Analisis Kimia
Analisis
kimia
• Analisis kualitatif Æ mengidentifikasi
komponen baik unsur maupun gugus dalam suatu zat
Analisis kuantitatif Æ menghitung /
menentukan perbandingan banyaknya
masing‐masing komponen yang terkandung
Metode
Analisis
• Konvensional
¾Gravimetri
¾Volumetri
• Instrumental Æ menggunakan instrumen /
peralatan
¾Cara Elektrokimia
¾Cara Spektrofotometri
Gravimetri
• Analisis gravimetri Æ analisis kuantitatif
dengan menimbang, yaitu proses pemisahan
dan penimbangan suatu komponen (unsur atau radikal) dalam suatu zat yang
banyaknya tertentu dalam keadaan semurni
mungkin.
• Banyaknya komponen yang dianalisis
dihitung dari hubungan massa atom, massa
Persyaratan
pd
analisis
gravimetri
1. Zat yg ditentukan hrs dpt diendapkan
secara terhitung (99%)
2. Endapan yg terbentuk hrs cukup murni dan
dapat diperoleh dlm bentuk yg cocok untuk
Metode
Gravimetri
Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan
metode :
• Pengendapan
• Penguapan
Pengendapan
• Komponen dari suatu zat yang dianalisis
diendapkan dari larutan dengan suatu
pereaksi menjadi suatu endapan.
• Contoh pereaksi anorganik yang dapat
digunakan :
¾HCl encer untuk mengendapkan ion Ag+,
Hg2+, dan ion Pb2+
¾Buffer ammonia untuk mengendapkan ion
Penguapan
• Digunakan untuk menetapkan komponen
suatu senyawa yang relatif mudah menguap.
• Penguapan dapat dilakukan dengan :
¾Pemanasan dalam udara atau gas tertentu
¾Penambahan pereaksi tertentu sehingga
Penguapan
• Metode penguapan ini dapat digunakan
untuk menentukan kadar air(hidrat) dalam
suatu senyawa atau kadar air dalam suatu
sampel basah.
• Perhitungan Æ menimbang berat sampel
sebelum dan sesudah penguapan
• Contoh : pada penentuan NH3 dalam garam
Elektrolisis
• Dengan metode ini unsur suatu senyawa
ionik akan ditentukan dengan diendapkan
atau dibebaskan secara elektrolisis pada
elektroda yang sesuai
• Hukum dasar elektrolisis :
Elektrolisis
• Metode elektrolisis dilakukan dengan cara
mereduksi ion‐ion logam terlarut menjadi
endapan logam.
• Ion‐ion logam berada dalam bentuk kation
apabila dialiri dengan arus listrik dengan
besar tertentu dalam waktu tertentu maka
akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam
Elektrolisis
• Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat
ditentukan berdasarkan beratnya
• misalnya mengendapkan tembaga terlarut
dalam suatu sampel cair dengan cara
mereduksi.
• Cara elektrolisis ini dapat diberlakukan pada
sampel yang diduga mengandung kadar
logam terlarut cukup besar seperti air
Keuntungan metode gravimetri
• sederhana
• Akurat (accurate)
• Kesalahan 0,1 – 0,3%
• Analisis makro, diperlukan endapan 10 mg
atau lebih
Kerugian metode gravimetri
• Memakan waktu lama (time consuming),
Langkah
‐
langkah
metode
gravimetri
• Pengeringan dan penimbangan sampel
• Pelarutan sampel
• Pengendapan dg cara penambahan pereaksi
(berlebih) yang sesuai
• Pemisahan/penyaringan endapan
• Pencucian endapan
• Pengeringan atau pemijaran endapan ‐‐‐‐‐>
stabil dan diketahui komposisinya
Penambahan
Pereaksi
Pengendap
• Sebagai pereaksi pengendap dapat
digunakan senyawa anorganik atau senyawa organik tetapi dipilih yang spesifik dan
mudah menguap.
