• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK PEMBESARAN. KERANG MUTIARA (Pinctada Maxima) UKURAN 1-10 CM DI PT. AUTORE PEARL CULTURE LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT (NTB) TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TEKNIK PEMBESARAN. KERANG MUTIARA (Pinctada Maxima) UKURAN 1-10 CM DI PT. AUTORE PEARL CULTURE LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT (NTB) TUGAS AKHIR"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

1

TEKNIK PEMBESARAN

KERANG MUTIARA (Pinctada Maxima) UKURAN 1-10 CM DI PT. AUTORE PEARL CULTURE

LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT (NTB)

TUGAS AKHIR

ABD.SIRAJUDDIN. S 1222027

JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN PANGKEP

2015

(2)

2

(3)

3

RINGKASAN

ABD.SIRAJUDDIN. S, 1222027 Teknik Pembesaran Kerang Mutiara (Pinctada Maxima) Ukuran 1-10 Cm Di Pt. Autore Pearl Culture Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) dibimbing oleh H. Zainal Abidin Musa dan Suryati.

Salah satu potensi besar yang ada di perairan Indonesia yang mempunyai prospek cerah untuk dibudidayakan adalah kerang mutiara (Pinctada Maxima). Sampai saat ini eksploitasi kerang mutiara masih didominasi oleh penangkapan dari alam. Benih dari alam mempunyai karakteristik antara lain ukuran yang sangat bervariasi, dimana untuk ukuran besar dapat langsung siap operasi sedangkan untuk ukuran kecil masih perlu dibudidayakan lagi.

Tugas akhir ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui teknik pembesaran kerang mutiara, sehingga mampu melakukan pembesaran kerang mutiara dengan ukuran yang siap dioperasi serta mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan kerang untuk dioperasi.

Tugas akhir ini disusun berdasarkan kegiatan pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) yang telah dilaksanakan pada tanggal 09 Februari sampai 09 Mei 2015 di PT.

Autore Pearl Culture, Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).

Anakan kerang yang dipelihara pada kolektor dan telah berukuran 1 cm dipindahkan kedalam waring bendera untuk dipelihara selama 6 bulan hingga mencapai ukuran 3 – 5 cm yang nantinya akan diseleksi masuk ke dalam pocket net 42 dan 28 dan dilakukan pemeliharaan selama 6 bulan hingga mencapai ukuran rata-rata 7 cm yang dilanjutkan dengan pemeliharaan kerang pada pocket net 16 hingga mencapai ukuran siap operasi yaitu 9-10 cm.

Hasil yang diperoleh selama kegiatan adalah bahwa pemeliharaan kerang mutiara telah memenuhi kriteria untuk dilakukan operasi pemasangan inti khususnya pada ukuran kerang dengan umur rata-rata 2 tahun. Anakan kerang pada waring bendera mengalami tingkat kematian yang sangat tinggi yaitu 58,7 % yang diakibatkan karena fase krisis anakan kerang bertepatan pada proses pemeliharaan pada waring bendera, sedangkan tingkat kelangsungan hidup kerang dari awal pemeliharaan hingga kerang siap operasi mencapai 26,7

%

Pembesaran kerang mutiara dari ukuran 1cm sampai mencapai ukuran operasi dengan kegiatan penyeleksian yang dilakukan secara rutin dan dilakukan dengan hati-hati, dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup kerang mutiara yang dipelihara.

(4)

4

KATA PENGANTAR

Upaya maksimal yang dilakukan oleh penulis tidak akan terwujud dengan baik tanpa diiringi dengan doa yang dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wataala. Untuk itu patutlah kiranya jika penulis memanjatkan puji dan syukur serta terima kasih yang tak terhingga kepadaNya dan kepada orang-orang yang turut mendukung penyelesaian laporan tugas akhir ini antara lain :

1. Ir. Zainal Abidin Musa, M.Si. Selaku pembimbing pertama dan Suryati, S.Pi.,M.Si.

selaku anggota pembimbing yang telah memberikan motivasi, arahan dan bimbingan mulai dari penyusunan proposal Tugas Akhir hingga penyelesaian Tugas Akhir ini.

2. Rimal Hamal, M.P, Selaku ketua jurusan budidaya perikanan.

3. Ir. Andi Asdar Jaya, M.Si, Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

4. Rekan-rekan seangkatan di Jurusan Budidaya Perikanan, semua staf PT. Autore Pearl Culture, staf laboratorium Politani yang tidak sempat disebut namanya, atas partisipasi dan bantuannya dalam penyelesaiaan studi ini.

