• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Dalam tinjauan pustaka akan diawali dengan pembahasan konsep-konsep

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Dalam tinjauan pustaka akan diawali dengan pembahasan konsep-konsep"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU A. Tinjauan Pustaka

Dalam tinjauan pustaka akan diawali dengan pembahasan konsep-konsep yang dipergunakan dalam kajian teori terkait beberapa pengertian mengenai (beban kerja, kinerja karyawan dan stres kerja), faktor-faktor yang mempengaruhi (beban kerja, kinerja karyawa dan stres kerja) dan metode atau cara dalam mengukur variable tersebut.

B. Penelitiian Terdahulu

Penelitian tentang pengaruh beban kerja terhadap kinerja dengan stres kerja sebagai variabel mediasi pada PT Selecta Kota Batu. Peneliti telah mengkaji dan mempelajari penelitian yang telah diakukan oleh peneliti terdahulu.

Penelitian terdahulu digunakan sebagai landasan atau acuan dan bahan pertimbangan untuk digunakan sebagai bahan pembandingan pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengaruh variabel beban kerja terhadap kinerja karyawan dilihat dari penelitian yang dilakukan Irawati dan Carollina (2017) dengan hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa antara beban kerja internal dan eksternal mempunyai pengaruh secara langsung terhadap kinerja, Rolos (2018) dengan hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh negative dan signifikan beban kerja terhadap kinerja karyawan dan Ahmad (2019) menunjukkan hasil penelitian bahwa terdapat penagruh positif antara beban kerja terhadap kinerja karyawan.

(2)

Pengaruh variabel stres kerja terhadap kinerja karyawan dilihat dari penelitian yang dilakukan Santoso (2018) menyatakan hasil penelitiannya bahwa stres kerja memiliki pengaruh negative terhadap kinerja karyawan, Dewi dan Begia (2018) didapatkan hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh negative dan signifikan stres kerja terhadap kinerja karyawan. Sari (2017) didapatkan hasil penelitian bahwa stres kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Penelitian terdahulu yang digunakan dalam peneilitian ini yang berkaitan dengan beban kerja, kinerja karyawan dan stres kerja sebagai variabel mediasi/intervening dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Analisis pengaruh

beban kerja terhadap kinerja karyawan oprator pada PT.Giken Precision Indonesia (Irawati & Carollina, 2017)

 Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif antara beban kerja internal dengan kinerja karyawan pada Departemen Moulding di PT. Giken Precision Indonesia.

 Beban kerja eksternal dari hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh negative antara beban kerja eksternal terhadap kinerja karyawan oprator pada Departemen Moulding di PT Giken Precision Indonesia

 Hasil penelitiann menunnjukan hasil bahwa antara beban kerja nternal dan eksternal sama₋sama mempunyai pengaruh secara langsunng terhadap kinerja karyawan PT.Giken Precision Indonesia.

2. Pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.

Asuransi Jiwasraya

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh negative dan signifikan beban kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.

Asuransi Jiwasraya Cabang Manado.

(3)

No. Judul Penelitian Hasil Penelitian Cabang Manado (Rolos

et al., 2018)

3. Pengaruh stres kerja, employee engagement, dan kedisiplinan

terhadap kinerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening pada karyawan CV.

Karya Menunggal Semarang (Santoso et al., 2018)

 Stre kerja memiliki pengaruh negatif terhadap kepuasan dan kinerja karyawan.

jika semakin tiggi tingkat stres yang dialami karyawan maka akan

menyebabkann kinerjanya menurun.

Begitu juga dengan kepuasan akan menurun. Tingkat stres ada perushaan tinggi maka harus segera diatasi dengan menurunkan tingkat stresnya maka kinerja karyawan akan meningkat dan dapat mencapai target.

 Kedisiplinan tidak mempunyai pengaruh terhadap kepuasann kerja ataupun kinerja karyawan. kedisiplinan walaupun tidak mempunyai pengaruh tetap harus ditingkatkan, tetapi harus memotivasi para karyawan agar kedisiplinan yang digunakan dapat meningkatkan kinerja karyawan.

