asing lagi di kalangan siswa atau mahasiswa. Bahkan dalam
lingkungan masyarakat yang mengenyam dunia pendidikan formal.
Proses belajar merupakan jalan yang harus ditempuh oleh
seseorang (siswa, mahasiswa) untuk mengerti suatu hal yang
belum diketahui sebelumnya ataupun yang sudah diketahui tetapi
belum seluruhnya tentang suatu hal. Dengan belajar, seseorang
dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas.
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan
tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan
maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau
pribadi (Djamarah, 2006: 10).
Menurut Slameto, 2003 (dalam Hamdani, 2011: 20) belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
lingkungannya. Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar
apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya latihan dan
pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan. Menurut
pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Misalnya, dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya.
Selain itu, belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami
atau melakukannya. Jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai
kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan
individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan (Hamdani, 2011:
21-22).
b. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Bloom dan Suharsimi Arikunto, 1990 (dalam
Hamdani, 2011: 138) hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek,
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Hasil pengukuran terhadap siswa yang meliputi aspek
kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang
hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh
Nawawi dalam K. Brahim (2007) yang menyatakan bahwa hasil
belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi
pelajaran tertentu (Susanto, 2013: 5).
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Pada dasarnya, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari
dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern) (Hamdani, 2011:
139-146).
1) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri
peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:
a) Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam
masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.
Sebagaimana yang dijelaskan Slameto, bahwa keluarga
adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga
bersifat menentukan dalam ukuran besar, yaitu pendidikan
bangsa, negara, dan dunia.
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting
dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman
membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif
karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan
pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk
belajar.
Orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan
dimulai dari keluarga. Adapun sekolah merupakan
pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke
lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik
antara orangtua dan guru sebagai pendidik dalam usaha
meningkatkan hasil belajar anak. Orang tua harus menaruh
perhatian yang serius tentang cara belajar anak dirumah.
Perhatian orangtua dapat memberikan motivasi sehingga
anak dapat belajar dengan tekun. Hal ini karena anak
memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk
belajar.
b) Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan
baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat.
Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,
hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan
kurikulum. Hubungan antara guru dengan siswa yang
kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
c) Lingkungan Masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan masyarakat juga
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan.
Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap
perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan
sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan
tempat ia berada.
Lingkungan masyarakat juga dapat dikatakan
membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan
sehari-hari, seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya
dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karna itu,
apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu
lingkungan temannya yang rajin belajar, kemungkinan
besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya
2) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor ini
antara lain:
a) Faktor fisiologis
Kondisi fisiologis atau jasmaniah pada umumnya sangat
berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Uzer
dan Lilis mengatakan bahwa faktor jasmaniah, yaitu
pancaindera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan
yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang
membawa kelainan tingkah laku (Hamdani, 2011: 140).
b) Faktor psikologis
(1) Minat
Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu
kecenderungan untuk selalu memerhatikan dan
mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat
kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang.
Dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan
senang pada sesuatu.
Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap
pembelajaran. Jika menyukai suatu mata pelajaran,
Menurut Winkel, 1994 (dalam Hamdani, 2011:
141) minat adalah kecenderungan yang menetap dalam
subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal
tertentu dan merasa senang berkecipung dalam bidang
itu. Selanjutnya, Slameto (1995: 57) mengemukakan
bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memerhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang
diminati sesorang, diperhatikan terus yang disertai
dengan rasa sayang. Adapun Sardiman (1992: 76)
mengemukakan bahwa minat adalah suatu kondisi yang
terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti
sementara situasi, yang dihubungkan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
Berdasarkan pendapat diatas, jelaslah bahwa
minat memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar
atau kegiatan. Pelajaran yang menarik minat siswa lebih
mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah
kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa
di dalam menerima pelajaran di sekolah, siswa
diharapkan dapat mengembangkan minat untuk
melakukannya sendiri.
Minat belajar yang telah dimiliki siswa
hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat
yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk
melakukan, sehingga apa yang diinginkannya dapat
tercapai.
