• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN KOBER BUNGA NUSANTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN KOBER BUNGA NUSANTARA."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Disusun oleh:

Muhammad Retsa Husaeni (0901734)

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)
(3)

PENGELOLAAN KELOMPOK BERMAIN BUNGA NUSANTARA (Studi pada Kelompok Bermain Bunga Nusantara PKBM Jayagiri)

Oleh :

Muhammad Retsa Husaeni 0901734

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Muhammad Retsa Husaeni Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

ABSTRAK

Muhammad Retsa Husaeni (2014) Pengelolaan Kober Bunga Nusantara

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemberian pendidikan bagi anak usia dini melalui program Kelompok Bermain Bunga Nusantara yang dikelola secara mandiri sebagai lebsite dari P2PAUDNI. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis kegiatan kelembagaan yang mencakup kepemimpinan, pengembangan program, dan pembiayaan. Dari tujuan tersebut penulis merumuskan beberapa pertanyaan penelitian yaitu: 1) Bagaimana Kepemimpinan yang diterapkan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara?, 2) Bagaimana Pengembangan Program yang diterapkan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara?, dan 3) Bagaimana Pembiayaan yang diterapkan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara?

Penelitian dilakukan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara PKBM Jayagiri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data secara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah pengelola kober, pegawai PKBM, Tutor kober, dan orang tua peserta didik.

(5)

ABSTRACT

This research is based on the provision of early childhood education through Bunga Nusantara playgroup programs that are managed independently as a lebsait of P2PAUDNI. This research is intended to describe and analyse the institutional activities including leadership, programs development, and funding. From the purposes above, the writer formulates some research questions, such as: 1) How is the leadership applied in Bunga Nusantara playgroup?, 2) How is the program development applied in Bunga Nusantara playgroup?, and 3) How is the funding applied in Bunga Nusantara playgroup?

The research is done at Bunga Nusantara PKBM Jayagiri playgroup. This research uses descriptive method with qualitative approach and the data collecting technique by observation, interview, and documentation. The source of data in this research are from kober management, PKBM employees, kober tutor, and parents.

(6)

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Konsep Kepemimpinan ... 10

1. Pengertian Kepemimpinan ... 10

2. Tujuan Kepemimpinan ... 11

3. Gaya Kepemimpinan ... 13

4. Fungsi Kepemimpinan... 14

B. Konsep Pengelolaan ... 17

1. Hakikat dan Definisi Pengelolaan ... 17

2. Fungsi Pengelolaan ... 19

3. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Program PLS ... 29

C. Konsep Pembiayaan ... 32

1. Pengertian Pembiayaan ... 32

2. Komponen Biaya Pendidikan ... 34

3. Penganggaran ... 35

4. Prinsip-Prinsip Penyusunan Anggaran ... 37

5. Fungsi Anggaran Pendidikan ... 39

D. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian ... 41

(7)

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 54

B. Profil Kelompok Bermain Bunga Nusantara ... 54

1. Identitas Lembaga ... 54

2. Latar Belakang Berdiri Kelompok Bermain ... 54

3. Identitas Pendidik Kober ... 56

4. Visi dan Misi ... 56

5. Prestasi Yang Pernah Diraih ... 56

6. Strategi Pembelajaran yang Digunakan... 56

7. Jalinan Kerjasama dengan Mitra PAUD ... 57

8. Sarana Prasarana yang Dimiliki ... 57

9. Sumber Pendanaan ... 58

10.Evaluasi/Penilaian Hasil Belajar yang Dilakukan ... 58

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 59

1. Identitas Informan ... 59

2. Pendapat Informan ... 61

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 95

1. Kepemimpinan Pengelola Kober ... 95

2. Pengembangan Program Kober ... 105

3. Pembiayaan Kober... 115

E. Temuan Hasil Penelitian ... 120

1. Kepemimpinan ... 121

2. Pengembangan Program... 122

3. Pembiayaan ... 123

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 125

A. Kesimpulan ... 125

1. Kepemimpinan Pengelola Kelompok Bermain Bunga Nusantara ... 125

2. Pengembangan Program Kelompok Bermain Bunga Nusantara ... 125

3. Pembiayaan Kelompok Bermain Bunga Nusantara ... 126

B. Saran ... 127

1. Bagi Lembaga Kelompok Bermain ... 127

2. Bagi P2PAUDNI ... 128

3. Bagi Peneliti Lain ... 128

(8)

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan program yang

semula dicanangkan oleh pemerintah dan telah mengalami perkembangan yang

sangat pesat. Secara kuantitas, hal ini dapat dilihat dari pertambahan jumlah

lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Non Formal yang ada di masyarakat.

Berdasarkan data yang di tunjukan oleh ditjen PAUDNI Kabupaten Bandung

Barat tahun 2012 bahwa ada 899 lembaga PAUD dan pada tahun 2013 jumlah

lembaga PAUD bertambah menjadi 950 buah, sedangkan secara kualitas sudah

banyak diklat yang salah satunya dilaksanakan oleh HIMPAUDI dalam rangka

HUT ke-3 yang diikuti oleh 120 tutor PAUD se-Kecamatan Lembang, hal tersebut

diadakan guna menunjang penyempurnaan kegiatan belajar mengajar yang ada.

Sebagai satu rangkaian dari penyelenggaraan program PAUD Non Formal,

adalah dari segi mengelola sebuah lembaga PAUD Non Formal. Kenyataan di

lapangan menunjukkan bahwa kemampuan penyelenggara atau pengelola dalam

menyusun rancangan program dan mengelola pembiayaan lembaganya masih

sangat lemah. Penyelenggara atau pengelola tidak dapat menyediakan program

serta media belajar yang efektif dan efisien untuk menunjang lembaganya

sehingga kemajuan lembaga tidak dapat dipantau dengan baik. Kualitas program

PAUD Non Formal biasanya tergantung dari kemampuan pengelola dalam

mengelola lembaga tersebut, akan tetapi pengelolaan yang diterapkan pada suatu

lembaga tersebut juga dapat menjadi sangat berperan dalam keberlangsungan

lembaga PAUD.

Kelompok Bermain Bunga Nusantara merupakan wadah layanan anak usia

dini yang merupakan aktivitas rutin dipandang sebagai tempat yang cocok untuk

dapat membantu dalam penyelenggaraan dan pembinaan anak usia dini. Pada

perkembangannya kegiatan kelompok bermain tidak hanya melayani kegiatan

bermain sambil belajar tetapi juga kemandirian dan kreativitas. Kegiatan semacam

(9)

Bunga Nusantara adalah salah satu wadah kegiatan yang telah membawa layanan

pendidikan pra-sekolah terhadap anak usia dini.

