PENGARUH LATIHAN ZIG-ZAG MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN METODE REPETISI TERHADAP KELINCAHAN PEMAIN
SEPAKBOLA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh: Rizki Mubaraq
1005417
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH LATIHAN ZIG-ZAG MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN METODE REPETISI TERHADAP KELINCAHAN PEMAIN
SEPAKBOLA
Oleh
Rizki Mubaraq
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Rizki Mubaraq 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
RIZKI MUBARAQ
PENGARUH LATIHAN ZIG-ZAG MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN METODE REPETISI TERHADAP KELINCAHAN PEMAIN SEPAKBOLA
Disetujui dan DisahkanOleh :
Pembimbing I,
Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd NIP.196812181994021001
Pembimbing II,
Alen Rismayadi, S.pd. M.pd NIP.197612282008121002
Diketahui oleh,
Ketua Departement Pendidikan Kepelatihan
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGARUH LATIHAN ZIG-ZAG MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN METODE REPETISI TERHADAP
KELINCAHAN PEMAIN SEPAKBOLA
PembimbingI : Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd Pembimbing II : Alen Rismayadi, M.pd.
Rizki Mubaraq* 1005417
Meningkat atau tidaknya kemampuan fisik pemain sepakbola sangat tergantung pada banyak faktor, diantaranya adalah kemampuan seorang pelatih dalam menerapkan metode latihan pada pola-pola latihan yang bertujuan pada setiap komponen fisik seperti kemampuan kelincahan. Karena kelincahan merupakan komponen fisik yang sangat diperlukan dalam pertandingan sepakbola, maka penelitian ini penulis meneliti tentang latihan zig-zag dengan metode latihan interval dan metode latihan repitisi terhadap peningkatan kelincahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan
zig-zag dengan metode latihan interval dan repetisi terhadap kelincahan pemain sepak
bola. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Tim Coerver Coaching Bandung, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 22 orang siswa Tim Coerver Coaching Bandung. Penelitian ini dilakukan selama 8 minggu dengan frekuensi latihan 2 kali dalam seminggu. Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang diperoleh, maka hasil penelitian adalah tidak terdapat peningkatan yang signifikan dari metode interval dan terdapat peningkatan yang signifikan dari metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola. Jika dibandingkan terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan dari metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola. Berdasarkan hasil penelitian ini penulis memberi rekomendasi agar metode repetisi ini menjadi pilihan sebagai salah satu metode untuk meningkatkan kelincahan pemain sepakbola.
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Supervisor: 1. Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd 2. Alen Rismayadi, M.pd.
Rizki Mubaraq* 1005417
ZIG-ZAG EFFECT OF EXERCISE USING INTERVAL AND METHOD OF REPS AGILITY SOCCER PLAYERS
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN………... i
KATA PENGANTAR………... ii
UCAPAN TERIMA KASIH....………. iii
ABSTRAK……….. vii
DAFTAR ISI……….. vii
DAFTAR TABEL……….. ix
DAFTAR GAMBAR………. x
DAFTAR LAMPIRAN……….. xi
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Rumusan Masalah……… 5
C. Tujuan Penelitian……….. 6
D. Manfaat Penelitian………... 6
E. Batasan Penelitian………. 6
F. Batasan Istilah……….. 7
G. Struktur Organisasi Skripsi……….. 7
BAB II TINJAUAN TEORITIS... 9
A. Hakikat Sepakbola……… 9
B. Hakikat Kondisi Fisik……… 11
C. Hakikat Kondisi Fisik Sepakbola……….. 15
D. Hakikat Kelincahan……… 15
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Hakikat Latihan Zig-Zag……… 23
G. Hakikat Metode Latihan……… 25
H. Hakikat Metode Latihan Interval dan Metode Latihan Repetisi………. 25
I. Anggapan Dasar……… 27
J. Hipotesis Penelitian……… 29
BAB III METODE PENELITIAN……… 30
A. Metode Penelitian………. 30
B. Populasi dan Sampel………. 31
C. Desain Penelitian………... 32
D. Instrumen Penelitian………..……… 35
E. Pelaksanaan Latihan……….. 36
