01/S1-PKh/Karyawan/April/2015 PENGARUH LATIHAN MENGGAMBAR TEKNIK MOZAIK
TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
DI SLB C BUDI NURANI KOTA SUKABUMI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus
Oleh:
Shinta Dwi Mutiarawati
1106651
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH LATIHAN MENGGAMBAR TEKNIK MOZAIK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI
ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB C BUDI NURANI KOTA SUKABUMI
Oleh
Shinta Dwi Mutiarawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Shinta Dwi Mutiarawati
Universitas Pendidikan Indonesia
April 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH LATIHAN MENGGAMBAR TEKNIK MOZAIK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI
ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB C BUDI NURANI KOTA SUKABUMI
SHINTA DWI MUTIARAWATI 1106651
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I
Drs. H. Ahmad Mulyadiprana, M.Pd NIP. 19620906.198601.1.001
Pembimbing II
Dr. H. Sunardi, M.Pd NIP. 19600201.198703.1.002
Diketahui Oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
i Shinta Dwi Mutiarawati, 2015
Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGARUH LATIHAN MENGGAMBAR TEKNIK MOZAIK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI
ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB C BUDI NURANI KOTA SUKABUMI
(Shinta Dwi Mutiarawati, 1106651, Skripsi, Departemen Pendidikan Khusus FIP UPI, 2015)
Anak tunagrahita ringan yaitu anak yang mempunyai fungsi intelektual di bawah rata-rata dan disertai dengan kekurangan dalam penyesuaian tingkah laku, adanya hambatan perkembangan intelegensi, mental, emosi, sosial dan fisik. Karakteristik anak tunagrahita ringan yaitu memiliki masalah dalam memusatkan perhatiannya secara konsisten. Untuk membantu meningkatkan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan, dibutuhkan suatu latihan yang dapat membantu meningkatkan kemampuan konsentrasi. Dimana latihan menggambar teknik mozaik adalah kegiatan atau aktivitas menggambar dengan teknik menempel kepingan-kepingan kertas sesuai dengan pola pada media gambar berdasarkan dengan perintah yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan Single Subject
Research (SSR), dengan desain penelitian A-B-A, yang memiliki tiga fase yaitu Baseline-1 (A-1),
Intervensi, Baseline-2 (A-2). Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan statistik deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada satu subjek anak tunagrahita ringan yang memiliki hambatan dalam konsentrasi. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengolahan data, maka diketahui secara keseluruhan bahwa setelah diberi intervensi menggunakan latihan menggambar teknik mozaik memperlihatkan adanya peningkatan terhadap kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan kelas empat tingkat SDLB. Mean level subjek CV pada kemampuan konsentrasi mengalami peningkatan
Baseline-1 (A-1) adalah 23 detik, Intervensi (B) adalah 24,3 detik dan Baseline-2 (A-2) adalah 30
detik. Peningkatan tersebut menandakan bahwa adanya pengaruh dari intervensi yang diberikan yaitu latihan menggambar teknik mozaik, karena didalam permainan ini menuntut ketelitian, ketekunan ketika anak diharuskan menempel potongan kertas pada pola gambar yang telah disediakan sesuai dengan perintah.
ii ABSTRACT
THE INFLUENCE OF MOSAIC TECHNIQUE DRAWING EXERCISE
TOWARD INCREASED CONCENTRATION
OF MILD MENTAL RETARDED CHILDREN
AT SLB C BUDI NURANI SUKABUMI
(Shinta Dwi Mutiarawati, 1106651, Essay, Special Need Education Department, FIP UPI, 2015)
Mild mental retardation children are children who have intellectual functioning below average and is accompanied by deficiencies in adaptive behaviors, the existence of barriers to the development of intelligence, mental, emotional, social and physical. One of their characteristics that they have problems in concentrating consistently. To help improve the child's ability to concentrate it needs a special exercise. The mosaic technique drawing exercise is one of it. The mosaic technique drawing exercise is an activity or activities with engineering drawing sticking pieces of pape r according to the pattern on the media images based on the command carried out repeatedly and continuously. This study using an experimental method Single Subject Research (SSR) with ABA design , which has three phases: Baseline-1 (A-1), Intervention, Baseline-2 (A-2). Data collected was processed using descriptive statistics. This research was conducted on the subject of mild mental retardation children who have barriers in concentration. Based on the research results and the data processing, it is known that after being given a training intervention using a mosaic technique shows an increase in the concentration ability of mild mental retardation child at the elementary level of special school grade four. Mean level of the subject research (named CV) in consentration ability increased which are 23 second at Baseline-1 (A-1) , 24,3 second at Intervention (B) and 30 second at Baseline-2 (A-2). Such increase indicates that the intervention has work. The mosaic technique drawing exercise influence to the concentration because in this game requires precision, patience when children are required to stick bits of paper on the pattern of the image that has been provided in accordance with the command.
Shinta Dwi Mutiarawati, 2015
Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ……… i
KATA PENGANTAR ………. ii
UCAPAN TERIMAKASIH ……… iii
DAFTAR ISI ……… v
DAFTAR TABEL ……… viii
DAFTAR GRAFIK ………. ix
DAFTAR BAGAN ………... x
DAFTAR LAMPIRAN ………... xi BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………..
B. Identifikasi Masalah ………
C. Batasan Masalah ………..
D. Rumusan Masalah ………...
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ………
1
4
4
5
5
BAB II ANAK TUNAGRAHITA, LATIHAN MENGGAMBAR TEKNIK MOZAIK DAN KONSENTRASI
A. Konsep Dasar Konsentrasi ………..
1. Pengertian Konsentrasi ………..
2. Manfaat Konsentrasi ……….
3. Ciri-ciri Gangguan Konsentrasi ………
4. Penyebab Gangguan Konsentrasi ………..
v
7
7
8
9
B. Konsentrasi Anak Tunagrahita Ringan ………...
1. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan ………...
2. Kemampuan Konsentrasi Anak Tunagrahita Ringan ………
C. Latihan Menggambar Teknik Mozaik ……….
1. Manfaat Latihan Menggambar Teknik Mozaik ………
2. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Latihan Menggambar
Teknik Mozaik ………..
