• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Skripsi. Oleh Nabella Intan Pertiwi NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Skripsi. Oleh Nabella Intan Pertiwi NIM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA LEMBAGA DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA

TUTOR DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) ALFABANK SEMARANG DAN YOGYAKARTA

Jurnal Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nabella Intan Pertiwi NIM. 11102241003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)

Korelasi Persepsi Gaya …. (Nabella Intan Pertiwi) 1

KORELASI

PERSEPSI

GAYA

KEPEMIMPINAN

SITUASIONAL KEPALA LEMBAGA DAN MOTIVASI KERJA

DENGAN KINERJA TUTOR DI LEMBAGA KURSUS DAN

PELATIHAN

(LKP)

ALFABANK

SEMARANG

DAN

YOGYAKARTA

THE CORRELATION PERCEPTION BETWEEN SITUATIONAL LEADERSHIP STYLE OF HEAD INSTITUTION AND WORK MOTIVATION WITH TUTOR PERFORMANCE IN THE INSTITUTE COURSE AND STUDY (LKP) ALFABANK SEMARANG AND YOGYAKARTA.

Oleh: Nabella Intan Pertiwi, Pendidikan Luar Sekolah [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) korelasi persepsi gaya kepemimpinan situasional kepala lembaga dengan kinerja tutor, (2) korelasi motivasi kerja dengan kinerja tutor, dan (3) korelasi persepsi gaya kepemimpinan situasional kepala lembaga dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja tutor di Lembaga Kursus dan penelitian (LKP) Alfabank Semarang dan Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh tutor di Lembaga Kursus dan penelitian (LKP) Alfabank Semarang dan Yogyakarta sejumlah 30 orang dengan teknik sampling jenuh. Teknik pengumpulan data untuk variabel persepsi gaya kepemimpinan situasional kepala lembaga, motivasi kerja dan kinerja tutor menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif data untuk mengetahui gambaran variabel, uji persyaratan analisis, dan uji hipotesis meliputi uji korelasi tunggal serta korelasi ganda untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel persepsi gaya kepemimpinan situasional kepala lembaga dengan kinerja tutor di LKP Alfabank, menghasilkan nilai r hitung lebih besar daripada r tabel (0,520 > 0,361) pada taraf signifikansi 5%, (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel motivasi kerja dengan kinerja tutor di LKP Alfabank, menghasilkan nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,692 > 0,361) pada taraf signifikansi 5%, dan (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel gaya kepemimpinan kepala lembaga dan motivasi kerja dengan kinerja tutor di LKP Alfabank dengan nilai R hitung lebih besar dari R tabel (0,696 > 0,361), f hitung lebih besar dari f tabel (12,699 > 3,34) dengan N = 30 pada taraf signifikansi 5%.

Kata kunci : Persepsi Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Lembaga, Motivasi Kerja, dan Kinerja Tutor.

(4)

2 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Tahun 2015

Abstract

This research aims to determine (1) the correlation between perception situational leadership style of the head institution with tutor performance, (2) the correlation between work motivation with tutor performance, and (3) the correlation between perception situational leadership style of the head institution and work motivation with tutor performance in the Institute Course and Study (LKP) Alfabank Semarang and Yogyakarta.

This research is a correlation-quantitative. The study population was all of tutor in the course and research institution (LKP) Alfabank Semarang and Yogyakarta, a number of 30 people with saturated sampling technique. Data collection techniques for leadership style of the head institution variabel, work motivation and tutors performance using questionnaires and documentation. Data analysis techniques in this research using descriptive analysis of data to describe the variables, test requirements analysis, and hypothesis test includes single correlation test and double correlation to determine the relationship between independent variables and dependent variable.

