• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Auditor Independen. Laporan No S. Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT Bank Bukopin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Laporan Auditor Independen. Laporan No S. Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT Bank Bukopin"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2001 Dan 2000 (Mata Uang Indonesia)

(2)

Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT Bank Bukopin

Kami telah mengaudit neraca PT Bank Bukopin (Bank) tanggal 31 Desember 2001 dan 2000, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Bank. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.

Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan tersebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Bank tanggal 31 Desember 2001 dan 2000, hasil usaha, perubahan ekuitas serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Seperti dijelaskan pada Catatan 2 dan 3 atas laporan keuangan, Bank menerapkan secara retrospektif (i) perubahan akuntansi, pelaporan dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 (Revisi 2000) “Akuntansi Perbankan” yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) yang diterbitkan atas kerjasama IAI dengan Bank Indonesia yang berlaku efektif 1 Januari 2001 (ii) perubahan akuntansi pajak penghasilan sesuai dengan PSAK No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Penerapan PSAK dan PAPI tersebut mengharuskan Bank untuk menyajikan kembali atau mereklasifikasikan beberapa akun di laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000 agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan tahun 2001.

Seperti dijelaskan pada Catatan 39 atas laporan keuangan, ketidakpastian yang signifikan masih mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia termasuk sektor jasa perbankan serta sektor-sektor perekonomian lainnya. Kondisi ekonomi ini menyebabkan ketidakpastian atas kemampuan debitur Bank untuk melaksanakan kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo, yang berakibat meningkatnya risiko bawaan kredit pada portofolio aktiva produktif yang dimiliki Bank. Pada umumnya perbankan masih melakukan aktivitas pemberian kredit secara minimal. Dalam rangka mengatasi kesulitan permodalan dan kelangsungan hidupnya, Bank telah diikutsertakan dalam program rekapitalisasi dan telah menerima penyertaan modal Negara Republik Indonesia sebesar Rp 380.800 juta berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 tanggal 23 Mei 1999. Pada tahun 2000 jumlah penyertaan tersebut telah berkurang karena pemegang saham biasa kelas B menyetor lebih daripada ketentuan program

(3)

nama Negara Republik Indonesia kepada para pemegang saham biasa kelas B. Walaupun terdapat indikasi pemulihan, kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2001 masih dipengaruhi ketidakpastian yang signifikan.

Catatan 39 atas laporan keuangan juga mengungkapkan tindakan-tindakan yang sedang dan akan dilaksanakan oleh Manajemen Bank untuk menghadapi memburuknya kondisi ekonomi tersebut. Laporan keuangan terlampir mencakup dampak memburuknya kondisi ekonomi tersebut, sepanjang hal itu dapat ditentukan dan diperkirakan jumlahnya. Penyelesaian memburuknya kondisi ekonomi tergantung pada kebijakan moneter, fiskal dan tindakan lainnya yang sedang dan akan diambil Pemerintah untuk menyehatkan ekonomi, suatu tindakan yang berada di luar kendali Bank. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan memburuknya kondisi ekonomi terhadap penghasilan dan realisasi aktiva produktif Bank, termasuk mengalirnya dana nasabah, kreditur dan pemegang saham ke dan dari Bank.

PRASETIO, UTOMO & CO.

NIU-KAP 98.2.0024

Drs. Nunu Nurdiyaman NIAP 98.1.0062 18 Maret 2002

(4)

31 Desember

2000

(Disajikan kembali, 2001 lihat Catatan 2a dan 3)

AKTIVA

KAS Rp 120.896.326 Rp 121.907.240

GIRO PADA BANK INDONESIA (Catatan 4) 554.467.138 422.166.866 GIRO PADA BANK LAIN - Setelah dikurangi

penyisihan kerugian sebesar Rp 714.545 pada tahun 2001 dan Rp 646.526 pada tahun

2000 (Catatan 2c dan 5) 8.760.951 10.503.736

PENEMPATAN PADA BANK LAIN - Setelah dikurangi bunga diterima di muka yang belum diamortisasi sebesar Rp 617.815 pada tahun 2001 dan Rp 1.132.650 pada tahun 2000 serta penyisihan kerugian sebesar Rp 11.839.782 pada tahun 2001 dan Rp 8.710.870 pada tahun

2000 (Catatan 2c, 2d dan 6) 1.206.302.403 1.779.243.480

EFEK-EFEK

Setelah dikurangi bunga diterima di muka yang belum diamortisasi sebesar Rp 19.590.610 pada tahun 2001 dan Rp 4.270.274 pada tahun 2000 serta penyisihan kerugian sebesar Rp 1.247.215 pada tahun 2001 dan Rp 1.092.215 pada tahun

2000 (Catatan 2c, 2e dan 7) 1.954.012.175 1.297.637.511

OBLIGASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

(Catatan 2e, 2f dan 8) 367.274.000 367.359.452

KREDIT YANG DIBERIKAN - Setelah dikurangi penyisihan kerugian sebesar Rp 183.045.716 pada tahun 2001 dan Rp 118.650.729 pada tahun 2000

(Catatan 2b, 2c, 2h, 9, 15, 16, 17 dan 33)

Pihak ketiga 4.883.227.458 4.730.827.398

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 7.304.074 39.247.352

Jumlah Kredit yang Diberikan 4.890.531.532 4.770.074.750

PEMBIAYAAN SYARIAH - Setelah dikurangi penyisihan kerugian sebesar Rp 200.000 pada

tahun 2001(Catatan 2c, 2h dan 9) 19.800.000 -

(Berlanjut)

(5)

31 Desember

2000

(Disajikan kembali, 2001 lihat Catatan 2a dan 3)

TAGIHAN AKSEPTASI - Setelah dikurangi penyisihan kerugian sebesar Rp 1.476.196

pada tahun 2001 dan Rp 802.366 pada tahun 2000

(Catatan 2c, 2i, 3 dan 10) Rp 146.143.385 Rp 79.434.182

PENYERTAAN - Setelah dikurangi penyisihan kerugian sebesar Rp 931.642 pada tahun 2001 dan Rp 9.102 pada tahun 2000 (Catatan 2c,

2j dan 11) 16.323 538.863

AKTIVA TETAP - Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 75.661.477 pada tahun 2001 dan Rp 58.750.929 pada tahun 2000

(Catatan 2k dan 12) 147.823.372 153.964.548

AKTIVA PAJAK TANGGUHAN - Bersih (Catatan 2a,

3 dan 19) - 1.611.035

AKTIVA LAIN-LAIN (Catatan 2l, 2m dan 13) 185.973.081 180.788.442

JUMLAH AKTIVA Rp 9.602.000.686 Rp 9.185.230.105

(6)

31 Desember

2000

(Disajikan kembali, 2001 lihat Catatan 2a dan 3)

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN SEGERA (Catatan 2n dan 14) Rp 69.954.735 Rp 211.208.498 SIMPANAN

Giro (Catatan 2b, 2o, 15 dan 33)

