• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI BEKERJA SAMA DENGAN TETANGGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS II MI GUPPI AT TAQWA WALED KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN AJARAN 20172018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI BEKERJA SAMA DENGAN TETANGGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS II MI GUPPI AT TAQWA WALED KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN AJARAN 20172018"

Copied!
185
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI BEKERJA SAMA DENGAN TETANGGA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE DENGAN MEDIA GAMBAR

PADA SISWA KELAS II MI GUPPI AT TAQWA WALED KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

DWI ZUNIFAH LAILATUNI’MAH

NIM: 115 14 062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

(2)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI BEKERJA SAMA DENGAN TETANGGA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE DENGAN MEDIA GAMBAR

PADA SISWA KELAS II MI GUPPI AT TAQWA WALED KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

DWI ZUNIFAH LAILATUNI’MAH

NIM: 115 14 062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

(3)
(4)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI BEKERJA SAMA DENGAN TETANGGA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE DENGAN MEDIA GAMBAR

PADA SISWA KELAS II MI GUPPI AT TAQWA WALED KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

DWI ZUNIFAH LAILATUNI’MAH

NIM: 115 14 062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

(5)
(6)
(7)
(8)

MOTTO

Karunia Allah yang paling lengkap adalah

kehidupan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan

(Ali Bin Abi Thalib)

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan

berbuat baiklah kepada dua orang ibubapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang

miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, ibnu

sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

(9)

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini Penulis persembahkan untuk:

1. Ibunda (Amin Fiatun) yang telah membesarkan, merawat, mendidik,

membimbing hingga saat ini, serta selalu mendengarkan keluh kesahku dalam

segala hal dan selalu memberikan kasih sayang, do’a, semangat tiada henti.

2. Ayahanda (Sudiyono) yang selalu sabar memberikan nasehat, do’a dan semangat

untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Kakakku (Irfan Asro Fakhrurozi) yang menjadi motivasi untuk menyelesaikan

skripsi.

4. Teman dekatku AFN yang selalu memberikan semangat, do’a dan motivasi untuk

menyelesaikan skripsi.

5. Saudara-saudaraku yang telah memberikan semangat, do’a serta dan dukungan

untuk kuliah dan menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.

6. Dosen Pembimbingku, Drs. Sumarno Widjadipa M. Pd. yang selalu sabar

membimbing hingga memberikan semangat sampai skripsi ini terselesaikan.

7. Kakak perempuan Nabiela Maulida, Novia Fajar Masyitoh yang memberikan

motivasi dan ilmunya.

8. Teman-temanku Hana, Halim, Ratna, Lia, Hida, Ulinnuha terimakasih atas

motivasi dan semangatnya.

(10)

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا الله مسب

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam kita

haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi penganut serta

memberikan ilmu keislaman maupun pengetahuan sehingga dapat menjadi bekal di

dunia maupun akhirat kelak.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan

dari berbagai pihak sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi Bekerja Sama Dengan Tetangga Melalui Pembelajaran Example Non-Example Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas II MI Guppi At Taqwa Waled Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018” dapat terselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu, penulis sampaikan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(11)

3. Ibu Peni Susapti, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga.

4. Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd., selaku dosen Pembimbing Akademik.

5. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing atas

semua waktu, arahan, petunjuk, saran, kesabaran serta keikhlasan untuk

memberikan bimbingan dalam proses penulisan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian

akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan

kepada penulis.

7. Ibu Nur Rochmah, S. Pd. M. Si. selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Guppi At

Taqwa Waled, Kec. Kemiri, Kab. Purworejo yang telah mengijinkan penulis

untuk melakukan penelitian.

8. Ibu Amin Fiatun, S. Pd. I., selaku Guru Kelas II MI Guppi At Taqwa Waled,

Kec. Kemiri, Kab. Purworejo yang telah membantu dalam proses penelitian

tindakan kelas yang telah dilakukan.

9. Siswa- siswi kelas II MI Guppi At Taqwa Waled, Kec. Kemiri, Kab.

Purworejo yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikuti

jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.

10.Kedua orangtua, kakak dan saudara selaku pemompa semangat dalam

penyelesaian skripsi sini.

(12)
(13)

ABSTRAK

Lailatuni’mah, Dwi Zunifah, 2018. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi Bekerja Sama Dengan Tetangga Melalui Model Pembelajaran Example Non-Example Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas II MI Guppi At Taqwa Waled Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo

Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar IPS, Media Gambar dan Model Pembelajaran Example Non-Example

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan Pembelajaran Example Non-Example dan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi bekerja sama dengan tetangga pada siswa kelas II MI Guppi At Taqwa Waled tahun pelajaran 2017/2018. Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas dan siswa kelas II MI Guppi At Taqwa yang dilakukan terhadap 20 siswa yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 5 siswa laki-laki.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan pembelajaran Example Non-Example dengan Media Gambar. Penelitian tindakan kelas terdiri mencakup 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian dievaluasi dalam refleksi untuk menyusun perbaikan dalam tindakan siklus selanjutnya. Untuk mengumpulkan data diperlukan observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes formatif untuk melihat ada tidaknya peningkatan hasil belajar.

(14)

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Hipotesis Tindakan ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

1. Hasil Belajar ... 8

2. IPS ... 9

3. Bekerja Sama dengan Tetangga... 9

(15)

G. Metode Penelitian ... 12

1. Rancangan Penelitian ... 12

2. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian ... 14

3. Langkah-langkah Penelitian ... 14

4. Instrumen Penilaian ... 16

5. Pengumpulan Data ... 17

6. Analisis Data ... 18

H. Kriteria Keberhasilan ... 20

I. Sistematika Penulisan ... 20

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 22

1. Hasil Belajar ... 22

2. Pembelajaran IPS ... 32

3. Materi Bekerja Sama dengan Tetangga ... 37

4. Model Pembelajaran Example Non-Example... 45

5. Media Gambar ... 48

6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)... 50

B. Kajian Pustaka ... 56

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Guppi At Taqwa Waled ... 59

1. Fasilitas Sarana dan Prasarana ... 59

2. Guru dan Staf ... 60

3. Subjek Penelitian dan Karakteristik Objek Penelitian ... 60

B. Pelaksanaan Penelitian ... 62

C. Deskripsi Siklus I ... 62

1. Perencanaan... 62

(16)

