LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KKN-PPM PERIODE XIII KK DAMPINGAN KULIAH KERJA NYATA
PEMBELAJARAN PEMERDAYAAN MASYARAKAT PERIODE XIII
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2016
DESA/KELURAHAN : KATUNG KECAMATAN : KINTAMANI KABUPATEN/KOTA : BANGLI PROVINSI : BALI
Disusun Oleh:
I Gusti Ayu Agung Indra Mahadewi (1306105137)
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kegiatan KK Dampingan di Desa Katung.
Laporan ini merupakan salah satu perwujudan program dari kegiatan KKN-PPM (Kuliah Kerja
Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat) ke XIII Universitas Udayana Tahun 2016.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penulis mendapat banyak petunjuk, bimbingan, saran,
dan motivasi dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
Prof. Dr. Ir. I Nyoman Wijaya, M.S. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), yang
telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dalam pelaksanaan program ini Bapak I Wayan Warsana selaku Perbekel Desa Katung atas bimbingannya selama
program KKN-PPM berlangsung
Bapak I Wayan Jonok sebagai Pengarep Desa Katung atas bimbingannya selama program KKN-PPM berlangsung
Bapak Bilawan selaku kelian adat Desa Katung atas bimbingannya selama program KKN-PPM berlangsung
Teman-teman mahasiswa Desa Katung atas dukungan dan kerjasamanya.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan dalam penulisan laporan ini.
Karena terbatasnya pengetahuan yang penulis, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Katung, 29 Agustus 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA PENDAMPING ... 1
1.1 Profil Keluarga Dampingan ... 1
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ... 2
1.2.1 Pendapatan Keluarga ... 3
1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... 4
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ... 5
2.1 Permasalahan Keluarga ... 5
2.2 Prioritas Masalah ... 6
BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH ... 8
3.1 Program ... 8
3.2 Jadwal Kegiatan ... 9
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA... 13
4.1 Jadwal Kegiatan ... 13
4.3 Kendala ... 14
BAB V PENUTUP ... 15
5.1 Simpulan ... 15
5.2 Rekomendasi ... 15
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Permberdayaan Masyaraat Universitas Udayana
(KKN-PPM UNUD) merupakan sebuah program di bawah naungan Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) yang dilakukan oleh mahasiswa di tiap desa ataupun
daerah yang telah ditentukan, untuk mewujudkan visi dan misi Universitas Udayana dan
pengaplikasian Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Salah satu kegiatan dari KKN-PPM UNUD yang dilakukan mahasiswa di desa adalah
program pendampingan keluarga (KK Dampingan). KK Dampingan merupakan program pokok
non-tema yang wajib dilaksanakan selama program KKN-PPM. Tujuan diadakannya program
KK Dampingan adalah untuk membantu pemberdayaan keluarga prasejahtera melalui penerapan
ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan, keterampilan dan kesehatan. Tujuan
program pendampingan keluarga bagi mahasiswa adalah untuk meningkatkan kepedulian dan
kemampuan mahasiswa dalam mengatasi permasalahan keluarga melalui penerapan ilmu dan
teknologi.
Pada KKN-PPM UNUD periode XIII tahun 2016, penulis mendapatkan kesempatan
untuk mendampingi salah satu keluarga yang termasuk dalam RTM (Rumah Tangga Miskin)
yang ada di Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Provinsi Bangli, yaitu keluarga Bapak I
Nyoman Bebas tinggal di Banjar Katung, Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Kabupaten
Bangli. Keluarga Bapak I Nyoman Bebas merupakan keluarga sederhana dengan ekonomi
menengah ke bawah. Di usianya yang tak lagi muda, Bapak I Nyoman Bebas tinggal bersama
istri dan anak di rumah kontrakannya. Meski begitu, dalam pekarangan yang sama, namun di
bangunan yang berbeda, ada kamar khusus untuk sang anak.
Di bagian rumah Bapak I Nyoman Bebas yang seluas 1 are dengan sang istri dan anak
semata wayang. Ni Nyoman Renyin, bekerja sebagai buruh lepas di kebun namun mempunyai
pekerjaan sampingan membuat canang untuk di jual. Sang anak Ni Wayan Budiarini bekerja
sebagai buruh pada toko di daerah desa Katung dan hingga saat ini sang anak masih belum
tidak setiap hari. Ia hanya bekerja ketika memang ada pesanan yang membutuhkan tenaganya.
