• Tidak ada hasil yang ditemukan

MIKROZONASI DAERAH RAWAN GEMPA BUMI UNTUK REKONSTRUKSI DAN TATA RUANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MIKROZONASI DAERAH RAWAN GEMPA BUMI UNTUK REKONSTRUKSI DAN TATA RUANG"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

MIKROZONASI DAERAH RAWAN

GEMPA BUMI UNTUK

REKONSTRUKSI DAN TATA RUANG

OLEH : DR. SIGIT PRAMONO

TIM BIDANG SEISMOLOGI TEKNIK BMKG

2021

(2)

DASAR HUKUM

Pemerintah wajib menyelenggarakan meteorologi, klimatologi dan

geofisika yang dilaksanakan oleh Badan

Dalam hal ini Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

Penyelenggaraan meteorologi, klimatologi dan geofisika tersebut

terdiri atas kegiatan :

Pengamatan (Monitoring)

Pengelolaan Data

Pelayanan

Penelitian, Rekayasa dan Pengembangan

Kerjasama Internasional

Hal Tersebut Tertuang Dalam UU no.31 tahun 2009 tentang

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika dan PP No 46 Tahun 2012

5/28/2021

sigit_muslim@yahoo.com

Informasi PGA

(Percepatan Getaran

Maksimum Tanah )

(3)

Aspek Waktu

(Preventif, Saat

Kejadian Gempa,

Pasca

Gempabumi)

Sistem

Operasional

(Fungsi Otomatiasi

shutdown)

Fisik Infrastruktur

(Bangunan

Gedung, Jembatan,

Waduk, Jalan Tol,

Rel Kereta)

INFORMASI PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM

LINGKUP PEMANFAATAN INFORMASI PERCEPATAN GETARAN TANAH

(4)

DATA STATISTIK DAMPAK

(5)

Site Amplification Analysis of Dushanbe City Area, Tajikistan to Support Seismic Microzonation by Farkhod Hakimov et.al. 2021

(6)

MIKROZONASI

LATAR BELAKANG

Kerugian korban jiwa dan harta benda akibat gempabumi

ditentukan oleh besarnya tingkat resiko gempabumi.

Setiap wilayah memiliki karakteristik resiko gempabumi yang

spesifik.

Pengurangan resiko gempabumi dapat dilakukan dengan cara

perencanaan, pembangunan dan penataan kota berbasis

pemetaan detail resiko gempabumi (peta mikrozonasi resiko

gempabumi).

(7)

Tim Penyusunan Peta Resiko Gempabumi Skala Mikro SK Menko Kesra

Pertemuan dengan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta – 30 Mei 2013

TIM PENYUSUNAN PETA RESIKO GEMPABUMI

SKALA MIKRO

Kemenko Kesra

BMKG ITB Kem PU Pemprov DKI Jakarta

BNPB Kem Ristek UI BPPT Badan Geologi BIG (Bakosurtanal)

Penetapan – 7 Oktober 2011

Kompetensi

keahlian yang

terlibat:

Geologi

Geodesi

Geofisika

Seismologi

Geoteknik

Seismologi Teknik

Struktur

Antropologi

Sosiologi

Ekonomi

Wilayah Kajian

DKI Jakarta

Denpasar

Manado

Padang

Jayapura

rakhindro.pm@gmail.com

sigit_muslim@yahoo.com

(8)

A. KEJADIAN HISTORIS GEMPABUMI

B. KAJIAN SITE PARAMETER

C. KAJIAN ANALISIS HAZARD

Mikrozonasi

(9)

MIKROZONASI

Pengurangan Resiko Gempabumi !

Pengurangan Kerugian Bencana Gempabumi ?

Pemetaan Detail Faktor Resiko Gempabumi

HAZARD

EXPOSURE

VULNERABILITY

rakhindro.pm@gmail.com

sigit_muslim@yahoo.com

(10)

MIKROZONASI

PETA MIKROZONASI

Pemetaan Detail Komponen Resiko Gempabum

HAZARD

EXPOSURE

VULNERABILITY

IMPLEMENTASI

Penyempurnaan Peraturan

Bangunan dengan Beban

Gempa

Panduan

Perencanaan Kota

dan Wilayah

Panduan Penyiapan

Kondisi Darurat

• Perhitungan beban gempa

rencana

• Standar material bangunan

• Metode konstruksi

Penataan wilayah berbasis

zonasi resiko gempabumi :

- Permukiman, perkantoran

- Prasarana publik

- Obyek vital

Penyiapan :

- Jalur dan zona evakuasi

- Rumah sakit

- Pemadam kebakaran

i

rakhindro.pm@gmail.com sigit_muslim@yahoo.com

(11)

MIKROZONASI

HAZARD

HAZARD :

Tingkat bahaya gempabumi di suatu area yang ditentukan oleh

karakteristik dan aktifitas kegempaan serta kondisi pelapisan tanah di

area/di sekitar area tersebut.

