• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak Sekolah Dasar dengan Menggunakan Pendekatan Anthropometri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penentuan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak Sekolah Dasar dengan Menggunakan Pendekatan Anthropometri"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN DIMENSI MEJA DAN KURSI KOMPUTER

ANAK SEKOLAH DASAR DENGAN MENGGUNAKAN

PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

Skripsi

MARTIKA MAYANGSARI

I0308107

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

(2)

PENENTUAN DIMENSI MEJA DAN KURSI KOMPUTER

ANAK SEKOLAH DASAR DENGAN MENGGUNAKAN

PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

Skripsi

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

MARTIKA MAYANGSARI

I0308107

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

(3)

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji syukur Alhamdullilah atas rahmat dan ridho dari Allah SWT, atas berkah, rahmat, dan izin-Nya saya dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Penyusunan laporan tugas akhir ini tentu tidak terlepas dari peran banyak pihak, baik dalam hal materi maupun dorongan semangat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Mama dan Papa tercinta yang selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis.

2. Kedua kakakku, Danar dan Erlangga yang selalu memotifasi penulis sampai laporan ini terselesaikan.

3. Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri UNS.

4. Bapak Irwan Iftadi, ST., MT. selaku dosen pembimbing I atas atas segala bimbingan, motivasi, bantuan, dan kesabaran Bapak selama penyelesaian laporan tugas akhir ini.

5. Bapak Taufiq Rochman, STP., MT. selaku dosen pembimbing II atas bimbingan, kesabaran, motivasi, ide, kritik dan bantuan yang diberikan selama masa pengerjaan laporan skripsi.

6. Bapak Wakhid Ahmad Jauhari, S.T., M.T. dan Bapak Ilham Priadythama, S.T., M.T. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya hasil tugas akhir yang lebih baik.

7. Ibu Azizah Aisyati, S.T., M.T. selaku Pembimbing Akademis atas bantuan dan dorongan yang diberikan sejak mengikuti masa perkuliahan hingga penyelesaian tugas akhir.

8. Seluruh dosen Teknik Industri UNS yang telah memberikan ilmu dan motivasi selama penulis mengikuti proses perkuliahan di Teknik Industri UNS.

9. Sahabat-sahabatku R. Pitaloka Naganingrum, Fitriyah Amira, Ambar Sulistyo Wardhani dan Wahyu Wulandari terima kasih atas bantuan, doa dan juga dukungannya selama ini.

10.Partner saya Nandiwardhana Grahitomukti yang telah membantu dalam penelitian dan terima kasih atas doa, motivasi, saran dan kritiknya selama ini. 11.Intan dan ellen terima kasih untuk bantuan, semangat dan doanya.

(4)

12.Teman-teman Teknik Industri 2008 terima kasih untuk waktu, bantuan, sharing ilmu, semangat dan doanya.

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan dan doa yang telah diberikan.

Saya menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Saya juga berharap agar laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.

Surakarta, 18 Oktober 2012

Penulis

(5)

ABSTRAK

Martika Mayangsari, NIM : I 0308107. PENENTUAN DIMENSI MEJA DAN KURSI KOMPUTER ANAK SEKOLAH DASAR DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI, Skripsi.

Surakarta : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Agustus 2012.

Pengguna komputer di beberapa negara meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan pengguna komputer juga terjadi di Indonesia. Pengguna komputer tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak termasuk sekolah dasar. Meningkatnya pengguna komputer pada anak mengakibatkan munculnya masalah berupa keluhan seperti nyeri dan pegal pada tangan, leher, bahu dan sekitar punggung setelah mereka menggunakan komputer. Evaluasi postur kerja juga telah dilakukan kepada anak sekolah dasar di Surakarta. Hasil evaluasi menunjukkan tidak ada satupun responden yang berada pada level aman. Dari fakta tersebut perlu dilakukan penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak sekolah dasar dengan menggunakan pendekatan anthropometri.

Pada penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak sekolah dasar terdapat lima tahap. Tahap pertama dilakukan penentuan titik anthropometri. Pada tahap kedua dilakukan penetapan sampel. Untuk tahap ketiga berupa, pengumpulan dan pengolahan data anthropometri. Setelah itu pada tahap keempat dilakukan perhitungan persentil. Tahap kelima merupakan penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak sekolah dasar.

Dari dimensi yang telah ditentukan didapat tiga jenis nilai, yaitu range, batas dan nilai fix. Nilai range terdiri dari : seat height, seat depth dan seat to desk height, batas : seat width dan seat to desk clearance dan nilai fix : against upper edge of backrest, table height, table thick.

Kata Kunci : evaluasi, dimensi, anthropometri, meja dan kursi anak

xiv + 38 halaman; 13 gambar; 9 tabel; 2 lampiran Daftar pustaka: 17 (1979-2011)

(6)

ABSTRACT

Martika Mayangsari, NIM: I 0308107. DETERMINING THE DIMENSION OF COMPUTER TABLE AND CHAIR FOR ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS USING ANTHROPOMETRY APPROACH. Skripsi.

Surakarta: Industrial Engineering Department of Engineering Faculty, Sebelas Maret University, August 2012.

The number of computer users in several countries increases over years. The increase in computer user number also occurs in Indonesia. The computer user comes from not only adult but also children including elementary school children. The increase in user computer among the children results in some problems of pain, and stiff in hand, neck, shoulder and around the back after they use computer. An evaluation on the working posture has also been done to the elementary school students in Surakarta. The result of evaluation showed that no respondent at safe level. From this fact, there should be a determination of computer table and chair dimension for elementary school students using anthropometry approach.

In determining the dimension of computer table and chair for elementary school students, there were five stages. The first was determining anthropometry point. The second was selecting the sample. The third was collecting and

processing the anthropometry data. Then, the fourth was estimating percentile. The fifth was determining the dimension of computer table and chair for elementary school students.

From the specified dimensions, three types of values were obtained: range, margin and fix values. Range values included: seat height, seat depth, and seat to desk height; margin: seat width and seat to desk clearance, and fix value: against upper edge of backrest, table height, table thick.

Keywords: evaluation, dimension, anthropometry, child table and chair

xiv + 38 pages; 13 figures; 9 tables; 2 appendices References: 17 (1979-2011)

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... ……… LEMBAR PENGESAHAN...

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH... SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...

KATA PENGANTAR……….

1.2. Perumusan Masalah……… I-2

1.3. Tujuan Penelitian……….……. I-2

1.4. Manfaat Penelitian……… I-2

1.5. Batasan Masalah……… I-2

1.6. Sistematika Penulisan……… I-3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-1

2.1. Ergonomi………..………. II-1

2.2. Anthropometri... II-2 2.2.1. Data Anthropometri dan Cara Pengukurannya …….…… II-3 2.2.2. Anthropometri yang Digunakan Dalam Penelitian... II-6

2.2.3. Aplikasi Distribusi Normal Dalam Penetapan Data Antropometri ………... 2.2.4. Aplikasi Data Anthropometri Dalam Perancangan Produk atau Fasilitas Kerja………... ………..

2.2.5. Validasi Data Anthropometri Menggunakan Uji

Keseragaman, Normalitas dan Kecukupan Data……….

II-7

II-9

II-10 2.3. Penentuan Dimensi... II-13

(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-1 3.1. Penentuan Titik Anthropometri.………... III-2 3.2. Penetapan Sampel………...……….… III-2 3.3.

3.4. 3.5.

Pengumpulan dan Pengolahan Data Anthropometri………..… Perhitungan Persentil……… Penentuan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak…………

III-2 III-3 III-3

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA IV-1

4.1. 4.2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Anthropometri……...….. IV-3

4.2.1. Uji Keseragaman Data………..…..…….….. A. Tabel Perhitungan dengan Microsoft Excel…..…..… B. Perhitungan Manual dan Grafik………….…..….…..