(2) Kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai
kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan
yang dihadapinya.
Menurut Kartono, 1995 (dalam Hamdani, 2011: 139)
kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting
dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi
seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat
kecerdasan normal atau diatas normal, secara potensi ia
dapat mencapai prestasi yang tinggi.
(3) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang
akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam artian
berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat
tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Pengertian tersebut sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986: 28) bahwa
kata attitude, yang berarti kecakapan, yaitu mengenai
kesanggupan-kesanggupan tertentu.
(4) Motivasi
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat
menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan
sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya.
(5) Sikap
Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi
terhadap suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak
suka atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat
dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan
keyakinan.
Dalam diri siswa harus ada sikap yang positif
(menerima) kepada sesama siswa atau kepada gurunya.
Sikap positif ini akan menggerakkannya untuk belajar.
Adapun siswa yang sikapnya negatif (menolak) kepada
sesama siswa atau gurunya tidak akan mempunyai
kemauan untuk belajar.
d. Klasifikasi Hasil Belajar
Menurut Susanto, 2013: 6-11, Hasil belajar dapat dilihat melalui 3
aspek, yaitu pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai
kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa
besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa atau sejauh
mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca,
yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil
penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
Guru dapat melakukan tes evaluasi kepada siswa untuk
mengukur kemampuan siswa setelah kegiatan pembelajaran.
Evaluasi dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan. Dalam
pembelajaran tingkat dasar biasanya dengan ulangan harian,
ulangan semesteran maupun ulangan umum.
2) Keterampilan Proses
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan nalar, pikiran,
dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
hasil tertentu termasuk kreativitasnya. Dalam melatih
keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula
sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas, kerja sama,
bertanggung jawab dan berdisiplin sesuai dengan penekanan
Menurut Usman dan Setiawati dalam (Susanto, 2013: 9)
keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah
kepada pembangunan kemampuan mental, fisik dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi
dalam diri individu siswa.
3) Sikap
Menurut Lange dalam Azwar (1998: 3) sikap tidak hanya
merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula
aspek respons fisik. Jadi sikap ini harus ada kekompakan antara
mental dan fisik secara serempak. Berkenaan dengan sikap,
kemampuan dan penguasaan segi-segi emosional, yaitu
perasaan, sikap dan nilai.
2. Pembelajaran IPS
a. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan
guru sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.
Pembelajaran adalah upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa
yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan
siswa serta antar siswa (Hamdani, 2011: 71-72).
Dalam proses pembelajaran, pengenalan terhadap diri
pemberdayaan diri. Melalui proses pembelajaran, guru dituntut
mampu memfasilitasi siswa agar mereka dapat memahami
kemampuan yang mereka miliki untuk memberikan motivasi agar
siswa terdorong untuk belajar dan mewujudkan keberhasilan
berdasarkan kemampuan mereka sendiri.
Berikut ini adalah beberapa konsep mengenai
pembelajaran:
1) Pembelajaran bersifat psikologis. Dalam hal ini, pembelajaran
dideskripsikan dengan merujuk pada apa yang terjadi dalam
diri manusia secara psikologis. Ketika pola perilakunya stabil,
maka proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil.
2) Pembelajaran merupakan proses interaksi antara individu dan
lingkungan sekitarnya, yang artinya proses-proses psikologis
tidak terlalu banyak tersentuh disini.
3) Pembelajaran merupakan produk dari lingkungan eksperiental
seseorang, terkait dengan bagaimana ia merespons lingkungan
tersebut. Hal ini sangat berkaitan dengan pengajaran, di mana
seseorang akan belajar dari apa yang diajarkan padanya.
Singkatnya, pembelajaran merupakan fenomena kompleks
yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Yang jelas, ia merupakan
rekonstruksi dari pengalaman masa lalu yang berpengaruh
terhadap perilaku dan kapasitas seseorang atau suatu kelompok
b. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Social studies atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah
ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan
pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah.
