• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masuknya Islam di Burma Myanmar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Masuknya Islam di Burma Myanmar"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Masuknya Islam di Burma (Myanmar) Oleh: Ibnu Wicaksono

Agama Islam mulai masuk ke Burma (Myanmar) sejak abad ketujuh Masehi, dibawa oleh para pedagang Muslim. Islam di Burma merupakan agama minoritas yang berdampingan dengan agama Kristen, Hindu dan agama Buddha yang merupakan Mayoritas. Islam di salah satu kawasan Asia Tenggara ini sangatlah berbeda dengan kawasan Asia tenggara lainnya seperti Indonesia Malaysia maupun Brunei. Islam Masuk ke Burma pertama kali di Arakan yakni bagian timur dari pesisir pantai Pagan (Bagan). Walaupun daerah Arakan merupakan salah satu daerah di pesisir pantai Burma telah menjadi sebuah jalur perdagangan yang telah banyak dilalui oleh para pedagang.

Sejarah awal mengenai Islamisasi di Burma, terdapat dua daerah besar yang telah dapat dimasuki oleh orang-orang Arab, yakni daerah Pagan (Bagan) dan daerah Arakan, dalam beberapa tulisan mengenai sejarah awal masuknya Islam ke Burma dapat melihat dari kedua daerah ini, dimana Arakan yang berada di sepanjang timur pesisir pantai Bengal dari sungai Naf, telah lebih awal dimasuki oleh orang-orang Arab, faktor penyebanya adalah ramainya arus perdagangan yang menghubungkan antara Timur Tengah dan Asia Tenggara.

Dalam makalah ini akan membicarakan mengenai masuknya Islam di Burma. Bagaimana situasi Burma pada masa Pra-Islam hingga pada masa kedatangan para pedagang Muslim yang singgah di sekitar perairan dari negeri Burma (Myanmar). Sebelum masuk kedalam permasalahan ada baiknya diketahui terlebih dahulu mengenai profil dari negara Burma itu sendiri.

A. Profil Singkat Negara Burma (Myanmar)

(2)

Andaman. Dataran rendah Burma adalah bagian teratas dari semenanjung Asia Tenggara.

Burma (Myanmar) adalah Negara dengan berbagai ras dan disana terdapat 135 kelompok etnik. Populasinya hampir 50 juta. Mayoritas adalah etnik Bamas, yang lain seperti Shan, Kachin, Kayin, Chin, Mon, Rokhine, Muslim Burma, Muslim India, Muslim Cina, dan lainnya merupakan kelompok minoritas di Burma. 1

Pembagian tersebut juga terdapat dalam masyarakat Muslim, ada Muslim Burma atau Zerbadee, Muslim keturunan India, Muslim Hui-Hui atau Panthay, dan Muslim Rohingya. Muslim Burma terbagi dalam tiga komunitas yang berbeda yakni:

1. Muslim Burma atau Zerbadee

2. Muslim India, Imigran keturunan India 3. Muslim Rohingya

Muslim Burma, merupakan komunitas yang terbentuk paling awal. Mereka berasal dari wilayah Swebo di daratan Tengah dekat ibukota pra-kolonial kerajaan Burma. Komunitas ini dapat di runut asal usulnya hingga abad ke-13 dan ke-14, ketika nenek moyang mereka datang ke negara ini sebagai pembantu istana, tentara sewaan dan pedagang dari barat. Pada tahun 1930-an Muslim Burma yang berasimilasi dengan baik ini jumlahnya dilaporkan kurang dari sepertiga komunitas Muslim.

Kaum India, merupakan komunitas Muslim yang terbentuk seiring kolonialisasi Burma oleh Inggris pada abad ke-19. Pada 1886 sampai 1973. Burma dijadikan sebagai bagian dari provinsi India oleh Inggris oleh karena itu banyak imigran dari India ke Burma. Pemerintah Inggris sangat berperan atas datangnya Muslim-muslim India ini. Mereka berdomisili di provinsi Arakan dan Tenosserin.

