• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK PIK. MALL DAN HOTEL UNTUK ACUAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK TAHAP BERIKUTNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK PIK. MALL DAN HOTEL UNTUK ACUAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK TAHAP BERIKUTNYA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN

PELAKSANAAN PROYEK PIK. MALL DAN HOTEL

UNTUK ACUAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK

TAHAP BERIKUTNYA

Riyanto Nugraha

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana

E-mail: riyanto.nugraha@yahoo.co.id

ABSTRAK

Setiap proyek konstruksi pada umumnya mempunyai rencana pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan tertentu, kapan pelaksanaan proyek tersebut harus dimulai, dan kapan proyek tersebut harus diselesaikan. Akan tetapi dalam realisasinya, banyak sekali kendala-kendala yang membuat rencana dan jadwal pelaksanaan tidak tepat pada waktunya atau mengalami keterlambatan. Penelitian ini membahas faktor penyebab keterlambatan pada pekerjaan struktur bangunan gedung khususnya pelaksanaan pekerjaan proyek PIK. Mall dan Hotell. Dari permasalahan di atas dirumuskan permasalahan yang timbul yaitu: (1)Factor-faktor apa saja yang menjadi penyebab dominan terjadinya keterlambatan pelaksanaan proyek tersebut? (2)Bagaimana peringkat/ranking teratas dari factor-faktor penyebab keterlambatan yang berpengaruh terhadap keterlambatan proyek tersebut? (3)Seberapa besar hubungan, yang disebabkan oleh faktor-faktor keterlambatan terhadap keterlambatan proyek tersebut?

Penelitian ini bertujuan untuk: (1)Untuk mengetahui faktor dominan penyebab keterlambatan proyek tersebut, (2)Untuk mengetahui peringkat (ranking) menurut persepsi penyedia jasa terhadap faktor keterlambatan, serta (3)Seberapa besar penyimpangan/hubungan antara faktor keterlambatan terhadap keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut. Setelah ditemukan faktor dominan penyebab keterlambatan, dan besarnya penyimpangan, kemudian dari hasil tersebut dijadikan untuk acuan pengendalian proyek, agar efek yang ditimbulkan dapat diminimalisir dan dicegah untuk fase pekerjaan selanjutnya, sehingga proyek dapat berjalan dengan lancar dan selesai tepat pada waktu yang telah direncanakan.

Penelitian ini termasuk penelitian survey yaitu penelitian yang menggambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner dan wawancara sebagai alat pengumpulan data yang disebarkan kepada responden, dimana jumlah responden yang mengisi kuesioner adalah 30 (tiga puluh) orang. Program Microsoft Exel dan SPSS dipakai untuk menghitung Relatif indeks guna untuk menganalisa faktor-faktor dominan penyebab keterlambatan, Mean/rata-rata guna untuk menganalisa peringkat/ranking teratas dari subfaktor penyebab keterlambatan, Regresi linier guna untuk menganalisa hubungan antara faktor-faktor penyebab keterlambatan terhadap keterlambatan pekerjaan proyek tersebut.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor-faktor dominan penyebab keterlambatan penyelesaian proyek Pik. Mall dan Hotell adalah: (a)Faktor tenaga kerja, (b)Faktor bahan, dan (c)Faktor perubahan. Sedangkan untuk peringkat (ranking) adalah sebagai berikut: (1)Jumlah Pekerja Yang Kurang Memadai, (2)Terjadi Perubahan Desaign Oleh Owner, (3)Kekurangan Bahan Konstruksi, (4)Keterlambatan Pengiriman Barang, (5)Kesulitan pembayaran oleh owner/pemilik. Untuk nilai koefisien korelasi R yaitu sebesar 0,973. Koefisien determinasi R² 0,946 dapat diartikan bahwa 94,6% dari keterlambatan pekerjaan proyek (Y1) dipengaruhi oleh faktor variable X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X10, X12, X13, X14, X15, X16, X17, X18, X19, dan X20. Sisanya 5,4% ditentukan oleh faktor lain. Untuk besar nilai F = 10,657 dengan dengan nilai sig. = 0,000. Ini berarti tolak H0 yang menyatakan bahwa garis regresi penduga Ŷ, adalah bidang regresi yang terbaik untuk menerangkan bahwa variabel bebas X berpengaruh sangat nyata terhadap variabel tak bebas Y secara simultan.

