• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Technology Pendagogical Content Knowledge (TPACK) dalam Evaluasi Minat terhadap Penggunaan Teknologi Informasi dan Komputer: Studi Kasus SMA Negeri 1 Tengaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Technology Pendagogical Content Knowledge (TPACK) dalam Evaluasi Minat terhadap Penggunaan Teknologi Informasi dan Komputer: Studi Kasus SMA Negeri 1 Tengaran"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

Implementasi

Technology Pendagogical Content Knowledge

(TPACK) Dalam Evaluasi Minat Terhadap Penggunaan

Teknologi Informasi Dan Komputer

(Studi Kasus SMA Negeri 1 Tengaran)

Artikel Ilmiah

Diajukan

Kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun Oleh Osvaldo Ardiles Vicente

702011021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

2

Implementasi

Technology Pendagogical Content Knowledge

(TPACK) Dalam Evaluasi Minat Terhadap Penggunaan

Teknologi Informasi Dan Komputer

(Studi Kasus SMA Negeri 1 Tengaran)

1)Osvaldo Ardiles Vicente, 2)Adriyanto Juliastomo Gundo Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)702011021@student.uksw.edu, 2)adriyanto.gundo@staff.uksw.edu

Abstract

Implementation of technologies information and computers at the school is the one steps to improving the quality of learning. Every student and teacher is obliged to increase their knowledge about the development of technology and information. Teacher interesting is a factor that needs to be evaluated. The implementation of Technology Pendagogical Content Knowledge (TPACK) in evaluating the teacher's interesting in technology could help the school to find out the extent to which action needs to be taken in conducting investment technology devices and the development of information technology in support of teaching and learning activities. The results showed that teacher interesting at SMA Negeri 1 Tengaran is high enough in applying information technology in teaching and learning. Positive impact of this evaluation is the entire technology devices can be used to its full potential and the students can use technology to good use in the process of teaching and learning.

Keyword: Teacher Interesting, TPACK

Abstrak

(7)

3

1)Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi dan Komputer,

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

2) Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

1. Pendahuluan

Rencana kebijakan implementasi teknologi informasi di lingkungan pendidikan sekolah masih perlu di kembangkan dengan mengacu pada reformasi di bidang pendidikan dimana setiap visi dan kebijakan dibidang pendidikan harus menjadi perhatian semua pihak. Titik awal pengembangan sebuah rencana (teknologi) baru adalah visi sekolah tentang pengajaran dan pembelajaran. Selanjutnya sekolah tersebut dapat membangun rencana kebijakan TIK sesuai dengan filosofi pendidikan yang berlaku di lingkungan sekolah masing-masing [1]. Implementasi teknologi dan informasi dilingkungan sekolah masih menghadapi beberapa kendala yang perlu dievaluasi lebih lanjut sehingga implementasi teknologi informasi dapat berjalan secara maksimal. Selain masalah perangkat teknologi informasi yang belum memadai terdapat pula beberapa kendala lain seperti kurangnya minat pihak sekolah dalam memanfaatkan teknologi informasi.

SMA Negeri 1 Tengaran merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang menjadi sekolah percontohan dalam kegiatan implementasi kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2013/2014 dimana didalamnya terdapat penerapan teknologi informasi dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Implementasi teknologi informasi di sekolah hendaknya didukung oleh sumber daya manusia yang memadai dalam hal ini guru harus mampu menggunakan semua teknologi informasi dan komputer yang tersedia di sekolah. Apabila sumber daya manusia mempunyai kapasitas yang tinggi dalam berteknologi maka teknologi yang digunakan di lingkungan sekolah dapat dimanfaatkan secara maksimal. Pemanfaatan teknologi secara maksimal dapat menjadi suatu tujuan dari sekolah dalam hal melakukan investasi atas perkembangan teknologi informasi dan komputer. Namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala yang terjadi di SMA Negeri 1 Tengaran yang menyebabkan kurangnya minat dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komputer di lingkungan sekolah. Permasalahan yang ada dilingkungan sekolah adalah kurangnya sarana dan prasarana pendukung pembelajaran berbasis TIK yang dapat meningkatkan minat guru dalam menggunakan teknologi informasi. Selain itu perlu adanya evaluasi minat guru dalam berteknologi sehingga investasi sekolah dalam pengadaan perangkat teknologi informasi dapat digunakan secara maksimal sesuai dengan fungsi masing-masing perangkat.

