41 BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang tepat pada penelitian ini adalah analisis isi (content analysis). Metode ini mampu menjawab pertanyaan peneliti mengenai media massa. Menurut Eriyanto (2011 : 15), analisis isi sebagai suatu teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi dari isi tersebut. Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak (manifest), dan dilakukan secara objektif, valid, reliabel, dan dapat direplikasi.
3.1 Pendekatan Penelitian
Metode ini dapat menjawab pertanyaan peneliti tentang media. Eriyanto (2011:15) menjelaskan teknik penelitian ilmiah, analisis isi bertujuan menggambarkan ciri-ciri isi serta ketentuan isi tersebut. Analisis isi bertujuan untuk mengidentifikasi secara sistematis isi dari komunikasi yang terlihat, dan melakukannya dengan objektif, efisien, andal, dan dapat diulang.
Berdasarkan jumlah objek penelitian, jenis yang digunakan yaitu analisis deskriptif. Analisis deskriptif ialah metode yang bermaksud untuk mendeskripsikan kejadian saat ini atau masa lalu (Mahmoud, 2016: 137). Oleh karena itu, bagi peneliti, pilihan metode analisis isi deskriptif cukup untuk penelitian ini, dengan tujuan untuk mengetahui persentase unsur sensasional yang terkandung dalam artikel politik oleh media online alternatif Mojok.co.
42
Analisis ini memanfaatkan strategi metode kuantitatif. Peneliti menggunakan metode ini karena memenuhi maksud penelitian ini dijelaskan pada bagian 1.3 Muri Yusuf (2014: 43) menyampaikan bahwa petunjuk utama dalam analisis ini adalah petunjuk kuantitatif maupun jenis petunjuk yang lainnya, sehingga dapat dihitung lalu diselesaikan dengan memanfaatkan rumus statistik, metode kuantitatif harus digunakan.
Dalam penelitian yang menggunakan metode kuantitatif, penelitian harus menggambarkan masalah secara jelas dan ringkas. Jadi Anda tidak perlu khawatir tentang kedalaman atau analisis data. Peneliti lebih mementingkan keluasan data, sehingga mereka percaya bahwa data atau hasil penelitian mewakili seluruh populasi. Dalam jenis penelitian kuantitatif ini, peneliti harus objektif dan menjauhi data. Artinya peneliti tidak bisa seenaknya membatasi konsep atau alat pengukuran data (Kriyantono, 2009 : 55).
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam analisis ini yakni artikel-artikel dalam kategori politik yang telah diterbitkan oleh media alternatif siber Mojok.co, sejak tanggal 17 Maret hingga 13 April 2019. Ada pula batasan artikel yang akan diteliti, yaitu artikel yang fokus membahas tentang proses terjadinya debat dan proses pemilu yang sedang berlangsung. Artikel politik yang diteliti, nantinya hanya berfokus pada saat berlangsungnya debat dan artikel yang membahas tentang kedua Capres dan Cawapres yaitu Joko Widodo dengan wakilnya dan Prabowo Subyanto dengan wakilnya pula.
43
Pemilihan objek penelitian Mojok.co disaring berdasarkan “Keywords Pencarian Debat Capres Cawapres” yang muncul pada hasil pencarian tersebut. Artikel tersebut berjumlah sebanyak 9 artikel dalam kurun waktu yang sudah ditentukan oleh peneliti yaitu dari tanggal 17 Maret 2019 – 13 April 2019.
3.3 Unit Analisis dan Satuan Ukur
Menurut Muhammad Idrus (2009: 95), satuan penelitian digunakan sebagai subjek keseluruhan atau penelitian. Elemen penelitian ini melambangkan potongan terpenting dari penelitian, dan juga merupakan bagian terkecil, tidak hanya dalam penelitian analisisis isi, dalam penelitian ini peneliti menjadikan perkataan sebagai bagian dari penelitian ini dengan kadar sensasional judul serta naskah artikel, dan menggunakan ilustrasi gambar sebagai bagian penelitian pada kadar ukuran sensasional. Pada penelitian ini, satuan ukuran pada aspek judul diambil dari tiap kata untuk diteliti, pada aspek naskah diambil dari tiap kalimat untuk diteliti, sedangkan untuk aspek ilustrasi gambar diambil dari tiap ilustrasi gambar pada tiap artikel dengan indikator-indikator yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dalam persentase proyek sensasional yang termasuk pada objek media online alternatif (khususnya Mojok.co) dalam penelitian ini, pengkaji menunjuk frekwensi proyek sensasional sebagai unit pengukuran.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Sebelum melakukan penyidikan, penyidik harus mengumpulkan data untuk kepentingan penyidikan. Ada banyak pemilihan metode pengukuran yang disarankan oleh para ilmuan. Teknik engukuran yang akan dimanfaatkan dalam analisis ini
44
adalah registrasi. Pengarsipan menjadi teknik yang sering dimanfaatkan dalam analisis isi karena mencantumkan naskah sebagai sarana penelitian. Selama teknik perekaman, yang pertama akan memuat artikel politik di media online alternatif Mojok.co, yang akan terbit mulai 17 Maret hingga 13 April 2019. Daftar data akan diurutkan dan diberi nomor berdasarkan tanggal sehingga peneliti dapat mengekstrak sampel dari total populasi.
