5 • Setelah mengikuti diklat ini peserta mampu:
Memahami bahwa perubahan merupakan bagian dari
kehidupan kita setiap hari.
Beradaptasi dalam menghadapi perubahan
Mengaplikasikan teknik dalam menangani perubahan dengan
efektif
I. Lanskap Manajemen Perubahan II. Pendahuluan
III. Potret Diri & Perubahan PLN IV. Siklus Manajemen Perubahan V. Lingkup Manajemen Perubahan
VI. Langkah-langkah Manajemen Perubahan VII. Hambatan Perubahan
VIII. Resistensi
IX. Respons Terhadap Perubahan X. Perubahan Diri Sendiri
The Landscape
Urgensi
Koalisi
Visi & Strategy
Komuni kasi
Pember
dayaan Quick Win
Gain
Budaya
Pendorong Perubahan, Strategi & Kepemimpinan
Hambatan & Resistensi
A. Mengapa harus berubah B. Pengertian Perubahan
C. Definisi Manajemen Perubahan D. Terminologi Utama
Kita dalam masa transisi sejarah yang terjadi setiap beberapa ratus tahun dimana manusia tidak memahami dunia yang ada, dan masa lalu tidak cukup untuk menjelaskan masa depan.”
Peter Drucker
Jika anda pikir anda hebat, berarti anda mati. Keberhasilan di masa lalu tidak punya implikasi terhadap keberhasilan di masa depan. Formula untuk berasil kemarin hampir-hampir dapat dijamin sebagai fomula untuk kegagalan besok.”
• Berubah bukan karena yang lama ‘buruk’ atau’salah’
tetapi yang lama sudah tidak relevan, tidak kontekstual,
• Berubah supaya tidak menjadi korban perubahan.
• Berubah untuk ‘memegang kendali ‘ dalam proses
• ‘Control your destiny or someone else will’ (Jack Welch)
• ‘Failure requires change, but so does success’ (Lester Thurow).
•
‘
Change before you have to’(Jack Welch)• Kalau perubahan di luar lebih cepat dari perubahan dalam perusahaan, perusahaan berada dalam bahaya.
APAKAH ADA YANG MEMPERKIRAKAN:
• Invasi Soviet ke Afghanistan, 1979
• Unifikasi Jerman, 1989
• Invasi Irak ke Kuwait, 1990
• Bubarnya Uni Soviet, 1991
• Krisis ekonomi Asia, 1997
• Perubahan pemerintahan di Indonesia, 1998
• Robohnya WTC di New York, 2001
• Taliban jatuh, 2002
• Semakin populernya mobil hibrid di dunia, 2005
• Naiknya harga minyak sampai di atas $70, 2006
• Masuknya SPBU asing ke Indonesia, 2005-2006
Invent
The Future Escape From
The Past
LEADERSHIP
ORGANIZATION TRANSFORMATION
LEADERSHIP
ORGANIZATION TRANSFORMATION
ORGANISASI DAN LINGKUNGAN
STAKEHOLDER LAIN
PEMA
SOK
"It's not the strongest species that survive, nor the
most intelligent, but
the ones that most
responsive to change
".(Business as we know, is so complex and difficult, the survival of organizations so hazardous in an environment increasingly unpredictable, competitive and fraught with
danger, that their continued existence depends on their ability to constantly change through effective leadership and the mobilization of every ounce of intelligence.)
Konosuke Matsushita
Bisnis seperti yang kita ketahui, begitu kompleks dan sulit; kelangsungan hidup suatu organisasi begitu berbahaya
di dalam lingkungan yang tidak dapat diramalkan, kompetitif dan penuh dengan bahaya; dimana kelangsungan eksistensinya tergantung kepada kemampuannya untuk selalu berubah melalui
kepemimpinan yang efektif dan mobilisasi seluruh butir
kecerdasannya.
“Perubahan memberikan dampak psikologis cukup besar pada pikiran.
Bagi yang takut, hal ini mengancam karena ini berarti keadaan mungkin bertambah jelek.
Bagi yang berharap, hal ini membesarkan karena mungkin
keadaan menjadi lebih baik.
Bagi yang yakin, hal ini menginspirasi karena timbul tantangan
untuk membuat keadaan menjadi lebih baik.”
King Whitney, Jr.
–pemimpin gerakan persamaan hak orang Negro
CHANGE adalah adaptasi terus menerus dari strategi dan
struktur perusahaan terhadap perubahan kondisi external.
Sekarang ini, berubah bukanlah perkecualian melainkan suatu proses yang berkesinambungan.
Sebaliknya “business as usual” akan menjadi perkecualian
didunia yang bergejolak. Change Management terdiri dari dua hal; bisa secara revolusioner untuk satu proyek khusus, dan / atau transformasi evolusioner.
LEADING CHANGE berarti memimpin dalam
perencanaan, memulai, mewujudkan, mengontrol dan akhirnya menstabilkan proses perubahan baik dari segi korporasi maupun segi personal.
Perubahan dapat meliputi masalah yang beragam, misalkan perubahan arah strategis atau program kompensasi baru bagi karyawan.
The Road Stops Here
HISTORY
•Old Paradigms/Attitudes
•Complacency/Comfort Zone
•Business As Usual
•No Decisions/Inaction
•Old competencies
•Old metrics/measurement
FUTURE VISION
•New Paradigms/Attitudes
•‘Paranoid’ & Resilience
•Breakthrough/New Ways
•Decisive/Action/Execution
•New set of competencies
•New metrics/measurement
Apakah posisi
• The continuous process of aligning an organization with its market place and doing it more responsively and
effectively than competitors
• Alignment is the continuous syncronization of four key management levels: Strategy, Operations, Culture & Reward
• A structured approach to transitioning individuals, teams, and organizations from a current state to a desired future state.
• The current definition of Change Management includes both organizational change management processes and individual change management models, which together are used to manage the people side of change
1. Transformasi Manajemen: Perubahan yang dilakukan oleh perusahaan yang sehat dimana mulai ditangkap adanya signal yang kurang menggembirakan
2. ManajemenTurnaround: Perubahan yang dilakukan pada
perusahaan yang sudah menghadapi perusahaan yang pelik dan melibatkan pihak yang lebih luas, tetapi perusahan masih memiliki sumber daya (aset) dan waktu yang memungkinkan manuver perbaikan.
3. Manajemen Krisis: Perubahan yang dilakukan pada
perusahaan yang sudah memasuki masa krisis, yaitu pada saat perusahaan mulai kehabisan cashflow dan energi (reputasi, motivasi) pada titik ini nampak mengalami kesulitan
memenuhi kuajiban-kuajiannya
4. Contingency: Pandangan yang berpendapat bahwa
5. Paradigma: Perubahan pola pikir
6. Urgensi : Menciptakan krisis dengan menunjukkan
kelemahan perusahaan dibandingkan dengan perusahaan sejenis dan bila tidak dilakukan perubahan akan
menimbulkan kerugian secara finansial.
