• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PROFESI KEGURUAN Proses Pembelaj

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PROFESI KEGURUAN Proses Pembelaj"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PROFESI KEGURUAN

Proses Pembelajaran Tematik Berbasis Kurikulum 2013 di SDN 40

Mataram

Disusun oleh

1. Eva Zaherra (E1R013008) 2. Evi Novi Riana Dewi (E1R013009) 3. Farizal Wahyu Trigantara (E1R013010) 4. Habib Aldiansyah (E1R013015) 5. Shela Nora Uryani (E1R013049) 6. Sisca Qiswa Rahmaniah (E1R013050) 7. Windhu Sari Dewi (E1R013059)

PENDIDIKAN MATEMATIKA REGULER PAGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kemudahan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembelajaran Tematik Berbasis Kurikulum 2013 di SDN 40 Mataram” sehingga makalah ini dapat selesai sesuai waktu yang telah direncanakan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Keguruan.

Tersusunnya makalah ini tentu tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung.Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis.Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan dihati pembaca mohon dimaafkan.

Mataram, 28 Nopember 2014

(3)
(4)

BAB I tingkatperkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampumemahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masihbergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.

Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I –III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan BahasaIndonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni matapelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yangberhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yangmasih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistik), pembelajaran yangmenyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkananak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik.

Dalam rangka implementasi Standar Isi yang termua tdalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam “Pembelajaran Tematik Berbasis Kurikulum 2013”. Untuk memberikan gambaran tentang pembelajarantematik yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret, disiapkan model pelaksanaanpembelajaran tematik untuk SD/MI kelas I hingga kelas III.

(5)

ini, penyusun berusaha memaparkan tentang pembelajaran tematik terpadu, yakni konsep dasar dan implementasi pembelajaran tematik terpadu.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Menginformasikan kepada pembaca tentang konsep pembelajaran tematik berbasis kurikulum 2013 untuk sekolah dasar.

2. Menginformasikan kepada pembaca tentang bagaimana implementasi pembelajaran tematik berbasis kurikulum 2013 di salah satu SD yang ada di Mataram yakni di SDN 40 Mataram.

3. Menginformasikan kepada pembaca terkait manfaat yang diperoleh dari penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar.

4. Menginformasikan kepada pembaca tentang kendala-kendala yang dialami baik oleh murid maupun yang dialami oleh guru dalam penerapan pembelajaran tematik untuk sekolah dasar.

5. Menginformasikan kepada pembaca tentang solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang dialami baik oleh siswa maupun guru.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep pembelajaran tematik berbasis kurikulum 2013 untuk sekolah dasar ?

2. Bagaimana implementasi pembelajaran tematik berbasis kurikulum 2013 di SDN 40 Mataram ?

3. Apa saja manfaat yang dirasakan dari penerapan pembelajaran tematik berbasis kurikulum 2013 ?

4. Apa saja kendala yang dialami oleh siswa dan guru terkait penerapan pembelajaran tematik ?

(6)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran Tematik Terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik. Makna pembelajaran Tematik Terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Dikatakan bermakna pada pembelajaran Tematik Terpadu artinya, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep yang lain yang sudah mereka pahami.

B. Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran Tematik Terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembalajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat :

1. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna

2. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi 3. Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur

yang diperlukan dalam kehidupan

4. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain

5. Meningkatkan minat dalam belajar

6. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya

C. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu

6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.

(7)

8. Bermakna, artinya pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki peserta didik. 9. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi

otentik.

10. Aktif, artinya peserta didik perlu terlibat langsung dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses penilaian.

D. Penilaian Pembelajaran Tematik Terpadu

Objek dalam penilaian pembelajaran terpadu mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar tersebut pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi-kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati. Penilaian proses dan hasil belajar itu saling berkaitan satu dengan lainnya, hasil belajar merupakan akibat dari suatu proses belajar

E. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya

3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.

4. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar.

5. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

Untuk menyusun perencanaan pembelajaran Tematik Terpadu perlu dilakukan langkah-langkah seperti berikut

1. Menganalisis KI dan KD mata pelajaran IPA atau IPS

2. Menentukan Tema yang sesuai dengan konsep konsep yang ada dalam setiap nomor KD IPA atau IPS

3. Penjabaran (perumusan) Kompetensi Dasar ke dalam indikator sesuai topik/tema 4. Membuat peta hubungan antar indikator dengan judul tema

(8)

6. Menyusun RPP Tematik Terpadu

e. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan.

a. Menyusun kerangka waktu dan biaya secara terperinci

b. Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalam melaksanakan rencana dan pengambilan keputusan.

c. Mengeluarkan instruksi–instruksi yang spesifik d. Membimbing, memotivasi dan melakukan supervisi. 4. Pengawasan

Pengawasan meliputi:

a. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang mengacu pada rencana

b. Melaporkan penyimpangan untuk tindakan koreksi dan merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-standar dan saran-saran

(9)

BAB III PEMBAHASAN

Kurikulum 2013 sudah diterapkan di SDN 40 Mataram sejak tahun 2013 lalu dan sekarang sudah memasuki tahun ke-2. SDN 40 Mataram merupakan salah satu dari 23 SD di Mataram yang dipilih oleh pemerintah untuk melaksanakan uji coba penerapan kurikulum 2013, sementara sekolah lain baru menerapkan kurikulum 2013 di tahun 2014 ini. Penerapan kurikulum 2013 berimbas pada perubahan proses pembelajaran dari yang awalnya per bidang studi menjadi proses pembelajaran tematik yang berbentuk gabungan dari hampir seluruh mata pelajaran.

Pembelajaran tematik merupakan proses pembelajaran lintas bidang studi dimana materi pelajaran yang disampaikan saling terkait satu sama lain. Seluruh mata pelajaran digabungkan menjadi satu, namun pengecualian untuk mata pelajaran agama dan olahraga yang penyampaian materinya terpisah. Misalnya materi IPA tentang “Bunga”dikaitkan dengan pelajaran matermatika dengan cara menanyakan jumlah bunga yang ada di taman, dan dapat dikaitkan dengan materi bahasa Indonesia dengan cara meminta siswa untuk membuat karangan tentang bunga. Pada proses pembelajaran tematik materi yang disampaikan tidak lagi dipisah-pisah untuk masing-masing mata pelajaran melainkan berbetuk suatu tema. Kurang lebih terdapat 4 buah tema yang harus disampaikan untuk tiap semesternya. Setiap satu tema terdapat 3 buah subtema dan setiap subtema terdapat 6 pembelajaran. Setiap harinya akan disampaikan satu buah pembelajaran dan pembelajaran tersebut harus selesai pada hari itu juga. Setelah menyelesaikan satu sub tema maka akan diadakan evaluasi berupa ulangan. Keluhan terkadang muncul dari orang tua siswa yang kebingungan karena materi yang disampaikan tidak memiliki jadwal pelajaran yang tetap. Menurut para orang tua anak-anak tidak begitu paham dan mengerti mengenai kurikulum 2013. Solusi yang digunakan oleh Ibu Komala adalah dengan cara menginformasikan kepada siswa terlebih dahulu terkait dengan materi yang akan di ajarkan sehingga siswa dapat mencari informasi sendiri dan membawa bahan-bahan apa yang harus dipelajari sehingga ketika proses pembelajaran materi yang ada sudah memadai.

(10)

sekarang menjadi lebih menarik karena metode belajar tidak lagi bersifat konvensional dan hanya mengandalkan papan tulis melainkan sudah lebih berkembang dengan tersedianya sarana seperti laptop dan LCD. Selain itu mereka sudah dikenalkan dengan akses internet agar memudahkan mereka untuk mencari informasi dan materi seputar pembelajaran. Mereka memberikan antusiasme yang sangat tinggi dalam proses pembelajaran karena hal tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran tematik sendiri yakni agar anak bisa berperan aktif di dalam kelas. Contohnya saja ketika mereka disuguhkan gambar dan di tugaskan untuk mengamati gambar tersebut, mereka akan termotivasi untuk menanyakan apa yang belum mereka pahami. Kadang-kadang anak-anak tidak mau keluar untuk istirahat karena lebih memilih untuk menyelesaikan tugas di dalam kelas. Selain itu, guru juga tidak terlalu lelah untuk menjelaskan di depan kelas. Tugas guru hanyalah membimbing dan mengarahkan siswa karena siswa dituntut untuk bisa belajar mandiri. Namun, beberapa kendala yang dialami yakni kurangnya waktu yang tersedia untuk menyelesaikan setiap pembelajaran yang ada sehingga guru hanya dapat memberikan PR bagi siswa karena setiap pembelajaran harus selesai dalam satu hari tatap muka.

