• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN RUMAH SEDERHANA PADA PERUM PERUMNASDI BANDAR LAMPUNG Oleh Hazairin Habe Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai ABSTRAK - 5. Hazairin Habe :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN RUMAH SEDERHANA PADA PERUM PERUMNASDI BANDAR LAMPUNG Oleh Hazairin Habe Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai ABSTRAK - 5. Hazairin Habe :"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN RUMAH SEDERHANA PADA PERUM PERUMNASDI BANDAR LAMPUNG

Oleh Hazairin Habe

Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor psikologis konsumen dalam pembelian rumah sederhana pada Perum Perumnas, sedangkan hipotesis yang diajukan adalah faktor psikologis konsumen dipengaruhi secara signifikan oleh motivasi, persepsi, belajar, konsep diri, dan sikap dalam pembelian rumah sederhana pada Perum Perumnas di Bandar Lampung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor psikologis mempengaruhi pembelian rumah sederhana Bukit Kemiling Permai pada Perum Perumnas di Bandar Lampung.

Keywords :Faktor Psikologis Konsumen

PENDAHULUAN

Rumah merupakan suatu pusat dari kegiatan keluarga terhadap teriknya matahari, angin dan hujan. Dalam arti luas, rumah merupakan

faktor penting penunjang

produktifitas kerja serta menentukan pembinaan watak dan kepribadian penghuninya.

Kondisi ini merupakan peluang

bagi perusahaan pengembang

perumahan (developer).

Perusahaan umumnya didirikan

dengan tujuan mendapat laba

maksimal dari kegiatan usahanya. Besar kecilnya laba mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan pada

tingkat persaingan usaha yang

semakin tinggi. Pengembang

perumahan saling berlomba untuk mencapai tujuan perusahaan.

Perum Perumnas adalah

perusahaan pengembang perumahan

milik negara (BUMN) yang

merupakan perpanjangan dari Perum

Perumnas Regional II Jakarta. Perum

Perumnas membangun Rumah

Sederhana (RS) dengan nama

perumahan Bukit Kemiling Permai di

Kelurahan Kemiling Permai,

Kecamatan Kemiling Tanjung Karang Barat yang terletak di jalan Imam Bonjol KM 11 Kemiling komplek perumahan Bukit Kemiling Permai (ruko) Bandar Lampung.

Perum Perumnas dalam upaya

memberikan kepuasan terhadap

konsumennya dapat dilihat pada

faktor pskologis, karena pada

kenyataan ada beberapa hal yang

perlu dipertimbangkan oleh

konsumen sebelum memutuskan

untuk membeli, pertimbangan ini

merupakan ukuran seseorang

(2)

Proses pembelian dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada dalam diri konsumen seperti : motivasi, persepsi, belajar, konsep diri, dan sikap. Semua

faktor itu akan mempengaruhi

konsumen dalam berperilaku dan

mempengaruhi konsumen dalam

membuat keputusan untuk

pembelian suatu produk sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka muncul keinginan untuk melakuakan penelitian tentang motivasi, persepsi, belajar, konsep diri, dan sikap seseorang konsumen yang diberi judul : Pengaruh Faktor

Psikologis Konsumen terhadap

Pembelian Rumah Sederhana pada Perum Perumnas di Bandar Lampung. Perum Perumnas memiliki visi yaitu mandiri dalam penyediaan perumahan yang berkualitas dan terjangkau. Untuk dapat mewujudkan

kemandiriannya dalam menjadi

perusahaan yang sehat, mampu

tumbuh dan berkembang. Perum

Perumnas diharuskan untuk

menghasilkan suatu produk yang memenuhi kelayakan secara teknis, ekonomis, dan lingkungan yang

disertai pelayanan prima serta

menawarkan harga yang terjangkau pelanggan sesuai segmen pasar. Agar

perusahaan dapat tumbuh

berkembang mencapai visi yang telah dibuat maka diperlukan pengelolaan perusahaan yang baik dan salah

satunya terletak pada kegiatan

pemasaran.

