• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kilas AGRIFO. Penanggung Jawab. Ketua Dewan Editor. Sekretaris Dewan Editor. Dewan Editor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kilas AGRIFO. Penanggung Jawab. Ketua Dewan Editor. Sekretaris Dewan Editor. Dewan Editor"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Jurnal Agrifo ini adalah jurnal ilmiah berkala bidang agribisnis dan sosial ekonomi pertanian di Indonesia. Jurnal ini merupakan media penyebarluasan informasi hasil pemikiran dan penelitian dari dosen, peneliti, dan praktisi yang berminat untuk kemajuan agribisnis dan sosial ekonomi pertanian.

Lingkup artikel dalam jurnal ini memfokuskan pada kajian agribisnis dari pendekatan makro meliputi aspek sosial ekonomi pertanian sebagai suatu sistem yang komprehensif dan terintegrasi mulai dari kajian subsistem up-stream, subsistem on- farm, subsistem down-stream, dan subsistem penunjang serta dampak interelasinya dengan kebijakan pemerintah, perekonomian internasional dan kapitalisasi sumberdaya lahan, petani, dan masyarakat. Adapun dari pendekatan mikro meliputi kajian persoalan- persoalan dalam pengembangan usaha di bidang agribisnis (finansial, kebijakan usaha, dan aspek teknis fungsional). Diharapkan jurnal ini dapat membantu para praktisi agribisnis, pengambil kebijakan, dosen, mahasiswa, dan pihak lainnya untuk lebih memahami situasi dan kondisi agribisnis dan ekonomi pertanian Indonesia, dan dapat mengambil manfaat bagi pengembangan agribisnis dan sosial ekonomi pertanian Indonesia khususnya dan umumnya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas malikussaleh.

Redaktur tidak bertanggungjawab atas pandangan, pendapat maupun hasil penelitian yang disampaikan oleh para penulis artikel dalam jurnal ini.

Kami mengucapkan selamat membaca dan semoga publikasi ini dapat turut menjadi sumbangsih bagi kemajuan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan kemajuan bangsa pada khususnya

Kilas AGRIFO

Dr. Ir. Mawardati, M.Si (Dekan Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh,Aceh, Indonesia)

Riyandhi Praza, S.P., M.Si ( Universitas Malikussaleh, Aceh, Indonesia)

Martina, S.P., M.Si

(Universitas Malikussaleh, Aceh, Indonesia)

Dr. Suryadi, S.P., M.P (Universitas Malikussaleh, Aceh, Indonesia)

Dr. Ir. Dompak MT Napitupulu, M.Sc (Universitas Jambi, Indonesia) Dr. Sofyan, M.Agric, Sc (Universitas Syiah Kuala, Aceh, Indonesia)

Ir. Diana Khalil, M.Si., Phd (Universitas Sumatera Utara, Indonesia)

Muhammad Authar ND, S.P., M.P (Universitas Malikussaleh, Aceh, Indonesia)

Fadli, S.P., M.Si (Universitas Malikussaleh, Aceh, Indonesia)

Ir. Murdani, M.P (Universitas Malikussaleh, Aceh, Indonesia)

Penanggung Jawab

Ketua Dewan Editor

Dewan Editor

Sekretaris Dewan Editor

(4)

Prof. Dr. Helmi, M.Sc (Universitas Andalas padang, Indonesia) Prof. Dr. Zulkifli Alamsyah, M.Sc (Universitas Jambi, Indonesia)

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S (Universitas Lampung, Indonesia)

Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, M.S (Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Indonesia)

Dr. Ratri Candrasari, M.Pd Nurasih Shamadiyah, S.Ant., M.Sc

Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh. Jln. Cot Teungku Nie Reuleut Aceh Utara. Provinsi Aceh. Kode Pos: 24351

Telp: +62-645-41373 Fax: +62-645-59089

Website: http://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrifo e-mail: agrifo@unimal.ac.id

AGRIFO hanya menerima artikel yang dikirimkan secara online via website

Reviewer

Editor Teknis

Sekretariat

(5)

DAFTAR ISI

Rusmini

Analisis Perubahan Luas Lahan Sawah Berkaitan dengan Kebutuhan

Luas Lahan Sawah di Kabupaten Aceh Besar ____________________ 1

Cut Putri Handayani, Suyanti Kasimin, Fajri

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi dan Keberhasilan Program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) di Kabupaten

Aceh Besar ___________________________________________________ 7 Hotden L. Nainggolan, Elisabeth Sri Pujiastuti

Model Pengembangan Agribisnis Ubi Kayu untuk Mendukung Peningkatan Pendapatan Petani di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang __________________________________________________ 14 Masyitah, Agussabti, Suyanti Kasimin

Tingkat Adopsi Petani terhadap Benih Unggul Padi Sawah di

Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh ______________________________ 27 Murtadha, Ismayani, Safrida

Analisis Produksi dan Pendapatan Sebelum dan Sesudah Penggunaan

Combine Harvester di Kabupaten Pidie Jaya _________________________ 33 Shafwan Fahmi, Safrida, Suyanti Kasimin

Analisis Suplai Beras dan Proyeksinya di Provinsi Aceh _______________ 41 Rahmat Suryanto Pirngadi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Petani dalam Membayar

Jasa Lingkungan Air Padi Sawah __________________________________ 52 Sri Mulyani SHP, Fajri, Suyanti Kasimin

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Teknologi Panen dan Dampaknya terhadap Pendapatan Usahatani Padi di Kabupaten Aceh