Akhirnya dengan tulus, penulis menghaturkan terimakasih kepada ayahanda Syarifuddin dan ibunda tercinta Sumiati yang senantiasa memberikan support baik berupa moril maupun material serta beliau senantiasa mengiringi doa, hingga penyelesaian studi ini.

Terima kasih kepada semua saudaraku karena keberadaanmu, pengorbanan, keikhlasan dan doamu menjadi motivasi ampuh bagi saya dalam meraih cita-cita ini.

Semoga tugas akhir ini, menghasilkan dampak positif khususnya bagi yang membacanya.

Pangkep, 21 Juni 2015

Abd. Sirajuddin. S..

(5)

5

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ii

RINGKASAN iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi ... 3

2.2 Morfologi ... 4

2.3 Anatomi ... 5

2.3.1 Kaki ... 5

2.3.2 Mantel ... 5

2.3.3 Organ Dalam ... 6

2.4 Makanan ... 6

2.5 Persyaratan Lokasi ... 7

2.5.1 Dasar Perairan ... 7

2.5.2 Kedalaman ... 8

2.5.3 Arus Air ... 8

(6)

6

2.5.4 Salinitas ... 8

2.5.5 Suhu ... 9

2.5.6 Kecerahan ... 9

2.5.7 Kesuburan Perairan ... 9

2.6 Hama Kerang Mutiara ... 10

2.6.1 Biota Pemangsa ... 10

2.6.2 Organisme Penempel ... 10

2.6.3 Teknik Pengendalian ... 12

III. METODE 3.1 Waktu dan Tempat ... 14

3.2 Alat dan Bahan ... 14

3.2.1 Alat ... 14

3.2.2 Bahan ... 15

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 15

3.3.1 Data Primer ... 15

3.3.2 Data Sekunder ... 15

3.4 Metode Pelaksanaan ... 15

3.4.1 Seleksi ... 15

3.4.2 Pemeliharaan Kerang Pada Waring Bendera ... 19

3.4.3 Pemeliharaan Kerang Pada Pocket Net ... 19

3.4.4 Pencucian ... 20

3.4.5 Parameter yang Diamati ... 21

3.5 Analisa Data ... 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Kerang Mutiara ... 23

(7)

7 V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 28 5.1 Saran ... 28 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(8)

8

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Alat yang digunakan pada pembesaran kerang mutiara ... 14

2. Bahan yang digunakan pada pembesaran kerang mutiara ... 15 3. Kelangsungan hidup kerang mutiara pada wadah

pemeliharaan (waring bndera) ... 23 4. Kelangsungan hidup kerang mutiara pada wadah

pemeliharaan (pocket net 42 dan 28) ... 24 5. Kelangsungan hidup kerang mutiara pada wadah

pemeliharaan (pocket net 16)

6. Kelangsungan hidup kerang mutiara pada awal (1 cm) sampai

akhir pemeliharaan (9-10 cm) ... 23

(9)

9

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Morfologi kerang mutiara ... 4

2. Anatomi kerang mutiara ... 6

3. Anakan kerang pada kolektor ... 16

4. Kerang ukuran 3-4 cm ... 17

5. Pemeliharaan pada waring bendera ... 18

6. Pemeliharaan pada pocket net ... 20

7. Pencucian dengan mesin semprot ... 21

(10)

10

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Ukuran kerang yang dipelihara ... 32

2. Kegiatan pada masa pemeliharaan ... 33 3. Peralatan yang digunakan di PT. Autore ... 34

(11)

11

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu potensi besar yang ada di perairan Indonesia yang mempunyai prospek cerah untuk dibudidayakan adalah kerang mutiara (Pinctada Maxima). Sampai saat ini eksploitasi kerang mutiara masih didominasi oleh penangkapan dari alam. Benih dari alam mempunyai karakteristik antara lain ukuran yang sangat bervariasi, dimana untuk ukuran besar dapat langsung siap operasi sedangkan untuk ukuran kecil masih perlu dibudidayakan lagi.

Kerang mutiara (Pinctada Maxima) adalah salah satu sumber daya perikanan yang sekarang ini sedang diusahakan dalam bentuk budidaya. Mengingat hal ini disebabkan kerang mutiara dapat menghasilkan permata mutiara yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, dagingnya juga merupakan makanan yang lezat dan mengandung protein yang cukup tinggi (Mudassir, 1981 dalam Hidayat, 2008).

Tuntutan utama dalam budidaya mutiara adalah tersedianya kerang mutiara ukuran operasi dalam jumlah yang cukup, tepat waktu dan berkesenambungan. Namun, keuntungan penyediaan kerang tidak mungkin hanya mengandalkan hasil penyelaman di alam, apalagi hasil penyelaman di alam sangat fluktuatif, tergantung musim dan ukurannya tidak seragam.

