• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERJADINYA PERANG KOREA 1950 1953 DAN HU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TERJADINYA PERANG KOREA 1950 1953 DAN HU"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

TERJADINYA PERANG KOREA (1950—1953) DAN HUBUNGAN KOREA

UTARA DAN KOREA SELATAN HINGGA 2013

Latar Belakang Perang Korea

Setelah berakhirnya Perang Dunia II muncul persaingan-persaingan baru antara Blok Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur (Uni Soviet) yang lebih dikenal dengan sebutan “Perang Dingin”. Adapun negara-negara yang telah menjadi korban akibat dari Perang Dingin diantaranya:

1. Vietnam, yang terpecah menjadi Vietnam Utara dan Vietnam Selatan

2. Jerman, terpecah menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur

3. Korea, terpecah menjadi Korea Selatan dan Korea Utara

Dalam perjanjian Yalta pada tahun 1945 disebutkan bahwa, Uni Soviet akan mengumumkan perang kepada Jepang setelah Perang di Eropa selesai. Dimana pasukan Uni Soviet akan menyerang Jepang melalui Semenanjung Korea. Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet melancarkan serangannya terhadap pasukan Jepang lewat Semenanjung Korea hingga mencapai garis batas 38º LU. Selama enam hari peperangan Uni Soviet keluar sebagai pemenang, tepatnya pada tanggal 14 Agustus 1945 pasukan Jepang menyerah kepada sekutu dengan ketentuan pasukan Jepang yang berada disebelah Utara garis 38º LU menyerah kepada Uni Soviet, sedangkan pasukan Jepang yang berada disebelah Selatan garis 38º LS menyerah kepada Amerika Serikat. Hal inilah yang menjadi dasar pembagian Korea, sehingga garis batas 38º Lintang Utara (LU), menjadi garis batas demarkasi antara Korea Utara dan Korea selatan.

Sebab-sebab Umum

a. Adanya persaingan ideologi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Salah satu dampak Perang Dunia II adalah adanya Perang Dingin, yakni pertentangan antara Blok Barat dibawah komandan Amerika Serikat dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet. Pihak Korea Selatan yang berada dibawah pengaruh Amerika Serikat mengembangkan paham liberal-kapitalis, sedangkan Korea Utara dibawah pengaruh Uni Soviet mengembangkan paham sosialis-komunis.

b. Pembagian wilayah korea menjadi dua bagian

(2)

Uni Soviet akan menerima tawanan-tawanan perang Jepang yang berada didaerah Korea. Keputusan ini didasarkan pada Perjanjian Potsdam 1945, yaitu membagi Korea menjadi dua bagian dengan batas wilayah 38º Lintang Utara, menyerah kepada Amerika Seikat dibawah pimpinan Letnal Jenderal John R. Hogde. Sedangkan pasukan Jepang yang berada disebelah Utara garis 38º Lintang Utara, menyerah kepada Uni Soviet dibawah pimpinan kolonel Jenderal Ivan M. Christyalov.

Pihak Amerika Serikat dan Uni Soviet sebenarnya tidak menjadikan garis tersebut sebagai garis demarkasi antara Korea Utara dan Korea Selatan, melainkan garis tersebut hanya merupakan batas wilayah untuk menerima tawanan-tawanan Jepang pasca Perang Pasifik. Namun, pada akhirnya garis tersebut berubah fungsi menjadi garis demarkasi antara pertahanan Amerika Serikat dan Uni Soviet. Dengan demikian, pembagian wilayah Korea enjadi dua bagian ini menjadi suatu garis pertikaian antara dua kekuatan. Dilain pihak, secara tidak langsung hal ini mengahalangi cita-cita bangsa Korea untuk menjadi bangsa yang merdeka dan bersatu.

c. Tidak adanya kesepakatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet tentang pembentukan Korea

Utara.

Pada bulan Desember 1945 diadakan konferensi para menteri luar negeri di Moskow, konferensi ini diadakan sebagai tindak lanjut dari Deklarasi Potsdam. Dalam konferensi tersebut memperoleh atau menghasilkan kesepakatan antara Amerka Serikat, Uni Soviet dan Inggris yang menyatakan akan membentuk pemerintahan Korea yang demokratis. Pemerintahan ini merupakan pemerintahan perwakilan Internasional yang akan berlangsung selama lima tahun, dimana dalam pemerintahan perwakilan tersebut pasukan-pasukan Amerika Serikat maupun Uni Soviet ikut serta didalamnya (joint Commission).

(3)

2) Mengadakan pembicaraan dengan para wakil rakyat hasil pemilihan umum untuk merundingkan

umum untuk merundingkan masalah kemerdekaan Korea.

Kemudian setelah wakil Korea terpilih, maka PBB kemudian mengajukan rencana antara lain:

1) Membentuk dewan Nasional

2) Mendirikan pemerintahan Korea yang merdeka.

Sesudah pemerintahan Korea terbentuk maka tentara pendudukan akan ditarik mundur. Korea selatan dan Amerika Serikat dapat menjalankan rencana tersebut, sebab rencana itu pada dasarnya merupakan siasat dari Amerika Serikat sendiri yang mendominasi dalam PBB. Akan tetapi, Uni Soviet menolak hal tersebut dan mengusulkan, bahwa tentara pendudukan akan ditarik mundur terlebih dahulu, dan baru kemudian mendirikan pemerintahan Korea merdeka. Dengan demikian, korea menjadi ajang pencaturan politik dan militer antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Selanjutnya masing-masing pihak akhirnyamembentuk pemerintahan baru di Korea, yaitu:

1) Pada tanggal 15 Agustus 1948 Amerika Serikat membentuk Republik Korea (Korea Selatan)

beribu kota di Seoul, dengan Syngman Rhee sebagai Presiden pertama.

2) Pada tanggal 9 September 1948 Uni Soviet membentuk Republik Demokrasi Rakyat Korea

(Korea Utara) beribu kota di Pyongyang, dengan Kim II sung sebagai Presiden pertamanya (Agung Leo S, 2012:134)

Sebab-sebab Khusus

Pada bulan desember 1948, sidang umum PBB mengesahkan laporan tentang hasil-hasil pemilihan di Korea Selatan. Sidang menyatakan bahwa pemerintahan Korea Selatan adalah satu-satunya pemerintahan yang sah. Selain itu juga diputuskan terbentuknya komisi baru Korea yakni Commission on Korea (Komisi tentang Korea), tugas dari komisi ini antara lain:

1) Mengambil alih komisi sementara PBB di Korea

2) Mencoba mengadakan penyatuan Korea

3) Mengadakan penyelidikan penarikan pasukan pendudukan di Korea.

(4)

Jalannya Perang Korea

Perang Korea dari tanggal 25 Juni 1950—27 Juli 1953, adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan. Perang ini juga disebut “Perang yang dimandatkan” (bahsa Inggris proxy war) antara Amerika Serikat dan sekutu PBB-nya dan komunis Republik Rakyat Tiongkok dan Uni Soviet (juga anggota PBB) (Hendarsah, 2007: 96) dan (Iqbal, 2010: 81).

Berbagai cara telah diupayakan oleh Korea Utara hingga akhirnya mengambil keputusan dengan cara kekerasan atau peperangan. Pengumuman perang disiarkan ke sluruh kota melalui radio Pyongyang. Pada hari minggu pukul 4, 25 Juni 1950, Korea Utara menyerang Korea Selatan (Montefiore, 2011: 751). Serangan tersebut sangat mengejutkan Korea Selatan sehingga terlihat Korea Utaralah yang memenangkannya. Serangan ditujukan ke Ibukota Seoul, namun karena cuaca buruk, yang berhasil diduduki hanya Kota Chuchon, Ongjin dan Kaesong yang merupakan kota penting di Korea Selatan.

