Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Studi Deskriptif Mengenai Kepuasan Kerja Terhadap Karyawan Bagian Produksi Di PT “X” Bandung”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja melalui aspek-aspek kepuasan kerja karyawan pada bagian produksi PT “X” Bandung.
Penelitian ini menggunakan teori Kepuasan Kerja menurut John M. Ivancevich. Kepuasan Kerja adalah sikap seseorang terhadap pekerjaannya yang dilihat melalui tujuh aspek, yaitu : pay, work itself, promotion opportunities, supervision, coworkers, working condition, dan job security.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan tetap bagian produksi di PT “X” Bandung yang berjumlah 40 responden. Sampel yang digunakan adalah seluruh karyawan tetap bagian produksi di PT “X” Bandung yang berjumlah 40 orang. Alat ukur yang digunakan untuk menjaring informasi mengenai kepuasan kerja karyawan bagian produksi adalah modifikasi dari teori mengenai kepuasan kerja yang dibuat oleh John M. Ivancevich, Alat ukur ini terdiri atas 55 item pernyataan yang menggali aspek-aspek kepuasan kerja karyawan terhadap pekerjaannya. Data yang diperoleh diolah menggunakan distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Berdasarkan hasil uji validitas diperoleh hasil 55 item diterima dan validitas kuesioner kepuasan kerja berkisar antara 0,307 hingga 0,788, sedangkan hasil reliabilitas kuesioner kepuasan kerja adalah 0,957.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan bagian produksi di PT “X” Bandung merasakan ketidakpuasan terhadap pekerjaannya yang mereka lakukan. Karyawan bagian produksi yang merasa tidak puas sebanyak 65%, dan karyawan yang merasa puas sebanyak 35%.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Lembar Judul Lembar Pengesahan
ABSTRAK………...ii
KATA PENGANTAR……….………..…...iii
DAFTAR ISI………... vii
DAFTAR SKEMA………... xi
DAFTAR TABEL……….….….. xii
DAFTAR LAMPIRAN……….……….…. xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………..……….…….... 1
1.2 Identifikasi Masalah……….……….………. 10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……….……….. 11
1.3.1 Maksud Penelitian……….………. 11
1.3.2 Tujuan Penelitian…….………... 11
1.4 Kegunaan Penelitian………...……… 11
1.4.1 Kegunaan Teoretis……….……….……… 11
1.4.2 Kegunaan Praktis……….………... 11
Universitas Kristen Maranatha
1.6 Asumsi Penelitian……….. 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Kerja………..…….…………... 20
2.1.1 Definisi Kepuasan Kerja…………..……….………. 20
2.1.2 Teori Kepuasan Kerja………...…….…. 21
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja…….... 22
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Menunjang Kepuasan Kerja………..… 25
2.1.5 Dampak Kepuasan Kerja……… 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian………... 31
3.2 Bagan Rancangan Penelitian………..……… 31
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……… 31
3.3.1 Variabel Penelitian………. 31
3.3.2 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional………... 32
3.3.2.1 Definisi Konseptual……….. 32
3.3.2.2 Definisi Operasional………. 33
3.4 Alat Ukur Penelitian………... 34
3.4.1 Kuesioner Kepuasan Kerja………. 34
Universitas Kristen Maranatha
3.4.3 Validitas dan Reliabilitas………...……… 37
3.4.3.1 Validitas Alat Ukur…...…....……….. 37
3.4.3.2 Reliabilitas Alat Ukur…....………...…... 38
3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel…………...……….... 40
3.5.1 Populasi Penelitian………. 40
3.5.2 Karakteristik Populasi……… 40
3.5.3 Teknik Penarikan Sampel……….. 40
3.6 Teknik Analisis Data………. 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden………... 42
4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia……….. 42
4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.. 43
4.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Bekerja……... 43
4.1.4 Gambaran Responden Berdasarkan Status Pernikahan.... 44
4.2 Hasil Penelitian………. 44
4.2.1 Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan……….. 44
4.2.2 Gambaran Kepuasan Kerja Karyawan……….. 45
Universitas Kristen Maranatha BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………...………... 57
5.2 Saran………... 58
5.2.1 Saran Teoretis………... 58
5.2.2 Saran Praktis………. 59
DAFTAR PUSTAKA………... 60
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR SKEMA
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Gambaran Alat Ukur Tabel 3.2 : Sistem Penilaian
Tabel 4.1 : Gambaran Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2 : Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.3 : Gambaran Responden Berdasarkan Lama Bekerja Tabel 4.4 : Gambaran Responden Berdasarkan Status Pernikahan Tabel 4.5 : Tingkat Kepuasan kerja Karyawan
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Produksi Di PT “X” Bandung
Lampiran 2 : Validitas dan Reliabilitas Lampiran 3 : Data Kepuasan Kerja
Lampiran 4 : Tingkat kepuasan kerja karyawan secara umum Lampiran 5 : Tabulasi silang antara kepuasan kerja dengan aspek Lampiran 6 :Tabulasi silang antara kepuasan kerja dengan data pribadi Lampiran 7.1 : Data penunjang mengenai pemenuhan kebutuhan melalui
