SEPAK BOLA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Olahraga
Oleh : ANDA PANE
1302414
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAH RAGA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
SEPAK BOLA
Oleh :
Anda Pane
1302414
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Pendidikan Olahraga Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
paneanda@yahoo.co.id
Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,
ANDA PANE, S.Pd 1302414
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUAL TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK
BOLA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing
Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes, AIFO NIP. 196207181988031004
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Anda Pane S.Pd (2015): “Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Sepak Bola”. Tesis, Bandung. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh model pembelajaran dan kecerdasan intelektual terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran inkuiri dan Cooperative learning tipe STAD (Student
Team Achievement Division). Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai alternatif solusi dalam rangka pengembangan kualitas pembelajaran sepak bola. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain nonequivalent
pre-tes pos-test design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 280 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 71 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling. Waktu penelitian yaitu selama 6 minggu, jumlah perlakuan selama 12 kali pertemuan, dengan frekuensi 1 minggu 2 kali. Instrumen yang digunakan untuk tes kecerdasan intelektual adalah Advanced Progressive Matrices dan tes keterampilan sepak bola dari Yeagley. Teknik analisi data yang digunakan adalah Analisis Covarian (ANCOVA) yang dengan taraf
signifikansi α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tidak
terdapat hubungan kecerdasan intelektual dengan keterampilan gerak dasar sepak bola. (2) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan gerak dasar sepak bola yang diajar melalui model inkuiri dan model cooperative learning tipe STAD. (3) Tidak terdapat pengaruh antara model pembelajaran dan kecerdasan intelektual terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola secara bersama-sama.
Kata kunci : Model Pembelajaran, Kecerdasan Intelektual,
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Anda Pane S.Pd (2015): “The Effect of Learning Model and the Intelligence Quotient on the Learning Outcomes of Football Skills. Thesis. Bandung. School of Postgraduate Indonesia University of Education.
The purpose of this research is to find out the effect of the learning model and the intelligence quotient on the learning outcomes of football skills. The learning model used is the inkuiri and the cooperative learning with STAD (Student Team Achievement Division) type. It is expected that the result of this research will be used as an alternative solution in developing the quality of football learning. The method used is the experiment method with the nonequivalent pre-test post-test design. The population of this study are 280 students of grade VII in SMP Negeri 1 Cisarua, West Bandung. The sample is 71 students and the sampling technique used is the purposive sampling technique. The research takes around 6 weeks, with 12 meetings for the treatments and it is done twice a week. The instrument used for the intelligence quotient test is Advanced Progressive Matrices and the soccer skills test by Yeagley. The data analysis used Covarian Analysis with the α 0,05 significance level. The result shows that (1) there is no connection of intellectual quotient with learning outcomes of the football skills. (2) there is no significant difference between the learning football skills taught through inkuiri and cooperative learning model with STAD type (3) there is no effect between the learning model and the intellectual quotient on the learning outcomes of football skills jointly.
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN TESIS ... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... 1
DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
BAB I ... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
E. Struktur Organisasi Penulisan Tesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB II ... Error! Bookmark not defined.
LANDASAN TEORITIS ... Error! Bookmark not defined.
A. Hakekat Sepak Bola ... Error! Bookmark not defined.
B. Keterampilan Gerak Dasar Sepak Bola ... Error! Bookmark not defined.
C. Teknik Dalam Permainan Bola ... Error! Bookmark not defined.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sepak Bola ... Error!
Bookmark not defined.
E. Model Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
F. Model Pembelajaran Inkuiri ... Error! Bookmark not defined.
G. Model Cooperative Learning Tipe STAD .. Error! Bookmark not defined.
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
I. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.
J. Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined.
K. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB III ... Error! Bookmark not defined.
METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C. Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.
D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
E. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... Error! Bookmark not
defined.
F. Langkah-Langkah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
G. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
H. Defenisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.
I. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
J. Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV ... Error! Bookmark not defined.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Deskripsi Data ... Error! Bookmark not defined.
2. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.
3. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.
4. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB V ... Error! Bookmark not defined.
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not
defined.
A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
B. Implikasi ... Error! Bookmark not defined.
C. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sepak bola adalah cabang olahraga yang menggunakan bola yang terbuat
dari bahan kulit dan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan
11 orang pemain inti dan sebagian pemain cadangan. Olahraga sepak bola
bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan memasukkan bola
kegawang lawan. Olahraga ini dimainkan dalam lapangan yang berbentuk persegi
panjang di atas rumput atau bisa juga rumput sintesis. Olahraga sepak bola
termasuk salah satu olahraga yang paling populer di dunia. Hal ini terbukti dari
banyaknya orang-orang yang menggemarinya. Memasuki abad ke-21, olahraga
sepak bola telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara
(Wikpedia) dan hal ini terus mengalami peningkatan hingga sampai saat ini.
Kepopuleran sepak bola pada umumnya diakibatkan oleh beberapa hal. Selain
dari tujuan untuk mencapai prestasi, olahraga sepak bola juga dapat dijadikan
sebagai olahraga kesehatan dan rekreasi. Dalam tataran yang lebih luas sepak bola
juga dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkokoh rasa persahabatan antar
negara.
Kedudukan sepak bola yang populer ternyata sampai pada lingkungan
sekolah. baik itu sekolah formal maupun informal. Dalam kurikulum sekolah
formal, sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang dimasukkan
sebagai sebuah materi pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa. materi sepak
bola dipelajari mulai dari tingkat SD, SMP, sampai tingkat SMA. Pembelajaran
gerak yang merupakan salah satu bagian dari pembelajaran pendidikan jasmani di
sekolah merupakan dasar pertimbangan sehingga sepak bola dijadikan sebagai
salah satu materi yang harus dipelajari dalam penjas. dengan belajar sepak bola
siswa diharapkan memiliki keterampilan gerak yang memadai. Secara umum
sepak bola banyak mengandung ketrampilan-ketrampilan gerak. Dalam sepak
bola terdapat keterampilan gerak berpindah tempat, seperti lari kesegala arah,
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang terlibat dalam pembelajaran sepak bola di sekolah diharapkan memperoleh
keterampilan gerak yang terkandung dalam sepak bola. Keterampilan gerak
tersebut diharapkan dapat menjadi bekal dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Jika seorang siswa mempunyai keterampilan gerak yang baik, maka dia
mempunyai kesempatan besar untuk meraih kecakapan hidup yang dibutuhkan.