Kata kunci: Keterlambatan, Pengendalian, Pekerjaan struktur, Proyek, Jadwal, Regresi

I. PENDAHULUAN

Contoh proyek yang menjadi studi adalah Proyek PIK MALL & HOTEL Pantai Indah Kapuk. Dimana Owner dari Proyek ini adalah PT. MAP dan konraktor yang ditunjuk adalah PT. NRC,

dimana nilai kontrak kontraktor adalah sebesar ± Rp.190.000.000.000,00 meliputi pekerjaan struktur dan sebagian arsitektur dengan durasi waktu pekerjaan 730 hari kalender. Tetapi dalam prakteknya di proyek PIK Mall dan Hotel,

(2)

2

kontraktor telah mengajukan reschedule pekerjaan sampai 3 kali. Revisi pertama cut off di bulan Agustus 2013 deviasi keterlambatan -15,426 %. Revisi kedua cut off di bulan Desember 2013 deviasi keterlambatan -23,891 %. Sedangkan revisi ketiga cut off di bulan Maret 2014 deviasi keterlambatan -25,788 %. Dari kasus tersebut diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab keterlambatan proyek tersebut.

Dari latar belakang yang telah di paparkan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut: (1)Bagaimana mengetahui factor-faktor apa saja yang menjadi penyebab dominan terjadinya keterlambatan pelaksanaan proyek tersebut?; (2)Untuk mengetahui peringkat/ranking teratas dari factor-faktor penyebab keterlambatan proyek tersebut?; (3)Seberapa besar hubungan/penyimpangan proyek, yang disebabkan oleh faktor-faktor keterlambatan terhadap keterlambatan proyek tersebut?

Tujuan penelitian ini adalah menjawab dari rumusan permasalahan-permasalahan yang sudah di paparkan, diantaranya: (1)Menganalisa factor-faktor dominan apa saja yang menjadi penyebab terjadinya keterlambatan pelaksanaan proyek tersebut; (2)Menganalisa peringkat/ranking teratas factor-faktor penyebab keterlambatan proyek tersebut; (3)Menganalisa besarnya hubungan/penyimpangan proyek, yang disebabkan oleh faktor-faktor keterlambatan terhadap keterlambatan proyek tersebut.

II. LANDASAN TEORI

Menurut Bordat et al. (2004) bahwa keterlambatan waktu pelaksanaan proyek adalah perbedaan antara pelaksanaan proyek pada saat perjanjian kontrak awal dan selang waktu penyelesaian proyek. Keterlambatan proyek ini berdampak pada progres proyek dan tertundanya aktifitas pelaksanaan proyek dan kegiatan pelaksanaan proyek serta mengakibatkan terjadinya perselisihan (disputes) antara kontraktor dan pemilik.

Jenis-jenis utama (main) keterlambatan proyek menurut Vidalis et al . dalam Al-Najjar (2008) :  Keterlambatan proyek yang dapat dimaafkan

(excusable delay), yakni keterlambatan proyek yang disebabkan oleh kejadian-kejadian diluar kendali baik oleh pemilik maupun kontraktor.

 Keterlambatan proyek yang tidak dapat dimaafkan (non excusable delay), yakni keterlambatan proyek yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan kontraktor.  Keterlambatan proyek yang layak mendapat

ganti rugi (compensable delay), yakni

keterlambatan proyek yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan pemilik.  Keterlambatan proyek yang tidak layak

mendapat ganti rugi (non compensable delay), yakni keterlambatan proyek yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan kontraktor

Critical atau non critical, keterlambatan proyek ini adalah akibat dari waktu progress pelaksanaan proyek. Keterlambatan proyek yang tidak kritis (non critical delays), maka tidak berdampak pada skedul project. Terjadi efeknya pada kegiatan critical path pada skedul.

 Pelaksanaan progress atau terjadinya pada waktu bersamaan (concurrent) atau non concurrent. Hal ini terjadi ketika pemilik dan kontraktor yang bertanggung jawab atas penyebab keterlambatan pekerjaan proyek.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Pengolahan data dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan RI (Relatif Indek) untuk mencari faktor yang paling dominan penyebab keterlambatan, Mean atau rata-rata untuk mengetahui peringkat teratas sampai terendah dari faktor penyebab keterlambatan tersebut, dan analisis regresi untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara faktor-faktor keterlambatan terhadap keterlambatan proyek tersebut.

