53
BAB III
ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
PUSAT KEBUDAYAAN TIONGHOA
3.1. Analisis Pendekatan Arsitektur
3.1.1. Studi aktifitas (pengelompokan, kategorisasi, pelaku-pola kegiatan-sifat
kegiatan)
3.1.1.1. Pengelompokan Kegiatan Pusat Kebudayaan Tionghoa di Semarang
Pusat Kebudayaan Tionghoa merupakan sebuah tempat
berlangsungnya berbagai kegiatan yang berhubungan dengan projek
tersebut. Kegiatan-kegiatan yang berlangsung dapat dibagi menjadi 2 bagian
berdasarkan kelompok pelakunya yaitu kelompok kegiatan pengelola dan
kelompok kegiatan pengunjung. Kegiatan tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. Kelompok kegiatan Pengelola
KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLA PUSAT KEBUDAYAAN TIONGHOA
KELOMPOK WAKTU KEGIATAN KEBUTUHAN
RUANG
Datang/pergi Tempat parkir Publik Mengawasi kinerja
seluruh kegiatan secara tidak langsung
Kantor Kepala Pengelola
Privat
Menerima laporan dan administrasi dari General Manager
Menerima tamu penting
54
Rapat Ruang rapat Privat
BAB/ BAK KM/WC Servis
Istirahat Food Court Publik
2. General Manager
10.00-22.00
Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mengawasi kinerja
seluruh kegiatan secara langsung
Kantor General Manager
Privat
Menerima laporan dan administrasi dari staff
Melayani pemberian informasi khusus terhadap pengunjung
Rapat Ruang rapat Privat
BAB/ BAK KM/ WC Servis
Istirahat Food Court Publik
3. Kepala Divisi Koleksi Pameran
10.00-22.00
Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mengawasi kinerja di
bagian galeri pameran
Ruang Pameran Publik
Melayani pemberian rutin kepada General Manager
Mengadakan/ menjadi perwakilan dalam pertemuan budaya di luar
BAB/ BAK KM/ WC Servis
Istirahat Food Court Publik
4. Kepala Divisi Administrasi
10.00-18.00
Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mengawasi urusan
administrasi
Kantor Pengelola
55 Memberikan laporan
rutin kepada General Manager
BAB/ BAK KM/ WC Servis
Istirahat Food Court Publik
5. Kepala Divisi Tim Kreatif
10.00-22.00
Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mengawasi kinerja
bagian acara dan pertunjukan pihak yang menjadi penampil
Memberikan laporan rutin kepada General Manager
BAB/ BAK KM/ WC Servis
Istirahat Food Court Publik
6. Kepala Divisi Operasional Bangunan
10.00-22.00
Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mengawasi kinerja
urusan operasional rutin kepada General Manager
BAB/ BAK KM/ WC Servis
Istirahat Food Court Publik
7. Staff Koleksi Pameran
10.00-22.00
Datang/ pergi Tempat parkir Publik Merawat dan
membersihkan koleksi pameran
Cultural Gallery Publik
Mendata kondisi koleksi pameran secara berkala
BAB/ BAK KM/ WC Servis
56 8. Staff Edukasi
Informatif
10.00-22.00
Datang/ pergi Tempat parkir Publik Membantu pemberian
informasi umum terhadap pengunjung
Cultural Gallery Publik
Memberikan layanan tour guide kepada pengunjung
BAB/ BAK KM/ WC Servis
Istirahat Pantry Servis
9. Staff
Perpustakaan
10.00-18.00
Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mengatur dan
merawat koleksi buku
Perpustakaan Publik
Mengawasi kegiatan
Istirahat Pantry Servis
10. Staff
Administrasi
10.00-18.00
Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mendata dan
mengolah keuangan masuk dan keluar
Ruang
Istirahat Pantry Servis
11. Staff Ticketing 10.00-22.00
57 Mengecek dan
melaporkan jumlah tiket yang terjual dengan uang yang masuk
Menjual tiket masuk kepada pengunjung
Ruang
penjualan tiket
Privat
BAB/ BAK KM/ WC Servis
Istirahat Pantry Servis
12. Staff Acara 10.00-22.00
Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mempersiapkan
jadwal acara rutin dan khusus
Ruang Seminar Semi Publik Auditorium Publik Mempersiapkan dan
mendata penampil
rutin dan khusus Ruang Pertunjukan Terbuka
BAB/ BAK KM/ WC Servis
Istirahat Pantry Servis
13. Staff Lighting
10.00-22.00
Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mempersiapkan
kebutuhan pencahayaan pertunjukan dan pameran
Ruang Kontrol Servis
Mengatur cahaya pada pertunjukan dan pameran
Auditorium Publik Ruang
Pertunjukan Terbuka Cultural Galery
BAB/ BAK KM/ WC Servis
58 14. Staff Sound
System
10.00-22.00
Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mempersiapkan
kebutuhan suara pada pertunjukan dan pameran
Ruang Kontrol Servis
Mengatur suara pada pertunjukan dan pameran
Auditorium Publik Ruang
Pertunjukan Terbuka Cultural Galery
BAB/ BAK KM/ WC Servis
Istirahat Pantry Servis
15. Staff Logistik
10.00-22.00
Datang/ pergi Tempat parkir Publik Membantu dan
mengurus
ketersediaan barang kebutuhan pameran dan pertunjukan
Gudang Servis
Mempersiapkan kebutuhan perlengkapan pameran dan pertunjukan
Auditorium Publik Ruang
Pertunjukan Terbuka Cultural Galery
BAB/ BAK KM/ WC Servis
Istirahat Pantry Servis
16. Staff
Kebersihan
10.00-22.00
Datang/ pergi Tempat parkir Publik Menjaga kebersihan
59
BAB/ BAK KM/ WC Servis
Istirahat Pantry Servis
17. Staff Mekanikal
10.00-22.00
Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mengurus dan
Istirahat Pantry Servis
18. Staff Elektrikal
10.00-22.00
Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mengurus dan cadangan ketika listrik padam
Ruang Genset Servis
Mengurus sistem penghawaan bangunan
Ruang AHU Servis
BAB/ BAK KM/ WC Servis
Istirahat Pantry Servis
19. Staff Keamanan
10.00-22.00
Datang/ pergi Tempat parkir Publik Menjaga keamanan
Ruang CCTV Privat
BAB/ BAK KM/ WC Servis
60 b. Kelompok kegiatan Pengunjung
KELOMPOK KEGIATAN PENGUNJUNG PUSAT KEBUDAYAAN TIONGHOA
PELAKU WAKTU KEGIATAN KEBUTUHAN
RUANG
Mengikuti tur budaya Menikmati
pertunjukan budaya dan kesenian
Auditorium Publik Ruang
Pertunjukan Terbuka
Menikmati makanan Food Court Publik Membeli
cinderamata
Retail non Food Publik
11.00-17.00
Mengikuti seminar/ workshop
Ruang Seminar Semi Publik Membaca koleksi
buku yang tersedia
Ruang
Mushola Publik
c. Kelompok kegiatan pendukung
KELOMPOK KEGIATAN PENDUKUNG PUSAT KEBUDAYAAN TIONGHOA
PELAKU WAKTU KEGIATAN KEBUTUHAN
RUANG
SIFAT RUANG Pemilik Retail
10.00-22.00
Loading dock Servis Tabel 4 Kelompok Kegiatan Pengunjung
Sumber: Analisis Pribadi
61 Mengecek secara rutin
retail
- Food Court - Retail non
Food
Publik
Staff Retail 10.00-22.00
Mempersiapkan barang dagangan retail
Loading dock Servis - Food Court
- Retail non Food
Publik Melayani pembeli retail
Menjual barang dagangan retail Beribadah (umat muslim)
Mushola Publik
3.1.1.2. Pola Aktivitas Pusat Kebudayaan Tionghoa di Semarang
Dari penjabaran kegiatan-kegiatan yang telah dijabarkan, maka
dapat disimpulkan pola aktivitas secara garis besar adalah:
Pola Aktivitas Datang:
Pola Aktivitas Pulang/ Pergi:
Kemudian jika dijabarkan lebih rinci menurut kelompok pelakunya
adalah sebagai berikut:
Bagan 12 Pola Aktivitas Datang Sumber: Analisis Pribadi
62 a. Pola Aktivitas Pengelola
