• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR PUSAT KEBUDAYAAN TIONGHOA - PUSAT KEBUDAYAAN TIONGHOA DI SEMARANG - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR PUSAT KEBUDAYAAN TIONGHOA - PUSAT KEBUDAYAAN TIONGHOA DI SEMARANG - Unika Repository"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

53

BAB III

ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

PUSAT KEBUDAYAAN TIONGHOA

3.1. Analisis Pendekatan Arsitektur

3.1.1. Studi aktifitas (pengelompokan, kategorisasi, pelaku-pola kegiatan-sifat

kegiatan)

3.1.1.1. Pengelompokan Kegiatan Pusat Kebudayaan Tionghoa di Semarang

Pusat Kebudayaan Tionghoa merupakan sebuah tempat

berlangsungnya berbagai kegiatan yang berhubungan dengan projek

tersebut. Kegiatan-kegiatan yang berlangsung dapat dibagi menjadi 2 bagian

berdasarkan kelompok pelakunya yaitu kelompok kegiatan pengelola dan

kelompok kegiatan pengunjung. Kegiatan tersebut dapat dijabarkan sebagai

berikut:

a. Kelompok kegiatan Pengelola

KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLA PUSAT KEBUDAYAAN TIONGHOA

KELOMPOK WAKTU KEGIATAN KEBUTUHAN

RUANG

Datang/pergi Tempat parkir Publik Mengawasi kinerja

seluruh kegiatan secara tidak langsung

Kantor Kepala Pengelola

Privat

Menerima laporan dan administrasi dari General Manager

Menerima tamu penting

(2)

54

Rapat Ruang rapat Privat

BAB/ BAK KM/WC Servis

Istirahat Food Court Publik

2. General Manager

10.00-22.00

Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mengawasi kinerja

seluruh kegiatan secara langsung

Kantor General Manager

Privat

Menerima laporan dan administrasi dari staff

Melayani pemberian informasi khusus terhadap pengunjung

Rapat Ruang rapat Privat

BAB/ BAK KM/ WC Servis

Istirahat Food Court Publik

3. Kepala Divisi Koleksi Pameran

10.00-22.00

Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mengawasi kinerja di

bagian galeri pameran

Ruang Pameran Publik

Melayani pemberian rutin kepada General Manager

Mengadakan/ menjadi perwakilan dalam pertemuan budaya di luar

BAB/ BAK KM/ WC Servis

Istirahat Food Court Publik

4. Kepala Divisi Administrasi

10.00-18.00

Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mengawasi urusan

administrasi

Kantor Pengelola

(3)

55 Memberikan laporan

rutin kepada General Manager

BAB/ BAK KM/ WC Servis

Istirahat Food Court Publik

5. Kepala Divisi Tim Kreatif

10.00-22.00

Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mengawasi kinerja

bagian acara dan pertunjukan pihak yang menjadi penampil

Memberikan laporan rutin kepada General Manager

BAB/ BAK KM/ WC Servis

Istirahat Food Court Publik

6. Kepala Divisi Operasional Bangunan

10.00-22.00

Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mengawasi kinerja

urusan operasional rutin kepada General Manager

BAB/ BAK KM/ WC Servis

Istirahat Food Court Publik

7. Staff Koleksi Pameran

10.00-22.00

Datang/ pergi Tempat parkir Publik Merawat dan

membersihkan koleksi pameran

Cultural Gallery Publik

Mendata kondisi koleksi pameran secara berkala

BAB/ BAK KM/ WC Servis

(4)

56 8. Staff Edukasi

Informatif

10.00-22.00

Datang/ pergi Tempat parkir Publik Membantu pemberian

informasi umum terhadap pengunjung

Cultural Gallery Publik

Memberikan layanan tour guide kepada pengunjung

BAB/ BAK KM/ WC Servis

Istirahat Pantry Servis

9. Staff

Perpustakaan

10.00-18.00

Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mengatur dan

merawat koleksi buku

Perpustakaan Publik

Mengawasi kegiatan

Istirahat Pantry Servis

10. Staff

Administrasi

10.00-18.00

Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mendata dan

mengolah keuangan masuk dan keluar

Ruang

Istirahat Pantry Servis

11. Staff Ticketing 10.00-22.00

(5)

57 Mengecek dan

melaporkan jumlah tiket yang terjual dengan uang yang masuk

Menjual tiket masuk kepada pengunjung

Ruang

penjualan tiket

Privat

BAB/ BAK KM/ WC Servis

Istirahat Pantry Servis

12. Staff Acara 10.00-22.00

Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mempersiapkan

jadwal acara rutin dan khusus

Ruang Seminar Semi Publik Auditorium Publik Mempersiapkan dan

mendata penampil

rutin dan khusus Ruang Pertunjukan Terbuka

BAB/ BAK KM/ WC Servis

Istirahat Pantry Servis

13. Staff Lighting

10.00-22.00

Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mempersiapkan

kebutuhan pencahayaan pertunjukan dan pameran

Ruang Kontrol Servis

Mengatur cahaya pada pertunjukan dan pameran

Auditorium Publik Ruang

Pertunjukan Terbuka Cultural Galery

BAB/ BAK KM/ WC Servis

(6)

58 14. Staff Sound

System

10.00-22.00

Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mempersiapkan

kebutuhan suara pada pertunjukan dan pameran

Ruang Kontrol Servis

Mengatur suara pada pertunjukan dan pameran

Auditorium Publik Ruang

Pertunjukan Terbuka Cultural Galery

BAB/ BAK KM/ WC Servis

Istirahat Pantry Servis

15. Staff Logistik

10.00-22.00

Datang/ pergi Tempat parkir Publik Membantu dan

mengurus

ketersediaan barang kebutuhan pameran dan pertunjukan

Gudang Servis

Mempersiapkan kebutuhan perlengkapan pameran dan pertunjukan

Auditorium Publik Ruang

Pertunjukan Terbuka Cultural Galery

BAB/ BAK KM/ WC Servis

Istirahat Pantry Servis

16. Staff

Kebersihan

10.00-22.00

Datang/ pergi Tempat parkir Publik Menjaga kebersihan

(7)

59

BAB/ BAK KM/ WC Servis

Istirahat Pantry Servis

17. Staff Mekanikal

10.00-22.00

Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mengurus dan

Istirahat Pantry Servis

18. Staff Elektrikal

10.00-22.00

Datang/ pergi Tempat parkir Publik Mengurus dan cadangan ketika listrik padam

Ruang Genset Servis

Mengurus sistem penghawaan bangunan

Ruang AHU Servis

BAB/ BAK KM/ WC Servis

Istirahat Pantry Servis

19. Staff Keamanan

10.00-22.00

Datang/ pergi Tempat parkir Publik Menjaga keamanan

Ruang CCTV Privat

BAB/ BAK KM/ WC Servis

(8)

60 b. Kelompok kegiatan Pengunjung

KELOMPOK KEGIATAN PENGUNJUNG PUSAT KEBUDAYAAN TIONGHOA

PELAKU WAKTU KEGIATAN KEBUTUHAN

RUANG

Mengikuti tur budaya Menikmati

pertunjukan budaya dan kesenian

Auditorium Publik Ruang

Pertunjukan Terbuka

Menikmati makanan Food Court Publik Membeli

cinderamata

Retail non Food Publik

11.00-17.00

Mengikuti seminar/ workshop

Ruang Seminar Semi Publik Membaca koleksi

buku yang tersedia

Ruang

Mushola Publik

c. Kelompok kegiatan pendukung

KELOMPOK KEGIATAN PENDUKUNG PUSAT KEBUDAYAAN TIONGHOA

PELAKU WAKTU KEGIATAN KEBUTUHAN

RUANG

SIFAT RUANG Pemilik Retail

10.00-22.00

Loading dock Servis Tabel 4 Kelompok Kegiatan Pengunjung

Sumber: Analisis Pribadi

(9)

61 Mengecek secara rutin

retail

- Food Court - Retail non

Food

Publik

Staff Retail 10.00-22.00

Mempersiapkan barang dagangan retail

Loading dock Servis - Food Court

- Retail non Food

Publik Melayani pembeli retail

Menjual barang dagangan retail Beribadah (umat muslim)

