• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU PETANI DALAM PRODUKSI DAN PENANGANAN PANGAN SEGAR DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERILAKU PETANI DALAM PRODUKSI DAN PENANGANAN PANGAN SEGAR DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU PETANI DALAM PRODUKSI DAN PENANGANAN PANGAN SEGAR

DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

(Far mer ’ s Behavi or i n Fr esh Food Pr oduct i on and Management i n West Lampung Di st r i ct)

Lingga Kusuma1, Ahmad Sulaeman2, dan Ikeu Tanziha2

1 Program St udi Manaj emen Ket ahahan Pangan (MKP), Sekolah Pascasarj ana, IPB.

2 Depart emen Gizi Masyarakat , Fakult as Ekologi Manusia (FEMA), IPB

Tel: 0251-8628304/ 8621258; Fax: 0251-8625846/ 8622276

ABST RACT

The obj ect i ve of t hi s r esear ch was t o anal yze f ar mer ’ s behavior i n t he pr oduct i on and post har vest management of f r esh f ood (veget abl es). A sur vey and cr oss sect ional st udy design wer e appl ied i n t his st udy. The l ocat ions ar e chosen pur posivel y, ie: Sukar ame Vi l l age i n Bal i k Buki t Subdist r i ct and Seki ncau Vi l l age i n Seki ncau Subdi st r ict . The si xt y r espondent s wer e chosen r andoml y usi ng st r at i f i ed sampl i ng met hod. The dat a was anal yzed descr i pt i vel y and i nf er ent i al l y. Fr esh f ood f ar mer s i n West Lampung Di st r ict had l ow knowl edge about GAP and al so had at t i t ude and behavi or t hat was not appr opr i at e wi t h GAP. Act i vi t y i n f ar m gr oup and at t i t ude about GAP had si gni f i cant cor r el at i onshi p wi t h behavi or i n pr oduct i on and post har vest management . The f ar mer ’ s at t i t ude about GAP has bigger i nf l uence on t he behavi or t han t he act i vi t y i n f ar m gr oup.

Keywords: f r esh f ood, pr oduct i on and post -har vest management , f ar mer ’ s behavi or

PENDAHULUAN

Berdasarkan def inisi ket ahanan pangan dalam UU Nomor 7/ 1996 t ent ang Pangan maka keamanan pangan merupakan salah sat u vari- abel pent ing dalam ket ahanan pangan. Hal ini karena pangan yang dikonsumsi haruslah pa- ngan yang aman yait u t idak menimbulkan gej a- la kesakit an baik secara biologis maupun psiko- logis guna mencapai kehidupan yang sehat j as- mani dan rohani. Dengan pesat nya kemaj uan t eknologi agak sulit unt uk dapat memproduksi hasil pert anian yang cukup t anpa pert olongan pest isida dan bebas dari residu pest isida.

Residu pest isida pada t anaman dapat dit ekan semaksimal mungkin bila cara penggu- naannya t ert ib dan bij aksana sert a t erkendali dengan baik (Winarno, 2004). Cemaran biologi, kimia maupun benda lainnya pada produk se- gar merupakan kondisi yang bersumber dari banyak hal diant aranya adalah kebersihan pe- kerj a, penanganan proses produksi dan pasca- panen maupun kondisi lingkungan. Dengan de- mikian penerapan pencegahan cemaran pada t ingkat pet ani, meskipun dilakukan secara mi- nimal akan sangat mempengaruhi keamanan produk segar.

Secara umum penelit ian ini bert uj uan unt uk mengkaj i perilaku pet ani dalam produksi dan penanganan pangan segar di Kabupat en Lampung Barat dan dikait kan dengan

penera-pan cara-cara bert ani yang baik dan benar (Good Agr icul t ur al Pr act i ces/ GAP).

Secara lebih khusus penelit ian ini ber-t uj uan unber-t uk: 1) menganalisis hubungan pe- nget ahuan dan sikap pet ani t ent ang GAP sert a kondisi sosial ekonomi pet ani dengan perilaku pet ani dalam produksi dan penanganan pangan segar; 2) menganalisis f akt or-f akt or yang ber- pengaruh t erhadap perilaku pet ani dalam pro- duksi dan penanganan pangan segar.

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Penelit ian ini menggunakan desain Cr oss sect ional dengan pemilihan Desa dan Keca- mat an secara sengaj a (pur posive) berdasarkan luas hamparan t anaman sayuran. Penelit ian dilakukan bulan Okt ober-November 2008.

