• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Organoleptik dan Kadar Glukosa Yoghurt Kulit Semangka dengan Substitusi Pemanis Sukrosa dan Ekstrak Daun Stevia (Stevia rebaudiana)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Uji Organoleptik dan Kadar Glukosa Yoghurt Kulit Semangka dengan Substitusi Pemanis Sukrosa dan Ekstrak Daun Stevia (Stevia rebaudiana)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Uji Organoleptik dan Kadar Glukosa Yoghurt Kulit Semangka

dengan Substitusi Pemanis Sukrosa dan Ekstrak Daun Stevia

(Stevia rebaudiana)

Zanu Handayani1*, Jugo Yuli Prasetyo2 , Kun Harismah3

1,2,3Program Studi Teknik Kimia/Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta *Email: [email protected] Abstrak Keywords: stevia; extraction; fermentation; watermelon peel; yoghurt.

Watermelon yoghurt is a product of fermented milk with watermelon peel juice, which is a thick liquid to semi-solid with a certain sour taste. Making yoghurt is utilizing watermelon peel waste as raw material, to reduce the waste watermelon peel is not consumed. The aim of this research is to know the effect of sweetener extract of stevia leaves and combination of sucrose sweetener + stevia leaf extract and watermelon peel filtrate concentration on glucose level and favorite (organoleptic) level on watermelon peel yoghurt. This research method consists of 4 stages, namely raw material preparation, stevia leaf extraction, watermelon peel yoghurt manufacture, and incubation (fermentation). The study used a complete randomized design (RAL) with two factors, the first factor was the addition of sweetener sucrose and sweetener leaves stevia extract with a ratio of 1: 1 (10 grams of sucrose + 0.3 ml stevia extract), 1: 2 (7.5 grams of sucrose + 0.5 ml of stevia extract), and 0: 3 (1 ml of stevia extract). The second factor was the variation of watermelon peel filtrate concentration with a ratio of 1: 4 (100 grams watermelon peel + 400 ml aquadest), 2: 4 (200 grams watermelon peel + 400 ml aquadest), 3: 4 (300 grams watermelon peel + 400 ml aquadest). With control variables is unsweetened yoghurt and yoghurt with 5% w/v sucrose sweetener. Yoghurt is pasteurized at 80oC - 85oC and incubated in 40oC for 5 days. The results

showed that low glucose levels were obtained in the treatment with the addition of stevia leaf extract only (P1.3, P2.3, and P3.3), respectively 5.10 g / ml, 5.57 g / ml, And 5.78 g / ml. While the highest glucose levels obtained at treatment P3.1 is equal to 9.54 g / ml. While based on organoleptic analysis, the best result was obtained at treatment P2.2, had mean value on color test of 4.57 (rather like); Texture test of 4.10 (rather like); An aroma test of 3.50 (neutral); taste test of 3.43 (neutral); And a receive power test of 3.77 (neutral).

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang kaya akan buah-buahan hortikultura, dimana salah satu yang banyak digemari masyarakat Indonesia adalah buah semangka. Berdasarkan data BPS pada tahun 2013, produksi buah semangka di Indonesia mencapai 15.331 Ton. Mayoritas masyarakat hanya mengkonsumsi bagian daging buah dari semangka, sedangkan

kulit semangka hanya dibuang sebagai limbah tanpa ada pemanfaatan lebih lanjut. Lapisan putih pada kulit buah semangka banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi kesehatan, salah satunya yaitu sitrulin yang merupakan zat antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan kulit [21]. Zat antioksidan yang terdapat pada kulit semangka dapat mencegah berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh

(2)

radikal bebas seperti kanker dan jantung coroner [4].

Agar kandungan dalam kulit semangka tidak terbuang sia-sia, maka perlu adanya pengolahan menjadi sebuah produk pangan. Salah satu produk pangan yang dapat dihasilkan dari pemanfaatan limbah kulit semangka yaitu yoghurt dari kulit semangka. Yoghurt kulit semangka merupakan produk hasil fermentasi susu dengan sari kulit buah semangka menggunakan bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus.

Bakteri tersebut akan mengubah laktosa dari susu dan sari kulit buah semangka menjadi bakteri asam laktat berupa Lactobacillus

achidophillus dan Bifidobacterium lactis yang

baik untuk kesehatan pencernaan, meningkatkan kekebalan tubuh dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah serta menghasilkan zat gizi yang diperlukan oleh hati sehingga berguna untuk mencegah penyakit kanker [11].