Mushola Publik

3.1.1.2. Pola Aktivitas Pusat Kebudayaan Tionghoa di Semarang

Dari penjabaran kegiatan-kegiatan yang telah dijabarkan, maka

dapat disimpulkan pola aktivitas secara garis besar adalah:

 Pola Aktivitas Datang:

 Pola Aktivitas Pulang/ Pergi:

Kemudian jika dijabarkan lebih rinci menurut kelompok pelakunya

adalah sebagai berikut:

Bagan 12 Pola Aktivitas Datang Sumber: Analisis Pribadi

(10)

62 a. Pola Aktivitas Pengelola

(11)

63 b. Pola Aktivitas Pengunjung

(12)

64 c. Pola Aktivitas Pendukung

(13)

65 3.1.1.3. Waktu Operasional Bangunan Pusat Kebudayaan Tionghoa di

Semarang

FASILITAS KEGIATAN JADWAL

Loket Tiket Melayani penjualan tiket masuk bangunan

Senin-Jumat : 11.00-21.00 Sabtu-Minggu : 11.00-22.00 Cultural Galery Memamerkan hasil karya

kebudayaan dan kesenian etnis Tionghoa di Semarang

Senin-Jumat : 11.00-21.00 Sabtu-Minggu : 11.00-22.00 Cultural Museum

Auditorium

Melakukan dan menyaksikan pertunjukan kesenian atau sejenisnya di dalam ruangan teater dengan undangan khusus

Senin-Jumat : 13.00-20.00 Sabtu-Minggu : 13.00-21.00

Ruang Pertunjukan (Panggung)

Melakukan pertunjukan kesenian atau sejenisnya di luar ruangan

Senin-Jumat : 16.00-21.00 Sabtu-Minggu : 16.00-22.00

Ruang Seminar

Melakukan kegiatan seminar, workshop atau pertemuan dengan undangan khusus

Senin-Minggu : 11.00-17.00

Perpustakaan

Membaca buku karya sastra dan sejarah yang berhubungan dengan kebudayaan etnis Tionghoa

Senin-Minggu: 11.00-17.00

Emporium

 Penjualan makanan, minuman, snack, cinderamata

 Duduk santai menikmati

makanan/minuman/snack yang tersedia

 Melakukan photo session

dengan menggunakan pakaian tradisional Tionghoa

Senin-Jumat : 11.00-21.00 Sabtu-Minggu : 11.00-22.00 Tabel 6 Waktu Operasional Fasilitas Bangunan Pusat Kebudayaan Tionghoa

(14)

66 3.1.1.4. Pendekatan Kebutuhan Ruang Pusat Kebudayaan Tionghoa di

Semarang

PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN

RUANG

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Absensi Lobby Pengelola Semi Publik

Privat Indoor

Menerima laporan

Food Court Publik Indoor

Istirahat

(makan, minum)

Rapat Ruang Rapat

Pengelola

Privat Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Publik Indoor

Merokok Smooking Room Publik Outdoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

General Manager

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Absensi Lobby Pengelola Semi Publik

(15)

67 Mengawasi kinerja

seluruh kegiatan secara langsung

Kantor General Manager

Privat Indoor

Menerima laporan dan administrasi dari Kepala Divisi

Rapat Ruang Rapat Privat Indoor

Istirahat

(makan, minum)

Food Court Publik Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Publik Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Kepala Divisi Koleksi Pameran

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Absensi Lobby Pengelola Semi

Publik

Publik Indoor

Memberikan laporan rutin kepada

General Manager

Kantor Pengelola Privat Indoor

Mengadakan/

Food Court Publik Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Kepala Divisi Administrasi

Datang Way in Publik Outdoor

(16)

68 Absensi Lobby Pengelola Semi

Publik

Indoor

Mengawasi urusan administrasi

Kantor Pengelola Privat Indoor

Memberikan laporan rutin kepada

General Manager

Istirahat

(makan, minum)

Food Court Publik Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Kepala Divisi Tim Kreatif

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Absensi Lobby Pengelola Semi Publik

Indoor

Mengawasi kinerja bagian tim kreatif

Kantor Pengelola Privat Indoor

Memberikan laporan rutin kepada

General Manager

Mengadakan kerjasama dengan pihak yang menjadi penampil

Istirahat

(makan, minum)

Food Court Publik Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Kepala Divisi Operasional Bangunan

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Absensi Lobby Pengelola Semi

Publik

(17)

69 Mengawasi kinerja

bagian operasional bangunan

Kantor Pengelola Privat Indoor

Memberikan laporan rutin kepada

General Manager

Istirahat

(makan, minum)

Food Court Publik Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Staff Koleksi Pameran

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Absensi Lobby Pengelola Semi

Publik

Publik Indoor

Mendata kondisi koleksi pameran secara berkala Istirahat

(makan, minum)

Pantry Servis Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Staff Edukasi Informatif

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Absensi Lobby Pengelola Semi Publik

(18)

70 Memberikan

layanan tour guide kepada pengunjung Istirahat

(makan, minum)

Pantry Servis Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Staff

Perpustakaan

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Absensi Lobby Pengelola Semi

Publik

Indoor

Mengatur dan merawat koleksi buku

Perpustakaan Publik Indoor

Mengawasi kegiatan

Pantry Servis Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Staff

Administrasi

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Absensi Lobby Pengelola Semi

Publik

Privat Indoor

(19)

71 Memberikan laporan

rutin kepada kepala Divisi

Istirahat

(makan, minum)

Pantry Servis Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Staff Ticketing Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Absensi Lobby Pengelola Semi

Publik

Privat Indoor

Mengecek dan melaporkan jumlah tiket yang terjual dan uang yang masuk

Menjual tiket masuk kepada pengunjung

Ruang loket penjualan tiket

Privat Indoor

Istirahat

(makan, minum)

Pantry Servis Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Staff Acara Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Absensi Lobby Pengelola Semi

Publik

Indoor

Mempersiapkan jadwal acara/tema rutin dan khusus

(20)

72 Mempersiapkan

acara seminar/ workshop

Ruang Seminar Semi Publik Auditorium

Mempersiapkan dan mendata penampil rutin dan khusus

Publik Indoor Ruang

Pertunjukan Terbuka

Publik Indoor

Istirahat

(makan, minum)

Pantry Servis Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Staff Lighting Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Absensi Lobby Pengelola Semi

Publik

Ruang Kontrol Servis Indoor

Mengatur cahaya pada pertunjukan dan pameran

Auditorium Publik Indoor Ruang

Pertunjukan Terbuka

Publik Indoor

- Cultural Gallery

- Cultural Museum

Publik Indoor

Istirahat

(makan, minum)

Pantry Servis Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Staff Sound System

Datang Way in Publik Outdoor

(21)

73

Absensi Lobby Pengelola Semi

Publik

Ruang Kontrol Servis Indoor

Mengatur suara pada pertunjukan dan pameran

Auditorium Publik Indoor Ruang

Pertunjukan Terbuka

Publik Outdoor

- Cultural Gallery

- Cultural Museum

Publik Indoor

Istirahat

(makan, minum)

Pantry Servis Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Staff Logistik Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Absensi Lobby Pengelola Semi

Publik

Gudang Servis Indoor

Mempersiapkan kebutuhan perlengkapan pameran dan pertunjukan

Auditorium Publik Indoor

Ruang Pertunjukan Terbuka

Publik Indoor

Cultural Gallery Publik Indoor

(22)

74 (makan, minum)

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Staff

Kebersihan

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Absensi Lobby Pengelola Semi

Publik

Ruang Janitor Servis Indoor

Istirahat

(makan, minum)

Pantry Servis Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Staff Mekanikal

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Absensi Lobby Pengelola Semi

Publik

Servis Indoor

Mengecek secara

(23)

75 BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Staff Elektrikal Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Absensi Lobby Pengelola Semi

Publik

Servis Indoor

Mengecek secara

Pantry Servis Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Staff Keamanan

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Absensi Lobby Pengelola Semi

Publik

Ruang CCTV Privat Indoor

Istirahat

(makan, minum)

Pantry Servis Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

(24)