Penyebab Muslim India banyak berdatangan ke Burma karena kebutuhan pemerintah Burma ysng membutuhkan sumber daya manusia dan penilaian subyektif Inggris tentang imigran India yang dinilai lebih adaptif dan mandiri.

Komunitas Rohingya, yang bermukim dinegeri bagian Arakan atau Rakhine. Suku Rohingya adalah orang Islam dengan budaya mereka yang kelas terlihat di daerah Arakan. Hal itu karena mereka menurunkan agama mereka pada seluruh

1 The Roots, Fruits And Dreams of All The Muslims in Myanmar”

artikel di akses pada 15 Maret 2008 dari

(3)

keturunan mereka dari bangsa Arab, Moor, Pathan, Moghul, Asia Tengah, Bengal dan beberapa bangsa Indo-Mongol. Percampuran dari suku, membuat penampakan fisik unik mereka seperti tulang pipi yang tidak begitu keras, mata mereka tidak begitu sipit (seperti orang Rakhine Magh dan orang Burma). Hidung mereka tidak begitu pesek. Mereka lebih tinggi dari orang Rakhine Magh tetapi kulit mereka lebih gelap, beberapa dari mereka kulitnya kemerahan, tetapi tidak terlalu kekuningan.2

Jumlah Populasi penduduk Burma (Myanmar) sekitar 50 juta pada tahun 2002. Mengenai populasi agama di Burma )Myanmar) sekitar 70 % adalah penganut Buddha, Kristen 8% dan Islam 15% sisanya Hindu, animisme dan lain-lain.

B. Sejarah Awal Burma pada masa pra-Islam

Dalam sejarah Burma tercatat bahwa negeri ini merupakan kerajaan yang telah merdeka sejak sekitar abad 266 SM hingga tahun 1782 M sebelum berada dibawah pemerintahan Burma. Dapat diketahui bahwa Burma memiliki sejarah yang panjang. Sama halnya dengan negeri-negeri di Asia Tenggara pada masa pra-Islam daerah-daerah di Asia Tenggara telah didominasi oleh agama Hindu dan Budha, yang dibawa oleh orang-orang India melalui jalur perdagangan.

Pada masa pra-Islam di Burma telah terdapat beberapa kerajaan yang terletak di dua daerah yakni di daerah Pagan (Bagan) dan Arakan, di kedua daerah ini merupakan tempat dimana agama Hindu dan Budha dapat berkembang hingga dapat masuk ke dalam kalangan kerajaan.

Telah kita ketahui bahwa agama terbesar di Burma didominasi oleh agama Buddha. Hal ini dapat diketahui dari adanya para pedagang dari Cina yang telah melalui daerah ini. Hal ini terlihat dari sumber Cina, yangmana rute jalan tua melintas daratan antara Cina dan Barat, yang menyebrangi daerah bagian Utara negeri ini. Petunjuk pertama pemakaiannya tahun 128 SM, ketika Chang Chi'en menemukan hasil negeri Cina dari Propinsi Seachuan, di Bactria. Langkah-langkah diambil untuk menghubungkannya tetapi hanya pada tahun 69 SM Cina menemukan perfektur Yung Ch'ang menyebrangi mekang dengan markas besarnya di Timur Salween, kira-kira 60 mil dari perbatasan Burma sekarang.