RI (Relatif Indek)

RI tiap faktor diukur dengan cara membandingkan nilai total faktor dengan lima kali ukuran sampel, sehingga nilai RI ini akna berkisar antara 0 (minimum) dan 1 (maksimum) dimana semakin tinggi nilai RI, faktor tersebut semakin mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi.

a. Tahapan perhitungan RI (Relatif Indek) 1. Perhitungan Nilai Total

Data mentah yang didapatkan dari respoden diperiksa kemudian dilakukan tabulasi. Setelah semua data ditabulasikan, maka selanjutnya dilakukan perhitungan nilai total untuk setiap faktor keterlambatan.

Ʃn= n1+ n2 + n3 + ….. +nn Keterangan:

Ʃn = Nilai Total setiap faktor n = Jumlah subfaktor setiap faktor 2. Perhitungan Skor Total

Dikarenakan setiap faktor memiliki jumlah subfaktor yang berbeda, maka setelah mendapatkan nilai total, maka perhitungan skor total dihitung menggunakan rumus:

Ʃn Skor Total =

(3)

3

3. Perhitungan Relatif Indeks

Penentuan Relatif Indeks (RI) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor yang diteliti, dimana nilai RI iniakan berkisar antara 0 (minimum) dan 1 (maksimum), semakin mendekati 1 nilai RI, semakin berpengaruh faktor tersebut dalam keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek konstuksi. Rumus RI adalah sebagai berikut: Total Skor RI = 5 x Jumlah Sample Keterangan: RI = Relatif Indeks

5 = Jumlah kriteria penilaian yang terdiri dari 5 tingkat persetujuan yaitu :

- Nilai 1 = Netral (Tidak Berdampak Pada Keterlambatan)

- Nilai 2 = Rendah (Terjadi Keterlambatan shedule proyek < 5)

- Nilai 3 = Sedang (Terjadi Keterlambatan shedule proyek 5% - 7%)

- Nilai 4 = Berpengaruh (Terjadi Keterlambatan shedule proyek 7% - 10%)

- Nilai 5 = Sangat berpengaruh (Terjadi Keterlambatan shedule proyek ≥ 10%) Mean atau Rata-Rata

Nazir (1999) menyatakan bahwa mean (rata-rata), yang sering digunakan adalah rata-rata hitung (arithmetic mean). Rata-rata hitung untuk data kuantitatif yang terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data oleh banyak data. Jika X1, X2, ……….Xn adalah n buah pengamatan, maka mean dicari dengan rumus:

Ʃ ƒi xi Mean x =

n

Dimana: x = Nilai rata-rata (mean value) dari data kuesioner

n = Jumlah observasi data Kuesioner pada setiap faktor/variabel

xi = Skala scoring (scoring scale)

- Nilai 1 = Rendah (Terjadi Keterlambatan shedule proyek < 5)

- Nilai 2 = Sedang (Terjadi Keterlambatan shedule proyek 5% - 7%)

- Nilai 0 = Netral (Tidak Berdampak Pada Keterlambatan)

- Nilai 3 = Berpengaruh (Terjadi Keterlambatan shedule proyek 7% - 10%)

- Nilai 4 = Sangat berpengaruh (Terjadi Keterlambatan shedule proyek ≥ 10%)

fi = frekuensi dari setiap observasi kuesioner dari setiap factor

Faktor penilaian pada harga rata-rata dibuat batasan sebagai berikut: harga rata -rata kurang dari 0,5 dianggap rendah; 0,51 s/d 1,5 dianggap sedang; 1,51 s/d 2,5 dianggap berpengaruh; 2,51 s/d 3,0 dianggap sangat berpengaruh.

Regresi Linier

Regresi adalah membicarakan bentuk hubungan atau fungsi antara dua variabel atau lebih. Perlu ditekankan bahwa dalam bentuk hubungan tersebut terdapat sebuah variabel tak bebas Y, dengan sekurang-kurangnya sebuah variabel bebas X. Untuk mendapatkan bentuk hubungan yang sesuai antara variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y maka kedua variabel tersebut harus dinyatakan dalam nilai yang terukur atau kuantitatif sekurang-kurangnya dengan skala interval. Apabila banyaknya variabel bebas hanya ada satu, disebut sebagai regresi linier sederhana, sedangkan apabila terdapat lebih dari 1 variabel bebas, disebut sebagai regresi linier berganda. Analisis regresi setidak-tidaknya memiliki 3 kegunaan, yaitu untuk tujuan deskripsi dari fenomena data atau kasus yang sedang diteliti, untuk tujuan kontrol, serta untuk tujuan prediksi.

