• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kimia - KHOFIFAH P SIAHAAN

N/A
N/A
wahyu s

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis kimia - KHOFIFAH P SIAHAAN"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kimia

KHOFIFAH P SIAHAAN 1948201119

(2)

Analisis kimia

• Analisis kualitatif  mengidentifikasi komponen baik unsur maupun gugus dalam suatu zat

Analisis kuantitatif  menghitung / menentukan perbandingan

banyaknya masing-masing

komponen yang terkandung dalam suatu zat yang dianalisis.

(3)

Metode Analisis

• Konvensional

Gravimetri

Volumetri

• Instrumental  menggunakan instrumen / peralatan

Cara Elektrokimia

Cara Spektrofotometri

Cara Kromatografik

(4)

Gravimetri

• Analisis gravimetri  analisis

kuantitatif dengan menimbang, yaitu proses pemisahan dan penimbangan suatu komponen (unsur atau radikal) dalam suatu zat yang banyaknya

tertentu dalam keadaan semurni mungkin.

• Banyaknya komponen yang dianalisis dihitung dari hubungan massa atom, massa molekul dan berat senyawa

yang ditimbang

(5)

Persyaratan pd analisa gravimetri

1. Zat yg ditentukan hrs dpt

diendapkan secara terhitung (99%) 2. Endapan yg terbentuk hrs cukup

murni dan dapat diperoleh dlm

bentuk yg cocok untuk pengolahan selanjutnya.

(6)

Metode Gravimetri

Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan metode :

• Pengendapan

• Penguapan

• Elektrolisis

(7)

Pengendapan

• Komponen dari suatu zat yang

dianalisis diendapkan dari larutan

dengan suatu pereaksi menjadi suatu endapan.

• Contoh pereaksi anorganik yang dapat digunakan :

HCl encer untuk mengendapkan ion Ag+, Hg2+, dan ion Pb2+

Buffer ammonia untuk

mengendapkan ion Al3+, Cr3+, dan Fe3+.

(8)

Penguapan

• Digunakan untuk menetapkan komponen suatu senyawa yang relatif mudah menguap.

• Penguapan dapat dilakukan dengan :

Pemanasan dalam udara atau gas tertentu

Penambahan pereaksi tertentu sehingga komponennya sangat mudah menguap

(9)

Penguapan

• Metode penguapan ini dapat

digunakan untuk menentukan kadar air(hidrat) dalam suatu senyawa atau kadar air dalam suatu sampel basah.

• Perhitungan  menimbang berat sampel sebelum dan sesudah

penguapan

• Contoh : pada penentuan NH3 dalam garam amonium, penentuan kadar N dalam protein

(10)

Elektrolisis

• Dengan metode ini unsur suatu senyawa ionik akan ditentukan

dengan diendapkan atau dibebaskan secara elektrolisis pada elektroda

yang sesuai

• Hukum dasar elektrolisis :

• Hukum Faraday

• Hukum Ohm

(11)

Elektrolisis

• Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam

terlarut menjadi endapan logam.

• Ion-ion logam berada dalam bentuk kation apabila dialiri dengan arus

listrik dengan besar tertentu dalam waktu tertentu maka akan terjadi

reaksi reduksi menjadi logam dengan bilangan oksidasi 0.

(12)

Elektrolisis

• Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan

beratnya

• misalnya mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu sampel cair dengan cara mereduksi.

• Cara elektrolisis ini dapat

diberlakukan pada sampel yang diduga mengandung kadar logam terlarut cukup besar seperti air

limbah.

(13)

Keuntungan metode gravimetri

• sederhana

• Akurat (accurate)

• Kesalahan 0,1 – 0,3%

• Analisis makro, diperlukan endapan 10 mg atau lebih

Kerugian metode gravimetri

• Memakan waktu lama (time consuming), sekitar ½ hari

(14)

Langkah-langkah metode gravimetri

• Pengeringan dan penimbangan sampel

• Pelarutan sampel

• Pengendapan dg cara penambahan pereaksi (berlebih) yang sesuai

• Pemisahan/penyaringan endapan

• Pencucian endapan

• Pengeringan atau pemijaran endapan ---> stabil dan diket komposisinya

• Penimbangan bobot konstan endapan

(15)

Penambahan Pereaksi Pengendap

• Sebagai pereaksi pengendap dapat digunakan senyawa anorganik atau senyawa organik tetapi dipilih yang spesifik dan mudah menguap.