7. Koalisi: Membangun kerjasama dengan pihak-pihak agar
terbentuk keberpihakan (sinergi) yang kuat
8. Visi: Cita-cita perusahaan jauh kedepan yang dapat dibayangkan
9. Strategi: Langkah yang dipilih perusahaan untuk mencapai
10. Pemberdayaan: Melibatkankan semua pihak diperusahaan agar mau melakukan perubahan
11. Komunikasi: Menyampaikan pesan-pesan yang mudah
dimengerti untuk memotivasi pegawai untuk melaksanakannya
12. Quick Win: Kemenangan awal yang dicapai perusahaan
setelah menjalankan perubahan yang direncanakan
13. Komitmen: Kesepakatan yang diyakini untuk dilaksakan
bersama
14. Hambatan : Kesulitan yang dihadapi karena pegawai tidak
mau keluar dari kebiasaannya
15. Resistensi: Penolakan pegawai terhadap perubahan yang
dapat bersifat individu, kelompok maupun organisasi.
• Berubah untuk menjadi lebih baik
• Berubah untuk menciptakan terobosan baru
• Berubah demi penyempurnaan terus-menerus
• Berubah untuk mengeliminasi kesalahan
• Berubah untuk revitalisasi
• Latar Belakang
– 1988 keluhan pelanggan tinggi, sehingga setiap hari ada dimedia massa
– Pegawai 46 ribu dengan 900 ribu sambungan pertahun. Sehingga pemasangan hanya 300 ribu pelanggan selama 5 tahun. Jadi setiap karyawan hanya menyambung 20 pelanggan per tahun.
• Tindakan
– Perubahan aspek finansial, selama 22 tahun belum pernah memenuhi kualified
• Memperbaiki struktur SDM yang tadinya berbentuk bawang menjadi piramida, dengan menerima pegawai S3, S2
sebanyak 200 orang dan S1 sebanyak 3000. Serta meningkatkan pendidikan para pegawai.
• Membangun change agent yang mengkomunikasikan perubahan korporate
• Meningkatkan knowledge sharing.
• Reward bagi pegawai yang mencapai target dengan tambahan income.
Tahun 2010 Asset BUMN 2500 T (menurut
kementerian BUMN, Tempo edisi khusus
Oktober 2011):
•
Mandiri 460 T
•
BRI 410 T
•
PLN 375 T
Criteria & Item number
%
1. Leadership 120 58 70 58.3 69.5
1.1. Organizational Leadership 70 35 42 42
1.2. Social Responsibility 50 22.5 28 27.5
2. Strategic Planning 85 36 36 42.4 38.3
2.1. Strategy Development 40 18 18 18
2.2. Strategy Deployment 45 18 18 20.25
3. Customer & Market Focus 85 30 38 44.7 42.5
3.1. Customer & Market Knowledge 40 14 20 20
3.2. Customer Relationship and Satisfaction 45 15.8 18 22.5
4. Measurement, Analysis and Knowledge
Management 90 38 47 52.2 51.8
4.1. Measurement, Analysis and Performance Mgt
45 18 27 27
4.2. Information and Knowledge Management 45 20.3 20 24.75
5. Human Resource Focus 85 32 41 48.2 46.8
5.1. Workorce Engagement 45 18 23 24.75
5.2. Workforce Environment 40 14 18 22
6. Process Management 85 39 45 52.9 45.0
6.1. Work System Design 35 15.8 18 17.5
6.2. Work Process Management and Improvement
50 22.5 27.5 27.5
7. Results 450 116 119 26.4 139.0
7.1. Product and Service Outcomes 100 35 35 20 7.2. Customer-Focused Outcomes
70 18 18 21
7.3. Financial & Market Outcomes
70 17.5 18 28
7.4. Workforce Focus Outcomes 70 14 14 24.5
7.5. Process Effectiveness Outcomes 70 17.5 18 21
7.6. Leadership Outcomes 70 15 18 24.5
TOTAL ### ### 348 396 39.6 433.0
Nilai
Maksimum 2007 2008
PLN--IQA SCORE-2007-2008
33
SOURCE: PLN Organizational Health Index Survey (n=1,652)
Direction 66% External Orientation 71% Innovation 67% Environment and Values 62% Coordination and Control 75% Accountability 77% Capabilities 79% Motivation 77% Leadership 70% Alignment Execution Renewal
Luar Biasa, 85%+ Baik sekali, 70-84% Baik, 50-69% Tidak efektif, <50%
Selesai
34
Direction
INTEGRITAS VARIABEL INDIKATOR SUB-INDIKATOR 1 2 3
Integritas Total (1) = 6.38 (2)=6.10 (3)=6.66 Pengalaman Integritas (0.667) 6.45 6.09 6.80 Pengalaman Korupsi (0.250) 6.50 6.07 6.92
Jumlah / Besaran Gratifikasi (0.210) 5.74 5.22 6.26
Frekuensi Pemberian Gratifikasi (0.550) 6.87 6.49 7.26
Waktu Pemberian Gratifikasi (0.240) 6.29 5.87 6.71
Cara Pandang Terhadap Korupsi (0.750) 6.43 6.10 6.76
Arti Pemberian Gratifikasi (0.250) 7.00 6.98 7.02
Tujuan Pemberian Gratifikasi (0.750) 6.24 5.81 6.68
Potensi Integritas (0.333) 6.23 6.09 6.38 Lingkungan Kerja (0.127) 6.93 6.70 7.15
Kebiasaan Pemberian Gratifikasi (0.392) 5.77 5.36 6.18
Kebutuhan Pertemuan di Luar Prosedur (0.164) 8.91 8.89 8.92
Keterlibatan Calo (0.221) 6.99 6.73 7.25
Fasilitas di Sekitar Lingkungan Pelayanan (0.100) 7.78 7.75 7.81
Suasana/Kondisi di sekitar Pelayanan (0.123) 7.17 7.16 7.17
Sistem Administrasi (0.280)
6.59 6.51 6.67
Kepraktisan SOP (0.281) 6.64 6.45 6.82
Keterbukaan Informasi (0.584) 6.68 6.63 6.73
Pemanfaatan Teknologi Informasi (0.135) 6.12 6.12 6.13
Perilaku Individu (0.280)
6.53 5.33 6.82
Keadilan dalam Layanan (0.413) 7.17 7.07 7.26
Ekspektasi Petugas terhadap Gratifikasi (0.327) 6.38 6.02 6.73
Perilaku Pengguna Layanan (0.260) 5.72 5.23 6.20
Pencegahan Korupsi (0.313)
5.37 512 540
Tingkat Upaya Anti Korupsi (0.750) 5.33 5.28 5.37
Mekanisme Pengaduan Masyarakat (0.250) 5.49 5.49 5.48
NO
. KOTA INTEGRITAS NO. KOTA INTEGRITAS
1 2 3
1 Denpasar 7.94 7.94 7.66 11 Banjarmasin 6.61 6.61 5.55
2 Surabaya 7.91 7.91 7.88 12 Ambon 5.75 5.75 6.90
3 Padang 7.73 7.68 7.73 13 Banda Aceh 5.59 6.03 5.59
4 Pontianak 7.56 7.56 7.74 14 Makasar 5.56 5.56 6.82
5 Yogyakarta 7.40 7.40 7.63 15 Palembang 5.39 5.39 5.94
6 DKI Jakarta 7.27 7.27 3.33 16 Mataram 5.34 5.34 7.50
7 Medan 7.23 6.54 7.23 17 Bandung 4.13 4.13 7.08
8 Jayapura 7.07 7.04 7.07 18 Palu 3.50 3.50 7.59
9 Bandar
Lampung 6.83 6.83 7.13 19 Semarang 3.46 3.46 4.95
10 Kupang 6.66 6.66 7.34 20 Manado 3.30 3.30 4.56
GLOBALISASI
itu keniscayaanGlobalisasi yang sebenarnya adalah kompetisi yang sebenarnya
The Greatest danger in times of turbulence, is not the turbulence
