• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Audit Internal Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus Pada PT Tempo Scan Pacific, Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Audit Internal Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus Pada PT Tempo Scan Pacific, Bandung)."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BARANG

JADI

Persediaan merupakan salah satu aktiva yang mana bagi sebagian perusahaan mengandung nilai yang cukup besar, sehingga kegiatan pengendaliannya perlu diperhatikan. Pemeriksaan atas persediaan barang jadi merupakan bagian dari prosedur pemeriksaan ikhtisar keuangan yang sangat penting. Pengendalian terhadap persediaan barang jadi merupakan hal yang sangat penting, karena mempunyai dampak terhadap perkembangan perusahaan.

Penulis melihat bahwa persediaan barang jadi merupakan suatu unsur yang cukup material dalam sebuah perusahaan distributor pada PT. Tempo Scan Pacific. Persediaan barang jadi yang terlalu besar akan mengakibatkan tingginya biaya investasi yang tertanam, hal ini akan mengakibatkan berkurangnya dana untuk investasi di bidang yang lainnya. Sebaliknya akan merupakan suatu kerugian apabila persediaan barang jadi terlalu kecil yaitu mengakibatkan perusahaan kehilangan kesempatan untuk memasarkan produknya. Untuk membantu perusahaan dalam menilai dan mengkaji efektifitas dari pengendalian intern persediaan barang jadi, maka dibentuklah suatu tim audit internal yang bertujuan untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap obyek yang berkaitan. Berdasarkan uraian diatas, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: "Audit internal yang memadai mempunyai peranan dalam meningkatkan efektivitas pengendalian intern persediaan barang jadi."

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini yaitu metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus.. Penulis mencari, mengumpulkan, menyajikan, menginterprestasikan, serta menganalisis data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas yang cukup jelas atas objek yang diteliti dan kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan dengan membandingkan antara teori dan praktek yang sebenarnya.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan pengujian hipotesis, diperoleh nilai koefisien korelasi pearson sebesar 0.322, artinya antara audit internal dan pengendalian internal persediaan terdapat hubungan positif yang rendah sebesar 0.322. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan hasil sebesar 0.016 < 0.05 menunjukan penolakan Ho atau H1 diterima. Berdasarkan hasil

(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………..i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ………..v

DAFTAR TABEL ………..viii

DAFTAR LAMPIRAN ………ix

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ………...1

1.2 Identifikasi Masalah ………5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………5

1.4 Kegunaan Penelitian ………5

1.5 Rerangka Pemikiran ………6

1.6 Metode Pemikiran ……….13

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ………15

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal ………..16

2.1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup ……….………..17

2.1.3 Fungsi Audit Internal ………20

2.1.4 Wewenang dan Tanggung Jawab Audit Internal ………..22

2.1.5 Independensi Audit Internal ………..24

2.1.6 Kompetensi Audit Internal ………26

(3)

2.1.8 Laporan dan Tindak Lanjut Audit Internal ………...28

2.2 Pengendalian Internal 2.2.1 Pengertian Pengendalian Internal ………..31

2.2.2 Tujuan Pengendalian Internal ………33

2.2.3 Komponen Pengendalian Internal ……….34

2.3 Pengertian Efektivitas ………...40

2.4 Persediaan 2.4.1 Pengetian Persediaan ……….41

2.4.2 Kelompok Persediaan ………41

2.4.3 Sistem Pencatatan Persediaan ………...42

2.4.4 Metode Alokasi Biaya Tradisional ………43

2.4.5 Pengendalian Internal Persediaan Barang Jadi …………..44

2.5 Hubungan Antara Audit Internal dengan Pengendalian Internal Persediaan Barang Jadi ………..50

BAB III. METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian ………....53

3.1.2 Sejarah Perusahaan ………53

3.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas 3.2.1 Struktur Organisasi ………54

3.2.2 Uraian Tugas ……….55

(4)

3.3.2 Penetapan Indikator Variabel ………58

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data ………61

3.4 Pengujian Data 3.4.1 Uji Validitas ………..63

3.4.2 Uji Reliabilitas ………...64

3.5 Rancangan Pengujian Hipotesis ………66

3.6 Uji Statistik 3.6.1 Penetapan Tingkat Signifikan ………..68

3.6.2 Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ………...68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penerapan dan Pelaksanan Audit Internal Pengendalian Internal Persediaan Barang Jadi pada Tempo Scan Pacific Co (TSPC) ….69 4.2 Pembahasan Peranan Audit Internal pada TSPC ………..72

4.3 Pembahasan Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Jadi pada TSPC ...74

4.4 Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Barang Jadi ...77

4.5 Analisis Hipotesis ………..78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………81

5.2 Saran-saran ………85

DAFTAR PUSTAKA ...x

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi

Lampiran 2 Laporan selisih stock opname Lampiran 3 Delivery Note untuk pelanggan Lampiran 4 Kartu Barang