Menghadapi situasi yang demikian maka dilakukan kegiatan yang mengarah pada penyediaan kerang melalui kegiatan pembesaran kerang hingga mencapai ukuran yang siap dioperasi dan dengan menggunakan metode pemeliharaan yang baik sehingga dapat menjadikan suatu unit budidaya kerang yang akan menghasilkan produksi kerang mutiara yang berukuran lebih besar.

(12)

12 Di PT. Autore Pearl Culture, telah menerapkan salah satu metode budidaya kerang mutiara yang baik untuk menghasilkan kerang mutiara dengan ukuran yang seragam dan siap operasi. Teknik yang baik dalam pemeliharaan kerang mutiara ukuran 1-10 cm diupayakan secara berkesinambungan untuk menghasilkan kerang mutiara siap operasi. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengambil judul, “Teknik Pembesaran Kerang Mutiara (Pinctada Maxima) Ukuran 1-10 cm Di PT. Autore Pearl Culture, Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB)” sebagai salah satu penguasaan keterampilan dalam membudidayakan kerang mutiara.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang teknik pembesaran kerang mutiara (Pinctada Maxima) ukuran 1-10 cm di PT. Autore Pearl Culture.

Kegunaan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperluas wawasan dan sebagai bahan informasi masyarakat dalam hal teknik budidaya dan teknik pembesaran kerang mutiara (Pinctada Maxim) sekaligus dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam bidang budidaya kerang mutiara.

(13)

13

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi

Klasifikasi kerang mutiara menurut Mulyanto (1987) dan Sutaman (1993) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Sub Kingdom : Invertebrata

Philum : Molusca

Kelas : Pellecypoda

Sub Kelas : Lamellybranchiata

Ordo : Anysomyaria

Family : Pteriidae

Genus : Pinctada

Spesies : Pinctada Maxima (Jameson 1901)

Menurut Dwiponggo (1976), Jenis-jenis kerang mutiara yang terdapat di Indonesia adalah : Pinctada maxima, Pinctada margaritefera, Pinctada fucata, Pinctada chimnitzii, dan Pteria penguin. Dibeberapa daerang Pinctada fucata dikenal juga sebagai Pinctada martensii. Sebagai penghasil mutiara terpenting adalah tiga spesies yaitu, Pinctada maxima, Pinctada margaritefera dan Pinctada martensii. Sebagai jenis yang ukuran terbesar adalah Pinctada maxima.

2.2 Morfologi

Tubuh kerang mutiara (Pinctada maxima) ditutupi oleh sepasang cangkang yang tidak sama bentuknya, cangkang sebelah kanan agak pipih, sedangkan cangkan sebelah kiri agak cembung. Spesies ini mempunyai diameter dorsal-ventral dan anterikor-posterior yang hampir sama sehingga bentuknya agak bundar. Bagian dorsal bentuk datar dan panjang

(14)

14 semacam engsel berwarna hitam yang berfungsi untuk membuka dan menutup cangkang (Winarto, 2004). Cangkang tersusun dari zat kapur dan bagian dalam cangkang terdapat lapisan mutiara atau mother of pearl. Morfologi Pinctada maxima dapat dilihat pada Gambar 1.

Keterangan :

1. Hasyaki pertumbuhan 2. lama

3. Bysus 4. Umbo 5. Ventral 6. Anterior 7. Dorsal 8. Posterior Sumber : Koleksi pribadi (2015)

Gambar 1 Morfologi kerang mutiara (Pinctada maxima)

2.3 Anatomi

Pada tubuh kerang terdapat sekumpulan organ tubuh yang berfungsi sebagai pengatur segala aktifitas kehidupan kerang mutiara itu sendiri. Secara umum organ tubuh kerang mutiara dapat dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kaki, mantel, dan organ dalam.

2.3.1 Kaki

Menurut Sutaman (1993), kaki kerang tersusun atas jaringan otot sehingga dapat digunakan untuk bergerak pada saat usia stadium awal, sedangkan pada kerang dewasa kaki tidak lagi digunakan untuk bergerak tapi menggunakan byssus untuk menempel pada

(15)

15 substrat. Kaki kerang juga berfungsi sebagai pembersih kotoran yang menempel pada insang atau mantelnya.

2.3.2 Mantel

Cankang kerang mutiara terbentuk oleh mantel. Mantel membungkus organ bagian dalam dan menggantung seperti tabir diantara cangkang dan tubuh. Mantel terdiri dari dua bagian yaitu belahan mantel bagian kanan dan bagian kiri, keduanya saling berhubungan satu sama lain disepanjang garis punggung bagian tengah. Fungsi mantel salah satunya ialah menyeleksi unsure-unsur yang terhisap (menangkap makanan) dan menemburkan kotoran keluar, serta menjalankan kegiatan utama pernapasan (Dhoe, et al., 2001).