Kota Seoul baru dapat diduduki oleh pasukan Korea Utara setelah tiga hari perang berlangsung yaitu pada tanggal 28 Juni 1950 (lihat gambar 2.1). Dengan direbutnya Seoul, berarti pihak Utara telah berhasil menguasai 50-80 mil2 wilayah teritorial Korea Selatan, 12 kota

dan 5 ribu desa dalam jangka waktu empat hati (Agung, 2012: 135). Karena hal tersebut, Presiden Syngnam Rhee beserta staf pemerintahannya meninggalkan Seoul dan memindah pemerintahan ke Taejon.

Perang Korea tidak hanya sebatas perang antara Korea Utara dan Korea Selatan. Namun, dibelakang negara tersebut ada sekutu masing-masing yang membantu jalannya Perang. Amerika Serikat mengetahui jika di belakang Korea Utara ada Uni Soviet, sehingga AS memutuskan untuk membantu Korea Selatan. Dengan posisi Amerika dalam Dewan Keamanan PBB, Amerika mengusulkan kepada DK PBB untuk bersidang membicarakan Korea. PBB mengadakan sidang dan menghasilkan resolusi PBB yang antara lain berisi sebagai berikut. 1) Mendesak Korea Utara agar segera menghentikan perang dan menarik mundur

pasukan-pasukannya sampai garis batas 38° Lintang Utara.

2) Memberikan sanksi kepada Korea Utara apabila pihak Korea Utara tidak memperdulikan

desakan tersebut, maka PBB dengan para anggotanya akan membantu Korea Selatan.

(5)

Serikat berkosentrasi di Semenanjung Jepang Pulau Jepang. Strategi militer yang dilakukan oleh Presiden Truman membuat bendungan dengan pasukan-pasukan yang cukup kuat. Presiden Truman mengerahkan pasukan-pasukan Amerika Serikat yang berada di Timur Jauh yaitu di Jepang, di bawah komando Douglas MacArthur diperintahkan untuk mengadakan blokade di seluruh pantai Korea. Pemerintah Cina di Taiwan diminta menghentikan operasinya di daratan Cina, serta bantuan-bantuan militer kepada pemerintah Filipina dan Angkatan Perang Perancis di Indocina ditingkatkan.

Menurut Agung (2012: 137), menyatakan bahwa hingga bulan Agustus 1950, pihak Korea masih tetap unggul, karena hal berikut.

1) Korea Utara dan Uni Soviet mampu membuat rakyat Korea Selatan bersimpati.

2) Logistik pihak Korea Utara terpencar, sehingga sulit dihancurkan dan lebih lama dapat bertahan.

3) Pihak Korea Utara mengadakan penyusupan dan penyamaran yang sangat rapi untuk

(6)

Gambar 2.1 Ekspansi Korea Utara ke Korea Selatan Juni-Agustus 1950 Sumber: (http://dwikisetiyawan.wordpress.com/tag/ saemaul-undong/)

Selama tiga bulan (Juni, Juli, Agustus) pihak Selatan mengalami kekalahan, maka untuk menghindari agar Semenanjung Korea tidak jatuh ke pihak Utara, pihak Selatan membuat strategi baru yang disebut “Pertahanan PBB”. Pertahanan tersebut dipusatkan di Pusan, dan dikenal dengan nama “Pusat Parameter”. Daerah penting lain selain Pusan adalah Taegu.

(7)

membuat RRC yang merupakan sekutu Uni Soviet membantu pihak Utara sebagai tetangga baiknya dari serangan imperialis. Setelah memukul balik tentara Korea Utara dari garis lintang 38 derajat, tentara koalisi Amerika di bawah payung PBB mendekati Sungai Yalu yang berbatasan dengan Tiongkok. Mac Arthur menjanjikan kepada pasukan koalisi untuk merayakan Natal dengan keluarga masing-masing karena perang akan berakhir dan Korea akan bersatu dan demokratis (Widyatmadja, 2005: 169).

Namun, bukan Natal yang mereka rayakan, tetapi usungan peti jenazah mendatangi keluarga tentara Amerika karena Korea Utara kembali melakukan perlawanan. Dengan bantuan RRC, Korea Utara kembali meraih kemenangan. RRC punya persiapan yang matang karena telah terlebih dahulu mempelajari peta perang korea sehingga dapat mengusir pasukan PBB dari Pyongyang untuk kembali ke Selatan. Karena perang Korea juga merupakan perang antara Amerika dan Uni Soviet, maka Amerika pun tidak tinggal diam dengan ikut campurnya RRC. Sehingga menurut Suko dalam Agung (2012: 139) menyatakan bahwa Jenderal MacArthur memberikan wewenang kepada Jenderal Matthew B.Ridgway untuk melancarkan operasi-operasi di Korea.

Jenderal Mattew juga diserahi menggunakan personel tentara VIII dan Korps X yang berarti meliputi kekuatan darat PBB seluruhnya. Pasukan PBB terdiri dari 15 negara, yakni Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Australia, Selandia Baru, Swedia, Thailand, Belanda, Belgia, Kanada, Turki, Yunani, Afrika Selatan, India dan Filiphina. Situasi perang yang tidak memungkinkan mendorong diadakannya perundingan dan gencatan senjata. Perang Korea pada akhirnya membunuh 1 juta warga Korea, seperempat warga Cina, dan tiga puluh empat ribu warga Amerika (Chang, 2009: 220). Menurut Iqbal (2010: 85) bahwa Amerika kehilangan 36.914 tentaranya, sementara Korea Selatan 415.005. Korea Utara menurut Departemen Pertahanan AS, kehilangan 2 juta serdadunya. Ini adalah jumlah yang sangat besar untuk perang tiga tahun.

Upaya Penyelesaian Perang Korea

Terjadi perang Korea (1950 - 1953) sebab Korea Utara menyerbu Korea Selatan dibantu US dan RRC. PBB membentuk pasukan Internasional dan berhasil mengusir perang kembali ke perbatasan 38o LU (Soepratignyo : 1999, 51). Maka selanjutnya diadakan sesbuah perundungan

(8)

Soviet di PBB, menyatakan bahwa bersedia mengadakan perundingan serta akan segera mengirimkan wakil – wakilnya :

a) Perundingan Kaesong (10 Juni – 22 Agustus 1951)

Perundingan di Kaesong disetujui oleh pihak Korea utara maupun Korea selatan karena disebabkan oleh kedua belah pihak memiliki masing – masing pendapat mengapa tempat Kaesong disetujui sebagai tempat perundingan :

1. Pihak Korea Utara mempertimbangkan bahwa Kaesong terletak 20 mil di dalam garis

pertahanan mereka

2. Bagi pihak Korea Selatan dapat menimbulkan kesan bahwa mereka bersedia melaksanakan

perundingan.