Banyak faktor yang berpengaruh dalam menentukan keberhasilan anak
ketika mempelajari keterampilan gerak dasar sepak bola. Faktor utama yang
memiliki peran penting dalam mendukung keterampilan sepak bola adalah guru.
Peranan guru sangat kompleks dalam rangka mengembangkan potensi belajar
siswa secara optimal. faktor kedua yang menjadi objek sentral adalah siswa.
keterlibatan siswa dalam aktifitas di sekolah didorong oleh tenaga pendidik.
Melalui aktifitas belajar, siswa dapat berkolaborasi dengan guru, teman dan
lingkungan yang mendukung dalam situasi belajar untuk memperoleh
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai positif sebagai
pedoman untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. faktor ketiga adalah
sarana prasarana berolahraga. Sarana prasarana merupakan faktor yang tak kalah
penting dalam penentuan keberhasilan belajar sepak bola. Dalam hal ini lapangan
sepak bola merupakan hal utama yang harus terpenuhi sehingga proses belajar
sepak bola dapat terlaksana. Untuk menunjang keberhasilan belajar ketrampilan
gerak dasar sepak bola guru juga harus dapat memilih dan menguasai model
pembelajaran yang dipandang cocok diterapkan kepada siswa yang akan
diajarkannya. Model pembelajaran akan berhasil apabila model tersebut sesuai
dengan kondisi anak dan dapat memfasilitasi tujuan yang telah ditentukan oleh
guru.
Dalam proses pembelajaran penjas, seorang guru penjas diharapkan
mampu mengajarkan beragam keterampilan gerak dasar sepak bola dengan
melibatkan anak berpikir aktif. Pembelajaran penjas seyogianya dapat
merangsang tingkat berpikir anak sehingga anak dapat memahami gerak secara
konsep dan juga mampu memperagakan gerak sesuai dengan apa yang dia
pikirkan. Dengan demikian internalisasi nilai-nilai dalam pelajaran penjas juga
akan seutuhnya didapatkan oleh siswa. Untuk mewujudkan hal tersebut
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran yang bersifat saintifik mampu memberikan banyak dampak positif
bagi siswa. hal ini seperti yang tertuang dalam pendapat Bruce Joyce dan Marsha
Weil (1996, hlm. 42) “... scientifik method can be taught and has positive effects
on the acquisition of information, concepts, and attitudes”. Maksudnya bahwa
metode saintifik dapat diajarkan dan memiliki pengaruh yang positif pada
perolehan informasi, konsep dan sikap. Dalam proses pendidikan jasmani
pendekatan saintifik memiliki 5 proses pengalaman belajar. Adapun kelima proses
tersebut adalah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
dan mengkomunikasikan. Selain itu pendekatan saintifik dalam penjas memiliki
tiga ranah proses pembelajaran yaitu (1) tahu tentang mengapa, (2) tahu tentang
apa dan, (3) Tahu tentang bagaimana (Tanpa nama, 2014, hlm. 7). Dari penjelasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik dalam penjas
membiasakan anak untuk belajar mengkonstruk pengetahuan dalam ranah
kognitifnya sebelum siswa memproduksinya dalam sebuah gerakan. Dengan
demikian siswa akan terbiasa berpikir tentang pelajaran secara menyeluruh.
Dengan adanya pendekatan saintifik anak tidak lagi sebagai subjek yang diam
yang hanya bergantung kepada instruksi dari guru. Melainkan anak yang terus
aktif menemukan dan memecahkan masalah yang ditemukan selama proses
pembelajaran. Akan tetapi, saat ini pelaksanaan pembelajaran penjas masih
didominasi oleh pembelajaran direct instruction. Pembelajaran penjas yang
seharusnya melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi, dan sosial, tidak
terwujud. Yang terjadi pembelajaran yang dilakukan guru masih menggunakan
pendekatan drill sehingga siswa tidak dirangsang berpikir untuk mengkonstruk
gerakan terlebih dahulu. Pembelajaran penjas yang demikian membuat anak
kurang melibatkan proses berpikir selama proses pembelajaran. Pembelajaran
penjas terkesan hanya mendatangkan kelelahan dan tak ada kelebihan yang
didapatkan. Kondisi yang demikian menyebabkan posisi mata pelajaran penjas di
sekolah sering diklasifikasikan sebagai kelompok mata pelajaran bidang non
akademik (Suherman 2012, hlm. 16).
Munculnya permasalahan tersebut di atas bersumber dari
ketidakmampuan guru dalam mengimplementasikan model-model pembelajaran
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikatakan oleh Hellison (dalam Wulansari, 2014, hlm. 2) bahwa beberapa masalah
pembelajaran pendidikan jasmani di Indonesia antara lain: serba perilaku motorik,
tidak memasukkan unsur kognitif-reflektif, socio-motor dan afektif dalam ruang
lingkupnya, berorientasi pada model pembelajaran yang menekankan penguasaan
teknik dasar tanpa didasari dengan proses berpikir. Sekaitan dengan hal ini,
Suherman (2012, hlm. 16) mengatakan bahwa:
Pendidikan jasmani di lingkungan persekolahan sering diklasifikasikan sebagai kelompok mata pelajaran bidang non akademik, hal ini menyebabkan guru penjas jarang dan bahkan tidak pernah memikirkan dan mencari dampak positif dari pendidikan jasmani terhadap dimensi kognitif. Alih-alih mendorong mereka memunculkan ide-ide baru atau memikirkan ulang kesimpulan-kesimpulan yang ada. Terlalu sering para guru meminta siswa mengulang-ulang gerakan tanpa memahami dengan benar apa yang sedang dia lakukan. Akibatnya, siswa berpikir secara dangkal, hanya bertindak berdasarkan perintah guru, bukan menjadi siswa-siswi yang mampu berpikir secara mendalam.
Hal ini juga diakui kebanyakan guru-guru penjas yang menghadiri
seminar implementasi model-model pembelajaran saintifik dalam penjas yang
diadakan pada bulan september tahun 2014 di UPI. Dalam seminar tersebut
guru-guru mengaku bahwa model pembelajaran saintifik yang diseminarkan merupakan
hal yang masih sangat baru bagi mereka. Pengakuan tersebut sekaligus
menegaskan bahwa selama ini para guru penjas masih menggunakan model
pembelajaran komvensional yang hanya berpusat pada pendekatan drill.
