• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIKUM

ISOLASI MIKROORGANISME DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP

Dibuat oleh:

Yesaya Reuben Natanael

(2313100146)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TEKNIK

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2015

(2)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS

LAPORAN RESMI

INOKULASI MIKROORGANISME DAN MIKROSKOP

I. Tujuan

I.1 Inokulasi Mikroorganisme

Tujuan dari percobaan Inokulasi Mikroorganisme ini adalah untuk mempelajari teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril

I.2 Mikroskop

Tujuan dari percobaan Mikroskop ini adalah:

a. Melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morfologi jamur, yeast, bakteri dan beberapa mikroorganisme

b. Mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme c. Melatih mengamati preparat

II. Pengamatan

II.1 Inokulasi Mikroorganisme

Tabel II. 1 Hasil Percobaan Inokulasi Mikroorganisme Tabung reaksi

(24 jam)

Hasil pengamatan

Media NBA (L. plantarum) Media PDA (A. niger)

(3)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS -Biakan (tampak atas )

Keterangan - Warna : - Kepekatan : - Diameter : Putih Agak pekat 9cm

Putih, ada hitamnya Agak pekat

6cm

Tabung reaksi (46 jam)

Hasil pengamatan

Media NBA (L. plantarum) Media PDA (A. niger)

(4)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS -Biakan (tampak atas )

Keterangan - Warna : - Kepekatan : - Diameter : Putih Agak pekat 9.1cm Hitam Agak pekat 9.8cm Petri Dish (24 jam) Hasil pengamatan

Media PDA (L. plantarum) Media NBA (A. niger)

(5)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS -Biakan (tampak atas )

Keterangan - Warna : - Kepekatan : - Diameter : Putih Agak pekat 6.5cm

Putih, ada hitamnya Agak pekat

(6)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS -Biakan (tampak samping)

Keterangan -Warna : - Kepekatan : - Diameter : Putih Agak pekat 6.5cm Putih Agak pekat 5.5cm Petri Dish (46 jam) Hasil pengamatan

Media PDA (L. plantarum) Media NBA (A. niger)

(7)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS -Biakan ( tampak atas )

Keterangan -Warna : - Kepekatan : - Diameter : Putih Agak pekat 6.5cm

Putih, ada hitamnya Agak pekat

(8)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS -Biakan (tampak samping)

Keterangan -Warna : - Kepekatan : - Diameter : Putih Agak pekat 6.5cm

Putih, ada hitamnya Agak pekat

5.5cm

II.2. Mikroskop

Tabel II.2 Hasil Pengamatan Menggunakan Mikroskop

Preparat Hasil percobaan Keterangan

Lactobacillus plantarum Berkoloni berwarna hitam kehijauan (perbesaran 400x) Aspergillus niger Berkoloni dan berwarna hitam (perbesaran 1000x)

(9)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS III. Pembahasan

III.1 Inokulasi Mikroorganisme

Tujaun dari percobaan inokulasi mikroorganisme adalah untuk mempelajari teknik inokulasi mikroorganisme pada media steril. Secara umum, inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama ke medium baru dengan tingkat ketelitian tinggi. Pada percobaan ini digunakan metode gores dengan cawan petri dan tabung reaksi.

Langkah pertama dalam percobaan ini ialah mempersiapkan semua alat untuk percobaan dan lalu setiap cawan petri dan tabung reaksi diisi dengan media NBA dan PDA cair. PDA, atau Potatoes-Dextrose Agar adalah suatu media dari bahan dasar kentang dan dextrose. Media PDA sangat cocok digunakan untuk mengembangbiakkan fungi dan molds. Secara umum PDA karena berbahan dasar kentang, maka ia mengandung potato, dextrose, air dan juga agar. Sedangkan NBA, Nutrient Broth Agar, adalah media kaldu nutrien yang sudah ditambahkan agar dari ganggang merah, dengan tujuan membuatnya menjadi fase semi padat. Kaldu nutrien ini mengandung kaldu daging, air, dan sumber protein berupa pepton. NBA lazim digunakan sebagai media dari pertumbuhan bakteri. Jadi PDA lebih cocok sebagai media untuk fungi dan untuk NBA lebih cocok

sebagai media pertumbuhan bakteri

(Prescott,2002)