Lampiran 5 Kartu Gudang Lampiran 6 Stok akhir Lampiran 7 Delivery Note Lampiran 8 Credit Note

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penetapan Indikator variabel independen (audit internal) ………59

Table 3.2 Penetapan Indikator Dependen (persediaan) ……… 60

Table 3.3 Hasil Pengujian Validitas ...63

(7)
(8)

NO X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 Y1 Y1 Y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9 y10 y11 y12 y13 y14 y15 y16 X Y

34 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 45 37

35 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 45 35

36 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 37 33

37 4 4 5 4 5 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 35 32

38 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 40 32

39 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 36 32

40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 36 36

41 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 36 34

42 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 40 35

43 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 37 35

44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 36 33

45 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 3 4 37 35

46 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 36 35

47 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 41 33

48 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 36 36

49 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 37 35

50 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 45 36

51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 36 34

52 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 5 4 38 33

53 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 2 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 40 37

54 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 44 35

(9)

Lampiran 10: Hasil Pengujian SPSS

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

a Rotation converged in 3 iterations.

Keterangan:

a : variabel independen (audit internal)

(10)

Uji Reliabilitas

(11)

Correlations Pearson

Correlations

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

TOTALA TOTALB Pearson

Correlation 1 .322(*) Sig. (2-tailed) . .016 TOTALA

N 55 55

Pearson

Correlation .322(*) 1 Sig. (2-tailed) .016 . TOTALB

(12)

Lampiran 11: Kuesioner penelitian

Daftar Pertanyaan Penelitian

Bapak/Ibu yang terhormat, saya ingin mengetahui tentang peranan audit internal dalam menunjang pengendalian intern atas persediaan barang jadi di PT. Tempo Scan Pacific. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini.

KUESIONER VARIABEL INDEPENDEN

(audit internal)

Pernyataan Pengambilan keputusan

Sangat

Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju

(1)---(2)---(3)---(4)---(5)

1. Independensi

No. Pertanyaan STS TS N

1. Apakah struktur organisasi bagian audit internal saat ini mencerminkan independensi?

2. Apakah sikap independensi tercermin dalam pelaksanaan pemeriksaan saat ini?

3. Apakah status organisasi audit internal saat ini menunjang terciptanya independensi dalam pemeriksaan?

4. Apakah terdapat hubungan antara audit internal dengan pimpinan perusahaan?

5. Apakah audit internal ikut serta dalam menyusun prosedur-prosedur dalam perusahaan?

(13)

2. Kecakapan Profesional

7. Apakah audit internal memiliki kecakapan, pendidikan, dan keahlian yang memadai?

8. Apakah audit internal berpendidikan akuntansi?

9. Apakah audit internal berkomunikasi dengan bagian lain? 10. Apakah audit internal melaksanakan tugas sesuai dengan

tanggung jawab?

11. Apakah keahlian dan keterampilan audit internal saat ini memadai

12. Apakah perusahaan memiliki perhatian terhadap pengembangan keahlian dan keterampilan audit internal? 13. Jika ada, apakah program tersebut dirasakan sangat bermanfaat

bagi audit internal dalam melaksanakan tugas?

3. Perencanaan dan Program Pemeriksaan

14 Apakah audit internal membuat perencanaan pemeriksaan sebelum melakukan pemeriksaan?

15. Apakah audit internal melakukan kegiatan pengumpulan bukti-bukti untuk mendukung pemeriksaan?

16. Apakah audit internal memiliki pemahaman yang memadai terhadap program pemeriksaan yang dibuatnya?

17. Apakah program pemeriksaan tersebut fleksibel yaitu dapat disesuiakan dengan keadaan objek yang diperiksa dan hasil penilaian atas prosedur manajemen?

18 Apakah dalam setiap penugasan selalu dibuat program pemeriksaan?

19. Apakah penyajian program pemeriksaan dilaksanakan secara lemgkap dan sistematis?

20. Apakah penyelesaian pemeriksaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan?

(14)

pemeriksaan kepada pimpinan bagian persediaan secara jelas dan lengkap?

22. Apakah pimpinan bagian yang diperiksa memberikan tanggapan yang memuaskan terhadap hasil pemeriksaannya?

4. Laporan Hasil Pemeriksaan

23. Apakah setiap menyelesaikan tugas pemeriksaan disusun laporan hasil pemeriksaan?

24. Apakah laporan hasil pemeriksaan memuat dengan jelas ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan.

25. Apakah laporan hasil pemeriksaan disajikan secara jelas, ringkas dan tepat waktu?

26. Apakah audit internal mendiskusikan hasil pemeriksaan serta rekomendasi yang diperlukan dengan pimpinan persediaan sebelum menerbitkan laporan final?