Demand for Productivity
Setiap Karyawan berkewajiban berkontribusi pada kinerja perusahaan
Business change Strategy
Pra Bayar-PPOB-PLTU Kecil
Corporate Culture Change
(Rencana PLN ke Depan)
Menjadi Perusahaan yang sehat dan terpercaya, yang bertumbuh-kembang dengan daya saing tinggi, dengan
bertumpu pada Potensi Insani
Terpercaya Bertumbuh- kembang Daya saing tinggi Bertumpu pd Potensi Insani 2009 BERTAHAN 2010-2011 STABIL 2012-2016 TUMBUH Sehat Bertumpu pd Potensi Insani Bertumbuh- kembang Terpercaya Bertumpu pd Potensi Insani Sehat Financial Perspective Customer Perspective Internal Perspective Learning & Growth
Perspective Teknologi Teknologi Teknologi
2008 BERTAHAN Bertumpu pd Potensi Insani Teknologi Bertumbuh- kembang Electric Utility Towards
A World Class Company
TRANSFORMASI MENUJU PELAYANAN “ WCS “ Pencanangan 2010 STRATEGI MENUJU PELAYANAN WCS 2014 STRATEGI MEMBANGUN PELAYANAN WCS
Peningkatan kualitas produk
Peningkatan kualitas pelayanan
Berbasis Teknologi Informasi
Merubah Mind-Set
Memperkuat Fundamental Bisnis
Optimalisasi Teknologi Informasi
ROADMAP PLN
2010 2011 2014
2010
Mengatasi Krisis Listrik se- Indonesia
Menyelesaikan 50% Daftar Tunggu
Membenahi Pengadaan Strategis
Stimulus Pertumbuhan Ekonomi : 1.600 MW
2012 2013
2011
Menuntaskan seluruh Daftar Tunggu
Mengatasi 15 Ibukota Kabupaten Belum Berlistrik
Mengatasi 6 Ibukota Kabupaten Listrik : 6 /12 jam
Menaikkan Rasio Elektrifikasi Secara Radikal di 6 Propinsi Tertinggal
Membenahi pengadaan spare part se - Indonesia
Mengalahkan Malaysia
2012
Melakukan Efisiensi Besar-besaran BBM
100 % Matahari untuk 1.000 Pulau Kecil
Memulai Konsep Baru Sistem Peaker
Matahari untuk Seluruh Jalan/Jalan Tol
LED untuk Seluruh Gedung Jakarta
2013
Wujudkan Upaya Mengejar Jawa Bali Crossing
Demand Side Management
Mewujudkan Mimpi Kendaraan Listrik
G R O W T H
Y E A R S
continuous improvement
another
radical change transformation
radical change transformation
•competition
•new regulation
A. Model dalam Perubahan
B. Penggerak Manajemen
Perubahan
C. Proses Manajemen Perubahan
1. Goncangan
2. Penolakan
3. Kekuatan Emosi
Perlu dukungan & Pemahaman 4. Penerimaan FR US TR AS I FR US TR A S I
6. Pemahaman sempurna
7. Integritas 5. Pengalaman Perlu dukungan Waktu Keadaan untuk
• Upaya-upaya untuk mengatasi tekanan-tekanan dari kelompok penentang & pendukung perubahan. Status quo dicairkan, biasanya kondisi yg sekarang
berlangsung (status quo) diguncang sehingga orang merasa kurang nyaman.
• Secara bertahap tapi pasti, perubahan dilakukan.
Jumlah penentang perubahan mulai berkurang, sedang jumlah pendukung bertambah. Untuk mencapainya,
hasil-hasil perubahan harus segera dirasakan.
• Jika kondisi yang diinginkan tercapai, stabilkan kondisi melalui aturan-aturan baru, sistem kompensasi baru, & cara pengelolaan organisasi yang baru juga. Jika
berhasil, maka jumlah penentang akan sangat
berkurang, sedangkan jumlah pendukung semakin bertambah banyak.
faktor eksternal :
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini
Tuntutan akan tata pengaturan yang baik
(good governance) : demokratisasi, akuntabilitas, transparansi dsb
Globalisasi ekonomi : persaingan semakin ketat/intensif
Lingkungan dan kebutuhan pasar yang dinamis, kepentingan bisnis dan organisasi
faktor internal :
Peningkatan efisiensi dalam pemanfaatan sarana dan prasarana kerja
Keterkaitan langsung antar berbagai proses manajerial dan informasi
perilaku pemimpin dan perlakuan manajemen yang tepat untuk diterapkan pada karyawan
Budaya organisasi dan pola pikir karyawan
Lingkungan Luar U M P A N B A L I K Kepemimpinan
Misi dan Strategi Kultur Organisasi
Praktek Manajemen
Sistem Struktur (peraturan dan
prosedur) Suasana Kerja Sistem dan Teknologi Informasi Motivasi Kebutuhan Tugas
dan Ketrampilan Kebutuhan dan
Individu nilai pribadi
Kinerja Individu dan Organisasi U M P A N B A L I K 15
• Mengikut sertakan dalam perubahan • Mengatasi penolakan terhadap perubahan Melakukan Perubahan a.l. • Visi/Misi • Budaya • Strategi • Tugas • Teknologi
• Dorongan terhadap perilaku baru
• Penghargaan untuk perilaku baru
• Tindak lanjut, evaluasi serta
penyesuaian yang diperlukan
Attitudes and Beliefs Awareness and Sensibilities Skills and Capabilities
Domain of Enduring Change (Deep Learning Cycle)
Guiding Ideas Domain of Action (Organizational Architecture) Innovations in Infrastructure Theory, methods, and tools Implicate (Generative ) Order Result
IV. D. Change as A Learning Process
1. Kategori Perubahan
2. Jenis-Jenis Perubahan
3. Masa Periode Perubahan
4. Dimensi Perubahan
Change Leadership
Change Management
The WHAT
The ‘hard’ edge:
Systems, processes, structures, and business strategy
The HOW
The ‘soft’ side:
Three Type Of Change
Work specialization, departmentalization,
chain of command, span of control, centralization,
formalization, job redesign, or actual design
Structure
Attitudes, expectations, perceptions, and
behavior People
Work processes, methods, and equipment
Process/ Technology
Duration:
Durasi program perubahan
Integrity: Integritas dalam program perubahan
Commitment:
Komitmen top management & employees
Effort:
Usaha untuk mewujudkan tujuanserta
Kompetensi dan tim yang dibutuhkan
1. Perubahan Operasional (incremental/gradual)
Perubahan bersifat parsial
Tidak menimbulkan dampak luar biasa bagi unit-unit operasional
Perubahan kemasan produk
Cara promosi
Seragam kerja
Penampilan perusahaan/artefak
Perubahan cara kerja untuk peningkatan efisiensi, peningkatan
revenue, dan pemakaian sumber daya
2.
