• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN UNIT KEPATUHAN INTERNAL DALAM REFORMASI BIROKRASI DJBC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN UNIT KEPATUHAN INTERNAL DALAM REFORMASI BIROKRASI DJBC"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Modul Pengenalan Unit Kepatuhan Internal DJBC

DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal 55

PERAN UNIT KEPATUHAN

INTERNAL DALAM REFORMASI

BIROKRASI DJBC

2.1. Uraian dan Contoh A. Pengelolaan Perubahan

Perubahan adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dan pasti terjadi terhadap setiap bentuk kehidupan, tidak terkecuali organisasi. Perubahan merupakan pengelolaan sumber daya dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan kinerja yang lebih baik. Perubahan merupakan pergeseran dari keadaan sekarang menuju keadaan yang diinginkan. Dalam organisasi, perubahan meliputi struktur, proses, orang, pola pikir dan budaya kerja.

Kemampuan organisasi untuk bertahan hidup sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi untuk berubah, menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan eksternal yang dihadapi atau menyesuaikan diri dengan perubahan potensial yang akan terjadi di masa mendatang. Kemampuan organisasi untuk berkembang ditentukan oleh kemampuan organisasi dalam menciptakan perubahan. Kemampuan organisasi untuk

Indikator Keberhasilan :

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan mampu: 1) Menjelaskan tentang Pengelolaan Perubahan

2) Menjelaskan tentang Peranan Unit Kepatuhan Internal DJBC sebagai Agent of Change

(2)

56 DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal

berubah ditentukan oleh seberapa berdaya setiap individu melakukan perubahan. Konsep pemberdayaan pegawai (employee empowerment) menjadi syarat untuk membangun suatu organisasi yang mampu beradaptasi dengan cepat, bahkan dengan cepat menciptakan perubahan untuk merespon perubahan lingkungan eksternal yang telah terjadi atau potensial akan terjadi (Mulyadi, 1997).

Perubahan sebagaimana yang diinginkan reformasi birokrasi bukanlah proses sederhana. Di samping itu, perubahan berpeluang memunculkan resistensi pada individu di dalam organisasi. Transparansi proses, komunikasi dan keterlibatan semua pihak dalam proses perubahan akan dapat mengurangi resistensi, sehingga organisasi memerlukan sebuah bentuk pertahanan diri dalam menghadapi perubahan. Bagaimana sebuah organisasi harus mampu menjawab dan mengelola perubahan, sehingga berdampak positif, dan mampu meminimalisir resiko.

Manajemen perubahan adalah suatu proses yang sistematis dengan menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan organisasi untuk bergeser dari kondisi sekarang menuju kondisi yang diinginkan, yaitu menuju ke arah kinerja yang lebih baik dan untuk mengelola individu yang akan terkena dampak dari proses perubahan tersebut. Manajemen perubahan dalam organisasi publik merupakan suatu proses untuk mengubah proses dan prosedur birokrasi publik, dan sikap serta tingkah laku birokrat untuk mencapai efektivitas birokrasi dan tujuan pembangunan nasional.

Manajemen perubahan merupakan pengelolaan sumber daya dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan kinerja yang lebih baik. Dengan demikian manajemen perubahan akan menjadi panduan dasar bagi organisasi dalam menjalani masa transisi dari kondisi saat ini menjadi kondisi yang diharapkan. Manajemen perubahan ini juga akan mengenali persoalan yang berpotensi muncul dalam setiap proses perubahan tersebut, serta akan menyediakan alternatif penyelesaiannya.

Dalam rangka proses perubahan tersebut, organisasi perlu menyiapkan program kegiatan yang memuat rencana dan alokasi sumber

(3)

Modul Pengenalan Unit Kepatuhan Internal DJBC

DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal 57 daya berdasarkan kebutuhan untuk memuluskan proses perubahan. Program kegiatan dibuat untuk menjadi salah satu faktor suksesnya pelaksanaan reformasi birokrasi, dan dimaksudkan untuk membantu meningkatkan capaian keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi secara efektif dan efisien.

Kementerian Keuangan adalah organisasi publik atau institusi pemerintah yang tidak lepas dari dinamika perubahan yang terjadi dan berdampak pada lembaga tersebut. Untuk itu DJBC sebagai sebuah entitas organisasi juga memerlukan sebuah bentuk manajemen perubahan, khususnya dalam konteks mendukung penyelenggaraan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Keuangan.