Identifikasi Variable

Untuk mengidentifikasi atau menentukan Faktor keterlambatan yang akan diteliti dalam penelitian ini. Peneliti mengambil refrensi dari laporan bulanan yang dibuat oleh kontraktor dan melakukan wawancara pada beberapa staf karyawan kontraktor serta subkontraktor yang berada di bawah koordinasi kontraktor. Selanjutnya setelah didapat refrensi faktor-faktor keterlambatan di proyek PIK Mall dan Hotell, peneliti membandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil identifikasi tersebut, peneliti menyimpulkan untuk variable faktor-faktor keterlambatan yang dipakai adalah sebagai berikut :

1. Faktor Tenaga Kerja (labors), terdiri dari 4 subfaktor :

- Keahlian tenaga kerja (X1) - Kedisiplinan tenaga kerja (X2)

- Jumlah pekerja yang kurang memadai sesuai dengan aktifitas pekerjaan yang ada (X3)

- Penggantian tenaga kerja baru (X4)

2. Faktor Bahan (material), terdiri dari 3 subfaktor :

- Keterlambatan pengiriman barang (X5) - Kekurangan bahan konstruksi (X6) - Ketidak tepatan waktu pemesanan (X7)

3. Faktor Peralatan (equipment), terdiri dari 3 subfaktor :

- Keterlambatan pengiriman/penyediaan peralatan (X8)

- Kerusakan peralatan (X9)

- Ketidak tersediaan peralatan yang memadai/sesuai kebutuhan (X10)

n

(4)

4

4. Faktor Keuangan (financing), terdiri dari 3 subfaktor :

- Harga material yang berubah-rubah (X11) - Kesulitan pendanaan di kontraktor (X12) - Kesulitan pembayaran oleh pemilik (X13) 5. Faktor Situasi (environment), terdiri dari 2 subfaktor :

- Intensitas curah hujan (X14)

- Terjadinya hal-hal tak teduga seperti banjir, cuaca amat buruk, dan tanah longsor (X15) 6. Faktor Perubahan (change), terdiri dari 2 subfaktor:

- Terjadi perubahan desain oleh owner (X16) - Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana (X17)

7. Faktor Sistem Inspeksi, Kontrol dan Evaluasi Pekerjaan, terdiri dari 3 subfaktor :

- Perbedaan jadwal sub-kontraktor dalam penyelesaian proyek (X18)

- Banyak hasil pekerjaan yang harus diperbaiki/diulang karena cacat/tidak benar (X19) - Proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal yang disepakati (X20)

IV. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

Pengolahan data dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan RI (Relatif Indek) untuk mencari faktor yang paling dominan penyebab keterlambatan, mean atau rata-rata untuk mengetahui peringkat teratas sampai terendah dari sub faktor penyebab keterlambatan tersebut, dan analisis regresi untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan / hubungan sub faktor keterlambatan terhadap keterlambatan pekerjaan proyek. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Jawaban responden yang didapat ditabulasi, kemudian dihitung sesuai dengan metode perhitungan di bab sebelumnya.

Analisis RI (Relatif Indeks)

Relatif Indeks tiap faktor diukur dengan cara membandingkan nilai total faktor dengan lima kali ukuran sampel, sehingga nilai RI ini akan berkisar antara 0 (minimum) dan 1 (maksimum) dimana semakin tinggi nilai Relatif Indek, faktor tersebut semakin mempengaruhi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi.

Awal perhitungan Relatif Indek, dampak faktor-faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek PIK Mall dan Hotell diberi nilai :

1. Nilai 1 = Netral (Tidak Berdampak Pada Keterlambatan)

2. Nilai 2 = Rendah (Terjadi Keterlambatan shedule proyek < 5)

3. Nilai 3 = Sedang (Terjadi Keterlambatan shedule proyek 5% - 7%)

4. Nilai 4 = Berpengaruh (Terjadi Keterlambatan shedule proyek 7% -10%)

5. Nilai 5 = Sangat berpengaruh (Terjadi Keterlambatan shedule proyek ≥ 10%)

Tahapan Perhitungan RI (Relatif Indeks)

1. Perhitungan Nilai Total

Data mentah yang didapatkan dari respoden diperiksa kemudian dilakukan tabulasi. Setelah semua data ditabulasikan, maka selanjutnya dilakukan perhitungan nilai total untuk setiap faktor keterlambatan.