Penarikan Contoh

Cont oh dipilih secara St r at i f i ed Ran- dom Sampl i ng sebanyak 60 rumah t angga dari 2 desa t erpilih.

Pengolahan dan Analisis Data

(2)

perilaku produksi dan penanganan pangan se- gar, digunakan analisis korelasi Pear son. Se- dangkan unt uk menganalisa f akt or-f akt or yang berpengaruh t erhadap perilaku pet ani dalam produksi dan penanganan pangan segar, digu- nakan analisis regresi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perilaku Dalam Produksi dan Penanganan Pa-ngan Segar

Rumah t angga pet ani dengan lahan ga-rapan <0. 5 ha maupun 0. 5-1 ha dan >1 ha me-miliki perilaku yang t ersebar pada semua ke- lompok perilaku, namun proporsi t erbesar pa-da kat egori kurang sesuai. Hal ini berart i bah-wa rumah t angga dengan berbagai lahan gara-pan ada kecenderungan berperilaku kurang se- suai dengan GAP. Hal ini kemungkinan karena rumah t angga pet ani pada umumnya memiliki penget ahuan GAP yang masih kurang Fishbien & Aj zen (1975) menyat akan bahwa hubungan ant ara konsep penget ahuan, sikap dan perilaku dalam kait annya dengan suat u kegiat an t idak dapat dipisahkan. Sebaran rumah t angga pet a- ni berdasarkan perilaku produksi dan pena- nganan pangan segar dan luas lahan garapan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Sebaran Rumah Tangga Pet ani berda- sarkan Perilaku Produksi dan Pena-

Jika mengacu Buku Pedoman Cara Budi daya yang Baik (Depert emen Pert anian, 2008) dapat dij elaskan bahwa perilaku pet ani dalam produksi dan penanganan pangan segar masih belum seluruhnya sesuai dengan st andar yang menj adi t it ik kendali dalam budidaya sayuran dan berst at us waj ib.

Analisis Korelasi terhadap Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Petani dalam Produksi dan Penanganan Pangan Segar

Rumah t angga yang memiliki perilaku t i- dak sesuai, kurang sesuai maupun sesuai, cen- derung hanya berpendidi kan SD. Masing-masing

kelompok perilaku memiliki penyebaran t ing- kat pendidikan yang bervariasi. Sebaran rumah t angga pet ani berdasarkan lama sekolah/ pen- didikan dan perilaku disaj ikan pada Tabel 3.

Tabel 2. Sebaran Perilaku Rumah Tangga Pet a- ni dalam Produksi dan Penanganan Pa- ngan Segar.

No. Perilaku Produksi Dan

Penanganan Pangan Segar n %

1 Sist em Pencat at an semua

akt ivit as 38 63. 33

2 Pemilihan lokasi lahan usaha

dengan kemiringan < 30% 57 95

3 Pemilihan lahan bebas dari pencemaran limbah beracun 56 93. 33

4

Tidak menggunakan limbah manusia unt uk memupuk t anaman

3 5

5

Penyimpanan pupuk di t empat yang aman, kering dan t erlindung sert a t erpisah dari hasil t anaman

53 88. 33

6

Menggunakan pest isida yang t erdaf t ar/ mendapat izin dari pemerint ah

45 75

7 Menggunakan pest isida sesuai

dengan inst ruksi label 43 71. 67

8

Menyimpan pest isida di t empat yang aman, kering dan t erlindung sert a t erpisah dari hasil t anaman

47 78. 33

9

Menggunakan air yang bersih sesuai baku mut u air unt uk mencuci produk

24 40

10

Menggunakan bahan kimia unt uk penanganan pasca panen sesuai t uj uan dan keamanan pangan

9 15

11

Bekerj a dalam keadaan sehat dan t idak mengidap penyakit menular

59 98. 33

(3)

Namun rumah t angga yang berperilaku t idak sesuai, kurang sesuai maupun sesuai cenderung memiliki penghasilan diat as garis kemiskinan. Hal ini kemungkinan karena harga j ual dari produk pangan segar yang dihasilkan pet ani belum dit ent ukan oleh proses at au perlakuan selama produksi. Secara rinci seba-ran rumah t angga pet ani berdasarkaan penda-pat an perkapit a per bulan dan perilaku disa- j ikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Sebaran Rumah Tangga Pet ani berdasarkan Pendapat an per kapit a per bulan dan Perilaku.