Besar ________________________________________________________ 58 Vivi Suwanti, Suyanti Kasimin, Ismayani

Analisis Kinerja Penyuluh Pertanian pada Program Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai di Kabupaten

Aceh Besar ___________________________________________________ 69 Agustina Arida, Mujiburrahmad, Syamsul Anwar

Analisis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan di Kabupaten Aceh

Timur _______________________________________________________ 80

(6)

Jurnal AGRIFO • Vol. 4 • No. 1 • April 2019

41

ANALISIS SUPLAI BERAS DAN PROYEKSINYA DI PROVINSI ACEH Shafwan Fahmi 1 , Safrida 2 , Suyanti Kasimin 2

Corresponding Author : Shafwan_fahmi@yahoo.co.id ABSTRACT

This study aims to determine the level of availability of grain production to fill the needs for a certain period of time and the continuity of grain supply to the availability of current paddy fields by taking secondary data, processing data analysis for modeling in projected harvest area, grain production, consumption and rice prices and then the rice production projection is carried out for 2018 until 2022. The results show that for the projections during 2018 to 2022 the rice harvest area will grow by 1.8% per year, rice productivity is 1.4% per year so it can be ensured that grain and rice production will grow by 3.2% per year with a predicted rice consumption growth rate of 1.7% per year from grain production of 2,494,613 tons and rice consumption of 594,145 tons in 2017 which indicates that Aceh Province will still experiencing a surplus of sa rice with the next 5 (five) years with a prediction of grain production of 2,923,845 tons, consumption of rice at 646,394 tons so that the surplus of rice is 1,185,693 tons in 2022. This condition will still occur if all variables are considered constant and the Government's efforts in providing and rehabilitation of agricultural facilities and infrastructure optimally.

Keywords : Production, Forecast, Rice

PENDAHULUAN

Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan hak dasar bagi setiap warga negara. Penyediaan pangan yang cukup merupakan permasalahan yang kompleks terkait dengan kepentingan orang banyak dengan beragam latar belakang dan sosial budayanya. Menurut Azwar (2004), negara dan wilayah akan mempunyai ketahanan pangan yang baik apabila mampu menyediakan pasokan pangan yang stabil dan berkelanjutan bagi seluruh penduduk. Mengingat hal tersebut maka diperlukan peran pemerintah untuk menjembatani beragam kepentingan tersebut mulai dari proses produksi sampai konsumsi. Upaya peningkatan produksi telah banyak dilakukan dengan berbagai program dan

1

Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala

2

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala

kegiatan untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya padi, baik berupa intensifikasi (optimalisasi lahan) seperti Bimas, SL-PHT, SL-PTT dan UPSUS (Upaya Khusus) yang sedang gencarnya dilaksanakan saat ini di berbagai provinsi salah satunya adalah Provinsi Aceh.

Laju peningkatan produksi padi sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2017 masih positif dan itu pertanda keberhasilan dari sisi produksi, sekalipun menghadapi hambatan yang sangat mendasar seperti konversi lahan sawah baik oleh pembangunan infrastruktur, konversi menjadi perkebunan dan bencana alam lainnya yang dapat menghilangkan lahan sawah serta perubahan iklim yang memicu penurunan produksi tanaman (Hanafie, 2010).

Perkembangan produksi padi di Provinsi

(7)

Jurnal AGRIFO • Vol. 4 • No. 1 • April 2019

42

Aceh tahun 2011 sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Gabah Aceh 2011-2017

Sumber : (BPS Provinsi Aceh, 2017)

Tabel 1 memperlihatkan bahwa produksi gabah di provinsi Aceh terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun mengalami penyusutan produksi pada tahun 2014 karena terjadi kekeringan yang menyebabkan gagal panen .Namun seiring berjalannya waktu, Pemerintah Aceh melalui Distanbun Aceh terus berupaya untuk merehabilitasi kembali lahan sawah dengan program optimasi lahan, pembangunan dan perbaikan jaringan irigasi tersier serta pembangunan embung dan jaringan sekunder oleh Dinas Sumber Daya Air.

Keberhasilan dalam peningkatan produksi padi merupakan prestasi membanggakan dalam upaya memenuhi kebutuhan beras Provinsi Aceh dan menopang kebutuhan beras nasional, namun keberhasilan ini menjadi kurang bermakna manakala kebutuhan konsumsi beras tetap tinggi sebagai akibat laju pertumbuhan penduduk yang masih cukup tinggi dan perkembangan industri.

Perkembangan laju pertumbuhan penduduk akan berdampak bertambahnya kapasitas konsumsi beras dari tahun ke tahun (Kristanto & Setiawan, 2014). Hal ini tentunya akan terus bertambah seiring dengan pertambahan penduduk untuk tahun selanjutnya. Tingkat konsumsi

beras di Provinsi Aceh dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Jumlah Penduduk dan Konsumsi Beras Aceh 2011-2017

Sumber : (BPS Provinsi Aceh, 2017)

Pembangunan sektor pertanian, khususnya dikaitkan dengan ketersediaan produksi padi di Provinsi Aceh saat ini menghadapi tantangan, diantaranya alih fungsi lahan sawah dan perubahan iklim.