(8)

4

dilakukan untuk beberapa guru mata pelajaran yang dinilai dapat mewakili guru mata pelajaran lainnya.

2. Tinjauan Pustaka

Terdapat beberapa penelitian tentang model TPACK yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu seperti penelitian yang berjudul "Analisis Kemampuan Guru Dalam Menerapkan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran Menggunakan Kerangka TPACK (Study Kasus SMA Negeri 1 Tengaran)". Penelitian ini membahas tentang evaluasi kemampuan guru dalam menerapkan teknologi informasi dan komputer dalam proses pembelajaran menggunakan TPACK di SMA Negeri 1 Tengaran. Dalam pemanfaatan TIK dibutuhkan kemampuan guru untuk dapat memanfaatkan TIK dengan baik dan benar. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa 53% guru dapat menerapkan Pembelajaran Berbasis TIK dengan baik sedangkan 47% guru memiliki kemampuan penerapan yang sangat baik. Melihat presentase dengan kriteria baik menggambarkan bahwa kemampuan guru pada pengetahuan guru tentang berbagai pelaksanaan, strategi dan metode sudah dapat dikatakan baik [3].

Media pembelajaran berbasis teknologi informasi memberikan beberapa manfaat dalam proses pembelajaran, seperti proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat berkurang, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan, dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan [4].

Berdasarkan penelitian dan jurnal yang berkaitan, penelitian ini akan menganalisa Penerapan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Oleh Guru Dalam

Pembelajaran. Dalam penelitian ini TIK memiliki fungsi sebagai alat bantu atau

dapat dikatakan sebagai media dalam pembelajaran di kelas.

Information and Communication Technology (ICT) atau lebih dikenal

dengan istilah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah suatu alat untuk mengelola data yang mempermudah dan mempercepat dalam mendapatkan informasi dan berkomunikasi. Dalam kegiatan pembelajaran, TIK merupakan suatu media yang digunakan untuk mendukung penyampaian materi. Pembelajaran Berbasis TIK merupakan pembelajaran yang berbasis pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media untuk menciptakan interaksi dan membangun motivasi siswa dalam belajar. Ada beberapa perangkat TIK yang dapat dimanfaatkan dalam kepentingan pendidikan seperti internet, LCD Proyektor, Printer, Radio, Telepon, Televisi,dan PC [5].

(9)

5

Technology Pendagogical Content Knowledge (TPACK) adalah sebuah

kerangka konseptual yang memperlihatkan hubungan antara tiga pengetahuan yang harus dikuasai oleh guru, yaitu pengetahuan teknologi, pendagogi, dan konten. Diperkenalkan pertama kali oleh Mishra dan Koehler pada tahun 2006. Mereka mendiskusikan TPACK sebagai kerangka kerja guru atau pendesain dalam pengintegrasian TIK dalam pembelajaran. Menurut Mishra dan Koehler terdapat tiga komponen penting yang harus dimiliki sebagai pendidik yakni penguasaan materi bidang studi sesuai dengan kualifikasi dan kompetensinya yang tercantum dalam kurikulum, pedagogi dan teknologi. Mereka menggambarkan satu kesatuan yang saling berkaitan. Hal ini sejalan dengan pembelajaran abad 21 dimana penguasaan TIK menjadi sebuah tuntutan terutama bagi guru [7].