Perubahan Strategis ( radikal )
• Perubahan berdampak luas
• Memerlukan koordinasi dan dukungan dari unit-unit terkait
• Misalnya :
• Perubahan budaya dan nilai-nilai dasar Perusahaan
• Perubahan arah ‘ fokus bisnis
• Perubahan struktur organisasi dari vertikal-horizontal menjadi matrix
Perbedaan antara Perubahan
Incremental vs Radikal
Untuk Keseimbangan Umum Organisasi Merubah Paradigma dan Mendasar Merubah
Bagian Kecil Transformasi seluruhnya
Melalui
Struktur dan proses Manajemen biasa
Melalui
Penciptaan Struktur dan Manajemen baru
Perbaikan / Penyempurnaan
Teknologi
Terobosan Teknologi
Perubahan inkremental
Perubahan Transformasi
Proaktif Tuning Planned
Transformation
Reaktif Adaptation Forced
Transformation P E R U B A H A N
Model TEORI MOTIVASI
1. Manfaat – Biaya.
Manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biaya Perubahan
2. Ketidak Puasan.
Adanya ketidakpuasan yang menonjol terhadap keadaan sekarang
3. Persepsi Hari Esok.
Manusia dalam suatu organisasi melihat hari esok yang dipersepsikan lebih baik.
4. Cara yang Praktis.
Ada cara yang praktis yang dapat ditempuh untuk ke luar dari situasi sekarang
Model
“Contingency”
Dalam Strategi Perubahan
(
Tannebaum dan Schmidt – 1973 )Kontinum Gaya Pengambilan Keputusan
Otokratik Partisipatif
RENDAH TINGGI RENDAH A USAHA MINIMAL B DIINFORMASIKA N
TINGGI C
Kapan Perubahan dilakukan
1. Transformasi Manajemen
2. Manajemen “ Turnaround “
Nilai Perusahaan
Waktu
Transformasi Manajemen krisis
Kurva Kedua
A O
O O B 1 B
Turnaround
Kurva S ( Sigmoid Curve)
Dan strategi perubahan
1.Transformasi Manajemen
• Dilakukan oleh perusahaan yang sehat,
agar mulus ke “kurva S kedua”
• Adanya signal yang kurang
mengembirakan, dan pada umumnya mempertanyakan :
• Hal-hal tidak patut apa yang telah kita
lakukan ?
• Hal-hal apa yang mampu membuat kita
2.
Manajemen
“ Turnaround
”
• Dilakukan oleh perusahaan yang sudah mulai menghadapi persoalan yang agak pelik dan
melibatkan pihak-pihak yang lebih luas
• Perusahaan masih memiliki sumber daya (asset, dan waktu ) untuk melakukan manuver dn masih
memiliki keunggulan komparatif
• Adanya peluang untuk memperbaiki “ performance
“ perusahaan karena masih didukung dengan arus kas yang positif
3
. Manajemen Krisis
• Dilakukan oleh perusahaan yang sudah
mulai memasuki “ masa krisis”
• Perusahaan sudah mulai kehabisan darah
( cashflow, reputasi dan motivasi )
• Perusahaan mulai menghadapi kesulitan
memenuhi kewajiban jangka pendek
• Posisi berbahaya dan eksistensinya
diragukan
Model Force-Field (Kurt Lewin-1951) dalam Strategi Perubahan
NO TINDAKAN STRATEGIS TRANFORMAS I TURN AROUND MANAJEMEN KRISIS
1 Divestasi Cabang dan Divisi V
2 Re-enjinering Proses V
3 Menerapkan Manajemen Kendali Mutu V 4 Melakukan Perubahan Produk V
5 Review dan Pengurangan produk V V
6 Rightsizing Tenaga Kerja V V
7 Menetapkan “ full product cost “ V V
8 Meninjau Kembali Harga Jual V V V
9 Memperbaiki Sistem Imbalan/Upah V V V
10 Downsizing Operations V V
11 Merestrukturisasi Utang V V
12 Pemutusan Hubungan Kerja V V
13 Memperbaiki Manajemen Modal Kerja V V
14 Memperpanjang Utang V V
15 Menegosiasi Utang dengan kreditor V
16 Mencari Perlindungan Hukum V
17 Likuidasi V
• Harley Davidson (HD) mengalami tiga kali masa sulit:
1. HD terancam bangkrut karena pada 4 Juli 1947, saat
kemerdekaan Amerika, sekelompok orang sebanyak 500 merusak gedung dengan bersenjata pistol dan pisau hingga HD didentikan dengan simbol gangster.
2. Tahun 1969 HD kalah dengan masuknya motor buatan Jepang (Honda, Suzuki, Kawasaki & Yamaha). Tahun 1969 HD diselamatkan oleh American Machine and Founding Company (AMF) dengan suntikan $ 29 juta. HD kembali berjaya. Pada tahun 1973 HD memasarkan 37 ribu unit dengan nilai $ 122 juta, sehingga karena produksinya digenjot maka kualitas produksinya
3. 1981, 13 executive HD membeli HD dari AMF dengan menebus kerugian HD sebesar $ 50 juta. Kemudian mereka memperbaiki kualitasnya dan melakukan
strategi pemasaran radikal (Hill + Rifkin 1999) sebagai berikut:
Merekrut Aktifis karyawan yang mencintai dan menghayati produk HD
Love & Respect your Customer
Create a community of consumers
• Dengan hati-hati menggunakan market research dengan menjaring orang-orang yang membeli karena orang lain membeli
• CEO harus orang yang mencintai dan pekerjaannya
• HD bangkit kembali
Konkrit,
mudah Proses
Budaya Imbalan Kekuasaan Sistem Keyakinan Individu Metoda Struktur Organisasi Teknologi Konkrit, mudah Abstrak, sulit Lapisan fisik Lapisan infrastruktur
KECENDERUNGAN DAN RESPON
Kecenderungan Bisnis Global
• Persaingan Internasional
• Siklus Produk jangka pendek
• Penyesuaian terhadap tuntutan konsumen
• Tuntutan kualitas
Respon Organisasi
• Organisasi yang ramping
• Berpusat pada team • Selalu melakukan
perbaikan
• Memiliki pekerja dengan bermacam keahlian
• Organisasi Pembelajar
E. PERUBAHAN PARADIGMA
Harus ada Perubahan Paradigma untuk Kesuksesan Organisasi
FAKTOR SUKSES FAKTOR SUKSES
DULU SEKARANG
• Ukuran / Result • Kecepatan
• Kejelasan Peran • Fleksibilitas
• Spesialisasi • Multi Skill & Kompetensi
• Pengawasan • Inovasi
A. Beberapa Model & Langkah-Langkah
Perubahan
89
1. Establish a Sense of Urgency
2. Forming a Powerful Guiding Coalition 3. Creating a Vision
4. Communicating the Vision
5. Empowering Others to Act on the Vision 6. Planning for and Creating Short-Term Wins
7. Consolidating Improvements and Producing Still More Change
8. Institutionalizing New Approaches
90
• Is this change a burden or a challenge?
• Is the change clear, worthwhile and real?
• Will the benefit of change appear to begin quickly?
• Is the change limited to one function or a few closely related functions?
• What will be the impact on the existing power and status relationship?
• Will the change fit the organizational Culture?
• Is the change certain to happen?