• Mengapa harus dipilih yang mudah menguap?

(16)

Pencucian endapan

Tujuan: menghilangkan sisa pereaksi, hasil samping, impurities ---> endapan murni

Syarat cairan pencuci :

Tidak melarutan endapan tetapi melarutkan pengotor (imputities)

Tidak menyebabkan dispersi endapan

Tidak membentuk hasil yang atsiri ataupun tak dapat larut dengan

endapan

Mudah menguap pada pengeringan

Tidak mengganggu penelitian lebih lanjut

(17)

Pencucian endapan

Pencucian endapan Fe(OH)3 menggunakan larutan elektrolit asam-nitrat, harus bebas ion Cl-, dipijarkan pada suhu 600oC

Pencucian endapan BaSO4 harus bebas ion sulfat, tidak dipijarkan untuk menghindari reduksi endapan oleh karbon menjadi BaS

Pencucian endapan Cu(OH)2 harus bebas ion sulfat

Endapan Ni-DMG disaring dalam kaca masir, tidak dipijarkan karena

mengandung zat organik

(18)

Pengeringan

• Tujuan: menghilangkan sisa pelarut, mendapatkan senyawa stabil dengan komposisi tertentu/diketahui

• Pengeringan suhu rendah (1050 C) untuk senyawa yang termolabil,

misalnya AgCl

• Pemijaran untuk senyawa yang

termo stabil, mis BaSO4 atau untuk mendapatkan endapan stabil,

misalnya Mg2P2O7.

(19)

Analisis gravimetri

Zat yang dianalis is

Endapan Zat yang

ditimbang Contoh

pemgganggu

Fe Fe(OH)3 Fe2O3 Al, Ti, Cr Al Al(OH)3 Al2O= Fe, Ti, Cr

Al(OX)3 Al(OX)3 Banyak, kecuali Mg

Ba BaCrO4 BaCrO4 Pb

SO42- BaSO4 BaSO4 NO3-,PO43-,ClO3- Cl- AgCl AgCl Br-,I-,SCN-,CN-

Ag AgCl AgCl Hg(I)

PO43- MgNH4PO4 Mg2P2O7 C2O42-, K+

(20)

Penentuan kadar besi

Besi diendapkan sebagai besi (III)

hidroksida, kemudian di pijarkan pada suhu tinggi menjadi Fe2O3.

Contoh untuk analisis batuan dimana besi dipisahkan dahulu dari unsur-unsur yang mengganggu.

Bijih besi biasanya dilarutkan dalam asam klorida, dan asam nitrat digunakan untuk mengoksidasi besi ke keadaan oksidasi +3.

(21)

Jadi larutan yang mengandung besi (III) ditambahkan larutan amonia yang sedikit berlebih untuk mengendapkan Fe(OH)3 (sebenarnya disebut oksida berair,

Fe2O3.XH2O).

Fe3++ 3NH3 + 3H2O  Fe(OH)3+ 3NH4+

Endapan mirip gelatin yang sangat tidak larut dalam air. Endapan dicuci dengan air yang mengandung sedikit amonium nitrat untuk mencegah peptisasi.

Penyaringan dilakukan dengan

menggunakan kertas saring, kemudian kertas dan endapan dibakar pada suhu yang cukup tinggi.

(22)

Prosedur kerja:

1. Panaskan cawan krus sampai pijar, kemudian dinginkan dalam

desikator selanjutnya timbang.