Konsep dasar TPACK Harris, lebih menekankan hubungan antara materi pelajaran, teknologi dan pendagogi. Interaksi antara tiga komponen tersebut memiliki kekuatan dan daya tarik untuk menumbuhkan pembelajaran aktif yang terfokus pada peserta didik. Hal ini dapat juga dimaknai sebagai bentuk pergeseran pembelajaran yang semula terpusat pada guru bergeser kepada peserta didik. Kerangka kerja yang dibutuhkan oleh guru adalah pemahaman efektifitas integrasi pembelajaran. TPACK menekankan hubungan antara teknologi, isi kurikulum dan pendekatan pendagogi yang berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan pembelajaran berbasis TIK.

Gambar 1.Teknologi Pendagogical Content Knowledge (TPACK)

Dalam skema TPACK terdapat hubungan antar komponen penyusun, saling beririsan antara materi belajar (C), pedagogi (P), dan teknologi (T) yang berpengaruh dalam konteks pembelajaran. Gambar 1 memberi ilustrasi terhadap hubungan ketiga komponen tersebut. Komponen-komponen yakni C, P dan K yang selanjutnya C menjadi (CK), P menjadi (PK) dan T menjadi (TK) serta hubungan antar komponen.

(10)

6

dengan prtesentase sebesar 5,3%. Kategori kedua paling banyak adalah kriteria cukup dengan presentase 10,5%. Melihat presentase paling banyak adalah presentase kriteria baik menggambarkan bahwa kemampuan guru memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran hal ini menunjukkan bahwa guru telah mampu mengaplikasikan teknologi yang dimiliki dengan baik [3].

Technology Pedagogy Content Knowledge (TPACK) merangkum suatu

rangkaian dalam pembelajaran dimana kemampuan penguasaan teknologi secara terintegrasi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dari komponen-komponen penyusunnya (C), (P) dan (K). TPACK mensyaratkan terjadinya multi interaksi dan kombinasi antar komponen yakni materi pelajaran, pedagogi dan teknologi yang unik dan sinergis berbasis TIK.TPACK memiliki keunggulan dibandingkan konsep sebelumnya yakni PCK. Diantaranya dalam menyusun desain instruksional, menyusun instruksi pembelajaran, model dan strategi pembelajaran, sistem penilaian serta dalam mendesain kurikulum. Faktor penentunya TPACK semua komponen tersebut terintegrasi dengan TIK. Dengan demikian TPACK memberi sumbangan yang amat besar terhadap perubahan dan paradigma pembelajaran.Menurut Mishra dan Koehler, konsep integrasi adalah merupakan keterlibatan berbagai domain atau komponen materi dan pedagogi yang dapat mendukung guru dalam pembelajaran berbasis teknologi. Anggapan bahwa struktur pengetahuan sangat terkait dengan deklararif siswa tahu apa yang dipelajari, prosedur bagaimana mengetahuinya skematik siswa mengaitkan antara deklaratif dan prosedur yakni apa yang dipelajari dan bagaimana mempelajarinya dan strategi pengetahuan tentang kapan, dimana dan bagaimana domain secara khusus terkait dengan tujuan pembelajaran [8].

Ada tiga indikator dalam penelitian yang digunakan untuk membantu tujuan penelitian dan akan digunakan dalam kuesioner yang disebarkan kepada responden dalam bentuk pertanyaan antara lain adalah (1) Prinsip Preparatif, menggunakan ICT untuk membekali siswa dengan keterampilan yang diperlukan untuk fungsi sosial dan kejuruan masa depan mereka. (2) Prinsip Pedagogi, menggunakan ICT untuk meningkatkan belajar siswa, pemahaman dan daya ingat. (3) Prinsip Motivasi, menggunakan ICT untuk memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran [9]. Dalam jurnal yang ditulis oleh Smits, P sebenarnya ada enam indikator namun dalam penelitian ini hanya tiga yang dipilih kerana indikator di atas yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survey yakni dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden dalam bentuk

(11)

