Seperti apa sadar Allah itu
Posted on 15/11/2014 by Setiyo
manusia di bekali Allah suatu kesadaran, kesadaran ini berbeda dengan
berpikir. Kesadaran yang akan saya bahas ini adalah kesadaran terhadap
Allah atau sadar Allah. Sadar Allah ini sangat berbeda dengan sadar yang
bukan Allah. Sadar Allah ini bukan seperti orang yang terbangun dari
tidurnya lalu sadar, atau dari pingsan kemudian siuman. Kesadaran disini
adalah kesadaran yang di sandarkan pada suatu keyakinan berdasarkan Al
Quran.
Seperti misalnya Quran menyebutkan bahwa Allah itu dekat, maka kita akan
menggunakan kesadaran kita bahwa Allah itu dekat. Sadar bahwa Allah itu
dekat merupakan bentuk kesadaran terhadap Allah. dan Quran banyak
menyebutkan tentang kesadaran Allah ini.
saat ini mungkin anda tidak bisa membedakan mana sadar dan mana berpikir
seolah anda merasakan bahwa kalau saya sadar ya berpikir …. tapi tahukah anda bahwa orang yang berpikir belum tentu sadar? tahukah anda bahwa
dalam tidurpun dimana kita bisa sadar tanpa menggunakan pikiran, atau
misalnya kasus mati suri.. atau kasus pengalaman keluar dari tubuh (out of
body exerience) dimana mereka menggunakan kesadaran tanpa
menggunakan pikiran.
Menyadari Allah ini sangat berkaitan dengan rukun iman. sebab sadar
merupakan bentuk dari yakin. kalau kita yakin maka kita bisa menyadari.
ada. Orang yakin Allah itu ada, tapi tidak menyadari bahwa Allah itu ada
maka Imannya perlu dipertanyakan.
yang menimbulkan kesadaran itu karena ada yakin atau iman. seperti hal nya
kita yakin di rumah yang kosong ini banyak hantunya. maka secara otomatis
antara yakin ada hantu dan menyadari ada hantu menjadi satu, sehingga
menimbulkan rasa takut.
jadi orang yang yakin pada Allah (jika Imannya benar) pasti menyadari
Allah, dan pasti akan ada rasa tenang , damai yang menyelikuti (orang yang
berdzikir itu hatinya tenang).
Ada beberapa orang yang menganggap atau menyadari bahwa Allah itu jauh
di atas langit dan langitnya masih langit tingkat 7….. maka golongan ini akan kesulitan untuk menyadari Allah, sebab Allah jauh tidak dekat, dan kalau
Allah jauh maka perilakunya ibadahnya terasa kering, sebab tidak ada
sentuhan “kesadaran bahwa Allah itu dekat”. bagaimana bisa tenang jika
“Allah nun jauh disana”. dan biasanya golongan islam yang menganggap bahwa Allah itu diatas langit lapis ke 7 .. jiwanya kering dan dalam
menjalankan ibadah seperti orang berjalan tapi tidak tahu tujuannya, seperti
orang berbuat sesuatu tapi tidak tahu untuk apa dia berbuat.. contohnya kalau
sholat dia tidak tahu dengan siapa dia menghadap ? sebab tidak mungkin
menghadap “face to face” karena Allahnya nun jauh di sana …. bahasanya
“sekedar ritual saja”. takbir ya takbir… rukuk ya rukuk… sujud ya sujud… shalatnya tidak berasa…..
baik kembali ke sadar Allah, sadar Allah itu sederhana, syaratnya anda
dekat ya Dzatnya Sifatnya dan AfalNya, karena memang ketiga tiganya satu
kesatuan. Dengan kesadaran yang benar seperti ini maka jiwa anda akan
tenang, hati anda akan bahagia, terbebas dari rasa was was dan khawatir