Pihak ketiga 3.041.652.766 3.409.311.795

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 477.639 4.141.803

Jumlah Giro 3.042.103.405 3.413.453.598

Giro Wadiah (Catatan 2p dan 15) 1.000 -

Tabungan (Catatan 2b, 2o, 16 dan 33)

Pihak ketiga 837.580.033 726.769.826

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 3.017.437 2.565.437

Jumlah Tabungan 840.597.470 729.335.263

Tabungan Wadiah (Catatan 2p dan 16) 41.413 -

Deposito Berjangka (Catatan 2b, 2o,17 dan 33)

Pihak ketiga 3.719.657.400 3.234.372.962

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2.567.277 85.050.611

Jumlah Deposito Berjangka 3.722.224.677 3.319.423.573

Jumlah Simpanan (Catatan 3) 7.604.967.965 7.462.212.434

SIMPANAN DARI BANK LAIN Giro (Catatan 2q dan 15)

Pihak ketiga 1.250.103 471.340

Giro Wadiah (Catatan 2p, 2q dan 15)

Pihak ketiga 20.000.000 -

Deposito (Catatan 2q dan 17)

Pihak ketiga 175.060.000 33.060.000

Penempatan dari bank lain (Catatan 2q dan 18)

Pihak ketiga 257.200.000 5.000.000

Jumlah Simpanan dari Bank Lain (Catatan 3) 453.510.103 38.531.340 HUTANG PAJAK (Catatan 2a dan 19) 54.597.255 12.340.521

(Berlanjut)

(7)

31 Desember

2000

(Disajikan kembali, 2001 lihat Catatan 2a dan 3)

KEWAJIBAN AKSEPTASI (Catatan 2h, 3 dan 10) Rp 147.619.581 Rp 80.236.548 PINJAMAN YANG DITERIMA (Catatan 3 dan 20) 568.003.608 721.963.120 ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN

KONTINJENSI (Catatan 2c, 3 dan 21) 9.761.810 5.725.979 KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN - Bersih

(Catatan 2a, 3 dan 19) 5.855.531 -

KEWAJIBAN LAIN-LAIN (Catatan 3 dan 22) 145.615.135 219.258.553

PINJAMAN SUBORDINASI (Catatan 23) - 12.141.775

Jumlah Kewajiban 9.059.885.723 8.763.618.768

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 1.000 per saham untuk saham biasa kelas A dan Rp 10 per saham untuk saham biasa kelas B dan kelas C pada tahun 2001 dan 2000

Modal dasar - 213.379.785 saham biasa kelas A, 72.186.249.069 saham biasa kelas B dan 6.475.772.431 saham biasa kelas C pada tahun 2001 dan 2000 Modal ditempatkan dan disetor penuh -

213.379.785 saham biasa kelas A pada tahun 2001 dan 2000, 6.920.106.732 dan 1.942.136.114 saham biasa kelas B

masing-masing untuk tahun 2001 dan 2000, 1.401.704.883 dan 6.379.675.501 saham biasa kelas C masing-masing untuk tahun

2001 dan 2000 (Catatan 24) 296.597.901 296.597.901

Agio saham (Catatan 24) 392.781.884 392.781.884

Saldo laba (Defisit)

Telah ditentukan penggunaannya 10.272.617 10.272.617

Belum ditentukan penggunaannya (Catatan 3) ( 157.537.439 ) ( 278.041.065 )

Jumlah Ekuitas 542.114.963 421.611.337

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp 9.602.000.686 Rp 9.185.230.105

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(8)

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember

2000

(Disajikan kembali, 2001 lihat Catatan 2a dan 3)

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga

Bunga (Catatan 2r dan 25) Rp 1.312.128.676 Rp 1.045.330.215

Provisi dan komisi (Catatan 2t dan 26) 77.859.869 62.473.249

Jumlah Pendapatan Bunga 1.389.988.545 1.107.803.464

Beban Bunga dan Pembiayaan Lainnya (Catatan 2r

dan 27) ( 827.055.341 ) ( 661.923.728 )

Pendapatan Bunga - Bersih 562.933.204 445.879.736

Pendapatan Operasional Lainnya

Laba selisih kurs (Catatan 2u) 1.783.209 -

Provisi dan komisi lainnya (Catatan 2t) 5.472.387 6.198.974

Lain-lain (Catatan 28) 195.924.975 33.945.958

Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya 203.180.571 40.144.932

Beban Penyisihan Kerugian

Giro pada bank lain (Catatan 2c dan 5) ( 68.018 ) ( 52.899 ) Penempatan pada bank lain (Catatan 2c,

2d dan 6) ( 3.128.912 ) ( 5.577.870 )

Efek-efek (Catatan 2c, 2e dan 7) ( 155.000 ) ( 752.215 )

Kredit yang diberikan (Catatan 2c, 2g dan 9) ( 313.683.823 ) ( 78.905.003 )

Pembiayaan syariah (Catatan 2c, 2h dan 9) ( 200.000 ) -

Kartu kredit (Catatan 2c) - ( 21.772 )

Tagihan akseptasi (Catatan 2c,2i dan 10) ( 568.712 ) -

Penyertaan (Catatan 2c, 2j dan 11) ( 922.540 ) ( 2.283 )

Beban Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi

(Catatan 2c dan 21) ( 4.035.831 ) ( 3.076.975 )

Beban Penurunan Nilai Pasar Obligasi Negara Republik Indonesia

(Catatan 2e, 2f dan 8) ( 85.452 ) ( 1.526.348 )

Jumlah Beban Penyisihan Kerugian dan Penurunan

Nilai Pasar Aktiva Produktif ( 322.848.288 ) ( 89.915.365 )

Beban Operasional Lainnya

Umum dan administrasi (Catatan 29) ( 153.492.207 ) ( 141.222.533 ) Gaji dan tunjangan karyawan (Catatan 2v, 30

dan 32) ( 127.097.897 ) ( 122.878.911 )

Rugi selisih kurs (Catatan 2u) - ( 2.110.036 )

Jumlah Beban Operasional Lainnya ( 280.590.104 ) ( 266.211.480 )

(Berlanjut)

(9)

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember

2000

(Disajikan kembali, 2001 lihat Catatan 2a dan 3)

LABA OPERASIONAL Rp 162.675.383 Rp 129.897.823

PENGHASILAN (BEBAN) BUKAN OPERASIONAL

- BERSIH (Catatan 31) 13.510.338 ( 4.374.774 )

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 176.185.721 125.523.049

BEBAN PAJAK (Catatan 2a, 3 dan 19)

Tahun berjalan ( 48.215.529 ) -

Tangguhan ( 7.466.566 ) ( 42.681.223 )

LABA BERSIH (Catatan 3) Rp 120.503.626 Rp 82.841.826

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(10)