D. Penelitian yang Relevan ………..
E. Kerangka Berpikir ………...
13
17
23
25
26
27
27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian ………..
1. Variabel Bebas ………..
2. Variabel Terikat ……….
B. Metode Penelitian ………
C. Subjek dan Lokasi Penelitian ………..
1. Subjek Penelitian ………...
2. Lokasi Penelitian ………...
D. Instrumen dan Pengembangan Instrumen ………...
1. Instrumen Penelitian ………..
2. Pengembangan Instrumen ……….
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ………
vi
31
31
33
35
37
37
38
38
38
39
Shinta Dwi Mutiarawati, 2015
Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ………...
B. Analisis Data Hasil Penelitian ……….
1. Analisis Dalam Kondisi ……….
a. Panjang Kondisi ………
b. Estimasi Kecenderungan Arah ……….
c. Kecenderungan Stabilitas ……….
d. Jejak Data ………..
e. Level Stabilitas dan Rentang ………
f. Perubahan Level ………...
2. Analisis Antar Kondisi ………..
a. Jumlah variabel yang diubah ………
b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ……….
c. Perubahan Kecenderungan Stabilitas ………
d. Perubahan Level ………...
e. Data Overlap ……….
C. Pembahasan ……….
45 47 47 47 48 50 54 54 55 57 57 58 58 59 59 64
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ………..
B. Rekomendasi ………...
67
68
DAFTAR PUSTAKA ……….. 69
LAMPIRAN ………. 71
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
2.1 Klasifikasi Anak Tunagrahita Berdasarkan Tingkat Intelegensinya … 15
4.1 Data Kemampuan Konsentrasi ………. 46
4.2 Panjang Kondisi ………... 48
4.3 Estimasi Kecenderungan Arah ………. 50
4.4 Estimasi Kecenderungan Jejak ………. 54
4.5 Level Stabilitas dan Rentang ……… 54
4.6 Perubahan Level ………... 55
4.7 Rangkuman Hasil Analisis dalam Kondisi ……….. 56
4.8 Jumlah Variabel yang Diubah …………..……… 58
4.9 Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ………..…... 58
4.10 Perubahan Kecenderungan Stabilitas……….. 59
4.11 Perubahan Level ………. 59
4.12 Data Presentase Overlap ……… 61
4.13 Rangkuman Hasil Analisis Visual Antar Kondisi ……….
4.14 Mean Level ………
62
Shinta Dwi Mutiarawati, 2015
Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
viii
DAFTAR GRAFIK Grafik Hal 3.1 Tampilan Desain A-B-A ……….. 36
4.1 Hasil Kemampuan Konsentrasi ……… 47
4.2 Kecenderungan Arah Kemampuan Konsentrasi ………. 49
4.3 Kecenderungan Stabilitas pada Kondisi Baseline-1 ……… 51
4.4 Kecenderungan Stabilitas pada Kondisi Intervensi ……… 52
4.5 Kecenderungan Stabilitas pada Kondisi Baseline-2 ………. 53
4.6 Data Overlap kondisi Baseline-1 ke Intervensi (B) ………. 60
4.7 Data Overlap kondisi Intervensi (B) ke Baseline-2 ………. 61
ix
DAFTAR BAGAN
Bagan Hal
Shinta Dwi Mutiarawati, 2015
Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kisi-kisi Instrumen
2. Expert Judgment dan Perhitungan Validitas
3. Instrumen Penelitian
4. Jadwal Kegiatan Penelitian
5. Hasil Penelitian
6. Surat-surat Penelitian
7. Dokumentasi
1 Shinta Dwi Mutiarawati, 2015
Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hal utama yang menentukan sukses atau tidaknya seseorang adalah
kemampuannya dalam melakukan konsentrasi pada saat melakukan kegiatan
pokoknya sehari-hari. Konsentrasi berkaitan dengan usaha seseorang untuk
memfokuskan perhatiannya pada suatu objek tertentu sehingga apabila
seseorang tidak dapat berkonsentrasi dengan baik dan perhatiannya mudah
beralih pada objek yang lain maka tidak akan mampu memahami objek
tersebut secara menyeluruh. Konsentrasi pada hakekatnya merupakan
kemampuan seseorang dalam mengendalikan kemauan, pikiran dan
perasaannnya. Dengan kemampuan tersebut, seseorang akan mampu
memfokuskan sebagian besar perhatiannya pada objek yang dikehendaki
(Hakim, 2002: 6).
Konsentrasi sebagai suatu proses pemusatan pikiran kepada suatu objek
tertentu (Hakim, 2002: 1). Dengan adanya pengertian tersebut, timbullah suatu
pengertian lain bahwa didalam melakukan konsentrasi, orang harus berusaha
keras agar segenap perhatian panca indera dan pikirannya hanya boleh
terfokus pada satu objek saja. Konsentrasi memerlukan kemampuan untuk
mengendalikan pikiran. Ada gejala yang menunjukan pikiran itu sulit
dikendalikan jika hanya mengandalkan pemaksaan melalui kemauan yang
keras. Oleh karena itu, disamping mengandalkan kemauan, diperlukan teknik
bagi setiap orang untuk dapat mengendalikan pikirannya didalam melakukan
konsentrasi.
Menurut Maryam (2013: 1) dalam proses pembelajaran konsentrasi sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar, oleh karena itu setiap anak dalam
mengikuti proses pembelajaran di sekolah diharapkan dapat berkonsentrasi
2
berkonsentrasi akan lebih cepat dalam menangkap materi yang disampaikan
guru pada proses pembelajaran dari pada siswa yang mempunyai konsentrasi
yang kurang baik.