2.3.3 Organ dalam (visceral mass)

Organ dalam kerang mutiara terdiri dari insang, mulut, jantung, susunan saraf, alat reproduksi, otot, lambung, usus dan anus. Insang berfungsi sebagai penyaring makanan selain digunakan untuk pernapasan. Lebih jelasnya, organ dalam kerang mutiara dapat dilihat pada gambar 2.

Keterangan : 1. Gonad 2. Hati 3. Perut 4. Kaki 5. Inti 6. Mantel

7. Otot Adductor 8. Otot Retractor

Gambar 2 Anatomi kerang mutiara (Pinctada maxima)

(16)

16 2.4 Makanan

Kerang mutiara bersifat filter feeder sebab hidupnya menetap maka kebutuhan akan makanannya sangat tergantung pada makanan alami yang ada di perairan sekitarnya atau terbawa arus dan disaring melalui mantel dan insang. Pada dasarnya kerang mampu menyeleksi makanan sesuai dengan kebutuhannya, makanan yang diserap tidak semua dapat dicerna. Makanan kerang pada saat masih larva berbeda dengan kerang dewasa. Pada fase larva, kerang hanya menyaring makanan yang berupa partikel-partikel atau organisme yang sangat kecil dengan ukuran hanya beberapa micron (Winanto dan Arsem, 1988).

Beberapa jenis makanan yang diketahui sampai saat ini dan biasa ditemukan di dalam perut kerang antara lain: Sisa bahan organik (detritus), Hagellata, Larva invertebrata, Partkel jamur, Pasir, Lumpur, dan beberapa jenis plankton seperti Chlorella, Skeletonema costatum, Englena, Coscinodisco sp, Biddulpia regia, Nitzschia sp, Ceratium fugus, Melosira inergensi, Rhozosolenia hebatata, Hylodiscustelligor, Asteonella japonica, (Winanto, 1988).

2.5 Persyaratan Lokasi

Bagian penting yang harus dilakukan sebelum memulai suatu usaha budidaya adalah mencari dan menilai suatu lokasi yang akan dijadikan tempat pemeliharaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha budidaya kerang mutiara adalah lokasi yang memenuhi syarat teknis. Menurut Sutaman (1993), lokasi budidaya kerang mutiara hendaknya benar-benar memenuhi beberapa persyaratan, yaitu sebagai berikut :

2.5.1 Dasar Perairan

Dasar perairan secara fisik maupun kimia berpengaruh besar terhadap susunan dan kelimpahan organisme bagi kehidupan kerang mutiara. Lokasi yang terdapat pecahan- pecahan karang juga merupakan alternatif tempat yang sesuai untuk melakukan budidaya kerang mutiara. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sutaman (1993), bahwa dasar perairan yang

(17)

17 cocok untuk budidaya kerang mutiara adalah dasar perairan yang berkarang dan mengandung pecahan-pecahan karang.

2.5.2 Kedalaman

Kedalaman air di lokasi budidaya mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kualitas mutiara. Semakin dalam letak kerang dipelihara, maka kualitas mutiara yang dihasilkan akan semakin baik (Sutaman, 1993).

2.5.3 Arus Air

Arus tenang merupakan tempat yang paling baik, hal ini bertujuan untuk menghindari teraduknya pasir perairan yang masuk kedalam kerang dan mengganggu kualitas mutiara yang dihasilkan. Pasang surut air juga perlu diperhatikan karena pasang surut air laut dapat menggantikan air secara total dan terus-menerus sehingga perairan terhindar dari kemungkinan adanya limbah dan pencemaran lain.

2.5.4 Salinitas

Dilihat dari habitatnya, kerang mutiara lebih menyukai perairan yang berslinitas tinggi. Kerang mutiara dapat hidup pada salinitas 24 ppt dan 50 ppt untuk jangka waktu yang pendek, yaitu 2-3 hari (Sutaman, 1993). Pemilihan lokasi sebaiknya diperairan yang memiliki salinitas antara 32-35 ppt. Pendapat ini didukung oleh mulyanto (1998), bahwa pada salinitas 35 ppt merupakan salinitas yang optimal bagi pertumbuhan kerang mutiara. Variasi salinitas pada perairan dapat disebabkan oleh adanya pengaruh air hujan atau pemasukan air tawar yang berasal dari muara dan penguapan (Nybakken,1992).