gaji
Lampiran 7.1.1 : Tabulasi silang antara kepuasan kerja dengan pemenuhan kebutuhan melalui gaji
Lampiran 7.2 : Data penunjang mengenai rasa aman adanya asuransi Lampiran 7.2.1 : Tabulasi silang antara kepuasan kerja dengan rasa aman
adanya asuransi
Lampiran 7.3 : Data penunjang mengenai dukungan yang didapat
Lampiran 7.3.1 :Tabulasi silang antara kepuasan kerja dengan dukungan yang didapat
Lampiran 7.4 : Data penunjang mengenai penghargaan yang diterima Lampiran 7.4.1 : Tabulasi silang antara kepuasan kerja dengan
penghargaan yang diterima
Universitas Kristen Maranatha Lampiran 7.5.1 : Tabulasi silang antara kepuasan kerja dengan aktualisasi
cita-cita
Lampiran 7.6 : Data penunjang kesesuaian antara nilai-nilai yang ada Lampiran 7.7 : Data penunjang nilai-nilai yang telah sesuai
Lampiran 7.8 : Data penunjang nilai-nilai yang belum sesuai Lampiran 7.9 : Data penunjang harapan yang telah terpenuhi Lampiran 7.10 : Data penunjang harapan yang belum terpenuhi
Lampiran 8.1 : Data per indikator karyawan bagian produksi yang merasa puas
Lampiran 8.1.1 : Data per item karyawan bagian produksi yang merasa puas
Lampiran 8.2 : Data per indikator karyawan bagian produksi yang merasa tidak puas
Lampiran 8.2.1 : Data per item karyawan bagian produksi yang merasa tidak puas
Lampiran 9 : Kisi-kisi alat ukur
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Krisis subprime mortgage di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2008 secara cepat berkembang menjadi krisis keuangan global. Krisis tidak hanya terjadi di
bursa saham dan sektor keuangan AS, melainkan sudah menjalar ke Eropa, Rusia,
Asia, Amerika Latin, dan Australia (news.okezone.com). Berawal dari permasalahan kegagalan pembayaran kredit perumahan (subprime mortgage default) di Amerika Serikat (AS), krisis kemudian menggelembung merusak sistem perbankan bukan hanya di AS namun meluas hingga ke Eropa lalu ke Asia.
Secara beruntun menyebabkan efek domino terhadap solvabilitas dan likuiditas
lembaga-lembaga keuangan di negara negara tersebut, yang antara lain
menyebabkan kebangkrutan ratusan bank, perusahaan sekuritas, reksadana, dana
pensiun dan asuransi (www.detiknews.com).
Krisis ekonomi global yang merontokkan lembaga penjamin keuangan
raksasa di Amerika Serikat berimbas pada ekonomi negara-negara di dunia
termasuk Indonesia, karena tidak ada negara di dunia yang dapat mengisolasi
negaranya dari dampak global (www. kompas-tv.com). Seorang pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy menyatakan bahwa krisis global 2008 tidak
melebihi krisis 1998, tapi akan menimbulkan lebih banyak pengangguran
Universitas Kristen Maranatha
2
Pada awal tahun 2009 dampak dari krisis ekonomi global telah terlihat
mulai mengancam Indonesia. Tanda-tandanya adalah adanya perlambatan
ekonomi dan tingkat Product Domestic Bruto (PDB) pada triwulan IV tahun 2008 turun minus 3,6 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Salah seorang anggota
Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Drajad Haribowo mengakui, banyak
kalangan yang menyatakan bahwa dampak krisis ini jauh lebih cepat masuk ke
Indonesia karena cepatnya perlambatan harga-harga komoditas. Pasalnya,
Indonesia mengandalkan sektor komoditas. "Faktor yang banyak mempengaruhi
adalah ekspor yang kemudian terus berputar ke dalam", ujarnya
(bisniskeuangan.kompas.com).
Salah satu bidang yang cukup terkena dampak krisis global adalah bidang
manufaktur, sebagai bidang usaha yang cukup besar di Indonesia. Krisis finansial
AS juga berpotensi menurunkan kinerja ekspor, baik produk manufaktur maupun
bahan mentah ke negara tersebut (indonesiafile.com). Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memperkirakan kinerja sejumlah BUMN di sektor
manufaktur tidak akan mencapai target 2009 akibat rendahnya kinerja di enam
bulan pertama (www.koran-jakarta.com). Bagi karyawan yang bekerja di perusahaan manufaktur harus lebih mempersiapkan perusahaannya untuk dapat
terus bersaing di tengah kondisi krisis global yang terjadi. Persiapan tersebut
dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan jumlah produk yang dihasilkan serta
menjaga kualitas produk agar sesuai dengan quality control yang telah ditetapkan. PT “X” merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
Universitas Kristen Maranatha
3
memiliki visi menjadi perusahaan industri kina yang terkemuka di dunia,
berwawasan lingkungan serta dapat memuaskan stakeholders. PT “X” memiliki misi mampu meningkatkan daya saing melalui inovasi dan peningkatan efisiensi
sehingga akan menghasilkan suatu produk yang memuaskan pelanggannya. PT
“X” juga memiliki misi mewujudkan budaya kerja yang jujur, adil dan tertib
dalam menciptakan profesionalisme sumber daya manusia yang bertanggung
jawab serta mewujudkan good corporate governance, memberikan kesejahteraan yang memadai bagi para karyawannya.