Pada perkembangannya kegiatan Kober Bunga Nusantara tidak hanya

memberi kegiatan seperti pendidikan pra-sekolah, tetapi juga membantu

penyuluhan kesehatan dan pembinaan makanan tambahan. Semakin tinggi

frekuensi kegiatan yang dimiliki Kober Bunga Nusantara pada umumnya maka

semakin mendorong untuk menambah kegiatan yang membawa manfaat bagi

kemajuan warganya. Untuk meningkatkan kinerja pegawai Kober Bunga

Nusantara, pengelola sering melakukan beberapa cara yang dapat membuat suatu

perubahan ke arah yang lebih positif demi tujuan dari lembaga. Penerapan asas

kekeluargaan di Kober Bunga Nusantara membuat komunikasi antar pegawai

dengan pengawai lain maupun dengan pengelola berjalan secara rutin dan pada

setiap masalah yang dimiliki oleh pegawai baik didalam lembaga maupun diluar

lembaga dapat diselesaikan bersama sehingga tidak ada kesenjangan antar

pegawai, tutor, dan pengelola. Hal ini dilakukan demi kebaikan dan tujuan dari

lembaga Kober Bunga Nusantara akan tetapi adanya tujuan masing-masing dari

setiap pegawai membuat pengaruh besar terhadap tujuan dari lembaga

dikarenakan kurangnya penerapan kedisiplinan untuk pegawai baru yang minim

pengalaman dalam berorganisasi.

Pengembangkan beberapa program cukup untuk membantu para jajaran

tutor, pegawai, dan pengelola merasakan peningkatan Sumber Daya Manusia

(SDM) di lembaga Kober Bunga Nusantara, hal ini dikarenakan kegiatan yang

bersangkutan pada pengembangan program dilaksanakan dengan kerjasama antara

tutor, pegawai, dan pengelola dalam walaupun program yang dilaksanakan masih

mengacu pada program pemerintah untuk Kober. Hal yang disayangkan adalah

kurangnya sosialisasi mengenai pelaksanaan program kepada masyarakat

sehingga kurangnya bentuk kerjasama dari Kober dengan masyarakat dalam

pelaksanaan sebuah program. Proses penunjang yang paling penting dalam

keberlangsungan Kober selain dari segi pengembangan program juga ada pada

pengelolaan pembiayaan lembaga tersebut, sumber dana yang diperoleh Kober

(10)

3

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

sehingga masih sangat minim untuk digunakan dalam pelaksanaan pengembangan

program karena dengan adanya biaya tersebut Kober hanya dapat menyediakan

sarana prasarana juga media-media pembelajaran.

Lembaga Kober memerlukan biaya yang tidak sedikit dan pengelolaan

pembiayaan sangat diperlukan juga diperhatikan secara lebih serius karena dalam

segi pembiayaan ini peran pengelola kembali diperlukan untuk menjamin kualitas

kelompok bermain Bunga Nusantara dengan keaktifan pengelola dalam

menggunakan dan menerima biaya dari berbagai pihak maka pengelola

memerlukan pembukuan dalam penggunaan biaya, hal ini dibutuhkan untuk

menghindari tuntutan lain dari tutor, pegawai dan orang tua pada hal yang tidak

diprioritaskan seperti untuk perbaikan fasilitas belajar juga sarana lain seperti Alat

Permainan Edukatif (APE) dalam dan luar. Peraturan merupakan upaya lembaga

untuk meningkatkan kinerja para pegawainya, karena dengan adanya aturan dalam

sebuah organisasi akan meningkatkan keseriusan pegawai dalam bekerja tanpa

adanya pengawasan dari pengelola

Komunikasi yang dijalankan oleh tutor dan pengelola kepada orang tua jarang

terlihat terutama dalam hal pencapaian perkembangan. Kebanyakan orang tua

menyekolahkan anaknya ke dalam Kober adalah demi kepentingannya

masing-masing. Ini merupakan hal yang kurang baik karena waktu yang didapatkan oleh

anak lebih banyak ketika bersama dengan orang tuanya masing-masing, tutor pun

demikian karena banyak hal yang harus disampaikan kepada orang tua mengenai

perkembangan anak namun hal tersebut tidak terjadi. Upaya dari hal tersebut,

Kober membuat buku penghubung sebagai media komunikasi antara orang tua

dengan tutor dalam menyampaikan pesan mengenai perkembangan anak akan

tetapi tanggapan dari orang tua mengenai hal tersebut sangat minim. Memiliki

ketua yang kreatif dan dapat bertanggung jawab pada program merupakan hal

yang dibutuhkan oleh setiap pegawai baik dalam meningkatkan kompetensi

maupun kualitas karena program merupakan upaya yang digunakan oleh setiap

kesatuan organisasi dalam sebuah lembaga.

Pengembangan program yang menjadi aspek dalam pengelolaan suatu

(11)

(PKBM) Jayagiri karena selain memiliki karyawan dan juga pegawai yang solid

PKBM Jayagiri juga mempunyai ketua yang sangat menjunjung tinggi visi dan

misi dari lembaga oleh karena itu setiap program yang anak dilaksanakan terlebih

dahulu direncanakan secara matang dan persiapannya dilengkapi dengan

sempurna, sehingga program yang akan dilaksanakan memiliki tingkat

keberhasilan yang tinggi dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat akan

keseriusan lembaga membangun masyarakat tersebut.

Kelompok Bermain Bunga Nusantara memiliki komitmen untuk membantu

orang tua agar dapat menstimulasi anak usia dini secara tepat terutama pada fase

golden age, dengan menyediakan berbagai fasilitas dan rangsangan yang sesuai

dengan tahap perkembangan anak dan memberikan bimbingan orang tua melalui

parenting education, sehingga terjadi keselarasan antara stimulasi di kelompok

bermain dengan stimulasi di rumah pentingnya kerjasama di rumah antara orang

tua dan lembaga pendidikan untuk menyelaraskan kegiatan-kegiatan pengasuhan

dan pendidikan anak usia dini. Untuk membangun perkembangan dan membentuk

karakter dari anak memerlukan bimbingan yang baik dari seorang pembimbing

dalam hal ini adalah tutor karena dengan memiliki kompetensi propesional tutor

dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh anak sehingga pencapaian

perkembangan akan berjalan dengan baik.

Kober Bunga Nusantara memiliki masalah dalam penyediaan tutor yang

berkompetensi propesional karena seringnya pergantian tutor terjadi dan hal ini

mengakibatkan perkembangan anak tidak berjalan dengan optimal. Dalam

menutupi hal tersebut pengelola sering mencari tutor baru, akan tetapi karena

keterbatasan waktu maka pengelola selalu mendapatkan tutor yang kopetensi dan

pengalamannya kurang. Tidak jarang pengelola meyuruh pamong belajar dari

kesetaraan untuk mengisi posisi tutor namuh dengan jalan tersebut dirasakan

tidak akan menutupi masalah. Menanggapi hal tersebut pengelola sering

mengikutsertakan tutor yang baru pada beberapa kegiatan pelatihan dengan tujuan

untuk meningkatkan kompetensi tutor.