 Kepuasan mempunyai pengaruh terhadap kinerj karyawan maka perlu ditingkatkan rasa puas supaya kinerja karyawan terus mengalai peningkatan.

4. Pengaruh stres kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada bagian tenaga kerja penjualan UD. Surya Raditya Negara (dewi & bagia, 2018)

 Ada pengaruh positif dan signifikan strres kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

 Ada hubungan negative dan signifikan stres kerja terhadap kepuasan kerja karyawan

 Ada pengaruh negative dan signifikan stres kerja terhadap kinerja karyawan, dan

 Ada pengaruh positif dan signifikan kepuasan Kerja terhadap kinerja

karyawan pada bagian tenaga penjualan UD. Surya Raditya Negara

5. Pengaruh stres kerja, beban kerja, dan

 Secara simultan stres kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada PT. FIF

(4)

No. Judul Penelitian Hasil Penelitian lingkungan kerja

terhadap kinerja

karyawan pada PT. FIF Group Manado (Ahmad et al., 2019)

Group Manado.

 Secara parsial stres kerja tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. FIF Group Manado.

 Secara pdan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. FIF Group Manado.

6. Pegaruh beban kerja terhadap stres kerja dan kinerjaperawat rawat inap dalam (Maharani

& Budianto, 2019)

 Hasil penelitian menunjukkann adanya pengaruh secara langsung beban kerja terhadap stres kerja, adapun beban kerja perawat rawat inap dalam BLUD RSU Kota Banjar termasuk kategori sanggat tinnggi denagn rata-rata nilai terendah ditunjukkan oleh indikator beban kerja fisik yang merupakan tindakan

keperawatan langsung seperti mengangkat, memindahkan, dan

memandikan pasien menjadi beban kreja fisik yang berat bagi perawat.

 Hasil penelitian juga meunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh tidak langsung dari beban kerja ke kinerja (sebagai variabel intervening) lalu ke stres kerja, adapun kinerja perawat rawat dalam di BULD RSU Kota Banjar termasuk kategori terendah denagn rata-rata nilai terendah ditunjukkan oleh indikator tanggung jawab Kemudian untuk stres kerja perawat rawat inap dalam di BLUD RSU Kota Banjar termasuk kategori tinggi dengan rata-rata nilai terendah ditunjukkan oleh beban kerja yang sulit dan berlebihan.

7. Pengaruh stres dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.

WENANG

CEMERLANG PRESS (Sari et al., 2017)

 Stres kerja dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Wenangcemerlang Press.

 Stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. wenangcemerlang Press.

 Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

(5)

No. Judul Penelitian Hasil Penelitian pada PT.Wenangcemerlang Press.

8. Pengaruh beban kerja terhadap kepuasan kerja denagn stres kerja sebagai variabel

mediasi pada pekerja di Hotel Maxone di Kota Malang (Wijaya, 2017)

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh beban kerja terhadap kepuasan kerja dimediasi oleh stres kerja. Semakin besar beban kerja, semakin tinggi tingat stres, dan kepuasan kerja karyawanpun menurun.

9. Pengaruh beban kerja dan konflik kerja terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Kediri

(Pramudia et al., 2019)

 Beban dan konfil kerja secara simultan berpengaruh signfikan terhadap kinerja karyawan. hal ini menunjukkan bahwa beban dan konflik kerja yang buruk maka akan merusak pelaksanaan kinerja

seseorang yang tidak diharapkan.

 Beban berpengaruh negative dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah Mandiri Kediri. Hal ini dapat diartikan bahwa jika beban kerja tinggi yang melampaui batas keampuan makan akan menurunkan kinerja karyawan.

 Konflik kerja berpengaruh negative dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah Mandiri Kediri. Hal ini dapt diartikan bahwa konflik yang terjadi akan menyebabakan turunya kinerja karyawan yang merugikan perushaan.

10. Pengaruh stres kerja dan beban kerja terhadap prestasi kerja pegawai pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Manado (Jacky

 Stres kerja dan beban kerja secara simultan berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Cabang Manado.

 Stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Stres Kerja

(6)

No. Judul Penelitian Hasil Penelitian Sumarauw, 2017).

berpengaruh Cabang Manado.

 Beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerjaa pegawai pada PT. Bnak Tabungan Negara (Persero) Cabang Manado.

11. Pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan denganstres kerja sebagai variabel intervening pada PT.

Yontomo Sukses Abadi Cabang Sidoarjo (Asbath, 2017)

 Beban kerja berpengaruh positif secara langsug terhadap kinerja karyawann

 Stres kerja berpengaruh positif secara langsung terhadap kinerja karyawan

 Beban kerja berpengaruh terhada kinerja karyawan

 Stres kerja memediasi secara parsial antara pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan

Adapun persamaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu menggunakan variabel bebas yaitu beban kerja dan variabel terikat yaitu kinerja karyawan, sedangkan perbedaannya pada penambahan variabel mediasi yaitu stres kerja dan perbedaan selanjutnya pada objek dan lokasi penelitian yang dilakukan.

C. Tinjauan Teori 1. Kinerja

Kinerja merupakan hasil pencapaian kerja seseorang atas pekerjaan yang telah dilakukan dan hasil pekerjaan sesuai dengan harapan perushaan.

Menurut Mangkunegara (2006) kinerja SDM merupakan sebuah pencapaian prestasi kerja atau juga dapat dikatakan sebagai hasil pekerjaan (output) baik secara kuantitas ataupun kualitas yang dicapai oleh SDM dengan menjalankan tugas pekerjaanya sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya.

(7)

Menurut Mangkunegara (2006) dalam bukunya yang berjudul

“Evaluasi Kinerja SDM” terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi kerja seorang karyawan yaitu faktor individu dan faktor lingkungan organisasi.

a. Faktor Individu

Dari sudut pandang psikologis, individu yang dalam kondisi normal merupakan individu yang mempunyai integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan kondisi fisik, sehingga seoarang karyawan mempunyai konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik adalah sebuah bekal utama indivadu agar karyawan mampu dalam mengelola dan mendayagunakan potensi dalam dirinya secara maksimal dalam menjalankan kegiatan ataupun aktivitas pekerjaan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan atau organisasi.

b. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi mempunyai potensi yang besar dalam menunjang karyawan untuk dapat mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud diantarnya uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relative memadai. Namun ketika faktor lingkungan organisasi kurang menunjang maka bagi karyawan atau individu yang mempunyai tingkat kecerdasan emosi yang stabil, sebenarnya ia tetap dapat berprestasi dalam bekerja.

(8)

Penilaian kinerja merupakan sebuah alat yang mempunyai manfaat tidak hanya dipergunakan untuk mengevaluasi kerja namun juga dapat dipergunakan untuk mengembangkan dan memotivasi karyawan. Berikut merupakan penilaian kinerja (performance appraisal) Menurut (Sofyandi, 2008) yaitu sebagai berikut :

a. Penilaian Kinerja

Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan maka diperlukan penilaian kinerja. Penilaian kinerja (performance appraisal) mempunyai manfaat selain digunakan untuk mengevaluasi kerja para karyawan dapat juga digunakan untuk mengebangkan dan memotivasi karyawan dalam bekerja. Adapun teknik lama yang biasa digunakan oleh manajemen dalam meningkatkan kinerja yaitu penilaian (appraisal). Jika penilaian kinerja dilakukan dengan benar maka para karyawa, departemen MSDM dan organisasi itu sendiri akan diuntungkan melalui usaha-usaha karyawan dalam meberikan kontribusi pada organisasi.