A. Tabel Perhitungan dengan Microsoft Excel……....… B. Perhitungan Manual …………..………..

Perhitungan Persentil……….……

4.3.1. Tabel Perhitungan dengan Microsoft Excel…………..… 4.3.2. Perhitungan Percentil untuk Setiap Data Pengukuran….

IV-5 IV-6

IV-6 IV-6 IV-7

4.3. Penentuan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak ……….. IV-7

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL V-1

5.1. Munculnya Data Out Layer pada Data Anthropometri ….…... V-1 5.2. Hasil Perhitungan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak… V-2 5.3.

5.4.

Perbandingan Ukuran Meja dan Kursi Kumputer Anak yang Telah Ada dengan Hasil Perhitungan ……….… Perbandingan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak Pada SD Widya Wacana 2 Surakarta dan SDN 15 Surakarta dengan Hasil

Perhitungan………..

V-3

V-3

(9)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN V-1 6.1. Kesimpulan…………..………….………... V-1

6.2. Saran……….……….… V-1

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4

Tabel 5.1 Tabel 5.2

Keterangan Gambar Anthropometri ………. Persentil dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi Normal ….. Data Anthropometri ………. Keterangan Gambar Anthropometri ………... Data Anthropometri ………... Data Perhitungan Persentil ... Data Anthropometri dan Dimensi Meja dan Kursi Komputer

Anak ………...

Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak ………... Perbandingan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak ……

II - 7 II - 9 II - 13 IV - 2 IV - 2 IV – 6

IV - 8 V - 2 V - 4

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Evaluasi Postur Kerja

L.1 Data Responden Postur Kerja ………..…. L.2 Postur Kerja dengan Menggunakan RULA ….…… Pengolahan Data Anthropometri

L.1 Data Sebelum Seragam ………..….. L.2 Uji Keseragaman 1………..………... L.3 Uji Keseragaman 2………..………... L.4 Data Setelah Seragam ...………..……….. L.5 Uji Normalitas Data …………..………... L.6 Perhitungan Persentil………..………... L.7 Perhitungan Manual……..……..………... L.8 Lembar Data Anthropometri……..……….………... L.9 RULA Worksheet………..……..………...

L1 - 1 L1 - 2

L2 - 1 L2 – 2 L2 – 5 L2 – 7 L2 – 9 L2 -11 L2- 13 L2 -22 L2 -23

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Apkomindo. Penetrasi Komputer di Indonesia Hanya 9,2 Juta Unit: Okezone.com. 2011

Australian Bureau of Statistics., 2003, Children’s participation in cultural and leisure activities, Australia. Report Number: 4901.0, Canberra: ACT Australian Bureau of Statistics.

Babb, P., Bird, C., Bradford, B., Burtenshaw, S., Gardener, D., Howell S., et al., 2003, Social focus in brief: children 2002. Report Number, Newport, UK: National Statistics UK.

Castellucci, H.I., Arezes, P.M., Viviani, C.A., 2009, Mismatch between classroom

furniture and anthropimetri measure in Chilean schools. Appliend Ergonomics:41:563-568.

Dockrell, S., Kelly, G., 2005, Computer-related posture and musculoskeletal discomfort in schoolchildren.

Education and Manpower Bureau. Education statistics., 2003, Report Number, Hong Kong Special Administrative Region of The People’s Republic of China, Hong Kong.

Ginting, R., 2010, Perancangan Produk. Medan: Graha Ilmu.

Iftikar, Z.S., Anggawisastra, R., Tjakraatmadja, J.H., 1979, Teknik Tata Cara Kerja : Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung.

Kompas., Selasa, 15 Maret 2011, Bahaya Memakai Laptop Terlalu Lama : Padang Laeser, K., Maxwellm L., Hedge, A., 1998, The effect of computer workstation

design on student posture. Journal of Res Comput Educ;31(2):173–88. Mokdad, M.A.M., 2009, Anthropometrics for the design of Bahraini school

furniture. International Journal of Industrial Ergonomics : 39:728–735 Nurmianton, E., 2008, Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya: Guna Widya.

Jakarta.

Oates, S., Evans, G.W., Hedge, A., 1998, An anthropometric and postural risk assessment of children’s school computer work environments. Computer School;14(3):55–63.

(14)

Perdana, G.P., 2010. Perancangan Program Aplikasi Pengolahan Data Anthropometri Sebagai Pendukung Penelitian dan Perancangan Produk

Berbasis Ergonomi, Surakarta: Tugas Akhir.

Roberts, D.L., Foehr, U.G, Rideout, V., 2005, Generation, M., Media in the lives of 8–18 year olds. Report Number: 7521, Menlo Park (CA): The Henry J. Kaiser Family Foundation.

Straker, L., Burgess-Limerick, R., Pollock, C., Maslen, B., 2008, The effect of forearm support on children’s head, neck and upper limb posture and muscle activity during computer use. Journal of Electromyogr Kinesiol, in press.

Wignjosoebroto, S., 2003, Ergonomi : Studi Gerak dan Waktu. Cetakan ketiga. Penerbit Guna Widya.Surabaya.

(15)

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab satu adalah pendahuluan, bab ini membahas tentang latar belakang dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, batasan masalah serta sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian.

1.1LATAR BELAKANG

Penggunaan komputer meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 1975 hanya terdapat 200.000 unit komputer di Amerika dan meningkat menjadi 100 juta unit komputer pada tahun 1995 (Juliussen dan Petsjuliussen, 1994). Di Indonesia, pengguna komputer sebesar 4% atau sekitar 8 juta orang dan jumlah ini meningkat menjadi 10% pada tahun 2009 atau sekitar 25 juta orang (Apkomindo, 2009). Jumlah tersebut termasuk pengguna dewasa dan anak-anak. Pengguna anak-anak termasuk anak-anak sekolah dasar.

Di Indonesia sebagian besar sekolah dasar sudah memiliki laboratorium komputer. Bahkan pada negara-negara maju, sebagian besar anak-anak menggunakan komputer tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah. Tahun 2002 tercatat 94% anak berusia antara 5 dan 14 tahun menggunakan komputer di sekolah dan 84% dari anak-anak memiliki komputer pribadi di rumah (Australian Bureau of Statistics,2003). Pada tahun 2004, 86 persen dari anak-anak Amerika

Serikat usia 8 s.d. 18 tahun telah memiliki komputer di rumahnya (Roberts et al., 2005). Di Inggris pada tahun 2002, 98 persen dari anak-anak berusia 5 s.d. 18

tahun sudah menggunakan komputer di rumah dan atau sekolah (Babb et al., 2003).

Salah satu akibat dari meningkatnya penggunaan komputer pada anak adalah munculnya masalah kesehatan. Masalah tersebut adalah nyeri dan pegal pada tangan, leher, bahu dan sekitar punggung (Kompas, 15 Maret 2011). Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya masalah-masalah tersebut. Leaser et al. (1998) menyatakan bahwa faktor yang potensial adalah postur dan desain stasiun kerja (desain meja dan kursi) (Dockrell, 2005).

Telah dilakukan evaluasi postur kerja anak SD pengguna komputer di Surakarta. Evaluasi menunjukkan tidak ada satupun responden yang berada pada level aman. Evaluasi dilakukan di dua sekolah dasar, yaitu SDN 15 dan SD Widya

(16)

I-2

Wacana 2 Surakarta. Evaluasi ini melibatkan delapan responden dari murid kelas 3 di dua sekolah tersebut. Dari pengamatan yang telah dilakukan ditemukan fakta bahwa meja dan kursi komputer di kedua SD menggunakan meja dan kursi komputer yang biasa digunakan untuk orang dewasa yang belum tentu sesuai dengan ukuran anak sekolah dasar.

Dari hasil evaluasi postur kerja dan pengamatan tersebut perlu dilakukan penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak sekolah dasar. Pada penelitian ini, penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak sekolah dasar dilakukan dengan menggunakan pendekatan anthropometri.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana menentukan dimensi rancangan meja dan kursi komputer anak sekolah dasar dengan menggunakan pendekatan anthropometri?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan perumusan masalah diatas tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menentukan dimensi meja dan kursi komputer anak sekolah dasar dengan menggunakan pendekatan anthropometri.