(4)

mengatakan bahwa pengaruh India masuk ke Burma Pesisir melalui pantai. Dalam Jataka daerah itu disamakan dengan Suwarnabhumi, negeri Emas. Sebuah cerita populer orang-orang Burma mengatakan dua orang bersaudara Tapusa dan Palikat, telah diberi delapan helai rambut kepala oleh Gautama. Ini dibawa melalui laut ke negeri Emas dan di sucikan di Pagoda Shwe Dagon, yang di puja di Ranggon sekarang. Babad Mon berisi dongeng yang menceritakan bagaimana Sona dan Uttara, dua orang pendeta Buddha, di tugaskan ke negeri Emas oleh synoda Buddha ke tiga di Pataliputra sekitar tahun 241 Sebelum Masehi. Tetapi sebegitu jauh berkenaan dengan bukti sejarah, tidak ada sisa-sisa masuknya pengaruh India sebelum didapatnya fragmen buku suci Pali di Hmawza. (srikesetra atau Prome Lama) sekitar tahun 500 Masehi.3

Mengenai kehadiran agama Budha di Burma ini terlihat dari bukti-bukti arkeologi yang di temukan diantaranya, terdapat patung bata Wishnu, patung-patung kecil dari perunggu untuk Akolistewara dan Boddhisatwa-bodhisatwwa Budha Hinayana yang lain. Selain patung dan prasasti-prasasti bebahasa pali, yang menunjukan Buddha Himayana telah berkembang di sana sejak tahun-tahun awal. Mayat di bakar dan abunya disimpan dalam periuk di pagoda atau dikuburkan luas beralas batu bata yang di tutupi dengan tanah.

Menurut data- sejarah dalam abad VII dan IX negara Tai di Nanchao menduduki daratan dan pesisir Burma. Rajanya, Kolofeng (748-779) mendirikan benteng untuk mengawasi Hulu Irrawadhy dan memasukkan suku-suku setempat ke dalam pasukannya. Beliau punya hubungan dengan Pyu, yang mungkin menjadi bawahannya, karena serdadu-serdadu Pyu bekerja untuk pasukan Nancho merebut Hanoi tahun 863. peperangan membuka jalan tua ke India menyebrangi daratan Burma. Ada tanda-tanda bahwa Burma bagian utara pada masa ini memperlihatkan banyak perkembangaannya. Penulis-penulis masa kini menyebut hasil Emas, garam, Kuda, ternak, gajah untuk membajak, batu akik dan banyak lagi yang lain-lain.

Agama Buddha berkembang hingga ke daerah Arakan. Daerah ini selama berabad-abad adalah sebuah kerajaan yang merdeka. Arakan telah memiliki daerah Geografis. Disana telah ada berbagai legenda tentang dinasti India yang membentuk ibukota Dinnawadi (Dharyavati), Wassali, Pinsa, Hkrit, Launggyet dan Mrohaung sepanjang sungai Lemro.

(5)

Pada abad ke-8 M, kita mendapati catatan mengenai keluarga dengan nama keluarga “Chandra”. Dan diyakini raja ini telah memperluas daerah Arakan hingga Chitagana, Wesaii, ini telah digambarkan dalam “Easternly Hindu Kingdom of Bengal”.

Dari studi yang telah dilakukan oleh M.S Collins telah menyimpulkan bahwa, “daerah yang dikenal sebagai daerah Utara Arakan telah bertahun-tahun sebelum abad 8 M telah diduduki oleh dinasti Hindu. Pada tahun 788 M ada dinasti baru, diketahui sebagai Chandras, ditemukan sebuah kota yakni Wessali, kota ini telah tercatat menjadi perairan perdagangan yang mana telah dikunjungi kapal-kapal; Raja Chandra adalah penegak agama Buddha,.... daerah perairan telah diperluas hingga utara Chittagong;-- Wessali merupakan kerajaan Hindu Bengal di daerah Timur – pemerintahan dan para penduduk keduannya adalah orang India.

