Pengaruh Tingkat Pengetahuan Pajak dan Penerapan E-Billing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Pare
Mutiara Rosyidah1*, Lik Anah2
1,2Program Studi Akuntansi-Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang Mutiara.rosyidah01@gmail.com
Abstract
This research is to know: (1) the effect of tax knowledge on taxpayer compliance of individual and corporate. (2) the effect of the application of E-Billing on taxpayer compliance of individuals and corporate. (3) the effect of tax knowledge and the application of E-Billing on taxpayer compliance of individuals and corporate. Population in this research is individual taxpayer and taxable income corporate (PKP) at Tax Office Pratama Pare. Sampling technique is by random sampling with a sample size of 110 respondents. This study uses primary data that is questionnaire. This research uses quantitative descriptive method with multiple regression analysis model. The results of this study indicate that: (1) The level of tax knowledge has a positive and significant impact on taxpayer compliance of individuals and corporate. (2) The application of E- Billing has a positive and significant impact on taxpayer compliance of individuals and corporate.(3) The level of tax knowledge and application of E-Billing has a positive and significant effect on taxpayer compliance of individuals and corporate.
Keywords: Level of tax knowledge; Application of E-Billing; Taxpayer Compliance of Individuals and Corporate.
Abstrak
Penelitian ini untuk mengetahui: (1) pengaruh tingkat pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan. (2) pengaruh penerapan E-Billing terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan. (3) pengaruh pengetahuan pajak dan penerapan E-Billing terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi dan badan penghasilan kena pajak (PKP) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pare. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 110 responden. Penelitian ini menggunakan data primer yaitu kuesioner. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan model analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Tingkat pengetahuan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan. (2) Penerapan E-Billing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan. (3) Tingkat pengetahuan pajak dan penerapan E-Billing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan.
Kata kunci: Tingkat pengetahuan pajak; Penerapan E-Billing; Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan.
https//ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas PENDAHULUAN
Menurut Wahyuni (2011:3) jumlah penerimaan pajak maupun pembayaran pajak yang setiap tahunnya bertambah merupakan harapan bagi pemerintah untuk suatu negara agar negara tersebut dapat berkembang. Penerimaan pajak penghasilan yang di pungut dari Pajak Penghasilan mempunyai peranan yang sangat penting karena semakin besar pajak penghasilan terutang semakin besar pula penerimaan negara dan dapat diartikan pula bahwa terjadinya peningkatan yang positif terhadap penghasilan masyarakat. Penerimaan pajak penghasilan yang besar dapat meningkatkan pendapatan negara karena sumber penerimaan negara terbesar adalah dari pemungutan pajak penghasilan dengan banyaknya wajib pajak membayarkan pajaknya maka semakin besar pula penerimaan pajak bagi negara untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Guna menunjang bertambahnya penerimaan pajak, seorang wajib pajak diharapkan dapat memahami dan mengetahui manfaat pajak yang dibayarkannya, jumlah pajak yang dibayarkan dan tarif pengenaan pajaknya, yang mana dalam hal ini berkaitan dengan pengetahuan pajak wajib pajak. Menurut Mulya (2012:15) dalam Caroko (2015:2) pengetahuan pajak merupakan sumber dari informasi perpajakan yang digunakan oleh wajib pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya dibidang perpajakan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dimana penelitian kuantitatif berupa angka- angka dan dianalisis dengan teknik statistik (Sugiyono, 2016:7). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yaitu penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi yang meliputi kegiatan penilaian sikap atau pendapat individu, organisasi,keadaan ataupun prosedur, tujuannya adalah menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan subjek yang diteliti (Sangadji, 2010:21).
Lokasi penelitian ini terdapat pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pare Kediri Jawa Timur.Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pare terletak di Jalan Hasanuddin no.16 Kediri 64122. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2017.
Populasi adalah wilayah
generalisasi terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan olehpeneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarikkesimpulannya. (Sugiyono, 2016:80). populasi yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian adalah wajib pajak orang pribadi dan badan yang terdaftar dan aktif di wilayah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pare sebanyak 105 wajib pajak orang pribadi penghasilan kena pajak(PKP) dan wajib pajak badan penghasilan kena pajak(PKP) sebanyak 717 sehingga total populasi sebanyak 822.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Teknik random sampling merupakan cara pengambilan sampel ketika sampel pertama ditentukan secara acak. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 110 wajib pajak orang pribadi dan badan penghasilan kena pajak(PKP).