Perundingan di Kaesong merupakan strategi bagi RRC untuk menghambat gerakan PBB di Kaesong. Kaesong merupakan wilayah yang strategis dalam menentukan kemenangan melalui garis Lintang 38o, namun perundingan yang berlangsung selama tiga bulan ini mengalami

kegagalan, disebabkan kedua belah pihak tidak dapat saling menghormati satu sama lain bahkan saling menuduh satu sama lainnya. Kegagalan ini disebabkan tidak adanya kesepakatan tentang garis demokrasi.

b) Perundingan di Panmunyom (25 Oktober – 27 Juni 1953)

Perundingan ini merupakan perungingan yang bersambung pada perundingan di Kaesong. Dalam perundingan ini masalah garis demokrasi dibahas dan menjadi hangat. Pihak utara mengusulkan garis demokrasi selebar 2 mil, selanjutnya daerah ini dijadikan daerah bebas militer. Tentu saja dengan persetujuan pihak Korea Selatan. Artinya permasalahan pada perundingan sebelumnya yaitu perundingan Kaesong sudah teratasu dan terselesaikan. Perundingan selanjutnya adalah perundingan genjatan senjata.

c) Gencatan senjata

(9)

Perang Korea yang berlangsung hingga 27 Juli 1953 memakan korban hampir tiga juta orang tewas. Pada tanggal 8 Agustus 1953, pakta pertahanan bersama antara Korea Selatan dan AS ditandatangani di Seoul oleh John Foster Dolies (Menlu AS) dan Syngman Rhee (Presiden Republik Korea Selatan). Perjanjian ini memberikan perlindungan atas Korea Selatan oleh AS apabila ada serangan dari luar (Songo, --:--)

Dampak dari Perang Korea Terhadap Kedua Negara dan Dunia

Perang Korea ternyata menimbulkan dampak yang cukup luas di dunia internasional. Hal ini dikarenakan oleh berbagai sebab, antara lain:

1. Korea bekas daerah jajahan Jepang. Jepang merupakan negara fasis terbesar di Asia yang

menjadi kekuatan super dan mampu menjadi saingan bagi negara-negara imperialis Barat, seperti Inggris, Amerika Serikat dan Uni Soviet Jepang yang berhasil menganeksasi Korea sejak 1910 menjadi sorotan dunia, karena Jepang dikategorikan penjahat perang setelah Jerman. Kekuata Jepang di Korea merupakan suatu hal penting yang perlu diperhitungkan oleh negara-negara besar di dunia.

2. Pasca perang dunia II yang ditandai dengan kekalahan Jepang, Korea telah jatuh ke tangan

Amerika Serikat, Uni Soviet dan RRC. Ketiga negara tersebut adalah negara kuat yang mempunyai pengaruh dan peranan yang cukup besar di dunia, karena negara-negara di dunia pada saat itu mempunyai ketergantungan pada mereka, khususnya kekuatan militer.

3. Keikutsertaan PBB, telah melibatkan anggotanya untuk menyelesaikan masalah Korea. Ini

berarti, Perang Korea telah pula menyeret negara-negara di dunia. Dengan demikian, Perang Korea juga membawa dampak bagi dunia internasional (Agung, 2012: 142).

Dampak Perang Korea bagi dunia internasional, antara lain sebagai berikut: 1. Muncunya dua Negara adidaya, yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet

Amerika Serikat dan Uni Soviet adalah Negara besar yang rnendominasi dunia pasca Perang Dunia II. Dengan kedudukannya di Korea telah mendapatkan tempat yang strategis di Asia dalam upaya mencari dukungan di Asia dalam perluasan pengaruhnya.

2. Munculnya RRC sebagai kekuatan baru

(10)

jelas RRC menyokong Korea Utara dan mengakibatkan perubahan fundamental politik di kawasan Asia Pasifik.

Perang Korea telah menunjukkan kekuatan RRC yang dapat menyaingi kekuatan militer Amerika Serikat. Apabila Uni Soviet tidak mendapat bantuan militer dari RRC, Uni Soviet akan mengalami kekalahan. Dengan adanya partner politik RRC-Uni Soviet sejak Perang Korea, menambah kokohnya pertahanan komunis khususnya di Asia. Sebaliknya, dekatnya hubungan Uni Soviet dan RRC, mengakibatkan putusnya hubungan diplomatik Amerika Serikat-RRC.

RRC muncul sebagai kekuatan baru di Asia, menggantikan kedudukan Jepang yang telah hancur. Didukung oleh jumlah penduduk yang besar, perkembangan industri dan pertanian; RRC berhasil mengembangkan militernya. Keunggulannya dibanding dengan Negara-negara lain di kawasan Asia dan peranannya yang besar dalam Perang Korea, inilah yang mengubah RRC menjadi kekuatan baru di Asia.

Melihat partnership RRC-Uni Soviet, Presiden Truman memutuskan untuk menerapkan politik pembendungan komunis. Selain itu, Amerika Serikat mengadakan perubahan secara fundamental terhadap Jepang yang dapat digunakan Sebagai benteng utamanya di Asia. Bahkan Jepang diizinkan untuk membentuk pasukan bela diri, dimaksudkan agar dapat menangkal meluasnya pengaruh komunis.

Perkembangan komunis di Asia terutama ditujukan pada RRC bukannya Uni Soviet, karera RRC adalah negara yang berada di kawasan Asia, sehingga lebih banyak memahami seluk-beluk Negara-negara di sekitarnya. Dengan demkian, posisi RRC di Asia lebih berbahaya dibandingkan Uni Soviet di Eropa.

3. Munculnya pertahanan bersama

Untuk menjaga keamanan dan pertahanan seteteh Perang Korea, dan untuk membendung perkembangan komunis secara intensif, menyadarkan negara-negara di dunia membentuk pertahanan bersama dengan kepentingan yang berbeda. Secara kongkret pertahanan bersama yang muncul setelah Parang Korea adalah South East Asia Treaty Organization (SEATO) yang didirikan pada 1954 dengan anggota Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Australia, Selandia Baru, Filipina, Thailand, Pakistan dan Korea Selatan. Pertahanan bersama ini merupakan satah satu upaya pembendungan komunisme di Asia .

(11)

kawasan Asia-Afrika untuk mewujudkan menjadi suatu negara yang merdeka lepas dari campur tangan asing. Sedangkan dampak negatifnya, Perang Korea telah memecah bangsa menjadi dua negara yang berbeda dengan paham yang berbeda pula. Di samping itu, Perang Korea telah memperuncing persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur (Agung, 2012: 142-144).

Secara signifikan, dampak adanya Perang Korea ini dapat dibagi ke dalam 3 bagian, yaitu:

1. Dampak Ekonomi kedua belah pihak (Utara dan Selatan)

Perang antar kedua pihak ini mengakibatkan hancurnya infrastruktur dan ekonomi negara. Pada tahun 1970 ekonomi kedua belah pihak sempat seimbang, namun orientasi ekonomi Korea Utara lebih memprioritaskan pada kepentingan militer dibanding dengan kebutuhan rakyatnya sendiri. Korea Utara seringkali mengalami kekurangan makanan dan menyebabkan tingginya tingkat kematian penduduk akibat kelaparan. Korea Utara seringkali meminta bantuan dari luar negeri, tak terkecuali dari pihak Korea Selatan.

Berbeda halnya dengan Korea Selatan, mereka lebih menekankan pertumbuhan ekonomi dengan liberalisasi pasar dan perdagangan, sehingga perindustrian dan kemajuan ekonomi Korea Selatan maju dengan pesat dan menjadi salah satu Macan Asia.

2. Dampak Politik

Korea Selatan mengadopsi sistem politik yang demokratis, berbeda dengan sistem politik di Korea Utara yang komunis-sentralistik. Dengan sistem demokrasi, maka pihak militer meninggalkan perannya dari arena politik, sedangkan pihak Korea Utara lebih menekankan nilai hierarki struktur keluarga sebagai pemimpin berikutnya.

3. Dampak Militer dan Keamanan

Berdasarkan penjelasan yang telah dibahas sebelumnya, Korea Utara lebih menekankan ekonomi dalam upayanya meningkatkan kapasitas militer dan nuklirnya. Dengan adanya sikap dan pengaruh dari kepemilikan senjata nuklir ini, maka secara tidak langsung menyebabkan instabilitas kawasan Asia Pasifik, terlebih dengan beberapa percobaan peluncuran nuklir Korea Utara yang menurut data intelijen mampu menjangkau sebagian wilayah Amerika Serikat.