Pengelolaan dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan bersama dan

(12)

tujuan-5

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

tujuan dari organisasi berdasarkan dari perngertian tersebut pengelolaan itu tidak

bisa hanya dilakukan sendiri tapi juga menyangkut berbagai pihak yang

dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan secara bersama. Pengertian lebih jauh

bahwa pengelolaan itu merupakan serangkaian kegiatan memerankan,

mengorganisasikan, menggerakan, mengendalikan, dan mengembangkan terhadap

segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana,

dan prasarana secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang

telah ditetapkan.

Dari pengertian tersebut terdapat tiga dimensi penting dalam pengelolaan

suatu program yaitu: 1) bahwa dalam manajemen terjadi kegiatan yang dilakukan

oleh seorang pengelola bersama orang-orang atau kelompok. Hal ini menunjukan

bahwa betapa pentingnya kepemimpinan dan keterampilan khusus yang perlu

dimiliki oleh pengelola untuk melakukan hubungan kemanusiaan dengan orang

lain dan untuk mempengaruhi orang lain, baru melalui hubungan perorangan

maupun kelompok. 2) kegiatan yang dilakukan bersama dengan orang lain itu

mempunyai tujuan yang akan dicapai sesuai dengan kesepakatan bersama. 3)

pengelolaan itu dilakukan dalam organisasi, sehingga tujuan yang akan dicapai itu

merupakan tujuan organisasi. Hal yang dapat mendukung terselenggaranya

program yaitu dengan adanya anggaran, sehingga dapat menunjang kegiatan

dengan sarana dan prasarana.

Untuk mencapai suatu tujuan dalam sebuah lembaga maka sosok yang sangat

diperlukan adalah seorang dengan jiwa kepemimpin tinggi. Tujuan juga tidak

hanya berdampak pada peningkatan kinerja pegawai akan tetapi dapat

berpengaruh sampai keluar lembaga yaitu daerah sekitar yang menjadi bagian dari

lembaga ataupun sasaran dari lembaga tersebut, kurangnya pemahaman akan

pendidikan di daerah Jayagiri membuat PKBM Jayagiri sebagai lembaga

pendidikan masyarakat merasakan tanggung jawab yang besar dalam hal untuk

meningkatkan kualitas masyarakat di daerah sekitarnya, untuk itu PKBM Jayagiri

mulai mengajak para masyarakat sekitar untuk bersama-sama meningkatkan

(13)

Pendidikan merupakan modal paling penting terutama dalam era modern ini,

hal tersebut disadari oleh ketua PKBM Jayagiri. Oleh karena itu masyarakat yang

tidak mengenyam pendidikan diwajibkan menjadi sasaran untuk mengenyam

pendidikan. Ada beberapa program yang dilaksanakan oleh PKBM Jayagiri

diantaranya yaitu Kober Bunga Nusantara yang merupakan satuan pendidikan

anak usia dini. Masyarakat sekitar PKBM Jayagiri memiliki jumlah anak usia

PAUD yang banyak dan dengan adanya program kelompok bermain Bunga

Nusantara dirasa masyarakat sangat baik dalam meningkatkan kualitas masyarakat

sekitar desa Jayagiri. Antusias yang tinggi membuat masyarakat ingin memiliki

anak yang dapat bersaing, kreatif, dan mandiri saat memasuki pendidikan dasar.

Hal ini dikarenakan kepala PKBM Jayagiri yang mulai mensosialisasikan

mengenai pentingnya pendidikan anak usia dini dalam meningkatkan kualitas di

masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk

meneliti masalah pengelolaan Kelompok Bermain Bunga Nusantara di PKBM

Jayagiri Desa Jayagiri. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Kelana Andini Puteri di Kelompok Bermain Bunga Nusantara mengenai

Penyelenggaraan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik Integratif

Untuk Meningkatkan Pengetahuan Orang Tua, penelitian ini lebih dikerucutkan

pada ruang lingkup dari pengelolaan yaitu pada dimensi kepemimpinan, dimensi

pengembangan program, dan dimensi pembiayaan.

B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dapat diidentifikasi masalah

yang ada adalah sebagai berikut:

1. Pengelola secara rutin melakukan pertemuan dengan pegawai dan tutor

setiap satu minggu sekali untuk mengkomunikasikan hal mengenai

kedisiplinan bekerja maupun pengembangan program, sehingga

berdampak pada peningkatan kinerja para pegawai dan tutor kelompok

bermain.

2. Adanya proses komunikasi yang dilakukan oleh pengelola Kelompok

(14)

7

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

maupun diluar jam pembelajaran, proses komunikasi tersebut dilakukan di

dalam ruangan Kober maupun di luar ruangan Kober.

3. Kelompok Bermain Bunga Nusantara memiliki tiga tutor yang dua

diantaranya merupakan lulusan SMA, namun pengelola sering

mengikutsertakan tutor pada berbagai pelatihan PTK untuk meningkatkan

kompetensi.

4. Dilibatkannya semua pegawai dan tutor dalam merencanakan suatu

program di kelompok bermain Bunga Nusantara. Hal ini dilakukan demi

tercapainya tujuan dari program.

5. Dana yang diperoleh Kober Bunga Nusantara hanya dari swadaya

masyarakat setiap satu bulan sekali, dana tersebut digunakan sepenuhnya

untuk membayar honor tutor dan kebutuhan belajar Kober. Meskipun dana

yang didapatkan terbatas, akan tetapi Kober tetap melaksanakan proses

pembelajaran.

Dilihat dari identifikasi masalah tersebut, untuk mempermudah serta

mengarahkan pada tujuan yang ingin dicapai dalam menganalisis permasalahan

sehingga jelas dan terarah. Maka penelitian ini dibatasi pada analisis pengelolaan

Kelompok Bermain. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah “bagaimana pengelolaan di Kelompok Bermain Bunga Nusantara?”

Berdasarkan hasil identifikasi tersebut rumusan masalahnya adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana Kepemimpinan yang diterapkan di Kelompok Bermain Bunga

Nusantara?

2. Bagaimana Pengembangan Program yang diterapkan di Kelompok

Bermain Bunga Nusantara?

3. Bagaimana Pembiayaan yang diterapkan di Kelompok Bermain Bunga

Nusantara?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang telah

dikemukakan diatas adalah untuk mendapatkan jawaban dari hasil permasalahan

(15)

1. Mendeskripsikan penerapan kepemimpinan di kelompok bermain Bunga

Nusantara.

2. Mendeskripsikan penerapan pengembangan program di kelompok bermain

Bunga Nusantara.

3. Mendeskripsikan penerapan pembiayaan di kelompok bermain Bunga

Nusantara.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk menfaat secara praktis

maupun manfaat bagi pengembangan ilmu :dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Dengan dilaksanakaannya penelitian ini diharapkan peneliti

mengetahui secara langsung keterlibatan pengelola, pegawai, tutor, dan

orang tua murid dalam menjalankan proses pembelajaran bagi anak usia

dini di kelompok bermain bunga nusantara melalui pengelolaan yang

digunakan sehingga dapat berbagi dan mengembangkan ilmu pengetahuan

mengenai penerapan pengelolaan yang digunakan di kelompok bermain

Bunga Nusantara.