Dalam pembuatan yoghurt terdapat beberapa faktor yang menentukan mutu bahan pangan salah satunya adalah pemanis dan pewarna. Di Indonesia jenis pemanis yang banyak digunakan adalah gula pasir (sukrosa) yang memiliki kalori sangat tinggi sehingga dapat menyebabkan obesitas dan diabetes. Upaya untuk mengganti gula sederhana sebagai pemanis dalam makanan dan minuman telah dilakukan dengan memanfaatkan pemanis alami stevia untuk pembuatan yoghurt [22]

Ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana) merupakan salah satu jenis pemanis alami rendah kalori yang berasal dari tumbuhan yang dapat disubstitusikan sebagai pengganti gula pasir (sukrosa) [1] Stevia rebaudiana

mengandung Stevioside, Rebaudioside A, Rebaudioside C dan Dulcoside A yang 200-300 kali lebih manis dari sukrosa [10]. Hasil penelitian [5] menyatakan bahwa gula stevia dapat menurunkan tekanan darah, pada dermatitis, dapat meningkatkan fungsi ginjal dan bertindak sebagai antioksidan. [22] membuat yoghurt dengan menambah ekstrak

kayu secang dan ekstrak daun stevia untuk melihat aktivitas antioksidan dan kadar gula total sebagai minuman alternatif bagi penderita

diabetes melitus tipe 2. Untuk kajian mengenai

yoghurt dari kulit semangka yang telah dipatentkan tidak dapat ditemukan. Namun dapat ditemukan dua kajian mengenai melon dan yoghurt yang telah dipatentkan yaitu mengenai Pembuatan Blok Susu Melon dan Metode Persiapan dan Kegunaannya yang dilakukan oleh [14] dan kajian mengenai

Foodstuff Material oleh [8]. Sedangkan kajian mengenai yoghurt dan ekstrak stevia ditemukan enam yang telah dipatentkan, salah satunya yaitu mengenai Metode untuk Pembuatan Yoghurt Berbasis Susu yang Mengandung Ekstrak Daun Stevia yang dilakukan oleh [17].

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk pembuatan yoghurt yang memanfaatkan limbah kulit semangka dengan penambahan pemanis sukrosa dan pemanis ekstrak daun stevia sebagai minuman alternatif rendah kalori sehingga baik dikonsumsi oleh masyarakat terlebih bagi penderita diabetes.

2. METODE

2.1 Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor, faktor pertama yaitu perbandingan konsentrasi filtrat kulit semangka 1:4 (100 gram kulit semangka + 400 ml aquadest), 2:4 (200 gram kulit semangka + 400 ml aquadest), 3:4 (300 gram kulit semangka + 400 ml aquadest). Faktor kedua yaitu perbandingan penambahan pemanis sukrosa dan pemanis ekstrak daun stevia, 1:1 (10 gram sukrosa + 0,3 ml ekstrak stevia), 1:2 (7,5 gram sukrosa + 0,5 ml ekstrak stevia), 0:3 (1 ml ekstrak stevia).

Untuk variabel kontrol dibuat dua variabel kontrol. Kontrol 1 yaitu yoghurt kulit semangka dengan perbandingan 1:2 (100 gram kulit semangka + 200 ml aquadest) tanpa menggunakan pemanis. Kontrol 2 yaitu

(3)

yoghurt kulit semangka dengan perbandingan 1:2 (100 gram kulit semangka + 200 ml aquadest) dengan hanya menggunakan pemanis sukrosa 5% b/v (Ago, dkk., 2014).

Tabel 1. Formulasi Penambahan Konsentrasi

Filtrat Kulit Semangka dan Konsentrasi Pemanis Sukrosa+Ekstrak Daun Stevia pada Yoghurt Perlakuan Konsentrasi Filtrat Perbandingan Pemanis P1.1 1 : 4 1 : 1 P1.2 1 : 4 1 : 2 P1.3 1 : 4 0 : 3 P2.1 2 : 4 1 : 1 P2.2 2 : 4 1 : 2 P2.3 2 : 4 0 : 3 P3.1 3 : 4 1 : 1 P3.2 3 : 4 1 : 2 P3.3 3 : 4 0 : 3

Kontrol 1 1 : 2 Tanpa pemanis Kontrol 2 1 : 2 Pemanis sukrosa

5 %

2.2 Alat dan Bahan a. Alat-alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Alumunium foil, Autoklaf, Blender, Botol Kaca, Botol Timbang, Corong Kaca, Cawan Porselin, Erlenmeyer, Gelas Ukur, Gelas Arloji, Inkubator, Kain Saring, Kertas Saring, Kompor Listrik, Kondensor, Labu Leher Tiga, Magnetik Stirrer, Panci, Pengaduk Kaca, pH meter, Pipet Tetes, Pipet Volume, Sendok, Statif, dan Thermometer.

b. Bahan-bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Alkohol 90%, Aquadest, NaOH 0,05N, Phenol Phthalein, Daun Stevia Kering, Kulit Semangka, Plain Yoghurt (Cimmory), dan Susu Skim.