Selain itu, sekarang ini juga sudah banyak buruh lain, sehingga ia harus berbagi pekerjaan
dengan buruh lainnya dan juga kondisi kesehatan Bapak I Nyoman Bebas belum membaik dan
membuat penghasilannya menjadi terhambat.
No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1
I Nyoman
Bebas
Kepala
Keluarga 60 th SD
Buruh Harian Lepas Pekerjaan tidak menentu 2 Ni Nyoman Renyin
Istri 56 th SD
Buruh Harian Lepas Pekerjaan tidak menentu 3 Ni Nyoman Budiarni
Anak 36 th SMP Buruh di Toko
Bekerja
Rumah yang ditempati Bapak I Nyoman Bebas merupakan 2 buah bangunan yang Bapak I
Nyoman Bebas tempati bersama istri yaitu berisikan sebuah kamar tidur dan dapur yang di
gabung menjadi satu. Semua kegiatan sehari-harinya dilakukan di sana. Satu bangunan lagi
terdiri dari TV dan tempat tidur yang di tinggali anaknya dan biasanya tempat ibunya membuat
canang setiap harinya.
Secara keseluruhan, rumah Bapak I Nyoman Bebas cukup layak untuk ditempati, namun
masih terdapat kekurangan dari segi sirkulasi udara, karena tidak adanya jendela dan ventilasi
yang mencukupi dan bangunan rumah yang terbuat dari bambu membuat pada saat hujan
terjadinya bocor di dalam rumah.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga
Bapak I Nyoman Bebas bekerja sebagai buruh harian lepas. Untuk setiap proyek yang ia
kerjakan, ia mendapatkan bayaran Rp. 30.000,- sampai dengan Rp 50.000,- per hari. Pekerjaan
pendapatannya sebulan adalah sekitar Rp 900.000,- bisa kurang dan juga bisa mencukupi
kebutuhan sehari-hari.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Bapak I Nyoman Bebas yang memiliki penghasilan sekitar Rp. 900.000,- setiap bulannya
hanya memfokuskan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
1) Kebutuhan Sehari-hari
Untuk kebutuhan sehari-hari, Bapak I Nyoman Bebas terbiasa membeli bahan mentah
dan memasak sendiri. Pengeluaran untuk belanja, uang yang dikeluarkan adalah sekitar Rp
10.000,- sampai dengan Rp. 15.000,-. Untuk beras, Bapak I Nyoman Bebas mendapatkan
bantuan beras miskin (BULOG) dari pemerintah dengan membayar Rp. 26.000,- pada tiap
bulannya. Setengah kilo beras bisa digunakan untuk makan dua hari. Untuk listrik mereka
menghabiskan sekitar Rp. 50.000,- setiap bulannya. Untuk air Bapak I Nyoman Bebas harus
mengambil dari sungai karena tidak memiliki penampungan air.
2) Pendidikan
Bapak I Nyoman Bebas tidak pernah mengenyam pendidikan dasar. Ia juga mengaku
bahwa ia tidak begitu lancar berbahasa Indonesia, yang di gunakan bercakap-cakap pada
kesehariannya yaitu bahasa bali.
3) Kesehatan
Perihal kesehatan, keluarga Bapak I Nyoman Bebas tidak memiliki jaminan kesehatan
apapun yang dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu menderita sakit. Biasanya jika sakit Bapak
I Nyoman Bebas berobat ke perawat ataupun bidan di desa dan membayar secara umum (uang
pribadi) untuk membeli obat-obatan namun masih terhalang masalah perekonomian. Bapak I
Nyoman Bebas menggunakan Jamkesmas namun keluarga pun masih enggan menggunakan
bantuan tersebut karena dikatakan sulit untuk mengurusnya. Keluarga ini juga tidak
menganggarkan dana kesehatan secara khusus, sehingga jika kekurangan dana dan terjadi sakit
4) Kerohanian
Apabila ada upacara besar seperti Hari Raya Galungan dan Kuningan keluarga ini
biasanya mengeluarkan biaya sekitar Rp. 50.000, karena Bapak I Nyoman Bebas jarang
menggunakan sesajen/banten yang mewah dan mahal untuk persembahan. Mereka cukup
menggunakan apa yang mereka miliki dan yang mereka mampu untuk dipersembahkan. Setiap
ada odalan di pura mereka juga tidak lupa untuk membayar iuran hingga bisa sebanyak Rp.
300.000,-.