1.4MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini, yaitu setelah dilakukan penentuan dimensi dapat ditindaklanjuti dengan perancangan meja dan kursi

komputer anak

1.5 BATASAN MASALAH

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan pada bulan Maret - Mei 2012.

2. Objek penelitian adalah murid kelas 3 pada SDN 15 Surakarta dan SD Widya

Wacana 2 Surakarta.

3. Tipe komputer dalam menentukan dimensi rancangan adalah desktop.

(17)

I-3 1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASASAN

Sistematika penulisan yang digunakan pada penyusunan laporan tugas akhir ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan masalah yang digunakan dalam penelitian mengenai penentuan dimensi rancangan meja dan kursi komputer anak sekolah dasar dengan menggunakan pendekatan anthropometri dan Rapid Upper Limb Assessment (RULA).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan materi penulisan yang diperoleh dari beberapa referensi baik buku, jurnal maupun internet. Bab ini juga berisi tentang informasi dan pustaka di luar teori yang berhubungan dengan materi penulisan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN MASALAH

Bab ini berisi tentang langkah-langkah terstruktur dan sistematis yang dilakukan dalam penelitian. Langkah-langkah tersebut disajikan dalam bentuk diagram alir yang disertai dengan penjelasan singkat.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi data-data yang berkaitan dengan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pengolahan terhadap data tersebut yang tahapannya sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang dikembangkan pada Bab III.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil dari pengumpulan dan

pengolahan data.

(18)

I-4 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan membahas kesimpulan dari hasil pengolahan data dengan memperhatikan tujuan yang dicapai dari penelitian dan kemudian memberikan saran perbaikan yang dilakukan untuk penelitian selanjutnya.

(19)

II-1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai landasan dan teori-teori yang menunjang pengolahan data dari penelitian ini. Teori-teori tersebut merupakan teori ergonomi, postur kerja, RULA (Rapid Upper Limb Assessment), anthropometri dan uji validasi data.

2.1 ERGONOMI

Ergonomi atau Ergonomis sebenarnya berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti aturan atau hukum. Ergonomi mempunyai berbagai batasan arti, di Indonesia disepakati bahwa ergonomi adalah ilmu dan penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan

lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya (Nurmianto, 1996).

Menurut Internasional Ergonomi Association ergonomi merupakan studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain. Pada prinsipnya disiplin ergonomi akan mempelajari apa saja akibat jasmani, kejiwaan dan social dari teknologi dan produk-produknya terhadap manusia melalui pengetahuan tersebut pada jenjang mikro maupun makro. Karena yang dipelajari adalah akibat dari teknologi dan produk-produknya maka pengetahuan khusus yang dipelajari akan berkaitan dengan teknologi seperti biomekanika, anthropometri, teknologi produksi, lingkungan fisik dan lain-lain.

(20)

II-2

lingkungan kerja yang dipakai. Analisis dan penelitian ergonomi meliputi hal-hal yang berkaitan, yaitu:

1. Anatomi (struktur), fisiologi (bekerjanya), dan anthropometri (ukuran) tubuh manusia.

2. Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem syaraf yang berperan dalam tingkah laku manusia.

3. Kondisi-kondisi kerja yang dapat mencederai baik dalam waktu yang pendek maupun panjang ataupun membuat celaka manusia dan sebaliknya kondisi-kondisi kerja yang membuat nyaman kerja manusia.

2.2 ANTHROPOMETRI

Anthropometri merupakan satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia yang secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan produk maupun sistem kerja yang akan melibatkan interaksi manusia. Data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang akan dirancang dan manusia sebagai pengguna produk tersebut. Dalam kaitan ini, maka perancang produk harus mampumengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangannya tersebut. Manusia pada umumnya akan berbeda-beda dalam hal bentuk dan

dimensi ukuran tubuhnya.

Anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain untuk:

1. Perancangan areal kerja 2. Perancangan peralatan kerja

3. Perancangan produk-produk konsumtif 4. Perancangan lingkungan kerja fisik

Dengan demikian anthropometri akan dapat ditentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang mengoperasikannya.

(21)

II-3

2.2.1 Data anthropometri dan cara pengukurannya

Manusia pada umumnya akan berbeda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya. Dalam penggunaan data anthropometri perlu dipertimbangkan berbagai faktor yang akan mempengaruhi ukuran tubuh manusia yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut :

1. Umur

Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah seiring dengan bertambahnya umur, yaitu dari sejak lahir hingga umur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan akan berkurang setelah mencapai usia 60 tahun.

2. Jenis kelamin

Dimensi dan ukuran tubuh laki-laki dan perempuan berbeda. Laki-laki memiliki ukuran tubuh yang lebih besar daripada perempuan kecuali pada bagian-bagian tertentu seperti dada dan pinggul.

3. Suku atau bangsa

Setiap suku, bangsa ataupun kelompok etnis tertentu memiliki karakteristik fisik tertentu yang berbeda satu dengan yang lain. Dimensi tubuh suku bangsa negara barat lebih besar dari pada dimensi tubuh suku bangsa timur. 4. Status sosio ekonomi

Tingkat sosio ekonomi akan mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Negara-negara maju yang tingkat sosio ekonominya tinggi cenderung memiliki dimensi tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara berkembang. 5. Pekerjaan

Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia. Seorang atlet mempunyai ukuran tubuh yang berbeda dengan orang yang bukan atlet.

Selain faktor-faktor tersebut terdapat juga faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan karena mempengaruhi variabilitas ukuran tubuh manusia seperti: 1. Cacat tubuh

Diperlukan untuk perancangan produk bagi orang-orang cacat.

(22)

II-4 2. Tebal tipis pakaian

Hal ini dipertimbangkan berkaitan dengan faktor iklim dimana perbedaan iklim akan memberikan perbedaan bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. 3. Kehamilan

Hal ini akan mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh perempuan yang hamil.

Berkaitan dengan posisi tubuh manusia dikenal dua cara pengukuran, yaitu: 1. Anthropometri Statis (Structural Body Dimensions)

Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan tubuh. Disebut juga pengukuran dimensi tubuh, dimana tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak ( tetap tegak sempurna ) atau disebut juga pengukuran statis. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut pada saat berdiri atau duduk, panjang lengan, dan sebagainya seperti yang terlihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.1 Ukuran Tubuh Manusia yang Sering Digunakan Untuk Merancang Produk

(23)

II-5

2. Anthropometri Dinamis (Functional Body Dimensions)

Pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja melaksanakan pekerjaannya. Terdapat 3 kelas dalam pengukuran anthropometri dinamis yaitu : a. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan

mekanis dari suatu aktivitas.

Contoh : mempelajari performansi atlet.

b. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja.

Contoh : jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat kerja yang dilakukan duduk atau berdiri.

c. Pengukuran variabilitas kerja.

Contoh : Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator komputer.

Gambar 2.2 Anthropometri Fungsional atau Dinamis Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 1995

(24)

II-6

Gambar 2.3 Anthropometri Fungsional atau Dinamis Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 1995 2.2.2 Anthropometri yang digunakan dalam penelitian

Titik-titik bagian yang harus diukur dalam penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak adalah Stature, Popliteal Height , Buttock-Popliteal Length, Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh Thickness, Subscapular Height

(Castellucci et al., 2009) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.14.

Gambar 2.4 Anthropometri yang Diukur Sumber : Castellucci et al., 2009

(25)

II-7

Tabel 2.1 Keterangan Gambar Anthropometri

NO DATA YANG DIUKUR SIMBOL

1 Stature S

2 Popliteal Height PH

3 Buttock-Popliteal Length BPL

4 Elbow Height Sitting EHS

5 Hip Width HW

6 Thigh Thickness TT

7 Subscapular Height SH

Sumber : Castellucci et al., 2009

2.2.3 Aplikasi distribusi normal dalam penetapan data anthropometri Data anthropometri jelas diperlukan agar supaya rancangan suatu produk bisa sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya. Problem adanya variasi ukuran sebenarnya akan lebih mudah diatasi bilamana kita mampu merancang

produk yang memiliki fleksibilitas dan sifat “mampu suai” (adjustable) dengan

suatu rentang ukuran tertentu.