2.3 Prosedur Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2017 sampai Juni 2017 dilakukan di

Laboratorium Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

a. Ekstraksi Daun Stevia

Daun stevia yang telah dikeringkan diblender hingga halus. Kemudian diseragamkan ukurannya dengan menggunakan mesh 100. Lalu diambil sebanyak 100 gram, masukkan kedalam oven selama 1 jam dengan suhu 80oC. Kemudian dimasukkan kedalam labu leher tiga. Masukkan pelarut aquadest kedalam labu leher tiga sebanyak 1000 ml (perbandingan 1:10 (b/v)). Kemudian diekstraksi selama 150 menit, dengan suhu 55oC. Setelah proses ekstraksi selesai, diamkan dalam suhu ruangan selama 24 jam. Lalu pisahkan ekstraknya dengan menggunakan kertas saring. Kemudian filtrat dievaporasi dengan

rotary vacuum evaporator pada

temperatur 50oC, selama 2 jam atau selama pelarut tidak menetes lagi [7]

b. Persiapan Bahan Baku

Kulit semangka dikupas bagian luarnya (yang berwarna hijau), lalu dicuci sampai bersih. Setelah itu dipotong kecil-kecil dimasukkan kedalam blender

dengan menambahkan aquadest, blender hingga halus. Kemudian kulit semangka hasil blender disaring dengan kain saring sampai didapatkan filtrat yang jernih [2]

c. Pembuatan Yoghurt Kulit Semangka

Filtrat yang didapatkan diukur volumenya lalu ditambahkan susu skim sebanyak 9% b/v. Kemudian dilakukan pasteurisasi pada suhu 80–85ºC selama 15 menit. Setelah pasteurisasi, didinginkan sampai suhu 40-43ºC. Lalu tambahkan

plain yoghurt sebanyak 10% b/v, lalu

aduk perlahan hingga homogen. Kemudian diberi perlakuan sesuai dengan variabelnya. Setelah itu masukkan kedalam botol-botol kaca yang sebelumnya sudah disterilkan dengan

Autoklaf, kemudian ditutup dengan tutup

(4)

d. Inkubasi (Fermentasi)

Sampel dalam botol yang telah diberi identitas difermentasi pada suhu 40ºC selama 5 hari. Untuk menghentikan fermentasi, sampel segera dimasukkan ke dalam lemari es [2].

2.4 Metode Analisis a. Uji Kadar Glukosa

Analisis kadar glukosa dengan metode Spektrofotometri dilakukan di laboratorium Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

b. Uji Organoleptik

Uji organoleptik dilakukan untuk semua perlakuan yoghurt kulit semangka.

Pengujian dengan menggunakan skala

Hedonic nilai antara 1-5 secara deskriptif

yaitu suka (skor 5), agak suka (skor 4), netral (skor 3), agak tidak suka (skor 2), dan tidak suka (skor 1), untuk menilai lima karakteristik sensorik terdiri dari warna, tekstur, aroma, rasa, dan daya terima. Semua sampel yang diujikan dibandingkan dengan sampel kontrol [12].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Ekstraksi Daun Stevia

Daun stevia kering yang digunakan diperoleh dari UD Sari Alam di Desa Kalisoro RT 03 RW 01 Tawangmangu, disortasi dengan memisahkan batang dan ranting dari daunnya. Daun stevia kering mengandung kadar air sebesar 9,80% (Chandra, 2015). Setelah itu, pengecilan ukuran dilakukan dengan menggunakan

blender, kemudian diseragamkan ukurannya

dengan menggunakan mesh 100. Lalu diambil sebanyak 100 gram, masukkan kedalam oven selama 1 jam dengan suhu 80oC, untuk dilakukan pengeringan. Pengeringan serbuk stevia bertujuan untuk menurunkan kadar air, sehingga mikroorganisme, kapang serta enzim tidak

berkembang. Kadar air pada bahan akan mempengaruhi citarasa, tekstur, dan waktu simpan bahan [16]. Dari pengeringan dengan oven diperoleh kadar air sebesar 3,05%.

Setelah dilakukan pengeringan, kemudian serbuk stevia dimasukkan kedalam labu leher tiga. Menambahkan pelarut aquadest kedalam labu leher tiga sebanyak 1000 ml (perbandingan 1:10 (b/v)). Kemudian diekstraksi selama 150 menit, dengan suhu 55oC. Setelah proses ekstraksi selesai, diamkan dalam suhu ruangan selama 24 jam. Lalu pisahkan ekstraknya dengan menggunakan kertas saring. Kemudian filtrat dievaporasi dengan rotary vacuum evaporator pada temperatur 50oC, selama 2 jam atau selama pelarut tidak menetes lagi. Selanjutnya ditimbang ekstrak daun stevia dan dihitung rendemennya.

