MIKROZONASI DAERAH RAWAN
GEMPA BUMI UNTUK
REKONSTRUKSI DAN TATA RUANG
OLEH : DR. SIGIT PRAMONO
TIM BIDANG SEISMOLOGI TEKNIK BMKG
2021
DASAR HUKUM
•
Pemerintah wajib menyelenggarakan meteorologi, klimatologi dan
geofisika yang dilaksanakan oleh Badan
•
Dalam hal ini Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
•
Penyelenggaraan meteorologi, klimatologi dan geofisika tersebut
terdiri atas kegiatan :
•
Pengamatan (Monitoring)
•
Pengelolaan Data
•
Pelayanan
•
Penelitian, Rekayasa dan Pengembangan
•
Kerjasama Internasional
•
Hal Tersebut Tertuang Dalam UU no.31 tahun 2009 tentang
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika dan PP No 46 Tahun 2012
5/28/2021
sigit_muslim@yahoo.com
Informasi PGA
(Percepatan Getaran
Maksimum Tanah )
Aspek Waktu
(Preventif, Saat
Kejadian Gempa,
Pasca
Gempabumi)
Sistem
Operasional
(Fungsi Otomatiasi
shutdown)
Fisik Infrastruktur
(Bangunan
Gedung, Jembatan,
Waduk, Jalan Tol,
Rel Kereta)
INFORMASI PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM
LINGKUP PEMANFAATAN INFORMASI PERCEPATAN GETARAN TANAH
DATA STATISTIK DAMPAK
Site Amplification Analysis of Dushanbe City Area, Tajikistan to Support Seismic Microzonation by Farkhod Hakimov et.al. 2021
MIKROZONASI
LATAR BELAKANG
•
Kerugian korban jiwa dan harta benda akibat gempabumi
ditentukan oleh besarnya tingkat resiko gempabumi.
•
Setiap wilayah memiliki karakteristik resiko gempabumi yang
spesifik.
•
Pengurangan resiko gempabumi dapat dilakukan dengan cara
perencanaan, pembangunan dan penataan kota berbasis
pemetaan detail resiko gempabumi (peta mikrozonasi resiko
gempabumi).
Tim Penyusunan Peta Resiko Gempabumi Skala Mikro SK Menko Kesra
Pertemuan dengan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta – 30 Mei 2013
TIM PENYUSUNAN PETA RESIKO GEMPABUMI
SKALA MIKRO
Kemenko Kesra
BMKG ITB Kem PU Pemprov DKI Jakarta
BNPB Kem Ristek UI BPPT Badan Geologi BIG (Bakosurtanal)
Penetapan – 7 Oktober 2011
Kompetensi
keahlian yang
terlibat:
•
Geologi
•
Geodesi
•
Geofisika
•
Seismologi
•
Geoteknik
•
Seismologi Teknik
•
Struktur
•
Antropologi
•
Sosiologi
•
Ekonomi
Wilayah Kajian
•
DKI Jakarta
•
Denpasar
•
Manado
•
Padang
•
Jayapura
rakhindro.pm@gmail.com
sigit_muslim@yahoo.com
A. KEJADIAN HISTORIS GEMPABUMI
B. KAJIAN SITE PARAMETER
C. KAJIAN ANALISIS HAZARD
Mikrozonasi
▪
MIKROZONASI
Pengurangan Resiko Gempabumi !
Pengurangan Kerugian Bencana Gempabumi ?
Pemetaan Detail Faktor Resiko Gempabumi
HAZARD
EXPOSURE
VULNERABILITY
rakhindro.pm@gmail.com
sigit_muslim@yahoo.com
▪
MIKROZONASI
PETA MIKROZONASI
Pemetaan Detail Komponen Resiko Gempabum
HAZARD
EXPOSURE
VULNERABILITY
IMPLEMENTASI
Penyempurnaan Peraturan
Bangunan dengan Beban
Gempa
Panduan
Perencanaan Kota
dan Wilayah
Panduan Penyiapan
Kondisi Darurat
• Perhitungan beban gempa
rencana
• Standar material bangunan
• Metode konstruksi
•
Penataan wilayah berbasis
zonasi resiko gempabumi :
- Permukiman, perkantoran
- Prasarana publik
- Obyek vital
•
Penyiapan :
- Jalur dan zona evakuasi
- Rumah sakit
- Pemadam kebakaran
i
rakhindro.pm@gmail.com sigit_muslim@yahoo.com
▪
MIKROZONASI
HAZARD
HAZARD :
•
Tingkat bahaya gempabumi di suatu area yang ditentukan oleh
karakteristik dan aktifitas kegempaan serta kondisi pelapisan tanah di
area/di sekitar area tersebut.