Jumlah karyawan di PT “X” terdiri dari 300 orang, terbagi atas karyawan
tetap dan honorer, karyawan tetap berjumlah kurang lebih 220 orang atau sekitar
73%, sedangkan 27% sisanya atau sekitar 80 orang merupakan karyawan honorer.
Sebagian besar karyawan di bagian produksi merupakan lulusan SMA atau STM,
tetapi sekitar 15% karyawan PT “X” merupakan lulusan SMP. Di PT “X” bagian
produksi memiliki peranan yang sangat penting, karena PT “X” merupakan
perusahaan yang menghasilkan barang sehingga bagian produksi menjadi fokus
utama kegiatan di dalam perusahaan. Hasil produksi dari PT “X” merupakan
produk yang sebagian besar dikonsumsi oleh individu seperti bahan makanan,
minuman, dan obat-obatan, maka setiap proses yang dilakukan haruslah
memenuhi standar yang telah ditentukan.
Karyawan di bagian produksi berjumlah 63 orang, yang terdiri atas
karyawan tetap dan honorer. Karyawan tetap berjumlah 40 orang sedangkan
sisanya merupakan karyawan honorer. Sebanyak 90% Karyawan yang bekerja di
Universitas Kristen Maranatha
4
yaitu sub bagian ekstraksi, sub bagian pengolahan, dan sub bagian quality control. Setiap sub bagian mempunyai tugas yang berbeda dan di kepalai oleh kabag
produksi. Sub bagian ekstraksi bertugas pada penggilingan kulit kina, proses
ekstrasi kulit kina sampai proses di unit alkoid. Sedangkan Sub bagian
pengolahan mempunyai tugas melakukan pengolahan kina kasar, kina murni
sampai proses di ruang abu-abu. Di bagian produksi ini karyawan bertugas
melapor kepada atasan apabila terjadi kerusakan alat atau kegagalan proses,
mencatat kegiatan harian dalam buku komunikasi, senantiasa memelihara Sistem
Manajemen yang ditetapkan perusahaan, mengajukan kebutuhan bahan untuk
proses persiapan bahan, melaksanakan proses persiapan bahan, melaksanakan
proses penggilingan kulit kina sesuai standar mutu, mengisi instruksi kerja atas
proses penggilingan kulit kina, mencatat semua aktivitas kerja pada buku
komunikasi, dan melaksakan/memelihara kebersihan lingkungan di unit gilingan
kulit kina. Kisaran gaji yang diterima karyawan bagian produksi PT “X” berkisar
antara Rp. 1.000.000,00 sampai dengan Rp. 1.900.000,00 tergantung masa kerja
karyawan di perusahaan.
Demi menjaga kualitas para pekerjanya, PT “X” melakukan upaya
peningkatan kinerja karyawannya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan yang
diberikan kepada semua karyawan setiap kurang lebih 6 bulan sekali. Pelatihan itu
sendiri menyangkut prosedur pekerjaan seperti perawatan pohon kina ataupun
proses pengolahan sampai dengan perawatan mesin olah. Proses produksi yang
cukup panjang mengharuskan karyawan menjadi sangat teliti dalam
Universitas Kristen Maranatha
5
kasar sehingga menjadi kulit kina halus. Kulit kina halus kemudian direndam
didalam larutan kapur setelah itu diekstraksi dan disaring kulit kina diisolasi
menggunakan pelarut asam dan diendapkan dengan pelarut disentrifugasi. Setelah kulit kina mengendap, kulit kina dikeringkan dengan menggunakan oven sebelum
dilakukan penggilingan dan pengemasan ke dalam plastik yang dimasukan ke
dalam fiber drum.
Jam kerja bagian produksi di PT “X” dibagi menjadi tiga shift, shift pertama dimulai dari pukul 08:00 sampai dengan pukul 16:00, shift dua dimulai dari pukul 16:00 sampai pukul 24:00, sedangkan shift 3 dimulai pukul 24:00 sampai 08:00. Apabila karyawan di bagian ini melakukan pelanggaran seperti terlambat datang,
pihak perusahaan akan memberikan sanksi melalui teguran lisan, teguran tertulis
sampai dengan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan yang bersangkutan
apabila diperlukan. Setiap karyawan memilik hak untuk mengajukan cuti
maksimal 12 hari selama satu tahun dan cuti panjang 2 bulan dalam 6 tahun masa
kerja.
