ACARA I PENGENALAN ALAT
A. TUJUAN
Mengenal berbagai macam alat dan cara penggunaannya secara benar pada praktikum Mikrobiologi.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi adalah area spesiliasisasi dari biologi yang berhubungan dengan mahkluk hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat tanpa perbesaran. Beberapa mikroorganisme mikroskopis tersebut secara kolektif disebut sebagai mikroorganisme, mikroba, atau beberapa istilah lain, tergantung pada tujuannya (Talaro, 2008).
Karena objek kurang dari 1 mm pada diameternya tidak dapat dilihat dengan jelas dan harus diperiksa dengan mikroskop, mikrobiologi bersangkutan terutama dengan organisme dan agen – agen kecil dan yang lebih kecil lagi. Bagaimanapun, beberapa mikroorganisme terutama beberapa mikroba eukariotik dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop (Willey, Sherwood, Woolverton, 2008).
Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan organisme – organisme terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Beberapa study harus melibatkan dan memakai gabungan mikroskop yang baik. Meskipun mikroskop memiliki banyak tipe dan variasi, hal mendasar dari mikroskop terdiri dari 2 sistem lensa, yaitu variabel terkontrol dari sumber cahaya dan bagian mesin yang dapat disesuaikan dengan bagian untuk menentukan panjang focal antara lensa dan spesimen (Cappucino dan Sherman, 2011).
Sterilitas merupakan tanda dari suksesnya pekerjaan dalam laboratorium mikrobiologi. Sterilisasi adalah proses dari dalam pembuatan media yang bebas dari segala material atau pun kontaminan lain. Untuk mencapai sterilisasi, wajib menggunakan peralatan yang steril dan menggunakan teknik aspetik (Cappucino dan Sherman, 2011).
sebelumnya telah disterilisasi dengan pemijaran (Madigan, Martinko, Dunlap, dan Clark, 2009).
C. DASAR TEORI
Mikroorganisme adalah ilmu yang spesifik, yang mempelajari tentang mahkluk hidup yang berukuran kecil, yang tidak dapat dilihat secara kasat mata. Objek mikrobiologi adalah organisme yang dalam istilah lain disebut dengan mikroorganisme atau mikroba atau sebutan/istilah yang lainnya.
Ukuran dari objek mikrobiologi adalah kurang dari 1 mm sehingga harus dilihat di bawah perbesaran mikroskop. Tetapi, tidak semua mikroorganisme hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop. Ada juga mikroorganisme yang dapat dilihat secara kasat mata tanpa bantuan mikroskop yaitu mikroorganisme eukariotik sebagai contohnya.
Karena mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan organisme – organisme terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang, beberapa study harus menggunakan gabungan mikroskop yang baik untuk dapat melihat organisme – organisme tersebut dengan jelas. Walaupun mikroskop mempunyai banyak tipe dan variasi, hal mendasar dari mikroskop terdiri dari 2 sistem lensa, yaitu variabel terkontrol dari sumber cahaya dan bagian untuk menentukan panjang focal antara lensa dan spesimen.
Mikrobiologi juga tidak lepas dari kata sterilitas. Sterilitas merupakan kunci keberhasilan dalam praktikum mikrobiologi. Sterilisasi sendiri adalah proses pembebasan media uji dari segala bentuk kontaminasi dan material lain yang tidak diinginkan. Sterilisasi dapat dilakukan dengan menerapkan teknik aseptik dan menggunakan alat – alat yang steril.
Saat praktikum mengenai oertumbuhan mikroba, yang harus dipersiapkan adalah media untuk tempat pertumbuhan mikroba, dan mikroba yang sebelumnya telah ditumbuhkan. Praktik ini menggunakan teknik aseptik untuk mencegah kontaminan masuk dalam media. Teknik aseptik merupakan langkah awal yang diperlukan praktikan pemula untuk melakukan percobaan/praktikum. Teknik aseptik juga diperlukan saat dilakukan pemindahan mikroba atau media dari satu tabung reaksi ke tabung reaksi lain dengan menggunakan jarum inokulasi atau needle yang steril. Pensterilan jarum inokulasi dilakukan dengan pemijaran jarum pada api, terutama api yang berwarna biru.