(12)

Perang saudara, meskipun banyak pihak yang terlibat secara tidak langsung di dalamnya. Korea Utara, yang berbasis komunis, berusaha untuk menyatukan semenanjung Korea ke dalam satu pemerintahan tunggal, yang telah terpisah semenjak 1948. Korea Utara didukung oleh Uni Soviet, sementara Korea Selatan didukung oleh Amerika Serikat dan sekutunya (Kanada, Australia, dan Britania Raya), meskipun banyak negara lain mengirimkan tentara di bawah bendera PBB.

Upaya-upaya rakyat Korea untuk mendirikan pemerintahan independen tidak terlaksana karena pasukan Amerika serikat menduduki bagian selatan Semenanjung Korea, sedangkan pasukan Uni soviet menguasai bagian Utara. Pada bulan november 1947, Majelis Umum perserikatan bangsa-bangsa (PBB) menyepakati sebuah revolusi yang meminta diadakannya pemilihan umum di Korea di bawah pengawasan sebuah komisi PBB. Akan tetapi Uni soviet menolak untuk mematuhi revolusi tersebut dan menolak masuknya komisi PBB ke bagian paruh utara Korea. Majelis umum PBB kemudian membuat resolusi lain yang menunutut diadakannya pemilihan umum di wilayah-wilayah yang bisa dimasuki oleh Komisi PBB. Pemilihan umum pertama dilaksanakan pada tanggal 10 mei 1948, di wilayah-wilayah di sebelah garis lintang 38’. Hasil dari Pemilu ini ialah Syng Man Rhee dipilih menjadi Presiden pertama Korea Utara. Sementara itu disebelah utara garis lintang 38’ Kim il Sung dipiliah menjadi Presiden Korea Utara. Garis 38’ inilah yang mambagi semenanjung Korea menjadi Korea Selatan dan Korea Utara. (Jaro, 2008: 60). Kemudian Korea Selatan membentuk negara Republik Korea Selatan. Sementara Korea Utara membentuk pemerintahan komunis Korea Utara. Perang Korea sendiri merupakan konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan yang berlangsung mulai tanggal 25 juni 1950 sampai 27 juli 1953. Perang Korea (1950-1953) terjadi karena Korea Utara menyerbu Korea Selatan dibantu US dan RRC (Soepratignyo, 1999: 51).

(13)

Hubungan Korea Utara dan Korea Selatan Hingga 2013

Konflik di semenanjung Korea berakhir pada 27 Juli 1953 saat Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok dan Korea Utara menandatangani persetujuan gencatan senjata. Presiden Korea Selatan, Seungman Rhee, menolak menandatanganinya namun berjanji menghormati kesepakatan gencatan senjata tersebut ( Hendarsah, 2007: 100). Namun secara resmi, perang ini belum berakhir sampai dengan saat ini. Pihak Selatan selalu curiga terhadap mereka di utara paralel 38°. Dan pihak Utara selalu menatap ke selatan dan berkeinginan menyatukan rakyat Korea untuk menghadapi bersama musuh besar dari luar.

Setelah 1953, Korea Utara dan Korea Selatan dalam keadaan gencatan senjata. Pada tahun-tahun setelahnya, bukan berarti tidak ada masalah, namun masih banyak konflik-konflik kecil antar kedua belah pihak. Pada tahun 1994, Kim Jong-Il menggantikan ayahnya, Kim Il-Sung sebagai pemimpin baru Korea Utara. Pada tahun yang sama, Korea Utara setuju menghentikan program nuklirnya dan memulai beberapa hubungan kerja sama dengan Amerika Serikat. Ketika Presiden Korea Selatan, Kim Dae Jung, mulai berkuasa pada tahun 1998 ia mengumumkan “Sunshine Policy” atau kebijakan sinar matahari, yaitu sebuah kebijakan yang bertujuan meningkatkan interaksi antara kedua negara.

Pelunakan hubungan kedua negara terlihat pada tanggal 13—15 Juni tahun 2000, ketika pertemuan tingkat tinggi antar Korea diadakan untuk pertama kalinya. “Sunshine Policy” mendapatkan ujian pertama pada bulan Oktober 2002 ketika AS mengumumkan Korea Utara telah memulai program rahasia senjata nuklir. Hal tersebut menyulut ketegangan antara AS dan Korea Selatan denga Korea Utara.

Presiden Korea Selatan Roh Moo Hyun, dalam pidatonya tanggal 25 Februari 2003 berjanji akan membangun Korea Seatan menjadi “ pusat Asia Timur Laut” untuk meningkatkan hubungan antar Korea dan memimpin Korea Selatan menuju era perdamaian dan kemakmuran (Tanpa nama (Online), 2013). Pada tanggal 2—4 Oktober 2007 di Pyongyang, kembali diadakan pertemuan tingkat tinggi antar Korea. Kedua kepala negara mendiskusikan tentang kemajuan hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan, perdamaian di Semenanjung Korea dan kesejahteraan rakyat Korea dan penyatuan Korea.

(14)

tindakan balasan atas sanksi yang diberikan terkait dengan tenggelamnya kapal angkatan laut Korea Selatan (Pemita (Online), 2010). Selain itu Korea Utara juga akan menutup semua kantor kerjasama Korea Utara-Selatan di pusat industrri, di kota perbatasan Kaesong. Langkah yang selanjutanya akan diambil oleh Korea Utara adalah mendeportasi semua warga Korea Selatan yang sedang bekerja di Korea Utara. Lebih jauh lagi, Korea Utara juga melarang kapal dan pesawat Korea Selatan melintasi perairan daerah teritori Korea Utara.

Menyusul ketegangan yang terus terjadi antara dua negara karena Korea Utara terus melakukan uji coba nuklir, dan peluncuran artileri dari Korea Utara yang menyebabkan kematian dua warga sipil dan dua anggota militer Korea Selatan, pada November 2010, Kementrian Penyatuan Korea Selatan secara resmi menyatakan bahwa ‘Sunshine Policy’ gagal, dan membawa kepada berakhirnya kebijakan tersebut. Tanggal 1 Januari 2013, Kim Jong-Un (menggantikan ayahnya yang meninggal, Kim Jong-Il) menyampaikan pesan tahun baru melalui siaran televisi, menyerukan untuk membina hubungan lebih baik dengan Korea Selatan. Tapi pada bulan Februari 2013, Korea Utara melakukan uji coba nuklir ke-3, yang dikatakan dua kali lebih besar dibandingkan uji coba pada tahun 2009.

Pada tahun 2013, hubungan Korea Utara dan Korea Selatan kembali memanas karena Kim Jong-Un memulai konflik dengan memprovokasi negara tetangga tersebut. Provokasi yang dilakukan merupakan serangan altileri ke Korea Selatan yang pada akhirnya membuat suasana di kawasan tersebut kembali tegang secara mendadak. Artileri Korea Utara pun berhasil melumpuhkan sumber tenaga listrik di Pulau Yeonpyeong serta dua warga dilaporkan terluka. Pihak militer Korea Selatan langsung menyatakan status siaga tinggi. Pemerintah Korea Selatan langsung menggelar rapat mendadak. Mereka mengatakan akan mengambil tindakan tegas jika Korea Utara melanjutkan provokasi. Di sisi lain, Presiden Korea Selatan, Lee Myung-bak, menyerukan upaya untuk meredam aksi saling tembak. Militer Korea Selatan mengumumkan satu tentara tewas, 13 luka-luka termasuk tiga orang luka berat.