27. Apakah tanggapan pimpinan persediaan mendukung terhadap hasil pemeriksaan?

28 Apakah laporan menyajikan temuan dan kesimpulan secara objektif?

29. Apakah temuan menyajikan temuan secara lengkap dan akurat?

5. Follow Up (Tindak Lanjut)

30. Apakah saran dan rekomendasi yang diberikan terhadap objek yang diperiksa dilaksanakan setelah pemeriksaan?

31. Apakah ada tindak lanjut yang diakukan terhadap hasil temuan audit internal?

(15)

KUESIONER VARIABEL DEPENDEN (Pengendalian Intern atas Persediaan Barang Jadi)

No. Pertanyaan Ya

Ragu-ragu

Tidak

1. Penetapan Tanggung Jawab dan Kewenangan yang Jelas atas Persediaan

1. Apakah terdapat stuktur organisasi yang memuat secara jelas, garis wewenang, tugas dan kewajiban setiap unit kerja? 2. Apakah terdapat job description secara tertulis yang lengkap

dengan perincian instuksi manual untuk setiap pekerjaan? 3. Apakah diadakan pemisahan fungsi yang jelas untuk pihak

o Mencatat terjadinya pembelian dan timbulnya hutang 4. Apakah bagian dari fungsi tersebut melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya dengan baik?

5. Apakah sudah ada unit organisasi yang bertanggung jawab atas persediaan barang jadi?

6. Apakah bagian persediaan mempunyai wewenang atas apa yang terjadi dalam bagiannya?

7. Apakah persediaan barang jadi yang ada telah dioperasikan atau didistribusikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing bagian atau unit kerja?

2. Sasaran dan Kebijaksaan Persediaan

8. Apakah kebijaksaan umum yang akan mengatur akumulasi persediaan telah dirumuskan dengan baik dan jelas?

(16)

aturan bertindak bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab atas persediaan tersebut?

10. Apakah ada kebijakan manajemen yang pasti untuk mengarahakn tindakan pada sasaran pengelolaan persediaan yang konsisten?

3. Fasilitas Penyimpanan (gudang) dan Penanggan Persediaan yang Memadai

11. Apakah sarana penyimpanan barang cukup memadai dari segi keamanan secara fisik, sehingga mencegah terjadinya kerusakan dan pencurian?

12. Apakah lalu lintas persediaan barang jadi sudah memadai? 13. Apakah sudah ada pihak yang bertanggung jawab langsung

atas pengelolaan persediaan barang jadi?

14 Apakah tingkat persediaan pengaman untuk masing-masing barang jadi telah diperhitungkan?

15. Apakah selalu dilakukan pengamatan dan analisa terhadap penyimpangan yang terjadi atas pengelolaan persediaan barang jadi?

16. Apakah pintu dan semua lubang lain seperti jendela dapat ditutup dan dikunci untuk mencegah masuknya orang lain tanpa sepengetahuan petugas gudang?

4. Klasifikasi dan Identifikasi Persediaan yang Memadai

17. Apakah persediaan barang jadi yang ada telah diklasifikasikan menurut kemasan dan tingat kelembabannya?

18. Apakah untuk setiap barang jadi yang disimpan di gudang telah disusun secara teratur?

19. Apakah untuk barang jadi yang disimpan telah disertai label barang untuk memudahkan pencarian kembali?

20. Apakah barang jadi ditaruh pada tempat yang teratur?

5. Standarisasi dan Simpilkasi Persediaan

(17)

yang optimal?

22. Apakah selalu diusahakan untuk memiliki persediaan serendah mungkin namun mengelakkan kemungkinan kelangkaan barang?

6. Catatan dan Laporan yang Memadai

23. Apakah dalam organisasi perusahaan terdapat catatan yang memuat setiap jenis persediaan barang jadi yang ada?

24. Apabila ada, apakah barang-barang tersebut dipisahkan berdasarkan kualitas, harga, dan kuantitasnya.

25. Apakah setiap pencatatan persediaan barang jadi selalu terjaga keakuratannya?

26. Apakah setiap jenis pencatatan diselenggarakan pencatatan secara perpertual?

27. Apakah laporan mengenai pengelolaan persediaan barang jadi telah disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan sebagai alat bantu manajemen yang bermanfaat?

7. Tenaga Kerja yang Memuaskan

28. Apakah perusahaan memiliki program pelatihan bagi karyawannya?

29. Apakah tanggung jawab dalam pengelolaan persediaan barang diserahkan kepada pihak yang kompeten di bidangnya? 30. Apakah masing-masing karyawan yang terlibat dalam

pengelolaan persediaan barang jadi memahami tugasya masing-masing?

30. Apakah penghitungan fisik dilakukan oleh karyawan yang independen dari manajer dan mereka yang bertanggung jawab atas pencatatan persediaan?