Melalui wawancara yang dilakukan dengan kepala bagian produksi,
disebutkan bahwa 40% karyawan yang menjadi kurang teliti dalam melakukan
proses produksi semenjak pertengahan tahun 2009 yang menyebabkan turunnya
produktivitas sebesar 20-30%. Salah satu ketidaktelitian karyawan adalah
pemilihan kulit kina yang akan diproduksi tidak memenuhi kriteria yang
ditentukan oleh perusahaan. Kadar air kulit kina yang seharusnya minimal 3%
ternyata 40% kadar air kulit kina tidak memenuhi kriteria. Sikap lainnya
Universitas Kristen Maranatha
6
kondisi mesin, sehingga hal ini menyebabkan proses produksi terhambat karena
terdapat mesin yang kurang bersih ataupun mesin yang rusak. Pada saat selesai
melakukan produksi untuk setiap shift kerja, karyawan di bagian produksi mempunyai kewajiban untuk membersihkan peralatan serta mesin yang telah
dipakai agar dapat langsung digunakan oleh karyawan pada shift selanjutnya
sehingga produksi dapat terus berjalan. Ia menambahkan bahwa perusahaan
sempat mengalami kemunduran waktu sekitar 10 hari dalam melakukan distribusi
akibat adanya kerusakan pada mesin sehingga mesin tidak dapat beroperasi secara
maksimal.
Selain produktivitas kerja karyawan yang menurun, berupa kurangnya
ketelitian serta kurang menjaga kebersihan, didapat informasi bahwa terdapat 40%
karyawan di bagian produksi yang 2-3 kali membolos kerja dengan alasan jenuh
dan butuh istirahat, serta 10% orang yang juga merupakan karyawan yang tidak
kembali datang bekerja walaupun baru bekerja selama 1 sampai 2 minggu. Hal
lainnya, dalam jangka waktu 6 bulan trakhir, diperkirakan jumlah karyawan di
bagian ini yang mengalami keterlambatan sekitar 40%, sedangkan karyawan yang
pulang terlebih awal hampir mencapai 70%. Karyawan juga menambahkan bahwa
sarikat karyawan telah memberikan surat kepada pimpinan perusahaan mengenai
keluhan terhadap kebijakan yang telah dibuat oleh pimpinan terkait adanya
pengunduran jadwal pemberian upah karyawan.
Kepuasan kerja menurut Ivancevich & Matteson (2000) Kepuasan kerja
adalah sikap seseorang terhadap pekerjaannya, yang mengacu pada 7 aspek
Universitas Kristen Maranatha
7
working condition, job security. Kepuasan dalam bekerja yang dirasakan oleh seseorang akan berdampak terhadap perilaku kerja yang mereka hasilkan, yakni :
kepuasan yang berdampak pada produktivitas dan kepuasan yang berdampak pada
perilaku penarikan diri. Menurut Lawler & Porter (dalam Lilly M. Berry, 1967)
kepuasan yang berdampak pada produktivitas berkaitan erat dengan performance
yang dikeluarkan oleh seseorang dalam mendapatkan reward, kepuasan akan menjadi positif saat diberikan reward yang tepat serta negatif saat reward yang diberikan tidak tepat. Kepuasan yang berdampak pada perilaku penarikan diri
terdiri atas absentism dan turnover, dimana terdapat asumsi bahwa ketidakpuasan seseorang terhadap pekerjaannya merupakan petunjuk penarikan diri dari
pekerjaannya, dimana karyawan yang tidak puas dengan pekerjaannya akan lebih
memilih untuk absen atau berhenti dari pekerjaannya dibandingkan dengan
karyawan yang puas.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan 10 orang karyawan bagian
produksi PT “X”, didapatkan hasil bahwa 60% karyawan beranggapan upah yang
mereka dapatkan kurang mencukupi kebutuhan, sehingga mengaku ingin pindah
bekerja di perusahaan lain apabila memungkinkan, sedangkan 40% karyawan
merasa upah yang mereka dapat telah sesuai dengan pekerjaan yang mereka
lakukan. Sebanyak 70% karyawan merasa bahwa dirinya jenuh dengan pekerjaan
yang dilakukannya, karena dirasakan kurang berkembang, sehingga mereka sering
pulang terlebih dahulu karena merasa jenuh, sedangkan 30% karyawan merasa
tetap bersemangat melakukan pekerjaannya walaupun merasa jenuh dengan
Universitas Kristen Maranatha
8
supervisor yang lebih sering memberikan teguran dibandingkan masukan mengenai hasil pekerjaan, sedangkan 40% karyawan merasa sikap supervisor
cukup adil dalam menilai hasil kerja karyawan. Sebanyak 40% karyawan
beranggapan bahwa dirinya susah untuk mendapatkan promosi karena mereka
beranggapan kurangnya kesempatan yang diberikan oleh perusahaan, sehingga
mereka mengaku beberapa kali tidak menyelesaikan target kerja mereka,
sedangkan 60% karyawan merasa bahwa kekurangan tingkat pendidikan mereka
membuat kurangnya kesempatan mereka dalam mendapatkan promosi. Sebanyak
40% karyawan merasa kurang nyaman dengan sikap rekan kerjanya yang terlalu
banyak bicara ataupun bercanda saat bekerja sehingga membuat konsentrasi kerja
mereka berkurang, sedangkan 60% karyawan merasa dengan saling berinteraksi
membuat pekerjaan mereka terasa lebih ringan. Sebanyak 60% karyawan
beranggapan bahwa kondisi lingkungan perusahaan cukup nyaman untuk bekerja,
sedangkan 40% lainnya beranggapan bahwa kondisi di perusahaan yang bersuhu
dingin membuat mereka menjadi sering mengantuk apabila suasana terlalu sunyi,
sehingga menyebabkan turunnya tingkat ketelitian mereka dalam bekerja.