The findings of this research showed that (1) there is a positive and significant correlation between perception situational leadership style of the head institution's variabel and tutor performance in LKP Alfabank, produces r count value greater than r table (0.520> 0.361) at the significance level of 5%, (2) there is a positive and significant correlation between work motivation and tutor performance in LKP Alfabank, produces r count value greater than r table (0,692> 0,361) at the significance level of 5%, and (3) there is a positive and significant correlation between perception situational leadership style of the head of institution variabel and work motivation with tutor performance in LKP Alfabank performance with R count value greater than R table (0.696> 0.361), f count larger than f table (12.699> 3.35) with N = 30 at the 5% significance level.

Keywords: Leadership Style of the Head of Institution, Work Motivation and tutor Performance.

(5)

3 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Tahun 2015

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman yang semakin modern ini menuntut sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia yang salah

satunya melalui kegiatan

pembelajaran. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dilaksanakan melaui tiga jalur yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya (UU RI No.20 Tahun 2003 pasal 13).

Semua jalur pendidikan di Indonesia dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Demikian pula dengan pendidikan nonformal, pendidikan ini diselenggarakan dengan fungsi sebagai pengganti, penambah, atau

pelengkap guna mendukung

pendidikan sepanjang hayat (long life education). Salah satu satuan pendidikan nonformal adalah kursus dan pelatihan. Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (UU RI No.20 pasal 26 ayat 5 tahun 2003).

Lembaga Kursus dan

Pelatihan (LKP) di Indonesia menjadi salah satu fenomena yang menarik bagi dunia pendidikan saat ini. Keberadaan kursus dan pelatihan sudah banyak terdapat di wilayah

Indonesia. Namun pada

kenyataannya, masih terdapat beberapa LKP di Indonesia yang tidak memiliki izin operasi atau

kadaluwarsa tetapi masih

menjalankan kegiatan kursusnya. Misalnya di Provinsi Jawa Tengah terdapat 515 dari 1.238 LKP belum memiliki izin penyelenggaraan, kemudian di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 39 dari 212 LKP juga belum memiliki izin penyelenggaraan (http://kemdikbud. go.id/kemdikbud). Dalam hal ini, kepala lembaga berarti belum sepenuhnya menjadi sumber daya manusia yang bertanggung jawab terhadap operasional kerja LKP.

Salah satu Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang berada di Indonesia adalah LKP Alfabank, yang berlokasi di Semarang (utama) dan Yogyakarta (cabang). Berdasarkan observasi pra penelitian yang dilakukan di LKP Alfabank, gaya kepemimpinan sentralisasi masih diterapkan dalam lembaga ini. Pihak lembaga di bawah pimpinan kepala

(6)

4 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Tahun 2015

lembaganya memberikan aturan bahwa diberikannya cuti bagi karyawan H-5 dan tutor belajar pada saat H-7 sebelum hari raya Idul fitri. Padahal beberapa tutor di sana juga ada yang merangkap sebagai karyawan. Perbedaan kebutuhan dan keinginan membuat tutor menjadi kurang respect terhadap kebijakan yang ditetapkan sehingga kinerja tutor menjadi kurang maksimal. Kondisi ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Handaru dan Muna (2012), bahwa klim organisasi terkait erat dengan proses menciptakan lingkungan kerja yang kondusif sehingga dapat tercipta hubungan dan kerja sama yang harmonis diantara seluruh anggota organisasi. Iklim organisasi yang harmonis dapat mewujudkan kinerja yang lebih baik pada diri karyawan dan tutor.

Di LPK Alfabank, motivasi kerja tutor masih belum tinggi hal ini

dibuktikan dengan adanya

pemberlakuan punishment berupa teknik teguran yang digunakan untuk menangani tutor yang bermasalah, misalnya tidak berangkat mengajar dan datang terlambat.