• Mengapa harus dipilih yang mudah
Pencucian
endapan
• Tujuan: menghilangkan sisa pereaksi, hasil samping, impurities ‐‐‐‐‐‐> endapan murni
• Syarat cairan pencuci :
¾ Tidak melarutkan endapan tetapi melarutkan
pengotor (imputities)
¾ Tidak menyebabkan dispersi endapan
¾ Tidak membentuk hasil yang atsiri ataupun tak
dapat larut dengan endapan
¾ Mudah menguap pada pengeringan
Pencucian
endapan
• Pencucian endapan Fe(OH)3 menggunakan larutan
elektrolit asam‐nitrat, harus bebas ion Cl‐, dipijarkan pada suhu 600oC
• Pencucian endapan BaSO4 harus bebas ion sulfat,
tidak dipijarkan untuk menghindari reduksi
endapan oleh karbon menjadi BaS
Pengeringan
• Tujuan: menghilangkan sisa pelarut,
mendapatkan senyawa stabil dengan
komposisi tertentu/diketahui
• Pengeringan suhu rendah (1050 C) untuk
senyawa yang termolabil, misalnya AgCl
• Pemijaran untuk senyawa yang termo stabil,
mis BaSO4 atau untuk mendapatkan
Analisis
gravimetri
Zat yang dianalisis
Endapan Zat yang
ditimbang
Contoh
pengganggu
Fe Fe(OH)3 Fe2O3 Al, Ti, Cr Al Al(OH)3 Al2O= Fe, Ti, Cr
Al(OX)3 Al(OX)3 Banyak, kecuali Mg
Ba BaCrO4 BaCrO4 Pb
SO42‐ BaSO
4 BaSO4 NO3‐,PO43‐,ClO3‐
Cl‐ AgCl AgCl Br‐,I‐,SCN‐,CN‐
Ag AgCl AgCl Hg(I)
PO43‐ MgNH
Penentuan
kadar
besi
• Besi diendapkan sebagai besi (III) hidroksida, kemudian di pijarkan pada suhu tinggi menjadi Fe2O3.
• Contoh untuk analisis batuan dimana besi dipisahkan dahulu dari unsur‐unsur yang mengganggu.
• Jadi larutan yang mengandung besi (III)
ditambahkan larutan amonia yang sedikit berlebih
untuk mengendapkan Fe(OH)3
Fe3++ 3NH3 + 3H2O Æ Fe(OH)3+ 3NH4+
• Endapan mirip gelatin yang sangat tidak larut dalam air. Endapan dicuci dengan air yang
mengandung sedikit amonium nitrat untuk mencegah peptisasi.
• Penyaringan dilakukan dengan menggunakan
Hal
‐
hal
yang
harus
diperhatikan
• Unsur atau senyawa yang ditentukan harus
terendapkan secara sempurna.
• Bentuk endapan yang ditimbang harus
diketahui dengan pasti rumus molekulnya.
• Endapan yang diperoleh harus murni dan
Perhitungan
• Dari berat endapan yang ditimbang, maka
• presentase analit A adalah:
• Dengan faktor gravimetri :
• P = endapan
berat A
%A x %
berat sampel
=
Ar atau Mr yang dicari faktor gravimetri=
Mr endapan yang ditimbang
berat A = berat P x faktor gravimetri
berat P x faktor gravimetri
%A x %
berat sampel
Contoh
soal
1:
• 0,6025 gram sampel garam klorida
dilarutkan dalam air dan kloridanya
diendapkan dengan menambahkan perak
nitrat berlebih. Endapan perak klorida
disaring, dicuci, dikeringkan dan ditimbang.
Ternyata beratnya 0,7134 gram. Hitunglah
persentase klorida dalam sampel.
r
r
reaksi : Ag Cl AgCl(p)
A Cl , ,
,
M AgCl ( , , ) ,
berat Cl x faktor gravimetri
%Cl x %
berat sampel
, gx ,
= x % , %
Soal
1
• Dalam suatu sampel batuan fosfat seberat
0,5428 gram, fosfor diendapkan sebagai
MgNH4PO4.6H2O dan dibakar menjadi
Mg2P2O7. Jika berat endapan setelah
pembakaran adalah 0,2234gram, hitunglah
persentase P2O5 dalam sampel !
berat endapan x faktor gravimetri
%P O x %
berat sampel
P O , gx
Mg P O
= x %
, g
, gx
,
= x % , %
, = ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ = 2 5 2 5
Contoh
soal
2
Gravimetri dengan pemanasan/penguapan
Berapa % garam Glauber (Na2SO4.10 H2O)
kehilangan berat maksimum kalau garam tersebut dipanaskan pada suhu 1050 C selama 1 jam?
