• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Sistem Kompensasi Sebagai Bagian Dari Implementasi Modernisasi Perpajakan Terhadap Perilaku Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Sistem Kompensasi Sebagai Bagian Dari Implementasi Modernisasi Perpajakan Terhadap Perilaku Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Bandung."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Program Magister Akuntansi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung, dibentuk dalam kerangka modernisasi administrasi perpajakan dengan sasaran meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib Pajak dan peningkatan kepercayaan Wajib Pajak kepada fiskus. Secara operasional, dilakukan beberapa modifikasi dalam struktur organisasi menjadi lebih fungsional yang mengakibatkan perubahan terhadap komitmen organisasi serta peningkatan kompensasi pegawai diimbangi dengan penegakan kode etik.

Salah satu kendala utama dalam hal melakukan perubahan diatas adalah masalah perilaku pegawai sebagai bagian dari birokrasi yang telah terkondisi sekian lama dan menjadi ciri umum birokrat di Indonesia seperti arogansi, korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dua variabel utama yaitu komitmen organisasi dan sistem kompensasi terhadap perilaku kerja pegawai. Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana dan berganda. Sebelumnya, konstruk dan instrumen penelitian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

Hasil uji statistik terhadap hubungan antar variabel menunjukkan komitmen organisasi dan sistem kompensasi memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap perilaku kerja pegawai. Secara parsial koefisien korelasi komitmen organisasi terhadap perilaku kerja pegawai adalah sebesar 64,9%, sedangkan sistem kompensasi terhadap perilaku kerja pegawai adalah sebesar 36,8%. Sedangkan secara bersama-sama mempengaruhi sebesar 64,8% terhadap perilaku kerja pegawai.

(2)

Program Magister Akuntansi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

Medium Tax Payer Office (KPP Madya) Bandung is established in the frame of

modern tax administration with the aim to increase taxpayer’s compliance and trust in fiscus.

In the operational context, modifications of organizational structure are made resulting in modifications of organizational commitment and increase in compensation being offset by code of conduct enforcement.

One of main restrictions encountered in the modern tax administration is difficulty to change personnel behavior as part of long standing bad bureaucracy and being characteristics of such Indonesian bureaucrats as arrogance, corruption, collusion and nepotism.

This is a descriptive corelational study, and therefore it aimed at describing behavior of personnel at KPP Madya Bandung. Besides, the study also focuses on two modified key

variables, namely organizational commitment and compensation on personnel’s behavior. To

analize the influence of independen variables to the dependen one, single and multiple linear regression analysis are choosen for the statistical test method. The questionare and the construct have been pass through the validity test and reliability test.

The result of statistical test on correlation among variables showed that organizational commitment and compensation have positive and significant correlation against personnel behavior. Partially, correlation coefficient of organizational commitment against behavior is 64,9%, while that of compensation against behavior is 36,8%. Collectively, correlation coefficient of organizational commitment and compensation against behavior are 64,8%.

(3)

Program Magister Akuntansi Universitas Kristen Maranatha 1.1 Latar Belakang Penelitian……….. 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah………. 12

1.3 Tujuan Penelitian……… 13

1.4 Pembatasan Masalah……….. 13

1.5 Manfaat Penelitian………. 14

1.6 Sistematika Penulisan………. 15

1.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian………. 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka……… 17

2.1.1 Komitmen Organisasi dalam Implementasi Perpajakan……… 17

2.1.1.1 Pengertian Komitmen Organisasi……….. 18

(4)

Program Magister Akuntansi Universitas Kristen Maranatha

2.1.2.7 Hubungan Sistem Kompensasi Terhadap Perilaku Kerja Pegawai……… 49

BAB III RERANGKA PEMIKIRAN, MODEL dan HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Rerangka Pemikiran……….. 61

3.2 Model Penelitian………... 62

3.3 Hipotesis Penelitian……….. 62

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel………. 64

4.2 Metode Penelitian……….. 65

4.2.1Metode Penelitian yang Digunakan……….. 65

4.2.2 Teknik Analisis……… 67

4.2.2.1 Uji Normalitas………. 68

(5)

Program Magister Akuntansi Universitas Kristen Maranatha

4.2.2.3 Uji Validitas……… 70

4.2.2.4 Uji Reliabilitas……… 71

4.2.2.5 Regresi Linier Sedehana dan Berganda……… 71

4.2.2.6 Koefisien Korelasi Sederhana dan Berganda……… 73

4.3 Operasionalisasi Variabel………. 74

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian………. 77

5.1.1 Uji Normalitas………. 78

5.1.2 Uji Multikolinieritas………. 79

5.1.3 Uji Validitas……… 80

5.1.4 Uji Reliabilitas……… 84

5.2 Analisis Data Umum Responden……… 87

5.2.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……… 88

5.2.2 Profil Responden Berdasarkan Jabatan……….. 89

5.2.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan……… 89

5.3 Variabel Independen……… 90

5.3.1 Variabel Independen Komitmen Organisasi (X1)………... 90

5.3.2 Variabel Independen Sistem Kompensasi (X2)………... 94

5.4 Variabel Dependen Perilaku Kerja Pegawai………. 99

5.4.1 Performance Behaviour………... 99

5.4.2 Perilaku Disfungsional………. 102

5.4.3 Organizational Citizenship Behavior (OCB)……….. 105

5.5 Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Perilaku Kerja Pegawai……… 107

5.6 Pengaruh Sistem Kompensasi Terhadap Perilaku Kerja Pegawai………… 107

(6)

Program Magister Akuntansi Universitas Kristen Maranatha BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan………. 116

6.2 Saran……… 117

DAFTAR PUSTAKA……… 119

(7)

Program Magister Akuntansi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Hasil Survei Kepuasan Wajib Pajak……… 8