Kesimpulan

(15)

berlangsung antara tanggal 25 Juni 1950—27 Juli 1953. Perang tersebut bukan sekedar perang antara Korea Utara dan Korea Selatan. Tetapi di balik Korea Utara ada Uni Soviet dan RRC, sedangkan di balik Korea Selatan ada Amerika Serikat dan sekutu-sekutu PBB-nya. Korea Utara sempat menguasai Seoul dan wilayah-wilayah Korea Selatan, namun Korea Selatan sempat bangkit dan unggul. Pada akhirnya Korea Utara berhasil memukul mundur pasukan PBB ke Selatan. Namun pada perang ini tidak ada pihak yang menang atau kalah, kedua negara sama-sama mengalami kerugian dan menewaskan banyak korban.

Perundingan-perundingan dilaksanakan sepanjang Perang Korea, namun tidak berhasil meredam konflik tersebut. Hingga pada Juli 1953 terjadi kesepakatan gencatan senjata. Namun konflik sebenarnya belum berakhir hingga saat ini. Hubungan kedua negara tetap memanas dipicu provokasi dari pihak Utara.

jarah perang korea terjadi akibat pengaruh dari dua negara yang kuat pada saat itu, yakni AS dan Uni Soviet yang masing-masing memiliki aliansi dan ingin menyebarkan paham mereka masing. Salah satunya Korea Selatan dipengaruhi oleh paham liberalisme negara Amerikan, Britania Raya, Kanada dan Australia sedangkan Korea Utara dipengaruhi oleh Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina yang perpaham Komunis.

Perang Korea ini sering disebut dengan banyak sebutan salah satunya adalah Perang diamandatkan (Proxy war) antara Amerika Serikat dan sekutu PBB-nya dan negara-negara Komunis Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina yang juga anggota PBB. Sekutu Korea Utara, seperti Republik Rakyat Tiongkok, menyediakan kekuatan militer, sementara Uni Soviet yang menyediakan penasihat perang dan pilot pesawat, dan juga persenjataan, untuk pasukan Tiongkok dan Korea Utara. Di Amerika Serikat konflik ini diistilahkan sebagai aksi polisional di bawah bendera PBB daripada sebuah perang, dikarenakan untuk menghilangkan keperluan kongres mengumumkan perang.

(16)

dan kurang jelasnya isu-isu menjadi penyebab perang ini, bila dibandingkan dengan Perang Vietnam dan Perang Dunia II.

Di Korea Selatan, perang ini biasa disebut sebagai Perang 6-2-5 (yuk-i-o jeonjaeng) yang mencerminkan tanggal dimulainya perang pada 25 Juni. Sementara itu, di Korea Utara, perang ini secara resmi disebut Choguk haebang chǒnjaeng ("perang pembebasan tanah air"). Perang Korea juga disebut Chosǒn chǒnjaeng ("Perang Joseo", Joseon adalah sebutan Korea Utara untuk tanah Korea).

Perang Korea secara resmi disebut Chao Xian Zhan Zheng (Perang Korea) di Republik Rakyat Cina. Kata "Chao Xian" merujuk ke Korea pada umumnya, dan secara resmi Korea Utara.Istilah Perang Korea juga dapat menyatakan pertempuran sebelum invasi maupun setelah gencatan senjata dilakukan.

BAB II PEMBAHASAN

1. SEJARAH KORE

Sejarah awal Korea berkisar di sekitar kerajaan kuno Choson yang muncul sekitar 2.300 tahun sebelum Masehi. Pada sekitar abad ke 2 sebelum Masehi, bangsa Cina mendirikan koloni di daerah kerajaan tersebut. Namun, lima abad kemudian, bangsa Korea mengusir mereka keluar. Sejak itu, muncul sebuah kerajaan, yaitu kerajaan Silla. Kerajaan Silla (668 – 935) membawa puncak ilmu pengetahuan dan budaya yang besar. Akibat adanya kerusuhan yang terjadi di dalam negeri pada abad ke 10, dinasti Silla jatuh dan digantikan oleh dinasti Koryo. Selama periode kepemimpinan dinasti Koryo (935 – 1392, Korea mengalami banyak serbuan. Tentara Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan menyerbu dan akhirnya menguasa Korea sehingga Korea menjadi bagian kekaisaran Mongol.

(17)

dan Jepang. Kedua negara tersebut ingin menguasai Korea untuk memperluas wilayah mereka. Setelah serangan yang gagal dari kepang pada tahun 1592 – 1598, Korea jatuh di bawah kekuasaan Manchu dari utara. Beberapa abad berikutnya, Korea menutup diri dari pergaulan dunia menjadi negara pertapa. Pada tahun 1800-an, Rusia, Jepang, dan Cina bersaing untuk menguasai Korea . Setelah perang Rusia – Jepang pada tahun 1904 - 1905, Jepang bergerak ke semenanjung Korea dan mendudukinya pada tahun 1910. Pada tahun 1919, penduduk Korea mengadakan demonstrasi secara damai karena menginginkan kemerdekaan. Akan tetapi, polisi Jepang membubarkannya, malah ada yang dibunuh dalam aksi tersebut.

Pada tahun 1945, di akhir perang dunia II, tentara Uni Soviet menduduki bagian utara Korea sedangkan tentara Amerika di bagian selatan. Setelah membuat suatu perjanjian, Korea dibagi sejajar dengan garis lintang 38˚. Pada bagian selatan berdirilah Republik Korea , sedangkan di daerah utara didirikan Republik Demokratik Rakyat Komunis. Pada tanggal 25 Juni 1950, tentara Korea Utara menyerang Korea Selatan dalam upaya menyatukan Korea dibawah kekuasaan komunis. Korea Utara yang memakai persenjataan yang disediakan oleh Uni Soviet menang atas Korea Selatan. Akan tetapi, atas bantuan PBB, Korea Selatan diselamatkan atas kekalahan dan pertempuran pun diakhiri dengan gencatan senjata pada bulan Juli 1953. Sejak saat itu, berbagai perundingan yang dilakukan untuk menyatukan Korea selalu gagal.

2. PEMISAHAN KOREA

Pada Konferensi Potsdam (Juli—Agustus 1945), Sekutu secara sepihak memutuskan untuk membagi Korea tanpa melakukan konsultasi dengan pihak Korea sendiri. Hal ini tidak sesuai dengan Konferensi Kairo (November 1943), ketika Churchill, Chiang Kai-shek, dan Franklin D. Roosevelt mendeklarasikan bahwa Korea harus menjadi negara bebas dan merdeka. Selain itu, sebelumnya, Konferensi Yalta (Februari 1945) mengizinkan Stalin membangun "zona penyangga" Eropa — negara satelit yang berada di bawah Moskwa, sebagai balasan karena telah membantu Amerika Serikat di Perang Pasifik melawan Jepang.

(18)

politik-militer Amerika Serikat, Kolonel Dean Rusk dan Charles Bonesteel III membagi semenanjung Korea menjadi dua di garis lintang 38 derajat setelah dengan terburu-buru (tiga puluh menit) memutuskan bahwa Daerah Pendudukan AS di Korea harus setidaknya memiliki dua pelabuhan.

Untuk menjelaskan mengapa zona demarkasi (paralel ke-38) terlalu selatan, Rusk mengatakan, "bahkan meskipun perbatasan itu lebih ke utara daripada yang dapat secara realistis dicapai oleh pasukan Amerika, dalam hal terjadi perselisihan Soviet... kami merasa penting untuk menyertakan ibu kota Korea sebagai tanggung jawab pasukan Amerika," terutama ketika "dihadapkan dengan kurangnya jumlah pasukan AS yang tersedia, juga faktor ruang dan waktu, yang mengakibatkan sulitnya pasukan mencapai lebih jauh ke utara sebelum pasukan Soviet sampai terlebih dahulu.” Pasukan Soviet setuju dengan demarkasi itu.