Sasaran dari manajemen perubahan meliputi tiga sasaran, yaitu: Proses dan Prosedur (instrumental), Lembaga dan sumber daya manusia (struktural), dan Pola pikir dan budaya kerja (mental & cultural).

Setelah dilakukan identifikasi terhadap resistensi sikap insan lembaga/unit kerja terhadap perubahan karena reformasi birokrasi, dapat disimpulkan bahwa resistensi ada yang bersifat penolakan yang bersifat aktif/terbuka dan penolakan yang bersifat pasif, dimana pelakunya bisa individual maupun kolektif.

Sejauh ini persoalan yang signifikan untuk menolak perubahan antara lain sebagai berikut :

1. Kehilangan kendali 2. Ketidakpastian

3. Rusaknya kebiasaan dan rutinitas 4. Meningkatnya beban kerja

5. Ketidakmampuan melakukan pekerjaan baru 6. Tidak memiliki cukup waktu untuk beradaptasi 7. Tidak cukup SDM untuk implementasi

8. Kurangnya informasi

9. Kurangnya rasa percaya pada pemimpin 10. Salah persepsi terhadap perubahan.

Disadari atau tidak, sikap resisten terhadap perubahan yang diusung reformasi birokrasi tersebut akan membahayakan organisasi. Oleh karena itu DJBC perlu mengantisipasi persoalan-persoalan yang signifikan untuk

(4)

58 DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal

menolak perubahan tersebut melalui berbagai program yang dapat mencegah berbagai kemungkingan yang tidak diinginkan. Keberadaan UKI sebagai unit yang harus mengawal reformasi birokrasi semestinya berupaya menekan dampak negatif dari sikap resistensi tersebut dengan melakukan pendekatan yang tepat sebagai bagian dari pelaksanaan strategi penegakan kepatuhan internal.

Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk meminimalisir sikap resisten akibat perubahan akibat reformasi birokrasi tersebut antara lain :

1. Melibatkan semua pegawai di unitnya untuk berpartisipasi secara aktif dalam program reformasi birokrasi, sehingga pegawai memahami alasan dari perubahan tersebut;

2. Melibatkan semua pegawai di unitnya untuk menjadi motor penggerak integritas;

3. Secara terus menerus menyampaikan sosialisasi dan internalisasi terkait program reformasi birokrasi, kebijakan terkait perubahan organisasi, serta kebijakan yang terkait kepatuhan internal;

4. Memberikan penguatan kepada pegawai melalui program ceramah, mentoring, pembekalan, dan bimbingan mental untuk memperbaiki sikap dan perilaku pegawai;

5. Mewajibkan seluruh pegawai DJBC untuk menandatangani pakta integritas sebelum melaksanakan tugas;

6. Membuat MoU anti korupsi kepada para stakeholder sehingga pesan perubahan juga disadari oleh semua pihak yang berkepentingan dengan DJBC;

7. Mengefektifkan kegiatan pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas dalam bentuk inspeksi mendadak, surveillance, dan spot cek terhadap kegiatan unit kerja;

8. Menegakkan hukuman disiplin terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran;

9. Menekankan kepada para pimpinan untuk memberikan penghargaan kepada pegawai yang memiliki prestasi kerja dan pengabdian kerja yang layak untuk diberikan penghargaan.

(5)

Modul Pengenalan Unit Kepatuhan Internal DJBC

DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal 59

B. Peranan Unit Kepatuhan Internal DJBC Sebagai Agent of Change

Pada hakekatnya, semua pegawai DJBC harus menjadi agen perubahan (change agent) di lingkungan dimana dia ditempatkan, memperbaiki reputasi DJBC kapan saja dan dimana saja agar DJBC menjadi instansi yang benar-benar dipercaya masyarakat. Individu-individu yang sudah berdaya dan kemudian menciptakan perubahan disebut Agen Perubahan. Ronald G. Havelock merumuskan bahwa Agen Perubahan adalah orang yang membantu terlaksananya perubahan sosial atau melakukan suatu inovasi berencana. (Havelock, 1973:5).