91
1. Leading Change
2. Creating a Shared Vision 3. Shaping a Vision
4. Mobilizing Commitment 5. Making CHANGE LAST 6. Monitoring Progress
7. Changing Systems and Structure
Lewin’s Three
-steps
models
Status Quo Desired State
Time
Restraining forces
1. Membangun urgensi tentang perlunya perubahan
2. Membangun koalisi atau kelompok kerja untuk perubahan
3. Membangun visi dan strategi untuk perubahan
4. Mengomunikasikan visi perubahan ke semua pihak di dalam
perusahaan atau organisasi
5. Melakukan perubahan melalui pemberdayaan
6. Menciptakan kemenangan atau hasil baik jangka pendek
7. Mengevaluasi perubahan yang telah dilakukan
8. Meng-institusionalkan Pendekatan/Budaya yang baru.
John P Kotter “ Leading Change “
54
1. Membangun Urgensi Tentang Perlunya Perubahan
CARA-CARA UNTUK MENAIKKAN TINGKAT URGENSI
1. Ciptakan krisis dengan menunjukkan terjadinya kerugian secara finansial, menunjukkan kelemahan dibandingkan dengan
pesaing, atau membiarkan kesalahan terjadi.
2. Hapuskan tunjangan yang terlihat berlebihan (misalnya,
keanggotaan di klub, ruang makan eksekutif yang mewah, dst.) 3. Tetapkan target pelayanan, produktivitas, kepuasan pelanggan,
atau waktu pelayanan yang sangat tinggi sehingga tidak dapat dicapai jika tidak dilakukan perubahan.
4. Ukur kinerja unit bukan hanya berdasarkan sasaran fungsional yang sempit. Ukuran kinerja yang lebih luas digunakan untuk banyak orang.
5. Kirimkan lebih banyak data tentang kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan ke lebih banyak karyawan.
56
CARA-CARA UNTUK MENAIKKAN TINGKAT URGENSI
6. Pastikan orang-orang berbicara secara rutin dengan pelanggan atau supplier yang tidak puas.
7. Diskusikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan secara lebih terbuka dalam buletin perusahaan atau
pidato manajemen Senior manajer jangan hanya mengumumkan hal-hal yang “indah”.
8. Berikan informasi tentang peluang-peluang di masa depan, imbalan untuk memanfaatkan peluang-peluang itu, dan ketidakmampuan organisasi saat ini dalam
mengejar peluang-peluang itu.
57
1. Target Pelayanan (Grass I & II, June 2010 tidak ada
pemadaman, Pra-bayar, peningkatan fungsi IT sehingga pelayanan pelanggan meningkat)
2. Hasil Survey Integritas Layanan Public (ILP) merupakan salah satu dalam kinerja korporat
3. Survey Kepuasan Pelanggan 4. Si Ujo
5. Perubahan SIMKP
6. Employee Engagement Survey 7. Survey Budaya
2. Membangun Koalisi Atau Kelompok Kerja Untuk Perubahan
MEMBANGUN KOALISI UNTUK PERUBAHAN
Temukan orang yang tepat
Dengan posisi yang kuat, keahlian yang luas, dan kredibilitas yang tinggi
Dengan ketrampilan kepemimpinan dan manajemen
Ciptakan sikap saling percaya
Lakukan lewat kegiatan-kegiatan di luar kantor yang terencana dengan baik
Lakukan banyak diskusi dan kegiatan bersama-sama
Kembangkan sasaran bersama
Sasaran itu harus asuk akal …
… dan juga menarik
• Dibangunnya Change Agent Program (CAP) di unit-unit
• Cascade Kinerja Perusahaan
• Diterbitkannya buku pedoman perilaku 2010
3. Membangun visi dan strategi untuk perubahan
KARAKTERISTIK SEBUAH VISI YANG EFEKTIF
Imaginable: Mudah untuk dibayangkan sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang masa depan.
Desirable: Menarik bagi karyawan, pelanggan, pemegang saham, dan orang-orang lain yang berkepentingan
Feasible: Merupakan sasaran yang realistis dan dapat dicapai
Focused: Terfokus sehingga cukup jelas untuk memberikan bimbingan dalam pengambilan keputusan
Flexible: Cukup umum untuk memungkinkan inisiatif individual dan berbagai tanggapan yang berbeda terhadap perubahan kondisi
Communicable: Mudah dikomunikasikan; dapat dijelaskan dalam waktu lima menit
• Ditetapkannya World Class Services dengan
melaksanakan perubahan paradigma, perubahan fundamental bisnis dan peningkatan pelayanan
DESCRIPTION OF A VISION: HRIS PROJECT
Dalam waktu 2 tahun, HRIS mampu meningkatkan peran SDM lebih
efektif dan efisien.
Efisien berarti lebih cepat dalam waktu respons untuk pertanyaan
dan permintaan karyawan, dengan akurasi yang tinggi.
Efektif berarti program ini juga akan meningkatkan akurasi rencana
pengembangan karyawan dapat lebih komprehensif. Ini akan
mendukung tujuan perusahaan didalam meningkatkan kepuasan dan
tingkat kompetensi karyawan.
4. Mengomunikasikan visi perubahan ke semua pihak di dalam perusahaan atau organisasi
ELEMEN-ELEMEN KUNCI DALAM KOMUNIKASI VISI YANG EFEKTIF
Simplicity: Sederhana, jangan gunakan istilah-istilah asing yang tidak
dikenal.
Metaphor, Analogy, & example: Berikan gambaran tentang masa depan dengan memberikan metafor, analogi dan contoh-contoh.
Multiple forums: Gunakan berbagai media komunikasi, termasuk rapat besar dan kecil, memo, buletin, interaksi formal dan informal.
Leadership by example: Perilaku dari orang-orang penting yang tidak konsisten dengan visi membuat orang-orang tidak mempercayai apa yang disampaikan
Explanation of seeming inconsistencies: Sikap yang tidak konsisten harus dijelaskan agar tidak mengganggu penyampaian visi.
MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM
KOMUNIKASI
Lima langkah sukses perencanaan komunikasi :
• Terus terang / Jujur
• Kontekstual
• Membangun
• Konsisten
• Berkelanjutan / follow up
• 2015 Asean Economic Community (AEC)
• Ditingkatkannya peran knowledge sharing
• Dibentuknya CAP di unit-unit
• Survey ILP dimasukkan dalam kinerja korporat
• Di sosialisasikannya kebijakan baru korporate
CHOOSING THE RIGHT
IN CHANGE MANAGEMENT, LISTENING IS COMMUNICATING
DALAM MANAJEMEN PERUBAHAN,
MENDENGARKAN ADALAH BERKOMUNIKASI
Better Change: Best Practices for Transforming your Organization, Irwin Publishing
5. Melakukan perubahan melalui pemberdayaan
PEMBERDAYAAN
Pemberdayaan adalah lingkungan di mana
karyawan di semua tingkatan merasakan
dampak mereka terhadap kualitas, pelayanan, dan keberhasilan dalam bidang tanggung
jawab mereka.
MEMBERDAYAKAN
UNTUK MENGEFEKTIKAN PERUBAHAN
Komunikasikan visi kepada karyawan: Jika karyawan memiliki arah tujuan yang sama, akan lebih mudah untuk memulai tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan itu.