Jatuhnya ibukota Arakan yang lama-- Wessal menunjukan bahwa status Hindu pada abad ke 8 M. walaupun Chandra memegang doktrin Buddha, tetapi penganut Brahmana dan Budhisme tumbuh dengan subur di setiap sisi ibu kota.4 Dalam sejarah

Arakan

Dapat di ketahui bahwa sumber-sumber dari Cina dan Cerita Masyarakat Buddha bahwa Agama Budhha datang dibawa oleh para pedagang Cina yang melalui negeri Burma. Sumber kedua memberikan informasi bahwa ajaran Buddha dibawa melalui dua orang Utusan dari India yang ditugaskan untuk menyebarkan Ajaran Budha di negeri ini. Pada masa pra-Islam terlihat bahwa kerajaan-kerajaan yang berada di negeri Burma memiliki dua kekuatan besar agama yang berkembang ditiap-tiap kerajaan tersebut. Dimana, pengaruh agama Budha lebih dominan dalam memegang kendali dalam pemerintahan.

C. Masuknya Islam di Burma

Negeri Burma yang pada awlanya telah terbagi menjadi beberapa kerajaan, hal ini menjadikan timbulnya beberapa veris mengenai kedatangan Islam khususnya di dua daerah bagian Burma yakni, Pagan (Bagan) dan Arakan, untuk mengetahui Islamissi di Burma dalam makalah ini akan membagi proses Islamisasi di kedua daerah tersebut.

(6)

1. Kedatangan Orang-Orang Arab di Arakan

Arakan sejak dahulu telah banyak didapati para pedagang Arab, Arakan merupakan tempat terkenal bagi para pelaut Arab, Moor, Turki, Moghuls, Asia Tengah, dan Bengal yang datang sebagai pedagang, prajurit, dan ulama. Mereka melalui jalur darat dan laut. Pendatang tersebut banyak yang tinggal di Arakan dan bercampur dengan penduduk setempat.5

Muslim Arab datang pertama kali melewati daratan India dan Asia Tenggara melalui jalur perdagangan pada abad ke-7. Pada waktu itu, rempah-rempah, katun, batu mulia, barang tambang, dan komuditas lainnya yang datang dari Selatan dan Asia Tenggara merupakan barang-barang yang sangat dibutuhkan di daerah Timur Tengah dan Eropa. Orang-orang Arab datang sebagai pedagang, dan hampir menguasai perdagangan tersebut. Mereka melahirkan pedagang-pedagang yang menyebarkan Islam dan menjadi pelaut-pelaut hebat, pengetahuan mereka tentang navigasi, ilmu garis lintang, dan garis bujur, fenomena astronimi, dan geografi negara-negara telah membuat mereka tak tertandingi dalam hal berdagang di Samudera Hindia selama beberapa abad. Orang-orang Arab tersebut menulis tentang tempat-tempat yang mereka datangi untuk membuktikan kedatangan mereka di dunia Timur dan Barat.

Agama Islam pertama kali masuk ke Arakan dibawa oleh orang-orang Arab yang dipimpin Muhammad bin Hanafiya pada tahun 680 M. Pada waktu itu, Arakan dikuasai oleh sebuah kelompok kanibal yang dipimpin oleh Ratu Kaiyapuri. Ketika Muhammad bin Hanafiya datang ke Burma dan menyebarkan agama Islam Ratu Kaiyapuri ikut memeluk agama Islam. Lalu, Hanafiya menikahi Ratu Kaiyapuri. Pengikut Kaiyapuri pun ikut memeluk agama Islam. Seteah itu, dakwah Islam pun tersebar di Arakan oleh para pelaut dan pedagang yang berasal dari Timur Tengah. Data tersebut didapat dari catatan Arab yang ditulis oleh Shah Barid Khan yang berjudul Hanifa O Kaiyapuri pada abad ke 16. Menurut catatan tersebut Muhammad Hanif tiba di Arakan dengan para tentaranya setelah terjadi perang “Karbala”.6