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan saat ini terjadi di dalam dunia usaha. Perusahaan harus menggunakan segala kemampuannya, metode-metode, dan alat-alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuannya, yaitu untuk mencapai keuntungan atau laba yang setinggi-tingginya dan menekan kerugian seminimal mungkin.

Pengendalian intern pada perusahaan kecil dapat dilaksanakan secara langsung oleh pemilik perusahaan. Hal ini disebabkan karena operasi atau kegiatan perusahaan dapat dikerjakan oleh beberapa orang sehingga pemilik dapat mengawasi dan mengendalikan segala sesuatu yang terjadi dalam perusahaan secara langsung. Seiring dengan perkembangan perusahaan, maka masalah yang dihadapi akan semakin rumit karena struktur organisasinya yang semakin komplek. Hal ini menyebabkan pimpinan perusahaan memerlukan suatu alat pengendalian intern yang baik untuk dapat membantu mengendalian kegiatan perusahaan agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan dapat mencapai tujuan perusahaan.

(19)

efisiensi dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah direncanakan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Sehubungan dengan aktivitas perusahaan yang mengolah barang jadi dan mendistribusikan barang jadi untuk dijual ke pasaran, maka kegiatan proses produksi adalah kegiatan yang paling utama dan arus barang jadi yang terjadi di gudang barang jadi perusahaan sangat rutin. Kegiatan penyimpanan dan pengeluaran barang jadi ke dalam proses produksi menjadi suatu kegiatan yang harus diawasi dan diperlukan suatu pengendalian agar terhindar dari kemungkinan-kemungkinan yang merugikan bagian persediaan.

Perusahaan memerlukan sistem pengendalian intern untuk bagian persediaan untuk menghindari penyimpangan atau penyelewengan seperti penyalahgunaan wewenang atau pencurian. Bagian pemeriksaan intern yang independen diperlukan agar tujuan struktur pengendalian intern atas persediaan dapat tercapai dan berjalan dengan efektif, dimana adanya pemisahan fungsi pertanggungjawaban atas fungsi-fungsi otorisasi, pencatatan dan penyimpanan dalam semua bidang di perusahaan tersebut. Pemeriksa intern melaksanakan fungsinya atau tugasnya sebagai bagian yang mengawasi dan mengevaluasi efektivitas dari suatu struktur pengendalian intern (Tuanakota, 1982:95).

(20)

administratif sangatlah penting bagi manajemen. Secara fisik perlu diperhatikan karena kelebihan persediaan merupakan hal yang merugikan bagi perusahaan dan menjadikan perusahaan tidak efisien, sedangkan kekurangan persediaan akan menghambat seluruh kegiatan perusahaan, maka secara administratif harus diadakan suatu sistem pencatatan yang memudahkan dalam pengawasan dan menghindari terjadinya kecurangan dalam pengelolaan persediaan. Oleh karena itu pengendalian intern dalam bidang ini sangat penting dan harus memadai.

Pengendalian persediaan barang jadi menjadi sangat penting bagi manajemen karena persediaan barang jadi berhubungan dengan lancarnya penjualan. Untuk itu perlu diciptakan suatu pengendalian internal yang memadai terhadap bidang ini serta perlunya auditor internal untuk mendukung pengendalian internal tersebut.

(21)

Berikut ini merupakan contoh kasus kecurangan terhadap persediaan yang dilakukan oleh perusahaan dan auditor sulit menemukan kecurangan tersebut.

“Crazy Eddie, Inc yang Curang”

Dalam tahun 1970, Crazy Eddie Inc, perusahaan pengecer barang konsumen elektronik, memiliki 43 konsumer outlet penjualan dengan mencapai $350,000 juta, melaporkan laba bersih sebelum pajak sebesar $21 juta, dan nilai pasar lebih dari $500 juta. Crazy Eddie tampaknya melaju melawan tren industri dengan bertumbuh seperti layaknya perjuangan pedagang eceran lainnya, tetapi itu hanya ilusi. Hingga akhir tahun 1989, perusahaan itu mengajukan pailit dan melikuidasikan semua aktiva sehingga mendatangkan kerugian yang sangat besar. Investigasi otoritas hukum menemukan kecurangan salah saji persediaan sebesar $65 juta. Tentu saja, pertanyaan yang timbul mengapa auditor gagal menemukan kecurangan di dalam audit tahunannya.

Pembelaan yang digunakan oleh auditor yaitu sulitnya menemukan kecurangan. Salah satu contoh kecurangan itu adalah pengiriman persediaan dari toko ke toko segera sebelum auditor tiba untuk menghitung persediaan. Pihak yang lainnya menghancurkan dokumen untuk menyembunyikan kekurangan persediaan di beberapa lokasi. Auditor berpendapat keras bahwa hampir tidak mungkin menemukan kecurangan jika kolusi yang luas (Joseph T. Wells, 2000:93).

Penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini karena persediaan barang merupakan jumlah aktiva yang terbesar di dalam kelompok aktiva lancar. Persediaan barang mudah untuk dicuri sehingga harus selalu diawasi untuk mencegah terjadinya penyimpangan atau penyelewengan. Oleh karena itu pada bagian persediaan diperlukan seorang auditor internal yang dapat menjaga dan melindungi aktiva perusahaan dan mampu menjalankan fungsi pengendalian intern secara efektif.

(22)

“Peranan Audit Internal dalam Meningkatkan Efektivitas

Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi” (Studi Kasus PT. Tempo Scan

Pacific, Bandung).

1.2Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti adalah adalah:

1. Apakah audit intenal atas pengelolaan persediaan barang jadi telah dilaksanakan dengan memadai?

2. Bagaimana peranan audit internal dalam meningkatkan efektivitas pengendalian intern persediaan barang jadi?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat kememadaian pelaksanaan audit internal perusahaan terhadap persediaan barang jadi.

2. Untuk mengetahui peranan audit internal yang dapat menunjang efektvitas pengendalian internal persediaan barang jadi.

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan

(23)

masalah dan pengelolaan perusahaan agar terciptanya efektivitas dalam pengelolaan dan pendistribusian persediaan barang jadi.

2. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk menambah pengetahuan terapan dan bahan kepustakaan dalam hal pengendalian persediaan.

3. Bagi penulis

Dengan adanya penelitian ini dapat memperoleh gambaran secara nyata dari penerapan teoi-teori yang sudah diajarkan semasa kuliah untuk diterapkan dalam dunia praktek yang sesungguhnya dan memperoleh pengetahuan dari peninjauan secara langsung mengenai praktek atau pelaksanaan sebenarnya di perusahaan.

1.5Rerangka Pemikiraan

(24)

pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan adanya audit internal di perusahaan dan dilakukan oleh seorang yang independen.

Pengertian pemeriksaan (audit) internal menurut Tugiman (2001:11) adalah sebagai berikut:

“Pemeriksaan (audit) internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan, dengan tujuan membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu, auditor internal akan melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan saran-saran. Tujuan audit juga mencakup pada pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar.”

lndependensi ini diperlukan agar hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh pandangan subjektif pihak yang diperiksa. Pentingnya independensi ini karena audit intern merupakan aktivitas profesional yang memerlukan integritas dan objektivitas yang tinggi serta pribadi yang tidak mudah dipengaruhi. Tanpa independensi, hasil audit internal yang diharapkan tidak akan dapat diwujudkan secara optimal (Tugiman, 2001:12).

(25)

Menurut Tuanakota (1982:95), pentingnya pengendalian internal di setiap perusahaan tidak hanya untuk mencapai hasil yang sangat diharapkan atas laba dan peramalan dimasa yang akan datang, tetapi juga untuk mencegah terjadinya pemborosan dan penyelewengan efisiensi usaha dapat dihindari. Perusahaan juga secara berkala harus menghitung persediaan barang yang ada dan mencocokkannya dengan persediaan menurut kartu persediaan barang. Persediaan barang juga sebaiknya diasuransikan terhadap risiko rusak barang-barang akibat kebakaran, kebanjiran, atau bencana-bencana lainnya.

Ikatan Akuntan Indonesia (lAI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) tahun 2001, mengatakan bahwa pengendalian intern satuan usaha terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan-tujuan dari satuan usaha akan tercapai.

Prosedur pengendalian dalam struktur pengendalian intern yang baik menurut IAI (2001) mengandung beberapa unsur, yaitu:

1. Otorisasi yang semestinya atas transaksi dan kegiatan.

2. Pemisahan tugas sehingga mengurangi kesempatan yang memungkinkan seseorang dalam posisi dapat melakukan dan sekaligus menutupi kekeliruan dalam pelaksanaan pelaksanaan tugasnya sehari-hari. Oleh sebab itu tanggung jawab untuk memberikan otorisasi transaksi, mencatat transaksi dan menyimpan aktiva perlu dipisahkan di tangan karyawan yang berbeda.

(26)

4. Pengamanan yang cukup atas akses dan penggunaan aktiva perusahaan dan catatan.

5. Pengecekan secara independen atas pelaksanaan.

Menurut Tuanakotta (1982:97), ada tiga persyaratan yang harus ada dalam pengendalian intern yang baik, yaitu:

1. Prosedur

Pertama-tama harus ada prosedur tertentu dan prosedur ini harus dijalankan. Prosedur yang telah ditentukan tetapi tidak dijalankan sebenarnya tidak mempunyai arti apa-apa dari segi pengendalian. Perhatian bukan saja harus diberikan kepada apa yang direncanakan, tetapi juga pada pelaksanaan rencana-rencana tersebut

2. Pelaksanaan

Syarat kedua adalah prosedur yang telah ditetapkan itu dilaksanakan oleh orang-orang yang cakap (competent). Kecakapan meliputi kombinasi dari keahlian, pengetahuan, ketelitian dan adanya wewenang yang cukup.