Langkah berikutnya ialah mensterilkan semua peralatan beserta media yang akan digunakan. Sterilisasi merupakan suatu metode untuk membunuh semua mikroorganisme agar didapatkan suatu keadaan yang sterill. Tujuan proses sterilisasi adalah agar pada saat inokulasi, tidak terjadi kontaminasi oleh mikroorganisme lain. Proses sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai metode, namun pada percobaan kali ini digunakan metode uap panas, dengan bantuan autoclave. Autoklaf adalah alat sterilisasi, di mana alat praktikum dipanaskan dengan uap aquades jenuh pada suhu 121

o

C dan tekanan 15 psi, selama 15 menit. Pemanasan dilakukan pada suhu 1210C ditujukan agar dapat membunuh semua mikroorganisme, karena pada suhu ini, bakteri akan mati dengan uap panas dan juga pada suhu ini spora tidak dapat hidup, dengan demikian sterilisasi akan berjalan maksimal. Pemanasan dilakukan selama 15 menit, karena mikroorganisme dan endospore hanya dapat bertahan selama maksimum 13 menit, maka dengan waktu 15 menit dapat dipastikan bahwa alat akan steril. Pada saat cawan petri disterilkan, sudah terlebih dahulu dibungkus dengan kertas pembungkus coklat dan untuk tabung reaksi perlu untuk disumbat dengan kapas. Tujuan pemberian kertas pembungkus dan kapas ialah agar dalam cawan petri maupun tabung reaksi tidak termasuki

(10)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS

oleh air kondensasi dari proses sterilisasi, hal ini untuk mencegah air mengganggu media inokulasi yang disterilkan.

(Prescott,2002) Setelah distrerilisasi di dalam autoklaf, kemudian tabung reaksi dan cawan petri dikeluarkan dan didinginkan. Hal ini bertujuan agar pada saat proses inokulasi, inokulum tidak mati akibat dari panas dari media yang sudah di sterilisasi. Untuk tabung reaksi, pada saat proses pendinginan, tabung reaksi dimiringkan dengan tujuan untuk memperluas permukaan agar memudahkan proses penggoresan pada saat inokulasi bakteri.

Pada percobaan ini, proses inokulasi dilakukan dengan metode gores (streak). Selain metode gores, metode lain yang lazim digunakan adalah metode tuang (pour-plate), adapun metode tusuk. Metode gores merupakan metode yang paling lazim digunakan karena mamiliki keunggulan yaitu metode ini menghemat bahan media dan waktu. Akan tetapi dibutuhkan keahlian yang mumpuni untuk melakukanya. Metode gores, pertama satu loop mikroba diambil dengan jarum ose lalu digoreskan secara zig-zag pada cawan petri atau secara lurus pada tabung reaksi. Metode penggoresan pada cawan petri pun ada beberapa macam : quadrant, radiant, dan continuous. Penggoresan secara zig zag termasuk dalam cara penggoresan secara contiuous. Untuk metode tuang merupakan metode pengenceran dari satu lup bakteri dalam media cair, kemudian dipindahkan beberapa kali ke beberapa media lain hingga bakteri biakan murni diperoleh. Metode tuang memiliki keunggulan yaitu mudah dilakukan dan tidak membutuhkan kemampuan khusus, namun membutuhkan media yang banyak.

(Benson, 2001) Pada proses inokulasi dengan metode gores, hal yang dilakukan ialah menggores secara zig-zag pada cawan petri dan lurus pada tabung reaksi dari dasar tabung hingga ke mulut tabung. Pada proses ini media pada tabung reaksi dan cawan petri harus telah mengeras. Teknik penggoresan seperti ini (zig zag untuk cawan petri dan lurus untuk tabung reaksi) bertujuan untuk mendapatkan koloni bakteri yang banyak. Selama proses inokulasi, semua kegiatan harus dilakukan di dalam in case, dengan tujuan untuk mengurangi kontaminasi dari udara ke dalam media. Pada inokulasi dengan menggunakan tabung reaksi, tabung reaksi dengan induk biakan dipegang diantara jari telunjuk dan jari tengah dan tabung reaksi yang akan diinokulasikan dipegang diantara jari tengah dan jari manis. Selanjutnya, sumbat kapas dibuka dengan menggunakan jari manis dan jari tengah. Ujung tabung reaksi dipanaskan, lalu didinginkan sejenak, setelah itu loop inokulasi dimasukkan ke dalam tabung biakan induk untuk mengambil mikroorganisme. Kemudian bakteri di loop inokulasi