Sebanyak 50% karyawan merasa bahwa peraturan yang diberikan perusahaan
belum cukup memberikan rasa aman baginya dalam bekerja, sehingga karyawan
mengaku kurang bersemangat dan kurang berkonsentrasi untuk melakukan
pekerjaannya, sedangkan 50% karyawan merasa bahwa ia sudah cukup menaati
peraturan perusahaan sehingga yakin perusahaan tidak akan melakukan
Universitas Kristen Maranatha
9
Menurut Ivancevich & Matteson (2002) pentingnya kepuasan dalam bekerja
adalah karena adanya hubungan yang erat antara kepuasan dengan kinerja
karyawan. PT “X” menganggap bahwa kepuasan karyawannya merupakan salah
satu faktor yang sangat penting dalam menunjang kinerja karyawannya. PT “X”
memberikan beberapa fasilitas bagi karyawannya berupa tunjangan yang
berkaitan dengan aspek gaji. Tunjangan dibagi menjadi dua, yaitu tunjangan
finansial dan nonfinansial. Tunjangan finansial selain gaji juga bonus yang
diberikan perusahaan pada saat-saat tertentu seperti hari raya ataupun bonus lain
yang diberikan sewaktu-waktu saat perusahaan mendapatkan keuntungan lebih.
Untuk tunjangan non finansial adalah pengecekan kesehatan yang dilakukan rutin
6 bulan sekali, makan siang, liburan bersama dalam jangka waktu setahun sekali,
serta fasilitas kesehatan di beberapa puskesmas ataupun rumah sakit yang telah
ditunjuk berikut dengan obat-obatan yang diberikan bagi semua pegawai serta
istri dan 2 orang anak bagi karyawan pria yang telah berumah tangga.
PT “X” juga memberikan ruang bagi para karyawan di bagian produksi
untuk belajar serta menambah keterampilan dengan melakukan pelatihan bagi
para karyawannya yang dilakukan 6 bulan sekali. Pada aspek promosi, PT “X”
memberikan kesempatan kepada karyawan di bagian produksi yang memenuhi
persyaratan dan memiliki catatan yang baik dalam bekerja untuk berpeluang
dalam promosi ataupun pengangkatan karyawan tetap yang dilakukan oleh
perusahaan. Pada aspek supervisi, perusahaan berusaha menjaga lingkungan kerja
Universitas Kristen Maranatha
10
PT “X” memberikan kelompok kerja kepada karyawannya yang dipilih oleh
supervisor berdasarkan jam kerja mereka agar mempermudah mereka
menyelesaikan pekerjaannya sehingga dapat dengan lebih mudah mencapai target
kerja yang diminta oleh perusahaan. Dalam menjalankan pekerjaannya karyawan
di bagian produksi diharapkan mampu bekerja sama dengan rekan kerjanya
sehingga mereka bisa menghasilkan produk yang lebih baik dengan adanya
interaksi kerja. PT “X” menyediakan beberapa fasilitas fisik bagi para
karyawannya seperti toilet, mushola, lapangan parkir, dan ruang makan yang
dapat digunakan karyawan, selain itu juga perusahaan memiliki perkebunan serta
ruangan-ruangan yang digunakan dalam melakukan produksi. Perusahaan
memberikan jaminan mengenai adanya pemutusan hubungan kerja ataupun
jaminan masa tua yang dapat digunakan oleh karyawannya apabila mereka akan
di PHK ataupun pensiun.
Adanya fenomena sikap kerja karyawan yang berkaitan dengan kepuasan
mereka terhadap pekerjaan yang mereka lakukan, membuat peneliti tertarik untuk
meneliti lebih lanjut mengenai kepuasan kerjapada karyawan bagian produksi PT
“X” di kota Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah
Seperti apakah gambaran kepuasan kerja karyawan pada bagian produksi di
Universitas Kristen Maranatha
11
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai maksud dan tujuan dari penelitian
ini.