Dengan begitu, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah ilmu-ilmu
sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program
pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar lainnya yang
sederajat. Materi dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti Geografi,
Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosial, Ekonomi, Ilmu
Politik, Ilmu Hukum, dan Ilmu-ilmu Sosial lainnya dijadikan bahan
baku bagi pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di
sekolah dasar dan menengah. IPS adalah bidang studi yang
merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial.
Ilmu Pengetahuan Sosial yang sering disingkat IPS adalah
ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan
humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara
ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang
mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan
menengah. Luasnya kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan
yang beraspek majemuk baik hubungan sosial, ekonomi, psikologi,
budaya, sejarah maupun politik.
Pendidikan IPS di sekolah dasar merupakan bidang studi
interaksinya dalam masyarakat. Tujuan pengajaran IPS tentang
kehidupan masyarakat manusia dilakukan secara sistematik. Oleh
karena itu, IPS sangat penting untuk mendidik siswa
mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan agar dapat
mengambil kegiatan yang bermanfaat dalam kehidupannya sebagai
anggota masyarakat dan warga negara yang baik.
c. Ruang lingkup pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ruang lingkup mata pelajaran Pengetahuan Sosial adalah:
1) Sistem sosial dan budaya
2) Manusia, tempat dan lingkungan
3) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
4) Waktu, keberlanjutan dan perubahan
5) Sistem berbangsa dan bernegara
Menurut Sumaatmadja (2008: 23) dalam Yessika (2013)
ruang lingkup pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah:
1) Nilai Edukatif
Salah satu tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
IPS, yaitu adanya perubahan perilaku sosial peserta didik
kearah yang lebih baik. Perilaku itu meliputi aspek kognitif,
afektif dan psikomotor.
2) Nilai Praktis
Dalam hal ini, nilai praktis itu disesuaikan dengan tingkat umur
praktis tersebut bermanfaat dalam mengikuti berita,
mendengarkan radio, membaca buku sampai menghadapi
permasalahan kehidupan sehari-hari.
3) Nilai Teoritis
Peserta didik dibina dan dikembangkan kemampuan nalarnya
kearah dorongan mengetahui sendiri kenyataan (sense of
reality) dan dorongan menggali sendiri di lapangan (sense of
discovery). Kemampuan menyelidiki dan meneliti dengan
mengajukan berbagai pernyataan (sense of inquiry) mereka
dibina serta dikembangkan.
4) Nilai Filsafat
Pembahasan ruang lingkup IPS secara bertahap dan
keseluruhan sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta
didik, dapat mengembangkan kesadaran mereka selaku anggota
masyarakat. Dari kesadarannya terhadap keberadaan tadi,
mereka disadarkan pula tentang perannya masing-masing
terhadap masyarakat dan lingkungan seluruhnya.
5) Nilai Ketuhanan
Kenikmatan kita sebagai manusia mampu menguasai IPTEK,
menjadi landasan kita mendekatkan diri dan meningkatkan
IMTAK kepada-Nya. Nilai ketuhanan ini menjadi landasan
moralitas SDM hari ini terutama untuk masa yang akan datang.
d. Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial 1) Fungsi
Fungsi mata pelajaran Pengetahuan Sosial adalah untuk
mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan
siswa tentang masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
2) Tujuan
Tujuan mata pelajaran Pengetahuan Sosial adalah:
a) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi,
ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan melalui pendekatan
pedagogis dan psikologis.
b) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kretif,
inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan sosial.
c) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan.
d) Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional
maupun global (Arnie Fajar, 2005: 110).
3. Materi Bekerja Sama Dengan Tetangga a. Arti Kerjasama dan Tetangga
Manusia adalah makhluk sosial. Maka dari itu manusia
tidak bisa hidup sendiri. Manusia pasti membutuhkan orang lain,
maupun dengan keluarga. Kerjasama adalah kegiatan yang
dilakukan oleh beberapa orang secara bersama.
Tetangga adalah orang yang tempat tinggalnya dekat
dengan rumah kita. Di desa, tetangga adalah warga desa satu
kampung. Rumah tetangga ada yang dekat dan ada juga yang jauh.