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2001 Dan 2000

Saldo Laba Saldo Laba Yang (Defisit) Yang Telah Ditentukan Belum Ditentukan

Modal Saham Agio Saham Penggunaannya Penggunaannya Jumlah Ekuitas

Saldo pada tanggal 1 Januari 2000 - disajikan

terdahulu Rp 296.597.901 Rp 392.781.884 Rp 10.272.617 ( Rp 405.175.149) Rp 294.477.253

Pengaruh retrospektif atas penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46

“Akuntansi Pajak Penghasilan”

(Catatan 2a dan 3) - - - 44.292.258 44.292.258

Saldo pada tanggal 1 Januari 2000 - disajikan

kembali 296.597.901 392.781.884 10.272.617 ( 360.882.891) 338.769.511

Laba bersih tahun 2000 –Disajikan kembali (Catatan 2a dan 3)

Disajikan terdahulu - - - 125.523.049 125.523.049

Pengaruh retrospektif atas penerapan PSAK No. 46 “Akuntansi Pajak

Penghasilan” - - - ( 42.681.223) ( 42.681.223)

Disajikan kembali - - - 82.841.826 82.841.826

Saldo pada tanggal 31 Desember 2000 -

disajikan kembali 296.597.901 392.781.884 10.272.617 ( 278.041.065) 421.611.337

Laba bersih tahun 2001 - - - 120.503.626 120.503.626

Saldo pada tanggal 31 Desember 2001 Rp 296.597.901 Rp 392.781.884 Rp 10.272.617 ( Rp 157.537.439) Rp 542.114.963

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(11)

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember

2000

(Disajikan kembali, 2001 lihat Catatan 2a dan 3)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI:

Laba bersih Rp 120.503.626 Rp 82.841.826

Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih menjadi kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi:

Penyusutan aktiva tetap 19.231.008 17.565.307

Selisih kurs penyisihan kerugian atas:

Kredit yang diberikan 2.004.590 1.837.516

Tagihan akseptasi 105.118 -

Penyisihan kerugian atas:

Giro pada bank lain 68.018 52.899

Penempatan pada bank lain 3.128.912 5.577.870

Efek-efek 155.000 752.215

Kredit yang diberikan 313.683.823 78.905.003

Pembiayaan syariah 200.000 -

Tagihan akseptasi 568.712 -

Penyertaan 922.540 2.283

Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 4.035.831 3.076.975 Penurunan nilai pasar Obligasi Negara

Republik Indonesia 85.452 1.526.348

Hasil penjualan unit penyertaan reksa dana - 860.405

Laba penjualan unit penyertaan reksa dana - ( 946 )

Laba penjualan aktiva tetap ( 595.304 ) ( 42.264 )

Beban pajak tangguhan 7.466.566 42.681.223

Perubahan aktiva dan kewajiban operasi:

Penempatan pada bank lain 569.812.165 ( 673.347.460 )

Efek-efek ( 656.529.664 ) ( 719.254.310 )

Obligasi Negara Republik Indonesia - 10.391.000

Kredit yang diberikan ( 456.145.195 ) ( 2.201.862.647 )

Aktiva lain-lain ( 5.184.639 ) 44.466.460

Simpanan:

Giro ( 350.570.430 ) 1.900.067.927

Tabungan 111.303.620 165.717.300

Deposito berjangka 544.801.104 932.235.155

Penempatan dari bank lain 252.200.000 4.930.000

Hutang pajak 42.256.734 6.010.921

Kewajiban lain dan segera lainnya ( 214.897.180 ) 183.131.941

Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Operasi 308.610.407 ( 111.877.053 )

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI:

Hasil penjualan aktiva tetap 747.817 299.646

Pembelian aktiva tetap ( 13.242.345 ) ( 15.594.004 )

Penambahan penyertaan ( 400.000 ) -

Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ( 12.894.528 ) ( 15.294.358 )

(Berlanjut)

(12)

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember

2000

(Disajikan kembali, 2001 lihat Catatan 2a dan 3)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN:

Kenaikan (penurunan) pinjaman yang diterima ( Rp 153.959.512 ) Rp 57.858.990

Pembayaran pinjaman subordinasi ( 12.141.775 ) ( 12.132.000 )

Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Pendanaan ( 166.101.287 ) 45.726.990

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS

DAN SETARA KAS 129.614.592 ( 81.444.421 )

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 555.224.368 636.668.789

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN Rp 684.838.960 Rp 555.224.368

RINCIAN KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN:

Kas Rp 120.896.326 Rp 121.907.240

Giro pada Bank Indonesia 554.467.138 422.166.866

Giro pada bank lain 9.475.496 11.150.262

Jumlah Rp 684.838.960 Rp 555.224.368

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(13)

(Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Persentase dan Data Saham)

1. UMUM

PT Bank Bukopin (Bank) didirikan dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia, disingkat Bukopin, yang disahkan sebagai badan hukum berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Koperasi No. 13/Dirjen/Kop/70 tanggal 10 Juli 1970 dan didaftar dalam Daftar Umum Direktorat Jenderal Koperasi dengan No. 8251 pada tanggal yang sama. Bank mulai melakukan usaha sebagai Bank Umum Koperasi di Indonesia sejak tanggal 16 Maret 1971 dengan izin Menteri Keuangan dalam Surat Keputusan No. 78/DDK/II/3/1971 tanggal 16 Maret 1971. Menurut anggaran dasarnya, usaha Bank mencakup segala kegiatan bank umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Perbankan dengan tujuan utama memperhatikan dan melayani kepentingan gerakan koperasi di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Perkoperasian yang berlaku. Dalam perkembangannya, Bank telah melakukan peleburan usaha dengan beberapa bank umum koperasi. Perubahan nama Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin) menjadi Bank Bukopin dilakukan berdasarkan Keputusan Rapat Anggota Bank Umum Koperasi Indonesia yang dituangkan dalam surat No. 03/RA/XII/89 tanggal 2 Januari 1990.

Dalam Rapat Anggota Khusus Bank Bukopin, yang diaktakan dengan akta No. 4 Notaris Muhani Salim, S.H., tanggal 2 Desember 1992, para anggota menyetujui untuk mengubah status badan hukum Bank Bukopin dari Koperasi menjadi Perseroan Terbatas. Akta pendirian yang berkaitan dengan perubahan status badan hukum tersebut diaktakan dengan akta Notaris Muhani Salim, S.H., No. 126 tanggal 25 Februari 1993 beserta pembetulannya, dengan notaris yang sama, No. 118 tanggal 28 Mei 1993 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-5332.HT.01.01.TH.93 tanggal 29 Juni 1993 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 3633 tanggal 10 Agustus 1993 Tambahan No. 64. Perubahan ini juga telah disetujui oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. S-1382/MK.17/1993 tanggal 28 Agustus 1993. Sesuai dengan akta pendirian tersebut, pendirian Bank dalam bentuk perseroan terbatas terjadi dengan memasukkan seluruh aktiva dan kewajiban dari Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin). Bank memutuskan untuk memulai kegiatan usaha dalam bentuk perseroan terbatas pada tanggal 1 Juli 1993.