Arakan, yang pada asal mulanya dinamakan Rohang, merupakan sebuah bangsa yang berdiri sendiri sejak awal mula sejarah bangsa itu dikenal. Oleh karena itulah, mereka dinamakan orang Rohangya, yang kini lebih dikenal dengan sebutan Rohingya.7 Ada yang mengatakan bahwa Arakan itu sendiri merupakan kata jamak

dari rukn, berasal dari kata bahasa yang berarti “tiang-tiang”. Kata tersebut 5 “A Short Historical Background of Arakan”, Artikel ini di akses pada 17 Mei 2008 dari http://www.arthistoryclub.com/art_history/Rohingya

(7)

mencirikan keislaman dari etnis Rohingya.8 Tetapi hal ini masih menjadi kontroversi,

dimana kaum Buddha sendiri mengklaim bahwa kata Arakan itu berasal dari nama seorang pendeta Buddha yang bernama “Argyre”. Penyebar agama Buddha manyebut Arakan sebagai “Rekkha Pura”. Jadi tidak dapat dipastikan nama Arakan itu berasal dari mana.

2. Kedatangan orang-orang Muslim di Pagan (Bagan)

Di bagian lain dari daerah Burma setelah Arakan Islam adalah daerah Pagan (Bagan), Orang-orang Muslim pertama yang mendarat di Burma (Myanmar) berlabuh di delta sungai Ayeyarwady, semenanjung Tanintharyi, dan Rakhime di abad kesembilan.9 Kedatangan umat Islam ini tercatat oleh orang-orang Eropa, Cina dan Persia.

Dikatakan dalam sumber lainnya, bahwa orang Muslim Datang ke Burma pada abad ke sembilan. Mereka mungkin berasal dari Bengal, dan berdagang di daerah Arakan dan mendarat di pesisir Pantai Burma. Walaupun Burma bukan pusat jalur antara Timur tengah, India dan Cina, mereka seringkali singgah di Jalur Maritim pada abad kesimbilan dan kesepuluh. Para pelancong Muslim Persia dan dan juga Arab menyebutkan bagian Burma Selatan dalam catatan mereka, mereka menggambarkan lalu lintas perdagangan yang pesat telah berlangsung melalui pantai India, Burma, semenanjung Melayu, Sri Langka. Orang-orang Muslim yang berlayar diperaiaran sebelah Timur telah mengenal daerah pesisir Arakan. Perkampungan Muslim pertama di Burma dihuni oleh para pedagang, beberapa lainnya yang datang ke Burma tanpa sengaja disebabkan karena terdamparnya kapal mereka di peraiaran Burma, dan terpaksa meminta perlindungan.10 tidak banyak sumber yang

mengungkapkan mengenai kehidupan Muslim di daerah ini.

Keterangan tentang berlabuhnya orang muslim di Burma tercatat dalam Kronik Burma yang telah merekam kehadiran Muslim pada Era kerajaan pertama Burma Pagan (Bagan) 1044 M. dua orang pelaut Muslim dari keluarga BYAT. Byat Wi dan Byat Ta, tiba di pantai Burma dekat Thaton. Setelah kapal mereka rusak, mereka mengunakan papan berenang ke pantai. Mereka berlindung dan tinggal di Biara di Thaton. Raja Thaton menjadi takut terhadap mereka dan raja membunuh

7 Azizah, Pemberontakan Separatis Muslim Rohingya Pasca Kemerdekaan Burma 1948-1988, Op. Cit., Hlm. 53

8 Ibid.

9“History of Arrival of Islam in Burma/ Myanmar,” artikel di akses pada 15 Maret 2008 dari http://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Burma

10 Moshe Yegar, “Between integration and secession : the Muslim

communities of the southern Philippines, Southern Thailand, and western Burma/

(8)

saudara tertua ketika sedang tidur. Saudaranya yang paling Muda berhasil meloloskan diri ke Bagan dan berlindung kepada Raja Anawartha. Kemudian dia tinggal di Bagan dan menikahi seorang wanita dan memiliki dua orang anak, Shwe Byin bersaudara.