Pada penentuan data anthropometri, pemakaian distribusi normal akan umum diterapkan. Distrubusi normal dapat diformulasikan berdasarkan nilai rata-rata dan simpangan standarnya dari data yang ada. Berdasarkan nilai yang ada tersebut, maka persentil (nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah ukuran tersebut) bisa ditetapkan berdasarkan table probabilitas distribusi normal. Jika diharapkan ukuran yang mampu ngengalokasikan 95% dari populasi yang ada, maka diambil rentang 2,5th

dan 97,5th persentil pada batas-batasnya (Wignjosoebroto, 2000). Secara statistik sudah diperhatikan bahwa data hasil pengukuran tubuh manusia pada berbagai populasi akan terdistribusi dalam grafik sedemikian rupa sehingga data-data yang berniali kurang lebih sama akan terkumpul dibagian tengah grafik.

Persentil menunjukan jumlah bagian per-seratus orang dari suatu populasi yang memiliki ukuran tubuh tertantu. Tujuan penelitian, dimana sebuah populasi dibagi-bagi berdasarkan kategori-kategori dengan jumlah keseluruhan 100% dan diurutkan mulai dari populasi terkecil hingga terbesar berkaitan dengan beberapa pengukuran tubuh tertentu. Sebagai contoh bila dikatakan persentil ke-95 dari

(26)

II-8 N(x, X)

suatu pengukuran tinggi badan berarti bahwa hanya 5% data merupakan data tinggi badan yang bernilai besar dari suatu populasi dan 95% populasi merupakan data tinggi badan yang bernilai sama atau lebih rendah pada populasi tersebut.

1.96 X 1.96 X

2.5-th percentile X 97.5-th percentile Gambar 2.5 Distribusi Normal yang Mengakomodasi 95% dari Populasi

Sumber : Nurmianto, 2008

Untuk penetapan data anthropometri digunakan distribusi normal yang

mana distribusi ini dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean X )

dan simpangan bakunya ( standar deviasi x) dari data yang diperoleh. Dari nilai

yang ada tersebut dapat ditentukan nilai persentil sesuai dengan tabel probabilitas distribusi normal yang ada. Persentil merupakan suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Seperti persentil ke-95 menunjukkan 95% populasi berada pada atau

dibawah ukuran tersebut. Untuk menghitung nilai persentil digunakan formulasi seperti terlihat pada table dibawah ini.

2.5%

95%

2.5%

(27)

II-9

Tabel 2.2 Persentil dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi Normal Persentil Perhitungan

Ke-1 x 2.325 x

Ke-2,5 x 1.96 x

Ke-5 x 1.645 x

Ke-10 x 1.28 x

Ke-50 x

Ke-90 x 1.28 x

Ke-95 x 1.645 x

Ke-97,5 x 1.96 x

Ke-99 x 2.325 x

Sumber : Nurmianto, 2008

2.2.4 Aplikasi data anthropometri dalam perancangan produk atau fasilitas kerja

Agar rancangan dari suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya perlu diterapkan prinsip-prinsip aplikasi data anthropometri sebagai berikut:

1. Prinsip perancangan produk bagi individu ekstrim

Disini rancangan produk dibuat untuk bisa memenuhi dua sasaran, yaitu bisa sesuai untuk mengikuti klasifikasi ekstrim ( terlalu besar atau terlalu kecil dibandingkan rata-rata ) dan memenuhi ukuran tubuh mayoritas. Untuk dimensi minimum digunakan nilai persentil ke-90, ke-95 atau ke-99 dan untuk dimensi maksimum digunakan persentil ke-1, ke-5 atau ke-10. Pada umumnya persentil yang umum digunakan adalah ke-95 dan ke-5.

2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang

Disini produk yang dirancang bisa diubah-ubah ukurannya sehingga cukup

fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel umumnya digunakan rentang persentil ke-5 sampai ke-95.

(28)

II-10

3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata

Dalam prinsip ini produk dirancang berdasarkan rata-rata ukuran manusia. Dalam hal ini kemungkinan orang yang berada dalam ukuran rata-rata sedikit, sedangkan ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan tersendiri.

Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk atau fasilitas kerja maka ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penetapan anggota tubuh yang akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.

2. Penentuan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan alat. Dalam hal ini perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data structural body dimension ataukah functional body dimension.

3. Penentuan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasi dan menjadi target utama untuk pemakai rancangan produk tersebut. Hal ini lazim dikenal sebagai segmentasi pasar seperti produk mainan untuk anak-anak, peralatan rumah tangga untuk wanita dan lain-lain.

4. Penetapan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel ataukah ukuran rata-rata.

5. Pemilihan prosentase populasi yang harus diikuti; 90th,95 th,99th ataukah nilai persentil yang lain yang dikehendaki.

6. Penetapan atau pemilihan nilai ukuran dari tabel data anthropometri yang sesuai untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan. Aplikasikan data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran bila diperlukan, seperti halnya tambahan ukuran akibat faktor tebalnya pakaian yang harus dikenakan oleh operator, pemakaian sarung tangan dan lain-lain.

2.2.5 Validasi Data Anthropometri Menggunakan Uji Keseragaman, Normalitas dan Kecukupan Data

Data anthropometri dari hasil pengukuran dimensi tubuh manusia diuji apakah data tersebut valid atau tidak. Validasi data dilakukan dengan analisis statistic, yaitu uji keseragaman, uji Normalitas dan uji kecukupan data, selanjutnya akan dihitung percentile untuk masing-masing dimensi tubuh dimana

(29)

II-11

hal itu sangat diperlukan pada tahap perancangan (Wignjosoebroto, 2000). Adapun keterangannya sebagai berikut :

1. Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data berfungsi untuk memperkecil variasi yang ada dengan membuang data ekstrim. Jika ada data yang berada di luar batas kendali atas maupun batas kendali bawah maka data tersebut dibuang (Wignjosoebroto, 2000). Langkah pertama dalam uji keseragaman ini adalah perhitungan mean dan standar deviasi untuk mengetahui batas kendali atas dan bawah. Rumus yang digunakan dalam uji keseragaman ini, yaitu :

N

Jika ada data yang berada diluar batas kendali atas maupun batas kendali bawah maka data tersebut harus dieliminasi atau dihilangkan. Untuk dapat melihat

keseragaman data dapat menggunakan peta kendali. 2. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistic parametrik. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis parametric, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Maksud dari data terdistribusi secara normal adalah data memusat pada rata-rata dan median.