Kedua faktor tersebut dapat menghambat produksi beras sehingga akan mengganggu ketersediaan produksi padi. Di sisi lain pertumbuhan jumlah penduduk Provinsi Aceh yang relatif tinggi akan memicu peningkatan beras. Membuat keputusan dengan mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang adalah suatu hal yang mutlak diperlukan oleh pembuat kebijakan. Oleh karena itu perlu adanya analisis untuk mengkaji ketersediaan produksi padi terhadap kebutuhan masyarakat dengan faktor pembatas yaitu penyusutan lahan dan pertumbuhan penduduk dengan peramalan produksi dan tingkat kebutuhan konsumsi yang harus dipenuhi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah:

Bagaimanakah kecenderungan produksi

dan konsumsi beras ke depan dan

bagaimanakah kemungkinan

ketersediaan lahan dapat memenuhi

kebutuhan produksi padi yang semakin

lama semakin menyusut dan

pertumbuhan penduduk yang relatif

tinggi dengan metode peramalan.

(8)

Jurnal AGRIFO • Vol. 4 • No. 1 • April 2019

43

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat prospektif untuk memproyeksikan kondisi masa yang akan datang dan dilakukan di

Provinsi Aceh dengan

mempertimbangkan bahwa Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi yang mempunyai areal lahan sawah yang luas dengan tingkat kepadatan penduduk yang masih tergolong rendah (Gunawan, 2013). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau data yang telah dikumpulkan pihak Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh (Distanbun Aceh) bekerjasama dengan BPS Aceh sebagai instansi yang memverifikasi data. Data yang diperoleh berupa data time series Tahunan dari tahun 2006 sampai dengan 2017 sebagai angka sementara yang berjumlah 12 Tahun. Data yang didapatkan akan diolah dengan dengan aplikasi Eviews 9.

Metode Analisis Data

Metode analisis deskriptif dengan tabulasi sederhana digunakan untuk tujuan penelitian pertama yaitu menganalisis perkembangan produksi dan konsumsi beras di Provinsi Aceh (Rasyad, 2003). Analisis deskriptif dalam penulisan digunakan untuk memberikan penjelasan serta interpretasi atas informasi dan data hasil penelitian.

Tujuan penelitian kedua yaitu faktor- faktor yang mempengaruhi produksi dan konsumsi beras di Provinsi Aceh dianalisis menggunakan persamaan simultan, dan tujuan penelitian ketiga yaitu dengan menggunakan parameter elastisitas yang diperoleh dari hasil pendugaan model produksi dan konsumsi beras di Indonesia akan dilakukan proyeksi produksi dan konsumsi beras di Provinsi Aceh untuk lima tahun ke depan serta implikasinya terhadap swasembada beras di Provinsi Aceh dianalisis secara deskriptif.

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software Microsoft office Excel dan Eviews 9. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

No. Jenis Data Satuan

1 Luas Panen (LP) Ha

2 Produksi Gabah (PG) Ton 3 Produksi Beras (PB) Ton 4 Konsumsi Beras (KB) Ton

5 Lahan sawah (LS) Ha

6 Luas Tanam (LT) Ha

7 Harga Gabah Tingkat Petani

(HG) Rp/Kg

8 Harga Beras (HB) Rp/Kg 9 Upah Buruh Tani (UBT) Rp/HOK 10 Jumlah Penggunaan Pupuk

Urea(JPU) Ton

11 Jumlah Penduduk (JP) Jiwa

12 PDRB Rp

13 Curah Hujan(CH) mm

14 Jumlah Benih (BN) Ton 15 Luas sawah yang ditanami

padi(LST) Ha

Untuk menganalisis hubungan antar variabel dengan regresi simultan secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

1. Luas areal panen tanaman padi (LP) Luas panen padi (LP) diduga dipengaruhi oleh luas sawah luas tanam, curah hujan dan luas puso. Persamaan luas panen padi dirumuskan sebagai berikut:

LPt = a 0 + a 1 LSt + a 2 LTt + a 3 CH + a 4 PUSOt + εt

Dimana:

LPt = Luas panen padi tahun ke-t (Ha) LSt = Luas Sawah tahun ke-t (Ha) CHt = Curah Hujan (mm2)

PUSOt = luas Puso (Ha) a0 = Intersep

ai = Parameter yang diduga (i = 1,2,3)

εt = Error

Nilai dugaan yang diharapkan a1, a2>0 ;

a3 < 0

(9)

Jurnal AGRIFO • Vol. 4 • No. 1 • April 2019

44

2. Produksi Gabah(PG)

Produksi gabah diduga dipengaruhi oleh jumlah benih, jumlah penggunaan pupuk urea, upah buruh tani dan luas panen. Persamaaan produksi gabah dapat ditulis sebagai berikut:

PGt = b 0 + b 1 JBNt + b 2 JPUt + b 3 UBTt + b 4 LPt + εt

Dimana :

PGt = Produksi padi tahun ke- t (Ton) JBNt = Jumlah Benih yang digunakan

tahun ke-t (Ton)

JPUt = Jumlah penggunaan pupuk Urea tahun ke-t (Ton) UBTt = Upah buruh tani tahun ke-t

(Rp)

bi = Parameter yang diduga (i = 1,2,3)

εt = Error

Nilai dugaan yang diharapkan;b1,b2,b3

> 0

3. Produktivitas Padi (PVt)

Produktivitas merupakan pembagian antara produksi padi (PGt) dengan luas areal panen (LPt).