Gangguan konsentrasi pada anak sangat mungkin terjadi karena anak tidak
dapat menikmati proses belajar yang dilakukannya, hal ini mungkin dapat
terjadi karena anak sedang mempelajari pelajaran yang tidak disukai, pelajaran
yang dirasakan sulit, pelajaran dari guru yang tidak disukai atau suasana
tempat belajar yang ia pakai tidak menyenangkan. Konsentrasi akan terjadi
secara otomatis dan mudah jika anak telah menikmati kegiatan yang
dilakukannya. Anak tunagrahita ringan adalah salah satu anak yang memiliki
gangguan konsentrasi ketika belajar, memang tidak semua anak tunagrahita
ringan mengalami gangguan konsentrasi tetapi kondisi dilapangan banyak
menunjukan bahwa anak tunagrahita ringan memiliki kesulitan dalam
memusatkan perhatiannya dan tidak dapat fokus saat belajar. Seperti ketika
belajar tidak tenang dan tidak betah duduk diam diatas kursi, mudah beralih
perhatian, sering mengobrol, sering mengganggu temannya, sering menengok
kekanan dan kekiri, lupa perintah guru dan suka terburu-buru yang
mengakibatkan anak tidak berhasil dalam pembelajaran. Menurut Astati
(2001: 4) keterbatasan kemampuan terutama dalam segi intelektual sudah
barang tentu sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar anak
tunagrahita, terutama bidang pengetahuan yang bersifat akademik. Masalah
yang sering dialami terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar
antara lain: kesulitan menangkap pelajaran, kesulitan memilih cara belajar
yang baik, kesulitan bagi guru untuk mencari metode yang tepat, kesulitan
berpikir abstrak, daya ingat yang sangat lemah dan sebagainya.
Salah satu anak yang mengalami gangguan konsentrasi adalah anak
tunagrahita ringan yang berinisial CV duduk dikelas IV SDLB di SLB-C Budi
Nurani Kota Sukabumi. Anak sulit fokus pada saat belajar, perhatiannya
sangat mudah teralihkan seperti pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung,
3 Shinta Dwi Mutiarawati, 2015
Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
guru, sering mengobrol, mengganggu temannya, menengok kekanan dan
kekiri, lupa pada apa yang diperintahkan guru dan terburu-buru dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan.
Anak yang mengalami gangguan konsentrasi tampak pada gejala cepat
bosan terhadap pelajaran atau sulit mendengarkan pelajaran yang diberikan
guru di kelas sehingga anak sering menggobrol, bengong, tidak peduli, cuek
dan apabila dipanggil beberapa kali baru menoleh. Gangguan konsentrasi
dapat disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Hakim
(2002: 14-16) penyebab gangguan konsentrasi adalah faktor internal yaitu
gangguan konsentrasi yang berasal dari dalam diri seseorang seperti
mengantuk, lapar dan haus, gangguan panca indera, tidak betah diam dan
hiperaktif, mudah gugup, emosional, mudah tergoda, mudah cemas dan mudah
grogi sedangkan faktor eksternal yaitu gangguan konsentrasi yang berasal dari
luar diri seseorang yaitu dari lingkungan disekitar orang tersebut berada
seperti ruangan yang terlalu sempit, ruangan yang tidak bersih, tata letak
barang yang tidak teratur, udara disekitar berpolusi, adanya aroma yang tidak
sedap dan suhu udara yang terlalu panas. Selain disebabkan oleh faktor
internal dan faktor eksternal, gangguan konsentrasi juga banyak disebabkan
oleh kurangnya latihan dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi.
Anak tunagrahita ringan memiliki keterbatasan didalam pembelajaran,
anak tunagrahita ringan memiliki kesulitan dalam memusatkan perhatiannya
dan tidak dapat fokus saat belajar, seperti ketika belajar tidak tenang dan tidak
betah duduk diam diatas kursi, mudah beralih perhatian, sering mengobrol,
sering mengganggu temannya, sering menengok kekanan dan kekiri, lupa
perintah guru dan suka terburu-buru yang mengakibatkan anak tidak berhasil
dalam pembelajaran sedangkan dalam proses pembelajaran konsentrasi sangat
dibutuhkan oleh setiap anak, karena tanpa adanya konsentrasi maka proses
pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik. Menurut Astati (2001: 3)
mereka mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian, mereka pelupa
4
dalam membuat kreasi yang baru, mereka juga menghindar dari hal-hal yang
membutuhkan pemikiran, walaupun demikian anak tunagrahita ringan masih
dapat belajar membaca, menulis dan berhitung secara sederhana. Untuk
menunjang itu semua diperlukan konsentrasi supaya proses belajar dapat
berlangsung secara optimal.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk melatih dan mengembangkan
kemampuan anak dalam aspek konsentrasi, salah satunya yaitu melalui latihan
menggambar teknik mozaik. Latihan menggambar teknik mozaik yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah menggambar dengan teknik menempel
kepingan-kepingan kertas sesuai dengan pola pada media gambar berdasarkan
dengan perintah. Latihan menggambar teknik mozaik ini diberikan dengan
tujuan dapat terjadinya perubahan dalam kemampuan konsentrasi anak, karena
didalam latihan ini menuntut ketelitian, ketekunan ketika anak diharuskan
menempel potongan kertas pada pola gambar yang telah disediakan sesuai
dengan perintah, karena menurut Purwanto (1990: 88) latihan dapat
menyebabkan perubahan/ proses dalam tingkah laku, sikap dan pengetahuan.
Latihan ini dibuat semenarik mungkin agar anak menjadi tertarik, oleh karena
itu gambar yang digunakan sebagai pola untuk menempelkan
kepingan-kepingan kertas tersebut adalah gambar yang disukai oleh anak.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah
adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya kemampuan konsentrasi yang dimiliki anak tunagrahita ringan
dapat berpengaruh terhadap proses belajar.
2. Gangguan konsentrasi pada anak tunagrahita ringan mungkin terjadi
karena anak tidak dapat menikmati proses belajar yang dilakukannya.
Konsentrasi akan terjadi secara otomatis dan mudah jika anak telah
5 Shinta Dwi Mutiarawati, 2015
Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Kurangnya latihan dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi pada
anak tunagrahita ringan di sekolah seperti latihan dengan bermain
congklak, bermain fuzzle, menggambar kolase dan menggambar teknik
mozaik.