(30)

II-12

Penerapan data anthropometri akan dapat digunakan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) dari suatu distribusi normal. Berdasarkan nilai tersebut maka persentil (nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah ukuran tersebut) bisa ditetapkan berdasarkan table probabilitas distribusi normal. Jika diharapkan ukuran yang mampu ngengalokasikan 95% dari populasi yang ada, maka diambil rentang 2,5th dan 97,5th persentil pada batas-batasnya (Wignjosoebroto, 2000). Untuk menguji kenormalan data digunakan rumus debagai berikut :

x

Uji kecukupan data berfungsi untuk mengetahui apakah data yang diperoleh sudah mencukupi untuk diolah. Sebelun dilakukan uji kucukupan data terlebih dahulu menentukan derajat kebebasan s = 0.05 yang menunjukan penyimpangan maksimum penyimpangan program. Selain itu juga ditentukan tingkat kepercayaan sebesar 95% dengan k = 2 yang menunjukkkan besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian data anthropometri, artinya bahwa rata-rata data hasil pengukuran diperbolehkan menyimpang sebesar 5% dari rata-rata sebenarnya. Rumus uji kecukupan data, yaitu :

2

k = tingkat kepercayaan s = derajat ketelitian

i

x = data ke – i

N = jumlah data pengamatan

N’ = jumlah data teoritis

Data dianggap telah mencukupi jika memenuhi persyaratan N’ < N,

(31)

II-13 2.3 PENENTUAN DIMENSI

Penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak dilakukan untuk memberikan ukuran meja dan kursi komputer yang tepat bagi anak. Dimensi meja dan kursi komputer anak dihitung satu per satu sesuai data anthropometri yang didapat. Tabel data anthropometri anak yang yang digunakan dalam penentuan dimensi meja dan kursi komputer lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Data Anthropometri

No Titik Anthropometri Dimensi

1 Popliteal Height Seat Height 2 Buttock-Popliteal Length Seat Depth

3 Hip Width Seat width

4 Elbow Height Sitting Seat to Desk Clearance

5 Thigh Thickness Seat to Desk Height 6 Subscapular Height Upper Edge of Backrest

Sumber : Castellucci et al., 2009

Pada tabel di atas dapat diketahui dimensi meja dan kursi komputer anak diperoleh dari titik anthropometri mana saja. Agak lebih jelas pada gambar 4.10

dapat dilihat bagian kursi dan meja komputer anak yang akan ditentukan dimensinya.

Gambar 2.6 Dimensi Meja dan Kursi

Sumber : Castellucci et al., 2009

(32)

III-1 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan langkah-langkah yang dilakukan dalam penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak sekolah dasar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ditujukan pada gambar. 3.1 di bawah ini

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

(33)

III-2

3.1 PENENTUAN TITIK ANTHROPOMETRI

Pada tahap pertama penelitian ini dilakukan penentuan titik-titik mana saja yang akan diukur. Penentuan titik-titik anthropometri ini dilakukan dengan studi literatur dari beberapa jurnal. Titik-titik bagian yang harus diukur dalam menentukan dimensi meja dan kursi komputer anak adalah Stature, Popliteal Height , Buttock-Popliteal Length, Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh Thickness, Subscapular Height (Castellucai et al., 2009). Dari referensi tersebut

dibuat lembar data anthropometri. Lembar data anthropometri berisi tabel data titik yang harus diukur serta dilengkapi gambar agar mempermudah saat melakukan pengukuran.

3.2 PENETAPAN SAMPEL

Setelah diketahui titik-titik mana saja yang akan diukur maka dilakukan penentuan sampel untuk mengambil data anthropometri. Data anthropometri diambil dari SDN 15 Surakarta dan SD Widya Wacan 2 Surakarta. Responden adalah semua murid kelas 3 dari kedua sekolah yang berjumlah 159 anak.

3.3 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ANTHROPOMETRI

Pada pengumpulan data anthropometri dilakukan pengukuran anthro-pometri anak. Pungukuran ini dilakukan untuk mengetahui berapa ukuran yang tepat untuk menentukan dimensi meja dan kursi komputer anak sekolah dasar.

Dari sampel yang telah ditentukan kemudian dilakukan pengukuran anthropometri anak. Pengukuran anthropometri anak dilakukan dengan menggunakan meteran tubuh. Pada pengukuran ini digunakan pula alat bantu berupa papan untuk menahan meteran tetap tegak dan lurus agar ukuran yang diperoleh lebih tepat dan presisi pada titik-titik tertentu. Seluruh data hasil pengukuran dicatat pada lembar data anthropometri.

(34)

III-3 3.4 PERHITUNGAN PERSENTIL

Data yang telah lulus uji keseragaman data dan uji normalitas akan digunakan dalam penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak. Dari data yang telah valid dilakukan perhitungan persentil. Perhitungan persentil digunakan untuk menentukan ukuran yang sesuai untuk mengikuti klasifikasi ekstrim ( terlalu besar atau terlalu kecil dibandingkan rata-rata ) dan memenuhi ukuran tubuh mayoritas. Untuk dimensi minimum dilakukan perhitungan dengan nilai persentil ke-90, ke-95 atau ke-99 dan untuk dimensi maksimum dilakukan perhitungan dengan nilai persentil ke-5 atau ke-10.

3.5 PENENTUAN DIMENSI MEJA DAN KURSI KOMPUTER ANAK

Setelah seluruh data anthropometri yang didapat dikatakan valid maka dilakukan penentuan dimensi rancangan meja dan kursi komputer anak. Dimensi meja dan kursi komputer anak dihitung satu per satu sesuai data anthropometri yang didapat.

a. Seat Height

Molenbroek dan Ramaekers (1996); Parcells et al., (1999) dalam

Castelluccia (2009) menyatakan bahwa Sebagian besar bukti menunjukkan bahwa plopiteal height harus lebih tinggi daripada seat height. Tetapi Gutierrez dan

Morgado (2001) menyatakan tidak harus lebih tinggi dari 4 cm dalam Castelluccia

(2009) atau 88 persen dari plopiteal height Parcells et al., (1999) dalam Castelluccia (2009) untuk menghindari kompresi di daerah pantat Garcı'a-Molina et al., (1992) dalam Castelluccia (2009). Kriteria perbandingan ini ditentukan dengan menggunakan kriteria yang dijelaskan oleh Gouvali dan Boudolos, 2006, tetapi menurut SERNAC (2005) dalam Castelluccia (2009) plopiteal height telah dimodifikasi menurut ketinggian sepatu 3 cm setelah didapat data dari national costumer’s survey, maka dari itu kriteria perbandingan ditentukan oleh penerapan

persamaan :

……… (1)

(35)

III-4 b. Seat Depth

Gutie'rrez dan Morgado (2001); Helander (1997); Khalil et al., (1993);. Milanese dan Grimmer (2004); Occhipinti et al., (1993);. Orborne (1996); Pheasant (1991) dalam Castelluccia (2009) menyatakan agar dapat menggunakan sandaran kursi untuk mendukung lumbal tulang belakang tanpa adanya kompresi dari permukaan popliteal, peneliti menyampaikan bahwa seat depth harus menggunakan persentil 5 dari distribusi buttock-popliteal length. Di sisi lain, Parcells et al., (1999) dalam Castelluccia (2009) menyatakan jika seat depth jauh lebih kecil dari buttock-popliteal length maka kursi tidak dapat menampung seluruh paha. Penentuan besar seat depth diperoleh dari persamaan di bawah ini:

……….……… (2)

c. Seat Width

Evans et al., (1988);. Gutie 'rrez dan Morgado (2001); Helander (1997);

Mondelo et al., (2000);. Occhipinti et al., (1993).; Orborne (1996); Sanders dan McCormick (1993) dalam Castelluccia (2009) menyatakan untuk membuat

ukuran kursi yang tepat, hip width harus lebih kecil dari seat width, dan ditujukan persentil yang digunakan adalah persentil 95 dari anthropometri hip width atau persentil terbesar hip width. Dalam hal ini diperoleh persamaan sebagai berikut:

……….……… (3)

d. Seat To Desk Clearance

Garcı 'a-Acosta dan Lange-Morales (2007); Molenbroek et al., (2003) dalam Castelluccia (2009) menyatakan seat to desk clearance dianggap tepat jika lebih tinggi dari thigh thickness untuk memberikan ruang pergerakan kaki. Parcells dkk. (1999) dalam Castelluccia (2009) mengusulkan agar meja seharusnya 2 cm lebih tinggi dari tinggi lutut, mengingat situasi ini, besar Seat to desk clearance dapat diperoleh dari persamaan :

……….. (4)

e. Seat To Desk Height

Garcı 'a-Acosta dan Lange-Morales (2007); Milan dan suram (2004); Molenbroek et al., (2003);. Sanders dan McCormick (1993) dalam Castelluccia (2009) menyampaikan berdasarkan bukti yang ada elbow height sitting adalah kriteria utama untuk seat to desk height. Parcells et al., (1999) dalam Castelluccia

(36)