Peneliti akan mengembangkan tabel pengkodean, alat untuk merekam konten media sesuai dengan ukuran serta elemen penelitian yang ditetapkan, selanjutnya menghitung maupun mengukur prospek yang nantinya dipelajari. Dalam penelitian ini, angket menjadi hasil penentu dari survei. Petunjuk yang termasuk pada analisis ini yakni artikel politik dari media online alternatif yang sudah diolah dengan mengubah data (biasa) menjadi format digital.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan tahap penyelidikan yang penting. Analisis data meliputi beberapa tahapan proses, mulai dari proses penyajian dan pengolahan hingga tahap interpretasi (Martono, 2010: 171). Analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan data berupa angka-angka, kemudian melakukan analisis data berupa perhitungan melalui uji statistic (Kriyantono, 2009 : 165).
Data yang disajikan harus melalui penggunaan tabel koding. Cara pengkodingan (pengisian formulir koding) dilaksanakan oleh pengkaji maupun koder (nama pengisi formulir koding). Peneliti ditolong oleh dua orang koder yang bertugas mengamati
45
dan memasukkan petunjuk setara dengan ukuran yang disusun oleh pengkaji. Untuk memilih encoder yang sesuai, persyaratan berikut harus dipenuh ::
1) Pernah mempelajari tentang kaidah-kaidah Jurnalistik. 2) Memahami klasifikasi yang ditentukan oleh peneliti. 3) Telah dilakukan penelitian atas dasar analisis isi.
4) Mengetahui dan mengikuti tentang debat pemilu Capres dan Cawapres 2019.
Peneliti menggunakan metode statistik deskripsi dengan memanfaatkan bagan perputaran frekuensi, serta margin yang muncul pada setiap kategori penelitian ditentukan dengan memasukkan variabel pada tabel yang telah ditentukan. Bagan tersebut akan dimanfaatkan untuk pendefinisian tumpuan petunjuk yang didapatkan.
Tabel 3.1
Lembar Koding (Coding Sheet) Judul Artikel N O M O R K O D E Kategori Judul Sensasional A1 A2 A3 A4 Keterangan: A. Judul Sensasional A1 : Clickbait A2 : Dramatis A3 : Bombastis A4 : Provokatif
46 Tabel 3.2
Lembar Koding (Coding Sheet) Naskah Artikel N O M O R K O D E
Kategori Naskah Artikel Naskah Artikel Sensasional
B1 B2 B3
Keterangan:
B. Naskah Artikel Sensasional B1 : Dramatis
B2 : Bombastis B3 : Provokatif
Tabel 3.3
Lembar Koding (Coding Sheet) Ilustrasi Gambar Berita N O M O R K O D E
Kategori Ilustrasi Gambar Artikel Ilustrasi Gambar Artikel Sensasional
C1 C2
Keterangan:
C. Ilustrasi Gambar Sensasional C1 : Menggambarkan Karikatur C2 : Imajinatif
47 Tabel 3.4
Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Judul Artikel Kategori Frekuensi Persen Kumulatif Judul Sensasional
Judul Tidak Sensasional
Total -
Tabel 3.5
Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Naskah Artikel Kategori Frekuensi Persen Kumulatif Naskah Artikel Sensasional
Naskah Artikel Tidak Sensasional
Total -
Tabel 3.6
Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Ilustrasi Gambar Artikel Kategori Frekuensi Persen Kumulatif Gambar Sensasional
Gambar Tidak Sensasional
48 3.6 Uji Keabsahan Data
Dalam sebuah penelitan perlu yang dinamakan uji keabsahan data yaitu untuk menunjukkan hasil data yang dikumpulkan adalah benar dan dapat dijelaskan. Validitas data mempunyai dua aspek, yaitu benar dan kredibel. Machhmud (2016:6364) juga menguraikan dalam bukunya bahwa validitas mengacu pada kecermatan dan ketepatan dengan suatu pengukur dan memanfaatkan kegunaan dari pengukurannya dalam elemen penelitian yang ditetapkan oleh peneliti. Data yang kredibel mengacu pada alat ukur yang mengukur gejala yang sama.