F. Prosedur Penelitian……… 38
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN……… 42
A. Analisis Data………. 42
B. Diskusi Temuan………... 48
BAB V KESIMPULAN dan SARAN………... 51
A. Kesimpulan………... 51
B. Saran………... 51
DAFTAR PUSTAKA…………. 52
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Hal
4.1. Hasil Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku Tes Awal dan
Tes Akhir Kelompok Metode Interval dan Metode Repetisi ……... 42
4.2. Hasil Pengujian Homogenitas (dua variansi) Kelompok Metode
Interval dan Metode Repetisi………. 43
4.3. Hasil pengujian Liliofers kelompok Metede Interval dan Metode
Repetisi………. 44
4.4. Hasil Perhitungan dan Uji Signifikansi Peningkatan Hasil
Menggunakan Metode Interval dan Metode Repetisi…………... 45
4.5. Grafik Perbandingan Tes Awal dan Akhir Menggunakan Metode
Interval.……….. 46
4.6. Grafik Perbandingan Tes Awal dan Akhir Menggunakan Metode
Repetisi……….. 47
4.7. Hasil perhitungan dan uji signifikansi perbedaan peningkatan hasil
latihan menggunakan Metode Interval dan Metode Repetisi……… 47
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1. Prinsip-Prinsip Latihan ... 23
2.2. Bentuk Latihan Zig-Zag ………... 24
2.3. Desain Penelitian…... 32
3.1. Alur Penelitian ………...... 34
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Interval dan Repetisi……… 54
2. Menghitung Rata-Rata Data Hasil Tes Metode Interval……… 55
3. Menghitung Rata-Rata Data Hasil Tes Metode Repetisi…………... 55
4. Grafik Perbandingan Tes Awal dan Akhir Metode Interval dan
Repetisi……….. 57
5. Menghitung Simpangan Baku Data Hasil Tes Metode Interval…… 58
6. Menghitung Simpangan Baku Data Hasil Tes Metode Repetisi…… 60
7. Uji Homogenitas Tes Awal……… 62
8. Uji Homogenitas Tes Akhir………... 63
9. Uji Homogenitas Gain……… 64
10. Uji Normalitas Data Hasil Pengujian Tes Awal Kelompok Metode
Interval………. 65
11. Uji Normalitas Data Hasil Pengujian Tes Akhir Kelompok Metode
Interval………. 66
12. Uji Normalitas Data Hasil Pengujian Tes Awal Kelompok Metode
Repetisi………. 67
13. Uji Normalitas Data Hasil Pengujian Tes Akhir Kelompok Metode
Repetisi……….. 68
14. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata……… 69
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
16. Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors………... 73
17. Nilai Persentil Distribusi Z………. 74
18. Nilai Persentil Distribusi t……….. 75
19. Nilai Persentil Distribusi F……… 76
20. Program Latihan……… 77
21. Presentasi Volume Latihan……… 78
22. Foto Penelitian………. 84
23. Surat Izin Penelitian………...………. 86
24. SK Pengesahan Judul Skripsi………. 87
25. Surat Balasan Penelitian dari Coerver Coaching Bandung……... 92
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Sepakbola adalah olahraga yang digemari oleh semua kalangan di dunia,
termasuk di indonesia. Dari anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. Olahraga
ini disukai terutama oleh para laki-laki tetapi wanita pun tidak sedikit yang
menyukai olahraga ini. Sepakbola tidak hanya dijadikan hobi semata pada saat ini,
tetapi sudah menjadi suatu cita-cita yang ingin orang-orang capai. Kita tidak asing
lagi melihat dan mendengar sepakbola menjadi pekerjaan banyak orang karena
dari sepakbola orang-orang mendapatkan materi yang tidak sedikit, contohnya di
liga profesional para atlet mendapatkan penghasilan melalui olahraga ini. Bahkan
kita lihat pada saat sekarang ini banyak sekali orang tua yang mendaftarkan
anak-anaknya ke sekolah sepak bola atau akademi sepak bola dengan maksud
ingin anaknya bisa bermain bola dan menjadi pemain sepak bola profesional.
Untuk dapat bermain bola dengan baik pemain harus mempunyai
kemampuann teknik-teknik dasar sepak bola. Sucipto dkk (2000, hlm. 17)
berpendapat bahwa “teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepakbola adalah
menendang (kicking), menghentikan bola (stoping), mengiring bola (dribbling),
menyundul bola (heading), merampas (tackling), lemparan kedalam (throw-in),
dan menjaga gawang (goal keeping)”. Teknik-teknik dasar tersebut sudah harus
diberikan sejak usia dini.