7

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis di lapangan Model Miles and Huberman antara lain [10] : (1) Reduksi data. (2) Penyajian data. (3) Penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dalam menilai kemampuan guru dalam menerapkan TI pada proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Tengaran memiliki nilai yang bervariasi. Variasi nilai ini meliputi interval kriteria yang sudah ditetapkan beradasarkan perilaku objek penelitian yang dipisahkan dalam tiga kategori yakni perilaku positif, negatif, dan netral. Instrumen pengumpulan data adalah dengan metode survey seperti yang terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Kriteria Interval [9]

Nilai Kuisioner Kriteria Interval

4 Sangat Baik Positif 4,0 > M > 3,1

3 Baik Positif 3,0 > M > 2,1

2 Cukup Netral 2,0 > M > 1,1

1 Kurang Negatif 1,0> M >0,0

Tabel 1 merupakan kriteria interval yang digunakan penelitian. Hal ini terjadi pada semua indikator penilaian kemampuan guru dalam pemanfaatan teknologi pada pembelajaran antara lain Prinsip Preparatif, Prinsip Pedagogi, dan Prinsip Motivasi.

Tahapan penelitian yang dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini,terbagi ke dalam 5 (lima) tahapan, yaitu: (1) tahap identifikasi masalah, (2) tahap identifikasi sarana dan prasarana, (3) tahap pengumpulan data, (4) tahap analisa data, dan (5) tahap penyelesaian seperti ditunjukkan dalam bentuk diagram pada Gambar 2.

(12)

8

Tahapan penelitian dapat Gambar 2 dijelaskan sebagai berikut, Langkah pertama dalam tahapan penelitian adalah identifikasi masalah. Pada Tahapidentifikasi masalah dilakukan observasi mengenai penggunaan aplikasi berbasis teknologi informasi serta kendala umum pemanfaatan di SMA Negeri 1 Tengaran. Pada tahap ini dilakukan wawancara dengan pihak sekolah (guru) terkait pengetahuan umum mengenai perkembangan teknologi informasi dan komputer yang pernah bahkan belum pernah digunakan baik secara pribadi maupun secara organisasi di sekolah.Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Tengaran, ini dikarenakan SMA Negeri 1 Tengaran merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang menjadi sekolah percontohan dalam kegiatan implementasi kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2013/2014.

Langkah kedua pada tahap penelitian adalah tahap identifikasi sarana dan prasarana. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian meliputi jaringan komputer, software, maupun

hardware yang ada pada SMA Negeri 1 Tengaran.

Langkah ketiga pada tahap penelitian adalah tahap pengumpulan data dengan menggunakan metode survey. Tahap ini terdiri dari: Eksperimen, yang merupakan Objek penelitian yaitu guru. Wawancara, peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada guru terkait pemanfaatan teknologi informasi dan komputer dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kuesioner,Peneliti memberikan kuesioner kepada guru guna mengevaluasi minat guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komputer di sekolah. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 20 guru dan jumlah sampel yang digunakan adalah 10 guru untuk 6 mata pelajaran. Pada tahap ini peneliti juga membuat kuisioner yang seluruh pertanyaan telah mengacu pada TPACK.

Langkah keempat pada tahapan penelitian adalah tahap analisa data. Pada tahap ini seluruh kuisioner yang telah diisi akan dihitung dan diolah untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh SMA Negeri 1 Tengaran. Langkah yang terakhir adalah tahap penyelesaian. Tahap penyelesaian merupakan hal yang dilakukan untuk mengetahui apakah penelitian ini dapat tercapai dengan baik atau tidak.Mengetahui seberapa besar minat guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komputer yang mendukung kegiatan proses pembelajaran di lingkungan SMA Negeri 1 Tengaran.