63 b. Pola Aktivitas Pengunjung
64 c. Pola Aktivitas Pendukung
65 3.1.1.3. Waktu Operasional Bangunan Pusat Kebudayaan Tionghoa di
Semarang
FASILITAS KEGIATAN JADWAL
Loket Tiket Melayani penjualan tiket masuk bangunan
Senin-Jumat : 11.00-21.00 Sabtu-Minggu : 11.00-22.00 Cultural Galery Memamerkan hasil karya
kebudayaan dan kesenian etnis Tionghoa di Semarang
Senin-Jumat : 11.00-21.00 Sabtu-Minggu : 11.00-22.00 Cultural Museum
Auditorium
Melakukan dan menyaksikan pertunjukan kesenian atau sejenisnya di dalam ruangan teater dengan undangan khusus
Senin-Jumat : 13.00-20.00 Sabtu-Minggu : 13.00-21.00
Ruang Pertunjukan (Panggung)
Melakukan pertunjukan kesenian atau sejenisnya di luar ruangan
Senin-Jumat : 16.00-21.00 Sabtu-Minggu : 16.00-22.00
Ruang Seminar
Melakukan kegiatan seminar, workshop atau pertemuan dengan undangan khusus
Senin-Minggu : 11.00-17.00
Perpustakaan
Membaca buku karya sastra dan sejarah yang berhubungan dengan kebudayaan etnis Tionghoa
Senin-Minggu: 11.00-17.00
Emporium
Penjualan makanan, minuman, snack, cinderamata
Duduk santai menikmati
makanan/minuman/snack yang tersedia
Melakukan photo session
dengan menggunakan pakaian tradisional Tionghoa
Senin-Jumat : 11.00-21.00 Sabtu-Minggu : 11.00-22.00 Tabel 6 Waktu Operasional Fasilitas Bangunan Pusat Kebudayaan Tionghoa
66 3.1.1.4. Pendekatan Kebutuhan Ruang Pusat Kebudayaan Tionghoa di
Semarang
PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN
RUANG
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Lobby Pengelola Semi Publik
Privat Indoor
Menerima laporan
Food Court Publik Indoor
Istirahat
(makan, minum)
Rapat Ruang Rapat
Pengelola
Privat Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Publik Indoor
Merokok Smooking Room Publik Outdoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
General Manager
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Lobby Pengelola Semi Publik
67 Mengawasi kinerja
seluruh kegiatan secara langsung
Kantor General Manager
Privat Indoor
Menerima laporan dan administrasi dari Kepala Divisi
Rapat Ruang Rapat Privat Indoor
Istirahat
(makan, minum)
Food Court Publik Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Publik Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Kepala Divisi Koleksi Pameran
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Lobby Pengelola Semi
Publik
Publik Indoor
Memberikan laporan rutin kepada
General Manager
Kantor Pengelola Privat Indoor
Mengadakan/
Food Court Publik Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Kepala Divisi Administrasi
Datang Way in Publik Outdoor
68 Absensi Lobby Pengelola Semi
Publik
Indoor
Mengawasi urusan administrasi
Kantor Pengelola Privat Indoor
Memberikan laporan rutin kepada
General Manager
Istirahat
(makan, minum)
Food Court Publik Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Kepala Divisi Tim Kreatif
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Lobby Pengelola Semi Publik
Indoor
Mengawasi kinerja bagian tim kreatif
Kantor Pengelola Privat Indoor
Memberikan laporan rutin kepada
General Manager
Mengadakan kerjasama dengan pihak yang menjadi penampil
Istirahat
(makan, minum)
Food Court Publik Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Kepala Divisi Operasional Bangunan
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Lobby Pengelola Semi
Publik
69 Mengawasi kinerja
bagian operasional bangunan
Kantor Pengelola Privat Indoor
Memberikan laporan rutin kepada
General Manager
Istirahat
(makan, minum)
Food Court Publik Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Staff Koleksi Pameran
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Lobby Pengelola Semi
Publik
Publik Indoor
Mendata kondisi koleksi pameran secara berkala Istirahat
(makan, minum)
Pantry Servis Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Staff Edukasi Informatif
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Lobby Pengelola Semi Publik
70 Memberikan
layanan tour guide kepada pengunjung Istirahat
(makan, minum)
Pantry Servis Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Staff
Perpustakaan
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Lobby Pengelola Semi
Publik
Indoor
Mengatur dan merawat koleksi buku
Perpustakaan Publik Indoor
Mengawasi kegiatan
Pantry Servis Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Staff
Administrasi
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Lobby Pengelola Semi
Publik
Privat Indoor
71 Memberikan laporan
rutin kepada kepala Divisi
Istirahat
(makan, minum)
Pantry Servis Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Staff Ticketing Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Lobby Pengelola Semi
Publik
Privat Indoor
Mengecek dan melaporkan jumlah tiket yang terjual dan uang yang masuk
Menjual tiket masuk kepada pengunjung
Ruang loket penjualan tiket
Privat Indoor
Istirahat
(makan, minum)
Pantry Servis Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Staff Acara Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Lobby Pengelola Semi
Publik
Indoor
Mempersiapkan jadwal acara/tema rutin dan khusus
72 Mempersiapkan
acara seminar/ workshop
Ruang Seminar Semi Publik Auditorium
Mempersiapkan dan mendata penampil rutin dan khusus
Publik Indoor Ruang
Pertunjukan Terbuka
Publik Indoor
Istirahat
(makan, minum)
Pantry Servis Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Staff Lighting Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Lobby Pengelola Semi
Publik
Ruang Kontrol Servis Indoor
Mengatur cahaya pada pertunjukan dan pameran
Auditorium Publik Indoor Ruang
Pertunjukan Terbuka
Publik Indoor
- Cultural Gallery
- Cultural Museum
Publik Indoor
Istirahat
(makan, minum)
Pantry Servis Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Staff Sound System
Datang Way in Publik Outdoor
73
Absensi Lobby Pengelola Semi
Publik
Ruang Kontrol Servis Indoor
Mengatur suara pada pertunjukan dan pameran
Auditorium Publik Indoor Ruang
Pertunjukan Terbuka
Publik Outdoor
- Cultural Gallery
- Cultural Museum
Publik Indoor
Istirahat
(makan, minum)
Pantry Servis Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Staff Logistik Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Lobby Pengelola Semi
Publik
Gudang Servis Indoor
Mempersiapkan kebutuhan perlengkapan pameran dan pertunjukan
Auditorium Publik Indoor
Ruang Pertunjukan Terbuka
Publik Indoor
Cultural Gallery Publik Indoor
74 (makan, minum)
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Staff
Kebersihan
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Lobby Pengelola Semi
Publik
Ruang Janitor Servis Indoor
Istirahat
(makan, minum)
Pantry Servis Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Staff Mekanikal
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Lobby Pengelola Semi
Publik
Servis Indoor
Mengecek secara