Dari hasil percobaan didapatkan berat ekstrak daun stevia 63,968 gram. Sehingga untuk mengetahui rendemen ekstrak daun stevia dapat dihitung dengan rumus:

Dari hasil ekstraksi dengan rotary

vacuum evaporator didapatkan rendemen

ekstrak daun stevia sebesar 63,968%.

Gambar 1. Rangkaian Alat Ekstraksi Daun

Stevia

Ekstraksi daun stevia dilakukan dengan menggunakan pelarut polar yaitu air karena senyawa glikosida bersifat polar sehingga dapat larut dalam air. Air sebagai pelarut akan masuk ke dalam rongga partikel yang dilarutkan karena adanya panas maka akan terjadi ekstraksi, kemudian terjadi proses

(5)

hidrolisis dari molekul yang tidak larut menjadi molekul kecil yang larut ke dalam air. Pada fase ini gula, molekul yang lebih besar serta protein akan terhidrolisis. Hasil ekstraksi daun stevia menghasilkan filtrat yang berwarna coklat kemerahan. Warna tersebut dikarenakan masih terkandung senyawa yang bukan gula. Senyawa bukan gula tersebut antara lain adalah senyawa yang dapat menghasilkan warna dan dapat larut dalam air seperti klorofil, alkaloid, tanin, steroid, flavonoid dan makromolekul (Isdianti, 2007). Hasil larutan stevia setelah diekstraksi dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Larutan Stevia setelah Ekstraksi.

Pengamatan hasil ekstrak daun stevia meliputi pengamatan secara organoleptis dan uji pH. Pengamatan organoleptis meliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur. Hasil pengujian organoleptis menghasilkan warna ekstrak coklat kemerahan, dengan aroma manis seperti tebu yang dicairkan, ekstrak daun stevia menghasilkan rasa yang manis dan terasa pahit di akhir, sedangkan untuk tekstur ekstrak daun stevia kental dan sedikit lengket.

Pengujian pH dilakukan mengunakan pH meter ohaus yang sebelumnya telah dikalibrasi menggunakan aquades sehingga pH nya menjadi netral. Hasil uji pH ekstrak daun stevia adalah 6,3. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Goyal, dkk., (2010) bahwa pemanis stevia tidak akan berubah jika dipanskan pada suhu 100oC selama satu jam, dan stabil pada pH 3,0 – pH 7,0.

3.2 Analisis Kadar Glukosa

Kadar glukosa dari berbagai kondisi perlakuan dapat dilihat pada Grafik 3 dibawah ini.

Gambar 3. Pengaruh Kondisi Perlakuan

terhadap Kadar Glukosa Yoghurt Kulit Semangka

Gula total adalah senyawa karbohidrat yang berupa monosakrida maupun disakarida (glukosa, galaktosa, fruktosa, sukrosa) yang berfungsi memberikan rasa manis dan penyedia energi (Rimbawan, 2004). Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa pengaruh perlakuan terhadap kadar glukosa pada hari ke-0 dan setelah inkubasi 5 hari tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan selama proses fermentasi, laktosa diubah menjadi asam laktat kurang lebih 30% sedangkan sisanya masih dalam bentuk laktosa[18]

Sedangkan pengaruh perlakuan terhadap kadar glukosa mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh konsentrasi filtrat kulit semangka dan penambahan jenis pemanis. Semakin besar konsentrasi filtrat kulit semangka maka semakin besar pula kadar glukosa yang dihasilkan. Begitu juga dengan penambahan jenis pemanis, semakin besar penambahan pemanis, semakin besar juga kadar glukosa yang dihasilkan. Pada penambahan ekstrak daun stevia saja (P1.3, P2.3, dan P3.3) menghasilkan kadar glukosa yang rendah yaitu berturut-turut sebesar 5,10 g/ml, 5,57 g/ml, dan 5,78 g/ml. Sedangkan untuk perlakuan dengan kombinasi penambahan pemanis sukrosa+ekstrak daun stevia, didapatkan kadar glukosa tertinggi pada

(6)

perlakuan P3.1 yaitu dengan kombinasi penambahan pemanis sukrosa 10 g+0,3ml ekstrak stevia sebesar 9,54 g/ml. Dan kadar glukosa terendah pada perlakuan P1.2 yaitu dengan kombinasi pemanis sukrosa 7,5 g+0,5 ml ekstrak daun stevia sebesar 6,87 g/ml. Penambahan ekstrak daun stevia tidak berpengaruh terhadap kandungan dalam produk. Laktosa merupakan disakarida yang tidak terdapat dalam ekstrak daun stevia, sehingga penambahan ekstrak daun stevia tidak mengakibatkan perubahan total laktosa dalam produk [23]

Untuk Kontrol 1 diperoleh kadar glukosa paling rendah yaitu sebesar 4,35 g/ml. Hal ini dikarenakan kontrol 1 tidak menggunakan penambahan pemanis apapun. Kadar glukosa yang dihasilkan dikarenakan sukrosa yang terdapat dalam filtrat kulit semangka dan susu skim. Sedangkan untuk Kontrol 2 diperoleh kadar glukosa sebesar 6,73 g/ml.