Sumber lain datang dari Eropa, dimana para Pelaut Eropa yang telah mengunjungi pesisir Pantai Burma di abad ke-15 sampai 17 M menggambarkan bahwa perkampungan para pedagang Muslim dan lalu lintas perdagangan mereka menghubungkan Burma dengan Jalur Sumatra, Malaka, dan Pulau Maluku hingga Cina dan Jepang, di satu sisi, berhadapan langsung dengan Bengal dan Sri langka, Persia dan laut Merah di lain sisi. Para pedagang Muslim mengadakan jual beli di daerah ini. Faktanya adalah beberapa bagian di pesisir Burma berkembang dalam pelabuhan terpenting dan merupakan pusat reparasi kapal. Lebih utama untuk orang-orang Arab dan para pedagang Armenia. Dalam berbagai hal para pedagang Muslim yang telah aktif di Burma, telah menemukan pelabuhan mereka sendiri, dan mereka dibatasi oleh Peraturan yang dibebankan oleh raja kepada Mereka dan juga dengan peraturan daerah setempat.11

Muslim Persia telah berlayar, dalam pencaharian negeri Cina dan Mengunjungi Burma di perbatasan Yunan (Cina), para kolonis telah merekam dalam kronik Cina pada 860 M. Myanmar Muslim telah di kenal dengan sebutan Pathi, dan Myanmar Cina Muslim disebut Panthay, nama ini dipercayai berasal dari bahasa Persi.12 Pelancong dari Persia, Ibnu Khordabeh, pelancong dari Arab pada abad ke

Sembilan, Sulaiman dan Pelancong Persia pada Abad kesepuluh, Ibn al Faqih, dalam tulisan-tulisan mereka menyebut Burma Selatan. Sejarawan Arab yang yang hidup di abad ke sepuluh, al Maqdisi, membicarakan hubungan yang dikembangkan Burma dengan India, kepulauan Melayu, dan Sri Langka. Sejarah Burma mencatat keberadaan orang-orang Arab di masa pemerintahan raja Anawartatha (1044-1077) yang bekerja sebagai penunggang kuda kerajaan. Pengganti Anawartha, raja Sawlu (1077-1088) dididik oleh seorang guru Muslim berkebangsaan Arab dan mengangkat anak sang Guru, Yunan Khan, sebagai Gubernur kota Ussai, yang sekarang bernama Pegu. Sebuah konspirasi di lingkungan istana membuat Yunan Khan memberontak. Usahannya untuk menguasai pagan digagalkan oleh Kyanzitha, saudara Sawlu, yang memperkenalkan suatu perkampungan Muslim di pedalaman Burma lewat tawanan-tawanan Muslim asal India. Di abad ketiga belas, ketika pasukan Kubilai khan yang

11Ibid,.

(9)

didominasi oleh tentara-tentara Muslim di bawah pimpinan Nasruddin, anak gubernur Yunan, menyerang daerah Pagan, keberadaan mereka di Burma kembali terasa.13

D. Kesimpulan

Dari berbagai macam sumber yang didapat maka dapat diketahui, bahwa Islam mulai datang ke negeri Burma (Myanmar Sekarang) ini di mulai sejak awal hadirnya Islam, Yakni abad ke-7 dimana daerah Arakan telah banyak disinggahi oleh para pedagang Arab, Arakan merupakan tempat terkenal bagi para pelau Arab, Moor, Turki, Moghuls, Asia Tengah, dan Bengal yang datang sebagai pedagang, prajurit, dan ulama. Mereka melalui jalur darat dan laut.

Pendatang tersebut banyak yang tinggal di Arakan dan bercampur dengan penduduk setempat. Percampuran suku tersebut terbentuk suku baru, yaitu suku Rohingya. Oleh karena itu, Muslim Rohingya yang menetap di Arakan sudah ada sejak abad ke-7 dan mereka tidak terbentuk dari satu suku saja. Mereka terbentuk dari berbagai percampuran berbagai suku yang berbeda.