Tutor di LKP Alfabank sebagian besar berasal dari tenaga akademisi yang bekerja freelance, karena kebanyakan memiliki pekerjaan tetap sebagai dosen di perguruan tinggi atau universitas dan praktisi profesional. Beberapa tutor di

sana memilih off atau keluar dari lembaga karena memiliki kesibukan yang lebih dalam pekerjaan utamanya. Dorongan ini dapat terjadi karena pendapatan pekerjaan utamanya lebih menjamin untuk memenuhi kebutuhannya. Belum lagi jadwal kegiatan kursus dan pelatihannya disesuaikan juga dengan permintaan dari warga belajar, sehingga harus mempertimbangkan dengan kesibukan lain yang dimiliki. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti ingin mengkaji tentang ”Korelasi Persepsi Gaya kepemimpinan Situasional Kepala Lembaga dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Tutor di Lembaga Kursus dan Penelitian (LKP) Alfabank Semarang dan Yogyakarta”. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode korelasional.

Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Alfabank Semarang dan Yogyakarta. Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2015 sampai April 2015.

Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tutor LKP Alfabank

(7)

5 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Tahun 2015

yaitu 21 orang dari Semarang dan 9 orang dari Yogyakarta. Teknik sampling yang digunakan sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2010: 124), sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau di mana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Prosedur

Penelitian dilakukan dengan observasi awal mengenai gaya kepemimpinan kepala lembaga, motivasi kerja dan kinerja tutor di LKP Alfabank Semarang dan Yogyakarta. Kemudian setelah proposal selesai dilanjutkan dengan pembuatan instrumen penelitian berupa angket. Kemudian dilakukan uji validitas isi dan reliabilitas. Setelah sesuai, peneliti selanjutnya mengambil data atau informasi ke subyek penelitian dengan sampling jenuh, dan dimulailah pengumpulan data dengan metode angket dan dokumentasi. Datahasil angket kemudian diolah menggunakan teknik analisis data berupa analisis deskriptif, uji prasyarat analisis, dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0 for windows.

Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2010: 306), instrumen penelitian berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya. Instrumen dalam penelitian ini berupa angket. Dalam membuat angket, terlebih dahulu peneliti membuat indikator dan kisi-kisi instrument yang selanjutnya diuji validitas isi dan reliabilitas.

Gaya kepemipinan kepala lembaga menggunakan model kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanhard dengan indikator gaya kepemimpinan telling yaitu cara mengatakan atau memerintah bawahaan, selling yaitu cara menawarkan keputusan kepada bawahan, participating yaitu cara mengikutsertakan bawahan, dan deligating yaitu cara pendelegasian wewenang yang berorientasi pada perilaku tugas dan perilaku hubungan (pimpinan-anggota).

Motivasi kerja tutor adalah suatu dorongan, penggerak yang mengarahkan dan menggerakan perilaku tutor yang mengacu teori kebutuhan Maslow dengan indikator yang meliputi kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa memiliki, akan harga diri, dan mengaktualisasikan diri.

(8)

6 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Tahun 2015

Kinerja tutor adalah hasil kerja yang telah dicapai oleh tutor dalam suatu lembaga untuk mencapai tujuan berdasar standarisasi atau ukuran dan waktu sesuai dengan norma dan etika yang telah ditetapkan. Indikator hasil kerja tersebut ditunjukan melalui kualitas kerja, kuantitas kerja, tanggung jawab, kerjasama, disiplin, dan watak kepribadian.

Teknik pengumpulan data

menggunakan angket dan

dokumentasi. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi, 2010:194). Angket berisikan pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai dua variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan kepala lembaga dan motivasi kerja tutor, dan satu variabel terikat yaitu kinerja tutor.