Buat struktur yang sesuai dengan visi itu: Struktur yang tidak sejajar dengan visi menghambat tindakan.
Berikan pelatihan sesuai kebutuhan karyawan: Tanpa sikap dan ketrampilan yang tepat, orang-orang tidak akan merasa diberdayakan.
Sejajarkan sistem informasi dan SDM dengan visi itu: Sistem yang tidak sesuai dengan visi akan menjadi hambatan.
Tegur orang-orang yang meremehkan perubahan: Orang-orang yang meremehkan perlunya perubahan akan membuat orang-orang merasa tidak diberdayakan.
73
• Direvisinya kebijakan-kebijakan perusahaan yang berdampak positif dan berkeadilan bagi seluruh pegawai, misalnya SIMKP
1. Leader Has Reasons for every action
2. To be a great Leader we must pay a
price
3. To coach is to show
4. You have to be uncommon
5. Everyone plays for the team
6. Do whatever it takes
6. Menciptakan kemenangan atau hasil baik jangka pendek
PERAN KEMENANGAN JANGKA PENDEK
Memberikan bukti bahwa pengorbanan mereka itu bernilai: Keberhasilan jangka pendek membantu menjustifikasi pengorbanan yang diambil untuk mencapai keberhasilan itu.
Berikan penghargaan kepada para change agent: Setelah bekerja keras, umpan balik positif akan membangun semangat kerja dan motivasi.
Menajamkan visi dan strategi: Keberhasilan jangka pendek memberikan data kongkrit bahwa perubahan itu akan memberikan hasil dalam jangka panjang.
Memberikan bukti kepada orang-orang yang sinis terhadap perubahan: Peningkatan yang jelas dalam kinerja membuat sulit bagi orang-orang untuk menghambat perubahan.
Menunjukkan hasil kepada manajemen: Memberikan bukti kepada manajemen bahwa transformasi itu berjalan dengan baik.
Membangun momentum: Mengubah orang-orang yang netral menjadi
pendukung, pendukung yang ragu-ragu menjadi pendukung yang aktif, dsb.
Adapted from: Leading Change, John P. Kotter
• Keberhasilan Grass Tahap I & II, dan sejak Juni 2010 tidak ada pemadaman
• Kemampuan pegawai untuk dapat beradaptasi
terhadap perubahan di implemantikasikan dengan adanya 4 kali bonus ditahun 2010-2011 .
• Perubahan kebijakan dengan P1, P2 dan P3 yang
berdampak dengan peningkatan penghasilan pegawai.
7. Mengevaluasi perubahan yang telah dilakukan
TINGKATAN EVALUASI
FOKUS TINGKATAN
T I N G K A T
Apakah usaha perubahan itu memberikan hasil-hasil bisnis yang diharapkan (produktivitas, efisiensi, margin, dsb)?
Apakah perubahan itu secara konsisten tercermin dalam perilaku karyawan? Hasil Perilaku K E S U L I T A N
Apakah karyawan memahami Pengetahuan
perubahan yang diharuskan dalam peran baru mereka?
Apakah para karyawan melihat Reaksi
perubahan itu secara positif?
Based on Kirkpatrick Model
• Employee Engagement Survey dilaksanakn pada TW1 dan TW4
8. Meng-institusionalkan
Pendekatan/Budaya yang baru.
77
• Sedang dikaji apakah SIPP masih tepat untuk PLN
GAYA MANAJEMEN
PERILAKU TETAP
AKSI
PERASAAN Kesulitan
Perubahan
Waktu untuk Berubah NILAI
• Hambatan pada tingkat individu
– Ketakutan terhadap yang tidak diketahui
– Kuangnya pengertian dan kepercayaan
– Kepentingan Pribadi
– Perbedaan Pendapat
• Hambatan pada tingkat Organisasi
– Terganggunya Kemapanan Struktural
– Terganggunya kohesivitas kelompok
– Terancamnya kekuasaan
KESALAHAN UMUM
1. Membiarkan terlalu banyaknya kepuasan
2. Kegagalan untuk menciptakan petunjuk/arahan yang tepat 3. Tidak menekankan pada kekuatan visi dari perubahan 4. Tidak mengkomunikasikan visi dengan optimal
5. Membiarkan hambatan yang menghalangi visi
6. Kegagalan untuk menciptakan “kemenangan” jangka pendek
7. Terlalu cepat mengumumkan keberhasilan
8. Terlupakan untuk menerapkan perubahan dalam budaya perusahaan
AKIBATNYA
• Strategi baru tidak dapat diterapkan dengan baik
• Akuisisi tidak mencapai sinergis sesuai dengan harapan
• Reengineering menjadi terlalu lama dan terlalu mahal
• Perampingan tidak menyebabkan biaya menjadi terkontrol
• Kualitas program tidak mencapai hasil yang diharapkan
13
60 50 40 30 20 10 0 % Respondents
* 1993 survey of 400 US and Canadian CEO‟s by Deloitte & Touche
WHY ?
Resistance to change
Limitation of existing systems Lack of executive consensus Lack of senior executive champion
Unrealistic expectations
Lack of cross-functional project team
Inadequate team skills
IS staff involved too late Project charter too narrow
1. Terlalu lama berada dalam posisi nyaman (comfort zone) 2. Gagal membangun koalisi perubahan yang tangguh
3. Meremehkan kekuatan visi
4. Visi yang baru tidak dikomunikasikan secara adekuat 5. Membiarkan kelompok kontra perubahan
6. Gagal mendemonstrasikan keunggulan perubahan dalam jangka pendek (short term wins) bench mark the success
7. Mendeklarasikan kemenangan terlalu cepat
8. Gagal mengamankan perubahan dalam budaya perusahaan
9 of 10 Companies fail to implement Their
Business Strategies
Due to Four Barriers
Vision Barrier
Only 5 % of The Workforce Understands The Strategy
People Barrier
Only 25 % of Managers have incentive linked to Strategy
Management Barrier
85% of Executive team spend less than one hour/month
discussing strategy
Resouces Barrier
60 % of Organization don’t
Link budgets to Strategy
9 0f 10 Companies
fail To Execute
Strategy
• Perubahan aspek psiko-sosial perlu sejalan dan selaras dengan perubahan aspek-aspek strategis, struktur dan proses teknis.
EFFECTS OF CHANGE
AFFECTS OURCONFIDENCE
MAKES US EMOTIONALLY
VULNERABLE
CREATES STRESS AND ILLNESS
THREATENS OUR SECURITY
Fear of losing something of value
Individual Resistance
Belief that change is not good for
organization Fear of
unknown
WHAT’S IN IT FOR ME ??
“
Habit, telah mengunci perilaku manusia. Ibarat komputer, otak manusia telahterprogram untuk melakukan hal-hal yang rutin dari waktu ke waktu.