4. Hasil dan pembahasan

Penelitian diawali dengan pembentukan kuisioner yang digunakan untuk proses pengambilan data di SMA Negeri 1 Tengaran. Hasil pengumpulan data kuisoner dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Hasil kuisioner guru dalam penerapan PBTIK

Mata pelajaran Preparatif Pedagogikal Motivasi Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Kriteria

Penjaskor 1 2 Netral 2 Netral 2 Netral

Penjaskores 2 1 Negatif 1 Negatif 2 Netral

(13)

9

Bahasa Indonesia 1 3 Positif 3 Positif 3 Positif

Bahasa Indonesia 2 3 Positif 2 Netral 3 Positif

Biologi 1 3 Positif 3 Positif 1 Negatif

Biologi 2 3 Positif 3 Positif 3 Positif

Agama Islam 2 Netral 2 Netral 2 Netral

Agama Katolik 3 Positif 3 Positif 3 Positif

Agama Kristen 3 Positif 2 Netral 1 Negatif

Rata – Rata 2,4 Positif 2,4 Positif 2,0 Netral

Tabel 2 merupakan hasil pengisian kuisioner yang dilakukan oleh guru SMA Negeri 1 Tengaran. Jumlah responden yang digunakan adalah 10 orang yang mewakili 6 mata pelajaran di SMA Negeri 1 Tengaran. Pada tabel 2 terlihat kemampuan rata-rata pemakaian teknologi informasi pada masing-masing variabel penelitian yang digunakan yakni variabel prinsip preparatif dengan tingkat pemanfaatan teknologi baik, variabel pedagogikal dengan tingkat pemanfaatan teknologi baik, dan variabel motivasi dengan tingkat pemanfaatan teknologi baik.

Hasil penilaian kuisioner pada Tabel 2 merupakan proses perhitungan nilai rata-rata untuk setiap pertanyaan pada masing-masing variabel. Setiap jawaban dari pertanyaan akan dikonversi ke angka. Setiap variabel terdiri dari beberapa pertanyaan. Nilai dari setiap pertanyaan akan dijumlahkan dan kemudian dicari rata-rata untuk variabel yang bersangkutan. Nilai rata-rata tersebut kemudian akan dicocokan dengan Tabel 1 untuk menentukan nilai akhir pada masing-masing responden per variabel.

Tabel 3 Tanggapan Guru Terhadap Prinsip Preparatif

Mata pelajaran Total Rata-Rata Kategori

Penjaskor 4 1.3 Netral

Bahasa Indonesia 6 3 Positif

Biologi 6 3 Positif

Agama Islam 2 2 Netral

Agama Katolik 3 3 Positif

Agama Kristen 3 2 Positif

Tabel 3 merupakan tanggapan guru terhadap prinsip preparatif. Hasil penilaian menunjukkan bahwa guru bahasa indonesia, biologi, agama katolik dan agama kristen mempunya tanggapan yang positif dalam implementasi teknologi informasi di lingkungan sekolah sedangkan guru penjaskor dan agama islam menunjukkan cukup berminat dalam mengimplementasikan teknologi informasi di lingkungan sekolah.

Tabel 4 Tanggapan Guru Terhadap Prinsip Pedagogikal

Mata pelajaran Total Rata-Rata Kategori

Penjaskor 6 2 Positif

(14)

10

Biologi 6 3 Positif

Agama Islam 2 2 Netral

Agama Katolik 3 3 Positif

Agama Kristen 2 2 Netral

Tabel 4 merupakan tanggapan guru terhadap prinsip pedagogikal. Hasil penilaian menunjukkan bahwa guru penjaskor, bahasa indonesia, biologi, dan agama katolik mempunya tanggapan yang positif dalam implementasi teknologi informasi di lingkungan sekolah sedangkan guru agama islam dan agama kristen menunjukkan cukup berminat dalam mengimplementasikan teknologi informasi di lingkungan sekolah.

Tabel 5 Tanggapan Guru Terhadap Prinsip Motivasi

Mata pelajaran Total Rata-Rata Kategori

Penjaskor 6 2 Netral

Bahasa Indonesia 6 3 Positif

Biologi 4 2 Netral

Agama Islam 2 2 Netral

Agama Katolik 3 3 Positif

Agama Kristen 1 2 Netral

Tabel 5 merupakan tanggapan guru terhadap prinsip motivasi. Hasil penilaian menunjukkan bahwa guru bahasa indonesia, dan agama katolik mempunya minat yang baik dalam implementasi teknologi informasi di lingkungan sekolah sedangkan guru penjaskor, biologi, agama islam dan agama kristen menunjukkan sifat cukup berminat dalam mengimplementasikan teknologi informasi di lingkungan sekolah.