Tidak hanya teknik dasar, pemain juga harus mempunyai kondisi fisik
yang prima. Dengan kondisi yang prima atlet akan bisa bermain dengan baik
selama 2x45 menit dalam satu pertandingan. Kadang banyak sekali atlet yang
mengesampingkan kondisi fisik ini, padahal dengan kondisi yang prima performa
2
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu kondisi fisik yang memiliki peranan penting dalam sepakbola
adalah kelincahan (agility). Kelincahan ini penting sekali dalam bergerak dan
mengubah arah dengan cepat dalam permainan sepakbola. Mengenai hal ini,
Harsono (1988, hlm. 204) menjelaskan bahwa “komponen fisik yang diperlukan
dalam cabang sepakbola antara lain; kekuatan otot, kelentukan, kelincahan dan power”. Kelincahan adalah kemampuan tubuh dalam bergerak dengan cepat dan mengubah arah dengan cepat dengan keseimbangan tubuh yang tetap. Menurut
Harsono (1993, hlm. 14) “orang yang lincah adalah orang yang mempunyai
kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada
waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya”. Dan Suharno HP (1983, hlm. 28) “mendefinisikan kelincahan adalah kemampuan dari seseorang untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi”. Kelincahan sangat penting sekali bagi setiap pemain sepakbola, dimana kelincahan sangat penting ketika berlari, bergerak,
mencari posisi yang tepat, baik pemain yang berposisi sebagai kiper, pemain
bertahan, pemain tengah, maupun pemain depan harus mempunyai kelincahan
yang sangat bagus. Hal ini sesuai dengan yang di kutip oleh Soccer Agility bahwa “there are several moments during a soccer match where all that agility soccer
training will pay off. It doesn't really matter what position you're playing on”. Maksudnya dari kutipan di atas bahwa kelincahan dalam pertandingan sepakbola
sangat penting, tidak memandang apapun posisinya.
Kelincahan sangat penting bagi pemain sepakbola. Dengan kelincahan
yang baik pemain akan bisa bergerak dengan lincah ke segala arah dengan tujuan
yang akan dicapai. Kelincahan itu sendiri dapat berperan dalam mengubah arah
tubuh kita dengan cepat dan tepat tanpa kehilangan keseimbangan pada tubuh
kita. Sesuai dengan yang di jelaskan oleh Santana (2000, hlm. 80) “agility is
closely related to balance because it requires athletes to regulate shifts in body”.
3
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan keseimbangan, karena memerlukan atlet untuk mengatur pergeseran dalam
tubuh. Dengan kelincahan juga seorang pemain dapat bergerak dan dapat
melewati sergapan lawan ketika adanya tekanan dari lawan dengan ruang gerak
yang terbatas dan dengan adanya penjagaan yang ketat dari lawan.
Kelincahan juga sangat penting bagi pemain sepakbola untuk bergerak
dengan cepat pada saat pemain melakukan penyerangan dan pertahanan. Tidak
hanya dalam bertahan, dalam menyerang pun sangat penting kelincahan seorang
pemain depan dalam menerobos pertahan tim lawan. Penyerang (pemain depan)
harus mempunyai kelincahan yang bagus, karena penyerang harus bisa memasuki
pertahanan lawan dengan usaha mencetak gol dan penyerang juga harus bisa 1
lawan 1 dengan kiper lawan ketika berada di daerah 16 untuk mencetak gol.
Penyerang dalam hal ini bisa di katakan harus mempunyai kelincahan yang lebih
di bandingkan pemain-pemain lainya, ini di karenakan penyerang harus selalu
bergerak untuk berusaha masuk ke dalam daerah pertahanan lawan. Penyerang
harus bisa bergerak dengan cepat, mengubah arah dengan cepat, menghindari
lawan dengan cepat, melepaskan diri dari lawan dengan cepat, hal ini juga harus
di dukung dengan keterampilan kecepatan, keseimbangan dan kelenturan pemain
itu sendiri baik tanpa bola maupun mengunakan bola. Hal ini sesuai dengan
kutipan Soccer Agility yang menjelaskan bahwa:
Attackers – Since agility affects sprinting, dribbles and your ability to throw your marker off balance and finish a cross, you can pretty much deduct that it's a crucial skill to work upon as a striker. In the opponent's box, you have infinitely less time to act than anywhere else on the pitch and improving your ball control speed through agility is equally crucial
Maksud dari pendapat di atas adalah dengan kemampuan kelincahan
seorang penyerang akan mampu berlari cepat mengunakan bola atau tanpa bola
4
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cepat bertindak untuk mengambil sautu keutusan dan juga meningkatkan
kecepatan kontrol bola melalui kelincahan.
Tidak hanya pemain depan saja pemain tengah dan pemain bertahan pun
harus mempunyai kelincahan yang bagus. Pemain tengah harus bisa dengan cepat
mengalirkan bola ke penyerang dengan tujuan bisa melakukan penyerangan
dengan cepat. Dan juga pemain bertahan disini tugasnya harus bisa lincah dan
cepat ketika bertahan karena adanya serangan dari lawan. Sesuai dengan kutipan
yang di ambil dari Soccer Agility yang menjelaskan bahwa
Defenders – As I noted earlier, a defender can make good use of their agility by countering dribbles and tackling correctly. A defender is also forced to sprint out of defense on many occasions during a match, forming the offside line and leaving strikers out of play, so by improving their acceleration through agility exercises, defenders actually improve this off-the-ball skill as well. Midfielders – For left and right midfielders, agility exercises work towards helping them dribble easier and giving them the acceleration boost needed to overcome their direct opponents. For central midfielders and playmakers, agility can create an awesome combination with the player's vision, allowing him to quickly gain control of the ball, turn it in the direction of a teammate and unleash the pass.