Pendapatan

Selanj ut nya rumah t angga pet ani yang berperilaku t idak sesuai, kurang sesuai maupun sesuai dengan j uga ada kecenderungan memi- liki lahan garapan <0. 5 ha (sempit ). Lebih rinci sebaran rumah t angga pet ani menurut luas la- han garapan dan perilaku dapat dilihat dalam Tabel 5.

Tabel 5. Sebaran Rumah Tangga Pet ani menurut Luas Lahan Garapan dan Perilaku.

Kepala rumah t angga pet ani yang me- miliki perilaku t idak sesuai dengan GAP pada umumnya t idak akt if dalam kelompok t ani, se- dangkan yang berperilaku kurang sesuai cen- derung kurang akt if dalam kelompok. Namun yang berperilaku sesuai dengan GAP cenderung akt if dalam kelompok Sebaran rumah t angga pet ani menurut akt ivit as dalam kelompok dan perilaku disaj ikan dalam Tabel 6.

Dari aspek penget ahuan t ent ang GAP, rumah t angga pet ani yang berperilaku t idak

sesuai, kurang sesuai maupun sesuai dengan GAP ada kecenderungan memiliki penget ahuan yang kurang. Namun rumah t angga yang berpe-rilaku kurang sesuai dan sesuai dengan GAP memiliki penget ahuan yang t ersebar pada se- mua kat egori t ingkat penget ahuan. Sebaran rumah t angga pet ani menurut penget ahuan t ent ang GAP dan perilaku dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 6. Sebaran Rumah Tangga Pet ani menu- rut Akt ivit as dalam Kelompok dan

Tabel 7. Sebaran Rumah Tangga Pet ani menu- rut Penget ahuan t ent ang GAP dan

Dalam hal sikap t erhadap GAP, pet ani yang berperilaku t idak sesuai dengan GAP cenderung memiliki sikap kurang sesuai. Namun yang berperilaku kurang sesuai maupun yang sesuai ada kecenderungan memiliki sikap sesuai. Sebaran rumah t angga pet ani berda-sarkan sikap t ent ang GAP dan perilaku disaj i- kan pada Tabel 8.

Tabel 8. Sebaran Rumah Tangga Pet ani berdasarkan Sikap t ent ang GAP dan Perilaku

(4)

Hasil analisis korelasi Pear son ant ara pendidikan, pendapat an rumah t angga, luas lahan garapan, dan penget ahuan pet ani t en- t ang GAP dengan perilaku pet ani dalam pro- duksi dan penanganan pangan segar menun- j ukkan hubungan t idak nyat a pada t araf keper- cayaan lima persen (p>0. 05). Tidak adanya hu- bungan ant ara pendidikan dengan perilaku ke- mungkinan disebabkan karena pendidikan f or- mal lebih bersif at t eorit is dan umum, sedang- kan t idak adanya hubungan nyat a ant ara pen- dapat an rumah t angga pet ani dengan perilaku kemungkinan karena pendapat an yang dit eri- ma rumah t angga pet ani digunakan unt uk me- menuhi kebut uhan pangan dan non pangan, se- ment ara perilaku merupakan hubungan ant ara st imulus, t anggapan dan respon (Skinner, 1938 dalam Not oat modj o, 2003). Sement ara luas la- han garapan j uga t idak menunj ukkan hubungan nyat a dengan perilaku diduga karena dalam pengelolaan lahan garapannya, pet ani cende- rung melaku-kan dengan cara-cara t radisional yang mereka dapat kan secara t urun menurun. Orang t ua memberikan pet unj uk-pet unj uk dan meneruskan kebiasaan cara bekerj a kepada anak-anaknya. Demikian j uga orang dewasa dalam rumah t angga hidup dengan at uran dan t at a kebiasaan t ert ent u dan dit iru oleh orang muda (Simanj unt ak, 1982). Tidak adanya hu- bungan nyat a ant ara penget ahuan GAP dengan perilaku diduga karena penget ahuan yang di- miliki pet ani t idak dit erapkan dalam pengelo- laan usahat aninya. Hal it u t erj adi karena ada- nya respon penolakan pet ani t erhadap inf or- masi at au penget ahuan yang mereka t erima dengan alasan t idak mau berspekulasi. Meski- pun inovasi t eknologi yang disampaikan bersi- f at me-ngunt ungkan pet ani namun biasanya pet ani cenderung menunggu bukt i keunggulan- nya dengan cara melihat hasil dari rekan-rekan mereka t erlebih dahulu.