4. Refleksi ... 68

D. Deskripsi Siklus II ... 68

1. Perencanaan... 68

2. Tindakan ... 70

3. Observasi (Pengamatan)... 72

4. Refleksi ... 75

E. Deskripsi Siklus III ... 75

1. Perencanaan... 75

2. Tindakan ... 76

3. Observasi (Pengamatan)... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 82

1. Analisis Kegiatan Pra Siklus ... 82

2. Analisis Kegiatan Siklus I ... 85

3. Analisis Kegiatan Siklus II ... 88

4. Analisis Kegiatan Siklus III ... 91

B. Pembahasan ... 94

1. Analisis Kegiatan Pra Siklus ... 94

2. Analisis Kegiatan Siklus I ... 96

3. Analisis Kegiatan Siklus II ... 97

4. Analisis Kegiatan Siklus III ... 98

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perbatasan MI Guppi At Taqwa Waled ... 59

Tabel 3.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Guppi At Taqwa Waled ... 59

Tabel 3.3 Guru dan Staf MI Guppi At Taqwa Waled ... 60

Tabel 3.4 Daftar Siswa kelas II MI Guppi At Taqwa Waled ... 60

Tabel 3.5 Lembar Pengamatan Siklus I ... 66

Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Siklus II ... 73

Tabel 3.7 Lembar Pengamatan Siklus III ... 79

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 83

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 85

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 89

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 92

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Langkah-langkah PTK ... 13

Gambar 4.1 Rata-rata Hasil Belajar ... 109

(19)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III

Lampiran 4 Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

Lampiran 5 Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

Lampiran 6 Aktivitas Belajar Siswa Siklus III

Lampiran 7 Observasi Terhadap Guru Siklus I

Lampiran 8 Observasi Terhadap Guru Siklus II

Lampiran 9 Observasi Terhadap Guru Siklus III

Lampiran 10 Dokumentasi

Lampiran 11 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 13 Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 15 Daftar Nilai SKK

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komponen suatu pendidikan terdiri dari tujuan pendidikan, siswa,

guru, isi pendidikan, metode pendidikan, alat pendidikan, dan lingkungan

pendidikan. Komponen tersebut saling berkaitan dan akan mempengaruhi

hasil sebuah pendidikan. Jika komponen diatas berjalan dengan baik, akan

mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan tujuan yang di inginkan.

Namun, jika salah satu komponen tidak berjalan dengan baik, hasil tidak akan

sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.

Kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran, persiapan yang perlu

dilakukan sehubungan dengan tahap perencanaan dalam pengelolaan

pembelajaran meliputi; analisis program pendidikan dan pelatihan, analisis

keterkaitan materi pembelajaran, penyusunan program, sistem penjadwalan,

bahan ajar, media pembelajaran (Daryanto dan Rahardjo, 2012: 147).

Dalam arti luas, pendidikan adalah suatu proses upaya membuat

manusia lebih baik, dalam arti kehidupannya menjadi lebih berkembang.

Pendidkan berlangsung sepanjang zaman. Pendidikan berlangsung disetiap

tempat, waktu kehidupan manusia. Objek utama pendidikan adalah

(21)

Dalam arti sempit, pendidikan adalah seluruh kegiatan belajar yang

direncanakan, dengan materi yang telah tersusun, dilaksanakan terjadwal, di

evaluasi sesuai tujuan awal sebuah pembelajaran.Oleh karena itu, pendidikan

dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang terorganisasi, berencana dan

berlangsung secara terus menerus sepanjang hayat untuk menjamin

kelangsungan hidup, membina anak didik menjadi manusia dewasa yang

bermartabat dan mampu berinteraksi dengan sesamanya.

Ilmu sosial dapat secara langsung dipelajari di lingkungan masyarakat,

sehingga mampu dipahami dan diketahui secara utuh.Dari mengetahui secara

langsung, diharapkan mampu mendapatkan pengalaman secara langsung dan

timbal balik yang mempengaruhi antara kehidupan individu maupun

bermasyarakat.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu pengetahuan yang sangat

menarik untuk di pelajari. Materi-materi yang di kemas didalamnya sangat

berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Proses kehidupan manusia selalu

berhubungan dengan sesama manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal ini

disebabkan karena manusia pada hakekatnya sebagai makhluk sosial.Ips

sebagai program pendidikan tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial

semata, melainkan juga harus diarahkan membina siswa menjadi warga

masyarakat dan warga Negara yang memiliki tanggung jawab atas

(22)

memiliki kesadaran dan tanggung jawab tinggi terhadap kesejahteraan

masyarakat, bangsa dan Negara (Rasimin, 2012:38).

Dengan demikian materi IPS sangat mudah untuk diterapkan,

dimengerti, dicerna, dipahami dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari

peserta didik, khususnya peserta didik kelas II MI Guppi At Taqwa Kec.

Kemiri, Kab. Purworejo. Namun kenyataannya melihat kondisi saat ini mata

pelajaran IPS merupakan pelajaran yang kurang diminati siswa, hal itu

disebabkan oleh pandangan siswa yang menganggap IPS merupakan pelajaran

menghafal. Apalagi guru yang menyampaikan materi selalu menggunakan

metode ceramah tanpa adanya variasi dalam mengajar dan mengakibatkan

peserta didik kurang memperhatikan dan semangat belajarnya menurun yang

akhirnya hasil belajar semakin menurun.

Proses pembelajaran yang dilakukan guru cenderung membelajarkan

siswa secara tekstual dengan buku-buku LKS yang bisa didapatkan dengan

mudah, memberikan pekerjaan rumah kepada siswa, dan cenderung

mengabaikan aspek konkrit pembelajaran yang merupakan hal yang paling

penting untuk siswa menghadapi lingkungan nyata.

Hasil evaluasi yang dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2018 data

yang didapatkan dari guru kelas menunjukkan bahwa dari 20 siswa yang telah

mencapai KKM sebanyak 8 siswa atau 40% dan yang belum mencapai KKM

(23)

masih di bawah standar KKM kelas yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti

memahami dan ingin memecahkan masalah yang telah terjadi.