Adapun metode pembelajaran yang digunakan lebih banyak mengarah kepada kegiatan diskusi, tanya jawab, penugasan, presentasi dan mengamati gejala alam yang sifatnya mengarah pada pendekatan keilmuan (scientific). Hal ini dapat terlihat dari tatanan tempat duduk siswa yang di buat berkelompok. Pada pembelajaran tematik, metode ceramah tidak lagi di perbolehkan karena pembelajaran harus terpusat pada siswa bukannya guru. Pembelajaran tematik menuntut siswa untuk bisa menemukan sendiri, mencari infomasi sendiri, dan mampu untuk berpikir tingkat tinggi. Namun terkadang masalahnya masih terdapat siswa yang masih belum mampu untuk menyesuaikan diri dengan hal tersebut dan belum berani untuk tampil sehingga perlu bantuan dari guru untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya. Ibu komala bercerita pernah ada kasus dimana siswanya yang sudah kelas 6 SD ternyata masih belum bisa membaca. Sebagai seorang guru, diperlukan kesabaran serta upaya untuk membimbing anak tersebut. Selain itu guru juga harus bisa menumbuhkan rasa percaya diri siswanya agar tidak merasa minder.

(11)

harus mampu membuat RPP sendiri karena RPP tidak di siapkan oleh pemerintah pusat. Hal ini tentu membuat para guru lumayan kesulitan karena kurangnya waktu yang tersedia sementara RPP harus dibuat setiap hari.

Salah satu perbedaan yang mencolok antara KTSP dengan Kurikulum 2013 adalah dalam hal buku dimana buku yang digunakan pada kurikulum 2013 tidak lagi terdiri dari beberapa buku mata pelajaran melainkan hanya berupa satu buah buku untuk peserta didik dan satu buah buku pedoman untuk guru. Buku tersebut diberikan oleh pemerintah secara gratis. Sayangnya, materi yang tersedia pada buku kurang memadai dan hanya memberikan sedikit penjelasan sehingga guru perlu untuk mengembangkan materi yang akan diajarkan. Hal tersebut juga menjadi kendala karena siswa banyak yang mengalami kesulitan dalam belajar. Karenanya pembelajaran lebih banyak di lakukan dalam bentuk mengamati gejala alam. Guru tidak lagi menerangkan apa yang menjadi sebab sesuatu, melainkan siswalah yang diminta untuk berpikir mengapa sesuatu itu bisa terjadi. Misalnya, guru tidak lagi menjelaskan mengapa sebuah pohon daunnya menguning dan layu akan tetapi siswa yang diminta untuk berpikir berdasarkan apa yang mereka amati. Dari hal tersebut akan muncul berbagai pendapat siswa sehingga akan memacu siswa untuk bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya.

(12)

dengan rentang nila 1 sampai 10 melainkan hanya 1 sampai dengan 4 saja. Anak yang aktif akan mendapat nilai 4, yang kurang aktif mendapat nilai 3 atau 2 sedangkan siswa yang pasif hanya akan mendapat nilai 1.