Berdasarkan surat Dirjen Pembinaan Koperasi Perkotaan No. 181/PKK/II/1994 tanggal 19 Februari 1994 dan surat Direktur Bina Koperasi Jasa Keuangan No. 981/PKK.2/IX/1994 tanggal 20 September 1994, Pusat Pelayanan Kredit Koperasi Pedesaan (PPKKP) di Lampung dan Malang telah digabungkan ke dalam PT Bank Bukopin cabang yang bersangkutan.

Dalam kaitannya dengan keikutsertaan Bank dalam program rekapitalisasi sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 53/KMK.017/1999 - No. 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Februari 1999 tentang Pelaksanaan Program Rekapitalisasi Bank Umum, dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham (RULBPS) yang diaktakan dengan akta No. 64 Notaris Lindasari Bachroem, S.H., tanggal 30 Juni 1999, para pemegang saham menyetujui antara lain:

- Penandatanganan Perjanjian Rekapitalisasi atau Investasi, Manajemen dan Kinerja Usaha (IMKU), Warran, Sertifikat Bukti Hak beserta perjanjian-perjanjian lainnya,

- Pengalihan seluruh/sebagian besar aktiva Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) atau pihak-pihak yang ditunjuk BPPN,

- Penambahan modal dan pengeluaran saham baru,

(14)

- Perubahan anggaran dasar yang disesuaikan dengan Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas,

- Pengangkatan para anggota Direksi dan Komisaris Bank yang masa jabatannya disesuaikan dengan perubahan anggaran dasar, serta

- Penunjukan Direktur Kepatuhan.

Pada tahun 2001, dalam rangka penyelesaian program rekapitalisasi, telah dilakukan beberapa hal sebagai berikut:

- Pembelian kembali kredit non-performing yang sebelumnya diserahkan kepada BPPN (lihat Catatan 8).

- Divestasi saham milik Negara Republik Indonesia (Saham biasa kelas C) di Bank pada tanggal 21 Desember 2001 yang lebih dini daripada tanggal jatuh temponya, yaitu tanggal 28 Mei 2002 (lihat Catatan 24).

Ketentuan yang mendasari penyelesaian program rekapitalisasi adalah:

- Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 53/KMK.017/1999- No. 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Pebruari 1999.

- Ketentuan Pokok Sertifikat Bukti Hak yang merupakan lampiran perjanjian IMKU.

- Keputusan Rapat Umum Pemegang Sertifikat Bukti Hak tanggal 13 Desember 2001.

- Surat Keputusan Komite Kebijakan Sektor Keuangan No. Kep.03/K.KKSK/11/2001 tanggal 29 November 2001.

Perubahan anggaran dasar Bank diaktakan dengan akta Notaris Lindasari Bachroem, S.H., No. 22 tanggal 15 Juli 1999. Perubahan tersebut menyangkut pasal 2, pasal 3 dan pasal 4 dari anggaran dasar Bank terdahulu dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2-15603.HT.01.04.TH.99 tanggal 27 Agustus 1999 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 8512 tanggal 13 Desember 1999 Tambahan No. 102. Perubahan ini juga telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai dengan Undang-Undang No. 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan dengan No. TDP 090316528774 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No. 199/BH.09.03/XI/1999 tanggal 3 November 1999.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham (RULBPS) yang diaktakan dengan akta No. 45 Notaris Lindasari Bachroem, S.H., tanggal 30 Maret 2000, para pemegang saham menyetujui beberapa perubahan pada anggaran dasar yang menyangkut antara lain:

- Perubahan nama pemegang saham dari BPPN menjadi Negara Republik Indonesia.

- Perubahan tugas dan wewenang Direksi - Pembentukan Dewan Pengawas Syariah

- Perubahan tersebut menyangkut pasal 4 ayat 2 angka III, pasal 11 ayat 5 dan menambah pasal 16A di antara pasal 16 dan 17 dari anggaran dasar Bank terdahulu. Perubahan ini telah dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dan telah diterima serta dicatat pada tanggal 30 Juni 2000 nomor: C-12651 HT.01.04.TH 2000. Perubahan ini juga telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 59 tanggal 13 Februari 2001 Tambahan No. 13.

(15)

Berdasarkan surat dari Bank Indonesia Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan No. 3/522/DPIP/Prz tanggal 19 September 2001 dan No. 3/678/DPIP/Prz tanggal 26 November 2001, Bank telah membuka 1 (satu) kantor cabang yang di dasarkan pada prinsip perbankan syariah (lihat Catatan 2h, 2p dan 2s). Cabang syariah tersebut mulai beroperasi pada tanggal 10 Desember 2001.

Susunan Dewan Komisaris, Direksi Bank dan Dewan Pengawas Syariah adalah sebagai berikut:

Komisaris Utama : Mohammad Syafei Atmodiwiryo

Komisaris : Andi Chaeruddin

Achmad Bakrie

Praptardjo A. Paryono F Suratto S

Mardjito Gisanatmodjo Direktur Utama : Sofyan Basir

Wakil Direktur Utama : Djuhaepah T. Marala Direktur : A. Toni Soetirto

Glen Glenardi Tri Joko Prihanto Agus Hernawan Dewan Pengawas Syariah : Didin Hafidhuddin

Ali Mustafa Yaqub Ichwan Abidin

Kantor pusat Bank berlokasi di Jl. M.T. Haryono Kav. 50-51, Jakarta - 12770. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2001, Bank memiliki 26 kantor cabang (termasuk 1 kantor cabang syariah), 59 kantor cabang pembantu, 76 kantor kas dan 29 payment point.

Jumlah karyawan Bank pada tanggal 31 Desember 2001 adalah 2712 orang.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan Bank, disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) No. 31 (Revisi 2000) tentang “Akuntansi Perbankan” yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) yang diterbitkan atas kerjasama IAI dengan Bank Indonesia.

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan, kecuali efek-efek tertentu yang dinilai berdasarkan nilai pasar.

Laporan arus kas menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan menjadi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, disusun berdasarkan metode arus kas tidak langsung. Untuk penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain yang tidak dijadikan sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya.

(16)

Perubahan akuntansi yang signifikan

(i) PSAK No. 31 (Revisi 2000) – “Akuntansi Perbankan”

Mulai 1 Januari 2001, Bank menerapkan secara retrospektif terhadap laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000 untuk mencerminkan perubahan akuntansi yang signifikan dari penerapan PSAK No. 31 (Revisi 2000), sebagai berikut:

1. Tagihan dan kewajiban akseptasi dicatat pada neraca yang sebelumnya dicatat pada laporan komitmen dan kontinjensi.

2. Simpanan dari Bank lain dicatat dalam akun “Simpanan dari Bank lain” yang sebelumnya dicatat pada akun “Simpanan”.

3. Penyisihan kerugian atas kewajiban komitmen dan kontinjensi dicatat pada akun

“Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi” yang sebelumnya dicatat pada akun

“Kewajiban lain-lain”.