76

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Duduk-duduk dan mengobrol

Hall serbaguna Publik Indoor

Menunggu kerabat

Membeli tiket masuk Loket Tiket Publik Indoor Melihat dan

Publik Indoor

Mengikuti tur budaya Menikmati pertunjukan kesenian

Auditorium Publik Indoor Ruang

Pertunjukan Terbuka

Indoor

Menikmati makanan dan minuman yang tersedia

Food Court Publik Indoor

Membeli cinderamata

Retail non food Publik Indoor

Beribadah (umat muslim)

Mushola Publlik Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Pemilik Retail

Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Mengadakan perjanjian dengan pihak pengelola

Ruang Administrasi

Privat Indoor

Mengecek dan mempersiapkan barang dagangan

Loading dock Servis Indoor Food Court

Retail non food

Publik Indoor

(25)

77 BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

Pulang/ pergi Way Out Publik Outdoor

Staff Retail Datang Way in Publik Outdoor

Parkir Area parkir Publik Outdoor

Mempersiapkan barang dagangan retail

Loading dock Servis Outdoor/ Indoor Food Court

Retail non food

Publik Indoor Melayani pembeli

retail

Menjual barang dagangan retail Beribadah (umat muslim)

Mushola Publik Indoor

BAB/ BAK Toilet/ Lavatory Servis Indoor

(26)

78 3.1.1.5. Persyaratan Ruang Pusat Kebudayaan Tionghoa di Semarang

Setelah melalui proses penjabaran yang telah disebutkan sebelumnya, maka kriteria ruang yang ingin ditampilkan

memiliki persyaratan ruang sebagai berikut:

NO NAMA RUANG

ASPEK

AKUSTIK PENCAHAYAAN PENGHAWAAN KEAMANAN

S

(27)

79

11. Plaza v v v v v v

12. Auditorium v v v v v

13. Ruang Pertunjukan Terbuka v v v v v v

14. Food Court v v v v v v v

15. Retail non food v v v v v v v

16. Kantor Kepala Pengelola v v v v v v v

17. Kantor General Manager v v v v v v v

18. Kantor Kepala Divisi

Administrasi v v v v v v v

19. Kantor Kepala Divisi Tim

Kreatif v v v v v v v

20. Kantor Kepala Divisi Koleksi

Pameran v v v v v v v

21. Kantor Kepala Divisi

Operasional Bangunan v v v v v v v

22. Ruang Rapat v v v v v v

23. Ruang Staff v v v

24. Pantry v v v v v v

25. Ruang Kesehatan v v v v v

26. Playground v v v v v v v

(28)

80

28. Lavatory v v v v v v

29. Smoking Room v v v v v

30. Gudang v v v v

31. Ruang CCTV v v v v v

32. Ruang Kontrol v v v v v

33. Ruang AHU v v v v v v

34. Ruang MEE v v v v v v

35. Ruang Genset v v v v v v

36. Ruang Janitori v v v

(29)

81 3.1.1.6. Pola Sirkulasi Ruang Pusat Kebudayaan Tionghoa

1. Pola Sirkulasi Ruang Unit Kelompok Kegiatan Pengelola

(30)

82 2. Pola Sirkulasi Ruang Unit Kelompok Kegiatan Pengunjung

3. Pola Sirkulasi Ruang Unit Kelompok Kegiatan Pendukung Bagan 18 Pola Srikulasi Kelompok Pengunjung

Sumber: Analisis Pribadi

(31)

83 3.1.1.7. Pendekatan Jumlah Pelaku Pusat Kebudayaan Tionghoa

Pendekatan jumlah pelaku pada projek Pusat Kebudayaan Tionghoa

dibedakan bersadarkan jenis pelaku pada bangunan yaitu:

A. Pendekatan analisis jumlah pengelola dalam projek Pusat Kebudayaan

Tionghoa:

PELAKU JUMLAH ANALISIS

Kepala Pengelola 1 orang -

General Manager 1 orang -

Sekretaris 1 orang -

Bendahara 1 orang -

Kepala Divisi Koleksi Pameran

1 orang -

Kepala Divisi Administrasi

1 orang -

Kepala Divisi Kreatif Acara

1 orang -

Kepala Divisi Operasional

Bangunan

1 orang -

Staff Perawatan Koleksi

2 orang -

Staff Edukasi Informatif

6 orang Terbagi 2 shift: 3 orang shift siang 3 orang shift sore

Staff Perpustakaan 2 orang -

Staff Administrasi 3 orang 1 orang bagian retail 1 orang bagian acara 1 orang bagian galeri Staff Ticketing 6 orang Terbagi 2 shift:

3 orang shift siang 3 orang shift sore Tabel 9 Analisis Jumlah Pengelola

(32)

84

Staff Acara 4 orang -

Staff Lighting 3 orang 2 orang bagian cultural centre 1 orang bagian emporium Staff Sound System 3 orang 2 orang bagian cultural centre

1 orang bagian emporium Staff Logistik 3 orang

Staff Kebersihan 8 orang Terbagi 2 shift: 4 orang shift siang 4 orang shift sore

Staff Mekanikal 2 orang -

Staff Elektrikal 2 orang -

Staff Keamanan 12 orang: 4 orang outdoor 4 orang indoor 4 orang ruang cctv

Terbagi 2 shift: 2 orang outdoor 2 orang indoor 2 orang ruang cctv

B. Pendekatan analisis jumlah penyewa retail dalam projek Pusat Kebudayaan

Tionghoa:

Studi jumlah pedagang retail yang akan menempati emporium Pusat

Kebudayaan Tionghoa akan diambil dari jumlah pedagang/ penyewa yang

sekarang ini menempati Pasar Semawis yaitu sebagai berikut:

Jenis Penyewa Jumlah

Sponsor 3

Penyewa kios food and beverage 54 Penyewa kios non food and beverage 12

Penghuni rumah 5

Jumlah total 74 Tabel 10 Data Jumlah Penyewa Kios Pasar Semawis

(33)

85 Berdasarkan data tersebut, diasumsikan beberapa hal yaitu:

 Data penyewa yang berjualan di dalam rumah tidak akan diikutsertakan

dipindah ke dalam projek emporium Pusat Kebudayaan Tionghoa

 Sponsor akan disediakan slot hanya 2 (dua) saja.

 Penyewa kios food yang mengandung babi berjumlah 8 kios juga tidak

akan diikutkan serta supaya mendukung konsep universal

Jadi total kios di dalam emporium yang akan disediakan berjumlah 60 dan

akan dibagi dalam 2 lantai.

C. Pendekatan analisis jumlah pengunjung dalam projek Pusat Kebudayaan

Tionghoa:

Studi jumlah pengunjung yang dapat ditampung di projek Pusat

Kebudayaan Tionghoa hingga 20 tahun kedepan mengacu pada data jumlah

wisatawan mancanegara dan nusantara yang mengunjung kota Semarang

melalui transportasi publik dari tahun 2014 hingga 2016 sebagai berikut:

Tahun Jumlah Wisatawan Total

Nusantara Mancanegara

2014 4.250.351 22.240 4.272.591

2015 4.324.479 51.880 4.376.359

2016 4.660.822 55.252 4.716.074

Perhitungan laju peningkatan pengunjung dari tahun 2014-2016

mengalami kenaikan sebesar:

2014 – 2015 =4.376.359 − 4.272.591

4.376.359 x 100% = 2,37%

2015 – 2016 = 4.716.074 − 4.376.359

4.716.074 x 100% = 7,2%

Tabel 11 Jumlah Wisatawan kota Semarang tahun 2014-2016

(34)

86 Rata-rata jumlah peningkatan pengunjung per tahunnya adalah sebagai

berikut:

r = 2,37% + 7,2%

2 = 4,785%

Proyeksi jumlah pengunjung untuk 20 tahun ke depan adalah:

P2038 = P2014 (1 + 4,785%)20

= 4.272.591 (1+0,048)20

= 4.272.591 x (1,048)20

= 4.272.591 x 2,55

= 10.895.107orang/ tahun

Di Semarang, pada tahun 2018 ini terdapat sekitar 72 objek wisata yang

dapat dikunjungi di kota dan kabupaten Semarang. Pada tahun 2038,

diproyeksikan akan juga terdapat peningkatan jumlah objek wisata sebanding

dengan meningkatnya jumlah angka wisatawan dan diasumsikan akan

terdapat sebanyak 80 objek wisata.