Persamaan produksi padi dirumuskan sebagai berikut:

PVt = PGt LPt Dimana

PVt = Produktivitas padi tahun ke-t (Ku/Ha)

PGt = Produksi Gabah pada tahun ke-t (Ton)

LPt = Luas panen padi tahun ke-t (Ha) 4. Produksi Beras

Produksi beras (PBt) merupakan perkalian antara konversi atau tingkat rendemen pengolahan dari padi menjadi beras (Kt) dan produksi Gabah pada tahun tersebut (PGt). Secara empiris

persamaan produksi beras dirumuskan sebgai berikut:

PBt = Kt x PGt Dimana:

PBt = Produksi beras pada tahun ke-t (Ton)

Kt = Angka konversi padi ke beras sebesar 0,63

PGt = Produksi Gabah pada tahun ke- t (Ton)

5. Konsumsi Beras (KB)

Jumlah konsumsi beras di Aceh diduga dipengaruhi oleh harga beras, jumlah penduduk, PDRB Aceh. Pada kenyataannya diversifikasi pangan penduduk provinsi Aceh lebih terarah pada konsumsi gandum berupa (tepung terigu, roti dan mie), namun karena keterbatasan data time series untuk gandum, maka penelitian ini tidak memasukkan gandum sebagai faktor yang mempengaruhi sebagai salah satu subtitusi pangan pengganti beras.

Persamaan konsumsi beras di Aceh dapat dituliskan sebagai berikut:

KBt = c 0 + c 1 HBt + c 2 PDRBt + εt Dimana:

KBt = Konsumsi beras pada tahun ke- t (Ton)

HBt = Harga beras pada tahun ke-t (Rp/Kg)

PDRBt = PDRB Aceh pada tahun ke-t (Rp.T)

c0 = Intersep

ci = Parameter yang diduga (i = 1,2,3,4)

εt = Error

Nilai dugaan yang diharapkan; c1,c3<0;

c2,c4>0

6. Harga Beras

Harga beras diduga dipengaruhi

oleh produksi beras pada tahun

(10)

Jurnal AGRIFO • Vol. 4 • No. 1 • April 2019

45

sebelumnya, pertumbuhan konsumsi beras, harga beras pada tahun sebelumnya serta trend waktu.

Persamaan harga beras dapat dituliskan sebagai berikut:

HBt = d0 + d1PB + d2KBt + d3HBt-1 + εt

Dimana

HBt = Harga Beras

PBt = Produksi beras pada tahun ke t (Ton)

KBt = Konsumsi beras pada tahun ke- t (Ton)

HBt- 1 = Harga beras pada tahun sebelumnya (Rp/Kg) d0 = Intersep

di = Parameter yang diduga (i = 1,2,3)

Nilai dugaan yang diharapkan; d1 < 0 ; d2 > 0 ; 0<d3<1

7. Surplus atau Defisit (S/D)

Untuk mengetahui apakah Provinsi Aceh mencapai swasembada beras atau tidak, dapat dilihat dari hasil pengurangan antara produksi dan konsumsi beras, jika hasilnya positif maka A c e h mencapai swasembada beras yang dalam hal ini berarti surplus beras, begitu sebaliknya. Persamannya dapat ditulis berikut

S/D = PBt – KBt Dimana:

PBt = Produksi beras pada tahun ke-t (Ton)

KBt = Konsumsi beras pada tahun ke- t (Ton)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Perkembangan Luas Lahan Sawah Aceh

Lahan sawah di Provinsi Aceh merupakan lahan pertanian yang umum dijumpai di daerah dataran dengan

topografi landai. Lahan sawah pada umumnya belum banyak mengalami tekanan akan penggunaan untuk non pertanian. Namun demikian proses fragmentasi lahan sawah melalui system pewarisan terus berjalan sehingga akan berpengaruh pada luas pemilikan lahan.

Perkembangan lahan sawah di Aceh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. Perkembangan Penggunaan Lahan Sawah Aceh 2006- 2017

Tahun

Realisasi Dalam Satu Tahun

Jumlah Ditanami Tidak

ditanami

Padi Padi

2006 326.304 40.779 390.366 2007 312.803 67.228 380.031 2008 343.358 60.274 403.632 2009 359.751 50.631 410.382 2010 313.649 49.462 363.111 2011 307.556 38.949 346.505 2012 309.173 41.936 351.109 2013 300.808 33.576 334.384 2014 294.129 26.850 320.979 2015 290.337 20.409 310.746 2016 293.060 14.350 307.410 2017 294.483 11.768 306.250 Sumber : (BPS Provinsi Aceh, 2017)

• Perkembangan Produksi Gabah dan Konsumsi Beras di Aceh

Perkembangan produksi dan konsumsi beras di Aceh dari tahun ke tahun terlihat peningkatan tiap tahunnya.

Akibat adanya peningkatan produktivitas dan luas areal tanaman padi, produksi padi Aceh. Selama kurun waktu 12 tahun produksi beras Aceh mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 0,3%

per tahun

(11)

Jurnal AGRIFO • Vol. 4 • No. 1 • April 2019

46

Tabel 4. Perkembangan Surplus Beras Aceh 2006-2017

Tahun

Produksi Beras

Konsumsi Beras

Selisih Produksi

dan Konsumsi (Ton) (Ton)

2006 847.519 577.347 270.172 2007 962.060 587.113 374.947 2008 880.156 596.854 283.301 2009 976.744 606.523 370.221 2010 992.827 624.685 368.141 2011 1.112.356 639.026 473.330 2012 1.122.783 652.457 469.773 2013 1.227.783 662.244 565.540 2014 1.141.544 682.050 459.856 2015 1.462.544 572.062 890.483 2016 1.383.459 585.033 789.425 2017 1.565.201 594.145 971.056 Sumber : (BPS Provinsi Aceh, 2017)

• Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Konsumsi Beras di Provinsi Aceh

Hasil dugaan model dalam penelitian ini cukup baik. Nilai koefisien determinasi (R2) masing-masing persamaan struktural berkisar antara 0,74 sampai 0,96. Besarnya nilai f_statistik umumnya tinggi, yaitu berkisar antara 6,26 sampai 34,03. Nilai statistik t digunakan untuk menguji apakah masing-masing peubah penjelas secara individual berpengaruh nyata terhadap peubah endogennya. Hasil statistik-t yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar peubah penjelas signifikan pada taraf α yang digunakan yaitu 0,05-0,15.