(11)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS

digoreskan pada media yang akan digunakan untuk inokulasi. Inokulasi dengan media yang berada pada cawan petri, maka penggoresan dilakukan dengan membuka tutup cawan petri sedikit agar kemungkinan kontaminasi dapat diminimalisir dan selanjunya daerah cawan petri yang dibuka juga dipanaskan dengan api. Seluruh proses penggoresan tidak boleh merusak media agar. Setelah dilakukan penggoresan, loop inokulasi dipanaskan kembali dengan api. Pada proses inokulasi, jarum ose, mulut tabung reaksi, dan sisi cawan petri dipanaskan dengan api, dengan tujuan untuk mensterilkan peralatan inokulasi dari mikroorganisme lainya. Namun pemanasan dengan api hanya dapat membunuh mikroorganisme yang melekat pada alat inokulasi, maka dari itu tetap disarankan untuk tetap menutup tempat media dan tempat inokulasi agar tidak terkontaminasi mikroorganisme dari udara. Untuk percobaan ini, pada cawan petri digoreskan Lactobacillus plantarum di media PDA dan Aspergillus niger di media NBA, sedangkan pada tabung reaksi, Lactobacillus plantarum digoreskan pada media NBA dan Aspergillus niger di media PDA.

(Reiss, 2011) Setelah proses penggoresan, cawan petri dan tabung reaksi yang telah diinokulasi dimasukkan ke dalam inkubator. Hal ini bertujuan untuk menginkubasi inokulum pada suhu yang konstan (30

o

C) selama kurang lebih 24 dan 46 jam. Cara menaruh cawan petri selama proses inkubasi yaitu dengan diletakkan secara terbalik. Tujuan membalik cawan petri adalah untuk mencegah embun dari uap air menetes dan mengendap di atas mikroba, yang akan memengaruhi pertumbuhan mikroba itu sendiri.

Setelah 24 jam inkubasi, cawan petri dan tabung reaksi dikeluarkan. Pada cawan petri yang digunakan untuk menginokulasi bakteri Lactobacillus plantarum, memakai media PDA, terdapat koloni bakteri yang tumbuh namun tumbuhnya tidak beraturan, hal ini dapat disebabkan karena kesalahan pada penggoresan pada proses inokulasi. Pada cawan petri yang lain, diinokulasikan Aspergillus niger pada media NBA. Pada cawan petri ini terdapat koloni yang tumbuh dengan pola zig-zag, dan terdapat banyak berkas putih tersebar pada cawan petri, padahal sesuai dengan literatur Niger berwarna hitam, namun hal ini terjadi karena niger belum tumbuh sempurna pada saat ini, sehingga masih cenderung berwarna putih. Untuk inokulasi pada tabung reaksi, tabung reaksi yang digunakan untuk menginokulasi Lactobacillus plantarum, menggunakan media NBA, terdapat koloni yang jelas dan tersebar teratur, dengan pola lurus sesuai dengan penggoresan dari dasar tabung reaksi sampai ke ujung dari media dan untuk Aspergillus niger, pada media PDA, terdapat koloni yang tumbuh dengan pola lurus seperti pola penggoresan, namun juga masih berwarna putih

(12)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS

pada permukaan media, sama halnya seperti yang di dalam cawan petri. Hal ini dikarenakan jamur belum tumbuh sepenuhnya, sehingga warnanya masih putih.

(Aspergillus,2011) Sesuai dengan literatur bahwa jamur ( A. niger) semestinya tumbuh kurang baik pada media NBA, namun pada tahap ini belum terlalu terlihat adanya hambatan pertumbuhan pada media NBA bila dibandingkan dengan yang diinokulasikan pada media PDA. Sedangkan untuk Lactobacillus plantarum, sudah terlihat bahwa di dalam tabung reaksi lebih pekat bila dibandingkan dengan yang di cawan petri, karena pada tabung reaksi bakteri ditumbuhkan pada media NBA, sehingga sangat cocok untuk pertumbuhan bakteri, maka ia menjadi lebih pekat, menunjukan pertumbuhan yang terjadi lebih baik.