5) Kebutuhan lain
Ia membutuhkan toilet karena ketidaksediaan toilet pada rumahnya, dan apabila dia ingin
MCK harus menuju sungai yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya. Ketidaksediaan toilet
sangat menghambat Bapak I Nyoman Bebas untuk melakukan aktivitas karena terhambat pada
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami oleh keluarga dampingan, yaitu Bapak I
Nyoman Bebas, maka penulis melakukan beberapa kali kunjungan ke kediaman keluarga
dampingan. Selama kunjungan penulis melakukan pendekatan secara kekeluargaan yaitu dengan
melakukan perkenalan dan obrolan-obrolan ringan dengan Bapak I Nyoman Bebas. Dalam
penggalian informasi lainnya, penulis juga melakukan obervasi terhadap lingkungan sekitar
tempat tinggal, dan berdiskusi bersama untuk memecahkan permasalahan yang dimiliki.
Sosialisasi mengenai program kerja KKN-PPM dan berbagi cerita serta pengalaman juga
dilakukan saat kunjungan untuk menciptakan suasana yang hangat dan akrab.
2.1 Permasalahan Keluarga
Berdasarkan hasil berbincang-bincang dengan Bapak I Nyoman Bebas, permasalahan yang
dihadapi olehnya dapat dibagi menjadi beberapa hal menurut bidangnya sebagai berikut.
2.1.1 Masalah Perekonomian Keluarga
Dalam bidang ekonomi, penghasilan yang didapatkan Bapak I Nyoman Bebas hanya
cukup untuk kehidupan sehari-hari, dan pengeluaran pun terkadang melebihi dari pendapatan
yang ada. Namun, penghasilan Rp 900.000,- yang didapatkannya setiap bulan bukanlah jumlah
yang pasti. Sehingga masih ada kemungkinan uang itu akan berkurang jumlahnya, atau malah
berlebih, tergantung dari jumlah bayaran dari pekerjaan buruh lepasnya yang dikerjakannya.
Perekonomian Bapak I Nyoman Bebas tidaklah aman, karena tidak bisa diprediksi
mengenai penghasilan yang akan didapatkannya dalam sebulan. Namun, apabila Bapak I
Nyoman Bebas kekurangan uang, masih ada kerabat dekat yang siap membantu. Keluarga ini
pun lebih sering pergi bekerja dengan berjalan kaki meskipun mereka mempunyai sepeda motor.
Hal ini dilakukan untuk menghemat pengeluaran keluarga.
Rumah yang ditinggali keluarga Bapak I Nyoman Bebas merupakan rumah yang
dikontrakkan oleh seseorang. Mereka mengontrak seharga 10 juta untuk 15 tahun. Rumah yang
2.1.2 Masalah Kesehatan Keluarga
Bapak I Nyoman Bebas terlihat cukup bugar untuk ukuran orang yang berusia 60 tahun.
Apalagi ia memang suka berjalan kaki menuju ke arah sungai dan saat bekerja. Namun, karena
faktor usia, beberapa kali ia pernah mengeluhkan sakit di kakinya karena terlalu lama berdiri dan
juga pada saat ini Bapak I Nyoman Bebas sedang mengalami herpes dan juga gangguan pada
saat buang air kecil dikarenakan kelelahan pada saat bekerja. Bapak I Nyoman Bebas juga
mengeluhkan pendengarannya yang berkurang dan penglihatan yang sedikit kabur pada mata
kanannya. Sang istri Ni Nyoman Renyin, belum mengeluhkan pada kesehatan dan masih merasa
sanggup untuk melakukan kegiatan membuat canang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2.1.3 Masalah Penataan dan Pemanfaatan Bangunan Keluarga
Rumah yang ditempati Bapak I Nyoman Bebas merupakan sebuah bangunan dengan satu
ruangan. Semua kegiatan sehari-harinya dilakukan di sana. Bangunan sederhana seluas 1 are itu
terdiri dari satu kamar tidur dan dapur yang bergabung menjadi satu, dan satu kamar lagi yang
ditempati sang anak yang sekaligus tempat ibunya bekerja membuat canang.
Di kamar Bapak I Nyoman Bebas terdapat sebuah tungku kayu yang berfungsi sebagai
penghangat ruangan dan juga kompor, dan juga mempunyai kompor gas. Tempat tidur
digunakan bersama-sama dengan istri, Ni Nyoman Renyin. Apabila sedang memasak, seluruh
ruangan akan dipenuhi dengan asap. Selain itu, di rumah Bapak I Nyoman Bebas juga tidak ada
ventilasi dan jendela yang mencukupi untuk sirkulasi udara yang baik dan ruangan cukup gelap
tanpa adanya lampu yang memadai juga bangunan yang terbuat dari anyaman bambu maka
dengan mudahnya terjadi kebocoran pada saat hujan.
