BAB 5
FUNGSI PRODUKSI
FUNGSI PRODUKSI
FAKTOR FUNGSI PRODUKSI
1. Modal (
Capital
)
2. Manusia (
Labour
)
PERSAMAAN FUNGSI PRODUKSI
Q = f(X1,X2,X3,...,Xn)
Keterangan:
Q = Jumlah hasil (output)
TEORI PRODUKSI
Studi tentang produksi atau proses ekonomi
untuk mengubah faktor produksi (input)
TEORI PRODUKSI DENGAN SATU INPUT
Teori produksi yang sederhana menggambarkan
tentang hubungan diantara tingkat produksi
suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang
digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat
THE LAW OF DIMINISHING RETURN
TAHAP-TAHAP PRODUKSI
1. Produksi total mengalami pertambahan
yang semakin cepat.
2. Produksi total pertambahannya.
TAHAP-TAHAP PRODUKSI
0 L1 L2 L
TP
L3 TP1
TEORI PRODUKSI DENGAN DUA INPUT
(
ISOQUANT
)
Teori produksi yang sederhana menggambarkan
tentang hubungan diantara tingkat produksi
suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang
KURVA ISOQUANT
Kurva yang menggambarkan berbagai
kombinasi dari 2 input (misalnya: tenaga
kerja dan modal) yang bisa digunakan oleh
perusahaan untuk berproduksi pada tingkat
CIRI-CIRI KURVA ISOQUANT
1. Mempunyai kemiringan negatif
2. Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah output
3. Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant yang lainnya 4. Isoquant cembung ke titik origin (nol).
KURVA ISOQUANT
Gabungan Tenaga Kerja (Unit) Modal (Unit)
A 1 6
B 2 3
C 3 2
KURVA ISOQUANT
Kombinasi input yang dapat dipilih produsen untuk menghasilkan jumlah output tertentu
(B)
Kombinasi input yang relevan pada setiap isoquant yang dapat dipilih produsen pada
KURVA ISOQUANT
Kurva produksi Liontief ditunjukkan marjinal substitusi input sama dengan nol
(D)
FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS
Suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan
dua atau lebih variabel, dimana variabel yang
satu disebut dengan variabel dependen, yang
FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS
Analisis yang menghubungkan input dan output → Q = AKaLb
1. Nilai konstanta A, a dan b membedakan proses produksi satu dengan yang lain, menunjukkan teknologi yang digunakan.
2. Nilai a menunjukkan elastisitas input C (Modal).
3. Nilai b menunjukkan elastisitas input L (Tenaga Kerja).
4. Skala produksi: a + b > 1 (increasing), a + b = 1 (constant), dan a + b < 1 (decreasing).
FUNGSI BIAYA
Hubungan antara biaya dengan
jumlah produksi yang dihasilkan.
Fungsi biaya dapat digambarkan ke
FUNGSI BIAYA TETAP
Biaya tetap (fixed cost/FC) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap meskipun volume kegiatan berubah-ubah. Dikarenakan hal itu, maka kurva fungsi biaya tetap berupa garis lurus horizontal. Contohnya biaya untuk membayar pakar/ahli, biaya sewa tempat penjualan, biaya penyusutan alat-alat produksi, dll.
P
FUNGSI BIAYA VARIABEL
Biaya variabel (variable
cost/VC) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Dikarenakan hal itu, maka kurva fungsi biaya variabel berupa garis lurus ke kanan atas. Contohnya biaya bahan baku, biaya bahan pembungkus (kemasan) dan label, dll.
P
FUNGSI BIAYA TOTAL
FUNGSI BIAYA TOTAL
Contoh Kasus 1:
Produk sebanyak 800 unit memerlukan biaya tetap Rp. 250.000 dan biaya variabel per unit Rp. 4.000. Berapa besar biaya totalnya?
Jawab:
TVC = VC x Q → Rp. 4.000 x 800 unit = Rp. 3.200.000
FUNGSI BIAYA TOTAL
Kasus 1:
Produk sebanyak 500 unit memerlukan biaya tetap Rp. 100.000 dan biaya variabel per unit Rp. 5.000. Berapa besar biaya totalnya?