Reaksi : Na2SO4.10H2O Æ Na2SO4 + 10 H2O
Berat 1 mol garam Glauber =(2x23+32+4x16) + 10(2+16) = 46+32+64+180 = 322 gram
Setelah dipanaskan kehilangan berat 10 mol air yang beratnya = 180 gram
Jadi besarnya kehilangan berat maksimum (semua air hidrat/kristal menguap) =
Soal
2
• Dengan cara yang sama dapat dihitung
berapa persen kehilangan berat kalau garam hidrat, misalnya FeSO4.7H2O (Prusi) atau
Analisis
Analisis
volumetri
• Analisis volumetri : analisis kuantitatif yang
pada umumnya dilakukan dengan mengukur
banyaknya volume larutan standar yang
dapat bereaksi kualitatif dengan larutan zat
yang dianalisis yang banyaknya tertentu dan
Larutan
standar
• Larutan standar : larutan yang
konsentrasinya telah diketahui
• Konsentrasi dapat dinyatakan dalam molar
(mol/L) atau normal (gram ekuivalen/L)
• Larutan standar ada 2 :
¾Larutan standar primer
Larutan
standar
• Larutan standar primer merupakan larutan yang telah diketahui konsentrasinya (molaritas atau normalitas) secara pasti melalui pembuatan langsung. Larutan standar primer berfungsi untuk menstandarisasi / membakukan atau untuk memastikan konsentrasi larutan tertentu, yaitu larutan yang konsentrasinya belum diketahui secara pasti (larutan standar
sekunder).
• Larutan standar sekunder (titran) biasanya
ditempatkan pada buret yang kemudian ditambahkan ke dalam larutan zat yang telah diketahui
Syarat-syarat larutan standar primer
• Harus mudah didapat dan dalam keadaan murni
• Tidak higroskopis, tidak ter oksidasi, tidak
menyerap udara dan selama penyimpanan tidak boleh berubah (stabil)
• Mengandung kotoran (zat lain) tidak melebihi 0,01%
• Harus mempunyai berat ekivalen yang tinggi
• Mudah larut dalam pelarut yang sesuai
Larutan
standar
primer
• Untuk asam‐basa : Na2CO3 , Na2B4O7 , K biftalat , as benzoat, KIO3, H2C2O4.2H2O
• Reaksi redoks : K2Cr2O7 , KBrO3 , KIO3 , as oksalat, As2O3, I2, As2O3, Na2C2O4, KH(IO3)2
• Titrasi pegendapan : NaCl , KCl dan KBr,
AgNO3
Titrasi
• Proses penambahan larutan standar ke
dalam larutan yang akan ditentukan sampai terjadi reaksi sempurna disebut titrasi.
Sedang saat dimana reaksi sempurna
Persyaratan
Titrasi
• Reaksi yang dapat digunakan dalam metode
volumetri adalah reaksi‐reaksi kimia yang sesuai dengan persyaratan sebagai berikut:
¾ Reaksi harus berlangsung cepat
¾ Tidak terdapat reaksi samping
¾ Reaksi harus stoikiometri, yaitu diketahui dengan pasti reaktan dan produk serta perbandingan mol / koefisien reaksinya
¾ Terdapat zat yang dapat digunakan untuk
buret Level volume titran Klem Stopcock erlenmeyer magnet Pengaduk Larutan analit
aA + tT → produk
sejumlah a molekul analitA bereaksi dengan
t molekul reagensia T (titran). Penambahan
titran dilakukan sedikitdemisedikit melalui
buret.
Titik ekuivalen
Titik dimana jumlah titranyang
ditambahkan ekuivalen dengan
Penentuan
titik
akhir
titrasi
Titik
Ekivalen
dan
Titik
Akhir
Titrasi
• Titik ekuivalen diketahui dari adanya perubahan dalam larutan yang disebabkan karena
penambahan indikator yang dapat
menyebabkan perubahan warna setelah titik ekuivalen tercapai
• Titik ekivalen (ttk akhir teoritis titrasi) adalah titik (saat) dimana jumlah ekivalen zat penitrasi sama dengan jumlah ekivalen zat yang dititrasi
Titik
akhir
titrasi
• Perubahan warna indikator
• Terjadinya kekeruhan yang disebabkan
oleh terbentuk atau melarutnya endapan
• Perubahan DHL larutan
Indikator
• Nama Indikator Warna asam Warna basa Trayek pH
• Alizarin kuning ‐ kuning ungu 10,1 ‐ 12,0
• Fenolftalein tak berwarna merah 8,0 ‐ 9,6
• Timolftalein tak berwarna biru 9,3 ‐ 10,6
• Fenol merah kuning merah 6,8 ‐ 8,4
• Bromtimol blue kuning biru 6,0‐ 7,6
• Metil merah merah kuning 4,2 ‐ 6,2
• Metil jingga merah kuning 3,1 ‐ 4,4
• Para nitrofenol tak berwarna kuning 5,0 ‐ 7,0
• Timol blue kuning biru 8,0 ‐ 9,6
Perubahan
warna
pada
fenolftalien
Perubahan
warna
pada
biru
bromtimol
Perubahan
warna
pada
merah
metil
Satuan
Konsentrasi
a. Persen berat (% w/w)
b. Persen volume (%v/v)
c. Persen berat/volume (%w/v)
d. Parts Per Million dan Parts Per Billion
1 ppm (bag. per sejuta) = 1mg zat/L larutan 1 ppb (bag. per milliard) = 1μg/L larutan
a. Kemolaran (M)
Jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
b. Kenormalan (N)
ekivalen zat terlarut dalam liter larutan
Berat satu ekivalen disebut berat ekivalen (BE)
¾ Reaksi asam‐basa
1 ekivalen ≈ 1 mol H+ atau 1 mol OH‐
¾ Reaksi pengendapan dan pembentukan
kompleks
BE = BM/ muatan ion
¾ Reaksi redoks
Jenis
‐
jenis
titrasi
• Titrasi netralisasi /asam‐basa
• titrasi redoks
• titrasi pengendapan
Titrasi
Netralisasi
– TITRASI ASIDIMETRI
• Titrasi terhadap basa bebas atau lar garam yang berasal dari asam lemah, dengan lar STANDARSTANDAR
ASAM
ASAM.