3.3 Analisis Organoleptik a. Parameter Warna

Kecenderungan tingkat kesukaan panelis terhadap warna yoghurt kulit semangka dapat ditunjukkan pada grafik 4 dibawah ini.

Grafik 4. Hasil Uji Organoleptik terhadap

Warna Yoghurt Kulit Semangka Dalam uji organoleptik, pertama kali suatu produk dinilai dengan menggunakan mata yaitu dengan melihat warna yang dimiliki, karena secara visual warna tampil terlebih dahulu dalam penentuan produk makanan. Apabila suatu produk memiliki warna yang kurang menarik

untuk dilihat meskipun memiliki rasa, tekstur, dan aroma yang baik, setiap orang akan mempertimbangkan untuk mengkonsumsinya. Hal ini dikarenakan warna merupakan respon yang paling cepat dan mudah memberi kesan yang baik [24]. Dari grafik diatas dapat dilihat rentang nilai hedonik uji warna yoghurt kulit semangka pada berbagai variasi perlakuan berkisar antara 3,50 (netral) – 4,57 (agak suka).

Pada uji warna yoghurt kulit semangka menunjukkan panelis cenderung menuyukai warna yoghurt kulit semangka yang dihasilkan. Yoghurt yang diperoleh menghasilkan warna hijau kekuningan akibat dari filtrat kulit semangka yang berwarna hijau muda. Sedangkan warna kekuningan diperoleh setelah yoghurt ditambahkan ekstrak daun stevia yang berwarna coklat kemerahan.

Nilai tertinggi terhadap uji hedonik warna yaitu pada perlakuan P2.2 sebesar 4,57 (agak suka). Untuk Kontrol 1 memiliki warna hijau muda sehingga memperoleh rerata nilai kesukaan sebesar 4,50 (agak suka), sedangkan Kontrol 2 memiliki nilai terendah yaitu sebesar 3,50 (netral). Hal ini dikarenakan panelis cenderung kurang menyukai warna yang dihasilkan pada sampel Kontrol 2, yaitu warna coklat. Warna tersebut didapatkan dari campuran warna bahan baku kulit semangka berwarna hijau muda, dengan penambahan sukrosa 5% b/v. Setelah ditambahakan pemanis sukrosa 5% b/v, warna yoghurt berubah menjadi coklat muda, dan setelah fermentasi 5 hari, warna yang dihasilkan menjadi coklat tua.

b. Parameter Tekstur

Kecenderungan tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur yoghurt kulit semangka dapat ditunjukkan pada grafik 5 dibawah ini.

(7)

Gambar 5. Hasil Uji Organoleptik terhadap

Tekstur Yoghurt Kulit Semangka Kecenderungan peningkatan tekstur yoghurt disebabkan oleh semakin banyaknya ikatan antara kasein – kasein, sehingga gel yang terbentuk lebih kuat [2]. Yoghurt yang baik memiliki tekstur yang lembut seperti bubur, tidak encer dan tidak pula terlalu padat [15].

Tekstur yoghurt yang dihasilkan berdasarkan uji organoleptik diperoleh rerata nilai 3,47 (netral) – 4,37 (agak suka). Hasil grafik menunjukkan nilai terendah tingkat kesukaan panelis terhadap yoghurt kulit semangka yaitu pada perlakuan P1.2 sebesar 3,47 (netral). Hal tersebut dikarenakan pada perlakuan P1.2 tekstur yang dihasilkan agak encer dan kurang homogen sehingga panelis kurang menyukainya. Sedangkan nilai tertinggi diperoleh pada perlakuan P2.1 sebesar 4,37 (agak suka) karena tekstur yang dihasilkan kental-semi padat dan homogen sehingga panelis menilai perlakuan P2.1 yang paling sesuai dengan tekstur yoghurt pada umumnya.

Untuk sampel Kontrol 1, memiliki tekstur homogen dan agak kental sehingga memperoleh rerata nilai 4,07 (agak suka). Sedangkan sampel kontrol 2, memiliki tekstur yang baik, kental-semi padat dan homogen, namun memperoleh rerata nilai 3,67 (netral). Hal ini dikarenakan beberapa penelis tidak menyukai warna pada yoghurt kontrol 2 sehingga berpengaruh pada penilaian tekstur yoghurt. Hal ini sesuai dengan yang

dikatakan [24] bahwa apabila suatu produk memiliki warna yang kurang menarik untuk dilihat meskipun memiliki rasa, tekstur, dan aroma yang baik, setiap orang akan mempertimbangkan untuk mengkonsumsinya. Hal ini dikarenakan warna merupakan respon yang paling cepat dan mudah memberi kesan yang baik.

c. Parameter Aroma

Kecenderungan tingkat kesukaan panelis terhadap aroma yoghurt kulit semangka dapat ditunjukkan pada grafik 6 dibawah ini.

Gambar 6. Hasil Uji Organoleptik terhadap

Aroma Yoghurt Kulit Semangka Hasil grafik menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap aroma yoghurt kulit semangka memiliki rentang rerata nilai 2,90 (agak tidak suka) – 3,50 (netral). Nilai terendah terdapat pada perlakuan P1.2 dengan rerata nilai 2,90 (agak tidak suka). Sedangkan nilai tertinggi diperoleh pada perlakuan P2.2 sebesar 3,50 (netral). Sedangkan untuk yoghurt Kontrol 1 dan yoghurt Kontrol 2 di nilai netral juga oleh panelis yaitu sebesar 3,17 (netral) dan 3,33 (netral). Panelis menilai aroma yoghurt kulit semangka netral karena yoghurt kulit semangka tidak memiliki aroma yang khas. Aroma yoghurt yang dihasilkan sama dengan aroma pada yoghurt yang banyak dijual dipasaran yaitu beraroma asam. Penambahan ekstrak daun stevia tidak mempengaruhi aroma yoghurt, karena penambahan ekstrak daun stevia tidak lebih dari 1 ml.

(8)

Diluar pengaruh konsentrasi filtrat kulit semangka dan bahan pemanis, aroma juga dipengaruhi oleh bakteri asam laktat. Aroma yoghurt yang asam disebabkan total asam yang dihasilkan yoghurt semakin tinggi, sehingga aroma asam yang tajam tidak disukai panelis, dimana aroma asam tersebut berasal dari asam laktat sebagai hasil fermentasi penambahan bakteri asam laktat yang menghasilkan asam volatil selama proses fermentasi [20]. Menurut [24], cita rasa bahan pangan sesungguhnya terdiri dari tiga komponen yaitu aroma, rasa dan rangsangan mulut. Aroma bahan makanan banyak menentukan kelezatan bahan makanan tersebut.

d. Parameter Rasa

Kecenderungan tingkat kesukaan panelis terhadap rasa yoghurt kulit semangka dapat ditunjukkan pada grafik 7 dibawah ini.

Gambar 7. Hasil Uji Organoleptik terhadap

Rasa Yoghurt Kulit Semangka

Rasa termasuk parameter penting untuk menentukan suatu bahan makanan diterima atau tidak. Ada empat jenis rasa yaitu asam, asin, manis, dan pahit. Penilaian parameter rasa ditentukan oleh komposisi bahan pangan dan proses produksinya (Fellows, 2000).

Hasil uji hedonik terhadap rasa yoghurt kulit semangka diperoleh rentang nilai 3,00 (netral) – 3,70 (netral). Nilai terendah diperoleh pada perlakuan P1.1 sebesar 3,00 (netral). Dan nilai tertinggi

pada yoghurt Kontrol 2 sebesar 3,70 (netral). Panelis menilai netral karena rasa yang dimiliki oleh yoghurt kulit semangka hanya asam tanpa ada rasa khas lainnya (seperti strawberry, vanila, dan lain-lain), karena pada pembuatan yoghurt kulit semangka memang tidak diberi perasa apapun. Penambahan pemanis ekstrak daun stevia juga tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap rasa yoghurt. Karena pemberian ekstrak daun stevia pada yoghurt tidak lebih dari 1 ml.

Untuk yoghurt Kontrol 1 memperoleh rerata nilai 3,13 (netral) karena menurut beberapa panelis, rasa yang dihasilkan yoghurt kontrol 1 sangat asam, yang disebabkan karena tidak adanya penambahan pemanis apapun baik sukrosa maupun stevia. Sedangkan yoghurt Kontrol 2 memperoleh rerata nilai tertinggi yaitu 3,70 (netral) karena beberapa panelis menyukai rasa yang dihasilkan yoghurt kontrol 2 yaitu manis agak asam.

e. Parameter Daya Terima

Kecenderungan tingkat kesukaan panelis terhadap daya terima yoghurt kulit semangka dapat ditunjukkan pada grafik 8 dibawah ini.

Gambar 8. Hasil Uji Organoleptik terhadap

Daya Terima yoghurt Kulit Semangka Menurut [6] mouth-feel dapat diartikan sebagai sensasi yang dirasakan saat makanan masuk kedalam mulut sampai ditelan. Berdasarkan hasil uji organoleptik yang telah dilakukan,

(9)

didapatkan rerata nilai terhadap daya terima yoghurt kulit semangka yaitu 3,43 (netral) – 3,77 (netral). Nilai terendah diperoleh pada perlakuan P1.2 yaitu sebesar 3,43 (netral). Dan nilai tertinggi diperoleh pada P2.2 dan P3.1 yaitu sebesar 3,77 (netral). Sedangkan untuk yoghurt Kontrol 1 dan yoghurt Kontrol 2 juga mendapatkan rerata nilai yang sama yaitu sebesar 3,73 (netral).