Selain lemahnya pelaksanaan model-model pembelajaran saintifik,
proses pembelajaran penjas selama ini juga belum memperhatikan perbedaan
karakteristik siswa, khususnya tingkat kecerdasan intelektual siswa. Siswa yang
mengikuti pelajaran sepak bola merupakan individu yang memiliki tingkat
kecerdasan intelektual yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu apabila proses
pembelajaran mengabaikan perbedaan setiap karakteristik siswa tersebut akan
berdampak pada hasil belajar yang tidak maksimal. Hosnan (2014, hlm. 94) menyatakan bahwa “Tindakan pembelajaran guru yang memperlakukan sama terhadap keseluruhan siswa hanya akan mengarah pada pencapaian hasil belajar yang kurang memadai.” Dalam penerapan model pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik, kecerdasan intelektual siswa harus menjadi
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sistematis mulai dari menganalisis persoalan gerak yang dihadapi secara logis,
sistematis, dan sampai pada tahapan mengkonsep, akan melibatkan kecerdasan
intelektual setiap siswa.
Cara mengatasi permasalahan tersebut di atas adalah perlunya
implementasi model pembelajaran penjas yang dapat mengorganisir pembelajaran
agar berjalan dengan baik. Guru diharapkan memiliki wawasan yang
komprehensif tentang model-model pembelajaran tersebut serta mampu
menerapkannya dalam pembelajaran penjas. Joyce dan Weil (dalam Juliantine,
dkk. 2013, hlm. 39-190) menyarankan ada tujuh model pembelajaran yang dapat
digunakan oleh guru dalam pembelajaran penjas. Dari ketujuh model
pembelajaran tersebut Ada dua model pembelajaran yang diharapkan mampu
mengembangkan kemampuan belajar anak secara komprehensif. Artinya,
model-model pembelajaran tersebut diyakini cocok digunakan untuk melayani kebutuhan
siswa yang beragam. Kebutuhan siswa yang dimaksud beragam salah satunya
adalah perbedaan tingkat kecerdasan intelektual siswa.
Model pembelajaran inquiri adalah salah satu model pembelajaran yang
dapat digunakan. Pembelajaran inquiri ini menekankan kepada proses mencari
dan menemukan. Proses menemukan itulah yang paling penting dalam
pembelajaran. Ketika siswa menemukan sesuatu yang dia cari, daya ingat akan
lebih melekat dibandingkan dengan guru yang memberitahu kepada murid
tersebut. Demikian pula dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman belajar,
pikiran, perasaan, dan gerak motorik kita akan secara terpadu dan seimbang dalam
merespon sesuatu yang diperoleh dari ikhtiar belajar melalui proses menemukan.
Hosnan (2014, hlm. 341) menjelaskan bahwa pembelajaran inkuiri merupakan
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Selanjutnya Hosnan (2014, hlm. 341 menyatakan bahwa “tujuan
dari penggunaan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental”. Artinya dalam pembelajaran
inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, melainkan
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
inkuiri siswa tak cukup hanya menguasai pelajaran melainkan siswa diharapkan
mampu mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal.
Selanjutnya adalah model pembelajaran cooperative learning. Model ini
merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya
kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat
kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, rendah). Model pembelajaran
kooperatif mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Menurut Kagan (dalam Hosnan, 2014, hlm. 234) bahwa:
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pengajaran yang sukses melalui tim kecil, masing-masing dengan siswa dari tingkat kemampuan yang berbeda, menggunakan berbagai aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang suatu subjek. Setiap anggota tim bertanggung jawab tidak hanya untuk belajar apa yang diajarkan, tetapi juga untuk membantu rekan belajar, sehingga menciptakan suasana prestasi bersama-sama.
Selanjutnya Slavin (2005, hlm. 10) menyatakan bahwa “model Student
Tim Achievement Division menekankan penggunaan tujuan-tujuan tim dan
kesuksesan tim, yang hanya akan dicapai apabila semua anggota tim bisa belajar mengenai pokok bahasan yang telah diajarkan”. Oleh sebab itu, dalam model STAD setiap siswa harus mampu bekerja dan menyelesaikan tugas yang telah
diberikan oleh guru sehingga mampu membuat timnya sukses.
Ada tiga konsep penting dalam model STAD yang dipaparkan oleh
Slavin (2005, hlm.10) adapun ketiga konsep tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penghargaan tim, maksudnya ialah tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan-penghargaan tim lainnya jika mereka berhasil melampaui kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
2. Tangungjawab individu, bahwa kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota. Tanggungjawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahwa tiap orang dalam tim siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian lainnya yang dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu timnya.
sama-Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sama ditangtang untuk melakukan yang terbaik, dan semua kontribusi dari semua anggota tim ada nilainya.
Berkaitan dengan pembelajaran keterampilan gerak dasar sepak bola di
sekolah, model pembelajaran kooperatif tipe STAD bertujuan agar siswa saling
bekerja sama, saling membantu, bergotong-royong, berdiskusi, dan memberi
kesempatan kepada mereka untuk membangun pengetahuannya secara aktif serta
menerapkan ide dan strategi mereka sendiri ketika proses pembelajaran sepak bola
berlaangsung. Pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan kesempatan
kepada siswa berpartisipasi lebih aktif dan sering mengekspresikan ide. Siswa
memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfatkan pengetahuan dan
keterampilan secara komprehensif dalam kelompoknya. Dengan demikian,
melalui model pembelajaran STAD diyakin dapat berpengaruh positif terhadap
keterampilan gerak dasar sepak bola.
Sekolah Menengah Pertama 1 Cisarua yang terletak di Kabupaten
Bandung Barat, berdasarkan pengamatan penulis dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmaninya, masih menekankan pada keterampilan kecabangan
olahraga dan masih menggunakan model pembelajaran kompensional. Pada
proses pembelajarannya guru lebih mendominasi sehingga hal tersebut membuat
siswa kurang aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Penulis
menganggap bahwa model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang
menarik artinya model tersebut tidak mampu merangsang siswa untuk berperan
secara aktif dalam pembelajaran.
Sehubungan dengan pembelajaran yang belum mampu mengorganisir
perbedaan kecerdasan intelektual siswa, seyogianya guru harus mampu
menciptakan proses pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk mampu
mengikuti pembelajaran sesuai dengan tingkat kecerdasan intelektual mereka.