4. Latihan menggambar teknik mozaik dapat menjadi salah satu latihan yang
digunakan untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita
ringan karena didalam latihan ini menuntut ketelitian, ketekunan pada saat
anak menempelkan potongan kertas pada pola gambar.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih
mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun masalah yang dikaji
dalam penelitian ini hanya dibatasi pada aspek konsentrasi. Aspek konsentrasi
yang akan dikaji yaitu mengenai pengaruh latihan menggambar teknik mozaik
terhadap peningkatan konsentrasi anak tunagrahita ringan di SLB C Budi
Nurani Kota Sukabumi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : “ Apakah latihan menggambar teknik mozaik dapat meningkatkan konsentrasi anak tunagrahita ringan di
SLB C Budi Nurani Kota Sukabumi?”
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh latihan menggambar teknik mozaik terhadap peningkatan
konsentrasi anak tunagrahita ringan di SLB C Budi Nurani Kota
6
b. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
Mengetahui kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan sebelum melakukan latihan menggambar teknik mozaik.
Mengetahui kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan setelah melakukan latihan menggambar teknik mozaik.
2. Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, kegunaan yang diharapkan adalah:
a. Kegunaan Teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran dan menambah khasanah ilmu
pengetahuan di bidang Pendidikan Khusus tentang latihan
menggambar teknik mozaik dalam meningkatkan konsentrasi anak
tunagrahita ringan.
b. Kegunaan Praktis
Sebagai bahan referensi bagi guru untuk meningkatkan kemampuan
konsentrasi anak tunagrahita ringan dengan menggunakan latihan
31
Shinta Dwi Mutiarawati, 2015
Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan metode yang akan digunakan dalam penelitian
yang terdiri dari beberapa komponen antara lain variabel penelitian, metode
penelitian, subjek dan lokasi penelitian, instrument penelitian, pengembangan
instrumen dan teknik pengolahan data. Yang akan dijelaskan sebagai berikut:
A. Variabel Penelitian
Menurut Sunanto, dkk (2006: 12) berdasarkan fungsi hubungannya,
variabel dalam penelitian eksperimen sekurang-kurangnya dibedakan menjadi
variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas, sebaliknya variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dikenal dengan istilah
intervensi atau perlakuan dan dalam hal ini yaitu latihan menggambar teknik
mozaik. Variabel terikat dalam penelitian kasus tunggal dikenal dengan
perilaku sasaran atau target behavior dalam penelitian ini yaitu kemampuan
konsentrasi anak tunagrahita ringan.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi terhadap
variabel terikat, dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah
latihan menggambar teknik mozaik. Latihan menggambar teknik mozaik
secara konseptual menurut Purwanto (1990: 88) menyatakan bahwa
latihan adalah suatu kegiatan yang dapat menyebabkan perubahan/ proses
dalam tingkah laku, sikap dan pengetahuan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia edisi kedua (1996: 288), menggambar adalah membuat gambar,
melukis. Teknik adalah cara sistematis mengerjakan sesuatu atau
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni (Kamus Besar Bahasa
32
(1983: 51) mozaik adalah seni membuat tempelan kertas kecil-kecil
berwarna yang hasilnya berupa lukisan mozaik.
Secara operasional latihan menggambar teknik mozaik adalah
kegiatan atau aktivitas menggambar dengan teknik menempel
kepingan-kepingan kertas sesuai dengan pola pada media gambar berdasarkan
dengan perintah yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus
untuk meningkatkan konsentrasi anak tunagrahita ringan. Latihan ini
diberikan dengan tujuan dapat terjadinya perubahan dalam kemampuan
konsentrasi anak, karena didalam latihan ini menuntut ketelitian,
ketekunan ketika anak diharuskan menempel potongan kertas pada pola
gambar yang telah disediakan sesuai dengan perintah. Karena apabila anak
tidak fokus serta tidak teliti anak tidak dapat menempel sobekan kertas
pada gambar yang sesuai dengan perintah yang diberikan. Karena didalam
latihan menggambar teknik mozaik ini menggunakan fungsi penglihatan,
untuk itu dalam teknik ini dituntut untuk fokus, teliti dan konsentasi.
Latihan menggambar teknik mozaik dalam penelitian ini
disesuaikan dengan subjek CV yang berdasarkan Chronological Age (CA)
berusia 11 tahun tetapi berdasarkan Mental Age (MA) kemampuan anak
sama dengan anak usia 7 tahun yang biasanya duduk dikelas 1 sekolah
dasar, dimana anak yang berusia 7 tahun masih senang bermain. Adapun
karakteristik belajar anak usia sekolah dasar dalam Ensklopediateja (2013)
yaitu: (1) senang bermain (2) senang bergerak (3) senang bekerja dalam
kelompok dan (4) senang merasakan atau melakukan sesuatu secara
langsung. Melihat karakteristik tersebut maka diharapkan dengan
pemberian latihan menggambar teknik mozaik ini dapat meningkatkan
kemampuan konsentrasi pada anak tuangrahita ringan, karena ketika
latihan ini dilakukan, anak merasa tidak sedang belajar tetapi anak
merasakan latihan yang sedang dilakukannya itu adalah kegiatan bermain.
Latihan menggambar teknik mozaik ini memiliki prosedur
33
Shinta Dwi Mutiarawati, 2015
Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
tempat latihan (2) mengkondisikan keadaan anak yang akan mengikuti
latihan, agar anak tidak takut dan gugup sehingga anak mau mengikuti
latihan (3) menjelaskan terlebih dahulu aturan dalam mengikuti latihan
menggambar teknik mozaik (4) mengevaluasi hasil latihan anak (5)
memberikan nilai pada hasil latihan anak (6) memberikan reward apabila
anak telah selesai melakukan latihan baik berupa hadiah maupun berupa
pujian. Selain memiliki prosedur pelaksanaan, latihan menggambar teknik
mozaik ini memiliki aturan permainan yaitu: (1) menyiapkan gambar/
media yang akan digunakan (2) menyiapkan kertas warna dan lem kertas
yang akan digunakan (3) memberikan contoh cara membuat latihan
menggambar teknik mozaik yaitu menempelkan potongan kertas berwarna
pada pola gambar dengan menggunakan lem kertas (4) mencoba latihan
apabila anak belum bisa membuatnya maka dibantu terlebih dahulu (5)
memulai latihan menggambar teknik mozaik apabila anak sudah dianggap
mengerti.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas, dalam hal ini yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan
konsentrasi. Menurut Saputra (2010: 4), konsentrasi adalah tindakan
memfokuskan pikiran pada suatu hasrat tertentu hingga cara-cara dan
sarana untuk merealisasikannya ditemukan dan dijalankan dengan sukses.
