• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIAPSIAGAAN SISWA SMA NEGERI 1 WEDI KABUPATEN KLATEN Kesiapsiagaan Siswa SMA Negeri 1 Wedi Kabupaten Klaten Terhadap Bencana Gempa Bumi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESIAPSIAGAAN SISWA SMA NEGERI 1 WEDI KABUPATEN KLATEN Kesiapsiagaan Siswa SMA Negeri 1 Wedi Kabupaten Klaten Terhadap Bencana Gempa Bumi."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KESIAPSIAGAAN SISWA SMA NEGERI 1 WEDI KABUPATEN KLATEN

TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI

ARTIKEL PUBLIKASI

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Geografi

Disusun Oleh:

SUSIANI KARIMAH A 610100102

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Bismillahirrahmanirrohim,

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Susiani Karimah NIM : A 610 100 102 Fakultas / Jurusan : KIP / Pend. Geografi Jenis : Skripsi

Judul : KESIAPSIAGAAN SISWA SMA NEGERI 1 WEDI KABUPATEN KLATEN TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI.

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 16 April 2014 Yang menyatakan

(4)

ABSTRAK

KESIAPSIAGAAN SISWA SMA NEGERI 1 WEDI KABUPATEN KLATEN

TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI Susiani Karimah, A 610100102,

Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.

Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana, seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, dsb. Sehingga diperlukan adanya pemahaman dan kesiapsiagaan terhadap bencana agar dampak buruk dari bencana itu sendiri dapat diminimalisir. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Wedi Kabupaten Klaten dengan

judul “Kesiapsiagaan Siswa SMA Negeri 1 Wedi Kabupaten Klaten terhadap bencana gempa

bumi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pemahaman siswa SMA Negeri 1 Wedi

terhadap bencana gempa bumi 2) tingkat kesiapsiagaan siswa SMA Negeri 1 Wedi terhadap bencana gempa bumi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik angket, teknik observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil dari penyebaran angket kepada 80 sampel dapat disimpulkan bahwa : 1) Pemahaman siswa SMA Negeri 1 Wedi terhadap bencana sudah cukup baik, dapat dilihat dari banyaknya siswa yang menjawab sangat sesuai/sesuai pada aspek sensivitas dalam merespon bencana, cara merefleksi bencana, untuk mengurangi bencana dan tindakan menghindari yang dilakukan saat terjadi bencana 2) Indeks kesiapsiagaan yang diperoleh yaitu kelas X sebesar 48,38, kelas XI sebesar 49,42, kelas XII sebesar 44,54.. Hal ini menunjukkan bahwa kesiapsiagaan siswa SMA Negeri 1 Wedi

terhadap bencana gempa bumi masuk dalam kategori “ Kurang Siap”.

(5)

A. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di bagian Utara, lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, dan lempeng Samudera Pasifik di bagian Timur. Penunjaman (subduksi) lempeng Indo-Australia yang bergerak relatif ke Utara dengan lempeng Euro-Asia yang bergerak ke Selatan mengakibatkan jalur gempa bumi dan rangkaian gunung api aktif sepanjang Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sejajar dengan jalur penunjaman kedua lempeng (Khrisna, 2008). Kondisi tersebut membawa konsekuensi yang logis bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat kerawanan bencana alam yang tinggi, sehingga tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia dengan istilah gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, banjir, kekeringan, longsor, dan lain-lain.

Menurut UU No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa

manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Kabupaten Klaten, secara astronomis terletak antara °26’14’’BT

-110°47’51’’BT dan 7°32’19’’LS

-7°48’33’’LS dan dan memiliki ketinggian

antara 100-400m di atas permukaan laut. Terdiri dari 26 kecamatan, 401 desa/kelurahan, dengan luas 65.556 ha (Klaten dalam angka 2007/2008).

(6)

siswa tewas, 75 gedung sekolahan roboh dan 298 lainnya rusak berat, 5 bangunan pesantren roboh dan 13 lainnya rusak berat (http://news.detik.com/read/2006/06/10/15 5149/613400/10/55-guru-256-siswa-tewas-akibat-gempa-di-klaten,diakses tanggal 19 Oktober 2013).