Ʃn= n1+ n2 + n3 + ….. +nn Keterangan:

Ʃn = Nilai Total setiap faktor n = Jumlah subfaktor setiap faktor

Sebagai contoh perhitungan Nilai Total pada faktor A.Tenaga Kerja (labors) yaitu sebagai berikut: n1 = (5x2)+(6x3)+(5x1)+(11x4)+(3x5) = 92 n2 = (3x2)+(10x3)+(5x1)+(8x4)+(4x5) = 93 n3 = (2x2)+(5x3)+(1x1)+(8x4)+(14x5) = 122 n4 = (3x2)+(11x3)+(7x1)+(7x4)+(2x5) = 84 ƩnA = 92 + 93 + 122 + 84 = 391

Setelah Nilai Total di dapat, perhitungan lanjut ke tahapan ke dua perhitungan Skor Total.

2. Perhitungan Skor Total

Dikarenakan setiap faktor memiliki jumlah subfaktor yang berbeda, maka setelah mendapatkan nilai total, maka perhitungan skor total dihitung menggunakan rumus:

Ʃn Skor Total = jumlah sub faktor

Sebagai contoh perhitungan Nilai Total pada faktor A.Tenaga Kerja (labors) yaitu sebagai berikut: 391

Skor Total = = 97,75 4

Setelah Skor Total di dapat, perhitungan dilanjutkan ke tahapan terakhir yaitu perhitungan Relatif Indeks.

3. Perhitungan Relatif Indeks

Penentuan Relatif Indeks (RI) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor yang diteliti, dimana nilai RI ini akan berkisar antara 0 (minimum) dan 1 (maksimum), semakin mendekati 1 nilai RI, semakin berpengaruh faktor tersebut dalam keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek konstuksi. Rumus RI adalah sebagai berikut:

Total Skor RI = 5 x Jumlah Sample

(5)

5

Keterangan:

RI = Relatif Indeks

5 = Jumlah kriteria penilaian

Sebagai contoh perhitungan RI (Relatif Indeks) pada faktor A.Tenaga Kerja (labors) yaitu sebagai berikut:

97,75

RI = = 0,652 5 x 30

Untuk perhitungan faktor-faktor selanjutnya dapat dihitung dengan cara yang sama.

Analisis Mean atau Rata-Rata

Pada bagian ini ditentukan item apa yang sangat mempengaruhi pada faktor-faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek PIK Mall dan Hotell. Dengan menggunakan perhitungan indeks kepentingan sehingga diketahui peringkat atau ranking item-item dari jawaban responden dengan persamaan 4.4 atau rumus:

Ʃ ƒi xi

Mean x = n

Dimana: x = Nilai rata-rata (mean value) dari data kuesioner

n = Jumlah observasi data Kuesioner pada setiap faktor/variabel

xi = Skala scoring (scoring scale)

fi = frekuensi dari setiap observasi kuesioner dari setiap factor

Setelah itu faktor-faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek PIK Mall dan Hotell berupa variable X1 sampai dengan X36 diberi nilai : 1. Nilai 1 = Rendah (Terjadi Keterlambatan shedule proyek < 5)

2. Nilai 2 = Sedang (Terjadi Keterlambatan shedule proyek 5% - 7%)

3. Nilai 0 = Netral (Tidak Berdampak Pada Keterlambatan)

4. Nilai 3 = Berpengaruh (Terjadi Keterlambatan shedule proyek 7% -10%)

5. Nilai 4 = Sangat berpengaruh (Terjadi Keterlambatan shedule proyek ≥ 10%)

Sebagai contoh perhitungan Nilai rata-rata (Mean) maka dicari indeks kepentingan yaitu :

(5x1)+(6x2)+(5x0)+(11x3)+(3x4) Mean X1 = --- = 30 62 Mean X1 = --- = 2,07 30

Dengan menggunakan perhitungan yang sama maka mean/rata-rata untuk masing-masing subfaktor penyebab keterlambatan proyek PIK Mall dan Hotell dapat dihitung.