2.5.5 Suhu

Suhu memegang peranan penting didalam aktifitas biofisiologi kerang mutiara, seperti aktifitas fitrasi dan metabolisme. Umumnya suhu yang baik untuk kelangsungan hidup kerang mutiara berkisar 25-30OC. Suhu air pada kisaran 28-30OC juga dianggap layak untuk

(18)

18 kerang mutiara. Pada iklim ini ternyata menguntungkan unutuk budidaya kerang mutiara, sebab pertumbuhan lapisan mutiara dapat terjadi sepanjang tahun (Sutaman, 1993).

2.5.6 Kecerahan

Kecerahan air akan berpengaruh pada fungsi dan struktur invertebrata dalam air.

Lama penyinaran akan berpegaruh pada proses pembukaan dan penutupan cangkang (Winanto, 1988). Cangkan kerang akan terbuka sedikit apabila ada cahaya dan terbuka lebar apabila keadaan gelap. Menurut Sutaman (1993), untuk pemeliharaan kerang mutiara sebaiknya kecerahan air berkisar antara 4,5-6,5 meter. Jika kisaran melebihi batas tersebut, maka proses pemeliharaan akan sulit dilakukan.

2.5.7 Kesuburan Perairan

Keberadaan pakan alami memegang peranan yang sangat penting, pakan alami itu sendiri sangat brkaitan dengan kesuburan perairan. Selain itu pertumbuhan pada bivalvia dipengaruhi salah satunya adalah suplai makanan. Tanpa adanya suplai makanan maka tidak akan terjadi proses pertumbuhan yang baik (Gosling, 2003). Oleh karena itu, pada kondisi perairan yang kurang subur, kurang mendukung untuk menjadi lokasi budidaya kerang mutiara.

2.6 Hama Kerang Mutiara 2.6.1 Biota Pemangsa

Beberapa jenis ikan yang memangsa kerang mutiara antara lain ikan sidat, ikan bekukung dan ikan buntal (Mulyanto, 1987).

Predator yang memangsa larva dan kerang muda antara lain ikan pari, penyu dan gurita, sedangkan bintang laut memangsa kerang dewasa. Selain itu kepiting dan udang juga merupakan ancaman yang cukup berarti dalam usaha budidaya kerang mutiara. Beberapa

(19)

19 jenis kepiting yang sering ditemukan memangsa kerang mutiara yaitu Atergatis integerrisimus, Charybdis lucifera, Neptunus spp dan Thalamita spp (Cmfrit-Tuticorin, 199).

2.6.2 Organisme Penempel

Organisme penempel adalah organisme yang menempel secara sederhana pada permukaan benda yang tenggelam dalam air selama satu periode waktu (Stanczak dalam Anggorowati, 2008).

Keberadaan organisme penempel mempengaruhi pertumbuhan dan pertahanan hidup kerang mutiara (Haws, 2002). Hal ini terjadi karena organisme yang menempel tersebut mempengaruhi jumlah dan komposisi microalga serta aliran arus air yang melewati kerang mutiara sehingga terjadi kompetisi ruang dan makanan (Gervis dan Sims, 1992). Jika kondisi berlangsung lama akan menyebabkan kematian pada kerang mutiara.

Organisme penempel yag sering dijumpai pada kerang mutiara yang dibudidayakan ialah jenis rumput laut dan ganggang, seperti jenis ganggang coklat, ganggang hijau dan ganggang merah (Winanto, 1992).

Bebrapa biota laut dari jenis cacing, bunga karang, molusca dan isopoda merupakan predator berbahaya bagi kerang mutiara. Biota ini biasanya merusak cangkang dengan cara melubangi bagian cangkang dan membuat saluran kedalam tubuh kerang mutiara; (1) dari jenis cacing antara lain Polidora ciliate, Polidora flava, Stiocus ijimae, Cirratulis cirratus, Polidora spp. (2) jenis sponge antara lain Cliona celata, Cliona margaitifera, Cliona vastifica. (3) Molusca dari jenis Bivalvia (Martesia sp dan Mytilus sp). (4) Polichaeta seperti Hydroides elegans dan (5) Isopoda (Sphaeroma sp) (Cmfrit-Tuticorin, 1991).

Cacing jenis polikaeta yang hidup pada bagian dalam cangkang kerang dapat mengakibatkan lepuh-lepuh berwarna hitam pada permukaan bagian dalam cangkang. Cacing

(20)

20 dapat dimusnahkan dengan jalan merendam kerang kedalam larutan garam pekat (Tarwiyah, 2001).

Menurut Junardi, (2001) dalam Hadiroseyani dkk, (2007) polikaeta termasuk golongan biota yang mampu hidup pada kisaran salinitas yang luas (eurihalin). Tetapi kisaran salinitas tersebut tidak terlalu ekstrim, seperti pada Nereis pelagic yang hidup pada kisaran salinitas 6- 24 ppt dan pada Polydora yang hidup pada kisaran salinitas 18-40 ppt (Hill dalam Hadiroseyani dkk, 2007).