Berdasarkan proyeksi dan asumsi yang telah disebutkan, maka

pengunjung Pusat Kebudayaan Tionghoa ini dalam 20 tahun kedepan akan

terdapat = 10.895.107

80

=

136.188,9 = 136.189 orang dalam jangka waktu

setahun.

Jumlah pengunjung Pusat Kebudayaan Tionghoa jika dihitung per hari

akan sebesar:

136.189

12

=

11.349,1 orang = 11.350 orang

11.350

(35)

87 3.1.2. Studi Ruang Khusus Pusat Kebudayaan Tionghoa di Semarang

1. Museum

a. Pembagian Museum

Museum kebudayaan etnis Tionghoa dirancang menjadi beberapa bagian

berdasarkan jenis hasil budaya yang dihasilkan yaitu sebagai berikut:

 Sejarah

 Arsitektur

 Kepercayaan

 Baju Adat

 Kesenian

b. Besaran Ruang Museum Budaya

Koleksi tetap yang dipamerkan di museum budaya dapat digolongkan

menjadi 2 (dua) jenis yaitu tipe 2 dimensi dan tipe 3 dimensi. Analisis

aktivitas serta jarak pandang pengunjung yang nyaman dijabarkan pada

gambar berikut: (sumber gambar: analisis pribadi)

ANALISA 1 (A.1)

(36)

88 ANALISA 2 (A.2)

ANALISA 3 (A.3)

ANALISA 4 (A.4)

Luas : 190cm x 135cm : 2,56m2

Luas : 135cm x 135cm : 1,82m2

(37)

89 ANALISA 5 (A.5)

ANALISA 6 (A.6)

ANALISA 7 (A.7)

Luas : 236cm x 183cm : 4,32m2

Luas : 426cm x 286cm : 12,18m2

(38)

90 Berdasarkan jumlah jenis kebudayaan yang dapat dipamerkan, maka

akan dihasilkan jumlah sebagai berikut:

 Sejarah = - Grafis Besar  3 unit

- Fotografi Sedang  3 unit

- Fotografi Besar  2 unit

- Digital Display Besar  2 unit

- Panel Interaktif  2 unit

 Arsitektur = - Grafis Sedang  5 unit

- Fotografi Sedang  4 unit

- Fotografi Besar  3 unit

- Miniatur Sedang  4 unit

- Meja Interaktif  2 unit

 Kepercayaan = - Grafis Sedang  5 unit

- Grafis Besar  2 unit

- Proyektor  1 unit

- Panel Interaktif  2 unit

 Baju Adat = - Miniatur Besar  3 unit ANALISA 8 (A.8)

(39)

91

Berdasarkan analisis-analisis tersebut, maka perhitungan jumlah benda

koleksi dan luas yang dibutuhkan yaitu sebagai berikut:

Benda

Pamer Kategori

Gambar Tabel 12 Perhitungan Luas Jumlah Koleksi Museum

(40)

92  Total ruang yang dibutuhkan untuk menampung koleksi dan aktivitas

adalah = 156,02 m2

 Kapasitas yang dapat ditampung = 200 orang

Standar luas pergerakan = 1,6m2

Kebutuhan ruang gerak = 200 x 1,6m2 = 320m2

 Sirkulasi dalam ruang untuk sebuah ruang pameran adalah 100%

 Total kebutuan luas museum budaya adalah:

= 156,02 m2 + 320m2 +100%(156,02m2 + 320m2)

= 476,02 m2 + 476,02 m2

= 952,04m2

(41)

93 2. Auditorium

Auditorium pada bangunan Pusat Kebudayaan Tionghoa ini menggunakan

bentuk Proscenium. Bentuk proscenium atau sering disebut dengan

bingkai adalah salah satu bentuk auditorium klasik dengan panggung

disalah satu sisi dengan bingkai yang seringkali dipasangi layar/tirai.

Semua kursi menghadap ke satu arah yaitu panggung. Penampilan hanya

dapat dinikmati dari bagian depan. Panggung dapat didekor dengan lebih

leluasa dan dapat memanfaatkan ilusi perspektif dari kedalaman

panggung.

Kelebihan menggunakan bentuk proscenium adalah:

 Desain panggung yang lebih beragam dan dapat membuat ilusi

perspektif

 Perlengkapan panggung seperti lighting dan sistem suara dapat

disembunyikan dibalik frame depan atau pada left wing dan right wing

Kekurangan menggunakan bentuk proscenium adalah: Gambar 17 Layout Auditorium bentuk proscenium

(42)

94  Penampil hanya dapat dinikmati dari depan sehingga bagian

samping tidak dapat ter ekspose

 Penampil jauh dari penonton

Berdasarkan penjelasan tersebut, bentuk auditorium proscenium cocok

untuk penampilan drama, musik dan penampilan-penampilan yang tidak

membutuhkan kedetailan.

Total kebutuhan luas auditorium adalah:

Auditorium kapasitas 200 orang

Jumlah kursi = 200 kursi

Luas yang dibutuhkan = 200 x 0,66m2

= 264 m2

Jalur untuk sirkulasi 40% = 105,6 m2

Total kursi dan sirkulasi = 264 m2 + 105,6 m2

= 569,4 m2

= 570 m2

(43)

95 Ukuran panggung

Kapasitas = 20 orang

Luas yang dibutuhkan = 20 x 1,6m2

= 32m2

Sirkulasi 200% = 64 m2

Total kursi dan sirkulasi = 32 m2 + 64 m2

= 96 m2

Gambar 20 Layout panggung Auditorium Sumber: Analisis Pribadi

(44)

96 Ukuran Ruang Persiapan

Ruang Make-up = 12m2

Ruang Kostum = 19,5m2

Ruang Ganti = 60m2

(Dipisah laki-laki dan perempuan)

Luas yang dibutuhkan = 91,5m2

Sirkulasi 100% = 91,5m2

Total luas = 183 m2

= 184 m2

Total Ruang Auditorium = 570 m2 + 96 m2+ 184 m2

= 850m2

+ sirkulasi 50% = 1275 m2

3. Emporium

Emporium merupakan sebuah pusat perbelanjaan yang berisi

retail-retail baik yang berupa food retail maupun non-food retail. Retail-retail

tersebut diatur berbentuk food court dengan pengaturan bangunan Gambar 21 Layout backstage Auditorium

(45)

97 berbentuk U supaya tidak terkesan tertutup dan membentuk suatu massa

bangunan tersendiri.

Kapasitas Emporium diasumsikan dapat menampung 300 orang

berdasarkan perhitungan keseluruhan jumlah pengunjung. Meja yang

disediakan berkapasitas 4 orang sehingga membutuhkan 75 meja.

Dalam projek Pusat Kebudayaan Tionghoa ini akan terbagi 2 (dua) lantai

dengan rincian berdasarkan perhitungan jumlah sebagai berikut :

 48 food retail berukuran 2m x 3m

 12 non-food retail berukuran 3m x 5m

Gambar 22 Layout Food Retail Sumber: Analisis Pribadi

(46)

98 250

250

Kapasitas pengunjung yang dapat menikmati yang dijual di dalam

Emporium yaitu sebanyak 300 orang. Fasilitas tempat duduk yang

disediakan adalah meja berkapasitas 4 orang sehingga terdapat total 75

meja. Meja tidak hanya terdapat di emporium tetapi juga terletak di plaza.

(47)

99 Dengan berbagai perhitungan luasan tersebut, maka didapatkan luasan

total sebagai berikut:

Luas area Emporium lantai 1 : 672 m2

Luas area Emporium lantai 2 : 464 m2

Total : 1136 m2

+ Sirkulasi 200% : 2272 m2

: 2280 m2

(48)

100 4. Perpustakaan

Perpustakaan merupakan salah satu fasilitas di Pusat Kebudayaan

Tionghoa yang berfungsi sebagai tempat menyimpan karya-karya sastra

yang berhubungan dengan etins Tionghoa di Indonesia khususnya di

Semarang. Pengunjung hanya dapat membaca koleksi buku-buku/ karya

sastra yang disediakan dan dapat membeli buku/majalah tertentu.