Ulangi pekerjaan ini sampai

diperoleh berat cawan krus yang

konstan (selisih penimbangan tidak lebih dari 3,10-4gram)

2. Timbang dengan teliti kira-kira 0,8 gram amonium besi (II) sulfat pro analisis; (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O ke dalam gelas kimia 400 mL.

(23)

3. Larutkan zat dalam 50 mL air dan 10 mL HCl encer (1:1)

4. Tambahkan 1-2 mL asam nitrat pekat dan didihkan perlahan-lahan sampai

warnanya kuning jernih, selanjutnya

ujilah larutan untuk mengetahui apakah oksidasi besi telah sempurna atau belum dengan larutan kalium heksasianoferat (II)

5. Encerkan larutan menjadi 200 mL,

panaskan sampai mendidih kemudian tambahkan larutan amonia (1:1) sedikit demi sedikit sampai semua besi

mengendap.

(24)

6. Didihkan campuran selama 1 menit lalu saring.

7. Cuci endapan dengan amonium nitrat 1% sampai bebas klorida

8. Pijarkan, dinginkan dalam desikator kemudian timbang. Pekerjaan no 8 ini diulangi sampai beratnya

konstan.

9. Hitung kadar besi dalam cuplikan

(25)

Hal-hal yang harus diperhatikan

• Unsur atau senyawa yang ditentukan harus terendapkan secara sempurna.

• Bentuk endapan yang ditimbang

harus diketahui dengan pasti rumus molekulnya.

• Endapan yang diperoleh harus murni dan mudah ditimbang.

(26)

Perhitungan

• Dari berat endapan yang ditimbang, maka

• presentase analit A adalah:

• Dengan faktor gravimetri :

• P = endapan

berat A

%A x %

berat sampel

100

Ar atau Mr yang dicari faktor gravimetri=

Mr endapan yang ditimbang berat A = berat P x faktor gravimetri

berat P x faktor gravimetri

%A x %

berat sampel

100

(27)

Contoh soal 1:

• 0,6025 gram sampel garam klorida dilarutkan dalam air dan kloridanya diendapkan dengan menambahkan perak nitrat berlebih. Endapan perak klorida disaring, dicuci, dikeringkan dan ditimbang. Ternyata beratnya 0,7134 gram. Hitunglah persentase klorida dalam sampel.

(Ar Cl=35,5 ; Ar Ag=108)

(28)

r r

reaksi : Ag Cl AgCl(p)

A Cl , ,

M AgCl ( , , ) , ,

berat Cl x faktor gravimetri

%Cl x %

berat sampel , gx ,

= x % , %

, g

35 5 35 5

107 9 35 5 143 4 0 25

100 0 7134 0 25

100 29 60 0 6025

(29)

Soal 1

• Dalam suatu sampel batuan fosfat seberat 0,5428 gram, fosfor

diendapkan sebagai

MgNH4PO4.6H2O dan dibakar menjadi Mg2P2O7. Jika berat endapan setelah pembakaran adalah 0,2234gram, hitunglah

persentase P2O5 dalam sampel !

(30)

Contoh soal 2

Gravimetri dengan pemanasan/penguapan Berapa % garam Glauber (Na2SO4.10 H2O) kehilangan berat maksimum kalau garam tersebut dipanaskan pada suhu 1050 C

selama 1 jam?

  Reaksi : Na2SO4.10H2O  Na2SO4 + 10 H2O

  Dari reaksi tersebut setiap mol garam

Glauber melepaskan (kehilangan) 10 mol H2O yang menguap kalau dipanaskan.

(31)

Berat 1 mol garam Glauber

=(2x23+32+4x16) + 10(2+16) = 46+32+64+180 = 322 gram

Setelah dipanaskan kehilangan berat 10 mol air yang beratnya = 180

gram

Jadi besarnya kehilangan berat

maksimum (semua air hidrat/kristal menguap) = (180/322) x 100%

= 55,90 %

(32)

Soal 2

• Dengan cara yang sama dapat

dihitung berapa persen kehilangan berat kalau garam hidrat, misalnya CuSO4.5H2O (Prusi) atau MgSO4.7H2O (garam Inggris) dipanaskan pada

suhu sekitar 1000 C selama 1 jam atau lebih.