2.2 Masalah Prioritas
Adapun daftar prioritas masalah yang terdapat pada keluarga dampingan, Bapak I Nyoman
2.2.1 Masalah Ekonomi
Masalah ekonomi yang terjadi pada keluarga ini adalah:
- Bapak I Nyoman Bebas bekerja sebagai buruh lepas dengan pendapatan yang tidak
menentu dan dikarenakan sedang sakit, tidak mampu untuk bekerja secara baik dan kuat
seperti dulu.
2.2.2 Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga ini adalah:
- Bapak I Nyoman Bebas mengalami penyakit herpes
- Bapak I Nyoman Bebas tidak mempunyai biaya untuk ke dokter/ puskesmas
- Bapak I Nyoman Bebas mengeluhkan gangguan pada saat buang air kecil
- Bapak I Nyoman Bebas mengeluhkan pendengarannya yang berkurang dan penglihatan
yang sedikit kabur pada mata kanannya
2.2.3 Masalah Penataan Bangunan
Masalah tata bangunan yang terjadi pada keluarga ini adalah:
- Kamar tidur dan dapur di rumah Bapak I Nyoman Bebas menjadi satu
- Rumah Bapak I Nyoman Bebas tidak memiliki ventilasi dan jendela
- Rumah Bapak I Nyoman Bebas terbuat dari anyaman bambu dan sering bocor pada saat
hujan
BAB III
USULAN PEMECAHAN MASALAH
3.1. Program
Setelah melakukan identifikasi dan menentukan skala prioritas masalah yang dihadapi,
berikut jalan alternatif yang dapat ditawarkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
tersebut.
3.1.1 Ekonomi
Solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang dihadapi
keluarga Bapak I Nyoman Bebas dengan keadaan beliau yang saat ini sedang mengalami
penurunan pada kesehatan dan menjadikan terhambatnya dalam melakukan pekerjaan yang
membuat terhambatnya juga penghasilan Bapak I Nyoman Bebas, maka dari itu penulis
memberikan sedikit bantuan berupa sembako, Selain itu, solusi yang ditawarkan yaitu dengan
mengajarkan menabung agar pendapatan yang di dapatkan cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
3.1.2 Kesehatan
Saat mendatangi keluarga Bapak I Nyoman Bebas ditemani oleh mahasiswa KKN dari Fakultas Kedokteran Umum, yaitu Masnu’atul Hamidah. Bapak I Nyoman Bebas mempunyai masalah dalam pendengaran. Dikatakan Bapak I Nyoman Bebas sudah memeriksakan diri ke
puskesmas. Penulis mengedukasi tentang cara merawat telinga yang benar sehingga keluarga
Bapak I Nyoman Bebas secara umum menjadi lebih tahu cara membersihkan dan merawat
telinga dengan benar. Untuk edukasi penggunaan kacamata sudah diketahui oleh keluarga Bapak
I Nyoman Bebas namun belum bisa dilaksanakan saat ini karena keterbatasan dana. Saat
kunjungan Bapak I Nyoman Bebas ternyata menderita herpes zoster. Edukasi promosi kesehatan
lebih ditujukan untuk anggota keluarga Bapak I Nyoman Bebas agar tidak tertular penyakitnya.
Keluarga pun sudah mengetahui. Dalam terapi herpes zoster, tidak semua edukasi diterima oleh
Bapak I Nyoman Bebas. Bapak I Nyoman Bebas masih menggunakan kapur untuk ditabur di
berupa salep maupun tablet. Bapak I Nyoman Bebas juga mengeluhkan gangguan pada saat
buang air kecil terasa sakit, penulis sarankan untuk meminum air putih yang rutin.
3.1.3 Penataan Bangunan
Terkait masalah MCK, keluarga paham namun terkendala dana. Keluarga juga
disarankan untuk melapor lagi ke pemerintah untuk meminta bantuan karena air merupakan
sumber kehidupan yang sangat penting. Setelah dilakukan promosi kesehatan, keluarga Bapak I
Nyoman Bebas juga mengetahui dan paham akibat-akibat yang ditimbulkan dari kurangnya pola
hidup sehat dan bersih. Dari promosi kesehatan juga terlihat perubahan yang terjadi pada
keluarga Bapak I Nyoman Bebas yaitu mulai berkurang baju-baju yang menggantung di kamar
sehingga menurunkan resiko menjadi sarang nyamuk.