Teritip juga dapat menggangu pertumbuhan kerang mutiara bahkan dapat menyebabkan kematian pada kerang muiara karena organisme ini menempel pada cangkang sehingga, cangkang kerang menjadi kerops dan menembus organ bagian dalam kerang itu sendiri (Tarwiyah, 2001).

2.6.3 Tehnik Pengendalian

Setiap pembudidaya memiliki tehnik yang berbeda dalam mengendalikan dan mengelola organisme yang dibudidayakan, serta tergantung pada lokasi dan perawatan.

Pemilihan lokasi kurang baik, misalnya kondisi perairan yang kurang subur, mudah dipengaruhi oleh perubahan musim atau dekat dengan sumber polusi akan berakibat pada kematian kerang mutiara. Selain itu jik perawatan atau pembersihan tidak maksimal juga akan berakibat pada kematian massal (Anggorowato, 2008).

Taylo, dkk (1996), juga mengemukakan bahwa organisme penempel bukan hanya sebagai parasit tetapi juga sebagai kompetitor terhadap makanan yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Hal ini senadah dengan pernyataan (Haws, 2002) keberadaan organime penempel mempengaruhi pertumbuhan dan pertahanan hidup kerang mutiara. Hal ini terjadi karena organisme yang menempel tersebut mempengaruhi jumlah dan komposisi mikroalga serta aliran arus yang melewati kerang mutiara sehingga terjadi

(21)

21 kompetisi ruang dan makanan (Gervis dan Sims, 1992). Jika kondisi ini berlangsung lama akan menyebabkan kematian.

Tehnik penanganan kerang mutiara harus dilakukan secara hati-hati dan diusahakan meminimalkan waktu ketika kerang mutiara tersebut berada diluar air, karena hal tersebut dapat menimbulkan tekanan (stres) hingga menyebabkan kematian (Haws dalam Anggorowati 2008).

(22)

22

III METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Penulisan Tugas Akhir ini berdasarkan hasil kegiatan pengalaman kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) yang dilaksanakan pada tanggal 09 Februari sapai 09 Mei 2015 di PT.

Autore Pearl culture (APC), Dusu Teluk Nare, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Peta lokasi PKPM dapat dilihat pada lampiran 1.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan pembesaran kerang mutira (Pinctada Maxima) dapat dilihat pada Tabel dan 2.

Tabel 1 Alat yang digunakan pada pembesaran kerang mutiara Nama Alat Spesifikasi Kegunaan

Speed boat Pk Sarana transfortasi di laut Mesin pompa air Myanmar Mmasukka air ke dalam bak

Waring bendera Waring 5 mm Wadah pemeliharaan kerang yang bersekat dan memiliki 64 sekatan

Batu pemberat 1 kg Sebagai pemberat waring bendera

Pisau silet Untuk memotong bysus kerang dari substrat

Pisau dapur Untuk membersihkan kerang

Bak fiber 200 x 100 cm Sebagai tempat penampungan, seleksi dan membersihkan kerang

Mesin semprot Myanmar Untuk membersihkan waring bendera, cover net dan pocket net

Rumah apung 6 x 6 m Tempat seleksi dan membersihkan kerang Pocket net 168 x 42 cm Wadah pemeliharaan kerang setelah waring

bendera

Cover net 1 mm, 6 mm Untuk membungkus pocket net dan kolektor

Kos tangan Melindungi tangan saat bekerja

Kawat pengikat 25 cm Untuk mengikat cover net 3.2.2 Bahan

Tabel 2 bahan yang digunakan pada pembesaran kerang mutiara Nama Bahan Satuan / Spesifikasi Kegunaan

Kerang mutiara 1 cm / Pinctada Organisme yang dibudidayakan

(23)

23 maxima

Garam Kg Untuk mematikan organisme

penempel

Air laut Untuk membersihkan kerang

3.3 Metode Pengumpulan Data 3.3.1 Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara ikut serta melaksanakan dan mengikuti serangkaian kegiatan pembesaran kerang mutiara sesuai dengan waktu pegawai perusahaan yang telah dijadwalkan

3.3.2 Data Sekunder

Data sekundar yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka dngan cara mengumpukan data dari berbagai literatur dan melakukan wawancara dengan pembimbing dan teknisi lapangan.

3.4 Metode Pelaksanaan 3.4.1 Seleksi

Seleksi yang dilkukan berupa seleksi ukuran kerang mutiara dapat dikelompokkan sesuai ukuran dan wadah yang digunakan disesuaikan dengan ukuran kerang mutiara yang akan dibudidayakan. Dalam proses pemeliharaan kerang mutiara seleksi dilakukan beberapa kali untuk menghasilkan kerang dewasa yang berukuran seragam dan siap untuk dioperasi.