4. Penempatan pada bank lain dan efek-efek tidak dikelompokkan dalam “kas dan setara kas”, yang sebelumnya dikelompokkan dalam “kas dan setara kas”.

5. Laporan komitmen dan kontinjensi sebagian dicatat dalam neraca dan sebagian lagi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, yang sebelumnya dicatat sebagai bagian dari laporan keuangan Bank.

(ii) PSAK No. 46 – “Akuntansi Pajak Penghasilan”

Sebelum tahun 2001, Taksiran pajak penghasilan pada laporan laba rugi ditentukan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak dalam tahun yang bersangkutan. Bank tidak melakukan penangguhan pajak (deferred tax) atas perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban antara laporan keuangan untuk tujuan komersial dan pajak.

Mulai tahun 2001, Bank menerapkan metode penangguhan pajak dalam menghitung taksiran pajak penghasilan sesuai PSAK No. 46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”.

Penangguhan pajak penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas perbedaan dalam pengakuan pemulihan aktiva dan penyelesaian kewajiban antara komersial dan fiskal. Perbedaan tersebut terutama menyangkut penyisihan kerugihan selain penyisihan kerugian kredit yang diberikan dan pengaruh pajak atas akumulasi rugi fiskal.

Perubahan kebijakan akuntansi tersebut diterapkan secara retrospektif. Akibat perubahan metode perhitungan taksiran pajak penghasilan ini, laporan keuangan Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000 telah disajikan kembali disesuaikan dengan laporan keuangan tahun 2001.

b. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Dalam usahanya, Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan syarat dan kondisi yang wajar sebagaimana dilakukan dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan masing-masing akun. Transaksi Bank dengan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan BPPN dalam rangka restrukturisasi perbankan/perusahaan, tidak diungkapkan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

(17)

c. Penyisihan Kerugian Aktiva Produktif serta Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi

Aktiva produktif terdiri dari penanaman dana Bank, baik dalam Rupiah maupun valuta asing, dalam bentuk giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, efek-efek, kredit yang diberikan, pembiayaan syariah, tagihan akseptasi, Obligasi Negara Republik Indonesia, penyertaan, termasuk kewajiban komitmen dan kontinjensi tertentu.

Kewajiban komitmen dan kontinjensi tertentu terdiri dari warkat penerbitan jaminan, letter of credit (L/C) yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan, dan garansi lainnya yang mempunyai risiko kredit.

Penyisihan kerugian aktiva produktif dibentuk berdasarkan penelaahan dan evaluasi manajemen terhadap kualitas masing-masing aktiva produktif pada akhir tahun. Pembentukan penyisihan kerugian aktiva produktif mengacu pada ketentuan Bank Indonesia tentang Pembentukan Penyisihan kerugian Aktiva Produktif. Penggolongan aktiva produktif serta komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit sebagai lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet ditentukan berdasarkan penelaahan manajemen terhadap prospek usaha, kondisi keuangan dan kemampuan membayar dari masing-masing debitur. Penyisihan kerugian kewajiban komitmen dan kontinjen yang dibentuk dicatat pada akun “Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi”.

Pedoman pembentukan penyisihan kerugian aktiva produktif tahun 2001 dan 2000 adalah sebagai berikut:

• Penyisihan umum, yang sekurang-kurangnya 1% dari aktiva produktif yang digolongkan lancar, tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia dan surat utang pemerintah.

• Penyisihan khusus, dibentuk untuk kredit yang diberikan setelah dikurangi dengan agunan kecuali untuk kredit dalam perhatian khusus, dengan penggolongan dan sekurang-kurangnya sebesar persentase sebagai berikut:

Penggolongan Persentase

Dalam Perhatian Khusus 5%

Kurang Lancar 15

Diragukan 50

Macet 100

Saldo aktiva produktif dikurangkan dari masing-masing penyisihan kerugian pada saat manajemen berpendapat bahwa aktiva tersebut harus dihapuskan karena sudah tidak dapat tertagih lagi. Penerimaan kembali aktiva produktif yang telah dihapusbukukan dicatat sebagai penambahan penyisihan kerugian selama tahun berjalan.

d. Penempatan pada Bank Lain

Penempatan pada bank lain adalah penanaman dana Bank pada bank lainnya berupa intervensi rupiah, interbank call money dan deposito berjangka.

Penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi dengan penyisihan kerugian yang dibentuk.

e. Efek-Efek

Efek-efek terdiri dari surat berharga yang diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang, antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan obligasi.

(18)

Sesuai PSAK No. 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”, yang efektif berlaku pada tanggal 1 Januari 1999, surat-surat berharga dinilai sesuai dengan klasifikasi efek yang bersangkutan, sebagai berikut:

• Untuk diperdagangkan dinyatakan berdasarkan nilai wajar. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) nilai wajar dilaporkan dalam laba rugi tahun berjalan.

• Untuk dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi (ditambahkan) dengan amortisasi premi (diskonto). Penurunan permanen nilai surat-surat berharga dilaporkan dalam laba rugi tahun berjalan.

f. Obligasi Negara Republik Indonesia

Obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dinyatakan sebesar nilai nominal, kecuali untuk obligasi yang dapat diperdagangkan dinyatakan sebesar nilai wajar.

g. Kredit yang Diberikan

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Kredit yang diberikan dinyatakan sebesar saldo kredit dikurangi dengan penyisihan kerugian yang dibentuk. Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi), kredit kelolaan dan perjanjian penerusan kredit (Channeling) diakui sebesar porsi kredit yang risikonya ditanggung Bank.

Untuk kredit yang direstrukturisasi, Bank menerapkan PSAK No. 54 “Akuntansi Restrukturisasi Hutang-Piutang Bermasalah”. PSAK ini mengharuskan Bank mencatat dampak restrukturisasi kredit (yang tidak mengakibatkan penerimaan saham atau aset) secara prospektif dan tidak mengubah nilai tercatat piutang pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika jumlahnya melebihi nilai kas masa depan yang ditentukan dalam persyaratan pinjaman. Jika jumlah nilai lebih rendah dari pada saldo piutang sebelum restrukturisasi, Bank mengurangi saldo piutang ke suatu jumlah yang sama dengan jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan. Jumlah pengurangan tersebut dicatat sebagai kerugian yang dibebankan pada operasi tahun berjalan.

h. Pembiayaan Syariah

Pembiayaan syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan prinsip jual beli dan bagi hasil antara bank dengan pihak lain selama jangka waktu tertentu.

Pembiayaan Murabahah merupakan akad jual beli antara nasabah dan Bank. Bank membiayai kebutuhan investasi nasabah yang dijual dengan harga pokok ditambah dengan keuntungan yang diketahui dan disepakati bersama. Pembayaran atas pembiayaan ini dilakukan dengan cara mengangsur dalam jangka waktu yang ditentukan.

Pembiayaan murabahah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan pendapatan margin yang ditangguhkan dan saldo penyisihan kerugian.

