commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Pengertian Kambing Peranakan Etawa
Kambing PE merupakan kambing keturunan etawa asal negara India yang dibawa oleh penjajah Belanda. Kambing tersebut kemudian dikawin silangkan dengan kambing lokal di Kaligesing. Saat ini Kambing PE dikenal sebagai ras Kambing PE asli Kaligesing, Purworejo. Di kalangan peternak kambing di Indonesia, kambing PE termasuk kambing unggul dengan harga beli dan harga jual yang tinggi. Bagi kalangan peternak, kambing PE mempunyai keunggulan tersendiri sehingga digolongkan sebagai kambing unggulan. Kambing jenis ini mempunyai dua fungsi sekaligus yakni selain bisa dijadikan kambing perahan, kambing ini juga bisa dijadikan kambing potong. Untuk kambing potong, daging kambing ini lebih empuk dan gurih disbanding jenis lainnya sedangkan untuk perahan, volume susu yang dihasilkan juga tergolong banyak. Bukan itu saja, bahkan kotoran dan air seninya laku dijual sebagai pupuk, selain itu daya reproduksi dan pertumbuhan berat badannya relative cepat, maka tidak heran kambing ini memiliki harga beli dan harga jual yang tinggi.
commit to user
2. Usaha Peternakan Kambing PE
Peternakan adalah usaha manusia untuk mendayagunakan hewan bagi kesejahteraan umat manusia. Kegunaan yang diperoleh manusia dari ternak yang dipeliharanya, antara lain tenaga kerja, makanan berupa daging, telur dan susu,serta kotorannya yang digunakan sebagai pupuk organik maupun biologis.
Menurut Mubyarto (1991), peternakan dilihat dari pola pemeliharaannya di Indonesia dapat dibagi tiga kelompok, yaitu 1) peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang tradisional, 2) peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang semi komersial dan 3) peternakan komersial. Agar dapat berproduksi dengan optimal maka diperlukan faktor-faktor produksi meliputi ternak, tenaga kerja, modal dan manajemen.
Manajemen kambing perah adalah seni merawat, menangani dan mengatur kambing. Terdapat beberapa hal yang termasuk didalamnya, yaitu pemeliharaan, tenaga kerja, modal, pencegahan penyakit, dan kotoran. Agar sukses menjalankan usaha peternakan kambing perah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu bibit ternak yang digunakan, teknik pemberian pakan dan manajemen usaha ternak itu sendiri (Siregar dan Ilham 2003).
Kambing merupakan hewan yang sangat penting dalam pertanian subsisten, karena kemampuannya yang unik dalam mengadaptasikan dan mempertahankan dirinya dalam lingkungan yang kering (William dan Payne dalam Fauzian 2002).
commit to user
Sebagian masyarakat pedesaan memperlakukan kambing sebagai pabrik kecil penghasil daging dan susu. Hasil lain yang bisa diperoleh dari ternak kambing adalah kulit dan kotorannya yang berfungsi sebagai pupuk kandang (Sarwono 2006). Menurut Devendra dan Burns (1994), ternak perah merupakan ternak yang memproduksi susu melebihi kebutuhan anaknya dan dapat mempertahankan produksi susunya sampai jangka waktu tertentu.
Ternak kambing perah yang dipelihara oleh petani ternak umumnya merupakan ternak asli atau lokal. Kambing lokal yang berkembangbiak dengan baik di Indonesia yaitu kambing PE. Kambing PE merupakan hasil persilangan antara kambing kacang dan kambing etawah sehingga memiliki ciri-ciri seperti keduanya. Kambing PE banyak diternakkan karena mempunyai tipe dwiguna yaitu sebagai kambing penghasil daging dan susu (Murtidjo, 1993).
3. Faktor-faktor Produksi Usaha Ternak Kambing PE
Hasil penelitian Ardia (2000), besarnya litter zise kambing PE adalah 1,57 (1-3 ekor). Hasil penelitian Febtrya (2004) menyatakan bahwa rata-rata jumlah anak setiap kelahiran adalah sebanyak 1-3 ekor. Masa perkawinan ini dapat dilakukan dalam tiga kali kelahiran selama dua tahun dengan jarak waktu kelahiran sekitar 8-9 bulan sehingga kambing dapat dikawinkan lagi pada hari ke-60 setelah kelahiran sebelumnya.
commit to user a. Perkandangan
Menurut Devendra dan Burns (1994), ada dua tipe kandang yang umum dipakai di daerah tropis yaitu kandang pada tanah yang sering menempel pada bangunan lain dan tipe kandang panggung yang sangat umum digunakan di Malaysia dan Indonesia. Kandang tipe ini sangat praktis untuk daerah yang sangat lembab dan memiliki curah hujan yang tinggi agar kambing dapat terlindungi dari hujan. Pada kandang panggung, lantainya ditinggikan kurang lebih 1-1,5 m dari tanah. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam membersihkan dan mengumpulkan kotoran serta air kencing.