Analisis Regresi Linier

Dari data pada tabel 4.7 Penolong Untuk Menghitung Persamaan Regresi Dan Korelasi, dan juga untuk mempermudah perhitungan penelitian. Peneliti menggunakan bantuan software program SPSS, setelah data pada tabel 4.7 di input, di dapat hasil perhitungan sebagai berikut:

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .973a .946 .857 .20671 a. Predictors: (Constant), X20, X16, X5, X4, X1, X3, X15, X19, X14, X7, X2, X12, X10, X8, X18, X13, X6, X17 ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 8.197 18 .455 10.657 .000a

Residual .470 11 .043

Total 8.667 29

n

(6)

6

a. Predictors: (Constant), X20, X16, X5, X4, X1, X3, X15, X19, X14, X7, X2, X12, X10, X8, X18, X13, X6, X17 b. Dependent Variable: Y1 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -1.041 .469 -2.220 .048 X1 -.041 .049 -.098 -.840 .419 X2 .146 .067 .337 2.179 .052 X3 .171 .047 .422 3.662 .004 X4 .101 .051 .217 1.970 .075 X5 -.187 .114 -.390 -1.638 .130 X6 .021 .079 .048 .265 .796 X7 .254 .083 .496 3.049 .011 X8 -.039 .082 -.074 -.479 .641 X10 .305 .098 .542 3.129 .010 X12 .254 .115 .542 2.215 .049 X13 -.076 .099 -.160 -.766 .460 X14 .123 .066 .249 1.852 .091 X15 .117 .050 .313 2.336 .039 X16 .232 .085 .391 2.719 .020 X17 -.324 .108 -.685 -2.993 .012 X18 .268 .069 .660 3.861 .003 X19 -.043 .050 -.092 -.870 .403 X20 -.186 .071 -.452 -2.603 .025 a. Dependent Variable: Y1

Penjelasan hasil perhitungan menggunakan

software

SPSS di atas seperti berikut:

Nilai koefisien korelasi R yang menunjukkan

keeratan hubungan antara variabel bebas X

dengan variabel tak bebas Y yaitu sebesar

0,973.

R Square

adalah sama dengan koefisien

determinasi R² yang menunjukkan variasi

keragaman total Y yang dapat diterangkan

oleh variasi variabel X, atau dapat diartikan

bahwa 94,6% dari keterlambatan pekerjaan

proyek (Y1) dipengaruhi oleh faktor variable

X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X10, X12,

X13, X14, X15, X16, X17, X18, X19, dan

X20. Sisanya 5,4% ditentukan oleh faktor lain.

Dan dari hasil analis tersebut di atas didapat

nilai F = 10,657 dengan dengan nilai sig. =

0,000. Ini berarti tolak H0 yang menyatakan

bahwa garis regresi penduga Ŷ = -1,041 -

(7)

7

0,041 X1 + 0,146 X2 + 0,171 X3 + 0,101 X4 -

0,187 X5 + 0,021 X6 + 0,254 X7 - 0,039 X8 +

0,305 X10 - 0,254 X12 - 0,076 X13 + 0,123

X14 + 0,117 X15 + 0,232 X16 - 0,324 X17 +

0,268 X18 - 0,043 X19 - 0,186 X20; adalah

bidang

regresi

yang

terbaik

untuk

menerangkan bahwa variabel bebas X1, X2,

X3, X4,X5, X6, X7, X8, X10, X12, X13, X14,

X15, X16, X17, X18, X19, dan X20

berpengaruh sangat nyata terhadap variabel tak

bebas Y1 secara simultan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil perhitungan Relatif indeks maka diketahui faktor yang paling mempengaruhi pada 7 faktor dugaan ketelambatan pada proyek PIK Mall dan Hotell adalah :

A. Faktor keterlambatan akibat tenaga kerja(labors) adalah jumlah pekerja yang kurang memadai/sesuai dengan aktivitas pekerjaan yang ada, dengan bobot nilai Relatif Indeks 0,652. B. Faktor keterlambatan akibat bahan(material) adalah kekurangan bahan kontruksi untuk aktivitas pekerjaan, dengan bobot nilai Relatif Indeks 0,651.

C. Faktor keterlambatan akibat

peralatan(equipment) adalah keterlambatan pengiriman atau penyediaan peralatan untuk menunjang aktivitas pekerjaan yang ada, dengan bobot nilai Relatif Indeks 0,547.