Penilaian kinerja adalah salah satu fungsi mendasar personalia, sering juga disebut telaah kinerja, penilaian karyawan, evaluasi kinerja, evaluasi karyawan, atau menjadi penentu peringkat personalia. Semua istilah-istilahh tersebut berkenaan degan proses yang sama. Organisasi melakukan penilaian kinerja ini memili tujuan yaitu agar mendapatkann informasi yang akurat tentang prilaku dan kinerja anggota organisasi. Apabila informasi yang diperoleh akurat

(9)

dari hasil sistem penilaian kinerja yang dilakukan maka besar pontensi nilainya untuk organisasi tersebut.

b. Tujuan Penilaian Kinerja

Adapaun tujuan dari dilakukanya penilaian kinerja yaitu dengan dilakukannya penilaian kinerja diharapkan dapat memperoleh informasi yang akurat mengenai prilaku dan kinerja karyawan. ketika informasi yang dihasilkan dari sistem penilaian kinerja semakin akurat, maka semakin besar potensi nilainnya bagi organisasi.

c. Metode Penilaian Kinerja

Terdapat beberapa metode atau format penilaian yang berbeda.

Ada beberapa metode penilaian yang mengfokuskan pada prilaku karyawan, metode-metode lain lebih berorientasi pada prilaku karyawan. pada metode prilaku, karyawan dapat dinilai bedasarkan standar organisasi atau di evaluasi dengan karyawan-karyawan lain.

Dalam organisasi meteode penilaian yang terpisah dapat digunakan untuk kelompok-kelompok yang berbeda contohnya; karyawan produksi, karyawan penjualan, dan karyawan administratif.

Dalam usaha menilai ketepatan dari setiap metode, ada faktor- faktor yang perlu diperhatikan yaitu:

1) Validitas

(10)

Digunakan untuk megetahui apakah instrument mengukur kriteria- kriteria penilaian secara akurat dan mengindentifikasi kinerja yang efektif dan benar.

2) Keandalan

Digunakan untuk mengetahui apakah instrument mengahasilkan penilaian yang kongsisten dan akurat?

3) Kemampuan membedakan

Digunakan untuk mengetahui apakah instrument mampu membedakan pelaksana yang baik dan tidak baik?

4) Bebas dari bias

Digunakan untuk mengetahui apakah tedensi untuk memberikan nilai atau skor yang berlebihan, atau adanya trend memberikan tipe-tipe penilaian atau skor tertentu? Apakah instrument menekan penilai agar menghasilkan nilai sangat tinggi atau sangat rendah?

Dan apakah instrument mendukung penilai supaya menilai seorang karyawan yang tidak objektif?

5) Relevansi

Digunakan apakah intrumen mengahsilka data yang berguna untuk penilai dan juga orang yang dinilai?

6) Biaya

Digunakan apakah biaya pengembangan dan penggunaan instrument masuk akal atau tidak?

7) Pelaksanaan administrasi

(11)

Digunakan apakah penilai membutuhkan pelatihan yang estensif untuk mrnggunakan instrument?

2. Beban Keja

a. Pengertian Beban Kerja

Beban kerja merupakan kapasitas fisik seorang pegawai dalam menjalankan pekerjaanya. Secara ergonomi, beban kerja yang diterima seorang individu harus berimbang dengan kemampuan yang dimiliki baik secara psikologis maupun fisik pegawai terhadap beban kerja yang diberikan. Ketika beban kerja yang diberikan melebihi kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu dimana seorang pegawai atau karyawan akan mengalami tekanan terhadap pekerjaan yang dijalani, penyebabnya bisa dikarenakan terlalu banyak tugas yang dibebankan kepada karyawan ataupun dari kondisi lingkungan kerja. Seorang pegawai yang mengalami kondisi seperti ini akan berdampak buruk terhadap kinerja karyawan yang dapat mengakibatkan kurang efisien dalam bekerja (Vanchapo, 2020).

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja

Beban kerja akan timbul karena dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam diri individu ataupun faktor yang berasal dari luar tubuh individu (Vanchapo, 2020).

a) Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri seorang individu yang disebabkan reaksi terhadap beban kerja eksternal yang

(12)

dapat menyebabkan stres. Contohnya faktor somatic (jenis kelamin, umur, kondisi kesehatan dan sebagainya), adapaun faktor psikis yaitu (motivasi, persepsi, kepercayaan, kepuasan dan sebagainya).

b) Faktor eksternal

Faktor ekternal merupkan faktor yang timbul diluar diri seorang individu yaitu :

1) Tugas

Tugas disini dibagi menjadi dua macam yaitu tugas fisik dan tugas mental. Tugas yang bersifat fisik contohya tata ruang tempat kerja, sikap kerja, kondisi lingkungan dan beban kerja yang diberikan.