(33)

Analisis Volumetri

(34)

Analisis volumetri

• Analisis volumetri : analisis

kuantitatif yang pada umumnya dilakukan dengan mengukur

banyaknya volume larutan standar yang dapat bereaksi kualitatif

dengan larutan zat yang dianalisis yang banyaknya tertentu dan

diketahui

(35)

Larutan standar

• Larutan standar : larutan yang konsentrasinya telah diketahui

• Konsentrasi dapat dinyatakan dalam molar (mol/L) atau normal (gram

ekuivalen/L)

• Larutan standar ada 2 :

Larutan standar primer

Larutan standar sekunder

(36)

Larutan standar

Larutan standar primer merupakan larutan yang telah diketahui konsentrasinya

(molaritas atau normalitas) secara pasti melalui pembuatan langsung. Larutan standar primer berfungsi untuk

menstandarisasi / membakukan atau untuk memastikan konsentrasi larutan tertentu, yaitu larutan yang konsentrasinya belum diketahui secara pasti (larutan standar sekunder).

Larutan standar sekunder (titran) biasanya ditempatkan pada buret yang kemudian

ditambahkan ke dalam larutan zat yang telah diketahui konsentrasinya secara standar

primer).

(37)

Syarat-syarat larutan standar primer

Harus mudah didapat dan dalam keadaan murni

Tidak higroskopis, tidak ter oksidasi, tidak menyerap udara dan selama penyimpanan tidak boleh berubah (stabil)

Mengandung kotoran (zat lain) tidak melebihi 0,01%

Harus mempunyai berat ekivalen yang tinggi

Mudah larut dalam pelarut yang sesuai

Reaksinya stoichiometri dan berlangsung terus menerus

(38)

Larutan standar primer

• Untuk asam-basa : Na2CO3 ,

Na2B4O7 , K biftalat , as benzoat, KIO3, H2C2O4.2H2O

• Reaksi redoks : K2Cr2O7 , KBrO3 , KIO3 , as oksalat, As2O3, I2, As2O3, Na2C2O4, KH(IO3)2

• Titrasi pegendapan : NaCl , KCl dan KBr, AgNO3

• Reaksi Pembentukan kompleks : Zn , Mg , Cu , Na2EDTA , NaCl, AgNO3,

NaCl, KCl

(39)

Titrasi

• Proses penambahan larutan standar ke dalam larutan yang akan

ditentukan sampai terjadi reaksi sempurna disebut titrasi. Sedang saat dimana reaksi sempurna

dimaksud tercapai disebut titik ekivalen atau titik akhir titrasi.

(40)

Persyaratan Titrasi

Reaksi yang dapat digunakan dalam metode volumetri adalah reaksi-reaksi kimia yang sesuai dengan persyaratan sebagai berikut:

Reaksi harus berlangsung cepat

Tidak terdapat reaksi samping

Reaksi harus stoikiometri, yaitu

diketahui dengan pasti reaktan dan produk serta perbandingan mol /

koefisien reaksinya

Terdapat zat yang dapat digunakan untuk mengetahui saat titrasi harus dihentikan (titik akhir titrasi) yang disebut zat indikator

(41)

buret

Level volume titran Klem

Stopcock

erlenmeyer

magnet Pengaduk Larutan

analit

aA + tT  produk

sejumlah a molekul analit A

bereaksi dengan t molekul reagensia T (titran). Penambahan titran

dilakukan sedikit demi sedikit melalui buret.