Selanjutnya, cawan petri dan tabung reaksi dimasukan kembali ke dalam inkubator, sehingga proses inkubasi terjadi kurang lebih 46 jam. Lalu setelah 46 jam, dilakukan pengamatan kembali. Untuk Lactobacillus plantarum, secara umum baik pada tabung reaksi maupun pada cawan petri, tidak menunjukan ada perubahan signifikan, hanya ada terlihat perumbuhan sedikit saja bila dibandingkan dengan pengamatan pada waktu 24 jam. Tetapi untuk Aspergillus niger terjadi perubahan yang signifikan, dimana warna dari inokulum ini menjadi warna hitam (sesuai dengan literatur). Hal yang perlu diperhatikan juga bahwa, pada saat ini, pertumbuhan jamur di dalam tabung reaksi lebih baik bila dibandingkan dengan pertumbuhan di cawan petri, hal ini ditunjukan dengan kepekatan dari koloni inokulum pada tabung reaksi lebih pekat bila dibandingkan dengan koloni inokulum di dalam cawan petri. Hal ini terjadi karena jamur tumbuh lebih baik pada media PDA, dimana media PDA memang ditujukan untuk membiakan jamur, dan karena di tabung reaksi digunakan media PDA, maka ia akan lebih baik pertumbuhanya bila dibandingkan dengan yang di dalam cawan petri karena dalam cawan petri jamur diinokulasikan

dalam NBA.

(Atlas, 2006; Aspergillus,2011)

Gambar III.1. Aspergillus niger menurut literatur

Gambar III.2. Aspergillus niger menurut percobaan

(13)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Pada blanko media PDA dan NBA setelah disimpan dalam inkubator, tidak menunjukan adanya perubahan warna, baik pada pengamatan 24 jam maupun 46 jam. Hal ini menunjukan bahwa blanko tetap steril, sehingga menunjukan bahwa lingkungan percobaan tetap steril dari mikroorganisme yang tidak diinginkan.

III.2. Mikroskop

Percobaan mikroskop bertujuan untuk melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morfologi jamur, yeast, bakteri dan beberapa mikroorganisme, mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme, dan melatih mengamati preparat. Dalam percobaan ini mikroorganisme yang akan diamati adalah bakteri Lactobacillus plantarum dan fungi Aspergillus niger.

Mikroskop yang digunakan pada pengamatan ini adalah mikroskop cahaya. Mikroskop cahaya menggunakan cahaya tampak sebagai sumber penerangan. Mikroskop cahaya dibagi menjadi dua yaitu mikroskop konvensional dan modern. Mikroskop modern telah dilengkapi lampu sehingga tidak perlu menggunakan pantulan cahaya seperti mikroskop konvensional. Dengan menggunakan mikroskop cahaya maka mikroorganisme dengan ukuran kecil dapat diamati. Pada mikroskop cahaya perbesaran bayangan objek didapat ketika cahaya dari sumber cahaya (lampu) melewati kondensor, kondensor memiliki lensa yang dapat mengarahkan cahaya pada preparat, dari sini cahaya diteruskan menuju lensa objektif, lensa yang paling dekat dengan spesimen. Kemudian bayangan objek diperbesar lagi oleh lensa okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat. Perbesaran total didapat dengan mengalikan perbesaran lensa objektif dan lensa okuler.

