• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cerita Rantansari Bahureksa di desa Kalisalak Kecamatan Batang Kabupaten Batang dengan Kajian Resepsi Sastra.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Cerita Rantansari Bahureksa di desa Kalisalak Kecamatan Batang Kabupaten Batang dengan Kajian Resepsi Sastra."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Ningrum, Ayu Kusuma. 2010. Cerita Rantansari Bahureksa di desa Kalisalak Kecamatan Batang Kabupaten Batang dengan Kajian Resepsi Sastra. Skripsi. Pendidikan Bahasa

dan Sastra Jawa. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang, Pembimbing I: Dr. Teguh Supriyanto, M.Hum., Pembimbing II: Sucipto Hadi Purnomo, M.Pd.

Kata Kunci: resepsi, cerita rakyat.

Cerita rakyat Rantansari Bahureksa kini relatif kurang mendapat perhatian dari masyarkat, terutama di wilayah kabupaten Batang. Sekalipun demikian, cerita ini telah mendapatkan tanggapan secara luas pada masyarakat tersebut, terutama di kalangan tua. Keadaan ini mendorong peneliti untuk mengetahui bagaimana penerimaan cerita rakyat Rantansari Bahureksa oleh masyarakat. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana resepsi terhadap cerita rakyat Rantansari Bahureksa yang mencakupi: (1) tanggapan masyarakat di wilayah Batang terhadap cerita rakyat Rantansari Bahureksa dan (2) fungsi cerita rakyat Rantansari Bahureksa bagi masyarakat di wilayah Batang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resepsi cerita rakyat Rantansari Bahureksa pada pembaca di wilayah Batang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatis yang mengacu pada teori resepsi sastra Umar Junus. Teori ini dipilih karena mengutamakan peran pembaca dalam pemaknaan karya sastra dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini. Sumber data berupa cerita rakyat di Batang dan data berupa cerita rakyat Rantansari Bahureksa yang merupakan hasil pembacaan pembaca wilayah Batang yang berjumlah 10 cerita (1 cerita dalam bentuk tertulis dan 9 lainnya merupakan cerita lisan hasil wawancara dengan narasumber). Analisis data yang dilakukan melalui dua tahapan, yaitu analisis struktur dan analisis reseptif.

Hasil penelitian ini berupa pengelompokan pembaca, yaitu pembaca ideal yang terdiri atas pembaca A, pembaca B, dan pembaca J. Pembaca biasa dalam penelitian ini terdiri atas pembaca C, pembaca D, pembaca E, pembaca F, pembaca G, pembaca H, dan pembaca I. Hasil pembacaan pembaca dari proses legetica dan poetica mendapatkan rekonstruksi ikatan struktur cerita secara umum, yaitu diawali dengan peristiwa ditugaskannya Bahureksa menjemput Rantansari di Desa Kalisalak. Cerita ini berakhir dengan peristiwa dihukumnya Bahureksa karena diketahui telah melakukan tipu daya terhadap Sultan Agung. Pembaca ideal melakukan penerimaan dengan mengolaborasikan pengetahuannya, harapan pembaca, imajinasi dan juga adat yang mengikat kehidupan pembaca. Pembaca biasa melakukan penerimaan sebatas pengetahuannya mengenai cerita tanpa mengonkretkan apa yang dipahami dalam kenyataan. Interpretasi yag diberikan pembaca berupa versi cerita yang diungkapkan pembaca. Pembaca dalam interpterasinya menggunakan evaluasi yang diperoleh dari penerimaan pembaca sebagai hasil dari proses pembacaan. Evaluasi tersebut terungkap dari amanat yang terdapat dalam versi cerita yang diungkapkan pembaca, yaitu: anak harus berbakti kepada orang tua, keberanian, keikhlasan, kesetiaan, kesopanan, karma, tanggung jawab, dan keadilan.

(2)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan cerita Begu Ganjang yang dulu dengan yang sekarang dan mengetahui apakah terdapat pergeseran persepsi masyarakat Desa

Hasil penelitian ini sebagai berikut: (1) struktur cerita yang terdapat pada ketiga cerita rakyat di Kabupaten Kebumen meliputi (a) tema, (b) tokoh dan

Skripsi yang berjudul Nilai Budi Pekerti dalam Cerita Rakyat Ki Ageng Wonolelo (Sebuah Kajian Resepsi Sastra) merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena (1) data penelitian ini merupakan data kualitatif, yakni data verbal berupa cerita rakyat daerah Kabupaten Ende

Cerita rakyat Sitagandera Dekket Nantampuk Emas merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari Pakpak Bharat. Cerita rakyat ini sangat terkenal di kalangan

Untuk persepsi masyarakat Desa Merdeka terhadap cerita Begu Ganjang berkaitan dengan posisinya sebagai insan yang memiliki agama adalah percaya akan adanya Begu Ganjang namun

Dari 30 pertanyaan kuesioner yang diajukan kepada 8 responden anak-anak usia 8- 12 tahun dapat disimpulkan bahwa minat mereka terhadap cerita rakyat rendah, karena cerita rakyat

Untuk menganalisis tanggapan masyarakat Desa Rassang Bosi terhadap cerita Boru Saroding dapat dilihat hasil yang adanya persepsi (tanggapan) masyarakat terhadap cerita