D. SKEMA KERJA
Simulasi/demo alat dan penjelasan mengenai cara kerja dan fungsi alat
No. Nama Alat Gambar Alat Fungsi Alat
1. Jarum inokulasi
Untuk menanam mikroba dengan cara di tusukkan.
2. Jarum enten
Untuk mengambil mikroba berupa biakan atau fungi
3. Jarum Ose
Untuk menanam mikroba dengan cara goresan.
4. Batang
spreader
Untuk menanam mikroba dengan cara sebar.
5. Cawan petri
Untuk meletakkan media yang akan di tanami mikroba.
6. Lampu
Bunsen
Untuk mensterilkan alat-alat berbentuk logam dan
7. Glass Firn
Untuk mengambil media atau cairan dan mengatur volume cairan yang di ambil yang di hubungkan dengan pipet volume.
8. Mikro pipet
Untuk mengambil cairan dalam jumlah kecil atau mikro.
9. Pelubang
Sumuran
Untuk membuat sumuran pada medium agar.
10. Kaca Objek
Untuk meletakkan bakteri yang akan di amati
11. Kaca Objek cekung
Untuk meletakkan objek berwujud cair, yang diamati dengan mikroskop.
12. Pinset
13. Tabung U
Untuk mengencerkan cairan atau meletakkan cairan lain.
14. Tabung
erlenmeyer
Untuk mengencerkan dan meletakkan cairan.
15. Beaker
Glass
Untuk meletakkan cairan
16. Tabung
durham
Untuk menguji potensi mikrobia yang menghasilkan oksigen ( menimbulkan gelembung )
17. Paper blank
Tidak memiliki antibiotik, memiliki kegunaan yang sama dengan paper disk
18. Tabung
reaksi
19. Filter bakteri
Untuk menyaring bakteri, merupakan media yang tidak tahan terhadap panas.
20. Penjepit
Untuk menjepit tabung reaksi atau alat lainnya saat
dipanaskan atau untuk perlakuan lain.
21. haemositom eter
Untuk menghitung jumlah sel-sel bakteri.
22. Mikroskop
Untuk mengamati objek yang berukuran kecil atau tidak terlihat oleh mata telanjang atau mikroskopis dan juga sering digunakan untuk sediaan yang diwarnai.
23. Autoklaf
Untuk mensterilkan bahan, media, atau alat dengan pemanasan basah
24.
MSC (Microbiolo gical Safety Cabinet )
25. Inkubator
Untuk mengeramkan media yang telah ditanam dengan jasad renik.
26. Oven
Untuk sterilisasi dengan panas kering.
27. Kulkas
Untuk menyimpan media steril yang siap di pakai, agar isi dan mutu media tersebut tidak berubah.
28. Timbangan digital
Untuk menimbang bahan pembuat media.
28. Shaker
inkubator
30. Colony cuonter
Untuk menghitung kumpulan mikroorganisme yang
membentuk kelompok seperti pada kumpulan biakan bakteri.
31. vortex
Untuk menghomogenkan suatu media dengan bahan yang digojok ( sementara) di dalam tabung reaksi
menggunakan aliran listrik.
32. Hot plate
Untuk memanaskan bahan atau pembuat media sehingga homogen dan dapat dituang kedalam media.
33. Pipet tetes
Untuk mengambil cairan seperti Etanol 70%
34. sendok
Untuk menggambil bahan
35. Pipet
volume
Untuk meneteskan cairan dalam jumlah kecil tanpa takaran yang pasti.
36. Cawan
arloji
37. Magnet
Untuk membantu
menghomogenkan cairan didalam tabung erlenmeyer yang di pasangkan dengan magnetic stirrer.
38. Rak tabung reaksi
Untuk meletakkan tabung reaksi
39. Antibiotik zone reader
Untuk mengukur diameter zona hambat, bisa juga untuk menghitung bakteri.
40. Gelas ukur
Untuk mengukur cairan dalam volume tertentu.
41.
Hot plate magnetic stirrer
F. PEMBAHASAN
Tujuan praktikum ini adalah agar praktikan mengenal bermacam-macam alat dan penggunaannya secara benar pada praktikum mikrobiologi.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi antara lain : jarum ose, jarum inokulasi (needle), jarum enten, spreader, cawan petri, kaca objek, penutup kaca objek, kaca objek cekung, tabung reaksi, durham, haemositometer, labu ukur, erlenmeyer, beaker glass, gelas ukur, pipet ukur, glass firn, penjepit, Bunsen, mikropipet, yellow tip/ blue tip, pelobang sumuran, syringe dan milipore, filter bakteri, cotton bud, paper disk, dan pinset.