(Tortorra, 2013) Gambar III.3. Lactobacillus plantarum

menurut literatur

Gambar III.4. Lactobacillus plantarum menurut percobaan

(14)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Gambar III.5. Mikroskop cahaya

Pada persiapan membuat preparat, pertama ialah mensterilkan object glass dan deck glass dengan alkohol 70%. Alkohol adalah zat disinfektan yang dapat membunuh mikroorganisme pada object glass dan deck glass sehingga deck glass dan object glass menjadi steril dan tidak ada kontaminan lain. Kemudian diberi aquadest yang sudah disterilkan dengan tujuan agar bakteri tidak membentuk koloni sehingga memudahkan pengamatan nantinya di mikroskop. Selanjutnya mengambil sedikit bakteri dengan loop inokulasi kemudian meletakan pada object glass. Object glass kemudian ditutup dengan deck glass. Proses pengambilan mikroorganisme yang akan diamati, serupa dengan proses inkoluasi, dimana dilakukan secara aseptic di dalam in case.

Setelah membuat preparat, preparat pertama (Lactobacillus plantarum) dijepitkan dengan penjepit preparat pada mikroskop kemudian memulai pengamatan dengan perbesaran 100 kali (10 kali objektif dan 10 kali okuler), penggunaan pembesaran 100 kali adalah agar lebih mudah mengidentifikasi lokasi dari mikroba yang diamati, setelah didapatkan, pengamatan dilanjutkan dengan perbesaran 400 kali, dan 1000 kali hingga didapat bayangan mikroorganisme yang dimaksud. Bayangan terbaik yang didapat pada saat mengamati preparat pertama yaitu pada pembesaran 400 kali. Pengamatan dilanjutkan pada preparat kedua (Aspergillus niger). Dengan langkah yang serupa dengan pengamatan pertama, namun pada pengamatan ini, bayangan terbaik didapatkan pada perbesaran 1000 kali.

(15)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Bakteri Lactobacillus plantarum adalah bakteri non-pathogenic Gram-positif yang secara natural terdapat dalam air liur manusia dan lambung. Bakteri ini lazim digunakan untuk fermentasi. Bakteri ini memiliki bentuk seperti batang atau rod shape bila dilihat secara individu. Namun bila memacu pada gambar II.26, tidak terdapat bentuk sesuai literatur. Hal ini dikarenakan pembesaran yang dilakukan tidak cukup besar, sehingga bentuk rod / batang nya tidak dapat dilihat. Selain itu hal ini dikarenakan oleh bakteri yang berada dalam koloni, sehingga sulit melihat bentuk asli dari individu bakteri ini.

(University,2009)

Jamur Aspergillus niger merupakan jamur yang digunakan untuk fermentasi asam sitrat. Jamur Aspergillus niger memiliki bentuk, sesuai literature, konidial pada bagian kepala/ bagian atas yaitu berbentuk bulat, berwarna coklat, dan berukuran relative besar. Hasil pengamatan tidak memberikan bentuk seperti bulat, namun hasil pengamatan pada gambar II.25, menunjukan warna coklat kehitaman dan bentuk yang relative besar. Hasil pengamatan tidak dapat mencapai bentuk yang sesuai karena jamur yang ada dalam suatu koloni dan tidak merupakan individu, sehingga sulit untuk melihat bentuk aslinya.

(Aspergillus,2011) Gambar III.6. Lactobacillus plantarum

menurut literatur

Gambar III.8. Aspergillus niger menurut literatur

Gambar III.7. Lactobacillus plantarum menurut percobaan

Gambar III.9. Aspergillus niger menurut percobaan

(16)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS IV. Jawaban Pertanyaan

1. Bagaimana cara mold berkembang biak? Jawab:

Mold dapat berkembang biak secara vegetative maupun generative dengan berbagai macam spora. Mold juga dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan cara pembentukan spora atau dengan cara pembelahan (fragmentasi). Reproduksi seksual dilakukan dengan penyatuan antara dua inti nucleus yang berasal dari dua sel induk.

(Hendrianie,2001) 2. Sebutkan penggunaan / arti mold yang diperiksa di atas!

Jawab:

Mold / kapang merupakan anggota kelompok jamur multiseluler (mempunyai inti lebih dari satu) hifa lurus atau bercabang, tidak berklorofil, dinding sel dari selulosa, kitin, atau keduanya.

a Aspergillus niger berguna untuk menyederhanakan amilum, berguna dalam proses fermentasi asam sitrat dan asam glutamate.

(Hendrianie,2001) 3. Apa yang disebut hypha?

Jawab:

Hypha merupakan sel berbentuk bulat lonjong yang beraksi seperti akar jamur, menjadi jangkar spora dalam tanah dan untuk mengambil nutrisi.