Grafik rata-rata minat guru SMA Negeri 1 Tengaran dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Grafik Rata-Rata Minat Guru

(15)

11

sekolah yang disebabkan karena 20% guru yang menjawab kurang adalah guru dengan usia lanjut yang menurut mereka pengetahuannya akan perkembangan teknologi informasi serta penggunaannya yang tidak memadai sehingga mengakibatkan mereka tidak dapat menggunakan teknologi informasi dan komputer dalam proses pembelajaran di sekolah.

Sebanyak 20% guru yang menjawab cukup menggunakan teknologi informasi dan komputer dikarenakan menurut mereka jumlah perangkat yang tidak memadai di sekolah menyebabkan mereka jarang menggunakan teknologi informasi dan komputer. Perangkat aplikasi yang dipakai oleh mereka adalah aplikasi WhatsApp (WA) yang ada pada setiap handphone para guru. Mahalnya biaya operasional menggunakan aplikasi WA mengakibatkan para guru jarang menggunakan aplikasi WA dalam proses pembelajaran. Aplikasi ini hanya di gunakan sebagai media untuk menyampaikan informasi atau pengumuman kepada para siswa di sekolah terkait mata pelajaran yang diampu. Selain itu para guru juga hanya memakai media internet dan komputer untuk mencari materi pelajaran yang akan disampaikan ke siswa. Proses pencarian materi melalui internet juga mengalami kendala karena para keterbatasan jumlah komputer dan jaringan internet di SMA Negeri 1 Tengaran. Selain itu, jumlah LCD Proyektor yang terbatas juga mengakibatkan para guru menjadi jarang menggunakan teknologi informasi dan komputer dalam mendukung proses pembelajaran di sekolah. Menurut para guru bahwa pemakaian LCD Proyektor yang bergantian tidak efisien dan efektif.

Sebanyak 60% guru menjawab sering (baik) menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi dan komputer dalam mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Mereka menggunakan berbagai macam teknologi seperti Handphone, LCD Proyektor, Jaringan Internet, Laptop, Aplikasi WA, serta aplikasi youtube sebagai media untuk proses pembelajaran di sekolah. 60% guru yang memanfaatkan teknologi informasi dan komputer ini mempunyai alasan bahwa media materi yang selama ini mereka gunakan berupa buku acuan pelajaran tidak memenuhi kebutuhan mereka secara keseluruhan sehingga perlu adanya materi tambahan yang harus mereka lengkapi melalui media internet maupun teknologi lainnya. Para guru mengetahui resiko dari penggunaan teknologi informasi dan komputer yang harus ditanggungnya sebagai contoh ketersediaan jaringan internet yang memadai di sekolah mengharuskan mereka untuk mengeluarkan biaya tambahan berupa pembelian paket data internet yang mana dapat digunakan oleh mereka untuk mencari informasi tekait materi yang akan diberikan kepada siswa. Selain itu para guru yang sering menggunakan teknologi informasi dan komputer harus mempunyai handphone yang mendukung tugas mereka dalam mencari informasi terkait materi yang akan diberikan sehingga mereka harus menyediakan biaya yang akan digunakan untuk pembelian

handphone baru. Selain resiko yang mereka hadapi terdapat beberapa keuntungan

(16)

12

perlu bertatap muka secara langsung dengan siswa dalam hal penyampaian informasi dan materi.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh wawancara singkat dengan hasil bahwa para guru SMA N 1 Tengaran sering mencari materi lain untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas karena seringkali bahan ajar yang didapatkan dari buku dirasa masih kurang dan ada pula yang menggunakan media sosial untuk menggumpulkan tugas kelas, namun ada beberapa guru yang masih kesulitan bagaimana cara untuk menerapkan TIK dalam mata pelajaran yang diampunya seperti contoh mata pelajaran penjaskores.