Jarum ose digunakan untuk menanam mikroba dengan cara goresan. Langkah pertama yaitu membagi cawan petri menjadi tiga bagian. Dua bagian seperempat di bagian bawah cawan petri dan satu bagian setengah lingkaran di bagian atasnya. Sebelum digunakan jarum ose harus di sterilkan terlebih dahulu dengan cara pemijaran pada seliuruh batangnya. Ambil mikroba sesuai perintah atau yang dibutuhkan dengan ujung jarum ose dan digoreskan ke media pada cawan petri dengan arah horizontal, zig-zag, dan rapat pada daerah pertama. Langkah selanjutnya yaitu dengan menggoreskan jarum ose yang telah disentuhkan pada bagian akhir bagian pertama ke daerah kedua dengan arah vertikal zig-zag dan renggang . Kemudian goreskan jarum ose yang telah disentuhkan pada bagian akhir bagian kedua ke daerah ketiga dengan arah horizontal, zig-zag dan semakin renggang.
Selain jarum ose terdapat jarum inokulasi/ needle yang berfungsi untuk menanamkan mikroba dengan cara tusukan. Jarum enten berfungsi untuk mengambil mikroba berupa biakan jamur/ fungi, dan spreader yang berfungsi untuk menanam mikroba dengan cara disebar.
Sebelum digunakan untuk menanam atau mengambil mikroba, seluruh alat tersebut harus di sterilkan terlebih dahulu dengan cara pemijaran. Jarum ose, jarum inokulasi, jarum enten, dan spreader di celupkan ke dalam alkohol. Kemudian jarum ose, jarum inokulasi, dan jarum enten di pijar pada nyala api Bunsen yang berwarna buru hingga ujung jarum berwarna merah bara. Didiamkan sebentar hingga suhu tidak terlalu panas sebelum digunakan. Sedangkan untuk spreader setelah diberi alcohol ujung spreader tidak boleh langsung mengenai api Bunsen karena ujung spreader dapat meleleh.
pergerakan bakteri dapat menggunakan kaca objek cekung. Untuk menutup objek yang akan diamati menggunakan penutup objek.
Tabung reaksi dan cawan petri digunakan sebagai tempat media perkembangbiakan mikroba. Media yang sering digunakan dalam tabung reaksi dan cawan petri berupa agar atau cairan, namun hanya yang berupa padatan agar yang dapat di aplikasikan di cawan petri. Tabung reksi yang digunakan untuk media akan selalu diberi penutup maupun kapas berlemak untuk mencegah adanya kontaminan masuk ke media.
Durham dapat digunakan untuk mengetahui hasil fermentasi karbohidrat apakah ada gas atau tidak. Sedagkan untuk menghitung jumlah sel bakteri atau sel darah dapat menggunaan haemositometer. Untuk mengencerkan larutan ke konsentrasi tertentu menggunakan labu ukur. Strirer digunakan untuk membantu mengaduk media dalam bentuk cairan.
Vortex dapat digunakan untuk homogenisasi senyawa kimia yang terdapat di tabung reaksi, tabung diletakkan pada lubang kemudian mesin dinyalakan agar dapat bergerak. Dengan tegangan yang diberikan membuat larutan dalam tabung tersebut dapat tercamur merata.
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume cairan. Pipet ukur digunakan untuk memindahkan cairan dalam skala militer. Alat yang digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah banyak adalah glass firn. Mikropipet mempunyai fungsi yang sama dengan glass firn, perbedaanna terletak pada jumlah cairan yang akan di ambil. Mikropipet digunakan bila zat yang akan diambil dalam skala mikro. Pada ujung mikro pipet digunakan blu tip untuk mengambil cairan sebanyak 5-50 µL dan yellow tip untuk mengambil cairan sebanyak 200-1000 µL.
