• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sesi 2 Teks 1 Hakikat Bahasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sesi 2 Teks 1 Hakikat Bahasa"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Bahan Bacaan Hakikat Bahasa

1

HAKIKAT BAHASA

Hakikat Bahasa

Dalam masyarakat, kata bahasa sering dipergunakan dalam berbagai konteks dengan berbagai ak a. Ada ya g er i ara te ta g ahasa war a , te ta g ahasa u ga , te ta g ahasa diplo asi , te ta g ahasa iliter da se againya. Di samping itu, di kalangan terbatas, terutama di kalangan orang yang membahas soal-soal ahasa, ada ya g i ara te ta g ahasa tulisa , ahasa lisa , da ahasa tutur .

Bagi linguis, yang dimaksud dengan bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Definisi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

Pertama, bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu bukanlah sejumlah unsur yang terkumpul se ara tak erartura . “eperti hal ya siste lai , u sur ahasa diatur seperti pola-pola yang erula g sehi gga kalau salah satu agia saja tidak ta pak, dapatlah dira alka atau di aya gka keseluruha ujara ya. Misalnya bila ada bentuk berangkat...sekolah da Ibu tinggal...rumah , dengan segera dapat ditebak bagaimana bunyi kalimat tersebut secara utuh. Sifat ini dapat dijabarkan lebih jauh dengan mengatakan bahwa bahasa itu sistematis. Artinya, bahasa itu dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang terkombinasi dengan kaidah-kaidah yang dapat diramalkan. Di samping itu, bahasa juga sistemis, artinya bahasa itu bukan sistem yang tunggal, melainkan terdiri dari beberapa subsistem, yakni subsistem fonologi, gramatika, dan leksikon. Kedua, ahasa adalah se uah ta da. Ta da adalah hal atau e da ya g ewakili sesuatu, atau hal yang menimbulkan reaksi yang sama bila orang menanggapi (melihat, mendengar, dsb) apa yang diwakili itu . “etiap agia dari siste itu atau setiap bagian dari bahasa tentulah mewakili sesuatu. Tegasnya bahasa itu bermakna, artinya bahasa itu berkaitan dengan segala aspek kehidupan dan alam sekitar masyarakat yang memaknainya.

Ketiga, bahasa adalah sistem bunyi. Pada dasarnya bahasa itu berupa bunyi. Apa yang dikenal sebagai tulisan sifatnya sekunder, karena manusia dapat berbahasa tanpa mengenal tulisan. Beberapa jenis huruf bahkan tidak lain karena turunan belaka dari bunyi,

Keempat, supaya orang dapat bekerjasama dan berkomunikasi, bahasa digunakan berdasarkan kesepakatan. Artinya, sesuatu diberi makna di dalam bahasa tertentu karena demikianlah kesepakatan pemakai bahasa itu. Para pengguna baru tinggal mempelajarinya.

Kelima, bahasa bersifat produktif. Artinya, sebagai sistem dari unsur-unsur yang jumlahnya terbatas dapat dipakai secara tidak terbatas oleh pemakainya. Bahasa Indonesia misalnya, mempunyai fonem kurang dari 30, tetapi mempunyai kata lebih dari 80.000 yang mengandung fonem-fonem itu. Dengan fonem-fonem itu masih mungkin menciptakan kata-kata baru. Bila dilihat dari sudut penuturan, bahasa Indonesia hanya mempunyai 5 tipe kalimat yakni pertanyaan, pernyataan, perintah, keinginan, dan seruan, tetapi dengan kelima tipe itu kita dapat menyusun kalimat Bahasa Indonesia yang jumlahnya ribuan bahkan mungkin jutaan.

Keenam, bahasa bersifat unik. Artinya, tiap bahasa mempunyai sistem yang khas yang tidak harus ada dalam bahasa lain. Bahasa Jawa mempunyai sekitar 100 kata untuk menyebutkan anak berbagai binatang yang tidak ada dalam bahasa lain. Bahasa Inggris mempunyai lebih dari 50 kata untuk menggambarkan berbagai bentuk daun yang tidak dikenal dalam bahasa lain.