Kebenaran begitu penting untuk analisis isi. Jika penggunaan alat ukur salah, maka hasil yang diperoleh pasti bukan data yang reliabel. Karena itu, peneliti harus sangat berhati-hati sebelum memutuskan instrumen pengukuran mana yang akan digunakan. Untuk menguji validitas yang akan digunakan dalam penelitian, peneliti menggunakan tipe validitas data-driven, yaitu validitas wajah. Melalui pra-validasi, peneliti dapat memastikan bahwa skala yang digunakan (kategori dalam analisis isi) konsisten dengan muatan yang diukur. Dalam Eriyanto (2011), Neuendorf (2002) mengungkapkan bahwa metode utama efektivitas awal adalah “what you see is what you get”. Metode ini dimanfaatkan untuk memastikan bahwa alat ukur yang dimanfaatkan divalidasi melalui jurnal, buku maupun pertemuan yang dilakukan oleh organisasi ilmiah sepadan dengan bidang penelitian. Buku-buku maupun jurnal yang diangkat sebagai acuan dalam penelitian ini untuk membuktikan keabsahannya yaitu terbitan tentang berita terkini, majalah berita komunikasi yang memuat atau sesuai dengan penelitian ini..
49
Kredibilitas dan kebenaran sama pentingnya. Kaplan dan Goldsen dalam Kassarjian (1997:13) menyatakan bahwa pentingnya reliabilitas adalah untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan tidak tergantung pada kejadian, alat, atau orang yang mengukurnya. Ketika data tetap konstan dalam rentang variasi keseluruhan pengukuran, dapat dikatakan bahwa data tersebut dapat diandalkan. Reliabilitas juga memperkirakan sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat membuat hasil yang sama, meskipun berulang-ulang. Ada analogi alamiah untuk menunjukkan bahwa alat ukur tersebut dapat diandalkan. Gambarkan saat menghitung langkai pena, penggaris menjadi alat untuk menghitungnya. Bahkan jika mengukur beberapa kali, hasilnya akan tetap sama. Karena penggaris adalah alat yang sangat kredibel untuk mengukur panjang suatu benda..
Penelitian ini menggunakan analisis isi dan pengujian keandalan data dapatkan dengan meminta orang lain untuk membantu penliti sebagai koder. Hasil pengkodean selanjutnya akan digunakan untuk perbandingan atau penilaian. Jenis tes ini sering disebut tes cross-encoder. Peneliti dan koder mengisi tabel koding yang disediakan kemudian menggunakan rumus Ole R. Holsty untuk mengukur hasil koding yaitu :
CRx= N1+N22M
Keterangan:
CR = Coeficient Reliability
M = Jumlah pernyataan yang disetujui oleh pengkoding dan peneliti N1 = Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh peneliti
50
Setelah itu, perhitungan akan dilanjutkan dengan menggunakan rumus Scott, sebagai berikut :
𝒑𝒊 = (% 𝑂𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑑𝑥𝑎𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 − % 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑𝑥𝐴𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡) (1 − % 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑𝑥𝐴𝑔𝑟𝑒𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡)
Keterangan:
pi = Nilai keterandalan
Observed Agreement = Persentase persetujuan yang ditemukan dari pernyataan yang disetujui antarpengkode (nilai CR) Expected Agreement = Persentase persetujuan yang diharapkan atau
proporsi dari jumlah pesan yang dikuadratkan Tabel 3.7
Tabel Expected Agreement Judul Berita antara Peneliti dan Koder Sumber
Data
Kategori
Jumlah Judul Sensasional Judul Tidak
Sensasional A1 A2 A3 A4 B1 Peneliti Koder 1 / 2 M EA EA2 Tabel 3.8
Tabel Expected Agreement Naskah Artikel antara Peneliti dan Koder Sumber
Data
Kategori
Jumlah Naskah Artikel Sensasional Naskah Artikel
Tidak Sensasional C1 C2 C3 D1 Peneliti Koder 1 / 2 M EA EA2
51 Tabel 3.9
Tabel Expected Agreement Ilustrasi Gambar Artikel antara Peneliti dan Koder
Sumber Data
Kategori
Jumlah Ilustrasi Gambar Artikel
Sensasional Ilustrasi Gambar Artikel Tidak Sensasional E1 E2 F1 Peneliti Koder ½ M EA EA2
Kriyantono (2009:238) mengemukakan dalam bukunya, dimana tingkat penerimaan yang umumnya digunakan untuk kredibilitas adalah 0,75. Andaikan hasil akhir tidak sampai ke angka 0,75 berarti klasifikasi akan ditetapkan tidak dapat sampai pada tingkat kredibilitas maupun kepercayaan.