Karena keberadaan UKI merupakan unit yang harus mengawal reformasi birokrasi, maka UKI harus secara sungguh-sungguh memerankan diri sebagai agen perubahan (Agent of Change). Dalam kaitannya dengan

Agent of Change tersebut UKI harus memerankan diri sebagai :

1. Catalyst/ katalis : yaitu berperan meyakinkan orang lain / sekelompok orang tentang pentingnya perubahan menuju kondisi yang lebih baik. Hal ini dilakukan dengan meyakinkan orang lain dengan menggunakan argumen yang logis dan rasional.

2. Solution givers/ pemberi solusi : yaitu berperan sebagai pengingat kepada orang lain/ sekelompok orang terhadap tujuan akhir dari perubahan yang tengah dilaksanakan bersama. UKI dapat terlibat secara aktif untuk mencaikan solusi terkait permasalahan-permasalahan yang ada di unit kerjanya.

3. Process helpers/ penolong proses : yaitu berperan membantu kelancaran proses perubahan, khususnya menyelesaikan masalah yang muncul dan membina hubungan antara pihak–pihak yang terkait. UKI dapat melaksanakan peran ini dengan cara mengidentifikasi kendala-kendala dalam pelaksanaan tugas pegawai unit lain dan menindaklanjutinya dengan menyampaikan rekomendasi untuk meniadakan kendala-kendala dimaksud.

4. Resource linker/ penghubung informasi yang mempunyai akses berharga atau mengetahui data dan informasi berguna yang membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas kerja. Dalam kaitan dengan peran ini,

(6)

60 DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal

UKI dapat bertindak sebagai unit yang menggerakkan semua pihak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diagendakan oleh organisasi.

Dengan mengambil peran seperti tersebut di atas diharapkan keberadaan UKI mampu mengkondisikan pegawai di unit kerjanya masing-masing untuk menjadi pegawai yang tidak hanya siap untuk berubah menjadi lebih baik, melainkan secara aktif melibatkan diri dalam konsep perubahan yang diusung organisasi DJBC melalui reformasi birokrasi.

2.2 Latihan

Agar Anda dapat lebih memahami materi bahasan pada KB 2 ini, coba kerjakan latihan-latihan berikut ini.

1. Sebutkan beberapa persoalan yang signifikan untuk menolak perubahan dalam suatu organisasi !

2. Apa saja kegiatan yang perlu dilakukan untuk meminimalisir sikap resisten terhadap prubahan ?

3. Siapa saja yang seharusnya menjadi agen perubahan di lingkungan DJBC ? 4. Apa yang dimaksud peran UKI sebagai katalis dalam kaitannya sebagai

agen perubahan ?

5. Dengan cara bagaimana UKI dapat memerankan diri sebagai penolong proses dalam kaitannya sebagai agen perubahan ?

2.3 Rangkuman

1. Perubahan merupakan pengelolaan sumber daya dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan kinerja yang lebih baik.

2. Kemampuan organisasi untuk bertahan hidup sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi untuk berubah, menyesuaikan diri dengan

(7)

Modul Pengenalan Unit Kepatuhan Internal DJBC

DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal 61 perubahan lingkungan eksternal yang dihadapi atau menyesuaikan diri dengan perubahan potensial yang akan terjadi di masa mendatang.

3. Kementerian Keuangan adalah organisasi publik atau institusi pemerintah yang tidak lepas dari dinamika perubahan yang terjadi dan berdampak pada lembaga tersebut. Untuk itu DJBC sebagai sebuah entitas organisasi juga memerlukan sebuah bentuk manajemen perubahan, khususnya dalam konteks mendukung penyelenggaraan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Keuangan.

4. Sasaran dari manajemen perubahan meliputi tiga sasaran, yaitu: Proses dan Prosedur (instrumental), Lembaga dan sumber daya manusia (struktural), dan Pola pikir dan budaya kerja (mental & cultural).

5. Persoalan yang signifikan untuk menolak perubahan antara lain sebagai berikut :

- Kehilangan kendali - Ketidakpastian

- Rusaknya kebiasaan dan rutinitas - Meningkatnya beban kerja

- Ketidakmampuan melakukan pekerjaan baru - Tidak memiliki cukup waktu untuk beradaptasi - Tidak cukup SDM untuk implementasi

- Kurangnya informasi

- Kurangnya rasa percaya pada pemimpin - Salah persepsi terhadap perubahan.

6. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir sikap resisten akibat perubahan akibat reformasi birokrasi tersebut antara lain :

 Melibatkan semua pegawai di unit untuk berpartisipasi aktif;  Melibatkan pegawai di unit menjadi motor penggerak integritas;  Secara terus menerus menyampaikan sosialisasi dan internalisasi;  Memberikan penguatan kepada pegawai;

 Mewajibkan seluruh pegawai DJBC untuk menandatangani pakta integritas sebelum melaksanakan tugas;

(8)

62 DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal  Membuat MoU anti korupsi kepada para stakeholder;

 Mengefektifkan kegiatan pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas;  Menegakkan hukuman disiplin;

 Menekankan kepada para pimpinan untuk memberikan penghargaan kepada pegawai yang memiliki prestasi kerja dan pengabdian kerja yang layak untuk diberikan penghargaan.

7. Agen Perubahan adalah orang yang membantu terlaksananya perubahan sosial atau melakukan suatu inovasi berencana.

8. UKI harus secara sungguh-sungguh memerankan diri sebagai agen perubahan (Agent of Change).

9. Sebagai Agent of Change UKI harus memerankan diri sebagai Catalyst, Solution givers, Process helpers dan Resource linker .

2.4 Tes Formatif

Untuk menguji hasil belajar pada KB 1 ini, coba Anda kerjakan tes formatif berikut ini, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang dbenar. 1 Pengertian perubahan secara positif adalah …

a. Sesuatu yang pasti terjadi

b. Merupakan suatu pergeseran dari keadaan sekarang

c. Merupakan sesuatu yang pasti terjadi dan menuju yang lebih baik d. Merupakan suatu pengelolaan organisasi

2 Suatu perubahan akan melipuit struktur, proses, orang dan … a. Sumber daya

b. Pola pikir dan budaya kerja c. Sistem

d. Semua jawaban salah

3 Sebagai sebuah Agent of Change, maka UKI harus memerankan diri sebagai catalyst, solution givers, Process helpers dan ....

a. Responsiveness b. Take risk

(9)

Modul Pengenalan Unit Kepatuhan Internal DJBC

DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal 63 c. Resource Linker

d. Tidak ada jawaban yang benar.

4 Sasaran pembinaan sikap dan perilaku pegawai sebagai berikut, kecuali : a. Pegawai Kantor Wilayah DJBC

b. Pegawai Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai c. Pegawai Pangkalan Sarana Operasi DJBC

d. Pensiunan Pegawai DJBC.

5 Hal-hal yang signifikan untuk menolak perubahan antara lain …

a. Kehilangan kendali Objektif, rahasia, informatif, responsif dan refresif b. Ketidakpastian

c. Rusaknya kebiasaan dan rutinitas d. Semua jawaban benar

2.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Coba cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang telah disediakan. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi pada KB ini. Perhatikan dan cocokan hasil jawaban Anda dengan kualifikasi hasil belajar yang telah terinci sebagaimana rumus dibap ah ini.

TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X 100% Jumlah keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman (TP) Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai:

91 % s.d 100 % : Sangat Baik 81 % s.d. 90,00 % : Baik

71 % s.d. 80,99 % : Cukup 61 % s.d. 70,99 % : Kurang

(10)

64 DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal 0 % s.d. 60 % : Sangat Kurang

Bila hasil perhitungan Anda telah mencapai 81 % atau lebih, maka Anda telah menguasai materi KB 2 ini dengan baik. Untuk selanjutnya Anda dapat melanjutkan KB berikutnya. Jika belum mencapai angka 81%, kami menyarankan agar anda mengulang kembali materi KB 2.

(11)

Modul Pengenalan Unit Kepatuhan Internal DJBC

DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal 65

PENUTUP

DJBC mempunyai tugas dan peran yang mulia dan penting untuk Negara, tapi rawan godaan dan perilaku yang menyimpang dari sumber daya manusianya. Keberadaan Unit Kepatuhan Internal DJBC bertujuan untuk mewujudkan kondisi yang mendukung efektivitas dan efisiensi serta kelancaran dan ketertiban proses pelaksanaan tugas pelayanan, tugas pengawasan, dan tugas administrasi di lingkungan DJBC dengan sasaran menekan sekecil mungkin segala bentuk penyimpangan, dan meningkatkan kinerja dan citra DJBC.