Pendapat di atas menjelaskan bahwa dengan kelincahan pemain bertahan
dapat mengiring bola dengan benar dan cepat ketika serangan balik, bek juga
harus keluar pertahanan dengan cepat, membentuk garis offside, sehingga dengan
meningkatkan akselerasi mereka dengan latihan kelincahan. Untuk gelandang kiri
dan kanan dengan kelincahan akan memudahkan mereka untuk lari dan mengiring
bola dengan cepat ketika menyerang , sedangkan untuk gelandang tengah dengan
kelincahan mempercepat mereka untuk membuat kombinasi yang mengagumkan
dengan visi pemain, sehingga cepat mengusai bola.
Sesuai dengan penjelasan di atas tentang pentingnya kelincahan bagi
setiap pemain dalam cabang olahraga sepakbola merupakan salah satu faktor
5
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
latihan kelincahan itu sendiri tentunya dengan lari dengan cepat, mengubah arah
dengan cepat, sesuai dengan bentuk gerakan di lapangan. Adapun mengenai
bentuk-bentuk latihan kelincahan Harsono (1988, hlm. 172-173) mengatakan
bahwa “bentuk latihan untuk kelincahan (agilitas) antara lain: lari bolak-balik
(shuttle run), lari belak-belok (zig-zag run), lari boomerang, envelop, halang
rintang, hexagon, dan lain-lain.”
Salah satu bentuk latihan kelincahan yang sering diterapkan dalam latihan
fisik adalah bentuk latihan zig-zag. Bentuk latihan kelincahan ini dilakukan
dengan cara lari ke depan dengan mengubah arah dengan cepat yang dibatasi kons
sebagai pembatas.
Dalam penelitian ini, penulis memilih metode latihan yang mungkin
meningkatkan kelincahan yakni metode interval dan metode repetisi. Kedua
metode ini mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan kelincahan
atlet. Sidik (2011) menjelaskan bahwa “metode latihan yang dapat diterapkan
dalam bentuk latihan ini adalah seperti metode repetisi, metode interval, metode
tempo run atau metode kontinyu”. Namun, dari kedua metode ini perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut mengungkapkan metode mana yang lebih berpengaruh
untuk meningkatkan kelincahan pemain sepakbola. Santoso dkk (2005, hlm. 66)
menjelaskan bahwa “ latihan interval dilakukan dengan mengunakan selang waktu istirahat di antara rangkaian kegiatan yang harus dilakukan”. Harsono menambahkan bahwa (1988, hlm. 156) "interval training adalah suatu sistem
latihan yang diselingi oleh interval-interval yang berupa masa-masa istirahat”.
Metode latihan ini metode yang sangat berat dimana kondisi atlet harus bugar
untuk bisa mendapatkan hasil yang baik, metode ini juga dilakukan dengan
intensitas yang tinggi. Metode latihan repetisi menurut Sidik (2010) “metode
repetisi adalah metode latihan yang menekankan pada unsur pengulangan
6
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bertolak dari penjelasan di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti dan
mengkaji lebih jauh “Pengaruh Bentuk Latihan Zig-Zag dengan Metode Latihan
Repetisi dan Metode Latihan Interval Terhadap Peningkatan Kelincahan Pemain
Sepakbola”.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah bentuk latihan zig-zag dengan metode interval memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap kelincahan pemain sepakbola?
2. Apakah bentuk latihan zig-zag dengan metode repetisi memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap kelincahan pemain sepakbola?
3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada bentuk latihan
zig-zag menggunakan metode interval dengan repetisi terhadap kelincahan pemain
sepakbola?
C.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang di kemukakan diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan pada bentuk latihan zig-zag
dengan metode interval terhadap kelincahan pemain sepakbola
2. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan pada bentuk latihan zig-zag
dengan metode repetisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara bentuk latihan zig-zag dengan
metode interval dan bentuk latihan zig-zag dengan metode repetisi terhadap
kelincahan pemain sepakbola
7
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Sebagai bahan referensi bagi peneliti yang hendak meneliti masalah-masalah
sepakbola terutama pada kelincahan pemain sepakbola
2. Sebagai bahan informasi bahwa untuk meningkatkan proses latihan dapat
ditunjang dengan latihan kelincahahan yang sesuai dengan tujuaan latihanya
3. Sebagai referensi bagi pelatih dan atlet dalam proses latihan kelincahan dalam
sepakbola
E.Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini sangat penting sebagai pembatasan masalah
penelitian itu sendiri agar penellitian lebih terarah dan membatasi ruang lingkup
pembahasan. Oleh karena itu penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas dari penelitian ini adalah bentuk latihan zig-zag dengan metode
interval dan bentuk latihan zig-zag dengan metode repetisi
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelincahan pemain sepakbola
3. Sampel yang digunakan adalah 22 orang pemain Tim Coerver Coaching
KU-12 Bandung
F. Batasan Istilah
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul penelitian, maka penulis
menjelaskan istilah-istilah penting dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bentuk latihan zig-zag. Bentuk latihan zig-zag adalah suatu latihan untuk
mengukur kelincahan dengan mengubah arah dalam kecepatan tinggi (Sajoto,
1988).