2. Manfaat Praktis (operasional)

a. Bagi pihak masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahunan mengenai

pentingnya sebuah pengelolaan pada lembaga kepada masyarakat sehingga

lembaga tersebut dapat terus memberikan layanan kepada masyarakat akan

pendidikan anak usia dini melalui program Kelompok Bermain.

b. Bagi dunia pendidikan pada umumnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai study deskriktif dimana

banyaknya satuan Kober sejenis yang tidak baik pada proses

pengelolaannya, sehingga kebanyakan dari lembaga PAUD program

Kober tersebut tidak dapat dipertahankan dan keberlangsungan Kober

(16)

9

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mempermudah dalam penulisan pembahasan dan penyusunan

selanjutnya, berikut ini adalah sistematika penulisan yang terdiri dari :

BAB I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan

Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur

Organisasi Skripsi.

BAB II Kajian Teoritis, terdiri dari landasan teoritis dan gambaran umum

mengenai dasar penelitian atau teori yang melandasi penelitian ini. Pertama,

Konsep Kepemimpinan yang terdiri dari Pengertian, Tujuan, Gaya, dan Fungsi

dari Kepemimpinan. Kedua, Konsep Pengelolaan yang terdiri dari Definisi,

Fungsi, dan Prinsip dari Pengelolaan. Ketiga, Konsep Pembiayaan yang terdiri

dari Pengertian, Komponen, Penganggaran, Prinsip Penyusunan dan Fungsi

dari Pembiayaan serta Kerangka Pemikiran Penelitian

BAB III Metode Penelitian, merupakan rincian pedoman dalam melakukan

penelitian yang digunakan dengan bermacam-macam komponen dimulai dari

lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian (yang didalamnya terbagi oleh

tahapan pra lapangan, tahapan pekerjaan lapangan, tahapan analisis data, dan

tahapan penulisan laporan), metode penelitian, definisi operasional, instrument

penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data,

triangulasi data, dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisikan di dalamnya inti dari

penelitian yang telah dilakukan terhadap permasalahan yang melatarbelakangi

penelitian beserta analisis data yang sesuai dengan metode penelitian dengan

dua komponen utama yaitu analisis data dan pembahasan serta temuan hasil

penelitian.

BAB V Simpulan dan Saran, menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap

hasil temuan penelitian serta rekomendasi pada pihak-pihak yang

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian akan dilakukan yaitu

di Kelompok Bermain Bunga Nusantara PKBM Jayagiri, pemilihan lokasi

penelitian tersebut berdasarkan masalah yang ditemukan oleh peneliti terkait

pengelolaan kelompok bermain dilihat dari aspek kepemimpinan, pengembangan

program dan pembiayaan melalui pelaku pengelolaan yaitu pengelola, pegawai,

tutor, dan masyarakat atau orang tua peserta didik yang didasari dari hasil

pengamatan sebelum penulis mengangkat penelitian. Sebagaimana yang

dipaparkan dalam latar belakang penelitian, maka penelitian ini dilakukan di

Kelompok Bermain yang merupakan program binaan dari PKBM Jayagiri yang

beralamat di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Lokasi penelitian setelah Kober adalah PKBM Jayagiri yang merupakan tempat di

mana proses kegiatan pengelolaan dilaksanakan oleh pengelola, pegawai dan tutor

Kober. Lokasi penelitian tersebut merupakan tempat penelitian yang diharapkan

mampu memberikan informasi mengenai pengelolaan kelompok bermain yang

mencakup aspek kepemimpinan, pengembangan program dan pembiayaan dalam

proses pendidikan anak usia dini di Kober.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pengelola Kober sebagai informan utama

sedangkan pegawai, tutor, dan orang tua peserta didik adalah informan triangulan,

pemilihan informan tersebut didasarkan pihak-pihak yang dijadikan sebagai

sampel dalam sebuah penelitian atau suatu komponen utama dan memiliki

kedudukan penting dalam suatu penelitian ilmiah karena didalam subjek

penelitian ini terdapat beberapa variabel-variabel yang dapat diteliti. Dalam

penelitian kualitatif, subjek penelitian pada dasarnya tidak menggunakan populasi

(18)

42

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

purposif, yang penting subjek tersebut dapat memberikan informasi secara tuntas

sehingga mampu mengungkap permasalahan penelitian.

Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif biasa disebut informan.

Informan merupakan komponen utama yang memiliki kedudukan penting dalam

penelitian, karena dari para informan inilah terdapat aspek-aspek yang menjadi

kajian untuk diteliti. Dalam penelitian ini, informan utama yang diteliti adalah

pengelola Kober sedangkan informan triangulan adalah pendidik Kober, pegawai

dan orang tua peserta didik Kober,.

Sumber data adalah untuk kepentingan triangulasi dan sebagai pelengkap

informasi, maka penulis memanfaatkan sumber informasi lain yang dapat

memberikan informasi pelengkap tentang hal-hal yang tidak terungkap yakni

orang tua peserta didik Kober, tutor Kober dan juga pegawai PKBM yang

memiliki keterkaitan pada proses pengelolaan Kober dengan karakteristik dari

para orang tua peserta didik Kober yaitu ibu dari peserta didik Kober. Jumlah

subjek penelitian terdiri dari lima orang informan yaitu satu orang pengelola

Kober, satu orang pendidik Kober, dua orang pegawai PKBM dan satu orang tua

peserta didik Kober yang terdiri satu ibu atau perempuan sebagai orang tua

peserta didik Kober. Jumlah sumber data penelitian yang sedikit didasarkan

kepada pertimbangan bahwa penelitian kualitatif lebih mementingkan informasi

yang banyak daripada banyaknya jumlah informan. Oleh karena itu, maka

penetapan sumber penelitian ini dilakukan secara purposif atau sesuai dengan

tujuan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian pada umumnya merupakan aktivitas yang dilakukan secara

berurut dari awal sampai akhir penelitian, lalu pada akhirnya akan memberikan

gambaran tentang keseluruhan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data,

analisis, dan penafsiran data, sampai pada penulisan laporan. Secara umum

tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini ada empat tahap yaitu:

1. Tahap Pra Lapangan

Pra lapangan merupakan kegiatan awal yang dilakukan pada penelitian,

(19)

penelitian, memilih lapangan penelitian untuk melihat apakah terdapat kesesuaian

dengan kenyataan yang ada di lapangan, mengurus perizinan untuk pelaksanaan

penelitian, menjelajahi dan menilai keadaan lapangan atau orientasi lapangan,

memilih dan memanfaatkan informan berkenaan dengan kepentingan informasi

yang dibutuhkan pada penelitian, menyiapkan perlengkapan penelitian, dan

terakhir persoalan etika penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahapan pekerjaan lapangan atau pelaksanaan studi merupakan kegiatan

yang dilakukan oleh penulis di lokasi penelitian, yakni mengumpulkan data

melalui teknik-teknik yang telah ditetapkan sesuai dengan prosedur penelitian dan

kondisi lapangan, meliputi pemahaman latar penelitian dan persiapan diri,

memasuki lapangan, dan berperan serta sambil mengumpulkan data.