Pada dasarnya ada empat faktor

yang mempengaruhi perilaku

konsumen dalam membeli (Kotler,

2005) yaitu : 1) Faktor kebudayaan yang terdirir dari : budaya, sub budaya, dan kelas sosial 2) Faktor sosial yang terdiri dari : kelompok, referensi, keluarga, dan peranan serta status 3) Faktor pribadi yang terdiri dari : usia dan tahap daur hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian tujuh konsep diri. 4) Faktor psikologis yang terdiri dari : motivasi, persepsi, belajar, konsep diri, dan sikap.

Berdasarkan permasalahan dan kerangka pemikiran, maka peneliti mencoba merumuskan suatu hipotesis yaitu faktor psikologis konsumen dipengaruhi secara signifikan oleh motivasi, persepsi, belajar, konsep diri, dan sikap dalam pembelian

rumah sederhana pada Perum

Perumnas di Bandar Lampung.

Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan

dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Kebutuhan adalah tuntutan

dasar manusia, keinginan adalah

kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan yang lebih mendalam. Permintaan

adalah keinginan akan produk

tertentu yang didukung oleh

kemampuan untuk membeli.

Perilaku konsumen adalah

interaksi dinamis antara afeksi dan

kognisi, perilaku, lingkungannya

(3)

Menurut Kotler (2005: 202), ada

4 (empat) yang mempengaruhi

perilaku konsumen, yaitu: Faktor

Kebudayaan, Sosial, Pribadi,

psikologis. Lebih lanjut Kotler

membagi lima tahapan dalam suatu

proses pembelian, yaitu: 1)

Pengenalan masalah 2) Pencarian

informasi 3) Evaluasi alternative, 4) Keputusan pembelian dan 5) Perilaku pasca pembelian

Dalam memahami perilaku

pembelian ada 6 (enam) pelaku yang berperan dalam proses keputusan

membeli, yaitu: 1) Pengambilan

inisiatif (initiator), adalah orang yang

pertama menyarankan gagasan

membeli. 2) Orang yang

mempengaruhi (influencer), adalah orang yang memberikan informasi

dan mempengaruhi tentang

bagaimana kebutuhan dan keinginan

dapat dipenuhi. 3) Pengambilan

keputusan (decider),adalah orang yang akhirnya memilih alternatif yang akan memenuhi kebutuhan dan keinginan. 4) Pembeli (buyer), adalah mereka yang akan melakukan pembelian yang sebenarnya. 5) Pemakai (user), adalah pemakai akhir atau konsumen aktual. 6) Penilai (evaluator), adalah orang

yang memberikan umpan balik

tentang kemampuan produk yang dipilih dalam memberikan kepuasan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang

digunakan adalah metode survei, yaitu riset yang diadakan untuk

memperoleh fakta-fakta tentang

gejala-gejala atas permasalahan yang timbul. Data dikumpulkan dengan

menggunkan angket yang dibagikan kepada sampel yang telah ditentukan

Uji validitas digunakan untuk

mengetahui valid atau tidaknya setiap pertanyaan yang diajukan kepada

responden dengan menggunakan

koefisien korelasi product moment

(Umar, 2002:).

PEMBAHASAN

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu

instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Uji validitas

mengunakan alat analisis product

moment dan proses perhitungan program statistik SPSS 15.

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas pada masing-masing

variabel bebas yang bersifat

mempengaruhi ( independent ) yaitu faktor psikologis dan variabel terikat yang bersifat dipengaruhi (dependent) yaitu pembelian rumah sederhana

pada setiap butir pertanyaan

diperoleh hasil bahwa semua butir pertanyaan yang dianalisis sudah dinyatakan valid karena nilai r hitung > r tabel, dimana besarnya nilai r tabel diperoleh dengan ketentuan df = jumlah sampel – 1 atau 23 – 1 = 22, dan tingkat signifikansi sebesar 5%. Angka r tabel yang diperoleh adalah sebesar 0,423.

(4)

usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan status pembelian. Selain karakteristik responden, dapat diketahui juga gambaran mengenai pengaruh faktor psikologis terhadap pembelian rumah sederhana pada

perum perumnas berdasarkan

jawaban kuesioner menurut pendapat responden.