2. Metode Latihan Interval adalah konsistensi dalam norma pembebanan, yaitu
8
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan yang paling penting adalah masa istirahat yang dilakukan antar
pengulangan berlangsung secara konsisten(Sidik, 2011).
3. Metode repetisi adalah metode latihan yang menekankan pada unsur
pengulangan (repetisi) dengan durasi istirahat (rest interval) dan jarak
(distance) yang tetap atau bervariasi (Sidik, 2011).
4. Kelincahan berasal dari kata lincah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1993, hlm. 525) “Lincah berarti selalu bergerak, tidak dapat diam, tidak tenang, tidak tetap”. Kelincahan adalah kemampuan dari seseorang untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi
(Suharno HP, 1983, hlm. 28).
G.Struktur Organisasi Skripsi
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya,
maka berikut ini rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan yang akan
diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, batasan istilah, struktur
organisasi skripsi
BAB II kajian pustaka, kerangka berfikir, dan hipotesis penelitian: dalam
kajian pustaka berisikan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang
akan dilakukan yaitu tentang hakekat sepakbola, hakekat kondisi fisik, hakekat
kelincahan, prinsip-prinsip latihan, hakekat latihan zig-zag, hakekat metode
latihan, hakekat metode interval dan metode repetisi, kerangka pemikiran dan
hipotesis penelitian yang berisikan jawaban sementara tentang penelitian yang
akan diteliti
BAB III metode penelitian membahas mengenai metode penelitian,
populasi dan sampel, desain penelitian, instrument penelitian, pelaksanaan latihan,
9
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV hasil penelitian berisi tentang hasil penelitian, analisis data dan
diskusi temuan
BAB V kesimpulan dan saran yang membahas kesimpulan hasil penelitian
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian tentunya diperlukan suatu metode. Metode ini
merupakan cara atau jalan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan penelitian yaitu
mengambarkan dan menyimpulkan data dengan maksud untuk memecahkan suatu
masalah. Menurut Sugiyono (2004, hlm. 1) “metode penelitian pada dasarnya cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Rangkaian
cara atau kegiatan pelaksaan penelitian didasari oleh asumsi dasar,
pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi
(Sukmadinata, 2012, hlm. 52).
Banyak sekali metode-metode penelitian yang dapat digunakan dalam
melakukan suatu penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
atau sebab dan akibat dari suatu perlakuan. Mengenai metode eksperimen ini
Hadi (1985) menjelaskan bahwa “penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh
peneliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2013, hlm. 72) “metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan”. Dalam metode ini kita melakukan suatu perlakuan (treatment)
sehingga mendapatkan hasil penelitian.
Berdasarkan sifat dari metode ini bahwa dalam metode eksperimen ada
dua faktor yang dicobakan, dalam hal ini faktor yang dicobakan dan merupakan
variabel bebas dalam bentuk latihan zig-zag dengan metode interval dan latihan
zig-zag dengan metode repetisi untuk mengetahui pengaruh dan perbedaanya
31
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Untuk memperoleh data dalam suatu penelitian ini diperlukan sumber data
yang disebut populasi dan sampel penelitian. Menurut Sugiyono (2013,hlm. 80)
“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya”. Sedangkan menurut Arikunto
(2010, hlm. 173) “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Dalam hal ini populasi tidak hanya orang, tetapi bisa saja benda-benda alam lain. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah pemain Tim Coerver Coaching Bandung
yang berjumlah 90 orang. Penelitian ini menggunakan populasi dari Tim Coerver
Coaching dikarenakan peneliti salah satu pelatih di Coerver Coaching.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2013, hlm.81) “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Arikunto (2010, hlm. 174)
juga menambahkan “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
“Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel
yang besar dan jauh” (Arikunto, 2010, hlm. 183). Sugiyono menambahkan (2013, hlm. 85) “sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu”.
Sampel di ambil berdasarkan pertimbangan berikut:
1. Refrensentatif
2. Dianggap mewakili
32
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai teknik pengambilan sampel,
maka penentuan sampel didasarkan atas pertimbangan kelompok umur, serta
kemampuan atlet. Dalam penelitian ini maka sampel yang digunakan 22 orang
pemain Tim Coerver Coaching KU-12 Bandung. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Scheunemann, dkk (2012, hlm. 18) yang diterjemahkan oleh
Syafri, dkk dalam buku Kurikulum Sepakbola Indonesia mengenai latihan
kelincahan bahwa “Umur emas melatih aneka koordinasi dan kelincahan adalah antara 10 – 12 tahun. Utamakan juga latihan koordinasi dan kelincahan untuk
pemain umur 13 – 15 tahun karena pemain di kelompok umur ini umumnya
mengalami penurunan kemampuan koordinasi dan kelincahan”.