Oleh sebab itu perlu suatu pendekatan, strategi, dan metode yang selaras dengan
kebutuhan pencapaian dan potensi peserta belajar. Dari sekian banyak model
pembelajaran yang ada, model pembelajaran yang ditawarkan adalah model
pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran cooperative learning. Sekaitan
dengan materi sepak bola, penelitian-penelitian mengenai pengaruh model
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bola belum pernah ada. Berdasarkan hal itu, penulis tertarik untuk meneliti hal
tersebut lebih lanjut. Adapun model pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran
cooperative learning. Adapun judul penelitian ini adalah Pengaruh Model
Pembelajaran dan Kecerdasan Intelektual Siswa Terhadap Keterampilan Gerak
Dasar Sepak Bola.
B. Rumusan Masalah Penelitian
a. Apakah terdapat hubungan kecerdasan intelektual (IQ) siswa dengan
keterampilan gerak dasar sepak bola?
b. Apakah terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran inkuiri dan
cooperative learning tipe STAD terhadap keterampilan gerak dasar sepak
bola?
c. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran dan kecerdasan
intelektual siswa terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola secara
bersama-sama?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian ini dapat
diuraikan seperti berikut:
a. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kecerdasan intelektual
siswa dengan keterampilan gerak dasar sepak bola.
b. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh model
pembelajaran inkuiri dan cooperative learning tipe STAD terhadap
keterampilan gerak dasar sepak bola.
c. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara model
pembelajaran dan kecerdasan intelektual siswa terhadap keterampilan
gerak dasar sepak bola secara bersama-sama.
D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian
Ada beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Bagi penulis, penelitian ini akan mendapatkan pengetahuan tentang
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran cooveratipe learning tipe STAD terhadap keterampilan
gerak dasar sepak bola.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan/sumber keilmuan
pembelajaran yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran
inkuiri dan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD
Terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola.
c. Hasil penelitian ini menjadi informasi atau acuan dan sekaligus
memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian lebih lanjut
khususnya dalam hal pembelajaran keterampilan gerak dasar sepak
bola.
E. Struktur Organisasi Penulisan Tesis
Adapun struktur organisasi penulisan tesis ini akan terdiri atas lima bab
yaitu bab pendahuluan, bab kajian pustaka, dan bab metodologi penelitian, bab
hasil penelitian dan pembahasan, dan bab simpulan dan saran. Setiap bab akan
memiliki bagian masing-masing. Bab pertama memuat latar belakang masalah;
berisi alasan-alasan pemilihan judul dan dasar pemikiran permasalahan,
identifikasi; berisi penetapan beberapa sumber penyebab masalah, rumusan
masalah; berisi pertanyaan permasalahan yang akan dijawab, tujuan; berisi
penjelasan urgensinya penelitian, manfaat penelitian; berkaitan dengan kegunaan
yang akan didapatkan dari penelitian ini dan sejauh mana kebermanfaatannya
dalam dunia pendidikan.
Bab kedua akan memuat penjelasan teori yang berkaitan dengan variabel
yang akan diteliti.misalnya, konsep model pembelajaran, manfaat dan kegunaan
model pembelajaran, pengertian inteligensi, pengukuran inteligensi, pengertian
ketrampilan gerak dasar dan hasil belajar ketrampilan gerak dasar.
Bab ketiga akan meliputi penjelasan mengenai metodologi penelitian
yang akan membahas metode apa yang akan digunakan, desain, prosedur
penelitian, populasi dan sampel, defenisi operasional, teknik pengumpulan data,
dan teknik pengolahan data.
Bab keempat meliputi penjelasan hasil dan pembahasan. Dalam bab ini,
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasil penelitian yang dimaksud berkaitan dengan rumusan masalah dalam
penelitian ini.
Sementara itu, bab kelima akan berisi tentang kesimpulan dan saran dari
penelitian ini. Dalam bab ini, lebih khusus diuraikan simpulan penelitian dari
seluruh proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini. Kemudian
di akhir simpulan penelitian ini, peneliti juga akan memberi saran yang dapat
dipertimbangkan demi pembelajaran yang berkaitan dengan penerapan model
pembelajaran dan pengaruh kecerdasan intelektual terhadap keterampilan gerak
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode
Eksperimental (Experimental research) untuk menguji secara langsung pengaruh
suatu variabel yang lain dan menguji hipotesis hubungan sebab akibat. Peneliti
ingin mengetahui hasil dari suatu perlakuan yang sengaja diuji cobakan, yaitu
pengaruh variabel bebas (model pembelajaran) terhadap variabel terikat
(keterampilan gerak dasar sepak bola). Dalam penelitian ini kecerdasan intelektual
menjadi variabel moderator.
Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Groups
Pretest-Postest Design. McMillan & Schumacher (2001, hlm. 342) menyatakan bahwa “This design is very prevalent and useful in education, since it is often impossible to randomly assign subjects. The researcher uses intact, already established
groups of subjects, gives a pretest, administers the treatment condition to one
group, and gives the posttest. Maksudnya bahwa desain Nonequivalent Groups
Pretest-Postest Design dapat digunakan pada penelitian yang tidak
memungkinkan untuk melakukan teknik random dalam menentukan sampel.
Penelitian yang menggunakan kelas yang tersedia, melakukan tes awal, lalu
memberi perlakuan dan kemudian melakukan postes. Desain ini juga dipakai pada
penelitian yang menggunakan kelas intact yang masing-masing kelas diberi
perlakuan yang berbeda (McMillan & Schumacher, 2001:343).
Adapun bentuk desain penelitiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Nonequivalent Groups Pretest-Postest Design. McMillan & Schumacher, (2001, hlm. 343)
Class Pretest Method Posttets
A O1 X1 O3
B O2 X2 O4
Keterangan:
X1 : Model pembelajaran Inkuiri
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
O1 : Hasil keterampilan gerak dasar sepak bola sebelum adanya perlakuan
O2 : Hasil keterampilan gerak dasar sepak bola sebelum adanya perlakuan
O3 : Hasil keterampilan gerak dasar sepak bola setelah adanya perlakuan
O4 : Hasil keterampilan gerak dasar sepak bola setelah adanya perlakuan
Dalam desain penelitian ini, tidak dimunculkan variabel kecerdasan
intelektualnya. hal ini disebabkan karena kecerdasan intelektual hanya sebagai
variabel kovarian. Akan tetapi pada pengolahan data yang menggunakan analisis
ancova akan memfasilitasi variabel IQ sehingga melalui pengolahan data tersebut
peneliti akan dapat mengetahui hubungan variabel IQ terhadap keterampilan gerak
dasar sepak bola. Adapun konstalasi antar seluruh variabel dapat di gambarkan
seperti berikut ini:
Tabel 3.2 Keterkaitan antar variabel
Class IQ Pre-test Method Post-test
A IQ siswa kelas A O1 X1 O3
B IQ siswa kelas B O2 X2 O4
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan melibatkan siswa-siswi sekolah SMP Negeri 1
Cisarua Kabupaten Bandung Barat, yang beralamat di Jl. Kolonel Masturi No. 312
Kertawangi.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 1 Cisarua
yang berjumlah 280 orang. Adapun alasan menjadikan kelas VII sebagai populasi
adalah karena pada tingkatan ini anak-anak di sekolah sudah mulai diajarkan
keterampilan gerak dasar sepak bola.