3.2 Jadwal Kegiatan
Kegiatan KK dampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah Bapak I Nyoman
Bebas yang berlokasi di Banjar Katung Desa Katung Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli.
Dalam waktu 5 minggu, dilakukan kunjungan sebanyak lebih dari 15 kali sesuai minimum
ketentuan berkunjung. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut adalah
sebagai berikut:
No Hari/Tanggal Waktu Jenis Kegiatan JKEM
1. Minggu / 24
Juli 2016 09.00 – 14.30
Survei dan mencari alamat dari
KK Dampingan. 5.5 jam
2. Senin / 25 Juli
2016 17.00 – 19.00
Perkenalan dengan KK
Dampingan. 2 jam
3. Selasa / 26 Juli
2016 17.00 – 21.00
Survei serta pendataan tentang
profil KK Dampingan. 4 jam
4. Rabu / 27 Juli
2016 09.00 – 14.00
Mengidentifikasi masalah yang
dihadapi oleh KK Dampingan. 5 jam
5. Kamis / 28 Juli
2016 14.00 – 19.00
Berbincang dengan Bapak I
Nyoman Bebas mengenai
masalah keluarga.
6. Jumat / 29 Juli
2016 17.00 – 20.00
Diskusi dengan Bapak I Nyoman
Bebas terkait masalah MCK yang
ia tidak miliki.
3 jam
7. Sabtu / 30 Juli
2016 13.30 – 15.30
Menganlisis situasi KK
Dampingan. 2 jam
8. Minggu / 31
Juli 2016 17.00 – 21.00
Kunjungan KK Dampingan
mencari tahu detail permasalahan
pendapatan dan perekonomian
keluarga.
4 jam
9. Selasa / 2
Agustus 2016 16.00 – 21.00
Berkunjung untuk
memperhatikan kekurangan apa
saja yang di miliki oleh keluarga
Bapak I Nyoman Bebas.
5 jam
10. Rabu / 3 Agustus 2016
13.00 – 14.30
18.00 – 21.00
1. Menghimbau Bapak I Nyoman
Bebas untuk menjaga kebersihan
diri dan lingkungan.
2. Memperhatikan dan membantu
Bapak I Nyoman Bebas untuk
membersihkan lingkungan.
3 jam
11. Jumat / 5
Agustus 2016 18.00 – 21.00
Ramah tamah pada KK
Dampingan. 3 jam
12. Minggu / 7
Agustus 2016 13.00 – 16.00
Penyusunan laporan KK
Dampingan. 3 jam
13. Senin / 8
Agustus 2016 18.00 – 21.00
Mengedukasi permasalahan yang
di alami KK dampingan. 3 jam
14. Selasa / 9
Agustus 2016 15.00 – 18.00
Kunjungan ke KK Dampingan:
Menyampaikan solusi untuk
masalah yang sudah ditemukan.
3 jam
15. Rabu / 10
Agustus 2016 18.30 – 21.30
Kunjungan ke KK Dampingan:
mengenai jaminan kesehatan
yang Bapak I Nyoman Bebas
punyai yaitu jamkesmas.
16. Kamis / 11
Agustus 2016 16.00 – 21.00
Membantu sang istri Ni Nyoman
Renyin membuat canang untuk di
jual keesokan harinya.
5 jam
17. Jumat / 12
Agustus 2016 17.00 – 21.00
Mengecek kesehatan Bapak I
Nyoman Bebas. 4 jam
18. Sabtu / 13
Agustus 2016 18.00 – 21.00
Berkunjung di karenakan Bapak I
Nyoman Bebas sedang sakit dan
melihat kondisinya.
3 jam
19. Minggu / 14
Agustus 2016 13.00 – 16.00
Menjenguk Bapak I Nyoman
Bebas. 3 jam
20. Senin / 15
Agustus 2016 16.00 – 21.00
Mengunjungi Bapak I Nyoman
Bebas bersama mahasiswa KKN
fakultas kedokteran untuk
mengecek sakit yang diderita.
5 jam
21. Selasa / 16 Agustus 2016
08.00 – 12.00
15.30 – 16.30
1. Menyampaikan solusi untuk
masalah yang dihadapi Bapak I
Nyoman Bebas.
2. Mengunjungi Bapak I
Nyoman Bebas untuk
memberikan obat
4 jam
1 jam
22. Rabu / 17
Agustus 2016 14.00 – 20.00
Membantu pekerjaan Bapak I
Nyoman Bebas di kebun dan
mengecek kesehatannya.