75 BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Staff Elektrikal Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Lobby Pengelola Semi
Publik
Servis Indoor
Mengecek secara
Pantry Servis Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Staff Keamanan
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Absensi Lobby Pengelola Semi
Publik
Ruang CCTV Privat Indoor
Istirahat
(makan, minum)
Pantry Servis Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
76
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Duduk-duduk dan mengobrol
Hall serbaguna Publik Indoor
Menunggu kerabat
Membeli tiket masuk Loket Tiket Publik Indoor Melihat dan
Publik Indoor
Mengikuti tur budaya Menikmati pertunjukan kesenian
Auditorium Publik Indoor Ruang
Pertunjukan Terbuka
Indoor
Menikmati makanan dan minuman yang tersedia
Food Court Publik Indoor
Membeli cinderamata
Retail non food Publik Indoor
Beribadah (umat muslim)
Mushola Publlik Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Pemilik Retail
Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Mengadakan perjanjian dengan pihak pengelola
Ruang Administrasi
Privat Indoor
Mengecek dan mempersiapkan barang dagangan
Loading dock Servis Indoor Food Court
Retail non food
Publik Indoor
77 BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor
Staff Retail Datang Way in Publik Outdoor
Parkir Area parkir Publik Outdoor
Mempersiapkan barang dagangan retail
Loading dock Servis Outdoor/ Indoor Food Court
Retail non food
Publik Indoor Melayani pembeli
retail
Menjual barang dagangan retail Beribadah (umat muslim)
Mushola Publik Indoor
BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor
78 3.1.1.5. Persyaratan Ruang Pusat Kebudayaan Tionghoa di Semarang
Setelah melalui proses penjabaran yang telah disebutkan sebelumnya, maka kriteria ruang yang ingin ditampilkan
memiliki persyaratan ruang sebagai berikut:
NO NAMA RUANG
ASPEK
AKUSTIK PENCAHAYAAN PENGHAWAAN KEAMANAN
S
79
11. Plaza v v v v v v
12. Auditorium v v v v v
13. Ruang Pertunjukan Terbuka v v v v v v
14. Food Court v v v v v v v
15. Retail non food v v v v v v v
16. Kantor Kepala Pengelola v v v v v v v
17. Kantor General Manager v v v v v v v
18. Kantor Kepala Divisi
Administrasi v v v v v v v
19. Kantor Kepala Divisi Tim
Kreatif v v v v v v v
20. Kantor Kepala Divisi Koleksi
Pameran v v v v v v v
21. Kantor Kepala Divisi
Operasional Bangunan v v v v v v v
22. Ruang Rapat v v v v v v
23. Ruang Staff v v v
24. Pantry v v v v v v
25. Ruang Kesehatan v v v v v
26. Playground v v v v v v v
80
28. Lavatory v v v v v v
29. Smoking Room v v v v v
30. Gudang v v v v
31. Ruang CCTV v v v v v
32. Ruang Kontrol v v v v v
33. Ruang AHU v v v v v v
34. Ruang MEE v v v v v v
35. Ruang Genset v v v v v v
36. Ruang Janitori v v v
81 3.1.1.6. Pola Sirkulasi Ruang Pusat Kebudayaan Tionghoa
1. Pola Sirkulasi Ruang Unit Kelompok Kegiatan Pengelola
82 2. Pola Sirkulasi Ruang Unit Kelompok Kegiatan Pengunjung
3. Pola Sirkulasi Ruang Unit Kelompok Kegiatan Pendukung Bagan 18 Pola Srikulasi Kelompok Pengunjung
Sumber: Analisis Pribadi
83 3.1.1.7. Pendekatan Jumlah Pelaku Pusat Kebudayaan Tionghoa
Pendekatan jumlah pelaku pada projek Pusat Kebudayaan Tionghoa
dibedakan bersadarkan jenis pelaku pada bangunan yaitu:
A. Pendekatan analisis jumlah pengelola dalam projek Pusat Kebudayaan
Tionghoa:
PELAKU JUMLAH ANALISIS
Kepala Pengelola 1 orang -
General Manager 1 orang -
Sekretaris 1 orang -
Bendahara 1 orang -
Kepala Divisi Koleksi Pameran
1 orang -
Kepala Divisi Administrasi
1 orang -
Kepala Divisi Kreatif Acara
1 orang -
Kepala Divisi Operasional
Bangunan
1 orang -
Staff Perawatan Koleksi
2 orang -
Staff Edukasi Informatif
6 orang Terbagi 2 shift: 3 orang shift siang 3 orang shift sore
Staff Perpustakaan 2 orang -
Staff Administrasi 3 orang 1 orang bagian retail 1 orang bagian acara 1 orang bagian galeri Staff Ticketing 6 orang Terbagi 2 shift:
3 orang shift siang 3 orang shift sore Tabel 9 Analisis Jumlah Pengelola
84
Staff Acara 4 orang -
Staff Lighting 3 orang 2 orang bagian cultural centre 1 orang bagian emporium Staff Sound System 3 orang 2 orang bagian cultural centre
1 orang bagian emporium Staff Logistik 3 orang
Staff Kebersihan 8 orang Terbagi 2 shift: 4 orang shift siang 4 orang shift sore
Staff Mekanikal 2 orang -
Staff Elektrikal 2 orang -
Staff Keamanan 12 orang: 4 orang outdoor 4 orang indoor 4 orang ruang cctv
Terbagi 2 shift: 2 orang outdoor 2 orang indoor 2 orang ruang cctv
B. Pendekatan analisis jumlah penyewa retail dalam projek Pusat Kebudayaan
Tionghoa:
Studi jumlah pedagang retail yang akan menempati emporium Pusat
Kebudayaan Tionghoa akan diambil dari jumlah pedagang/ penyewa yang
sekarang ini menempati Pasar Semawis yaitu sebagai berikut:
Jenis Penyewa Jumlah
Sponsor 3
Penyewa kios food and beverage 54 Penyewa kios non food and beverage 12
Penghuni rumah 5
Jumlah total 74 Tabel 10 Data Jumlah Penyewa Kios Pasar Semawis
85 Berdasarkan data tersebut, diasumsikan beberapa hal yaitu:
Data penyewa yang berjualan di dalam rumah tidak akan diikutsertakan
dipindah ke dalam projek emporium Pusat Kebudayaan Tionghoa
Sponsor akan disediakan slot hanya 2 (dua) saja.
Penyewa kios food yang mengandung babi berjumlah 8 kios juga tidak
akan diikutkan serta supaya mendukung konsep universal
Jadi total kios di dalam emporium yang akan disediakan berjumlah 60 dan
akan dibagi dalam 2 lantai.
C. Pendekatan analisis jumlah pengunjung dalam projek Pusat Kebudayaan
Tionghoa:
Studi jumlah pengunjung yang dapat ditampung di projek Pusat
Kebudayaan Tionghoa hingga 20 tahun kedepan mengacu pada data jumlah
wisatawan mancanegara dan nusantara yang mengunjung kota Semarang
melalui transportasi publik dari tahun 2014 hingga 2016 sebagai berikut:
Tahun Jumlah Wisatawan Total
Nusantara Mancanegara
2014 4.250.351 22.240 4.272.591
2015 4.324.479 51.880 4.376.359
2016 4.660.822 55.252 4.716.074
Perhitungan laju peningkatan pengunjung dari tahun 2014-2016
mengalami kenaikan sebesar:
2014 – 2015 =4.376.359 − 4.272.591
4.376.359 x 100% = 2,37%
2015 – 2016 = 4.716.074 − 4.376.359
4.716.074 x 100% = 7,2%
Tabel 11 Jumlah Wisatawan kota Semarang tahun 2014-2016
86 Rata-rata jumlah peningkatan pengunjung per tahunnya adalah sebagai
berikut:
r = 2,37% + 7,2%
2 = 4,785%
Proyeksi jumlah pengunjung untuk 20 tahun ke depan adalah:
P2038 = P2014 (1 + 4,785%)20
= 4.272.591 (1+0,048)20
= 4.272.591 x (1,048)20
= 4.272.591 x 2,55
= 10.895.107orang/ tahun
Di Semarang, pada tahun 2018 ini terdapat sekitar 72 objek wisata yang
dapat dikunjungi di kota dan kabupaten Semarang. Pada tahun 2038,
diproyeksikan akan juga terdapat peningkatan jumlah objek wisata sebanding
dengan meningkatnya jumlah angka wisatawan dan diasumsikan akan
terdapat sebanyak 80 objek wisata.