Rumah tetangga yang dekat ada di sebelah kanan kiri depan
belakang rumahmu.
b. Bentuk-bentuk Kerjasama
1) Kerjasama yang baik
Jalan rambutan bersih. Jalan rambutan rapi. Jalannya bagus.
Pagarnya ditata rapi. Banyak pohon tumbuh di sana.
Perhatikan bentuk bekerja sama dengan tetangga berikut ini:
a) Memperbaiki Jalan
Jalan rambutan bagus dan halus. Tidak ada lobang. Jalan
rambutan diaspal rapi. Jalan rambutan pernah rusak. Warga
orang menyumbang pasir. Ada orang menyumbang krikil.
Kepala desa menyumbang aspal.
Hari minggu jalan rambutan ramai. Ada gotong royong
bersama. Warga memperbaiki jalan.
Bapak-bapak bekerja mengaspal jalan. Ibu-ibu memasak air
Ada orang menata batu. Orang lain memasak aspal. Orang
lain lagi menata kerikil. Pak taufik menyetir silinder.
Silinder untuk menghaluskan jalan.
Rudi dan Ucok mengangkat pasir. Mereka mengangkat
pasir sedikit. Anak-anak senang. Mereka bisa bermain.
Sore hari pekerjaan sudah selesai. Jalan sudah halus dan
rapi. Semua dikerjaan bersama. Pekerjaan berat menjadi
ringan. Semua warga capek tetapi senang.
b) Menjaga kebersihan lingkungan
Lingkungan jalan rambutan bersih. Warganya juga sehat.
Saluran air dibersihkan. Semak-semak dipotong. Sampah
daun ditimbun. Ibu-ibu menanam bunga. Anak-anak
menyiram tanaman.
Warga menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan
menjadi nyaman dan bersih. Air got lancar mengalir.
Sampah tidak berserakan. Halaman rumah bersih.
c) Meronda
Kampung rudi sekarang aman. Kata ayah, dulu sering ada
pencurian. Sekarang sudah aman.
Warga menjaga keamanan lingkungan. Setiap malam ada
ronda. Bapak-bapak bergantian meronda. Mereka berjaga di
d) Memperbaiki rumah
Ini rumah ucok. Rumahnya semalam terbakar. Bapak-bapak
memadamkan api. Api membakar atap rumah. Api merusak
atap rumah.
Keluarga ucok mengungsi. Mereka tinggal di rumah rudi.
Warga memperbaiki rumah ucok. Keluarga rudi
Tiga hari atap rumah diperbaiki. Keluarga ucok berterima
kasih. Ucok merasa senang. Ucok tidak bersedih lagi.
Mereka bisa pulang ke rumah.
2) Kerjasama Yang Tidak Baik
b) Bekerjasama mengejek teman
c. Manfaat Kerjasama
1) Pekerjaan menjadi ringan
2) Pekerjaan cepat selesai
3) Mendapat banyak teman
4) Menjadi rukun dengan teman
5) Menciptakan kedamaian
4. Model Pembelajaran Example Non-Example
a. Pengertian Model Pembelajaran Example Non-Example
Example Non-Example adalah model pembelajaran yang
membelajarkan murid terhadap permasalahan yang ada di
sekitarnya melalui analisis contoh-contoh berupa gambar ataupun
foto. Example Non-Example merupakan model pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi
memecahkan permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh
gambar yang disajikan. Penggunaan media gambar ricancang agar
siswa dapat menganalisis gambar tersebut untuk kemudian
dideskripsikan secara singkat perihal sebuah gambar. Gambar yang
digunakan dalam model ini dapat ditampilkan melalui OHP,
Proyektor, atau yang paling sederhana dengan poster. Gambar
harus jelas agar terlihat dalam jarak yang jauh dan siswa yang
berada di bangku belakang dapat melihat dengan jelas.