Titik ekuivalen

Titik dimana jumlah titran yang ditambahkan ekuivalen dengan jumlah analit secara

stoikhiometri

(42)

Penentuan titik akhir titrasi

Perhatikan perubahan warna

(43)

Titik Ekivalen dan Titik Akhir Titrasi

Titik ekuivalen diketahui dari adanya perubahan dalam larutan yang

disebabkan karena penambahan

indikator yang dapat menyebabkan

perubahan warna setelah titik ekuivalen tercapai

Titik ekivalen (ttk akhir teoritis titrasi) adalah titik (saat) dimana jumlah

ekivalen zat penitrasi sama dengan jumlah ekivalen zat yang dititrasi

Titik akhir titrasi adalah saat timbul perubahan warna indikator

(44)

Titik akhir titrasi

• Perubahan warna indikator

• Terjadinya kekeruhan yang

disebabkan oleh terbentuk atau melarutnya endapan

• Perubahan DHL larutan

• Perubahan arus listrik dalam larutan

(45)

Indikator

Nama Indikator Warna asam Warna basa Trayek pH

Alizarin kuning - kuning ungu 10,1 - 12,0

Fenolftalein tak berwarna - merah 8,0 - 9,6

Timolftalein tak berwarna - biru 9,3 - 10,6

Fenol merah kuning - merah 6,8 - 8,4

Bromtimol blue kuning - biru 6,0- 7,6

Metil merah merah - kuning 4,2 - 6,2

Metil jingga merah - kuning 3,1 - 4,4

Para nitrofenol tak berwarna - kuning 5,0 - 7,0

Timol blue kuning - biru 8,0 - 9,6

Tropeolin OO merah - kuning 1,3 - 3,0

(46)

Perubahan warna pada fenolftalien

Perubahan warna terjadi pada pH 8,3 - 10

(47)

Perubahan warna pada biru bromtimol

Perubahan warna terjadi pada pH 6 - 7,6

(48)

Perubahan warna pada merah metil

Perubahan warna terjadi pada pH 4,2 - 6,3

(49)

Satuan Konsentrasi

a. Persen berat (% w/w) b. Persen volume (%v/v)

c. Persen berat/volume (%w/v)

d. Parts Per Million dan Parts Per Billion 1 ppm (bag. per sejuta) = 1mg zat/L larutan

1 ppb (bag. per milliard) = 1g/L larutan

100 pelarut x

g ut zat terlar g

ut zat terlar berat g

%

100 pelarut x

mL ut

zat terlar mL

ut zat terlar berat mL

%

100 larutan x

mL

ut zat terlar w/v g

%

(50)

a. Kemolaran (M)

Jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan

b. Kenormalan (N)

ekivalen zat terlarut dalam liter larutan Berat satu ekivalen disebut berat

ekivalen (BE)

Reaksi asam-basa

1 ekivalen 1 mol H+ atau 1 mol OH-

Reaksi pengendapan dan pembentukan kompleks BE = BM/ muatan ion

Reaksi redoks

1 ek  1 mol elektron

(51)

Jenis - jenis titrasi

• Titrasi netralisasi /asam-basa

• titrasi redoks

• titrasi pengendapan

• titrasi pembentukkan kompleks

(52)

Titrasi Netralisasi

TITRASI ASIDIMETRI

Titrasi terhadap basa bebas atau lar garam yang berasal dari asam lemah, dengan lar STANDAR ASAM.

Contoh : NaOH dititrasi dengan HCl

Reaksi : NaOH + HCl  NaCl + H2O

Reaksi sebenarnya : OH- + H+  H2O

(53)

Titrasi netralisasi

TITRASI ALKALIMETRI

Titrasi terhadap asam bebas atau

garam yang berasal dari basa lemah, dengan larutan STANDAR BASA.