Untuk memudahkan dalam pembagian kelompok latihan terlebih dahulu
dilakukan test awal dengan tes illinois tes. Setelah data tes awal di dapat
dilakukan penyusunan rangking dari yang terbesar sampai yang terkecil dan
penjodohan dengan menggunakan metode A-B-B-A, metode ini digunakan agar
kedua kelompok mempunyai kemampuan yang seimbang (equivalen). Setelah
dilakukan pembagian sampel akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
A untuk kelompok latihan zig-zag mengunakan metode interval berjumlah 10
orang dan kelompok B untuk kelompok latihan zig-zag mengunakan metode
repetisi berjumlah 10 orang.
C.Desain Penelitian
Desain penelitian sangat penting sekali dalam penelitian, karena desain ini
merupakan rancangan penelitian yang akan dilakukan. Menurut Setyosari (2010,
hlm. 148) “desain penelitian adalah rencana dan struktur penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga kita dapat memperoleh jawaban atas
permasalahan-permasalahan penelitian”. Desain penelitian yang akan penulis gunakan yaitu
pre-test and post-pre-test desain. Adapun konstalasi desain penelitiannya adalah sebagai
33
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kelompok A
Kelompok B
Gambar 3.1 Desain penelitian Arikunto (2010, hlm. 125)
Keterangan:
Kelompok A : Latihan zig-zag menggunakan metode interval Kelompok B : Latihan zig-zag menggunakan metode repetisi
: Tes awal
: Kelompok eksperimen metode interval : Kelompok eksperimen metode repetisi : Test Akhir
Adapun langkah-langkah penelitianya penulis deskripsikan dalam bentuk
34
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Alur penelitian
POPULASI
SAMPEL
TEST AWAL
KELOMPOK A
LATIHAN REPETISI
KELOMPOK B
35
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2 Alur Penelitian
D.Instrument Penelitian
Pada prinsipnya dalam suatu penelitian adalah melakukan pengukuran
terhadap apa yang akan kita teliti, maka dari itu harus ada alat ukur yang baik.
Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Instrumen
penelitian menurut Sugiyono (2013,hlm. 102) “Suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang di amati. Secara spesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian” . sedangkan menurut Arikunto (2010,
hlm. 203) “ Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dah hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah.
TREATMENT/ PERLAKUAN
TEST AKHIR
36
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun Instrumen penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah Illinois Test. Tes ini memiliki validitas sebesar 0,90 dan realibilitas 0,94
dan kriteria tes pelengkap yang cocok dengan apa yang kan diteliti. Illinois
Agility Test (Getchell, 1979) biasanya digunakan untuk tes kelincahan dan
terdapat norma-norma yang tersedia. Tujuan tes ini untuk melihat kemampuan
kelincahan atlet. Adapun pelaksanaan illinois test sebagai berikut:
1. Setiap pemain mulai berlari kedepan dan melewati cones
2. Kemudian balik lagi, lalu berlari zig-zag melewati cones-cones yang telah
disusun
3. Kemudian balik lagi, lalu lari lagi ke arah depan dan melewati cones,
4. Setelah itu berlari lagi melewati garis finish.
5. Gerakan di nyatakan gagal bila testee berlari tidak sesuai dengan arah
37
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.3 Illinois Agility run
(Sumber:www.topendsports.com)
E.Pelaksanaan Latihan
Penelitian ini dilaksanakan di Coerver Soccer Academy Bandung. Dalam
pelaksanaan latihannya, masing-masing kelompok A dan kelompok B melakukan
latihan zig-zag dengan metode yang berbeda. Yang sebelumnya dilakukan test
awal terlebih dahulu. Kelompok A melakukan latihan zig-zag dengan metode
repetisi dan kelompok B melakukan latihan zig-zag dengan metode interval.
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November
2014. Pelaksanaan penelitian ini berlansung selama 6 minggu atau 18 kali
pertemuan dengan 2 kali pertemuan tes awal dan tes akhir dan 16 kali pemberian
latihan. Pemberian latihan dilakukan selama 2 kali dalam seminggu. Hal ini
sesuai dengan yang di jelaskan Sajoto (1995, hlm. 35) “namun pelatih para pelatih
dewasa ini pada umumnya setuju untuk menjalankan program latihan 2 kali setiap
minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Adapun lama latihan yang
diperlukan adalah selama 6 minggu atau lebih”. Harsono menambahkan (2004, hlm. 50) yang menjelaskan, “Atlet sebaiknya berlatih 2-5 kali dalam seminggu,
tergantung dari tingkat keterlibatannya dalam olahraga. Program latihan
terlampir.”