(Pohan,2008) 4. Bagaimana yeast berkembang biak dan apakah hal ini sesuai dengan preparat yang diamati?

Jawab:

Secara umum Sel-sel ragi (yeast) berkembang biak dengan tiga cara, yaitu : 1. Secara vegetatif (aseksual) dengan membentuk tunas (budding). 2. Secara aseksual dengan pembelahan diri (fission).

3. Pembiakan dengan pembentukan spora (sporulasi).

(Pohan, 2008) 5. Apakah yang mempengaruhi aktifitas yeast?

(17)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Jawab:

Hal hal yang memengaruhi aktivitas yeast adalah

• Suhu, yeast membutuhkan suhu yang sesuai agar dapat bertahan hidup ( 30O

C) . Suhu terlalu tinggi akan membunuh yeast

• Media tempat yeast tumbuh, dimana yeast dapat tumbuh dan hidup pada media yang kaya akan garam, NH4+, NO3- atau sumber nitrogen lain.

• pH, yeast tumbuh pada pH optimum 6-9

(Pohan, 2008) 6. Sebutkan semua pembagian bakteri beserta contoh-contohnya!

Jawab :

 Berdasarkan pewarnaan gram (gram strain) : a) Gram positif, contohnya L. plantarum b) Gram negative, contoh Salmonela.

a. Penggolongan bakteri berdasarkan bentuk tubuhnya: a. Kokus (bulat):Diplococcus pneumonial

b. Basil (batang): Bacillus anthracis c. Vibrio (koma) : Vibrio cholerae

d. Spirillium (spiral) : Treponema pallidum e. Berbentuk ranbut : Monotrichacta

b. Penggolongan bakteri berdasarkan alat gerak flagel: a. Atrik (tidak berflagel)

b. Monotrik (berflagel 1 di salah satu ujung) c. Amfitrik (berflagel 1 pada kedua ujung) d. Peritrik (berflagel banyak pada semua sisi) e. Lofotrik (berflagel banyak di satu ujung)

c. Penggolongan bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen:

a. Bakteri aerob (membutuhkan oksigen)  Nitrosomonas, Nitrobacter b. Bakteri anaerob (tidak membutuhkan oksigen) Streptococcus lactis c. Bakteri anaerob fakulatif (hidup dengan atau tanpa oksigen) E. coli d. Penggolongan bakteri berdasarkan cara memperoleh makanan:

a. Autotrof (membuat makanan sendiri dari bahan-bahan anorganik)

(18)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS  Berdasarkan sumber nutrisi

a. Bakteri parasit (bakteri yang mendapatkan nutrisi dari inang yang ditumpanginya)  Neisseria gonorhoe

b. Bakteri saprofit(bakteri yang mendapatkan nutrisi dari sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati)  Azotobacter chroococcum.

e. Berdasarkan suhu hidup

a. Psikrofil ( bakteri yang hidup pada suhu 0 oC -30oC) b. Mesofil (bakteri yang hidup pada suhu 15oC -55oC) c. Termofil (bakteri yang hidup pada suhu 40 oC -60oC)

(Hendrianie,2001) 7. Apa tujuan pemakaian imersion oil?

Jawab:

Tujuan dari pemakaian immersion oil adalah meningkatkan resolusi atau ketajaman dari mikroskop. Hal ini dikarenakan immersion oil ialah suatu medium pentransmisi cahaya dan juga dapat mencegah terjdainya pembiasan, sehingga pada pembesaran yang besar, bayangan akan tetap jelas.

(Tortora,2013) 8. Bagaimana cara bakteri memperbanyak diri?

Jawab:

Secara garis besar, bakteri memperbanyak diri dengan dua cara, yaitu : a. Reproduksi Aseksual (tidak kawin)

Melalui pembelahan diri dimana terjadi pembelahan biner, setiap sel membelah menjadi dua sel.

b. Secara Seksual

Pertukaran materi genetic antara satu bakteri dengan bakteri lainya. Pertukaran genetik ini lazim disebut sebagai rekombinasi genetic atau rekombinasi DNA

(Hendrianie,2001) 9. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri?