Setelah penulis melakukan observasi awal di MI Guppi At Taqwa

Kec. Kemiri, Kab. Purworejo, ada beberapa faktor yang menyebabkan

rendahnya nilai mata pelajaran IPS pada kelas II yaitu: 1) Media pembelajaran

yang terbatas, 2) Kurangnya minat belajar siswa, 3) Kurangnya variasi metode

dalam pembelajaran.

Permasalahan yang dihadapi guru dalam menyampaikan materi

membuat siswa tidak berkonsentrasi karena siswa sering bermain sendiri dan

tidak memperhatikan guru saat menerangkan, guru tidak menggunakan media

dalam proses belajar mengajar sehingga siswa sulit menerima pelajaran. Usia

siswa kelas II yang masih sulit untuk diarahkan dan masih suka bermain

sendiri seharusnya guru memberikan variasi dalam pembelajaran. Namun,

minat guru untuk mempelajari media, model, metode yang baru masih kurang.

Guru tidak dapat mengoperasikan media dengan baik sehingga menggunakan

metode ceramah, tidak menggunakan metode atau pendekatan yang sesuai

dengan materi dan dapat mempermudah siswa dalam menerima materi

pembelajaran.

Dengan adanya permasalahan di MI Guppi At Taqwa Kec. Kemiri,

Kab. Purworejo, penulis mencoba memberikan solusi dengan menggunakan

(24)

Dalam model pembelajaran Example Non Example menggunakan media

gambar yang dapat menarik perhatian siswa untuk fokus terhadap

pembelajaran.

Media gambar dan model pembelajaran Example Non Example

mempermudah guru dalam menyampaikan materi yang akan mudah diterima

siswa karena siswa dituntut aktif dan kreatif dalam pembelajaran dan berfikir

kritis dengan menganalisis gambar sehingga pengetahuan siswa dan kualitas

pembelajaran dapat meningkat.

Maka dari itu, penulis ingin menciptakan pembelajaran yang mudah

dipahami dan tidak membosankan, mudah diserap siswa sehingga penulis

menawarkan dengan media gambar dan model pembelajaran Example Non

Example dalam pembelajaran IPS materi Bekerja Sama dengan Tetangga yang

memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Setelah dilakukan pengamatan, penulis melakukan tindakan melalui

kegiatan penilaian tindakan kelas (PTK) sebagai skripsi dengan judul

(25)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian

ini adalah:

1. Apakah model pembelajaran Example Non-Example dan media gambar

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi

Bekerja Sama Dengan Tetangga pada siswa kelas II MI Guppi At Taqwa

Waled Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran

2017/2018?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran Example Non-Example dan

media gambar dalam mata pelajaran IPS materi Bekerja Sama Dengan

Tetangga dapat mencapai target KKM pada siswa kelas II MI Guppi At

Taqwa Waled Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran

2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPS materi

Bekerja Sama Dengan Tetangga pada siswa kelas II MI Guppi At Taqwa

Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018

melalui media gambar dan model pembelajaran Example Non-Example.

(26)

Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018

melalui media gambar dan model pembelajaran Example Non-Example.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan merupakan tindakan yang diduga akan dapat

memecahkan masalah yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan PTK

(Hamzah B. Uno, 2011: 81).

Hipotesis tindakan adalah sebagai salah satu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian melalui data yang terkumpul.

Dengan demikian hipotesis penelitian yang akan dilaksanakan adalah: ”Jika

penggunaan media gambar dan model pembelajaran Example Non-Example

diterapkan dengan baik, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPS materi Bekerja Sama Dengan Tetangga kelas II MI Guppi At

Taqwa, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo tahun ajaran 2017/2018.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis yaitu:

a. Memberikan masukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang

(27)

b. Memberikan solusi sebagai upaya perbaikan mutu proses pendidikan

khususnya mata pelajaran IPS.

2. Manfaat praktis yang disampaikan penulis yaitu:

a. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa, memberikan

pengalaman baru, serta meningkatkan hasil belajar siswa terutama

dalam mata pelajaran IPS materi Bekerja Sama Dengan Tetangga.

b. Bagi Guru

Dapat memberikan arahan dalam proses pembelajaran dan

memberikan solusi untuk mengajarkan mata pelajaran IPS materi

Bekerja Sama Dengan Tetangga sesuai dengan situasi di kelas.

c. Bagi Sekolah

Dapat menumbuhkan kerja sama antar guru yang berdampak positif

pada hasil belajar di sekolah serta dapat memberikan kontribusi yang

lebih baik untuk perbaikan pembelajaran.

F. Definisi Operasional 1. Hasil Belajar

Bloom (1956) dalam Daryanto dan Rahardjo (2012)

mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan

(28)

evaluasi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada

dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara

keeluruhan baik yang menyangkut segi kognitif, afektif maupun

psikomotor. Proses perubahan dapat terjadi dari yang paling sederhana

sampai pada yang paling kompleks yang bersifat pemecahan masalah, dan

pentingnya peranan kepribadian dalam proses serta hasil belajar.

2. IPS

Sapriya (2009) dalam Ikhda (2013) menyatakan Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS adalah

sebuah mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi dan

Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Ciri khas IPS sebagai

mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sifat

terpadu (integrated) dari sejumlah mata pelajaran dengan tujuan agar mata

pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik.

3. Bekerja Sama dengan Tetangga

Bekerja sama berarti melakukan (melaksanakan) suatu kegiatan

atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang. Tetangga adalah orang

yang rumahnya berdekatan. Jadi, bekerja sama dengan tetangga adalah

suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang yang rumahnya

(29)

Bekerja sama dengan tetangga ada dua jenis yaitu bekerja sama

yang baik dan bekerja sama yang tidak baik serta dapat dikatakan sebagai

tolong menolong sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al Maidah: 2 sebagai

berikut:

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah

amat berat siksa-Nya.

4. Media Gambar

Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan

dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa)

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa)

untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (Basyiruddin Usman, 2002: 11).

Gambar merupakan media reproduksi bentuk asli dalam dua

dimensi. Gambar merupakan alat visual yang efektif karena dapat

divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan

(30)

karena hasil yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui gambar

yang diperlihatkan kepada anak, dan hasil yang diterima oleh

anak-anak akan sama (Basyiruddin Usman, 2002: 47).