(19)

i. Tagihan dan Kewajiban Akseptasi

Tagihan dan Kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar nilai L/C atau nilai realisasi L/C yang di aksep oleh bank pengaksep (accepting bank) dan dikurangi penyisihan kerugian untuk tagihan akseptasi.

j. Penyertaan

Penyertaan yang dimiliki terdiri dari simpanan pada koperasi dan penyertaan saham dengan tingkat pemilikan di bawah 20%. Penyertaan dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penyisihan kerugian untuk kemungkinan kerugian penyertaan.

k. Aktiva Tetap

Aktiva tetap, kecuali tanah yang tidak disusutkan, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20

Perabot dan peralatan kantor 4

Kendaraan bermotor 4 - 8

Sesuai dengan PSAK No. 47 tentang “Akuntansi Tanah” perolehan tanah setelah tanggal 1 Januari 1999 dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang umur hak atas tanah atau umur ekonomis tanah mana yang lebih pendek.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya, pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

l. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka (disajikan dalam akun “Aktiva Lain-lain”) diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).

m. Agunan yang Diambil Alih

Efektif 1 Januari 2001, agunan yang diambilalih sehubungan dengan penyelesaian kredit (disajikan dalam akun Aktiva Lain-lain) diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi. Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar aktiva setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Selisih antara nilai aktiva yang diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan pada saat penjualan aktiva.

Pada tahun 2000 aktiva yang diperoleh sehubungan dengan penyelesaian kredit nasabah (disajikan dalam akun “Aktiva Lain-lain”) dicatat berdasarkan nilai terendah antara harga pasar dan harga yang disepakati bersama. Selisih lebih antara saldo kredit dengan nilai aktiva tersebut (nilai terendah antara harga pasar dan harga yang disepakati bersama) dibebankan pada penyisihan kerugian. Dampak perubahan kebijakan akuntansi ini tidak signifikan bagi Bank.

(20)

n. Kewajiban Segera

Kewajiban segera merupakan kewajiban Bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.

Kewajiban segera dinyatakan sebesar nilai kewajiban Bank.

o. Simpanan

Giro merupakan simpanan pihak lain yang dapat digunakan sebagai instrumen pembayaran, dan dapat ditarik setiap saat melalui cek dan bilyet giro. Giro dinyatakan sebesar titipan pemegang giro di Bank.

Tabungan merupakan simpanan pihak lain yang hanya bisa ditarik sesuai dengan persyaratan tertentu yang disepakati. Tabungan dinyatakan sebesar nilai investasi pemegang tabungan di Bank.

Deposito berjangka merupakan simpanan pihak lain yang hanya bisa ditarik pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka dengan Bank. Deposito dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka dengan Bank.

p. Simpanan Syariah

Simpanan syariah terdiri dari giro wadiah dan tabungan wadiah.

Giro wadiah merupakan titipan dana pihak ketiga yang mendapatkan bonus berdasarkan kebijaksanaan Bank. Giro wadiah dinyatakan sebesar titipan pemegang giro di Bank.

Tabungan wadiah merupakan simpanan pihak lain yang mendapatkan bonus berdasarkan kebijaksanaan Bank. Tabungan wadiah dinyatakan sebesar nilai investasi pemegang tabungan di Bank.

q. Simpanan dari Bank lain

Simpanan dari Bank lain adalah kewajiban Bank kepada bank lain dalam bentuk giro, tabungan deposito berjangka dan interbank call money. Simpanan dari bank lain dinyatakan sebesar nilai kewajiban Bank kepada bank lain.

Di dalam simpanan dari bank lain terdapat giro dari bank lain yang didasarkan pada prinsip perbankan syariah.

r. Pendapatan dan Beban Bunga

Pendapatan dan beban bunga diakui dengan menggunakan metode akrual. Bank tidak mengakui pendapatan bunga atas kredit yang diberikan atau aktiva produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai “non-performing”. Piutang bunga dari kredit yang diklasifikasikan “non-performing”

dibatalkan dan dibebankan pada tahun berjalan serta diakui sebagai pendapatan pada saat diterima. Pendapatan bunga atas aktiva “non-performing” yang belum diterima dicatat dalam tagihan kontinjensi.

(21)

s. Pendapatan dan Beban Syariah

Pendapatan syariah merupakan pendapatan bonus, margin dan bagi hasil atas pembiayaan syariah dan aktiva produktif lainnya yang diakui pada saat diterima secara tunai (cash basis).

Beban syariah merupakan distribusi bonus, margin dan bagi hasil yang diakui berdasarkan metode akrual (accrual basis).

Jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan dan dari aktiva produktif lainnya yang akan dibagikan kepada nasabah penyimpan dana dan Bank, dihitung secara proporsional sesuai dengan alokasi dana nasabah dan Bank yang dipakai dalam pembiayaan yang diberikan dan aktiva produktif lainnya yang disalurkan. Dari jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil yang tersedia untuk nasabah tersebut kemudian dibagihasilkan ke nasabah sebagai shahibul maal dan Bank sebagai mudharib sesuai dengan porsi nisbah bagi hasil yang telah disepakati bersama sebelumnya. Pendapatan marjin dan bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan dan aktiva produktif lainnya yang memakai dana Bank, seluruhnya milik Bank.

Cabang Syariah Bank belum mempunyai pendapatan dan beban syariah untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2001 (lihat Catatan 1).

t. Pendapatan Provisi dan Komisi

Pendapatan provisi dan komisi yang melebihi jumlah tertentu dan berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan serta jangka waktu, ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) sesuai dengan jangka waktunya. Pendapatan provisi dan komisi lainnya diakui pada saat transaksi dilakukan.

u. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dinyatakan dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut sesuai dengan publikasi Bank Indonesia dan laba atau rugi kurs dikredit atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.

Pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000, nilai tukar satu dolar Amerika Serikat yang digunakan masing-masing sebesar Rp 10,400 dan Rp 9,595.

Keuntungan atau kerugian yang berasal dari transaksi berjangka dalam mata uang asing untuk tujuan pendanaan, yang merupakan selisih antara kurs berjangka yang diperjanjikan dengan kurs tengah yang berlaku pada tanggal neraca dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

v. Dana Pensiun

Bank menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetap. Beban jasa lalu dan koreksi aktuarial yang belum diakui diamortisasi sesuai dengan perkiraan sisa masa kerja dari karyawan sebagaimana ditentukan oleh aktuaris.