3. Pemisahan Tugas

Pelaksanaan prosedur yang telah ditetapkan oleh orang yang cakap saja tidak cukup. Jika seseorang menjalankan beberapa prosedur yang satu sama lainnya bertentangan (incompatible), sistem pengendalian intern tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya.

(27)

Informasi dari audit internal penting sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan manajemen. Seorang auditor internal dalam melaksanakan tugasnya tidak mempunyai kekuasaan secara langsung terhadap bagian atau individu dalam perusahaan (Tuanakotta,1982:98).

Sebaik apapun suatu pengendalian intern, tetapi bila pelaksanaannya tidak mentaati setiap prosedur dan ketentuan yang dibuat, maka pengendalian tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Jadi pada pelaksanaannya, pengendalian intern tidak dapat terlepas dari faktor manusia. Diperlukan pengawasan dan evaluasi secara terus menerus sehingga dapat diketahui apakah pengendalian yang ada telah berjalan dengan baik. Pengendalian intern harus cukup fleksibel sehingga dapat disesuaikan mengikuti perubahan situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu (Tuanakotta 1982:99).

Arens et al. (2006:306) mengatakan bahwa pemeriksaan terhadap persediaan merupakan bagian yang rumit dan memerlukan banyak waktu karena alasan-alasan berikut:

1. Persediaan adalah bagian utama dalam neraca, dan seringkali merupakan akun terbesar yang melibatkan modal kerja.

2. Persediaan dapat tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan penghitungan dan pengendalian fisik. Perusahaan menempatkan persediaannya sedemikian rupa untuk efisiensi produksi dan penjualan, tetapi penyebaran ini sering menimbulkan kesulitan auditor yang besar.

(28)

4. Penilaian persediaan juga dipersulit oleh faktor keusangan dan perlunya mengalokasikan biaya manufaktur ke persediaan.

5. Ada beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima, tapi klien harus memakai metode tersebut secara konsisten dari tahun ke tahun. Terlebih lagi, sering perusahaan menggunakan metode penilaian persediaan yang berbeda untuk jenis persediaan yang berbeda.

Pengendalian intern atas persediaan merupakan kegiatan yang penting dalam perusahaan karena persediaan merupakan salah satu harta perusahaan yang penting dan memiliki nilai yang signifikan dalam laporan keuangan. Pimpinan perusahaan harus melindungi persediaan yang dimiliki dengan sebaik-baiknya, karena jika terjadi kehilangan persediaan baik disengaja maupun tidak disengaja dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan, bahkan dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

(29)

Pentingnya fungsi internal audit bagi suatu perusahaan telah dikemukakan oleh General Accounting Office (GAO) dan dikutip oleh Cashin & James (1998:121) sebagai berikut:

1. Menemukan berbagai situasi untuk meniadakan pemborosan dan inefisiensi.

2. Menyarankan perbaikan dalam bidang kebijaksanaan, prosedur, dan struktur organisasi.

3. Menciptakan alat-alat penguji terhadap hasil pekerjaan para individu dan berbagai unit organisasi.

4. Mengawasi ketaatan pada syarat-syarat yang ditentukan oleh anggaran dasar dan undang-undang.

5. Mengecek adanya tindakan-tindakan yang tidak atau belum disetujui, yang menyeleweng dan tindakan yang tidak sesuai lainnya.

6. Mengidentifikasikan tempat-tempat yang mengandung kemungkinan timbulnya kesulitan dalam kegiatan di masa depan.

7. Menciptakan saluran komunikasi antara berbagai tingkat kegiatan.

(30)

Berdasarkan rerangka pemikiran diatas, maka penulis menarik suatu hipotesa yaitu sebagai berikut: "Audit internal yang memadai mempunyai

peranan dalam meningkatkan efektivitas pengendalian intern persediaan

barang jadi."

1.6Metodologi Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan metode studi kasus yang berarti bahwa penelitian tersebut dilakukan dengan pendekatan yang spesifik yang meneliti masalah secara lebih mendalam (Irdiantoro, 1999:27).

