• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah manajemen KOORDINASI RENTANG MA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah manajemen KOORDINASI RENTANG MA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENGANTAR MANAJEMEN

“KOORDINASI, RENTANG MANAJEMEN, WEWENANG, Dan DELEGASI”

Disusun Oleh:

Kelompok Empat (4)

1. NUR MAHFUDH FEBRIANSYAH (21401081067)

2. RISMATUL KAROMAH (21401081049)

3. SILVY ANITA INDAH C (21401081055)

4. ADI MULYO SETIAWAN (21401081058)

5. ENDANG NUR ZAKIYAH (21401081053)

6. WAHYUDI PUJIANTO (21401081074)

7. ADEVI FERILIANTO (21401081060)

FAKULTAS EKONOMI

“MANAJEMEN”

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

(UNISMA)

2015

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan rahmatnya sehingga penulisan Makalah Pengantar Manajemen yang berjudul “Koordinasi, Rentang Manajemen, Wewenang, Dan Delegasi” ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad s.a.w.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan kepada kelompok 4 oleh dosen pengempu matakuliah Pengantar Manajemen Prof. Dr. Hj. Nurhajati, SE. MS.

Makalah ini di tulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kelompok 4 peroleh dari buku-buku, artikel-artikel serta informasi dari media sosial yang berhubungan dengan Koordinasi, Rentang Manajemen, Wewenang, Dan Delegasi, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah Pengantar Manajemen atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Serta kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerjasama sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

Akhir dari kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini tersebut. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan bermanfaat bagi semua pembaca.Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 21 Mei 2015 Kelompok 4

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Sampul Dalam ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar isi ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 2

1.3.Tujuan Penulisan... 2

BAB II PEMBAHASAN... 3

2.1. Pengertian koordinasi... 3

2.2. Tipe-tipe dan ciri-ciri koordinasi ... 4

2.2.1. Tipe-tipe koordinasi... 4

2.2.2. Ciri-ciri koordinasi... 5

2.3. Pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif... 6

2.4. Pengertian rentang manajemen... 7

2.5.Faktor-faktor yang mempengaruhi rentang manajemen... 8

2.6.Pengertian wewenang... 9

2.7. Persyaratan agar kewenangan efektif... 9

2.8. Pengertian delegasi... 10

2.9. Alasan pentingnya pendelegasian... 10

2.10. Hambatan pendelegasian... 11

BAB III PENUTUP... 13

3.1. Kesimpulan ... 13

3.2. Saran-saran ... 14

DAFTAR PUSTAKA... 15 LAMPIRAN

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koordinasi, Rentang Manajemen, Wewenang, dan Delegasi merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana yang memiliki arti suatu proses pengkoordinasikan mengarahkan dan mengendalikan serta menggerakan mereka yang melaksankannya agar tercapai suatu tujuan. Tanpa adanya koordinasi, rentang manajemen wewenang dan delegasi yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Di dalam koordinasi terdapat tipe-tipe koordinasi yang digunakan seperti horizontal dan vertikal. Di dalam proses koordinasi juga diperlukan beberapa syarat yaitu Sense of cooperation (perasaan kerja sama) , rivalry (persaingan antara bagian-bagian pekerja), Team spirit, (adanya saling menghargai), maupun Esprit de corps (pekerja yang diikutsertakan atau dihargai). Dan didalam koordinasi juga memiliki beberapa pendekatan seperti tekhnik-tekhnik manajemen dasar, mingkatkan koordinasi potensial, mengurangi kebutuhan akan koordinasi.

Suatu manajemen yang baik terdapat sebuah rentang manajemen yang memiliki fungsi yang berkaitan dengan pengendalian jumlah bawahannya secara efektif oleh seseorang manajer. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik. Karena pada dasarnya mengapa diperlukan karena dari kesamaan fungsi-fungsi, keadaan geografis, tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan, maupun tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan.

(5)

1.2 Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini kami kelompok 4 memperoleh hasil yang diinginkan, maka kami sebagai penyusun mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah:

a. Apa pengertian koordinasi?

b. Apa tipe-tipe dan ciri-ciri koordinasi?

c. Apa pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif? d. Apa pengertian Rentang Manajemen?

e. Apa factor-faktor yang mempengaruhi Rentang Manajemen? f. Apa pengertian Wewenang?

g. Apa persyaratan agar kewenangan Efektif? h. Apa pengertian Delegasi?

i. Apa Alasan Pentingnya Pendelegasian? j. Apa hambatan pendelegasian?