Contoh : CH3COOH dititrasi dengan NaOH

Reaksi :

CH3COOH + NaOH  CH3COONa + H2O

Reaksi sebenarnya : H+ + OH-  H2O

(54)

Titrasi pengendapan

Titrasi yang mengakibatkan terjadinya endapan

Contoh : Titrasi Cl- dengan larutan standar AgNO3

Cl-(aq) + Ag+(aq)  AgCl(s)  (=reaksi kombinasi ion)

(55)

Titrasi pembentukan kompleks

Semua jenis titrasi yang mengakibatkan terjadinya senyawa kompleks

Contoh : Titrasi Cl- dengan larutan standar Hg(NO3)2

2Cl-(aq) + Hg2+(aq)  HgCl2 (kompleks)

(56)

Titrasi redoks

Titrasi yg menyangkut reaksi redoks /

reaksi perpindahan elektron antara zat yg dititrasi dan zat pentitrasi atau sebaliknya

Larutan standar = Oksidator

Larutan sampel = Reduktor

Contoh : Titrasi Cerimetri

Garam Fero (FeSO4) sebagai reduktor dititrasi dengan garam seri (Ce(SO4)2) sebagai oksidator

Fe2+ + Ce4+  Fe3+ + Ce3+

Fe2+  Fe3+ + e

Ce4+ + e  Ce3+

(57)

Titrasi Asam - Basa

• Titran merupakan asam atau basa kuat

titrasi asam kuat - basa kuat titrasi basa kuat - asam kuat titrasi asam lemah - basa kuat titrasi basa lemah - asam kuat

(58)

10 20 30 40 50 60 70 12

11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 pH

ml NaOH Fenolftalein

Biru bromtimol Merah metil Titik ekuivalen

Kurva Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat

(59)

10 20 30 40 50 60 70 12

11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 pH

ml NaOH Titik ekuivalen

Kurva Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat

(60)

Cara menghitung pH titrasi

untuk titrasi asam lemah - basa kuat

T=0 T<1

T=1

T>1

Spesi yang terdapat

pada larutan Persamaan

HA

HA dan A-

A-

OH-

HA + H2O = H3O++ A- [H3O+][A-]

Ka = [HA]

[H3O+] = [A-] [H3O+] = Ka.[HA]

buffer pH = pKa + log [A-]

[HA]

A- + H2O = HA + OH - [HA][OH -]

[A-] Kb =

[HA] = [OH -] [OH-] = Kb.[A-]

[OH-] = kelebihan titran [H3O+][A-]

Ka = [HA]

HA + OH - = A- + H2O

asam terionisasi

Garam terhidrolisis

(61)

Cara menghitung pH titrasi

untuk titrasi basa lemah - asam kuat

T=0 T<1

T=1

T>1

Spesi yang terdapat pada larutan

Persamaan

B

B dan HB+

HB+

H3O+

B + H2O = HB++ OH -

buffer pOH = pKb + log [HB+]

[B]

[HB+][OH -] Kb = [B]

[HB] = [OH -] [OH-] = Kb.[A-]

[H3O+] = kelebihan titran

HB+ + H2O = H3O++ B [H3O+][B]

[HB+] Ka =

[H3O+] = [B]

[H3O+] = Ka.[HB+]

B + H3O+ = HB++ H2O

[HB+][OH -] Kb = [B]

Garam terhidrolisis

Basa terionisasi

(62)

Soal

Dua cuplikan terdiri dari NaOH, Na2CO3 dan zat inert dan mengandung 30% berat NaOH dilarutkan dalam air sehingga

larutan mempunyai volume 100 ml. 25 ml larutan kemudian dititrasi dengan larutan HCl encer mula-mula dengan indikator pp kemudian dengan indikator mo. Apabila banyaknya volume HCl pada titrasi pp = 25 ml, dan volume HCl pada titrasi mo = 10 ml.

a. Hitung konsentrasi larutan HCl

b. Berapa % berat garam Na2CO3 dalam cuplikan?

(63)

Titrasi pengendapan

• Titrasi argentometri : larutan standarnya garam AgNO3

• Indikator : larutan garam K2CrO4, larutan garam Fe3+, larutan

fluoresein atau eosin

(64)

Argentometri dengan indikator K2CrO4

Larutan garam LiCl 0,1 M dititrasi dengan larutan standar 0,1 N AgNO3 dengan

indikator K2Cr2O7. Apabila banyaknya

larutan K2CrO4 5% b/v yang digunakan sebagai indikator adalah 5 tetes (0,05 ml) setiap 100 ml larutan, hitunglah berapa molar besarnya konsentrasi ion Cl- dalam larutan pada saat terjadi endapan merah dari garam Ag2CrO4.