Kandang harus mendapatkan cukup sinar matahari dengan ventilasi serta drainase yang baik dan gampang dibersihkan. Lantai kandang harus kuat dan tahan lama. Selain itu, bahan atapnya harus dapat memberikan perlindungan yang efektif terhadap radiasi matahari. Bahan atap yang biasa digunakan adalah rumbia, bambu, genting, dan asbes (Devendra dan Burns, 1994). Hasil penelitian Febtrya (2004), mengungkapkan bahwa kandang yang ada di Peternakan Kambing
Farm P4S Cita Rasa dibuat dalam bentuk panggung dengan ketinggian
50 cm dari tanah dengan celah pada lantai berukuran 1,5 cm bertujuan agar kotoran dapat langsung jatuh ke lantai dasar. Ukuran kandang yang digunakan di Farm P4S Cita Rasa adalah 1,00 x 1,50 m
2
untuk betina dewasa laktasi.
commit to user
Penempatan kandang dibuat jauh dari lingkungan pemukiman selain untuk menghindari gangguan pada masyarakat sekitar dari bau dan bising juga ditujukan untuk menghindari stres pada ternak akibat kebisingan terutama pada waktu pemerahan susu.
b. Pemberian Pakan
Secara alamiah ternak kambing lebih menyukai rambanan (daun-daunan) daripada rumput. Hampir sebagian besar keberhasil usaha peternakan ditentukan oleh semakin efisiennya penggunaan pakan, karena biaya tertinggi adalah pada pakan.
Berkaitan dengan alasan tersebut pemberian pakan secara ekonomis dan teknis memenuhi persyaratan dilandasi kebutuhan sebagai berikut :
1. Kebutuhan hidup pokok, artinya kebutuhan makanan pokok meskipun ternak kambing sudah tidak mengalami pertumbuhan dan aktivitas.
2. Kebutuhan untuk pertumbuhan, yaitu kebutuhan makanan yang diperlukan ternak kambing untuk memproduksi jaringan tubuh dan menambah bobot badan.
3. Kebutuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan makanan yang diperlukan ternak kambing untuk proses reproduksi (kebuntingan)
4. Kebutuhan untuk laktasi, yaitu kebtuhan makanan yang diperlukan untuk memproduksi air susu.
commit to user c. Kesehatan
Faktor kesehatan sangat menentukan keberhasilan usaha peternakan. Oleh karena itu menjaga kesehatan ternak harus menjadi prioritas utama disamping pakan dan tatalaksana yang memadai. Secara umum penyakit yang sering menyerang ternak kambing adalah :
1. Kudis atau scabies 2. Cacingan
3. Kembung/Tympani
4. Radang kelenjar susu / Mastitis 5. Penyakit mulut dan kuku 6. Belatungan / Miasis
4. Pendapatan Usaha Tani
Pendekatan analisis pendapatan usaha tani ada dua : pendekatan pendapatan bersih dan pendekatan keuntungan (Purwaningsih, 2011)
a. Pendekatan Pendapatan Bersih
Pendekatan ini menghitung pendapatan bersih atau net return dari usaha tani.
Perhitungannya dengan rumus :
Pendapatan bersih = net return = NR = TR – TC eksplisit
TR = nilai output yang diproduksi, terdiri dari : 1) Penerimaan output yang dijual = cash revenue
commit to user
2) Penerimaan output yang tidak di jual = non cash revenue ( output yang dikonsumsi, yang masih disimpan, diberikan kepada pihal lain). Dalam praktek, usaha tani tidak hanya pada satu macam komoditas seperti padi, palawija, lombok, ternak dan sebagainya yang diusahakan dalam waktu yang bersamaan.