1.3. Tujuan Penulisan

Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

a. Untuk mengetahui pengertian koordinasi.

b. Untuk mengetahui tipe-tipe dan ciri-ciri koordinasi.

c. Untuk mengetahui pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif. d. Untuk mengetahui pengertian rentang manajemen.

e. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi rentang manajemen. f. Untuk mengetahui pengertian wewenang.

g. Untuk mengetahui persyaratan agar kewenangan efektif. h. Untuk mengetahui pengertian delegasi.

i. Untuk mengetahui pentingnya pendelegasian j. Untuk mengetahui hambatan pendelegasian.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Koordinasi

Koordinasi (coordination) adalah proses pengitegrasian tujuan-tujuan kegiatan-kegiatan pada sutuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.1

Menurut G.R. Terry koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.

Sedangkan menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri (Hasibuan, 2007:85).

Menurut Mc. Farland (Handayaningrat, 1985:89) koordinasi adalah suatu proses di mana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur di antara bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan bersama.

Sementara itu, Handoko (2003:195) mendefinisikan koordinasi (coordination) sebagai proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.2

Secara umum koordinasi (coordination) adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.

1 http://www.slideshare.net/zuhriachmad/koordinasi-rentang-manajemen

(7)

Tanpa koordinasi, individu-individu dan departemen-departemen akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mulai mengejar kepentingan sendiri, yang sering merugikan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.3

Terdapat 3 (tiga) macam saling ketergantungan di antara satuan-satuan organisasi seperti diungkapkan oleh James D. Thompson (Handoko, 2003:196), yaitu:

a. Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence)

Dalam melaksanakan pekerjaan harian tidak saling tergantung saling tergantung hanya pada hasil akhir yang memuaskan.

b. Saling ketergantungan berurutan (sequential interdepence)

Suatu satuan organisasi harus melaksanakan tugas terlebih dahulu sebelum satuan yang lain dapat bekerja

c. Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependece) Hubungan yang saling memberi dan menerima4

2.2. Tipe-tipe dan Ciri-ciri koordinasi

2.2.1. Tipe-tipe Koordinasi

Menurut Hasibuan (2007:86-87) terdapat 2 (dua) tipe koordinasi, yaitu:

1. Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unti, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggungjawabnya.

2. Koordinasi horisontal adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat.5

3 Mukhyi, Muhammad Abdul dan Imam Hadi Saputro, Pengantar Manajemen Umum. Depok : Universitas Gunadarma

4 http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/koordinasi-dan-rentang-manajemen.html

5Hasibuan, Malayu S.P. (2007), Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi. Cetakan Keenam. Jakarta: Bumi Aksara.

(8)

2.2.2. Ciri-ciri Koordinasi

Ciri-Ciri Koordinasi Menurut Handayaningrat (1985:89-90)

1) Bahwa tanggungjawab koordinasi adalah terletak pada pimpinan. Oleh karena itu, koordinasi adalah merupakan tugas pimpinan. Koordinasi sering dicampur-adukkan dengan kata koperasi yang sebenarnya mempunyai arti yang berbeda. Sekalipun demikian pimpinan tidak mungkin mengadakan koordinasi apabila mereka tidak melakukan kerjasama. Oleh kaerna itu, maka kerjasama merupakan suatu syarat yang sangat penting dalam membantu pelaksanaan koordinasi.

2) Adanya proses (continues process). Karena koordinasi adalah pekerjaan pimpinan yang bersifat berkesinambungan dan harus dikembangkan sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.

3) Pengaturan secara teratur usaha kelompok. Oleh karena koordinasi adalah konsep yang ditetapkan di dalam kelompok, bukan terhadap usaha individu, maka sejumlah individu yang bekerjasama, di mana dengan koordinasi menghasilkan suatu usaha kelompok yang sangat penting untuk mencapai efisiensi dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Adanya tumpang tindih, kekaburan dalam tugas-tugas pekerjaan merupakan salah satu dari pertandanya kurang sempurnanya koordinasi.