D. Faktor keterlambatan akibat

keuangan(financing) adalah kesulitan pembayaran oleh pemilik/owner dengan bobot nilai Relatif Indeks 0,584.

E. Faktor keterlambatan akibat

situasi(environment) adalah intensitas curah hujan yang membuat aktivitas pekerjaan yang ada terhenti sejenak, dengan bobot nilai Relatif Indeks 0,583.

F. Faktor keterlambatan akibat perubahan(change) adalah terjadi perubahan desain oleh owner, dengan bobot nilai Relatif Indeks 0,627.

G. Faktor keterlambatan akibat sistem inspeksi, kontrol, dan evaluasi pekerjaan adalah proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal yang disepakati , dengan bobot nilai Relatif Indeks 0,600.

Dari data kesimpulan tersebut terlihat jelas faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek PIK Mall dan Hotell yaitu: faktor tenaga kerja, faktor bahan, dan faktor perubahan merupakan faktor yang dominan, dalam keterlambatan proyek PIK Mall dan Hotell.

2. Dari hasil perhitungan Mean/rata-rata maka diketahui ranking 1 s/d 5 dari subfaktor yang

paling mempengaruhi pada 7 faktor dugaan ketelambatan pada proyek PIK Mall dan Hotell adalah :

a. Ranking 1 : Jumlah Pekerja Yang Kurang Memadai. Dari hasil penelitian, Item ini dianggap sangat berpengaruh oleh responden, dengan bobot nilai mean 3,07 dengan tingkat kepastian 77%. b. Ranking 2 : Terjadi Perubahan Desaign Oleh Owner. Item ini dianggap sangat berpengaruh oleh responden, dengan bobot nilai mean 2,53 dengan tingkat kepastian 63%.

c. Ranking 3 : Kekurangan Bahan Konstruksi. Item ini dianggap berpengaruh oleh responden, dengan bobot nilai mean 2,37 dengan tingkat kepastian 59%.

d. Ranking 4 : Keterlambatan Pengiriman Barang. Item ini dianggap berpengaruh oleh responden, dengan bobot nilai mean 2,33 dengan tingkat kepastian 58%.

e. Rangking 5 : Kesulitan pembayaran oleh owner/pemilik. Item ini dianggap berpengaruh oleh responden, dengan bobot nilai mean 2,27 dengan tingkat kepastian 57%.

3. Dari hasil perhitungan analisis regresi linier dapat ditarik kesipulan bahwa: Nilai koefisien korelasi R yang menunjukkan keeratan hubungan antara variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y yaitu sebesar 0,973. R Square adalah sama dengan koefisien determinasi R² yang menunjukkan variasi keragaman total Y yang dapat diterangkan oleh variasi variabel X, atau dapat diartikan bahwa 94,6% dari keterlambatan pekerjaan proyek (Y1) dipengaruhi oleh faktor variable X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X10, X12, X13, X14, X15, X16, X17, X18, X19, dan X20. Sisanya 5,4% ditentukan oleh faktor lain. Untuk besar nilai F = 10,657 dengan dengan nilai sig. = 0,000. Ini berarti tolak H0 yang menyatakan bahwa garis regresi penduga Ŷ = -1,041 - 0,041 X1 + 0,146 X2 + 0,171 X3 + 0,101 X4 - 0,187 X5 + 0,021 X6 + 0,254 X7 - 0,039 X8 + 0,305 X10 - 0,254 X12 - 0,076 X13 + 0,123 X14 + 0,117 X15 + 0,232 X16 - 0,324 X17 + 0,268 X18 - 0,043 X19 - 0,186 X20; adalah bidang regresi yang terbaik untuk menerangkan bahwa variabel bebas X1, X2, X3, X4,X5, X6, X7, X8, X10, X12, X13, X14, X15, X16, X17, X18, X19, dan X20 berpengaruh sangat nyata terhadap variabel tak bebas Y1 secara simultan.

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan untuk mengantisipasi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek PIK Mall dan Hotell berdasarkan hasil penelitian yaitu:

1. Perusahaan kontraktor untuk saat ini, sebaiknya menambah/menyediakan tenaga kerja sesuai aktivitas pekerjaan, peralatan dan bahan yang memadai sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang

(8)

8

akan dilaksanakan, sehingga keterlambatan pelaksanaan proyek dapat diantisipasi atau setidaknya bisa dikurangi.