Gelas beker digunakan sebagai tempat atau wadah larutan atau cairan. Untuk menyaring larutan menggunakan milipore yang telah terhubung dengan syringe untuk mengambil dan mengeluarkan larutan atau cairan. Filter bakteri digunakan untuk menyaring bakteri yang ada meda. Hot plate digunakan untuk pembuatan bahan yang memerlukan pemanasan. Lubang sumuran digunakan untuk membuat lubang pada media yang akan ditanami.
Microbiological Safety Cabinet (MSC) digunakan sebagai ruang untuk melakukan penanaman mikroba. Alat ini bekerja secara aseptis dan steril karena memiliki pengaturan pola dan penyaringan udara. Sebelum MSC digunakan maka perlu adanya aplikasi sinar UV selama 1x24 jam agar terjamin kesterilannya. Lampu UV di pasang di langit-langit MSC agar dapat mensterilkan udara dan semua permukaan alat. Praktikan perlu berhati-hati dengan sinar V yang ada karena dapat merusak kulit dan mata.
Membunuh mikroorganisme dengan cara penguapan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu uap kering dan uap basah. Penguapan dengan uap basah dapat dijumpai pada penggunaan autoklaf sedangkan uap kering menggunakan oven yang memiliki rentang suhu optimum 160º-180ºC. Penggunaan oven memerlukan waktu yang relative lebih lama daripada sterilisasi uap basah karena panas lebih sulit untuk menembus permukaan alat. Selain menggunakan uap basah dan kering ada teknik sterilisasi dengan cara basah, pengaplikasian teknik ini degan incubator. Cara kerja incubator adalah menginkubasi alat/media sesuai dengan suhu yang diperlukan/diinginkan. Selain untuk proses sterilisasi, inkubator digunakan untuk memacu proses perkembangbiakan mikroba.
Shaker incubator digunakan untuk menghomogenkan media dan mikroba dengan cara pengocokan dalam keadaan stabil dan dengan suhu tertentu. Dalam menggunakan shaker incubator harus diperhatikan bahwa alat terus menyala sampai waktu tertentu yang dibutuhkan karena sewaktu-waktu dapat berhenti dan percobaan menjadi gagal.
Refrigerator atau lemari pendingin digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti penanganan dan tempat penyimpanan media. Media yang dibuat dan tidak langsung digunakan di simpan di lemari pendingin agar tetap terjaga kesterilannya dan tidak ditumbuhi bakteri atau jamur, juga mencegah agar media tidak rusak selama belum digunakan khususnya media yang tidak tahan panas. Selain media lemari pendingin juga digunakan untuk menyimpan bahan/ alat yang steril.
Jika praktikan ingin menghitung banyaknya mikroba yang ada pada suatu biakan dapat menggunakan colony counter. Dapat digunakan untuk menghiung jumlah mikroba dalam satu lingkaran penuh atau dengan membagi lingkaran menjadi empat bagian. Terdapat kaca pembesar yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan.
Tiga cara yang dikenal dalam penanaman mikroba adalah strak plate, spread plate, dan pour plate. Pada teknik streak plate sel mikroba akan diletakkan di tepi media agar pada cawan petri dengan jarum ose, kemudian mikroba akan di goreskan menggunakan jarum ose dengan pola-pola tertentu. Jarum ose dan media harus terus disterilkan setiap akan membuat pola baru.
Pada teknik spread plate campuran dengan volume yang kecil terdiri dari 30-300 mikroba dituang ke tengah-tengah media agar cawan petri lalu disebar menggunakan batang bengkok/ spreader ke seluruh permukaa cawan petri hingga merata seluruhnya.
Pada teknik pour plate campuran mikroba dengan volume tertentu dipanaskan terlebih dahulu dengan suhu ±45ºC kemudian dituang pada cawan yang steril dan akan mengeras pada cawan petri. Teknik ini biasanya digunakan untuk bakteri archae dan fungi. G. KESIMPULAN
Pada praktikum pada acara 1 yaitu pengenalan alat, praktikan telah mengenal alat-alat yang ada dan digunakan pada praktikum mikrobiologi serta mengetahui kegunaan dari masing-masing alat tersebut. Pada saat praktikum perlu adanya proses sterilisasi yang dilakukakan sebelum ataupun sesudah penggunaan bahan. Pengembangbiakan bahan mikroba bisa dilakukan di ruang steril maupun di ruang biasa dengan tempat pengembangbiakan seperti di tabung reaksi.