TC eksplisit = semua pengeluaran yang benar-benar dikeluarkan, seperti pengeluaran untuk pembelian tunai pakan, obat-obatan dan upah tenaga kerja. TC eksplisit terdiri dari :
1) TFC eksplisit = semua pengeluaran yang benar-benar dikeluarkan untuk input tetap seperti sewa tanah, bunga pinjaman, dan pajak 2) TVC eksplisit = semua pengeluaran yang benar-benar dikeluarkan
untuk input variabel seperti pakan, obat-obatan dan upah tenaga kerja.
b. Pendekatan Keuntungan
Pendekatan ini menghitung keuntungan dari usaha tani, dengan rumus : Keuntungan = π = TR – TC
TC = TC eksplisit + TC implisit
TR = nilai output yang diproduksi, terdiri dari : 1) Penerimaan output yang dijual = cash revenue
2) Penerimaan output yang tidak dijual = non cash revenue ( output yang dikonsumsi, yang masih disimpan, diberikan kepada pihak lain). Dalam praktek, usaha tani tidak hanya pada satu macam komoditas seperti padi, palawija, lombok, ternak dan sebagainya yang diusahakan dalam waktu yang bersamaan.
commit to user
TC implisit = nilai input yang dimiliki petani sendiri, yang dilibatkan dalam proses produksi, seperti : penggunaan tenaga kerja keluarga, penggunaan modal sendiri, biaya oportunitas lahan yang digunakan.
1) TFC implisit = nilai input tetap yang dimiliki petani sendiri seperti oportunitas lahan yang digunakan untuk usaha tani (sewa lahan), biaya oportunitas modal uang sendiri yang digunakan untuk usaha tani (bunga kredit)
2) TVC implisit = nilai input tetap yang dimiliki petani sendiri seperti biaya oportunitas untuk tenaga kerja keluarga
Bagi peternak kambing PE susu kambing ternyata sangat potensial sebagai sumber protein hewani disamping susu sapi. Bagi anak-anak (bayi) yang alergi terhadap susu sapi, susu kambing dapat menggantikannya. Oleh sebab itu, tepat sekali kalau pemasyarakatan susu kambing dikaitkan dengan program gizi keluarga dalam program posyandu. Di Inggris, susu kambing selain dikonsumsi, juga diolah menjadi berbagai bentuk seperti keju, krim, mentega dan yoghurt . Persepsi tersebut mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap mahalnya harga susu kambing jika dibandingkan harga susu sapi yang dapat mencapai 3 kali lipat. Harga susu kambing PE segar adalah Rp 35.000/liter di Ngawi, sebaliknya harga susu sapi Rp 10.000/liter.
commit to user
5. Nilai Ekonomi
Beternak Kambing PE lebih menguntungkan bila dibanding dengan memelihara kambing lokal/domba. Beberapa nilai ekonomis dari berternak Kambing PE antara lain :
a. Penghasil susu
Di Indonesia susu kambing dikonsumsi sebagai obat alternatif, bukan sebagai pelengkap gizi. Umumnya, orang mengonsumsi susu ini untuk membantu penyembuhan penyakit asma, tuberkolosis ( TBC ), eksim, membantu penyehatan kulit, mencegah penuaan dini dan mencegah osteoporosis. Menurut para ahli, komposisi susu kambing dan bentuk morfologinya sangat unik, ini disebabkan butiran lemak susu sangat homogen dan berdiameter sangat kecil (mikro) sehingga sangat mudah diserap oleh organ pencernaan. Oleh karena itu konsumen susu kambing sangat jarang mengalami diare meskipun mempunyai kepekaan dalam penyerapan lactose (lactose intolerance). Bahkan komposisi susu kambingpun memiliki
kemiripan dengan air susu ibu (ASI). Oleh karena itu susu kambing dapat digunakan sebagai pengganti ASI (PASI). Hal ini disebabkan kandungan yang terdapat dalam susu kambing tidak jauh berbeda dengan ASI, bahkan kandungan kalsium dan mineral lainnya jauh lebih tinggi dari pada ASI maupun susu sapi.
Untuk susu kambing, peluang pasarnya masih sangat terbuka, hal ini didukung dengan beberapa data di lapangan sebagai berikut :
commit to user
1) Hingga saat ini susu kambing masih diproduksi dalam jumlah sangat terbatas, karena populasi kambing perah masih terbatas.
2) Permintaan pasar sangat besar, tetapi belum dapat terpenuhi akibat produksi yang masih terbatas.
3) Susu kambing memiliki keunggulan spesifik yang tidak dimiliki produk susu dari ternak lain seperti sapi perah, karena susu kambing selain untuk menjaga kesehatan juga berkasiat untuk pengobatan dan kecantikan.