Pengujian masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (D.W) statistic, karena dalam persamaan terdapat variabel lag maka uji D.W satistic menjadi tidak valid, maka dalam penelitian ini mnggunakan uji Breusch-Godfrey Serial Corelation LM Test. Nilai probability Obs*R- squared dari Breusch-Godfrey Serial Corelation LM Test yang diperoleh dari hasil analisis lebih besar dari taraf α

yang digunakan yaitu 0,05-0,15, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi. Pengujian heteroskedastisitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan White Heteroskedasticity test.

Hasil analisis menunjukan bahwa pada persamaan luas areal panen dan harga beras tidak terdapat masalah heteroskedastisitas, karena nilai probability Obs*R-squared dari White Heteroskedasticity test lebih besar dari taraf α yang digunakan, sedangkan untuk persamaan produktivitas padi dan konsumsi beras menghasilkan nilai probability Obs*R-squared dari White Heteroskedasticity test yang kurang dari dari taraf α yang digunakan, sehingga disimpulkan terdapat masalah heteroskedastisitas.

2. Dugaan Model Ekonometrika

Faktor yang mempengaruhi Luas Panen Padi dan Produksi Gabah di Provinsi Aceh

Menurut Haryati & Widonoto (2008) faktor yang mempengaruhi luas panen padi adalah rasio antara upah buruh tani dan harga gabah, luas areal irigasi dan jumlah pupuk urea serta trend waktu. Penelitian ini menggunakan model yang berbeda dengan variabel luas sawah, luas tanam, curah hujan dan luas puso dan mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Dugaan Parameter Luas Panen Padi Aceh 2018-2022

Variabel Coefficient t-Statistic Prob.

C 385121.4 1.839.636 0.1084 LS -0.554325 -1773154 0.1195 LT 0.532523 2.317.802 0.0536 CH 9.643.156 0.491991 0.6378 PUSO -3.123.020 -3.243.783 0.0142 R-sq 0.921743

F-stat 2.061.233 Prob(F-

statt) 0.000567

(12)

Jurnal AGRIFO • Vol. 4 • No. 1 • April 2019

47

Tabel diatas menunjukkan bahwa luas sawah (LS), luas tanam (LT), curah hujan (CH) dan tingkat serangan puso (PUSO) berpengaruh terhadap tingkat luas panen padi. Variabel luas tanam berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap luas areal panen, hal ini menunjukkan peningkatan luas tanam dapat meningkatkan luas areal panen dengan nilai parameter sebesar 0.532523 yang berarti jika luas tanam meningkat satu satuan maka luas areal panen akan meningkat sebesar 0,532523 ha, demikian juga dengan variabel curah hujan berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap luas areal panen. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan curah hujan akan berdampak pada peningkatan luas areal panen dengan parameter 9.643.156 yang menunjukkan jika peningkatan curah hujan satu satuan akan meningkatkan luas areal panen sebesar 9,643 ha. hal ini sesuai dengan kondisi persawahan di Provinsi Aceh, luas areal sawah tadah hujan seluas 112.324 ha dan sawah irigasi seluas 191.805 ha pada tahun 2017.

Penanaman padi pada lahan sawah tadah hujan sangat bergantung pada ketersediaan air hujan sehingga kondisi ini mencerminkan keberhasilan panen padi ke depan terlebih lagi saat memasuki masa kritis pada saat masa pertumbuhan anakan padi dan pengisian bulir adalah masa tanaman membutuhkan air yang cukup dan kekurangan air akan beresiko gagal panen.

Luas lahan sawah dan luas puso berpengaruh nyata terhadap luas panen padi. pencetakan lahan sawah akan berdampak pada peningkatan luas tanam dan curah hujan yang cukup akan meminimalkan resiko puso pada tanaman padi. variabel luas sawah dan puso berhubungan negatif yang menunjukkan bahwa setiap penurunan lahan sawah satu satuan maka akan terjadi penurunan luas panen sebesar

0,554325 ha. Penurunan luas lahan sawah tidak hanya disebabkan oleh pembangunan infrastruktur seperti bangunan perkantoran, toko dan perumahan namun juga disebabkan juga oleh alih fungsi lahan menjadi areal perkebunan. Kondisi ini terjadi akibat tidak adanya peraturan dari Pemerintah untuk menekan laju konversi sawah, selain itu akibat sarana dan prasarana pertanian yang kurang memadai membuat petani mengalihkan fungsi lahan sawahnya menjadi lahan perkebunan karena usahatani yang dilakukan tidak menguntungkan lagi.

Variabel puso yang berhubungan negatif dengan parameter sebesar - 3,123020 terhadap luas areal panen yang menunjukkan bahwa setiap peningkatan puso sebesar satu satuan akan berdampak pada penurunan areal panen sebesar 3,123020 ha. Gagal panen pada umumnya disebabkan oleh kekeringan karena curah hujan yang sedikit sehingga penanaman di musim gadu sangat beresiko terjadinya puso.