Keberadaan Unit Kepatuhan Internal DJBC juga diharapkan sebagai aparat pengawasan internal di lingkungan DJBC untuk memastikan seluruh pegawai dan unit kerja di lingkungan DJBC telah mematuhi kode etik, peraturan disiplin pegawai negeri sipil, dan ketentuan yang berlaku dalam organisasi sehingga dapat menekan sekecil mungkin segala bentuk penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang, serta secara simultan dapat meningkatkan kinerja dan citra DJBC.

Kepatuhan Internal mensyaratkan dua pilar utama. Pertama: kesesuaian kegiatan unit kerja dalam rangka pelaksanaan tugasnya terhadap tujuan, sasaran, rencana, kebijakan, instruksi, dan/atau ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam organisasi. Kedua: ketaatan atau kesesuaian sikap, perilaku, dan perbuatan pegawai terhadap kode etik dan/atau peraturan disiplin pegawai negeri sipil di dalam maupun di luar kedinasan.

Untuk mengkondisikan pegawai agar selalu memenuhi kriteria kepatuhan internal, perlu dilakukan berbagai upaya oleh Unit Kepatuhan Internal (UKI) di lingkungan DJBC. Upaya tersebut dinamakan Strategi Penegakan Kepatuhan Internal. Dan melalui pelaksanaan Strategi Penegakan Kepatuhan Internal tersebut diharapkan UKI benar-benar berperan dalam mengawal reformasi birokrasi, sehingga tujuan reformasi birokrasi tercapai.

(12)

66 DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal

Pengertian dan pemahaman yang tepat mengenai Unit Kepatuhan Internal DJBC akan membawa anda menjadi seorang pelaksana pemeriksa yang profesional dan berkompeten dalam ruang lingkup tugas di bidang kepatuhan Internal.

Akhirnya semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat Teknis Substantif Spesialis Kepatuhan Internal dan umumnya bagi pegawai DJBC di seluruh Indonesia. Ingatlah bahwa keberhasilan orang-orang hebat di bidang apapun bukan semata-mata merupakan anugerah dari yang Maka Kuasa saja, namun sukses dan kompetensi dibangun dari kemauan untuk belajar, memahami dan mencoba serta mempraktekkan pengetahuan yang dimiliki.

(13)

Modul Pengenalan Unit Kepatuhan Internal DJBC

DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal 67

TES SUMATIF

Setelah Anda mempelajari keseluruhan isi modul Pengenalan Unit Kepatuhan Internal DJBC ini, selanjutnya untuk menguji hasil belajar Anda, coba Anda kerjakan tes sumatif berikut ini, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap benar.

1. Pertimbangan-pertimbangan yang melandasi kebutuhan akan pentingnya Unit kepatuhan internal bagi DJBC adalah:

a. Sebagai bagian dari dukungan sistem dan kelembagaan bagi tercapainya tujuan perubahan organisasi.

b. Upaya pemenuhan janji layanan yang lebih baik bagi stakeholders (quality assurance).

c. Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peningkatan sistem remunerasi dan sistem informasi manajemen kepegawaian.

d. Jawaban a, b dan c benar.

2. Kepatuhan internal adalah:

a. Kesesuaian kegiatan unit kerja terhadap tujuan, sasaran, rencana, dan/atau ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam organisasi;

b. Ketaatan atau kesesuaian sikap, perilaku, dan perbuatan pegawai terhadap kode etik

c. Ketaatan atau kesesuaian sikap, perilaku, dan perbuatan pegawai terhadap peraturan disiplin pegawai negeri sipil.

d. Jawaban a, b dan c benar.

3. Contoh tugas pelayanan kepabeanan adalah: a. Penerbitan NHI.

(14)

68 DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal c. Pelayanan registrasi importir.

d. Pelayanan permohonan penyediaan pita cukai.

4. Dalam sistem pengawasan kepatuhan internal di lingkungan DJBC, PUSKI memiliki serangkaian tugas sebagai berikut, kecuali:

a. Pelaksanaan pengawasan kepatuhan internal.

b. Penyusunan rencana kerja, rencana strategik, dan laporan akuntabilitas kinerja.

c. Perumusan kebijakan, standardisasi, bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan analisis dan tindak lanjut kepatuhan internal.

d. Pemberian rekomendasi peningkatan pelaksanaan tugas.