3. Tahap Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

berbagai sumber , yaitu dari wawancara, pengamatan, dokumen-dokumen

pendukung. Data yang telah terkumpul tersebut diolah sesuai dengan kaidah

pengolahan data yang relevan dengan pendekatan penelitian kualitatif.

4. Tahap Penulisan Laporan

Penelitian laporan hasil penelitian tidak terlepas dari keseluruhan tahapan

kegiatan dan unsur-unsur penelitian. Pada tahap ini mengadakan pengumpulan

data, analisa data dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian sampai

data yang diperlukan terkumpul, pengolahan data berupa laporan awal setelah

membandingkan data empiric dengan kajian teoritik, dan pengolahan data sebagai

laporan akhir yang dilakukan setelah data yang diperlukan lengkap terkumpul.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif karena dalam

penelitian ini penulis melihat adanya suatu kesesuaian antara sifat penelitian

(20)

44

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang nampak atau tentang proses yang berlangsung”.

Adapun mengenai tujuan penelitian ini yang bersifatkan deskriptif untuk

mencari informasi faktual yang mendetail yang pada ujung dari penelitian ini

adalah untuk mendeskripsikan gejala yang ada, setelah itu untuk mengidentifikasi

masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek-praktek

yang sedang berlangsung, lalu untuk membuat komparasi dan evaluasi terhadap

perkembangan keilmuan dan untuk mengetahui apa yang dikerjakan oleh

orang-orang lain dalam menangani masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar

dari mereka untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di

masa depan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

karena penggunaan kualitatif didasari oleh pemikiran bahwa pendekatan tersebut

memiliki kesesuaian dengan fokus penelitian yang pada hakikatnya ingin

melakukan eksplorasi pada objek penelitian atau memperoleh gambaran secara

mendalam. Salah satu karakteristik utama dari penelitian kualitatif adalah

memfokuskan pada kejadian tertentu, yaitu kasus atau fenomena.

Untuk menggunakan pendekatan kualitatif secara tepat, diperlukan sebuah

metode. Metode penelitian deskriptif tertuju kepada pemecahan masalah yang ada

pada masa sekarang, pelaksanaan metode deskriptif tidak hanya terbatas sampai

pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan

interpretasi arti data. Metode penelitian deskriptif ini mengarahkan penelitian

yang bermaksud untuk membuat pecandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi

atau kejadian-kejadian. Tujuannya untuk membuat pecandraan secara sistematis,

faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”.

Sudjana (2001: 65) menjelaskan bahwa “penelitian deskriptif sesuai sifat dan

karakteristiknya memiliki langkah-langkah tertentu dalam pelaksanaannya”.

(21)

1. Perumusan masalah

Metode penelitian mana pun harus diawali dengan adanya masalah, yakni

pengajuan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang jawabannya harus dicari

penulis di lapangan. Pertanyaan masalah mengandung variabel-variabel

yang menjadi kajian dalam studi ini. Dalam penelitian deskriptif, penulis

dalam menentukan status variabel atau mempelajari hubungan-hubungan

antara variabel.

2. Menentukan jenis informasi yang diperlukan.

Dalam hal ini penulis perlu menetapkan informasi apa yang diperlukan

untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang telah dirumuskan di atas.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian deskriptif

memusatkan perhatian kepada masalah aktual yang terjadi pada saat

berlangsungnya penelitian. Oleh karena itu yang harus digali adalah

bermacam-macam informasi yang berkenaan dengan kondisi, peristiwa,

gejala yang ada pada saat penelitian dilaksanaakan.

3. Menentukan prosedur pengumpulan data

Setelah informasi yang sangat diperlukan sebagai data mentah pada

penelitian ini ditetapkan dengan seksama dan purposif. Langkah

berikutnya yaitu menentukan cara-cara pengumpulan data. Ada dua unsur

penelitian yang diperlukan, yakni instrumen atau alat pengumpul data dan

sumber data atau sampel, yakni dari mana informasi itu sebaiknya

diperoleh. Dalam penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan

adalah wawancara dan observasi.

4. Menentukan prosedur pengolahan informasi atau data

Data dan informasi yang telah diperoleh dengan instrumen yang dipilih

dari sumber data atau subjek penelitian tertentu masih merupakan

informasi atau data kasar. Informasi dan data tersebut perlu diolah agar

dapat dijadikan bahan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Mengingat

sifat dan tujuan penelitian deskriptif, maka jenis pengolahan data yang

digunakan adalah statistika deskriptif seperti teknik persen, kuartil, modus,

(22)

46

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

dilakukan antara lain dimulai dari pemeriksaan data, lalu klasifikasi data,

selanjutnya tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, setelah itu

menghitung frekuensi jawaban atau data, lalu perhitungan lebih lanjut

sesuai dengan teknik statistika yang dipilih, kemudian memvisualisasikan

data, dan terakhir menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian.

5. Menarik kesimpulan penelitian

Berdasarkan hasil pengolahan data, penulis menyimpulkan hasil penelitian

deskriptif dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dan

mensintesiskan semua jawaban tersebut dalam satu kesimpulan yang

merangkum permasalahan-permasalahan secara keseluruhan.

Berdasarkan pada ciri-ciri di atas, penulis berupaya untuk memperoleh suatu

gambaran yang jelas mengenai Pengelolaan Kelompok Bermain Bunga Nusantara

(studi kegiatan pengelolaan di Kober Bunga Nusantara PKBM Jayagiri).

D. Definisi Operasional

Dalam suatu penelitian perlunya penjelasan dari variabel-variabel yang saling

berkaitan. Dalam penelitian ini penulis bermaksud memberikan definisi dari

variabel pengelolaan pada aspek kepemimpinan, pengembangan program, dan

pembiayaan.

1. Kepemiminan

Kepemimpinan yang diteliti berdasarkan tipe dan gaya dari pengelola

Kober. Tipe dan gaya kepemimpinan menurut Nawawi (2006:156) dapat

diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu kepemimpinan ahli, kepemimpinan

kharismatik, kepemimpinan paternalistik, dan kepemimpinan

transformasional.

2. Pengembangan Program

Pengembangan program yang diteliti berdasarkan fungsi dan prinsip

pengelolaan yang digunakan oleh Kober. Fungsi manajemen menurut

Sudjana (2010:53) terdiri dari enam urutan yang terdiri sebagai berikut,

yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian,

(23)

3. Pembiayaan

Pembiayaan yang diteliti berdasarkan pilar utama yang menjadi

persyaratan terbangunnya akuntabilitas. menurut Fattah N (2009:52) ada

tiga pilar utama untuk membangun akuntabilitas, yaitu adanya transparansi

para penyelenggaran, adanya standar kinerja, dan adanya partisipasi untuk

menciptakan suasana kondusif. ketiga pilar utama tersebut diteliti

berdasarkan sumber biaya yang didapatkan, penggunaan anggaran, dan

pengelolaan pembiayaan.