Dengan berkuasanya pemerintahan militer, Jenderal John R. Hodge secara langsung mengontrol Korea Selatan (USAMGIK 1945–48). Ia memperkuat kontrolnya dengan cara: pertama, mengembalikan kekuasaan administrator-administrator kunci kolonial Jepang dan juga polisi kolabolatornya; kedua menolak pengakuan USAMGIK terhadap Republik Rakyat Korea (Agustus–September 1945)—pemerintahan sementara Korea yang mulai berkuasa di semenanjung Korea—karena dianggap sebagai komunis. Kebijakan AS, yang menolak pemerintahan populer di Korea, menimbulkan gejolak dalam masyarakat, dan mengakibatkan munculnya Perang Saudara Korea. Pada 3 September 1945, Letnan Jendral Yoshio Kozuki, komandan, Tentara Wilayah ke-17 Jepang, menghubungi Hodge, mengatakan bahwa tentara Soviet mulai bergerak ke arah selatan lintang 38 derajat di Kaesong. Hodge mempercayai keakuratan informasi itu.

(19)

tiga mahasiswa dalam "Pemberontakan Daegu"; rakyat menyerang balik dan membunuh 38 polisi. Demikian pula pada tanggal 3 Oktober, sekitar 10.000 orang menyerang kantor polisi Yeongcheon, membunuh tiga anggota polisi dan melukai 40 orang lainnya; di tempat lain, massa membunuh 20 tuan tanah dan pejabat Korea Selatan yang pro-Jepang. USAMGIK mendeklarasikan hukum perang untuk mengontrol Korea Selatan.

Kelompok sayap-kanan Representative Democratic Council, yang dipimpin oleh nasionalis Syngman Rhee, menentang perwalian Soviet-Amerika di Korea, berpendapat bahwa setelah tiga puluh lima tahun (1910–45) dikuasai pemerintah kolonial Jepang (pemerintah asing), rakyat Korea menolak dipimpin pemerintahan asing lainnya, termasuk AS dan Soviet. Untuk mendapatkan keuntungan dari memanasnya suhu perpolitikan, AS keluar dari Persetujuan Moskwa—dan membentuk pemerintahan sipil anti-komunis di Korea Selatan. AS juga melakukan pemilu yang kemudian ditentang, dan diboikot oleh Uni Soviet untuk memaksa AS mematuhi Persetujuan Moskwa.

Resultan pemerintah anti-komunis Korea Selatan yang mengumumkan secara resmi konstitusi politik nasional (17 July 1948) memilih Syngman Rhee (20 July 1948) sebagai presiden dan mendirikan Republik Korea Selatan pada 15 Agustus 1948. Demikian juga di Zona Pendudukan Rusia, Uni Soviet mendirikan pemerintahan komunis Korea Utara yang dipimpin oleh Kim Il-sung. Presiden Korea Selatan Syngman Rhee mengusir komunis dan anggota kelompok sayap kiri dari panggung perpolitikan nasional. Merasa dicabut haknya, mereka pergi ke daerah perbukitan dan bersiap melakukan perang gerilya melawan pemerintahan Republik Korea yang disokong oleh Amerika Serikat.

(20)

Tentara AS mundur dari Korea tahun 1949, meninggalkan tentara Korea Selatan dengan sedikit persenjataan. Di lain pihak, Uni Soviet memberikan bantuan persenjataan dalam jumlah banyak ke tentara Korea Utara dan mendukung rencana invasi Kim Il-Sung.

3. TERJADINYA PERANG

Pada masa PD II Korea adalah milik Jepang, setelah Jepang menyerah pada 1945, seperti halnya yang terjadi pada Jerman, daerah-daerah rampasan perang dibagi dua oleh tarik ulur kekuatan2 pemenang perang, yaitu AS dan sekutunya (liberalis) dan Soviet (komunis). Jadilah daerah utara yang lebih dekat ke RRC berpaham komunis, dan selatan mendapat dukungan AS. Kepentingan AS tentu penguasaan semenanjung Korea dalam menghadapi perang dingin melawan USSR dan RRC, di kemudian hari. Masing-masing kepala 'boneka' baik di utara (Kim Il Sung) maupun selatan (Syngman Rhee)berusaha mempersatukan semenanjung Korea menurut garis politik masing-masing. Kim memutuskan untuk memulai penyerangan ke selatan, dan pada pertengahan 1950 Stalin menyetujuinya. Pada Juni 1950, 135.000 prajurit Korut menyerbu melintas perbatasan (38th parallel). Mereka meligitimasi serangan dengan menyatakan bahwa tentara Korsel telah lebih dulu melanggar perbatasan. Perang dimulai.

Seoul jatuh ke tangan Korut (akhir juni 1950), Presiden Truman kemudian memerintahkan Mc Arthur yang mengepalai US Army di Jepang untuk membantu Korea, Truman terbang ke PBB meminta dukungan dan pada 27 Juni beberapa negara barat siap tandang ke Korea, perang pertama antara tentara AS vs Korut dimulai pada 5 juli,Mc Arthur mengadakan operasi Incheon untuk menusuk pasukan Korut dari belakang (September 1950), Pyongyang jatuh ke tangan sekutu (Oktober 1950), RRC ikut memasuki medan pertempuran atas perintah PM Zhou Enlai dengan 270.000 tentara pada 25 Oktober, tentara AS mundur pada akhir November 1950, kembali Seoul jatuh ke tangan Korut pada Januari 1951, Truman memecat Mc Arthur dari posisi komandan tentara AS (April 1951) karena beberapa faktor antara lain karena keinginannya untuk membom atom RRC, diadakan negosiasi damai di Kaesong korea selatan (Juli 1951), Presiden baru AS Eisenhower mencoba menghentikan konflik dan datang ke Korea pada November 1952, Selanjutnya dibangun DMZ (Demilitarized Zone) pada Juli 1953, hingga hari ini penyelesaian damai belum memperoleh kejelasan secara final.

(21)

lebih dari 7 juta orang terpaksa harus kehilangan/terpisah dari sanak familinya. Perang Korea benar2 merupakan 'proxy war' antara Soviet vs AS. Dan tak cuma Korea yang jadi kebrutalan pertentangan politik 2 kutub itu, sebut saja Vietnam dan (mungkin) juga Indonesia.

Perang Korea memberi arti dalam perkembangan seni perang udara jarak dekat. Masa transisi dari pesawat bermesin propeller ke jet membuka cakrawala baru itu. Jet sangat berbeda dengan propeller. Kecepatan dan teknologinya tinggi. Sepintas terlihat ia lebih unggul dibanding pesawat bermesin propeller. Tapi yang terjadi beberapa di antara jet tempur itu ada yang berhasil dijatuhkan lawan yang hanya menggunakan pesawat bermesin propeller.

Sebelum perang, rencana menyatukan Semenanjung Korea menjadi satu negara komunis terlihat enteng. Kekuatan udara Korea Selatan (ROKAF-Republic of Korean Air Force) hanya terdiri 16 pesawat latih tak bersenjata dan pesawat intai. Tak seberapa dibandingkan dengan AU Korea Utara (NKAF-North Korean Air Force) yang kala itu memiliki 70 Yak-9 dan La-11. Belum lagi ditambah dengan 62 Il-10 yang mampu mencapai garis depan dengan cepat. Campur tangan Soviet atas kekuatan AU Korea Utara memang cukup kuat. Tanpa berat hati Soviet merelakan pesawat-pesawat buatannya memperkuat NKAF. Amerika, seteru Soviet, tampak kehabisan energi setelah membabat Jepang di front Asia selama PD II. Akibatnya, mengawali konflik, Amerika hanya menyertakan beberapa gelintir pemburu jarak pendeknya, F-80 Shooting Star dan 'si kembar' F-82 Twin Mustang yang berpangkalan di Jepang.