Konsentrasi melibatkan rasa perhatian pada apa yang sedang terjadi,
sehingga anak yang tidak dapat berkonsentrasi akan kesulitan untuk
memfokuskan perhatian pada suatu kegiatan. Dengan kata lain, anak tidak
dapat memperhatikan sesuatu dalam waktu lama dan mudah teralihkan
perhatiannya pada objek yang lain. Secara konseptual konsentrasi adalah
pemusatan perhatian pada suatu objek yang berlangsung secara terus
menerus. Astati (2001: 3) menyatakan bahwa anak tunagrahita mengalami
34
kesulitan untuk mengungkapan kembali suatu ingatan, sukar dalam
membuat kreasi yang baru, mereka juga mengindar dari hal-hal yang
membutuhkan pemikiran.
Kemampuan konsentrasi dalam penelitian ini adalah berapa lama
anak mampu untuk fokus dan memusatkan perhatiannya pada suatu objek
yang diberikan, kemampuan konsentrasi anak diukur sebelum (A-1),
selama (B) dan setelah (A-2) anak melakukan intervensi. Pencatatan data
dilakukan secara off task yaitu penghitungan data yang dilakukan setelah
intervensi diberikan, kemampuan konsentrasi dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan durasi. Menurut Sunanto, dkk (2006: 16) durasi
(duration) berguna untuk mengetahui berapa lama suatu perilaku atau
menunjukan seberapa lama waktu seseorang melakukan suatu perilaku
(on-task). Intervensi dalam penelitian ini adalah latihan menggambar
teknik mozaik yang dilakukan selama 30 menit dan pencatatan data untuk
mengukur kemampuan konsentrasi anak dilakukan setelah intervensi
diberikan. Tes untuk mengetahui kemampuan konsentrasi anak dilakukan
dalam tiga tahap meliputi baseline-1 (A-1) untuk mengetahui kemampuan
konsentrasi awal dilakukan dengan cara subjek diberikan tugas untuk
mengidentifikasi objek. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana anak
dapat berkonsentrasi ketika mengerjakan tugas sebelum diadakannya
perlakuan atau treatment. Pada intervensi (B) untuk mengetahui kondisi
subjek penelitian selama diberikan perlakuan, dalam hal ini adalah
pemberian latihan menggambar teknik mozaik secara berulang-ulang,
untuk mengetahui kemampuan konsentrasi anak dilakukan tes perbuatan
melalui identifikasi objek. Dan pada baseline-2 (A-2) subjek diberikan
tugas kembali untuk mengidentifikasi objek, hal ini dilakukan kembali
untuk melihat sejauh mana anak dapat berkonsentrasi ketika mengerjakan
tugas setelah dilakukan perlakuan melalui latihan menggambar teknik
mozaik. Pada saat anak diperintahkan untuk mulai mengerjakan tes
35
Shinta Dwi Mutiarawati, 2015
Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
stopwatch dan ketika anak sudah dianggap tidak bisa berkonsentrasi lagi
sesuai dengan kriteria maka perhitungan waktu akan dihentikan. Dengan
mengacu pada pendapat Maryam (2013: 34), anak dianggap sudah tidak
mampu berkonsentrasi lagi ketika: (1) anak sudah mengalihkan
perhatiannya pada objek lain dengan waktu yang relatif singkat sebanyak
tiga kali, pada saat mengerjakan tugas, (2) anak mengalihkan perhatiannya
pada objek lain dengan waktu yang relatif lama, pada saat mengerjakan
tugas, (3) anak keluar dari tempat duduknya ketika mengerjakan tugas, (4)
anak sudah tidak melanjutkan pekerjaannya, dan (5) anak meninggalkan
perkerjaannya begitu saja.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain
penelitian eksperimen yang menggunakan disain subjek tunggal Single
Subject Rerearch (SSR). Single Subject Research (SSR) adalah penelitian
eksperimen dengan menggunakan subjek tunggal, tujuannya untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh suatu perlakuan yang diberikan
kepada suatu subjek.
Disain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah disain
A-B-A. menurut Sunanto, dkk (2006: 44) menyatakan bahwa disain A-B-A
merupakan salah satu pengembangan dari disain A-B. Desain A-B-A ini
menunjukan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan
variabel bebas yang lebih kuat dibandingkan dengan disain A-B. Prosedur
dasarnya tidak banyak berbeda dengan disain A-B hanya saja ada
pengulangan kondisi baseline. Penggunaan desain A-B-A dalam penelitian
ini adalah untuk melihat adanya hubungan sebab akibat antar variabel.
Pengukuran dalam penelitian ini dilakukan secara off task yaitu
penghitungan data yang dilakukan setelah intervensi diberikan. Intervensi
dalam penelitian ini adalah latihan menggambar teknik mozaik yang
36
kemampuan konsentrasi anak dilakukan setelah intervensi latihan
menggambar teknik mozaik diberikan. Setelah intervensi diberikan maka
tes selanjutnya yang digunakan untuk mengetahui kemampuan konsentrasi
anak yaitu dengan memberikan tes untuk mengidentifikasi objek.
Pelaksanaan disain A-B-A adalah mula-mula target behavior
diukur secara kontinyu pada kondisi baseline (A-1) dengan periode waktu
tertentu. Setelah data stabil pada kondisi (A-1), maka intervensi (B)
diberikan dengan waktu 30 menit per sesi, pengumpulan data pada kondisi
intervensi (B) dilakukan secara kontinu sampai data mencapai level stabil.