Hazard dinyatakan dalam bentuk informasi guncangan tanah (ground

shaking), umumnya dalam unit percepatan tanah (acceleration).

rakhindro.pm@gmail.com

sigit_muslim@yahoo.com

(12)

MIKROZONASI

EXPOSURE

EXPOSURE :

Jumlah

(populasi)

manusia

dan

kuantitas

serta

nilai

strategis/ekonomis dari bangunan, infrastruktur dan properti yang

terekspos hazard gempa. Resiko gempabumi meningkat apabila

daerah yang rawan bahaya gempabumi semakin berkembang dan

bertambah populasinya.

Lang, 2011

rakhindro.pm@gmail.com

sigit_muslim@yahoo.com

(13)

MIKROZONASI

VULNERABILITY

VULNERABILITY :

Vulnerability

menggambarkan

tingkat

kerentanan

bangunan,

infrastruktur dan properti terhadap gempabumi. Bangunan yang

dibangun berdasarkan kaidah/peraturan bangunan berbasis beban

gempa akan lebih tahan terhadap gempa.

rakhindro.pm@gmail.com

sigit_muslim@yahoo.com

(14)

28/05/2021 www.doschdesign.com www.emaze.com SNI-1726-2012 SNI-1726-2002 Konsultan Engineering Project

Spektra Desain Gempa dan PSHA/DSHA

Rekomendasi PSHA dan Desain Spektra SNI Atau Running Ulang Update Data Seismik &

Perkembangan Fault U/ Tujuan Khusus dan Lokal

- Seismisitas

- Fault

- GMPE

PERKA

No.20 Th.2014

KEBIJAKAN PENGELOLAAN DATA

METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA DILINGKUNGAN BMKG

(15)

O

utline

B. KAJIAN SITE PARAMAETER

- Kajian Kecepatan Gelombang Geser (VS30)

- Kajian Periode Dominan Tanah (Tdom)

- Kajian Mikrotremor Array

- Kajian Sintetik Ground Motion

(16)

Metode Probabilistik

•Multi Source --→ Mean Magnitudo, Mean Distance

Metode Deterministik

•Satu Sumber Tertentu

Seismic hazard assessment - A holistic microzonation approach Sankar K. Nath et.al 2009

(17)
(18)

INFORMASI PENYEBARAN KERUSAKAN HASIL SURVEY GEMPA MAMUJU VERSUS

INFORMASI PEMETAAN JENIS TANAH

(19)

Kantor Kepala Desa Kaliuling (Basecamp Posko) Nilai Average Vs30 = 252.3 m/s

Site Class D

Depan Masjid Daerah Dusun Krajan

Nilai Average Vs30 = 209.9 m/s Site Class D

Rumah Kepala Desa Kaliuling

Nilai Average Vs30 = 181.9 m/s Site Class D

Dusun Ibu Rojo

Nilai Average Vs30 = 220.1 m/s Site Class D

(20)

Peta Karakteristik Medium Menggunakan Parameter Tdom Hasil

Survey dan Vs30 Hasil Survey dilengkapi Model Vs30 Indonesia

(21)

KOMPILASI DATA PRIMER BMKG Vs30

PENGUKURAN DI LAPANGAN DAN

DATA MODEL VS30 INDONESIA

(M.Irsyham et.al 2017).

Koefisien Situs merujuk SNI 1726 Tahun 2019

Note : Masih memerlukan Pengukuran Data Lapangan untuk meningkatkan akurasi hasil PGA permukaan.

INFORMASI AWAL PETA MIKROZONASI PERMUKAAN

(22)

VII MMI

Nilai Vs = 209.9 m/s

VII MMI Nilai Vs = 181.9 m/s

Nilai Vs = 252.3 m/s VI MMI Nilai Vs = 220.1 m/s

VIIMMI

VII MMI

Kondisi dataran tinggi dengan Vs30 model Nilai tinggi, tetapi terkoreksi oleh hasil pengukuran dan bukti kerusakan

ANOMALI LOKAL SITE EFFECT

HASIL SURVEY GEMPA MALANG 2021

(23)

PERBANDINGAN SPEKTRAL AKSELEROMETER GEMPA MALANG

TERHADAP DESAIN SNI 2019

https://slideplayer.com/slide/4740340/

REFERENSI

(24)
(25)

Mikrozonasi

Karawang &

Majalengka

MIKROZONASI

Mikrozonasi DIY

(Bantul/Sleman) ->

Kulonporogo

dikerjakan oleh

Pustlitbang BMKG

(26)

TUGAS BMKG DALAM FASE

POST-EARTHQUAKE

TALISE TONDO MASW : 85 TITIK SPAC : 5 TITIK BALAROA MASW : 18 TITIK SPAC : 2 TITIK DUYU MASW : 20 TITIK SPAC : 2 TITIK POMBEWE MASW : 37 TITIK SPAC : 2 TITIK PETOBO MASW : 27 TITIK SPAC : 3 TITIK BORING JICA BALAROA PETOBO JONO OGE MASW : 19 TITIK SPAC : 9 TITIK