Adapun tugas yang bersifat mental contohnya kondisi emosional pekerjaan, tanggung jawab dan kesulitan pekerjaan.

2) Organisasi kerja

Organisasi kerja dicontohkan seperti pembagian shift kerja, sistem kerja dan lamanya jam istirahat.

3) Lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang dimaksudkan ada bebrapa yaitu lingungan kerja psikologis, lingkungan kerja biologis, lingkungan kerja kimiawi dan llingkungan kerja fisik.

c. Jenis beban kerja

Beban kerja digolongkan menjadi dua yaitu beban kerja kualitatif dan beban kerja kuantitatif, dua jenis beban kerja tersebut dijabarkan sebagai berikut :

(13)

1) Beban kerja kualitatif

Beban kerja kuallitatuf merupakan kondisi individu diakibatkan dari tuntutan pekerjaan yang melebihi batasan kemampuan seorang individu, baik secara kemampuan kognitif ataupun teknis. Akibat dari beban kerja tersebut dapat menyebabkan penurunan kinerja dan pekerjaan menjadi kurang produktif dan menjadi destruktif bagi karyawan. hal tersebut jika terus berlanjut akan muncul kelelahan mental dengan tanda-tanda berupa bentuk reaksi emosional dan psikomotor secara patologis.

2) Beban kerja kuantitatif

Beban kerja kuantitatif merupakan beban kerja yang timbul karena beban yang berlebihan secara mental ataupun fisik. Dengan artian inidividu harus menyelesaika terlalu banyak hal dalam meyelesaikan pekerjaanya dengan batasan waktu pengerjaan tugas yang singkat dan hal ini dapat berpotensi sebagai sumber stres pekerjaan.

d. Dampak beban kerja

Beban kerja yang diterima terlau banyak dan berlebihan dapat menimbulkan stres kerja berupa stres secara psikis maupun fisik dan seseorang yang mengalami hal ini cenderung kondisi emosionalnya kurang stabil serta mudah sekali untuk marah.

3. Stres Kerja

a. Pengertian Stres Kerja

(14)

Stres merupakan keadaan atau kondisi dimana individu mengalami ketengangan yang dapat mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi individu tersebut. ketika stres yang dialami individu terlalu berat akan mempengaruhi kemampuan sesorang dalam menghadapi lingkungannya. Adapun gejala-gejala yang timbul ketika seseorang sedang mengalami stres yaitu mudah marah, tidak bisa tenang, tidak kooperatif dan pelampiasanya sering terjadi yaitu dengan merokok dengan berlebihan, minum minuman berakohol atau juga narkoba (Wahjono, 2010).

b. Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja

Menurut Wahjono (2010) adapun faktor-faktor yang mempegaruhi yang menjadi sumber timbulnya stes yaitu :

1) Faktor Lingkungan

Ketidak pastian lingkungan mempengaruhi perencanaan struktur organisasi, ketidak pastian juga mempengaruhi tingkat stres pada pegawai dalam sebuah perusahaan. Ketidak pastian tersebut memiliki bentuk diantaranya ketidak pastian ekonomi, ketidak pastian politik, ketidak pastian teknologi, dan ketidak pastian keamanan.

2) Faktor Organisasi

a) Tuntutan kerja dalam hal desain pekerjaan individu, kondisi kerja, dan tata kerja fisik.

(15)

b) Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang dialami seorang pegawai yang diberikan oleh seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalamsebuah organisasi.

c) Tuntutan antar-pribadi, adalah tekanan yang ditimbulkan oleh pegawai lain seperti kurangnya dukungan social dan buruknya hubungan antar para pegawai.

d) Struktur organisasi yang menjadi patokan tingkat diferensi dalam organisasi, tingkat aturan dan peraturan, dan dimana keputusan diambil. Peraturan yang terlalu banyak dan kurangnya partisipasi individu dalam pengsmbilan keputusan juga menjadi potensi sumber stres.

e) Kepemimpinan organisasi yang berhubungan dengan gaya kepemimpinan atau manajerial dari eksekutif senior organisasi. Gaya kempemimpinan ini dapat meenciptakan budaya yang menjadi sumber stres.