Setelah pengukuran pada kondisi intervensi (B) selesai, maka dilakukan
pengukuran pada kondisi baseline kedua (A-2), penambahan kondisi
baseline kedua (A-2) ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk kondisi
intervensi sehingga keyakinan untuk menarik kesimpulan adanya
hubungan fungsional antara variabel bebas (latihan menggambar teknik
mozaik) terhadap variabel terikat ( kemampuan konsentrasi) lebih kuat.
Menurut Sunanto, dkk (2006: 45) hampir sama dengan struktur
disain A-B, struktur dasar disain A-B-A adalah seperti terlihat pada grafik
3.1
Kemampuan Konsentrasi
Sesi (waktu) Durasi
37
Shinta Dwi Mutiarawati, 2015
Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Grafik 3.1 Desain A-B-A
Keterangan :
Baseline (A-1)
Merupakan kemampuan dasar anak, dimana pengukuran dilakukan pada
keadaan natural sebelum anak diberikan perlakuan apapun, dalam penelitian ini
kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan konsentrasi. Anak diberikan
tugas untuk mengidentifikasi objek, tugas ini diberikan untuk melihat sejauh
mana anak dapat berkonsentrasi ketika mengerjakan tugas yang diberikan. Data
diambil secara alami sehingga terlihat kemampuan awal yang dimiliki oleh
anak, pengamatan data dilakukan secara berulang.
Intervensi (B)
Kondisi anak selama diberikan perlakuan, perlakuan disini adalah pemberian
latihan menggambar teknik mozaik secara berulang yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan konsentrasi anak selama diberi
perlakuan. Intervensi (B) ini dilakukan setelah menemukan angka yang stabil
pada tahap baseline (A-1).
Baseline (A-2)
Pengamatan yang dilakukan tanpa intervensi, pengamatan ini dilakukan setelah
anak diberikan perlakuan pada intervensi (B). Baseline (A-2) ini diberikan
sebagai kontrol dari kegiatan intervensi (B) sehingga baseline ini berfungsi
sebagai tolak ukur untuk keberhasilan yang dilakukan pada intervensi (B),
apakah intervensi (B) yang diberikan berpengaruh pada anak atau tidak.
C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa tunagrahita ringan kelas IV SDLB C
Budi Nurani Kota Sukabumi yang mengalami hambatan dalam
38
Nama : CV
Jenis Kelamin : Laki-Laki
TTL : Sleman, 07 Juli 2003
Karakteristik Anak :
Anak sulit sekali fokus saat mengikuti kegiatan belajar, perhatiannya
sangat mudah teralihkan oleh rangsangan dari luar seperti pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung, apabila CV sedang mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru dan mendengar suara dari luar kelas, CV
langsung berlari kearah jendela dan membuka gorden lalu mengintip. CV
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru dikarenakan anak kesulitan untuk memusatkan
perhatiannya secara terus menerus pada satu kegiatan, ketika CV sedang
mengerjakan tugasnya selalu saja perhatiannya mudah beralih seperti
mengajak ngobrol temannya, menengok kekanan dan kekiri, mengganggu
temannya sampai menangis, memainkan mainan yang dibawanya dari
rumah, lupa pada apa yang diperintahkan oleh guru dan terburu-buru
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan sehingga banyak tugas yang
diselesaikan dengan keliru.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLB C Budi Nurani Kota Sukabumi Jalan
Lio Balandongan No 12 Kelurahan Sudajaya Hilir Kota Sukabumi.
D. Instrumen dan Pengembangan Instrumen 1. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya penelitian adalah melakukan pengukuran, dalam
melakukan pengukuran harus ada alat ukur yang baik, alat ukur dalam
penelitian biasanya disebut instrumen. Instrumen penelitian adalah suatu
39
Shinta Dwi Mutiarawati, 2015
Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
diamati (Sugiono 2009: 148). Instrumen identifikasi objek dalam
penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan konsentrasi,
kemampuan konsentrasi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
satuan durasi. Menurut Sunanto, dkk (2006: 16) Durasi (duration) berguna
untuk mengetahui berapa lama suatu perilaku atau menunjukan seberapa
lama waktu seseorang melakukan suatu perilaku (on-task). Instrumen yang
digunakan untuk mengukur konsentrasi adalah berupa tes perbuatan
dengan meminta anak untuk mengidentifikasi objek, saat anak
diperintahkan untuk mulai mengerjakan latihan maka perhitungan waktu
akan dimulai menggunakan stopwatch dan ketika anak sudah dianggap
tidak bisa berkonsentrasi lagi sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan
sebelumnya maka perhitungan waktu akan dihentikan.
Dalam penelitian ini identifikasi objek dipilih sebagai instrument
karena disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak yang akan diteliti,
karena berdasarkan pengamatan penulis di lapangan anak sangat tertarik
pada pembelajaran yang menggunakan gambar daripada pembelajaran
yang bersifat akademik seperti menulis, membaca dan berhitung
sederhana.
Pada penelitian ini data diukur dalam 15 sesi dan dibagi kedalam 3
kondisi yaitu baseline-1 (A-1) sebanyak 4 sesi, Intervensi (B) sebanyak 7
sesi dan baseline-2 (A-2) sebanyak 4 sesi. Data yang diukur dalam
penelitian ini adalah berapa lama anak tunagrahita ringan dapat fokus
untuk memusatkan perhatiannya dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
Saat anak diperintahkan untuk mulai mengerjakan latihan maka
perhitungan waktu akan dimulai menggunakan stopwatch dan ketika anak
sudah dianggap tidak bisa berkonsentrasi lagi sesuai dengan kriteria yang
sudah ditentukan sebelumnya maka perhitungan waktu akan dihentikan.
40
Menurut Sugiono (2009: 148) Instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur
kemampuan konsentrasi anak, instrument digunakan sebagai alat untuk
mengumpulkan data. Sebelum instrument penelitian ini diberikan kepada
anak, maka harus diuji cobakan terlebih dahulu untuk membuat instrument
menjadi layak untuk digunakan. Pengembangan instrument didalam
penelitian dilakukan untuk mengetahui instrument yang akan digunakan
dalam penelitian sudah memenuhi persyaratan serta layak untuk digunakan
sebagai alat dalam mengumpulkan data.