Berdasarkan proyeksi dan asumsi yang telah disebutkan, maka
pengunjung Pusat Kebudayaan Tionghoa ini dalam 20 tahun kedepan akan
terdapat = 10.895.107
80
=
136.188,9 = 136.189 orang dalam jangka waktusetahun.
Jumlah pengunjung Pusat Kebudayaan Tionghoa jika dihitung per hari
akan sebesar:
136.189
12
=
11.349,1 orang = 11.350 orang11.350
87 3.1.2. Studi Ruang Khusus Pusat Kebudayaan Tionghoa di Semarang
1. Museum
a. Pembagian Museum
Museum kebudayaan etnis Tionghoa dirancang menjadi beberapa bagian
berdasarkan jenis hasil budaya yang dihasilkan yaitu sebagai berikut:
Sejarah
Arsitektur
Kepercayaan
Baju Adat
Kesenian
b. Besaran Ruang Museum Budaya
Koleksi tetap yang dipamerkan di museum budaya dapat digolongkan
menjadi 2 (dua) jenis yaitu tipe 2 dimensi dan tipe 3 dimensi. Analisis
aktivitas serta jarak pandang pengunjung yang nyaman dijabarkan pada
gambar berikut: (sumber gambar: analisis pribadi)
ANALISA 1 (A.1)
88 ANALISA 2 (A.2)
ANALISA 3 (A.3)
ANALISA 4 (A.4)
Luas : 190cm x 135cm : 2,56m2
Luas : 135cm x 135cm : 1,82m2
89 ANALISA 5 (A.5)
ANALISA 6 (A.6)
ANALISA 7 (A.7)
Luas : 236cm x 183cm : 4,32m2
Luas : 426cm x 286cm : 12,18m2
90 Berdasarkan jumlah jenis kebudayaan yang dapat dipamerkan, maka
akan dihasilkan jumlah sebagai berikut:
Sejarah = - Grafis Besar 3 unit
- Fotografi Sedang 3 unit
- Fotografi Besar 2 unit
- Digital Display Besar 2 unit
- Panel Interaktif 2 unit
Arsitektur = - Grafis Sedang 5 unit
- Fotografi Sedang 4 unit
- Fotografi Besar 3 unit
- Miniatur Sedang 4 unit
- Meja Interaktif 2 unit
Kepercayaan = - Grafis Sedang 5 unit
- Grafis Besar 2 unit
- Proyektor 1 unit
- Panel Interaktif 2 unit
Baju Adat = - Miniatur Besar 3 unit ANALISA 8 (A.8)
91
Berdasarkan analisis-analisis tersebut, maka perhitungan jumlah benda
koleksi dan luas yang dibutuhkan yaitu sebagai berikut:
Benda
Pamer Kategori
Gambar Tabel 12 Perhitungan Luas Jumlah Koleksi Museum
92 Total ruang yang dibutuhkan untuk menampung koleksi dan aktivitas
adalah = 156,02 m2
Kapasitas yang dapat ditampung = 200 orang
Standar luas pergerakan = 1,6m2
Kebutuhan ruang gerak = 200 x 1,6m2 = 320m2
Sirkulasi dalam ruang untuk sebuah ruang pameran adalah 100%
Total kebutuan luas museum budaya adalah:
= 156,02 m2 + 320m2 +100%(156,02m2 + 320m2)
= 476,02 m2 + 476,02 m2
= 952,04m2
93 2. Auditorium
Auditorium pada bangunan Pusat Kebudayaan Tionghoa ini menggunakan
bentuk Proscenium. Bentuk proscenium atau sering disebut dengan
bingkai adalah salah satu bentuk auditorium klasik dengan panggung
disalah satu sisi dengan bingkai yang seringkali dipasangi layar/tirai.
Semua kursi menghadap ke satu arah yaitu panggung. Penampilan hanya
dapat dinikmati dari bagian depan. Panggung dapat didekor dengan lebih
leluasa dan dapat memanfaatkan ilusi perspektif dari kedalaman
panggung.
Kelebihan menggunakan bentuk proscenium adalah:
Desain panggung yang lebih beragam dan dapat membuat ilusi
perspektif
Perlengkapan panggung seperti lighting dan sistem suara dapat
disembunyikan dibalik frame depan atau pada left wing dan right wing
Kekurangan menggunakan bentuk proscenium adalah: Gambar 17 Layout Auditorium bentuk proscenium
94 Penampil hanya dapat dinikmati dari depan sehingga bagian
samping tidak dapat ter ekspose
Penampil jauh dari penonton
Berdasarkan penjelasan tersebut, bentuk auditorium proscenium cocok
untuk penampilan drama, musik dan penampilan-penampilan yang tidak
membutuhkan kedetailan.
Total kebutuhan luas auditorium adalah:
Auditorium kapasitas 200 orang
Jumlah kursi = 200 kursi
Luas yang dibutuhkan = 200 x 0,66m2
= 264 m2
Jalur untuk sirkulasi 40% = 105,6 m2
Total kursi dan sirkulasi = 264 m2 + 105,6 m2
= 569,4 m2
= 570 m2
95 Ukuran panggung
Kapasitas = 20 orang
Luas yang dibutuhkan = 20 x 1,6m2
= 32m2
Sirkulasi 200% = 64 m2
Total kursi dan sirkulasi = 32 m2 + 64 m2
= 96 m2
Gambar 20 Layout panggung Auditorium Sumber: Analisis Pribadi
96 Ukuran Ruang Persiapan
Ruang Make-up = 12m2
Ruang Kostum = 19,5m2
Ruang Ganti = 60m2
(Dipisah laki-laki dan perempuan)
Luas yang dibutuhkan = 91,5m2
Sirkulasi 100% = 91,5m2
Total luas = 183 m2
= 184 m2
Total Ruang Auditorium = 570 m2 + 96 m2+ 184 m2
= 850m2
+ sirkulasi 50% = 1275 m2
3. Emporium
Emporium merupakan sebuah pusat perbelanjaan yang berisi
retail-retail baik yang berupa food retail maupun non-food retail. Retail-retail
tersebut diatur berbentuk food court dengan pengaturan bangunan Gambar 21 Layout backstage Auditorium
97 berbentuk U supaya tidak terkesan tertutup dan membentuk suatu massa
bangunan tersendiri.
Kapasitas Emporium diasumsikan dapat menampung 300 orang
berdasarkan perhitungan keseluruhan jumlah pengunjung. Meja yang
disediakan berkapasitas 4 orang sehingga membutuhkan 75 meja.
Dalam projek Pusat Kebudayaan Tionghoa ini akan terbagi 2 (dua) lantai
dengan rincian berdasarkan perhitungan jumlah sebagai berikut :
48 food retail berukuran 2m x 3m
12 non-food retail berukuran 3m x 5m
Gambar 22 Layout Food Retail Sumber: Analisis Pribadi
98 250
250
Kapasitas pengunjung yang dapat menikmati yang dijual di dalam
Emporium yaitu sebanyak 300 orang. Fasilitas tempat duduk yang
disediakan adalah meja berkapasitas 4 orang sehingga terdapat total 75
meja. Meja tidak hanya terdapat di emporium tetapi juga terletak di plaza.