Latihan dilakukan pada hari Senin pada pukul 19.00-21.00, dan Rabu pada
pukul 16.00-18.00 Wib.
Dalam latihannya setiap kelompok atlet akan melakukan latihan zig-zag
dengan metode repetisi dan metode interval dengan menggunakan prinsip beban
berlebih (overload). Sebelum latihan dilakukan atlet melakukan peregangan
38
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari latihan yang dilakukan terdiri dari 3 bagian yaitu latihan pemanasan,
latihan inti dan latihan pendingininan. Berikut adalah uraian pelaksanaan latihan
dalam setiap pertemuanya:
1. Latihan pemanasan
Sebelum melakukan latihan, atlet diberikan latihan pemanasan yang
bertujuan untuk menyiapkan otot dan sendi untuk masuk ke dalam latihan inti
yang akan dilakukan. Latihan pemanasan inti dibimbing oleh penulis dengan salah
satu atlet memimpin pemanasan. Latihan pemanasan yang dilakukan yaitu
peregangan statis, dinamis dan lari mengelilingi lapangan selama 10 menit.
2. Latihan inti
Setelah melakukan latihan pemanasan, atlet melaksanakan materi dalam
latihan ini sesuai dengan program latihan yang telah penulis susun. Kedua
kelompok A dan B melakukan latihan zig-zag sesuai dengan program yang telah
disusun oleh penulis. Mengenai program latihan dapat di lihat pada lampiran
program latihan.
3. Latihan pendinginan
Setelah melakukan latihan inti, atlet diberikan latihan pendinginan atau
cooling down dengan tujuan untuk mengurangi dan mencegah kelelahan pada otot
akibat latihan. Bentuk latihan yang diberikan adalah dengan berlari-lari kecil 2-3
menit mengitari lapangan dan kemudian melakukan peregangan pasif dan
pelemasan untuk melemaskan otot-otot.
F. Prosedur Penelitian
Data diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir
eksperimen sebagai data akhir. Analisis data digunakan untuk melihat pengaruh
latihan zig-zag menggunakan metode repetisi dan interval terhadap peningkatan
39
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun langkah – langkah yang diambil dalam prosedur pengolahan data
adalah sebagai berikut :
1. Menghitung nilai rata-rata dengan menggunakan rumus dari Nurhasan
(2008, hlm. 24) sebagai berikut :
̅ ∑
Arti unsur-unsur diatas adalah :
X = nilai rata-rata yang dicapai X = skor yang diperoleh
Σ = Jumlah
N = Jumlah sampel
2. Mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus Nurhasan
(2008, hlm. 39) adalah sebagai berikut :
√∑ ̅ ̅̅̅̅̅̅̅
Arti unsur-unsur diatas adalah :
S = Simpangan baku
= skor yang diperoleh
x = nilai rata-rata
n = Jumlah sampel
3. Menguji normalitas dengan uji Lilliefors. Adapun langkah-langkah
pengujian yang dapat dilakukan menurut Nurhasan (2008, hlm. 118)
40
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai
pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang
paling besar
b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan
pendekatan Z-skor yaitu :
Z = ̅
c. Untuk tiap bangku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku ( tabel distribusi Z ). Kemudian hitung peluang dari
masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan : jika nilai Z
negatf, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas
distribusi pada tabel.
d. Menentukan nilai proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan
cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang
kemudian dibagi dengan banyak sampel.
e. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya
f. Ambillah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak
dari seluruh sampel yang ada dan berilah symbol Lo.
g. Dengan bantuan tabel Nilai Kritis L untuk uji Lilliofers, maka
tentukanlah nilai L.
h. Bandingkanlah nilai L dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima
atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria
Terima Ho jika Lo < Lα = Normal
Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak normal
4. Menguji homegenitas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
41
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan kriteria pengujian terima hipotesis apabila F-hitung lebih
kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2)
dengan taraf nyata (a) = 0,05.
5. Uji kesamaan dua rata-rata ( skor berpasangan )
Menurut Nurhasan (2008, hlm. 154) uji ini digunakan apabila skor
yang kita bandingkan berpasangan (sampel yang digunakan sama dan
menggunakan tes yang sama) seperti contoh digunakannya tes awal
dan tes akhir pada sebuah eksperimen atau sering juga dikatakan uji
beda. Dengan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
√
Arti dari unsur-unsur diatas adalah :
t = nilai t hitung yang dicari B = rata-rata nilai beda
SB = simpangan baku
n = jumlah sampel
6. Uji perbedaan dua rata-rata
Mengadakan pengujian pada tingkat kepercayaan 0,05 dengan
derajat kebebasan (n1+n2-2). Apakah kedua kelompok mempunyai
perbedaan yang berarti, atau sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan selama 12 kali pertemuan apabila hasil perhitungan nilai t
≤ t yang terdapat dalam distribuasi t table dengan dk (n1+n2-2) metode tersebut tidak berarti, tetapi sebaliknya jika hasil perhitungan
nilai t > t table berarti perbedaan tersebut mempunyai arti. Menguji
hasil metode dengan menggunakan rumus uji perbedaan dua
rata-rata (uji dua pihak ).