Ketujuh, kebalikan dari yang telah diungkapkan sebelumnya, ada pula sifat-sifat bahasa yang dipunya oleh bahasa lain, sehingga ada sifat yang universal, ada pula yang hampir universal. Hal ini misalnya kita lihat dalam bahasa Indonesia. Salah satu ciri bahasa Indonesia ialah bahwa konfiks ke-an hanya dapat bergabung dengan sebanyak-banyaknya dua bentuk seperti:

tidak pasti menjadi ketidakpastian

(2)

Bahan Bacaan Hakikat Bahasa

2

dan sebagainya. Ini mungkin sifat unik bahasa Indonesia. Di samping itu, bahasa Indonesia juga mempunyai sifat agak universal, misalnya bahwa pada umumnya adjektiva mengikuti nomina sepeti

rumah mewah, jalan besar, dan orang pandai. Ternyata sifat ini tidak hanya ada dalam bahasa

Indonesia, tetapi juga ada dalam bahasa lain.

Kedelapan, bahasa mempunyai variasi karena bahasa itu dipakai oleh kelompok manusia untuk bekerjasama dan berkomunikasi, dan karena kelompok manusia itu banyak ragamnya terdiri dari laki-laki, perempuan, tua, muda; ada tani, orang kita, ada yang bersekolah, ada yang tidak pernah sekolah; pendeknya yang berinteraksi dalam berbagai lapangan kehidupan dan yang mempergunakan bahasa untuk berbagai keperluan. Setiap manusia mempunyai kepribadian sendiri, dan hal ini yang paling nyata dalam berbahasa. Walaupun suatu kelompok sosial mempunyai satu bahasa dan para anggota kelompok itu tidak akan dapat bekerjasama tanpa bahasa-bahkan kelompok sosial itu tidak akan terwujud tanpa bahasa, keseragaman tidak akan kita temui dalam bahasa. Tiap orang, secara sadar atau tidak, mengungkapkan ciri khas yang sama sekali tidak sama dengan bahasa orang lain. Kita katakan, tiap orang mempunyai idiolek.

Kesembilan, dengan bahasa suatu kelompok sosial juga mengidentifikasikan dirinya. Di antara semua ciri budaya, bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa tiap kelompok sosial merasa diri sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok lain. Bagi kelompok-kelompok sosial tertentu, bahasa tidak sekadar merupakan sistem tanda, melainkan sebagai lambang identitas sosial. Apa yang kita sebut bahasa Cina misalnya, sebenarnya adalah lambang sosial yang ditandai oleh satu sistem tulisan yang mengikat jutaan manusia dari berbagai suku bangsa dengan berbagai bahasa yang cukup jauh perbedaannya. Sebaliknya dipandang dari sudut tata bunyi dan tata bahasa, bahasa Hindi dan bahasa Urdu sebenarnya merupakan satu bahasa, tetapi oleh pemakainya dianggap dua bahasa dan menandai dua kelompok yang berbeda. Kenyataan entah berapa abad, dikenal orang Melayu de ga pepatah a gsa e u jukka a gsa

Referensi

Dokumen terkait

Dari proses dan hasil yang dicapai pada penelitian ini ada beberapa implikasi yang perlu diperhatikan berkaitan dengan model pengembangan alat bantu mengayun (“Swing

per unit dihitung dengan cara membagi total biaya pesanan tertentu dengan jumlah satuan pesanan yang dihasilkan pada pesanan yang bersangkutan. Untuk mengetahui

Mari kita ikuti uraian Sue Armstrong (1991: 25) : “ Beberapa alasan mengapa orang dewasa itu merokok adalah karena mereka benar – benar menikmatinya sewaktu

Setelah itu akan dikisahkan baginda Maharaja Kapakisan yang memerintah Bali yang kerajaannya diusahakan oleh patih Gajah Mada beserta pakaian kebesaran kerajaan

Pernyataan tanggung jawab yang disusun oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna Anggaran serta Penanggung jawab unit akuntansi belum

Dalam hasil penelitian terkait stimulasi psikososial dan metode sosialisasi yang diberikan ibu kepada remaja membuktikan bahwa dengan adanya internal working dalam

Dengan menggunakan Raspberry Pi ini input data dari sensor akan di proses dan dikirimkan ke Arduino uno untuk mengendalikan tegangan pada motor pengering tangan.. Dari

Djajasudarma (1993) juga mengatakan bahwa dalam pendekatan linguistik, yang dipentingkan adalah apa yang sebenarnya ingin diungkapkan seseorang tidak secara perspektif, namun