KAJIAN

MIKROZONASI

LOKASI

RELOKASI

HUNTAP

PALU - SULTENG

5/28/2021

Seismotek.BMKG

(27)

HASIL SURVEY MASW – TALISE TONDO

VS30M TALISE

TONDO

MAKSIMUM 625.55

MINIMUM 233.88

DOMINASI JENIS

TANAH KERAS (SC)

DAN SEDANG (SD)

Profil tanah singkapan Talise-Tondo terdiri dari lanau-pasir dan diselingi kerikil (konglomerat) (garis merah putus-putus merupakan batas dari lapisan tersebut)

5/28/2021

Bidang Seismologi Teknik BMKG 2020

(28)

HASIL SURVEY SPAC – TALISE TONDO

Profil VS terhadap Kedalaman A’’ (SPAC 3) Profil VS terhadap Kedalaman A’ (SPAC 2) Profil VS terhadap Kedalaman A (SPAC 1) A A’ A’’

SPAC 1 SPAC 2 SPAC 3

Estimasi Engineering Bedrock

5/28/2021

(29)

➢ Suatu wilayah dengan merujuk historis kejadian gempa masa lampau dapat diidentifikasi tingkat ancaman goncangan. Nilai tingkat goncangan tersebut direpresentasikan oleh besarnya nilai PGA permukaan, yang dapat tergambarkan dalam bentuk Informasi Peta Mikrozonasi

➢ Kerusakan sebuah bangunan dapat karena faktor : Kondisi lokal site, kondisi dasar struktur bangunannya, tingkat getaran akselerasi yang diterima, dominan directivity mekanisme gaya gempa (horizontal terhadap vertikal dan efek directivity)

➢ Bentuk morfologi yang komplek di di suatu wilayah, dengan dibuktikan adanya berbagai variasi jenis formasi batuan dan endapan, maka perlu dilakukan kajian mikrozonasi lebih detail di setiap wilayah kabupaten dan kota, yaitu dengan melakukan pengukuran langsung parameter mikrozonasi untuk mendapatkan hasil pemetaan yang lebih menggambarkan kondisi sebenarnya dari potensi dampak kejadian gempa yang mengancam di wilayah tersebut.

➢ Peta mikrozonasi dibuat pada kondisi tingkatan scenario terburuk (worst scenario) model distribusi spasial (kewilayahan) dalam skala mikro dapat berfungsi untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah yang berpotensi aman dan merusak di wilayah potensi terdampak gempabumi.

➢ Peta mikrozonasi yang dihasilkan versi hasil survey lapangan sangat diperlukan sebagai koreksi parameter-parameter lokal site , sehingga dihasilkan nilai PGA di permukaan yang sudah terkoreksi efek lokal site (endapan, basin, outcrop), selanjutnya dapat digunakan sebagai data dukung penerapan Detail Tata Ruang/Wilayah DTR/RW dan update penyusunan building code pembangunan bangunan tahan gempa SNI 1726 Tahun 2019, dimana bangunan disarankan dibangun sesuai dengan kekuatan kemampuan bertahan pada level tertentu sesuai tingkat ancamannya pada kondisi perhitungan terburuknya.

➢ Bentuk monitoring dan pengawasan pembangunan bangunan dalam suatu kawasan/wilayah potensi berdampak bahaya gempabumi, perlu dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Daerah untuk menjadi pedoman dalam implementasi Pembangunan Kawasan berbasis mitigasi bahaya gempabumi, sehingga diharapkan akan mengurangi tingkatan dampak resiko di wilayah tersebut.

(30)

Referensi

Dokumen terkait

Rumah Sakit dapat menata mutu asuhan keperawatan (standar asuhan keperawatan dan standar kinerja profesional perawat) di unit rawat inap, serta menjadi perhatian setiap

Percobaan dilakukan dengan menggunakan sejumlah pesan berbeda dan pesan yang mirip namun dengan beberapa perubahan kecil. Hasil percobaan dapat dilihat pada tabel 2.

Setelah menentukan kriteria yang telah ditetapkan maka akan diketahui penempatan barang sesuai dengan jenis barang itu sendiri sehingga saat woodencase dibongkar untuk

Saraf I : biasanya pada klien ensefalitis tidak ada kelainan dan fungsi penciuman tidak ada kelainan. Saraf II : tes ketajaman penglihatan pada kondisi

Tujuan dari penelitian ini adalah; (1) untuk menganalisis efektivitas antibiotik terhadap penurunan populasi total mikroflora saluran pencernaan ikan mas yang selanjutnya

Simpulan dari penelitian ini terdapat beberapa temuan penting yang diperoleh dari hasil analisis kemajuan perkembangan produksi keterampilan menulis pemelajar BIPA

Hasil penelitian ini menunjukan total skor yang diperoleh dari total 130 responden pada indikator citarasa produk pelengkap adalah sebesar 549 (sangat puas) dengan

Dalam hal ini Teknisi dapat mengklaim kepada dealer atau pusat terhadap kendaraan yang telah dipesan oleh customer dengan mengganti unit dengan yang baru