1.3.1 Maksud Penelitian
Untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan kerja karyawan pada
bagian produksi PT “X” Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja melalui aspek-aspek
kepuasan kerja karyawan pada bagian produksi PT “X” Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai kegunaan penelitian yang terdiri atas
kegunaan teoretis dan kegunaan praktis.
1.4.1 Kegunaan Teoretis
Kegunaan teoretis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Memberikan sumbangan bagi penerapan ilmu psikologi, khususnya pada
psikologi industri yang berkaitan dengan kepuasan kerja di PT “X”
Bandung.
2) Menjadi tambahan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian mengenai psikologi industri terutama yang berkaitan dengan
Universitas Kristen Maranatha
12
1.4.2 Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Memberikan informasi kepada perusahaan mengenai derajat kepuasan
kerja yang dimiliki oleh karyawan di bagian produksi sehingga perusahaan
dapat mengetahui hal-hal yang perlu dipertahankan atau ditingkatkan
melalui penyuluhan mengenai sikap bekerja dan melakukan perbaikan
fasilitas yang diberikan oleh perusahaan.
2) Memberikan masukan kepada supervisor di bagian produksi mengenai pembagian kelompok kerja karyawan, agar karyawan di bagian produksi
lebih puas terhadap aspek-aspek kepuasan kerja dengan melakukan
pembagian kelompok kerja yang mampu meningkatkan produktivitas kerja
mereka.
1.5 Kerangka Pemikiran
Sebagai perusahaan manufaktur yang telah cukup lama berdiri di
Indonesia, PT “X” Bandung berusaha untuk selalu mempertahankan
kualitasnya sebagai perusahaan yang sudah melakukan impor ke
negara-negara di benua Asia, Eropa, dan Amerika. Oleh karena itu, bagian produksi
selaku bagian yang dituntut untuk mempertahankan kualitas produk secara
langsung memiliki tuntutan pekerjaan dengan akurasi yang tinggi dan juga
terstandarisasi.
Dalam melakukan pekerjaannya, karyawan bagian produksi memiliki
Universitas Kristen Maranatha
13
terhadap kepuasan kerja yang mereka miliki. Menurut Ivancevich & Matteson
(2002), kepuasan kerja merupakan sikap yang dimiliki oleh seorang karyawan
terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan hasil dari persepsi
karyawan terhadap pekerjaannya dan kesesuaiannya dengan harapan dan
kebutuhan individu dalam organisasi. Terdapat tujuh aspek kepuasan kerja
yaitu Gaji (pay), pekerjaan itu sendiri (work itself), promosi (promotion opportunities), pengawasan (supervision), rekan kerja (coworkers), kondisi kerja (working conditions), rasa aman dalam bekerja (job security)
Aspek pertama yaitu gaji (pay) adalah sejumlah upah yang diterima dan dirasakan adil yang diterima oleh karyawan bagian produksi PT “X”
Bandung. Pay berupa upah maupun tunjangan, tunjangan ada yang bersifat finansial dan non finansial. Tunjangan finansial seperti gaji pokok dan bonus.
Tunjangan ada pula yang bersifat non finansial seperti program rekreasi bagi
karyawan ataupun tunjangan kesehatan dari PT “X” Bandung. Karyawan
bagian produksi di PT “X” Bandung memiliki gaji pokok yang telah
disesuaikan dengan upah minimum regional daerah Subang, Jawa Barat.
Aspek yang kedua adalah pekerjaan itu sendiri (work itself) adalah tugas-tugas pekerjaan yang dianggap menarik dan memberikan kesempatan
untuk belajar serta bertanggung jawab bagi karyawan bagian produksi PT
“X”. Karyawan bagian produksi di PT “X” Bandung diberikan kesempatan
untuk meningkatkan kemampuannya dengan mengikuti pelatihan-pelatihan
yang diberikan oleh PT “X” Bandung. Aspek ketiga merupakan kesempatan
Universitas Kristen Maranatha
14
kesempatan untuk maju atau tersedianya kesempatan untuk kenaikan jabatan
bagi para karyawan di bagian produksi PT “X”. Kesempatan promosi
dilakukan dengan tujuan untuk menempatkan karyawan yang tepat pada
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan.
Kriteria yang digunakan untuk keputusan promosi di PT “X” ini adalah
prestasi dan senioritas.