Jawab:
TVC = VC x Q → Rp. 5.000 x 500 unit = Rp. 2.500.000
FUNGSI BIAYA TOTAL
Contoh Kasus 2:
Produk sebanyak 800 unit memerlukan biaya variabel per unit Rp. 4.000. Berapa besar biaya tetapnya jika biaya totalnya Rp. 3.450.000?
Jawab:
TVC = VC x Q → Rp. 4.000 x 800 unit = Rp. 3.200.000
TC = FC + TVC = FC + Rp. 3.200.000 = Rp. 3.450.000
FUNGSI BIAYA TOTAL
Kasus 2:
Produk sebanyak 500 unit memerlukan biaya variabel per unit Rp. 5.000. Berapa besar biaya tetapnya jika biaya totalnya Rp. 3.450.000?
Jawab:
TVC = VC x Q → Rp. 5.000 x 500 unit = Rp. 2.500.000
TC = FC + TVC = FC + Rp. 2.500.000 = Rp. 3.450.000
FUNGSI BIAYA TETAP RATA-RATA
Biaya tetap rata-rata (average fixed cost/AFC) adalah hasil dari pembagian biaya tetap dengan volume kegiatan dengan persamaan matematis:
AFC = FC/Q
P
FUNGSI BIAYA TETAP RATA-RATA
Contoh Kasus 3:
Produk sebanyak 800 unit memerlukan biaya tetap Rp. 250.000. Berapa biaya tetap rata-ratanya?
Jawab:
FUNGSI BIAYA TETAP RATA-RATA
Kasus 3:
Produk sebanyak 500 unit memerlukan biaya tetap Rp. 950.000. Berapa biaya tetap rata-ratanya?
Jawab:
FUNGSI BIAYA VARIABEL RATA-RATA
Biaya variabel rata-rata
(average variable
cost/AVC) adalah hasil dari pembagian biaya variabel dengan volume kegiatan dengan persamaan matematis:
AVC = VC/Q
P
FUNGSI BIAYA VARIABEL RATA-RATA
Contoh Kasus 4:
Produk sebanyak 800 unit memerlukan biaya variabel Rp. 4.000. Berapa biaya variabel rata-ratanya?
Jawab:
FUNGSI BIAYA VARIABEL RATA-RATA
Kasus 4:
Produk sebanyak 500 unit memerlukan biaya variabel Rp. 5.000. Berapa biaya variabel rata-ratanya?
Jawab:
FUNGSI BIAYA TOTAL RATA-RATA
FUNGSI BIAYA TOTAL RATA-RATA
Contoh Kasus 5:
Produk sebanyak 800 unit memerlukan biaya total Rp. 3.450.000. Berapa biaya total rata-ratanya?
Jawab:
FUNGSI BIAYA TOTAL RATA-RATA
Kasus 5:
Produk sebanyak 500 unit memerlukan biaya total Rp. 3.450.000. Berapa biaya total rata-ratanya?
Jawab:
FUNGSI BIAYA MARJINAL
Biaya marjinal (marginal
cost/MC) adalah biaya tambahan yang diperlukan untuk tambahan 1 unit produk yang dihasilkan dengan persamaan matematis:
MC = ΔTC/ ΔQ
P
FUNGSI BIAYA MARJINAL
Contoh Kasus 6:
Produk sebanyak 800 unit memerlukan biaya tetap Rp. 250.000 dan biaya variabel per unit Rp. 4.000. Kemudian perusahaan menambah produksinya menjadi 810 unit. Berapakah biaya marjinalnya?
Jawab:
ΔTC = TC2 – TC1 = Rp. 3.490.000 – Rp. 3.450.000 = Rp. 40.000
ΔQ = Q2 – Q1 = 810 unit – 800 unit = 10 unit
FUNGSI BIAYA MARJINAL
Kasus 6:
Produk sebanyak 500 unit memerlukan biaya tetap Rp. 100.000 dan biaya variabel per unit Rp. 5.000. Kemudian perusahaan menambah produksinya menjadi 550 unit. Berapakah biaya marjinalnya?
Jawab:
ΔTC = TC2 – TC1 = Rp. 2.850.000 – Rp. 2.600.000 = Rp. 250.000
ΔQ = Q2 – Q1 = 550 unit – 500 unit = 50 unit