Kesiapsiagaan menurut UU No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Sekolah merupakan lingkungan artifisial yang sengaja diciptakan untuk membina anak-anak ke arah tujuan tertentu, khususnya untuk memberikan kemapuan dan ketrampilan sebagai bekal kehidupannya di kemudian hari (Sunarto, 2002). Sekolah juga memiliki ancaman bagi siswa ketika terjadi gempa bumi terlebih jika bangunan sekolah roboh, maka akan mendatangkan korban jiwa bagi siswa.Terlebih bencana gempa bumi tidak dapat diprediksi kapan terjadinya karena itu merupakan pekerjaan yang sulit. Gempa bumi datang secara tiba-tiba dengan syarat masih berada pada zona gempa bumi. Maka, pemahaman dan kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi perlu dimiliki oleh siswa.Sehingga dampak buruk yang diakibatkan oleh bencana itu sendiri dapat diminimalisir.

SMA Negeri 1 Wedi merupakan salah satu sekolah di Kecamatan Wedi yang terkena dampak bencana gempa bumi tanggal 27 Mei 2006. Tidak menutup kemungkinan bencana akan terulang kembali di SMA Negeri 1 Wedi. Karena Kecamatan Wedi memiliki potensi terjadi gempa bumi. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Klaten memiliki kerawanan rangking 2 dalam tingkat nasional.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah penelitisn ini adalah:

1. Bagaimana pemahaman siswa terhadap bencana gempa bumi?

2. Bagaimana tingkat kesiapsiagaan siswa terhadap bencana gempa bumi?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan pemahaman siswa

SMA Negeri 1 Wedi terhadap bencana gempa.

2. Mendeskripsikantingkat kesiapsiagaan siswa SMA Negeri 1 Wedi terhadap bencana gempa bumi.

D. MANFAAT PENELITIAN

(7)

sehingga dampak buruk dari gempa bumi dapat diminimalisir.

F. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Wedi Kabupaten Klaten, penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu enam bulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Wedi Kabupaten Klaten yang berjumlah 407 siswa. Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus solvin dengan perolehan sampel sejumlah 80 siswa. Teknik sampling menggunakan teknik purposive stratified random sampling karena sudah terikat kebijakan sekolah dan diijinkan hanya 3 kelas saja. Dengan mengambil satu kelas pada tiap strata yaitu kelas X diambil 1 kelas yaitu kelas XE, kelas XI diambil 1 kelas yaitu kelas XI IPS1, dan kelas XII diambil 1 kelas saja yaitu kelas XII IPS3 karena hanya diizinkan 3 kelas itu saja. Kelas X diambil 29 siswa, kelas XI diambil 23 dan kelas XII diambil 28 siswa.

G. VARIABEL PENELITIAN

Variabel dalam penelitian ini untuk pemahaman siswa menggunakan variabel ORID (Objective,Reflective,Interpretatif, dan Decission) dalam jurnal Akhmad

Jufriadi (2012) yang berjudul “Sosialisasi pengurangan Resiko Bencana di Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang sebagai upaya Pendidikan Mitigasi Bencana”,sedangkan untuk kesiapsiagaan menggunakan variabel Pengetahuan dan Sikap, Kebijakan dan Panduan, Rencana Tanggap Darurat, Sistem Peringatan Dini, Mobilitas Sumber Daya yang bersumber pada Jan Sopaheluwakan (2006).

G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan:

1. angket, 2. observasi,dan 3. dokumentasi.

H. UJI PRASYARAT ANALISIS

Teknik uji prasyarat analisis perlu

dilakukan sebelum melakukan analisis

data. Adapun uji prasyarat analisis yang

digunakan yaitu Uji validitas, Uji

Realibilitas, dan Uji Normalitas.

I. TEKNIK ANALISIS DATA

(8)

terhadap jawaban sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai dan tidak sesuai. Sedangkan untuk kesiapsiagaan siswa terhadap bencana menggunakan data primer yang berasal dari angket , selanjutnya diolah kedalam indeks kesiapsiagaan. Dengan menggunakan rumus :