Tabel 2.1 Perbandingan Dengan Penelitian Sebelumnya……… 60

Tabel 4.1 Operasionalisasi Variabel……… 75

Tabel 5.1 Pengembalian Kuesioner Berdasarkan Kluster Jabatan…………. 77

Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas……… 78

Tabel 5.3 Hasil Uji Multikolinieritas……… 79

Tabel 5.4 Perincian Butir Pertanyaan/ Kuesioner……… 80

Tabel 5.5 Uji Validitas Pertanyaan: Komitmen Organisasi………. 81

Tabel 5.6 Uji Validitas Pertanyaan: Sistem Kompensasi……… 82

Tabel 5.7 Uji Validitas Pertanyaan: Perilaku Kerja Pegawai……… 83

Tabel 5.8 Output SPSS atas Pengujian Reliabilitas Komitmen Organisasi…… 85

Tabel 5.9 Output SPSS atas Pengujian Reliabilitas Sistem Kompensasi……… 85

Tabel 5.10 Output SPSS atas Pengujian Reliabilitas Perilaku Pegawai………… 86

Tabel 5.11 Profil Data Umum Responden (Jenis Kelamin)……….. 87

Tabel 5.12 Profil Data Umum Responden (Jabatan)……… 87

Tabel 5.13 Profil Data Umum Responden (Pendidikan)……….. 88

Tabel 5.14 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Komitmen Organisasi… 90 Tabel 5.15 Persentase Jawaban Responden Variabel Komitmen Organisasi…… 91

(8)

Program Magister Akuntansi Universitas Kristen Maranatha Tabel 5.17 Perbedaan rata-rata Persepsi Terhadap Affective Commitment……… 93

Tabel 5.18 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Sistem Kompensasi…… 95 Tabel 5.19 Perbandingan Persepsi Responden untuk Dimensi Imbalan Intrinsik dan

Ekstinsik……….. 96 Tabel 5.20 Perbandingan mean Dimensi Imbalan Ekstrinsik……… 96 Tabel 5.21 Perbandingan mean Dimensi Imbalan Intrinsik……… 98 Tabel 5.22 Tabulasi Jawaban Responden atas Dimensi Performance Behaviour… 100 Tabel 5.23 Perbandingan mean Dimensi Performance Behaviour……….. 100

Tabel 5.24 Tabulasi Jawaban Responden atas Dimensi Perilaku Disfungsional…. 102 Tabel 5.25 Perbandingan mean Dimensi Perilaku Disfungsional……… 103

(9)

Program Magister Akuntansi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku……… 49

Gambar 3.1 Bagan Model Penelitian………... 62

Gambar 5.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………. 88

Gambar 5.2 Profil Responden Berdasarkan Jabatan……… 89

(10)

Program Magister Akuntansi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian………. L1

Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden (X1)………. L5

Lampiran 3 Rekapitulasi Jawaban Responden (X2)………. L7

Lampiran 4 Rekapitulasi Jawaban Responden (Y)………... L9

(11)

Program Magister Akuntansi 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Pajak mengikuti fenomena kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Di

setiap perubahan kehidupan sosial perekonomian masyarakat maka sudah

sepantasnyalah bahwa pajak mengadakan reformasi. Reformasi perpajakan adalah

perubahan yang mendasar di segala aspek perpajakan (Gunadi, 2003). Sejak tahun

2002, Direktorat Jenderal Pajak (selanjutnya disebut DJP) telah meluncurkan

program perubahan (change program) atau reformasi administrasi perpajakan

yang biasa disebut dengan modernisasi. Adapun jiwa dari program modernisasi

ini adalah penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan

akuntabel, dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal dan

terkini. Apabila program modernisasi ini ditelaah secara mendalam, termasuk

perubahan-perubahan yang telah, sedang, dan akan dilakukan, maka dapat

dikatakan bahwa konsep modernisasi ini merupakan suatu terobosan yang akan

membawa perubahan yang cukup mendasar dan revolusioner (Nasucha, 2004).

Perubahan-perubahan yang dilakukan meliputi bidang-bidang berikut:

1. Struktur organisasi

2. Business process dan teknologi informasi dan komunikasi

3. Manajemen sumber daya manusia

(12)

Program Magister Akuntansi 2 Universitas Kristen Maranatha Penyesuaian struktur organisasi DJP merupakan suatu langkah yang harus

dilakukan dan sifatnya cukup strategis. Perubahan perlu dilakukan baik di level

kantor pusat sebagai pembuat kebijakan maupun di level kantor operasional

sebagai pelaksana implementasi kebijakan. Sebagai langkah pertama, untuk

memudahkan Wajib Pajak (selanjutnya disebut WP), ketiga jenis kantor pajak

yang ada, yaitu Kantor Pelayanan Pajak (selanjutnya disebut KPP), Kantor

Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (selanjutnya disebut KPPBB), serta Kantor

Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (selanjutnya disebut Karikpa), dilebur menjadi

KPP. Dengan demikian WP cukup datang ke satu kantor saja untuk

menyelesaikan seluruh masalah perpajakannya. Unit vertikal DJP dibedakan

berdasarkan segmentasi WP, yaitu KPP Wajib Pajak Besar (LTO - Large

Taxpayers Office), KPP Madya (MTO - Medium Taxpayers Office), dan KPP

Pratama (STO - Small Taxpayers Office). Dengan pembagian seperti ini,

diharapkan strategi dan pendekatan terhadap wajib pajakpun dapat disesuaikan

dengan karakteristik WP yang ditangani, sehingga hasil yang diperoleh dapat

lebih optimal. Khusus di kantor operasional, terdapat posisi baru yang disebut

Account Representative (selanjutnya disebut AR), yang mempunyai tugas antara

lain memberikan bantuan konsultasi perpajakan kepada WP, memberitahukan

peraturan perpajakan yang baru, dan mengawasi kepatuhan WP (Hutagaol, 2007).

Tahap pertama dalam modernisasi struktur organisasi adalah melalui

pembentukan Kantor Wilayah (selanjutnya disebut Kanwil) dan 2 KPP WP Besar

pada bulan Juli 2002 untuk mengadministrasikan 300 WP Badan terbesar di

(13)

Program Magister Akuntansi 3 Universitas Kristen Maranatha diterapkan pada KPP WP Besar dianggap cukup berhasil, maka konsep yang

kurang lebih sama dicoba untuk diterapkan pada KPP lain secara bertahap, di

mana sampai dengan akhir 2007, 22 Kanwil dan 202 KPP (3 KPP WP Besar, 28

KPP Madya, dan 171 KPP Pratama) telah berhasil dimodernisasi. Pada akhir

2006, struktur organisasi KP DJP disempurnakan bersamaan dengan penerapan

sistem administrasi modern.