Gambar yang digunakan hendaklah menunjukkan hal yang sedang

dibicarakan atau sedang dilakukan. Gambar juga harus dinamis yaitu

menunjukkan aktivitas tertentu misalnya kegiatan kerja bakti lingkungan,

anak-anak mengangkat pasir atau gambar orang yang sedang bekerja.

Gambar juga sebaiknya berwarna yang umumnya menarik perhatian. Oleh

karena itu, gambar dapat digunakan sebagai media pendidikan yang

mempunyai nilai-nilai pendidikan bagi anak-anak dan memungkinkan

belajar secara efisien di sekolah.

5. Model Pembelajaran Example Non-Example

Menurut Soekamto (dalam Nurulwati, 2000: 10) mengemukakan

maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar

dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.Hal ini berarti model

pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru mengajar

(Shoimin, 2014: 23).

(31)

di sekitarnya melalui analisis contoh-contoh berupa gambar-gambar, foto,

dan kasus yang bermuatan masalah (Shoimin, 2014: 73).

Jadi, model pembelajaran Example Non Example adalah model

pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh dengan media gambar

dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara menganalisa

gambar-gambar yang telah disediakan guru yang berkaitan dengan materi

pelajaran yang sedang dipelajari. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa

mampu berpikir lebih kritis sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan

melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan

pembelajaran (Arikunto dkk, 2008: 105).

Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu

penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai

peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi)

dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan

secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau

(32)

yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di

kelas.

PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam

siklus berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap siklus yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dapat di gambarkan

sebagai berikut (Arikunto dkk, 2006:74).

Gambar 1.1 Bagan Langkah-langkah PTK Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Pelaksanaan Refleksi SIKLUS I

Pengamatan

SIKLUS II

Pengamatan

?

Perencanaan

Perencanaan

SIKLUS III

Pengamatan

(33)

2. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian di MI Guppi At Taqwa Waled Kecamatan Kemiri

Kabupaten Purworejo.

b. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II di MI Guppi At Taqwa

Waled Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo yang berjumlah 20

anak, 5 laki-laki dan 15 Perempuan pada tahun 2017/2018.

c. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada tahun ajaran 2017/2018

yaitu Pada 6 April sampai dengan selesai.

3. Langkah-langkah Penelitian

Secara garis besar ada empat tahapan dalam model penelitian

tindakan yaitu: 1) Perencanaan; 2) Pelaksanaan atau tindakan; 3)

Pengamatan; 4) Refleksi (Arikunto dkk, 2006:75).

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini peneliti menyiapkan beberapa hal yang dapat

mendukung proses perbaikan pembelajaran, diantaranya:

1) Menyiapkan materi sesuai dengan kurikulum yang dijadikan

(34)

2) Menemukan masalah dalam materi yang dijadikan sebagai bahan

untuk melaksanakan media gambar dan model pembelajaran

Example Non-Example.

3) Menyiapkan perangkat pembelajaran media gambar dan model

pembelajaran Example Non-Example.

4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan

mengajar guru dan aktivitas siswa.

5) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis.

b. Pelaksanaan (Acting)

Penelitian ini dilaksanakan dengan melaksanakan perencanaan

yang telah dibuat sebelumnya yakni melaksanakan pembelajaran

melalui media gambar dan model pembelajaran Example

Non-Example. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam tiga siklus,

dimana setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Siklus pertama

dilaksanakan pembelajaran IPS dalam materi Bekerja Sama Dengan

Tetangga terlampir di RPP. Diharapkan kelemahan dan kekurangan

siklus I dapat diperbaiki dan ditingkatkan pada proses pembelajaran

siklus II, demikian pula selanjutnya jika ada kelemahan dan

kekurangan pada siklus II dapat diperbaiki dan ditingkatkan pada

(35)

c. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan untuk media

gambar dan model pembelajaran Example Non-Example mengajar

dengan menggunakan lembar observasi. Demi menjaga keabsahan

data yang akan diperoleh, dalam melakukan kegiatan ini peneliti

dibantu oleh guru kelas.

d. Refleksi (Reflecting)

Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan

penelitian, tahap refleksi meliputi:

1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran

2) Evaluasi hasil observasi

3) Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I

untuk dilakukan perbaikan pada siklus II. Demikian selanjutnya

memperbaiki kelemahan siklus II untuk dilaukan perbaikan pada

siklus III.

4. Instrumen Penilaian

Bentuk instrumen yang dipakai penulis untuk mendapatkan data adalah:

a. Pedoman atau lembar pengamatan (observasi bagi siswa digunakan

untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam

proses pembelajaran IPS melalui media gambar dan model

(36)

b. Ujian tertulis/soal tes, digunakan sebagai materi kegiatan siswa untuk

mengukur hasil belajar IPS materi Bekerja Sama Dengan Tetangga.

c. Pedoman dokumentasi digunakan untuk mendapatkan gambaran

kegiatan dalam proses pembelajaran melalui media gambar dan model

pembelajaran Example Non-Example.

5. Pengumpulan Data

a. Pengamatan atau observasi

Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengumpulan data

melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis. Pengamatan

atau observasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kelemahan dan

kelebihan dalam pembelajaran berkaitan dengan proses kegiatan

belajar mengajar oleh guru dan siswa untuk meningkatkan prestasi

belajar melalui hasil belajar siswa mata pelajaran IPS materi Bekerja

Sama Dengan Tetangga.

b. Soal Tes

Peneliti menggunakan tes formatif berupa tes tertulis yang

berkaitan dengan materi ajar. Tes ini diberikan pada akhir

pembelajaran untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap

materi pembelajaran.

c. Dokumentasi

(37)

digunakan, nilai siswa sebelum dan sesudah penelitian, foto, dan lain

sebagainya yang dianggap penting. Dokumentasi dalam penelitian ini

digunakan untuk bukti bahwa peneliti telah melakukan penelitian dan

untuk melihat kembali kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan selama

kegiatan berlangsung.