99 Dengan berbagai perhitungan luasan tersebut, maka didapatkan luasan
total sebagai berikut:
Luas area Emporium lantai 1 : 672 m2
Luas area Emporium lantai 2 : 464 m2
Total : 1136 m2
+ Sirkulasi 200% : 2272 m2
: 2280 m2
100 4. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu fasilitas di Pusat Kebudayaan
Tionghoa yang berfungsi sebagai tempat menyimpan karya-karya sastra
yang berhubungan dengan etins Tionghoa di Indonesia khususnya di
Semarang. Pengunjung hanya dapat membaca koleksi buku-buku/ karya
sastra yang disediakan dan dapat membeli buku/majalah tertentu.
Koleksi buku/ karya sastra yang dimiliki oleh Pusat Kebudayaan
Tionghoa yaitu sejumlah ± 1000 buku. Menurut standar, untuk kapasitas
1000 buku membutuhkan luas minimal 15m2. Rak buku yang akan
digunakan yaitu berjumlah 12 rak dan berukuran 3m x 0,5m x 2,2m.
Dengan kebutuhan tersebut, maka luasan rak buku yang dibutuhkan
adalah:
12 x (3m x 0,5m) = 72m2
Ditambah dengan ruang gerak antar rak buku, menghasilkan luasan
sebesar:
101 Lalu, untuk pengunjung yang ingin membaca koleksi buku/ karya sastra
yang tersedia juga disediakan meja baca dengan kapasitas 30 meja
dengan ukuran 1m x 0,7m dengan luasan ruang gerak sebagai berikut:
Dengan kebutuhan ruang seperti yang telah disebutkan, maka akan
menghasilkan layout dan luasan sebagai berikut:
Untuk mendukung aktivitas yang terjadi di dalam perpustakaan,
juga disediakan fasilitas pendukung berupa ruang pelayanan dengan 2
petugas perpustakaan dan juga loker penitipan barang. Layout dan luasan
yang dibutuhkan untuk kedua fasilitas tersebut adalah sebagai berikut: Gambar 27 Perhitungan Penempatan Meja
Sumber: Data Arsitek dan pengolahan
102 Dengan berbagai perhitungan luasan tersebut, maka didapatkan luasan
total sebagai berikut:
Luas area buku : 46,2 m2
Luas area baca : 97.5 m2
Luas area pelayanan : 6,48 m2
Luas area loker : 6 m2
Total : 156,18 m2
+ Sirkulasi 100%: 312,36 m2
: 313 m2
Gambar 29 Lay out Meja Pengawas Perpustakaan Sumber: Analisis Pribadi
103 5. Plaza Outdoor
Plaza outdoor dalam Pusat Kebudayaan Tionghoa merupakan sebuah
area kosong yang difungsikan sebagai area peralihan dari area tapak
menuju ke bangunan. Selain itu, area Plaza difungsikan sebagai tempat
pertunjukkan barongsai dan liong pada perayaan-perayaan keagamaan
ataupun acara khusus.
Menurut standar International Dragon and Lion Dance Federation, arena
pertunjukkan untuk barongsai yang bermain diatas tonggak seluas ± 12 meter
x 22 meter. Sedangkan untuk pertunjukkan liong seluas ± 15 meter x 25 meter.
Pertunjukkan barongsai dan liong sangat jarang dimainkan bersamaan,
sehingga diasumsikan menggunakan ukuran arena pertunjukkan paling luas
yaitu pertunjukkan liong.
Penonton yang menyaksikan pertunjukkan diasumsikan sebanyak 200
orang, berdasarkan perhitungan jumlah pengunjung per hari. Pada saat
menyaksikan pertunjukan barongsai dan liong, penonton pada umumnya
berdiri berjejeran dengan maksimal 2 barisan ke belakang untuk menyaksikan
pertunjukkan dengan jelas dan nyaman.
Pertunjukkan liong pada umumnya dimainkan oleh 10 orang yang terdiri dari
1 orang sebagai pemandu yang memainkan bola dan 9 orang sebagai pemain
liong. Jarak antar pemain liong bermacam-macam tetapi rata-rata berjarak ±
3,2 meter.
104 Selain terdapat arena pertunjukkan dan area penonton yang
mengelilingi, juga tersedia arena pemain dan persiapan tim liong/ barongsai
yang berikutnya. Jika digambarkan secara visual, maka akan terbentuk
luasan total Plaza Outdoor sebagai berikut:
Luas total Plaza Outdoor : 2.740 cm x 1.800 cm
: 27,4 meter x 18 meter
: 493,2 m2
Gambar 32 Lay Out Plaza Outdoor
105 3.1.3. Studi Besaran Bangunan dan Lahan Parkir Pusat Kebudayaan Tionghoa di
Semarang
A. Studi Luas Bangunan
Besaran ruang yang dibutuhkan pada projek “Pusat Kebudayaan Tionghoa
di Semarang” ini berdasarkan standar dan analisis dari beberapa sumber yaitu:
NAD : Neufert Architect Data
TSS : Time Saver Standard, Joseph D. Ciara
AS : Asumsi berdasarkan studi analisis
SRK : Studi Ruang Khusus
Nama Ruang Dasar Luas Besaran
Ruang Sirkulasi
Luas Ruang
(m2) Sumber Lobby:
Resepsionist
(1)
Ruang Tunggu (1)
Kapasitas: 200 orang
Meja Resepsionis: 0,9m x 2m = 1,8m2 Sofa L + meja kecil: 3m x 2,2m = 6,6m2 Luas gerak pengguna: 1,6m2 Asumsi 1 oranv mengantre 2 tiket 100 orang
1 loket melayani 25 orang
4 loket
Luas Ruang Loket: 4 x (2mx0,9m) = 7,2 m2
106 Cultural Gallery:
Kapasitas: 200 orang
Kapasitas display: Display 1=
Ukuran furniture: Display 1 (10) : Luas gerak pengguna: 1,6m2
100% 730 AS
Cultural Museum (1)
Kapasitas:
Ruang Seminar/ workshop (2)
Kapasitas: 100 orang 5 narasumber
Luas pemberi seminar: Meja Komputer = 0,98
Luas area makan 6,25m2 / meja
107 Panggung ruang
Pertunjukan Terbuka (1)
Kapasitas: 20 orang
Luas gerak pengguna:
1,6m2 100% 64 12 non-food retail 45 meja
Luas area makan 6,25m2 / meja Luas food retail: 2mx3m= 6m2 Luas non-food retail 8x2m2= 16m2
Luas area kerja: 3m x 2m = 6m2 Luas area tamu: 3m x 3m = 9m2
100% 30 NAD
AS
Kantor General Manager (1)
Kapasitas: 1 orang 2 tamu
Luas area kerja: 3m x 1,5m = 4,5m2 Luas area tamu: 3m x 2,5m =7,5m2
100% 24 NAD
AS
Kantor Kepala Divisi Administrasi (1)
Kapasitas: 1 orang 2 tamu
Luas area kerja: 3m x 1,5m = 4,5m2 Luas area tamu: 3m x 2,5m =7,5m2
100% 24 NAD
AS
Kantor Kepala Divisi Tim Kreatif (1)
Luas area kerja:
3m x 1,5m = 4,5m2 100% 24
108 Kapasitas:
1 orang 2 tamu
Luas area tamu: 3m x 2,5m =7,5m2
Kantor Kepala Divisi Koleksi Pameran (1)
Kapasitas: 1 orang 2 tamu
Luas area kerja: 3m x 1,5m = 4,5m2 Luas area tamu: 3m x 2,5m =7,5m2
100% 24 NAD
AS
Kantor Kepala Divisi Operasional
Bangunan (1)
Kapasitas: 1 orang 2 tamu
Luas area kerja: 3m x 1,5m = 4,5m2 Luas area tamu: 3m x 2,5m =7,5m2 Luas area presentasi = 4m x 1,5m = 6m2 Luas gerak pengguna: 1,6m2
200% 386,4 NAD
Pantry (1)
Kapasitas:
2 meja @16 orang
Luas Meja Makan: 0,76m x 3,6m = 32,28 m2
100% 161,12 NAD
Ruang Kesehatan (1) Lemari:
0,6m x 1m = 0,6m2 100% 21,72
109 Kapasitas:
1 tempat tidur 1 perawat
Luas arena mainan: 8m x 8m
Luas gerak anak: 1,6m2 Luas gerak orang duduk: 0,66m2 40 orang/ gender
Jumlah: 40/gender Luas: 6mx7m= 38,5m2
Difabel : 2mx1,5m= 3m2
100% 498 NAD
AS
Smoking Room (1)
Kapasitas: 10 orang
Kursi (10):
0,6m x 0,6m = 3,6m2 Luas gerak pengguna= 0,66m2
Luas gerak pengguna: 1,6m2
110 Ruang Kontrol (1)
Kapasitas:
Luas ruang AHU:
0,6m x 2 m = 1,8m2 100% 9,6 AS
Ruang Genset (1) 100-200kVA
Luas ruang:
6m x 4,5m = 27m2 50% 27 AS
Ruang Janitori (1)
Kapasitas: 3 orang
Lemari peralatan: 6m2 Standar luas gerak: 1,6m2 Luas gerak pengguna: 1,6m2
200% 64,2 AS
111 B. Studi Luas Lahan Parkir
Pengelola
Jumlah pengelola : 64 orang per hari
Mobil (20%) : 13 orang (80%) 11 mobil
Motor (70%) : 45 orang (80%) 36 motor
Kendaraan umum (10%) : 7 orang
Pengunjung
Jumlah pengunjung : 400 orang per hari
Mobil (30%) : 120 orang
2 penumpang (50%) : 30 mobil
4 penumpang (50%) : 15 mobil
Motor (50%) : 200 orang (80%) 160 motor
Kendaraan umum (5%) : 20 orang
Bus Pariwisata (15%) : 60 orang 2 bus
Antisipasi rombongan study tour = 4 bus
Penunjang
Jumlah retail : 60 retail
Jumlah staff : 120 orang per hari
Mobil (5%) : 6 orang (80%) 5 mobil
Motor (55%) : 66 orang (80%) 53 motor
Kendaraan umum (20%) : 24 orang
Jalan kaki (20%) : 24 orang
Total Kebutuhan Parkir Kendaraan
Mobil (61 65 x 10m2) : 650m2
Motor (249 250 x 2,2m2) : 550m2
112
Bus (4 x 30m2) : 120m2
Total Luas Lahan Parkir
1320m2 + sirkulasi 200% = 3960 m2
3.1.4. Studi Citra Arsitektural Pusat Kebudayaan Tionghoa di Semarang
Citra fungsi utama pada bangunan Pusat Kebudayaan Tionghoa ini
adalah memberikan stimulan ke pengunjung seakan-akan merasakan “masuk
ke dalam” kebudayaan Tionghoa tersebut dalam bentuk kegiatan yang bersifat
rekreatif dan edukatif. Selain itu, citra wujud fisik bangunan harus menunjukkan
kekhasan kebudayaan Tionghoa. Dengan pemikiran tersebut, maka
diharapkan tercipta unsur arsitektur yang sesuai dengan tujuan utama projek
ini.
Beberapa pemahaman yang dapat dipertimbangkan sebagai
dasar-dasar citra arsitektural bangunan Pusat Kebudayaan Tionghoa ini antara lain:
Penataan sirkulasi dan hubungan ruang yang efisien untuk memberikan
kemudahan bagi pengunjung dan juga pengelola.
Pemberian bukaan dan penghawaan yang memenuhi kebutuhan
kenyamanan seluruh pelaku kegiatan yang beraktivitas di dalam bangunan
Pengaturan pencahayaan yang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan
setiap fasilitas yang terdapat di dalam bangunan
Penataan landscaping pada area terbuka di dalam kompleks bangunan
untuk menunjang aspek rekreasi
Suasana eksterior dan interior bangunan yang terbentuk sesuai dengan
113 3.2. Analisis Pendekatan Sistem Bangunan
3.2.1. Studi Sistem Struktur dan Enclosure
Struktur merupakan bagian terpenting dalam suatu bangunan. Pada
projek Pusat Kebudayaan Tionghoa ini, struktur yang digunakan akan dapat
mendukung kekuatan bangunan.
1. Studi Sistem Struktur
Bangunan Pusat Kebudayaan Tionghoa terdiri dari ruang-ruang di
dalamnya dan berbentuk simetris sehingga membutuhkan dan
menggunakan sistem struktur rangka. Sistem struktur rangka adalah
sistem struktur bangunan yang terdiri atas kolom dan balok yang saling
bekerja sama untuk menahan beban. Beban secara vertikal ditumpu oleh
kolom dan beban secara horisontal ditumpu oleh balok. Sistem struktur ini
dapat menggunakan material beton bertulang ataupun baja.
Kelebihan menggunakan sistem struktur rangka adalah:
• Biaya selama proses pengerjaan lebih murah dikarenakan pengerjaan tidak
melingkupi seluruh bangunan secara utuh.
• Struktur rangka termasuk struktur yang ringan
Kekurangan dari menggunakan sistem struktur rangka adalah: Gambar 33 Ilustrasi struktur rangka
114
• Dalam penataan ruang ataupun interior bangunan akan mengalami beberapa
hambatan dikarenakan modulasi sistem rangka tersebut.
Untuk mendukung terciptanya struktur rangka pada bangunan, terdapat
komponen-komponen pendukung sebagai berikut:
A. Pondasi
Berdasarkan spesifikasi bangunan yang akan berlaku pada projek Pusat
Kebudayaan Tionghoa, bangunan ini akan memiliki pembagian lantai
sebanyak 2 (dua) hingga 3 (tiga) lantai. Oleh sebab itu, pondasi yang
digunakan adalah pondasi dangkal. Beberapa jenis pondasi dangkal yang
dapat diterapkan yaitu sebagai berikut:
Pondasi Penjelasan
Pondasi Lajur Batu Kali
Pondasi lajur batu kali adalah pondasi yang terbuat dari campuran batu (belah/utuh) dengan semen dan pasir. Pondasi ini yang dapat digunkakan untuk bangunan low rise. Keuntungan menggunakan pondasi lajur batu belah adalah:
Pembuatannya yang mudah dan cepat Material batu yang mudah didapat.
Biaya pelaksanaannya menjadi lebih murah.
Kekurangannya penggunaan pondasi lajur batu belah adalah:
Tabel 14 Kemungkinan Konstruksi Pondasi Bangunan Sumber: Analisis Pribadi
115 Untuk bangunan 2 lantai memerlukan biaya lebih.
Pondasi ini dapat diterapkan pada massa bangunan sederhana pada projek yang memiliki tingkat tidak lebih dari 1 (satu) lantai
Pondasi Footplate
Pondasi Footplate merupakan pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat lebih dari 2 (dua) dengan daya dukung tanah yang kurang bagus. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah kolom/ tiang dan kedalamannya harus hingga menyentuh tanah keras.
Keuntungan menggunakan pondasi footplate adalah biaya yang dibutuhkan lebih murah dan dalam pembuatannya
Sumber Gambar: proyeksipil.blogspot.co.id/2014/07/cara-menghitung-jumlah-besi-pondasi.html
116 hanya memerlukan galian tanah yang lebih sedikit karena hanya terletak pada tiap titik struktur utama.
Kekurangan menggunakan pondasi footplate adalah memerlukan waktu untuk mempersiapkan bekisting untuk membuat bentuk pondasi tersebut.
Selain dapat berdiri sendiri sebagai suatu pondasi yang utuh, juga dapat dikombinasikan dengan pondasi batu belah, namun membutuhkan biaya dan waktu tambahan.