Lain halnya dengan modernisasi yang dilakukan pada struktur organisasi,

business process juga mengalami perubahan guna memperbaiki birokrasi yang

berbelit-belit, mencakup metode, sistem, dan prosedur kerja. Diharapkan dengan

modernisasi, akan tercipta suatu business process yang efisien dan efektif karena

administrasi menjadi cepat, mudah, akurat, dan paperless, sehingga dapat

meningkatkan pelayanan terhadap WP, baik dari segi kualitas maupun waktu.

Business process dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi kontak

langsung pegawai DJP dengan WP untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya

KKN.

Langkah awal perbaikan business process adalah penulisan dan

dokumentasi Standard Operating Procedures (SOP) untuk setiap kegiatan di

seluruh unit DJP. Sampai dengan akhir tahun 2007, sekitar 1900 SOP di

lingkungan DJP telah berhasil diidentifikasikan, ditulis, dan dijadikan acuan

pelaksanaan tugas dan pekerjaan bagi para pegawai. Selain penulisan SOP,

perbaikan business process dilakukan antara lain dengan penerapan e-system

dengan dibukanya fasilitas e-filing (pengiriman SPT secara online melalui

(14)

Program Magister Akuntansi 4 Universitas Kristen Maranatha pembayaran online untuk PBB), dan e-registration (pendaftaran NPWP secara

online melalui internet). Semua fasilitas tersebut diciptakan guna memudahkan

WP dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya (Nasucha, 2004).

Fokus lain dari program reformasi adalah perbaikan sistem dan

manajemen sumber daya manusia (selanjutnya disebut SDM), dan direncanakan

perubahan yang dilakukan sifatnya lebih menyeluruh. Hal ini perlu dan mendesak

untuk dilakukan, karena disadari bahwa elemen yang terpenting dari suatu sistem

organisasi adalah manusianya. Secanggih apapun struktur, sistem, teknologi

informasi, metode dan alur kerja suatu organisasi, semua itu tidak akan dapat

berjalan dengan optimal tanpa didukung SDM yang capable dan berintegritas.

Yang perlu dan harus diperbaiki sebenarnya adalah sistem dan manajemen SDM,

karena sistem yang baik dan terbuka dipercaya akan dapat menghasilkan SDM

yang berkualitas (DJP, 2008).

Sebelum melakukan langkah perbaikan di bidang SDM, DJP melakukan

pemetaan kompetensi (Competency Mapping) untuk seluruh 30.000 pegawai DJP

guna mengetahui sebaran kuantitas dan kualitas kompetensi pegawai. Meskipun

program mapping ini masih terbatas mengidentifikasikan „soft‟ competency saja,

tetapi informasi yang didapat cukup membantu DJP dalam merumuskan kebijakan

kepegawaian yang lebih fair. Kemudian seluruh jabatan dievaluasi dan dianalisis

untuk selanjutnya ditentukan job grade dari masing-masing jabatan tersebut.

Selanjutnya beban kerja dari masing-masing jabatan tersebut dianalisis kemudian

dikaitkan dengan pengembangan sistem pengukuran kinerja masing-masing

(15)

Program Magister Akuntansi 5 Universitas Kristen Maranatha lebih obyektif dan konsisten sekaligus standar kompetensi jabatannya melalui

proyek assessment center. Selisih (gap) antara hasil penilaian pegawai dengan

standar kompetensi jabatan yang didudukinya dijadikan dasar perancangan

program capacity building (termasuk pendidikan dan pelatihan) yang lebih fokus

dan terarah. Saat ini, DJP sedang mengembangkan berbagai program pelatihan

melalui metode Adult Learning Principles (DJP, 2008).

Beberapa hal telah menjadi jalan baru dalam membangun SDM DJP

setelah dilakukannya modernisasi SDM, misalnya adanya kesempatan yang

semakin luas dan terbuka untuk memperoleh bea siswa melanjutkan studi ke luar

negeri maupun dalam negeri. Demikian juga kesempatan untuk mengikuti

berbagai jenis pendidikan dan latihan baik di luar negeri maupun di dalam negeri

semakin dibuka seluas-luasnya termasuk diklat yang diselenggarakan dalam

rangka modernisasi administrasi perpajakan (DJP, 2008).

Semua itu nantinya akan dimanfaatkan untuk membuat sistem jenjang

karir, khususnya sistem mutasi dan promosi, serta sistem remunerasi yang lebih

jelas, adil, dan akuntabel. Dengan sistem dan manajemen SDM yang lebih baik

dan terbuka akan dapat menghasilkan SDM yang juga lebih baik, khususnya

dalam hal produktivitas dan profesionalisme. Dapat dilihat bahwa perbaikan

remunerasi hanyalah salah satu bagian akhir dari program reformasi birokrasi

yang sebelumnya didahului dengan perbaikan di berbagai bidang yang dapat

meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas sistem manajemen sumber daya

(16)

Program Magister Akuntansi 6 Universitas Kristen Maranatha Diharapkan, dengan makin transparan dan adilnya sistem mutasi, promosi,

dan remunerasi, DJP dapat menerapkan kebijakan “right man in the right place”,

di mana seorang pegawai dapat menempati suatu jabatan yang tepat sesuai dengan

keahliannya, dan sebaliknya suatu jabatan diisi oleh pegawai yang tepat sesuai

dengan standar kompetensinya (Nasucha, 2004).