E. Instrumen Penelitian

Dalam pengumpulan data, penulis menjadi instrumen utama penelitian atau

merupakan alat pengumpul data utama, karena penulis yang melakukan segala

sesuatu hal dari seluruh proses penelitian baik dalam perencanaan, melaksanakan

pengumpulan data, menganalisis, menafsirkan data dan melaporkan hasil

penelitiannya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Moleong

(2004:121) bahwa, “dalam penelitian kualitatif penulis bertindak sebagai

instrumen utama”. Penulis sebagai instrumen penelitian dapat memahami makna

interaksi antar manusia, membaca gerak muka, memahami perasaan dan nilai

yang terkandung dibalik ucapan atau perbuatan subjek penelitian, sehingga

meskipun digunakan alat perekam, penulis tetap memegang peranan utama

sebagai alat penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis bertindak

sebagai instrumen utama dan terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan

data dalam kondisi yang sesungguhnya.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen berdasarkan hasil dari studi pendahuluan

yang diperoleh peneliti dan digunakan untuk menggali kedalaman informasi yang

disesuaikan dengan kajian teori yang diangkat oleh peneliti, langkah penyusunan

instrument tersebut terdiri dari penyusunan kisi-kisi dan penyusunan pedoman

wawancara. Keseluruhan proses ini melalui beragam tahapan yang dimulai dari

studi pendahuluan untuk memperkuat referensi dalam memperoleh justifikasi

masalah dengan mengupayakan pelebaran konsep variabel yang diangkat, setelah

(24)

48

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

memperjelas arah penelitian yang seharusnya, kemudian melakukan kajian

lapangan kembali untuk penyesuaian instrumen dan terakhir adalah pemantapan

instrumen berdasarkan kajian analisis instrumen sedari awal.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif

maka asumsi yang digunakan adalah dengan memandang bahwa realitas itu

bersifat holistik atau menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan ke dalam

variabel-variabel seperti halnya dalam kuantitatif. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh

informasi yang akurat dan lengkap, maka dilakukan penggalian data ke unit kasus

yaitu para pendidik Kober Bunga Nusantara, pengelola Kober dan orang tua

peserta didiknya dengan teknik wawancara mendalam, studi dokumentasi,

observasi dan studi kepustakaan. Dalam hal ini juga dilakukan triangulasi data

dengan cara mengkonfirmasi kebenaran informasi yang diperoleh tersebut ke

pihak-pihak yang terkait sehingga informasi yang diperoleh menjadi utuh.

1. Wawancara

Wawancara atau interview dilaksanakan kepada informan kunci atau primer

dan beberapa informan sumber yaitu pengelola sebagai informan kunci dan

pegawai, tutor, dan orang tua peserta didik sebagai informan sumber, pelaksanaan

proses wawancara dilaksanakan bertahap sesuai kebutuhan informasi selama satu

bulan terhitung sebanyak 4 kali dan masing-masing kepada informan kunci dan

informan sumber. Wawancara tersebut berdasarkan kebutuhan penelitian dan

terkait pada variabel penelitian yaitu hanya pada pengelolaan kepemimpinan,

pengembangan program, dan pembiayaan. Menurut Sukmadinata (2005:112-113) mengatakan bahwa, “wawancara dapat dilakukan dalam beberapa bentuk yaitu wawancara informal, wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara dan wawancara terbuka berstandar”. Bentuk wawancara yang digunakan oleh penulis adalah wawancara terbuka berstandar juga telah mempunyai pedoman,

pertanyaan-pertanyaan bersifat terbuka, tetapi telah tersusun dan terumuskan

secara standar. Oleh karena itu, sebelum akan dilakukannya proses wawancara,

penulis menyiapkan instrumen wawancara yang merupakan pedoman wawancara

(25)

maka penulis juga menggunakan wawancara informal yang dilakukan dari

pembicaraan yang tidak formal, berlangsung secara alamiah, tidak difokuskan

kepada hal-hal tertentu. Wawancara dengan menggunakan pedoman dilaksanakan

dengan berpegang pada pedoman yang telah disiapkan sebelumnya, di mana

dalam pedoman tersebut telah disusun secara sistematis hal-hal yang akan

ditanyakan.

Hal penting yang perlu diperhatikan oleh penulis dalam melakukan

wawancara adalah dengan memanfaatkan informan kunci atau primer maupun

informan sekunder. Informan kunci atau primer yaitu orang yang mempunyai

pengetahuan lebih baik dalam bidang yang dikaji, memiliki kemampuan

komunikasi yang baik, atau memiliki perspektif yang berbeda dan dapat menjadi

pembeda dalam hal kematangan dari yang lainnya dalam menjelaskan bidang

yang dikaji. Informan kunci atau primer dalam penelitian ini adalah pengelola

Kelompok Bermain. Sedangkan informan sekunder adalah orang yang sangat

menguasai bidang yang akan diteliti baik dari sisi organisasi, pengelolaan

pembiayaan ataupun program-programnya yakni pihak pendidik Kober dan

pengelola Kober Bunga Nusantara.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan dilaksanakan pada kegiatan atau tingkah laku dari

pengelola, staf pegawai PKBM termasuk tutor, dan juga terhadap kelengkapan

administrasi Kober Bunga Nusantara, proses observasi tersebut dilaksanakan

secara intensif selama proses penelitian. Proses pelaksanaan observasi tersebut

hanya mencakup pada kegiatan pengelolaan yang dilakukan oleh informan dan

pada kelengkapan administrasi lembaga. Observasi atau pengamatan merupakan

suatu teknik atau mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan

terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkaitan

dengan proses pengembangan program yang dilakukan oleh pengelola dan

pendidik kober dan pada kegiatan proses pemberian layanan pendidikan kepada

peserta didik.

Observasi dapat dilakukan secara partisipatif maupun non partisipatif. Dalam

(26)

50

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

kegiatan yang sedang berlangsung sebagai peserta program kegiatan. Dalam

observasi non partisipatif penulis tidak ikut dalam kegiatan, karena posisi penulis

hanya cukup mengamati kegiatan dengan lebih seksama. Observasi yang

digunakan oleh penulis adalah observasi non partisipatif berdasarkan aspek

kepemimpinan yaitu penulis mengamati tingkah laku pengelola sebagai seorang

pemimpin, pengembangan program yaitu penulis mengamati tutor Kober sebagai

pendidik, dan pembiayaan yaitu penulis mengamati kelengkapan administrasi

Kober. Pada penelitian ini yang menjadi objek observasi adalah kegiatan

pengelolaan yang pelakunya adalah pengelola, pegawai, pendidik dan masyarakat

atau orang tua peserta didik di Kober Bunga Nusantara PKBM Jayagiri.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti hanya terkait pada variabel

yang diteliti yaitu pada proses pengelolan Kelompok bermain dan penerapan

yang diteliti yaitu kepemimpinan, pengembangan program, dan pembiayaan.

menurut Sukmadinata (2005:221) adalah “suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik”. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Dokumen tersebut diurutkan sesuai dengan

sejarah kelahiram, kekuatan dan kesesuaian isinya dengan tujuan pengkajian.