Uji t digunakan karena data-data berdistribusi normal. Rumus
42
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
̅ ̅
√ dengan :
Arti dari unsur-unsur di atas adalah :
t = t hitung
X1 = skor rata-rata kelompok 1
X2 = skor rata-rata kelompok 2
S2 = simpangan baku gabungan S12 = varians kelompok 1
S22 = varians kelompok 2
n1 = banyaknya sampel kelompok 1 n2 = banyaknya sampel kelompok 2
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan
t-hitung dengan t-tabel distribusi t dengan tingkat kepercayaan( α =
0,05) dan derajat kebebasan (dk) = ( n1 + n2 – 2) uji perbedaan
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan analisis data dari latihan zig-zag
menggunakan metode interval dan metode repetisi terhadap peningkatan kelincahan
pemain sepakbola Coerver Coaching Bandung, maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Latihan zig-zag menggunakan metode interval memberikan peningkatan yang
tidak signifikan terhadap peningkatan kelincahan.
2. Latihan zig-zag menggunakan metode repetisi memberikan peningkatan yang
signifikan terhadap peningkatan kelincahan.
3. Terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan latihan zig-zag
menggunakan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan kelincahan
B.Saran
Atas dasar hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat dikemukakan
adalah sebagai berikut:
1. Bagi pelatih, dan pembina olahraga dalam proses latihan dapat menggunakan
metode latihan interval dan metode latihan repetisi ini untuk varian atau
pilihan untuk meningkatkan kelincahan, walaupun metode repetisi lebih
signifikan untuk meningkatkan kelincahan pemain sepakbola.
2. Untuk meningkatkan latihan teknik, selain memberikan latihan teknik secara
maksimal, dengan latihan fisik juga akan membantu peningkatan kemampuan
52
3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan
penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang
52
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Bineka Cipta.
Harsono, (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi. Jakarta.
Harsono, (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung.
Kokasih, E. (1985). Olahraga Teknik & Program Latihan. Jakarta. Akademika Pressindo.
Luxbacher, J. (1999). Sepakbola. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Lee E. Brown, Vance A.Ferrigno, Juan Carlos Santana.(2000). Training for
Speed, Agility, and Quickness.USA. Human Kinetics.
Sugiyono, (2013). Statistika untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.
Setyosari, A. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta. Kencana.
Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Rosda.
Sucipto, Sutiyono,B., Tohir, I.M. (2000). Sepak Bola. Bandung.
Sajoto,M. (1995). Peningkatan & Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam
Olahraga. Semarang. Dahara Prize.
Sidik, D. Z, (2010). Pembinaan Kondisi Fisik (Dasar dan Lanjutan). Bandung: FPOK UPI.
Scheunemann,S. Timo. (2012). Kurikulum & Pedoman Dasar Sepakbola
Indonesia. Jakarta.
Wiarto, G. (2012). Fisiologi dan Olahraga. Surakarta. Graha Ilmu.
53
Rizki Mubaraq, 2015
Pengaruh latihan zig-zag menggunakan metode interval dan metode repitisi terhadap kelincahan pemain sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Website:
Angga,W.(2010). Latihan Kelincahan.
Tersedia:http://anggaway89.wordpress.com/2010/05/24/latihankelincahan/
Gexyun, D. BAB II [Online]
Tersedia: http://id.scribd.com/doc/134468282/13-BAB-II
Resha. (2012). Komponen Kondisi Fisik Pemain Sepakbola. [Online}
Tersedia: http://cerita-om-resha.blogspot.com/2012/04/komponen-fisik-pemain-sepakbola-dan.html
Sidik, D.Z. (2011). Manfaat Pelatihan Harness: Manfaat pelatihan Harness
dalam Meningkatkan Kemampuan Fisik Anaerob dan Aerob. [Online].
Tersedia: http://dizas424starperformance.blogspot.com/
Setiawan,E..(2012-2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online} Tersedia: http://kbbi.web.id/metode
Topend Sports.(1997-2014). Topend Sports-the Ultimate Sport&Science Resource [Online].
Tersedia :www.topendsports.com/#
Zoel, K.(2013). Penelitian Eksperimen. [Online]
Tersedia: http://kiflyzoel.blogspot.com/2013/03/penelitian-eksperimen. html
Soccer Fans Info.[Online]