•
Hazard dinyatakan dalam bentuk informasi guncangan tanah (ground
shaking), umumnya dalam unit percepatan tanah (acceleration).
rakhindro.pm@gmail.com
sigit_muslim@yahoo.com
▪
MIKROZONASI
EXPOSURE
EXPOSURE :
•
Jumlah
(populasi)
manusia
dan
kuantitas
serta
nilai
strategis/ekonomis dari bangunan, infrastruktur dan properti yang
terekspos hazard gempa. Resiko gempabumi meningkat apabila
daerah yang rawan bahaya gempabumi semakin berkembang dan
bertambah populasinya.
Lang, 2011
rakhindro.pm@gmail.com
sigit_muslim@yahoo.com
▪
MIKROZONASI
VULNERABILITY
VULNERABILITY :
•
Vulnerability
menggambarkan
tingkat
kerentanan
bangunan,
infrastruktur dan properti terhadap gempabumi. Bangunan yang
dibangun berdasarkan kaidah/peraturan bangunan berbasis beban
gempa akan lebih tahan terhadap gempa.
rakhindro.pm@gmail.com
sigit_muslim@yahoo.com
28/05/2021 www.doschdesign.com www.emaze.com SNI-1726-2012 SNI-1726-2002 Konsultan Engineering Project
Spektra Desain Gempa dan PSHA/DSHA
Rekomendasi PSHA dan Desain Spektra SNI Atau Running Ulang Update Data Seismik &
Perkembangan Fault U/ Tujuan Khusus dan Lokal
- Seismisitas
- Fault
- GMPE
PERKA
No.20 Th.2014
KEBIJAKAN PENGELOLAAN DATA
METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA DILINGKUNGAN BMKG
O
utline
B. KAJIAN SITE PARAMAETER
- Kajian Kecepatan Gelombang Geser (VS30)
- Kajian Periode Dominan Tanah (Tdom)
- Kajian Mikrotremor Array
- Kajian Sintetik Ground Motion
Metode Probabilistik
•Multi Source --→ Mean Magnitudo, Mean Distance
Metode Deterministik
•Satu Sumber Tertentu
Seismic hazard assessment - A holistic microzonation approach Sankar K. Nath et.al 2009
INFORMASI PENYEBARAN KERUSAKAN HASIL SURVEY GEMPA MAMUJU VERSUS
INFORMASI PEMETAAN JENIS TANAH
Kantor Kepala Desa Kaliuling (Basecamp Posko) Nilai Average Vs30 = 252.3 m/s
Site Class D
Depan Masjid Daerah Dusun Krajan
Nilai Average Vs30 = 209.9 m/s Site Class D
Rumah Kepala Desa Kaliuling
Nilai Average Vs30 = 181.9 m/s Site Class D
Dusun Ibu Rojo
Nilai Average Vs30 = 220.1 m/s Site Class D
Peta Karakteristik Medium Menggunakan Parameter Tdom Hasil
Survey dan Vs30 Hasil Survey dilengkapi Model Vs30 Indonesia
KOMPILASI DATA PRIMER BMKG Vs30
PENGUKURAN DI LAPANGAN DAN
DATA MODEL VS30 INDONESIA
(M.Irsyham et.al 2017).
Koefisien Situs merujuk SNI 1726 Tahun 2019
Note : Masih memerlukan Pengukuran Data Lapangan untuk meningkatkan akurasi hasil PGA permukaan.