2. Sampel Penelitian
Peneliti menentukan sampel secara “purposive sampling”. Penentuan
sampel dengan cara ini dilakukan secara disengaja karena beberapa pertimbangan
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membuat kelas baru. Dari 8 kelas yang ada akan diambil dua kelas. Alasan
diambil dua kelas karena penelitian ini akan menerapkan 2 model pembelajaran
yang berbeda. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 kelas dari
kelas VII SMP Negeri 1 Cisarua yaitu kelas VII-F dan VII-G sebanyak 71 siswa.
Adapun alasan pengambilan kedua kelas tersebut berdasarkan pada hasil diskusi
dengan guru penjas di sekolah tersebut yang mengatakan bahwa kedua kelas
tersebut merupakan kelas yang memiliki siswa dengan kemampuan belajar yang
heterogen. Dengan demikian kelas yang diambil adalah kelas VI F sebagai
kelompok yang menerapkan model inkuiri dan VI G sebagai kelas yang
menerapkan model STAD.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau tes yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Untuk menentukan tingkat intelegensi, peneliti
menggunakan tes intelegensi untuk tingkat menengah pertama yang di dalamnya
terdiri dari tes advance progressive matrice yang mengungkapkan kapasistas total
individu untuk memahami lingkungan dan kejernihan berpikir. Tes ini dilakukan
bekerja sama dengan Laboratorium Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI.
Sedangkan untuk keterampilan gerak dasar sepak bola, tes yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan instrumen Soccer Battery. Yeagley, dalam
Baumgartner and Jackson (1995, hlm. 371) mengemukakan bahwa objective
soccer battery to measure basic soccer skills of beginning. Adapun tujuan soccer
battery seperti yang dikemukakan Yeagley di atas adalah untuk mengukur
keterampilan dasar sepak bola pada pemain pemula. Instrumen ini juga telah
memiliki validitas dan reliabilitas yang telah diuji dengan dua kriteria yang
berbeda: (1) penilaian empat wasit pada ketrampilan juggling, dan (2) skor standar
gabungan dari keempat tes. Untuk lebih jelasnya, mengenai koefisisensi validitas
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3 Kriteria pengujian validitas dan reliabilitas instrumen soccer
battery Yeagley (Baumgartner and Jackson, 1995, hlm. 371)
No Judges’ Ratings Composite Standar Skor
1 Dribble 66 80
2 Wall volley 54 81
3 Juggling 69 74
4 Heading 38 61
Selanjutnya Baumgartner and Jackson (1995, hlm. 371) mengemukakan:
a multiple correlation of .76 was reported between the criterion (the judges’ ratings) and the and juggling tests. The addition of the wall volley and heading tests increased the multiple correlation to only .78; thus, we recommended that dribble and juggling be used if a short from is wanted. With a sample of male physical education majors who were beginning soccer players, the following internal-consistency coeficients were reported: dribble .91; wall volley .90; juggling .95; and heading .64.
Pernyataan di atas menjelaskan tentang korelasi ganda antara kriteria
peringkat dan tes juggling. Korelasi berganda sepak tahan bola dan tes menyundul
meningkat hanya 0,78. Direkomendasikan bahwa menggiring dan menjuggling
digunakan jika dalam bentuk yang pendek diinginkan. Dengan sebuah sampel
laki-laki pelajaran penjas yang adalah pemain-pemain sepak bola pemula. Berikut
adalah koefisiensi internal konsisten: menggiring bola; 0,91, sepak tahan bola;
0,90, juggling: 0,95 dan menyundul 0,64.
Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa keterampilan gerak
dasar sesuai dengan kebutuhan penelitian. Adapun keterampilan gerak dasar sepak
bola yang diukur akan berdasarkan silabus pendidikan jasmani untuk sekolah
SMP kelas VII. Gerak dasar sepak bola yang dipelajari dalam mata pelajaran
penjas di sekolah SMP kelas VII adalah mengumpan, menggiring, dan menahan
bola. Oleh karena itu tes ini hanya ditujukan untuk mengukur keterampilan
Passing-stop control (mengumpan dan menahan bola) dan dribble (menggiring
bola)
Untuk pelaksanan instrumen ini terlebih dahulu harus dipersiapkan
peralatan agar proses pengukuran dapat terlaksana dengan baik. untuk lebih
jelasnya, mengenai tes keterampilan sepak bola adalah sebagai berikut:
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lapangan basket, dinding pantul, bola, dan stop watch
2. Prosedur pelaksanaan tes:
a. Tes Passing-stop control (mengumpan dan menahan bola)
Siswa berdiri 15 kaki dari dinding. Ketika ada aba-aba “mulai” siswa
mulai menendang bola dari belakang garis dan terus menerus memantulkan bola
ke area papan pantul sebanyak mungkin selama 30 detik. Jumlah skor diambil dari
tendangan yang sah yang didapat selama 30 detik. Siswa diberi kesempatan 2 kali,
lalu skor yang terbaik akan digunakan. Adapun gambar lapangan pelaksanaan tes
passing adalah seperti berikut:
Gambar 3.1. Tes Passing-stop control (Baumgartner and Jackson 1995, hlm. 371)
b. Tes dribble (menggiring bola)
Bagian yang digunakan untuk tes dribbling adalah setengah lapangan
basket. Siswa yang hendak melakukan dribble berdiri menghadap bola yang ada
di depan. Pada saat aba-aba “mulai” siswa menggiring bola melewati ketujuh
kerucut yang telah disediakan. Tes dinilai dengan mengukur waktu yang dimulai
pada saat aba-aba mulai sampai siswa menggiring bola kegaris finish. Siswa
hanya diperkenankan membawa bola dengan kaki. Siswa diberi kesempatan 2
kali, dan waktu yang terbaik yang akan diambil. Adapun gambar lapangan
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3. 2. Tes dribbling bola (Baumgartner and Jackson 1995, hlm. 372)
E. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Agar diperoleh hasil penelitian yang akurat dibutuhkan instrumen yang
memenuhi syarat, yaitu validitas dan reliabilitas tes. Adapun validitas dan
reliabilitas instrumen yang digunakan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Validitas Instrumen
Validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
konstruk. Menurut Maksum (2012, hlm. 112) pada dasarnya validitas konstruk
“sejauh mana suatu alat ukur memiliki kejelasan dimensi, konsep, atau dasar teoritis”. Untuk dapat melakukan validitas konstruk, suatu tes perlu diujicobakan
di lapangan. Untuk mengetahui apakah instrumen dan substansi yang akan diukur
telah mewakili muatan yang akan diukur, maka perlu dilakukan validasi yaitu
melakukan penghitungan validitas instrumen menggunakan teknik signifikasi
daya pembeda pada taraf kepercayaan α = 0,05
Untuk memenuhi kaidah tersebut, uji validitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 adapun tahap-tahap
analisis validitas yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Input data skor item dan nilai total setiap responden
b. Memindahkan data di excel ke file SPSS 16.0
c. Mengatur variabel view dan memberikan label untuk setiap skor
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Memindahkan semua variabel dengan mengikutsertakan variabel total ke
bagian operasi (kanan).