H. DAFTAR PUSTAKA
Cappucino J.G. and Sherman, Natalie., 2011, Microbiology a Laboratory Manual, 9th ed., Pearson Education, San Fransisco, pp. 1-6, 29-36
Madigan, M.T., Martinko, J.M., Dunlap P.V., and Clark, D.P., 2009, Biology of Microorganisms, 12th ed., Pearson Benjamin Cunnings, San Fransisco, pp. 2-10, 113-115
Talaro, K.P., 2008, Foundations in Microbiology, 6th ed., McGraw-Hill, New York, pp. 2, 16-17, 74
Tortora, G.J., Funke, B.R., Case, C.L., 2010, Microbiology and Intoduction, 10th ed., Benjamin Cummings, San Fransisco, pp. 54-56
I. MENJAWAB PERTANYAAN DISKUSI 1. Autoklaf
Keterangan gambar: 1. Pegangan 2. Tutup autoklaf
3. Exhaust untuk membuang gas/ uap dalam autoklaf
4. Tombol power untuk menyalakan dan mematikan mesin autoklaf
5. Lampu penanda merah indikator air dalam autoklaf, menyala bila air habis. 6. Lampu penanda hijau menunjukkan berlangsungnya sterilisasi
7. Indikator tekanan menunjukkan indikator tekanan pada autoklaf 8. Timer sebagai pengukur waktu
9. Drainese tombol untuk membuang air dalam autoklaf 10. Klap pengaman untuk menutup dan mengunci autoklaf
Fungsi Autoklaf
Untuk sterilisasi panas basah serta mensterilkan alat dan bahan yang digunakan. Prinsip kerja autoklaf
Autoclaf merupakan alat pemanas tertutup yang digunakan untuk
mensterilisasialat dengan tekana uap panas pada suhu 121° C dengan tekanan 1 atm. Suhu panas membuat organisme mati.
1 2 3 4
5
6 7
10
Mikroskop
Keterangan gambar :
1. Body tube penghubung lensa objektif dan okuler
2. Lensa Okuler Lensa yang dekat dengan mata pengamat yang berfungsi untuk membentuk bayangan maya tegak, diperbesar dari lensa objektif.
3. Revolver mengganti perbesaran lensa objektif dengan cara diputar.
4. Lensa Objektif lensa yang berada dekat dengan objek yang diamati. Membentuk bayangan nyata, terbalik diperbesar yang diatur oleh revolver untuk menentukan perbesarannya
5. Lengan Mikroskop untuk menyangga atau menopang mikroskop dan untuk memegang ketika memindahkan
6. Kondensor dan diafragma mengatur jumlah cahaya yang masuk
7. Penjepit Preparat menjepit kaca objek agar tidak mudah bergeser ketik diamati.
8. Coarse focus knob untuk memperjelas objek dengan menaik-turunkan tabung mikroskop secara cepat
9. Fine focus knob untuk memfokuskan objek dengan menaik-turunkan tabung mikroskop secara lambat atau halus.
10. Pengatur meja preparat untuk mengatur posisi meja agar dapat diamati
1 2
3 4
5
6
7 8
10 9
11. Iluminator bisa diganti dengan cermin sebagai sumber cahaya untuk mikroskop
12. Meja preparat untuk meletakkan kaca preparat yang ingin diamati Fungsi Mikroskop
Untuk mengamati mikroorganisme yang berukuran kecil atau tak terlihat oleh mata telanjang
Prinsip Kerja Mikroskop
Objek ditempatkan dibawah lensa objektif sehingga dibentuk bayangan nyata terbalik diperbesar. Lensa okuler mempunyai peran sebagai loop sehinggapengamat dapat melakukan dengan dua jenis penguatan yaitu dengan mata tak berakomodasi atau dengan mata berakomodasi maksimum.
Keterangan gambar :
1. Jarum inokulasi Untuk menanam mikroba dengan cara di tusukkan. 2. Jarum enten Untuk mengambil mikroba berupa biakan atau fungi 3. Jarum Ose Untuk menanam mikroba dengan cara goresan. 4. Batang spreader Untuk menanam mikroba dengan cara sebar. 5. Pelubang Sumuran Untuk membuat sumuran pada medium agar. 6. PinsetUntuk mengambil benda yang tidak boleh di sentuh oleh tangan.
5
2 3 4 1