Selain itu, curah hujan yang sangat tinggi di musim rendengan akan berakibat banjir dan menggenangi lahan sawah yang telah ditanami padi, kondisi ini sering terjadi pada lahan sawah tadah hujan yang mempunyai sanitasi yang buruk.

Tabel 6. Hasil Dugaan Parameter Produksi Gabah Aceh 2018- 2022

Variable Coefficient t-Statistic Prob.

C -919841.0 -7.074.220 0.0002 JBN 7.880.609 0.251281 0.8088 JPU -7.885.527 -0.251471 0.8087 UBT 1.034.013 3.525.063 0.0097 LP 5.360.853 7.313.991 0.0002 R-sq 0.990890

F-stat 1.903.815 Prob(F-

stat) 0.000000

Tabel diatas menjelaskan Variabel

jumlah penggunaan benih berhubungan

(13)

Jurnal AGRIFO • Vol. 4 • No. 1 • April 2019

48

positif dan berpengaruh nyata terhadap produksi gabah, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan jumlah penggunan benih unggul akan meningkatkan produksi gabah dengan nilai parameter sebesar 7,880609 yang berarti jika terjadi peningkatan benih unggul satu satuan maka produksi gabah akan meningkat sebesar 7,880609 ton gabah. Peningkatan produksi gabah dengan penggunaan benih unggul dipengaruhi oleh sifat benih unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit pada stadium tertentu, toleran terhadap kekurangan air, pertumbuhan anakan padi yang cepat dan bulir padi pada malai yang banyak dan berisi.

Sebaliknya penggunaan benih daur ulang justru tidak akan berpengaruh besar terhadap produksi gabah akibat daya hasil dan sifat unggul yang tidak lagi dimiliki oleh benih daur ulang.

Variabel luas panen berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap produksi gabah, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan luas panen akan berdampak pada peningkatan produksi gabah dengan nilai parameter sebesar 5,360853 yang berarti jika terjadi peningkatan luas panen satu satuan maka produksi gabah akan meningkat sebesar 5,360853 ton. Demikian juga dengan variabel upah buruh tani yang berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap produksi gabah yang menunjukkkan bahwa peningkatan upah buruh tani akan berpengaruh pada peningkatan produksi gabah dengan nilai parameter sebesar 1,034013 yang berarti jika terjadi peningkatan upah buruh tani satu satuan maka produksi gabah akan meningkat sebesar 1,034013 ton.

Peningkatan upah buruh tani dianggap sebagai peningkatan insentif bagi petani dalam segala aspek perlakuan untuk tanaman padi mulai dari pengolahan tanah, penanaman, perawatan hingga pemanenan. Disisi lain proses perlakuan tersebut sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman padi seperti pengolahan tanah yang baik akan mengurangi resiko hama seperti keong emas dan menyuburkan tanah, begitu juga dengan perawatan tanam untuk memproteksi tanaman padi terhadap hama dan penyakit sampai pada saat proses panen.

Variabel jumlah penggunaan pupuk urea berhubungan negatif dan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi gabah yang menunjukkan bahwa penggunaan pupuk urea belum berdampak pada peningkatan produksi gabah dengan nilai parameter sebesar - 7,885527 yang berarti bahwa penggunaan pupuk urea belum dapat memaksimalkan produksi gabah. Penelitian ini hanya memasukkan variabel jumlah pupuk urea karena kebutuhan pupuk urea lebih besar dibandingkan dengan jumlah pupuk lainnya. Selain itu, ketercukupan pupuk urea sesuai dengan rekomendasi untuk tanaman padi, ketepatan jadwal pemupukan, akses petani untuk mendapatkan pupuk, distribusi pupuk di toko saprodi juga mejadi pertimbangan dalam pemenuhan kebutuhan pupuk urea.

• Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi dan Harga Beras Di Aceh

Konsumsi pangan dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas pangan yang dikonsumsi. Kualitas makanan mencerminkan bahan nutrisi yang dibutuhkan tubuh terkandung dalam makanan, sementara jumlah makanan mencerminkan jumlah setiap nutrisi dalam makanan. Untuk mencapai keadaan gizi yang baik, kualitas dan kuantitas harus dipenuhi.(Praza, et all, 2018).

Dalam penelitian ini varibel harga

jagung tidak dimasukkan karena

komoditi beras sebagai pangan utama

masih belum tergantikan. Uraian di atas

baik luas panen dan produksi gabah maka

(14)

Jurnal AGRIFO • Vol. 4 • No. 1 • April 2019

49

akan ditampilkan tingkat konsumsi beras, untuk melihat ketersediaan beras di Aceh dari tahun 2018 -2022.

Tabel 7. Hasil Dugaan Parameter Konsumsi Beras Aceh 2018-2022

Variable Coefficient t-Statistic Prob.

C 821810.7 1.705.379 0.0000 HB 6.995.418 7.570.172 0.0000 PDRB -0.012481 -6.728.489 0.0001 R-sq 0.868911

F-stat 2.961.496 Prob(F-

stat) 0.000110

Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel harga beras berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap konsumsi beras. Nilai parameter dugaan yang diperoleh 6.995.418 yang berarti jika terjadi kenaikan harga beras satu satuan Rp/Kg maka konsumsi beras t et ap akan naik 6.,995418 ton.