f. Klik OK
g. Melihat nilai validitas pada kolom Pearson Correlation
Adapun Hasil validitas instrumen keterampilan sepak bola yaitu:
- Tes sepak dan tahan bola (passing dan stopping). Tes passing dan stopping
yang menggunakan media papan pantul memiliki validitas tes 0,93
- Tes menggiring bola (dribbling). Tes menggiring, memiliki validitas tes 0,99
2. Reliabilitas Instrumen
Menurut pendapat Maksum (2012, hlm. 117) menyatakan bahwa
“reliabilitas merujuk pada sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten
apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih”. Artinya, suatu tes dikatakan
reliabel jika setiap pengukuran yang dilakukan akan memberi hasil yang konsisten
atau stabil. Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan
bantuan SPSS 17.0 yaitu dengan mengadakan perhitungan Cronbach’s Alpha.
Adapun tahap-tahap analisis validitas yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Input data skor item dan nilai total setiap responden
b. Memindahkan data di excel ke file SPSS 16.0
c. Mengatur variabel view dan memberikan label untuk setiap skor
d. Klik menu Analyze – Scale – Reliability Analysis
e. Memindahkan semua variabel dengan mengikutsertakan variabel total ke
bagian operasi (kanan).
f. Klik Statistic – correlations
g. Klik OK
h. Melihat nilai reliabilitas pada kolom reliability statistic dengan melihat
nilai Cronbach’s Alpha.
Hasil reliabilitas instrumen keterampilan sepak bola yaitu:
- Tes sepak bola (passing dan stopping). Tes passing dan stopping yang
menggunakan media papan pantul memiliki validitas tes 0,99
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Langkah-Langkah Penelitian
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan populasi penelitian, yaitu SMP Negeri 1 Cisarua kelas VII
2. Secara purposive sampling menetapkan sampel yakni kelas VII F dan VII G.
3. Mengadakan tes kecerdasan intelektual untuk melihat tingkat IQ siswa
4. Mengadakan pre tes untuk mengetahui kemampuan awal keterampilan gerak
dasar sepak bola siswa.
5. Mengadakan perlakuan, yaitu menggunakan model inkuiri dan model STAD
selama 12 kali pertemuan
6. Setelah perlakuan diberikan, diadakan tes akhir untuk melihat pengaruh
penggunaan model pembelajaran dan kecerdasan intelektual siswa terhadap
keterampilan gerak dasar sepak bola.
7. Data yang diperoleh, kemudian diolah dan dianalisis.
8. Membuat laporan hasil penelitian.
Agar lebih jelas, langkah-langkah penelitian yang penulis tempuh dalam
melakukan penelitan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cisaru
Kabupaten Bandung Barat. Penelitian dilaksanakan di lapangan SMP Negeri 1
Cisarua. Waktu penelitian dilakukan selama enam minggu dengan jumlah
pertemuan perlakuannya selama 12 kali. Dalam setiap pertemuan waktu
perlakuannya adalah 2 x 45 menit (90 menit). Lamanya perlakuan penelitian ini
adalah 6 minggu, yakni pada bulan maret s/d april 2015. Perlakuan dilaksanakan
pada jadwal pembelajaran penjas di sekolah dan kelas tambahan pada sore hari.
Kelas tambahan ini dilakukan karena waktu pada proses pembelajaran penjas di
sekolah tidak mencukupi.
Adapun jumlah pertemuan dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan
pertimbangan terhadap teori dan penelitian terdahulu. Department of Education
Melbourn, Australia (2009, hlm. 7) menyatakan “fundamental motor skills take a
long time to master. Available evidence indicates that it takes between 240 and
600 minutes of instruction to teach children to correctly perform fundamental motor skills”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa keterampilan dapat dikuasai oleh siswa dalam rentang waktu antara 240 sampai 600 menit. Kemudian
Bayraktar dalam penelitiannya yang berjudul The effect of cooperative learning
on students’ approach to general gymnastic course and academic achievements
melakukan penelitiannya selama 3 jam seminggu dalam 4 minggu. Dalam
penelitian ini disimpulkan bahwa keterampilan gerak dasar senam dapat dikuasai
selama 6 kali pertemuan. Selanjutnya Department of Education Melbourn,
Australia (2009, hlm. 7) menyatakan bahwa how long it takes to learn different
fundamental skills depends on the condition of instruction (i.e. teacher expertise,
equipment, class size, age of learner, teaching methodology, etc). Artinya bahwa
jumlah siswa dalam kelas harus merupakan pertimbangan dalam menentukan
jumlah pertemuan. Pada akhirnya penulis memilih 12 kali pertemuan disebabkan
jumlah siswa dalam kelas yang lumayan banyak.