6. Analisis Data

Analisis data dilakukan sesuai dengan rancangan penelitian yakni

dengan menggunakan analisis dan refleksi pada setiap siklus yang

dilakukan. Analisis ini berdasarkan pada observasi dilapangan yang

tercatat dan format dari observasi lainnya. Analisis berupa refleksi

dilakukan oleh peneliti bersama guru selaku kolaborator, untuk

menentukan program pada siklus berikutnya sekaligus mendeteksi

pencapaian tujuan pada siklus yang telah dilakukan. Semua data yang kita

peroleh dan kita kumpulkan pada dasarnya untuk menguji atau

membuktikan kebenaran hipotesis. Benar atau tidaknya dugaan itu akan

dibuktikan melalui data yang kita peroleh dari lapangan. Oleh sebab itu,

pada tahap ini data sebagaimana adanya harus dianalisa, diolah, dan

disusun sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk membuktikan

(38)

a. Penilaian rata-rata

Penilaian rata-rata digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

X = Nilai rata-rata

∑x = Jumlah semua nilai siswa

∑N = Jumlah siswa

b. Persentase

Penghitungan persentase digunakan untuk mengetahui pencapaian

KKM siswa. Rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:

P = Presentase

X = Jumlah siswa yang tuntas belajar

X1 = Jumlah siswa

x 100%

(39)

H. Kriteria Keberhasilan

Penggunaan Media Gambar dan Model Pembelajaran Example

Non-Example dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.

Adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah :

1. Secara Individu

Siswa dapat mencapai skor ≥ 70 pada materi beragam pekerjaan dalam

masyarakat.

2. Secara Klasikal

Siklus akan berhenti apabila 85% dari total anak didik dalam satu kelas

mendapat nilai ≥ 70.

I. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian awal,

bagian isi dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari sampul, persetujuan

pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan

persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar

dan daftar lampiran. Sedangkan bagian isi dalam skripsi terdiri dari lima bab,

yaitu:

BAB I Berisi pendahuluan yang menggambarkan secara global

tentang bab berikutnya yang meliputi latar belakang masalah, rumusan

(40)

BAB II Berisi landasan teori dan kajian teori yang mencakup

pembahasan hasil belajar, pembelajaran IPS, materi bekerja sama dengan

tetangga, media gambar, model pembelajaran Example Non-Example, Kriteria

ketuntasan minimalserta kajian pustaka dari penelitian terdahulu.

BAB III Pelaksanaan penelitian berisi tentang gambaran umum lokasi,

subjek penelitian, penyajian data, dan deskripsi pelaksanaan siklus.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang Analisis

pelaksanaan kegiatan siklus serta pembahasan pelaksanaan kegiatan siklus.

BAB V Penutup yang berisi temuan pokok atau kesimpulan serta

saran-saran dari peneliti setelah melakukan penelitian di MI Guppi At Taqwa

(41)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan dalam diri

seseorang untuk menjadi lebih baik. Belajar merupakan hal yang

tidak asing lagi di kalangan siswa atau mahasiswa. Bahkan dalam

lingkungan masyarakat yang mengenyam dunia pendidikan formal.

Proses belajar merupakan jalan yang harus ditempuh oleh

seseorang (siswa, mahasiswa) untuk mengerti suatu hal yang

belum diketahui sebelumnya ataupun yang sudah diketahui tetapi

belum seluruhnya tentang suatu hal. Dengan belajar, seseorang

dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas.

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat

pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan

tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan

maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau

pribadi (Djamarah, 2006: 10).

Menurut Slameto, 2003 (dalam Hamdani, 2011: 20) belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

(42)

lingkungannya. Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar

apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya latihan dan

pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan. Menurut

pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau

penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Misalnya, dengan

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya.

Selain itu, belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami

atau melakukannya. Jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai

kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan

individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan (Hamdani, 2011:

21-22).

b. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom dan Suharsimi Arikunto, 1990 (dalam

Hamdani, 2011: 138) hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek,

yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.

Hasil pengukuran terhadap siswa yang meliputi aspek

kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses

pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes

(43)

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada

diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan

psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang

hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh

Nawawi dalam K. Brahim (2007) yang menyatakan bahwa hasil

belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam

skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi

pelajaran tertentu (Susanto, 2013: 5).

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Pada dasarnya, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari

dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern) (Hamdani, 2011:

139-146).

1) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri

peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:

a) Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam

masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.

Sebagaimana yang dijelaskan Slameto, bahwa keluarga

adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga

(44)

bersifat menentukan dalam ukuran besar, yaitu pendidikan

bangsa, negara, dan dunia.

Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting

dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman

membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif

karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan

pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk

belajar.

Orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan

dimulai dari keluarga. Adapun sekolah merupakan

pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke

lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik

antara orangtua dan guru sebagai pendidik dalam usaha

meningkatkan hasil belajar anak. Orang tua harus menaruh

perhatian yang serius tentang cara belajar anak dirumah.

Perhatian orangtua dapat memberikan motivasi sehingga

anak dapat belajar dengan tekun. Hal ini karena anak

memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk

belajar.

b) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama

yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan

(45)

baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat.

Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,

hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan

kurikulum. Hubungan antara guru dengan siswa yang

kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.

c) Lingkungan Masyarakat

Di samping orang tua, lingkungan masyarakat juga

merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan.

Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap

perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan

sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan

tempat ia berada.

Lingkungan masyarakat juga dapat dikatakan

membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan

sehari-hari, seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya

dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karna itu,

apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu

lingkungan temannya yang rajin belajar, kemungkinan

besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya

(46)

2) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor ini

antara lain:

a) Faktor fisiologis

Kondisi fisiologis atau jasmaniah pada umumnya sangat

berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Uzer

dan Lilis mengatakan bahwa faktor jasmaniah, yaitu

pancaindera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya,

seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan

yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang

membawa kelainan tingkah laku (Hamdani, 2011: 140).

b) Faktor psikologis

(1) Minat

Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu

kecenderungan untuk selalu memerhatikan dan

mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat

kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang.

Dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan

senang pada sesuatu.

Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap

pembelajaran. Jika menyukai suatu mata pelajaran,

(47)

Menurut Winkel, 1994 (dalam Hamdani, 2011:

141) minat adalah kecenderungan yang menetap dalam

subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal

tertentu dan merasa senang berkecipung dalam bidang

itu. Selanjutnya, Slameto (1995: 57) mengemukakan

bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memerhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang

diminati sesorang, diperhatikan terus yang disertai

dengan rasa sayang. Adapun Sardiman (1992: 76)

mengemukakan bahwa minat adalah suatu kondisi yang

terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti

sementara situasi, yang dihubungkan dengan

keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

Berdasarkan pendapat diatas, jelaslah bahwa

minat memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar

atau kegiatan. Pelajaran yang menarik minat siswa lebih

mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah

kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa

di dalam menerima pelajaran di sekolah, siswa

diharapkan dapat mengembangkan minat untuk

melakukannya sendiri.

Minat belajar yang telah dimiliki siswa

(48)

hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat

yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk

melakukan, sehingga apa yang diinginkannya dapat

tercapai.

(2) Kecerdasan

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai

kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan

yang dihadapinya.

Menurut Kartono, 1995 (dalam Hamdani, 2011: 139)

kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting

dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi

seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat

kecerdasan normal atau diatas normal, secara potensi ia

dapat mencapai prestasi yang tinggi.

(3) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang

akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam artian

berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat

tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

Pengertian tersebut sesuai dengan apa yang

dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986: 28) bahwa

(49)

kata attitude, yang berarti kecakapan, yaitu mengenai

kesanggupan-kesanggupan tertentu.

(4) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat

menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan

sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya.

(5) Sikap

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi

terhadap suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak

suka atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat

dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan

keyakinan.

Dalam diri siswa harus ada sikap yang positif

(menerima) kepada sesama siswa atau kepada gurunya.

Sikap positif ini akan menggerakkannya untuk belajar.

Adapun siswa yang sikapnya negatif (menolak) kepada

sesama siswa atau gurunya tidak akan mempunyai

kemauan untuk belajar.

d. Klasifikasi Hasil Belajar

Menurut Susanto, 2013: 6-11, Hasil belajar dapat dilihat melalui 3

aspek, yaitu pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan

(50)

1) Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai

kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang

dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa

besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami

pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa atau sejauh

mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca,

yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil

penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.

Guru dapat melakukan tes evaluasi kepada siswa untuk

mengukur kemampuan siswa setelah kegiatan pembelajaran.

Evaluasi dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan. Dalam

pembelajaran tingkat dasar biasanya dengan ulangan harian,

ulangan semesteran maupun ulangan umum.

2) Keterampilan Proses

Keterampilan berarti kemampuan menggunakan nalar, pikiran,

dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu

hasil tertentu termasuk kreativitasnya. Dalam melatih

keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula

sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas, kerja sama,

bertanggung jawab dan berdisiplin sesuai dengan penekanan

(51)

Menurut Usman dan Setiawati dalam (Susanto, 2013: 9)

keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah

kepada pembangunan kemampuan mental, fisik dan sosial yang

mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi

dalam diri individu siswa.

3) Sikap

Menurut Lange dalam Azwar (1998: 3) sikap tidak hanya

merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula

aspek respons fisik. Jadi sikap ini harus ada kekompakan antara

mental dan fisik secara serempak. Berkenaan dengan sikap,

kemampuan dan penguasaan segi-segi emosional, yaitu

perasaan, sikap dan nilai.

2. Pembelajaran IPS

a. Pengertian pembelajaran

Pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan

guru sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.

Pembelajaran adalah upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan

terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa

yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan

siswa serta antar siswa (Hamdani, 2011: 71-72).

Dalam proses pembelajaran, pengenalan terhadap diri

(52)

pemberdayaan diri. Melalui proses pembelajaran, guru dituntut

mampu memfasilitasi siswa agar mereka dapat memahami

kemampuan yang mereka miliki untuk memberikan motivasi agar

siswa terdorong untuk belajar dan mewujudkan keberhasilan

berdasarkan kemampuan mereka sendiri.

Berikut ini adalah beberapa konsep mengenai

pembelajaran:

1) Pembelajaran bersifat psikologis. Dalam hal ini, pembelajaran

dideskripsikan dengan merujuk pada apa yang terjadi dalam

diri manusia secara psikologis. Ketika pola perilakunya stabil,

maka proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil.

2) Pembelajaran merupakan proses interaksi antara individu dan

lingkungan sekitarnya, yang artinya proses-proses psikologis

tidak terlalu banyak tersentuh disini.

3) Pembelajaran merupakan produk dari lingkungan eksperiental

seseorang, terkait dengan bagaimana ia merespons lingkungan

tersebut. Hal ini sangat berkaitan dengan pengajaran, di mana

seseorang akan belajar dari apa yang diajarkan padanya.

Singkatnya, pembelajaran merupakan fenomena kompleks

yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Yang jelas, ia merupakan

rekonstruksi dari pengalaman masa lalu yang berpengaruh

terhadap perilaku dan kapasitas seseorang atau suatu kelompok

(53)

b. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Social studies atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah

ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan

pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah.

Dengan begitu, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah ilmu-ilmu

sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program

pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar lainnya yang

sederajat. Materi dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti Geografi,

Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosial, Ekonomi, Ilmu

Politik, Ilmu Hukum, dan Ilmu-ilmu Sosial lainnya dijadikan bahan

baku bagi pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di

sekolah dasar dan menengah. IPS adalah bidang studi yang

merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial.

Ilmu Pengetahuan Sosial yang sering disingkat IPS adalah

ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan

humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara

ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang

mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan

menengah. Luasnya kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan

yang beraspek majemuk baik hubungan sosial, ekonomi, psikologi,

budaya, sejarah maupun politik.

Pendidikan IPS di sekolah dasar merupakan bidang studi

(54)

interaksinya dalam masyarakat. Tujuan pengajaran IPS tentang

kehidupan masyarakat manusia dilakukan secara sistematik. Oleh

karena itu, IPS sangat penting untuk mendidik siswa

mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan agar dapat

mengambil kegiatan yang bermanfaat dalam kehidupannya sebagai

anggota masyarakat dan warga negara yang baik.

c. Ruang lingkup pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ruang lingkup mata pelajaran Pengetahuan Sosial adalah:

1) Sistem sosial dan budaya

2) Manusia, tempat dan lingkungan

3) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

4) Waktu, keberlanjutan dan perubahan

5) Sistem berbangsa dan bernegara

Menurut Sumaatmadja (2008: 23) dalam Yessika (2013)

ruang lingkup pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah:

1) Nilai Edukatif

Salah satu tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pembelajaran

IPS, yaitu adanya perubahan perilaku sosial peserta didik

kearah yang lebih baik. Perilaku itu meliputi aspek kognitif,

afektif dan psikomotor.