Konsumsi beras tidak responsif terhadap perubahan harga beras, karena beras merupakan makanan pokok penduduk yang hingga saat ini belum dapat digantikan oleh komoditas lainnya, sehingga berapapun harga beras, tidak akan terlalu banyak mempengaruhi penduduk untuk tidak mengkonsumsi beras. Sedangkan variabel PDRB berhubungan negatif dan berpengaruh nyata terhadap konsumsi beras dengan nilai parameter dugaan -0.012481 yang berarti semakin tinggi PDRB maka konsumsi beras cenderung menurun karena seiring dengan peningkatan kesejahteraan penduduk, permintaan terhadap makanan semakin beragam sehingga permintaan terhadap beras semakin menurun.

Tabel 8. Hasil Dugaan Parameter Harga Beras di Aceh 2018-2022

Variable Coefficient t-Statistic Prob.

C -13371.97 -4.443.794 0.0022 PBt 0.006140 5.951.133 0.0003 KB 0.023031 5.273.698 0.0008 HBt-1 -0.066609 -0.660170 0.5277 R-sq 0.946479

F-stat 4.735.318 Prob(F-

stat) 0.000019

Tabel diatas menunjukkan bahwa Variabel Produksi beras berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap harga beras dengan nilai parameter sebesar 0.006140 yang berarti bahwa jika produksi beras meningkat satu satuan maka harga beras akan meningkat sebesar 0,006140 Rp/Kg.

Peningkatan harga beras sangat dipengaruhi oleh trend atu pola hidup, kecenderungan kenaikan taraf hidup yang dapat dilihat dari kenaikan PDRB akan mengubah pola konsumsi masyarakat dari beras kualitas medium menjadi beras kualitas premium.

Variabel Konsumsi beras berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap harga beras dengan nilai parameter sebesar 0.023031 yang berarti bahwa jika konsumsi beras meningkat satu satuan maka harga beras akan meningkat sebesar 0,023031 Rp/Kg. Peningkatan konsumsi beras sangat dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk yang semakin bertambah setiap tahunnya maka konsumsi beras akan semakin tinggi.

Variabel harga beras tahun sebelumnya berhubungan negatif dan tidak berpengaruh nyata terhadap harga beras dengan nilai parameter sebesar - 0.066609 yang berarti bahwa harga beras tahun sebelumnya tidak berdampak pada kenaikan harga beras dengan nilai sebesar -0.066609 Rp/Kg.

Berpengaruh tidaknya harga beras tidak

(15)

Jurnal AGRIFO • Vol. 4 • No. 1 • April 2019

50

berdampak pada kenaikan harga beras karena konsumsi beras di Provinsi Aceh masih rendah dibandingkan dengan produksi beras yang dihasilkan pertahun (surplus beras) sehingga fenomena ini akan mengendalikan harga beras tetap pada harga standar karen ketersediaan beras dipasar selalu cukup untuk memenuhi tingkat permintaan beras di Provinsi Aceh.

3. Hasil Validasi Model Proyeksi Produksi dan Konsumsi Beras Tahun 2018-2022

Setelah diperoleh pendugaan model yang baik, maka dilanjutkan pada proses proyeksi untuk mengetahui seberapa besar penawaran beras di Aceh pada tahun-tahun berikutnya. Proyeksi penawaran beras dalam bahasan ini lebih difokuskan pada kemampuan produksi dalam negeri untuk mengimbangi konsumsi beras diAceh.

Proyeksi produksi gabah dihitung atas perkalian areal panen dan produksi tanaman padi. Dalam kurun waktu 5 tahun ke depan (2018-2022) yang didasarkan pada pertumbuhan rata-rata luas panen, produktivitas dan produksi gabah selama 49 tahun mulai tahun 1969 sampai dengan tahun 2017 yang meunjukkan bahwa luas areal panen padi diperkirakan akan meningkat sebesar 1,8 % per tahun begitu juga dengan produktivitas dapat ditingkatkan rata-rata 1,4 % per tahun sehingga produksi padi masih dapat ditingkatkan rata-rata 3,2%

per tahun.

Tabel 9. Proyeksi Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Gabah

Thn L.Panen Provitas Prod.Gabah (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 2018 478.817 53,78 2.575.203 2019 487.436 54,54 2.658.258 2020 496.210 55,30 2.743.992 2021 505.142 56,07 2.832.491 2022 514.234 56,86 2.923.845 Pert % 1,8 1,4 3,2 Sumber : Data BPS (diolah)

Kondisi ini memberi gambaran yang optimis terhadap produksi padi di Aceh. Luas panen tanaman padi dan produktivitas padi terus meningkat tiap tahunnya, sehingga produksi padi terus maningkat dalam lima tahun kedepan, sehingga diharapkan dapat mengantarkan Aceh pada kondisi tetap menjadi lumbung beras nasional.

Tabel 10. Proyeksi Produksi dan Konsumsi Beras

Tahun Prod Beras

Kons.

Beras Surplus (Ton) (Ton) (Ton) 2018 1.615.204 604.246 1.010.958 2019 1.666.891 614.518 1.052.373 2020 1.720.231 624.965 1.095.266 2021 1.775.278 635.589 1.139.689 2022 1.832.087 646.394 1.185.693

Pert% 3,2 1,7

Sumber : Data BPS (diolah)

Laju pertumbuhan produksi beras sebesar 3,2% lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan konsumsi beras sebesar 1,7%, sehingga ada kemungkinan untuk Provinsi Aceh sampai pada keadaan surplus beras.

Seperti yang terlihat pada Tabel 10.