Panelis menilai netral terhadap daya terima yoghurt, dikarenakan secara keseluruhan hasil yoghurt kulit semangka memiliki rasa, aroma, dan tekstur yang sama dengan yoghurt yang ada dipasaran. Sedangkan untuk warna memang memiliki ciri khas sendiri yaitu hijau kekuningan yang disebabkan oleh filtrat kulit semangka dan penambahan ekstrak daun stevia.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. Semakin besar konsentrasi filtrat kulit semangka, maka semakin besar kadar glukosa yang dihasilkan. Begitu juga dengan penambahan pemanis. Semakin besar penambahan pemanis, kadar glukosa yang dihasilkan juga semakin besar. b. Kadar glukosa yang rendah diperoleh pada

perlakuan dengan penambahan pemanis ekstrak daun stevia saja (P1.3, P2.3, dan P3.3) yaitu berturut-turut sebesar 5,10 g/ml, 5,57 g/ml, dan 5,78 g/ml. Sedangkan kadar glukosa tertinggi diperoleh pada perlakuan P3.1 yaitu dengan perbandingan filtrat kulit semangka 3:4 dan kombinasi penambahan pemanis sukrosa 10 g+0,3ml ekstrak stevia, didapatkan kadar glukosa sebesar 9,54 g/ml.

c. Penambahan ekstrak daun stevia sebagai pemanis dapat menggantikan gula dan mampu menurunkan nilai kalori secara signifikan.

d. Berdasarkan analisis organoleptik, hasil terbaik diperoleh pada perlakuan P2.2 yaitu dengan konsentrasi filtrat kulit semangka 2:4 dan penambahan kombinasi pemanis sukrosa 7,5 gram+0,5 ml ekstrak daun stevia, memiliki rerata nilai pada uji warna sebesar 4,57 (agak suka); uji tekstur sebesar 4,10 (agak suka); uji aroma sebesar 3,50 (netral); uji rasa sebesar 3,43 (netral); dan uji daya terima sebesar 3,77 (netral). e. Penambahan ekstrak daun stevia tidak

berpengaruh terhadap tekstur, aroma, rasa, dan daya terima, dikarenakan pemberian ekstrak daun stevia pad yoghurt tidak lebih dari 1 ml. Akan tetapi penambahan ekstrak daun stevia berpengaruh terhadap warna yoghurt, yaitu hijau kekuningan.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memfasilitasi biaya administrasi dan transportasi dalam mengikuti seminar URECOL 6th.

REFERENSI

[1] Abou-Arab AE, AA Abou-Arab, MF Abu-Salem. Physico-chemical Assessment of Natural Sweeteners Steviosides Produced from Stevia rebaudiana bertoni. African

Journal of Food Science. 2010; 4(5):269-

281.

[2] Ago AY, Wirawan, B Santoso. Pembuatan Yoghurt dari Kulit Pisang Ambon serta Analisa Kelayakan Usaha (Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Bahan Penstabil). Publikasi

Ilmiah Naskah Mahasiswa. Fakultas

Pertanian, Universitas Tribhuawana Tunggadewi; 2014. 2(2):1-15.

[3] Andayani R, Maimunah, Y Lisawati. Penetuan Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenolat Total dan Likoepen Pada Buah Tomat (Solanm Lycopersicum L). Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Padang; 2012.

[4] Ardiyawati Y, Nurul Hidayati Fithriyah. Pengaruh Waktu Inkubasi Terhadap Kadar Asam Laktat dalam Pembuatan Fruitghurt dari Kulit Buah Semangka. Seminar Nasional

(10)

[5] Atteh JO, OM Onagbesan, K Tona, E Decuypere, JMC Geuns, J Buyse. Evaluation of Supplementary Stevia (Stevia rebaudiana, bertoni) Leaves and Stevioside in Broiler Diets: Effects on Feed Intake, Nutrient Metabolism, Blood Parameters and Growth Performance. Jurnal of Animal Physiologi

and Animal Nutrition. 2008; 92(2):640-649.

[6] Berry D. Targeting Texture. 2012. [dikutip 25 Juni 2017]. Diakses dari: http://www.foodproductdesign.com/articles/ 2012/03/targetingtexture.aspx.

[7] Chandra A. Studi Awal Ekstraksi Batch Daun Stevia rebaudiana dengan Variabel Jenis Pelarut dan Temperture Ekstraksi. Prosiding

Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas.

2015; 1(1):114-119

[8] Emin SM, Savas Goekhan. Foodstuff

Material. DE4337550; 1995.