Proses seleksi yang dilakukan berupa sleksi dari kolektor ke waring bendera ke pocket (42 dan 28) ke pocket 16. Kegiatan ini dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut :

Seleksi dari kolektor ke waring bendera

 Kolektor berisikan kerang diangkut dari jalut long line e ruah apung.

 Cover net dibuka dari kolektor yang berisikan kerang di masukkan ke dalam bak penampungan dengan kondisi air yang tersirkulasi. Anakan kerang pada kolektor dapat dilihat pada gambar 3.

(24)

24

 Kerang muda ukuran 1 cm dilepas dari kolektor dengan cara memotong bysusnya menggunakan pisau silet.

 Kerang yang diseleksi dimasukkan kedalam waring bendera.

 Waring bendera dipasangkan pemebrat dibagian susut bawah.

 Waring bendera yang berisikn kerang di angkut kejalur long line.

 Selanjutnya waring bendera diikat pada tali cang dengan simpul selapan.

Gambar 3 Anakan kerang pada kolektor

Seleksi dari waring bendera ke pocket net 42 dan 28

 Waring bendera diangkut dari jalur long line ke rumah apung.

 Pemberat bendera dilepas dan waring bendera dimasukkan ke dalam bak penampungan dengan kondisi air tersirkulasi.

 Kerang dikeluarkan dari kantong waring bendera dengan cara memotong bysusnya menggunakan pisau silet dan dibersihkan menggunakan pisau dapur.

 Kerang dikumpiulkan ke dalam bak seleksi dengan kondisi air tersirkulasi.

 Kerang diseleksi dan dikelompokkan antara kerang ukuran 3-4 cm dan 5-6 cm. Dapat dilihat pada gambar 4.

(25)

25

 Kerang ukuran 3-4 cm di masukkan ke dalam pocket net 42 dan ukuran 5-6 cm di masukkan ke dalam pocket net 28.

 Pocket net yang telah di isi kerang, selanjutnya dibungkus menggunakan cover net 6 mm.

 Bagian cover net yang terbukan dirapatkan menggunakan kawat pengikat.

 Pocket net diangkut ke jalur long line.

 Selanjutnya pocket net diikat pada tali cabang menggunakan simpul delapan.

Gambar 4 Kerang ukuran 3-4 cm

Seleksi dari pocket net 42 dan 28 ke pocket 16

 Pocket net diangkut dari jalur long line ke rumah apung.

 Cover net dilepas daripocket net dan pocket net dimasukkan ke dalam bak penampungan dengan kondisi air tersirkulasi.

 kerang dikeluarkan dari pocket net dengan cara dmemotong bysusnya menggunakan pisau silet dan dibersihkan menggunakan pisau dapur.

 Kerang dikumpulkan ke dalam bk seleksi dengan kondisi air tersirklasi.

 Kerang diseleksi dan dikelompokkan antara kerang ukuran 7 cmdan yang kurang dari 7 cm.

 Kerang ukuran 7 cm di masukkan ke dalam pocket net 16 dan apabila ada kerang dari 7 cm di masukkan kembalike dalam pocket 28.

(26)

26

 Pocket net yang telah diisi kerang. Selanjutnya dibungkus menggunakan cover net 6 mm.

 Bagian cover net yang terbuka dirapatkan menggunak kawat pengikat.

 Pocket net diangkut ke jalur long line.

 Selanjutnya pocket net diikat pada tai cabang menggunakan simpul delapan.

Gambar 5 Pemeliharaan pada waring bendera

3.4.2 Pemeliharaan Kerang Pada Waring Bendera

Pemeliharaan kerang mutiara pada waring bendera dilakukan menggunakan waring berdiameter 5 mm dengan pemberat yang diikat pada bagian sudut bawah waring bendera sebagai pemberat pada saat dilakukan pemeliharaan di jalur long line.

Kerang yang telah dipindahkan dari koleltor ke waring bendera yaitu kerang ukuran 1 cm dipelihara hingga kerang mencapi ukuran rata-rata3-6 cm yang nantinya akan diseleksi ke dalam pocket net 42 dan 28. Selama pemelihraan kerang pada waring bendera berlangsung, dilakukan pencucian atau pembersihan hama penempel atau lumut berupa penyemprotan dengan air berteknan menggunak mesin semprot yang bertujuan agar mata/lubang waring bendera tidak tertutup oleh hama penempel atau lumut. Pencucian dilakukan setelah -2 minggu warimg bendera berada dijalur long line dan dilakukan secara rutin karena diameter mata/lubang waring bendera kecil, yang menyebabkan organisme penempel dapat dengan

(27)

27 cepat menutupi mata/lubang waring. Pemeliharaan pada waring bendera dapat dilihat pada gambar 5.