4) Konsep kesatuan tindakan. Hal ini adalah merupakan inti dari koordinasi. Kesatuan usaha, berarti bahwa harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha tiap kegiatan individu sehingga terdapat adanya keserasian di dalam mencapai hasil.

5) Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama, kesatuan dari usaha meminta suatu pengertian kepada semua individu, agar ikut serta melaksanakan tujuan sebagai kelompok di mana mereka bekerja.6

2.3. Pendekatan Untuk Pencapaian Koordinasi yang Efektif

(9)

Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi.

Asas koordinasi adalah asas skala (hirarki) artinya koordinasi itu dilakukan menurut jenjang-jenjang kekuasaan dan tanggungjawab yang disesuaikan dengan jenjang-jenjang yang berbeda-beda satu sama lain. Tegasnya, asas hirarki ini bahwa setiap atasan (koordinator) harus mengkoordinasikan bawahan langsungnya.

Tiga Pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif :

1. Tekhnik-tekhnik manajemen dasar yaitu Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur.

2. Meningkatkan koordinasai potensial yaitu Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.

3. Mengurangi kebutuhan akan koordinasi yaitu Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.

Dalam pengkoordinasian dasar kita harus mengetahui Mekanisme-mekanisme apa saja yg harus di perhatikan yaitu :

1. Hirarki manajerial

Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.

2. aturan dan prosedur

(10)

Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.

3. Rencana dan penetapan tujuan

Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.

2.4. Pengertian Rentang Manajemen

Rentang manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif yang sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang melapor kepadanya. Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik.

Istilah-istilah lain rentang manajemen: 1. span of control

2. Span of authority

3. Span of attention atau span of supervision

(11)

dengan struktur organisasi, dimana semakin sempit rentang manajemen struktur organisasi akan berbentuk “tall” sedang rentang manajemen yang melebar akan membentuk struktur organisasi “flat” yang berarti tingkatan manajemen semakin sedikit.

Untuk memilih suatu rentang manajemen, manajer harus mempertimbangkan hubungan manajer dengan bawahan dalam dua kelompok dua atau lebih, juga memeperhatikan hubungan satu dengan satu secara langsung dengan bawahan. Secara matematik V.A. Graicunas menetapkan rumus matematikan untuk menghitung jumlah hubungan yang akan dilakukan, yaitu :

Dimana R = Jumlah hubungan n = Jumlah bawahan

2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Rentang Manajemen a) Kesamaan fungsi-fungsi.

Semakin sejenis fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh kelompok kerja, rentangan semakin melebar.

b) Kedekatan geografis.

Semakin dekat kelompok kerja ditempatkan, secara fisik, rentangan semakin melebar.

c) Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan.

Semakin sedikit pengawasan lengsung dibutuhkan, rentangan semakin melebar.

d) Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan.

Semakin berkurang koordinasi yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.

e) Perencanaan yang dibutuhkan manajer.

Semakin sedikit perencanaan yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.

xi

(12)

f) Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas.

Lebih banyak bantuan yang diterima pengawas dalam fungsi-fungsi seperti penarikan, latihan, dan pengawasan mutu, rentangan semakin melebar.7 2.6. Pengertian Wewenang

Wewenang adalah hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai.

Ada dua pandangan yang menjelaskan wewenang formal (resmi) : 1. Pandangan klasik (classical view)

Wewenang datang dari tingkat paling atas, kemudian secara bertahap diturunkan ke tingkat yang lebih bawah

2. Pandangan penerimaan (acceptance view)

Sudut pandang wewenang adalah penerima perintah, bukannya pemberi perintah. Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua perintah dipatuhi. oleh penerima perintah. Penerima perintah akan menentukan apakah akan menerima perintah atau tidak.8

2.7. Persyaratan agar Kewenangan Efektif

 bawahan dapat memahami apa yang diinginkan atau dikomunikasikan oleh pimpinan atau atasan

 pada saat sang bawahan memutuskan untuk menjalankan apa yang diperintahkan oleh atasannya, dia meyakini bahwa apa yang diperintahkan konsisten atau tidak bertentangan dengan rencana pencapaian tujuan organisasi

 pada saat sang bawahan memutuskan untuk menjalankan apa yang diperintahkan oleh atasannya, dia meyakini bahwa apa yang diperintahkan konsisten mendukung nilai, misi, maupun motif pribadi atau kelompoknya

 sang bawahan mampu secara mental maupun fisik menjalankan apa yang diperintahkannya

2.8. Pengertian Delegasi

7Handayaningrat, Soewarno (1985). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen. Cetakan Keenam. Jakarta: PT Gunung Agung.