Data primer diperoleh dari penyebaran kuisoner kepada wajib pajak orang pribadi dan badan yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pare. Data sekunder diperoleh melalui teknik dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan berbagai data-data kepustakaan, data tersebut dapat berasal dari buku, jurnal-jurnal dari perpustakaan, data dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pare, maupun artikel-artikel yang relevan dengan judul penelitian.
Instrumen Penelitian
Tabel 3.1 Instrumen penelitian
No Variabel Indikator No.soal
1. Tingkat Pengetahuan Pajak (X1)
(diadaptasi dari:
Widayati dan Nurlis, 2010)
Kepemilikan NPWP 1,2
Pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib pajak
3,4,5 Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan.
6,7 Pengetahuan dan pemahaman mengenai PTKP, PKP, dan tarif pajak.
8,9,10 Wajib pajak mengetahui dan memahami
peraturan perpajakan melalui sosialisasi yang dilakukan.
11,12,1 3 Wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui training perpajakan yang mereka ikuti.
14,15
2. Penerapan E-Billing (X2)
(diadaptasi dari:
Dirjen pajak
kementrian keuangan, 2016)
Kemudahan penggunaan E-Billing 1,2,3 Kecepatan penggunaan E-Billing 4,5 Keakuratan penggunaan E-Billing 6,7
https//ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS 23 for Windows pengujian normalitas data dapat dilihat pada grafik Normal P-P Plot of regression Standardized Residual
.
Gambar 4.1 grafik P-P Plot
Dari gambar grafik di atas dapat dilihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sehingga dari hipotesis tersebut H0 diterima yang berarti data berdistribusi normal.
Selain itu untuk menguji apakah sampel penelitian memiliki jenis distribusi data normal maka digunakan pengujian komogorof-smirof goodnes of fit test terhadap masing- masing variabel. Pengambilan keputusan tersebut adalah sebagai berikut:
3. Kepatuhan wajib pajak (Y) (diadaptasi
dari:Simanjuntak,Mu khlis, 2012:103)
Aspek ketepatan waktu 1,2
Aspek income atau penghasilan Wajib Pajak 3,4,5 Aspek law enforcement(pengenaan sanksi) 6,7
Tabel 4.1 Tabel NPar test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 110
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 2,31305255 Most Extreme Differences Absolute ,056
Positive ,056 Negative -,044
Test Statistic ,056
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan pada tabel diatas, dengan menggunakan koefisien Asymp. Sig (2 tailed) diketahui bahwa koefisien Asymp. Sig (2 tailed) semua variabel lebih dari 0,05 yaitu Asymp. Sig (2 tailed) untuk 0,200 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas, dengan menggunakan bantuan SPSS 23 for Windows diperoleh grafik uji heterokedastisitas sebagai berikut:
https//ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
Gambar 4.2 grafik scatterplot
Pada gambar grafik diatas menunjukkan tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat diketahui dengan uji VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Batas dari tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10 (Ghozali, 2017:103-104)
Tabel 4.2 Coefficient
Pada bagian Coefficients dapat dilihat bahwa besarnya VIF (1,205) tidak melebihi 10 dan besarnya Tolerance (0,830) lebih dari 0,1, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat multikolinieritas.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6,056 2,691 2,250 ,026
pengetahuan_paja
k ,212 ,041 ,417 5,193 ,000 ,830 1,205
penerapan_ebillin
g ,346 ,077 ,361 4,496 ,000 ,830 1,205
a. Dependent Variable: kepatuhan_wp
Uji Linieritas
Dalam Uji Linieritas dapat melihat nilai signifikansi, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan linier antara variabel X dengan variabel Y. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan linier antara variabel X dengan variabel Y.
1) Variabel tingkat pengetahuan pajak(X1) terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan(Y).
Tabel 4.3 ANOVA Table
Berdasarkan nilai signifikansi dari output diatas, diperoleh nilai signifikansi = 0,628 lebih besar dari 0,05 yang artinya terdapat hubungan linier secara signifikan antara variabel tingkat pengetahuan pajak(X1) dengan variabel kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan(Y).
2) Variabel penerapan E-Billing (X2) terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan(Y).
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
kepatuhan_wp * pengetahuan_paj ak
Between Groups
(Combined) 459,183 24 19,133 2,902 ,000 Linearity 326,349 1 326,349 49,492 ,000 Deviation from
Linearity 132,834 23 5,775 ,876 ,628
Within Groups 560,489 85 6,594
Total 1019,673 109
https//ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
Tabel 4.4 ANOVA Table
Berdasarkan nilai signifikansi dari output diatas, diperoleh nilai signifikansi = 0,927 lebih besar dari 0,05 yang artinya terdapat hubungan linier secara signifikan antara variabel penerapan E-Billing(X2) dengan variabel kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan (Y).