Jika sesuatu diubah tanpa sepengetahuannya, maka bisa mengalami suasana-suasana
negatif dan emosional. Perasaan-perasaan ini dapat menghambat penerimaan, bahkan dapat
KECENDERUNGAN PENOLAKAN PERUBAHAN DAPAT TERJADI PADA 3 TINGKAT
1.Individual
2.Kelompok
3.Organisasi
24
1. KEBIASAAN
2. PERUBAHAN DIPERSEPSIKAN SEBAGAI ANCAMAN PADA JABATAN, KEDUDUKAN DAN/ATAU KARIER SESEORANG.
3. PERTIMBANGAN EKONOMI
4. PERUBAHAN DIANGGAP OLEH KARYAWAN AKAN BERAKIBAT MENURUNKIAN PENGHASILANNYA
5. KETAKUTAN MENGHADAPI KETIDAKPASTIAN
Individual resistance Selective
information processing
Fear of the unknown
Economics factors
Habit
1. INERSIA KELOMPOK :
SECARA PRIBADI INDIVIDU MENERIMA PERUBAHAN TETAPI YANG BERSANGKUTAN AKAN MENOLAKNYA KARENA TEKANAN DARI PARA ANGGOTA KELOMPOK LAINNYA
2. JIKA MANAJEMEN HENDAK MEMPERKENALKAN PERUBAHAN YANG
TERBATAS CAKUPANNYA TANPA MENGAITKAN DAMPAKNYA ANTARA ASPEK KEGIATAN SATU DENGAN LAINNYA.
3. JIKA KELOMPOK MEMANDANG PERUBAHAN AKAN BERAKIBAT
PADA PERUBAHAN POLA ALOKASI SARANA DAN PRASARANA KERJA YANG SELAMA INI SUDAH DINIKMATINYA.
1. dalam lingkungan organisasi biasanya sudah terdapat mekanisme utk memilihara stabilitasnya yang tampak pd proses seleksi, penyelenggaraan pelatihan, formalisasi instrumen. perubahan akan berperan selaku penjamin
stabilitas yang sudah dinikmati oleh para anggota perusahaaN
2. Ancaman terhadap pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki : bagi tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang sangat spesifik, perubahan dapat dianggap sebagai ancaman terhadap hak istimewa yang dimilikinya
Organization resistance Threat to
established resource allocations
Threat to established power relationship
Threat to
expertise Group inertia
Structural inertia
26 PENOLAKAN LOGIS PENOLAKAN
PERUBAHAN
PENOLAKAN PSIKOLOGIS
PENOLAKAN SOSIOLOGIS
• KEPENTINGAN KELOMPOK
PENOLAKAN LOGIS PEGAWAI
WAKTU
PENYESUAIAN DIRI UPAYA BELAJAR KEMBALI
PERUBAHAN PERUBAHAN
SITUASI YANG KURANG DIINGINKAN
KERUGIAN EKONOMIK DARI
PERUBAHAN
PENOLAKAN SOSIOLOGIS
PEGAWAI
PERSEKONG-KOLAN POLITIS
BERTENTANGAN DENGAN NILAI
KELOMPOK
PERUBAHAN PERUBAHAN
PANDANGAN YANG PICIK
KEPENTINGAN PRIBADI
KEINGINAN
• Individu cenderung menolak perubahan
• Rantai reaksi merupakan kondisi/situasi dimana
perubahan langsung mempengaruhi
individu/beberapa individu
• Kelompok mampu berpikir, tidak selalu menerima perubahan, sering justru sebaliknya, tergantung cara pengenalan perubahan
TANDA-TANDA RESISTENSI
Resistensi Individu:
• Apatis • Komplain
• Kesalahan kerja • Kemarahan
• Keras kepala
• Absensi alasan sakit • Mengucilkan diri
Resistensi Organisasi:
• Keluhan bertambah • Produktifitas menurun
• Tingkat absensi meningkat • Hasil kerja jelek
• Sabotase • Demonstrasi
Satisfaction /Complacency Denial /Rejection Anger/ Resistance Acceptance/ Curiosity Enthusiasm/ Hope Commitment/ Excitement
OPPOSED ENGAGED
Communication Priorities
•Convey urgency
•Give facts
•Provide evidence
•Convey big picture •Listen •Show concern •Restate facts •Listen •Demonstrate concern
•Restate facts
•Convey commitment
•Restate big picture
•Communicate vision
•Ask for help
•Involve •Celebrate wins •Inspire •Feedback success •Inspire •Create Champions
Communication & Resistance
PREDIKSI JALUR DALAM MELEWATI PERUBAHAN
Tanda dalam Setiap Fase:
Penyangkalan:
“Betapa baik keadaan di masa lalu” “Hal itu tidak mungkin terjadi di sini”
Sikap seakan semua berjalan seperti biasa Menolak untuk mendengar informasi baru.
Penentangan:
Kemarahan
Kehilangan & sakit hati Sikap keras kepala
Sikap menyalahkan orang lain
“Betapa baik keadaan di masa lalu” “Hal itu tidak mungkin terjadi di sini”
Sikap seakan semua berjalan seperti biasa Menolak untuk mendengar informasi baru.
Komitmen:
Visi Fokus Kerja Tim
Kerja sama & keseimbangan
Penjajakan:
“Apa yang akan terjadi pada saya?”
Melihat kemungkinan Tidak dapat memutuskan Kerja yang tidak terfokus Melihat sumber daya Menyelidiki alternatif
Mempelajari ketrampilan-ketrampilan baru
1. Education and Communication
2. Participation and Involvement
3. Facilitation and Support
4. Negotiation and Agreement
5. Manipulation and Co-option
6. Explicit and Implicit Coercion
Strategi Mengatasi Resistensi terhadap Perubahan ( Kotter & Schlesinger – 1979 )
Berikan informasi tentang Perubahan Berikan alasan-2 logis (rasional) Edukasi kan Manfaat Lakukan pendekatan Libatkan kelompok -kelompok
A. Peran & Fondasi Dalam
Perubahan
B. Respon dalam Perubahan
C. Respon Negatif
IX. A. PERAN-PERAN
FONDASI DALAM MENGHADAPI
PERUBAHAN
“Change Master (Ahli Perubahan)”…..
- bukanlah seseorang yang tahu cara untuk
menghadapi perubahan,
tapi….
- seseorang yang mau untuk berubah, dan
telah mempelajari tentang bagaimana cara
beradaptasi dengan hal-hal yang baru.
IX. B.EMPAT RESPON TERHADAP PERUBAHAN
EMPAT RESPON TERHADAP PERUBAHAN
(Lanjutan)
GAYA PASRAH
Perilaku:
• Merasa marah/ tertekan • Kembali pada cara lama
dalam melakukan segala sesuatu
• Mengisolasikan diri
• Gagal meminta bantuan
• Merasa sebagai korban dari perubahan
Sikap:
Mengapa hal ini terjadi lagi pada saya?
Mengapa hal-hal tersebut tidak dapat sama seperti semula?
EMPAT RESPON TERHADAP PERUBAHAN
(Lanjutan)
Perilaku:
• Melawan perubahan
• Mencari alasan mengapa
GAYA PROTES
perubahan tidak akan sukses • Gagal melihat hasil yang
positif dari perubahan
Sikap:
Ini tidak berjalan waktu lalu. Saya tidak merasa ini akan berjalan sekarang.
Saya ragu perubahan ini akan meningkatkan sesuatu
EMPAT RESPON TERHADAP PERUBAHAN
(Lanjutan)
GAYA PENGAMAT
Perilaku:
• Segan untuk terlibat • Menunggu yang lain
mengambil keputusan kemudian mengikutinya • Bertanya dan menantang
apakah perubahan tersebut sesuai atau
diperlukan
Sikap:
Jika saya tidak pedulikan perubahan ini, maka ia akan berlalu.