Ksp AgCl = 1,2 x 10-10

Ksp Ag2CrO4 = 1,7 x 10-12

(65)

Dalam 100 ml larutan K2CrO4 5% b/v terkandung 5/194 mol zat terlarut

Konsentrasi K2CrO4 = 10 x (5/194) = 50/194 M

0,05 ml K2CrO4  1 liter larutan

banyaknya K2CrO4 = 0,5 ml, berarti ion CrO42- dalam larutan :

-

[CrO ] , x , x M

Ksp , x

[Ag ] , x M

[CrO ] , x

Konsentrasi ion Cl dalam larutan = , x , x M

, x

2 4

4

12

4

2 4

4

10

6 4

0 5 50

1 289 10 1000 194

1 7 10

1 148 10 1 289 10

1 2 10

1 045 10 1 148 10

(66)

Titrasi redoks

• Titrasi redoks : titrasi yang

mengakibatkan terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi

• Titrasi redoks ada beberapa jenis :

Titrasi permanganometri

Titrasi bikromatometri

Titrasi bromatometri

Titrasi iodometri

(67)

Titrasi permanganometri

• Titrasi permanganometri : titrasi

redoks yang menggunakan larutan standar KMnO4.

• Dalam suasana asam, ion

permanganat (MnO4-) tereduksi

menjadi garam mangan (Mn2+)  mgrek = 1

• Dalam suasana basa, ion MnO4-

tereduksi menjadi mangan dioksida (MnO2) sehingga mgrek = 1/3

(68)

Titrasi bikromatometri

• Titrasi bikromatometri : titrasi redoks yang larutan standarnya K2Cr2O7

• K2Cr2O7  Cr3+

• Mgrek = 1/6

(69)

Titrasi bromatometri

• Titrasi bromatometri : titrasi redoks yang larutan standarnya berupa

kalium bromat (KBrO3).

• BrO3- + 6H+ + 6e-  Br- + 3H2O

• 1 grek = 1/6 mol

(70)

Titrasi Iodo-iodimetri

• Titrasi iodo-iodimetri : titrasi antara larutan iodium (I2) dengan larutan standar garam natrium tiosulfat

(Na2S2O3) dengan indikator amilum.

• 2S2O32- + I2  S4O62- + 2I-

(71)

Derajat Kemurnian Bahan Kimia

• COMERCIAL GRADE = TECHNICAL GRADE = TEKNIS

mengandung beberapa pengotor untuk industri

tidak untuk pereaksi/zat standar primer dalam analisis kimia

(72)

Derajat Kemurnian Bahan Kimia

• CHEMICALY PURE (CP)

Kemurnian lebih tinggi dari teknis Untuk reagensia/pereaksi

Tidak untuk baku primer

• REAGENT/ANALYZED GRADE, PRO

ANALYSIS (P.A.) GUARANTED REAGENT (G.R.)

Ada batas kadar maksimum zat-zat pengotor

Untuk reagensia dan baku primer dalam volumetri

(73)

Derajat Kemurnian Bahan Kimia

• PRIMARY STANDARD GRADE

Kemurnian  100%

Lebih murni dari pro analisis

Mikroanalisis (analisis dengan ketelitian tinggi, dengan alat-alat yang peka)

• SUPRA PURE

Kemurnian paling tinggi

Penelitian dengan alat-alat canggih, misal HPLC

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh sudut buritan terhadap trim pada Fn = 1,2 Fn 1.2 adalah Fn yang sesuai dengan kecepatan 20 knot pada speedboat di kondisi kapal kosong, fenomena trim ekstrim berada di sudut

Pemilihan Tools dengan Value Stream Mapping Tools VALSAT Berdasarkan skor rata-rata dari setiap pemborosan, langkah selanjutnya adalah menentukan detailed mapping tool yang sesuai