Uji Autokorelasi
Penelitian ini menggunkan uji autukorelasi dengan durbin watson. Uji durbin watson digunakan untuk autokorelasi tingkat satu.
Tabel 4.5 Model Summary ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
kepatuhan_wp * penerapan_ebilling
Between Groups
(Combine
d) 325,154 12 27,096 3,784 ,000
Linearity
289,520 1 289,520 40,43 6 ,000 Deviation
from Linearity
35,634 11 3,239 ,452 ,927
Within Groups 694,519 97 7,160
Total 1019,673 109
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 ,654a ,428 ,417 2,335 2,066
Berdasarkan output diatas nilai DW 2,066 dengan nilai signifikansi 5%. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 110 dan jumlah variabel independen ada 2 (K=2) = 2.110 maka diperoleh nilai du 1,726. Nilai DW 2,066 lebih besar dari batas atas (du) yakni 1,726 dan kurang dari (4-du) 4 - 1,726 = 2,274 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
Analisis Regresi Berganda
Variabel X1 dalam penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan pajak dan variabel X2 yaitu penerapan E-Billing, sedangkan variabel variabel Y adalah kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi SPSS 23for windows. Hasil uji regresi berganda dari data yang telah diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil analisis regresi berganda
Dari hasil analisis data di atas, maka dapat dibuat persamaan garis regresi sebagai berikut:
Y= α + b1X1 + b2X2 + e
= 6,056 + 0,212X1 + 0,346X2 + e Keterangan:
a. Predictors: (Constant), penerapan_ebilling, pengetahuan_pajak b. Dependent Variable: kepatuhan_wp
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6,056 2,691 2,250 ,026
pengetahuan_pajak ,212 ,041 ,417 5,193 ,000 ,830 1,205 penerapan_ebilling ,346 ,077 ,361 4,496 ,000 ,830 1,205 a. Dependent Variable: kepatuhan_wp
https//ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
Y : Kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan
α : Konstanta
B1, B2 : Koefisien Regresi
X1 : Tingkat pengetahuan pajak
X2 : Penerapan E-Billing
e : Faktor pengganggu di luar model regresi ini
Dari hasil persamaan uji regresi berganda di atas, mempunyai keterangan sebagai berikut:
a. Konstanta (a) bernilai sebesar 6,056 artinya apabila tingkat pengetahuan pajak dan penerapan E-Billing sama dengan nol, maka besarnya variabel kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan sebesar 6,056 dengan asumsi variabel lain tetap atau konstan.
b. Koefisien regresi tingkat pengetahuan pajak (β1) sebesar 0,212 artinya apabila variabel tingkat pengetahuan pajak meningkatsebesar 1 satuan maka variabel kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badanakan meningkat pula sebesar 0,212 satuan dengan asumsi variabel lain tetap atau konstan.
c.
Koefisien regresi variabel penerapan E-Billing (β2) sebesar 0,346 artinya apabila variabel penerapan E-Billing meningkat 1 satuan maka variabel kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan akan meningkat pula sebesar 0,346 satuan dengan asumsi variabel lain tetap atau konstan.Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Tabel 4.7 Model Summary
Berdasarkan tabel diatas nilai R Square (R2) atau besarnya sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 0,428. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 43% (pembulatan dari 42,8%) kepatuhan wajib pajak orang pribadi dipengaruhi oleh variabel pengetahuan pajak dan penerapan E-Billing, sedangkan sisanya sebesar 57%
dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel pengetahuan pajak dan penerapan E-Billing yang dianggap konstan atau tidak dikaji dalam penelitian ini.
Uji Hipotesis Uji Parsial (uji t)
Uji t adalah uji yang digunakan untuk pengujian variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan yaitu:
Ho: tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dan variabel independen Ha: ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dan variabel independen.
Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Namun jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,654a ,428 ,417 2,335
a. Predictors: (Constant), penerapan_ebilling, pengetahuan_pajak
https//ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
Tabel 4.8 Coefficients
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui:
thitung pada variabel tingkat pengetahuan pajak (X1) sebesar 5,193 dengan
signifikansi 0,000. Maka t hitunglebih dari t tabel (5,193>1,659) dan besarnya probabilitas (Sig.) 0,000 kurang dari 0,05. Sehingga H0 ditolak dan koefisien regresi signifikan.