Isinya dianalisis, dibandingkan yang satu dengan yang lain, dan dipadukan

sehingga membentuk satu hasil kajian yang sistematis, terpadu dan utuh.

Dalam penelitian ini, dihimpun berbagai dokumen berupa foto kegiatan yang

terkait dengan kegiatan pengembangan program yang dilakukan oleh pendidik

kober kepada masyarakat dan peserta didik, kegiatan pertemuan yang sering

dilakukan oleh para pengelola, pegawai dan pendidik, dan penggunaan

pembiayaan terhadap fasilitas dan media pembelajaran di Kober Bunga

Nusantara.

H. Triangulasi Data

Menurut Sugiyono (2013:125) dalam teknik triangulasi data dapat diartikan

sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

(27)

penulis mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu

mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan

berbagai sumber data. Ada dua macam triangulasi data yang digunakan penulis

yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber atau triangulasi subjek.

Triangulasi teknik berarti penulis menggunakan teknik pengumpulan data

yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. penulis

menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi

untuk sumber data yang sama secara serempak. Sedangkan triangulasi sumber

berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik

yang sama.

Dalam penelitian ini sumber data yang menjadi informan kunci atau informan

utama penelitian adalah pengelola, pegawai, pendidik Kober Bunga Nusantara

sedangkan informan triangulan ialah masyarakat atau orang tua peserta didik

Kober Bunga Nusantara.

I. Analisis Data

Berkenaan dengan pengolahan dan analisis data, Moleong (2004:248),

menjelaskan bahwa, analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengorganisir data, memilah-milahnya menjadi satuan

yang dapat dikelola, mensintetiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa

yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Pendapat lain mengenai analisis data penelitian kualitatif dikemukakan oleh

Sugiyono (2013:90), yang menyatakan bahwa analisis dalam penelitian kualitatif

dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung menggunakan teknik

wawancara, observasi dan dokumentasi, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu.

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini mencakup langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi

(28)

52

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

merupakan catatan tentang apa yang dilihat, diamati, disaksikan, didengar, dan

dialami sendiri oleh penulis. Pengumpulan data ini menyangkut semua hal yang

berkaitan dengan proses pengelolaan yang dilihat dari aspek kepemimpinan,

pengembangan program dan pembiayaan dalam proses pembelajaran Pendidikan

Anak Usia Dini. Catatan deskriptif ini merupakan data alami dari lapangan, tanpa

adanya komentar dan tafsiran dari penulis tentang fenomena yang dijumpai.

Sedangkan catatan reflektif merupakan catatan yang berisi kesan, komentar,

pendapat, gagasan atau ide, dan tafsiran penulis tentang fenomena yang dijumpai.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan atau menyingkat data dalam bentuk uraian laporan terperinci dan

sistematis, menonjolkan pokok-pokok yang penting agar lebih mudah

dikendalikan, lebih mudah digolongkan, membuang yang tidak perlu, yang akan

memberikan gambaran menjadi lebih terarah tentang hasil pengamatan dan juga

mempermudah penulis untuk mencari kembali data itu apabila diperlukan. Proses

reduksi data ini dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung.

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan upaya untuk menyajikan data guna melihat

gambaran keseluruhan data atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Penyajian

data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dalam bentuk teks

naratif dari catatan lapangan. Agar penulis tidak tergelincir dalam pengambilan

kesimpulan yang terlihat memihak dan tidak berdasar, maka penulis akan

mengadakan klasifikasi data dan memberikan penggolongan kembali sesuai fokus

masalahnya berdasarkan pertanyaan penelitian yang diajukan dan pedoman

wawancara untuk pengelola, pegawai, pendidik Kober dan masyarakat atau orang

tua peserta didik.

4. Penarikan Kesimpulan dan verifikasi

Kesimpulan dan verifikasi adalah upaya untuk mencari makna terhadap data

yang dikumpulkan dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal

yang sering timbul dan sebagainya. Pada awalnya kesimpulan sementara masih

(29)

kesimpulan akan lebih mantap dan kokoh serta dapat dipertanggungjawabkan, dan

kesimpulan yang ada senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung. Hal

tersebut didukung pula melalui peninjauan ulang terhadap catatan lapangan dan

tukar pikiran dengan orang-orang yang terlibat dalam penelitian Pengelolaan

Kelompok Bermain yang dilihat dari aspek kepemimpinan, pengembangan

program, dan pembiayaan kepada pelaku pengelolaan yaitu pengelola, pegawai,

(30)

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Kepemimpinan Pengelola Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Tipe kepemimpinan yang digunakan adalah kepemimpinan transformasional

yaitu gabungan dari kepemimpinan kharismatik dan kepemimpinan partisipatif.

Kepemimpinan kharismatik ditandai dengan perilaku dan karakater dari seorang

pemimpin yang baik dan patut untuk ditiru, Sedangkan kepemimpinan ditandai

dengan adalah prilaku seorang pemimpin yang memberikan kesempatan kepada

pegawainya untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan kompetensi. Hal

tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut.

a. Pengelola selalu menjunjung tinggi visi dari Kober yaitu untuk

meningkatkan kualitas PAUD melalui Kober dengan jalan melakukan

pertemuan rutin setiap pekan sebagai upaya mewujudkan,

mempertahankan, mengembangkan eksistensi organisasi dan untuk

memenuhi kebutuhan dari sasaran.

b. Pengelola selalu menunjukan sikap ramah dan sederhana sehingga

mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan hubungan

yang baik dengan pegawai. Selain itu, sikap tegas juga selalu ditunjukan

oleh pengelola bila pegawai melakukan kesalahan dan lalai dalam

bekerja.

c. Pengelola selalu mengikutsertakan pendidik Kober atau tutor pada

kegiatan pelatihan-pelatihan sebagai upaya peningkatan kualitas

pegawai yang dimiliki oleh lembaga.

d. Pengelola memberikan kontribusi terhadap program Kober dengan ikut

berpartisipasi pada proses pembelajaran dan pada program tambahan.