Indeks =

� � �� � � � �

� � � � � � x100

Tabel indeks kesiapsiagaan

No Nilai indeks Kategori

1 80-100 Sangat siap

2 65-79 Siap

3 55-64 Hampir siap

4 40-54 Kurang siap

5 Kurang dari 40 (0-39)

Belum siap

J. PEMBAHASAN

Kecamatan Wedi terletak di titik koordinat 110º33’0” BT - 110º38’30” dan

7º44’0” LS - 7º48’30” LS dengan luas

wilayah 24,38 km². Kecamatan Wedi terdiri dari 16 Kelurahan, yaitu Kelurahan Kalitengah, Kelurahan Gadungan, Kelurahan Pesu, Kelurahan Sukorejo, Kelurahan Birit, Kelurahan Tanjungan, Kelurahan Pandes, Kelurahan Sembung, KelurahanDengkeng, Kelurahan Kadilangon, Kelurahan Kaligayam, Kelurahan Canan, Kelurahan Brangkal,

Kelurahan Pasung, Kelurahan Trotok, Kelurahan Kadibolo, Kelurahan Jiwo Wetan, Kelurahan Melikan, dan Kelurahan Pacing.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Wedi yang berada di Pasung, Wedi, Klaten dengan luas tanah 20.000 m2. Kepala Sekolah yang menjabat di SMA Negeri 1 Wedi yaitu Drs Lugtyastyono Budinugroho M.Pd mulai 13 Februari 2012 s/d Sekarang.

Hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Wedi menunjukkan bahwa: Pemahaman Siswa terhadap Bencana Gempa Bumi

Pemahaman siswa terhadap bencana gempa bumi terdiri dari tahap bertindak dan berfikir ORID (Objective, Reflective, Interpretatif, dan Decission).

1. Tahap Objective, siswa menyatakan sangat sesuai bahwa gempa bumi menyebabkan ketakutan 70%, gempa bumi menyebabkan bangunan sekolah roboh 63,75%, dan mendorong untuk saling tolong menolong 66,25%. Siswa menyatakan sesuai bahwa gempa bumi membuat siswa kehilangan teman 47,5%, siswa belum sadar akan bahaya terjadinya gempa bumi serta cara penyelamatan diri ketika terjadi gempa bumi 48,75%. 2. Tahap Reflective, siswa menyatakan

[image:8.595.72.284.334.466.2]
(9)

banyak korban 65%, gempa bumi membuat kehilangan anggota keluarga 62,5%.Siswa menyatakan sesuai bahwa takut tidak bisa menyelamatkan diri 47,5% dan membuat kegiatan sekolah berhenti total 40%.

3. Tahap Interpretatif, siswa menyatakan sangat sesuai gempa bumi menjadikan siswa lebih kuat 31,25% dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT 72,5%. Siswa menyatakan sesuai bahwa gempa bumi membuat malas untuk bangkit 32,5% dan banyak belajar 40%.

4. Tahap Decission, siswa menyatakan sangat sesuai siswa perlu mendapatkan sismulasi tentang bencana alam, jenis-jenis bahaya dan tindakan penyelamatannya 67,5%, siswa dalam menyelamatkan diri saat terjadi gempa bumi harus mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan 67,5%. Siswa menyatakan sesuai bahwa saat gempa terjadi ikut menyelatkan barang-barang penting 43,75%, ikut menyiapkan tempat pengungsian 40%, namun tetap memilih tinggal di daerah rawan bencana karena merupakan tempat kelahiran 40%.

Kesiapsiagaan Siswa terhadap Bencana Gempa Bumi

Kesiapsiagaan Siswa SMA Negeri 1 Wedi terhadap Bencana Gempa Bumi

dapat diukur dengan menggunakan parameter kesiapsiagaan yang besumber dari Jan Sopaheluwakan (2006) menggunakan 5 parameter yaitu Pengetahuan dan Sikap, Kebijakan dan Panduan, Rencana Tanggap Darurat, Sistim Peringatan Dini, dan Mobilisasi Sumber Daya. Penelitian yang dilakukan terhadap SMA Negeri 1 Wedi untuk mengukur kesiapsiagaan siswa terhadap bencana gempa bumi yang menggunakan angket tertutup dengan 38 pertanyaan. 1. Kesiapsiagaan siswa kelas X

Indeks = � � �� � � � �

� � � � � � x100

= 533 1102 x100

= 48, 36 (Kurang Siap) 2. Kesiapsiagaan siswa kelas XI

Indeks = � � �� � � � �

� � � � � � x100

= 432 874 x100

= 49, 54 (Kurang Siap)

3. Kesiapsiagaan siswa kelas XII

Indeks = � � �� � � � �

� � � � � � x100

= 478 1062 x100

= 44, 54 (Kurang Siap)

(10)

siswa SMA Negeri 1 Wedi terhadap bencana sebesar yaitu masuk dalam kategori kurang siap.