(22)

3. PENYAJIAN KEMBALI BEBERAPA AKUN AKIBAT PENGARUH PERUBAHAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN DAN REKLASIFIKASI AKUN

Ihktisar perubahan dari penyajian kembali laporan keuangan dan reklasifikasi akun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000 sebagai akibat dari penerapan standar akuntansi baru/revisi sejak 1 Januari 2001 (lihat Catatan 2a), adalah sebagai berikut:

Laporan Terdahulu Disajikan Kembali

Kas dan setara kas Rp 3.623.908.444 Rp 555.224.368

Tagihan akseptasi - 79.434.182

Aktiva pajak tangguhan - 1.611.035

Simpanan 7.462.683.774 7.462.212.434

Simpanan dari bank lain - 38.531.340

Kewajiban akseptasi - 80.236.548

Pinjaman yang diterima 760.738.980 721.963.120

Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi - 5.725.979

Kewajiban lain-lain 225.071.038 219.258.553

Defisit akhir tahun 279.652.100 278.041.065

Taksiran pajak penghasilan tangguhan - 42.681.223

Laba bersih 125.523.049 82.841.826

4. GIRO PADA BANK INDONESIA

2001 2000

Rupiah Rp 545.627.138 Rp 414.011.116

Dolar Amerika Serikat 8.840.000 8.155.750

Jumlah Rp 554.467.138 Rp 422.166.866

Di dalam giro pada Bank Indonesia terdapat giro yang di dasarkan pada prinsip perbankan syariah sebesar Rp 20.052.700 pada tanggal 31 Desember 2001.

5. GIRO PADA BANK LAIN

2001 2000

Rupiah Rp 1.922.093 Rp 2.259.558

Mata Uang Asing

Dolar Amerika Serikat 6.090.356 8.190.377

EURO 369.777 -

Dolar Singapura 286.699 44.716

Mata Uang Asing lainnya 806.571 655.611

7.553.403 8.890.704

Jumlah 9.475.496 11.150.262

Dikurangi penyisihan kerugian ( 714.545 ) ( 646.526 )

Bersih Rp 8.760.951 Rp 10.503.736

Didalam giro pada bank lain terdapat giro yang didasarkan pada prinsip perbankan syariah sebesar Rp 173.750 pada tanggal 31 Desember 2001.

(23)

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain.

6. PENEMPATAN PADA BANK LAIN Rincian akun ini adalah sebagai berikut:

Suku Bunga Rata-rata Per Tahun

2001 2000 2001 2000

Rupiah

Penempatan pada pasar uang Intervensi Rupiah - setelah

dikurangi bunga diterima di muka yang belum diamortisasi sebesar Rp 617.815 pada tahun 2001 dan Rp 1.132.650

pada tahun 2000 14,13% 10,46% Rp 599.382.185 Rp 916.867.350

Interbank call money 14,71 12,75 592.000.000 730.000.000

Deposito berjangka 17,74 - 7.000.000 1.000.000

1.198.382.185 1.647.867.350

Dolar Amerika Serikat

Interbank call money 4,44% 5,94% 19.760.000 140.087.000

Jumlah 1.218.142.185 1.787.954.350

Dikurangi penyisihan kerugian ( 11.839.782 ) ( 8.710.870 )

Bersih Rp 1.206.302.403 Rp 1.779.243.480

Di dalam penempatan pada bank lain terdapat deposito berjangka yang didasarkan pada prinsip perbankan syariah sebesar Rp 2.000.000 dan Rp 1.000.000 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000.

Rekening intervensi rupiah merupakan kegiatan pinjam meminjam dana yang dilakukan oleh Bank Indonesia secara langsung di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dengan jangka waktu maksimum selama 7 (tujuh) hari.

Klasifikasi jangka waktu penempatan berdasarkan sisa umur sampai saat jatuh tempo, adalah sebagai berikut:

2001

Rekening Deposito

Intervensi (Rp) Call Money Berjangka

Rupiah

Kurang dari 1 bulan Rp 599.382.185 Rp 592.000.000 Rp 7.000.000 Dolar Amerika Serikat

Kurang dari 1 bulan - 19.760.000 -

Jumlah Rp 599.382.185 Rp 611.760.000 Rp 7.000.000

(24)

2000

Rekening Deposito

Intervensi (Rp) Call Money Berjangka

Rupiah

Kurang dari 1 bulan Rp 916.867.350 Rp 730.000.000 Rp 1.000.000 Dolar Amerika Serikat

Kurang dari 1 bulan - 140.087.000 -

Jumlah Rp 916.867.350 Rp 870.087.000 Rp 1.000.000

Perubahan penyisihan kerugian penempatan pada bank lain adalah sebagai berikut:

2001 2000

Saldo awal tahun Rp 8.710.870 Rp 45.133.000

Penyisihan selama tahun berjalan 3.128.912 5.577.870

Reklasifikasi penyisihan selama tahun berjalan - ( 42.000.000 )

Saldo akhir tahun Rp 11.839.782 Rp 8.710.870

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya penempatan pada bank lain.

7. EFEK-EFEK Akun ini terdiri atas:

Suku Bunga Rata-rata Per Tahun

2001 2000 2001 2000

Rupiah

Sertifikat Bank Indonesia - setelah dikurangi bunga diterima di muka yang belum diamortisasi sebesar Rp 19.590.610 pada tahun 2001 dan Rp 4.270.274

pada tahun 2000 15,31% 13,34% Rp 1.943.259.390 Rp 1.280.729.726

Obligasi 15,00 14,43 12.000.000 18.000.000

Jumlah 1.955.259.390 1.298.729.726

Dikurangi

Penyisihan kerugian ( 1.247.215 ) ( 1.092.215 )

Bersih Rp 1.954.012.175 Rp 1.297.637.511

(25)

Efek-efek berdasarkan klasifikasi dan periode jatuh temponya adalah sebagai berikut:

2001

Dimiliki hingga jatuh tempo

Biaya Bunga yang Belum

Perolehan Diamortisasi Bersih

Jangka waktu

Kurang dari 1 tahun Rp 1.965.850.000 (Rp 19.590.610) Rp 1.946.259.390

1 - 5 tahun 9.000.000 - 9.000.000

Jumlah Rp 1.974.850.000 ( Rp 19.590.610 ) 1.955.259.390 Dikurangi penyisihan kerugian ( 1.247.215 )

Bersih Rp 1.954.012.175

2000 Dimiliki hingga jatuh tempo

Biaya Bunga yang Belum

Perolehan Diamortisasi Bersih

Jangka waktu

Kurang dari 1 tahun Rp 1.285.000.000 ( Rp 4.270.274 ) Rp 1.280.729.726

1 - 5 tahun 6.000.000 - 6.000.000

5 - 10 tahun 12.000.000 - 12.000.000

Jumlah Rp 1.303.000.000 ( Rp 4.270.274 ) 1.298.729.726 Dikurangi penyisihan kerugian ( 1.092.215 )

Bersih Rp 1.297.637.511

Perubahan penyisihan kerugian efek-efek adalah sebagai berikut:

2001 2000

Saldo awal tahun Rp 1.092.215 Rp 1.527.715

Penyisihan selama tahun berjalan 155.000 752.215

Penghapusbukuan selama tahun berjalan - ( 1.187.715 )

Saldo akhir tahun Rp 1.247.215 Rp 1.092.215

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya efek-efek.

8. OBLIGASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Obligasi Negara Republik Indonesia berdasarkan klasifikasi dan jenisnya adalah sebagai berikut:

(26)

2001 Dimiliki Hingga

Diperdagangkan Jatuh Tempo Jumlah

Jenis

Obligasi suku bunga mengambang Rp 18.435.700 Rp 222.409.000 Rp 240.844.700 Obligasi suku bunga tetap 15.469.300 110.960.000 126.429.300

Jumlah Rp 33.905.000 Rp 333.369.000 Rp 367.274.000

2000

Dimiliki Hingga

Diperdagangkan Jatuh Tempo Jumlah

Jenis

Obligasi suku bunga mengambang Rp 18.046.700 Rp 222.409.000 Rp 240.455.700 Obligasi suku bunga tetap 15.943.752 110.960.000 126.903.752

Jumlah Rp 33.990.452 Rp 333.369.000 Rp 367.359.452

Klasifikasi jangka waktu Obligasi Negara Republik Indonesia dalam mata uang Rupiah yang dimiliki hingga jatuh tempo berdasarkan sisa umur sampai saat jatuh tempo adalah sebagai berikut:

2001 2000

Rupiah

1-5 tahun Rp 96.869.000 Rp 65.393.000

Lebih dari 5 tahun 236.500.000 267.976.000

Jumlah Rp 333.369.000 Rp 333.369.000

Pada tahun 2000, Pemerintah menarik kembali kelebihan Obligasi Negara Republik Indonesia dalam rangka penyertaan modal Pemerintah sebesar Rp 10.391.000.

Sesuai peraturan Bank Indonesia, Bank dapat memperdagangkan Obligasi Negara Republik Indonesia yang diperoleh dari program rekapitalisasi, setinggi-tingginya 10% dari nilai keseluruhan obligasi. Bank telah mencatatkan Obligasi Negara Republik Indonesia ke dalam klasifikasi diperdagangkan sebesar Rp 37.040.000 nilai perolehan pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000.

Harga pasar rata-rata tertimbang Obligasi Negara Republik Indonesia adalah 94,12% dan 91,78%

masing-masing pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000.

Obligasi suku bunga mengambang menghasilkan suku bunga tahunan sebesar suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan, yaitu berkisar antara 13,29% sampai dengan 17,61% dan antara 10,59% sampai dengan 14,33% masing-masing untuk tahun 2001 dan 2000.

Obligasi ini akan jatuh tempo dalam berbagai tanggal yaitu dari tanggal 25 Juli 2002 sampai dengan tanggal 25 Juli 2009.

Obligasi suku bunga tetap menghasilkan suku bunga tahunan sebesar 12% dan 14%. Obligasi ini akan jatuh tempo tanggal 15 September 2004 dan tanggal 15 Juni 2009.

(27)

9. KREDIT YANG DIBERIKAN

Rincian kredit yang diberikan berdasarkan jenis kredit, sektor ekonomi, jangka waktu sesuai dengan perjanjian dan sisa umur jatuh tempo serta penggolongan kolektibilitas kredit adalah sebagai berikut:

a. Jenis Kredit

Rupiah

2001

Dalam Perhatian

Lancar Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah

Modal kerja Rp 3.301.273.164 Rp 10.489.122 Rp 11.280.135 Rp 4.636.656 Rp 32.396.415 Rp 3.360.075.492

Penyisihan kerugian ( 33.012.732) ( 1.783.151 ) ( 5.076.061 ) ( 3.245.659 ) ( 32.396.415 ) ( 75.514.018 )

Jumlah 3.268.260.432 8.705.971 6.204.074 1.390.997 - 3.284.561.474

Program pemerintah 501.764.911 15.316.215 28.030.705 2.909.005 2.149.704 550.170.540

Penyisihan kerugian ( 5.017.649) ( 2.778.793 ) ( 12.613.817 ) ( 2.036.304 ) ( 2.149.704 ) ( 24.596.267 )

Jumlah 496.747.262 12.537.422 15.416.888 872.701 - 525.574.273

Investasi 540.938.154 15.177.521 2.062.222 857.135 9.503.169 568.338.201

Penyisihan kerugian ( 5.409.382 ) ( 2.580.178 ) ( 928.000 ) ( 599.994 ) ( 9.503.169 ) ( 19.020.723 )

Jumlah 535.528.772 12.597.343 1.134.222 257.141 - 549.517.478

Konsumsi 270.767.298 10.877.266 3.647.991 1.946.240 244.820 287.483.615

Penyisihan kerugian ( 2.707.673 ) ( 1.849.135 ) ( 1.641.596 ) ( 1.362.368 ) ( 244.820 ) ( 7.805.592 )

Jumlah 268.059.625 9.028.131 2.006.395 583.872 - 279.678.023

Sindikasi 80.024.425 - - - - 80.024.425

Penyisihan kerugian ( 800.244 ) - - - - ( 800.244 )

Jumlah 79.224.181 - - - - 79.224.181

Direksi dan karyawan 17.554.441 - - - - 17.554.441

Penyisihan kerugian ( 175.544 ) - - - - ( 175.544)

Jumlah 17.378.897 - - - - 17.378.897

Subordinasi - - - - 3.113.618 3.113.618

Penyisihan kerugian - - - - ( 3.113.618 ) ( 3.113.618 )

Jumlah - - - - - -

Bank lain 504.463 - - - - 504.463

Penyisihan kerugian ( 5.045 ) - - - - ( 5.045 )

Jumlah 499.418 - - - - 499.418

Bersih Rp 4.665.698.587 Rp 42.868.867 Rp 24.761.579 Rp 3.104.711 Rp - Rp 4.736.433.744

Dolar Amerika Serikat

2001

Dalam Perhatian

Lancar Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah

Modal kerja Rp 26.800.488 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 26.800.488

Penyisihan kerugian ( 268.005 ) - - - - ( 268.005 )

Jumlah 26.532.483 - - - - 26.532.483

Investasi 96.674.365 - 101.946.000 - - 198.620.365

Penyisihan kerugian ( 966.744 ) - ( 50.973.000 ) - - ( 51.939.744 )

Jumlah 95.707.621 - 50.973.000 - - 146.680.621

Konsumsi 691.600 - - - - 691.600

Penyisihan kerugian ( 6.916 ) - - - ( 6.916 )

Jumlah 684.684 - - - - 684.684

Bersih Rp 122.924.788 Rp - Rp 50.973.000 Rp - Rp - Rp 173.897.788

Referensi

Dokumen terkait

Menurut pendapat kami laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk

M enurut pendapat kami , laporan keuangan ters ebut di atas menyajikan secara w ajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Bank Syariah M andiri tanggal 31 Desember

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Bank Ina Perdana pada tanggal 31

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Siantar Top Tbk tanggal

Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secnra wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Reksa Dana Panin Dana Teladan tanggal 31

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Surf Aid International pada tanggal 31 Maret

Auditor berpendapat, Bank menyajikan laporan keuangan secara wajar, dalam semua hal material, posisi keuangan Bank pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, dan hasil usaha perubahan

Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasian yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian PT Kimia