thitung pada variabel penerapan E-Billing (X2) sebesar 4,496 dengan signifikansi 0,000. Maka thitung lebih dari ttabel (4,496>1,659) dan besarnya probabilitas (Sig.) 0,000 kurang dari 0,05. Sehingga H0 ditolak dan koefisien regresi signifikan.Uji Simultan (uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen, menggunakan bantuan program SPSS 23 for windows:
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standard ized Coefficie nts
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Toleran
ce VIF
1 (Constant) 6,056 2,691 2,250 ,026 pengetahuan_paja
k ,212 ,041 ,417 5,193 ,000 ,830 1,205
penerapan_ebillin
g ,346 ,077 ,361 4,496 ,000 ,830 1,205
a. Dependent Variable: kepatuhan_wp
Tabel 4.9 ANOVA
Dari data di atas diketahui Fhitung sebesar 40,044 dengan signifikansi 0,000. oleh karena probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05 atau (0,000 < 0,05) dan Fhitung lebih dari
Ftabel (40,044> 3,08) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang
simultan dan signifikan antara tingkat pengetahuan pajak dan penerapan E-Billing terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan.
Pengaruh Tingkat Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan
Pengetahuan perpajakan adalah proses dimana wajib pajak mengetahui tentang perpajakan dan mengaplikasikan pengetahuan itu untuk membayar pajak. Menurut Carolina (2009:7) dalam Caroko (2015:3) pengetahuan pajak merupakan informasi pajak yang didapatkan wajib pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, serta untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya dibidang perpajakan.
Berdasarkan analisis data melalui uji t bahwa variabel tingkat pengetahuan pajak (X1) sebesar 5,193 dengan signifikansi 0,000. Maka t hitung lebih dari t tabel (5,193>1,659) dan besarnya probabilitas (Sig.) 0,000 kurang dari 0,05. Sehingga H0 ditolak dan koefisien regresi signifikan.
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 436,500 2 218,250 40,044 ,000b
Residual 583,173 107 5,450
Total 1019,673 109
a. Dependent Variable: kepatuhan_wp
b. Predictors: (Constant), penerapan_ebilling, pengetahuan_pajak
https//ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
Dalam penelitian ini diketahui bahwa tingkat pengetahuan pajak yang tinggi disebabkan karena wajib pajak patuh dalam melakukan kewajiban pajaknya. Hal ini menunjukkan bahwa wajib pajakmengetahui tentang perpajakan dan mengaplikasikan pengetahuan itu untuk membayar pajak. Pengetahuan pajak sebagai informasi yang di dapat oleh wajib pajak dan digunakan oleh wajib pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk melakukan hak dan kewajiban wajib pajak dalam bidang perpajakan dan dengan pengetahuan ini maka wajib pajak menjadi semakin patuh dalam melakukan kewajibannya sebagai wajib pajak.
Hasil temuan penelitian ini didukung oleh pendapat bahwa ada berpengaruh positif dan signifikan antara pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak di kantor pelayanan pajak pratama malang utara (Mir’atusholihah, 2014:7)
Pengaruh Penerapan E-Billing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan
Pemenuhan kewajiban perpajakan saat ini dimudahkan dengan memanfaatkan fasilitas- fasilitas elektronik yang telah disediakan Direktorat Jenderal Pajak. Salah satu fasilitas tersebut adalah E-Billing. Sistem pembayaran elektronik (Billing System) berbasis MPN- G2 yang memfasilitasi wajib pajak untuk membayarkan pajaknya dengan lebih mudah, lebih cepat dan lebih akurat, Metode pembayaran pajak secara elektronik menggunakan Kode Billing. Kode Billing sendiri adalah kode identifikasi yang diterbitkan melalui sistem Billing atas suatu jenis pembayaran atau setoran pajak yang akan dilakukan wajib pajak. Sistem yang menerbitkan Kode Billing untuk pembayaran atau penyetoran penerimaan negara secara elektronik, tanpa perlu membuat Surat Setoran (SSP, SSBP, SSPB) manual, yang digunakan E-Billing Direktorat Jenderal Pajak (pajak,2016).
Berdasarkan analisis data melalui uji t bahwa variabel penerapan E-Billing (X2) sebesar 4,496 dengan signifikansi 0,000. Maka thitung lebih dari ttabel (4,496>1,659) dan besarnya probabilitas (Sig.) 0,000 kurang dari 0,05. Sehingga H0 ditolak dan koefisien regresi signifikan.
Adanya E-Billing wajib pajak dapat lebih mudah dalam pemenuhan kewajiban perpajakan. Pembayaran secara elektronik membuat wajib pajak lebih cepat dalam melakukan transaksi pembayaran karena pembayaran pajak bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Sistem E-Billing akan membimbing wajib pajak dalam pengisian SSP(Surat Setoran Pajak) elektronik dengan tepat dan benar sesuai dengan transaksi
perpajakan wajib pajak dengan begitu maka tingkat kesalahan dalam pengisian dapat dihindari.