3) Faktor individu

Faktor individu berhubungan dengan faktor-faktor pribadi seseorang dalam kehidupan pribadi individu. Diantaranya persoalan keluarga, masalah ekonomi, dan karakteristik kepribadian bawaan.

Ada dua pendekatan dan indikatornya sebagai berikut : a) Pendekatan individu

(16)

Dalam pedekatan ini dalam organisasi atau sebuah perushaan dapat dillihat dari beberapa indikator yaitu dari waktu yang efisien dan efektif.

b) Pendekatan organisasi

Penerapan pendekatan ini dalam sebuah organisasi atau perusahaan dapat kita lihat dari beberapa indikator yaitu adanya perbaikan mekanisme seleksi personalia dan penempatan kerja, pengunaan penetapan sasaran yang realistis, adanya perencanaan ulang pekerjaan yang ditekuni, adanya peningkatan keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan, adanya perbaikan komunikasi organisasi yang dapat mengurangi ambiguitas peran dan konflik peran, dan penegakkan program kesejahtraan koporasi yang memusatkan perhatian kepada seluruh kondisi fisik dan mental karyawan.

c. Gejala stres kerja

Terdapat bebrapa bentuk gejala yang timbul apabila seseorang sedang mengalami stres, tetapi gejala-gejala stres tersebut tidak muncul pada waktu yang sama.terkadang kemuculan gejala stres bersifat kumulatif dengan artian gejala ini sudah muncul namun tidak terlihat apabila tidak tampak prilaku tertentu yang menunjukan sedang mengalami stres (Vanchapo, 2020). Menurut (Vanchapo, 2020) dalam (Rice,1992) gejala stres dibagi menjadi tiga bagian, yaitu gejala fisiologis, gejala psikologis dan gejala prilaku.

(17)

1) Gejala Fisiologis (fisik)

Gejala fisik dapat ditunjukkan dengan detang jantung dan tekanan darah yang meningkat, kelelahan fisik, gangguan perut, gangguan tidur dan sakit kepala.

2) Gejala Psikologis (psikis/mental)

Gejala psikis dapat ditunjukkan dengan emosi menjadi sensitive dan hiperaktif, frustasi, marah, ketegangan, timbul rasa kecemasan, kemampuan konsentrasi berkurang, serta kemampuan berkomunikasi menurun.

3) Gejala prilaku

Gejala prolaku ditunjukkan dengan kinerja dan produktivitas kerja menurun, ketergantungan terhadap alcohol, meroko berlebihan menghindari pekerjaan, dan bermalas-malasan.

4. Hubungan Antar Variabel

a. Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja

Beban kerja merupakan kondisi dimana seorang individu menerima tugas dan tanggung jawab yang melebihan batasan kemampuan yang dimiliki sehingga menimbulkan tekanan dalam diri dan dapat menganggu kondisi metal individu, beban kerja yang berlebihan dapat menjadi salah satu sumber timbulnya stres.

Rolos (2018) menyatakan beban kerja merupakan berbagai tugas atau kegiatan yang diberikan dan harus segera diselesaikan dalam jangka waktu yang ditentukan oleh organisasi atau pemegang jabatan yang

(18)

memberikan tugas tersebut. Pramudia (2019) dampak beban kerja yang diberikan terlalu besar yaitu dapat menyebabkan mudah kelelahan baik fisik ataupun mental dan juga reksi emosional contohnya sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah. Ketika beban kerja yang diberikan terlalu sedikit dapat menimbulkan rasa kebosanan terhadap pekerjaan dan secara potensial dapat membahayakan pekrja.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maharani dan Budianto (2019) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung antara beban kerja dengan stres kerja pada BLUD RSU Kota Banjar. Beban kerja yang terlalu besar dapat menyebabkan kondisi fisik pegawai menurun yaitu mudah lelah dan mudah tegang, dan pada akhirnya dapat menguras tenaga baik secara fisik maupun secara kognitif.

b. Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kinerja

Beban kerja merupakan tugas atau tangungg jawan yang dikerjakan dengan efektif dan dipercayakan agar dapat diselesaikan dengan batasan waktu yang ditentukan serta hasil dari pekerjaan tersebut dapat dipertanggung jawabkan supaya hasil tersebut sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Rolos (2018) menyatakan tugas yang diberikan pasti membutuhkan waktu, stamina dan sumber daya lain dalam menyelesaikan tugas tersebut. dengan sumber daya yang tersedia terbatas dapat menyebabkan kinerja karyawan menurun.