Selain masih relat if baru dan belum di-kenal banyak oleh pet ani, prinsip-prinsip GAP diduga sering dianggap bert ent angan at au t i- dak sej alan dengan cara budidaya pet ani sela- ma ini. Hal yang demikian t ent u makin t idak menggairahkan pet ani unt uk menerapkannya. Dengan demikian meskipun t ingkat penget ahu- an yang dimiliki pet ani cukup t inggi namun mereka cenderung makin t idak mau menerap- kannya.

Hasil perhit ungan korelasi Pear son an-t ara sikap an-t enan-t ang prinsip-prinsip GAP dengan perilaku menunj ukkan hubungan nyat a pada t araf kepercayaan sat u persen (p<0. 01). Hubu- ngan t ersebut diduga disebabkan karena ant a- ra konsep penget ahuan, sikap dan perilaku dalam kait annya dengan suat u kegiat an t idak

dapat dipisahkan (Fishbien & Aj zen, 1975). Sement ara akt ivit as dalam kelompok j uga me-nunj ukkan hubungan nyat a pada t araf keper-cayaan lima persen (p<0. 05).

Analisis Regresi Faktor-faktor yang berpe-ngaruh terhadap Perilaku Petani dalam Pro- duksi dan Penanganan Pangan Segar

Persamaan model analisis regresi ber- ganda dari f akt or-f akt or yang mempengaruhi perilaku pet ani dalam produksi dan pena-nganan pangan segar adalah sebagai berikut :

Y = 3. 819 + 0. 145 X1 – 0. 028 X2 + 0. 174 X3 +

0. 176 X4 – 0. 199 X5 + 0. 450 X6

Ket erangan:

Y : Perilaku pet ani dalam produksi dan penanganan pangan segar

X1: Pendidikan

X2: Pendapat an

X3: Luas lahan garapan

X4: Akt ivit as dalam kelompok

X5: Penget ahuan GAP

X6: Sikap t ent ang GAP

Hasil analisis regresi berganda meng-gambarkan bahwa pendidikan, pendapat an, lu- as lahan garapan, akt ivit as dalam kelompok dan penget ahuan GAP dari kepala rumah t angga pet ani menunj ukkan pengaruh t idak nyat a t erhadap perilaku produksi dan pena-nganan pangan segar. Pendidikan t idak mem-pengaruhi perilaku diduga karena pendidikan f ormal lebih bersif at t eorit is dan umum, se- dangkan perilaku produksi dan penanganan pa- ngan segar lebih bersif at prakt is. Pendapat an j uga menunj ukkan pengaruh t idak nyat a t erha- dap perilaku didiga karena pendapat an yang dialokasikan unt uk kebut uhan non pangan le- bih banyak dipergunakan unt uk membeli sara- na produksi yang j ust ru memperburuk perila- kunya sepert i pest isida dan sebagainya. selain it u, dengan harga j ual panenan yang belum di- kait kaan dengan aspek keamanan pangan di- duga j uga memiliki kont ribusi t erhadap lemah- nya pengaruh pendapat an t erhadap perilaku.

(5)

cenderung belum mampu menj a-dikan anggot a kelompok memiliki penget ahuan dan wawasan yang luas sebagai akibat karena Kelompok t ani belum mampu memainkan pe-rannya secara opt imal.

Pengaruh t idak nyat a penget ahuan t en- t ang prinsip-prinsip GAP t erhadap perilaku pro- duksi dan penanganan pangan segar kemung-kinan disebabkan karena penget ahuan yang di- miliki pet ani t idak dit erapkan dalam pengelo- laan usaha t aninya. Hal it u t erj adi karena da- lam menj alankan usaha t aninya, pet ani lebih cenderung menerapkan kebiasaan at au penge- t ahuan yang diperoleh secara t urun t emurun.

Hasil analisis regresi berganda menun- j ukkan bahwa sikap t ent ang GAP mempunyai pengaruh yang sangat nyat a t erhadap perilaku produksi dan penanganan pangan segar pada t araf kepercayaan sat u persen (p<0. 01). Be-sarnya sumbangan sikap t erhadap GAP dalam mempengaruhi perilaku produksi dan pena-nganan pangan segar sebesar 45 persen. Pe-ngaruh t ersebut diduga disebabkan karena hu- bungan ant ara konsep penget ahuan, sikap dan perilaku dalam kait annya dengan suat u kegiat - an t idak dapat dipisahkan (Fishbien & Aj zen, 1975).