Elemen terakhir adalah pelaksanaan good governance, yang seringkali

dihubungkan dengan integritas pegawai dan institusi. Suatu organisasi sistemnya

akan berjalan dengan baik apabila terdapat rambu-rambu yang jelas untuk

memandu pelaksanaan tugas dan pekerjaannya, serta yang lebih penting lagi,

konsistensi implementasi rambu-rambu tersebut. Dalam praktek berorganisasi,

good governance biasanya dikaitkan dengan mekanisme pengawasan internal

(internal control) yang bertujuan untuk meminimalkan terjadinya penyimpangan

ataupun penyelewengan dalam organisasi, baik itu dilakukan oleh pegawai

maupun pihak lainnya, baik disengaja maupun tidak (Nasucha, 2004).

DJP dengan program modernisasinya senantiasa berupaya menerapkan

prinsip-prinsip good governance tersebut. Salah satunya adalah dengan cara

pembuatan dan penegakan Kode Etik Pegawai yang secara tegas mencantumkan

kewajiban dan larangan bagi para pegawai DJP dalam pelaksanaan tugasnya,

termasuk sanksi-sanksi bagi setiap pelanggaran Kode Etik Pegawai tersebut.

Selain itu pemerintah telah menyediakan berbagai saluran pengaduan yang

sifatnya independen untuk menangani pelanggaran atau penyelewengan di bidang

perpajakan, seperti Komisi Ombudsman Nasional. Lebih jauh lagi, pembentukan

(17)

Program Magister Akuntansi 7 Universitas Kristen Maranatha WP merupakan bukti komitmen DJP untuk selalu meningkatkan pelayanan

kepada WP sekaligus pengawasan bagi internal DJP (Nasucha, 2004).

Good governance tidak hanya terbatas pada masalah integritas, tetapi juga

menyangkut efisiensi dan efektivitas, serta profesionalisme dan akuntabilitas

organisasi. Salah satu contoh konkritnya adalah penerapan manajemen organisasi

modern melalui pembuatan dan penerapan siklus perencanaan, implementasi, dan

evaluasi, yang disertai alat ukur yang jelas untuk menilai keberhasilan program

tersebut. Alat ukur tersebut dapat berupa Key Peformance Indicators (KPI) untuk

aktivitas rutin organisasi, atau Policy Measures untuk kebijakan baru. Sejak tahun

2005, DJP telah mencoba menetapkan beberapa KPI untuk mengukur kinerja

kantor operasionalnya selain variabel penerimaan perpajakan yang biasa dipakai.

Untuk tahun 2008, DJP telah menyusun strategic plan organisasi yang lebih

komprehensif dengan memakai konsep balanced score card (Nasucha, 2004).

Sebagai bagian dari evaluasi kinerja, kantor pajak modern selalu

mengadakan survei kepuasan WP setiap tahunnya, dengan hasil yang sangat

positif. Akan tetapi sebagian masyarakat maupun stakeholders meragukan hasil

survei internal dengan alasan bias, kurang obyektif, adanya unsur ketakutan

responden. Untuk itu sejak tahun 2005, DJP mencoba mengadakan survei yang

lebih obyektif dengan menggunakan lembaga survei independen, yaitu AC

Nielsen, dan tidak dibiayai oleh DJP, melainkan disponsori oleh AusAID. Metode

Survei Persepsi Kepuasan WP yang digunakan adalah pengisian kuesioner

melalui 2 tahap, yaitu tahap kualitatif dan kuantitatif, yang kemudian hasilnya

(18)

Program Magister Akuntansi 8 Universitas Kristen Maranatha untuk WP di lingkungan Kanwil WP Besar, Kanwil DJP Jakarta Khusus yang

mengadministrasikan perusahaan PMA, Perusahaan Go Public, Badan dan Orang

Asing, serta BUMN (ketika survei dilakukan KPP BUMN masih berada di bawah

Kanwil ini), KPP Madya di Batam dan Jakarta Pusat, serta KPP Pratama di

lingkungan Kanwil DJP Jakarta Pusat. Hasilnya selengakapnya dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 1.1

Hasil Survei Kepuasan WP

Sumber: AC Nielsen

Namun, banyaknya perubahan-perubahan yang telah dilakukan oleh pihak

DJP nampaknya belum mengubah persepsi masyarakat terhadap perilaku pegawai

DJP. Persepsi masyarakat terhadap perilaku pegawai DJP sebagai birokrat secara

umum masih sangat buruk, sehingga mengakibatkan sebagian masyarakat

cenderung enggan untuk berurusan dengan aparat pajak. Hampir setiap hari berita

mengenai sinisme terhadap buruknya perilaku dan kinerja aparat pajak menghiasi

berbagai media seperti surat kabar, internet maupun media lainnya, mulai dari

tidak mampunya DJP meningkatkan tax ratio, tingginya angka kebocoran pajak,

buruknya pelayanan sampai pengaduan WP mengenai petugas pajak yang sering

(19)

Program Magister Akuntansi 9 Universitas Kristen Maranatha pajak memiliki tingkat kemakmuran yang tinggi, dan sebagian bergaya hidup

mewah, sementara penghasilan resmi aparat pajak sebagai pegawai negeri

tidaklah terlalu besar. Pandangan ini dapat mengindikasikan bahwa perilaku

korupsi, kolusi dan nepotisme masih tumbuh subur di instansi-instansi perpajakan

(Darminto, 2005).

Serangkaian peristiwa yang menguatkan opini publik mengenai hal di atas,

antara lain (Irmadi Lubis, 2010):

1. Pada tahun 2006, terjadi penangkapan empat pejabat pajak di salah satu KPP

di Jakarta karena diduga bekerja sama dengan para eksportir fiktif dengan

memberikan restitusi yang menyimpang dari prosedur dan mengakibatkan

kerugian negara dalam jumlah yang signifikan.

2. Munculnya kasus makelar pajak yang "diotaki" Gayus Tambunan semakin

membuat citra DJP semakin terpuruk di mata publik. Kasus bermula dari

kecurigaan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

terhadap rekening milik Gayus di Bank Panin. Bagaimana Gayus yang hanya

seorang pegawai negeri biasa dapat memiliki rekening sebesar Rp 25 miliar.