5. Tujuan penyelenggaraan fungsi di bidang kepatuhan internal adalah:

a. Mewujudkan kondisi yang mendukung efektivitas dan efisiensi serta kelancaran dan ketertiban proses pelaksanaan tugas di DJBC.

b. Menekan hingga sekecil mungkin penyalahgunaan wewenang dalam pelaksanaan tugas yang merugikan orang lain, masyarakat, dan/atau negara.

c. Menekan hingga sekecil mungkin segala bentuk pungutan liar, pemerasan, penyuapan, korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme dalam pelaksanaan tugas.

d. Meningkatkan kelancaran, ketepatan, ketertiban, kepastian, keterbukaan, transparansi, dan akuntabilitas proses pelaksanaan tugas pelayanan dan pengawasan di bidang kepabeanan dan cukai, dan tugas administrasi sesuai dengan tata kerja dan prosedur yang berlaku.

6. Berikut ini adalah contoh-contoh tugas pengawasan di bidang Cukai, kecuali: a. Penyidikan dan audit di bidang cukai.

b. Penyidikan atas barang larangan dan/atau pemberantasan. c. Penyidikan dan pelaporan pelaksanaan NHI.

(15)

Modul Pengenalan Unit Kepatuhan Internal DJBC

DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal 69 7. Investigasi internal oleh PUSKI dilakukan secara langsung terhadap

pelaksanaan tugas instansi vertikal DJBC menyangkut masalah dugaan atau kemungkinan terjadi pelanggaran kode etik dan/atau peraturan disiplin pegawai negeri sipil yang:

a. Melibatkan kepala instansi vertikal dan/atau pejabat UKI. b. Mendapatkan perhatian yang meresahkan masyarakat. c. Tidak ditindaklanjuti oleh UKI pada instansi vertikal. d. Jawaban a, b, dan c benar.

8. Untuk melaksanakan tugas dalam rangka penegakan kepatuhan internal, petugas UKI berwenang sebagai berikut, kecuali:

a. mengakses secara penuh data-data pelayanan kepabeanan dan cukai baik yang berbentuk hard copy maupun soft copy.

b. meminta/mendapatkan bantuan keahlian dari unsur DJBC dan/atau pihak lain sesuai dengan bidangnya.

c. Memerintahkan pejabat/pegawai pada unit kerja di lingkungan DJBC untuk menghentikan sementara kegiatan di bidang tugas pelayanan, tugas pengawasan, dan tugas administrasi selama diperlukan.

d. menghentikan sementara kegiatan di bidang tugas pelayanan, tugas pengawasan, dan tugas administrasi selama diperlukan.

9. Pelaksanaan penegakan kepatuhan internal di lingkungan DJBC dilakukan dengan strategi pelaksanaan, kecuali:

a. Pengawasan melekat terhadap atasan. b. Pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas. c. Evaluasi kinerja.

d. Pembinaan personil.

10. Indikator keberhasilan pengawasan melekat dapat ditunjukan dari: a. Tertib pengelolaan keuangan

(16)

70 DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal c. Terciptanya kelancaran pelaksanaan tugas.

d. Jawaban a, b dan c benar.

11. Dalam rangka pelaksanaan evaluasi kinerja, UKI menggunakan data dan informasi kinerja yang bersumber:

a. Laporan capaian kinerja. b. Hasil peninjauan UKI. c. Hasil survey.

d. Jawaban a, b dan c benar.

12. Penanganan pengaduan masyarakat harus berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut, kecuali:

a. Akuntabilitas. b. Kerahasiaan. c. Transparan. d. Subyektifitas.

13. UKI yang memiliki fungsi melakukan investigasi internal adalah: a. Kasubag. Kepegawaian dan Kepatuhan Internal.I

b. KABUKI c. KASI KI

d. Semua jawaban benar.