Penulis melaksanakan penelitian ini dengan melakukan kegiatan mengumpulkan, mengelola dan menganalisa data berdasarkan sumbernya yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu (Cooper dan Emory,1996:256):

1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berwenang seperti kepala bagian persediaan, dan karyawan lainnya.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan cara mempelajari dan meneliti berbagai bahan bacaan yang berhubungan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut (Cooper dan Emory, 1996:289): 1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data primer yaitu dengan cara: a. Wawancara

(31)

b. Kuesioner

yaitu membuat daftar pertanyaan-pertanyaan untuk diajukan dan disampaikan kepada pihak perusahaan yang berhubungan dengan penelitian ini.

c. Observasi

yaitu melakukan pengamatan di lapangan secara langsung terhadap aktivitas perusahaan yang diteliti dan hal-hal lain yang berhubungan dengan permasalahan untuk mengetahui pelaksanaan yang sebenarnya.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

yaitu dengan pengumpulan data dilakukan dengan membaca literatur, buku-buku akuntansi, dan juga tulisan-tulisan yang ada hubungannya dengan pemasalahan yang akan dibahas. Data tersebut diperlukan untuk membandingkan antara teori-teori yang ada dengan keadaan sebenarnya pada perusahaan yang menjadi obyek penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan penulis sehubungan dengan permasalahan yang akan dibahas (Hasan, 2004:5).

(32)

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian pada P.T. Tempo Scan Pacific serta pembahasan yang berlandaskan teori, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Audit internal atas persediaan barang jadi pada PT. Tempo Scan Pacific telah dilaksanakan dengan memadai. Hipotesis penelitian dapat diterima karena tingkat signifikansi menunjukkan hasil 0.016 < 0.05 untuk bagian yang terkait, sehingga dapat disimpulkan “audit internal yang memadai berperan dalam meningkatkan efektifitas pengendalian internal persediaan barang jadi Hasil korelasi pearson menunjukkan Ho ditolak sehingga H1 diterima.

Koefisien korelasi antara peranan audit internal dengan pengendalian intern atas persediaan barang jadi pada TSPC menunjukkan hasil 0.322, berarti antara audit internal dan pengendalian internal persediaan menunjukan hubungan positif yang rendah. Hal ini mungkin dikarenakan struktur organisasi audit internal berada dibawah dalam bagian accounting, sehingga akses bagian accounting terhadap catatan dan aktiva perusahaan lebih kuat dibanding bagian audit internalnya.

(34)

2. Peranan audit internal pada PT. Tempo Scan Pacific dalam meningkatkan efektivitas pengendalian intern persediaan barang jadi telah berperan secara memadai. Peranan audit internal yang memadai tersebut digambarkan sesuai dengan unsur-unsurnya yaitu:

a) Independensi

Struktur organisasi audit internal yang diterapkan pada TSPC sudah mencerminkan independensi. Audit internal memiliki akses langsung untuk mengadakan pemeriksaan atas aktiva atau catatan perusahaan. Independensi memungkinkan auditor internal untuk dapat melakukan pekerjaannya secara bebas dan objektif.

b) Kecakapan profesional

Karyawan audit internal TSPC telah memiliki kecakapan profesional yang memadai. Contohnya: audit internal bergelar strata satu. Perusahaan dapat meningkatkan kualitas karyawan dengan memberikan pelatihan agar kinerjanya sesuai dengan harapan pimpinan.

c) Perencanaan dan program pemeriksaan

(35)

d) Laporan hasil pemeriksaan

Karyawan audit internal membuat program laporan hasil pemeriksaan selesai melaksanakan program pemeriksaan. Laporan ini memuat ruang lingkup, tujuan pemeriksaan, dan disajikan secara jelas, ringkas, dan tepat waktu. Laporan ini juga menyajikan temuan dan kesimpulan atas pemeriksaan secara objektif, lengkap, dan akurat. Audit internal dapat memberikan saran yang membangun untuk perbaikan perusahaan.

e) Follow up (tindak lanjut)

Saran-saran dan kesimpulan yang diberikan dalam laporan pemeriksaan dilaksanakan sebagai tindak lanjut. Follow up merupakan tahap akhir dari langkah kerja audit internal. Tindak lanjut merupakan keyakinan dari audit internal atas tindakan yang layak dan tepat dari hasil temuannya.

Pengendalian internal persediaan barang jadi pada PT. Tempo Scan Pacific dapat dikatakan efektif karena telah sesuai dengan unsur-unsur:

a) Penetapan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas atas persediaan

TSPC telah memiliki struktur organisasi yang jelas disertai dengan pemisahan fungsi dan uraian tugas.

b) Sasaran dan kebijaksaan persediaan

(36)

c) Fasilitas penyimpanan dan penanganan persediaan

Fasilitas penyimpanan telah sesuai dengan keadaan dan bentuk persediaan. Denah gudang telah dirancang sebaik mungkin.

d) Klasifikasi dan identifikasi persediaan

Klasifikasi persediaan dibedakan menurut barang farmasi dan consumer goods.

e) Standarisasi dan simplikasi persediaan

TSPC mengusahakan memelihara kontinuitas persediaan barang jadi untuk selalu menjaga jumlah persediaan yang optimal dan mencegah kelangkaan produk.

f) Catatan dan laporan yang memadai

Metode pencatatan yang digunakan secara perpetual dengan metode penilaian FIFO. Catatan dan laporan dapat dijadikan dasar laporan mengenai pengelolaan persediaan barang jadi sehingga dapat dipergunakan sebagai alat bantu manajemen yang bermanfaat.

g) Tenaga kerja yang memuaskan

(37)

5.3Saran

Untuk mengatasi kelemahan yang ada pada perusahaan, penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Adanya struktur organisasi yang terpisah antara bagian audit internal dan bagian accounting. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan status independensi pada struktur organisasi perusahaan.