Hasil wawancaravariabel motivasi guru SMA Negeri 1 Tengaran menunjukkan presentase terbanyak masuk dalam kriteria cukup dengan presentase sebanyak 50%. Sedangkan kategori baik berada diperingkat kedua dengan jumlah presentase sebanyak 40%. Dan kategori kurang berada di posisi terakhir dengan presentase 10%. Dilihat dari presentase kriteria yang ada dan juga wawancara lebih mendalam menunjukkan bahwa penerapan prinsip motivasi menggunakan TIK yang dilakukan oleh guru terbilang cukup baik walaupun sebagian besar hanya sebatas menggunakan video untuk memberikan motivasi kepada peserta didik.

Berdasarkan tanggapan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa guru di SMA Negeri 1 Tengaran mengetahui seberapa penting pemnafaatan teknologi informasi dan komputer yang baik dan benar. Faktor usia merupakan kendala utama dari kurangnya minat atas kesadaran memanfaatkan teknologi informasi dan komputer dengan baik dan benar. Menurut guru yang lanjut usia dijelaskan bahwa bagi mereka pemakaian teknologi informasi dan komputer tidaklah menjadi suatu hal yang wajib mereka lakukan dalam proses pembelajaran sehingga mereka hanya menggunakan buku pelajaran (paper based) dalam proses pembelajaran serta materi yang hanya tersedia pada buku pelajaran tersebut yang hanya disampaikan kepada siswa. Kendala yang kedua adalah kurangnya sarana dan prasarana yangmenyebabkan kurangnya minat guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komputer dalam mendukung proses pembelajaran di sekolah. Masalah sarana dan prasarana yang mendukung pemanfaatan teknologi informasi dan komputer di SMA Negeri 1 Tengaran harus menjadi fokus perhatian bagi pihak sekolah. Berdasarkan hasil kuisioner sebagian besar guru menyatakan bahwa sarana dan prasarana yang tidak memadai menyebabkan kurangnya minat dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komputer yang baik dan benar. Kemampuan guru dalam berteknologi harus didukung dengan perangkat teknologi yang memadai sehingga dapat meningkatkan motivasi guru dalam berteknologi.

(17)

13

oleh guru dan siswa di sekolah namun kendala jaringan internet yang tersedia menyebabkan fungsi dari pemanfaatan aplikasi ini belum dilakukan oleh semua guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang sering menggunakan teknologi informasi dan komputer di SMA Negeri 1 Tengaran menjelaskan bahwa mereka sangat terbantu dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komputer baik berdampak bagi siswa maupun bagi diri mereka sendiri dalam hal

update informasi mengenai mata pelajaran yang mereka ampu.

5. Diskusi

Kesadaran guru SMA Negeri 1 Tengaran dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komputer dengan baik dan benar sudah menunjukan minat yang tinggi berdasarkan data yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pemakaian media teknologi yang tersedia di sekolah maupun tidak dalam membantu proses pembelajaran. Minat dan kesadaran berteknologi yang tinggi hendaknya didukung dengan sarana dan prasarana teknologi yang memadai sehingga para guru dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komputer secara maksimal.

Berdasarkan komponen TPACK yakni TK (Technological Knowledge), CK (Content Knowledge), dan PK (Pendagogical Knowledge) maka dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi minat guru terhadap pemanfaatan teknologi informasi dan komputer sudah cukup tinggi. Komponen TK dalam hasil evaluasi menunjukkan bahwa pengetahuan guru akan perkembangan teknologi informasi dan komputer sudah begitu memadai. Selain itu sebagian besar guru juga telah menjadi pengguna teknologi dan informasi baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Komponen CK dalam hasil evaluasi minat guru menunjukkan sebagian besar materi pembelajaran yang ada pada kurikulum telah memuat informasi tentang perkembangan teknologi informasi yang terjadi. Sebagai contoh materi pembelajaran TIK di lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Tengaran telah mencakup pembelajaran tentang perangkat lunak dan perangkat keras. Komponen PK pada evaluasi minat guru dalam memanfaatkan teknologi informasi menunjukkan bahwa adanya penggunaan komputer dan internet dalam penyusunan materi pembelajaran, pembuatan tugas diluar jam sekolah, serta adanya penggunaan teknologi informasi dalam penilaian siswa dan penyusunan rencana pembelajaran di sekolah.