(22)

Seharusnya konflik di Semenanjung Korea sudah bisa diakhiri pada bulan November 1950, dengan catatan pasukan Amerika dan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) dibawah komando Jenderal Mc Arthur tak ngotot merengsek ke wilayah Korut. Arthur sendiri menganggap langkahnya penting oleh karena adanya laporan yang menyebutkan tanda-tanda peningkatan kekuatan militer Cina di garis belakang Korut. Pembom B-29 Superfotress versi intai yang berpangkalan di Jepang mengintip hal yang sama, seperti adanya peningkatan aktivitas pemburu MiG-15 Fagot di sebelah Utara Sungai Yalu. Bila tak ditangani, cepat atau lambat pesawat jet pencegat bersayap tekuk asal Rusia ini akan berhadapan dengan pencegat-pencegat PBB.

Akibat serbuan PBB, 19 Oktober 1950 Pyongyang jatuh ke tangan Amerika dan konconya. Oleh Cina kejatuhan Pyongyang dianggap sebagai ancaman atas kedaulatannya. Cina pernah mengingatkan Amerika dan Sekutu agar tidak melangkah melewati perbatasan yang lebih dikenal dengan Garis Pararel 38. Dan kini Amerika melanggarnya. Cina semakin siaga, terlebih setelah memboyong pemerintahan Kim Il Sung ke Negeri Tirai Bambu enam hari sebelumnya.

Apa boleh buat Militer Cina harus turun tangan, termasuk dengan kekuatan udaranya. Tak tanggung-tanggung pada tanggal 3 November 1950, 50 divisi tentara merah dengan kekuatan setengah juta orang langsung menyeberangi Sungai Yalu yang merupakan perbatasan Cina dengan Semenanjung Korea. Serbuan ini menandakan babak baru pada Konflik Korea.

Kimpo, 17 Desember. Cuaca cerah menyelimuti bandara yang sekarang menjadi pangkalan aju (pangkalan terdepan) Wing ke-4. Setelah sehari sebelumnya hujan salju turun cukup deras membuat Sabre-Sabre yang ada tak berkutik. Ketika jarum jam menunjukkan angka 14.00 waktu setempat, empat buah F-86 A menggelegar menembus angkasa. Tiap pesawat dicanteli bahan bakar cadangan sebanyak 1.000 liter. Cukup untuk mencapai sasaran dan 'bermain' sebentar di udara. Sementara keenam senapan mesin kaliber 12,7 milimeter sudah terisi penuh dengan 2.000 biji peluru berdaya ledak tinggi (HEI-High Explosive Incendiary). Tujuannya adalah Sinuiju yang letaknya berbatasan langsung dengan Cina dekat muara Sungai Yalu.

(23)

Selatan Sinuiju, keempat Sabre berbelok ke kanan dan menyusuri Sungai Yalu. Mereka terbang berjauhan pada ketinggian 20.000 kaki.

Benar saja, rekan Hinton berteriak melalui radionya. "Bogies! (sebutan musuh di udara), musuh di arah jam sembilan di bawah, crossing!" Terlihat empat pesawat swept wing berwarna keperak-perakan bergerak cepat, memotong jalur terbang Sabre sejauh satu mil didepan.

"Lepas bahan bakar cadangan!" perintah Hinton. Perintah itu tak diikuti oleh Sabre yang lain. Rupanya alat komunikasi miliknya mati. Padahal gerombolan MiG sudah melihat kehadiran Sabre dan berputar menanjak menuju arahnya. Apa boleh buat, Hinton menyongsong MiG sendirian. Dengan kecepatan mencapai Mach 0,95, Ia menukik sampai pada posisi jam 5 dari gerombolan ini. MiG nomor dua menjadi incaran Hinton. MiG ini menghindar dengan gerakan berputar ke arah samping sambil ber-zig-zag. Hinton membuntutinya dengan gerakan yang sama, sambil terus mengunci sasaran pada pembidik senapan mesin di kokpitnya.

Saat buruan masuk jarak tembak (sekitar 1.500 kaki darinya), serta-merta Hinton membuka tembakan dengan semburan pendek dari keenam senapan mesinnya. Blam-blam, peluru-peluru kaliber 12,7 milimeter merobek tepat di bagian tengah badan MiG sebelah kiri yang disusul dengan kepulan asap putih. Sementara itu MiG-MiG yang lain tak sempat lagi menolong karena sibuk meladeni Sabre lain.

Buruan Hinton cedera, tapi rupanya masih terus bertahan dengan membuka-tutup air brake yang terletak di bawah ekor. Merasa belum berhasil mencetak skor, Hinton kembali menghajarnya. Blam-blam-blam. Kali ini saluran gas buang (tailpipe) menjadi sasaran. Seketika asap tebal dan lidah api mengepul dari ruang mesin. Musuh benar-benar kehilangan kecepatan. Hinton nyaris saja menabraknya. Jarak keduanya tinggal lima kaki. Untung Hinton cepat-cepat mengurangi kecepatan pesawatnya.

Tapi mengapa MiG itu belum meledak juga pikir Hinton. Padahal sudah compang camping. Merasa penasaran, lagi-lagi Hinton berputar menyerang untuk ketiga kalinya. Semburan panjang senapan mesinnya menghujani bagian kokpit dan pangkal sayap. Tak ayal lagi tubuh MiG oleng dan menghujam ke hamparan salju.

(24)

dengan melibatkan 50-an MiG dan tiga lusin F-86 Sabre. Lagi-lagi Sungai Yalu kembali menjadi saksi bisu duel udara di atasnya.

Ace merupakan catatan khusus bagi mereka yang berhasil menjatuhkan pesawat musuh dalam jumlah terbanyak. Pemegang ace minimal harus menjatuhkan lima pesawat lawan. Selama konflik Korea berlangsung, Kapten Joseph McConnell Jr. memegang rekor pertama ace dengan korban 16 pesawat lawan. Urutan kedua, Mayor James 'Jim' Jabara dengan 15 pesawat. Meski berada di urutan kedua, Jabara lah orang pertama yang berhasil menyandang gelar ace dalam Perang Korea.

Kisah ace Jabara bermula tanggal 3 April 1951. Hari itu Jabara bersama sebelas rekannya dari Skadron Buru Sergap ke-344 tinggal landas dari Lanud Suwon. Seperti biasa tugasnya menghalau gerombolan MiG yang coba-coba menerobos Sungai Yalu dari arah utara. Beruntung bagi Jabara, saat itu memergoki 12 MiG yang kebablasan masuk wilayah Korea. Jabara mengincar MiG nomor 10 yang coba menghindar dengan berbalik arah ke Sungai Yalu.

Mengetahui buruannya berusaha kabur, seketika itu Jabara berusaha mengejarnya dengan menukik tajam tanpa ditemani satu Sabre pun. Alhasil kejar-kejaranpun berlangsung di ketinggian rendah. Setelah ekor MiG terkunci pada pembidik, seketika itu juga keenam senapan mesin Jabara menyemburkan pelurunya. Blast --MiG--pun terbakar hebat dan langsung oleng ke kanan menghujam Dataran Sungai Yalu. Skor pertama terukir bagi Jabara.

Keberhasilan ini diikuti dengan sukses-sukses berikutnya. Sampai tanggal 22 April, empat MiG sudah menjadi korbannya, yang berarti kurang dari satu bulan. Tinggal selangkah lagi Jabara akan meraih gelar ace. Maka tak heran saat skadronnya mendapat giliran beristirahat di Jepang, pria keturunan Libanon ini lebih memilih untuk tetap bertugas. Walau untuk itu Ia harus pindah ke skadron lain, Skadron Buru Sergap ke-355.