3. Terbongkarnya kasus Gayus berlanjut pada kelompok mafia perpajakan

lainnya yang memiliki rekening yang lebih besar dibandingkan Gayus

Tambunan. Oknum pejabat tersebut berinisial BA, yang diduga kuat

Bahasyim Assifie yang kini menjadi pejabat di Bappenas.

Merupakan hal yang tidak mudah untuk mengubah citra aparat pajak yang

telah terbenam dalam benak sebagian besar masyarakat selama bertahun-tahun.

(20)

Program Magister Akuntansi 10 Universitas Kristen Maranatha terganggu terhadap kesan negatif tersebut dan bahkan tidak memiliki kemauan

untuk mengubahnya.

Perilaku birokrasi yang tengah menjadi permasalahan adalah adanya

kecenderungan penyelewengan kekuasaan dan jabatan, sebagai abdi masyarakat

justru berperilaku minta dilayani, dan kemampuan inovasi yang rendah. Dengan

demikian perubahan tidak hanya perlu dilakukan terhadap faktor-faktor strategi,

teknologi, tugas-tugas, desain namun juga harus dilakukan terhadap faktor kultur

atau nilai-nilai dan faktor manusia (perilaku) sebagai pelaksana perubahan.

Menurut Nasucha (2004) bahwa dalam organisasi pemerintah (birokrasi)

terkandung budaya organisasi yang membawa perilaku fungsional dan

disfungsional. Perilaku fungsional memberi dampak positif antara lain berupa

pemberian pelayanan sesuai peraturan, cepat, dan tepat. Sementara itu, perilaku

disfungsional mendorong perilaku menjadi arogan, merasa paling mengetahui,

paling berkuasa, meminta imbalan atas pelayanan yang memang seharusnya

diberikan, dan mengistimewakan orang dekat.

Dengan demikian implementasi modernisasi perpajakan yang bertujuan

untuk meningkatkan kinerja fiskus dan pelayanan kepada WP hanya akan tercapai

apabila perilaku fiskus berubah, dalam arti perilaku fungsional semakin

meningkat dan perilaku disfungsional semakin berkurang.

Demikian juga World Bank dalam salah satu jurnalnya yang bertajuk

Civil Service A Win-Win Reform” memberikan sejumlah langkah kunci untuk

menuju reformasi pelayanan publik, dan salah satu kunci yang terpenting menuju

(21)

Program Magister Akuntansi 11 Universitas Kristen Maranatha Irmadi Lubis menyatakan bahwa sebaik apapun peraturan atau sistem, tanpa

adanya moral yang baik akan percuma saja. Yang penting sekarang ini adalah

revolusi attitude dan behavior dari aparatur (Bisnis Indonesia, Januari 2005).

Penelitian-penelitian di bidang perilaku kerja dilakukan terutama untuk

membangun konsepsi-konsepsi yang berguna sebagai masukan-masukan dalam

menetapkan keputusan-keputusan dan kebijakan-kebijakan, maupun dalam rangka

mengembangkan pokok-pokok pengetahuan. Perilaku kerja pegawai telah

dikonseptualisasikan ke dalam berbagai konstruk dalam penelitian.

Variabel-variabel perilaku kerja pegawai yang banyak mendapat perhatian para peneliti di

antaranya adalah motivasi kerja, kepuasan kerja, komitmen organisasional,

organizational citizenship behavior, dan keinginan berpindah (Alotaibi, 2001).

Hingga saat ini, penelitian-penelitian tentang perilaku kerja pegawai masih

belum mampu merumuskan hubungan-hubungan yang lebih komprehensip antara

berbagai dimensi perilaku. Kelemahan lainnya adalah penggunanaan data masih

cenderung berfokus pada sektor tertentu, seperti kelompok manajemen.

Kesimpulan-kesimpulan dan temuan-temuan yang dihasilkan tersebut, tidak bisa

digeneralisasi secara langsung pada kelompok lainnya. Karenanya, pengembangan

pokok-pokok pengetahuan memerlukan replikasi-replikasi pada sektor yang

berbeda-beda.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

(22)

Program Magister Akuntansi 12 Universitas Kristen Maranatha PEGAWAI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) MADYA

BANDUNG”

1.2Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penelitian akan terfokus pada analisis perilaku

pegawai KPP Madya Bandung setelah implementasi modernisasi. Perilaku

pegawai dipandang sebagai faktor yang penting mengingat tujuan dari

implementasi modernisasi ini antara lain untuk meningkatkan produktivitas atau

kinerja aparat pajak dan juga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap

aparat pajak. Dua faktor penting yaitu komitmen organisasi dan sistem

kompensasi akan diteliti sebagai variabel independen, apakah cukup signifikan

mempengaruhi perubahan perilaku tersebut. Maka permasalahan yang dapat

diidentifikasi penulis ialah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran perilaku pegawai KPP Madya Bandung pasca

implementasi modernisasi perpajakan?

2. Seberapa besar pengaruh komitmen organisasi terhadap perilaku kerja

pegawai?

3. Seberapa besar pengaruh sistem kompensasi terhadap perilaku kerja

pegawai?

4. Seberapa besar pengaruh secara bersama-sama komitmen organisasi dan

(23)

Program Magister Akuntansi 13 Universitas Kristen Maranatha 1.3Tujuan Penelitian

Atas dasar identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh gambaran mengenai perilaku pegawai KPP Madya

Bandung pasca implementasi modernisasi perpajakan.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komitmen organisasi terhadap

perilaku kerja pegawai.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sistem kompensasi terhadap

perilaku kerja pegawai.

4. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama komitmen organisasi dan

sistem kompensasi terhadap perilaku kerja pegawai.

1.4Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu, pengetahuan, dan sumber daya penulis

maka dilakukan pembatasan-pembatasan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Berdasarkan teori, banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku.

Penelitian dibatasi pada faktor-faktor yang secara teoritis mempengaruhi

perilaku, dan secara empiris merupakan faktor-faktor yang mengalami

perubahan dalam modernisasi perpajakan. Untuk itu dipilih dua faktor sebagai

variabel independen yaitu komitmen organisasi dan sistem kompensasi,

sedangkan perilaku kerja pegawai ditempatkan sebagai variabel dependen.