INFORMASI AWAL PETA MIKROZONASI PERMUKAAN
VII MMI
Nilai Vs = 209.9 m/s
VII MMI Nilai Vs = 181.9 m/s
Nilai Vs = 252.3 m/s VI MMI Nilai Vs = 220.1 m/s
VIIMMI
VII MMI
Kondisi dataran tinggi dengan Vs30 model Nilai tinggi, tetapi terkoreksi oleh hasil pengukuran dan bukti kerusakan
ANOMALI LOKAL SITE EFFECT
HASIL SURVEY GEMPA MALANG 2021
PERBANDINGAN SPEKTRAL AKSELEROMETER GEMPA MALANG
TERHADAP DESAIN SNI 2019
https://slideplayer.com/slide/4740340/
REFERENSI
Mikrozonasi
Karawang &
Majalengka
▪
MIKROZONASI
Mikrozonasi DIY
(Bantul/Sleman) ->
Kulonporogo
dikerjakan oleh
Pustlitbang BMKG
TUGAS BMKG DALAM FASE
POST-EARTHQUAKE
TALISE TONDO MASW : 85 TITIK SPAC : 5 TITIK BALAROA MASW : 18 TITIK SPAC : 2 TITIK DUYU MASW : 20 TITIK SPAC : 2 TITIK POMBEWE MASW : 37 TITIK SPAC : 2 TITIK PETOBO MASW : 27 TITIK SPAC : 3 TITIK BORING JICA BALAROA PETOBO JONO OGE MASW : 19 TITIK SPAC : 9 TITIKKAJIAN
MIKROZONASI
LOKASI
RELOKASI
HUNTAP
PALU - SULTENG
5/28/2021Seismotek.BMKG
HASIL SURVEY MASW – TALISE TONDO
VS30M TALISE
TONDO
MAKSIMUM 625.55
MINIMUM 233.88
DOMINASI JENIS
TANAH KERAS (SC)
DAN SEDANG (SD)
Profil tanah singkapan Talise-Tondo terdiri dari lanau-pasir dan diselingi kerikil (konglomerat) (garis merah putus-putus merupakan batas dari lapisan tersebut)
5/28/2021
Bidang Seismologi Teknik BMKG 2020
HASIL SURVEY SPAC – TALISE TONDO
Profil VS terhadap Kedalaman A’’ (SPAC 3) Profil VS terhadap Kedalaman A’ (SPAC 2) Profil VS terhadap Kedalaman A (SPAC 1) A A’ A’’SPAC 1 SPAC 2 SPAC 3
Estimasi Engineering Bedrock
5/28/2021
➢ Suatu wilayah dengan merujuk historis kejadian gempa masa lampau dapat diidentifikasi tingkat ancaman goncangan. Nilai tingkat goncangan tersebut direpresentasikan oleh besarnya nilai PGA permukaan, yang dapat tergambarkan dalam bentuk Informasi Peta Mikrozonasi
➢ Kerusakan sebuah bangunan dapat karena faktor : Kondisi lokal site, kondisi dasar struktur bangunannya, tingkat getaran akselerasi yang diterima, dominan directivity mekanisme gaya gempa (horizontal terhadap vertikal dan efek directivity)
➢ Bentuk morfologi yang komplek di di suatu wilayah, dengan dibuktikan adanya berbagai variasi jenis formasi batuan dan endapan, maka perlu dilakukan kajian mikrozonasi lebih detail di setiap wilayah kabupaten dan kota, yaitu dengan melakukan pengukuran langsung parameter mikrozonasi untuk mendapatkan hasil pemetaan yang lebih menggambarkan kondisi sebenarnya dari potensi dampak kejadian gempa yang mengancam di wilayah tersebut.
➢ Peta mikrozonasi dibuat pada kondisi tingkatan scenario terburuk (worst scenario) model distribusi spasial (kewilayahan) dalam skala mikro dapat berfungsi untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah yang berpotensi aman dan merusak di wilayah potensi terdampak gempabumi.
➢ Peta mikrozonasi yang dihasilkan versi hasil survey lapangan sangat diperlukan sebagai koreksi parameter-parameter lokal site , sehingga dihasilkan nilai PGA di permukaan yang sudah terkoreksi efek lokal site (endapan, basin, outcrop), selanjutnya dapat digunakan sebagai data dukung penerapan Detail Tata Ruang/Wilayah DTR/RW dan update penyusunan building code pembangunan bangunan tahan gempa SNI 1726 Tahun 2019, dimana bangunan disarankan dibangun sesuai dengan kekuatan kemampuan bertahan pada level tertentu sesuai tingkat ancamannya pada kondisi perhitungan terburuknya.
➢ Bentuk monitoring dan pengawasan pembangunan bangunan dalam suatu kawasan/wilayah potensi berdampak bahaya gempabumi, perlu dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Daerah untuk menjadi pedoman dalam implementasi Pembangunan Kawasan berbasis mitigasi bahaya gempabumi, sehingga diharapkan akan mengurangi tingkatan dampak resiko di wilayah tersebut.