2. Pengembangan Program Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Pengembangan program yang diterapkan adalah dari bawah ke atas atau

partisipatif yaitu pada proses perencanaan hingga penyelenggaraan program

(31)

pengelola, tutor, dan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai

berikut.

a. Proses identifikasi dilakukan oleh pengelola, pegawai dan tutor kepada

masyarakat untuk menggali secara lebih dalam mengenai kebutuhan

masyarakat.

b. Proses perencanaan program tidak hanya melibatakan seluruh pegawai

tapi juga melibatkan tutor dan masyarakat. Hal tersebut dilakukan

melalui informasi yang diberikan oleh pegawai kepada masyarakat

mengenai program yang akan diselenggarakan.

c. Proses pengorganisasian yang dilakukan oleh pengelola disesuaikan

dengan kebutuhan dari program. Jika dibutuhkan, masyarakat selalu

diikutsertakan menjadi bagian kelompok kerja.

d. Pemberian motivasi yang dilakukan oleh pengelola dengan cara berbaur

dan berpartisipasi pada kegiatan yang diselenggarakan di masyarakat,

tidak hanya dilakukan oleh pengelola tapi juga dilakukan oleh pegawai

dan tutor, sehingga pada prosesnya tidak memakan waktu yang lama.

e. Proses pembinaan yang dilakukan oleh pengelola adalah dengan jalan

mengikutsertakan pegawai dan tutor pada berbagai kegiatan yang

dilaksanakan di luar lembaga, sehingga mampu memberikan efek

positif ketika memberikan pelayanan terhadap masyarakat.

f. Proses penilaian dilakukan oleh lembaga dengan melibatkan seluruh

pegawai PKBM dan juga masyarakat, pelibatan masyarakat tersebut

diharapakan mampu memberikan rekomendasi positif terhadap program

yang akan diselenggarakan mendatang.

3. Pembiayaan Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Pengelolaan pembiayaan yang digunakan oleh Kelompok Bermain Bunga

Nusantara berdasarkan prinsip transparansi, yaitu keterbukaan sumber dana dan

jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga

bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Hal

(32)

127

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

a. Sumber biaya yang didapatkan oleh Kober diberitahukan kepada

masyarakat pada awal masuk tahun ajaran serta memberikan rincian

penggunaan anggaran untuk didiskusikan kembali bersama masyarakat.

b. Penggunaan anggaran Kober yang didapatkan dari swadaya masyarakat

digunakan untuk kebutuhan proses pembelajaran. Selain itu, untuk

membayar honor dari tutor kober dan memenuhi kelengkapan media

pembelajaran.

c. Proses pembukuan Kober Bunga Nusantara dilakukan oleh pengelola,

bendahara, dan sekertaris dari PKBM. Selain itu, proses transparansi

dilakukan pada saat evaluasi yang dilaksanakan pada akhir tahun

pembelajaran dan setelah penyelenggaraan program.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat dikemukakan

beberapa hal yang dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi

beberapa pihak terkait yang berhubungan dengan pengelolaan kelompok bermain

oleh pengelola dan tutor PKBM Jayagiri antara lain.

1. Bagi Lembaga Kelompok Bermain

Kepemimpinan pengelola yang dimiliki oleh lembaga adalah

transformasional dan diharapkan tipe tersebut dapat didukung dengan pendidikan

yang luas, kemampuan menganalisis yang baik, kemampuan berkomunikasi

dengan siapapun, rasionalitas dan objektivitas, progmatis, dan mampu

mendengarkan saran-saran dari bawahan. Karena dengan ciri-ciri diatas akan

mendukung kemampuan mengambil keputusan dan memudahkan pengelola dalam

memberikan perintah terhadap bawahannya.

Pengembangan program yang digunakan adalah berdasarkan prinsip dari

bawah ke atas dan diharapkan pada proses pengembangan program tersebut

didukung oleh pemerintah yang dapat memberikan wewenang dalam menjalankan

program sesuai dengan fungsinya, karena dengan dukungan tersebut akan

memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan.

Pengelolaan pembiayaan Kober yang digunakan berdasarkan prinsip

(33)

rinciaan penggunaan anggaran tersebut dan pertanggungjawaban yang jelas dari

pengelola anggaran, dengan prinsip tersebut diharapkan masyarakat dapat

memberikan pengertian dan bantuan lebih demi ketercapaian kebutuhan yang

mereka miliki.

2. Bagi P2PAUDNI

Proses penyebarluasan informasi sangat dibutuhkan karena Kelompok

Bermain Bunga Nusantara merupakan salah satu lebsite dari P2PAUDNI dan

diharapkan mampu mengembangkan model pembelajaran, sehingga dapat

dijadikan contoh oleh lembaga Kober lain.

Proses penyebarluasan informasi yang dilakukan oleh P2PAUDNI

diharapkan mampu menarik lebih banyak minat dari masyarakat untuk mengikuti

program PAUD melalui Kelompok bermain.

3. Bagi Peneliti Lain

Penulis merasa dalam penelitian ini masih banyak keterbatasan, adanya

temuan yang positif pada pengelolaan Kober dan diharapkan bagi peneliti yang

akan datang melakukan studi komparatif dan pengembangan variabel pada bidang

kajian kepemimpinan, pengembangan program, dan pembiayaan di lembaga

(34)

Muhammad Retsa Husaeni, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Aqib, Zainal (2011). Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD. Bandung: Nuansa Aulia.

Antonio, SM (2007). Muhammad SAW The Super Leader Super Manager. Jakarta: ProLM Center

Fattah, N (2009). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Kartono, K (2010). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta:Rajagrafindo Persada.

Moleong, L (2004). Metodologi Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, H (2012). Manajemen PAUD.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyono, M (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta:Ar-Ruz Media.

Nawawi, H (2006). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Jakarta:Gajahmada University Press

Nazir, M (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nazsir, N (2008). Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan.

Rivai, V (2009). Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta:Rajagrafindo Persada.

Rohiat (2010). Manajemen Sekolah. Bandung: Refika Aditama.

Sagala, S (2010). Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Santoso, S (2009). Dinamika Kelompok. Jakarta:Bumi Aksara.

Sudjana, D (2010). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah Production.

(2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sudjana, N (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

(35)

Bandung:Tarsito.

Terry, G (2008). Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Universitas Pendidikan Indonesia (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.

Sumber Lain

Data PAUDNI Jawa Barat Tahun 2012-2013. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Direktoran Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal Dan Informal.

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain (2011). Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktoran Jendral pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal Kementrian Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

oleh pabrik adalah berlebihnya jumlah bahan baku logam cast iron dari supplier.. dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan

Berkaitan dengan hal ini, maka kami mengambil beberapa puisi WS.Rendra yang dapat di jadikan sebagai bahan ajar untuk menulis puisi pada siswa SMA khususnya

Karena dengan tema yang bervariasi dapat menimbulkan motivasi dalam diri siswa pada.. proses

SEGMEN BERITA REPORTER A Pelajaran Batik Akan Menjadi Muatan Local Di Sekolah. Peningkatan Mutu

Desain di atas menggambarkan proses penelitian di mana sebelum memberi perlakuan, pada kedua kelompok diberikan test awal atau pretest untuk mengukur kondisi awal

siswa penyandang tunarungu sama dengan siswa yang normal dalam. mencari

RAB, Analisa Harga Satuan, dan daftar harga satuan serta spesifikasi teknis terkait dengan item pekerjaan, ukuran kalsiboard dan genteng metal, jenis kayu, jenis batu

Daripada kajian tersebut, hanya Bukit Bunuh sahaja yang menunjukkan perbezaan dan kepelbagaian bahan asas dari batuan impaktit seperti metasedimen kerijangan