Di dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Suharsimi, 2010: 192). Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengetahui profil kedua lembaga tersebut.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif data untuk mengetahui gambaran variabel meliputi jumlah kelas interval, rentang data, panjang kelas, mean, modus, median, dan standar deviasi. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinieritas. Uji hipotesis meliputi korelasi tunggal dan korelasi prediktor ganda untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN Hasil Penelitian

1. Korelasi Gaya Kepemimpinan Kepala Lembaga dengan Kinerja Tutor

Uji hipotesis pertama diketahui bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara gaya kepemimipinan kepala lembaga dengan kinerja tutor di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Alfabank Semarang dan Yogyakarta karena Rhitung (0,520) lebih besar dari harga Rtabel (0,361), nilai signifikasi lebih kecil daripada α (Sig. ≤ α ), yaitu 0,002 ≤ 0,05 dengan taraf signifikansi 5% dan N=30.

(9)

7 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Tahun 2015

2. Korelasi Motivasi Kerja dengan Kinerja Tutor

Uji hipotesis kedua diketahui bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja tutor di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Alfabank Semarang dan Yogyakarta karena menghasilkan Rhitung (0,692) lebih besar dari harga Rtabel (0,361), nilai signifikasi lebih kecil daripada α (Sig. ≤ α ), yaitu 0,000 ≤ 0,05 dengan taraf signifikansi 5% dan N=30.

3. Korelasi Gaya Kepemimpinan Kepala Lembaga dan Motivasi kerja dengan Kinerja Tutor

Uji hipotesis ketiga diketahui bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara gaya kepemimipinan kepala lembaga dan motivasi kerja dengan kinerja tutor di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Alfabank Semarang dan Yogyakarta karena Rhitung lebih besar dari Rtabel (0,696 > 0,361), Fhitung lebih besar dari Ftabel (12,699 > 3,35) dengan N = 30 pada taraf signifikansi 5%.

Pembahasan

1. Korelasi Gaya Kepemimpinan Kepala Lembaga dengan Kinerja Tutor

Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hadari (2006: 115), yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan

perilaku para

anggota/bawahannya. Menurut Hadari (2006: 92), tidak mungkin setiap organisasi hanya dipimpin dengan perilaku atau gaya kepemimpinan tunggal. Hal ini karena situasi anggota/ bawahannya tidaklah sama kepribadian, latar belakang, tingkat kecerdasan, dan lain-lain. Organisasi yang efektif tidak terlepas dari adanya kinerja anggota/bawahan. . Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang didapatkan di lapangan bahwa gaya kepemimpinan yang baik akan memacu kinerja tutor menjadi lebih baik..

2. Korelasi Motivasi Kerja dengan Kinerja Tutor

Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Pandji Anorga (2006: 35) mendefinisikan bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat

(10)

8 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Tahun 2015

atau dorongan kerja. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja yang tinggi secara intern maupun ekstern dari para anggota/bawahannya akan menghasilkan kinerja yang baik pula. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang didapatkan di lapangan bahwa motivasi kerja tutor yang baik akan memacu kinerjanya sehingga menjadi semakin baik juga.

3. Korelasi Gaya Kepemimpinan Kepala Lembaga dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Tutor

Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja adalah gaya kepemimpinan (secara organisasi) dan motivasi kerja (secara psikologis). Jadi dapat

disimpulkan bahwa

kepemimpinan kepala lembaga yang memperhatikan kepentingan anggota/bawahannya akan dapat meningkatkan motivasi kerja. Dengan motivasi kerja yang tinggi, anggota/bawahan diharapkan mampu bekerja dengan baik sehingga kinerja yang dihasilkan akan lebih baik. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang didapatkan di

lapangan bahwa gaya

kepemimpinan yang baik akan memacu kinerja tutor menjadi semakin baik juga, serta motivasi

kerja yang baik juga akan memacu kinerja tutor menjadi semakin baik juga.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1. Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala lembaga dengan kinerja tutor di Lembaga Kursus dan Penelitian (LKP)

Alfabank Semarang dan

Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dianalisis menghasilkan Rhitung (0,520) lebih besar dari harga Rtabel (0,361) dengan taraf signifikansi 5% dan N=30.

2. Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja tutor di Lembaga Kursus dan Penelitian (LKP) Alfabank Semarang dan Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dianalisis menghasilkan Rhitung (0,692) lebih besar dari harga Rtabel (0,361) dengan taraf signifikansi 5% dan N=30.

3. Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala lembaga dan motivasi kerja dengan kinerja tutor di Lembaga Kursus dan Penelitian (LKP) Alfabank Semarang dan Yogyakarta. Namun hasil dari gaya kepemimpinan kepala lembaga lebih kecil daripada motivasi

(11)

9 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Tahun 2015

kerja, dengan demikian perlu adanya penyesuaian gaya kepemimpinan kepala lembaga terhadap situasi dan kondisi yang dialami tutor, sehingga apabila

semakin baik gaya

kepemimpinan yang diterapkan untuk memimpin dan mengelola, maka kinerja yang dihasilkan tutor juga menjadi semakin baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil uji korelasi ganda yang

dalam perhitungannya

menggunakan program SPSS 17.00 for Windows diperoleh koefisien korelasi (R) 0,696 atau R2=48,5% dan nilai Fhitung sebesar 12,699 jika dibandingkan dengan nilai Ftabel 3,34 pada taraf signifikansi 5% dan db 2/27, maka nilai Fhitung > Ftabel (12,699 > 3,34).

Saran

Saran yang diajukan oleh peneliti adalah kepala lembaga hendaknya lebih intensif dalam

menyikapi dan memberikan

pembinaan kepada tutor,

meningkatkan kualitas dalam kepemimpinannya , karena tinggi rendahnya kinerja tutor berakibat pada pencapaian tujuan LKP. Sedangkan tutor hendaknya selalu menciptakan kondisi kerja yang kondusif dengan saling menghargai sesama rekan, serta mau menerima dan tidak segan memberikan masukkan kepada kepala lembaga.

DAFTAR PUSTAKA

Hadari Nawawi. (2006).

Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Handaru dan Muna. (2012). Pengaruh

Kepuasan Gaji dan Komitmen Organisasi terhadap Intensi Turnover pada Divsi PT Jamasostek. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia. UNJ.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Jumlah Lembaga Kursus dan Pelatihan.

Diakses melalui

http://kemdikbud.go.id/kemdikb ud/ pada Hari Selasa, tanggal 11 November 2014 jam 15.59 WIB.

Pandji Anorga (2006). Psikologi Kerja. Jakarta: Rieneka Cipta.ldm.mfb

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Fknbfnbfnkfndlknfknblksnlgkdnsilfja rorpojfklsdgkdsjgldsjgd,vnxm,

Referensi

Dokumen terkait

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA SMK MELALUI PEMANFAATAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBENTUK GAME DALAM INQUIRY TRAINING MODEL.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Mansfield, N., “Practical TCP/IP, Mendesain, Menggunakan dan Troubleshooting Jaringan TCP/IP di Linux dan Windows” , Andi, Yogyakarta.. Purwanto, E., “ IP Camera Menggunakan

Faktor konsumsi makanan dapat diukur dari mutu makanan, sedangkan konsumsi makanan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak langsung terhadap status gizi

Metode Penelitian yang digunakan adalah analisis eksploratif dengan tujuan menjadikan topik baru lebih dikenal oleh masyarakat luas, mendeskripsikan sikap atau jawaban responden

Mampu untuk membangkitkan teknis anggota untuk menghasilkan yang terbaik..

Masih kisaran seperti itu yang masih kita lakukan, karena saya pikir, kalau saja setiap keluarga mau, nggak usah ada formal-formal, kuncinya ada di keluarga semua, ini

Judul Skripsi : ANALISIS PENGARUH FAKTOR MOTIVASI ERG (EXISTENCE, RELATEDNESS, GROWTH) TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Aparat Pemerintahan Di Kecamatan

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN, TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM, RETURN SAHAM, DAN LIKUIDITAS SAHAM PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DAN YANG TIDAK PADA PERUSAHAAN