Para pedagang yang singgah di panatai pesisir Burma mulai menggunakan pesisir pantai dari Negara Burma (Myanmar) sebagai Pusat persingahan dan juga dapat dijadikan sebagai sebuah tempat reparasi kapal. Dapat diketahui bahwa Islam mulai masuk ke Burma di bawa oleh para pedagang Muslim yang singgah di pesisir pantai Burma. Pada masa kekuasaan perdagangan Muslim di Asia Tenggara mencapai puncaknya, hingga sekitar abad ketujuh belas, kota-kota di pesisir Burma, lewat Koneksi kaum Muslim, masuk ke dalam jaringan dagang kaum Muslim yang lebih luas. Bahkan ketika dominasi kaum Muslim tetap memainkan peran penting di kawasan ini. Mereka tidak hanya aktif di bidang perdagangan, melainkan juga dalam pembuatan dan perawatan kapal. Suatu ketika di abad ketujuh belas sebagian besar propinsi yang terletak di jalur perdagangan dari Mergui sampai Ayutthaya praktis dipimpin oleh gubernur Muslim dengan para administrator tingginya yang juga Muslim.14

13 “Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara”, Saiful Muzani,

(10)

1 .

(11)
(12)

BIBLIOGRAFI

BUKU

Abdurrahman, Dudung, Sejarah Peradaban Islam: Dari Klasik Hingga Modern, Siti Maryam Ed, Yogyakarta: LESFI, 2002

Ali Kettani, M, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini, terj-Muslim Minorities in The Word Today, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005

Azizah, Pemberontakan Separatis Muslim Rohingya Pasca Kemerdekaan Burma 1948-1988, Skripsi: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Depok 2006

G.E Hall, D, .Sejarah Asia Tenggara, Usaha Nasional Surabaya.

Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, Saiful Muzani, Ed, Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 1993.

Yegar, Moshe, Between integration and secession : the Muslim Communities of the Southern Philippines, Southern Thailand, and Western Burma/Myanmar,

Lanham, Md. : Lexington Books, 2002.

Media Online

A Short Historical Background of Arakan, Artikel ini di akses pada 17 Mei 2008 dari http://www.arthistoryclub.com/art_history/Rohingya

History of arrival of Islam in Burma/Myanmar, artikel di akses pada 15 Maret 2008 dari http://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Burma

Referensi

Dokumen terkait

Gelombang reformasi atau tajdid yang berdampak luas ke segenap penjuru dunia Islam, dari Afrika Utara sampai Asia Tenggara, mulai berlangsung pada abad ke-18, tatkala umat

Islam telah sampai ke Asia Tenggara sejak abad ketujuh masihi lagi. Pendapat ini disebarkan kepada catatan dari negeri China yang manyatakan Islam telah diamalkan oleh penduduk

Beliau berpendapat bahwa Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama hijriyah (kurang lebih abad 7-8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur pelayaran yang ramai dan

Di pulau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Papua ini ternyata memiliki sejarah perkembangan Islam sejak abad ke-12. Nama Nu Waar (cahaya) diberikan oleh pedagang Muslim

 Negara Islam telah berdiri pada abad ke-13 dan berkembang pada akhir   Negara Islam telah berdiri pada abad ke-13 dan berkembang pada akhir  abad 15 atau awal abad ke-17

Dengan demikian dapat diketahui bahwa Islam telah berkembang di wilayah Banyuwangi melalui beberapa tahap, sejak dari masa kekuasaan kerajaan Demak, pada pertengahan abad

Pesisir barat Sumatera kemungkinan merupakan penghasil kapur Barus.6 Jika benar bahwa sejak permulaan abad Masehi sampai pada abad ke 7 M telah ada hubungan dagang antara Nusantara

Teori india atau teori Gujarat adalah teori yang menyebutkan bahwa agama islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari india muslim Gujarat yang berdagang di nusantara pada abad