III-5

(2009) menyatakan bahwa seat to desk height tergantung besar sudut flexion bahu. Pada penelitian Pheasant (1991); Poulakakis dan Marmaras (1998) dalam Castelluccia (2009)merekomendasikan bahwa meja harus 3-5 cm lebih tinggi dari elbow height sitting. Menurut Occhipinti et al., (1985) dalam Castelluccia (2009)

penentuan seat to desk height didefinisikan dengan persamaan yang telah dimodifikasi dengan elbow height sitting sebagai ketinggian minimal untuk seat to desk height, dalam rangka memberikan penurunan yang signifikan pada beban

tulang belakang, dan mempertimbangkan bahwa ketinggian maksimum seat to desk height tidak harus lebih tinggi dari 5 cm di atas ukuran elbow height sitting:

……… (5)

f. Against Upper Edge Of Backrest

Garcı 'a-Acosta dan Lange-Morales (2007); Gutie 'rrez dan Morgado, (2001); Orborne (1996) dalam Castelluccia (2009) menyampaikan untuk dapat

menyangga trunk dan lengan, subscapular height harus lebih tinggi dari upper edge of backrest, dan ditunjuk untuk persentil 5 dari distribusi subscapular height

atau subscapular height yang terkecil. Sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:

……….. (6)

g. Desk Width and Desk Depth

Dimensi lebar dan kedalaman meja tidak mengacu pada ukuran tubuh anak. Untuk kedua dimensi ini didasarkan pada seberapa banyak barang atau material yang terdapat di atas meja itu sendiri. Lebar dan kedalam meja harus cukup untuk mengakomodasi semua barang yang mungkin ada di meja (Mokdad et al., 2009). Pada penentuan dimensi rancangan meja komputer anak ini barang yang dimungkinkan ada di meja adalah monitor, CPU, keyboard, speaker dan mouse, serta alat tulis yang dibawa oleh murid.

h. Table Height

Untuk dimensi table height tidak diperoleh rumus pasti yang dapat

dihitung. Table height dapat diperoleh dari penjumlahan seat height dengan seat to desk height yang dapat dilihat seperti di bawah ini:

(37)

III-6 i. Table Thick

Table thick atau ketebalan meja juga tidak memiliki rumus pasti yang

digunakan untuk perhitungan dimensinya. Tetapi table thick dapat di peroleh dengan mengurangkan nilai seat to desk height dengan nilai Seat to desk clearance yang dapat dilihat seperti berikut ini :

TT = SDH – SDC ………..……… (8)

(38)

IV-1

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi data-data yang berkaitan dengan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pengolahan terhadap data tersebut yang tahapannya sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang dikembangkan pada Bab III.

4.1PENENTUAN TITIK ANTHROPOMETRI

Pada tahap pertama penelitian ini dilakukan penentuan titik-titik mana saja yang akan diukur. Penentuan titik-titik anthropometri ini dilakukan dengan studi literatur dari beberapa jurnal. Titik-titik bagian yang harus diukur dalam penentuan dimenai meja dan kursi komputer anak adalah Stature, Popliteal Height , Buttock-Popliteal Length, Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh Thickness, Subscapular Height (Castellucci et al., 2009). Pengukuran anthropometri

digunakan untuk menentukan dimensi meja dan kursi komputer anak. Titik-titik bagian yang harus diukur dalampenentuan dimensi meja dan kursi komputer anak

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Anthropometri yang Diukur Sumber : Castellucci et al., 2009

(39)

IV-2

Tabel 4.1 Keterangan Gambar Anthropometri

NO DATA YANG DIUKUR SIMBOL

1 Stature S

2 Popliteal Height PH

3 Buttock-Popliteal Length BPL

4 Elbow Height Sitting EHS

5 Hip Width HW

6 Thigh Thickness TT

7 Subscapular Height SH

Sumber : Castellucci et al., 2009

Dari gambar anthropometri yang diukur dan tabel keterangan gambar anthropometri dapat dibuat lembar data anthropometri. Lembar data anthropometri berisi tabel data titik yang harus diukur serta dilengkapi gambar agar mempermudah saat melakukan pengukuran. Lembar data anthropometri ini digunakan dalam pengambilan data anthropometri anak. Adanya gambar pada lembar data anthropometri agar memudahkan dalam pengukuran dan pencatatan data anthropometri.

Pengukuran anthropometri ini digunakan untuk menentukan dimensi meja dan kursi komputer anak. Dari titik-titik yang telah ditentukan dapat dihitung dimensi meja dan kursi komputer anak. Data anthropometri yang akan diukur dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Data Anthropometri

No Titik Anthropometri Dimensi

1 Popliteal Height Seat Height

2 Buttock-Popliteal Length Seat Depth

3 Hip Width Seat width

4 Elbow Height Sitting Seat to Desk Clearance

5 Thigh Thickness Seat to Desk Height

6 Subscapular Height Upper Edge of Backrest

Sumber : Castellucci et al., 2009

(40)

IV-3

Pada tabel di atas dapat diketahui dimensi meja dan kursi komputer anak diperoleh dari titik anthropometri mana saja. Agar lebih jelas pada gambar 4.2 dapat dilihat bagian kursi dan meja komputer anak yang akan ditentukan dimensinya.

Gambar 4.2 Dimensi Meja dan Kursi

Sumber : Castellucci et al., 2009

4.2PENETAPAN SAMPEL

Setelah diketahui titik-titik mana saja yang akan diukur maka dilakukan penentuan sampel untuk mengambil data anthropometri. Data anthropometri diambil dari SDN 15 Surakarta dan SD Widya Wacan 2 Surakarta. Responden adalah semua murid kelas 3 dari kedua sekolah yang berjumlah 159 anak.

4.3PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ANTHROPOMETRI

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan pengolahan data anthropometri. Pengumpulan data anthropometri dilakukan dengan mengukur anthropometri anak sesuai titik-titik yang telah ditentukan.

Pengukuran anthropometri anak dilakukan dengan menggunakan

penggaris besi 60 cm. Pada pengukuran ini digunakan pula alat bantu berupa papan yang digunakan untuk penanda pada penggaris saaat mengukur agar ukuran yang diperoleh lebih tepat dan presisi pada titik-titik tertentu. Seluruh data hasil

ukur dicatat pada lembar data anthropometri. Data anthropometri yang telah diperoleh harus diuji agar dapat diketahui apakah data tersebut valid atau tidak sebelum dilakukan perancangan. Validasi data dilakukan dengan dua uji secara berurutan, yaitu uji keseragaman data dan uji normalitas.

(41)

IV-4 4.3.1 Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data berfungsi untuk memperkecil variasi yang ada dengan membuang data ekstrim. Jika ada data yang berada di luar batas kendali atas maupun batas kendali bawah maka data tersebut dibuang (Wignjosoebroto, 2000).

1. Tabel Perhitungan dengan Microsoft Excel

Perhitungan uji keseragaman data dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel. Tabel data perhitungan uji keseragaman sebelum dan setelah diseragamkan terlampir.

2. Perhitungan Manual dan Grafik a) Popliteal Height

Sebelum Seragam Jumlah data = 85

BKA = x + (2.SD) = 36,55 + 2(2) = 41,52 cm

BKB = x – (2.SD ) = 36,55 - 2(2) = 31,58 cm

Grafik 4.3 Data Popliteal Height Sebelum Seragam

(42)

IV-5 Setelah Seragam

Jumlah data = 75

BKA = x + (2.SD) = 37,00 + 2(1,70) = 40,39cm

BKB = x – (2.SD ) = 37,00 - 2(1,70) = 33,61 cm

Grafik 4.4 Data Popliteal Height Setelah Seragam

b) Pantat Ke Dalam, Lutut Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh Thickness, Subscapular Height

Untuk perhitungan manual uji keseragaman data pantat ke dalam, lutut Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh Thickness dan Subscapular Height

terlampir.

4.3.2 Uji Normalitas

Penggunaan uji normalitas karena pada analisis parametric, asumsi yang

harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Maksud dari data terdistribusi secara normal adalah data memusat pada rata-rata dan median.