Kendala yang dialami guru dalam penerapan kurikulum 2013 adalah dalam hal penyusunan rapot. Di dalam penyusunan rapot penilaian yang di minta adalah penilaian per mata pelajaran sementara saat proses pembelajaran seluruh mata pelajaran digabungkan menjadi satu dan berbentuk tema-tema, sehingga sulit bagi guru untuk memberikan penilaian karena harus memilah-milah terlebih dahulu. Akan tetapi hal tersebut hanya berlaku di awal penerapan kurikulum 2013 dan tidak lagi berlaku untuk penilaian saat ini. Nilai rapot yang sekarang tidak lagi berbentuk angka-angka akan tetapi berbentuk deskripsi yang berisi tentang kompetensi anak tehadap mata pelajaran tertentu. Karenanya, guru perlu mengetahui karakter, kekurangan serta serta kelebihan-kelebihan yang dimiliki masing-masing siswa untuk bisa menyusun rapot. Di dalam rapot tidak lagi dicantumkan rangking karena hal tersebut akan sangat berpengaruh bagi mental anak karena anak yang tidak mendapat rangking pastinya akan merasa minder. Hal tersebut sudah diberlakukan bahkan pada saat masih menggunakan KTSP. Hanya saja guru biasanya akan mengumumkan anak-anak yang memperoleh nilai yang bagus pada saat ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan semester. Ibu Komala mengaku tidak ada siswa yang tidak naik kelas karena hal tersebut telah ditetapkan oleh pemerintah. Karenanya Beliau berupaya untuk membantu siswanya yang kurang dengan cara memberikan pengayaan dan remidi sampai siswa tersebut memenuhi standar nilai yang telah ditetapkan.

Pada dasarnya kurikulum 2013 ditekankan menanamkan pendidikan karakter. Hal ini dikarenakan telah terjadinya degradasi moral anak, dimana banyaknya perilaku anak yang menyimpang seperti maraknya tawuran, kekerasan terhadap sesama teman, penyalahgunaan narkoba, penyimpangan seksual, dan lain-lain. Pendidikan karakter ini mengajarkan siswa tentang bagaimana bersikap dan berperilaku terhadap sesama serta pentingnya untuk memiliki rasa hormat terhadap orang lain. Karena sekarang banyak anak kurang hormat pada gurunya, contohnya saja ketika siswa bertemu dengan gurunya di jalan siswa terkadang siswa sering berpura-pura tidak melihat dan tidak menyapa gurunya. Hal inilah yang sebenarnya ingin dibenahi oleh pemerintah.

(13)
(14)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik berbasis kurikulum 2013 masih memiliki beberapa kekurangan dalam penerapannya. Walaupun konsep pembelajaran tematik sudah cukup bagus karena menarik siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran namun masih banyak kendala-kendala yang dialami baik oleh siswa maupun oleh guru. Karenanya pemerintah harus benar-benar mempersiapkan segala sesuatu yang akan mampu memaksimalkan penerapan kurikulum 2013. Pemerintah harus mampu memberikan pelatihan yang dapat mengoptimalkan kerja guru sehingga tujuan penerapan kurikulum 2013 akan tercapai dan mampu memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

3.2 Saran

(15)

DAFTAR PUSTAKA

( http://suaidinmath.wordpress.com/2013/09/03/pembelajaran-tematik-terpadu-pada-kurikulum-2013/)

(16)

LAMPIRAN

Profil Narasumber

Nama : Komala Sukma

Tempat , Tanggal lahir : Selong, 24 September 1962 Alamat: BTN Taman Nirwana

Riwayat Pendidikan: SDN 6 Selong SMP 1 Selong SPGN Selong IKIP Mataram

Referensi

Dokumen terkait

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “ PEMANFATAN SOFTWARE LIBSYS ( Library System) DALAM PELAYANAN SIRKULASI DI UPT PERPUSTAKAAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 langkah penelitian dan pengembangan prototipe modul sempoa sebagai panduan operasi hitung pengurangan dengan tekun bagi siswa kelas II

Soil heave resulted from driving the new piles induced a reduction on the friction capacity of the existing piles, thus the pressing force required to install the piles was

Penelitian ini membahas sejauhmana kualitas pelayanan pencatatan Masjid berbasis teknologi informasi pada KUA Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Secara lebih spesifik

Formula pada (39) merupakan formula yang digunakan untuk mendekati nilai invers matriks Hesse pada metode BFGS, selanjutnya akan ditunjukkan sifat kedefinitan dari

Detritus, yang pada setiap habitat perairan selalu menduduki urutan kedua dalam komposisi makanan alami ikan baung, merupakan indikator bahwa ikan baung lebih menyukai hidup dekat

Berdasarkan hasil identifikasi pemangku kepentingan menunjukkan bahwa terdapat 18 pemangku kepentingan yang terlibat dalam perumusan kebijakan fiskal hijau di