4) Harga jual produk masih cukup tinggi karena susu kambing di nilai merupakan produk istimewa dan pasokannya masih terbatas. (Rp. 35.000 – 40.000/liter)
Susu kambing sangat digemari konsumen luar negeri, sehingga berpeluang sebagai komoditi ekspor.
b. Penghasil Daging
Selain menghasilkan susu, kambing PE juga potensial sebagai penghasil daging. Sehingga pejantan kambing PE, banyak digunakan oleh peternak untuk memperbaiki kualitas kambing lokal pedaging. Karena perkawinan silang ini menghasilkan kambing dengan sosok badan lebih besar layaknya kambing PE.
c. Penghasil Pupuk & Kulit
Limbah yang dihasilkan dari ternak kambing PE berupa air seni dan kotoran, kotoran kambing PE dapat digunakan sebagai pupuk organik,. Seekor kambing bisa mengeluarkan kotoran hingga sembilan ons setiap
commit to user
hari. Kotoran kambing memang tidak langsung dijual begitu saja, tetapi harus diolah terlebih dahulu menjadi pupuk kompos yang harga perkilonya mencapai Rp. 1000. Sementara air seni kambing dijual dalam bentuk mentah dan fermentasi, untuk yang mentah satu liter dihargai Rp. 750 sedangkan yng sudah fermentasi mencapai Rp. 15.000/liter. Sedangkan kulitnya karena mempunyai ukuran yang lebih besar dari pada kulit kambing lokal, maka kulit kambing PE banyak di cari orang untuk digunakan sebagai bahan kerajinan kulit.
B. Keterampilan/Skill
Keterampilan adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Hal ini tidak hanya melibatkan aspek motorik sebagai faktornya, akan tetapi juga menghadirkan fungsi mental yang bersifat kognitif. Keterampilan tidak datang begitu saja, keterampilan ada karena proses bentukan dari belajar secara terus menerus dalam waktu yang lama. Keterampilan/skill dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Hard skill/keterampilan keras
Hard skill dipahami sebagai suatu keahlian untuk menguasai materi yang menjadi bidangnya.
2. Soft skill/keterampilan lunak
Soft skill dapat diartikan kemampuan untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Soft skill mencakup kemampuan dalam hal interpersonal dan intrapersonal. Interpersonal skill adalah kecakapan atau keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam hubungannya dengan orang lain,
commit to user
kecakapan atau keterampilan untuk berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.
Berikut ketrampilan-ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha :
1. Ketrampilan dasar
a. Memiliki mental dan spiritual yang tinggi
b. Memiliki kepribadian yang unggul yaitu mampu merumuskan hidup, memanfaatkan waktu dan selalu berpikir positif
c. Pandai berinisiatif
d. Dapat menyusun suatu rencana e. Dapat mengkoordinir kegiatan usaha f. Memiliki pendidikan formal
2. Ketrampilan khusus
a. Conceptual Skill yaitu ketrampilan melakukan usaha secara menyeluruh berdasarkan konsep yang dibuat dalam berwirausaha b. Technical Skill yaitu ketrampilan melakukan dan mempraktekan
teknik-teknik tertentu di dalam mengelola usahanya
c. Human Skill yaitu ketrampilan untuk bekerja sama dengan orang lain, bawahan dan sesama wirausahawan.
C. Kajian Empiris
Penelitian sebelumnya yang menjadi referensi dalam penelitian ini yaitu Priyanto (2001) meneliti tentang Peranan Usaha Ternak Kambing Lokal Sebagai Penunjang Perekonomian Petani di Pedesaan. Dengan
commit to user
menggunakan analisis margin kotor digunakan untuk mengetahui seberapa besar penerimaan usaha ternak dalam menunjang perekonomian petani, Sementara itu untuk mengetahui faktor-faktor yang dianggap berpengaruh terhadap penerimaan usaha ternak dilakukan analisis dengan menggunakan model persamaan tunggal. Hasil penelitian menunjukan bahwa Skala pemilikan kambing berpengaruh positif terhadap penerimaan usaha ternak yakni dengan meningkatnya per ekor pemilikan kambing akan meningkatkan penerimaan usaha ternak, Akan tetapai penerimaan usaha pertanian yang dikelola petani nyata berpengaruh positif (P<0,05) terhadap penerimaan usaha ternak.