2. Perilaku yang dimaksud adalah perilaku dalam hubungannya dengan pekerjaan

(24)

Program Magister Akuntansi 14 Universitas Kristen Maranatha 3. Modernisasi perpajakan diimplementasikan pada beberapa KPP secara

serempak pada bulan September 2004, yaitu KPP Madya Jakarta Pusat dan

lima KPP dibawah Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus. Sampai dengan Maret

2006, modernisasi perpajakan telah diimplementasikan di seluruh KPP di

wilayah DJP Jakarta khusus, dan KPP Madya Batam. Namun penelitian ini

dibatasi pada perilaku pegawai di KPP Madya Bandung.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan maksud dan tujuan penelitian diatas, peneliti berharap hasil

penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Antara

lain:

1. Bagi penulis:

a. Untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai masalah yang diteliti

khususnya mengenai pengaruh implementasi modernisasi perpajakan

terhadap perilaku kerja pegawai pada KPP Madya Bandung.

b. Untuk memperoleh perbandingan antara teori-teori yang diperoleh selama

perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

c. Sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian pasca sarjana Ekonomi

jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha.

2. Bagi KPP Madya Bandung, hasil penelitian ini diharapkan mampu

memberikan manfaat melalui saran-saran perbaikan yang diberikan untuk

(25)

Program Magister Akuntansi 15 Universitas Kristen Maranatha 3. Bagi pihak lain yang berkepentingan, penelitian ini dapat memberikan

sumbangan pemikiran yang dapat menambah pengetahuan, khususnya di

perguruan tinggi tentang sistem perpajakan dan penerapannya, khususnya

dalam hal perilaku kerja pagawai. Dapat juga digunakan sebagai bahan

referensi dan masukan bagi yang menaruh minat terhadap pengembangan

ilmu pengetahuan pada umumnya, untuk penelitian lebih lanjut.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini terdiri dari enam bab, dimana masing-masing bab

terdiri dari beberapa sub bab. Hal ini dilakukan agar penulisan ini lebih sistematis

dan teratur. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menggambarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan

penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan kajian teori maupun penelitian-penelitian serupa yang telah

dilakukan sebelumnya.

BAB III RERANGKA PEMIKIRAN, MODEL, dan HIPOTESIS PENELITIAN

Bab ini menjelaskan apa yang menjadi rerangka pemikiran, model penelitian, dan

(26)

Program Magister Akuntansi 16 Universitas Kristen Maranatha BAB IV METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan populasi dan teknik pengambilan sampel, metode penelitian,

operasionalisasi variabel yang akan diuji.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas dan menganalisis pengaruh komitmen organisasi dan sistem

kompensasi sebagai bagian dari implementasi modernisasi perpajakan terhadap

perilaku kerja pegawai pada KPP Madya Bandung.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menyajikan kesimpulan yang dapat diambil dari uraian pada bab

sebelumnya serta saran untuk penelitian selanjutnya.

1.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada KPP Madya yang berlokasi di Bandung

untuk mengumpulkan data yang diperlukan guna menjawab masalah-masalah atas

pertanyaan yang diteliti dalam penyusunan tesis ini. Waktu penelitian adalah pada

bulan Januari 2011 sampai dengan selesai.

(27)

Program Magister Akuntansi 116 Universitas Kristen Maranatha

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan pada bab-bab

sebelumnya, penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perubahan pola perilaku pegawai KPP Madya Bandung pasca

implementasi Sistem Administrasi Perpajakan Modern. Berbagai ciri negatif yang

melekat pada pegawai pajak sebagai bagian dari birokrasi seperti arogansi, bersifat

korupsi, perilaku Asal Bapak Senang (ABS) telah banyak berkurang. Perilaku

pegawai cenderung telah berorientasi pada kinerja, dan pegawai memiliki tingkat

organizational citizenship behaviour yang cukup tinggi. Namun demikian,

beberapa perilaku masih harus diperbaiki seperti masih adanya penyalahgunaan

waktu kerja, kurangnya semangat kerja pegawai.

2. Komitmen organisasi memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku kerja,

artinya semakin baik komitmen organisasi akan semakin baik pula perilaku kerja

pegawai. Hal-hal mengenai komitmen organisasi di KPP Madya Bandung yang

dianggap masih kurang adalah mengenai continuance commitment dimana para

pegawai masih belum menyadari besarnya kerugian (materi dan non-materi)

(28)

Program Magister Akuntansi 117 Universitas Kristen Maranatha 3. Sistem kompensasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

perilaku kerja, artinya semakin baik sistem kompensasi akan semakin baik pula

perilaku kerja pegawai. Faktor yang dianggap masih kurang dalam sistem

kompensasi di KPP Madya Bandung pemberian kompensasi terkait dengan

interpersonal reward .

4. Komitmen organisasi dan sistem kompensasi secara bersama-sama berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel perilaku kerja, artinya semakin baik

komitmen organisasi dan sistem kompensasi maka semakin baik pula perilaku

kerja pegawai.

6.2 Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah dibuat pada bagian sebelumnya,

penulis memberikan masukan dan saran-saran sebagai berikut:

1. Terhadap perilaku yang sudah dinyatakan baik seperti kedisiplinan, kejujuran,

tanggung jawab, inisiatif, dan kreativitas perlu terus dilakukan penguatan, agar

perbuatan perilaku tersebut tidak hanya bersifat sementara. Proses penguatan dapat

dilakukan melalui kegiatan acara-acara bersama, serta contoh nyata oleh atasan,

sehingga pada akhirnya dapat menjadi nilai-nilai yang diterima bersama oleh para

pegawai.

2. Terhadap perilaku yang masih dinyatakan kurang baik, perlu dilakukan

peningkatan pengawasan dan evaluasi untuk menentukan metode modifikasi

(29)

Program Magister Akuntansi 118 Universitas Kristen Maranatha

punishment. Alternatif yang dapat diambil misalnya dengan pemasangan kamera

dan monitor pemantau di tempat kerja.