Tahun 2018 hingga 2022 Aceh masih surplus beras, namun apabila ada upaya yang keras dalam mempertahankan bahkan meningkatkan produksi gabah yang telah diraih sekarang, Provinsi Aceh dapat berada pada posisi surplus beras sampai tahun 2022.

KESIMPULAN

Dari pembahasan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan

1. Perkembangan produksi dan konsumsi beras di Aceh cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Selama kurun waktu 12 tahun (2006- 2017), pertumbuhan produksi beras di Aceh 3,2% per tahun. Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan konsumsi beras yang sebesar 1,7% pertahun.

Kondisi ini akan tetap berlangsung

(16)

Jurnal AGRIFO • Vol. 4 • No. 1 • April 2019

51

selama 5 (lima) tahun ke depan dan menjadikan provinsi Aceh masih sebagai penyuplai beras nasional 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi (yang direpresentasikan dari luas areal panen dan produksi) gabah adalah luas sawah, luas tanam, curah hujan, luas puso, jumlah benih, jumlah pupu urea , upah buruh tani dan luas panen. Selain itu faktor yang mempengaruhi konsumsi dan harga beras termasuk diantaranya harga beras, jumlah penduduk serta PDRB.

3. Hasil proyeksi luas areal panen, produktivitas, dan produksi gabah cukup optimis. Luas areal panen cenderung meningkat dalam 5 tahun kedepan (2018-2022) dengan laju peningkatan sebesar 1,8 % per tahun dan produktivitas memiliki laju peningkatan yang lebih tinggi sebesar 1,4 % per tahun, sehingga pertumbuhan produksi padi/beras meningkat 3,2% per tahun. Dalam periode yang sama, konsumsi beras di Aceh untuk 5 tahun ke depan diperkirakan meningkat 1,7% per tahun. Berdasarkan hasil proyeksi pada tahun 2018-2022 Aceh masih mengalami surplus produksi beras.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. (2004). Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi VIII. LIPI. Jakarta.

BPS Provinsi Aceh. (2017). Aceh Dalam Angka 2017. Banda Aceh.

Retrieved from

https://aceh.bps.go.id/publication /2017/08/12/38a9bd5efbf19416f4 a0d125/provinsi-aceh-dalam- angka-2017.html.

Gunawan, I. (2013). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Hanafie, R. (2010). Pengantar ekonomi pertanian. Penerbit Andi.

Haryati, Y., & Widonoto, H. (2008).

Dampak Liberalisasi Perdagangan terhadap Daya Saing Beras Indonesia di Pasar Domestik. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 2(3).

Kristanto, P. D., & Setiawan, A. H.

(2014). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum, dan Tingkat Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Brebes Tahun 1997-2012.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Praza, R., Nofialdi, Jafrinur, &

Shamadiyah, N. (2018). Analysis of Relationship Cost with Household Food Security of Farmers in Padang City. Indian Journal of Public Health Research

& Development, 9(12), 1868–

1874.

Rasyad, R. (2003).Metode Statistik Deskriptif Untuk Umum.

Grasindo.

(17)

3/29/2021 Archives

https://ojs.unimal.ac.id/agrifo/issue/archive 1/2

Editorial Team Peer Reviewers Focus & Scope Author Guidelines Publication Ethics Open Access Policy Peer Review Process Online Submission Contact  

USER

Username Password

Remember me Login

Login

ARTICLE TEMPLATE

  TOOLS

  CURRENT INDEXING

VISITOR STATISTICS

2020

Vol 5, No 2 (2020): November 2020

Vol 5, No 1 (2020): April 2020

2019

Vol 4, No 2 (2019): November 2019

Vol 4, No 1 (2019): April 2019

2018

Vol 3, No 2 (2018): November 2018

Vol 3, No 1 (2018): April 2018

HOME ABOUT LOGIN REGISTER SEARCH CURRENT ARCHIVES ANNOUNCEMENTS INDEXING SITE Home > Archives

Archives

Referensi

Dokumen terkait

Dampak negatif salah satu contoh adalah dengan adanya Youtube para pembisnis banyak yang meng-upload video segala jenis produk atau jasanya, dengan begitu persaingan

Didalam Sistem CDMA, satu set sel bertetangga semuanya menggunakan frekuensi yang sama untuk transmisi dan sel yang berbeda (atau base station) dalam arti adalah sebuah nomer yang

efesiensi tenaga kerja dan kebersihan gabah &lt; 0,05 maka berarti bahwa variabel bebas diatas memberikan pengaruh parsial yang signifikan terhadap kecenderungan petani

Kendala-kendala yang dihadapi guru mata pelajaran bahasa Arab MA Mu’alimin NW Pancor dalam penerapan authentic assessment : (a) Keterbatasan waktu, (b) Keterbatasan sarana

Pengalaman kerja yang luas tentang berbagai aspek yang terkait dengan bidang pekerjaannya mendorong kemampuan petugas melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, yang

Atap greenhouse berupa plastik polyvinyl chloride (PVC) berwarna putih. Plastik ini memiliki umur teknis sekitar 6 bulan hingga satu tahun, tergantung dari kondisi cuaca. Jika

Adapun keterbatasan penelitian ini adalah peneliti hanya melihat hubungan antara umur, status gizi dan pengetahuan remaja tentang menarche dengan kesiapan menghadapi menarche tanpa

menunjukkan bahwa pemberian kapsul Monasterol dengan dosis 3 kapsul/ekor/hari selama 8 minggu mampu meningkatkan kadar HDL darah dari hewan uji sebesar 83,58 % dan ini