Rekomendasi terkait Perilaku Petani & Prog-ram Perbaikan dalam Produksi dan Pena-nganan Pangan Segar

Berdasarkan dat a pembahasan sebelum-nya, dapat diket ahui bahwa perilaku-perilaku yang kurang at aupun t idak sesuai dengan prin- sip-prinsip GAP ada kecenderungan berkait an dengan cara pengendalian hama/ penyakit t a- naman dan penggunaan pest isida. Oleh karena it u berbagai alt ernat if upaya perlu direkomen- dasikan agar perilaku pet ani dalam produksi dan penanganan pangan segar sesuai dengan prinsip-prinsip GAP. Beberapa upaya yang mungkin dapat dit empuh ant ara lain penggu- naan pest isida nabat i, pendidikan Pengendali- an Hama Terpadu (PHT), st udi lanj ut an t erha- dap produk pangan segar, program t raining GAP bagi pet ugas dan Sekolah Lapang GAP (SL-GAP) bagi pet ani.

KESIMPULAN

Akt ivit as dalam kelompok t ani dan sikap t erhadap GAP memiliki hubungan dengan peri- laku produksi dan penanganan pangan segar.

Sikap t erhadap GAP memiliki pengaruh nyat a t erhadap perilaku produksi dan pena-nganan pangan segar. Sedangkan pendidikan, pendapat an, luas lahan garapan, akt ivit as da- lam kelompok dan penget ahuan GAP t idak mempunyai pengaruh nyat a t erhadap perilaku produksi dan penanganan pangan segar.

Perilaku produksi dan penanganan pa- ngan segar yang sesuai dengan GAP akan men-dorong t ersedianya pangan yang aman dan t erwuj udnya ket ahanan pangan.

DAFTAR PUSTAKA

Depart emen Pert anian, Pusat Penyuluhan Per- t anian. 1997. Pet unj uk Pelaksanaan Pembinaan Kelompok Tani – Nelayan, Jakart a.

Direkt orat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biof armaka. 2008. Pedoman Budi daya Sayuran yang Baik (Good Agricult ure Pract ices). Direkt orat Jenderal Hort ikul- t ura, Depart emen Pert anian, Jakart a.

Fishbien M & Aj zen. 1975. Belief , At t it ude, In- t ent ion and Behaviour: An Int roduct ion t o Theory and Research. Addision Weshley Publisihing, Massachuset s.

Not oat modj o S. 2003. Ilmu Kesehat an Masyara- kat (Prinsip-Prinsip Dasar). Rineka Cipt a, Jakart a.

Simanj unt ak PJ. 1982. Perkembangan Teori di Bidang Sumber Daya Manusia. Dalam Priyono et al. Sumber Daya Manusia, Kesempat an Kerj a dan Pembangunan Ekonomi. Kumpulan Makalah Terpilih Sidang Pleno ISEI 10-12 Desember 1981. Lembaga Penerbit Fakult as Ekonomi Universit as Indonesia, Jakart a.

Gambar

Tabel 3. Sebaran Rumah  Tangga Petani berda-              sarkan Lama Sekolah dan Perilaku
Tabel 4.  Sebaran

Referensi

Dokumen terkait

Effect of Short Term Pulmonary Rehabilitation With or Without Respiratory Muscle Stretch Gymnastics in Chronic Obstructive Pulmonary Disease Subject.. Karnataka: Rajiv

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SEM (Stuctural Equation Modeling) dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk

Sehubungan dengan Evaluasi Kualifikasi Pengadaan Paket Pekerjaan PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI D.I NAPAL KEC.MEMPAWAH HULU maka dengan ini kami mengundang saudara/I

Bersama ini kami sampaikan bahwa apabila Saudara tidak dapat memenuhi undangan pembuktian kualifikasi ini maka perusahaan Saudara dinyatakan gugur dan tidak berhak

Pada hari ini, Selasa tanggal dua puluh sembilan bulan Maret tahun dua ribu enam belas, Kelompok Kerja (Pokja) 10 Bagian Layanan Pengandaan (BLP) Provinsi Maluku

POKJA PEKERJAAN KONSTRUKSI I DI LINGKUNGAN UNIT LAYANAN PENGADAAN KABUPATEN ACEH BARAT PADA DINAS BINA MARGA KABUPATEN ACEH

1) Pokja 16 melakukan Evaluasi Administrasi terhadap 1 (satu) peserta yang harga penawaran terkoreksi tidak lebih tinggi dari HPS, setelah dilakukan Evaluasi

Apabila peserta yang diundang tidak lulus evaluasi teknis/harga setelah dilakukan klarifikasi maka pokja akan mengundang peserta berikutnya sesuai urutan penawaran terendah yang