(25)

Walau pesawat dalam keadaan cacat, tetap saja Jabara nekat menyerang tiga MiG yang saat itu ada di depannya. Ketiga MiG berpencar, dua diantaranya bahkan balik menembak dari arah samping dan atas. Tongkat kemudi Sabre ditarik penuh, demikian pula pada dapur pacu dibikin maksimal. Tiba-tiba dengan sekali hentakan, pesawat melakukan tikungan tajam. Hanya dalam hitungan detik, Jabara dapat meloloskan diri dari jebakan ini.

Sekarang posisi Jabara ada di belakang penyerang. Jabara sekarang menjadi pemburu. Setelah sampai pada jarak tembak, keenam senapan mesin Sabre menyemburkan peluru ke bagian ekor MiG. Boom-- MiG terbakar hebat dan menghujam deras dari ketinggian 27.000 kaki ke 10.000 kaki. Beruntung pada ketinggian ini pilot MiG dapat menyelamatkan diri. Dengan ditemani oleh Wingmannya, Letnan Salvadore Kemp, Jabara membuntuti buruannya yang sudah tak berdaya untuk memastikan MiG yang ditembaknya benar-benar jatuh.

Dalam pertempuran ini juga, Jabara masih menambah satu korban lagi yang membuat jumlah total MiG yang dibabatnya menjadi enam buah. Skor yang lebih dari cukup bagi Jabara buat menyandang gelar ace. Sekaligus menjadikannya pilot Sabre pertama yang menyabet gelar itu.

4. AKHIR PERANG

Perang ini berakhir pada 27 Juli 1953 saat Amerika Serikat, Republik Rakyat Cina, dan Korea Utara menandatangani persetujuan gencatan senjata. Presiden Korea Selatan, Syngman Rhee, menolak menandatanganinya namun berjanji menghormati kesepakatan gencatan senjata tersebut. Namun secara resmi, perang ini belum berakhir sampai dengan saat ini.

KESIMPULAN

(26)

Dunia

Pengaruh Cina pada Korea Utara

 Konflik Korea

(27)

o Tengahi Korea, Cina Tingkatkan Upaya Diplomatik o Korsel dan AS Tunjukkan Kekuatan di Laut Kuning

o Rencana Latihan Militer Memperpanas Situasi Semenanjung Korea o Serangan Korut ke Yeonpyeong Akan Diusut

o Semenanjung Korea Masih Tegang o Korsel Perketat Penjagaan Perbatasan o AS dan Korsel Tetap Gelar Latihan Militer o Pengaruh Cina pada Korea Utara

o Korut Lancarkan Serangan ke Korsel

o Ketegangan Meruncing di Semenanjung Korea

o Reaksi atas Pertempuran antara Korea Utara dan Selatan o Korut Ancam Akan Tingkatkan Persenjataan

o Konflik di Semenanjung Korea aarus Diredam o Konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan

o Korea Utara dan Selatan Akan Bicarakan Masalah Militer o Perkembangan di Korea Utara Diawasi Negara Tetangga

o Akan Adakah Perbaikan aubungan Antara Korea Utara dan Selatan? o Kaum Muda Korsel Anggap Korut Bukan Sebagai Ancaman

o Pertemuan Trilateral Bahas Konflik Korea

Selama ini Cina paling setia pada Korea Utara dan selalu memberikan dukungan diplomatis serta ekonomi. Namun kini hubungan mereka terganggu.

Presiden Cina Hu Jintao (kanan) bersama pemimpin Korea Utara Kim Jong Il di Changchun, Cina

Tidak ada tempat selain kota Dandong dimana keeratan kemitraan Cina dan Korea Utara nampak begitu jelas. Setiap hari sejumlah truk dan kereta api dari Cina ke Korea Utara dan sebaliknya, menyeberangi jembatan persahabatan yang melewati sungai Yalu.

(28)

pangan, dan terutama minyak dari Cina yang dialirkan lewat saluran pipa khusus ke Korea Utara. Pakar hubungan internasional dari Universitas Beijing, Profesor Niu Jun memaparkan, „tidak ada negara lain yang mempunyai pengaruh begitu besar pada Korea Utara seperti Cina. Tetapi pengaruhnya tidak absolut. Namun, bila Korea Utara tidak patuh pada Cina, siapa lagi yang bisa diandalkan oleh Korea Utara. Pemerintah Korea Utara di Pyongyang juga tergantung pada dukungan internasional.“

Dalam Perang Korea Cina memberikan bantuan militer kepada Korea Utara. Dan, secara historis kedua negara itu memiliki hubungan khusus. Seusai Perang Korea, tahun 1961 Cina dan Korea Utara menyepakati sebuah perjanjian persahabatan. Tahun ini saja pemimpin tinggi Korea Utara, Kim Jong Il, mengunjungi Cina dua kali. Rezim Korea Utara selalu dapat mengandalkan

dukungan dari pemerintah Cina. Di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Cina selalu membela Korea Utara dan menggunakan hak vetonya untuk menghalangi sanksi baru terhadap negara itu. Misalnya, pada tahun 2006 dan 2009 ketika Korea Utara melakukan uji coba bom atom. Atau ketika Korea Utara mengusir para inspektur atom PBB dan membatalkan

perundingan enam negara menyangkut sengketa program atom Korea Utara. Namun, sesungguhnya pemerintah Cina mulai lelah untuk membenahi situasi yang diakibatkan oleh provokasi Korea Utara. Pakar Korea Utara Jasper Becker asal Inggris mengatakan, pengaruh Cina terhadap Korea Utara sesungguhnya tidak begitu besar. „Kim Jong Il sebenarnya tidak percaya pada pemerintah Cina. Cina tidak diberikan akses ke lingkungan terdekatnya yang mengambil keputusan. Dan terkait rencana Cina untuk membuka pasarnya, tidak mengubris Kim Jong Il sama sekali.“

Serangan terhadap serangkaian pulau kecil Korea Selatan yang dilakukan hari Selasa kemarin (23/11) dapat meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Korea Utara khususnya dengan memberlakukan sanksi ekonomi baru. Namun Cina kuatir, tindakan itu dapat menciptakan ketidakstabilan negara tetangganya yang dilanda kemiskinan itu. Profesor Shi Yinhong dari Universitas Rakyat Beijing menjelaskan, „bila negara itu runtuh, kami yang akan merasakan dampaknya.“

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang dalam pembudidayaan tanaman mangga diperlukan pemahaman tentang faktor – faktor yang menjadi pengganggu dalam budidaya tanaman mangga

Pada sel bahan bakar PEM, ruang alir harus didesain untuk mengurangi penurunan tekanan ketika memberikan perpindahan massa yang cukup dan seimbang melalui lapisan

Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran writing in the here and now dalam menulis bahan ajar mahasiswa

Dalam penelitian yang dilakukan Febrian Hargyantoro (2010) dengan sam- pel sebanyak 100 perusahaan yang ter- daftar dalam indeks kompas100 tahun 2009 dan

Sedangkan untuk peran penyuluhan menurut Mardikanto (2009) yang termasuk kedalam sub-variabel yang digunakan adalah supervisi atau pembinaan dan evaluasi, untuk lebih

Penelitian ini hanya membahas tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen melalui keputusan pembelian pada produk Citra hand and body lotion di

(6) Perbedaan berkorespondensi antara [t] dalam bahasa Indonesia Standar dengan [k] dalam bahasa Melayu Sambas Kalimantan Barat yang terdapat perbedaan pada

Sampel manusia dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di sekitar wilayah yang mengalami perkembangan. Pengambilan sampel manusia dirumuskan dengan