Alat ukur yang tidak valid akan mempengaruhi hasil data yang
didapatkan pada penelitian, maka dalam penelitian ini pengujian dilakukan
dengan menggunakan pendapat para ahli (expert judgment) yaitu untuk
mengkonsultasikan instrumen yang akan digunakan. Pada penelitian ini
validitas instrumen dikonsultasikan kepada tiga orang ahli sesuai dengan
bidang keilmuan dalam mengkaji suatu instrument, diantaranya adalah
satu orang dosen Pendidikan Khusus UPI, satu orang kepala sekolah SLB
C Budi Nurani Kota Sukabumi dan satu orang guru SLB C Budi Nurani
Kota Sukabumi. Dosen dinyatakan sebagai expert karena sesuai dengan
bidangnya dalam Pendidikan Khusus dalam mengkaji instrument,
sedangkan kepala sekolah dan guru dinyatakan sebagai expert karena
keduanya sudah berpengalaman dilapangan. Menurut Susetyo (2011: 92)
butir tes dinyatakan valid jika kecocokannya dengan indikator mencapai
lebih dari 50%, maka rumus yang akan digunakan untuk menghitung data
yang telah diperoleh melalui expert judgment adalah:
41
Shinta Dwi Mutiarawati, 2015
Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
P = Persentase
f = Frekuensi cocok menurut penilai
∑ f = Jumlah Penilai
Data yang telah diperoleh melalui expert judgment yang dilakukan
oleh tiga orang ahli sesuai dengan bidang keilmuan dalam mengkaji suatu
instrument adalah:
No Jumlah Checklist
Expert Judgement
Jumlah
Cocok
Persentase Keterangan
Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3
1 1 1 1 3 100% Valid
2 1 1 1 3 100% Valid
3 1 1 1 3 100% Valid
4 1 1 1 3 100% Valid
5 1 1 0 2 66,7% Valid
6 1 1 1 3 100% Valid
7 1 1 1 3 100% Valid
8 1 1 1 3 100% Valid
Keterangan Penilai:
Penilai 1 = Dr. H. Maman Abdurahman SR, M.Pd
Penilai 2 = Hj. Yayah Rokayah, S.Pd
Penilai 3 = Armilah, S.Pd
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Analisis data merupakan tahap terakhir dalam penelitian sebelum
42
menggunakan teknik analisis statistik deskriptif (Sunanto, 2006: 65). Teknik
analisis statistik deskriptif yaitu teknik analisis yang menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai
mana adanya, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas tentang
hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu. Data hasil penelitian akan
dijabarkan dalam bentuk grafik, grafik yang akan digunakan adalah grafik
garis sehingga akan terlihat dengan jelas apakah ada pengaruh yang timbul
dari suatu intervensi dalam hal ini latihan menggambar teknik mozaik
terhadap kemampuan konsentrasi anak.
Pengolahan data adalah tahapan akhir yang dilakukan dalam penelitian
ini, tujuannya untuk mengolah data yang didapatkan dari hasil penelitian
dilapangan. Pengolahan data ini dilakukan agar data yang telah terkumpul
dapat diolah dan hasilnya dapat disimpulkan untuk menjawab permasalahan
yang diteliti.
Menurut Maryam (2013: 41-42) langkah-langkah yang dilakukan dalam
menganalisis data adalah sebagai berikut:
1. Menghitung waktu atau durasi hasil pengukuran data pada fase A-1
(Baseline-1)
2. Menghitung waktu atau durasi hasil pengukuran data pada fase B
(Intervensi)
3. Menghitung waktu atau durasi hasil pengukuran data pada fase A-2
(Baseline-2)
4. Membuat tabel perhitungan data pada fase A-1 (Baseline-1), B (Intervensi)
dan A-2 (Baseline-2)
5. Menjumlahkan semua waktu atau durasi yang diperoleh pada fase A-1
(Baseline-1), B (Intervensi) dan A-2 (Baseline-2)
6. Membandingkan hasil waktu atau durasi pada fase A-1 (Baseline-1), B
(Intervensi) dan A-2 (Baseline-2)
7. Membuat analisis dalam bentuk grafik sehingga dapat dilihat secara jelas
43
Shinta Dwi Mutiarawati, 2015
Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
8. Gambar grafik perkembangan yang digunakan dalam mengolah data yaitu
gambar grafik disain A-B-A
Sunanto (2006: 68-70) menerangkan bahwa didalam analisis data
terdapat analisis dalam kondisi yaitu analisis perubahan data dalam suatu
kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi dan analisis antar
kondisi yaitu analisis data yang terkait dengan komponen utama, yaitu
meliputi:
a. Analisis dalam kondisi
1. Panjang Kondisi
Banyaknya data dalam kondisi tersebut. Banyaknya data dalam suatu
kondisi juga menggambarkan banyaknya sesi dilakukan pada kondisi
tersebut. Panjang kondisi atau banyaknya data dalam kondisi baseline
tidak ada ketentuan yang pasti. Namun demikian, data dalam kondisi
baseline dikumpulkan sampai data menunjukan stabilitas dan arah yang
jelas.
2. Kecenderungan Arah
Digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu
kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan di bawah garis
tersebut sama banyaknya.
3. Tingkat Stabilitas
Menunjukan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Adapun
tingkat stabilitas data ini dapat ditentukan dengan menghitung
banyaknya data yang berada di dalam rentang 50% di atas dan di bawah
mean. Jika sebanyak 50% atau lebih data berada dalam rentang 50% di
atas dan di bawa mean, maka data tersebut dapat dikatakan stabil.
4. Tingkat Perubahan
Menunjukan besarnya perubahan antar dua data. Tingkat perubahan
data ini dapat dihitung untuk data dalam suatu kondisi maupun data
44
5. Jejak Data
Merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu kondisi.
Perubahan satu data ke data berikutnya dapat terjadi tiga kemungkinan
yaitu menaik, menurun dan mendatar.