1. Tabel Perhitungan dengan Microsoft Excel

Perhitungan uji keseragaman data dilakukan dengan menggunakan

(43)

IV-6

data antropometri tersebut adalah berdistribusi normal.

b) Buttock-Popliteal Length , Lutut Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh Thickness, Subscapular Height

Untuk perhitungan manual uji normalitas data pantat ke dalam, lutut Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh Thickness dan Subscapular Height

terlampir.

4.4PERHITUNGAN PERSENTIL

Data yang telah lulus uji keseragaman data dan uji normalitas akan

digunakan dalam penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak. Dari data yang telah valid dilakukan perhitungan persentil. Perhitungan persentil digunakan

untuk menentukan ukuran yang bisa sesuai untuk mengikuti klasifikasi ekstrim ( terlalu besar atau terlalu kecil dibandingkan rata-rata ) dan memenuhi ukuran tubuh mayoritas. Untuk dimensi minimum dilakukan perhitungan dengan nilai persentil ke-90, ke-95 atau ke-99 dan untuk dimensi maksimum dilakukan perhitungan dengan nilai persentil ke-5 atau ke-10.

4.4.1Tabel Perhitungan dengan Microsoft Excel

(44)

IV-7

Tabel 4.3 Data Perhitungan Persentil

No Data yang Diukur P5 P10 P50 P90 P95 P99

1 Tinggi Popiteal 34.21 34.83 37.00 39.17 39.79 40.94 2 Pantat ke Dalam Lutut 31.63 32.39 35.06 37.73 38.49 39.91 3 Tinggi Siku Duduk 11.13 11.64 13.41 15.18 15.68 16.62 4 Lebar Pinggul 19.41 20.12 22.60 25.09 25.79 27.11

5 Tebal Paha 7.95 8.28 9.43 10.58 10.91 11.52

6 Tinggi Scapula ke Permukaan Duduk 31.28 32.27 35.73 39.19 40.18 42.02

4.4.2Perhitungan Percentile untuk setiap data pengukuran a) Popliteal Height

P5 = x-1.645σx = 37 – 1.645 (1,7) = 34,21 cm

P10 = x 1.28 x= 37 – 1.28 (1,7) = 34,83 cm

P50 = x= 37 cm

P90 = x 1.28 x= 37 + 1.28 (1,7) = 39,19 cm

P95 = x +1.645σx = 37+1.645 (1,7) = 39,79 cm

P99 = x 2.325 x= 37 + 2.325 (1,7) = 40,94 cm

b) Buttock-Popliteal Length , Lutut Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh Thickness, Subscapular Height

Untuk perhitungan manual uji normalitas data pantat ke dalam, lutut Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh Thickness dan Subscapular Height

terlampir.

4.5PENENTUAN DIMENSI MEJA DAN KURSI KOMPUTER ANAK

Setelah seluruh data anthropometri yang didapat dikatakan valid dan dilakukan perhitungan persentil maka dilakukan penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak. Penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak dilakukan untuk memberikan ukuran yang meja dan kursi komputer yang tepat bagi anak. Dimensi meja dan kursi komputer anak dihitung satu per satu sesuai anthropometri data anthropometri yang didapat. Tabel data anthropometri dimensi meja kursi komputer anak yang yang digunakan dalam perancangan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4.

(45)

IV-8

Tabel 4.4 Data Anthropometri dan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak

No Titik Anthropometri Simbol Dimensi Simbol

1 Popliteal Height PH Seat Height SH

2 Buttock-Popliteal Length BPL Seat Depth SD

3 Hip Width HW Seat width SW

4 Elbow Height Sitting EHS Seat to Desk Clearance SDC

5 Thigh Thickness TT Seat to Desk Height SDH

6 Subscapular Height SUH Upper Edge of Backrest UEB

Sumber : Castellucci et al., 2009

Dimensi dari meja dan kursi komputer anak di dapat dari ukuran anthropometri yang telah didapat. Terdapat perhitungan pada masing-masing dimensi meja dan kursi komputer anak. Dibawah ini akan dijabarkan perhitungan untuk masing-masing dimensi.

1. Seat Height

Dari persamaan (1) pada bab 3 dapat dilakukan perhitungan besarnya Seat Height sebagai berikut :

(PH + 3) cos 30° ≤ SH ≤ (PH + 3) cos 5°

(37 + 3) cos 30° ≤ SH ≤ (37 + 3) cos 5°

40 x 0,866 ≤ SH≤ 40 x 0,996

34,64 ≤ SH≤ 39,85

Untuk nilai cos 30° dan cos 5° merupakan sudut antara kaki dengan kaki kursi, yaitu sudut 30° dan sudut 5°. Agar lebih jelas, sudut antara kaki dengan kaki kursi dapat dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Sudut Antara Kaki Dengan Kaki Kursi

Sumber : Modifikasi (Castellucci et al., 2009)

(46)

IV-9 2. Seat Depth

Dari persamaan (2) pada bab 3 dapat dilakukan perhitungan besarnya Seat Depth sebagai berikut :

0,8 BPL ≤ SD≤ 0,95 BPL

0,8 x 31,63 ≤ SD ≤ 0,95 x 31,63 25,304 ≤ SD≤ 30,048 3. Seat Width

Dari persamaan (3) pada bab 3 dapat dilakukan perhitungan besarnya Seat Widht sebagai berikut :

HW < SW 25,79 < LK 4. Seat To Desk Clearance

Dari persamaan (4) pada bab 3 dapat dilakukan perhitungan besarnya Seat To Desk Clearance sebagai berikut :

TT + 2 < SDC 10,58 + 2 < SDC

12,58 < SDC 5. Seat To Desk Height

Dari persamaan (5) pada bab 3 dapat dilakukan perhitungan besarnya Seat

To Desk Height sebagai berikut :

EHS ≤ SDH ≤ EHS + 5

15,18 ≤ SDH ≤ 15,18 + 5

15,18 ≤ SDH ≤ 20,18

6. Upper Edge Of Backrest

Dari persamaan (6) pada bab 3 dapat dilakukan perhitungan besarnya Upper Edge Of Backrest sebagai berikut :

SUH ≥ UEH 31,28 ≥ UEH

(47)

IV-10 7. Desk Width and Desk Depth

Dimensi lebar dan kedalaman meja tidak mengacu pada ukuran tubuh anak. Untuk kedua dimensi ini didasarkan pada seberapa banyak barang atau material yang terdapat di atas meja itu sendiri. Lebar dan kedalam meja harus cukup untuk mengakomodasi semua barang yang mungkin ada di meja (Mokdad et al., 2009). Pada penentuan dimensi rancangan meja komputer anak ini barang yang dimungkinkan ada di meja adalah monitor, CPU, keyboard, speaker dan mouse, serta alat tulis yang dibawa oleh murid.

8. Table Height

Dari persamaan (7) pada bab 3 dapat dilakukan perhitungan besarnya Table Height sebagai berikut :

TH = SH + SDH

20,18 60,03

9. Table Thick

Dari persamaan (8) pada bab 3 dapat dilakukan perhitungan besarnya Table Thick sebagai berikut :

TTh = SDH – SDC

- 12,57

8,61

(48)

V- 1

BAB V

ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Pada bab V ini merupakan analisis dari pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV. Adapun analisis yang dilakukan diuraikan pada 6 sub bab di bawah ini.