3.4.3 Pemeliharaan Kerang Mutiara Pocket Net

Seiring denganbertambahnya ukuran kerang, maka wadah pmeliharaan yang digunakan harus lebih besar yang bertujuan untuk penjarangan dan lebih meningkatkan suplay makanan. Pemeliharaan kerang pada pocket terdiridari pocket net 42 dengan diameter 1.8 cm, pocket net 28 dengan diameter 1,8 cm dan pocket net 16 dengan diameter 3 cm, yang artinya satu buah pocket net terdapat 42, 28, dan 16 ekor kerang, selama pemeliharaan di pocket net berlangsung dilakukan pencucian pergantian waring. Pencucian yang dilakukan berupa penyemprotan menggunakan mesin semprot dan membersihkan kerang dari organisme penempel, pocket berisikan kerang dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6 Pemeliharaan pada; (a) Pocket net 42,(b) Pocnet net 28,(c) Pocket net16

3.4.4 Pencucian

 pocket net diangkut dari jalur long line menuju rumah apung

 Satu persatu pocket net dicuci menggunakan mesin semprot. Pencucian dapat dilihat pada gambar 7.

 Pocket bet yang disemprot, dilepas cover netnya.

(28)

28

 Pocket net di masukkan ke dalam bak penampungan dengan kondisi air tersirkulasi.

 Kerang dikeluarkan dari pocket net dengan cara memotong bysusnya.

 Kerang dikumpilkan ke dalam bak dan dibersihkan menggunakan pisau dapur dengan cara mengikis permukaan cangkang.

 Kerang yang telah dibersihkan dimasukkan ke dalam pocket net.

 Pocker net di pasangkan cover net dan dikembalikan ke jalur long line.

Gambar 7 Pencucian dengan mesin semprot

3.4.5 Parameter yang Diamati

Pengamatan kerang mutiara dilakukan pada saat pemeliharaan berlangsung sampai panen dan cara oenentuannya hanya dengan menghitung jumlah kerang yyang hidup dan yang mati pada saat dibersihkan dan dipisahkan berdasarkan ukurannya.

3.5 Analisa Data

Analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif kuantitatif. Data yang dianalisis berupa tingkat kelangsungan hidup (SR) dan tingkat kematian (MR) yang dihitung berdasarkan rumus (Effendi, 997).

𝐒𝐑 = 𝐍𝐭

𝐍𝐨 𝐗 𝟏𝟎𝟎% dan 𝐌𝐑 = 𝟏𝟎𝟎% − 𝑺𝑹

(29)

29 SR = Tingkat kelangsungan hidup kerang mutiara

MR = Tingkat kematian

Nt = Jumlah kerang yang hidup pada akhir pengamatan No = Jumlah kerang yang hidup pada awal pengamatan

Gambar

Gambar 1 Morfologi kerang mutiara (Pinctada maxima)
Gambar 2 Anatomi kerang mutiara (Pinctada maxima)
Gambar 3 Anakan kerang pada kolektor
Gambar 5 Pemeliharaan pada waring bendera
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian kerang mutiara yang dilakukan pada pertengahan bulan Oktober 2005 di Perairan Teluk Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat bertujuan untuk mengkaji kondisi parameter

lingkungan) yang belum sesuai standar atau target. 5) Manfaat pelayanan belum optimal (konektivitas, aksesibilitas, kapasitas). 6)Persaingan antarmoda yang kurang sehat. 7) Isu

House artinya rumah dan keeping ( to keep ) yang artinya memelihara , merawat, menjaga, Housekeeping dapat diartikan secara lengkap sebagai salah satu departemen yang

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pelaksanaan Evaluasi Tingkat Kepuasan terhadap Pelayanan

Penulis diberikan kesempatan oleh pihak pengelola Tebing Breksi untuk bertemu dengan Bapak Mohammad Haliem selaku Bagian Hukum, Humas, dan Informasi dari Tebing

Merupakan proses sosial yang melibatkan individu atau kelompok dalam mencapai keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu saat tertentu menjadi pusat

Pada situasi pembelajaran secara normal atau sebelum pandemi penilaian terkait dengan aspek spiritual yang merupakan bentuk dari visi yang dimiliki sekolah dilakukan

Aspek nilai, bahwa situs Kali Raja merupakan situs yang memiliki arti penting bagi sejarah terbentuknya Raja Ampat; aspek idiologi, bahwa situs ini sebagai gambaran jati diri