Aspek yang keempat adalah pengawasan (supervision) adalah kemampuan atasan memimpin bawahan baik secara teknikal atau
interpersonal. Atasan diharapkan dapat memberikan pengakuan atau
penghargaan terhadap karyawan. Pengakuan terhadap karyawan dapat berupa
pujian di depan umum, pernyataan tentang pekerjaan yang telah dikerjakan
dengan baik atau perhatian khusus. Terdapat tahapan sanksi yang diberikan
oleh perusahaan kepada karyawan bagian produksi apabila mereka
melakukan kesalahan, yaitu teguran lisan, teguran tertulis, dan pemutusan
hubungan kerja apabila diperlukan. Aspek kelima adalah rekan kerja
(coworkers) yaitu rekan-rekan kerja yang menunjukkan sikap bersahabat dan saling mendukung antara satu dengan yang lainnya di bagian produksi PT
“X” Bandung. Karyawan bagian produksi di PT “X” Bandung memiliki
kelompok kerja guna mempermudah pekerjaan yang mereka lakukan.
Aspek yang keenam adalah kondisi kerja (working conditions) yaitu kondisi lingkungan kerja fisik yang nyaman dan dapat mendukung
produktivitas karyawan di bagian produksi PT “X” dalam bekerja.
Universitas Kristen Maranatha
15
serta memenuhi kebutuhan karyawan, seperti lapangan parkir, ruang makan,
tempat beribadah, ruang kerja sesuai dengan pekerjaan mereka, dll. Aspek
yang terakhir yaitu rasa aman dalam bekerja (job security) adalah keyakinan karyawan di bagian produksi bahwa posisi atau jabatannya cukup aman, tidak
ada rasa khawatir dan adanya harapan bahwa tidak akan ada pemutusan
hubungan kerja secara sepihak atau secara tiba-tiba. Perusahaan memberikan
kebijakan-kebijakan yang mengatur persoalan pemutusan hubungan kerja
ataupun peraturan mengenai status kerja karyawan bagian produksi di PT “X”
Bandung.
Menurut Lilly M. Berry (1998) Terdapat tiga faktor yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja seorang karyawan terhadap pekerjaannya,
yaitu : Usia, Pendidikan dan jenis kelamin. Faktor pertama yang
mempengaruhi kualitas kepuasan kerja pada karyawan di bagian produksi PT
“X” Bandung adalah usia. Karyawan yang berusia lebih tua akan semakin
puas terhadap pekerjaannya, karena karyawan tersebut telah mengalami
perkembangan selama mereka bekerja, adanya peningkatan pengetahuan serta
kenaikan jabatan yang dialami oleh seorang karyawan dianggap dapat
meningkatkan kepuasan mereka terhadap pekerjaannya.
Faktor kedua yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja yaitu tingkat
pendidikan karyawan di bagian produksi PT “X” Bandung. Pendidikan
mempunyai peranan penting untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Karyawan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan berharap untuk
Universitas Kristen Maranatha
16
dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Sesuai dengan pendapat Lilly
M. Berry pendidikan dapat menyebabkan beberapa nilai dalam bekerja,
dengan mengabaikan tingkat pekerjaan mereka secara organisasional,
karyawan yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi diberi tugas yang lebih
berarti dan lebih sering dilibatkan dalam tugas-tugas tersebut dibandingkan
dengan karyawan yang memiliki pendidikan yang lebih rendah.
Faktor yang ketiga yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu jenis
kelamin. Adanya harapan-harapan pada wanita untuk memiliki kesempatan
yang sama dengan pria pada bidang pekerjaannya membuat wanita cenderung
lebih sering mendapatkan ketidakpuasan, jika wanita tidak berharap banyak,
maka mungkin kepuasan mereka akan menjadi tinggi (Murry & Atkinson,
1981 dalam Lilly M. Berry).
Karyawan bagian produksi akan merasa puas dengan pekerjaan yang
saat ini ia miliki apabila mereka cenderung merasa puas terhadap sebagian
besar aspek-aspek kepuasan kerja. Jika karyawan bagian produksi merasa
puas terhadap aspek-aspek kepuasan kerja maka produktivitas kerja karyawan
bagian produksi akan meningkat sehingga kinerja mereka akan lebih efektif.
Dengan adanya kepuasan terhadap pekerjaan yang mereka lakukan, karyawan
bagian produksi akan lebih berpartisipasi dalam pekerjaan mereka. Kinerja
efektif yang muncul dari perilaku karyawan juga merupakan cara agar
Universitas Kristen Maranatha
17
Jika sebagian besar aspek kepuasan kerja dirasakan kurang memuaskan
bagi karyawan bagian produksi, maka karyawan tersebut akan merasa tidak
puas terhadap pekerjaannya. Ketidakpuasan ini kemudian akan menimbulkan
perilaku penarikan diri karyawan bagian produksi dari pekerjaan yang ia
lakukan. Menurut pendapat Ivancevich (2002) jika karyawan
mempersepsikan adanya ketidakadilan dibandingkan dengan hasil lain dalam
pekerjaan serupa yang memerlukan usaha yang serupa, karyawan akan
mengalami ketidakpuasan dan mencari cara untuk mengembalikan keadilan
baik dengan mencari pekerjaan yang lebih baik atau dengan mengurangi
usaha. Karyawan di bagian produksi yang tidak puas akan lebih memilih
untuk tidak terlibat dalam pekerjaan atau organisasi yang memperkerjakan
mereka. Karyawan yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya akan
cenderung memilih untuk absen atau berhenti dari pekerjaannya
dibandingkan karyawan yang puas. Menurut Hacket (1989 dalam Lilly M.