Kesesuaian kesiapsiagaan siswa dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan nilai pembelajaran geografi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas X sudah memiliki kesesuaian dengan kesiapsiagaan pada parameter pengetahuan dan sikap yang terkait dengan pengetahuan bencana gempa bumi. Selain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) juga ditunjang dengan nilai geografi pada Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan bentuk permukaan bumi. KD dapat tercapai dengan baik apabila nilai siswa mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), KKM untuk nilai geografi yaitu 76.

Hubungan nilai KD terkait materi bencana dan kesiapsiagaan menghasilkan nilai – 0,183. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi (hubungan) antara keduanya sangat lemah. Pengujian hipotesis dengan menghasilkan nilai probabilitas 0,432 > 0,05 artinya tidak ada korelasi antara nilai KD terkait bencana dengan nilai kesiapsiagaan. Kesimpulannya bahwa pembelajaran kelas X terkait bencana tidak disisipkan materi kesiapsiagaan, alhasil nilai KD terkait bencana baik sedangkan nilai kesiapsiagaan rendah.

K. KESIMPULAN DAN SARAN

Pemahaman siswa SMA Negeri 1 Wedi terhadap bencana sudah cukup baik, dapat dilihat dari banyaknya siswa yang menjawab sangat sesuai/sesuai pada aspek sensivitas dalam merespon bencana, cara merefleksi bencana, untuk mengurangi bencana dan tindakan menghindari yang dilakukan saat terjadi bencana.

Indeks kesiapsiagaan yang diperoleh yaitu Kelas X sebesar 48,36 (Kurang Siap), Kelas XI sebesar 49,42 (Kurang Siap) dan Kelas XII sebesar 44,54 (Kurang Siap). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan nilai kompetensi dasar terkait gempa bumi sudah memiliki kesesuaian. Namun, nilai kompetensi dasar dan nilai kesiapsiagaan tidak memiliki korelasi (hubungan), dengan perolehan nilai probabilitas 0,432 > 0,05.

L. DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2008. Klaten Dalam Angka Tahun 2007/2008. Klaten: BAPPEDA.

http://news.detik.com/read/2006/06/10 /155149/613400/10/55-guru-

256-siswa-tewas-akibat-gempa-di-klaten, diakses tanggal 19 Oktober 2013

(11)

Lumajang sebagai upaya Pendidikan Mitigasi Bencana. Malang : Universitas Brawijaya

Jan Sopaheluwakan, Deny Hidayati, Haryadi Permana, Krisna Pribadi, Febrin Ismail, Koen Mayers, Widayatun, Titik Handayani, Del Alfriadi Bustami, Daliyo, Fitranita, Laila Nagib, Ngadi, Yugo Kumoro, Irana Rafliana, Teti Argo, Deny. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi & Tsunami. Jakarta: LIPI UNESCO.

Pribadi, Krishna S, Engkon K Kertapati, Diah Kusumaastuti, Hamzah

Latief, Hendra Grandis, Imam A. Sadinun, Soebagiyo Soekarnen, Herman Aji Wibowo, Retno Dewi, Ayu Khrisna Juliawati, Novya Ekawati, Bayu Novianto. 2008. Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga Bencana. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Sunarto. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

Tabel indeks kesiapsiagaan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

(b) The Indonesian Government will facili- tate movement of Project supplies by providing appropriate customs and wharfage f acilities in the port closest to the

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga selesailah penulisan skripsi yang berjudul “Gambaran Mekanisme Koping Lansia Penderita Hipertensi

This research paper aims at describing the elements used in writing recount text produced by the second year students of SMP N 5 Jepara and the problems faced by the students

Seven groups of the isolates with different phenotypic profiles showed the diversity of methylotrophic bacteria in human mouth (Table 1).. Further, the diversity of

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk merupakan informasi dan masukan dalam upaya peningkatan kinerja keuangannya dan dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk

Kelas kesesuaian zona budidaya dari nilai kadar oksigen terlarut dibagi kedalam tiga kelas yaitu pada nilai > 5 mg/liter perairan dikategorikan sangat sesuai, nilai

Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014. Pembimbing I: Drs. Program Studi Pendidikan Matematika.