6 jam
23. Minggu / 21
Agustus 2016 18.00 – 20.00
Mengunjungi untuk memberikan
kelanjutan obat. 2 jam
24. Rabu / 24
Agustus 2016 17.00 – 20.00
Memberikan kenang-kenangan
perpisahan dan juga melihat
perkembangan kondisi
kesehatannya.
25. Jumat / 26 Agustus 2016
09.00 – 13.00 16.00 – 22.00
Pembuatan laporan KK
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1 Jadwal Kegiatan 4.1.1 Waktu
Waktu yang digunakan untuk program KK Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja
Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali
kunjungan dan setara dengan 90 jam kegiatan. Dalam melaksanakan program KK Dampingan
ini, penulis melakukan kunjugan sebanyak 25 kali dalam sebulan, dengan total waktu kunjungan
selama 99,5 jam.
4.1.2 Lokasi
Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan program KK Dampingan ini sesuai dengan
lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi yang dimaksud adalah Desa Katung,
Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
4.2 Hasil Kegiatan
Hasil yang diharapkan setelah pendampingan keluarga ini adalah agar keluarga Bapak I
Nyoman Bebas dapat meningkatkan kesadaran mengenai kesejahteraan hidup, khususnya dalam
bidang ekonomi, penataan bangunan, dan kesehatan.
Penghasilan Bapak I Nyoman Bebas adalah Rp 30.000,- sampai Rp. 50.000,- per harinya,
ketika ada permintaan dan tidak tetap setiap bulannya. Penghasilan yang diperoleh setiap
bulannya digunakan untuk memenuhi keperluan sehari-hari, sehingga sisa pemasukan relatif
sedikit dan juga mendapatkan sedikit bantuan beras miskin dari pemerintah. Permasalahan
ekonomi dari keluarga dampingan Bapak I Nyoman Bebas yang hanya mendapatkan penghasilan
ketika ada permintaan pekerjaan, telah diberikan solusi untuk membuat tabungan agar tetap ada
uang ketika diperlukan mendadak.
Untuk masalah penataan bangunan, solusi yang diberikan adalah agar Bapak I Nyoman
Bebas segera membuat jendela atau ventilasi setelah dapat menabung setiap ada penghasilan,
harinya. Penulis juga menyarankan Bapak I Nyoman Bebas agar menggunakan jamkesmas untuk
mempermudah pengobatan apabila mendadak jatuh sakit.
4.3 Kendala
Bapak I Nyoman Bebas tidak bisa berbahasa Indonesia, dan penulis tidak bisa berbahasa
Bali, walaupun terkadang sulit untuk bercakap namun penulis masih bisa berkomunikasi dan
pada saat Bapak I Nyoman Bebas sedang sakit, masih menggunakan kapur untuk mengobati
herpes zoster yang diderita dan juga kendala dana yang cukup signifikan membuat kendala yang
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari kunjungan yang telah dilakukan selama 5 minggu, yaitu bulan Juli sampai bulan
Agustus 2016 terhadap Bapak I Nyoman Bebas, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal
berikut:
1. Permasalahan utama Bapak I Nyoman Bebas adalah masalah ekonomi, kesehatan
dan penataan bangunan.
2. Penghasilan Bapak I Nyoman Bebas berasal dari pekerjaannya sebagai buruh
lepas yang tidak pasti pekerjaannya dan penghasilannya.
3. Observasi dan wawancara dilakukan saat kunjungan untuk mengamati dan
menganalisa permasalahan lain serta kebutuhan Bapak I Nyoman Bebas.
Dilakukan juga diskusi dan edukasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan penulis dalam keluarga dampingan,
Bapak I Nyoman Bebas, maka rekomendasi yang dapat penulis berikan adalah agar Bapak I
Nyoman Bebas dapat mengatur pendapatan dan pengeluaran dengan cara menabung. Selain
itu, penulis juga menyarankan agar Bapak I Nyoman Bebas, untuk mempermudah
pengobatan apabila diperlukan dengan menggunakan jamkesmas. Bapak I Nyoman Bebas
juga sebaiknya mengajukan lagi untuk di buatkan tempat MCK kepada pemerintah
Lampiran
Keadaan Bapak I Nyoman Bebas saat sakit herpes zoster
Bertemu dengan keluarga Bapak I Nyoman Bebas dan melakukan perbincangan mengenai permasalahan keluarga yang di alami.
Melihat kondisi rumah dan penataan ruangan Memberikan bantuan dan kenang-kenangan