2. Pada gudang sebaiknya ditata ulang agar penempatan produk atau barang yang ada lebih tersusun secara rapi dan teratur.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 1999, Auditing oleh Akuntan Publik, Jakarta: LP FEUI

Arens et al., 2006, Auditing and Integrated Approach, 11th, New Jersey: Prenhall

Arens et al., 2003, Auditing dan Pelayanan Verifikasi, edisi 9, Jakarta: Indeks Arens et al., 2006, Auditing dan Pelayanan Verifikasi, edisi 9, Jakarta: Indeks Badudu Zain, 1994, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan

Boynton, Kell, 2002, Modern Auditing, jilid 2, Jakarta: Erlangga Cooper dan Emory, 1996, Metode Penelitian Bisnis, Jakarta:Erlangga

Hasan Iqbal, 2002, Pokok-Pokok Materi Statisitik 2 (Statistik Inferensif), Jakarta: Bumi Aksara

Hasan, Iqbal, 2004, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta: Bumi Aksara

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, Jakarta: Salemba Empat

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat

Irdiantoro,1999, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan

Manajemen, Yogyakarta: BPFE

Komaruddin, 1996, Ensiklopedia Manajemen, Edisi ke-2, Jakarta: Bina Aksara. Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta:

Erlangga

(39)

Maynard Greg R, Februari 1999, Internal Auditing as a Function of Risk

Management, Journal The Institute of Internal Auditors.

Messier et al., 2005, Auditing and Assurance Service a Systematic Approach, 4th, Jakarta: Salemba Empat.

Sawyer B Lawrence, 2005, Internal Audit, Jakarta: Salemba Empat

Santoso, Singgih, 2004, Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS

11.5, Jakarta: Elex Media komputindo

Stice et al., 2004, Intermediate Accounting, 15th, Jakarta: Salemba Empat Sugiono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta

Taha, Hamdy, 2003, Operation Research, New Jersey: Prentice Hall

Theodorus M. Tuanakotta, 1982, Auditing: Petunjuk Pemeriksaan Akuntan

Publik, Edisi ke-3, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Tugiman, Hiro, 2000, Pengenalan Internal Audit, Edisi ke-5, Yogyakarta: Kanisius

Tugiman, Hiro, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, Yogyakarta: Kanisius

Tugiman, Hiro, 2002, Pandangan Baru Internal Auditing, Yogyakarta: Kanisius

Victor Z. Brink & Herbert Witt, 1991, Modern Internal Auditing, Jakarta: Salemba Empat

Warren dkk., 2005, Prinsip-Prinsip Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat

Wells, Joseph, October 2000, Crazy Eddie and $120 Million Rioff, Journal of Accountancy

Widjayanto, Nugroho, 1991, Pemeriksaan Operasional Perusahaan, Jakarta: FEUI

Wilson, James D, dan John B. Campbell, 1991, Controllership: Tugas Akuntan

Manajemen, Jakarta: Erlangga, 1996.

Referensi

Dokumen terkait

Dari kesimpulan proses perancangan tugas akhir berupa koleksi busana yang berjudul “ Shades of Timeless Legacy ”, kesimpulan yang didapat adalah keseluruhan proses pembuatan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung ekivalensi mobil penumpang pada ruas jalan tol dalam kota dan luar kota berdasarkan metode kecepatan dan

SIA berbasis push SMS adalah sebagai salah satu media interaktif yang menggunakan sarana operator seluler pada saat ini menjadi salah satu kebutuhan penting dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula terbaik dari balok jilat yang diproduksi menggunakan bahan lokal untuk pakan ternak ruminansia.. Tahap pertama

Peneliti memperoleh tipe presuposisi dalam tagline film anime yaitu presuposisi eksistensial sebanyak 9 poster film, presuposisi faktif hanya 1 poster film,

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan kasih dan karuniaNya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan

Hasil penelitian menggunakan metode analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Asset (ROA) memiliki

Setelah hasil uji coba alat ukur dinyatakan valid dan reliabel, maka langkah selanjutnya yakni penulis melakukan penelitian dengan jumlah sampel sebanyak seratus