6. Rentang
Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak
antara data pertama dengan data terakir. Rentang ini memberikan
informasi sebagaimana yang diberikan pada analisis tentang tingkat
perubahan.
b. Analisis antar kondisi
1. Variabel yang diubah
Dalam analisis data antar kondisi sebaiknya variabel terikat atau
perilaku sasaran difokuskan pada satu perilaku. Artinya analisis
ditekankan pada efek atau pengaruh intervensi Dalam analisis data antar
kondisi terhadap perilaku sasaran.
2. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya
Dalam analisis data antar kondisi, perubahan kecenderungan arah grafik
antara kondisi baseline dan intervensi menunjukan makna perubahan
perilaku sasaran yang disebabkan oleh intervensi.
3. Perubahan Level Data
Menunjukan seberapa besar data berubah. Sebagaimana telah dijelaskan
terdahulu tingkat perubahan data antar kondisi (misalnya kondisi
baseline dan intervensi) ditunjukan selisih antara data terakhir pada
67
Shinta Dwi Mutiarawati, 2015
Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap subjek CV
anak tunagrahita ringan yang mempunyai hambatan dalam konsentrasi,
didapatkan hasil analisis data yang menyimpulkan bahwa terdapat
peningkatan kemampuan dalam konsentrasi setelah diberikan intervensi
berupa latihan menggambar teknik mozaik. Latihan menggambar teknik
mozaik adalah kegiatan atau aktivitas menggambar dengan teknik menempel
kepingan-kepingan kertas sesuai dengan pola pada media gambar berdasarkan
dengan perintah yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus
untuk meningkatkan konsentrasi anak tunagrahita ringan, didalam latihan ini
menuntut ketelitian, ketekunan ketika anak diharuskan menempel potongan
kertas pada pola gambar yang telah disediakan sesuai dengan perintah, apabila
anak tidak fokus serta tidak teliti anak tidak dapat menempel sobekan kertas
pada gambar yang sesuai dengan perintah yang diberikan, karena didalam
latihan menggambar teknik mozaik ini menggunakan fungsi penglihatan,
untuk itu dalam teknik ini dituntut untuk fokus, teliti dan konsentasi. Hal ini
menunjukan bahwa adanya pengaruh latihan menggambar teknik mozaik
terhadap peningkatan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan. Besar
pengaruh tersebut dapat dilihat dari perubahan mean level fase Baseline-1
(A-1) adalah 23 detik, pada fase Intervensi (B) meningkat menjadi 24,3 detik dan
pada fase Baseline-2 (A-2) kembali meningkat menjadi 30 detik. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari latihan
menggambar teknik mozaik yang diberikan pada subjek CV terhadap
kemampuan konsentrasinya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, menunjukan bahwa latihan
menggambar teknik mozaik dapat dipergunakan untuk melatih meningkatkan
68
membuktikan bahwa latihan menggambar teknik mozaik berpengaruh
terhadap peningkatan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas bahwa penggunaan latihan menggambar
teknik mozaik dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita
ringan, maka peneliti merekomendasikan beberapa hal diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Para Pendidik
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi para pendidik untuk
menggunakan latihan menggambar teknik mozaik dalam upaya
meningkatkan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita ringan. Karena
didalam latihan ini menuntut ketelitian, ketekunan ketika anak diharuskan
menempel potongan kertas pada pola gambar yang telah disediakan sesuai
dengan perintah.
2. Bagi peneliti selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengadakan penelitian lanjutan
dengan menggunakan latihan menggambar teknik mozaik dengan
target behavior yang berbeda, seperti anak tunagrahita sedang yang
memiliki gangguan konsentrasi.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan
kepada subjek yang memiliki hambatan yang berbeda, seperti Attention
Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) serta anak berkebutuhan
khusus lainnya yang memiliki gangguan dalam konsentrasi.
c. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan
dengan menggunakan latihan-latihan yang lebih variatif dan lebih
69
Shinta Dwi Mutiarawati, 2015
Pengaruh Latihan Menggambar Teknik Mozaik Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita RinganD i Slb C Budi Nurani Kota Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Amin, Moh. 1995. Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta: Depdikbud Dikti. Proyek Peningkatan Tenaga Guru.
Arifin, Djauhar, dkk. 1983. Pedoman Guru Seni Rupa Sekolah Dasar. Jakarta: Penerbit PT. Rais Utama
Astati. 2001. Terapi Musik Bagi Anak Tunagrahita. Bandung: Penerbit CV. Pandawa
Astati. 2001. Persiapan Pekerjaan Penyandang Tunagrahita. Bandung: Penerbit CV. Pandawa
Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran Anak Tunagrahita.Bandung: Penerbit Refika Aditama
Ensklopediateja. 2013. Karakter Anak Usia Sekolah Dasar [Online]
http://ensklopediateja.blogspot.com/2013/04/karakter-anak-usia-sekolah-dasar.html?m=1/ [ April 2013]
Farhani, T Nur. 2012. Implementasi Kegitan Bermain dalam Mengembangkan Kemampuan Konsentrasi Anak. Skripsi PGPAUD. FIP. UPI : Tidak Diterbitkan
Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Gangguan Konsentrasi. Jakarta: Penerbit Puspa Swara
Juang, S., Takeuchi, K., dan Nakata, H. 2006. Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: Penerbit UPI Press
70
Maryam, S Yuliana. 2013. Pengaruh Latihan Identifikasi Objek Terhadap Peningkatan Konsentrasi Anak Tunagrahita Ringan. Skripsi PKh. FIP.UPI: Tidak Diterbitkan
Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya
S. Solich, Warsono, dkk. 2007. Seni Budaya dan Keterampilan Untuk Sekolah Dasar Kelas 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
Saputra, Arvin. 2010. 101 Hukum Sukses Tentang Memelihara Konsentrasi dan Kerjasama. Tangerang: Penerbit Karisma Publishing Group
Somantri, T. Sutjihati. 2006. Psikologi Luar Biasa. Bandung: Penerbit Refika Aditama
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta
Susetyo, Budi. 2011. Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung: Penerbit CV Cakra
Tim Penyusun Kamus. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka