• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat terlihat dari pembangunan gedung-gedung yang menjulang tinggi yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat terlihat dari pembangunan gedung-gedung yang menjulang tinggi yang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota selalu identik dengan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang semakin maju, khususnya Kota Medan yang digolongkan sebagai kota metropolitan. Hal ini dapat terlihat dari pembangunan gedung-gedung yang menjulang tinggi yang berdiri di tengah-tengah Kota Medan. Salah satu pembangunan yang berkembang dengan pesat saat ini adalah pembangunan di bidang industri hiburan. Pembangunan di bidang industri hiburan itu berupa pembangunan mall-mall, kafe, diskotik, tempat karaoke, kelab malam, dan lain-lain. Masyarakat kota umumnya mencari hiburan dengan cara pergi ke tempat-tempat hiburan tersebut untuk menghilangkan kepenatan.

Tempat-tempat hiburan malam yang biasa dikunjungi masyarakat perkotaan khususnya mahasiswa/i antara lain berupa kafe, tempat karaoke, diskotik, bar, kelab malam, dan lain-lain. Tempat-tempat hiburan malam tersebut identik dengan perilaku dugem. Dalam penelitian ini, tempat hiburan malam yang akan diteliti adalah kelab malam. Menurut Peraturan Walikota Medan Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Daftar Usaha Pariwisata, kelab malam adalah jenis usaha hiburan malam yang ruang lingkup usaha menyediakan tempat dan fasilitas untuk menari/melantai dan pertunjukan lantai yang diiringi atraksi musik hidup dan atraksi cahaya lampu.

Dugem adalah istilah gaul yang berasal dari singkatan dua kata yaitu dunia gemerlap. Istilah ini menjadi sangat terkenal di Indonesia seiring dengan kebutuhan para eksmud (eksekutif muda) untuk menyeimbangkan diri dari tumpukan emosi dan rutinitas pekerjaan setiap minggu di kantor dan bisnis yang dikelolanya sendiri

(2)

Aktivitas dugem dapat dilakukan di kelab malam. Kelab malam merupakan salah satu tempat hiburan malam yang banyak dipilih oleh sebagian masyarakat perkotaan sebagai tempat mereka melepaskan kepenatan, khususnya mahasiswa. Melalui hiburan malam yang dikenal dengan dugem atau dunia gemerlap yang dilakukan di kelab malam, semua perbedaan yang menyangkut identitas diri individu hilang.

Gaya hidup dugem merupakan gaya hidup masyarakat Barat. Modernisasi telah membuat nilai-nilai modern masuk ke dalam seluruh lapisan masyarakat di seluruh dunia. Nilai-nilai modern ini membawa suatu gaya hidup yang dianggap “modern” dan dijadikan acuan bagi gaya hidup masyarakat perkotaan. Munculnya modernisasi membawa pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat perkotaan. Arus modernisasi mempengaruhi mahasiswa/i untuk terus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi termasuk salah satunya yaitu perilaku “dugem” yang dilakukan oleh mahasiswa/i.

Mahasiswa/i termasuk dalam kategori remaja akhir. Masa remaja merupakan bagian dari fase perkembangan dalam kehidupan seorang individu. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, sosial. WHO mendefinisikan remaja merupakan anak usia 10-19 tahun. Undang-Undang No.4 tahun 1979 mengenai Kesejahteraan Anak mengatakan remaja adalah individu yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah.

Kehidupan mahasiswa/i pada masa kini sangat memprihatinkan. Mahasiswa/i yang seharusnya menjadi penerus bangsa dan agent of change (agen perubahan), kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan bangsa dan negara. Bahkan perilaku

(3)

mahasiswa/i cenderung merosot, misalnya perilaku dugem yang dilakukan oleh mahasiswa/i.

Perilaku dugem merupakan perilaku yang dilakukan oleh mahasiswa/i dan dikategorikan sebagai tindakan sosial. Dimana tindakan sosial merupakan proses aktor terlibat dalam pengambilan keputusan subyektif tentang sarana yaitu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dipilih. Tindakan sosial adalah tindakan yang memiliki makna subyektif bagi aktor pelakunya dan bagi orang lain. Perilaku dugem yang dilakukan oleh mahasiswa/i memiliki makna bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain yang ikut dugem di tempat hiburan malam. Individu melupakan identitas dirinya dan berbaur dalam sukaria dengan para penikmat dunia gemerlap lainnya.

Menurut penelitian Gilang Desti Parahita (2008) menyebutkan bahwa 80% mahasiswa di Malang pernah memasuki tempat dugem. Bahkan 70% diantaranya termasuk dalam penikmat dugem. Dalam penelitiannya, Desti menemukan tiga tipe mahasiswa yang ada di tempat dugem. Pertama, mahasiswa yang dugem karena coba-coba. Kedua yaitu karena telah terbiasa dan ketiga karena prestise. Dan, 70% dari mahasiswa tersebut dapat dikategorikan sebagai penikmat dugem yaitu karena terbiasa dan prestise. Sementara menurut penelitian Muhammad Liyansyah (2009) menyebutkan bahwa faktor yang mendorong para dugemers melakukan dugem adalah karena alasan gengsi agar tidak dikatakan ketinggalan zaman, karena ajakan teman, kejenuhan dan hiburan. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang mendorong mahasiswa untuk dugem yaitu karena ingin coba-coba dan lama-lama semakin terbiasa, serta alasan lainnya yaitu agar kelihatan gaul, ajakan teman, dan hiburan.

(4)

Berdugem-ria dengan menikmati suasana diskotik, kelab malam, bar atau lounge yang didukung oleh musik dengan bit yang kuat, cepat, dan volume yang keras merangsang badan para penikmat dugem sehingga para penikmat dugem ikut “shake and movin” (berdisko) dan bergoyang semalaman. Bahkan dugem telah menjadi program rutin banyak orang khususnya mahasiswa/i dengan cara mengalokasikan dana khusus untuk hal yang mereka sebut “memanjakan diri” atau menghilangkan kepenatan (Muhammad Liyansyah, 2009). Mahasiswa/i menggemari hiburan dugem dikarenakan banyak hal yang bisa mereka nikmati seperti sajian musik baik oleh DJ (Disc Jockey) maupun oleh FDJ (Female Disc Jockey), penampilan dancer atau para musisi, hingga kenikmatan mengkonsumsi minuman beralkohol yang biasanya tersaji di tempat-tempat hiburan malam. Mahasiswa/i yang berkunjung di tempat hiburan tersebut berasal dari berbagai kalangan. Walaupun hiburan ini identik dengan biaya yang relatif mahal, namun para peminatnya bukan hanya berasal dari kalangan high class saja. Tetapi juga dari kalangan middle class dan lower class.

Bahkan banyak juga mahasiswa/i yang meminati hiburan ini sebagai pelepas rasa jenuh, walaupun mereka tahu bahwa kondisi keuangan mereka seringkali pas-pasan. Namun, karena mahasiswa/i sudah ketagihan dan sangat menikmati hiburan ini sebagai gaya hidup, maka cara apapun akan mereka lakukan. Cara tersebut dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mencapai tujuan yaitu pergi dugem.

Bagi masyarakat umum, perilaku dugem merupakan perilaku yang dianggap negatif dan cenderung digolongkan perilaku yang menyimpang. Hal ini disebabkan karena dugem identik dengan perempuan-perempuan yang berpakaian minim/sexy, minuman alkohol, tarian-tarian (dance) erotis, musik yang kuat, penggunaan narkoba dan lain sebagainya. Bagi mahasiswa/i perilaku dugem merupakan suatu perilaku

(5)

yang membawa kesenangan bagi dirinya sendiri. Trend yang berkembang saat ini adalah mahasiswa/i berbondong-bondong mengikuti gaya hidup kebarat-baratan, seperti meniru gaya hidup selebriti yang glamour.

Pengetahuan mahasiswa/i tentang perilaku dugem didapat melalui media massa berupa media cetak dan media elektronik, serta dari pergaulan dengan teman-teman sepermainan. Teknologi yang canggih seperti internet mempermudah mahasiswa/i untuk mengakses informasi tentang dugem. Mahasiswa menganggap bahwa perilaku dugem adalah perilaku yang layak untuk dicoba. Mahasiswa/I menganggap apabila dia melakukan perilaku dugem, maka ia dianggap sebagai individu yang keren atau individu yang mengikuti perkembangan zaman (anak gaul). Apabila seorang mahasiswa/i tidak pernah dugem, maka mahasiswa/i tersebut dianggap sebagai individu yang kolot atau individu yang tidak mengikuti perkembangan zaman.

Menikmati dunia malam bagi para mahasiswa/i yang suka dugem adalah suatu kewajaran, tren, dan hanyalah cara untuk menghilangkan kepenatan dari aktivitas harian. Dunia gemerlap sangat dinikmati anak muda. Hal ini dapat terlihat saat weekend (libur akhir pekan), kelab malam yang menyediakan hiburan malam di Kota Medan selalu ramai dikunjungi remaja. Beberapa usaha hiburan malam yang terdapat di Kota Medan antara lain:

Tabel 1.1.Beberapa Usaha Hiburan Malam di Kota Medan.

No. Nama Usaha Alamat

1. CARIBBEAN’s Club Pub

Jl. Timor Blok J No. I-IV, Kel. Gang Buntu, Kec. Medan Timur.

2. CLUB 99 PUB Pub

Jl. Gagak Hitam Ringroad No. 11, 12, 13, Kel. Tanjung Sari, Kec. Medan Selayang.

(6)

3. DANGDUT

INTERNASIONAL Live Music

Jl. Imam Bonjol No. 17, Kel. Hamdan, Kec. Medan Maimun.

4. DELTA CLUB Club Malam

Jl. Ir. H. Juanda No. 3 L, Kel. Suka Raja, Kec. Medan Maimun.

5. DEWA RUCI Pub

Jl. Ir. H. Juanda No. 14, Kel. Suka Damai, Kec. Medan Polonia.

6. ELEGANT Club Malam

Jl. Waringin No. 2/16 Simp. Gatot Subroto, Kel. Sekip, Kec. Medan Petisah.

7. ENTRANCE Club Malam

Jl. Balai Kota No. 01, Kel. Kesawan, Kec. Medan Barat.

8. GALANG CAFÉ Live Music

Jl. Ngumbar Surbakti Lk. II Medan, Kel. Sempakata, Kec. Medan Selayang. 9. HEAVEN HELL POOL &

LOUNGE Live Music

Jl. Pegadaian Komp. Perisai Plaza, Kel. Aur, Kec. Medan Maimun.

10. HEROIS Live Music

Jl. H. M. Jhoni No. 11, Kel. Teladan Barat, Kec. Medan Kota.

11. M- 3 (MILLENIUM- 3) Diskotik

Jl. Thamrin No. 75-R, Kel. Sei Renggas II, Kec. Medan Area.

12. MARIN ANUGERAH PERSADA, PT

Live Music

Comp. Centre Point Jl. Timor Blok J No. I-IV Lt. 6.

13. MENARA LEXUS Live Music

Jl. S. M. Raja No. 227 AB, Kel. Sudirejo II, Kec. Medan Kota.

14. MONACO POOL BAR & LOUNGE

Jl. H. M. Jhoni No. 48-48 A, Kel. Pasar Merah Barat, Kec. Medan Kota.

15. MY PARADISE CLUB & SPORT LOUNGE

Pub

Jl. Kumango No. 1-A, Kel. Kesawan, Kec. Medan Barat.

16. NEW ZONE Club Malam

Jl. Kol. Sugiono No. 16 CDEF, Kel. Aur, Kec. Medan Maimun.

(7)

Live Music Sempakata, Kec. Medan Selayang. 18. RETRO SPECTIVE

Live Music

Jl. Putri Hijau No. 1-A, Kel. Kesawan, Kec. Medan Barat.

19. SUPER Pub

Jl. Nibung Baru No. 12, 14, 16, Kel. Petisah Tengah, Kec. Medan Petisah.

20. TERUH TUALAH Live Music

Jl. Stella Raya Lk. X Simp. Selayang, Kel. Simp. Selayang, Kec. Medan Tuntungan. 21. THE TAVERN

Pub

Jl. Imam Bonjol No. 17, Kel. Hamdan, Kec. Medan Maimun.

22. TOBASA CLUB Pub

Jl. Imam Bonjol No. 17, Kel. Hamdan, Kec. Medan Maimun.

23. VENUS Live Music

Jl. S. M. Raja No. 328 Grand Antares Hotel, Kel. Siti Rejo I, Kec. Medan Kota.

24. XXX Diskotik

Jl. Emas No. 10 Komp. Yang Lim Plaza, Kel. Sei Rengas II, Kec. Medan Area.

25. ZODIAC & BISTRO Pub

Jl. Cirebon No. 76 A, Kel. Pasar Baru, Kec. Medan Kota.

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Perilaku Dugem Mahasiswa/i di Kota Medan dengan Teori Tindakan Sosial Talcott Parsons di tiga kelab malam yang ada di Kota Medan, yaitu Entrance, Elegant, dan New Zone.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Analisis Perilaku “Dugem” Mahasiswa/i di Kota Medan dengan Teori Tindakan Sosial Talcott Parsons?

(8)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Berdasarkan adanya keinginan peneliti untuk memperoleh data, guna menjawab pertanyaan-pertanyaan pada perumusan masalah penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan kuliah S1 pada Departemen Sosiologi FISIP USU.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah teori tindakan sosial Talcott Parsons dapat diterapkan dengan perilaku dugem mahasiswa/i di Kota Medan.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi motivasi mahasiswa/i untuk melakukan perilaku dugem.

4. Untuk mengetahui tujuan mahasiswa/i melakukan aktivitas dugem.

5. Untuk mengetahui bagaimana upaya atau usaha yang dilakukan mahasiswa/i agar tujuan melakukan dugem tercapai.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat adalah sesuatu yang diharapkan ketika sebuah penelitian sudah selesai ditulis. Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah:

1.4.1 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah kajian ilmiah bagi mahasiswa, memberikan kontribusi baik secara langsung ataupun tidak langsung bagi kepustakaan departemen Sosiologi serta dapat menambah kontribusi bagi perkembangan ilmu sosial dan masyarakat.

(9)

1.4.2 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam menulis karya ilmiah serta menambah wawasan penulis khususnya yang berkaitan dengan Analisis Perilaku Dugem Mahasiswa/i di Kota Medan dengan Teori Tindakan Sosial Talcott Parsons. Penelitian ini juga diharapkan mampu menjawab persoalan-persoalan yang terjadi dalam masyarakat dan dijadikan sebagai acuan masukan, informasi ataupun referensi bagi masyarakat luas mengenai analisis perilaku dugem mahasiswa/i di Kota Medan dengan teori tindakan sosial Talcott Parsons.

1.5 Defenisi Konsep

Dalam sebuah penelitian ilmiah, definisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep adalah definisi abstrak mengenai gejala atau realita suatu pengertian yang nantinya menjelaskan suatu gejala (Moelong, 1997).

Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian ini antara lain yaitu:

1. Analisis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis adalah 1 penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya); 2 Man penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan; 3 Kim penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu

(10)

untuk mengetahui zat bagiannya dan sebagainya; 4 penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya; 5 pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.

2. Perilaku

Perilaku adalah setiap cara reaksi atau respon manusia atau makhluk hidup terhadap lingkungannya. Dengan kata lain, perilaku adalah aksi, reaksi terhadap rangsangan. Perilaku adalah suatu tindakan rutin dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi ataupun kehendak untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkannya dan hal itu mempunyai arti baginya.

3. Dugem

Dugem adalah istilah gaul yang berasal dari singkatan dua kata yaitu dunia gemerlap. Istilah ini menjadi sangat terkenal di Indonesia seiring dengan kebutuhan para eksmud (eksekutif muda) untuk menyeimbangkan diri dari tumpukan emosi dan rutinitas pekerjaan di kantor dan bisnis yang dikelolanya sendiri.

4. Kelab Malam

Menurut Peraturan Walikota Medan Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Daftar Usaha Pariwisata, kelab malam adalah jenis usaha hiburan malam yang ruang lingkup usaha menyediakan tempat dan fasilitas untuk menari/ melantai dan pertunjukan lantai yang diiringi atraksi musik hidup dan atraksi cahaya lampu.

5. Mahasiswa/i

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i yang merupakan remaja akhir yang mengikuti program pendidikan di perguruan tinggi dalam rentang usia 18-24 tahun. Mahasiswa/i yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i yang sedang studi di beberapa universitas atau perguruan tinggi di Kota Medan.

(11)

Kota Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang mengalami perkembangan sebagai kota Metropolitan. Kota Medan merupakan ibukota provinsi Sumatra Utara dan kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatra.

7. Tindakan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian tindakan adalah sesuatu yang dilakukan; perbuatan.

8. Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian sosial adalah berkenaan dengan masyarakat.

9. Tindakan sosial Talcott Parsons

Tindakan sosial menekankan pada orientasi subjektif yang mengendalikan pilihan-pilihan individu. Pilihan-pilihan ini secara normatif diatur atau dikendalikan oleh nilai atau standar normatif bersama. Hal ini berlaku untuk tujuan-tujuan yang ditentukan individu serta alat-alat yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan itu juga dalam memenuhi kebutuhan fisik yang mendasar ada pengaturan normatifnya (Doyle Paul Johnson 1986: 113).

10. Kelas sosial

Kelas sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Terjadinya pembedaan kelas-kelas dalam masyarakat tersebut didasarkan pada faktor ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan keterkaitan status (jabatan) seseorang anggota keluarga yang lain.

Gambar

Tabel 1.1.Beberapa Usaha Hiburan Malam di Kota Medan.

Referensi

Dokumen terkait

melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pengembangan kelembagaan perguruan tinggi di wilayah kerjanya;.. melakukan penyiapan bahan penyajian data dan

Keseluruhan aspek dalam self-regulated learning yaitu metakognisi, motivasi, berpikir kritis, manajemen waktu pelaksanaan proses pembelajaran memiliki hubungan positif

yang timbul dalam perkara ini untuk seluruhnya diperhitungkan sebesar Rp.;4.096.000,- Empat juta sembilan puluh enam ribu rupiah),--- Membaca surat pemberitahuan

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemaknaan subjek penelitian dalam menanggapi penggambaran film “Fort Bliss” terhadap peran perempuan ini masih dihubungkan

Fungsi utama dari Digital Image Processing adalah untuk memperbaiki kualitas dari gambar sehingga gambar tersebut dapat dilihat lebih jelas tanpa adanya ketegangan pada mata

Untuk mengetahui Pengaruh Tinggi Jatuhnya Air (Head) Terhadap Daya Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro Tipe Turbin Pelton maka terlihat bahwa head actual dan debit air

Holmes (1993) menyatakan bahwa bahasa itu memiliki status dalam kehidupan sesuai dengan kedudukan dan fungsinya di suatu negara atau komunitas. Dalam acara-acara

Hal yang menarik dari penelitian ini adalah karena salah satu pihak yang menjadi subjek kontrak pihak yang menyewakan peralatan pengerjaan konstruksi adalah