Koleksi buku/ karya sastra yang dimiliki oleh Pusat Kebudayaan

Tionghoa yaitu sejumlah ± 1000 buku. Menurut standar, untuk kapasitas

1000 buku membutuhkan luas minimal 15m2. Rak buku yang akan

digunakan yaitu berjumlah 12 rak dan berukuran 3m x 0,5m x 2,2m.

Dengan kebutuhan tersebut, maka luasan rak buku yang dibutuhkan

adalah:

12 x (3m x 0,5m) = 72m2

Ditambah dengan ruang gerak antar rak buku, menghasilkan luasan

sebesar:

(49)

101 Lalu, untuk pengunjung yang ingin membaca koleksi buku/ karya sastra

yang tersedia juga disediakan meja baca dengan kapasitas 30 meja

dengan ukuran 1m x 0,7m dengan luasan ruang gerak sebagai berikut:

Dengan kebutuhan ruang seperti yang telah disebutkan, maka akan

menghasilkan layout dan luasan sebagai berikut:

Untuk mendukung aktivitas yang terjadi di dalam perpustakaan,

juga disediakan fasilitas pendukung berupa ruang pelayanan dengan 2

petugas perpustakaan dan juga loker penitipan barang. Layout dan luasan

yang dibutuhkan untuk kedua fasilitas tersebut adalah sebagai berikut: Gambar 27 Perhitungan Penempatan Meja

Sumber: Data Arsitek dan pengolahan

(50)

102 Dengan berbagai perhitungan luasan tersebut, maka didapatkan luasan

total sebagai berikut:

Luas area buku : 46,2 m2

Luas area baca : 97.5 m2

Luas area pelayanan : 6,48 m2

Luas area loker : 6 m2

Total : 156,18 m2

+ Sirkulasi 100%: 312,36 m2

: 313 m2

Gambar 29 Lay out Meja Pengawas Perpustakaan Sumber: Analisis Pribadi

(51)

103 5. Plaza Outdoor

Plaza outdoor dalam Pusat Kebudayaan Tionghoa merupakan sebuah

area kosong yang difungsikan sebagai area peralihan dari area tapak

menuju ke bangunan. Selain itu, area Plaza difungsikan sebagai tempat

pertunjukkan barongsai dan liong pada perayaan-perayaan keagamaan

ataupun acara khusus.

Menurut standar International Dragon and Lion Dance Federation, arena

pertunjukkan untuk barongsai yang bermain diatas tonggak seluas ± 12 meter

x 22 meter. Sedangkan untuk pertunjukkan liong seluas ± 15 meter x 25 meter.

Pertunjukkan barongsai dan liong sangat jarang dimainkan bersamaan,

sehingga diasumsikan menggunakan ukuran arena pertunjukkan paling luas

yaitu pertunjukkan liong.

Penonton yang menyaksikan pertunjukkan diasumsikan sebanyak 200

orang, berdasarkan perhitungan jumlah pengunjung per hari. Pada saat

menyaksikan pertunjukan barongsai dan liong, penonton pada umumnya

berdiri berjejeran dengan maksimal 2 barisan ke belakang untuk menyaksikan

pertunjukkan dengan jelas dan nyaman.

Pertunjukkan liong pada umumnya dimainkan oleh 10 orang yang terdiri dari

1 orang sebagai pemandu yang memainkan bola dan 9 orang sebagai pemain

liong. Jarak antar pemain liong bermacam-macam tetapi rata-rata berjarak ±

3,2 meter.

(52)

104 Selain terdapat arena pertunjukkan dan area penonton yang

mengelilingi, juga tersedia arena pemain dan persiapan tim liong/ barongsai

yang berikutnya. Jika digambarkan secara visual, maka akan terbentuk

luasan total Plaza Outdoor sebagai berikut:

Luas total Plaza Outdoor : 2.740 cm x 1.800 cm

: 27,4 meter x 18 meter

: 493,2 m2

Gambar 32 Lay Out Plaza Outdoor

(53)

105 3.1.3. Studi Besaran Bangunan dan Lahan Parkir Pusat Kebudayaan Tionghoa di

Semarang

A. Studi Luas Bangunan

Besaran ruang yang dibutuhkan pada projek “Pusat Kebudayaan Tionghoa

di Semarang” ini berdasarkan standar dan analisis dari beberapa sumber yaitu:

NAD : Neufert Architect Data

TSS : Time Saver Standard, Joseph D. Ciara

AS : Asumsi berdasarkan studi analisis

SRK : Studi Ruang Khusus

Nama Ruang Dasar Luas Besaran

Ruang Sirkulasi

Luas Ruang

(m2) Sumber Lobby:

Resepsionist

(1)

Ruang Tunggu (1)

Kapasitas: 200 orang

Meja Resepsionis: 0,9m x 2m = 1,8m2 Sofa L + meja kecil: 3m x 2,2m = 6,6m2 Luas gerak pengguna: 1,6m2 Asumsi 1 oranv mengantre 2 tiket  100 orang

1 loket melayani 25 orang 

4 loket

Luas Ruang Loket: 4 x (2mx0,9m) = 7,2 m2

(54)

106 Cultural Gallery:

Kapasitas: 200 orang

Kapasitas display: Display 1=

Ukuran furniture: Display 1 (10) : Luas gerak pengguna: 1,6m2

100% 730 AS

Cultural Museum (1)

Kapasitas:

Ruang Seminar/ workshop (2)

Kapasitas: 100 orang 5 narasumber

Luas pemberi seminar: Meja Komputer = 0,98

Luas area makan 6,25m2 / meja

(55)

107 Panggung ruang

Pertunjukan Terbuka (1)

Kapasitas: 20 orang

Luas gerak pengguna:

1,6m2 100% 64 12 non-food retail 45 meja

Luas area makan 6,25m2 / meja Luas food retail: 2mx3m= 6m2 Luas non-food retail 8x2m2= 16m2

Luas area kerja: 3m x 2m = 6m2 Luas area tamu: 3m x 3m = 9m2

100% 30 NAD

AS

Kantor General Manager (1)

Kapasitas: 1 orang 2 tamu

Luas area kerja: 3m x 1,5m = 4,5m2 Luas area tamu: 3m x 2,5m =7,5m2

100% 24 NAD

AS

Kantor Kepala Divisi Administrasi (1)

Kapasitas: 1 orang 2 tamu

Luas area kerja: 3m x 1,5m = 4,5m2 Luas area tamu: 3m x 2,5m =7,5m2

100% 24 NAD

AS

Kantor Kepala Divisi Tim Kreatif (1)

Luas area kerja:

3m x 1,5m = 4,5m2 100% 24

(56)

108 Kapasitas:

1 orang 2 tamu

Luas area tamu: 3m x 2,5m =7,5m2

Kantor Kepala Divisi Koleksi Pameran (1)

Kapasitas: 1 orang 2 tamu

Luas area kerja: 3m x 1,5m = 4,5m2 Luas area tamu: 3m x 2,5m =7,5m2

100% 24 NAD

AS

Kantor Kepala Divisi Operasional

Bangunan (1)

Kapasitas: 1 orang 2 tamu

Luas area kerja: 3m x 1,5m = 4,5m2 Luas area tamu: 3m x 2,5m =7,5m2 Luas area presentasi = 4m x 1,5m = 6m2 Luas gerak pengguna: 1,6m2

200% 386,4 NAD

Pantry (1)

Kapasitas:

2 meja @16 orang

Luas Meja Makan: 0,76m x 3,6m = 32,28 m2

100% 161,12 NAD

Ruang Kesehatan (1) Lemari:

0,6m x 1m = 0,6m2 100% 21,72

(57)

109 Kapasitas:

1 tempat tidur 1 perawat

Luas arena mainan: 8m x 8m

Luas gerak anak: 1,6m2 Luas gerak orang duduk: 0,66m2 40 orang/ gender

Jumlah: 40/gender Luas: 6mx7m= 38,5m2

Difabel : 2mx1,5m= 3m2

100% 498 NAD

AS

Smoking Room (1)

Kapasitas: 10 orang

Kursi (10):

0,6m x 0,6m = 3,6m2 Luas gerak pengguna= 0,66m2

Luas gerak pengguna: 1,6m2

(58)

110 Ruang Kontrol (1)

Kapasitas:

Luas ruang AHU:

0,6m x 2 m = 1,8m2 100% 9,6 AS

Ruang Genset (1) 100-200kVA

Luas ruang:

6m x 4,5m = 27m2 50% 27 AS

Ruang Janitori (1)

Kapasitas: 3 orang

Lemari peralatan: 6m2 Standar luas gerak: 1,6m2 Luas gerak pengguna: 1,6m2

200% 64,2 AS

(59)

111 B. Studi Luas Lahan Parkir

 Pengelola

Jumlah pengelola : 64 orang per hari

Mobil (20%) : 13 orang  (80%) 11 mobil

Motor (70%) : 45 orang  (80%) 36 motor

Kendaraan umum (10%) : 7 orang

 Pengunjung

Jumlah pengunjung : 400 orang per hari

Mobil (30%) : 120 orang

2 penumpang (50%) : 30 mobil

4 penumpang (50%) : 15 mobil

Motor (50%) : 200 orang  (80%) 160 motor

Kendaraan umum (5%) : 20 orang

Bus Pariwisata (15%) : 60 orang 2 bus

 Antisipasi rombongan study tour = 4 bus

 Penunjang

Jumlah retail : 60 retail

Jumlah staff : 120 orang per hari

Mobil (5%) : 6 orang  (80%) 5 mobil

Motor (55%) : 66 orang  (80%) 53 motor

Kendaraan umum (20%) : 24 orang

Jalan kaki (20%) : 24 orang

Total Kebutuhan Parkir Kendaraan

Mobil (61  65 x 10m2) : 650m2

Motor (249  250 x 2,2m2) : 550m2

(60)

112

Bus (4 x 30m2) : 120m2

Total Luas Lahan Parkir

1320m2 + sirkulasi 200% = 3960 m2

3.1.4. Studi Citra Arsitektural Pusat Kebudayaan Tionghoa di Semarang

Citra fungsi utama pada bangunan Pusat Kebudayaan Tionghoa ini

adalah memberikan stimulan ke pengunjung seakan-akan merasakan “masuk

ke dalam” kebudayaan Tionghoa tersebut dalam bentuk kegiatan yang bersifat

rekreatif dan edukatif. Selain itu, citra wujud fisik bangunan harus menunjukkan

kekhasan kebudayaan Tionghoa. Dengan pemikiran tersebut, maka

diharapkan tercipta unsur arsitektur yang sesuai dengan tujuan utama projek

ini.

Beberapa pemahaman yang dapat dipertimbangkan sebagai

dasar-dasar citra arsitektural bangunan Pusat Kebudayaan Tionghoa ini antara lain:

 Penataan sirkulasi dan hubungan ruang yang efisien untuk memberikan

kemudahan bagi pengunjung dan juga pengelola.

 Pemberian bukaan dan penghawaan yang memenuhi kebutuhan

kenyamanan seluruh pelaku kegiatan yang beraktivitas di dalam bangunan

 Pengaturan pencahayaan yang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan

setiap fasilitas yang terdapat di dalam bangunan

 Penataan landscaping pada area terbuka di dalam kompleks bangunan

untuk menunjang aspek rekreasi

 Suasana eksterior dan interior bangunan yang terbentuk sesuai dengan

(61)

113 3.2. Analisis Pendekatan Sistem Bangunan

3.2.1. Studi Sistem Struktur dan Enclosure

Struktur merupakan bagian terpenting dalam suatu bangunan. Pada

projek Pusat Kebudayaan Tionghoa ini, struktur yang digunakan akan dapat

mendukung kekuatan bangunan.

1. Studi Sistem Struktur

Bangunan Pusat Kebudayaan Tionghoa terdiri dari ruang-ruang di

dalamnya dan berbentuk simetris sehingga membutuhkan dan

menggunakan sistem struktur rangka. Sistem struktur rangka adalah

sistem struktur bangunan yang terdiri atas kolom dan balok yang saling

bekerja sama untuk menahan beban. Beban secara vertikal ditumpu oleh

kolom dan beban secara horisontal ditumpu oleh balok. Sistem struktur ini

dapat menggunakan material beton bertulang ataupun baja.

Kelebihan menggunakan sistem struktur rangka adalah:

• Biaya selama proses pengerjaan lebih murah dikarenakan pengerjaan tidak

melingkupi seluruh bangunan secara utuh.

• Struktur rangka termasuk struktur yang ringan

Kekurangan dari menggunakan sistem struktur rangka adalah: Gambar 33 Ilustrasi struktur rangka

(62)

114

• Dalam penataan ruang ataupun interior bangunan akan mengalami beberapa

hambatan dikarenakan modulasi sistem rangka tersebut.

Untuk mendukung terciptanya struktur rangka pada bangunan, terdapat

komponen-komponen pendukung sebagai berikut:

A. Pondasi

Berdasarkan spesifikasi bangunan yang akan berlaku pada projek Pusat

Kebudayaan Tionghoa, bangunan ini akan memiliki pembagian lantai

sebanyak 2 (dua) hingga 3 (tiga) lantai. Oleh sebab itu, pondasi yang

digunakan adalah pondasi dangkal. Beberapa jenis pondasi dangkal yang

dapat diterapkan yaitu sebagai berikut:

Pondasi Penjelasan

Pondasi Lajur Batu Kali

Pondasi lajur batu kali adalah pondasi yang terbuat dari campuran batu (belah/utuh) dengan semen dan pasir. Pondasi ini yang dapat digunkakan untuk bangunan low rise. Keuntungan menggunakan pondasi lajur batu belah adalah:

 Pembuatannya yang mudah dan cepat  Material batu yang mudah didapat.

 Biaya pelaksanaannya menjadi lebih murah.

Kekurangannya penggunaan pondasi lajur batu belah adalah:

Tabel 14 Kemungkinan Konstruksi Pondasi Bangunan Sumber: Analisis Pribadi

(63)

115  Untuk bangunan 2 lantai memerlukan biaya lebih.

Pondasi ini dapat diterapkan pada massa bangunan sederhana pada projek yang memiliki tingkat tidak lebih dari 1 (satu) lantai

Pondasi Footplate

Pondasi Footplate merupakan pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat lebih dari 2 (dua) dengan daya dukung tanah yang kurang bagus. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah kolom/ tiang dan kedalamannya harus hingga menyentuh tanah keras.

Keuntungan menggunakan pondasi footplate adalah biaya yang dibutuhkan lebih murah dan dalam pembuatannya

Sumber Gambar: proyeksipil.blogspot.co.id/2014/07/cara-menghitung-jumlah-besi-pondasi.html

(64)

116 hanya memerlukan galian tanah yang lebih sedikit karena hanya terletak pada tiap titik struktur utama.

Kekurangan menggunakan pondasi footplate adalah memerlukan waktu untuk mempersiapkan bekisting untuk membuat bentuk pondasi tersebut.

Selain dapat berdiri sendiri sebagai suatu pondasi yang utuh, juga dapat dikombinasikan dengan pondasi batu belah, namun membutuhkan biaya dan waktu tambahan.

Pondasi Mini Pile

Pondasi mini-pile atau tiang pancang berukuran kecil merupakan suatu konstruksi pondasi untuk bangunan yang mampu menyalurkan semua beban yang bekerja pada struktur tersebut ke dalam tanah, sampai kedalaman tertentu mencapai lapisan tanah kera. Pondasi mini pile sangat penting digunakan karena akan memikul dan menyalurkan beban yang berada diatasnya yang sangat berat sedangkan lapisan tanah terluar tidak memungkinkan memikul beban tersebut karena kondisinya yang lunak atau lembek.

Keuntungan menggunakan pondasi mini pile antara lain:  Pengerjaan pembuatan pondasi mini pile relatif cepat dan

pelaksanaannya pun relatif lebih mudah Sumber Gambar:

(65)

117  Biaya yang dikeluarkan tidak cukup tinggi dan lebih

murah daripada tipe pondasi dalam yang lain.

 Kualitas mutu pondasi terjamin karena produk mini pile merupakan hasil pabrikasi. Kulaitas bahan yang digunakan dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan pemilik bangunan.