5.1Munculnya Data Out Layer pada Data Anthropometri

Pada bab 4 setelah dilakukan penilaian postur kerja kemudian dilakukan pengumpulan dan pengolahan data anthropometri anak. Pengumpulan data diambil dari populasi murid kelas 3 dari SD Widya Wacana 2 dan SDN 15 Surakarta. Setelah proses pengumpulan data dilakukan proses pengolahan data enthropometri anak dimana dilakukan uji keseragaman data dan uji normalitas serta perhitungan persentil untuk masing-masing titik anthropometri. Pada perhitungan uji keseragaman data terdapat data out layer pada semua titik anthropometri yang diukur. Pada Popliteal height terdapat data out layer sebanyak 10 data, Buttock-Popliteal Length tedapat 9 data, Elbow Height Sitting terdapat 13 data, Hip Width terdapat 10 data, Thigh Thickness terdapat 13 data, Subscapular Height 3 data out layer. Untuk lebih jelasnya grafik data out layer dapat dilihat

pada gambar 5.2 berikut :

(49)

V- 2

Munculnya data out layer ini dikarenakan ukuran anthropometri anak yang berbeda-beda dan beberapa anak memiliki ukuran ekstrim baik atas ataupun

bawah. Data-data out layer seperti ini harus dihilangkan agar data anthropometri yang ada lebih seragam dan agar data anthropometri tersebut dapat berdistribusi normal.

5.2Hasil Perhitungan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak

Penentuan dimensi meja dan kursi komputer anak dilakukan untuk memberikan ukuran yang meja dan kursi komputer yang tepat bagi anak. Dimensi meja dan kursi komputer anak dihitung satu per satu sesuai anthropometri data anthropometri yang didapat. Titik-titik anthropometri yang digunakan dalam perhitungan adalah Popliteal Height, Buttock-Popliteal Length, Elbow Height Sitting, Hip Width, Thigh Thickness, Subscapular Height. Data anthropometri dari

kedua sekolah tersebut diuji dengan uji keseragaman data dan uji normalitas. Setelah itu baru di dapat data yang valid dan dilakukan perhitungan persentil. Persentil yang digunakan tiap dimensi meja dan kursi berbeda-beda. Dari data tersebut barulah dapat dilakukan perhitungan dimensi dengan rumus yang telah ditetukan dan untuk masing-masing dimensi rumus yang digunakan berbeda. Hasil perhitungan dimensi meja dan kursi komputer ada yang berupa nilai fix dan ada pula yang berupa batas ataupun range. Agar lebih jelas hasil perhitungan dapat dilihat pada gambar 5.3 di bawah ini :

Tabel 5.1 Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak

Range Batas Fix

Seat Height

Seat Depth

Seat To Desk Height

Table Height

Table Thick

Seat Width

Seat To Desk Clearance

Upper Edge Of Backrest

(50)

V- 3

5.3Perbandingan Ukuran Meja dan Kursi Kumputer Anak yang Telah Ada dengan Hasil Perhitungan

Meja dan kursi komputer yang digunakan pada SD Widya Wacana 2 dan SDN 15 Surakarta adalah meja dan kursi komputer seperti yang ada dipasaran. Meja dan kursi ini memiliki ukuran yang sesuai dengan orang dewasa sehingga tidak sesuai dengan ukuran anthropometri anak. Hal ini yang menyebabkan postur kerja anak menjadi buruk dan timbulnya keluahan setelah menggunakan komputer. Pada penelitian ini dilakukan penentuan dimensi meja dan kusi komputer anak. Penentuan dimensi mengacu pada titik-titik anthropometri tertentu dan ukuran anthropometri dari anak. Titik-titik yang diukur yaitu Stature, Popliteal Height, Buttock-Popliteal Length, Elbow Height Sitting, Hip Width,

Thigh Thickness, Subscapular Height untuk menentukan dimensi meja dan kursi

anak. Dari titik-titik tersebut akan dilakukan perhitungan dengan rumus yang berbeda untuk tiap dimensinya seperti yang telah dilakukan di bab 4. Dengan ditentukan dimensi yang sesuai dengan anthropometri anak ini diharapkan dapat memperbaiki postur kerja anak saat menggunakan komputer dan mengurangi keluhan yang dirasakan anak setelah menggunakan komputer.

5.4Perbandingan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak Pada SD Widya Wacana 2 Surakarta dan SDN 15 Surakarta dengan Hasil Perhitungan

Meja dan kursi komputer yang digunakan pada SD Widya Wacana 2 dan

SDN 15 Surakarta memiliki dimensi yang tidak sesuai dengan ukuran anthropometri anak. Perbandingan dimensi meja dan kursi komputer anak pada SD Widya Wacana 2 dan SDN 15 Surakarta dengan hasil perhitungan pada dilihat pada tabel 5.2.

(51)

V- 4

Tabel 5.2 Perbandingan Dimensi Meja dan Kursi Komputer Anak

Dimensi Perhitungan SD Widya Wacana 2 SDN 15

Seat Height 39,85 48 40

Seat Depth

30,048

38 36

Seat Width 25,79 < SW 38 80

Upper Edge Of Backrest 31,28 ≥ UEH 36 -

Table Height 60,03 73 72

Dari hasil perbandingan dimensi meja dan kursi komputer anak pada SD Widya Wacana 2 dan SDN 15 Surakarta dengan hasil perhitungan dapat dilihat bahwa pada dimensi meja dan kursi pada kedua sekolah tidak ada yang sesuai ataupun masuk dalam range dimensi dari hasil perhitungan. Meja dan kursi komputer pada kedua sekolah memiliki dimensi yang lebih besar dibandingkan dengan dimensi hasil perhitungan pada penelitian ini.

(52)

VI - 1

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab VI merupakan kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. Berikut merupakan kesimpulan dan saran yang diperoleh.

6.1KESIMPULAN

Dari pengolahan data yang telah dilakukan didapat dimensi untuk meja dan kursi komputer anak. Dimensi yang diperoleh terdapat tiga jenis, yaitu range, batas dan nilai fix. Untuk Against Upper Edge Of Backrest didapat nilai fix sebesar 31,28 cm. Terdapat 2 dimensi yang merupakan nilai batas, yaitu Seat Width 25,79 < LK dan Seat To Desk Clearance 12,58 < SDC. Untuk dimensi yang

berupa nilai range, yaitu Seat Height 34,64 ≤ SH ≤ 39,85, Seat Depth 25,304 ≤ SD

≤ 30,048, Seat To Desk Height 15,18 ≤ SDH ≤ 20,18, Table Height 60,03

dan Table Thick 2,61 8,61.

6.2SARAN

Berangkat dari dimensi yang telah ditentukan dapat ditindaklanjuti dengan perancangan meja dan kursi kompute anak.

Gambar

Tabel 2.1 Keterangan Gambar Anthropometri …………………………. II - 7
Gambar 2.1 Ukuran Tubuh Manusia yang Sering Digunakan Untuk Merancang Produk Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 1995 commit to user
Gambar 2.2 Anthropometri Fungsional atau Dinamis Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 1995
Gambar 2.3 Anthropometri Fungsional atau Dinamis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 3.11 Diagram Data Hasil Kuesioner Apakah anda mengetahui alat-alat yang digunakan dalam memainkan kesenian musik Gamelan Degung?...28.. Gambar 3.12 Diagram Data

Halaman ini berisi menu data basis kasus yang berfungsi mengelola basis kasus dan menu logout untuk keluar dari area pakar. Halaman beranda pakar dapat dilihat pada

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hasil pengukuran komponen kelincahan yang diukur dengan menggunakan tes Shuttle Run diperoleh data sebagai berikut : rata – rata

Selanjutnya dari hasil pengukuran tiap titik seperti pada gambar 4 dan dari data tabel 5 diperoleh nilai intensitas rata-rata ruang laboratorium komputer Sekolah Dasar Negeri

Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa di dalam basis data yang dibuat terdiri dari 7 tabel yakni tabel user yang berisi pengguna sistem, tabel transaksi_masuk untuk menyimpan transaksi

Selanjutnya dari hasil pengukuran tiap titik seperti pada gambar 4 dan dari data tabel 5 diperoleh nilai intensitas rata-rata ruang laboratorium komputer Sekolah Dasar Negeri

Dari hasil analisa data antropometri anak Sekolah Dasar Juara Batam dengan menggunakan Kuesioner Nordic Body Map (NBM) ditemukan 5 bagian tubuh siswa yang mengalami

Sebagian hasil pengujian modul image rectification dapat dilihat pada tabel 2 Nilai baik atau tidak dari dua buah gambar ditentukan dari apakah gambar yang dihasilkan