Pondasi Mini Pile
Pondasi mini-pile atau tiang pancang berukuran kecil merupakan suatu konstruksi pondasi untuk bangunan yang mampu menyalurkan semua beban yang bekerja pada struktur tersebut ke dalam tanah, sampai kedalaman tertentu mencapai lapisan tanah kera. Pondasi mini pile sangat penting digunakan karena akan memikul dan menyalurkan beban yang berada diatasnya yang sangat berat sedangkan lapisan tanah terluar tidak memungkinkan memikul beban tersebut karena kondisinya yang lunak atau lembek.
Keuntungan menggunakan pondasi mini pile antara lain: Pengerjaan pembuatan pondasi mini pile relatif cepat dan
pelaksanaannya pun relatif lebih mudah Sumber Gambar:
117 Biaya yang dikeluarkan tidak cukup tinggi dan lebih
murah daripada tipe pondasi dalam yang lain.
Kualitas mutu pondasi terjamin karena produk mini pile merupakan hasil pabrikasi. Kulaitas bahan yang digunakan dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan pemilik bangunan.
Kekurangan yang ditimbulkan dengan pengerjaan pondasi mini pile antara lain:
Saat proses pengerjaan, menimbulkan getaran pada
lingkungan sekitar yang dapat dikatergorikan mengganggu
Tidak dapat menembus lapisan pasir.
B. Atap
Rangka Atap Penjelasan
Struktur Rangka Baja Konvensional
Keuntungan jika menggunakan konstruksi Baja Konvensional adalah:
Pemasangan konstruksi baja konvensional relatif mudah Biaya konstruksi baja konvensional lebih dapat ditekan
pada biaya operasional
Konstruksi baja konvensional mudah untuk dibongkar dan dipndahkan
Tabel 15 Kemungkinan Konstruksi Atap Bangunan Sumber: Analisis Pribadi
118 Berat konstruksi baja konvensional lebih ringan jika
dibandingkan dengan cor beton
Baja memiliki ukuran serta kualitas yang tertentu yang sudah dipastikan dari pabriknya.
Konstruksi baja konvensional juga dapat digunakan sebagai penambahan struktur yang sudah ada terlebih dahulu
Selain keuntungan, jika menggunakan konstruksi baja konvensional juga terdapat kekurangan yaitu:
Terjadi pembengkakan biaya pemeliharaan pada baja
konvensional untuk mencegah korosi yang cukup besar. Jika terjadi kebakaran, maka kekuatan baja konvensional
akan menurun dan juga menimbulkan biaya perlndungan khusus supaya tidak membahayakan penghuni.
Struktur Rangka Baja Ringan
Jika dibandingkan dengan baja konvensional, baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang memiliki sifat ringan dan tipis, namun memililki fungsi setara baja konvensional. Rangka atap baja ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan dan konstruksi. Meskipun berbentuk tipis, konstruksi baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik 550 Mpa, sementara baja biasa sekitar 300 Mpa. Kekuatan tarik dan tegangan ini untuk mengompensasi bentuknya yang tipis, di Indonesia sendiri setebal 0,4 mm – 1 mm. Perhitungan jarak/ modulasi kuda-kuda baja ringan cenderung lebih rapat. Semakin besar beban yang harus dipikul, jarak kuda-kuda semakin pendek.
Sumber Gambar:
119 Struktur Rangka
Kayu
Struktur rangka atap kayu dapat dibilang lebih kompleks jika dibandingkan dengan rangka atap yang terbuat dari baja. Proses pengerjaannya membutuhkan keahlian khusus dan waktu yang memadai karena berkaitan dengan kekuatan struktur yang ditimbulkan.
Kelebihan jika menggunakan struktur rangka kayu adalah: Dapat dikerjakan oleh mayoritas tukang lokal.
Mudah untuk dibentuk, dipotong dan dipergunakan
secara fleksibel
Selain itu, juga dapat menampilkan kesan alamiah ketika di ekspos pada bangunan
Struktur kayu merupakan material asli arsitektur Cina Kekurangan jika menggunakan struktur rangka kayu adalah: Struktur rangka kayu merupakan material yang mudah
terbakar dan rentan terhadap rayap
Struktur rangka kayu mengalami proses muai susut yang
dapat memperngarui kekuatan konstruksi atap
Panjang kayu yang dijual di pasaran terbatas, maka
bentang atap yang menggunakan sistem konstruksi kayu juga terbatas.
Material kayu yang makin sulit didapat membuat harga
dipasaran menjadi makin mahal.
Dak Beton Merupakan atap yang berbentuk plat beton dengan tebal minimum plat adalah 7 cm dengan tulangan (besi beton) 1 lapis. Jarak antara tulangan beton adalah 2 x tebal plat atau sebesar 20 cm siambil dari nilai yang terkecil.
Sumber Gambar:
120 Struktur Space Truss
Struktur space truss adalah salah satu sistem struktur bentang lebar yang banyak digunakan dalam bidang konstruksi baja era modern ini.
Kelebihan menggunakan struktur space truss adalah:
Struktur atap space truss memiliki desain 3 dimensi sehingga dari segi bentuknya lebih fleksibel dan cocok untuk atap lengkung
Desain dan komponen dari space truss melalui proses komputerisasi yang menjamin ketelitian dan presisi. Struktur atap space truss lebih ringan dibandingkan
sistem konvensional.
Struktur atap space truss sangat cocok untuk bangunan berbentang lebar
Struktur atap space truss sangat mudah dalam hal pemasangannya dan tidak memerlukan peralatan khusus.
Sumber Gambar: www.signalreadymix.co
Sumber Gambar:
121 Kekurangan menggunakan struktur space truss adalah: Memerlukan perhitungan yang akurat dari tenaga ahli
untuk menganalisis dan memperhitungkan kekuatan dan dimensi dari rangka baja.
Produsen komponen space truss masih belum banyak dan tidak ada di Semarang.
Struktur atap space truss membutuhkan ruang dalam bangunan lebih besar
2. Studi Sistem Enclosure
Sistem enclosure yang diterapkan pada bangunan Pusat Kebudayaan ini
dapat dikatergorikan menjadi beberapa aspek yaitu:
a. Penutup Lantai
Material Penutup
Lantai Penjelasan
Lantai Granit
Kelebihan jika menggunakan material penutup lantai granit: Memberikan kesan mewah dalam bangunan.
Lantai granit memiliki sifat anti gores, anti slip, dan tidak
menyerap noda.
Warna lantai granit tidak mudah pudar walaupun sering
terpapar sinar matahari.
Tabel 16 Kemungkinan Penutup Lantai Bangunan Sumber: Analisis Pribadi
Sumber Gambar:
122 Lantai granit memiliki pori-pori yang mampu menyerap
hawa dingin sehingga lantai lebih dingin di kaki. Kuat dan awet
Kekurangan menggunakan material keramik adalah:
Material granit sangat berat sehingga perlu diperhitungkan kekuatan pondasinya juga.
Perlu dipoles atau di seal secara berkala untuk membuat lebih awet dan bersinar.
Perlu bantuan profesional untuk mengukur, memotong
dan memasang lantai granit
Batu alam Andesit Batu alam Andesit memiliki jenis yang cukup banyak antara lain:
Batu Alam Andesit Basalto Batu Alam Andesit Polos Batu Alam Andesit Bintik
Batu Alam Andesit Hitam atau Nero
Kelebihan penggunaan batu alam Andesit yaitu:
Merupakan batu yang keras sehingga tingkat porositasnya paling kecil karena berpori pori kecil yang menyebabkan batu andesit tidak mudah kotor.
Tergolong awet karena selama batu tertempel dengan
erat dan tidak bergoyang kemungkinan kecil. Perawatan mudah, cukup dengan air saja Menambah kesan oriental pada bangunan.