2) Nilai Praktis

Dalam hal ini, nilai praktis itu disesuaikan dengan tingkat umur

(55)

praktis tersebut bermanfaat dalam mengikuti berita,

mendengarkan radio, membaca buku sampai menghadapi

permasalahan kehidupan sehari-hari.

3) Nilai Teoritis

Peserta didik dibina dan dikembangkan kemampuan nalarnya

kearah dorongan mengetahui sendiri kenyataan (sense of

reality) dan dorongan menggali sendiri di lapangan (sense of

discovery). Kemampuan menyelidiki dan meneliti dengan

mengajukan berbagai pernyataan (sense of inquiry) mereka

dibina serta dikembangkan.

4) Nilai Filsafat

Pembahasan ruang lingkup IPS secara bertahap dan

keseluruhan sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta

didik, dapat mengembangkan kesadaran mereka selaku anggota

masyarakat. Dari kesadarannya terhadap keberadaan tadi,

mereka disadarkan pula tentang perannya masing-masing

terhadap masyarakat dan lingkungan seluruhnya.

5) Nilai Ketuhanan

Kenikmatan kita sebagai manusia mampu menguasai IPTEK,

menjadi landasan kita mendekatkan diri dan meningkatkan

IMTAK kepada-Nya. Nilai ketuhanan ini menjadi landasan

moralitas SDM hari ini terutama untuk masa yang akan datang.

(56)

d. Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial 1) Fungsi

Fungsi mata pelajaran Pengetahuan Sosial adalah untuk

mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan

siswa tentang masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.

2) Tujuan

Tujuan mata pelajaran Pengetahuan Sosial adalah:

a) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi,

ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan melalui pendekatan

pedagogis dan psikologis.

b) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kretif,

inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan sosial.

c) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai

sosial dan kemanusiaan.

d) Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional

maupun global (Arnie Fajar, 2005: 110).

3. Materi Bekerja Sama Dengan Tetangga a. Arti Kerjasama dan Tetangga

Manusia adalah makhluk sosial. Maka dari itu manusia

tidak bisa hidup sendiri. Manusia pasti membutuhkan orang lain,

(57)

maupun dengan keluarga. Kerjasama adalah kegiatan yang

dilakukan oleh beberapa orang secara bersama.

Tetangga adalah orang yang tempat tinggalnya dekat

dengan rumah kita. Di desa, tetangga adalah warga desa satu

kampung. Rumah tetangga ada yang dekat dan ada juga yang jauh.

Rumah tetangga yang dekat ada di sebelah kanan kiri depan

belakang rumahmu.

b. Bentuk-bentuk Kerjasama

1) Kerjasama yang baik

Jalan rambutan bersih. Jalan rambutan rapi. Jalannya bagus.

Pagarnya ditata rapi. Banyak pohon tumbuh di sana.

Perhatikan bentuk bekerja sama dengan tetangga berikut ini:

a) Memperbaiki Jalan

Jalan rambutan bagus dan halus. Tidak ada lobang. Jalan

rambutan diaspal rapi. Jalan rambutan pernah rusak. Warga

(58)

orang menyumbang pasir. Ada orang menyumbang krikil.

Kepala desa menyumbang aspal.

Hari minggu jalan rambutan ramai. Ada gotong royong

bersama. Warga memperbaiki jalan.

Bapak-bapak bekerja mengaspal jalan. Ibu-ibu memasak air

(59)

Ada orang menata batu. Orang lain memasak aspal. Orang

lain lagi menata kerikil. Pak taufik menyetir silinder.

Silinder untuk menghaluskan jalan.

Rudi dan Ucok mengangkat pasir. Mereka mengangkat

pasir sedikit. Anak-anak senang. Mereka bisa bermain.

(60)

Sore hari pekerjaan sudah selesai. Jalan sudah halus dan

rapi. Semua dikerjaan bersama. Pekerjaan berat menjadi

ringan. Semua warga capek tetapi senang.

b) Menjaga kebersihan lingkungan

Lingkungan jalan rambutan bersih. Warganya juga sehat.

(61)

Saluran air dibersihkan. Semak-semak dipotong. Sampah

daun ditimbun. Ibu-ibu menanam bunga. Anak-anak

menyiram tanaman.

Warga menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan

menjadi nyaman dan bersih. Air got lancar mengalir.

Sampah tidak berserakan. Halaman rumah bersih.

c) Meronda

Kampung rudi sekarang aman. Kata ayah, dulu sering ada

pencurian. Sekarang sudah aman.

Warga menjaga keamanan lingkungan. Setiap malam ada

ronda. Bapak-bapak bergantian meronda. Mereka berjaga di

(62)

d) Memperbaiki rumah

Ini rumah ucok. Rumahnya semalam terbakar. Bapak-bapak

memadamkan api. Api membakar atap rumah. Api merusak

atap rumah.

Keluarga ucok mengungsi. Mereka tinggal di rumah rudi.

Warga memperbaiki rumah ucok. Keluarga rudi

(63)

Tiga hari atap rumah diperbaiki. Keluarga ucok berterima

kasih. Ucok merasa senang. Ucok tidak bersedih lagi.

Mereka bisa pulang ke rumah.

2) Kerjasama Yang Tidak Baik

(64)

b) Bekerjasama mengejek teman

c. Manfaat Kerjasama

1) Pekerjaan menjadi ringan

2) Pekerjaan cepat selesai

3) Mendapat banyak teman

4) Menjadi rukun dengan teman

5) Menciptakan kedamaian

4. Model Pembelajaran Example Non-Example

a. Pengertian Model Pembelajaran Example Non-Example

Example Non-Example adalah model pembelajaran yang

membelajarkan murid terhadap permasalahan yang ada di

sekitarnya melalui analisis contoh-contoh berupa gambar ataupun

foto. Example Non-Example merupakan model pembelajaran yang

menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi

(65)

memecahkan permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh

gambar yang disajikan. Penggunaan media gambar ricancang agar

siswa dapat menganalisis gambar tersebut untuk kemudian

dideskripsikan secara singkat perihal sebuah gambar. Gambar yang

digunakan dalam model ini dapat ditampilkan melalui OHP,

Proyektor, atau yang paling sederhana dengan poster. Gambar

harus jelas agar terlihat dalam jarak yang jauh dan siswa yang

berada di bangku belakang dapat melihat dengan jelas.