Kekurangan yang ditimbulkan dengan pengerjaan pondasi mini pile antara lain:

 Saat proses pengerjaan, menimbulkan getaran pada

lingkungan sekitar yang dapat dikatergorikan mengganggu

 Tidak dapat menembus lapisan pasir.

B. Atap

Rangka Atap Penjelasan

Struktur Rangka Baja Konvensional

Keuntungan jika menggunakan konstruksi Baja Konvensional adalah:

 Pemasangan konstruksi baja konvensional relatif mudah  Biaya konstruksi baja konvensional lebih dapat ditekan

pada biaya operasional

 Konstruksi baja konvensional mudah untuk dibongkar dan dipndahkan

Tabel 15 Kemungkinan Konstruksi Atap Bangunan Sumber: Analisis Pribadi

(66)

118  Berat konstruksi baja konvensional lebih ringan jika

dibandingkan dengan cor beton

 Baja memiliki ukuran serta kualitas yang tertentu yang sudah dipastikan dari pabriknya.

 Konstruksi baja konvensional juga dapat digunakan sebagai penambahan struktur yang sudah ada terlebih dahulu

Selain keuntungan, jika menggunakan konstruksi baja konvensional juga terdapat kekurangan yaitu:

 Terjadi pembengkakan biaya pemeliharaan pada baja

konvensional untuk mencegah korosi yang cukup besar.  Jika terjadi kebakaran, maka kekuatan baja konvensional

akan menurun dan juga menimbulkan biaya perlndungan khusus supaya tidak membahayakan penghuni.

Struktur Rangka Baja Ringan

Jika dibandingkan dengan baja konvensional, baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang memiliki sifat ringan dan tipis, namun memililki fungsi setara baja konvensional. Rangka atap baja ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan dan konstruksi. Meskipun berbentuk tipis, konstruksi baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik 550 Mpa, sementara baja biasa sekitar 300 Mpa. Kekuatan tarik dan tegangan ini untuk mengompensasi bentuknya yang tipis, di Indonesia sendiri setebal 0,4 mm – 1 mm. Perhitungan jarak/ modulasi kuda-kuda baja ringan cenderung lebih rapat. Semakin besar beban yang harus dipikul, jarak kuda-kuda semakin pendek.

Sumber Gambar:

(67)

119 Struktur Rangka

Kayu

Struktur rangka atap kayu dapat dibilang lebih kompleks jika dibandingkan dengan rangka atap yang terbuat dari baja. Proses pengerjaannya membutuhkan keahlian khusus dan waktu yang memadai karena berkaitan dengan kekuatan struktur yang ditimbulkan.

Kelebihan jika menggunakan struktur rangka kayu adalah:  Dapat dikerjakan oleh mayoritas tukang lokal.

 Mudah untuk dibentuk, dipotong dan dipergunakan

secara fleksibel

 Selain itu, juga dapat menampilkan kesan alamiah ketika di ekspos pada bangunan

 Struktur kayu merupakan material asli arsitektur Cina Kekurangan jika menggunakan struktur rangka kayu adalah:  Struktur rangka kayu merupakan material yang mudah

terbakar dan rentan terhadap rayap

 Struktur rangka kayu mengalami proses muai susut yang

dapat memperngarui kekuatan konstruksi atap

 Panjang kayu yang dijual di pasaran terbatas, maka

bentang atap yang menggunakan sistem konstruksi kayu juga terbatas.

 Material kayu yang makin sulit didapat membuat harga

dipasaran menjadi makin mahal.

Dak Beton Merupakan atap yang berbentuk plat beton dengan tebal minimum plat adalah 7 cm dengan tulangan (besi beton) 1 lapis. Jarak antara tulangan beton adalah 2 x tebal plat atau sebesar 20 cm siambil dari nilai yang terkecil.

Sumber Gambar:

(68)

120 Struktur Space Truss

Struktur space truss adalah salah satu sistem struktur bentang lebar yang banyak digunakan dalam bidang konstruksi baja era modern ini.

Kelebihan menggunakan struktur space truss adalah:

 Struktur atap space truss memiliki desain 3 dimensi sehingga dari segi bentuknya lebih fleksibel dan cocok untuk atap lengkung

 Desain dan komponen dari space truss melalui proses komputerisasi yang menjamin ketelitian dan presisi.  Struktur atap space truss lebih ringan dibandingkan

sistem konvensional.

 Struktur atap space truss sangat cocok untuk bangunan berbentang lebar

 Struktur atap space truss sangat mudah dalam hal pemasangannya dan tidak memerlukan peralatan khusus.

Sumber Gambar: www.signalreadymix.co

Sumber Gambar:

(69)

121 Kekurangan menggunakan struktur space truss adalah:  Memerlukan perhitungan yang akurat dari tenaga ahli

untuk menganalisis dan memperhitungkan kekuatan dan dimensi dari rangka baja.

 Produsen komponen space truss masih belum banyak dan tidak ada di Semarang.

 Struktur atap space truss membutuhkan ruang dalam bangunan lebih besar

2. Studi Sistem Enclosure

Sistem enclosure yang diterapkan pada bangunan Pusat Kebudayaan ini

dapat dikatergorikan menjadi beberapa aspek yaitu:

a. Penutup Lantai

Material Penutup

Lantai Penjelasan

Lantai Granit

Kelebihan jika menggunakan material penutup lantai granit:  Memberikan kesan mewah dalam bangunan.

 Lantai granit memiliki sifat anti gores, anti slip, dan tidak

menyerap noda.

 Warna lantai granit tidak mudah pudar walaupun sering

terpapar sinar matahari.

Tabel 16 Kemungkinan Penutup Lantai Bangunan Sumber: Analisis Pribadi

Sumber Gambar:

(70)

122  Lantai granit memiliki pori-pori yang mampu menyerap

hawa dingin sehingga lantai lebih dingin di kaki.  Kuat dan awet

Kekurangan menggunakan material keramik adalah:

 Material granit sangat berat sehingga perlu diperhitungkan kekuatan pondasinya juga.

 Perlu dipoles atau di seal secara berkala untuk membuat lebih awet dan bersinar.

 Perlu bantuan profesional untuk mengukur, memotong

dan memasang lantai granit

Batu alam Andesit Batu alam Andesit memiliki jenis yang cukup banyak antara lain:

 Batu Alam Andesit Basalto  Batu Alam Andesit Polos  Batu Alam Andesit Bintik

 Batu Alam Andesit Hitam atau Nero

Kelebihan penggunaan batu alam Andesit yaitu:

 Merupakan batu yang keras sehingga tingkat porositasnya paling kecil karena berpori pori kecil yang menyebabkan batu andesit tidak mudah kotor.

 Tergolong awet karena selama batu tertempel dengan

erat dan tidak bergoyang kemungkinan kecil.  Perawatan mudah, cukup dengan air saja  Menambah kesan oriental pada bangunan.

Kekurangan penggunaan batu alam Andesit yaitu:  Mudah berlumut dan mudah berjamur

 Warna tidak bisa bervariasi

(71)

123 b. Dinding

Material Penutup

Dinding Penjelasan

Dinding Batu Bata Merah

Kelebihan menggunakan material batu bata merah:

 Pemasangan mudah dan semua tukang dapat

mengerjakannya

 Harga material batu bata merah relatif murah dan mudah

untuk didapatkan

 Dikarenakan pengerjaannya melalui proses pembakaran, maka batu bata merah tahan panas dan tahan api.

Kekurangan menggunakan material batu bata merah adalah:  Suhu didalam ruangan yang dilingkupi batu bata merah sulit untuk dikondisikan karena sifatnya yang menyerap panas dan dingin

 Waktu pemasangan menjadi lama dikarenakan material batu bata merah sendiri tergolong kecil.

 Material batu bata merah memiliki berat yang cukup besar sehingga membebani struktur di bawahnya. Dinding Bata Ringan

Tabel 17 Kemungkinan Penutup Dinding Bangunan Sumber: Analisis Pribadi

Sumber Gambar:

www.rumah.com/berita-properti/2016/5/124454/plus-minus-bata-merah-vs-bata-ringan

(72)

124 Kelebihan menggunakan material dinding bata ringan adalah:

 Memiliki berat yang lebih ringan sehingga dapat

mempengaruhi pembebanan pada struktur

 Pemasangan menjadi lebih cepat dikarenakan dimensi

material yang cukup besar

 Perekat yang digunakan lebih sedikit daripada jika

menggunakan batu bata merah.