Parwati (2003) meneliti tentang Pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usaha ternak kambing dengan laserpunktur dengan analisis regresi linier diperoleh hasil tingkat pendapatan peternak kambing dengan teknologi laserpunktur adalah lebih tinggi dibandingkan tidak menggunakannya. Harga konsentrat, harga jual anak, harga bibit dan dummy penyerempakan birahi berpengaruh positif terhadap peningkatan produksi ternak.
Prihatini (2008) meneliti tentang Analisis Prospek dan Strategi Pengembangan Usaha Ternak Kambing Peranakan Etawa (PE) Di Pondok Pesantren Modern Sahid Gunung Menyan Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek usaha ternak kambing PE di Peternakan Sahid dilihat dari tingkat pendapatan yang diperoleh dan kelayakan finansialnya serta menentukan alternatif strategi yang sesuai bagi Peternakan Sahid untuk keberhasilan pengembangan usahanya. Berdasarkan analisis pendapatan
commit to user
pada tahun 2006, Peternakan Sahid mengalami kerugian sebesar Rp 14.226.708 dan nilai R/C = 0,83. Hasil analisis kelayakan finansial pada tingkat diskonto 14% menunjukkan nilai NPV Rp -16,165,930.85, B/C R 0,90 dan IRR sebesar 11,70%. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa usaha Peternakan Sahid tidak layak.
Rosid (2009) meneliti tentang Evaluasi Kelayakan Usaha Ternak Kambing Perah Peranakan Etawa di Peternakan Unggul Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang aspek-aspek budidaya kambing perah PE secara umum meliputi analisis aspek pasar, aspek teknis, aspek institusional-organisasi-manajerial, dan aspek sosial Peternakan Unggul. Usaha peternakan kambing perah peranakan etawa yang dilakukan di peternakan Unggul terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan sosial memiliki tingkat kelayakan yang relatif baik sehingga usaha peternakan unggul layak untuk dikembangkan
Suryatiningrum (2009) meneliti tentang Prediksi Potensi Bibit Kambing Peranakan Etawa (PE) di Wilayah Bibit Dusun Agrosuko Desa Argoyuwono Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang. Hasil penelitian nenunjukan bahwa potensi bibit kambing Peranakan Etawah (PE) di Dusun Argosuko Desa Argoyuwono Kecamatan Ampelgading sangat tinggi yaitu 28,57 % jika dibandingkan dengan lokasi bibit diwilayah berbeda. Hal ini dapat dilihat dari nilai natural increase pada kambing Peranakan Etawah (PE) sebesar 56,62 % dari populasi dengan tingkat kelahiran ternak sebesar
commit to user
63,9 % dari populasi yang terdiri dari 31,1 % ternak jantan dan 32,8 % ternak betina
Penelitian-penelitian di atas dapat dirangkum menjadi sebuah tabel seperti terlihat pada tabel 2.1 berikut ini
commit to user Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
No Pengarang Judul Alat Analisis Hasil
1 Priyanto (2001)
Peranan Usaha Ternak Kambing Lokal Sebagai Penunjang Perekonomian Petani di Pedesaan Analisis margin kotor dan model persamaan tunggal
Skala pemilikan kambing berpengaruh positif terhadap penerimaan usaha ternak
2 Parwati (2003)
Pendapatan dan
faktor-faktor yang
mempengaruhi
produksi usaha ternak kambing dengan laserpunktur
Analisis regresi linier
Harga konsentrat, harga jual anak, harga bibit dan dummy penyerempakan birahi berpengaruh positif terhadap peningkatan produksi ternak.
3 Prihatini (2008)
- Analisis Prospek dan Strategi Pengembangan Usaha Ternak Kambing Peranakan Etawa (PE) Di Pondok Pesantren Modern Sahid Gunung Menyan Bogor Analisis pendapatan dan analisis kelayakan finansial
Bahwa usaha Peternakan Sahid tidak layak, dengan nilai R/C < 1, Peternakan Sahid mengalami kerugian 4 Rosid (2009) - Evaluasi Kelayakan Usaha Ternak Kambing Perah Peranakan Etawa di Peternakan Unggul Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Analisis kualitatif Usaha peternakan kambing perah peranakan etawa yang dilakukan di peternakan Unggul terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan sosial memiliki tingkat kelayakan yang relatif baik sehingga usaha peternakan unggul
layak untuk
dikembangkan 5 Suryatinin
grum (2009)
Prediksi Potensi Bibit Kambing Peranakan Etawa (PE) di Wilayah Bibit Dusun Agrosuko Desa Argoyuwono Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang Nilai natural increase Menunjukan bahwa potensi bibit kambing Peranakan Etawah (PE) di Dusun Argosuko Desa Argoyuwono Kecamatan Ampelgading sangat tinggi yaitu 28,57 % jika dibandingkan dengan lokasi bibit diwilayah berbeda
Sumber : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Usaha Ternak Kambing Peranakan Etawa di Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi (2013)
commit to user
D. Kerangka Konseptual
Bertani merupakan pekerjaan utama bagi sebagaian besar penduduk Indonesia yang tinggal di pedesaan. Di samping kegiatan bercocok tanam, petani memelihara ternak sebagai usaha tambahan untuk memanfaatkan kelebihan tenaga kerja keluarga. Ternak merupakan komponen penting dalam sistem usaha tani yang ditangani para petani secara keseluruhan.
Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh modal, skala usaha, lama usaha dan bantuan modal terhadap keuntungan peternak kambing PE. Kepemilikan modal yang semakin besar secara teoritis akan mempengaruhi secara positif keuntungan. Modal sebagai salah satu unsur yang menambah faktor produksi sehingga akan meningkatkan keuntungan. Modal yang semakin besar akan dapat digunakan untuk keperluan penambahan induk, pembuatan kandang dan pembelian pakan dan obat sehingga meningkatkan pendapatan bagi peternak.
Skala usaha (jumlah ternak) yang lebih banyak secara teoritis juga akan menghasilkan penambahan output atau hasil produksi. Jumlah ternak yang lebih banyak semakin menambah jumlah hasil produksinya, dalam hal ini jumlah daging dan susu yang dihasilkan akan semakin bertambah.
Lama usaha juga akan mempunyai pengaruh yang positif terhadap keuntungan. Pengalaman usaha yang lebih lama akan berpengaruh pada banyaknya konsumen daging dan susu dari kambing tersebut. Konsumen tetap yang semakin banyak yang membeli hasil produksi akan menjadikan peternak yakin jika hasil produksinya akan laku terjual. Keyakinan ini akan membuat peternak meningkatkan jumlah produksinya.
commit to user
Menerima bantuan modal pengaruhnya terhadap keuntungan sama dengan modal miliki sendiri, yaitu pada peningkatan skala produksi. Dengan adanya bantuan modal peternak dapat meningkatkan skala produksi dari usahanya, sehingga diharapkan keuntungan yang diperoleh juga semakin meningkat.
Mengikuti pelatihan akan mempunyai pengaruh terhadap pendapatan. Pengalaman mengikuti pelatihan akan meningkatkan kemampuan peternak Pendapatan peternak akan meningkat karena meningkatnya kemampuan beternak kambing akan semakin mengoptimalkan jumlah dan kualitas produksi, serta manajerial akan meningkatkan efisiensi baik dalam hal produksi maupun keuangan.
Berdasarkan uraian diatas maka kerangka konseptual dapat ditunjukan pada gambar 2.1
commit to user Modal H1 Skala Usaha H2 keuntungan Usaha Ternak Kambing Lama Usaha H3 Menerima Bantuan \ Modal H4 Mengikuti Pelatihan H5 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Penerimaan akan diperoleh peternak tergantung pada jenis usaha ternaknya baik sebagai ternak perah atau potong. Pada umumnya peternak menjual susu kambing dan kambing yang masih anakan, dan terkadang mereka menjual ternaknya ketika mereka membutuhkan uang tunai untuk keperluan keluarganya. Keuntungan usaha ternak kambing PE diperoleh dari hasil pengurangan penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi/pemeliharaan. Secara singkat dapat dibuat kerangka pemikiran yang ditunjukkan gambar di atas, dimana pendapatan usaha peternakan dipengaruhi oleh jumlah modal, skala usaha, lama usaha, produksi susu, dan mengikuti pelatihan..
commit to user
E. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga jumlah modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keuntungan peternak kambing PE di Kecamatan Ngrambe.
2. Diduga skala usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap keuntungan peternak kambing PE di Kecamatan Ngrambe.
3. Diduga lama usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap keuntungan peternak kambing PE di Kecamatan Ngrambe.
4. Diduga menerima bantuan modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keuntungan peternak kambing PE di Kecamatan Ngrambe.
5. Diduga mengikuti pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keuntungan peternak kambing PE di Kecamatan Ngrambe