Saya tidak akan mengikuti sampai saya yakin hal itu selamat.
Saya tunggu sampai orang yang pengalamannya lebih banyak membuka jalan.
EMPAT RESPON TERHADAP PERUBAHAN
(Lanjutan)
GAYA NAKHODA
Perilaku:
• Mencari jalan untuk mengecilkan reaksi negatif
• Menyelidiki sebab-sebab atau alasan- alasan di belakang perubahan
• Mencari cara yang berguna atau berharga untuk menjalankan
perubahan
• Mencari kesempatan untuk peningkatan
• Membentuk hubungan dengan orang- orang yang terkena perubahan
Sikap:
Perubahan ini merupakan kesempatan untuk
melakukan sesuatu dengan cara lain. Ini merupakan kesempatan untuk
melakukan yang lebih baik.
Saya membuat kesalahan, tetapi saya akan belajar dari kesalahan itu.
RESPON TERHADAP PERUBAHAN
• Pikirkan perubahan-perubahan dalam pekerjaan yang
Anda alami dalam 1 tahun terakhir.
• Dampak yang anda rasakan dalam diri anda
• Tuliskan pada selembar kertas, cara apa yang Anda
terapkan pada umumnya dalam menghadapi
perubahan-perubahan tersebut.
• Jawab dengan jujur,
TIDAK PERLU CANTUMKAN NAMA.
RESPON TERHADAP PERUBAHAN
• Tuliskan pada selembar kertas, apa yang
rekan-rekan pada umumnya terapkan dalam
menghadapi perubahan-perubahan tersebut.
• Jawab dengan jujur,
TIDAK PERLU CANTUMKAN NAMA.
BAGAIMANA SIKAP KITA
MENGHADAPI PERUBAHAN
35
SIKAP DAPAT MEMPENGARUHI …..
• Cara Pandang / Melihat Masalah
• Cara Berpikir
• Cara Bertindak / Berespon
• Pengendalian Diri
IX.C. RESPON NEGATIF TERHADAP PERUBAHAN
Contoh:
Merasa Lebih Ekspert
Pengeluh
Pasif
Penyerang
Negatif
Pengontrol
Ketika anda pesimis dan memprediksi hal terburuk
akan terjadi atau sebaliknya, sikap anda sering menjadi negatif dan orang lain cenderung untuk menghindari anda.
ENAM TIPE SIKAP KERJA NEGATIF
Sikap „Sok Tahu‟
• Menganggap diri tahu segalanya
• Menonjolkan diri dengan sombong
• Berkomentar di setiap situasi/topik
• Tidak mau lagi belajar
Sikap Mengeluh
Selalu komplain
Menilai hidup itu tidak adil
Menolak menerima tanggung jawab
Menyalahkan yang lain atau sistem
Merasa tidak berdaya untuk mengendalikan hidup diri sendiri
Tidak mau mencari solusi suatu masalah
tergantung pada oranglain
Merasa paling sengsara
Sikap Pasif
Menolak berpartisipasi atau kontribusi
Jarang terdengar suara/pendapatnya
Selalu mengikuti keinginan orang lain
Tidak mau kreatif dalam memecahkan masalah
Masa bodoh
ENAM TIPE SIKAP KERJA NEGATIF
Sikap „Menyerang‟
• Selalu mengkritik orang lain
• Menggosip orang lain
• Mudah marah
• Berbicara kasar
• Kurang empati dan peduli dengan
perasaan oranglain
Berpikiran Negatif
Fokus pada hal-hal
yang negatif di setiap situasi
Selalu fokus pada
kesulitan
Tertutup atas ide-ide
baru
Selalu berkata:
„Nggak bisa‟, atau
„Suah pernah dicoba
dan nggak bisa‟.
Gaya bicara dan
intonasi suara yang negatif
Sikap „Mengontrol‟
Fokus pada hasil akhir diri sendiri
Tidak menghiraukan pemikiran atau
pendapat yang lain
Suka mengatur situasi
Selalu ingin menang apapun dilakukan
Mengiterupsi orang lain
Memaksakan ide-ide
LATIHAN:
MENANGANI SIKAP KERJA NEGATIF
• Kelompok terdiri dari 3-4 orang
• Diskusikan bagaimana kita mengatasi masing-
masing tipe sikap kerja negatif, jika Anda memiliki sikap kerja tersebut.
• Satu kelompok mendiskusikan satu tipe sikap kerja diatas.
• Tuliskan jawaban Anda di kertas flipchart • Presentasikan
Waktu: 15 menit
IX.D. RESPON POSITIF TERHADAP PERUBAHAN
Contoh:
Mau belajar
Bertanggung jawab
Mau ikut terlibat
Tegas atau lugas
Berpikir positif
Mendukung
Ketika anda menunjukkan sikap kerja positif, orang lain biasanya memberikan tanggapan yang positif pula.
ENAM TIPE SIKAP KERJA POSITIF : Nahkoda
Sikap “Mau Belajar”
• Terbuka untuk
menerima ide baru
• Mendengar secara aktif dan sabar
• Menanyakan hal- hal yang
bermanfaat
• Meminta nasihat orang yang ahli
• Meningkatkan ketrampilannya
secara terus menerus
• Suka jika diberikan tanggungjawab
baru
Sikap Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab pada semua hal
Bertanggung jawab atas sikap dan tingkah lakunya
Mencari solusi
Tidak menunggu nasib
Mencoba berbagai alternatif pilihan
Menjalankan setiap instruksi dengan baik
Tidak mudah mengeluh jika diberikan
tanggungjawab
Sikap “Mau ikut Terlibat”
Segera
menyelesaikan tugas pekerjaannya
Berperan aktif
dalam team
Memikirkan
alternatif penyelesaian masalah
Antusias dan
menyenangi hidup ini
Berpikir secara kritis
dalam menimbang- nimbang keputusan
ENAM TIPE SIKAP KERJA POSITIF : Nahkoda
Sikap Tegas/ Lugas
• Percaya diri
• Langsung mencari solusi suatu
masalah
• Fokus langsung pada akar
permasalahan
• Menyampaikan pendapat secara
langsung, jelas dan singkat
• Menolak gosip dan mengkritik orang
lain di belakang
• Tidak suka
menunda pekerjaan
Berpikiran Positif
Fokus, gembira dan
bersemangat
Berpikir positif terhadap
segala hal
Melihat masalah sebagai
peluang dan tantangan
Antusias dan produktif
Menciptakan rasa senang
dalam bekerja
Optimis dan penuh
antusiasme
Sikap Mendukung
Mendengarkan secara seksama
Menunjukkan rasa empati
Mengungkapkan perasaan dan emosi
Bersedia dimintai pendapat
Menumbuhkan
keharmonisan dalam tempat kerja
Bertindak suportif
A. Attitude & Feeling
B. Perubahan Perilaku Pekerjaan
C. Keberhasilan
X.B. PERUBAHAN PERILAKU PEKERJAAN
Untuk mengubah perilaku mereka, karyawan perlu melihat beberapa hal :
Informasi yang mereka dapatkan
Pekerjaannya dan bagaimana melakukannya
Konteks di mana mereka melakukan pekerjaan mereka
Kebutuhan organisasi