Berry) karyawan yang tidak puas dengan pekerjaan itu sendiri (work itself) akan absen lebih sering dan karyawan yang tidak puas dengan pekerjaannya
Universitas Kristen Maranatha
19
1.6Asumsi
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas, maka
asumsi yang dapat ditarik :
1) Karyawan bagian produksi di PT X“ Bandung memiliki kebutuhan, nilai,
dan harapan yang berbeda tergantung karyawan itu sendiri.
2) Persepsi karyawan mengenai kepuasan terhadap pekerjaannya berbeda
antara karyawan satu dengan lainnya.
3) Karyawan yang puas akan menimbulkan perilaku kerja yang efektif di
dalam pekerjaannya dan terlibat di dalam organisasi tempat ia bekerja.
4) Karyawan yang tidak puas akan menimbulkan perilaku penarikan diri dari
56 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai kepuasan kerja karyawan bagian produksi di PT “X” Bandung terhadap pekerjaannya, yaitu :
1) Sebagian besar karyawan bagian produksi PT “X” merasa tidak puas terhadap pekerjaannya.
2) Ketidakpuasan karyawan bagian produksi terhadap pekerjaannya, secara berurutan dari ketidakpuasan terbesar hingga ketidakpuasan terkecil yaitu :
pay, job security, working condition, work itself, coworkers, promotion
opportunities, dan supervision.
3) Kepuasan karyawan bagian produksi terhadap pekerjaannya, secara berurutan dari kepuasan terbesar hingga kepuasan terkecil yaitu :
supervision, job security, coworkers, pay, work itself, promotion
opportunities, dan working condition.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Teoretis
Universitas Kristen Maranatha 57
2) Melakukan penelitian sejenis yang mengambil subyek penelitian karyawan bagian lain di PT “X” Bandung sehingga dapat dilakukan perbandingan pengaruh aspek pay terhadap kepuasan kerja.
5.2.2 Saran Praktis
1) Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan pada aspek pay, PT “X” disarankan untuk dapat memberikan sarana kepada karyawan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan.
2) Untuk meningkatkan kepuasan pada aspek job security, PT “X” disarankan untuk memberikan penjelasan kepada karyawan mengenai kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pemberian sanksi dan pemutusan hubungan kerja, sehingga memberikan rasa aman kepada karyawan untuk melakukan pekerjaan mereka.
58
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Anaroga, P. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.
Berry, Lilly. M. 1998. Employee Selection. California : Wadsworth.
Ivancevich, J.M. & Matteson, M.T. 2002. Organizational Behavior and
Management. New York : The McGraw-Hill Companies.
Mc Cormick E.J. & Ilgen. 1980. Industrial Psychology. New Jersey : Prentice
Hall Inc,.
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Robbins, S.P. 1993. Organization Behavior (6th ed). USA : Prentice International.
___________. 1996. Organizational Behavior. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer.
___________. 2003. Organizational Behavior. USA : Pearson Education Inc.
Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta :
59
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR RUJUKAN
Alisjahbana, A. 2008. Menyikapi Krisis Global. (Online).
(http-
//news.okezone.com/read/2008/10/23/58/156695/58/menyikapi-krisis-global.webarchive, diakses 29 Maret 2010).
Ani. 2009. Dampak Krisis Global Mulai Mengancam. (Online).
(http-//bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/02/17/18334844/Dampak.Krisis.G
lobal.Mulai.Mengancam.webarchive, diakses 29 Maret 2010).
Asydhad, A. 2010. Krisis Ekonomi Global dan Kondisi Pereko nomian Domestik.
(Online).
(http://www.detiknews.com/read/2010/01/13/183906/1277194/10/Krisis-ekonomi-global-dan-kondsi-perekonomian-domestik, diakses 29 Maret
2010).
Glen. 2008. Dampak Krisis Ekonomi Global di Indonesia Belum Signifikan.
(Online). (http-//www.kompas-tv.com/content/view/6427/2/.webarchive,
diakses 29 Maret 2010).
Noorsy, I. 2008. Krisis Global Tak Lebih Hebat dari Krisis ’98. (Online).
(http-//economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/10/10/20/152845/krisis
-global-tak-lebih-hebat-dari-krisis-98.webarchive, diakses 29 Maret 2010).
Suryana, A. 2008. Mengantisipasi Dampak Finansial Krisis Global. (Online).
(http-//indonesiafile.com/content/view/474/37/.webarchive, diakses 29
Maret 2010).
Zulka, A. 2009. Sektor Manufaktur Rendah. (Online).
(http-//www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=16021.webarchive, diakses 29 Maret