(13)

Delegasi secara singkat dapat dikatakan bahwa delegasi adalahpemberian sebagaian tanggung jawab dan kewibawaan kepada orang lain. (Charles J. Keating : hal. 1991).

Pendelegasian adalah suatu proses untuk mengembangkan pegawai pegawai anda. Taiylor, (1993 : 68).

Pendelegasian adalah kegiatan seseorang untuk menugaskan stafnya/ bawahannya untuk melaksanakan bagian dari tugas manajer yang bersangkutan dan pada waktu bersamaan memberikan kekuasaan kepeda staf/bawahan tersebut, sehingga bawahan itu dapat melaksanakan tugas-tugas itu sebaik baiknya serta dapat mempertanggung jawabkan hal-hal yang didelegasikan kepadanya.

( Manulang,1988)

Pendelegasian merupakan proses penugasan, wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan. ( Sujak, 1990).

Delegasai wewenang adalah proses yang paling fundamental dalam organisasi, sebab pimpinan tak kan sanggup melakukan segala sesuatu dan membuat setiap keputusan.

Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada bawahannya.

2.9. Alasan Pentingnya Pendelegasian

Ada alasan delegasi itu diperlukan, diantaranya adalah :

1. Memungkinkan atasan dapat mencapai lebih dari pada mereka menangani setiap tugas sendiri.

2. Agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien.

3. Atasan dapat memusatkan tenaga kepada suatu tugas yang lebih diprioritaskan.

4. Dapat mengembangkan keahlian bawahan sebagai suatu alat pembelajaran dari kesalahan.

(14)

5. Karena atasan tidak mempunyai kemampuan yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan.

6. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.

7. Agar organisasi berjalan lebih efisien.

8. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting.

9. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk belajar dari kesalahan atau keberhasilan.

2.10. Hambatan Pendelegasian 1. Hambatan pada delegator

 Kemampuan yang diragukan oleh dirinya sendiri

 Meyakini bahwa seseorang “mengetahui semua rincian”

 “Saya dapat melakukannya lebih baik oleh diri saya sendiri” buah pikiran yang keliru.

 Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau dalam mendelegasikan

 Rasa tidak aman

 Takut tidak disukai

 Penolakan untuk mengakui kesalahan

 Kurangnya kepercayaan pada bawahan

 Kesempurnaan, menyebabkan kontrol yang berlebihan

 Kurangnya ketrampilan organisasional dalam menyeimbangkan beban kerja

 Kegagalan untuk mendelegasikan kewenangan yang sepadan dengan tanggung jawab.

 Keseganan untuk mengembangkan bawahan

 Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan tindak lanjut yang efektif. 2. Hambatan pada yang diberi delegasi

 Kurangnya pengalaman

(15)

 Menghindari tanggung jawab

 Sangat tergantung dengan boss

 Kekacauan [disorganization]

 Kelebihan beban kerja

 Terlalu memperhatikan hal hal yang kurang bermanfaat 3. Hambatan dalam situasi

 Kebijakan tertuju pada satu orang

 Tidak ada toleransi kesalahan

 Kekritisan keputusan

 Urgensi, tidak ada waktu untuk menjelaskan [krisis manajemen]

 Kebingungan dalam tanggung jawab dan kewenangan.

 Kekurangan tenaga9

BAB III

PENUTUP 3.1. Kesimpulan

Koordinasi merupakan usaha sistematik untuk menetapkan standart manajemen untuk melaksanakan suatu tujuan tertentu agar tidak terjadi kekacauan

9http://kelompok6yahuud.blogspot.com/2012/01/delegasi.html

(16)

sehingga keselarasan dapat terjadi sesuai dengan apa yang diinginkan. Di dalam manajemen Terdapat 3 macam saling ketergantungan seperti diungkapkan Saling ketergantungan yang menyatu, Saling ketergantungan berurutan, dan Saling ketergantungan timbal balik. Disni ada tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif yaitu ekhnik-tekhnik manajemen, meningkatkan koordinasai maupun mengurangi kebutuhan akan koordinasi.