Pengaruh Tingkat Pengetahuan Pajak dan Penerapan E-Billing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan
Berdasarkan pengujian hipotesis melalui uji F dengan bantuan SPSS 23 for Windows, diketahui hasilnya sebesar 40,044 dengan signifikansi 0,000. oleh karena probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05 atau (0,000 < 0,05) dan Fhitung lebih dari Ftabel
(40,044> 3,08) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang simultan dan signifikan antara tingkat pengetahuan pajak dan penerapan E-Billing terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kristanty (2015:10) yang menunjukkan variabel pengetahuan Wajib Pajak memiliki pengaruh paling dominanterhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang yaitu sebesar 40,8%.
Penelitian lainnya oleh Pratami (2017) yang menunjukkan bahwa E-Billing berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak diKantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Singaraja.
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dari data-data yang telah diolah maka dapat disimpulkan secara garis besar: Yang pertama tingkat pengetahuan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan. Hal ini berarti ketika tingkat pengetahuan pajak tinggi maka tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan juga tinggi. Yang kedua Penerapan E-Billing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan. Hal ini berarti ketika penerapan E-Billing tinggi maka tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan juga tinggi. Yang terakhir Tingkat pengetahuan pajak dan penerapan E-Billing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan. Hal ini berarti ketika tingkat pengetahuan pajak dan penerapan E-Billing tinggi maka tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan badan juga tinggi.
https//ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas DAFTAR PUSTAKA
Caroko, Bayu Dkk. 2015. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap Motivasi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Membayar Pajak. Vol 4, No 1 (2015) Jurnal Universitas Brawijaya.
Febriansyah, Angky. 2015. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi PadaKpp Pratama Bandung Cicadas. Jurnal Riset Akuntansi – Volume VII / No.2 / Oktober 2015.
hal.37
Hilgert, M, Hogart , J & Beverly, S, 2003. Household financial management :The Fajarwati, Riska Noer dkk. 2014. Analisis Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak Sebelum dan Sesudah Penerapan Modernisasi Administrasi Perpajakan
(Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama se Malang Raya). Jurnal Universitas Brawijaya Malang Vol 2 No.1. hal:5
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 23.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Husnurrosyidah, Suhadi. 2017. Pengaruh E-Filing, e-Billing dan e-Faktur Terhadap Kepatuhan Pajak pada BMT Se-Kabupaten Kudus. Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan. Volome 1, Nomor 1, Maret 2017, Hlm. 97-106
Kundalini, Pertiwi. 2015. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan PelayananPegawai Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak PadaKantor Pelayanan Pajak PratamaKabupaten Temanggung Tahun 2015. Skripsi (S1), Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta
Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2009. Yogyakarta:ANDI
Mir’atusholihah, Kumadji Dkk. 2014. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan Fiskus Dan Tarif Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak(Studi Pada Wajib Pajak Umkm Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara) Vol 3, No 1 (2014) Jurnal Universitas Brawijaya
Pajak. 2017. E-Billing. (http://www.pajak.go.id/e-billing) diakses tanggal 01 April 2017.
Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-41/PJ/2015 tentang sistem e-billing.
(http://www.pajak.go.id/content/peraturan-dirjen-pajak-nomor41pj2015). Diakses tanggal 08 April 2017.
Pratami, Wahyuni dkk. 2017. Pengaruh Penerapan E-System Perpajakan TerhadapTingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi DalamMembayar Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (Kpp)Pratama Singaraja. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan GaneshaJurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017).
Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan Sekretariatan Negara Jakarta.
www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2007/28Tahun2007UUPenj.pd.Diakses tanggal 08 April 2017.
Sangadji, Etta dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta.
Siti Resmi. 2017. Perpajakan Teori & Kasus. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung.
Wahyuni, Made Arie. 2011. Tax Evasion : Dampak Dari Self Assesment System. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika, 1(1), hal.3.
Waluyo. 2014. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Wulandari, Rizki. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Penghasilan Pada Kpp Pratama. Perbanas Review Vol. 1(1): Hal.87-88.
Wulandari, Tuti. 2015. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Kesadaran Wajib Pajak Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan).Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015.
Yusnidar, Johan dkk. 2015. Pengaruh Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Melakukan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (Studi Pada Wajib Pajak Pbb-P2 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang).Jurnal Perpajakan (JEJAK) | Vol. 1 No. 1: hal.3.