[9] Fellows, P. Food Processing Technology:

Principles and Practice. 2nd Edition. New York: CRC Press; 2000.

[10] Guggisberg D. Effects of Sugar Substitution with Stevia, Actilight and Stevia Combinations or Palatinose on Rheorogical and Sensory Characteristics of Low-fat and Whole Milk set Yoghurt. International Dairy

Journal. 2011; 21(2):636-644.

[11] Hapsari ND. Kadar Glukosa dan Kalsium Yoghurt Biji Keluwih dengan Penambahan Jenis Pemanis dan Daun Bayam Merah (Alternanthera amoena Voss) sebagai Pewarna Alami. Skripsi. Fakultas Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2014.

[12] Harismah K, S Azizah, M Sarisdiyanti, RN Fauziyah. Potensi Stevia Sebagai Pemanis Rendah Kalori Pada Yoghurt. Prosiding

Seminar Nasional dan Internasional.

Semarang; 2014.

[13] Isdianti F. Penjernihan Ekstrak Daun Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) dengan Ultrafiltrasi Aliran Silang. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor; 2007.

[14] Jianli Su. Melon Milk Block and Preparation

Method Thereof. China, CN105028647;

2015.

[15] Legowo AM, S Mulyani, Kusrahayu.

Teknologi Pengolahan Susu. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 2009.

[16] Noor Erliza, Fifi Isdianti. Ultrafiltrasi Aliran Silang untuk Pemurnian Gula Stevia. Jurnal

Teknologi Industri. 2012; 21(2):73-80.

[17] Olegovna KE, GTJE Evna, BE Viktorovna.

Method for Production of Yoghurt Beverage Based on Milk Containing Extract of Stevia Leaves. Rusia, RU2562875; 2015.

[18] Prasetyo H. Pengaruh Penggunaan Starter Yoghurt pada Level Tertentu Terhadap Karakteristik Yoghurt yang Dihasilkan.

Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret, Surakarta; 2010.

[19] Rimbawan SA. Indeks Glikemik Pangan. Jakarta: Penebar Swadaya; 2004.

[20] Robinson RK. Dairy Microbiology Handbook. New York: A John Wiley and

Sons, Inc, Publication; 2002

[21] Rochmatika LD, H Kusumastuti, GD Setyaningrum, NI Muslihah. Analisis Kadar Antioksidan Pada Masker Wajah Berbahan Dasar Lapisan Putih Kulit Semangka (Citrullus Vulgaris Schrad). Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA. Yogyakarta; 2012.

[22] Umami C. Pengaruh Penambahan Ekstrak Kayu Secang dan Ekstrak Daun Stevia Terhadap Aktivitas Antioksidan dan Kadar Gula Total pada Yoghurt sebagai Minuman Alternatif bagi Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang; 2015. [23] Widodo, N Munawaroh, Indratiningsih.

Produksi Low Calorie Sweet Bio-Yoghurt dengan Penambahan Ekstrak Daun Stevia (stevia rebaudiana) sebagai Pengganti Gula.

Agritech. 2015; 35(4):464-473.

[24] Winarno FG. Flavor Bagi Industri Pangan. Bogor: Mbrio Press; 2004

Gambar

Tabel 1. Formulasi Penambahan Konsentrasi  Filtrat Kulit Semangka dan Konsentrasi Pemanis
Gambar 1. Rangkaian Alat Ekstraksi Daun  Stevia
Gambar 3. Pengaruh Kondisi Perlakuan  terhadap Kadar Glukosa Yoghurt Kulit
Gambar 8. Hasil Uji Organoleptik terhadap  Daya Terima yoghurt Kulit Semangka

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Surini (2013) tentang variabilitas suhu permukaan laut kaitannya dengan daerah penangkapan ikan pelagis kecil di perairan Teluk Lampung menunjukkan bahwa

Nilai DPT yang diperoleh selama proses pemijahan 30 hari menunjukkan bahwa perlakuan pengistirahatan induk tidak mempengaruhi kualitas telur yang dihasilkan, hal

Pada analisis faktor, terbentuk empat faktor yang dari seluruh atribut yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam memilih pembalut wanita Charm, antara lain: (1)

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perilaku jujur anak dengan menggunakan media audio- visual pada anak didik kelompok B di BA „Ais yiyah Grinting Nogosari tahun

Bagaimana merumuskan konsep perancangan Akademi Kebidanan Di Rokan Hilir yang sesuai dengan pendekatan arsitektur tropis lippsmeir1. Menghasilkan suatu rancangan

Pada tahap ini, remaja berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan mereka secara mandiri, perilaku seksual meningkat, bergaul dengan teman yang memiliki ketertarikan yang sama, sering

Tahap kedua dari paralel AG adalah evaluasi individu, dimana proses ini akan menghitung nilai fitness dari setiap kromosom yang telah dibangkitkan secara

[r]