Kekurangan penggunaan batu alam Andesit yaitu: Mudah berlumut dan mudah berjamur
Warna tidak bisa bervariasi
123 b. Dinding
Material Penutup
Dinding Penjelasan
Dinding Batu Bata Merah
Kelebihan menggunakan material batu bata merah:
Pemasangan mudah dan semua tukang dapat
mengerjakannya
Harga material batu bata merah relatif murah dan mudah
untuk didapatkan
Dikarenakan pengerjaannya melalui proses pembakaran, maka batu bata merah tahan panas dan tahan api.
Kekurangan menggunakan material batu bata merah adalah: Suhu didalam ruangan yang dilingkupi batu bata merah sulit untuk dikondisikan karena sifatnya yang menyerap panas dan dingin
Waktu pemasangan menjadi lama dikarenakan material batu bata merah sendiri tergolong kecil.
Material batu bata merah memiliki berat yang cukup besar sehingga membebani struktur di bawahnya. Dinding Bata Ringan
Tabel 17 Kemungkinan Penutup Dinding Bangunan Sumber: Analisis Pribadi
Sumber Gambar:
www.rumah.com/berita-properti/2016/5/124454/plus-minus-bata-merah-vs-bata-ringan
124 Kelebihan menggunakan material dinding bata ringan adalah:
Memiliki berat yang lebih ringan sehingga dapat
mempengaruhi pembebanan pada struktur
Pemasangan menjadi lebih cepat dikarenakan dimensi
material yang cukup besar
Perekat yang digunakan lebih sedikit daripada jika
menggunakan batu bata merah.
Material bata ringan kedap air dan suara.
Kekurangan jika menggunakan material dinding bata ringan adalah:
Limbah pemasangan lebih banyak dikarenakan dimensinya yang besar.
Harga menjadi lebih mahal daripada batu bata merah Material bata ringan belum umum digunakan sehingga
cukup sulit didapatkan.
Tempered Glass
Tempered glass adalah kaca yang diperkeras dengan memanaskan kaca biasa dalam temperatur 700°C, kemudian didinginkan dengan menyemprotkan udara dingin secara merata pada permukaan kaca. Setelah itu akan terjadi perubahan fisik kaca, yaitu perubahan gaya tekan dan gaya tarik pada kaca, tapi secara visual tidak terjadi perubahan. Kelebihan :
Dengan ketebalan yang sama kekuatan tempered glass
mampu mencapai 5 kali lebih kuat dari kaca biasa terhadap beban angin, tekanan air, benturan dan perubahan temperatur yang tinggi.
125 Jika pecah, pecahan kaca ini akan berbentuk kepingan
kecil dan tumpul sehingga sangat aman (tidak akan melukai manusia).
Penggunaan kaca tempered baik sebagai bukaan atau dinding kaca pada bangunan yang menuntut tingkat keamanan yang tinggi.
Dinding Partisi
Partisi merupakan pembatas yang membatasi ruangan satu dengan lainnya. Dinding partisi tidak bersifat permanen atau struktural. Untuk partisi itu sendiri dapat di fungsikan sebagai pemanis yang menambah estetika didalam ruangan.
Kelebihan : Ringan
Praktis dalam pemasangan
Dapat menambah nilai estetika ruangan Relatif murah
Dapat dibongkar pasang (fleksibel)
Proses perawatan dan perbaikan cenderung mudah Kekurangan :
Tidak mampu menahan beban berlebih Tidak tahan benturan
Tidak tahan api
Kekedapan suara kurang baik Tidak cocok untuk dinding eksterior
Dinding partisi dapat digunakan sebagai sekat untuk membentuk ruang-ruang pada area pengelola di kompleks Pusat Kebudayaan Tionghoa ini.
126
c. Plafond
Plafond Penjelasan
Panel GRC (Glassfiber
Reinforced Cement
Board)
Kelebihan:
Material yang kuat dan tahan bocor Masa pakai lebih lama
Dapat dipasang dengan menggunakan jenis rangka
apapun Kekurangan:
Pemasangan membutuhkan waktu lebih lama
Membutuhkan tenaga pemasang yang cukup banyak Harga relatif mahal
Gypsumboard Kelebihan:
Menciptakan struktur plafon bertingkat yang menciptakan
unsur estetis.
Pemasangan mudah dan cepat
Finishing sambungan rapi, tidak terlihat.
Jika ada yang rusak dapat diperbaiki dengan dempul
sehingga membuat maintenance mudah Merupakan material anti rayap dan tahan api Dapat menggunakan jenis rangka apapun Kekurangan:
Tidak tahan air
Proses pemasangan membutuhkan keahlian khusus Harga relatif mahal
Tabel 18 Kemungkinan Plafond Bangunan Sumber: Analisis Pribadi
Sumber Gambar:
127 d. Penutup Atap
Pentutup Atap Penjelasan
Genteng Beton
Genteng ini terbuat dari beton yaitu campuran pasir, semen, kerikil dan bahan aditif. Bentuknya ada yang bergelombang dan ada juga yang datar. Berat genteng beton berkisar 4-5kg per buah dengan dimensi ukuran bervariasi dengan panjang minimum 30cm dan lebar 15 cm.
Kelebihan genteng beton : Kuat dan tahan lama
Daya tahan terhadap tekanan tinggi sehingga tidak
mudah goyah oleh terpaan angin. Harganya murah
Kekurangannya :
Memiliki tekstur kasar dan kesan kusam Mudah timbul lumut pada permukaannya.
Berat sehingga menimbulkan beban yang tinggi pada
rangka atap.
Tabel 19 Kemungkinan Penutup Atap Bangunan Sumber: Analisis Pribadi
Sumber Gambar: https://graha288.com/id-id/pasang-plafon-gypsum-murah-081315588229
128 Genteng Tanah Liat
Kelebihan:
Sesuai dengan Architecture Guidelines Pecinan Semarang
Mengurangi suara bising air hujan di dalam bangunan Tahan segala cuaca
Tidak perlu perawatan khusus
Kekurangan:
Harus dipasang dengan teliti Mudah pecah/ hancur jika jatuh.
Polycarbonate Kelebihan:
Biaya pemasangan relatif murah
Tahan terhadap suhu panas yang tinggi
Ekologis dari segi material karena dapat didaur ulang. Dapat memantulkan radiasi cahaya yang berlebihan
Kekurangan:
Harga material relatif mahal Sangat rentan terhadap jamur
Sumber Gambar: http://indotrading.com
129 3.3. Studi Sistem Pencahayaan dan Penghawaan
3.3.1. Pencahayaan
A. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami yang diterapkan di dalam kompleks bangunan Pusat
Kebudayaan Tionghoa ini merupakan cahaya yang bukan berasal dari pancaran
cahaya matahari secara langsung. Cahaya yang masuk berasal dari terang langit.
Tujuan utama dari penerapan pencahayaan alami adalah upaya penghematan energi
listrik pada penggunaan lampu, khususnya di siang hari. Berikut adalah cara atau
siasat dalam memasukkan cahaya alami yang dikategorikan sebagai berikut :
1. Pencahayaan Skylight
Pencahayaan skylight memanfaatkan atap sebagai masuknya cahaya
alami ke dalam ruangan. Cahaya dari atap masuk melalui material transparan
penutup atap seperti material kaca, polycarbonate, maupun zinc. Penerapan
pencahayaan skylight akan sangat membantu desain dalam pengaplikasian
hemat energi, karena pada dasarnya cahaya matahari siang hari di Indonesia
berlimpah, dikarenakan dilewati oleh garis khatulistiwa.
Dalam projek Pusat Kebudayaan Tionghoa ini, pemanfaatan skylight
dapat diterapkan pada area plaza yang berada di dalam kompleks bangunan
tersebut.