Dari hasil jawaban responden

atas pertanyaan kuesioner yang

peneliti ajukan bahwa pada variabel

belajar tentang keamanan dan

kenyamanan sudah sesuai dengan yang diinformasikan menjadi faktor terbesar dalam pembelian rumah sederhana Bukit Kemiling Permai pada Perum Perumnas di Bandar Lampung. Menitikberatkan tentang

seberapa besar konsumen akan

bertindak menurut konsep dirinya

sendiri yang didimilikinya

menyebabkan konsumen tahu dan berani melangkah untuk memutuskan terhadap keinginan yang dicitakan,

sehingga konsumen setuju jika

keamanan dan kenyamanan sudah

sesuai dengan apa yang

diinformasikan. Konsumen berharap

pengembang dapat terus

mempertahankan keamanan dan

kenyamanan dengan cara 1x24 jam tamu harap lapor, setiap malam diadakan jaga malam secara bergilir, dan menjaga kebersihan agar kawasan perumahan bisa sejuk, bersih dan asri.

Kemudian pada variabel konsep diri ada pada urutan ke dua yaitu konsumen merasa Perum Perumnas

mampu dalam menyediakan

kelengkapan fasilitas dengan jumlah penilaian 262. Hal yang menarik minat konsumen salah satunya yaitu

dengan fasilitas yang disediakan oleh pengembang. Fasilita- fasilitas yang sudah ada perlu dibenahi kembali bila perlu ditambah lagi fasilitas yang menarik untuk konsumen, misalnya ada tembat bermain untuk anak-anak, ada tempat untuk olahraga atau taman kecil dan asri yang sekedar untuk konsumen berlari-lari kecil di pagi hari atau di sore hari, kolam renang, dan gedung serba guna.

Kemudian pada variabel sikap ada pada urutan ke tiga yaitu keramahan dan kesopanan karyawan Perum Perumnas dengan jumlah penilaian 258. Konsumen merasa senang jika Perum Perumnas sopan

dan ramah dalam menjalankan

tugasnya, sehingga perlu konntrol

dari atasan ke bawahannya.

Karyawan mampu memberikan

sambutan yang rama, menyapa

konsumen sambil tersenyum dengan melakukan tatap muka, berbicara jelas, dan sopan.

Kemudian pada variabel

persepsi ada pada urutan ke empat yaitu Perum Perumnas cepat dalam menindaklanjuti keluhan konsumen

dengan jumlah penilaian 257.

Karyawan harus mampu bertindak

dengan cepat dalam melakukan

keluhan konsume. Apapun keluhan konsumen harus ditanggapi dengan serius, dapat ditidaklanjuti dengan baik dan dapat memberikan solusi

alternatif untuk semua keluhan

konsumen baik itu sarana maupun prasarananya, sehingga memberikan

kesan positif dimata konsumen.

Apabila keluhan tersebut sulit

(5)

Perum Perumnas memberikan

konfirmasi lebih lanjut kepada

konsumen, sehingga ada titik temu antara pihak pengembang dengan konsumen.

Kemudian pada variabel

motivasi ada pada urutan ke lima yaitu prosedur yang ditawarkan oleh pengembang kepada konsumen tidak berbelit-belit dengan jumlah penilaian 255. Syarat-syarat yang diberikan oleh

pengembang hendaknya jangan

terlalu mempersulit konsumen dan juga jangan sampai merugikan pihak

pengembang sebagai pelengkap

berkas. Dengan mengajukan syarat-syarat seperti Foto copy KTP/ KK, Karpeg (PNS),surat nikah, photo suami dan istri, SK dan Slip gaji (

untuk PNS), SITU dan SIUP

(wiraswasta). Pihak Perum Perumnas transparan dalam proses pembuatan rumah.

Kemudian pada variabel

persepsi ada pada urutan ke lima yaitu pemberian informasi jelas dan mengerti dengan jumlah penilaian 255. Karyawan Perum Perumnas dapat menjaga hubungan baik dengan konsumen, agar dapat memberikan informasi-informasi dengan jelas dan

mengerti, sehingga tidak terjadi

kesalahpahaman informasi yang

dapat memperburuk citra perusahaan tersebut.