Agar lebih terarah dalam memberikan perlakuan selama pelaksanaan
penelitian, dalam hal ini penulis membuat rancangan, yaitu: 1) Rancangan jadwal
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4. Skema Jadwal Pelaksanaan Program Inkuiri dan STAD
Skema Program Inkuiri STAD
Durasi 6 minggu 6 minggu
2-3 -Perngenalan permainan bola kaki
- Pengenalan permainan bola kaki
4-5 -Keterampilan mengoper bola
- Keterampilan mengoper bola
6-7 -Keterampilan menahan bola
-Keterampilan menahan bola
8-9 -Keterampilan menggiring bola
11-12 -Penerapan keterampilan dalam permainan
-Penerapan keterampilan dalam permainan
Tabel 3.5. Skenario pembelajaran model inkuiri dan STAD secara umum:
Adegan Model Pembelajaran penjelasan tentang tujuan pembelajaran
Inti Ekspose masalah gerak
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Memecahkan
Penutup Pendinginan
Evaluasi, diskusi dan tanya jawab mengenai materi pembelajaran jawab mengenai materi pembelajaran yang telah dan akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya
Berdoa
H. Defenisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman defenisi variabel yang
dimaksudkan oleh peneliti, perlu dibuatkan defenisi operasionalnya pada setiap
variabel yang diteliti. Adapun defenisi operasional yang dimaksud adalah sebagai
berikut. peers.” Artinya model pembelajaran inkuiri memiliki ciri yaitu pembelajaran mengedepankan pada domain kognitif. Pertanyaan diberikan untuk
menggiring siswa berpikir, baik itu pertanyaan dari guru terhadap siswa atau
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Model pembelajaran cooperative learning tipe STAD adalah pelaksanaan
kegiatan belajar melalui tahapan presentasi kelas, kerja tim, kuis, pemberian
skor dan penghargaan tim atau kelompok.
3. Kecerdasan Intelektual.
a. Defenisi operasional: kecerdasan intelektual atau intelegence Quotient (IQ)
skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan yang menyangkut aspek
kognitif (kemampuan/kecerdasan) intelegensi umum dan selanjutnya disebut
tingkat intelegensi Quotient/ Intelektual Quotient (IQ).
b. Indikator: skor yang dihasilkan berupa indeks intelegensi (IQ). Skor ini
dihasilkan melalui tes yang dinamakan Advanced Progressive Matrices yang
mengungkapkan kapasitas total individu untuk memahami lingkungan dan
kejernihan berpikir.
4. Keterampilan gerak dasar sepak bola
Keterampilan gerak dasar sepak bola yang akan diukur dalam penelitian
ini adalah keterampilan passing-stopping dan dribbling. Hal ini didasarkan pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk pendidikan jasmani kelas
VII yang telah menentukan pencapaian belajarnya yakni pada kedua keterampilan
tersebut.
Passing-stopping merupakan kemampuan untuk mengumpan bola
kepada teman dengan menggunakan kaki bagian dalam serta kemampuan untuk
menahan atau mengontrol. Sedangkan dribbling adalah kemampuan seseorang
dalam menggiring bola dengan kedua kaki yang bertujuan untuk melewati
hadangan lawan.
I. Teknik Pengumpulan Data
untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, ada
beberapa tenik yang digunakan seperti berikut ini:
1. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data awal yang
dibutuhkan. Dari hasil dokumentasi yang diperoleh, data tersebut akan menjadi
gambaran awal bagaimana proses pembelajaran sepak bola yang telah
berlangsung selama ini di sekolah SMP Negeri 1 Cisarua.
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Observasi diperuntukkan untuk melihat secara langsung proses
pembelajaran sepak bola sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran
inkuiri dan Cooperative learning.
3. Tes unjuk kerja
Teknik ini akan diperuntukkan untuk memperoleh data penguasaan
keterampilan gerak dasar sepak bola dengan menggunakan instrumen Yeagley.
Pemberian unjuk kerja ini akan diberikan materi tes yang sama di kedua kelas
eksperimen pada pretest dan postest.
J. Teknik Pengolahan Data
Penghitungan dan analisis data dalam suatu penelitian dimaksudkan
untuk mengetahui makna dari data yang diperoleh dalam rangka memecahkan
masalah penelitian. Untuk analisis data, Sugiyono (2011, hlm. 209) menegaskan
bahwa “...bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik yang digunakan adalah statistik inferensial”. Setelah data terkumpul peneliti menganalisis data dengan menggunakan program Statistical Product and
Service Solution (SPSS) seri 16. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah
sebagai berikut:
1. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov
Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh
informasi mengenai kenormalan data yang diperoleh. Selain itu, uji normalitas
data juga akan menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh selanjutnya,
yaitu analisis statistik apa yang harus digunakan, apakah statisitik parametrik atau
non parametrik. Uji normalitas dari output yang dihasilkan program SPSS 16
terdapat lima uji analisis normalitas data, yaitu Kolmogorov Smirnov, Shapiro
Wilk, QQ Plots, Detrended Normal QQ Plots, dan Spread V.S Level Plot. Untuk
uji normalitas, penulis mengacu pada analisis Klomogorov Smirnov. Penulis
beranggapan bahwa untuk jumlah sampel lebih atau di atas 30 orang atau
termasuk pada kategori kelompok sampel besar, maka pengujian dengan
Kolmogorov Smirnov sangat relevan. Dengan pengujian Kolmogorov Smirnov,
untuk jumlah sampel di atas 30 orang atau sampel besar memiliki derajat yang
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Uji homogenitas data menggunakan Lavene’s test
Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan uji
homogenitas data adalah untuk mengetahui bahwa data tersebut berasal dari
sampel yang homogen. Selain itu juga untuk menentukan jenis analisis statistik
apa yang selanjutnya digunakan dalam uji hipotesis data. Langkah yang dilakukan
untuk uji homogenitas data menggunakan program software SPSS seri 16 adalah
sama dengan uji normalitas data. Output yang dihasilkan dari descriptive explore
data tersebut sekaligus menghasilkan dua analisis, yaitu normalitas dan
homogenitas data.
3. Uji hipotesis menggunakan Uji Ankova
Uji hipotesis data dilakukan guna mendapatkan kesimpulan dari data
yang diperoleh. Analisis statistik yang disarankan oleh Gall, M., dkk (2003, hlm.
403) untuk penelitian yang tidak menggunakan random assignment, dalam kasus
penelitian ini Non-equivalent Groups Pretest Posttest Design adalah analisis
Kovarian. Uji ankova dilakukan untuk melihat pengaruh perlakuan diantara dua
kelompok data atau lebih dengan melibatkan variabel lain (kovariat) yang tidak
terkontrol dalam penelitian. Dalam uji hipotesis ini penulis mengambil hasil
pre-test dan post-tes keterampilan sepakbola kelompok model pembelajaran inkuiri
dan STAD kemudian diolah dengan menggunakan uji analisis Ancova yang ada
dalam analisis statistik SPSS.