3. Sistem kompensasi harus dimodifikasi dengan mengikut sertakan faktor kinerja

individual sebagai basis perhitungan dengan tujuan memacu semangat kerja,

kreativitas, inisiatif dan semangat berkompetisi antar karyawan.

4. Tidak hanya faktor komitmen organisasi dan sistem kompensasi yang selalu

dijadikan acuan utama guna memperbaiki perilaku kerja pegawai, dapat juga

digunakan faktor-faktor lainnya seperti kepemimpinan yang tepat, pemilihan

sumber daya yang lebih ketat lagi sehingga dapat meningkatkan perilaku kerja

pegawai.

Demikianlah beberapa saran yang dapat penulis sampaikan, semoga

saran-saran ini dapat meningkatkan perilaku kerja pegawai pada KPP Madya Bandung

sehingga dapat menjadi alat yang semakin efektif dalam mendorong para pegawai

(30)

Program Magister Akuntansi 119 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Agus Budihardjo. 2006. “Pengaruh Desain Pekerjaan dan Sistem Kompensasi

terhadap Perilaku Kerja Pegawai pada KPP Madya Jakarta Pusat”. Tesis

Program Pascasarjana. Universitas Indonesia. Jakarta

Alotaibi. 2001. Antecedents of Organizational Citizenship Behavior : A Study of

Public Personnel in Kuwait, Public Personnel Management. Volume 30,

Nomor 3 : 363 – 376

Anthony, Robert N. and Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System:

Sistem Pengendalian Manajemen. jilid 2. Jakarta: Salemba Empat.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi revisi 5. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bernardin, John H dan Joyce A. Russel. 1998. Human Resource Management: An

Experiental Approach. Mc Graw-Hill.

Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi,

dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana,

Prenada Media Group.

Casmiwati, Dewi. 2004. Sistem Kompensasi Pegawai Negeri Sipil di Indonesia,

dalam Memahami Good Governance, dalam Perspektif Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: Gava Media.

Cenzo David A. De dan Stephen P. Robbins. 1996. Human Resource

Management: Content and Practice. Edisi 5. John Wilev & Sons, Inc.

Civil Service, A Win-win Reform, http://.worldbank.or.id, Januari 2005.

Cook, W Curtis, Hunsaker L Philip, Coffey, E Robert. 1997. Management and

Organizational Behavior. USA: Irwin/ Mc Graw Hill.

Darminto. 2005. Aspek Budaya dan Kinerja Aparatur Pemerintah. www.pu.go.id.

(31)

Program Magister Akuntansi 120 Universitas Kristen Maranatha Dongoran, Johnson. 2000. Teori Komitmen, Keterbatasan Organisasi dan

Pelaksanaan Strategi. Dian Ekonomi: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vil. VI

No. 1 Maret.

Dunham, Randall B., Jean A. Grube dan Maria B. Castaneda. 1994.

Organizational Commitment: The Utility of an Integrative Definition. Journal of Applied Psychology, Vol. 79. No. 3, 370-380.

Gibson, James L, John M Ivancevich, James H. Donnely Jr. 1996. Organization:

Behavior, Structure, Processes. England: Irwin Inc.

Greenberg, J. & Baron, R.A. 1995. Behavior in Organization, Understanding and

Managing the Human Side of Work. Fifth Edition: Prentice Hall.

Gunadi. 2003. Keberhasilan Pajak Tertanggung Partisipasi Masyarakat,“ URL: http://www.perspektif.net/articles/view.asp?id=431.

Halim, Abdul, Achmad Tjahjono, Muh. Fakri Husein. 1998. Sistem Pengendalian

Manajemen. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Hendra. 2007. Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pekerja

(Studi Empiris pada Pekerja di Indonesia). Jurnal Aplikasi Manajemen,

Volume 5, Nomor 3, Desember 2007.

Hutagaol, John. 2007. Perpajakan Isu- isu Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Irawan, Prasetya, dkk. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi.

Irmadi Lubis. 2010. Perlu Revolusi Attitude dan Behavior Aparat, Laporan Khusus, Bisnis Indonesia.

Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-pengalaman. Edisi 2004/2005. Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-pengalaman. Edisi 2007. Yogyakarta: BPFE.

(32)

Program Magister Akuntansi 121 Universitas Kristen Maranatha Kerlinger, F. N. 1990. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Karina SPsi. Komitmen Organisasi (Definisi, Indikator, serta Dimensi Komitmen). http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/indikator-komitmen.html diakses pada 8 Februari 2011

Komarudin, 2003. Manajemen Berdasarkan Sasaran, Edisi 3, Jakarta: Bumi Aksara.

Kreitner dan Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi. Edisi 5, Jakarta: Salemba Empat.

Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Mangkunegara, A.A.A Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara, A.A.A Prabu. 2005. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Refika Aditama.

Mansyuri R, 2002. Pajak Penghasilan Lanjutan Pasca Reformasi 2000. Jakarta: Yayasan Pengembangan dan Penyebaran Pengetahuan Perpajakan (YP4).

Melcher J. Arlyn. 1995. Structure and Process Organizations. Diterjemahkan oleh A. Hasymi Ali. Jakarta: Rineka Cipta.

Meyer, J. P., & Allen, N. J. 1997. Commitment in The Workplace Theory

Research And Application. California: Sage Publications.

Milkovich, George T. dan Jerry M. Newman. 2002. Compensation. Edisi 7. Boston: Irwin/ Mc Graw-Hill.

Mitchel T.R., 1982. People in Organization: in Introduction to Organization

Behavior. Tokyo: Mc. Grow Hill Book Comp.

Moorhead, Gregory, Griffin, W Ricky. 2006. Organizational Behavior, Managing

People and Organizations. India: AITBS Publisher & Distributor.

Mowday., 1982. Employ Organization Linkages : The Psychology of Commitment

(33)

Program Magister Akuntansi 122 Universitas Kristen Maranatha Nasucha, Chaizi,. 2004. Reformasi Administrasi Publik, Teori dan Praktek.

Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Nazir, Moh. 1998. Metodologi Penelitian. Cetakan ke-3. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nimran, Umar. 1997. Perilaku Organisasi. Edisi Revisi. Surabaya: Citra Media.

Nugroho, B. A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan

SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.

Prawirosentono, Suryadi. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia: Kebijakan

Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.

Robbins, P., Stephen. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks Gramedia Group.

S.Pantja Djati. 2005. Kajian Terhadap Kepuasan Kompensasi, Komitmen

Organisasi, dan Prestasi Kerja. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan.

2003. Vol. 5.

Sahlan Asnawi. 1999. Aplikasi Psikologi dalam Manajemen Sumber Daya

Manusia Perusahaan. Jakarta: Pusgrafin.

Santoso, Singgih. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS versi

11.5. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Schermerhorn, R., John, Hunt, G., James and Richard, N., Osborn. 1991.

Managing Organization Behavior. New York: John Publishing Inc.

Siagian, P. Sondang. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Steers, RM dan Porter, L. W., 1985. Motivation and Work Behaviour. New York: Accademic Press.

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV ALFABETA.

Sugiyono, 2001. Statistik Parametris untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA

Su-Yung Fu. 2000. The Relationship among Transformational Leadership,

(34)

Program Magister Akuntansi 123 Universitas Kristen Maranatha

Expatriates. Master’s Tesis. URN: etd-0201101-153856. Email-M8645413@srudent.nsysu.edu.tw.

Thomas Stefanus. 2007. Kepemimpinan Transformasional dan Pengaruhnya

Terhadap Kepuasan atas Kualitas Kehidupan Kerja, Komitmen Organisasi, dan Perilaku Ekstra Peran: Studi pada Guru-Guru SMU di Kota Surabaya. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 98, No. 1, Maret 2007.

Umam, Khaerul. 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia.

(35)

Program Magister Akuntansi 124 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISTILAH

Achievement: Pencapaian prestasi atau keberhasilan dalam melaksanakan setiap kegiatan/ tugas.

Affective Commitment: Komitmen yang berkaitan dengan hubungan emosional anggota terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi, dan keterlibatan anggota dengan kegiatan dalam organisasi.

Autonomy: Kebutuhan pribadi setiap individu untuk membuat keputusan dan bekerja tanpa diawasi secara ketat, namun tetap berada dibawah bimbingan serta arahan atasan.

Continuance Commitment: Komitmen yang berkaitan dengan kesadaran anggota organisasi mengenai kerugian yang akan mereka peroleh apabila mereka meninggalkan organisasi

Financial Reward: Imbalan berupa uang.

Imbalan Ekstrinsik: Imbalan yang dihasilkan oleh sumber-sumber eksternal.

Imbalan Intrinsik: Imbalan yang dinilai di dalam dan dari karyawan sendiri.

Komitmen Organisasi: Proses pada individu (pegawai) dalam mengidentifikasikan dirinya dengan nilai-nilai, aturan-aturan, dan tujuan organisasi.

Modernisasi Perpajakan: Proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini, khususnya dalam bidang perpajakan untuk mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat Indonesia.

(36)

Program Magister Akuntansi 125 Universitas Kristen Maranatha

Organizational Citizenship

Behavior: Suatu perilaku kerja yang akan berkontribusi positif terhadap kinerja organisasi secara umum.

Paternalisme: Sikap yang berorientasi keatas, yang mengakibatkan bawahan lebih menyukai untuk melakukan pekerjaan setelah mendapat perintah dari atasan, sedangkan kreativitas dan inisiatif tidak ada sama sekali.

Performance Behaviours: Perilaku yang berorientasi pada pekerja yang diharapkan oleh organisasi untuk dimiliki oleh setiap individu dalam organisasi.

Perilaku Disfungsional: Perilaku kerja pegawai yang tidak memiliki kontribusi, bahkan bersifat menurunkan kinerja organisasi.

Perilaku Kerja Pegawai: Suatu karakteristik dan tingkah laku yang terdapat dalam setiap individu atas suatu organisasi.

Personal Growth: Kesempatan dimana seseorang dapat mengembangkan kemampuannya secara maksimal.

Promotion: Kenaikan pegawai dari satu jabatan ke jabatan lain yang lebuh tinggi, karena telah memenuhi kriteria tertentu seperti prestasi dan senioritas.

Recognition: Pengakuan terhadap prestasi yang dicapai oleh seseorang dari suatu pekerjaan atau dari lingkungan psikologis dan atai fisik dimana orang tersebut bekerja.

Sistem Kompensasi: Seluruh manfaat yang diberikan oleh pemberi kerja dalam berbagai bentuk dan komposisinya kepada karyawan sebagai pengganti dari nilai jasa yang telah diberikan oleh karyawan terhadap perusahaan.

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Survei Kepuasan WP

Referensi

Dokumen terkait

Pengalaman pengguna (user experiences) kemudian menjadi konten yang cukup penting dari pemasaran digital. Blogger dengan akun-akun media sosialnya memberikan semacam

Dalam penulisan ilmiah ini penulis menggunakan bahasa pemrograman PHP (Hypertext Preprocessor) dan DREAMWEAVER MX 2004 yang sudah dikenal sebagai software untuk pembuat sebuah

Dari hasil penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan, yaitu: 1) Faktor internal yang mem- pengaruhi audit delay adalah size perusahaan dan faktor eksternal ukuran kantor

dari negara pihak peserta seperti yang diatur dalam pasal 13 Statuta

Metode pendekatan yang digunakan dalam mengkaji permasalahan ini adalah yuridis sosiologis yaitu melihat hukum sebagai gejala sosial yang terjadi di masyarakat. 3

Contohnya seperti grup Keroncong Tenggara yang digagas oleh Dian Hp dan Ubiet, grup ini berbeda dari grup keroncong biasanya, grup ini membuat musik keroncong dengan warna

[r]

c. Melalui Gema Aps. kita dapat memperoleh dua hal yang saat ini mulai menghilang dari generasi muda bangsa yakni semangat membaca dan Nasionalisme. Selain