Model pembelajaran Example Non-Example melibatkan

siswa untuk: 1) Menggunakan sebuah contoh untuk memperluas

pemahaman sebuah konsep dengan lebih mendalam dan lebih

kompleks; 2) Melakukan proses discovery (penemuan), yang

mendorong mereka membangun konsep secara progresif melalui

pengalaman langsung terhadap contoh-contoh yang mereka

pelajari; 3) Mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan

mempertimbangkan bagian non-Example yang dimungkinkan

masih memiliki karakteristik konsep yang telah dipaparkan pada

bagian example (Miftahul, 2014: 235).

b. Kelebihan Pembelajaran Example Non-Example 1) Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar

2) Siswa mengtahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar

(66)

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Example Non-Example Menurut Agus Suprijono (2009) dalam (Shoimin, 2014: 74)

langkah-langkah model pembelajaran Example Non-Example

adalah:

1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Gambar yang digunakan tentunya merupakan

gambar yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai

dengan Kompetensi Dasar.

2) Guru menempelkan gambar di papan, atau ditayangkan melalui

LCD atau OHP atau dapat pula menggunakan proyektor. Pada

tahapan ini guru juga dapat meminta bantuan siswa untuk

mempersiapkan gambar yang telah dibuat sekaligus

membentuk kelompok siswa.

3) Guru memberikan petunjuk dan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk memerhatikan/menganalisis

gambar. Biarkan siswa melihat dan menelaah gambar yang

disajikan secara seksama agar detail gambarnya dapat

dipahami.selain itu, guru juga memberikan deskripsi jelas

tentang gambar yang sedang diamati siswa.

4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil

(67)

5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil

diskusinya. Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi

mereka melalui perwakilan kelompok masing-masing.

6) Setelah memahami hasil dari analisis yang dilakukan siswa,

guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai.

7) Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

5. Media Gambar

a. Pengertian Media Gambar

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti

perantara atau pengantar. Dengan demikian media merupakan

wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.

Dalam pross belajar mengajar kehadiran media mempunyai

arti yang cukup penting karena dalam kegiatan tersebut

ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan

menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang

akan disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan

dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang

mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.

(68)

media. Dengan demikian, peserta didik lebih mudah mencerna

bahan daripada tanpa bantuan media.

Diantara media pendidikan, gambar atau foto adalah media

yang paling umum dipakai. Keduanya merupakan bahasa yang

paling umum, yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati

dimana-mana. Media gambar baik digunakan karena gambar tersebut

melukiskan situasi seperti benda sebenarnya. Gambar yang

berwarna umumnya menarik perhatian dan gambar menunjukkan

poin-poin pokok dalam gambar.

Media gambar adalah alat bantu berupa gambar yang dapat

dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran

dan memungkinkan pembelajaran yang efisien di sekolah.

b. Kelebihan Media Gambar

1) Sifatnya konkret, gambar lebih realistis menunjukkan pokok

masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak

semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan

para siswa tidak selalu bisa dibawa ke objek atau peristiwa

tersebut. Gambar dapat mengatasi hal tersebut.

3) Media gambar dapat mengatasi keterbasan pengamatan kita.

Sel atau penampang daun yang tidak mungkin kita lihat

dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam

(69)

6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis

kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni

menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan

peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta

didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM).

Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan

pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran

di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang

memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik

atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan

utama penetapan KKM.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama

pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena

itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah

berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan

sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh

peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan

minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB)

(70)

(https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penetapan-kkm.pdf. Diakses pada tanggal 26 April 2018 pukul 10.00 WIB)

b. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Fungsi kriteria ketuntasan minimal adalah :

1) Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi

peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang

diikuti, setiap kompetensi dasar dapat diketahui

ketercapaianya berdasarkan KKM yang di tetapkan.

Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap

pencapaian Kompetensi Dasar dalam bentuk pemberian

layanan remidial atau layanan pengayaan.

2) Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri

mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar

dan indikator ditetapkan KKM yang harus di capai dan

dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat

mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar

mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak bisa

di capai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum

tuntas dan perlu perbaikan.

3) Dapat di gunakan sebagai bagaian dari komponen dalam

melakukan evaluasi progam pembelajaran yang dilaksanakan

di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program

Gambar

Gambar 1.1 Bagan Langkah-langkah PTK
Tabel 3.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Guppi At Taqwa Waled
Tabel 3.3 Guru dan Staf MI Guppi At Taqwa Waled
gambar yang di
+7

Referensi

Dokumen terkait

Contoh tas dan plastik/mika nametag dapat dilihat di Kantor BPS Provinsi Jawa Tengah Jl. BAB XIII Daftar Kuantitas dan Harga

Hasil yang terdapat dari penelitian tersebut adalah rerata peningkatan indeks plak (IP), dan perdarahan pada probing (PPP) secara signifikan lebih tinggi di

Menurut Sunaryanto R dan Kaseno (2004), pemurnian enzim termasuk glukoamilase dapat dilakukan dengan bberapa cara antara lain dengan cara pengendapan dalam garam organik (salting

Tegangan di serat atas yaitu 0 mPa lebih kecil dari tegangan ijin pada waktu servis yaitu 3.54

Dalam penelitian ini penulis mencoba membuat aplikasi pembelajaran yang berisikan pengetahuan dasar tentang huruf hijaiyah dsertai dengan animasi, audio dan keterangan cara

Hal ini dapat terjadi karena apabila BOPO meningkat berarti terjadi peningkatan alokasi dana bank untuk membiayai kegiatan operasional lebih besar dibandingkan

Menurut Harden (1963) vide Wijanarko (1994), jika jaring dan ikan hanyut dengan kecepatan yang sama tentunya akan kecil sekali kemungkinan akan tertangkap atau terjerat pada

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini dimana diperoleh adanya perbedaan bermakna tingkat agitasi antara kelompok skizofrenia paranoid dan kelompok skizofrenia bukan