14. Peran UKI dalam mengoptimalkan pelaksanaan pengawasan melekat oleh para atasan langsung antara lain:

a. UKI melakukan pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas terhadap para atasan langsung untuk memastikan bahwa pengawasan melekat telah dilaksanakan di unit kerjanya masing-masing.

b. UKI dapat memberikan asistensi dan supervisi kepada para atasan langsung untuk melakukan pemeriksaan dalam hal pegawai bawahan melakukan pelanggaran kode etik dan/atau disiplin pegawai.

(17)

Modul Pengenalan Unit Kepatuhan Internal DJBC

DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal 71 c. Jawaban a dan b benar.

d. Jawaban a dan b salah.

15. Sasaran pembinaan sikap dan perilaku pegawai sebagai berikut, kecuali: a. Pegawai Kantor Wilayah DJBC.

b. Pegawai Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai. c. Pegawai Pangkalan Sarana Operasi DJBC.

(18)

72 DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal

KUNCI JAWABAN

TES FORMATIF TES SUMATIF KEG. BELAJAR 1 KEG. BELAJAR 2

1. d 1. c 1. d 2. b 2. b 2. d 3. c 3. c 3. c 4. c 4. a 4. c 5. d 5. c 5. a 6. a 6. b 7. d 7. d 8. c 8. d 9. c 9. a 10. d 10. d 11. d 12. d 13. d 14. c 15. d

(19)

Modul Pengenalan Unit Kepatuhan Internal DJBC

DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal 73

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan artikel :

Galbraith, Jay R. (1995), Designing Organization, An Executive Briefing on Strategy, Structure and Process, San Fransisco: Jossey-Bass.

George, Jennifer M. and Jones, Gareth R. (2002), Organizational Behavior, New Jersey: Prentice Hall.

Jones, Gareth R. (2001), Organizational Theory, Text and Cases, New Jersey: Prentice Hall.

Lane, Jan-Erik. (2005), Public Administration and Public Management, The Principal-Agent Perspective, New York: Routledge.

Lubis, S.B. Hari and Huseini, Martani. (1987), Teori Organisasi (Suatu Pendekatan Makro), Jakarta: PAU-Ilmu-ilmu Sosial Universitas Indonesia.

Osborne, Stephen P. and Brown, Kerry. (2005), Managing Change and Innovation in Public Service Organization, New York: Routledge.

Robbins, Stephen P. (1990), Organizational Theory, Structure, Design and Application, New Jersey: Prentice Hall.

Tamtomo, Bagus Nugroho dan Anton Martin. 2007. Sistem Pengendalian Internal Pada Kantor PelayananUtama. Jakarta: DJBC.

(20)

74 DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal

Peraturan:

Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 1 tahun 1989 tentang pedoman pelaksanaan Pengawasan melekat (Waskat).

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem pengendalian Intern Pemerintah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan disiplin Pegawai negeri sipil.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/46/M.PAN/4/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.01/2009.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai.

(21)

Modul Pengenalan Unit Kepatuhan Internal DJBC

DTSS Kepatuhan Internal – Pengenalan Unit Kepatuhan Internal 75 Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-19/BC/2010 tanggal 23

Maret 2010 tentang Pengelolaan Kinerja Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P-23/BC/2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-23/BC/2010 tanggal 3 November 2010 tentang Tata Nilai dan Budaya Organisasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Referensi

Dokumen terkait

Di SMK YPM 3 Sepanjang Sidoarjo pengambilan keputusan berbasis informasi keuangan sangatlah penting untuk pengambilan keputusan dari berbagai semua masalah yang harus dipecahkan

kategori baik menjadi sangat baik yaitu dari persentase 69,44% menjadi 85,29%; (2) Aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching adalah aktif dengan

Dalam hal ini, model SOPO EMOSI akan berbentuk bola yang berbahan fiber ringan dan dapat mengapung di laut, setengah volume bola tersebut terbuat dari kaca transparan,

Bagian atap merupakan manfaat TIK yang diharapkan diperoleh dari institusi perguruan tinggi – yang tentu saja harus sesuai dengan visi dan misinya; bagian

[r]

Namun demikian hanya sebilangan kecil sahaja yang beranggapan demikian itu item “Pegawai Psikologi buka minda kenal pasti masalah saya” hanya 5 responden (3.1 %),

Astronomi, falak dan astrologi merupakan istilah yang memiliki kedekatan dari aspek objek kajian, yakni mengkaji masalah yang berhubungan dengan benda langit