• Contoh : NaOH dititrasi dengan HCl
• Reaksi : NaOH + HCl → NaCl + H2O
Titrasi
netralisasi
– TITRASI ALKALIMETRI
• Titrasi terhadap asam bebas atau garam yang berasal dari basa lemah, dengan larutan
STANDAR BASA
STANDAR BASA.
• Contoh : CH3COOH dititrasi dengan NaOH
• Reaksi :
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
Titrasi pengendapan
• Titrasi yang mengakibatkan terjadinya endapan
• Contoh : Titrasi Cl‐ dengan larutan standar AgNO3
Titrasi
pembentukan
kompleks
• Semua jenis titrasi yang mengakibatkan terjadinya senyawa kompleks
• Contoh : Titrasi Cl‐ dengan larutan standar Hg(NO3)2
Titrasi
redoks
• Titrasi yg menyangkut reaksi redoks / reaksi
perpindahan elektron antara zat yg dititrasi dan zat
pentitrasi atau sebaliknya
• Larutan standar = Oksidator
• Larutan sampel = Reduktor
• Contoh : Titrasi Cerimetri
• Garam Fero (FeSO4) sebagai reduktor dititrasi dengan garam ceri (Ce(SO4)2) sebagai oksidator
• Fe2+ + Ce4+ → Fe3+ + Ce3+ • Fe2+ → Fe3+ + e
Titrasi
Asam
‐
Basa
• Titran merupakan asam atau basa kuat
– titrasi asam kuat ‐ basa kuat
– titrasi basa kuat ‐ asam kuat
– titrasi asam lemah ‐ basa kuat
10 20 30 40 50 60 70 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 pH ml NaOH Fenolftalein Biru bromtimol Merah metil Titik ekuivalen
10 20 30 40 50 60 70 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 pH ml NaOH Titik ekuivalen
Cara
menghitung
pH
titrasi
untuk
titrasi
asam
lemah
‐
basa
kuat
T=0
T<1
T=1
T>1
Spesi yang terdapat pada
larutan Persamaan
HA
HA danA‐
A‐
OH‐
HA + H2O = H3O++ A‐ [H3O+][A‐]
[HA] Ka =
[H3O+] = [A‐]
[H3O+] = √Ka.[HA]
buffer pH = pKa + log
[A‐] [HA]
A‐ + H2O = HA + OH ‐ [HA][OH ‐]
[A‐] Kb =
[HA] = [OH ‐]
[OH‐] = √Kb.[A‐]
[OH‐] = kelebihan titran
[H3O+][A‐]
[HA] Ka =
HA + OH ‐ = A‐+ H2O
asam terionisasi
Cara
menghitung
pH
titrasi
untuk
titrasi
basa
lemah
‐
asam
kuat
T=0
T<1
T=1
T>1
Spesi yang terdapat pada larutan
Persamaan
B
B dan HB+
HB+
H3O+
B + H2O = HB++ OH ‐
buffer pOH = pKb + log
[HB+]
[B] [HB+][OH ‐]
[B] Kb =
[HB] = [OH ‐]
[OH‐] = √Kb.[A‐]
[H3O+] = kelebihantitran HB+ + H
2O = H3O++ B [H3O
+][B]
[HB+]
Ka =
[H3O+] = [B]
[H3O+] = √Ka.[HB+]
B + H3O+ = HB++ H 2O
[HB+][OH ‐]
[B] Kb =
Garam terhidrolisis
• 25 mL larutan asam cuka perdagangan dimasukkan
ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan dengan
akuades sampai tanda batas. Ambil 10 mL larutan
yang telah diencerkan tersebut dan dimasukkan ke
dalam erlemneyer 50 mL, tambahkan 2 tetes
indikator pp. Larutan tersebut kemudian dititrasi
dengan larutan NaOH 0,09M yang telah dan
volume NaOH yang digunakan sebanyak 12 ml.