4. Analisis dan deskripsi data
Dalam kegiatan analisis dan deskripsi data yang dilakukan adalah
menganalisis serta mendeskripsikan angka-angka yang ada sebagai hasil dari
penghitungan statistik. Angka atau nilai yang dihasilkan bisa dibandingkan
dengan angka tabel atau dideskripsikan secara langsung dengan berbagai
pertimbangan. Analisis didasarkan pada hipotesis yang dibuat untuk dapat
memaknai nilai dan angka yang dihasilkan dari penghitungan. Selain itu juga
dibahas berbagai temuan selama pelaksanaan di lapangan selama penelitian
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat hubungan kecerdasan intelektual dengan keterampilan
gerak dasar sepak bola.
2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan gerak dasar
sepak bola antara siswa yang diajar melalui model pembelajaran inkuiri
dan model pembelajaran STAD.
3. Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran dan kecerdasan intelektual
terhadap keterampilan gerak dasar sepak bola secara bersama-sama.
B. Implikasi
Implikasi yang dibahas meliputi: pertama, Implikasi penelitian
berdampak secara teoritis; kedua, implikasi hasil penelitian terhadap penerapan
praktis.
1. Implikasi penelitian berdampak secara teoritis
a. Penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri dan STAD
sama baiknya. Dengan demikian model pembelajaran inkuiri dan model
pembelajaran STAD dalam pelaksanaannya memberikan kesempatan yang
sama baiknya kepada siswa. jadi kedua model pembelajaran tersebut
merupakan alternatif strategi pembelajaran yang dapat dipertimbangkan untuk
digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar penjas.
b. Banyak faktor dari individu siswa yang mempengaruhi keterampilan gerak
dasar sepak bola, diantaranya Faktor yang berkaitan dengan potensi, bakat,
kemampuan, pengalaman dan kemauan seorang pembelajar. Karena itu,
penelitian tentang faktor-faktor tersebut akan membantu guru dalam
mengembangkan kemampuan mengajarnya.
c. Dalam proses belajar mengajar, guru diharuskan untuk membuat program
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
beragam. misalnya perbedaan bakat, pengalaman dan motivasi siswa harus
dapat dilayani dengan efektif sehingga seluruh siswa yang memiliki beragam
perbedaan dapat belajar dengan efektif dan lebih produktif. Untuk itu guru
harus mampu menerapkan strategi pembelajaran yang tepat guna untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
2. Implikasi hasil penelitian capaian hasil terhadap penerapan praktis.
a. Praktek hendaknya dilaksanakan dalam kondisi yang menguntungkan antara
lain dengan memperhatikan kesiapan siswa dalam menjalankan aktifitas, hal
ini akan mendukung kelancaran proses mengajar sehingga proses belajar
menjadi efektif.
b. Guru harus mampu menyikapi perbedaan karakteristik siswa sebagai bahan
perencanaan program pengajaran selanjutnya.
c. Perlu adanya penilaian secara berkelanjutan atau berkala, yaitu sebelum,
selama, dan sesudah kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga
kekurangan dapat diperbaiki secepat mungkin.
C. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, dapat disampaikan
beberapa rekomendasi berkaitan dengan hasil penelitian ini. Saran ini ditujukan
kepada pihak ang berkepentingan dalam pendidikan, yaitu: Departemen
Pendidikan, Instansi Sekolah, para guru dan para peneliti selanjutnya. Adapun
beberpa rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi Departemen Pendidikan
Kepada departemen pendidikan kota Bandung untuk bekerjasama dengan
instansi terkait untuk melanjutkan sosialisai penggunaan model pembelajaran
yang dapat memfasilitasi keberagaman siswa.
2. Bagi para guru
a. Pada dasarnya untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat diterapkan
berbagai pendekatan yang ada dengan mengacu pada keberagaman
karakteristik siswa.
b. Dalam menggunakan model inkuiri dan STAD, guru diharapkan memiliki
persiapan yang lebih baik dan matang sehingga mampu menjalankan peran
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Guna mencapai keterampilan sepak bola yang baik, disarankan bagi guru
penjas dapat memilih pendekatan pembelajaran yang efektif, mampu
menggunakan fasilitas dan waktu yang sangat terbatas serta mampu
memotivasi siswa yang kurang berbakat. Dengan demikian, siswa akan
mencapai keterampilan sepak bola yang maksimal.
3. Bagi para peneliti selanjutnya
a. Penelitian ini ruang lingkupnya masih terbatas pada siswa dari lingkungan
SMP 1 Cisarua Bandung Barat. Oleh karena itu masih terbuka untuk
dilakukan penelitian dengan mengambil sampel dari siswa yang berada di
daerah lainnya.
b. Ruang lingkup penelitian ini hanya pada tingkat SMP, sehingga masih
terbuka untuk diadakan penelitian yang dihubungkan dengan tingkat
Anda Pane,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTELEKTUALTERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Anjari, G.A. & Choirunnisa, I. (2012). Teori Belajar Motorik [Forum online]. Diakses dari https://www.google.co.id/url?sa
Bayraktar, G. (2011). The effect of cooperative learning on student’s approach to
general gymnastic course and academic achievements. Academic Journal:
Educational Research and Reviews, 6(1), hlm. 62-71.
Berliana, dkk. (2008). Belajar Pembelajaran Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia – FPOK.
Department of Education, GPO Box 4367. (2009). Fundamental Motor Skills. Melbourne Vic 3001, Australia.
Fernando, R. (2014). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Teknis
Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Sepak Bola. Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia.
Gall, M.D., Gall, JP. & Borg, W.R. (2003). Educational Research: An
Introduction. Boston: Allyn and Bacon Pearson Education.
Haris, N.I. (2014) Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team
Achievement Division (STAD) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepak Bola. Universitas Pendidikan
Indonesia.
Hartantiningrum. (2009) Pengaruh Ragam Media Pembelajaran dan Kecerdasan
Intelektual Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA Biologi Kelas VII SMP Negeri Sub Rayon 05 Purwantoro Kabupaten Wonogiri.
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran
Abad 21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Ilmawati, H. (2014) Pengaruh Model Pembelajaran dan Materi Pembelajaran
Terhadap Situasional Interest. Tidak Dipublikasikan.
Isjoni. (2012) Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Jackson A.S & Baumgartner, T.A (1985) Measurement For Evaluation In
Physical Education. Texas Women’s University.
Joyce, Bruce, and Marsha Weil. Models of Teaching. Third Edition. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 1986.
Juliantine, dkk. (2013). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Universitas Pendidikan Indonesia.