Kemudian pada variabel konsep diri ada pada urutan ke enam yaitu Perum perumnas tanggap terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen dengan jumlah penilaian 254. Bila

Perum Perumnas tanggap akan

kebutuhan dan keinginan konsumen, hal-hal mengenai keluhan konsumen

pasti tidak akan terjadi dan dapat dihindari. Untuk itu Perum Perumnas dapat mengontrol dan membenahi sarana dan prasarananya.

Kemudian pada variabel sikap ada pada urutan ke enam yaitu

konsumen sudah merasakan

kepedulian perumahan dalam

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan jumlah penilaian 254. Kepedulian yang ditunjukkan

oleh pengembang membuat

konsumen merasa nyaman,

kedepannya para manajer bisa lebih aktif dan memberi pengarahan serta meningkatkan kinerja para karyawan agar lebih baik dan dipertahankan.

Kemudian pada variabel konsep diri ada pada urutan ke tujuh yaitu kejujuran dalam melaksanakan tugas dari karyawan Perum Perumnas sudah dapat dirasakan oleh konsumen

dengan jumlah penilaian 252.

Kejujuran menjadi sesuatu hal penting dan peka bagi konsumen. Kejujuran mengenai informasi produk atau

harga harus sesuai dengan

kenyataannya dan tidak dilebih-lebihkan, sehingga konsumen tidak dibohongi oleh pihak pengembang. Untuk itu perlu ditanamkan di semua karyawan agar menjaga sikap yang baik di depan konsumen.

Kemudian pada variabel

motivasi ada pada urutan ke delapan yaitu konsumen beralasan membeli rumah sederhana karena lokasi yang strategis dengan jumlah penilaian 249. Lokasi yang strategis merupakan pilihan konsumen dalam membeli

perumaha. Perum Perumnas

(6)

kota yaitu lokasi hanya berjarak +/- 5 km, dekat dengan mini market Perum Perumnas yakin lingkungan sudah tumbuh dan berkembang apalagi di daerah di dekat perumahan tersebut akan di bangun pusat grosir terbesar di Bandar Lampung.

Kemudian pada variabel

motivasi ada pada urutan ke sembilan yaitu konsumen mempertimbangkan membeli rumah pada pengembang

lebih praktis daripada harus

membangun sendiri dengan jumlah penilaian 248. Pihak pengembang harus dapat mempengaruhi bahwa lebih praktis membeli rumah yang ditawarkan daripada harus repot-repot membangun sebdiri. Perum

Perumnas menjelaskan spesifikasi

bangunan yang ditawarkan sudah sangat sesuai dan baik serta desaign yang mengikuti perkembangan, dan harga rumah dapat diangsur.

Kemudian pada variabel

motivasi tentang pelayanan Perum Perumnas tepat dan benar menjadi faktor terkecil dalam pembeliaan rumah sederhana Bukit Kemiling Permai pada Perum Perumnas di

Bandar Lampung. Motivasi

merupakan dorongan seseorang

untuk memenuhi kebutuhan sehingga

akan tercapai kepuasan yang

diinginkan, karena motivasi merupa-kan kebutuhan yang merangsang

sehingga seseorang berusaha

memuaskannya. meningkatkan

pelayanan karyawannya, sehingga konsumen bisa merasakan pengaruh

kinerja karyawan yang baik,

khususnya mengenai cara karyawan

menjelaskan produk-produk

perumahan. Dengan menerapkan

pembinaan karyawan agar dapat

meningkatkan kemampuan dan

keahlian para karyawan dan

melakukan evaluasi kerja tentang pelayanan yang harus diperbaiki. mengenai proses pelayanan apasaja yang harus diperbaiki, kapan dan dimana harus diperbaiki.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa hipotesis yang dinyatakan faktor psikologis

konsumen dipengaruhi secara

signifikan oleh motivasi, persepsi, belajar, konsep diri, dan sikap dalam pembelian rumah sederhana pada Perum Perumnas di Bandar Lampung. Hal ini dapat didasarkan yaitu :

1. Nilai Nagelkerke R-Square

menjelaskan tingkat keputusan

pembelian konsumen dalam

memilih rumah sederhana Bukit Kemiling Permai pada Perum Perumnas di Bandar Lampung yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen ( motivasi, persepsi, belajar, konsep diri, dan sikap) sebesar 0,826. Dengan kata lain, besarnya persentase pengaruh

faktor psikologis terhadap

keputusan pembelian dalam

memilih rumah sederhana Bukit Kemiling Permai pada Perum Perumnas di Bandar Lampung adalah 82,6 %.