Rentang manajemen merupakan jumlah karyawan yang bertanggung jawab kepada supervisor. Kadang disebut dengan rentang pengawasan (span of control), salah satu ciri dari struktur ini menentukan seberapa dekat seorang supervisor dapat mengawasi bawahannya. Rentang manajemen dan koordinasi adalah saling berhubungan erat. ada anggapan bahwa semakin besar jumlah rentang semakin sulit untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan bawahan secara efektif. Tetapi hubungan tersebut tidak semudah itu. Karena bila jumlah bawahan yang melapor ke setiap manajer lebih banyak, organisasi henya membutuhkan sedikit manajer. Dengan sedikit pandangan manajerial yang terlibat, para manajer mungkin mungkin akan lebih mudah mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan antar departemen.

Wewenang adalah hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak. Manfaat Pelimpahan Wewenang berfungsi untukmemungkinkan sub-bagian atau bawahan mempelajari sesuatu yang baru dan memperoleh kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru tersebut, bahwa pelimpahan wewenang mendorong tercapainya keputusan yang lebih baik dalam berbagai hal, dan penyelesaian pekerjaan akan dapat dilakukan dengan lebih cepat sekiranya pelimpahan wewenang tersebut berjalan sebagaimana mestinya dan diberikan kepada orang yang bertanggung jawab .

Pendelegasian adalah kegiatan seseorang untuk menugaskan stafnya / bawahannya untuk melaksanakan bagian dari tugas manajer yang bersangkutan dan pada waktu bersamaan memberikan kekuasaan kepeda staf/bawahan tersebut, sehingga bawahan itu dapat melaksanakan tugas tugas itu sebaik baiknya serta dapat mempertanggung jawabkan hal hal yang didelegasikan.

(17)

Koordinasi rentang manajemen dan kewenangan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada koordinasi yang baik dan pengendaliannya serta terdapat kewenangannya dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang terjadi baik berasal dari bawahan maupun lingkungan kerja.

Koordinasi rentang manajemen dan kewenangan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Dan tersebut lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenangan ketegasan seseorang pemimpin dalam suatu organisasi. Koordinasi rentang manajemen disarankan dilakukan dengan tertib dan secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik menjadi yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

 http://www.slideshare.net/zuhriachmad/koordinasi-rentang-manajemen

http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/koordinasi-dan-rentang-manajemen.html

(18)

 Mukhyi, Muhammad Abdul dan Imam Hadi Saputro, Pengantar Manajemen Umum. Depok : Universitas Gunadarma

 Hasibuan, Malayu S.P. (2007), Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi. Cetakan Keenam. Jakarta: Bumi Aksara.

 Handayaningrat, Soewarno (1985). Pengantar Studi Ilmu Administrasi

dan Managemen. Cetakan Keenam. Jakarta: PT Gunung Agung.

Referensi

Dokumen terkait

Proposisi yang penulis ajukan adalah: (1) untuk menjadi seorang manajer yang efektif, maka seorang manajer harus menguasai keseluruhan teori manajemen mulai dari manajemen klasik

Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penjadwalan adalah menetapkan waktu dan urutan dari bermacam- macam tahapan, keterkaitan satu aktivitas dengan

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang

• Manajer yang efektif adalah manajer yg dapat memlilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metode/ cara yang tepat untuk mencapai tujuan... Kaitan Manajemen

Seorang manajer tidak hanya mampu mengembangkan pendektan secara rasional tetapi juga yang menjadi point penting adalah melakukan manajemen secara profesional. Henry Fayol

mendeleger kekuasannya. Seorang oleh bawahannya. Begitu seorang manajer telah menugaskan bawahan-bawahannya untuk mengerakan kegiatan yang telah di perinci, maka pada saat itu ia

Agar manajemen dapat merumuskan strategi organisasi dengan lebih tepat, maka manajer-manajer harus mengetahui secara menyeluruh pendekatan yang yang bermacam-

PENGERTIAN MANAJEMEN MANAJEMEN ADALAH APA YANG DILAKUKAN OLEH MANAJER, MANAJEMEN ADALAH PROSES MENGKOORDINIR KEGIATAN PEKERJAAN SECARA EFEKTIF DAN EFISEN, DENGAN DAN MELALUI ORANG LAIN