(19)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tjibrata (2017) bahwa secara persial terdapat pengaruh yang signifikan antara beban kerja terhadap kinerja karyawan PT. Sabar Ganda Manado.

c. Hubungan Antara Stres Kerja dengan Kinerja

Stres yang dialami karyawa adalah keadaan dimana karyawan mengalami tekanan dalam menjalankan pekrjaannya, tekanan dapat timbul baik dari faktor internal maupun faktor eksternal sehingga akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Santoso (2018) Stres kerja adalah kondisi diamana seorang individu tidak mampu menyelesaikan tuntutan kerja dikareakan individu tersebut tidak mempuunyai kemampuan atau keahlian dalam menyelesaikan tuggas yang diberikan. Stres kerja dapat mempengaruhi produktifitas, efektifitas, kesehatan dan kualitas kerja.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Begia (2018) menyatakan stres kerja berpengaruh secara negative dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada bagian tenaga penjualan UD Surya Raditya Negara.

d. Hubungan Beban Kerja, Kinerja Dan Stres Kerja

Terdapat hubungan antara beban kerja dengan stres kerja yang dialami karyawan yang mempengaruhi pencapaian kinerja karyawan.

Maharani dan Budianto (2019) menyatakan bahwa dengan beban kerja yang seimbang dengan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keahlian pegawai tersebut kinerjanya akan lebih baik. Sebaliknya jika

(20)

dengan banyaknya tugas yang diberikan tidak sebanding dengan kemampuan, keahlian, dan waktu penyelesaian tugas bisa menjadi sumber stres.

Ahmad (2019) menyatakan bahwa stres kerja dapat merusak kinerja karyawan, ini tergantung seberapa tinggi tingkat stres yang dialami. Sters kerja dan kinerja karayawan mempunyai hubungan berkebalikan dimana ketika stres yang dialami mengalami peningkatan akan berpengaruh terhadap penurunan kinerja dan sebaliknya.

5. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir menunjukkan hubungan anatar variabel dan menjelaskan ada keterkaitan atau tidak diantara variabel tersebut.

Bedasarkan landasan teori yang telah dipaparkan maka digambarkan bahwa beban kerja (X1), stres kerja (Z), dan kinerja karyawan (Y1). Maka Kerangak pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Fikir Penelitian

Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja, kinerja dan stres kerja. Ketika beban kerja yang diterima karyawan terlalu banyak dan tidak sesuai keahlian dan kemampuan keryawan, hal ini akan menjadi

Beban Kerja (X)

Kinerja (Y) Stres Kerja

(Z)

(21)

sumber stres dan mempengaruhi kinerja pegawai tersebut. Maharani dan Budianto (2019) menyatakan bahwa beban kerja menimbulkan dampak negatif dikarenakan adanya peningkatan beban kerja. Dengan meningkatnya beban kerja akan berikabat pada produktifitas tenaga kerja dan dari kondisi tersebut akan menyebabkan timbulnya stres kerja.

6. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih diragukan dan perlu dibuktikan kebenaranya, hasil pembuktian yang dilakukan akan diperoleh hasil apakah pernyataan tersebt benar atau tidak. Bedasarkan kerangka fikir pada gambar 2.1 maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Beban kerja merupakan banyaknya tugas atau kegiatan yang harus dikerjakan oleh karyawan atau suatu unit organisasi dengan batasan waktu penyelesaian yang telah ditentukan. Irawati & Carollina (2017) dan Rolos et al.,(2018) menyatakan darihasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa beban berpengaruh negative dan siginifikan terhadap kinerja karyawan. Diartikan bahwa jika beban keja tinggi dan melampaui batasan kemampuan individu maka dapat menurunkan kinerja karyawan. Dari pemaparan diatas dapat ditarik hipotesis :

H1 : Beban kerja berpengaruh negativdan signifikan terhadap kinerja karyawan

(22)

2. Penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan Carollina (2017) menyatakan bahwa beban kerja merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya stres, beban kerja yang diberikan berupa tugas yang berlebihan dengan waktu pengerjaan yang singkat. Jika hal tersebut terlalu sering terjadi maka akan menyebabkan stres pada karyawan yang menerima beban tersebut. Maharani dan Budianto (2019) menyatakan dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa terdapat adanya pengaruh langsung beban kerja terhadap stres kerja. Artinnya ketika beban kerja yang diberkan tidak sesuai dengan kemampuan karyawan di tambah lagi dengan waktu pengerjaan tugas yang singkat hal ini akan menyebabkan tekanan dalam diri individu dan menyebabkan stres pada karyawan. Dari pemaparan diatas maka dapat ditarik hipotesis :

H2 : Beban kerja berpengaruh positive dan signifikan terhadap stres kerja 3. Stres yang adalah keadaan dimana karyawan tidak mampu menjalankan

tuntutan pekerjaan yang diberikan kepadanya dikarenakan karyawan tidak memiliki kemampuan dalam mengerjakan tugas yang diberikana dan dapat mempenaruhi produktifitas, efektifitas, kesehatan dan kualitas kerja (Santoso et al., 2018). Santoso et al.,(2018) dan Sari et al.,(2017) menyatakn dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahawa terdapat pengaruh negative dan signifika stres kerja terhadap kinerja karyawan. Dari pemaparan tersebut dapat ditarik hipotesis:

H3 : Stres kerja berpengaruh negative dan signfikan terhadap kinerja karyawan

(23)

4. Beban kerja adalah sekumpulan yang harus dikerjakan dan diselesaikan dengan batasan waktu yang ditentukan, karyawan harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menyelesaikan tugas–tugas tersebut. Hal ini digunakan sebagai dasar bagi seseorang karyawan untuk dapat menjalankan tugas yang diberikan (Tiala et al., 2019). Stres merupakan ketegangan yang dirasakan individu yang diakibatkan adanya ke tidak seimbangan atas tugas yang diberikan dengan kemampuan yang dimiliki karyawan dalam menyelesaikan pekerjaanya (dewi, bagia, 2018). Asbath (2017) Menyatakan dari hasil penelitiannya diperoleh hasil bahwa beban kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan melalui stres kerja. Dari pemaparan tesebut dapat ditarik hipotesisi :

H4 : Beban kerja berpengarh terhadap kinerja melalui stres kerja

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan tinjauan pustaka yang dikemukakan pada bab terdahulu, dapat ditarik kesimpulan bahwa Proses pembelajaran sumber daya alam dalam

Apabila saya terpilih sebagai calon pimpinan Baznas Kabupaten Kuantan Singingi Periode 2021-2026, Surat Pernyataan ini akan dibuktikan dengan Surat Keterangan dari

Menurut Pasal 1 angka 28 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) berbunyi bahwa: “Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seoang yang

Berdasarkan Gambar 2.2 tentang model penelitian dapat dijelaskan bahwa topik mengenai ekoleksikon nijo pada guyub tutur Lio-Flores dalam pengobatan tradisional,

Dalam memperhitungkan unsur-unsur ke dalam produksi terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing.Full costing merupakan metode pententuan (HPP) yang

Dengan demikian membuktikan bahwa hubungan antara kredibilitas narasumber terhadap perilaku wajib pajak pribadi akan semakin positif karena adanya tingkat pemahaman yang tinggi

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Aktivitas Fisik Sehari-hari Dengan

Anda ingin pengunjung situs untuk memiliki pilihan untuk memilih gambar ukuran penuh dengan membuka terlebih dahulu halaman Web yang berisi thumbnail grafis dari