(7)

0,029 , dan X5= 0,038. Jika nilai Sig lebih kecil dari taraf nyata ( α = 0,05 ) maka Ho ditolak yang berarti variabel tersebut signifikan dan jika nilai Sig lebih besar dari taraf nyata ( α = 0,05 ) maka variabel tersebut tidak signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor

psikologis mempengaruhi

pembelian rumah sederhana Bukit Kemiling Permai pada Perum Perumnas di Bandar Lampung. 3. Berdasarkan analisis kualitatif

dapat diambil kesimpulan bahwa

faktor psikologis yang

mempengaruhi konsumen untuk membeli rumah sederhana yang paling kecil adalah motivasi yaitu tentang pelayanan yang diberikan oleh Perum Perumnas belum

mempengaruhi keputusan

pembelian yang maksimal karena pelayanan yang diberikan belum sesuai dengan harapan konsumen,

sehingga masih merasakan

pelayanan yang belum tepat dan benar.

Saran

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti , maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut : 1. Perum Perumnas Bandar Lampung

harus dapat meningkatkan

pelayanan karyawannya sampai sesuai dengan harapan konsumen,

sehingga konsumen bisa

merasakan pengaruh kinerja

karyawan yang baik, khususnya

mengenai cara karyawan

menjelaskan produk-produk

perumahan yang ditawarkan

kepada konsumen. Karena hasil kuesioner faktor psikologis

2. Dalam upaya meningkatkan kinerja pelayanan sampai sesuai dengan

harapan konsumen, Perum

Perumnas diharapkan dapat

menjalankan atau menerapkan

pembinaan karyawan agar dapat meningkatkan kemampuan dan keahlian para karyawan dengan mengadakan pelatihan karyawan dan pendidikan dalam melakukan

evaluasi kerja sebagai dasar

dijadikan informasi balik kepada

karyawan mengenai proses

pelayanan apa saja yang harus diperbaiki, kapan dan dimana harus diperbaiki.

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip. 2005. Manajemen

Pemasaran, Jilid I. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. Nazir, M. 2002. Metode Penelitian.

Ghalia Indonesia. Jakarta. Saladin, Djaslim H dan Oesman. 2002.

Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strategik.Linda Karya. Bandung. Setiadi, J Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Pengertian Pemasaran. Prenada Media. Jakarta.

Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Umar, Husein. 2002. Metode Riset

Referensi

Dokumen terkait

Klik menu setting lalu pilih Saldo Awal, Klik saldo awal akun seperti gambar dibawah ini:. Gambar III.20 Jendela Setting

Kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala yang dihadapi guru SMK Negeri 1 Ngawi dan SMK Negeri 2 Ngawi terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa

Kegiatan penerjemahan tidak bisa dilepaskan dari masalah linguistik. Pemahaman berbagai unsur dan konsep dalam linguistik dapat memberikan deskripsi bagaimana persoalan

Bila banyak lulusan sekolah tidak terlalu focus dalam melamar kerja tapi menciptakan pekerjaan bagi diri sendiri atau membuat lapangan kerja yang berguna bagi orang lain,

Uji non parametrik dengan Kruskal-Wallis test berdasar uji tersebut hanya ekspresi Kinesin yang bermakna, dengan pemberian progestin (p < 0,05). Lesi nervus iskhiadikus

Namun, pertanyaannya adalah, perlukah pendidikan karakter itu diformalkan dalam satu mata pelajaran Character Building, bukankah sudah ada pelajaran Agama dan Pendidikan

Puji syukut saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “EKSPERIMEN

Sari Persada diatur mengenai tanggung jawab yuridis para pihak, baik terhadap hak dan kewajiban yang harus dipenuhi sebaik-baiknya, pelaksanaan pengiriman tebu