Perlu adanya evaluasi pihak sekolah dalam meningkatkan kesadaran berteknologi dari para guru yang dinilai kurang berminat dalam pemanfaatan teknologi. Peningkatan kesadaran berteknologi dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang dapat membantu meningkatkan kesadaran dalam pemanfaatan perkembangan teknologi dan informasi di SMA Negeri 1 Tengaran.

6. Daftar Pustaka

[1] Fullan, M. 2007. The New Meaning of Educational Change (4th ed.). New York, NY: Teachers College Press.

(18)

14

[3] Puji, W. (2016). Analisis Kemampuan Guru Dalam Menerapkan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran Menggunakan Kerangka Tpack (Study Kasus SMA Negeri 1 Tengaran). Universitas Kristen Satya Wacana. Diambil pada 05 september 2016 pada Repository.uksw.edu

[4] Kwartolo, Y. (2010). Teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur, 9(14), 15-43.

[5] Rusman, D. K., & Riyana, C. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

[6] Istiningsih. (2012). Pemanfaatan TIK Dalam Pembelajaran. Yogyakarta : Skripta Media Creative.

[7] Mishra, P. & Koehler, M.J. (2006). Technological Pedagogical Content

Knowledge: Aframework for Teacher Knowledge. Teachers College

Record, 108,(6),1017-1054

[8] Muslim. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Inovatif Berbasis

Kerangka Kerja TPCK Bagi Guru Kejuruan di SMK. Diambil tanggal 22

Oktober 2015, dari

http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/296688 [9] Smits, P., 2013. Rationales for Modern ICT Implementation into Schools:

a case of tablet PCs. Bachelor's Thesis.

Gambar

Gambar 1. Teknologi Pendagogical Content Knowledge (TPACK)
Gambar 2 Tahapan Penelitian
Tabel 2.Hasil kuisioner guru dalam penerapan PBTIK
Tabel 3 Tanggapan Guru Terhadap Prinsip Preparatif
+2

Referensi

Dokumen terkait

BNPT tidak bisa melakukan sendiri bagaimana melawan pemikiran Aman Abdurrahman melalui media online yang mereka kembangkan, tetapi lebih penting lagi peran sarjana, ulama

I” yang pokok isinya adalah: (1) telah dilakukan pembersihan di Jakarta oleh Gerakan 30 September terhadap anggota Dewan Jenderal yang merencanakan akan

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmatnyalah maka penulis mampu menyelesaikan skripsi berjudul “Peningkatan Hasil Belajar

Seiring dengan kebutuhan pembangunan perkotaan yang dikeluarkan daerah Kabupaten Merangin, maka salah satu upaya penting yang dilakukan adalah dengan pemahaman persepsi dan

Untuk membiayai pengeluaran, pemerintah dapat menciptakan uang baru, dengan cara mengeluarkan uang kertas baru melalui pinjaman dari Bank Sentral berupa kredit kepada pemerintah,

Penelitian ini adalah penelitian komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecenderungan aspek dominan need for love and belongingness pada rohaniwan dan awam,

Ismawati, Budaya dan Kepercayaan Jawa Masa Pra Islam, Semarang: Gama

Satu dari manfaat besar tehnik HNSK adalah sekalipun bila suatu campuran berada dalam satu daerah fasa, masih dapat diukur parameter misibilitas teori Florry-Huggins melalui