2. Diperlukan adanya perencanaan desain yang baik dan lengkap sehingga dapat meminimalisir perubahan selama tahap pelaksanaan proyek. 3. Agar tidak terjadi banyak perubahan, TOR (Term of Reference) yang diberikan pemilik proyek/owner ke perencana dibuat lebih lengkap dan jelas.

4. Komitmen pemilik proyek/owner untuk

memenuhi kesepakatan yang tertuang dalam

kontrak sangat diperlukan untuk menjamin

kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak dan kewajibannya.

5. Diharapkan di kemudian hari akan dilaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi dengan ruang lingkup penelitian yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Ariefasa,Ryan. 2011.Faktor Penyebab Keterlambatan Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung Bertingkat yang Berpengaruh terhadap Perubahan Anggaran Biaya pada Pekerjaan Struktur. Jakarta.UI-press.

Lesmana,Heru. 2013. Analisis Faktor Keterlambata Penyelesaian Proyek Konstruksi Bangunan Dan Jalan Dari Aspek Tenaga Kerja. Yogyakarta.Univ. Atma Jaya.

Bakhtiyar,Ariful. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambata Proyek Konstruksi Pembangunan Gedung Di Kota Lamongan. Malang. Univ. Brawijaya. Ridhati dkk. 2012. Analisis Penyebab

Keterlambata Proyek Pembangunan Sidoarjo Town Square Menggunakan Metode Fault Tree Analysis. Jurnal ilmiah elektronik Infrastruktur Teknik Sipil.ITS Surabaya-press.

Hamzah,Muzadir. 2014. Analisis Faktor Penyebab Keterlambata Penyelesaian Proyek Konstruksi. Jakarta.Uni. Bung Hatta. Suyatno. 2010. Analisis Faktor Penyebab

Keterlambata Penyelesaian Proyek Gedung(Aplikasi Model Regresi). Semarang.Uni. Diponegoro.

Astina dkk. Analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi di kabupaten tabanan. Jurnal ilmiah elektronik Infrastruktur Teknik Sipil.Udayana-press.

Iriyato, Santje Magdalena. Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Konstruksi Jalan di Kabupaten Jayapura. Teknik Sipil USTJ. Jayapura.

Sudarto. 2007. Penggunaan Knowledge-base. Depok. UI-press.

Sarwono, Jonathan. 2013. Regresi Linier, Jilid I, Elexmedia Komputindo Kompas Gramedia, Jakarta.

Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai Operasional, Jilid I Erlangga, Jakarta.

Proboyo, B. 1999. Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek : Klasifikasi Dan Peringkat Dari Penyebab

Penyebabnya,Dimensi Teknik Sipil, Vol. 1 No. 2, September.

Alifen, R. S, Setiawan, R. S, Sunarto, A. 2000. Analisa “What If” Sebagai Metode Antisipasi Keterlambatan Durasi Proyek, Dimensi Teknik Sipil, Vol. 2 No. 1, Maret.

Referensi

Dokumen terkait

Kajian keperluan ini dijalankan adalah bertujuan untuk mendapatkan gambaran awal tentang tahap kesukaran tajuk biologi tingkatan empat, minat, sikap, gaya pembelajaran

Puskesmas ialah suatu unit pelaksana fungsional yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai pusat dalam pembangunan kesehatan, pusat dalam pembinaan masyarakat dalam bidang

mampu meningkatkan kreativitas dan ketertarikan dalam menjaga kelestarian budaya lokal Bali yaitu Barong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Amil zakat selaku pemegang amanah Allah SWT dan UU adalah pengendali organisasi atau lembaga pengelola zakat memegang peran penting atas tugas pengelolaan zakat.Pendidikan vokasi

Berdasarkan uraian kasus diatas, diketahui bahwa Badan Pertanahan Nasional dalam hal ini tidak dapat melakukan perbuatan apa-apa dikarenakan tidak dapat memberikan

Berdasarkan hasil analisa dan perancangan aplikasi data quality service yang telah dilakukan pada PT XYZ, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu yang pertama dengan

The theoretical research and construction of Music Iconography could have been used to solve the problems occurred in academic practice of modern art and musicology.

Pelabuhan Indonesia II khususnya bagian pelayanan barang, bagian inti tersebut telah menerapkan sistem informasi pada proses operasionalnya, namun sistem yang ada pada