Model pembelajaran Example Non-Example melibatkan
siswa untuk: 1) Menggunakan sebuah contoh untuk memperluas
pemahaman sebuah konsep dengan lebih mendalam dan lebih
kompleks; 2) Melakukan proses discovery (penemuan), yang
mendorong mereka membangun konsep secara progresif melalui
pengalaman langsung terhadap contoh-contoh yang mereka
pelajari; 3) Mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan
mempertimbangkan bagian non-Example yang dimungkinkan
masih memiliki karakteristik konsep yang telah dipaparkan pada
bagian example (Miftahul, 2014: 235).
b. Kelebihan Pembelajaran Example Non-Example 1) Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar
2) Siswa mengtahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Example Non-Example Menurut Agus Suprijono (2009) dalam (Shoimin, 2014: 74)
langkah-langkah model pembelajaran Example Non-Example
adalah:
1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Gambar yang digunakan tentunya merupakan
gambar yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai
dengan Kompetensi Dasar.
2) Guru menempelkan gambar di papan, atau ditayangkan melalui
LCD atau OHP atau dapat pula menggunakan proyektor. Pada
tahapan ini guru juga dapat meminta bantuan siswa untuk
mempersiapkan gambar yang telah dibuat sekaligus
membentuk kelompok siswa.
3) Guru memberikan petunjuk dan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk memerhatikan/menganalisis
gambar. Biarkan siswa melihat dan menelaah gambar yang
disajikan secara seksama agar detail gambarnya dapat
dipahami.selain itu, guru juga memberikan deskripsi jelas
tentang gambar yang sedang diamati siswa.
4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil
5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil
diskusinya. Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi
mereka melalui perwakilan kelompok masing-masing.
6) Setelah memahami hasil dari analisis yang dilakukan siswa,
guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
7) Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
5. Media Gambar
a. Pengertian Media Gambar
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Dengan demikian media merupakan
wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Dalam pross belajar mengajar kehadiran media mempunyai
arti yang cukup penting karena dalam kegiatan tersebut
ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan
menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang
akan disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan
dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang
mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.
media. Dengan demikian, peserta didik lebih mudah mencerna
bahan daripada tanpa bantuan media.
Diantara media pendidikan, gambar atau foto adalah media
yang paling umum dipakai. Keduanya merupakan bahasa yang
paling umum, yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati
dimana-mana. Media gambar baik digunakan karena gambar tersebut
melukiskan situasi seperti benda sebenarnya. Gambar yang
berwarna umumnya menarik perhatian dan gambar menunjukkan
poin-poin pokok dalam gambar.
Media gambar adalah alat bantu berupa gambar yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran
dan memungkinkan pembelajaran yang efisien di sekolah.
b. Kelebihan Media Gambar
1) Sifatnya konkret, gambar lebih realistis menunjukkan pokok
masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak
semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan
para siswa tidak selalu bisa dibawa ke objek atau peristiwa
tersebut. Gambar dapat mengatasi hal tersebut.
3) Media gambar dapat mengatasi keterbasan pengamatan kita.
Sel atau penampang daun yang tidak mungkin kita lihat
dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam
6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis
kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni
menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan
peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta
didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran
di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang
memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik
atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan
utama penetapan KKM.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama
pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena
itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah
berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan
sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh
peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan
minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB)
(https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penetapan-kkm.pdf. Diakses pada tanggal 26 April 2018 pukul 10.00 WIB)
b. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Fungsi kriteria ketuntasan minimal adalah :
1) Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi
peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang
diikuti, setiap kompetensi dasar dapat diketahui
ketercapaianya berdasarkan KKM yang di tetapkan.
Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap
pencapaian Kompetensi Dasar dalam bentuk pemberian
layanan remidial atau layanan pengayaan.
2) Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri
mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar
dan indikator ditetapkan KKM yang harus di capai dan
dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat
mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar
mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak bisa
di capai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum
tuntas dan perlu perbaikan.
3) Dapat di gunakan sebagai bagaian dari komponen dalam
melakukan evaluasi progam pembelajaran yang dilaksanakan
di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program