 Material bata ringan kedap air dan suara.

Kekurangan jika menggunakan material dinding bata ringan adalah:

 Limbah pemasangan lebih banyak dikarenakan dimensinya yang besar.

 Harga menjadi lebih mahal daripada batu bata merah  Material bata ringan belum umum digunakan sehingga

cukup sulit didapatkan.

Tempered Glass

Tempered glass adalah kaca yang diperkeras dengan memanaskan kaca biasa dalam temperatur 700°C, kemudian didinginkan dengan menyemprotkan udara dingin secara merata pada permukaan kaca. Setelah itu akan terjadi perubahan fisik kaca, yaitu perubahan gaya tekan dan gaya tarik pada kaca, tapi secara visual tidak terjadi perubahan. Kelebihan :

 Dengan ketebalan yang sama kekuatan tempered glass

mampu mencapai 5 kali lebih kuat dari kaca biasa terhadap beban angin, tekanan air, benturan dan perubahan temperatur yang tinggi.

(73)

125  Jika pecah, pecahan kaca ini akan berbentuk kepingan

kecil dan tumpul sehingga sangat aman (tidak akan melukai manusia).

Penggunaan kaca tempered baik sebagai bukaan atau dinding kaca pada bangunan yang menuntut tingkat keamanan yang tinggi.

Dinding Partisi

Partisi merupakan pembatas yang membatasi ruangan satu dengan lainnya. Dinding partisi tidak bersifat permanen atau struktural. Untuk partisi itu sendiri dapat di fungsikan sebagai pemanis yang menambah estetika didalam ruangan.

Kelebihan :  Ringan

 Praktis dalam pemasangan

 Dapat menambah nilai estetika ruangan  Relatif murah

 Dapat dibongkar pasang (fleksibel)

 Proses perawatan dan perbaikan cenderung mudah Kekurangan :

 Tidak mampu menahan beban berlebih  Tidak tahan benturan

 Tidak tahan api

 Kekedapan suara kurang baik  Tidak cocok untuk dinding eksterior

Dinding partisi dapat digunakan sebagai sekat untuk membentuk ruang-ruang pada area pengelola di kompleks Pusat Kebudayaan Tionghoa ini.

(74)

126

c. Plafond

Plafond Penjelasan

Panel GRC (Glassfiber

Reinforced Cement

Board)

Kelebihan:

 Material yang kuat dan tahan bocor  Masa pakai lebih lama

 Dapat dipasang dengan menggunakan jenis rangka

apapun Kekurangan:

 Pemasangan membutuhkan waktu lebih lama

 Membutuhkan tenaga pemasang yang cukup banyak  Harga relatif mahal

Gypsumboard Kelebihan:

 Menciptakan struktur plafon bertingkat yang menciptakan

unsur estetis.

 Pemasangan mudah dan cepat

Finishing sambungan rapi, tidak terlihat.

 Jika ada yang rusak dapat diperbaiki dengan dempul

sehingga membuat maintenance mudah  Merupakan material anti rayap dan tahan api  Dapat menggunakan jenis rangka apapun Kekurangan:

 Tidak tahan air

 Proses pemasangan membutuhkan keahlian khusus  Harga relatif mahal

Tabel 18 Kemungkinan Plafond Bangunan Sumber: Analisis Pribadi

Sumber Gambar:

(75)

127 d. Penutup Atap

Pentutup Atap Penjelasan

Genteng Beton

Genteng ini terbuat dari beton yaitu campuran pasir, semen, kerikil dan bahan aditif. Bentuknya ada yang bergelombang dan ada juga yang datar. Berat genteng beton berkisar 4-5kg per buah dengan dimensi ukuran bervariasi dengan panjang minimum 30cm dan lebar 15 cm.

Kelebihan genteng beton :  Kuat dan tahan lama

 Daya tahan terhadap tekanan tinggi sehingga tidak

mudah goyah oleh terpaan angin.  Harganya murah

Kekurangannya :

 Memiliki tekstur kasar dan kesan kusam  Mudah timbul lumut pada permukaannya.

 Berat sehingga menimbulkan beban yang tinggi pada

rangka atap.

Tabel 19 Kemungkinan Penutup Atap Bangunan Sumber: Analisis Pribadi

Sumber Gambar: https://graha288.com/id-id/pasang-plafon-gypsum-murah-081315588229

(76)

128 Genteng Tanah Liat

Kelebihan:

 Sesuai dengan Architecture Guidelines Pecinan Semarang

 Mengurangi suara bising air hujan di dalam bangunan  Tahan segala cuaca

 Tidak perlu perawatan khusus

Kekurangan:

 Harus dipasang dengan teliti  Mudah pecah/ hancur jika jatuh.

Polycarbonate Kelebihan:

 Biaya pemasangan relatif murah

 Tahan terhadap suhu panas yang tinggi

 Ekologis dari segi material karena dapat didaur ulang.  Dapat memantulkan radiasi cahaya yang berlebihan

Kekurangan:

 Harga material relatif mahal  Sangat rentan terhadap jamur

Sumber Gambar: http://indotrading.com

(77)

129 3.3. Studi Sistem Pencahayaan dan Penghawaan

3.3.1. Pencahayaan

A. Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami yang diterapkan di dalam kompleks bangunan Pusat

Kebudayaan Tionghoa ini merupakan cahaya yang bukan berasal dari pancaran

cahaya matahari secara langsung. Cahaya yang masuk berasal dari terang langit.

Tujuan utama dari penerapan pencahayaan alami adalah upaya penghematan energi

listrik pada penggunaan lampu, khususnya di siang hari. Berikut adalah cara atau

siasat dalam memasukkan cahaya alami yang dikategorikan sebagai berikut :

1. Pencahayaan Skylight

Pencahayaan skylight memanfaatkan atap sebagai masuknya cahaya

alami ke dalam ruangan. Cahaya dari atap masuk melalui material transparan

penutup atap seperti material kaca, polycarbonate, maupun zinc. Penerapan

pencahayaan skylight akan sangat membantu desain dalam pengaplikasian

hemat energi, karena pada dasarnya cahaya matahari siang hari di Indonesia

berlimpah, dikarenakan dilewati oleh garis khatulistiwa.

Dalam projek Pusat Kebudayaan Tionghoa ini, pemanfaatan skylight

dapat diterapkan pada area plaza yang berada di dalam kompleks bangunan

tersebut.

Gambar

Tabel 10 Data Jumlah Penyewa Kios Pasar Semawis
Tabel 11 Jumlah Wisatawan kota Semarang tahun 2014-2016
gambar berikut: (sumber gambar: analisis pribadi)
Tabel 12 Perhitungan Luas Jumlah Koleksi Museum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengolahan data, diperoleh ragam konsep diri. Ragam konsep diri yang muncul seperti, diri yang besar dan kuat, sehat atau sakit, rapi dan tampan terkait dalam aspek

Adapun keuntungan yang akan Anda dapatkan dengan adanya kerjasama di bidang servis AC ini yaitu gedung kantor Anda akan terasa jauh lebih nyaman ketika digunakan untuk bekerja

Pernyataan tersebut diperjelas oleh Adjie (2006) menjelaskan bahwa penalaran induktif merupakan kemampuan seseorang dalam menarik kesimpulan yang bersifat umum

Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial yang meningkat kualitasnya Pendampingan PIP untuk operasional dan pengawasan 400,00 Pemberdayaan Masyarakat dalam

Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional atau PKSN adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan

Pada spesimen baja galvalum pada pH 7.5 terlihat kerusakan yang sama seperti yang terjadi pada hasil pH 5.6 dan terlihat area gelap dan area terang dan untuk

Kontribusi pada penelitian ini adalah melakukan perbaikan kinerja penyisipan audio data hiding pada metode Jung dan Yoo dengan mengembangkan fungsi baru nonliniear

Korosi dapat didefinisikan sebagai kerusakan dari material karena reaksi dengan lingkungan disekitarnya. Beberapa menyebutkan bahwa definisi ini hanya dibatasi untuk