Soal
Dua cuplikan terdiri dari NaOH, Na2CO3 dan zat
inert dan mengandung 30% berat NaOH dilarutkan
dalam air sehingga larutan mempunyai volume 100
ml. 25 ml larutan kemudian dititrasi dengan larutan
HCl encer mula‐mula dengan indikator pp
kemudian dengan indikator mo. Apabila banyaknya
volume HCl pada titrasi pp = 25 ml, dan volume HCl pada titrasi mo = 10 ml.
a. Hitung konsentrasi larutan HCl
Titrasi
pengendapan
• Titrasi argentometri : larutan standarnya
garam AgNO3
• Indikator : larutan garam K2CrO4, larutan
Argentometri
dengan
indikator
K2CrO4
• Larutan garam LiCl 0,1 M dititrasi dengan larutan standar 0,1 N AgNO3 dengan indikator K2CrO4. Apabila banyaknya larutan K2CrO4 5% b/v yang digunakan sebagai indikator adalah 5 tetes (0,05 ml) setiap 100 ml larutan, hitunglah berapa molar besarnya konsentrasi ion Cl‐ dalam larutan pada saat terjadi endapan merah dari garam Ag2CrO4.
• Ksp AgCl = 1,2 x 10‐10
• Dalam 100 ml larutan K2CrO4 5% b/v terkandung 5/194 mol zat terlarut
• Konsentrasi K2CrO4 = 10 x (5/194) = 50/194 M
• 0,05 ml K2CrO4 Æ 1 liter larutan banyaknya K2CrO4 = 0,5 ml, berarti ion CrO42‐ dalam larutan :
-,
[CrO ] x , x M
Ksp , x
[Ag ] , x M
[CrO ] , x
, x
Konsentrasi ion Cl dalam larutan = , x M , x − − − + − − − − − − = = = = = = 2 4 4 12 4 2 4 4 10 6 4
0 5 50 1 289 10 1000 194
1 7 10 1 148 10 1 289 10
Titrasi
redoks
• Titrasi redoks : titrasi yang mengakibatkan
terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi
• Titrasi redoks ada beberapa jenis :
¾Titrasi permanganometri
¾Titrasi bikromatometri
¾Titrasi bromatometri
Titrasi
permanganometri
• Titrasi permanganometri : titrasi redoks yang
menggunakan larutan standar KMnO4.
• Dalam suasana asam, ion permanganat
(MnO4‐) tereduksi menjadi garam mangan
(Mn2+) Æ mgrek = 1
• Dalam suasana basa, ion MnO4‐ tereduksi
menjadi mangan dioksida (MnO2) sehingga
Titrasi
bikromatometri
• Titrasi bikromatometri : titrasi redoks yang larutan standarnya K2Cr2O7
• K2Cr2O7 Æ Cr3+
Titrasi
bromatometri
• Titrasi bromatometri : titrasi redoks yang
larutan standarnya berupa kalium bromat
(KBrO3).
• BrO3‐ + 6H+ + 6e‐ Æ Br‐ + 3H2O
Titrasi
Iodo
‐
iodimetri
• Titrasi iodo‐iodimetri : titrasi antara larutan
iodium (I2) dengan larutan standar garam
natrium tiosulfat (Na2S2O3) dengan indikator
amilum.
• 2S2O32‐ + I
Derajat
Kemurnian
Bahan
Kimia
• COMERCIAL GRADE = TECHNICAL GRADE =
TEKNIS
– mengandung beberapa pengotor
– untuk industri
Derajat
Kemurnian
Bahan
Kimia
• CHEMICALY PURE (CP)
– Kemurnian lebih tinggi dari teknis
– Untuk reagensia/pereaksi
– Tidak untuk baku primer
• REAGENT/ANALYZED GRADE, PRO ANALYSIS
(P.A.) GUARANTED REAGENT (G.R.)
– Ada batas kadar maksimum zat‐zat pengotor
Derajat
Kemurnian
Bahan
Kimia
• PRIMARY STANDARD GRADE
– Kemurnian ∼ 100%
– Lebih murni dari pro analisis
– Mikroanalisis (analisis dengan ketelitian tinggi, dengan alat‐alat yang peka)
• SUPRA PURE
– Kemurnian paling tinggi