Jawab:

(1) Suhu

(2) Kelembapan Relatif (3) Cahaya

(19)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS

(5) pH. (6) Nutrisi.

(7) Tekanan Osmotik

(Hendrianie,2001)

V. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat didapat pada percobaan ini adalah :

1. Mikroorganisme tumbuh melalui teknik inokulasi gores baik pada cawan petri maupun tabung reaksi, ditandai dengan tumbuhnya bakteri sesuai pola penggoresan, kesesuaian bentuk serta warna dari mikroba hasil inokulasi menurut literatur.

2. Praktikan dapat menggunakan mikroskop dengan benar, sehingga didapatkan bayangan dari mikroorganisme yang diamati

3. Mikroorganisme yang diamati pertama, Lactobacillus plantarum, memiliki ciri morfologis yaitu berbentuk basil dan berkoloni. Hasil pengamatan dengan mikroskop tidak menunjukkan bahwa L. Plantarum berbentuk basil namun berhasil menunjukan ia berkoloni. Untuk mikroorganisme kedua, Aspergillus niger, memiliki ciri morfologis yaitu bentuk sporangiumnya bundar serta berwarna hitam, hasil pengamatan mikroskop berwarna hitam akan tetapi bentuk individu tiap terlihat jelas sesuai literatur.

4. Praktikan telah mampu membuat preparat dan mengamati preparat, ditandai dengan tidak adanya gelembung udara pada preparat, tidak adanya kontaminasi pada preparat dan diperolehnya bayangan mikroorganisme yang diamati..

Daftar Pustaka

Atlas, Ronald M. 2006. Handbook of Microbiological Media for Food Examination. Boca Raton: Taylor and Francis Group.

Aspergillus Niger. 2011. The University of Adelaide. 23 Maret 2015

(http://www.mycology.adelaide.edu.au/Fungal_Descriptions/Hyphomycetes_%28hyaline %29/Aspergillus/niger.html)

Benson. 2001. Microbiological Application. New York: Mc. Graw Hill Publisher. Hendriamie, Nuniek dkk. 2001. Mikrobiologi Industri. Surabaya

Pohan, Arthur. 2008. Bahan Kuliah Mikologi. Surabaya

Prescott and Harley. 2002 Laboratory Exercise in Microbiology. New York: Mc. Graw Hill Publisher.

(20)

Laboratorium Mikrobiologi Teknik Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Reiss, Errol., et al. 2011. Fundamental Medical Mycology. New Jersey: Wiley-Blackwell.

Tortorra, Gerard. 2013. Microbiology: An Introduction, 11th ed. United States of America: Pearson Education Inc.

Gambar

Tabel II. 1 Hasil Percobaan Inokulasi Mikroorganisme   Tabung reaksi
Tabel II.2 Hasil Pengamatan Menggunakan Mikroskop

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan IbM ini adalah kemudahan anggota pengrajin dalam menyanting dengan menggunakan kompor batik elektrik (listrik), menambah desain

Tema dania hasamuza hama’okho,no hasamuza hama’okho,nono galimango ana’a no galimango ana’a kho duada balugu,raya badano kho duada balugu,raya badano ngawanua mazingo,lamane

Husman., 2006, Fungsi Intermediasi Dalam Efisiensi Perbankan Di Indonesia: Derivasi Fungsi Profit, Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan Volume 8 No.4 Maret, Penerbit Bank

[r]

PENGARUH KEMAMPUAN KERJATERHADAP MOTIVASI KERJA DAN IMPLIKASINYA PADA PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT PINDAD (PERSERO) BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia

Office Mix merupakan aplikasi terbaru yang dikelurakan oleh Microsoft untuk memperbaiki aplikasi power point yang sudah ada, sehingga dapat menjadikan presentasi

Berdasarkan pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 7, nilai yang didapatkan masih di bawah pembatas dosis untuk pekerja ataupun masyarakat yang diperkenankan oleh Perka BAPETEN

5.1 Tiada seseorang pelajar, dan tiada sesuatu pertubuhan, badan atau kumpulan Pelajar, boleh mengadakan, mengelola, menghimpun atau memanggil, atau menyebabkan diadakan,